Dokumen tersebut membahas mengenai stunting pada anak, penyebabnya, dan upaya pencegahannya. Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang sejak bayi, status gizi ibu yang buruk, berat bayi lahir rendah, tidak mendapat ASI eksklusif, infeksi pada dua tahun pertama, dan lingkungan yang kurang bersih. Upaya pencegahannya meliputi pemberian ASI eksklusif, imunisasi, MPASI
2. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis
yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi.
3.
4.
5.
6.
7. status gizi ibu yang
buruk sebelum hamil
(LILA < 23,5 cm) dan
kurangnya asupan
gizi ibu selama hamil
BBLR (BERAT
BAYI LAHIR
<2500 GR)
STUNTIN
G
Hasil penelitian menyatakan bahwa bayi
yang memiliki berat lahir rendah memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting,
memiliki sistem kekebalan tubuh rendah,
dan IQ yang lebih rendah.
8. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan, pemberian ASI
eksklusif sangat berkaitan dengan kejadian stunting pada
anak.
Sekitar 48 dari 51
anak yang stunting
tidak mendapatkan
ASI eksklusif.
Hal ini disebabkan karena pada
saat ASI dihentikan, anak tidak
mendapatkan zat kekebalan yang
terkandung dalam ASI. Sedangkan
jika MPASI yang diberikan tidak
higenis atau anak belum siap
mengonsumsi makanan, ia akan
terkena infeksi.
9. Asupan energi dan protein
yang kurang pada anak
dapat menyebabkan
pertumbuhannya terhambat,
sehingga terjadi stunting.
Untuk itu pemberian
makanan pada bayi harus
tepat cara penyajian, tekstur,
dan frekuensi untuk
mencegah kekurangan
asupan energi dan protein
pada anak.
10. Pemberian imunisasi pada anak memiliki tujuan penting, yaitu untuk
mengurangi risiko anak terinfeksi dan mencegah kematian pada anak,
misalnya akibat TBC, difteri, tetanus, pertussis, polio, campak, hepatitis
B, dan sebagainya.
Anak
terserang
infeksi, sakit.
Penyerapan
makanan
tidak
maksimal
Stunting
“Penyakit infeksi yang
terjadi dalam 2 tahun
pertama kehidupan
meningkatkan risiko
terjadinya stunting.”
11.
12. Faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pula untuk kesehatan ibu
hamil dan tumbuh kembang anak, karena anak usia di bawah dua tahun rentan
terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
Sanitasi dan
kebersihan
lingkungan
rendah
Gangguan
saluran
cerna pada
anak
Anak rentan
terhadap
penyakit
Penyerapan
makanan
tidak
maksimal
STUNTING
Adapun akses terhadap
sanitasi
yang baik berkontribusi
dalam penurunan
stunting sebesar 27%.
13.
14. Ibu hamil disarankan untuk
mengonsumsi makanan yang
beragam sesuai pesan gizi
seimbang, konsumsi Tablet
Tambah Darah untuk persiapan
melahirkan, Aktivitas fisik sesuai
kondisi ibu hamil, dan minum air
putih 8 gelas per hari
15. Beri bayi ASI Ekslusif selama 6 bulan tanpa diberi tambahan makanan dan
minuman apapun.
Manfaat ASI
ASI mengandung nutrisi
lengkap untuk bayi
ASI mudah dicerna
lambung
Bayi yang diberi ASI
memiliki daya tahan
tubuh kuat
16. Mulai usia 6 bulan, selain
ASI bayi diberi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian ASI terus
dilakukan sampai bayi
berumur 2 tahun atau lebih.
17. Pada bulan febuari dan bulan
agustus dikenal dengan bulan
Vitamin A, dimana seluruh anak
yang berusia 6 bulan sampai 59
bulan akan mendapatkan
vitamin A gratis di Posyandu
atau Puskesmas
Imunisasi diberikan agar bayi
siap dengan lingkungan baru
(luar kandungan) karena tidak
ada lagi kekebalan tubuh alami
yang di dapatkan dari ibu
seperti saat masih dalam
kandungan.
18. Pemantauan tumbuh kembang
anak dilakukan orangtua setiap
satu bulan sekali saat anak
berusia kurang dari satu tahun.
Setelah usia 1 tahun,
pemantauan bisa rutin
dilakukan setiap 3-6 bulan
sekali.
Ketua IDAI Jaya
mengungkapkan
pemantauan dilakukan dengan
mengukur dan memastikan berat
badan, tinggi, dan lingkar kepala
sesuai dengan pertumbuhan
anak seusianya
19. PHBS adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di
masyarakat.