Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh penggunaan fly ash dan viscocrete pada self-compacting concrete (SCC) berdasarkan hasil penelitian.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi binder 6:4 dan dosis viscocrete 1,5% merupakan kondisi optimal SCC berdasarkan uji workability, flowability, dan kuat tekan.
3. Penelitian ini bertujuan menentukan pen
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
Self compacting concrete
1. 1MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
Pengaruh Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada
Self-compacting Concrete (SCC)
ASLINDA MAYTASARI / MTS 12.21.1.0498
Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi dari tahun ke tahun
semakin pesat, baik dari segi desain maupun metode-metode konstruksi yang
dilakukan. Dalam pekerjaan konstruksi beton, pemadatan atau vibrasi beton adalah
pekerjaan yang mutlak harus dilakukan untuk suatu pekerjaan struktur beton
bertulang konvensional. Tujuan dari pemadatan itu sendiri adalah meminimalkan
udara yang terjebak dalam beton segar sehingga diperoleh beton yang homogen dan
tidak terjadi rongga-rongga di dalam beton (honey-comb). Konsekuensi dari beton
bertulang yang tidak sempurna pemadatannya, diantaranya dapat menurunkan kuat
tekan beton dan impermeabilitas beton sehingga mudah terjadi korosi pada besi
tulangan (Sugiharto dan Kusuma, 2001). Pengecoran beton konvensional pada beam
column joint yang padat tulangan dengan alat vibrator belum menjamin tercapainya
kepadatan secara optimal. Selain itu penggunaan alat vibrator pada daerah yang padat
bangunan dapat menimbulkan polusi suara yang mengganggu sekitarnya, sehingga
teknologi self-compacting concrete (SCC) merupakan alternatif yang dapat
digunakan.
Beton memadat mandiri pertama kali dikembangkan di jepang pada tahun
1990-an sebagai upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran komponen gedung
artistik dengan bentuk geometri tergolong rumit bila dilakukan pengecoran beton
normal.Riset temtang beton memadat mandiri masih terus dilakukan hingga sekarang
dengan banyak aspek kajian, misalnya ketahanan (durability),permeabilitas dan kuat
tekan (compressive strength). Kekuatan tekan beton kering 102 Mpa sudah dapat
dicapai karena penggunaan admixture superplastiziser yang memungkinkan
penurunan rasio air-semen (w/c) hingga nilai w/c = 0,3 atau lebih kecil.
Self-compacting Concrete (SCC) dapat didefinisikan sebagai suatu jenis
beton yang dapat dituang, mengalir dan menjadi padat dengan memanfaatkan berat
sendiri, tanpa memerlukan proses pemadatan dengan getaran atau metode lainnya,
selain itu beton segar jenis self-compacting concrete bersifat kohesif dan dapat
dikerjakan tanpa terjadi segregasi atau bleeding. Keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dari penggunaan self compacting concrete antara lain :
2. 2MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
1. Mengurangi lamanya konstruksi dan besarnya upah pekerja,
2. Pemadatan dan penggetaran beton yang dimaksudkan untuk memperoleh
tingkat kepadatan optimum dapat dieliminir,
3. Mengurangi kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitarnya,
4. Meningkatkan kepadatan elemen struktur beton pada bagian yang sulit
dijangkau dengan alat pemadat, seperti vibrator,
5. Meningkatkan kualitas struktur beton secara keseluruhan.
Beton jenis ini lazim digunakan untuk pekerjaan beton pada bagian
struktur yang sulit dijangkau dan dapat menghasilkan struktur dengan kualitas yang
baik. Menurut Dehn dan kawan-kawan (2000), Self Compacting Concrete
mensyaratkan kemampuan mengalir yang baik pada beton segar dengan nilai slump-
flow minimal sebesar 60 cm memiliki dan pada umumnya nilai slump yang dicapai
sangat tinggi (lebih dari 20 cm). Konsep dasar yang diterapkan dalam proses produksi
SCC ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Konsep dasar prsoses produksi beton Self-compacting Concrete
Pada saat ini Self-compacting Concrete (SCC) telah banyak digunakan
dalam dunia kontruksi. Dimana banyak keuntungan yang dapat diperoleh yaitu
diantaranya dapat menekan biaya, mutu dan waktu pengerjaan kontruksi yang cukup
lama. Dengan tidak lagi dibutuhkannya pemadatan, maka dapat mengurangi tenaga
kerja dan peralatan yang dibutuhkan, keuntungan lainnya seperti keamanan tenaga
kerja dan penghematan waktu dapat ditingkatkan. Sedangkan dalam segi mutu Self-
compacting Concrete (SCC) mempunyai banyak keunggulan yaitu dapat mengurangi
permeabilitas dari beton sehingga permukaan beton menjadi lebih halus dan
homogen. Sedangkan pada saat ini di Indonesia Self-compacting Concrete (SCC)
belum begitu populer, hal ini disebabkan dari segi biaya penggunaan Self-
3. 3MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
compacting Concrete (SCC) di Indonesia kurang efesien karena biaya pembuatan
Self-compacting Concrete (SCC), jika di bandingkan dengan biaya tenaga kerja di
Indonesia masih jauh lebih murah dengan cara konvensional seperti biasa. Self-
compacting Concrete (SCC) di Indonesia seringkali digunakan khusus untuk kondisi-
kondisi tertentu, seperti basement yang membutuhkan beton dengan permeabilitas
rendah.
Komposisi agregat kasar pada beton konven-sional menempati 70-75 %
dari total volume beton. Sedangkan dalam SCC agregat kasar dibatasi jumlahnya
sekitar kurang lebih 50 % dari total volume beton supaya bisa mengalir dan memadat
sendiri tanpa alat pemadat. Bahan Campuran pada SCC 1. SCC memerlukan agregat
halus yang lebih banyak dibandingkan dengan beton konven-sional. 2. Ukuran
agregat kasar biasanya antara 12 mm sampai 20 mm. 3. Semen dan fly ash diberikan
sesuai per-bandingan binder. 4. Untuk mendapatkan workabilitas yang ting-gi dan
homogenitas beton diperlukan visco-crete admixtures.
Metodologi Pelaksanaan
Trial mix awal
Trial mix awal bertujuan untuk menyederhanakan variasi komposisi
campuran yang akan dilakukan pada percobaan nanti dan menentukan
perbandingan agregat kasar dan halus yang optimum. Pada trial mix awal ini, yang
diutamakan adalah dicapainya kondisi campuran beton yang memenuhi syarat
pengujian flowability dan workability. Sebelum pelaksanaan trial mix, dilakukan
penetapan komposisi bahan, meliputi jumlah total dari binder sebesar 425 kg/m3
dan dosis viscocrete sebesar 1.5%, 2%, 3%. Setelah jumlah binder dan dosis
viscocrete ditentukan kemudian dilakukan trial mix dengan komposisi sebagai
berikut :
- Jumlah binder sebesar 425 kg/m3
.
- Komposisi binder adalah 8:2.
- Dosis viscocrete sebesar 1.5%.
Dari komposisi bahan tersebut dilakukan trial mix dengan merubah-
rubah perbandingan jumlah agregat kasar dengan agregat halus, kemudian
dilakukan pengujian flowability dan workability. Dari pengujian tersebut didapat
4. 4MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
bahwa untuk perbandingan yang paling baik dan optimum adalah perbandingan
volume agregat kasar dan agregat halus sebesar 1:1.
Setelah perbandingan volume agregat kasar dan agregat halus
ditentukan, dilakukan trial mix lagi untuk menentukan perkiraan awal jumlah air
untuk setiap kompisisi binder, yaitu dengan menetapkan perbandingan agregat
kasar dan agregat halus serta dosis viscocrete kemudian komposisi binder diubah-
ubah. Dari pengujian-pengujian tersebut dapat diperkirakan jumlah air yang akan
diberikan, misalnya, untuk komposisi binder8:2 diperkirakan jumlah air sekitar
130 l/m3
, komposisi binder 7:3 diperkirakan 110 l/m3
Perhitungan waktu saat pengujian
1. Perhitungan waktu saat pengujian flowability dengan L-shaped box digunakan
2 buah stopwatch. Sedangkan pengujian workability dengan slump cone
menggunakan 1 buah stopwatch dan sebuah alat pengukur panjang untuk
mengukur diameter maksimum aliran beton.
2. Perhitungan waktu stopwatch dijalankan saat penutup pintu pada alat L-shaped
box dibuka secara keseluruhan dan pada saat aliran beton tersebut mulai
mengalir secara konstan.
3. Untuk stopwatch pertama, perhitungan waktu dihentikan pada saat aliran beton
mencapai garis batas 40 cm dari sisi dalam L-shaped box (FL40). Sedangkan
stopwatch kedua perhitungan waktu dihentikan saat aliran beton mencapai
ujung dari L-shaped box (FLmax).
4. Untuk pengukuran waktu pada pengujian workability, slump cone diangkat
perlahan-lahan sehingga aliran beton secara perlahan mulai turun mengalir.
Aliran beton harus mengalir secara bersambung tidak boleh terputus.
Stopwatchdijalankan pada saat beton tersebut mulai mengalir tanpa terputus
dan dihentikan sampai slump flow dari beton tersebut mencapai diameter 50 cm
(SF50). Setelah aliran beton berhenti mengalir, dilakukan pengukuran untuk
diameter dari aliran beton yang paling maksimum (SFmax).
Langkah-langkah pengujian
Langkah-langkah trial mix dan pengujian dari awal sampai akhir
adalah sebagai berikut :
1. Kerikil dan pasir pada kondisi saturated surface dry (SSD).
5. 5MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2. Disiapkan cetakan silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
3. Kerikil dan pasir diayak terlebih dahulu kemudian ditimbang. Setelah itu
dimasukkan ke dalam molen.
4. Semen dan fly ash ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam molen.
5. Viscocrete ditimbang kemudian dicampurkan ke dalam air yang telah
disiapkan dalam gelas ukur. Sebelum campuran air dengan
viscocretedimasukkan ke dalam molen, molen yang berisi campuran kerikil,
pasir, semen, dan fly ash diputar. Setelah pencampurannya sudah merata air
yang telah dicampurkan dengan viscocrete dimasukkan ke dalam molen.
6. Jika air yang dicampur dengan viscocrete sudah diberikan sampai habis,
sedangkan melalui pengujian flowability dan workability hasil trial mix
tersebut tidak memenuhi syarat maka diberikan lagi tambahan air.
Penambahan air dilakukan dengan diberikan dahulu tambahan air sebesar 5
% dari total jumlah air. Setelah itu baru kemudian air yang telah ditakar
dalam gelas ukur diberikan sampai diperkirakan mencapai kondisi yang
paling optimal.
7. Saat adukan beton diisikan ke dalam L-shaped box, beton tidak boleh
dirojok. Pengujian flowability ini dilakukan sebanyak 2 kali.
8. Setelah itu dilakukan pengujian workability dengan menggunakan slump
cone sebanyak 1 kali.
9. Kemudian diukur penambahan air yang diberikan dan dijumlah dengan
takaran yang sebelumnya. Dari jumlah air tersebut kemudian dibagi dengan
jumlah total binder
10. yang digunakan. Dari hasil pembagian tersebut diperoleh nilai water-binder
ratio.
11. Setiap adukan beton rata-rata jumlah cetakan silinder yang terisi penuh
didapat sebanyak 7 buah benda uji, yang nantinya akan diuji kuat tekannya.
12. Pengujian kuat tekan dilakukan pada beton mencapai umur 7, 14, 28, dan 56
hari.
Hasil Pengujian
Dari percobaan dan pengujian yang dilakukan, didapat beberapa hal yang
berpengaruh terhadap Self-compacting Concrete, yaitu:
1. Batas penggunaan fly ash sampai pada perbandingan binder 5:5.
Diamati bahwa untuk penggunaan fly ash yang lebih banyak dari
6. 6MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
semen menyebabkan jumlah air yang dibutuhkan semakin berkurang.
Dengan sedikitnya jumlah air tersebut trial mix tidak dapat
mengalami kondisi workable dan flowable. Tetapi dengan
ditambahkannya air, trial mix tersebut mengalami kondisi dispersi dan
segregasiSehingga untuk peng gunaan fly ash yang lebih banyak dari
semen tidak dapat ditentukan komposisi bahan yang tepat karena
tinjauan dari segi workability dan flowability.
2. Untuk penggunaan viscocretedalam SCC merupakan hal yang mutlak
harus diberikan. Tanpa diberikan viscocrete, trial mix tidak akan
dapat mengalami keadaan selfcompactibility, meskipun trial mix
dibuat mendekati beton sangat cair tetapi tetap tidak dapat memenuhi
syarat flowability dan workability. Penggunaan viscocrete1.5% dan
2% tidak menunjukkan perbedaan-perbedaan yang signifikan.
3. Dari hasil pengujian SCC didapat bahwa untuk komposisi binder 6:4
dan dosis viscocrete1.5% merupakan kondisi yang optimal, baik
ditinjau dari segi workability, flowability dan kuat tekan beton.
7. 7MEGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
DAFTAR PUSTAKA
Slamet Widodo, Optimalisasi Kuat Tekan Self-Compacting Concrete dengan Cara
Trial-Mix Komposisi Agregat Dan Fillerpada Campuran Adukan Beton.
Sugiharto, Handoko. Kusuma, Gideon Hadi. Himawan, Agus. Darma, David Surya.
2001.Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self-Compacting Concrete. Jurnal
Dimensi Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, Maret 2001, 30-35 ISSN 1410-9530.
Rusyandi, Kukun. Mukodas, Jamul. Gunawan, Yadi. Perancangan Beton Self
Compacting Concrete (Beton Memadat Sendiri) Dengan Penambahan Fly Ash Dan
Structuro. Jurnal Konstruksi, Sekolah Tinggi Teknologi Garut.