SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
CASE REPORT SESSION
Anggit Arista Nugraha 12100118171
Rifa Fitriani Dewi 12100118190
Presptor:
Nuniek Kharismawati, dr., Sp. OG
SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
2019
Identitas Istri
● Nama : Ny. S
● Umur : 44 tahun
● Pendidikan : SMP
● Pekerjaan : IRT
● Agama : Islam
● Alamat : Ciheulang
● Masuk RS : 5 November 2019
● Pemeriksaan : 5 November 2019
Identitas Suami
● Nama : Tn.A
● Umur : 49 tahun
● Pendidikan : SMA
● Pekerjaan : Buruh
● Agama : Islam
● Alamat : Ciheulang
Identitas Pasien
2
Anamnesa
Anamnesa khusus:
G7P5A1 merasa hamil 8 bulan datang ke poliklinik RSUD Al-Ihsan
Bandung untuk kontrol kehamilan. Pasien tidak mengeluhkan mulas-mulas
yang semakin sering dan kuat, keluar lendir bercampur sedikit darah dari
jalan lahir disangkal, keluar air air dari jalan lahir disangkal, Gerakan janin
masih dirasakan oleh pasien dari usia 4 bulan sampai saat ini.
Keluhan disertai nyeri kepala dan batuk. Pasien mengatakan selama
kehamilan memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan dari warung namun
pasien lupa untuk nama obat tersebut. Saat usia kehamilan 6 bulan, pasien
kontrol kehamilan ke dokter kandungan dan dilakukan pemeriksaan USG
dengan hasil terdapat kelainan mulut pada janinnya.
3
Riwayat Penyakit Sebelumnya
● Keluhan ini merupakan keluhan yang
pertama kali dialami oleh pasien.
4
Riwayat Penyakit Keluarga
● Tidak ada keluarga pasien yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien.
5
Riwayat Obstetri
6
Kehamilan Tempat Penolong Persalinan BBL JK H/M / Tahun
1 Klinik Bidan Spontan 3 kg Perempuan H / 1994
2 RS dr. Sp.OG Spontan 3 kg Perempuan H / 1998
3 Klinik Bidan Spontan 3 kg Perempuan H / 2003
4 Klinik Bidan Spontan 700 gr Laki-Laki M saat lahir/2009
5 RS Dr. SPOG Kuret,
Abortus
- M / 2010
6 Klinik Bidan Spontan 3,2 Laki-laki H / 2013
7 Hamil ini
Riwayat Pernikahan
● Menikah: Pertama kali
● Istri: Usia nikah 17th
● Suami: Usia nikah 22th
● Lama menikah: 27 tahun
7
Riwayat Menstruasi
● Menarch : 12 tahun
● Siklus haid : Tidak Teratur
● Lama haid : 3-7 hari
● Banyaknya : 3 pembalut/hari
● Dismenorea : (+)
● HPHT : 20 Maret 2019
8
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
G3P2A0
◉ HPHT : 20 Maret 2019
◉ TP : 27 Desember 2019
◉ ANC : 4 kali ke dokter kandungan.
◉ Hasil USG Terakhir: Usia : 33-34
minggu, FHR (+) 140x/menit, Laki-laki,
TBBJ: 1780 gr, Cairan Cukup, plasenta
di posterior, gerak (+), Susp
labipalatoschizosis
◉ Obat-obatan selama hamil : vitamin,
asam folat, kalsium
◉ Keluhan selama hamil : tidak ada
RIWAYAT KONTRASEPSI
◉ KB Implant
◉ Keluhan selama KB (-)
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
● Keadaan umum : Baik
● Kesadaran : Compos mentis
● Tensi : 117/72mmHg
● Nadi : 93 x/menit
● Respirasi : 20 x/menit
● Suhu : 36,5o C
● Kepala : Konjungtiva Anemis : -/-
Sklera ikterik : -/-
● Cor : Bunyi jantung I-II murni dan regular,
gallop (-), murmur (-)
● Pulmo : VBS kanan = kiri, Rh -/-, Whz -/-
● Abdomen : di status obstetrik
● Ekremitas : edema (-), Varises (-)
10
ABDOMEN
Pemeriksaan luar:
Inspeksi:
Abdomen : Cembung ke depan, sriae gravidarum (+), linea nigra (+)
Palpasi :
TFU : 30 cm
● Leopold I: teraba bagian lunak, kurang bulat, tidak melenting, kesan bokong
● Leopold II: teraba bagian-bagian kecil janin pada sisi kanan ibu (kesan ekstrimitas), teraba
bagian keras memanjang continous di sebelah kiri, kesan punggung kiri (puki).
● Leopold III: teraba bagian bulat keras, melenting dan dapat digoyangkan, kesan kepala
belum masuk PAP
● Leopold IV: tidak dilakukan
STATUS
OBSTETRIK
STATUS
OBSTETRIKABDOMEN
TFU : 30cm
HIS : (-)
BJA : (+) 144x/ menit
TBBJ : 2,635 gr
Usia Kehamilan :
• Berdasarkan TFU : 8 bulan
• Berdasarkan HPHT : 37-38 minggu
Taksiran Persalinan :
• Berdasarkan HPHT : 20 Maret 2019
• TP : 27 Desember 2019
Usulan Pemeriksaan
● USG
13
▧ Usia : 36-37 minggu, FHR (+)
▧ TP : 20-12-2019
▧ Cairan Ketuban cukup
▧ Plasenta di posterior
▧ Jenis kelamin: Laki-laki
▧ TBBJ: 2350 gram
14
Hasil Pemeriksaan
Penunjang
Hasil
Pemeriksaan
Penunjang
15
RESUME
Ny. S, 44 Thn, G7P5A1 merasa hamil 8 bulan datang ke
poliklinik RSUD Al-Ihsan Bandung untuk kontrol kehamilan.
Tanda-tanda persalinan (-), Gerakan dirasakan (+). Memiliki
riwayat mengonsumsi obat-obatan dari warung. Saat usia
kehamilan 6 bulan, diketahui terdapat kelainan mulut pada
janinnya. HPHT 20 Maret 2019, TP 27 Desember 2019, usia
kehamilan sekarang 36-37 minggu
KU baik, Vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan
obstetri menunjukan perut tampak cembung kedepan, TFU
30 cm, his (-). TBBJ 2350 gr. Leopold I kesan bokong, II kesan
puki, III kesan kepala. BJA 144x/m. Hasil USG: Usia : 36-37
minggu, FHR (+), Cairan Ketuban cukup, Plasenta di posterior,
Jenis kelamin: Laki-laki, TBBJ: 2350 gram
16
Diagnosa Kerja
● G7P5A1 gravida 36-37 minggu, janin
tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala +
labiopalatoschizis
17
Pembahasan
18
Pertumbuhan & Perkembangan Janin
● 2 minggu pertama pasca ovulasi  pembentukan fase
perkembangan  Fertilisasi, blastokista, implantasi
blastokista  vilus korionik primitif dubentuk segera
setelah implantasi
● Berkembangnya vilus korionik  produk konsepsi 
embrio
Fase Embrionik
● Dimulai pada permulaan minggu ke-3 setelah ovulasi dan
fertilisasi
● Berlangsung selama 8 minggu  saat terjadinya
organogenesis
○ Minggu ke-3 : pembuluh darah janin dalam vili korionik
○ Minggu ke-4 : sistem kardiovaskular terbentuk 
terbentuk sirkulasi sejati dalam embrio, serta antara
embrio dan vilus korionik
○ Akhir minggu ke-4 : sakus korionik berdiameter 2-3
mm, panjang embrio 4-5 mm
24
Fase Embrionik
○ Akhir Minggu ke-6 : panjang embrio 22-24 mm,
jantung telah terbentuk sempurna. Jari tangan dan
kaki telah ditemukan, lengan menekuk pada siku, bibir
atas telah sempurna.
25
Fase Janin
● Dimulai dari minggu ke-8 pasca fertilisasi/ 10 minggu
setelah awitan HPHT.
● Panjang embriofetus: 4 cm
○ Minggu ke-12 : uterus teraba di simpisis, panjang
kepala-bokong : 6-7 cm, berkembang pusat
penulangan, jari tangan-kaki, kulit, kuku, genitalia
eksterna (jenis kelamin), dan sudah ada pergerakan
spontan.
○ Minggu ke-16 : panjang kepala-bokong janin : 12 cm,
berat janin: 110 gram
26
Fase Janin
○ Minggu ke-20 : berat janin : 300 gram, bergerak
kurang lebih setiap menit. Kulit kurang transparan,
lanugo,dan sebagian rambut sudah tumbuh.
○ Minggu ke-24 : berat: 630 gram, kulit tampak keriput,
penimbunan lemak
○ Minggu ke-28 : panjang janin : 25 cm, bb: 1100 gram.
Kulit kaseosa
○ Minggu ke-32 : panjang janin : 28 cm, berat : 1800
gram
○ Minggu ke-36 : panjang janin : 32 cm, bb: 2500 gram.
○ Minggu ke-40 : panjang janin : 36 cm, bb: 3400 gram.
27
KELAINAN KONGENITAL
PADA ANAK
DEFINISI
● Kelainan Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah
suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi
ketika dia dilahirkan.
Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan
bawaan yang berat.
Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat
anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis
ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan
bersifat ringan.
Gambaran Umum
● Anomali kongenital adalah abnormalitas bawaan yang
ditemui saat lahir.
● Terdapat berbagai jenis malformasi dalam struktur,
posisi atau fungsi dari suatu organ atau sistem.
● Anomali kongenital merupakan penyebab umum
mortalitas dan disabilitas pada awal kehidupan.
● Penyebabnya berkisar dari kelainan genetik yang
diturunkan hingga gangguan teratogenik terhadap
fetus yang sedang berkembang.
PENYEBAB
● 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak
diketahui; sisanya disebabkan oleh faktor
lingkungan atau genetik atau kombinasi dari
keduanya.
Kelainan struktur atau kelainan metabolisme
terjadi akibat:
- hilangnya bagian tubuh tertentu
- kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu
- kelainan bawaan pada kimia tubuh.
● Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan
adalah kelainan jantung, diikuti oleh spina bifida dan
hipospadia.
Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya
enzim atau tidak sempurnanya pembentukan
enzim.
● Kelainan ini berbahaya bahkan bisa berakibat fatal, tetapi
biasanya tidak menimbulkan gangguan yang nyata pada
anak.
Contoh dari kelainan metabolisme adalah penyakit Tay-
Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan
fenilketonuria dll.
Faktor resiko kelainan bawaan
● Teratogenik
Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen.
● Gizi
Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko
terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya
● Faktor fisik pada rahim
(misalnya anensefalus atau atresia esofagus
● Faktor genetik dan kromosom
Genetik memegang peran penting dalam beberapa
kelainan bawaan
GEJALA
● Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik
atau mental atau bisa berakibat fatal.
Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan bawaan,
mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan
meskipun banyak diantaranya yang dapat diobati
maupun disembuhkan, tetapi kelainan bawaan
tetap merupakan penyebab utama dari kematian
pada tahun pertama kehidupan bayi.
Beberapa kelainan bawaan yang
sering ditemukan:
1. Celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing)
2. Defek tabung saraf
3. Kelainan jantung
4. Cerebral palsy
5. Clubfoot
6. Dislokasi panggul bawaan
7. Hipotiroidisme kongenital
8. Defek saluran pencernaan
9. Sindroma Down
10. Fenilketonuria
Embriologi
“EMBRIOLOGI
37
Embriologi
38
Pada akhir minggu ke-4, muncul Prominensia Fasialis
(tonjolan wajah) yang berasal dari mesenkim arkus
faringeal pertama.
Lateral dari stomodeum terdapat prominensia
maksilaris dan di bawah struktur ini terdapat
prominensia mandibularis.
Prominensia frontonasal terbentuk dari proliferasi
mesenkim yang berada di ventral dari vesikel otak dan
menjadi batas atas dari stomodeum, prominensia
frontonasal akanmenebal dan membentuk plakoda
nasalis.
Pada minggu ke-5,
Plakoda nasalis mengalami
invaginasi dan terbentuk fovea
nasalis (lekukan hdung). Proses ini
membentuk suatu hubungan
jaringan yang mengelilingi lekukan
yang disebut prominensia nasalis.
▧ Tonjolan di batas luar lekukan:
prominensia nasalis lateralis,
▧ Tonjolan di batas dalam:
prominensia nasalis mediana.
Embriologi
39
Prominensia maksilaris terus
membesar. Secara bersamaan
tonjolan ini tumbuh ke arah medial &
menekan prominensia nasalis mediana
ke arah garis tengah. Selanjutnya celah
antara prominensia nasalis mediana dan
prominensia maksilaris lenyap dan
keduanya menyatu.
▧ Bibir atas dibentuk oleh dua
prominensia nasalis mediana dan
dua prominensia maksilaris.
▧ Bibir bawah dan rahang dibentuk
oleh prominensia mandibularis.
Embriologi
40
▧ Bibir atas dibentuk oleh dua prominensia
nasalis mediana dan dua prominensia
maksilaris.
▧ Bibir bawah dan rahang dibentuk oleh
prominensia mandibularis.
Pertumbuhan prominensia
maksilaris ke medial menyebabkan kedua
prominensia nasalis mediana menyatu dan
bagian lebih dalam terbentuklah segmen
intermaksila yang terdiri dari:
○ Komponen labialis  membentuk
filtrum bibir atas
○ Komponen rahang atas 
membawa 4 gigi seri
○ Komponen palatum  membentuk
palatum primer yang berbentuk
triangular
Embriologi
41
Palatum primer terbentuk
dari segmen intermaksila tetapi
utamanya dibentuk oleh penonjolan
prominensia maksilaris yang disebut
palatine shelves pada minggu ke-6
kehamilan.
Embriologi
42
▧ Pada minggu ke-7 palatine
shelves membentuk palatum
sekunder. Pada daerah anterior
shelves menyatu dengan
triangular palatum primer dan
terbentuklah insisif foramen
sebagai batas tengah antara
palatum primer dan sekunder.
Pada minggu ke-6 kehamilan
juga nasal pit menjadi lebih
dalam
43
“CLINICAL SCIENCE
LABIOPALATOSKIZIS
44
45
DEFINISI
▧ Celah bibir adalah kelainan
kongenital berupa bentuk
abnormalitas dari bentuk bibir
akibat kegagalan proses
penyatuan processus selama
perkembangan embrio pada
kehamilan trimester pertama
▧ Celah langit – langit adalah
kelainan kongenital berupa
abnormalitas pada bentuk
langit - langit mulut atau
daerah palatum mulut.
DEFINISI
46
47
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
● Insidensi terbanyak pada pada orang Asia dan Amerika
dibandingkan kulit hitam
● Pada tahun 2014, cleft lip dengan atau tanpa cleft palate
pada orang kulit putih ditemukan sekitar 1 dari 1000
kelahiran hidup. 2: 0,5 Asia & Afrika Amerika.
● Insidensi 0.5 per 1,000 kelahiran hidup.
● Insidensi pria dan wanita  1:2
48
49
ETIOLOGI
ETIOLOGI
● Usia ibu saat hamil
● Penggunaan obat saat kehamilan
● Infeksi saat kehamilan
● Merokok saat hamil
● Riwayat keluarga celah orofasialis, jika orang tua pernah
mengalami maka kemungkinan meningkat 4%
50
51
KLASIFIKASI
52
Labioskizis (pre-alveolar cleft)
 Palatoskizis (post-alveolar cleft)
 Labiopalatoskizis (alveolar cleft)
Labioskizis (pre-alveolar cleft)
● Komplit : melibatkan mukosa bibir serta proses alveolaris
(palatum primer) hingga ke dasar hidung disertai
deformitas nasalis. Jenis ini merupakan celah bibir yang
sering disertai dengan celah palatum (labiopalatoskizis).
● Inkomplit : garis sumbing tidak mencapai dasar lubang
hidung, dasar lubang hidung harus intak dan bagian ini
sering disebut Simonart’s Band.
● Microform : merupakan bentuk yang paling ringan.
Mikrofrom tampak sebagai defek kecil pada bagian atas
dari vermilion sehingga batas dari mukokutan hilang.
53
54
Labioskizis (pre-alveolar cleft) – cont..
● Bilateral komplit : Jika celah bibir terjadi di kedua sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung. Dapat terlihat adanya
penonjolan pada daerah premaxilla, yang disebabkan tidak
adanya hubungan dengan daerah lateral dari palatum
durum.
● Bilateral inkomplit : Jika celah ini terjadi secara inkomplit
dimana kedua hidung dan daerah kedua premaxilla tidak
mengalarni pemisahan dan hanya menyertakan dua sisi
bibir.
55
Palatoskizis (post-alveolar cleft)
Celah pada palatum dapat terjadi bersamaan dengan celah pada bibir
ataupun terjadi hanya pada palatum itu sendiri.
● Komplit : jika celah mengenai palatum lunak dan palatum keras
● Parsial : jika celah hanya mengenai palatum lunak saja
● Submukosa : mukosa palatum lunak masih intak tetapi terbelah di posterior
menyebabkan uvula seperti terbagi dua. Terdapat midline lucency pada
palatum lunak yang disebut zona pelusidum.
56
57
Labiopalatoskizis (alveolar cleft)
● Unilateral : celah pada bibir, alveolar, dan palatum pada
satu sisi
● Bilateral : celah pada bibir, alveolar, dan palatum pada
kedua sisi
58
59
60
PATOFISIOLOGI
Celah pada bibir (palatum primer) terjadi ketika prominensia nasolateral dan
nasonedial frontonasal tidak menyatu dengan prominensia maksilaris, hal ini terjadi pada
minggu ke-5 hingga 7 kehamilan. Celah pada palatum (palatum sekunder) terjadi ketika
lateral palatine shelves tidak menyatu di midline dari masing-masing sisi ataupun ke
palatum primer.
PATOFISIOLOGI
Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester
Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan
maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu.
Palatoskisis disebabkan kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan
7-12 minggu.
kegagalan penggabungan garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan
PATOFISIOLOGI
64
MANIFESTASI KLINIS
• Tampak ada celah pada uvula, palato lunak, dan keras dan/atau foramen incisive
• Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat di periksa dengan jari
• Adanya rongga pada hidung
• Kesulitan dalam menghisap atau makan
• Aspirasi
Efek terhadap fungsi
1. Mengisap dan makan : adanya lobang pada palatum bisa menyebabkan masuk ke
hidung ataupun laring.
2. Bicara : Pasien dengan palatoschisis sukar dalam penyebutan b,d, k, p,t, g.
3. Pertumbuhan gigi
4. Hidung : Membrana mukosa dari saluran pernafasan atas bisa dikontaminasi dengan
mikroorganisme dari mulut.
66
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Kesulitan menyusui, makan, berbicara,
dan kesulitan mendengar. Riwayat
keluarga dengan keluhan serupa, adanya
riwayat defisiensi nutrisi/vitamin pada ibu
dan penggunaan obat-obatan teratogenik
selama trimester pertama kehamilan,
serta adanya riwayat penyalahgunaan
alcohol dan kebiasaan merokok saat
hamil.
PEMERIKSAAN FISIK
Pembagian berdasarkan International
Classification of the Diseases (ICD),
mencakup celah anatomis organ terlibat,
lengkap atau tidaknya celah, unilateral
atau bilateral
67
PENUNJANG
menggunakan transvagina ultrasonografi
pada minggu ke-l1 masa kehamilan dan
bisa juga dideteksi dengan menggunakan
transabdominal ultrasonografi pada usia
kehamilan minggu ke-16
dokter ahli dapat mendiagnosa sekitar
80% dari pemeriksaan prenatal jika
mereka menggunakan 3-dimensi
ultrasonografi.
69
KOMPLIKASI
 Kesulitan makan
 Infeksi telinga tengah dan gangguan pendengaran
 Gangguan pertumbuhan gigi
 Gangguan bicara
 Gangguan pertumbuhan maksila
 Aspirasi
 Resiko infeksi saluran nafas
71
TATALAKSANA
PENATALAKSANAAN
Syarat pembedahan memenuhi rumus rule of ten
Terapi atau tindakan pada labiopalatoschisis
adalah dengan tindakan bedah
1. Berat badan sekurang-kurangnya 10
pon (4,5kg)
2. Umur sekurang-kurangnya 10 minggu
3. Kadar Hb > 10gr%
4. Jumlah leukosit < 10.000/mm3
Bayi yang menderita labioschisis mengalami kesulitan pada waktu menyusui. Jika
terdapat palatoschisis bayi perlu diberi minum dengan menggunakan dot. Pemberian
susu dianjurkan dalam posisi tegak 15º dan ukuran dot yang agak besar. Persiapan untuk
tindakan pembedahan dengan observasi bayi berumur lebih 10 minggu, berat 10 pon atau
5 kg, dan memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr% dan tak ada infeksi lekosit di bawah
10.000.
Pada labioskisis unilateral dilakukan labioplasti menggunakan teknik Millard dengan prinsip
merotasi dan memajukan. Tujuan dari operasi pada unilateral labioskisis adalah ke level Cupid;s bow
dan rekonstruksi filtrum sentral bibir.
Labioskisis bilateral penting dilakukan presurgical infant orthopedics (PSIO) dengan retraksi
premaksila ke arkus maksilaris, mereposisi segmen bibir dengan meregangkan rudimentary columella.
Kasus ini menggunakan teknik Mulliken, filtrum baru dibuat dari prolabium dan disambungkan dengan
bibir lateral pada otot orbicularis oris yang diperbaiki.
Tujuan utama operasi celah palatum agar
pasien dapat berbicara secara normal yang
merupakan bagian dari velopharyngeal
competence. Celah palatum biasanya dilakukan
pembedahan ketika bayi berusia 6 hingga 18
bulan. Celah palatum dikerjakan dengan teknik
flap/palatoplasty
Palatoplasti :
» Membuat dua flap dari mukosa langit-langit.
» Flap diperdarahi arteri palatina mayor yang
keluar dari batas palatum durum dan palatum
mole.
» Setelah diangkat, flap digeser ke medial dan
dijahitkan dengan benang yang dapat diserap
dua lapis, yaitu lapis nasal dan lapis oral.
» Karena flap digeser ke medial, terdapat defek
jaringan lunak di sebelah lateral langit-langit, di
sebelah kranial defek adalah tulang palatum.
Celah ini dapat diisi dengan tampon yang
mengaktifkan faktor pembekuan darah yang
kelak akan diseraptubuh.
» Selama 3 minggu, biasanya celah ini sudah
tertutup epitel baru.
Post-operasi
● Dianjurkan untuk memberikan makanan lewat NGT sampai 10 hari postoperatif
kemudian baru bisa makan sebagaimana biasa.
● Menginstruksikan kepada kedua orang tua untuk tidak memberikan mainan
atau dot yang memiliki permukaan yang tajam selama 2 minggu setelah
operasi.
● Garis jahitan luka yang terbuka pada dasar dari bibir dan hidung dapat
dibersihkan menggunakan cotton swabs yang dicelupkan ke hydrogen
peroksida serta antibiotik topikal dapat diberikan beberapa kali sehari.
● Pengangkatan jahitan luka yang permanen pada 5 sampai 7 hari postoperatif
jika menggunakan cyanoacrylate adhesive, tidak ada penatalaksanaan
tambahan selama periode pertengahan postoperatif dan secara bertahap
mulai meningkat 6-12 bulan setelah rekonstruksi.
78
Prognosis
● Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini melakukan operasi saat
usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki penampilan wajah
secara signifikan.Dengan adanya teknik pembedahan yang makin
berkembang, 80% anak dengan labiopalatoschisis yang telah
ditatalaksana mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang
baik.
79
Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bibir
sumbing adalah:
a. Menghindari Merokok
Ibu yang merokok mungkin merupakan faktor resiko lingkungan terkait untuk
terjadinya celah.
b. Nutrisi
Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I kehamilan
sangat penting bagi tumbuh kembang yang normal bagi fetus.
 Asam Folat
Asam folat memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. Pertama
dalam proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah terjadinya
anemia dalam kehamilan lanjut. Kedua, ialah dalam mencegah defek
kongenital selama tumbuh kembang embrionik.
DIAGNOSIS PRENATAL
Perbedaan antara tes diagnosis dan skrining:
 Tes untuk diagnosis:
- Untuk menjawab apakah penderita mengalami masalah
ini?
- Tes diagnostik umumnya rumit, perlu peralatan, analisis
dan interpretasi yang canggih
- Mahal, hanya dilakukan pada kelompok penderita yang
punya risiko
 Tes untuk tujuan skrining:
- Pada kelompok penderita yang sehat
- Sering dilakukan pada seluruh populasi yang sesuai
- Murah, mudah digunakan
- Dapat ditafsirkan oleh semua orang
- Fungsi hanya membantu untuk mengetahui siapa yang
berisiko tinggi dari populasi berisiko rendah
Diagnosis prenatal dan/atau skrining prenatal:
 Berbagai teknik dan prosedur yang
dilakukan selama kehamilan untuk
mengidentifikasi adanya abnormalitas pada
struktur dan/atau fungsi organ pada janin
yang sedang tumbuh
Skrining prenatal:
 Tujuannya untuk mengetahui apakah janin mempunyai
risiko mengalami kelainan genetik atau kelainan kongenital
tertentu
Diagnostik prenatal:
 Untuk mengetahui secara pasti bahwa janin tersebut
benar-benar mengalami kelainan genetik dan/atau kelainan
bawaan tertentu
Diagnostik prenatal dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
1. Kehamilan berisiko yang mengakibatkan kelainan bawaan
pada janinnya
2. Mencari adanya kelainan bawaan yang paling sering
terjadi pada janin meskipun tidak jelas adanya faktor risiko
3. Mencari adanya gangguan struktural ataupun
pertumbuhan pada janin
Indikasi diagnosis prenatal:
 Konseling pra tindakan harus dipertimbangkan sebelum
tindakan dilakukan
 Telaah riwayat medik keluarganya
 Menjelaskan risiko kelainan genetik dan/atau kelainan
bawaan yang mungkin timbul pada kehamilan tersebut
 Membantu membuat keputusan untuk menentukan sikap
penderita
Skrining prenatal:
 Dapat dilakukan pada setiap kehamilan yang mungkin mengalami
gangguan kelainan genetik dan/atau kelainan bawaan tertentu
 Harus mudah, murah dan tidak invasif
a) USG:
- Nuchl Fold Translucency
- 11 – 13 minggu
b) Skrining petanda serum maternal
- Untuk mengetahui adanya kelainan khromosom (trisomi
21/Sindrome Down dan trisomi 18)
- Kelainan tabung neuron (NTD)
1. Skrining pada trimester I (11 – 13mg)
- Serum  Human Chorionic Gonadotropin bebas (free HCG), dan
- Pregnancy-ascociated plasma protein A (PAPP-A)
- Bila digabung dengan pengukuran NT  dapat mendeteksi
Sindrome Down sampai 80-85%
2. Skrining pada trimester II (15 – 18mg)
- Triple screening
-  feto protein
- Unconjugated estriol
- Human Chorionic Gonadotropin
- Hasilnya sangat tergantung pada:
- Umur kehamilan
- Jumlah janin
- Berat badan
Diagnosis prenatal
 Dilakukan bila pada skrining prenatal atau riwayat keluarga
yang terdapat risiko kelainan genetik
 Diagnosis prenatal direkomendasikan pada:
• Usia ibu 35 th
• Pernah punya anak dan kelainan khromosom misal,
Down Syndrome
• Dikeluarga ada yang mengalami cacat bawaan
Teknik diagnosis prenatal
A. Amniosintesis
- Dilakukan pada umur kehamilan 15 – 20mg
- Penyulit tindakan: abortus (0,5 – 1%), infeksi, perdarahan
dan kontraksi uterus pada 1 – 5% seluruh prosedur
B. Biopsi Vili Koriales
- Dilakukan pada umur kehamilan 10 – 13mg dengan
tuntunan USG
- Risiko aborsi 1 – 2%
- Perdarahan pervaginam, nyeri perut, infeksi
Kordosintesis
- Nama lain: Percutaneous Umbilical Blood
Sampling (PUBS)
- Ambil darah dari vena umbilicales sejak umur
kehamilan 12mg
C. Pemeriksaan khromosom (Analisis khromosom)
- Pada kasus hasil skrining mengindikasikan
kelainan khromosom dilanjutkan dengan analisis
khromosom
Teori & Kasus
100
Teori Kasus
Etiologi dan
Faktor
Resiko
• Usia ibu saat hamil
• Penggunaan obat saat
kehamilan
• Infeksi saat kehamilan
• Merokok saat hamil
• Riwayat keluarga celah
orofasialis, jika orang tua pernah
mengalami maka kemungkinan
meningkat 4%
• Usia pasien 44 thn
• Pasien
mengatakan
selama kehamilan
memiliki riwayat
mengonsumsi
obat-obatan dari
warung namun
pasien lupa untuk
nama obat
tersebut.
101
Teori Kasus
Diagnosis ANAMNESIS
Kesulitan menyusui, makan, berbicara, dan
kesulitan mendengar. Riwayat keluarga dengan
keluhan serupa, adanya riwayat defisiensi
nutrisi/vitamin pada ibu dan penggunaan obat-
obatan teratogenik selama trimester pertama
kehamilan, serta adanya riwayat penyalahgunaan
alcohol dan kebiasaan merokok saat hamil.
PEMERIKSAAN FISIK
Pembagian berdasarkan International Classification
of the Diseases (ICD), mencakup celah anatomis
organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah,
unilateral atau bilateral
PENUNJANG
menggunakan transvagina ultrasonografi pada
minggu ke-l1 masa kehamilan dan bisa juga
dideteksi dengan menggunakan transabdominal
ultrasonografi pada usia kehamilan minggu ke-16.
dokter ahli dapat mendiagnosa sekitar 80% dari
pemeriksaan prenatal jika mereka menggunakan 3-
dimensi ultrasonografi.
ANAMNESIS
Adanya riwayat dan penggunaan obat-obatan teratogenik
selama trimester pertama kehamilan.
PENUNJANG
menggunakan 3-dimensi ultrasonografi : terdeteksi
LABIOPALATOSKIZIS
TERIMAKASIH
102

More Related Content

What's hot

PPT SOAP Bumil Postmatur
PPT SOAP Bumil PostmaturPPT SOAP Bumil Postmatur
PPT SOAP Bumil PostmaturChiyapuri
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)Fahruddin Nerazzurri
 
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaAskep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaSarjan unissula
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Adeline Dlin
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normal
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normalAsuhan kesehatan pada bayi baru lahir normal
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normalAprillia Indah Fajarwati
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada nyPendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada nyOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Pnc aty AKBID PARAMATA RAHA
Pnc aty AKBID PARAMATA RAHAPnc aty AKBID PARAMATA RAHA
Pnc aty AKBID PARAMATA RAHA
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
PPT SOAP Bumil Postmatur
PPT SOAP Bumil PostmaturPPT SOAP Bumil Postmatur
PPT SOAP Bumil Postmatur
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal (anik)
 
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluargaAskep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
Askep antenatal normal, adaptasi d tugas perkembangan keluarga
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normalAsuhan kebidanan pada ibu hamil normal
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Anc linda hikmat
Anc linda hikmatAnc linda hikmat
Anc linda hikmat
 
ASKEB ANC
ASKEB ANCASKEB ANC
ASKEB ANC
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Air ketuban
Air ketubanAir ketuban
Air ketuban
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologisAsuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
Asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis
 
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normal
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normalAsuhan kesehatan pada bayi baru lahir normal
Asuhan kesehatan pada bayi baru lahir normal
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada nyPendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal patologi pada ny
 

Similar to KELAINAN BIBIR DAN LANGIT-LANGIT MULUT

Case 2 blighted ovum (autosaved)
Case 2 blighted ovum (autosaved)Case 2 blighted ovum (autosaved)
Case 2 blighted ovum (autosaved)fedorajolie
 
ppt gadar .pptx
ppt gadar .pptxppt gadar .pptx
ppt gadar .pptxnawun1
 
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41DiegoNelciano
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxEvaYulia23
 
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3hiyalulya
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiManajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI PARTISIPASI.docx
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI  PARTISIPASI.docxASKEB KOMPRE FISIOLOGI  PARTISIPASI.docx
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI PARTISIPASI.docxLiskaAndrianiAR
 

Similar to KELAINAN BIBIR DAN LANGIT-LANGIT MULUT (20)

Case 2 blighted ovum (autosaved)
Case 2 blighted ovum (autosaved)Case 2 blighted ovum (autosaved)
Case 2 blighted ovum (autosaved)
 
ppt gadar .pptx
ppt gadar .pptxppt gadar .pptx
ppt gadar .pptx
 
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
Oligohidroamnion pada pasien hamil post mature 41
 
260270809 ppt-obsgin
260270809 ppt-obsgin260270809 ppt-obsgin
260270809 ppt-obsgin
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptxPPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
PPT FIX_ NENENG SARI YULIA DEWI.pptx
 
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
Hiyal ulya lk5 hamil tm 3
 
Aaaaaaaaaaasssssssskb
AaaaaaaaaaasssssssskbAaaaaaaaaaasssssssskb
Aaaaaaaaaaasssssssskb
 
Dokumentasi kebidanan (2)
Dokumentasi kebidanan (2)Dokumentasi kebidanan (2)
Dokumentasi kebidanan (2)
 
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiManajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Askeb riskayani ke 2
Askeb riskayani ke 2Askeb riskayani ke 2
Askeb riskayani ke 2
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Laporan skenario c (2)
Laporan skenario c (2)Laporan skenario c (2)
Laporan skenario c (2)
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI PARTISIPASI.docx
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI  PARTISIPASI.docxASKEB KOMPRE FISIOLOGI  PARTISIPASI.docx
ASKEB KOMPRE FISIOLOGI PARTISIPASI.docx
 
Askep post sc
Askep post scAskep post sc
Askep post sc
 

Recently uploaded

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 

Recently uploaded (20)

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 

KELAINAN BIBIR DAN LANGIT-LANGIT MULUT

  • 1. CASE REPORT SESSION Anggit Arista Nugraha 12100118171 Rifa Fitriani Dewi 12100118190 Presptor: Nuniek Kharismawati, dr., Sp. OG SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RSUD AL-IHSAN BANDUNG 2019
  • 2. Identitas Istri ● Nama : Ny. S ● Umur : 44 tahun ● Pendidikan : SMP ● Pekerjaan : IRT ● Agama : Islam ● Alamat : Ciheulang ● Masuk RS : 5 November 2019 ● Pemeriksaan : 5 November 2019 Identitas Suami ● Nama : Tn.A ● Umur : 49 tahun ● Pendidikan : SMA ● Pekerjaan : Buruh ● Agama : Islam ● Alamat : Ciheulang Identitas Pasien 2
  • 3. Anamnesa Anamnesa khusus: G7P5A1 merasa hamil 8 bulan datang ke poliklinik RSUD Al-Ihsan Bandung untuk kontrol kehamilan. Pasien tidak mengeluhkan mulas-mulas yang semakin sering dan kuat, keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir disangkal, keluar air air dari jalan lahir disangkal, Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien dari usia 4 bulan sampai saat ini. Keluhan disertai nyeri kepala dan batuk. Pasien mengatakan selama kehamilan memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan dari warung namun pasien lupa untuk nama obat tersebut. Saat usia kehamilan 6 bulan, pasien kontrol kehamilan ke dokter kandungan dan dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil terdapat kelainan mulut pada janinnya. 3
  • 4. Riwayat Penyakit Sebelumnya ● Keluhan ini merupakan keluhan yang pertama kali dialami oleh pasien. 4
  • 5. Riwayat Penyakit Keluarga ● Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. 5
  • 6. Riwayat Obstetri 6 Kehamilan Tempat Penolong Persalinan BBL JK H/M / Tahun 1 Klinik Bidan Spontan 3 kg Perempuan H / 1994 2 RS dr. Sp.OG Spontan 3 kg Perempuan H / 1998 3 Klinik Bidan Spontan 3 kg Perempuan H / 2003 4 Klinik Bidan Spontan 700 gr Laki-Laki M saat lahir/2009 5 RS Dr. SPOG Kuret, Abortus - M / 2010 6 Klinik Bidan Spontan 3,2 Laki-laki H / 2013 7 Hamil ini
  • 7. Riwayat Pernikahan ● Menikah: Pertama kali ● Istri: Usia nikah 17th ● Suami: Usia nikah 22th ● Lama menikah: 27 tahun 7
  • 8. Riwayat Menstruasi ● Menarch : 12 tahun ● Siklus haid : Tidak Teratur ● Lama haid : 3-7 hari ● Banyaknya : 3 pembalut/hari ● Dismenorea : (+) ● HPHT : 20 Maret 2019 8
  • 9. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG G3P2A0 ◉ HPHT : 20 Maret 2019 ◉ TP : 27 Desember 2019 ◉ ANC : 4 kali ke dokter kandungan. ◉ Hasil USG Terakhir: Usia : 33-34 minggu, FHR (+) 140x/menit, Laki-laki, TBBJ: 1780 gr, Cairan Cukup, plasenta di posterior, gerak (+), Susp labipalatoschizosis ◉ Obat-obatan selama hamil : vitamin, asam folat, kalsium ◉ Keluhan selama hamil : tidak ada RIWAYAT KONTRASEPSI ◉ KB Implant ◉ Keluhan selama KB (-)
  • 10. Pemeriksaan Fisik STATUS GENERALIS ● Keadaan umum : Baik ● Kesadaran : Compos mentis ● Tensi : 117/72mmHg ● Nadi : 93 x/menit ● Respirasi : 20 x/menit ● Suhu : 36,5o C ● Kepala : Konjungtiva Anemis : -/- Sklera ikterik : -/- ● Cor : Bunyi jantung I-II murni dan regular, gallop (-), murmur (-) ● Pulmo : VBS kanan = kiri, Rh -/-, Whz -/- ● Abdomen : di status obstetrik ● Ekremitas : edema (-), Varises (-) 10
  • 11. ABDOMEN Pemeriksaan luar: Inspeksi: Abdomen : Cembung ke depan, sriae gravidarum (+), linea nigra (+) Palpasi : TFU : 30 cm ● Leopold I: teraba bagian lunak, kurang bulat, tidak melenting, kesan bokong ● Leopold II: teraba bagian-bagian kecil janin pada sisi kanan ibu (kesan ekstrimitas), teraba bagian keras memanjang continous di sebelah kiri, kesan punggung kiri (puki). ● Leopold III: teraba bagian bulat keras, melenting dan dapat digoyangkan, kesan kepala belum masuk PAP ● Leopold IV: tidak dilakukan STATUS OBSTETRIK
  • 12. STATUS OBSTETRIKABDOMEN TFU : 30cm HIS : (-) BJA : (+) 144x/ menit TBBJ : 2,635 gr Usia Kehamilan : • Berdasarkan TFU : 8 bulan • Berdasarkan HPHT : 37-38 minggu Taksiran Persalinan : • Berdasarkan HPHT : 20 Maret 2019 • TP : 27 Desember 2019
  • 14. ▧ Usia : 36-37 minggu, FHR (+) ▧ TP : 20-12-2019 ▧ Cairan Ketuban cukup ▧ Plasenta di posterior ▧ Jenis kelamin: Laki-laki ▧ TBBJ: 2350 gram 14 Hasil Pemeriksaan Penunjang
  • 16. RESUME Ny. S, 44 Thn, G7P5A1 merasa hamil 8 bulan datang ke poliklinik RSUD Al-Ihsan Bandung untuk kontrol kehamilan. Tanda-tanda persalinan (-), Gerakan dirasakan (+). Memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan dari warung. Saat usia kehamilan 6 bulan, diketahui terdapat kelainan mulut pada janinnya. HPHT 20 Maret 2019, TP 27 Desember 2019, usia kehamilan sekarang 36-37 minggu KU baik, Vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri menunjukan perut tampak cembung kedepan, TFU 30 cm, his (-). TBBJ 2350 gr. Leopold I kesan bokong, II kesan puki, III kesan kepala. BJA 144x/m. Hasil USG: Usia : 36-37 minggu, FHR (+), Cairan Ketuban cukup, Plasenta di posterior, Jenis kelamin: Laki-laki, TBBJ: 2350 gram 16
  • 17. Diagnosa Kerja ● G7P5A1 gravida 36-37 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak kepala + labiopalatoschizis 17
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. Pertumbuhan & Perkembangan Janin ● 2 minggu pertama pasca ovulasi  pembentukan fase perkembangan  Fertilisasi, blastokista, implantasi blastokista  vilus korionik primitif dubentuk segera setelah implantasi ● Berkembangnya vilus korionik  produk konsepsi  embrio
  • 24. Fase Embrionik ● Dimulai pada permulaan minggu ke-3 setelah ovulasi dan fertilisasi ● Berlangsung selama 8 minggu  saat terjadinya organogenesis ○ Minggu ke-3 : pembuluh darah janin dalam vili korionik ○ Minggu ke-4 : sistem kardiovaskular terbentuk  terbentuk sirkulasi sejati dalam embrio, serta antara embrio dan vilus korionik ○ Akhir minggu ke-4 : sakus korionik berdiameter 2-3 mm, panjang embrio 4-5 mm 24
  • 25. Fase Embrionik ○ Akhir Minggu ke-6 : panjang embrio 22-24 mm, jantung telah terbentuk sempurna. Jari tangan dan kaki telah ditemukan, lengan menekuk pada siku, bibir atas telah sempurna. 25
  • 26. Fase Janin ● Dimulai dari minggu ke-8 pasca fertilisasi/ 10 minggu setelah awitan HPHT. ● Panjang embriofetus: 4 cm ○ Minggu ke-12 : uterus teraba di simpisis, panjang kepala-bokong : 6-7 cm, berkembang pusat penulangan, jari tangan-kaki, kulit, kuku, genitalia eksterna (jenis kelamin), dan sudah ada pergerakan spontan. ○ Minggu ke-16 : panjang kepala-bokong janin : 12 cm, berat janin: 110 gram 26
  • 27. Fase Janin ○ Minggu ke-20 : berat janin : 300 gram, bergerak kurang lebih setiap menit. Kulit kurang transparan, lanugo,dan sebagian rambut sudah tumbuh. ○ Minggu ke-24 : berat: 630 gram, kulit tampak keriput, penimbunan lemak ○ Minggu ke-28 : panjang janin : 25 cm, bb: 1100 gram. Kulit kaseosa ○ Minggu ke-32 : panjang janin : 28 cm, berat : 1800 gram ○ Minggu ke-36 : panjang janin : 32 cm, bb: 2500 gram. ○ Minggu ke-40 : panjang janin : 36 cm, bb: 3400 gram. 27
  • 29. DEFINISI ● Kelainan Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan.
  • 30. Gambaran Umum ● Anomali kongenital adalah abnormalitas bawaan yang ditemui saat lahir. ● Terdapat berbagai jenis malformasi dalam struktur, posisi atau fungsi dari suatu organ atau sistem. ● Anomali kongenital merupakan penyebab umum mortalitas dan disabilitas pada awal kehidupan. ● Penyebabnya berkisar dari kelainan genetik yang diturunkan hingga gangguan teratogenik terhadap fetus yang sedang berkembang.
  • 31. PENYEBAB ● 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui; sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya. Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat: - hilangnya bagian tubuh tertentu - kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu - kelainan bawaan pada kimia tubuh.
  • 32. ● Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan adalah kelainan jantung, diikuti oleh spina bifida dan hipospadia. Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. ● Kelainan ini berbahaya bahkan bisa berakibat fatal, tetapi biasanya tidak menimbulkan gangguan yang nyata pada anak. Contoh dari kelainan metabolisme adalah penyakit Tay- Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan fenilketonuria dll.
  • 33. Faktor resiko kelainan bawaan ● Teratogenik Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. ● Gizi Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya ● Faktor fisik pada rahim (misalnya anensefalus atau atresia esofagus ● Faktor genetik dan kromosom Genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan
  • 34. GEJALA ● Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik atau mental atau bisa berakibat fatal. Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan bawaan, mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan meskipun banyak diantaranya yang dapat diobati maupun disembuhkan, tetapi kelainan bawaan tetap merupakan penyebab utama dari kematian pada tahun pertama kehidupan bayi.
  • 35. Beberapa kelainan bawaan yang sering ditemukan: 1. Celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing) 2. Defek tabung saraf 3. Kelainan jantung 4. Cerebral palsy 5. Clubfoot 6. Dislokasi panggul bawaan 7. Hipotiroidisme kongenital 8. Defek saluran pencernaan 9. Sindroma Down 10. Fenilketonuria
  • 38. Embriologi 38 Pada akhir minggu ke-4, muncul Prominensia Fasialis (tonjolan wajah) yang berasal dari mesenkim arkus faringeal pertama. Lateral dari stomodeum terdapat prominensia maksilaris dan di bawah struktur ini terdapat prominensia mandibularis. Prominensia frontonasal terbentuk dari proliferasi mesenkim yang berada di ventral dari vesikel otak dan menjadi batas atas dari stomodeum, prominensia frontonasal akanmenebal dan membentuk plakoda nasalis.
  • 39. Pada minggu ke-5, Plakoda nasalis mengalami invaginasi dan terbentuk fovea nasalis (lekukan hdung). Proses ini membentuk suatu hubungan jaringan yang mengelilingi lekukan yang disebut prominensia nasalis. ▧ Tonjolan di batas luar lekukan: prominensia nasalis lateralis, ▧ Tonjolan di batas dalam: prominensia nasalis mediana. Embriologi 39
  • 40. Prominensia maksilaris terus membesar. Secara bersamaan tonjolan ini tumbuh ke arah medial & menekan prominensia nasalis mediana ke arah garis tengah. Selanjutnya celah antara prominensia nasalis mediana dan prominensia maksilaris lenyap dan keduanya menyatu. ▧ Bibir atas dibentuk oleh dua prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris. ▧ Bibir bawah dan rahang dibentuk oleh prominensia mandibularis. Embriologi 40
  • 41. ▧ Bibir atas dibentuk oleh dua prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris. ▧ Bibir bawah dan rahang dibentuk oleh prominensia mandibularis. Pertumbuhan prominensia maksilaris ke medial menyebabkan kedua prominensia nasalis mediana menyatu dan bagian lebih dalam terbentuklah segmen intermaksila yang terdiri dari: ○ Komponen labialis  membentuk filtrum bibir atas ○ Komponen rahang atas  membawa 4 gigi seri ○ Komponen palatum  membentuk palatum primer yang berbentuk triangular Embriologi 41
  • 42. Palatum primer terbentuk dari segmen intermaksila tetapi utamanya dibentuk oleh penonjolan prominensia maksilaris yang disebut palatine shelves pada minggu ke-6 kehamilan. Embriologi 42
  • 43. ▧ Pada minggu ke-7 palatine shelves membentuk palatum sekunder. Pada daerah anterior shelves menyatu dengan triangular palatum primer dan terbentuklah insisif foramen sebagai batas tengah antara palatum primer dan sekunder. Pada minggu ke-6 kehamilan juga nasal pit menjadi lebih dalam 43
  • 46. ▧ Celah bibir adalah kelainan kongenital berupa bentuk abnormalitas dari bentuk bibir akibat kegagalan proses penyatuan processus selama perkembangan embrio pada kehamilan trimester pertama ▧ Celah langit – langit adalah kelainan kongenital berupa abnormalitas pada bentuk langit - langit mulut atau daerah palatum mulut. DEFINISI 46
  • 48. EPIDEMIOLOGI ● Insidensi terbanyak pada pada orang Asia dan Amerika dibandingkan kulit hitam ● Pada tahun 2014, cleft lip dengan atau tanpa cleft palate pada orang kulit putih ditemukan sekitar 1 dari 1000 kelahiran hidup. 2: 0,5 Asia & Afrika Amerika. ● Insidensi 0.5 per 1,000 kelahiran hidup. ● Insidensi pria dan wanita  1:2 48
  • 50. ETIOLOGI ● Usia ibu saat hamil ● Penggunaan obat saat kehamilan ● Infeksi saat kehamilan ● Merokok saat hamil ● Riwayat keluarga celah orofasialis, jika orang tua pernah mengalami maka kemungkinan meningkat 4% 50
  • 52. 52 Labioskizis (pre-alveolar cleft)  Palatoskizis (post-alveolar cleft)  Labiopalatoskizis (alveolar cleft)
  • 53. Labioskizis (pre-alveolar cleft) ● Komplit : melibatkan mukosa bibir serta proses alveolaris (palatum primer) hingga ke dasar hidung disertai deformitas nasalis. Jenis ini merupakan celah bibir yang sering disertai dengan celah palatum (labiopalatoskizis). ● Inkomplit : garis sumbing tidak mencapai dasar lubang hidung, dasar lubang hidung harus intak dan bagian ini sering disebut Simonart’s Band. ● Microform : merupakan bentuk yang paling ringan. Mikrofrom tampak sebagai defek kecil pada bagian atas dari vermilion sehingga batas dari mukokutan hilang. 53
  • 54. 54
  • 55. Labioskizis (pre-alveolar cleft) – cont.. ● Bilateral komplit : Jika celah bibir terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. Dapat terlihat adanya penonjolan pada daerah premaxilla, yang disebabkan tidak adanya hubungan dengan daerah lateral dari palatum durum. ● Bilateral inkomplit : Jika celah ini terjadi secara inkomplit dimana kedua hidung dan daerah kedua premaxilla tidak mengalarni pemisahan dan hanya menyertakan dua sisi bibir. 55
  • 56. Palatoskizis (post-alveolar cleft) Celah pada palatum dapat terjadi bersamaan dengan celah pada bibir ataupun terjadi hanya pada palatum itu sendiri. ● Komplit : jika celah mengenai palatum lunak dan palatum keras ● Parsial : jika celah hanya mengenai palatum lunak saja ● Submukosa : mukosa palatum lunak masih intak tetapi terbelah di posterior menyebabkan uvula seperti terbagi dua. Terdapat midline lucency pada palatum lunak yang disebut zona pelusidum. 56
  • 57. 57
  • 58. Labiopalatoskizis (alveolar cleft) ● Unilateral : celah pada bibir, alveolar, dan palatum pada satu sisi ● Bilateral : celah pada bibir, alveolar, dan palatum pada kedua sisi 58
  • 59. 59
  • 61. Celah pada bibir (palatum primer) terjadi ketika prominensia nasolateral dan nasonedial frontonasal tidak menyatu dengan prominensia maksilaris, hal ini terjadi pada minggu ke-5 hingga 7 kehamilan. Celah pada palatum (palatum sekunder) terjadi ketika lateral palatine shelves tidak menyatu di midline dari masing-masing sisi ataupun ke palatum primer.
  • 62. PATOFISIOLOGI Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu. Palatoskisis disebabkan kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. kegagalan penggabungan garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan
  • 65. • Tampak ada celah pada uvula, palato lunak, dan keras dan/atau foramen incisive • Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat di periksa dengan jari • Adanya rongga pada hidung • Kesulitan dalam menghisap atau makan • Aspirasi Efek terhadap fungsi 1. Mengisap dan makan : adanya lobang pada palatum bisa menyebabkan masuk ke hidung ataupun laring. 2. Bicara : Pasien dengan palatoschisis sukar dalam penyebutan b,d, k, p,t, g. 3. Pertumbuhan gigi 4. Hidung : Membrana mukosa dari saluran pernafasan atas bisa dikontaminasi dengan mikroorganisme dari mulut.
  • 67. ANAMNESIS Kesulitan menyusui, makan, berbicara, dan kesulitan mendengar. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa, adanya riwayat defisiensi nutrisi/vitamin pada ibu dan penggunaan obat-obatan teratogenik selama trimester pertama kehamilan, serta adanya riwayat penyalahgunaan alcohol dan kebiasaan merokok saat hamil. PEMERIKSAAN FISIK Pembagian berdasarkan International Classification of the Diseases (ICD), mencakup celah anatomis organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah, unilateral atau bilateral 67
  • 68. PENUNJANG menggunakan transvagina ultrasonografi pada minggu ke-l1 masa kehamilan dan bisa juga dideteksi dengan menggunakan transabdominal ultrasonografi pada usia kehamilan minggu ke-16 dokter ahli dapat mendiagnosa sekitar 80% dari pemeriksaan prenatal jika mereka menggunakan 3-dimensi ultrasonografi.
  • 70.  Kesulitan makan  Infeksi telinga tengah dan gangguan pendengaran  Gangguan pertumbuhan gigi  Gangguan bicara  Gangguan pertumbuhan maksila  Aspirasi  Resiko infeksi saluran nafas
  • 72. PENATALAKSANAAN Syarat pembedahan memenuhi rumus rule of ten Terapi atau tindakan pada labiopalatoschisis adalah dengan tindakan bedah 1. Berat badan sekurang-kurangnya 10 pon (4,5kg) 2. Umur sekurang-kurangnya 10 minggu 3. Kadar Hb > 10gr% 4. Jumlah leukosit < 10.000/mm3
  • 73. Bayi yang menderita labioschisis mengalami kesulitan pada waktu menyusui. Jika terdapat palatoschisis bayi perlu diberi minum dengan menggunakan dot. Pemberian susu dianjurkan dalam posisi tegak 15º dan ukuran dot yang agak besar. Persiapan untuk tindakan pembedahan dengan observasi bayi berumur lebih 10 minggu, berat 10 pon atau 5 kg, dan memiliki hemoglobin lebih dari 10 gr% dan tak ada infeksi lekosit di bawah 10.000.
  • 74. Pada labioskisis unilateral dilakukan labioplasti menggunakan teknik Millard dengan prinsip merotasi dan memajukan. Tujuan dari operasi pada unilateral labioskisis adalah ke level Cupid;s bow dan rekonstruksi filtrum sentral bibir. Labioskisis bilateral penting dilakukan presurgical infant orthopedics (PSIO) dengan retraksi premaksila ke arkus maksilaris, mereposisi segmen bibir dengan meregangkan rudimentary columella. Kasus ini menggunakan teknik Mulliken, filtrum baru dibuat dari prolabium dan disambungkan dengan bibir lateral pada otot orbicularis oris yang diperbaiki.
  • 75. Tujuan utama operasi celah palatum agar pasien dapat berbicara secara normal yang merupakan bagian dari velopharyngeal competence. Celah palatum biasanya dilakukan pembedahan ketika bayi berusia 6 hingga 18 bulan. Celah palatum dikerjakan dengan teknik flap/palatoplasty
  • 76. Palatoplasti : » Membuat dua flap dari mukosa langit-langit. » Flap diperdarahi arteri palatina mayor yang keluar dari batas palatum durum dan palatum mole. » Setelah diangkat, flap digeser ke medial dan dijahitkan dengan benang yang dapat diserap dua lapis, yaitu lapis nasal dan lapis oral. » Karena flap digeser ke medial, terdapat defek jaringan lunak di sebelah lateral langit-langit, di sebelah kranial defek adalah tulang palatum. Celah ini dapat diisi dengan tampon yang mengaktifkan faktor pembekuan darah yang kelak akan diseraptubuh. » Selama 3 minggu, biasanya celah ini sudah tertutup epitel baru.
  • 77.
  • 78. Post-operasi ● Dianjurkan untuk memberikan makanan lewat NGT sampai 10 hari postoperatif kemudian baru bisa makan sebagaimana biasa. ● Menginstruksikan kepada kedua orang tua untuk tidak memberikan mainan atau dot yang memiliki permukaan yang tajam selama 2 minggu setelah operasi. ● Garis jahitan luka yang terbuka pada dasar dari bibir dan hidung dapat dibersihkan menggunakan cotton swabs yang dicelupkan ke hydrogen peroksida serta antibiotik topikal dapat diberikan beberapa kali sehari. ● Pengangkatan jahitan luka yang permanen pada 5 sampai 7 hari postoperatif jika menggunakan cyanoacrylate adhesive, tidak ada penatalaksanaan tambahan selama periode pertengahan postoperatif dan secara bertahap mulai meningkat 6-12 bulan setelah rekonstruksi. 78
  • 79. Prognosis ● Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki penampilan wajah secara signifikan.Dengan adanya teknik pembedahan yang makin berkembang, 80% anak dengan labiopalatoschisis yang telah ditatalaksana mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik. 79
  • 80. Pencegahan Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bibir sumbing adalah: a. Menghindari Merokok Ibu yang merokok mungkin merupakan faktor resiko lingkungan terkait untuk terjadinya celah. b. Nutrisi Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang yang normal bagi fetus.  Asam Folat Asam folat memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. Pertama dalam proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan lanjut. Kedua, ialah dalam mencegah defek kongenital selama tumbuh kembang embrionik.
  • 82. Perbedaan antara tes diagnosis dan skrining:  Tes untuk diagnosis: - Untuk menjawab apakah penderita mengalami masalah ini? - Tes diagnostik umumnya rumit, perlu peralatan, analisis dan interpretasi yang canggih - Mahal, hanya dilakukan pada kelompok penderita yang punya risiko
  • 83.  Tes untuk tujuan skrining: - Pada kelompok penderita yang sehat - Sering dilakukan pada seluruh populasi yang sesuai - Murah, mudah digunakan - Dapat ditafsirkan oleh semua orang - Fungsi hanya membantu untuk mengetahui siapa yang berisiko tinggi dari populasi berisiko rendah
  • 84. Diagnosis prenatal dan/atau skrining prenatal:  Berbagai teknik dan prosedur yang dilakukan selama kehamilan untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas pada struktur dan/atau fungsi organ pada janin yang sedang tumbuh
  • 85. Skrining prenatal:  Tujuannya untuk mengetahui apakah janin mempunyai risiko mengalami kelainan genetik atau kelainan kongenital tertentu Diagnostik prenatal:  Untuk mengetahui secara pasti bahwa janin tersebut benar-benar mengalami kelainan genetik dan/atau kelainan bawaan tertentu
  • 86. Diagnostik prenatal dilakukan pada kondisi sebagai berikut: 1. Kehamilan berisiko yang mengakibatkan kelainan bawaan pada janinnya 2. Mencari adanya kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada janin meskipun tidak jelas adanya faktor risiko 3. Mencari adanya gangguan struktural ataupun pertumbuhan pada janin
  • 87. Indikasi diagnosis prenatal:  Konseling pra tindakan harus dipertimbangkan sebelum tindakan dilakukan  Telaah riwayat medik keluarganya  Menjelaskan risiko kelainan genetik dan/atau kelainan bawaan yang mungkin timbul pada kehamilan tersebut  Membantu membuat keputusan untuk menentukan sikap penderita
  • 88. Skrining prenatal:  Dapat dilakukan pada setiap kehamilan yang mungkin mengalami gangguan kelainan genetik dan/atau kelainan bawaan tertentu  Harus mudah, murah dan tidak invasif a) USG: - Nuchl Fold Translucency - 11 – 13 minggu b) Skrining petanda serum maternal - Untuk mengetahui adanya kelainan khromosom (trisomi 21/Sindrome Down dan trisomi 18) - Kelainan tabung neuron (NTD)
  • 89. 1. Skrining pada trimester I (11 – 13mg) - Serum  Human Chorionic Gonadotropin bebas (free HCG), dan - Pregnancy-ascociated plasma protein A (PAPP-A) - Bila digabung dengan pengukuran NT  dapat mendeteksi Sindrome Down sampai 80-85% 2. Skrining pada trimester II (15 – 18mg) - Triple screening -  feto protein - Unconjugated estriol - Human Chorionic Gonadotropin - Hasilnya sangat tergantung pada: - Umur kehamilan - Jumlah janin - Berat badan
  • 90. Diagnosis prenatal  Dilakukan bila pada skrining prenatal atau riwayat keluarga yang terdapat risiko kelainan genetik  Diagnosis prenatal direkomendasikan pada: • Usia ibu 35 th • Pernah punya anak dan kelainan khromosom misal, Down Syndrome • Dikeluarga ada yang mengalami cacat bawaan
  • 91. Teknik diagnosis prenatal A. Amniosintesis - Dilakukan pada umur kehamilan 15 – 20mg - Penyulit tindakan: abortus (0,5 – 1%), infeksi, perdarahan dan kontraksi uterus pada 1 – 5% seluruh prosedur
  • 92.
  • 93. B. Biopsi Vili Koriales - Dilakukan pada umur kehamilan 10 – 13mg dengan tuntunan USG - Risiko aborsi 1 – 2% - Perdarahan pervaginam, nyeri perut, infeksi
  • 94.
  • 95.
  • 96. Kordosintesis - Nama lain: Percutaneous Umbilical Blood Sampling (PUBS) - Ambil darah dari vena umbilicales sejak umur kehamilan 12mg
  • 97.
  • 98. C. Pemeriksaan khromosom (Analisis khromosom) - Pada kasus hasil skrining mengindikasikan kelainan khromosom dilanjutkan dengan analisis khromosom
  • 100. 100 Teori Kasus Etiologi dan Faktor Resiko • Usia ibu saat hamil • Penggunaan obat saat kehamilan • Infeksi saat kehamilan • Merokok saat hamil • Riwayat keluarga celah orofasialis, jika orang tua pernah mengalami maka kemungkinan meningkat 4% • Usia pasien 44 thn • Pasien mengatakan selama kehamilan memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan dari warung namun pasien lupa untuk nama obat tersebut.
  • 101. 101 Teori Kasus Diagnosis ANAMNESIS Kesulitan menyusui, makan, berbicara, dan kesulitan mendengar. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa, adanya riwayat defisiensi nutrisi/vitamin pada ibu dan penggunaan obat- obatan teratogenik selama trimester pertama kehamilan, serta adanya riwayat penyalahgunaan alcohol dan kebiasaan merokok saat hamil. PEMERIKSAAN FISIK Pembagian berdasarkan International Classification of the Diseases (ICD), mencakup celah anatomis organ terlibat, lengkap atau tidaknya celah, unilateral atau bilateral PENUNJANG menggunakan transvagina ultrasonografi pada minggu ke-l1 masa kehamilan dan bisa juga dideteksi dengan menggunakan transabdominal ultrasonografi pada usia kehamilan minggu ke-16. dokter ahli dapat mendiagnosa sekitar 80% dari pemeriksaan prenatal jika mereka menggunakan 3- dimensi ultrasonografi. ANAMNESIS Adanya riwayat dan penggunaan obat-obatan teratogenik selama trimester pertama kehamilan. PENUNJANG menggunakan 3-dimensi ultrasonografi : terdeteksi LABIOPALATOSKIZIS