1. i
STARATEGI PROSES
PT TRISULA INTERNATIONAL TBK
Dosen Pengampu :
Musdalifah Dimuk. SE. M.Si, Ph.D
Disusun Oleh :
Akhmad Badaruddin A (1708823078)
Desta Dwiputranto (1708823005)
Jasa Adiputra Limbong (1708823091)
Makalah yang Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Memenuhi Perkuliahan Manajemen Operasi
FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
2. ii
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................ 3
Empat Strategi Proses............................................................................................................... 3
Perbandingan Proses................................................................................................................. 4
Pemilihan Perlengkapan........................................................................................................... 5
Analisis dan Desain Proses ....................................................................................................... 5
Pertimbangan Khusus Untuk Desain Proses Layanan.......................................................... 7
Teknologi produksi.................................................................................................................... 7
Perancangan Ulang Proses ..................................................................................................... 10
BAB III......................................................................................................................................... 12
STUDI KASUS & PEMBAHASAN .......................................................................................... 12
A. Proses produksi yang digunakan pada PT Trisula International Tbk ....................... 12
B. Pemilihan perlengkapan dan teknologi yang digunakan pada PT Trisula
International Tbk .................................................................................................................... 13
C. Perancangan proses ulang pada PT Trisula International Tbk .................................. 16
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemilihan strategi proses dilakukan sebagai alternatif pengambilan keputusan
operasional setelah melakukan perancangan produk dan jasa. Strategi proses mengacu pada
bagaimana cara untuk mengatur proses produksi suatu barang ataupun jasa. Strategi proses
juga dapat terjadi secara berkala akibat perubahan teknologi dalam produk serta persaingan
kompetitif. Strategi proses memiliki dampak besar terhadap perencanaan kapasitas dalam
produksi, peralatan-peralatan yang digunakan, desain sistem kerja, waktu produksi, serta tata
letak fasilitas suatu perusahaan.
Strategi proses yang baik berdampak jangka panjang terhadap efisiensi
produktivitas perusahaan. Sebaliknya strategi proses yang buruk akan menimbulkan
permasalahan, salah satunya pemborosan waktu proses produksi. Pemborosan waktu dalam
proses produksi dikarenakan masih buruknya desain sistem kerja yang digunakan
perusahaan. Apabila pemborosan waktu terjadi terus-menerus dapat menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
Strategi proses juga dapat memengaruhi tata letak perusahaan. Strategi proses yang
baik dapat dilihat dari penataan tata letak berbagai fasilitas yang terdapat pada perusahaan.
Apabila strategi proses buruk, penataan tata letak berbagai fasilitas juga pasti berantakan
sehingga perlu dilakukan penataan ulang tata letak. Penataan ulang tata letak dapat dilakukan
menggunakan metode grafis sederhana. Metode ini bertujuan untuk memperkecil jarak
keseluruhan yang ditempuh orang-orang ataupun bahan-bahan dalam kegiatan produksi.
Industri garmen adalah salah satu industri yang paling dinamis dan beragam di
dunia. Dari pakaian sehari-hari hingga produk tekstil khusus, industri ini berkaitan erat
dengan gaya hidup manusia dan ekspresi diri. Dalam era globalisasi dan persaingan yang
ketat, strategi proses dalam industri garmen memegang peran sentral. Ini adalah panduan
untuk mengelola dan mengoptimalkan proses produksi, dari perencanaan hingga distribusi
4. 2
produk jadi. Strategi ini mempertimbangkan efisiensi, keandalan, kualitas, dan
responsibilitas lingkungan, yang semuanya merupakan faktor krusial dalam kesuksesan
industri garmen. PT Trisula International Tbk adalah salah satu perusahaan terkemuka dalam
industri garmen di Indonesia, yang telah berperan penting dalam memproduksi pakaian
berkualitas tinggi untuk pasar lokal dan internasional. Seiring dengan pertumbuhan dan
kemajuan teknologi, PT Trisula International Tbk telah memahami betapa strategi proses
yang baik dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi produksi,
kualitas produk, dan keberlanjutan bisnis mereka. Perusahaan ini telah menunjukkan
komitmen kuat dalam memproduksi pakaian berkualitas tinggi yang memenuhi standar
global dan telah berhasil menjalankan operasi yang efisien.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam strategi
proses dan rekayasa proses perencanaan ulang produk pada PT Trisula International Tbk
dapat dirumuskan sebagai berikut sebagai berikut :
1) Apa saja variasi strategi proses PT Trisula International Tbk?
2) Bagaimana analisis dan desain proses pada PT Trisula International Tbk?
3) Bagaimana pemilihan peralatan dan teknologi yang digunakan PT Trisula
International Tbk?
4) Bagaimana rekayasa ulang untuk proses yang berkelanjutan yang digunakan pada PT
Trisula International Tbk?
C. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui strategi proses yang digunakan pada PT Trisula International Tbk
2) Dapat menganalisa dan desain prosesyang digunakan pada PT Trisula International
Tbk
3) Mengetahui pemilihan peralatan dan teknologi yang digunakan PT Trisula
International Tbk
4) Mengetahui proses perancangan rekayasa ulang produk untuk proses yang
berkelanjutan yang digunakan pada PT Trisula International Tbk
5. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Empat Strategi Proses
Sebuah keputusan besar bagi manajer operasi adalah menemukan cara yang tepat dalam
menghasilkan suatu produk agar dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar dengan
baik. Sebuah strategi proses (process strategy) merupakan sebuah pendekatan dari organisasi
untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan
sebuah proses yang dapat menghasilkan produk yang memenuhi keinginan konsumen yang
sesuai dengan biaya dan kebutuhanya. Setiap barang dan jasa diproduksi dengan menggunakan
beberapa variasi strategi proses, antara lain:
1. Fokus Proses
Unit usaha yang mempunyai fasilitas produksi untuk menghasilkan produk yang
bervariasi dengan volume produksi yang rendah. Contoh, dalam sebuah pabrik, proses-
proses ini bisa berupa departemen untuk pengelasan, penggilingan, dan pengecatan.
2. Fokus Produk
Unit usaha yang proses produksinya memiliki volume yang tinggi dan variasi produk
yang rendah. Proses ini juga bisa disebut dengan proses kontinu, karena mempunya
lintasan produksi yang sangat panjang dan dilakukan secara berulang.
3. Fokus Repetitif
Unit usaha yang dalam menghasilkan produk berorientasi menggunakan modul
(komponen yang disiapkan sebelum menghasilkan suatu produk). Contoh: roti, saus,
keju, daging, bawang, selada, dan tomat disusun untuk mengasilkan suatu quasi-
custom produk yaitu, sandwich.
6. 4
4. Fokus Kustomisasi Massal
Unit usaha yang dalam menghasilkan produknya dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang beragam secara cepat dan dengan biaya yang terjangkau. Pada
kustomisasi massal kita dapat mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan kapan
pelanggan menginginkannya dengan tepat. Kustomisasi massal memerlukan sebuah
system dengan volume yang tinggi dimana produk dibuat berdasarkan pesanan (built-
to-order). Yang dimaksud berdasarkan pesanan disini adalah memproduksi sesuai
dengan permintaan pelanggan, bukan berdasarkan ramalan. Contoh: Perusahaan
seperti iTunes, Spotify, Rhapsody, Amazon, dan eMusic menghasilkan sebuah gudang
musik di internet yang memungkinkan pelanggan untuk memilih ribuan lagu yang
mereka inginkan dan memutarnya dalam sebuah daftar lagu yang kustom.
Perbandingan Proses
Karakteristik dari empat proses ditunjukkan dalam tabel 7.1 dan masing-masing
dapat menyediakan sebuah keuntungan strategis.
7. 5
Pemilihan Perlengkapan
Setelah memilih salah satu dari empat strategi proses, selanjutnya perusahaan
memerlukan keputusan mengenai perlengkapan dan teknologi. Memilih perlengkapan yang
terbaik memerlukan Pemahaman industri khusus dan ketersediaan proses dan teknologi.
Dalam pemilihan perlengkapan, perlu untuk mempertimbangkan biaya, arus kas, kestabilan
pasar, mutu, kapasitas, dan fleksibilitas. Untuk membuat keputusan ini, manajer operasi
mengembangkan dokumentasi yang mengindikasikan persyaratan kapasitas, ukuran, toleransi
dan pemeliharaan dari masing-masing pilihan.
Fleksibilitas (flexibility) merupakan kemampuan untuk merespons dengan penalti
yang dalam waktu, biaya atau nilai pelanggan. Hal ini berarti perlengkapan yang dikendalikan
secara digital, modular, atau dapat dipindahkan. Membangun fleksibilitas dalam sebuah proses
produksi bisa menjadi sangat sulit dan mahal, maka dari itu perlu dilakukan perubahan dari
awal. Perubahan yang diperlukan, antara lain pembelian, standar mutu, perlengkapan, tata
ruang, pelatihan, dan pemeliharaan.
Analisis dan Desain Proses
Sejumlah alat dapat membantu memahami komleksitas desain dan mendesain
ulang proses. Alat tersebut merupakan jalan sederhana untuk memahami apa yang terjadi
dalam proses. Dalam hal ini ada empat contoh pilihan alat dalam rangka analisis dan desain
ulang proses yaitu:
1. Diagram Alur
Diagram alur (flowchart) yang merupakan sebuah skema atau gambar dari pemindahan
bahan materi, produk, atau orang. Misalkan diagram alur dalam profil perusahaan global
untuk menunjukkan proses perakitan untuk Harley-Davidson.
8. 6
2. Pemetaan Fungsi Waktu
Dengan pemetaan fungi waktu (time function mapping) menjadikan pengguna dapat
mengidentifikasikan dan menghilangkan pemborosan seperti langkah tambahan,
pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu. Tujuannya ialah untuk mengatur
produksi barang atau jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, dan tempat tertentu
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
3. Pemetaan Arus Nilai
Sebuah variasi dari pemetaan fungsi waktu adalah pemetaan arus nilai (value stream
mapping). Namun, pemetaan arus nilai perlu untuk melihat secara luas dimana nilai
ditambahkan (dan tidak ditambahkan) dalam keseluruhan proses produksi, termasuk
rantai pasokan. Seperti halnya pemetaan fungsi waktu, idenya adalah untuk memulai
dengan pelanggan dan memahami proses produksi, tetapi pemetaan fungsi waktu
memperluas analisis kembali ke pemasok.
4. Grafik proses
Grafik proses menggunakan symbol, waktu dan jarak untuk memberikan sebuah cara
yang objektif untuk menganalisis dan mencatat efektifitas yang membentuk sebuah
proses memungkinkan untuk fokus pada aktivitas penambahan nilai. Alat ini digunakan
menganalisis pergerakan bahan baku, proses dan orang.
5. Perencanaan Layanan
Perencanaan layanan (blueprinting service) merupakan sebuah teknik analisis proses
yang menitikberatkan pada pelanggan dan hubungan yag terjadi dengan
pelanggan. Perencanaan layanan menunjukkan titik kegagalan potensial bisa dikurangi
dengan sangat besar jika diindentifikasi pada saat tahap desain ketika modifikasi atau
poka-yokes yang sesuai bisa disertakan.
Masing-masing dari empat alat bantu proses analisis ini memiliki kekuatan dan
variansi. Diagram alur memberikan suatu cara yang cepat untuk melihat gambar keseluruhan
9. 7
dan berusaha memahami sistem secara keseluruhan. Pemetaan fungsi waktu menambahkan
beberapa ketelitian dan elemen waktu terhadap analisis makro. Pemetaan aliran nilai
memperluas di luar organisasi langsung kepada para konsumen dan para pemasok.
Diagram proses dirancang untuk memberikan sudut pandang yang lebih terperinci
mengenai proses, menambahkan baranag misalnya waktu nilai tambah, jarak, penyimpanan,
dan lainnya. Perencanaan layanan dalam sisi lainnya dirancang untuk membatu kita fokus
pada bagian variabel yang penting dalam desain proses.
Pertimbangan Khusus Untuk Desain Proses Layanan
Interaksi dengan konsumen terkadang seringkali berpengaruh buruk pada kinerja
proses karena keinginan unik dari setiap konsumen. Oleh karena itu, manajer perlu mendesain
proses pelayanan untuk memenuhi persyaratan khusus ini agar keinginan unik dari konsumen
tidak merugikan kinerja proses sehingga proses layanan ini menjadi lebih efektif dan efisien.
Manajer perlu menemukan kombinasi terbaik antara interaksi pelanggan dan kombinasi
terkait.
Teknologi produksi
Kemajuan dalam teknologi mendorong produktivitas memiliki penerapan yang
telah menyebar secara luas, baik di bidang manufaktur maupun jasa. Berikut adalah area-area
teknologi:
1. Teknologi Mesin
Sebagian besar mesin di dunia yang melakukan kegiatan operasional mengalami
perkembangan yang luar biasa, baik dalam presisi ataupun pengendalian. Mesin-mesin
pada abad ke-21 sering kali 5 kali lebih produktif daripada generasi sebelumnya, yang
ukurannya menjadi lebih kecil dan menggunakan sedikit tenaga untuk beroperasi.
Pengendalian secara elektronik meningkatkan kecepatan dengan mengurangi waktu
peralihan, mengurangi limbah (karena kesalahan menjadi lebih sedikit), dan
10. 8
mendorong fleksibilitas. Mesin-mesin yang memiliki komputer dan memorinya sendiri
disebut dengan mesin kendali numerik komputer.
2. Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) dan RFID
Perlengkapan baru dari mesin manufaktur yang dikendalikan dengan numerik hingga
mesin ATM dikendalikan oleh sinyal elektronik digital. Elektron-elektron merupakan
suatu sarana yang hebat untuk mentransmisikan informasi, tetapi mereka memiliki
keterbatasan utama, yaitu sebagian besar data OM tidak dimulai dalam bit dan byte.
Oleh karena itu, para manajer operasional harus menempatkan data ke dalam bentuk
elektronik. Membuat data digital dilakukan dengan menggunakan keyboard komputer,
barcode, frekuensi radio, karakter optikal, dan lain sebagainya. Sistem identifikasi
otomatis (automatic identification system-AIS) membantu kita memindahkan data ke
dalam bentuk elektronik dimana data ini dapat lebih mudah dimanipulasi.
3. Pengendalian Proses
Kendali proses (process control) adalah penggunaan dari teknologi informasi untuk
memonitor dan mengendalikan proses fisik. Sebagai contoh kendali proses digunakan
untuk menghitung konten kelembaban. Kendali proses juga digunakan untuk
menentukan dan mengendalikan temperatur tekanan dan kuantitas pada kilang minyak
bumi, proses petrokimia, pabrik semen, pengolahan biji besi, reaktor nuklir, dan
fasilitas yang menitikberatkan pada produk lainnya.
4. Sistem Penglihatan
Sistem penglihatan (vision system) sistem yang menggunakan video kamera dan
teknologi komputer dan seringkali digunakan dalam peranan pemantauan. Pemantauan
secara visual adalah suatu tugas yang penting dalam organisasi pemrosesan bahan
makanan dan manufaktur. Lebih jauh lagi, dalam banyak penerapan, inspeksi visual
yang dilaksanakan oleh manusia membosankan dan rentan terhadap kesalahan. Jadi,
sistem penglihatan ini secara luas digunakan ketika barang-barang yang diperiksa
sangat mirip.
11. 9
5. Robot
Robot sering dianggap sebagai suatu mesin fleksibel yang memiliki kemampuan untuk
memegang, memindahkan, dan mungkin menggapai barang-barang. Robot merupakan
perangkat mekanik yang menggunakan impuls elektronik untuk mengaktifkan motor
dan saklar. Robot dapat digunakan secara efektif untuk melaksanakan tugas, terutama
yang monoton atau berbahaya, misalnya Ford yang menggunakan robot untuk
melakukan 98% pengelasan dan sebagian besar pengecatan pada beberapa automobil.
6. Sistem Penyimpanan dan Perbaikan Otomatis (ASRS)
Karena keterlibatan tenaga kerja yang sangat besar dalam kerentanan terhadap
kesalahan, pergudangan, budaya yang dikendalikan oleh komputer telah
dikembangkan. Sistem- sistem ini dikenal sebagai sistem penyimpanan dan pembagian
perbaikan otomatis (automatic storage and retrieval systems-ASRS) yang memberikan
penggantian secara otomatis dan penarikan suku cadang serta produk ke dalam dan dari
tempat yang ditunjuk di dalam gudang.
7. Kendaraan yang Dipandu Secara Otomatis (AGVs)
Penanganan bahan material secara otomatis dapat mengambil bentuk berupa monorel,
alat pembawa barang-barang, robot, atau kendaraan yang dipandu secara otomatis.
Kendaraan yang dipandu secara otomatis (automated guided vehicles-AGV) secara
elektronik memandu dan mengendalikan troli yang digunakan dalam manufaktur dan
gudang untuk memindahkan suku cadang dan perlengkapan. Mereka juga digunakan
dalam kantor untuk memindahkan surat dan dalam rumah sakit serta penjara untuk
mengantarkan pasokan dan sarapan.
8. Sistem Manufaktur yang Fleksibel (FMS)
Ketika komputer sentral memberikan instruksi kepada perlengkapan penanganan bahan
material, misalnya robot, sistem yang dikenal sebagai sel kerja otomatis atau secara
lebih umum, sistem manufakturing yang fleksibel (flexible manufacturing systems-
FMS). FMS bersifat fleksibel karena keduanya perangkat penanganan bahan material
12. 10
dan mesin itu sendiri dikendalikan dengan sinyal elektronik yang dapat diubah dengan
mudah (program komputer). Para operator akan membuat program yang baru sesuai
yang dibutuhkan, untuk memproduksi produk-produk yang berbeda. Hasilnya adalah
suatu sistem yang dapat secara ekonomis menghasilkan volume yang rendah, tetapi
memiliki varietas yang tinggi.
9. Manufakturing yang Terintegrasi Komputer (CIM)
Sistem manufakturing yang fleksibel dapat diperluas ke belakang secara elektronik ke
dalam departemen rekayasa teknik dan departemen pengendalian persediaan dan ke
depan ke departemen pergudangan dan departemen pengiriman. Dalam cara ini, desain
berbantu komputer (CAD) menghasilkan instruksi elektronik yang diperlukan untuk
menjalankan mesin yang dikendalikan secara numerik. Dalam suatu lingkungan
manufakturing terintegrasi komputer, perubahan desain dimulai pada terminal (CAD)
dapat menghasilkan dalam perubahan yang dilakukan atas suku cadang yang
diproduksi di lantai pabrik dalam hitungan menit. Ketika kapabilitas ini diintegrasikan
dengan pengendalian persediaan, pergudangan, dan pengiriman sebagai bagian dari
sistem manufakturing yang fleksibel, keseluruhan sistem ini dinamakan manufakturing
terintegrasi komputer (computer integrated manufacturing-CIM).
Perancangan Ulang Proses
1. Perancangan Ulang Proses
Perancangan ulang proses (procces redesign) adalah pemikiran kembali proses
bisnis yang fundamental untuk membawa peningkatan atas kinerja secara dramatis.
Perancangan ulang proses yang efektif bergantung pada mengevaluasi kembali tujuan dari
proses dan mempertanyakan, baik tujuan maupun asumsi yang mendasarinya.
Perancangan ulang proses juga menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang
melintasi lini fungsional. Karena para manajer sering kali bertanggung jawab atas “fungsi-
fungsi” secara spesifik atau area tanggung jawab yang terspesialisasi, aktivitas-aktivitas
tersebut (proses) yang melintasi dari satu fungsi atau khusus hingga yang lainya yang mungkin
diabaikan. Perancangan ulang menyingkirkan seluruh gagasan mengenai bagaimana proses
13. 11
sedang dilakukan saat ini dan menitikberatkan pada peningkatan yang dramatis atas biaya,
waktu, dan nilai konsumen. Beberapa proses adalah kandidat untuk perancangan ulang secara
radikal. Proses dapat berupa penataan pabrik, prosedur pembelian, suatu cara yang baru dalam
memproses aplikasi kredit, atau order baru atas proses pemenuhan.
14. 12
BAB III
STUDI KASUS & PEMBAHASAN
PT Trisula International Tbk, yang berspesialisasi dalam pembuatan garmen dan
pengelolaan merek pakaian populer dan menguntungkan, menghasilkan produk tekstil
berkualitas tinggi yang memenuhi standar nasional dan internasional dan memiliki rekam jejak
yang kuat sebagai perusahaan regional terkemuka dan sekarang dengan hati-hati mengejar
berbagai peluang pertumbuhan.
A. Proses produksi yang digunakan pada PT Trisula International Tbk
Terdapat beberapa strategi keputusan operasi yang pernah atau saat ini sedang
dijalankan perusahaan, yakni:
1. Fokus Produk
Produksi produk garmen tertentu dengan fokus pada karakteristik khusus, kualitas, dan
keunikan produk pada PT Trisula International Tbk. Pendekatan ini bertujuan untuk
menciptakan produk garmen yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera pasar yang
lebih spesifik. Hal yang dilakukan manajemen operasi saat ini yang dilakukan yang
berfokus pada produk seperti pembuatan produk seragam untuk berbagai ASN dan
BUMN, perusahaan perbankan, maskapai penerbangan, TNI, Polri dan lain-lain.
2. Fokus Repretitif
Fokus repretitif yang dilakukan pada PT Trisula International Tbk adalah pembuatan
kain secara massal seperti kain yang dapat digunakan di berbagai macam produk
seperti kain drill, kanvas, katun, polyester, dan lainnya, secara kita tahu kalo bahan kain
tersebut bisa diaplikasikan kedalam berbagai kegunaan, seperti polierster contohnya,
selain dapat digunakan sebagai bahan untuk jaket, dapat juga digunakan sebagai tas,
dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk tenda kemah, sehingga permintaan dari
baha tersebut juga lebih besar.
15. 13
3. Strategi Kapasitas
Keputusan jangka panjang pernah dilakukan perusahaan saat membeli tanah dan
membuat pabrik pada tahun 1977, dilokasi pabrik saat ini. Selain itu, meningkatkan
kapasitas produksi pada tahun 2000 dengan menambah kapasitas produksi garmen
menjadi 1.000.000 yard per bulan. Keputusan jangka pendek terkait kapasitas
dilakukan perusahaan saat harus merubah tingkat kapasitas yang disebabkan adanya
perubahan tingkat pesanan, yaitu penambahan/pengurangan karyawan kontrak atau
shift kerja di bagian produksi. Perubahan tingkat kapasitas dengan cara ini tidak mahal
dan dapat dilakukan secara cepat. Dan untuk saat ini sedang melakukan survei dan
masih mempertimbangkan lokasi pendirian pabrik garmen baru di lokasi Jawa Tengah
atau Jawa Barat. Keputusan ini dilakukan untuk mendonkrak kapasitas produksi yang
lebih besar lagi dikarenakan permintaan industri kain sendiri meningkat dikarenakan
ekspansi ke kancah internasional.
B. Pemilihan perlengkapan dan teknologi yang digunakan pada PT Trisula
International Tbk
Dalam industri ini, transformasi benang menjadi serangkaian proses yang
memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan kain yang berkualitas. Berikut adalah teknologi
utama yang digunakan dalam tahap ini:
1. Proses awal texturizing, dimana benang-benang filament diproses dalam suatu mesin
dengan mendapatkan perlakuan temperature, tension, serta puntiran atau twist dalam
waktu tertentu sehingga menghasilkan efek keriting, bulky elastis dan mempunyai
crimp yang tinggi.
2. Proses lanjutan setelah texturizing adalah twisting, dimana benang diberikan
twist/puntiran dengan nilai puntiran tertentu (TPM) twist per meter yang menjadikan
benang semakin kompak dan kuat, serta sifat lain sesuai dengan peruntukan design.
Dalam proses ini dikenal 2 macam benang, low twist (< 450 tpm) dan high twist (> 450
tpm). Twist diantaranya berguna untuk memberikan ketahanan kepada benang agar
tidak pecah saat proses weaving, selain itu juga berguna untuk memberikan efek
16. 14
“jatuh” dravery karena kain mempunyai masa jenis yang tinggi. Serta meningkatkan
daya tenun.
3. Memindahkan benang dari gulungan bobbin atau chese atau cones ke dalam gulungan
besar (beam) dengan arah sejajar serta jumlah dan panjang benang yang sudah
ditentukan. Selanjutnya benang ini akan dijadikan benang lusi (warp) yaitu benang
yang searah dengan arah panjang kain.
4. Memberikan lapisan kanji atau film kepada benang agar lebih kuat sehingga tidak
mudah putus saat dilakukan proses berikutnya. Pengkajian ini dilakukan khususnya
pada benang non twist atau low twist.
5. Benang dari proses warping ataupun proses sizing selanjutnya digabungkan dari
beberapa beam untuk menjadi beam lusi. Gabungan ini bisa dari jenis benang yang
sama atau jenis benang yang berbeda sesuai dengan design yang diperuntukkan.
6. Adalah proses pencucukan dimana benang-benang dimasukkan ke dalam dropper, gun
dan sisir sesuai dengan jenis anyaman kain yang diinginkan. Proses ini memerlukan
kehati-hatian karena dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup
lama terutama untuk anyaman fancy (anyaman hias).
7. Adalah proses pertenunan, dimana benang pakan disilangkan dengan benang lusi
sehingga teranyam (menjadi anyaman). Secara umum proses ini terdiri dari 5 Tahap,
yaitu penguluran lusi (let off motion), pembukaan mulut lusi, (shedding motion)
peluncuran benang pakan (weft insertion) pengetekan (beating motion) dan yang
terakhir (take up motion).
8. Proses memeriksa atau memberikan grade kualitas kain hasil tenun, bagian yang
diperiksa meliputi kualitas fisik (misal salah anyaman, pakan pecah, pakan putus, lusi
putus, neps dll) serta kualitas daya serap warna (dyeability) seperti lusi campur,
kerataan warna barre dll. Proses pemeriksaannya dilakukan berdasarkan SOP serta
standard yang ditentukan.
9. Membuka gulungan greige serta menyambungkan dengan gulungan yang lain sehingga
menghasilkan panjang tertentu dalam 1 batch (satuan pencelupan). Biasanya 1 batch
sama dengan 600yrd (10 s/d 12 gulung). Yang harus diperhatikan dalam proses ini
diantaranya adalah kesamaan corak serta lebar greige serta kualitas sambungan harus
rata dan rapi. Setelah itu dimasukkan ke dalam roda.
17. 15
10. Setelah dilakukan pembukaan greige maka proses selanjutnya adalah proses pencucian
(washing) yang bertujuan untuk menghilangkan kanji, lemak serta kotoran yang
melekat pada kain. Yang harus diperhatikan adalah penanganan kain dalam proses ini
harus disesuaikan dengan karakteristiknya agar proses dapat menghasilkan kain yang
benar benar bersih sehingga siap untuk proses selanjutnya.
11. Kain yang masih basah setelah proses washing harus dikeringkan di dalam mesin
drying untuk mendapatkan kain yang benar-benar kering sehingga berat kain dapat
diketahui secara tepat dan akurat. Pengukuran berat ini dimaksudkan untuk dapat
menentukan berat chemical ataupun dyestuff yang harus digunakan.
12. Adalah proses pencelupan atau pewarnaan sesuai dengan target warna yang diinginkan.
Masing-masing warna akan menentukan apa saja zat warna atau chemical yang akan
digunakan serta komposisinya masing-masing, selain itu yang ikut mempengaruhi
adalah SPC (Standard Process Condition) yang meliputi besaran temperature, waktu
serta parameter lainnya.
13. Proses pemeriksaan kain hasil celup, meliputi kesesuaian warna Serta parameter fisik
kain yang lain, tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan kain hasil celup
apakah dapat dilakukan proses lanjut atau harus diperbaiki terlebih dahulu,
permasalahannya yang diketahui lebih awal tentu akan mengurangi cost akibat
kesalahan tersebut.
14. Memberikan efek pegangan atau handfeel sesuai yang diharapkan (lembut, keras,
kering, bulky dll) serta mempunyai fungsi tambahan seperti anti air, anti bakteri quick
absorber, fire retardant, aroma terapy, Teflon dll.
15. Proses curing atau pemantapan dengan dilakukan proses pemanasan tinggi sehingga
karakteristik kain yang meliputi dimesi, density serta karakteristik lain yang dikerjakan
diproses sebelumnya menjadi perkamen.
16. Proses pemeriksaan kualitas akhir produk yang meliputi QC Lab untuk beberapa
parameter antara lain fastness, kekuatan tarik, slippage, density, shrinkage dll, kualitas
disik seperti neps, crease mark, creasing, flek, bowing, skewing dll, serta kualitas warna
dan handfeel.
18. 16
Dari keseluruhan proses tersebut PT Trisula International Tbk telah menggunakan
teknologi industri yang sudah paling maju, dan penggunaannya secara tepat, sehingga produk
yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus. Selain menghasilkan produk barang yang
berkualitas PT Trisula International Tbk juga mendapatkan efisiensi produksi, kualitas produk,
dan adaptasi terhadap tren mode dan teknologi. Mereka juga melakukan pengembangan
pakaian cerdas yang dapat memberikan fungsi tambahan, seperti pemantauan kesehatan atau
konektivitas IoT (Internet of Things), yang bisa dipantau kecara keseluruhan di control center.
Apabila ada kesalahan atau kegagalan dalam satu mesin dapat di antisipasi dan diketahui secara
langsung dan cepat sehingga produk yang cacat dan gagal dapat diminimalisir.
C. Perancangan proses ulang pada PT Trisula International Tbk
Dalam perancanan proses ulang di PT Trisula International Tbk pernah dilakukan
pada saat pandemi, yang sebelumnya PT Trisula International Tbk belum pernah memproduksi
masker dan hazmat, prses tersebut tidak banyak merubah dari proses awal yang memang
awalnya di perusahaan tersebut juga memproduksi bahan dasar dari masker dan hazmat,
mereka hanya melewati beberapa proses tambahan seperti pemurnian (sterilisasi) dari
bakteri/kuman dan pengubahan proses penjahitan saja, selain itu juga menambahkan alat
deteksi bakteri dari karyawan sebelum masuk area pabrik, dan penggunaan hasmat untuk
operator yang mengoperasikan alat-alat yang memproduksi produk tersebut. Selain itu ada
produksi baru juga yaitu jaket dan pouch bag, yang dimana bahan tersebut juga sudah
diproduksi awal di pabrik tersebut yaitu polyester.
Pada PT Trisula International Tbk perancangan proses ulang yang diterapkan dalam
produksi melibatkan serangkaian langkah untuk mengoreksi kesalahan pesanan atau cacat
dalam baju yang diproduksi. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan dalam proses
ini:
1. Identifikasi Kesalahan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi kesalahan atau
perbedaan antara pesanan yang benar dan produk yang sebenarnya. Kesalahan dapat
melibatkan ukuran, warna, desain, atau kualitas produk yang tidak sesuai dengan pesanan
asli.
19. 17
2. Pemisahan Produk: Baju yang salah pesanan harus dipisahkan dari produk yang benar. Ini
dapat melibatkan pengelompokan produk yang salah pesanan untuk kemudian diolah
secara terpisah.
3. Inspeksi Kesalahan: Produk yang salah pesanan harus diperiksa dengan cermat untuk
memastikan jenis kesalahan yang ada. Ini membantu dalam menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam proses pengolahan ulang.
4. Perbaikan atau Modifikasi: Tergantung pada jenis kesalahan, langkah ini mungkin
melibatkan perbaikan atau modifikasi pada produk yang salah pesanan. Misalnya, jika baju
terlalu besar, mereka mungkin perlu dipotong atau disusutkan sesuai ukuran yang benar.
Jika ada masalah warna atau cetakan, mungkin perlu dicuci ulang atau dicetak ulang.
5. Pengulangan Proses: Setelah produk yang salah pesanan telah diperbaiki atau dimodifikasi,
mereka harus melalui tahap produksi ulang. Ini mungkin melibatkan pemotongan, jahit,
pencetakan, atau proses lainnya sesuai dengan jenis baju yang diproduksi.
6. Inspeksi Kualitas: Setelah produk telah diolah ulang, harus diperiksa kualitasnya untuk
memastikan bahwa kesalahan telah diperbaiki dengan benar dan bahwa produk sesuai
dengan standar kualitas yang diharapkan.
7. Pengemasan dan Pengiriman: Produk yang telah diolah ulang dan lolos dari inspeksi
kualitas dapat dikemas ulang dan dikirim ke pelanggan sesuai dengan pesanan.
8. Rekonsiliasi Pesanan: Penting untuk mencatat semua perubahan yang dilakukan dalam
proses pengolahan ulang dan memastikan bahwa pesanan pelanggan direkonsiliasi dengan
benar untuk menghindari kesalahan di masa depan.
9. Pemantauan dan Pencegahan Kesalahan: Selama dan setelah proses pengolahan ulang,
harus melakukan pemantauan dan evaluasi untuk memahami penyebab kesalahan dan
mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan agar kesalahan serupa tidak terjadi
lagi di masa depan.
Proses pengolahan ulang baju yang salah pesanan ini memerlukan perhatian terhadap
detail, kerja sama antara berbagai departemen, dan komitmen terhadap kepuasan pelanggan.
Kesalahan dalam produksi adalah hal yang tidak diinginkan, tetapi dapat dikelola dengan baik
dengan langkah-langkah yang tepat.
20. 18
KESIMPULAN
Salah satu langkah pentingnya ialah terletak pada manajemen proses ada empat variasi
strategi proses untuk menunjang strategi dan eksistensi produk suatu perusahaan. Diantaranya,
fokus pada proses fokus berulang, fokus pada produk.
Pada PT Trisula International Tbk sudah menerapkan 3 dari 4 fokus proses strategi proses
yang sudah dijelaskan diatas, sehingga perusahaan sendiri sudah dimiliki keoptimalan dalam fokus
proses.
Untuk membantu kinerja proses sejumlah alat dapat membantu memahami kompleksitas
desain dan mendesain ulang proses. Dalam hal ini juga terdapat empat contoh pilihan alat dalam
rangka analisis dan desain ulang proses, yaitu diagram air, pemetaan fungsi waktu, diagram proses.
Dalam penerapannya PT Trisula International Tbk sudah menerapkan sebuah proses dari
yang sudah dijelaskan seperti alur proses dan keberlangsungangan diagram secara tepat. PT Trisula
International Tbk melakukan pengembangan pakaian cerdas yang dapat memberikan fungsi
tambahan, seperti pemantauan kesehatan atau konektivitas IoT (Internet of Things), yang bisa
dipantau kecara keseluruhan di control center. Apabila ada kesalahan atau kegagalan dalam satu
mesin dapat di antisipasi dan diketahui secara langsung dan cepat sehingga produk yang cacat dan
gagal dapat diminimalisir. Dalam proses strategi ulang yang dilakukan PT Trisula International
Tbk adalah melakukan proses ulang dan mengevaluasi dalam setiap prosesnya sehingga
meminimalisir kesalahan dalam produksi dan dapat dikelola dengan baik dengan langkah-langkah
yang tepat.
21. 19
DAFTAR PUSTAKA
Jay, Heizer, Barry, Render. 2015. Manajemen Operasi : Manajemen Keberlangsungan dan
Rantai Pasokan. Salemba Empat : Jakarta Selatan.