2. Kebutuhan Gizi
pada Bayi 0 – 6 bulan
Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama untuk memenuhi
nutrisi bayi di enam bulan pertamanya atau disebut sebagai ASI
eksklusif.
Namun hebatnya, kebutuhan gizi harian untuk bayi dapat
terpenuhi dengan baik meski hanya dari ASI saja. Jadi sebisa
mungkin, pastikan bayi mendapatkan Asi Ekslusif selama enam
bulan penuh tanpa pemberian makanan dan minuman lainnya.
Ada dua jenis tekstur ASI yang mesti diketahui ibu, yaitu
hindmilk dan foremilk yang menandakan kandungan lemak di
dalam susu.
Hindmilk adalah ASI dengan tekstur kental yang biasanya keluar
saat akhir menyusu. Semakin banyak jumlah hindmilk yang
diperah, akan semakin banyak pula kandungan lemak di dalam
ASI.
Sementara foremilk adalah ASI yang keluar di awal menyusu.
Foremilk yang ada di dalam ASI menandakan kandungan lemak
yang rendah.
ASI memang sudah ‘dirancang’ sebagai makanan terbaik untuk
bayi yang berusia di bawah enam bulan.
Hanya dengan menyusu ASI saja, kebutuhan gizi pada bayi
sebelum usia enam bukan sebenarnya telah terpenuhi dengan
baik.
3. Angka kecukupan gizi (AKG)
harian bayi usia 0-6 bulan
Kebutuhan zat gizi makro harian bayi:
•Energi: 550 kkal
•Protein: 12 gram (gr)
•Lemak: 34 gr
•Karbohidrat: 58 gr
Kebutuhan zat gizi mikro harian bayi:
Vitamin
•Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
•Vitamin D: 5 mcg
•Vitamin E: 4 miligram (mg)
•Vitamin K: 5 mcg
Mineral
•Kalsium: 200 mg
•Fosfor: 100 mg
•Magnesium: 30 mg
•Natrium: 120 mg
•Kalium: 500 mg
4. Manfaat ASI
Makanan sekaligus minuman yang baik diberikan untuk memenuhi gizi pada
bayi usia 0-6 bulan adalah ASI.
Ada berbagai manfaat ASI lainnya yang juga bisa diperoleh bagi ibu dan
bayinya. Pertama, ASI biasanya lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh
bayi ketimbang makanan dan minuman lainnya.
Kedua, ASI bisa membantu mencegah risiko serangan berbagai penyakit
sekaligus menurunkan tingkat kematian karena penyakit tersebut.
Bahkan, pemberian ASI yang optimal dapat mempercepat proses pemulihan
ketika bayi terserang penyakit. Kabar baiknya lagi, manfaat ASI dapat
mempererat hubungan emosional antara ibu dan anak melalui interaksi
psikologisnya.
Selain itu, kolostrum atau cairan ASI berwarna bening kekuningan yang baru
keluar pertama kali ternyata kaya akan segudang nutrisi.
Kandungan kolostrum untuk memenuhi kebutuhan gizi pada bayi meliputi
vitamin A, antibodi, hingga sel darah putih. Selanjutnya, ASI akan bertansisi
menjadi cairan ASI sesungguhnya dengan warna putih susu.
5. Kandungan ASI
1. Karbohidrat
Karbohidrat yang ada di dalam ASI yaitu laktosa. Laktosa
adalah jenis karbohidrat pada ASI yang dapat menyumbang
sekitar 42 persen total energi.
2. Protein
ASI memiliki dua jenis protein. Kedua protein yang ada pada
ASI yakni whey sebanyak 60 persen dan kasein sebanyak 40
persen.
3. Lemak
ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat
dan asam alfa-linolenat. Keduanya merupakan zat
pembangun senyawa AA (arachidonic acid) dan DHA
(docosahexaenoic acid).
Asupan lemak akan menyumbang sekitar 40-50 persen
kebutuhan gizi energi harian untuk bayi.
6. Kandungan ASI
4. Vitamin
Vitamin yang ada di dalam ASI mampu memenuhi semua
kebutuhan gizi harian pada bayi. Kandungan vitamin pada ASI
meliputi vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K serta larut air
seperti B dan C.
5. Mineral
ASI juga kaya akan beragam zat gizi mineral untuk bayi. Berbagai
mineral yang terkandung di dalam ASI di antaranya zat besi,
seng, kalsium, tembaga, mangan, fluor, kromium, selenium, dan
lainnya.
7. Cara memberikan ASI untuk
bayi
Normalnya, bayi memperoleh ASI dengan cara menyusu
langsung pada payudara ibu setiap 2-3 jam sekali pada bayi baru
lahir.
Frekuensi pemberian akan berubah seiring bertambahnya usia
bayi. Namun sayangnya, tidak semua bayi dan ibu dapat
melakukan hal tersebut setiap waktu.
Pada beberapa kasus, cara pemberian ASI bisa tidak melalui
payudara langsung sehingga ASI harus diperah dan disimpan
dengan tepat.
Cara tersebut biasanya dilakukan oleh ibu menyusui yang
bekerja. Ibu menyusui yang persediaan ASI-nya sudah harus
dikeluarkan tapi bayi belum ingin menyusu juga bisa memompa
dengan pompa elektrik maupun manual.
Alhasil, ibu menyusui tersebut akan memompa ASI-nya untuk
diberikan kepada bayinya saat sudah lapar. Penting untuk
diperhatikan bahwa ASI yang sudah diperah tidak boleh disimpan
sembarangan.
8. Cara Menyimpan ASI Perah
1.ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau kantung khusus ASI), kemudian diberi
label bertuliskan tanggal dan waktu ASI diperah.
2.ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan diletakkan di bagian pintu lemari
pendingin.
3.Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:
1. ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat Celcius atau lebih rendah selama
6 bulan atau lebih.
2. ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-rata -10 derajat Celcius
dengan waktu yang berbeda. ASI segar akan awet selama 3-4 bulan bila berada di dalam freezer dan
kulkas dua pintu dan bisa awet selama 2 minggu untuk freezer dan kulkas satu pintu.
3. ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin bersuhu rata-rata 5-10 derajat
Celcius selama 5-8 hari.
4. ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau kulkas) bersuhu 27-28
derajat Celcius selama 10 jam.
5. ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali. Sementara jika ASI beku
dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali selama 24 jam dan di suhu kamar selama 1 jam.
4.Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.
5.Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama diperjalanan bila diperah dalam jarak
yang jauh, misalnya dari rumah ke kantor atau sebaliknya.
9. Cara mencairkan dan
menghangatkan ASI
1.Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2.Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar.
3.Anda bisa memindahkan ASI perah beku di dalam kulkas (24
jam), letakkan di semangkuk air hangat atau basahi wadah ASI
perah dengan air dingin mengalir yang dilanjutkan dengan air
hangat.
4.Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di
dalam air yang sangat panas karena dapat merusak kandungan
gizi di dalamnya.
5.Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar lemak
handmilk dan foremilk menyatu dengan baik.
6.Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.
Melansir dari Stanford Children’s Health, sebaiknya hindari
membekukan kembali ASI sebelumnya yang sudah dicairkan.
10. Panduan makanan bayi 7-12 Bulan
Di usianya yang semakin bertambah, kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi tentu semakin meningkat. Ini karena
ASI hanya dapat memenuhi sekitar 65-80 persen dari total kebutuhan energi dan sangat sedikit kandungan
mikronutriennya.
Itu sebabnya, pemberian ASI saja tidak mampu memenuhi semua kebutuhan zat gizi harian bayi.
Untuk melengkapi kebutuhan gizi tersebut, bayi harus mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI)
sejak usianya 6 bulan.
Proses pengenalan dan pemberian MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi juga harus dilakukan secara
bertahap.
Mula-mula Anda bisa berikan makanan bayi dalam bentuk lumat atau lembek terlebih dahulu, contohnya dalam bentuk
bubur.
Di sini, bayi akan belajar mengenali rasa dan tekstur makanan yang baru dicobanya. Selanjutnya setelah mulai terbiasa,
Anda bisa mencoba memberikan makanan dalam bentuk agak padat seperti nasi tim.
Namun, pastikan teksturnya tetap lunak sehingga memudahkan bayi saat menggigit dan mengunyahnya.
Untuk waktu pemberian MPASI guna mencukupi zat gizi harian bayi, bisa disesuaikan dengan jadwal MPASI bayi harian
sebanyak 3 kali sehari.
Bahkan, pemberian MPASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi bisa lebih tergantung seberapa banyak porsi
pemberiannya.
Pastikan juga komposisi MPASI terdiri dari berbagai jenis makanan sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi harian bayi.
Tujuannya agar bayi tidak kekurangan zat gizi tertentu serta pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya lebih optimal.
11. Komposisi MPASI
Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian
Kesehatan RI, komposisi bahan makanan untuk MPASI dibagi
menjadi dua kelompok, meliputi:
•MPASI lengkap, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, dan buah.
•MPASI sederhana, terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau
nabati, dan sayur atau buah.
Sementara kriteria MPASI yang baik untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi, yakni:
•Padat energi, protein, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng,
kalsium, vitamin A, vitamin C, dan folat.
•Tidak mengandung bumbu yang tajam, dan menggunakan gula,
garam, penyedap rasa, pewarna, maupun pengawet secukupnya
saja.
•Mudah saat dimakan dan disukai oleh anak.
12. Syarat MPASI yang baik
Menurut WHO, beberapa syarat MPASI yang baik meliputi:
•Diberikan pada waktu yang tepat, yakni ketika pemberian
ASI saja sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada bayi.
•Aman, yakni MP-ASI harus disimpan dan diberikan kepada
anak dengan tangan atau perlengkapan makan yang bersih.
•Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan
zat gizi makro dan mikronutrien bayi.
•Teksturnya disesuaikan dengan usia dan kemampuan
makan anak.
13. Teori 4 Kuadran
Salah satu syarat MPASI yang baik yakni kaya akan gizi. Maka itu, sebaiknya
pastikan MP-ASI yang Anda berikan pada si kecil mengandung 4 hal berikut:
•Karbohidrat, contohnya nasi, kentang, mie, roti, dan bihun
•Protein, terutama sumber hewani. Contohnya daging, ayam, ikan, dan telur
•Sayur atau buah-buahan untuk bayi
•Lemak, yang berasal dari minyak, santan, margarin, dan lain sebagainya
Di usia 7-12 bulan ini, pemberian lemak penting guna menyumbang asam lemak
esensial serta mendukung penyerapan vitamin larut lemak sebagai asupan gizi
untuk bayi.
Di sisi lain, lemak juga bertugas untuk meningkatkan kandungan energi pada
makanan sekaligus menguatkan fungsi sensorik bayi.
Anda bisa memberikan bayi asupan zat gizi lemak dengan menggunakan minyak
sayur pada makanannya, misalnya membuat menu MPASI bayi yang ditumis
menggunakan minyak.
Tak terkecuali pemberian zat besi yang sama pentingnya bagi asupan gizi dan
tumbuh kembang untuk bayi. Pasalnya, zat besi mampu mendukung proses
pembentukan otak, meliputi struktur serta fungsinya.
Jika asupan gizi zat besi pada bayi tidak mencukupi dapat menimbulkan terjadinya
gangguan pada struktur dan fungsi otak.