Dokumen tersebut membahas tentang asepsis dan antisepsis, termasuk definisi, tujuan, dan contoh-contoh bahan antiseptik yang umum digunakan. Juga dibahas tentang sterilisasi, desinfeksi tingkat tinggi, dan penanganan sampah medis secara aman untuk mencegah penyebaran infeksi.
2. ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK
Istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan upaya kombinasi untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam area tubuh manapun yang sering
menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi
jumlah mikroorganisme pada permukaan
hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati
(alat-alat bedah dan barang-barang yang
lain)
3. ANTISEPSIS
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme
pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh
lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
4. KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme
secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi,
endospora)
Efektivitas
Kecepatan aktivitas awal
Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk
meredam pertumbuhan
Tidak mengakibatkan iritasi kulit
Tidak menyebabkan alergi
Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
5. Contoh larutan antiseptik :
•
•
•
•
•
•
•
•
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex
tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol
tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
6. Mikroorganisme :
• Agen penyebab infeksi
• Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi,
parasit
• Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri
dibagi menjadi 3 kategori :
1. Vegetatif contoh : stafilokokus
2. Mikobakteria, contoh : tuberkolosis
3. Endospora, contoh : tetanus
• Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh
lapisan pelindungnya
7. Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit
dan virus) termasuk endospora bakteri pada
benda mati atau instrumen dengan cara uap air
panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering
(oven), sterilan kimia atau radiasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri
pada benda mati dengan cara merebus, mengukus
atau penggunaan desinfektan kimiawi
8. DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT
atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
kimia
9. DEKONTAMINASI :
Proses yang membuat objek mati lebih
aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV,
HIV tetapi tidak membasmi)
Peralatan medis dan permukaan harus di
dekontaminasi segera setelah terpapar
darah atau cairan tubuh
PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :
Tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua darah, cairan, tubuh,
benda asing dari kulit atau instrumen.
10. DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
CUCI DAN BILAS
Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam
Metode yang dipilih
Metode alternatif
Sterilisasi
OTOKLAF
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
PANAS KERING KIMIAWI
106 kPa
170 ˚C
121 ˚C
60 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus
Rendam
10-24 jam
REBUS / KUKUS
Panci tertutup
20 menit
DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN
KIMIAWI
Rendam
20 menit
Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
11. STERILISASI :
1. STERILISASI UAP
121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
20 ' untuk alat tidak terbungkus
30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai
160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurangkurangnya 10 jam
Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau
sebelum disimpan
12. DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
1.
2.
DTT dengan merebus
Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
Merebus 20‘ dalam panci tertutup
Seluruh alat harus terendam
Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah
tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1
minggu
DTT dengan mengukus
Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
Keringkan dalam kontainer DTT
13. 3. DTT dengan kimia :
Desinfektan kimia untuk DTT
klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
Langkah-langkah DTT Kimia :
DEkontaminasi
Cuci+bilas
keringkan
Rendam semua alat dalam larutan desinfektan
selama 20‘
Bilas dengan air yang telah direbus dan
dikeringkan di udara
Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer
yang kering dan telah di DTT
14. CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :
•
Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
% larutan yang diinginkan
•
JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%
Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak)
kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat
•
Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
•
15. Jawab :
1. Air
Klorin
2.
1 liter
Air
Klorin
= 9 x 500 cc = 450 cc
10
= 1 x 500 cc = 50 cc
10
500 cc
= 1000 cc
= 9 x 1000 cc = 900 cc
10
= 1 x 1000 cc = 100 cc
10
1000 cc
16. PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
Tujuan :
Melindungi petugas pembuangan sampah dari
perlukaan
Melindungi penyebaran infeksi terhadap para
petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi terhadap para
petugas kesehatan
Mencegah penularan infeksi pada masyarakat
sekitarnya
Membuang bahanbahan berbahaya (bahan toksik
dan radioaktif) dengan aman
17. Sampah medis terbagi 2 :
1. Tidak terkontaminasi
Tidak memberikan resiko infeksi
Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik
yang digunakan didalam klinik
Dapat dibuang ditempat sampah umum
2. Terkontaminasi
Membawa mikroorganisme yang mempunyai
potensi menularkan infeksi kepada orang yang
kontak baik nakes maupun masyarakat
Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari
kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa,
kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai
(jarum suntik, pisau)
18. 3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan
infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena
mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau
botol yang mengandung obat kadaluwarsa,
vaksin, reagen desinfektan)
Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk
kemoterapi)
Sampah yang mengandung logam berat (misal
air raksa dari termometer yang pecah, bahan
bekas gigi,dll)
Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat
didaur ulang (misal kaleng penyembur) yang
dapat meledak bila dibakar.
19. SAMPAH KERING
Jarum, kapas, kasa, pembalut
Pisau skapel, botol obat, dll
DIBAKAR DALAM
INSINERATOR
Abunya (berisi gelas / benda
Yang tidak terbakar) ditanam
Dalam lubang tertutup
SAMPAH BASAH
Darah,
jaringan plasenta, bagian
janin
Dirumah sakit
dikumpulkan
dalam wadah
terpisah
Dibuang dalam lubang
yang dalam dan tertutup
20. PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk
jarum secara tidak sengaja
Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan
atau melepaskan jarum yang akan dibuang
Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh
wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam insinerator
Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum
harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand
tehnik) lalu ditanam dalam tanah.
Tempat sampah hitam
sampah tidak kontaminasi
Tempat sampah kuning
sampah terkontaminasi