SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
KARYA TULIS
MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN-MESIN
PRODUKSI
Disusun Oleh:
APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si
NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Manajemen Pemeliharaan
Mesin-Mesin Produksi “.
Tulisan ini berisi tentang gambaran umum secara singkat mengenai sistem
manajemen dan pemeliharaan (maintenance). Penulis berharap semoga karya tulis ini
dapat memberikan tambahan informasi dibidang manajemen pemeliharaan terutama
pada alat-alat produksi.
Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Nopember, 2008
Penulis
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
PENDAHULUAN ............................................................................................1
MANAJEMEN .................................................................................................2
A. Definisi Manajemen ...........................................................................2
B. Fungsi Manajemen.............................................................................3
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)............................................................5
A. Definisi pEMELIHARAAN...............................................................5
B. Tujuan pemeliharaan .........................................................................6
C. Jenis Pemeliharaan.............................................................................6
D. Organisasi Pemeliharaan ....................................................................9
E. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan......................................................11
F. Prosedur Pemeliharaan........................................................................12
G. Biaya Pemeliharaan............................................................................14
H. Produktivitas dan Efisiensi Pemeliharaan ..........................................14
REFERENSI.....................................................................................................16
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan 8
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
PENDAHULUAN
Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan dan
keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini
menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara
meningkatkan kemampuan menyediakan dan menghasilkannya. Peningkatan
kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha ini
dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin
kelangsungan perusahaan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien,
dikembangkanlah pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih
baik. Tujuannya adalah untuk menghasilkan keluaran yang optimal, sehingga dapat
mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu, dengan biaya yang efisien
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud meliputi
tenaga manusia (men), bahan (material), dana (money), serta mesin dan peralatan
(machines). Kekurangan salah satu faktor produksi dapat mengganggu proses
produksi, artinya kelancaran proses produksi dapat terhambat bila salah suatu faktor
produksi mengalami kerusakan.
Said (1980) dalam Fachrurrozi (2002) menyatakan bahwa mesin-mesin
produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah
energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasional dan matematis.
Kebutuhan produktivitas yang lebih tinggi serta meningkatnya keluaran mesin pada
tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan otomatisasi. Hal ini pada
gilirannya memperbesar kebutuhan akan fungsi pemeliharaan (maintenance) mesin-
mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cenderung terus mengalami
kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau perbaikan.
Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap
fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan
adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
produk akhir. Jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/peralatan pabrik
diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan
selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu tertentu yang
direncanakan tercapai.
Perawatan atau pemeliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya ini
meliputi nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung, segala
macam pekerja tidak langsung, dan pekerjaan yang disubkontrakkan. Oleh sebab itu
diperlukan suatu pengaturan yang baik sehingga pelaksanaan kegiatan perawatan
diharapkan dapat membantu memaksimalkan perbedaan antara biaya variabel yang
dikeluarkan oleh pabrik dan hasil penjualan yang diperoleh dari menjual produk
sehingga keuntungan dapat tetap diperoleh. Ini merupakan fungsi utama dari
manajemen pemeliharaan (Walley, 1987).
Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin
produksi, tetap saja banyak industri/pabrik berskala besar maupun kecil yang
mengabaikannya. Ini dikarenakan industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi
biaya dan waktu jangka pendek yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang mungkin diderita apabila
pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi manajemen pemeliharaan
mesin-mesin produksi ini perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya perhatian pabrik
dalam menerapkan sistem manajemen pemeliharaan mesinnya.
MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada
defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Berikut ini beberapa
defenisi manajeman yang dikemukakan oleh para ahli dalam Handoko (1989).
1. Marie Parker mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
2. Stoner menyatakan defenisi manajemen yang lebih kompleks, yaitu
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
3. Luther Gillick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (sciene) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa defenisi manajemen
adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia/kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling)
(Handoko, 1989).
B. Fungsi Manajemen
Menurut Manullang (2002), fungsi manajemen dapat didefenisikan sebagai
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari
sudut proses atau urutan pelaksanaan aktivitas tersebut, maka fungsi-fungsi
manajemen itu dibedakan menjadi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang
ditentukan sebelumnya agar tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan
dilakukan untuk menghindari pekerjaan rutin supaya kejadian mendadak dapat
diperkecil.
2. Organisasi (organizing)
Defenisi organisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut
pandangnya. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja
sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu, sementara itu dalam arti
bagan atau struktur, organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang
hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha
mencapai suatu tujuan.
3. Penyusunan (staffing)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Fungsi penyusunan (staffing) disebut juga dengan fungsi personalia,
meliputi tugas-tugas memperoleh pegawai, memajukan pegawai, dan
memanfaatkan pegawai. Fungsi ini adalah fungsi setiap manajer yang berhubungan
dengan para pegawai di lingkungan pimpinannya agar para pegawai terdorong
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk merealisasikan tujuan
perusahaan atau tujuan aktivitas yang dipimpinnya.
4. Pengarahan (directing)
Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, struktur organisasi sudah ditetapkan
dan posisi atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah diisi, maka kegiatan
yang harus dilakukan pimpinan selanjutnya adalah menggerakkan bawahan,
mengkoordinasi agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat diwujudkan.
Menggerakkan bawahan inilah yang dimaksud dengan mengarahkan (directing)
bawahan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengkoreksi
dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semula.
Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1992), fungsi pengawasan
kegiatan produksi dapat dibagi dalam:
a. Supervisi, yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan baik.
b. Pembandingan, berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan yang
dikehendaki.
c. Koreksi, berusaha untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan/penyimpangan-
penyimpangan baik pekerjaan maupun merubah rencana yang terlalu
berlebihan.
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
A. Defenisi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai
suatu usaha menggunakan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas produksi
dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan rencana. Selain itu, fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang
direncanakan tercapai.
Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management
Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan
untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan
fungsi dan kapasitas sebenarnya secara efisien. Ini berbeda dengan perbaikan.
Pemeliharaan (maintenance) juga didefenisikan sebagai suatu kombinasi dari
berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (BS3811, 1974 dalam
Corder, 1992).
Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh
Kementerian Teknologi (sekarang Departemen Perdagangan dan Industri) pada
bulan April 1970, menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa
Yunani terein yang berarti merawat, memelihara, dan menjaga. Teroteknologi
adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang
diterapkan bagi aset fisik untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Hal ini
berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu-
pelihara dari pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan dan struktur, dan
instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dengan umpan
balik informasi untuk rancangan, unjuk kerja dan biaya (Corder, 1992).
B. Tujuan Pemeliharaan
Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat
didefenisikan dengan jelas sebagai berikut:
1. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan, dan isinya).
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau
jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang
mungkin.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam
kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.
4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
C. Jenis Pemeliharaan
Corder (1992) membagi kegiatan pemeliharaan ke dalam dua bentuk, yaitu
pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharaan tak terencana
(unplanned maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (breakdown
maintenance). Pemeliharaan terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan
perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu.
Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaan pencegahan (preventive
maintenance) dan pemeliharaan korektif (corrective maintenance).
C.1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak
terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi
fasilitas produksi yang termasuk dalam “critical unit”. Sebuah fasilitas atau
peralatan produksi termasuk dalam “critical unit” apabila kerusakan fasilitas
atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para
pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan
kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas
tersebut cukup besar atau harganya mahal (Assauri, 2004).
Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance.
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara rutin, misalnya setiap hari, sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka
waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun setiap
tahun sekali. Selain itu kegiatan periodic maintenance juga dapat dilakukan
berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat dari
routine maintenance (Assauri, 2004).
C.2. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance)
Menurut Prawirosentono (2000), pemeliharaan korektif (corrective
maintenance) adalah perawatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk
yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar
fasilitas/peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga
proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Sedikit berbeda dengan
pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective
maintenance, Patton (1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu
‘pemeliharaan kemajuan’ (improvement maintenance), yang berfungsi untuk
memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan.
Di samping pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang telah
dijelaskan sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned
maintenance). Pemeliharaan tidak terencana didefenisikan sebagai pemeliharaan
yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan
proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan
pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (emergency
maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan
yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah
(Prawirosentono, 2000).
.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan
terencana
Pemeliharaan
tak terencana
Pemeliharaan
pencegahan
Pemeliharaan
korektif
Pemeliharaan
darurat
Pemeriksaan
termasuk
penyetelan
dan pelumasan
Penggantian
komponen
minor, yaitu
pekerjaan
yang timbul
langsung dari
pemeriksaan
Reparasi
minor yang
tidak
ditemukan
waktu
pemeriksaan
Overhaul
terencana
Lihat,
dengar,
rasakan
Pemeliharaan
waktu berjalan Pemeliharaan
waktu berhenti
Pemeliharaan
Gambar 1. Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan
Sumber: Corder (1992)
D. Organisasi Pemeliharaan
Menurut Taylor dalam Suharto (1991), organisasi adalah pengintegrasian
sumber-sumber, seperti persoalan teknik, kondisi alam, serta keterlibatan personal.
Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka
keberadaan suatu organisasi perawatan mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya
organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap memperhatikan problem-
problem setempat dengan memperhatikan jenis operasi, kontinuitas operasi, situasi
geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin, dan kondisi tenaga kerja.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Konsep organisasi yang baik harus didasari beberapa pemikiran. Pemikiran
yang dimaksud berupa adanya deskripsi kerja yang jelas dan tidak tumpang tindih
untuk menghindari konflik, konsistensi kekuasaan, membatasi jumlah orang dalam
kepegawaian, serta kejelasan individu yang terlibat dalam organisasi (Suharto,
1991).
D.1. Struktur Organisasi
Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur
merupakan susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada
suatu waktu. Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu sifatnya relatif
stabil, statis, berubah lambat, dan memerlukan waktu untuk penyesuaian-
penyesuaian (Reksohadiprodjo, 1993).
Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah
struktur organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen.
Di lapangan, salah satu langkah yang diambil agar bagian perawatan dapat
berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini
penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya
dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari
semua personel yang terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas
kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan
lain-lain (Suharto, 1991).
Selanjutnya persentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan
karyawan tergantung pada jenis industri dan apakah industri tersebut bersifat padat
karya atau padat modal. Dalam industri padat karya, angka ini hanyalah 2 persen,
sedangkan untuk industri padat modal jumlahnya dapat mencapai 50% (Corder,
1992).
D.2. Tipe Organisasi
Siagian (1998) memaparkan bahwa ada lima tipe organisasi yang umum
dikenal yaitu, organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional,
organisasi matriks, dan kepanitiaan.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
1. Organisasi lini
Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi ini digunakan untuk organisasi
yang masih kecil dengan jumlah karyawan sedikit dan produk yang dihasilkan
tidak bervariasi. Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut dari para
anggotanya dalam rangka penyelesaian tugas pekerjaan belum spesifik serta
masih dimungkinkan hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahannya.
2. Organisasi lini dan staf
Organisasi tipe ini sering pula dikenal dengan istilah birokrasi mesin. Tipe ini
cocok digunakan untuk organisasi besar yang memiliki jumlah karyawan banyak
dengan produk yang dihasilkan bervariasi di mana para anggota organisasi sudah
dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik. Pada
organisasi tipe lini dan staf ini telah terdapat stratifikasi dalam hubungan atasan
dan bawahan.
3. Organisasi fungsional
Nama lain untuk tipe ini adalah birokrasi profesional atau teknokrasi. Penyebab
timbulnya tipe ini adalah karena tuntutan tugas yang semakin spesialistik yang
pada gilirannya memerlukan tenaga pelaksana yang memahani segi teknologikal
penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ciri utama organisasi
fungsional adalah kompleksitas yang tinggi disertai oleh standarisasi pekerjaan
dengan pola penyebaran (desentralisasi) dalam pengambilan keputusan.
Kekuatan tipe ini terletak pada tersedianya tenaga-tenaga berkemampuan
teknologikal tinggi dalam pelaksanaan tugas berkat pendidikan dan pelatihan
yang telah ditempuh dan memungkinkan mereka menampilkan kinerja yang
memuaskan asal diberi kebebasan untuk bertindak.
4. Organisasi matriks
Organisasi tipe matriks merupakan penggabungan fungsi dan produk suatu
organisasi. Keunggulan tipe ini ialah: 1) penempatan tenaga yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik dalam suatu unit kerja, 2)
dimungkinkannya pemanfaatan bidang-bidang spesialisasi tertentu untuk
kepentingan lintas produk, 3) mudah untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan
yang bersifat kompleks dan interdependen, dan 4) komunikasi lebih lancar.
5. Kepanitiaan atau adhokrasi.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Biasanya digunakan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan. Ciri utamanya
adalah 1) struktur panitia tidak kompleks, 2) formalisasi rendah atau bahkan
tidak ada, 3) pola pengambilan keputusan adalah desentralisasi, 4) diferensiasi
horisontal tinggi, 5) tidak terdapat diferensiasi vertikal, 6) daya tanggap yang
tinggi, dan 7) diisi oleh tenaga-tenaga yang memiliki keahlian dan keterampilan
khusus.
E. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan
Menurut Assauri (2004), semua tugas dan kegiatan pemeliharaan dapat
digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu (1) inspeksi
(inspection), (2) kegiatan teknik (engineering), (3) kegiatan produksi (production),
(4) kegiatan administrasi (clerical work), dan (5) pemeliharaan bangunan (house
keeping).
1. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala
(routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana
serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami
kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut.
Hasil laporan inspeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab
terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran
perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini
adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas
produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli,
pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakukan
penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
3. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik,
melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,
melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar
kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana.
4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan
mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang penting dari bagian
pemeliharaan.
5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar
bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
F. Prosedur Pemeliharaan
Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang
digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan
hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder
(1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan, antara lain:
1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana,
penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan
aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan
yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini
dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin
‘kunci’ dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat
pemeliharaan ekonomis yang optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun
spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini
dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan
bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi.
Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan
terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama
spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini
dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan
sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace
yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance
Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List
System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance
yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-
bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat
untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin
secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan
berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu
kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000).
Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini
dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian pabrik yang
berbeda, pekerjaannya juga tidak sama.
2. Pekerjaannya tampak berulang.
3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja
luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan
soal kebisingan dan kotor.
4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan
pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga
penyeliaan pun sulit dilaksanakan.
5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.
G. Biaya Pemeliharaan
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya.
Umur pabrik, keterampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik
tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan
biaya yang dapat dibenarkan (Walley, 1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari
kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan
komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-
kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila
peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan
(Handoko, 1987).
H. Produktivitas dan Efisiensi Pemeliharaan
Encyclopedia of Professional Management dalam Atmosoeprapto (2000)
menyebutkan bahwa produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber
daya digabungkan dan dipergunakan dengan baik untuk dapat mewujudkan hasil-
hasil tertentu yang diinginkan. Produktivitas dapat dijabarkan sebagai hasil
penjumlahan atau merupakan fungsi dari efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran
dapat dicapai, sedangkan efisiensi menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya
dikelola secara tepat dan benar. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto, 2000).
Dalam mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas
produksi secara optimum, maka Prawirosentono (2000) membagi kegiatan
maintenance menjadi lima kegiatan pokok, yaitu: 1) pemeliharaan mesin
(mechanical maintenance), 2) pemeliharaan jaringan listrik (electrical
maintenance), 3) pemeliharaan instrumen (instrument maintenance), 4) perawatan
pembangkit listrik (electric power maintenance), 5) bengkel pemeliharaan
(workshop).
Siagian (2002) menyatakan bahwa prinsip efisiensi secara sederhana berarti
menghindarkan segala bentuk pemborosan. Efisiensi mesin merupakan rasio antara
keluaran aktual dan kapasitas efektif. Kapasitas efektif adalah keluaran maksimum
yang dapat dihasilkan mesin pada kondisi nyata yang antara lain dipengaruhi oleh
penjadwalan produksi, perawatan mesin, faktor kualitas, dan waktu istirahat
operator. Keluaran aktual adalah laju keluaran yang benar-benar dicapai. Laju
keluaran ini dipengaruhi oleh kerusakan mesin, adanya produk cacat, dan
kekurangan bahan baku (Stevenson, 1996 dalam Fachrurrozi, 2002).
Masalah efisiensi dalam manajemen pemeliharaan lebih ditekankan pada
aspek ekonomi dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan alternatif
tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperoleh
keuntungan. Di dalam persoalan ekonomis ini, perlu diadakan analisis perbandingan
biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil (Assauri, 2004).
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008
USU e-Repository © 2008
REFERENSI
Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Atmosoeprapto, K. 2001. Produktifitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Corder, A.1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta.
Fachrurrozi. 2002. Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di Industri
Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat.
Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Handoko, T. H.1989. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Manullang, M. 2002. Dasar-Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Patton, J. D. 1983. Preventive Maintenance. Instrument Society Of America.
Publishers Creative Services Inc. New York.
Prawirosentono, S. 2000. Manajemen Operasi; Analisis dan Studi Kasus. Edisi Kedua.
Bumi Aksara. Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1993. Manajemen Perusahaan; Suatu Pengantar. BPFE-
Yogyakarta. Yograkarta.
Reksohadiprodjo, S. dan I. Gitosudarmo. 1992. Manajemen Produksi. BPFE-
Yogyakarta. Yogyakarta.
Siagian, S. P. 1998. Manajemen Abad 21. Bumi Aksara. Jakarta.
Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.
The American Management Association, Inc. 1971. Modern Maintenance
Management. Bombay.
Walley, B. H. 1987. Manajemen Produksi; Pedoman Menghadapi Tantangan
Meningkatkan Produktivitas. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Hamid Abdillah
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...Juliana Juliana
 
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...Juliana Juliana
 
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesinAgus Witono
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceDede Faishal
 
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018rimendiaz
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanHamid Abdillah
 
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNIS
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNISEKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNIS
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNISHidayat Ramadhan
 
Pengenalan manajeman perkantoran
Pengenalan manajeman perkantoranPengenalan manajeman perkantoran
Pengenalan manajeman perkantoranBayu aji
 
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...DiahArumNihaya
 
New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)Syad Bakrie
 
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6MutirahMuti
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceZainal Abidin
 
Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi MUHAMADANGGORO1
 
Makalah sistem perkantoran
Makalah sistem perkantoranMakalah sistem perkantoran
Makalah sistem perkantoranArini Febriani
 
Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Fitriadye Banjang
 
Bab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanBab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanAulia Nurhady
 
Perencanaan fasilitas dan tata letak
Perencanaan fasilitas dan tata letakPerencanaan fasilitas dan tata letak
Perencanaan fasilitas dan tata letakEty Dwi Susanti
 

What's hot (20)

Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
Pengantar Perawatan dan Perbaikan Mesin (preventif, korektif dan running main...
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Universitas ...
 
manajement preventive maintenance
manajement preventive maintenancemanajement preventive maintenance
manajement preventive maintenance
 
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...
10. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, ...
 
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
2c handout-perawatan-dan-perbaikan-mesin
 
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenanceManajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
Manajemen perawatan fasilitas total productive maintenance
 
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018
Kwu 11, ridho mendoza, hapzi ali, msdm , universitas mercu buana, 2018
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
 
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNIS
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNISEKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNIS
EKONOMI & MANAJEMEN AGRIBISNIS
 
Pengenalan manajeman perkantoran
Pengenalan manajeman perkantoranPengenalan manajeman perkantoran
Pengenalan manajeman perkantoran
 
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
Implementasi sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengup...
 
New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)New microsoft office word document (2)
New microsoft office word document (2)
 
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenance
 
Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi
 
Makalah sistem perkantoran
Makalah sistem perkantoranMakalah sistem perkantoran
Makalah sistem perkantoran
 
Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21Makalah manajemen-perkantoran-21
Makalah manajemen-perkantoran-21
 
Manajemen perkantoran
Manajemen perkantoranManajemen perkantoran
Manajemen perkantoran
 
Bab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar PerawatanBab II Konsep Dasar Perawatan
Bab II Konsep Dasar Perawatan
 
Perencanaan fasilitas dan tata letak
Perencanaan fasilitas dan tata letakPerencanaan fasilitas dan tata letak
Perencanaan fasilitas dan tata letak
 

Viewers also liked

Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...
Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...
Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...Yossy Elvita Wahyuni
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)UNM
 
Standar pelayanan kebidanan
Standar pelayanan kebidananStandar pelayanan kebidanan
Standar pelayanan kebidananNova Ci Necis
 
metrum in gedichten
metrum in gedichtenmetrum in gedichten
metrum in gedichtenGeertehage
 
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Isabel Madureira
 
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5Daliane Nascimento
 
الملحد ودعواه نسبية الأخلاق
الملحد ودعواه نسبية الأخلاقالملحد ودعواه نسبية الأخلاق
الملحد ودعواه نسبية الأخلاقربيع أحمد
 
Animales En Peligro De ExtincióN
Animales En Peligro De ExtincióNAnimales En Peligro De ExtincióN
Animales En Peligro De ExtincióNdarien
 
Paganini (motivador)
Paganini (motivador)Paganini (motivador)
Paganini (motivador)Mario E L
 
TABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESTABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESLupe Zarate
 
Autoevaluación del capítulo 4
Autoevaluación del capítulo 4Autoevaluación del capítulo 4
Autoevaluación del capítulo 4Mayra R H
 

Viewers also liked (20)

Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...
Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...
Pengaruh lama waktu pajan terhadap kadar timbal (pb) dalam makanan jajanan go...
 
Allan Sousa
Allan SousaAllan Sousa
Allan Sousa
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
 
Standar pelayanan kebidanan
Standar pelayanan kebidananStandar pelayanan kebidanan
Standar pelayanan kebidanan
 
metrum in gedichten
metrum in gedichtenmetrum in gedichten
metrum in gedichten
 
Celulares
CelularesCelulares
Celulares
 
awa
awaawa
awa
 
360 sat
360 sat360 sat
360 sat
 
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
 
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5
Deleuze e-guattari-o-que-c3a9-uma-literatura-menoref80a5
 
الملحد ودعواه نسبية الأخلاق
الملحد ودعواه نسبية الأخلاقالملحد ودعواه نسبية الأخلاق
الملحد ودعواه نسبية الأخلاق
 
Animales En Peligro De ExtincióN
Animales En Peligro De ExtincióNAnimales En Peligro De ExtincióN
Animales En Peligro De ExtincióN
 
Moradias atualizado
Moradias atualizadoMoradias atualizado
Moradias atualizado
 
Apresentação da Empresa
Apresentação da EmpresaApresentação da Empresa
Apresentação da Empresa
 
Paganini (motivador)
Paganini (motivador)Paganini (motivador)
Paganini (motivador)
 
TABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESTABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONES
 
Helene´s Reccommendation
Helene´s ReccommendationHelene´s Reccommendation
Helene´s Reccommendation
 
La Ultima Frontera
La Ultima FronteraLa Ultima Frontera
La Ultima Frontera
 
A centralidade da palavra
A centralidade da palavraA centralidade da palavra
A centralidade da palavra
 
Autoevaluación del capítulo 4
Autoevaluación del capítulo 4Autoevaluación del capítulo 4
Autoevaluación del capítulo 4
 

Similar to 08 e00750

Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)
Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)
Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)Ayunda Dwi Junita
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...Irwan Haribudiman
 
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan ProduksiMinggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan ProduksiDhea Natalia
 
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdf
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdfBuku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdf
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdfIvanaEsteria1
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaMang Engkus
 
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali,  MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali,  MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...Intan Fitria
 
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...Dian Anggraeni
 
Fungsi Management Industri
Fungsi Management IndustriFungsi Management Industri
Fungsi Management IndustriRhe Dwi Yuni
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinakbarali_
 
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...Munibfachrur
 
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisulaManop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisuladestaputranto
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMr.Mahmud
 
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...Linaputri03
 
Laporan praktikum(contoh sebagian)
Laporan praktikum(contoh sebagian)Laporan praktikum(contoh sebagian)
Laporan praktikum(contoh sebagian)amaliaherdiana
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasivitalfrans
 
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptx
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptxPERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptx
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptxzuhri17
 

Similar to 08 e00750 (20)

Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)
Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)
Teknikal manajemen dalam usaha (aspek produksi)
 
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
13. Man Pemeliharaan Sarana & Prasarana Resort - Total Productive Maintenance...
 
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan ProduksiMinggu ke 11   MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
Minggu ke 11 MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi
 
Ekonomi Manajemen
Ekonomi ManajemenEkonomi Manajemen
Ekonomi Manajemen
 
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdf
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdfBuku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdf
Buku Ellysa Maintenance Capacity Planning 70 hal.pdf
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
 
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEEJurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
 
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali,  MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali,  MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...
11 Kewirausahaan, Intan Fitria, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produ...
 
Bab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasionalBab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasional
 
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...
USAHA, Dian Anggraeni, Hapzi Ali, MSDM, Manajemen Operasi dan Produksi, Unive...
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Fungsi Management Industri
Fungsi Management IndustriFungsi Management Industri
Fungsi Management Industri
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
 
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
11, wirausaha, munib fachrur rozi, hapzi ali, manajemen sdm, produksi, dan op...
 
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisulaManop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
Manop Kel 9 rev strategi proses pt trisula
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSI
 
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...
11. kwh, lina putri yani, hapzi ali, msdm, manajemen operasi dan produksi, un...
 
Laporan praktikum(contoh sebagian)
Laporan praktikum(contoh sebagian)Laporan praktikum(contoh sebagian)
Laporan praktikum(contoh sebagian)
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasi
 
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptx
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptxPERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptx
PERTEMUAN 1_MANAJEMEN OPERASI JASA.pptx
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 

08 e00750

  • 1. KARYA TULIS MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN-MESIN PRODUKSI Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 844 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi “. Tulisan ini berisi tentang gambaran umum secara singkat mengenai sistem manajemen dan pemeliharaan (maintenance). Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi dibidang manajemen pemeliharaan terutama pada alat-alat produksi. Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini. Nopember, 2008 Penulis Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 3. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................i DAFTAR ISI.....................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii PENDAHULUAN ............................................................................................1 MANAJEMEN .................................................................................................2 A. Definisi Manajemen ...........................................................................2 B. Fungsi Manajemen.............................................................................3 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)............................................................5 A. Definisi pEMELIHARAAN...............................................................5 B. Tujuan pemeliharaan .........................................................................6 C. Jenis Pemeliharaan.............................................................................6 D. Organisasi Pemeliharaan ....................................................................9 E. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan......................................................11 F. Prosedur Pemeliharaan........................................................................12 G. Biaya Pemeliharaan............................................................................14 H. Produktivitas dan Efisiensi Pemeliharaan ..........................................14 REFERENSI.....................................................................................................16 Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 4. DAFTAR GAMBAR No Keterangan Halaman 1 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan 8 Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 5. PENDAHULUAN Perkembangan peradaban manusia telah memacu peningkatan kebutuhan dan keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimbulkan tantangan untuk dapat memenuhi keinginan tersebut dengan cara meningkatkan kemampuan menyediakan dan menghasilkannya. Peningkatan kemampuan penyediaan atau produksi barang merupakan usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan secara efektif dan efisien. Usaha ini dilakukan agar dicapai tingkat keuntungan yang diharapkan demi menjamin kelangsungan perusahaan. Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien, dikembangkanlah pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk menghasilkan keluaran yang optimal, sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat dalam waktu, jumlah, mutu, dengan biaya yang efisien dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi. Faktor produksi yang dimaksud meliputi tenaga manusia (men), bahan (material), dana (money), serta mesin dan peralatan (machines). Kekurangan salah satu faktor produksi dapat mengganggu proses produksi, artinya kelancaran proses produksi dapat terhambat bila salah suatu faktor produksi mengalami kerusakan. Said (1980) dalam Fachrurrozi (2002) menyatakan bahwa mesin-mesin produksi merupakan faktor produksi yang berfungsi mengkonversi bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Mesin merupakan pesawat pengubah energi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip logis, rasional dan matematis. Kebutuhan produktivitas yang lebih tinggi serta meningkatnya keluaran mesin pada tahun-tahun terakhir ini telah mempercepat perkembangan otomatisasi. Hal ini pada gilirannya memperbesar kebutuhan akan fungsi pemeliharaan (maintenance) mesin- mesin tersebut, selain karena mesin-mesin tersebut cenderung terus mengalami kelusuhan sehingga diperlukan reparasi atau perbaikan. Ditinjau dari usaha pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas produksi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pemeliharaan dan perbaikan adalah untuk mempertahankan suatu tingkat produktivitas tertentu tanpa merusak Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 6. produk akhir. Jadi, dengan adanya pemeliharaan, maka fasilitas/peralatan pabrik diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama digunakan untuk proses produksi sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Perawatan atau pemeliharaan mesin tentu saja membutuhkan biaya. Biaya ini meliputi nilai rawatan yang disimpan dan digunakan, biaya pekerja langsung, segala macam pekerja tidak langsung, dan pekerjaan yang disubkontrakkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengaturan yang baik sehingga pelaksanaan kegiatan perawatan diharapkan dapat membantu memaksimalkan perbedaan antara biaya variabel yang dikeluarkan oleh pabrik dan hasil penjualan yang diperoleh dari menjual produk sehingga keuntungan dapat tetap diperoleh. Ini merupakan fungsi utama dari manajemen pemeliharaan (Walley, 1987). Walaupun telah mengetahui arti pentingnya pemeliharaan mesin-mesin produksi, tetap saja banyak industri/pabrik berskala besar maupun kecil yang mengabaikannya. Ini dikarenakan industri/pabrik tersebut hanya memandang dari segi biaya dan waktu jangka pendek yang akan dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, tanpa mempertimbangkan kerugian yang mungkin diderita apabila pemeliharaan mesin tidak dilakukan. Oleh karena itu, studi manajemen pemeliharaan mesin-mesin produksi ini perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya perhatian pabrik dalam menerapkan sistem manajemen pemeliharaan mesinnya. MANAJEMEN A. Definisi Manajemen Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Berikut ini beberapa defenisi manajeman yang dikemukakan oleh para ahli dalam Handoko (1989). 1. Marie Parker mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. 2. Stoner menyatakan defenisi manajemen yang lebih kompleks, yaitu manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 7. pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 3. Luther Gillick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (sciene) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa defenisi manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia/kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling) (Handoko, 1989). B. Fungsi Manajemen Menurut Manullang (2002), fungsi manajemen dapat didefenisikan sebagai aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Bila dilihat dari sudut proses atau urutan pelaksanaan aktivitas tersebut, maka fungsi-fungsi manajemen itu dibedakan menjadi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan. 1. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan fungsi menyusun serangkaian tindakan yang ditentukan sebelumnya agar tercapai tujuan-tujuan organisasi. Perencanaan dilakukan untuk menghindari pekerjaan rutin supaya kejadian mendadak dapat diperkecil. 2. Organisasi (organizing) Defenisi organisasi dapat dibedakan menjadi dua, tergantung dari sudut pandangnya. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu, sementara itu dalam arti bagan atau struktur, organisasi merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan. 3. Penyusunan (staffing) Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 8. Fungsi penyusunan (staffing) disebut juga dengan fungsi personalia, meliputi tugas-tugas memperoleh pegawai, memajukan pegawai, dan memanfaatkan pegawai. Fungsi ini adalah fungsi setiap manajer yang berhubungan dengan para pegawai di lingkungan pimpinannya agar para pegawai terdorong untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya untuk merealisasikan tujuan perusahaan atau tujuan aktivitas yang dipimpinnya. 4. Pengarahan (directing) Bila rencana pekerjaan sudah tersusun, struktur organisasi sudah ditetapkan dan posisi atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut sudah diisi, maka kegiatan yang harus dilakukan pimpinan selanjutnya adalah menggerakkan bawahan, mengkoordinasi agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat diwujudkan. Menggerakkan bawahan inilah yang dimaksud dengan mengarahkan (directing) bawahan. 5. Pengawasan (controlling) Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan sesuai dengan rencana semula. Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1992), fungsi pengawasan kegiatan produksi dapat dibagi dalam: a. Supervisi, yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan baik. b. Pembandingan, berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai dengan yang dikehendaki. c. Koreksi, berusaha untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan/penyimpangan- penyimpangan baik pekerjaan maupun merubah rencana yang terlalu berlebihan. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) A. Defenisi Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas/peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu, fasilitas/peralatan produksi tersebut tidak Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 9. mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Pemeliharaan (maintenance), menurut The American Management Association, Inc. (1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secara efisien. Ini berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan (maintenance) juga didefenisikan sebagai suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (BS3811, 1974 dalam Corder, 1992). Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementerian Teknologi (sekarang Departemen Perdagangan dan Industri) pada bulan April 1970, menjadi teroteknologi. Kata teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani terein yang berarti merawat, memelihara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, perekayasaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi aset fisik untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Hal ini berhubungan dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu- pelihara dari pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan dan struktur, dan instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dengan umpan balik informasi untuk rancangan, unjuk kerja dan biaya (Corder, 1992). B. Tujuan Pemeliharaan Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. Memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). 2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang mungkin. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 10. 3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya. 4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. C. Jenis Pemeliharaan Corder (1992) membagi kegiatan pemeliharaan ke dalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (breakdown maintenance). Pemeliharaan terencana (planned maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharaan korektif (corrective maintenance). C.1. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Preventive maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam “critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam “critical unit” apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal (Assauri, 2004). Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu pabrik dapat dibedakan menjadi routine maintenance dan periodic maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari, sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun setiap tahun sekali. Selain itu kegiatan periodic maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai jadwal kegiatan, misalnya seratus Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 11. jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance (Assauri, 2004). C.2. Pemeliharaan korektif (corrective maintenance) Menurut Prawirosentono (2000), pemeliharaan korektif (corrective maintenance) adalah perawatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton (1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu ‘pemeliharaan kemajuan’ (improvement maintenance), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan. Di samping pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned maintenance). Pemeliharaan tidak terencana didefenisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (emergency maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah (Prawirosentono, 2000). . Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 12. Pemeliharaan terencana Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan pencegahan Pemeliharaan korektif Pemeliharaan darurat Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan Penggantian komponen minor, yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan Overhaul terencana Lihat, dengar, rasakan Pemeliharaan waktu berjalan Pemeliharaan waktu berhenti Pemeliharaan Gambar 1. Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan Sumber: Corder (1992) D. Organisasi Pemeliharaan Menurut Taylor dalam Suharto (1991), organisasi adalah pengintegrasian sumber-sumber, seperti persoalan teknik, kondisi alam, serta keterlibatan personal. Untuk mendukung aktivitas produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi perawatan mesin cukup dibutuhkan. Pada dasarnya organisasi perawatan mesin yang baik ialah bila tetap memperhatikan problem- problem setempat dengan memperhatikan jenis operasi, kontinuitas operasi, situasi geografis, ukuran pabrik, lingkup perawatan mesin, dan kondisi tenaga kerja. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 13. Konsep organisasi yang baik harus didasari beberapa pemikiran. Pemikiran yang dimaksud berupa adanya deskripsi kerja yang jelas dan tidak tumpang tindih untuk menghindari konflik, konsistensi kekuasaan, membatasi jumlah orang dalam kepegawaian, serta kejelasan individu yang terlibat dalam organisasi (Suharto, 1991). D.1. Struktur Organisasi Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur merupakan susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada suatu waktu. Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu sifatnya relatif stabil, statis, berubah lambat, dan memerlukan waktu untuk penyesuaian- penyesuaian (Reksohadiprodjo, 1993). Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Di lapangan, salah satu langkah yang diambil agar bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personel yang terlibat di dalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan lain-lain (Suharto, 1991). Selanjutnya persentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri dan apakah industri tersebut bersifat padat karya atau padat modal. Dalam industri padat karya, angka ini hanyalah 2 persen, sedangkan untuk industri padat modal jumlahnya dapat mencapai 50% (Corder, 1992). D.2. Tipe Organisasi Siagian (1998) memaparkan bahwa ada lima tipe organisasi yang umum dikenal yaitu, organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi matriks, dan kepanitiaan. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 14. 1. Organisasi lini Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi ini digunakan untuk organisasi yang masih kecil dengan jumlah karyawan sedikit dan produk yang dihasilkan tidak bervariasi. Pengetahuan dan keterampilan yang dituntut dari para anggotanya dalam rangka penyelesaian tugas pekerjaan belum spesifik serta masih dimungkinkan hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahannya. 2. Organisasi lini dan staf Organisasi tipe ini sering pula dikenal dengan istilah birokrasi mesin. Tipe ini cocok digunakan untuk organisasi besar yang memiliki jumlah karyawan banyak dengan produk yang dihasilkan bervariasi di mana para anggota organisasi sudah dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik. Pada organisasi tipe lini dan staf ini telah terdapat stratifikasi dalam hubungan atasan dan bawahan. 3. Organisasi fungsional Nama lain untuk tipe ini adalah birokrasi profesional atau teknokrasi. Penyebab timbulnya tipe ini adalah karena tuntutan tugas yang semakin spesialistik yang pada gilirannya memerlukan tenaga pelaksana yang memahani segi teknologikal penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ciri utama organisasi fungsional adalah kompleksitas yang tinggi disertai oleh standarisasi pekerjaan dengan pola penyebaran (desentralisasi) dalam pengambilan keputusan. Kekuatan tipe ini terletak pada tersedianya tenaga-tenaga berkemampuan teknologikal tinggi dalam pelaksanaan tugas berkat pendidikan dan pelatihan yang telah ditempuh dan memungkinkan mereka menampilkan kinerja yang memuaskan asal diberi kebebasan untuk bertindak. 4. Organisasi matriks Organisasi tipe matriks merupakan penggabungan fungsi dan produk suatu organisasi. Keunggulan tipe ini ialah: 1) penempatan tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang spesialistik dalam suatu unit kerja, 2) dimungkinkannya pemanfaatan bidang-bidang spesialisasi tertentu untuk kepentingan lintas produk, 3) mudah untuk melakukan koordinasi untuk kegiatan yang bersifat kompleks dan interdependen, dan 4) komunikasi lebih lancar. 5. Kepanitiaan atau adhokrasi. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 15. Biasanya digunakan dalam lingkungan birokrasi pemerintahan. Ciri utamanya adalah 1) struktur panitia tidak kompleks, 2) formalisasi rendah atau bahkan tidak ada, 3) pola pengambilan keputusan adalah desentralisasi, 4) diferensiasi horisontal tinggi, 5) tidak terdapat diferensiasi vertikal, 6) daya tanggap yang tinggi, dan 7) diisi oleh tenaga-tenaga yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus. E. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan Menurut Assauri (2004), semua tugas dan kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok, yaitu (1) inspeksi (inspection), (2) kegiatan teknik (engineering), (3) kegiatan produksi (production), (4) kegiatan administrasi (clerical work), dan (5) pemeliharaan bangunan (house keeping). 1. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inspeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. 2. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. 3. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work) Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 16. Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang penting dari bagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. F. Prosedur Pemeliharaan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain: 1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. 2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin ‘kunci’ dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. 3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. 5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 17. Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian- bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000). Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama. 2. Pekerjaannya tampak berulang. 3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu. G. Biaya Pemeliharaan Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik, keterampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley, 1987). Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan- kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 18. produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan (Handoko, 1987). H. Produktivitas dan Efisiensi Pemeliharaan Encyclopedia of Professional Management dalam Atmosoeprapto (2000) menyebutkan bahwa produktivitas adalah suatu ukuran sejauh mana sumber-sumber daya digabungkan dan dipergunakan dengan baik untuk dapat mewujudkan hasil- hasil tertentu yang diinginkan. Produktivitas dapat dijabarkan sebagai hasil penjumlahan atau merupakan fungsi dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas merupakan ukuran yang menggambarkan sejauh mana sasaran dapat dicapai, sedangkan efisiensi menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya dikelola secara tepat dan benar. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto, 2000). Dalam mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara optimum, maka Prawirosentono (2000) membagi kegiatan maintenance menjadi lima kegiatan pokok, yaitu: 1) pemeliharaan mesin (mechanical maintenance), 2) pemeliharaan jaringan listrik (electrical maintenance), 3) pemeliharaan instrumen (instrument maintenance), 4) perawatan pembangkit listrik (electric power maintenance), 5) bengkel pemeliharaan (workshop). Siagian (2002) menyatakan bahwa prinsip efisiensi secara sederhana berarti menghindarkan segala bentuk pemborosan. Efisiensi mesin merupakan rasio antara keluaran aktual dan kapasitas efektif. Kapasitas efektif adalah keluaran maksimum yang dapat dihasilkan mesin pada kondisi nyata yang antara lain dipengaruhi oleh penjadwalan produksi, perawatan mesin, faktor kualitas, dan waktu istirahat operator. Keluaran aktual adalah laju keluaran yang benar-benar dicapai. Laju keluaran ini dipengaruhi oleh kerusakan mesin, adanya produk cacat, dan kekurangan bahan baku (Stevenson, 1996 dalam Fachrurrozi, 2002). Masalah efisiensi dalam manajemen pemeliharaan lebih ditekankan pada aspek ekonomi dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Di dalam persoalan ekonomis ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil (Assauri, 2004). Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008
  • 19. Apri Heri Iswanto : Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi, 2008 USU e-Repository © 2008 REFERENSI Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Atmosoeprapto, K. 2001. Produktifitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Corder, A.1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta. Fachrurrozi. 2002. Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi di Industri Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat. Bogor. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Handoko, T. H.1989. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Manullang, M. 2002. Dasar-Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Patton, J. D. 1983. Preventive Maintenance. Instrument Society Of America. Publishers Creative Services Inc. New York. Prawirosentono, S. 2000. Manajemen Operasi; Analisis dan Studi Kasus. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta. Reksohadiprodjo, S. 1993. Manajemen Perusahaan; Suatu Pengantar. BPFE- Yogyakarta. Yograkarta. Reksohadiprodjo, S. dan I. Gitosudarmo. 1992. Manajemen Produksi. BPFE- Yogyakarta. Yogyakarta. Siagian, S. P. 1998. Manajemen Abad 21. Bumi Aksara. Jakarta. Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Rineka Cipta. Jakarta. The American Management Association, Inc. 1971. Modern Maintenance Management. Bombay. Walley, B. H. 1987. Manajemen Produksi; Pedoman Menghadapi Tantangan Meningkatkan Produktivitas. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.