SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
BAB I 
PERENCANAAN CAMPURAN BETON 
(SNI-03-2847-2002) 
(MIX DESIGN) 
A. PENDAHULUAN 
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan 
dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang 
memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan 
beton yang seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang 
menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu yang diharapkan dapat 
menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau bahwa Deviasi Standart 
Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam pelaksanaan yang 
sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai 
persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di 
laboratorium. 
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu 
pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua 
bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa 
terlebih dahulu mutunya. 
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga 
memenuhi syarat-syarat berikut: 
a. Campuran yang seekonomis mungkin. 
Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan campuran 
beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan mempunyai ruang pori 
adukan yang minimum, karena makin minimum ruang porinya makin sedikit 
pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan juga berkurang. Oleh karena 
itu yang paling menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau 
material. 
Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga agregat maka 
dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam menurunkan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara memakai slump yang 
rendah sesuai dengan batas yang diizinkan, memakai ukuran butir maksimum 
agregat dan bila perlu dipakai bahan admixture. Keuntungan yang diperoleh 
dengan menggunakan nilai slump yang rendah yaitu dapat mengurangi 
terjadinya penyusutan beton dan panas hidrasi rendah. Tetapi apabila kadar 
semen terlalu rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton. 
b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas). 
Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam dipadatkan 
sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian akhir harus 
ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan pasta semen) dan 
bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat dikurangi. Kebutuhan air 
untuk workabilitas yang minimun dengan menambah mortar semen sedikit 
dari pada penambahan banyak air atau agregat halus. 
c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya. 
Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana 
dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya 
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Pada umumnya 
spesifikasi beton akan memerlukan kekuatan tekan yang minimum. Ini 
penting untuk menjaga supaya kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan 
yang lain. Spesifikasi ini juga menghendaki bahwa beton harus persyaratan 
keawetan yang dikehendaki, seperti perlawanan terhadap pembekuan dan 
pencairan atau terhadap serangan bahan kimia pertimbangan ini selanjutnya 
memberikan batas penentuan untuk faktor air semen atau kadar air semen. 
B. PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON 
Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih dikenal 
sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap yang saling 
berkaitan, yaitu: 
a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran 
beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain. 
b. Penentuan jumlah relatif dari bahan-bahan campuran untuk menghasilkan 
beton yang baik. 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Data Perencanaan 
a. Tegangan Karakteristik Rencana : 26 MPa (Silinder) 
b. Umur : 28 hari 
c. Kemungkinan Gagal : 5% 
d. Jenis Pekerjaan : Abutment 
e. Keadaan Beton : di luar ruangan (tidak terlindung dari 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
hujan dan terik matahari langsung ) 
f. Zat aditif : 0,6% (Sika Viscocrete-10) 
′) 
1. Kuat Tekan Karakteristik (푓푐 
Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur 28 
hari yang jumlah cacat tidak lebih dari 5% artinya kekuatan yang ada hanya 
5% yang diperbolehkan dari jumlah yang ditest. 
Nilai 푓′ 푐 
=26 MPa 
2. Deviasi Standar (Sd) 
Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian 
pelaksanaan pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin 
kecil nilai deviasinya. 
a. Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai 
pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar 
diambil dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan pada tabel di bawah ini.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Mutu Pekerjaan dengan Deviasi Standar dapat dilihat pada Tabel 1.1 
sebagai berikut: 
Tabel 1.1 Mutu Pekerjaan Diukur dengan Deviasi Standar 
Tingkat Pengendalian 
Mutu Pekerjaan 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Standar Deviasi 
(MPa) 
Memuaskan 
Sangat Baik 
Baik 
Cukup 
Jelek 
Tanpa Kendali 
2,8 
3,5 
4,2 
5,6 
7,0 
8,4 
b. Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa 
minimum 30 buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 
28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan 
suatu faktor pengali. 
Σ(푥 −푥̅)2 
Rumus: Sd = √ 
푛−1 ...........................................(1.1) 
Dimana: 
x = tegangan untuk benda uji (MPa) 
n = jumlah data 
Untuk Faktor pengali Deviasi Standar dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut: 
Tabel 1.2 Faktor pengali Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji yang 
Tersedia Kurang dari 30 
Jumlah Data 30 25 20 15 < 15 
Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Tidak boleh 
(sumber: TBK Mix Design, 2007) 
Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil Sd = 7 MPa 
3. Nilai Tambah Margin (M) 
Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar dimana 
faktor k tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji. 
M = 1,64 . Sd …….....……………………... (1.2)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Dimana: 
M = Nilai tambah 
Sd = Standar Deviasi 
k = Konstanta Kegagalan 5% = 1,64 
Rumus di atas berlaku jika pelaksana mempunyai data pengalaman 
pembuatan beton yang diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. 
Jika data tidak tersedia, berdasarkan Tabel 1.3, untuk 푓푐 
′ ) 
′ = Kekuatan tekan rata-rata (MPa) 
푓푐 
′ = 26,0 + 8,5 = 34,5 MPa 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
′= 26 MPa 
digunakan: M = 8,5 MPa 
Tabel 1.3 Kuat tekan rata-rata jika data tidak tersedia (SNI-03-2847- 
2002) 
Persyaratan Kuat Tekan 푓′ 푐 
(MPa) Kuat Tekan rata – rata perlu, 푓′ 푐푟 
(MPa) 
′+7,0 
Kurang dari 21 푓푐 
21 sampai dengan 35 풇풄′ 
+8,5 
′+7,0 
Lebih dari 35 푓푐 
4. Kuat Tekan Rata-rata (풇풄풓 
′ =푓푐 
푓푐푟 
′+ M ……………………….(1.3) 
Dimana: 푓푐푟 
′ = Kekuatan tekan karakteristik (MPa) 
Maka 풇풄풓 
5. Menetapkan Jenis Semen 
Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis: 
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan 
persyaratan khusus 
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi 
sedang 
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat 
mengeras)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah 
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat 
Semen yang digunakan semen Portland termasuk semen Tipe 1. 
6. Jenis Agregat 
Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus. Adapun jenis agregat 
dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak dipecah) dan batu pecah. 
Jenis agregat halus adalah pasir dan agregat kasar adalah batu pecah. 
7. Faktor Air Semen 
Faktor air semen rencana diperoleh dari ketiga cara, yaitu: 
Cara Pertama 
70 
60 
50 
40 
34,5 
0.46 
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Semen Tipe I, I , V 
Semen Tipe I I 
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 
Faktor Air-Semen 
Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
30 
20 
10 
0 
Gambar 1.1 Grafik 0 
Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Tekan Silinder 
Semen Tipe I, I , V 
Semen Tipe I I 
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 
Faktor Air-Semen 
Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Semen Tipe I, I , V 
Semen Tipe I I 
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 
Faktor Air-Semen 
Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 
Beton 
Untuk fcr’ = 34,5 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka, 
Faktor air-semen didapat sebesar 0,46. 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Faktor Air-Semen 
Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 
Semen Tipe I, II, V 
Semen Tipe III
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Cara Kedua 
a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel 
1.4, sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai. Didapat kuat 
tekan beton sebesar 37 MPa. 
b. Lihat Gambar 1.2. 
c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai 
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas. 
d. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai 
memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas. 
e. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk 
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan. Didapat faktor air semen 
(f.a.s) adalah 0,44. 
Tabel 1.4 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan f.a.s 0,5 
Jenis Semen 
Jenis Agregat 
Kasar 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Kuat Tekan (MPa) Pada Umur 
3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari 
Semen Portland 
(Tipe I, II, III) 
Alami 17 23 33 40 
Batu Pecah 19 27 37 45 
Semen Portland 
(Tipe III) 
Alami 21 28 38 44 
Batu Pecah 25 33 44 48 
Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
70 
60 
50 
40 
37 
30 
20 
10 
0 
0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 
Gambar 1.2 Grafik Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor 
Air Semen 
Faktor air-semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat 
Tekan 37 MPa, sebesar 0,44 
8. Faktor Air Semen Maksimum 
Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai 
pembetonan dan lingkungan khusus dapat dilihat pada Tabel 1.5, untuk beton 
bertulang terendam air dapat dilihat pada Tabel 1.6, sedangkan untuk beton 
yang berhubungan dengan air tanah mengandung sulfat dapat terlihat pada 
Tabel 1.7 berikut ini: 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Faktor Air-Semen 
Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 
Semen Tipe I, II, V 
Semen Tipe III 
0,44
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 1.5 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk berbagai 
Pembetonan dan Lingkungan Khusus 
Uraian 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
f.a.s 
Maksimum. 
1. Beton di dalam ruang bangunan 
a. Keadaan keliling non korosif 
b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi 
atau uap-uap korosif 
2. Beton di luar ruang bangunan 
a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung 
b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung 
3. Beton yang masuk kedalam tanah 
a. Mengalami keadaan basah dan kering bergantian 
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air 
tanah 
4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air 
0,60 
0,52 
0,55 
0,60 
0,55 
lihat Tabel 1.7 
lihat Tabel 1.6 
Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air 
Berhubungan dengan Tipe Semen Faktor Air Semen 
Air Tawar 
Air Payau 
Air Laut 
Semua Tipe I – IV 
a. Tipe I + Pozolan(15%-40%) 
atau S.P.Pozolan 
b. Tipe II atau V 
Tipe II atau V 
0,50 
0,45 
0,50 
0,45
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 1.7 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air 
Konsentrasi Sulfat (SO3) 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Jenis Semen 
f.a.s 
Maksimum 
Dalam Tanah 
SO3 Dalam 
Air Tanah 
(g/l) 
Total 
SO3 % 
SO3 dlm 
campuran 
(g/l) 
air : tanah =2 : 1 
< 0,2 
0,2 – 0,5 
0,5 – 1,0 
1,0 – 2,0 
> 2,0 
< 1,0 
1,0 – 1,9 
1,9 – 3,1 
3,1 – 5,6 
> 5,6 
< 0,3 
0,3 – 1,2 
1,2 – 2,5 
2,5 – 5,0 
> 5,0 
Tipe I, dengan atau tanpa 
Pozolan (15%-40%) 
c. Tipe I tanpa Pozolan 
d. Tipe I + Pozolan(15%- 
40%) atau S.P.Pozolan 
e. Tipe II atau V 
a. Tipe I + Pozolan (15%- 
40%) atau S.P.Pozolan 
b. Tipe II atau V 
Tipe II atau V 
Tipe II atau V dan 
Lapisan Pelindung 
0,50 
0,50 
0,55 
0,55 
0,45 
0,45 
0,45 
0,45 
Untuk Beton didalam ruangan keadaan keliling non korosif, Nilai f.a.s 
maksimum sebesar 0,60. 
9. Faktor Air Semen Yang Digunakan 
Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan fas 
maksimum. 
Maka faktor air-semen yang digunakan 0,44. 
10. Nilai Slump Beton 
Nilai slump beton yang akan digunakan untuk memeriksa kekentalan suatu 
adukan beton. Nilai slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila tidak 
ditentukan nilai slump dapat diperoleh dari Tabel 1.8.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 1.8 Penetapan Nilai Slump 
No Uraian 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Slump (cm) 
Max Min 
1 
2 
3 
4 
5 
Dinding plat pondasi telapak bertulang 
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, 
dan konstruksi bawah tanah 
Plat, balok, kolom, dan dinding 
Pengerasan jalan 
Pembetonan missal 
12,5 
9,0 
15,0 
7,5 
7,5 
5,0 
2,5 
7,5 
5,0 
2,5 
Untuk penggunaan beton (Balok) dari tabel diambil Nilai Slump dengan 
rentang antara 75 - 150 mm. 
11. Ukuran Maksimum Agregat 
Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak boleh 
melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini: 
a. ¾ kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja tulangan atau 
tandon prategang atau selongsong. 
b. 1/3 kali tebal plat 
c. 1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan 
Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum 
40 mm, 20 mm, dan 10 mm. 
Dari Analisa saringan didapatkan ukuran maksimum agregat 40 mm. 
12. Kebutuhan Air 
Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut: 
a. Agregat tak dipecah dan dipecah (jenis agregat sama) dapat dipergunakan 
Tabel 1.9 
b. Agregat campuran (Jenis agregat berbeda) dihitung menurut: 
A = 2/3 Ah + 1/3 A .................................(1.4)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Dimana: 
A = Kebutuhan air 
Ah = perkiraan jumlah air untuk agregat halus 
Ak = perkiraan jumlah air agregat kasar pada Tabel 1.9 
Karena Jenis Agregat sama, dari tabel didapat kebutuhan air 205 lt/m3 = 
205 kg/m3. 
Tabel 1.9 Penentuan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter) 
Ukuran Max 
Agregat (mm) 
Jenis Agregat 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Slump (mm) 
0 – 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180 
10 
Alami 150 180 205 225 
Batu Pecah 180 205 230 250 
20 
Alami 135 160 180 190 
Batu Pecah 170 190 210 225 
40 
Alami 115 140 160 175 
Batu Pecah 155 175 190 205 
13. Kebutuhan Semen Rencana 
Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton sesuai 
faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan faktor air 
semen. Nilai kebutuhan semen rencana dapat dihitung berdasarkan rumus 
berikut: 
kb 
f a s 
ksr 
. . 
 
Dimana: 
ksr = kebutuhan semen rencana (kg/m3) 
kb = kebutuhan air (kg/m3) 
f.a.s = faktor air semen 
kb 
 = 
f a s 
ksr 
. . 
205 
0,44 
........................................ (1.5) 
= 465,909 kg/m3 
Maka Kebutuhan semen rencana 465,909 kg/m3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
14. Kebutuhan Semen Minimum 
Kadar semen minimum ditetapkan berdasarkan Tabel 1.10 antara lain untuk 
menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya 
lingkungan korosif, air payau dan air laut. 
Tabel 1.10 Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan 
dan Lingkungan Khusus 
Uraian 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Jumlah Semen Minimum 
Per m3 Beton (kg/m3) 
1. Beton di dalam ruang bangunan 
a. Keadaan keliling non korosif 
b. Keadaan keliling korosif disebabkan 
kondensasi atau uap-uap korosif 
2. Beton di luar ruang bangunan 
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 
matahari langsung 
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 
langsung 
3. Beton yang masuk kedalam tanah 
a. Mengalami keadaan basah dan kering 
berganti-ganti 
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari 
tanah atau air tanah 
4. Beton yang kontinu berhubungan dengan 
air tawar/ payau / laut 
275 
325 
325 
275 
325 
lihat Tabel 1.11 
lihat Table 1.10 
Dari Tabel 1.10 didapatkan kebutuhan semen minimum 275 kg/m3 
Untuk mengetahui kandungan semen minimum beton bertulang dalam air 
dapat dilihat Tabel 1.11 dan untuk kandungan semen minimum untuk beton 
yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat dapat dilihat 
Tabel 1.12 berikut:
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum Beton Bertulang dalam Air 
Berhubungan 
dengan 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Tipe Semen 
Ukuran Agregat (mm) 
40 20 
Air Tawar 
Air Payau 
Air Laut 
Semua Tipe I – IV 
c. Tipe I + Pozolan(15%- 
40%) atau S.P.Pozolan 
d. Tipe II atau V 
Tipe II atau V 
280 
340 
290 
330 
300 
380 
330 
370 
Tabel 1.12 Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang berhubungan 
dengan Air tanah yang Mengandung Sulfat 
Konsentrasi Sulfat (SO3) 
Jenis Semen 
Kandungan Semen 
Minimum (kg/m3) 
Ukuran Agregat 
Dalam Tanah 
SO3 Dalam 
Air Tanah 
(g/l) 
Total SO3 % 
SO3 dlm 
campuran (g/l) 
air : tanah =2 : 
1 
40 20 10 
< 0,2 
0,2 – 0,5 
0,5 – 1,0 
1,0 – 2,0 
> 2,0 
< 1,0 
1,0 – 1,9 
1,9 – 3,1 
3,1 – 5,6 
> 5,6 
< 0,3 
0,3 – 1,2 
1,2 – 2,5 
2,5 – 5,0 
> 5,0 
Tipe I, dgn atau tanpa 
Pozolan(15%-40%) 
Tipe I tanpa Pozolan 
Tipe I + Pozolan (15%-40%) 
atau S.P.Pozolan 
Tipe II atau V 
Tipe I + Pozolan (15%-40%) 
atau S.P.Pozolan 
Tipe II atau V 
Tipe II atau V 
Tipe II atau V dan Lapisan 
Pelindung 
280 
290 
250 
340 
290 
330 
330 
300 
330 
290 
380 
330 
370 
370 
350 
380 
430 
430 
380 
420 
420 
15. Kebutuhan Semen Yang Dipakai 
Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar dari 
kadar semen rencana dan kadar semen minimum. 
Karena Kebutuhan semen rencana lebih besar dari kebutuhan semen 
minimum, maka kebutuhan semennya 465,909 kg/m3.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
16. Penyesuaian Jumlah Air atau Faktor Air-Semen 
Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, 
maka faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan: 
a. Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen 
dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum. 
b. Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen minimum 
dikalikan faktor air semen. 
Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian, 
jadi nilai f.a.s 0,44 dan kebutuhan air sebesar 205 Liter/m3. 
17. Gradasi Agregat Halus 
Tentukan gradasi agregat halus melalui analisa saringan. Dalam SK-SNI-T- 
15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah yaitu: 
a. Zona I : pasir kasar 
b. Zona II : pasir agak kasar 
c. Zona III : pasir agak halus 
d. Zona IV : pasir halus 
DATA HASIL PERCOBAAN ANALISA SARINGAN 
a. Hasil analisa data saringan untuk agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 1.13 
berikut: 
Tabel 1.13 Analisa Saringan untuk Agregrat Kasar 
No. 
Sharingan 
Berat 
Tertahan 
(gr) 
1 
1 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Persentase 
Tertahan 
Komulatif 
Berat 
Tertahan(%) 
Berat 
Lolos(%) 
2 
0,000 0,000 0,000 100,000 
¾ 6970,000 45,125 45,125 54,875 
½ 1020,000 15,750 60,875 39,125 
3/8 10,000 10,000 70,875 29,125 
No.4 0,000 27,250 98,125 1,875 
PAN 0,000 1,875 100,000 0,000
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
b. Hasil analisa data saringan untuk agregat kasar dapat dilihat pada 
Tabel 1.14 berikut: 
Tabel 1.14 Analisa Saringan untuk Agregrat Halus 
No. 
Sharingan 
Berat 
Tertahan 
(gr) 
Persentase 
Tertahan 
Dari hasil percobaan didapat grafik persentase berat lolos agregat halus dan 
agregat kasar, seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 berikut: 
GRAFIK PERSENTASE BERAT LOLOS AGREGAT HALUS 
0.6; 90 1.2 ; 97 
0.3; 40 
Gambar 1.3 Grafik Persentase berat lolos agregat halus 
100 
90 
80 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Komulatif 
Berat 
Tertahan(%) 
Berat 
Lolos(%) 
No. 12 19,080 1,908 1,908 98,089 
No. 16 10,360 1,036 2,944 97,056 
No. 30 65,750 6,575 9,519 90,481 
No. 50 500,750 50,075 59,594 40,406 
No. 100 387,400 38,740 98,334 1,660 
PAN 16,600 1,660 100,000 0,000 
0 
0 0.5 1 1.5 2 2.5 
Zona 1 Batas Atas 
Zona 1 Batas Bawah 
Zona 2 Batas Atas 
Zona 2 Batas Bawah 
Zona 3 Batas Atas 
Zona 3 Batas Bawah 
Zona 4 Batas Atas 
Zona 4 Batas Bawah 
Data Praktikum 
0.15; 2 
2 ; 98 
Persen lolos % 
Ukuran Ayakan (mm)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
0 5 10 15 
Ukuran Ayakan (mm) 
Gambar 1.4 Grafik Persentase berat lolos agregrat kasar 
Berdasarkan grafik yang telah diplot pada Gambar 1.3, didapat bahwa 
100 
90 
80 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
Persen Lolos (%) 
agregat halus ini dikategorikan dalam Zone 3 yaitu pasir agak halus. 
Berdasarkan grafik yang telah diplot pada Gambar 1.4, didapat bahwa agregat 
kasar ini termasuk dalam zona 2, bearti agregat bergradasi baik. 
18. Presentasi Agregat Halus 
Presentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untuk ukuran 
butir maksimum 40mm dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut: 
Gambar 1.5 Grafik Persentase agregat hakus terhadap agregat keseluruhan 
untuk ukuran butir maksimum 40 mm 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
zona 1 atas 
zona 1 bawah 
zona 2 atas 
zona 2 bawah 
Data saringan kerikil
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Dari Gambar 1.5 diatas proporsi pasir untuk nilai slump 75 – 180 
mm berada pada grafik 60 – 180 mm dan Ukuran Maksimum agregat 40 
mm didapat presentase agregat halus sebesar 38%. 
19. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan 
Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut: 
a. Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 t/m3 dan 
untuk agregat dipecah 2,7 t/m3. 
b. Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus: 
BJ Ag.Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) + 
(% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar) 
Presentasi agregat halus = 38% 
Presentasi agregat kasar = 100% - 38% = 62% 
BJ SSD Agregat halus = 2,648 
BJ SSD Agregat kasar = 2,622 
BJ Ag.Gabungan = (0,38 x 2,648) + (0,62 x 2,622) = 2,632 
Maka BJ Agr Gabungan untuk jenis agregat gabungan adalah 2,632 t/m3. 
20. Berat Jenis Beton 
Tentukan berat jenis beton menurut Grafik pada Gambar 1.6 sesuai dengan 
kadar air bebas yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat 
gabungan. 
Gambar 1.6 Grafik hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran dan 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
berat beton 
2375
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Untuk kebutuhan air 205 Liter dan BJ Agr.Gabungan 2,632 didapat BJ 
Beton 2375 kg/m3. 
21. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Batu Pecah 
Berat pasir+kerikil = BJ Beton Basah – Kebutuhan. Semen – Kebutuhan Air 
= 2375 – 465,909 – 205 
= 1704,091 Kg/m3 
22. Menentukan Kebutuhan Pasir 
Kebutuhan pasir = (berat pasir+batu pecah) x %Agregat. Halus 
= 1704,091 x 38% 
= 647,554 Kg/m3 
23. Menentukan Kebutuhan Kerikil 
Kebutuhan kerikil = (berat pasir+batu pecah) – Kebutuhan pasir 
= 1704,091 – 647,554 
= 1056,537 Kg/m3 
Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran: 
a. Semen = 465,909 kg/m3 
b. Air = 205,000 liter/m3 
c. Agregat Halus = 647,554 kg/m3 
d. Agregat Kasar = 1056,537 kg/m3 
24. Zat Aditif 
Dalam perencanaan mix design ini dipakai super plasticizer jenis Sika. 
Jumlah dosis yang dipakai sebesar 0,6% dari berat semen. 
Penambahan Admicture Sika Viscocrete 10 pada dosis 0,5% - 1,5% kuat tekan 
beton mengalami kenaikan terutama pada umur 28 hari. Penambahan super 
plasticizer pada beton mempunyai pengaruh dalam meningkatkan workability 
beton sampai pada tingkat yang lebih besar. Bahan ini digolongkan sebagai 
sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya pemisahan yang 
diinginkan, dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
karena memungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan 
workability yang sama (L.J Murdock & Brook,1991). 
25. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan 
Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil 
dianggap dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di lapangan 
tidak dalam keadaan jenuh kering, maka perhitungan dikoreksi dengan 
rumus: 
Air = A – 
A A1 h  
100 
x B – 
1A Ah  
2A Ak  
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
A Ak 2  
100 
x C 
Pasir = B + 
100 
x B 
Kerikil = C + 
100 
x C 
Dimana: 
A = Jumlah kebutuhan air (L/m3) 
B = Jumlah kebutuhan pasir (kg/m3) 
C = Jumlah kebutuhan kerikil (kg/m3) 
Ah = Kandungan air dalam pasir (%) 
Ak = Kandungan air dalam kerikil (%) 
A1 = Kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%) 
A2 = Kandungan air pada kerkil jenuh kering muka (%) 
Adapun untuk koreksi terhadap kondisi bahan dapat dilihat pada Tabel 1.14 
berikut: 
Tabel 1.15 Koreksi terhadap kondisi bahan 
Bahan (kg/m3) Absorption (%) Kadar Air (%) 
Semen = 465,909 - - 
Air = 205,000 - - 
Pasir = 647,554 1,215 1,580 
Kerikil = 1056,537 1,781 1,780 
* Nilai absorption dan kadar air didapat dari perhitungan terdahulu 
(laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi I pada BAB VIII & IX)
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Jadi bahan – bahan yang diperlukan: 
a. Semen = 465,909 kg/m3 
b. Pasir = 
A A1 h  
100 
1,580– 1,215 
x B = x 647,554 
A Ak 2  
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
100 
= 2,363 kg/m3 
Kebutuhan pasir = 647,554 + 2,363 
= 649,917 kg/m3 
c. Batu Pecah = 
100 
1,781 - 1,780 
x C = x 1056,537 
100 
= 0,010 kg/m3 
Kebutuhan Kerikil = 1056,537+ 0,010 
= 1056,547 kg/m3 
d. Air = A – 
1A Ah  
100 
x B – 
A A 2 k  
100 
x C 
= 205 – 2,363 - 0,010 = 202,627 Liter/m3 
25. Perhitungan Benda Uji 
Untuk percobaan diperlukan 6 benda uji, maka Volume benda uji: 
Silinder = 6 (1/4*π*D2*t) = 6(1/4*3,14*0,152*0,3)= 0,0318 
Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga 
kemungkinan susut, jadi diperlukan material = (0,2 x 0,0318) + 0,0318 
= 0,0382 m3= 38,2 liter 
Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut: 
a. Semen = 0,0382  465,909 = 17,797 kg 
= 17,797/3,168 (BJ Semen) = 5,618 liter 
b. Pasir = 0,0382  647,554 = 24,736 kg 
= 24,736/2,648 (BJ Pasir) = 9,341 liter 
c. Batu Pecah = 0,0382  1056,537 = 40,359 kg 
= 40,359/2,622 (BJ Kerikil) = 15,392 liter 
d. Zat Aditif = 0,6% x 17,797 = 0,107 kg 
= 0,107/1,06 (BJ Sika) = 0,100 liter
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
e. Air = Total volume benda uji – Total bahan uji selain air 
= 38,2 liter – (5,618 + 9,341 + 15,392 + 0,100) 
= 7,749 liter 
26. Kesimpulan 
Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat jumlah bahan untuk 6 
buah benda uji silinder dengan menggunakan zat aditif sebagai berikut: 
a. Semen = 17,797 kg 
b. Air = 7,749 liter 
c. Pasir = 24,736 kg 
d. Batu Pecah = 40,359 kg 
e. Zat Aditif = 0,100 liter 
Sedangkan untuk 6 buah benda uji tanpa menggunakan aditif adalah sebagai 
berikut: 
a. Semen = 17,797 kg 
b. Air = 7,749 liter 
c. Pasir = 24,736 kg 
d. Batu Pecah = 40,359 kg 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PERENCANAAN CAMPURAN BETON 
Kelompok: II Pekerjaan: Abutment 
1. Tegangan Karakteristik : 26,0 MPa 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Kegagalan = 5 % 
2. Standart Deviasi : 7,0 MPa 
3. Margin : 8,5 MPa 
4. Rencana tegangan rata-rata : 34,5 MPa 
5. Type semen : Tipe I 
6. Type agregat kasar : Batu pecah 
7. Type agregat halus : Alami 
8. Faktor Air Semen maks. : 0,60 
9. Faktor Air Semen Rencana : 0,44 
10. Slump : 6 – 18 cm 
11. Ukuran agregat maks. : 40 mm 
12. Kebutuhan air bebas : 205,000 kg/m3 
13. Kadar Semen Rencana : 465,909 kg/m3 
14. Kadar Semen minimal : 275,000 kg/m3 
15. Berat jenis gabungan kondisi SSD : 2,632 
16. Berat jenis Beton basah : 2375 kg/m3 
17. Berat agregat total : 1704,091 kg/m3 
18. Grade agregat halus : Daerah III 
19. Persen agregat halus : 38 % 
20. Berat agregat halus : 647,554 kg/m3 
21. Berat agregat kasar : 1056,537 kg/m3 
22. Keausan : 26,0 % 
Komposisi 
Campuran 
Semen 
(Kg) 
Air 
(Liter) 
Ag.Halus 
(Kg) 
Ag.Kasar 
(Kg) 
Zat Aditif 
(Liter) 
Total Bahan 6 
Silinder 
17,797 7,749 24,736 40,359 0,1 
Jumlah Bahan 
per Silinder 
2,966 1,292 4,122 6,727 0,017 
Perbandingan 
Jumlah Bahan 
1 0,436 1,390 2,268 5,731x10-3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PERENCANAAN CAMPURAN BETON 
Kelompok : II Pekerjaan : Abutment 
1. Tegangan Karakteristik : 26,0 MPa 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Kegagalan = 5 % 
2. Standart Deviasi : 7,0 MPa 
3. Margin : 8,5 MPa 
4. Rencana tegangan rata-rata : 34,5 MPa 
5. Type semen : Tipe I 
6. Type agregat kasar : Batu pecah 
7. Type agregat halus : Alami 
8. Faktor Air Semen maks. : 0,60 
9. Faktor Air Semen Rencana : 0,44 
10. Slump : 6 – 18 cm 
11. Ukuran agregat maks. : 40 mm 
12. Kebutuhan air bebas : 205,000 kg/m3 
13. Kadar Semen Rencana : 465,909 kg/m3 
14. Kadar Semen minimal : 275,000 kg/m3 
15. Berat jenis gabungan kondisi SSD : 2,632 
16. Berat jenis Beton basah : 2375 kg/m3 
17. Berat agregat total : 1704,091 kg/m3 
18. Grade agregat halus : Daerah III 
19. Persen agregat halus : 38,000 % 
20. Berat agregat halus : 647,554 kg/m3 
21. Berat agregat kasar : 1056,537 kg/m3 
22. Keausan : 26,0 % 
Komposisi 
Campuran 
Semen 
(Kg) 
Air 
(Liter) 
Ag.Halus 
(Kg) 
Ag.Kasar 
(Kg) 
Total Bahan 6 
Silinder 17,797 7,749 24,736 40,359 
Jumlah Bahan per 
Silinder 
2,966 1,292 4,122 6,727 
Perbandingan 
Jumlah Bahan 
1 0,436 1,390 2,268
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
BAB II 
PERCOBAAN SLUMP BETON 
A. TUJUAN PERCOBAAN 
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan slump beton merupakan 
ukuran kekentalan beton segar. Sehingga akan diketahui apakah sampel yang 
dibuat telah memenuhi slump yang telah ditentukan pada perhitungan 
sebelumnya (pada Bab I). 
B. PERALATAN 
Peralatan yang dipergunakan untuk percobaan slumb beton adalah sebagai 
berikut: 
a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm, 
bagian atas 10 cm, dan tinggi 30 cm, bagian atas dan bagian bawah terbuka. 
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan 
dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat. 
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air (talam). 
d. Sendok cekung. 
C. BAHAN 
Bahan yang dipergunakan untuk percobaan slumb beton adalah contoh beton 
segar sebanyak-banyaknya sama dengan isi cetakan. 
D. PROSEDUR PERCOBAAN 
Prosedur percobaan Slump beton dilakukan dengan langkah-langkah sebagai 
berikut: 
1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah 
2. Letakkan cetakan diatas pelat 
3. Isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapisan, tiap lapisan 
berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat 
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara bagian bawah tiap-tiap lapisan.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Pemadatan lapisan pertama pemasukan bagian tepi tongkat dimiringkan 
sesuai dengan kemiringan cetakan. 
4. Setelah selesai pemadatan, segera ratakan permukaan benda uji dengan 
tongkat, tunggu selama setengah menit. Dan dalam jangka waktu ini semua 
kelebihan beton segar di sekitar cetakan harus dibersihkan. 
5. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas. 
6. Balikkan cetakan dan letakan perlahan-lahan di samping benda uji. 
7. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan 
dengan tinggi rata-rata dari benda uji. 
E. PERHITUNGAN 
Berikut merupakan hasil prcobaan Test Slump Beton: 
Tabel 2.1 Hasil percobaan Test Slump Beton 
Percobaan Penurunan (cm) Keterangan 
1 
2 
5 
9 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Tidak sesuai 
Sesuai dengan slump yang 
direncanakan yaitu 6 cm – 18 cm 
F. KESIMPULAN 
Percobaan uji slump dilakukan sebanyak 2 kali. Percobaan pertama pengujian 
slump gagal atau hasil uji melebihi dari batas yang disyaratkan, yaitu 5 cm. Hal 
ini dikarenakan adukan beton yang kurang merata. Setelah adukan beton diaduk 
kembali, maka uji slump kembali dilakukan sehingga didapatkan nilai slump 
sebesar 9 cm dan telah memenuhi persyaratan slump yang direncanakan, yaitu 
antara 6 cm - 18 cm untuk dinding plat pondasi telapak bertulang.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
G. GAMBAR 
Adapun gambar langkah-langkah dalam percobaan Test Slump Beton pada 
Gambar 2.1 – 2.4 berikut: 
Gambar 2.1 Pengadukan Bahan Gambar 2.2 Pengecoran 
Gambar 2.3 Pengangkatan Slump Gambar 2.4 Pembacaan Slump 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
B A B III 
PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON 
DAN BANYAKNYA BETON PER ZAK SEMEN 
A. TUJUAN PERCOBAAN 
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi beton dan 
banyaknya beton per zak semen. 
B. PERALATAN 
Peralatan yang dipergunakan untuk pemeriksaan berat isi beton adalah 
sebagai berikut: 
a. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh. 
b. Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya 
dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat. 
c. Alat perata. 
d. Takaran dengan kapasitas dan penggunaannya sebagai berikut : 
Kapasitas 6 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 25 mm 
Kapasitas 10 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 37,5 mm 
Kapasitas 14 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm 
Kapasitas 28 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm 
Didalam percobaan ini menggunakan agregat ukuran maksimal 40 mm 
jadi digunakan takaran/bohler dengan kapasitas 28 liter. Hasil pengukuran 
volume takaran adalah 2830 cm3. 
C. BAHAN 
Bahan yang dipergunakan untuk pemeriksaan berat isi beton adalah contoh 
beton segar sebanyak-banyaknya dengan kapasitas takaran/bohler. 
D. PROSEDUR PERCOBAAN 
Prosedur pemeriksaan berat isi beton dilakukan dengan langkah-langkah 
sebagai berikut: 
1. Timbang dan catat berat takaran (W1).
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
2. Isilah takaran dengan benda uji dalam tiga lapis, dalam tiap lapis dipadatkan 
dengan 25 kali tusukan secara merata. 
3. Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak 
tampak gelembung-gelembung udara. 
4. Ratakan permukaan pada benda uji dan tentukan beratnya (W2). 
E. HASIL PERCOBAAN 
a. Berat beton segar + bohler W2 = 10000 gr 
b. Berat bohler W1 = 3840 gr 
c. Volume bohler V = 2830 cm3 
F. PERHITUNGAN 
Perhitungan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: 
a. Berat Isi Beton: 
W  
W 
V 
10000- 3840 
3 
2 1 
2830 
2,177 gr/cm 
 
 
 
D 
D 
D 
b. Banyaknya Beton Per Zak Semen: 
- Berat jenis beton basah (A) = 2375 kg/m3 
- Kadar semen rencana (B) = 465,909 kg/m3 
Berat Beton Per Zak Semen (50 kg) : 
W 
W 
berat per zak 
  
B 
50 Kg 3 
  
465,909 Kg/m 
W Kg 
A 
254,88 
2375 Kg/m 
3 
 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Banyaknya beton per zak semen: 
W 
D 
Y 
254,88 
 
Y x 
10 
2,177 
3 
3 
 
 
Y  
0,177 m / 
zak 
Banyaknya semen per m3: 
1 
1 
Y 
0,177 
3 5,649 zak/m 
 
 
 
X 
X 
X 
G. KESIMPULAN 
Dalam percobaan ini didapat data sebagai berikut: 
a. Berat isi beton = 2,177 gr/cm3 
b. Berat beton per zak semen = 254,880 kg 
c. Banyaknya beton per zak semen = 0,177 m3 
d. Banyaknya semen per m3 = 5,649 zak 
H. GAMBAR 
Adapun gambar dalam percobaan pemeriksaan berat isi beton dapat dilihat 
pada Gambar 3.1 – 3.2 berikut: 
Gambar 3.1 Semen yang digunakan Gambar 3.2 Menimbang Semen 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
BAB IV 
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON 
A. TUJUAN PERCOBAAN 
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton 
berbentuk kubus dan silinder yang dibuat dan dirawat di laboratorium. Kekuatan 
tekan adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. 
B. PERALATAN 
Peralatan yang dipergunakan untuk pemeriksaan kekuatan tekan beton adalah 
sebagai berikut: 
a. Silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm. 
b. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung dibulatkan 
dan terbuat dari baja anti karat. 
c. Bak pengaduk beton kedap air dengan mesin pengaduk. 
d. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh. 
e. Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan. 
f. Satu set alat pemeriksaan slump. 
g. Satu set alat pemeriksaan berat isi beton. 
C. BAHAN 
Bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan kekuatan tekan beton adalah 
sebagai berikut: 
a. Air bersih. 
b. Agregat halus (Pasir). 
c. Agregat kasar (Kerikil). 
d. Semen Gresik Type I. 
D. PROSEDUR PERCOBAAN 
Prosedur pemeriksaan kekuatan tekan beton dilakukan dengan langkah-langkah 
sebagai berikut: 
1. Pembetonan Beton Segar
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
a. Timbang bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam 
perencanaan campuran. 
b. Pengadukan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk atau 
secara manual. Pada pelaksanaannya kami menggunakan cara manual. 
c. yaitu dengan memasukkan agregat kasar dan halus serta semen ke dalam 
talam besar kemudian diaduk dengan menggunakan cangkul sampai 
campuran merata. 
2. Penentuan Slump 
a. Tentukan nilai slump dengan range slump 50-125 mm. 
b. Apabila nilai slump telah memenuhi range 50-125 mm, berarti kekentalan 
beton segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. 
c. Apabila belum memenuhi, maka ulangi pekerjaan pengadukan sampai 
memenuhi nilai slump yang direncanakan. 
3. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji 
a. Cetakan diolesi dengan oli terlebih dahulu supaya pada saat pelepasan 
benda uji dari cetakannya lebih mudah 
b. Isilah cetakan dengan adukan dalam tiga lapisan dipadatkan dengan 
tusukan 25 kali secara merata. 
Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat boleh 
mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga 
tongkat pemadat boleh masuk antara 25,4 mm kedalam lapisan pertama 
atau bawahnya. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau gunakan 
alat penggetar (Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan rongga-rongga 
udara tidak ada lagi. Ratakan permukaan beton dan tempatkan 
cetakan di tempat yang lembab, kemudian diamkan selama 24 jam. 
c. Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji. 
d. Rendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi 
syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki. 
4. Persiapan Pengujian 
a. Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama. 
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji. 
5. Pengujian 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
a. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris 
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan. 
c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah 
beban maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji. 
E. PERHITUNGAN 
Rumus kekuatan tekan beton:  
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
P 
 kg/cm2 
A 
Dimana : P = beban maksimum (kg) 
A = Luas penampang benda uji (cm2) 
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kuat Tekan Beton 
No 
Tanggal 
Umur 
(Hari) 
Berat 
(gram) 
Kode 
Luas 
(cm2) 
Beban 
Max 
(Kg) 
Faktor 
Umur 
Tekanan 
28 Hari 
Buat Test (Kg/cm2) MPa 
1 10-03-14 07-04-14 28 12600 A 176,63 34000 1 192,50 16,00 
2 10-03-14 07-04-14 28 12550 B 176,63 31000 1 175,50 14,56 
3 10-03-14 07-04-14 28 12650 C 176,63 28500 1 161,35 13,42 
4 10-03-14 07-04-14 28 12700 D 176,63 30000 1 169,84 14,09 
5 10-03-14 07-04-14 28 12500 E 176,63 33000 1 186,83 15,5 
6 10-03-14 07-04-14 28 12600 F 176,63 32000 1 181,17 15,03
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Simpangan Beton dengan Aditif 
′ 
푓푐 
(MPa) 
′ )2 
′ 
′ )2 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
′ = 
푓푐푟 
 푓푐′ 
3 
= 17,645 
(MPa) 
′ − 푓푐푟 
(푓푐 
′ )2 
19,250 17,645 2,576 
17,550 17,645 0,009 
16,135 17.645 2,280 
Σ = 52,935 Σ 4,865 
S = √  (푓푐′ 
−푓푐푟 
푁−1 
= √ 
4,865 
3−1 
= 1,559 MPa 
Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Simpangan Beton Normal 
푓푐 
(MPa) 
′ = 
푓푐푟 
 푓푐′ 
3 
= 17,645 
(MPa) 
′ − 푓푐푟 
(푓푐 
′ )2 
16,984 17,928 0,891 
18,683 17,928 0,570 
18,117 17,928 0.035 
Σ = 53,784 Σ 1,496 
S = √  (푓푐′ 
−푓푐푟 
푁−1 
= √ 
1,496 
3−1 
= 1,559 MPa 
Mutu beton tersebut dianggap memenuhi syarat apabila: 
1. Rata-rata dua buah benda uji tidak boleh  0,85 f’c 
a. Untuk Sampel dengan zat Aditif 
푓 
푐푟2 = 
19,250+17,550 
2 
= 18,400 푀푃푎 
′ 
푓 
푐푟2 = 
17,550+16,135 
2 
= 16,840 푀푃푎 
′
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
푓 
푐푟2 = 
19,250+16,135 
2 
′ = 푓푐푟 
′ = 17,645 − (1,64 푥 1,559) = 15,088 푀푃푎 
푓푐 
′ = 푓푐푟 
′ = 17,928 − (1,64 푥 0,864) = 16,511 푀푃푎 
푓푐 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
= 17,693 푀푃푎 
′ 
0,85f 'c  0,85 26  22,100 MPa 
18,400 MPa  22,100MPa 
16,840 MPa  22,100 MPa 
17,693 MPa  22,100 MPa 
b. Untuk Sampel normal 
푓 
푐푟2 = 
16,984+18,683 
2 
= 17,833 푀푃푎 
′ 
푓 
푐푟2 = 
18,683+18,117 
2 
= 18,400 푀푃푎 
′ 
푓 
푐푟2 = 
16,984+18,117 
2 
= 17,550 푀푃푎 
′ 
0,85f 'c  0,85 28  22,100 MPa 
17,833 MPa  22,100 MPa 
18,400 MPa  22,100 MPa 
17,550 MPa  22,100 MPa 
2. Berdasarkan standar deviasi 
a. Untuk zat aditif 
푓푐 
′ − 1,64. 푆 
푓푐 
′ = 15,088 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) 
Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 68,271% dari 22,100 MPa 
b. Untuk zat normal 
푓푐 
′ − 1,64. 푆 
푓푐 
′ = 16,511 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) 
Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 74,710% dari 22,100 MPa
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
3. Berdasarkan nilai tambah margin 
a. Untuk zat aditif 
′ = 푓푐 
푓푐푟 
′ + 푀 
′ = 푓푐푟 
푓푐 
′ − 푀 
푓′ 푐 
= 17,645 − 8,5 
푓푐 
′ = 9,145 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) 
Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 41,380% dari 22,100 MPa 
b. Untuk normal 
′ = 푓푐 
푓푐푟 
′ + 푀 
′ = 푓푐푟 
푓푐 
′ − 푀 
푓′ 푐 
= 17,928 − 8,5 
푓푐 
′ = 9,428 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) 
Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 42,660% dari 22,100 Mpa 
4. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara tiga hasil pemeriksaan 
benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3Sd. 
a. Untuk zat aditif 
(19,25016,135)  4,3 Sd 
3,115 < 6,703 푀푃푎 (Memenuhi) 
b. Untuk normal 
(18,11716,984)  4,3 Sd 
1,133 < 3,715 푀푃푎 (Memenuhi) 
5. Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa beton dengan aditif 
memiliki kuat tekan beton 16 Mpa (72,390% dari 22,100 MPa), ini lebih 
tinggi dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan beton 15,5 
Mpa (70,135% dari 22,100 MPa. Persentase perbedaan kuat tekan beton 
antara beton dengan aditif dan beton normal sebesar 2,255%. 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Berdasarkan hasil perhitungan diatas terdapat perbedaan hasil antara beton 
dengan aditif dan beton normal, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: 
Tabel 4.4 Kesimpulan Hasil Perhitungan antara Beton dengan Aditif 
dan Beton Normal 
Berdasarkan 
Perhitungan 
Beton dengan Aditif 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
(MPa) 
Beton Normal 
(MPa) 
Kuat Tekan Beton 
28 Hari 
a. 16,000 
b. 14,560 
c. 13,420 
a. 14,090 
b. 15,500 
c. 15,030 
Rata-rata dua buah 
benda uji 
a. 18,400 
b. 16,840 
c. 17,693 
a. 17,833 
b. 18,400 
c. 17,550 
Standar Deviasi 15,088 16,511 
Nilai Tambah 
Margin 
9,145 9,428 
Dengan data material campuran beton dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: 
Tabel 4.5 Data material untuk Campuran Beton 
1. Berat Jenis Batu Pecah : 2,622 t/m3 
2. Berat Jenis Agregat Halus : 2,648 t/m3 
3. Abrasi Batu Pecah : 26,00 % 
4. Gradasi Batu Pecah : Daerah II 
5. Gradasi Agregat Halus : Daerah III 
6. Faktor Air Semen : 0,44 
7. Jumlah Semen : 465,909 Kg/m3 
8. Berat Jenis Beton Beton Basah : 2375 Kg/m3 
9. Pola Retak : Tidak merata 
10. Agregat Maksimum : 40,00 mm 
F. KESIMPULAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Dari percobaan ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 
1. Sesuai SNI-03-2847-2002 Pasal 7.6 Kuat tekan suatu mutu beton dapat 
dikategorikan memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi: 
a) Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan mempunyai 
nilai yang sama atau lebih besar dari 푓푐 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
′. 
b) Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari 
′ melebihi dari 
dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai dibawah 푓푐 
3,5 MPa. 
2. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dikesimpulan bahwa hasil uji kuat 
tekan beton yang telah dilakukan tidak memenuhi persyaratan dari SNI-03- 
2847-2002 Pasal 7.6. 
3. Tidak terpenuhinya syarat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal 
sebagai berikut: 
a) Getaran yang diberikan selama proses pengecoran beton kedalam 
cetakan benda uji kemungkinan terlalu besar sehingga didala 
campuran beton terjadi pemisahan atau penumpukan agregat halus 
terhadap campuran. Hal ini menjadikan kekuatan beton menjadi 
berkurang. 
b) Didalam melaksanakan praktikum, menggunakan material yang tidak 
terlalu baik dan material bisa saja masih terdapat kadar lumpur. 
c) Kondisi sampel yang belum benar – benar kering.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
G. GAMBAR 
Adapun gambar dalam percobaan Kuat Tekan Beton dapat dilihat pada 
Gambar 4.1- 4.3 sebagai berikut: 
Gambar 4.1 Sebelum Pengujian Gambar 4.2 Setelah Pengujian Kuat 
Kuat Tekan Beton Kuat Tekan Beton 
Gambar 4.3 Mesin Tekan 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
BAB V
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
TEGANGAN REGANGAN PADA BETON 
A. TUJUAN PERCOBAAN 
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan grafik perbandingan antara 
tegangan dengan regangan dari sampel beton. 
B. PERALATAN 
Peralatan yang dipergunakan untuk percobaan tegangan dan regangan pada 
beton adalah sebagai berikut: 
a. Silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. 
b. Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan. 
c. Dial pembaca perpendekan sampel. 
C. BAHAN 
Bahan yang dipergunakan untuk percobaan tegangan dan regangan pada 
beton adalah sebagai berikut: 
a. Air bersih 
b. Agregat halus (Pasir Mantraman) 
c. Agregat kasar (Kerikil Martadah) 
d. Semen Portland Tipe I 
D. CARA MELAKUKAN 
1. Persiapan Pengujian tegangan regangan adalah sebgai berikut: 
a. Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama 
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab. 
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji. 
2. Prosedur Pengujian regangan adalah sebgai berikut: 
a. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris 
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar 
antara 2-4 km/cm3 per detik. 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah nilai 
perpendekan setiap kenaikan 2000 kg beban yang terjadi selama 
pemerikasaan benda uji. 
E. PERHITUNGAN 
Rumus tegangan pada beton :  = 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
푃 
퐴 
Dimana : P = beban maksimum (kg) 
A = Luas penampang benda uji (cm2) 
Rumus regangan pada beton : ε = 
훥퐿 
퐿 
L 
ΔL 
Gambar 5.1 Sketsa Beton mengalami Regangan 
Dimana : ΔL = Perpendekan (mm) 
L = Tinggi Awal (mm) 
Perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam Tabel 5.1 dan Tabel 5.2
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 5.1 Tegangan Regangan pada sampel beton dengan zat aditif 
Beban Luas penampang Perpendekan Tinggi Awal Tegangan Regangan 
Kg cm2 Mm mm kg/cm2 
0 176,63 0 300 0.000 0.000 
2000 176,63 2 300 11.323 0.007 
4000 176,63 3 300 22.646 0.010 
6000 176,63 4 300 33.969 0.013 
8000 176,63 5 300 45.292 0.017 
10000 176,63 6 300 56.616 0.020 
12000 176,63 7 300 67.939 0.023 
14000 176,63 8 300 79.262 0.027 
16000 176,63 9,5 300 90.585 0.032 
18000 176,63 10 300 101.908 0.033 
20000 176,63 11 300 113.231 0.037 
22000 176,63 12 300 124.554 0.040 
24000 176,63 14 300 135.877 0.047 
26000 176,63 15 300 147.200 0.050 
28000 176,63 16 300 158.523 0.053 
30000 176,63 18 300 169.847 0.060 
32000 176,63 19 300 181.170 0.063 
34000 176,63 20 300 192.493 0.067 
Dari data tegangan dan regangan maka dapat dibuat grafik yang ditampilkan 
pada Gambar 5.2 sebagai berikut: 
250 
200 
150 
100 
50 
Grafik Tegangan Vs Regangan 
Gambar 5.2 Grafik Tegangan Regangan pada sampel beton dengan zat 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
aditif 
0 
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 
Tegangan 
(Kg/cm2) 
Regangan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
Tabel 5.2 Tegangan Regangan pada sampel beton normal 
Beban Luas penampang Perpendekan Tinggi Awal Tegangan Regangan 
Kg cm2 mm mm kg/cm2 
0 176,63 0 300 0.000 0.000 
2000 176,63 0 300 11.323 0.000 
4000 176,63 5 300 22.646 0.017 
6000 176,63 7 300 33.969 0.023 
8000 176,63 8 300 45.292 0.027 
10000 176,63 9 300 56.616 0.030 
12000 176,63 10 300 67.939 0.033 
14000 176,63 11 300 79.262 0.037 
16000 176,63 12 300 90.585 0.040 
18000 176,63 13 300 101.908 0.043 
20000 176,63 14 300 113.231 0.047 
22000 176,63 15 300 124.554 0.050 
24000 176,63 16 300 135.877 0.053 
26000 176,63 17 300 147.200 0.057 
28000 176,63 18 300 158.523 0.060 
30000 176,63 19 300 169.847 0.063 
32000 176,63 20 300 181.170 0.067 
Dari data tegangan dan regangan maka dapat dibuat grafik yang ditampilkan 
pada Gambar 5.3 sebagai berikut: 
250 
200 
150 
100 
50 
0 
Grafik Tegangan Vs Regangan 
0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 
Gambar 5.3 Grafik Tegangan Regangan pada sampel beton normal 
Tegangan (Kg/cm2) 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 
Regangan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 
F. GAMBAR 
Adapun gambar dalam percobaan Tegangan Regangan paada Beton dapat 
dilihat pada Gambar 5.4 sebagai berikut: 
Gambar 5.4 Sampel Beton dan Alat Dial Pembaca Perpendekan Sampel 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

More Related Content

What's hot

04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apilla_agung_kartika
 
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)atanoki
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfAgusSudiana4
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan betonIoKusuma
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpurRahmad Saputra
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015Herizki Trisatria
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakفهرودين سفي
 
Bag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasanBag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasanWSKT
 
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregatDwi Andini
 
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasgusriantodanr2161
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaana_agung_kartika
 
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)caturprasetyo11tgb1
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalJuleha Usmad
 
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...Syukri Ghazali
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanrobert tuba
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiNurul Angreliany
 

What's hot (20)

04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
 
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdf
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetak
 
Bag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasanBag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasan
 
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
 
Iii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintasIii. dasar teori arus lalu lintas
Iii. dasar teori arus lalu lintas
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
 
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)
Perencanaan Jembatan Komposit (Gambar Rencana & Rencana Anggaran Biaya)
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Hidrologi Terapan
Hidrologi TerapanHidrologi Terapan
Hidrologi Terapan
 
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
 
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalanpenggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
penggunaan geosintetik untuk konstruksi jalan
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Beton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixtureBeton mutu tinggi dg admixture
Beton mutu tinggi dg admixture
 
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan KonstruksiTugas Teknologi Bahan Konstruksi
Tugas Teknologi Bahan Konstruksi
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACIPerhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
Perhitungan Beton Mutu Tinggi Metode ACI
 
Mix design (aci) 111134027
Mix design (aci)   111134027Mix design (aci)   111134027
Mix design (aci) 111134027
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & Campuran
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
Buku beton
Buku betonBuku beton
Buku beton
 
Bab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juniBab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juni
 

Similar to Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit

Rancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxRancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxDadyRiadi
 
JOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxJOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxGUSRAIDER
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. vi
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. viLaporan praktikum struktur dan bahan kel. vi
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. vipopisangaji
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Unit 2 concrete material 2.7
Unit 2 concrete material 2.7Unit 2 concrete material 2.7
Unit 2 concrete material 2.7Mara
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfNizarTarmidzi
 
Jurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisiJurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisizulki zul
 
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENT
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENTMETODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENT
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENTMOSES HADUN
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...Debora Elluisa Manurung
 
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptxPENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptxHongkongDoge
 
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docx
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docxMAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docx
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docxHANIFAZAHRAAMALIA
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanSibujang Civil
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanismailacox.blogspot.com
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdfNurulAnnisa465786
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concreteIndah Samad
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000cen119
 

Similar to Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit (20)

Rancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxRancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptx
 
JOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxJOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptx
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. vi
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. viLaporan praktikum struktur dan bahan kel. vi
Laporan praktikum struktur dan bahan kel. vi
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Jurnal%20 ta
Jurnal%20 taJurnal%20 ta
Jurnal%20 ta
 
Unit 2 concrete material 2.7
Unit 2 concrete material 2.7Unit 2 concrete material 2.7
Unit 2 concrete material 2.7
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
 
Jurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisiJurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisi
 
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENT
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENTMETODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENT
METODE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAAN APARTEMENT
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
 
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptxPENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
PENELITIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN CAMPURAN TEMPURUNG KELAPA.pptx
 
Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3
 
Rancangan Campuran Beton .pdf
Rancangan Campuran Beton .pdfRancangan Campuran Beton .pdf
Rancangan Campuran Beton .pdf
 
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docx
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docxMAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docx
MAKALAH PEMBUATAN SILINDER BETON.docx
 
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaanModul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
Modul 3-perencanaan-lantai-kenderaan
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concrete
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000
 

Recently uploaded

Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxDevaldiferdiansyah
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015IrfanAdiPratomo1
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 

Recently uploaded (16)

Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptxMakalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
Makalah pptMOTOR LISTRIK DAN MOTOR AC.pptx
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 

Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB I PERENCANAAN CAMPURAN BETON (SNI-03-2847-2002) (MIX DESIGN) A. PENDAHULUAN Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau bahwa Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam pelaksanaan yang sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di laboratorium. Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih dahulu mutunya. Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat berikut: a. Campuran yang seekonomis mungkin. Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan mempunyai ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum ruang porinya makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan juga berkurang. Oleh karena itu yang paling menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan atau material. Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga agregat maka dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam menurunkan
  • 2. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara memakai slump yang rendah sesuai dengan batas yang diizinkan, memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu dipakai bahan admixture. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan nilai slump yang rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan panas hidrasi rendah. Tetapi apabila kadar semen terlalu rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton. b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas). Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam dipadatkan sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian akhir harus ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan pasta semen) dan bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat dikurangi. Kebutuhan air untuk workabilitas yang minimun dengan menambah mortar semen sedikit dari pada penambahan banyak air atau agregat halus. c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya. Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Pada umumnya spesifikasi beton akan memerlukan kekuatan tekan yang minimum. Ini penting untuk menjaga supaya kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain. Spesifikasi ini juga menghendaki bahwa beton harus persyaratan keawetan yang dikehendaki, seperti perlawanan terhadap pembekuan dan pencairan atau terhadap serangan bahan kimia pertimbangan ini selanjutnya memberikan batas penentuan untuk faktor air semen atau kadar air semen. B. PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap yang saling berkaitan, yaitu: a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran beton seperti, semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain. b. Penentuan jumlah relatif dari bahan-bahan campuran untuk menghasilkan beton yang baik. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 3. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Data Perencanaan a. Tegangan Karakteristik Rencana : 26 MPa (Silinder) b. Umur : 28 hari c. Kemungkinan Gagal : 5% d. Jenis Pekerjaan : Abutment e. Keadaan Beton : di luar ruangan (tidak terlindung dari PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT hujan dan terik matahari langsung ) f. Zat aditif : 0,6% (Sika Viscocrete-10) ′) 1. Kuat Tekan Karakteristik (푓푐 Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur 28 hari yang jumlah cacat tidak lebih dari 5% artinya kekuatan yang ada hanya 5% yang diperbolehkan dari jumlah yang ditest. Nilai 푓′ 푐 =26 MPa 2. Deviasi Standar (Sd) Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasinya. a. Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan pada tabel di bawah ini.
  • 4. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Mutu Pekerjaan dengan Deviasi Standar dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Mutu Pekerjaan Diukur dengan Deviasi Standar Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Standar Deviasi (MPa) Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Jelek Tanpa Kendali 2,8 3,5 4,2 5,6 7,0 8,4 b. Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa minimum 30 buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali. Σ(푥 −푥̅)2 Rumus: Sd = √ 푛−1 ...........................................(1.1) Dimana: x = tegangan untuk benda uji (MPa) n = jumlah data Untuk Faktor pengali Deviasi Standar dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Faktor pengali Deviasi Standar Bila Data Hasil Uji yang Tersedia Kurang dari 30 Jumlah Data 30 25 20 15 < 15 Faktor Pengali 1,0 1,03 1,08 1,16 Tidak boleh (sumber: TBK Mix Design, 2007) Karena tidak mempunyai data pengalaman diambil Sd = 7 MPa 3. Nilai Tambah Margin (M) Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar dimana faktor k tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji. M = 1,64 . Sd …….....……………………... (1.2)
  • 5. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Dimana: M = Nilai tambah Sd = Standar Deviasi k = Konstanta Kegagalan 5% = 1,64 Rumus di atas berlaku jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton yang diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. Jika data tidak tersedia, berdasarkan Tabel 1.3, untuk 푓푐 ′ ) ′ = Kekuatan tekan rata-rata (MPa) 푓푐 ′ = 26,0 + 8,5 = 34,5 MPa PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ′= 26 MPa digunakan: M = 8,5 MPa Tabel 1.3 Kuat tekan rata-rata jika data tidak tersedia (SNI-03-2847- 2002) Persyaratan Kuat Tekan 푓′ 푐 (MPa) Kuat Tekan rata – rata perlu, 푓′ 푐푟 (MPa) ′+7,0 Kurang dari 21 푓푐 21 sampai dengan 35 풇풄′ +8,5 ′+7,0 Lebih dari 35 푓푐 4. Kuat Tekan Rata-rata (풇풄풓 ′ =푓푐 푓푐푟 ′+ M ……………………….(1.3) Dimana: 푓푐푟 ′ = Kekuatan tekan karakteristik (MPa) Maka 풇풄풓 5. Menetapkan Jenis Semen Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis: Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)
  • 6. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat Semen yang digunakan semen Portland termasuk semen Tipe 1. 6. Jenis Agregat Tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus. Adapun jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami (tak dipecah) dan batu pecah. Jenis agregat halus adalah pasir dan agregat kasar adalah batu pecah. 7. Faktor Air Semen Faktor air semen rencana diperoleh dari ketiga cara, yaitu: Cara Pertama 70 60 50 40 34,5 0.46 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 70 60 50 40 30 20 10 0 Semen Tipe I, I , V Semen Tipe I I 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Faktor Air-Semen Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 70 60 50 40 30 20 10 30 20 10 0 Gambar 1.1 Grafik 0 Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Tekan Silinder Semen Tipe I, I , V Semen Tipe I I 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Faktor Air-Semen Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) 70 60 50 40 30 20 10 0 Semen Tipe I, I , V Semen Tipe I I 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Faktor Air-Semen Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) Beton Untuk fcr’ = 34,5 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka, Faktor air-semen didapat sebesar 0,46. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Faktor Air-Semen Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) Semen Tipe I, II, V Semen Tipe III
  • 7. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Cara Kedua a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel 1.4, sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai. Didapat kuat tekan beton sebesar 37 MPa. b. Lihat Gambar 1.2. c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas. d. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas. e. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan. Didapat faktor air semen (f.a.s) adalah 0,44. Tabel 1.4 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan f.a.s 0,5 Jenis Semen Jenis Agregat Kasar PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kuat Tekan (MPa) Pada Umur 3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari Semen Portland (Tipe I, II, III) Alami 17 23 33 40 Batu Pecah 19 27 37 45 Semen Portland (Tipe III) Alami 21 28 38 44 Batu Pecah 25 33 44 48 Untuk Umur 28 Hari , Jenis Semen Tipe I didapat Kuat Tekan 37 MPa.
  • 8. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 70 60 50 40 37 30 20 10 0 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Gambar 1.2 Grafik Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air Semen Faktor air-semen didapatkan dari grafik untuk Umur 28 Hari dan Kuat Tekan 37 MPa, sebesar 0,44 8. Faktor Air Semen Maksimum Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus dapat dilihat pada Tabel 1.5, untuk beton bertulang terendam air dapat dilihat pada Tabel 1.6, sedangkan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah mengandung sulfat dapat terlihat pada Tabel 1.7 berikut ini: PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Faktor Air-Semen Kuat Tekan Silinder Beton (MPa) Semen Tipe I, II, V Semen Tipe III 0,44
  • 9. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 1.5 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus Uraian PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT f.a.s Maksimum. 1. Beton di dalam ruang bangunan a. Keadaan keliling non korosif b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi atau uap-uap korosif 2. Beton di luar ruang bangunan a. Tak terlindung hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung hujan dan terik matahari langsung 3. Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering bergantian b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah 4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air 0,60 0,52 0,55 0,60 0,55 lihat Tabel 1.7 lihat Tabel 1.6 Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air Berhubungan dengan Tipe Semen Faktor Air Semen Air Tawar Air Payau Air Laut Semua Tipe I – IV a. Tipe I + Pozolan(15%-40%) atau S.P.Pozolan b. Tipe II atau V Tipe II atau V 0,50 0,45 0,50 0,45
  • 10. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 1.7 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air Konsentrasi Sulfat (SO3) PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jenis Semen f.a.s Maksimum Dalam Tanah SO3 Dalam Air Tanah (g/l) Total SO3 % SO3 dlm campuran (g/l) air : tanah =2 : 1 < 0,2 0,2 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 > 2,0 < 1,0 1,0 – 1,9 1,9 – 3,1 3,1 – 5,6 > 5,6 < 0,3 0,3 – 1,2 1,2 – 2,5 2,5 – 5,0 > 5,0 Tipe I, dengan atau tanpa Pozolan (15%-40%) c. Tipe I tanpa Pozolan d. Tipe I + Pozolan(15%- 40%) atau S.P.Pozolan e. Tipe II atau V a. Tipe I + Pozolan (15%- 40%) atau S.P.Pozolan b. Tipe II atau V Tipe II atau V Tipe II atau V dan Lapisan Pelindung 0,50 0,50 0,55 0,55 0,45 0,45 0,45 0,45 Untuk Beton didalam ruangan keadaan keliling non korosif, Nilai f.a.s maksimum sebesar 0,60. 9. Faktor Air Semen Yang Digunakan Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan fas maksimum. Maka faktor air-semen yang digunakan 0,44. 10. Nilai Slump Beton Nilai slump beton yang akan digunakan untuk memeriksa kekentalan suatu adukan beton. Nilai slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila tidak ditentukan nilai slump dapat diperoleh dari Tabel 1.8.
  • 11. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 1.8 Penetapan Nilai Slump No Uraian PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Slump (cm) Max Min 1 2 3 4 5 Dinding plat pondasi telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan konstruksi bawah tanah Plat, balok, kolom, dan dinding Pengerasan jalan Pembetonan missal 12,5 9,0 15,0 7,5 7,5 5,0 2,5 7,5 5,0 2,5 Untuk penggunaan beton (Balok) dari tabel diambil Nilai Slump dengan rentang antara 75 - 150 mm. 11. Ukuran Maksimum Agregat Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak boleh melebihi ketentuan-ketentuan berikut ini: a. ¾ kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja tulangan atau tandon prategang atau selongsong. b. 1/3 kali tebal plat c. 1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum 40 mm, 20 mm, dan 10 mm. Dari Analisa saringan didapatkan ukuran maksimum agregat 40 mm. 12. Kebutuhan Air Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut: a. Agregat tak dipecah dan dipecah (jenis agregat sama) dapat dipergunakan Tabel 1.9 b. Agregat campuran (Jenis agregat berbeda) dihitung menurut: A = 2/3 Ah + 1/3 A .................................(1.4)
  • 12. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Dimana: A = Kebutuhan air Ah = perkiraan jumlah air untuk agregat halus Ak = perkiraan jumlah air agregat kasar pada Tabel 1.9 Karena Jenis Agregat sama, dari tabel didapat kebutuhan air 205 lt/m3 = 205 kg/m3. Tabel 1.9 Penentuan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (liter) Ukuran Max Agregat (mm) Jenis Agregat PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Slump (mm) 0 – 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180 10 Alami 150 180 205 225 Batu Pecah 180 205 230 250 20 Alami 135 160 180 190 Batu Pecah 170 190 210 225 40 Alami 115 140 160 175 Batu Pecah 155 175 190 205 13. Kebutuhan Semen Rencana Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton sesuai faktor air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan faktor air semen. Nilai kebutuhan semen rencana dapat dihitung berdasarkan rumus berikut: kb f a s ksr . .  Dimana: ksr = kebutuhan semen rencana (kg/m3) kb = kebutuhan air (kg/m3) f.a.s = faktor air semen kb  = f a s ksr . . 205 0,44 ........................................ (1.5) = 465,909 kg/m3 Maka Kebutuhan semen rencana 465,909 kg/m3
  • 13. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 14. Kebutuhan Semen Minimum Kadar semen minimum ditetapkan berdasarkan Tabel 1.10 antara lain untuk menghindari beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya lingkungan korosif, air payau dan air laut. Tabel 1.10 Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus Uraian PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jumlah Semen Minimum Per m3 Beton (kg/m3) 1. Beton di dalam ruang bangunan a. Keadaan keliling non korosif b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi atau uap-uap korosif 2. Beton di luar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 3. Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah 4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air tawar/ payau / laut 275 325 325 275 325 lihat Tabel 1.11 lihat Table 1.10 Dari Tabel 1.10 didapatkan kebutuhan semen minimum 275 kg/m3 Untuk mengetahui kandungan semen minimum beton bertulang dalam air dapat dilihat Tabel 1.11 dan untuk kandungan semen minimum untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat dapat dilihat Tabel 1.12 berikut:
  • 14. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 1.11 Kandungan Semen Minimum Beton Bertulang dalam Air Berhubungan dengan PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Tipe Semen Ukuran Agregat (mm) 40 20 Air Tawar Air Payau Air Laut Semua Tipe I – IV c. Tipe I + Pozolan(15%- 40%) atau S.P.Pozolan d. Tipe II atau V Tipe II atau V 280 340 290 330 300 380 330 370 Tabel 1.12 Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang berhubungan dengan Air tanah yang Mengandung Sulfat Konsentrasi Sulfat (SO3) Jenis Semen Kandungan Semen Minimum (kg/m3) Ukuran Agregat Dalam Tanah SO3 Dalam Air Tanah (g/l) Total SO3 % SO3 dlm campuran (g/l) air : tanah =2 : 1 40 20 10 < 0,2 0,2 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 > 2,0 < 1,0 1,0 – 1,9 1,9 – 3,1 3,1 – 5,6 > 5,6 < 0,3 0,3 – 1,2 1,2 – 2,5 2,5 – 5,0 > 5,0 Tipe I, dgn atau tanpa Pozolan(15%-40%) Tipe I tanpa Pozolan Tipe I + Pozolan (15%-40%) atau S.P.Pozolan Tipe II atau V Tipe I + Pozolan (15%-40%) atau S.P.Pozolan Tipe II atau V Tipe II atau V Tipe II atau V dan Lapisan Pelindung 280 290 250 340 290 330 330 300 330 290 380 330 370 370 350 380 430 430 380 420 420 15. Kebutuhan Semen Yang Dipakai Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar dari kadar semen rencana dan kadar semen minimum. Karena Kebutuhan semen rencana lebih besar dari kebutuhan semen minimum, maka kebutuhan semennya 465,909 kg/m3.
  • 15. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 16. Penyesuaian Jumlah Air atau Faktor Air-Semen Tentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, maka faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan: a. Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum. b. Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen minimum dikalikan faktor air semen. Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian, jadi nilai f.a.s 0,44 dan kebutuhan air sebesar 205 Liter/m3. 17. Gradasi Agregat Halus Tentukan gradasi agregat halus melalui analisa saringan. Dalam SK-SNI-T- 15-1990-03 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah yaitu: a. Zona I : pasir kasar b. Zona II : pasir agak kasar c. Zona III : pasir agak halus d. Zona IV : pasir halus DATA HASIL PERCOBAAN ANALISA SARINGAN a. Hasil analisa data saringan untuk agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 1.13 berikut: Tabel 1.13 Analisa Saringan untuk Agregrat Kasar No. Sharingan Berat Tertahan (gr) 1 1 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Persentase Tertahan Komulatif Berat Tertahan(%) Berat Lolos(%) 2 0,000 0,000 0,000 100,000 ¾ 6970,000 45,125 45,125 54,875 ½ 1020,000 15,750 60,875 39,125 3/8 10,000 10,000 70,875 29,125 No.4 0,000 27,250 98,125 1,875 PAN 0,000 1,875 100,000 0,000
  • 16. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II b. Hasil analisa data saringan untuk agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 1.14 berikut: Tabel 1.14 Analisa Saringan untuk Agregrat Halus No. Sharingan Berat Tertahan (gr) Persentase Tertahan Dari hasil percobaan didapat grafik persentase berat lolos agregat halus dan agregat kasar, seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4 berikut: GRAFIK PERSENTASE BERAT LOLOS AGREGAT HALUS 0.6; 90 1.2 ; 97 0.3; 40 Gambar 1.3 Grafik Persentase berat lolos agregat halus 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Komulatif Berat Tertahan(%) Berat Lolos(%) No. 12 19,080 1,908 1,908 98,089 No. 16 10,360 1,036 2,944 97,056 No. 30 65,750 6,575 9,519 90,481 No. 50 500,750 50,075 59,594 40,406 No. 100 387,400 38,740 98,334 1,660 PAN 16,600 1,660 100,000 0,000 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Zona 1 Batas Atas Zona 1 Batas Bawah Zona 2 Batas Atas Zona 2 Batas Bawah Zona 3 Batas Atas Zona 3 Batas Bawah Zona 4 Batas Atas Zona 4 Batas Bawah Data Praktikum 0.15; 2 2 ; 98 Persen lolos % Ukuran Ayakan (mm)
  • 17. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 0 5 10 15 Ukuran Ayakan (mm) Gambar 1.4 Grafik Persentase berat lolos agregrat kasar Berdasarkan grafik yang telah diplot pada Gambar 1.3, didapat bahwa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Persen Lolos (%) agregat halus ini dikategorikan dalam Zone 3 yaitu pasir agak halus. Berdasarkan grafik yang telah diplot pada Gambar 1.4, didapat bahwa agregat kasar ini termasuk dalam zona 2, bearti agregat bergradasi baik. 18. Presentasi Agregat Halus Presentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untuk ukuran butir maksimum 40mm dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut: Gambar 1.5 Grafik Persentase agregat hakus terhadap agregat keseluruhan untuk ukuran butir maksimum 40 mm PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT zona 1 atas zona 1 bawah zona 2 atas zona 2 bawah Data saringan kerikil
  • 18. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Dari Gambar 1.5 diatas proporsi pasir untuk nilai slump 75 – 180 mm berada pada grafik 60 – 180 mm dan Ukuran Maksimum agregat 40 mm didapat presentase agregat halus sebesar 38%. 19. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut: a. Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 t/m3 dan untuk agregat dipecah 2,7 t/m3. b. Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus: BJ Ag.Gabungan = (% Agr. Halus x BJ Agr. Halus) + (% Agr. Kasar x BJ Agr. Kasar) Presentasi agregat halus = 38% Presentasi agregat kasar = 100% - 38% = 62% BJ SSD Agregat halus = 2,648 BJ SSD Agregat kasar = 2,622 BJ Ag.Gabungan = (0,38 x 2,648) + (0,62 x 2,622) = 2,632 Maka BJ Agr Gabungan untuk jenis agregat gabungan adalah 2,632 t/m3. 20. Berat Jenis Beton Tentukan berat jenis beton menurut Grafik pada Gambar 1.6 sesuai dengan kadar air bebas yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat gabungan. Gambar 1.6 Grafik hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran dan PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT berat beton 2375
  • 19. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Untuk kebutuhan air 205 Liter dan BJ Agr.Gabungan 2,632 didapat BJ Beton 2375 kg/m3. 21. Menentukan Kebutuhan Pasir dan Batu Pecah Berat pasir+kerikil = BJ Beton Basah – Kebutuhan. Semen – Kebutuhan Air = 2375 – 465,909 – 205 = 1704,091 Kg/m3 22. Menentukan Kebutuhan Pasir Kebutuhan pasir = (berat pasir+batu pecah) x %Agregat. Halus = 1704,091 x 38% = 647,554 Kg/m3 23. Menentukan Kebutuhan Kerikil Kebutuhan kerikil = (berat pasir+batu pecah) – Kebutuhan pasir = 1704,091 – 647,554 = 1056,537 Kg/m3 Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran: a. Semen = 465,909 kg/m3 b. Air = 205,000 liter/m3 c. Agregat Halus = 647,554 kg/m3 d. Agregat Kasar = 1056,537 kg/m3 24. Zat Aditif Dalam perencanaan mix design ini dipakai super plasticizer jenis Sika. Jumlah dosis yang dipakai sebesar 0,6% dari berat semen. Penambahan Admicture Sika Viscocrete 10 pada dosis 0,5% - 1,5% kuat tekan beton mengalami kenaikan terutama pada umur 28 hari. Penambahan super plasticizer pada beton mempunyai pengaruh dalam meningkatkan workability beton sampai pada tingkat yang lebih besar. Bahan ini digolongkan sebagai sarana untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya pemisahan yang diinginkan, dan umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang besar, PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 20. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II karena memungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan workability yang sama (L.J Murdock & Brook,1991). 25. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil dianggap dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di lapangan tidak dalam keadaan jenuh kering, maka perhitungan dikoreksi dengan rumus: Air = A – A A1 h  100 x B – 1A Ah  2A Ak  PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT A Ak 2  100 x C Pasir = B + 100 x B Kerikil = C + 100 x C Dimana: A = Jumlah kebutuhan air (L/m3) B = Jumlah kebutuhan pasir (kg/m3) C = Jumlah kebutuhan kerikil (kg/m3) Ah = Kandungan air dalam pasir (%) Ak = Kandungan air dalam kerikil (%) A1 = Kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%) A2 = Kandungan air pada kerkil jenuh kering muka (%) Adapun untuk koreksi terhadap kondisi bahan dapat dilihat pada Tabel 1.14 berikut: Tabel 1.15 Koreksi terhadap kondisi bahan Bahan (kg/m3) Absorption (%) Kadar Air (%) Semen = 465,909 - - Air = 205,000 - - Pasir = 647,554 1,215 1,580 Kerikil = 1056,537 1,781 1,780 * Nilai absorption dan kadar air didapat dari perhitungan terdahulu (laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi I pada BAB VIII & IX)
  • 21. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Jadi bahan – bahan yang diperlukan: a. Semen = 465,909 kg/m3 b. Pasir = A A1 h  100 1,580– 1,215 x B = x 647,554 A Ak 2  PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 100 = 2,363 kg/m3 Kebutuhan pasir = 647,554 + 2,363 = 649,917 kg/m3 c. Batu Pecah = 100 1,781 - 1,780 x C = x 1056,537 100 = 0,010 kg/m3 Kebutuhan Kerikil = 1056,537+ 0,010 = 1056,547 kg/m3 d. Air = A – 1A Ah  100 x B – A A 2 k  100 x C = 205 – 2,363 - 0,010 = 202,627 Liter/m3 25. Perhitungan Benda Uji Untuk percobaan diperlukan 6 benda uji, maka Volume benda uji: Silinder = 6 (1/4*π*D2*t) = 6(1/4*3,14*0,152*0,3)= 0,0318 Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga kemungkinan susut, jadi diperlukan material = (0,2 x 0,0318) + 0,0318 = 0,0382 m3= 38,2 liter Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut: a. Semen = 0,0382  465,909 = 17,797 kg = 17,797/3,168 (BJ Semen) = 5,618 liter b. Pasir = 0,0382  647,554 = 24,736 kg = 24,736/2,648 (BJ Pasir) = 9,341 liter c. Batu Pecah = 0,0382  1056,537 = 40,359 kg = 40,359/2,622 (BJ Kerikil) = 15,392 liter d. Zat Aditif = 0,6% x 17,797 = 0,107 kg = 0,107/1,06 (BJ Sika) = 0,100 liter
  • 22. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II e. Air = Total volume benda uji – Total bahan uji selain air = 38,2 liter – (5,618 + 9,341 + 15,392 + 0,100) = 7,749 liter 26. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapat jumlah bahan untuk 6 buah benda uji silinder dengan menggunakan zat aditif sebagai berikut: a. Semen = 17,797 kg b. Air = 7,749 liter c. Pasir = 24,736 kg d. Batu Pecah = 40,359 kg e. Zat Aditif = 0,100 liter Sedangkan untuk 6 buah benda uji tanpa menggunakan aditif adalah sebagai berikut: a. Semen = 17,797 kg b. Air = 7,749 liter c. Pasir = 24,736 kg d. Batu Pecah = 40,359 kg PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 23. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PERENCANAAN CAMPURAN BETON Kelompok: II Pekerjaan: Abutment 1. Tegangan Karakteristik : 26,0 MPa PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kegagalan = 5 % 2. Standart Deviasi : 7,0 MPa 3. Margin : 8,5 MPa 4. Rencana tegangan rata-rata : 34,5 MPa 5. Type semen : Tipe I 6. Type agregat kasar : Batu pecah 7. Type agregat halus : Alami 8. Faktor Air Semen maks. : 0,60 9. Faktor Air Semen Rencana : 0,44 10. Slump : 6 – 18 cm 11. Ukuran agregat maks. : 40 mm 12. Kebutuhan air bebas : 205,000 kg/m3 13. Kadar Semen Rencana : 465,909 kg/m3 14. Kadar Semen minimal : 275,000 kg/m3 15. Berat jenis gabungan kondisi SSD : 2,632 16. Berat jenis Beton basah : 2375 kg/m3 17. Berat agregat total : 1704,091 kg/m3 18. Grade agregat halus : Daerah III 19. Persen agregat halus : 38 % 20. Berat agregat halus : 647,554 kg/m3 21. Berat agregat kasar : 1056,537 kg/m3 22. Keausan : 26,0 % Komposisi Campuran Semen (Kg) Air (Liter) Ag.Halus (Kg) Ag.Kasar (Kg) Zat Aditif (Liter) Total Bahan 6 Silinder 17,797 7,749 24,736 40,359 0,1 Jumlah Bahan per Silinder 2,966 1,292 4,122 6,727 0,017 Perbandingan Jumlah Bahan 1 0,436 1,390 2,268 5,731x10-3
  • 24. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PERENCANAAN CAMPURAN BETON Kelompok : II Pekerjaan : Abutment 1. Tegangan Karakteristik : 26,0 MPa PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Kegagalan = 5 % 2. Standart Deviasi : 7,0 MPa 3. Margin : 8,5 MPa 4. Rencana tegangan rata-rata : 34,5 MPa 5. Type semen : Tipe I 6. Type agregat kasar : Batu pecah 7. Type agregat halus : Alami 8. Faktor Air Semen maks. : 0,60 9. Faktor Air Semen Rencana : 0,44 10. Slump : 6 – 18 cm 11. Ukuran agregat maks. : 40 mm 12. Kebutuhan air bebas : 205,000 kg/m3 13. Kadar Semen Rencana : 465,909 kg/m3 14. Kadar Semen minimal : 275,000 kg/m3 15. Berat jenis gabungan kondisi SSD : 2,632 16. Berat jenis Beton basah : 2375 kg/m3 17. Berat agregat total : 1704,091 kg/m3 18. Grade agregat halus : Daerah III 19. Persen agregat halus : 38,000 % 20. Berat agregat halus : 647,554 kg/m3 21. Berat agregat kasar : 1056,537 kg/m3 22. Keausan : 26,0 % Komposisi Campuran Semen (Kg) Air (Liter) Ag.Halus (Kg) Ag.Kasar (Kg) Total Bahan 6 Silinder 17,797 7,749 24,736 40,359 Jumlah Bahan per Silinder 2,966 1,292 4,122 6,727 Perbandingan Jumlah Bahan 1 0,436 1,390 2,268
  • 25. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB II PERCOBAAN SLUMP BETON A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan slump beton merupakan ukuran kekentalan beton segar. Sehingga akan diketahui apakah sampel yang dibuat telah memenuhi slump yang telah ditentukan pada perhitungan sebelumnya (pada Bab I). B. PERALATAN Peralatan yang dipergunakan untuk percobaan slumb beton adalah sebagai berikut: a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm, dan tinggi 30 cm, bagian atas dan bagian bawah terbuka. b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat. c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air (talam). d. Sendok cekung. C. BAHAN Bahan yang dipergunakan untuk percobaan slumb beton adalah contoh beton segar sebanyak-banyaknya sama dengan isi cetakan. D. PROSEDUR PERCOBAAN Prosedur percobaan Slump beton dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah 2. Letakkan cetakan diatas pelat 3. Isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapisan, tiap lapisan berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara bagian bawah tiap-tiap lapisan.
  • 26. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Pemadatan lapisan pertama pemasukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan. 4. Setelah selesai pemadatan, segera ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit. Dan dalam jangka waktu ini semua kelebihan beton segar di sekitar cetakan harus dibersihkan. 5. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas. 6. Balikkan cetakan dan letakan perlahan-lahan di samping benda uji. 7. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji. E. PERHITUNGAN Berikut merupakan hasil prcobaan Test Slump Beton: Tabel 2.1 Hasil percobaan Test Slump Beton Percobaan Penurunan (cm) Keterangan 1 2 5 9 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Tidak sesuai Sesuai dengan slump yang direncanakan yaitu 6 cm – 18 cm F. KESIMPULAN Percobaan uji slump dilakukan sebanyak 2 kali. Percobaan pertama pengujian slump gagal atau hasil uji melebihi dari batas yang disyaratkan, yaitu 5 cm. Hal ini dikarenakan adukan beton yang kurang merata. Setelah adukan beton diaduk kembali, maka uji slump kembali dilakukan sehingga didapatkan nilai slump sebesar 9 cm dan telah memenuhi persyaratan slump yang direncanakan, yaitu antara 6 cm - 18 cm untuk dinding plat pondasi telapak bertulang.
  • 27. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II G. GAMBAR Adapun gambar langkah-langkah dalam percobaan Test Slump Beton pada Gambar 2.1 – 2.4 berikut: Gambar 2.1 Pengadukan Bahan Gambar 2.2 Pengecoran Gambar 2.3 Pengangkatan Slump Gambar 2.4 Pembacaan Slump PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 28. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT B A B III PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON DAN BANYAKNYA BETON PER ZAK SEMEN A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi beton dan banyaknya beton per zak semen. B. PERALATAN Peralatan yang dipergunakan untuk pemeriksaan berat isi beton adalah sebagai berikut: a. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh. b. Tongkat pemadat, dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat. c. Alat perata. d. Takaran dengan kapasitas dan penggunaannya sebagai berikut : Kapasitas 6 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 25 mm Kapasitas 10 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 37,5 mm Kapasitas 14 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm Kapasitas 28 liter : Ukuran maksimum agregat kasar 50 mm Didalam percobaan ini menggunakan agregat ukuran maksimal 40 mm jadi digunakan takaran/bohler dengan kapasitas 28 liter. Hasil pengukuran volume takaran adalah 2830 cm3. C. BAHAN Bahan yang dipergunakan untuk pemeriksaan berat isi beton adalah contoh beton segar sebanyak-banyaknya dengan kapasitas takaran/bohler. D. PROSEDUR PERCOBAAN Prosedur pemeriksaan berat isi beton dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Timbang dan catat berat takaran (W1).
  • 29. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 2. Isilah takaran dengan benda uji dalam tiga lapis, dalam tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. 3. Setelah selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak tampak gelembung-gelembung udara. 4. Ratakan permukaan pada benda uji dan tentukan beratnya (W2). E. HASIL PERCOBAAN a. Berat beton segar + bohler W2 = 10000 gr b. Berat bohler W1 = 3840 gr c. Volume bohler V = 2830 cm3 F. PERHITUNGAN Perhitungan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut: a. Berat Isi Beton: W  W V 10000- 3840 3 2 1 2830 2,177 gr/cm    D D D b. Banyaknya Beton Per Zak Semen: - Berat jenis beton basah (A) = 2375 kg/m3 - Kadar semen rencana (B) = 465,909 kg/m3 Berat Beton Per Zak Semen (50 kg) : W W berat per zak   B 50 Kg 3   465,909 Kg/m W Kg A 254,88 2375 Kg/m 3  PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 30. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Banyaknya beton per zak semen: W D Y 254,88  Y x 10 2,177 3 3   Y  0,177 m / zak Banyaknya semen per m3: 1 1 Y 0,177 3 5,649 zak/m    X X X G. KESIMPULAN Dalam percobaan ini didapat data sebagai berikut: a. Berat isi beton = 2,177 gr/cm3 b. Berat beton per zak semen = 254,880 kg c. Banyaknya beton per zak semen = 0,177 m3 d. Banyaknya semen per m3 = 5,649 zak H. GAMBAR Adapun gambar dalam percobaan pemeriksaan berat isi beton dapat dilihat pada Gambar 3.1 – 3.2 berikut: Gambar 3.1 Semen yang digunakan Gambar 3.2 Menimbang Semen PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 31. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB IV PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk kubus dan silinder yang dibuat dan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur. B. PERALATAN Peralatan yang dipergunakan untuk pemeriksaan kekuatan tekan beton adalah sebagai berikut: a. Silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm. b. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung dibulatkan dan terbuat dari baja anti karat. c. Bak pengaduk beton kedap air dengan mesin pengaduk. d. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh. e. Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan. f. Satu set alat pemeriksaan slump. g. Satu set alat pemeriksaan berat isi beton. C. BAHAN Bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan kekuatan tekan beton adalah sebagai berikut: a. Air bersih. b. Agregat halus (Pasir). c. Agregat kasar (Kerikil). d. Semen Gresik Type I. D. PROSEDUR PERCOBAAN Prosedur pemeriksaan kekuatan tekan beton dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pembetonan Beton Segar
  • 32. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II a. Timbang bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam perencanaan campuran. b. Pengadukan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk atau secara manual. Pada pelaksanaannya kami menggunakan cara manual. c. yaitu dengan memasukkan agregat kasar dan halus serta semen ke dalam talam besar kemudian diaduk dengan menggunakan cangkul sampai campuran merata. 2. Penentuan Slump a. Tentukan nilai slump dengan range slump 50-125 mm. b. Apabila nilai slump telah memenuhi range 50-125 mm, berarti kekentalan beton segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. c. Apabila belum memenuhi, maka ulangi pekerjaan pengadukan sampai memenuhi nilai slump yang direncanakan. 3. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji a. Cetakan diolesi dengan oli terlebih dahulu supaya pada saat pelepasan benda uji dari cetakannya lebih mudah b. Isilah cetakan dengan adukan dalam tiga lapisan dipadatkan dengan tusukan 25 kali secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk antara 25,4 mm kedalam lapisan pertama atau bawahnya. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau gunakan alat penggetar (Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan rongga-rongga udara tidak ada lagi. Ratakan permukaan beton dan tempatkan cetakan di tempat yang lembab, kemudian diamkan selama 24 jam. c. Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji. d. Rendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki. 4. Persiapan Pengujian a. Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama. b. Tentukan berat dan ukuran benda uji. 5. Pengujian PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 33. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II a. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan. c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji. E. PERHITUNGAN Rumus kekuatan tekan beton:  PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT P  kg/cm2 A Dimana : P = beban maksimum (kg) A = Luas penampang benda uji (cm2) Tabel 4.1 Pemeriksaan Kuat Tekan Beton No Tanggal Umur (Hari) Berat (gram) Kode Luas (cm2) Beban Max (Kg) Faktor Umur Tekanan 28 Hari Buat Test (Kg/cm2) MPa 1 10-03-14 07-04-14 28 12600 A 176,63 34000 1 192,50 16,00 2 10-03-14 07-04-14 28 12550 B 176,63 31000 1 175,50 14,56 3 10-03-14 07-04-14 28 12650 C 176,63 28500 1 161,35 13,42 4 10-03-14 07-04-14 28 12700 D 176,63 30000 1 169,84 14,09 5 10-03-14 07-04-14 28 12500 E 176,63 33000 1 186,83 15,5 6 10-03-14 07-04-14 28 12600 F 176,63 32000 1 181,17 15,03
  • 34. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Simpangan Beton dengan Aditif ′ 푓푐 (MPa) ′ )2 ′ ′ )2 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ′ = 푓푐푟  푓푐′ 3 = 17,645 (MPa) ′ − 푓푐푟 (푓푐 ′ )2 19,250 17,645 2,576 17,550 17,645 0,009 16,135 17.645 2,280 Σ = 52,935 Σ 4,865 S = √  (푓푐′ −푓푐푟 푁−1 = √ 4,865 3−1 = 1,559 MPa Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Simpangan Beton Normal 푓푐 (MPa) ′ = 푓푐푟  푓푐′ 3 = 17,645 (MPa) ′ − 푓푐푟 (푓푐 ′ )2 16,984 17,928 0,891 18,683 17,928 0,570 18,117 17,928 0.035 Σ = 53,784 Σ 1,496 S = √  (푓푐′ −푓푐푟 푁−1 = √ 1,496 3−1 = 1,559 MPa Mutu beton tersebut dianggap memenuhi syarat apabila: 1. Rata-rata dua buah benda uji tidak boleh  0,85 f’c a. Untuk Sampel dengan zat Aditif 푓 푐푟2 = 19,250+17,550 2 = 18,400 푀푃푎 ′ 푓 푐푟2 = 17,550+16,135 2 = 16,840 푀푃푎 ′
  • 35. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 푓 푐푟2 = 19,250+16,135 2 ′ = 푓푐푟 ′ = 17,645 − (1,64 푥 1,559) = 15,088 푀푃푎 푓푐 ′ = 푓푐푟 ′ = 17,928 − (1,64 푥 0,864) = 16,511 푀푃푎 푓푐 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT = 17,693 푀푃푎 ′ 0,85f 'c  0,85 26  22,100 MPa 18,400 MPa  22,100MPa 16,840 MPa  22,100 MPa 17,693 MPa  22,100 MPa b. Untuk Sampel normal 푓 푐푟2 = 16,984+18,683 2 = 17,833 푀푃푎 ′ 푓 푐푟2 = 18,683+18,117 2 = 18,400 푀푃푎 ′ 푓 푐푟2 = 16,984+18,117 2 = 17,550 푀푃푎 ′ 0,85f 'c  0,85 28  22,100 MPa 17,833 MPa  22,100 MPa 18,400 MPa  22,100 MPa 17,550 MPa  22,100 MPa 2. Berdasarkan standar deviasi a. Untuk zat aditif 푓푐 ′ − 1,64. 푆 푓푐 ′ = 15,088 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 68,271% dari 22,100 MPa b. Untuk zat normal 푓푐 ′ − 1,64. 푆 푓푐 ′ = 16,511 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 74,710% dari 22,100 MPa
  • 36. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II 3. Berdasarkan nilai tambah margin a. Untuk zat aditif ′ = 푓푐 푓푐푟 ′ + 푀 ′ = 푓푐푟 푓푐 ′ − 푀 푓′ 푐 = 17,645 − 8,5 푓푐 ′ = 9,145 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 41,380% dari 22,100 MPa b. Untuk normal ′ = 푓푐 푓푐푟 ′ + 푀 ′ = 푓푐푟 푓푐 ′ − 푀 푓′ 푐 = 17,928 − 8,5 푓푐 ′ = 9,428 < 22,100 푀푃푎 (Tidak Memenuhi) Berdasarkan hasil perhitungan dicapai 42,660% dari 22,100 Mpa 4. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara tiga hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3Sd. a. Untuk zat aditif (19,25016,135)  4,3 Sd 3,115 < 6,703 푀푃푎 (Memenuhi) b. Untuk normal (18,11716,984)  4,3 Sd 1,133 < 3,715 푀푃푎 (Memenuhi) 5. Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa beton dengan aditif memiliki kuat tekan beton 16 Mpa (72,390% dari 22,100 MPa), ini lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal dengan kuat tekan beton 15,5 Mpa (70,135% dari 22,100 MPa. Persentase perbedaan kuat tekan beton antara beton dengan aditif dan beton normal sebesar 2,255%. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 37. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Berdasarkan hasil perhitungan diatas terdapat perbedaan hasil antara beton dengan aditif dan beton normal, dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Kesimpulan Hasil Perhitungan antara Beton dengan Aditif dan Beton Normal Berdasarkan Perhitungan Beton dengan Aditif PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT (MPa) Beton Normal (MPa) Kuat Tekan Beton 28 Hari a. 16,000 b. 14,560 c. 13,420 a. 14,090 b. 15,500 c. 15,030 Rata-rata dua buah benda uji a. 18,400 b. 16,840 c. 17,693 a. 17,833 b. 18,400 c. 17,550 Standar Deviasi 15,088 16,511 Nilai Tambah Margin 9,145 9,428 Dengan data material campuran beton dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Data material untuk Campuran Beton 1. Berat Jenis Batu Pecah : 2,622 t/m3 2. Berat Jenis Agregat Halus : 2,648 t/m3 3. Abrasi Batu Pecah : 26,00 % 4. Gradasi Batu Pecah : Daerah II 5. Gradasi Agregat Halus : Daerah III 6. Faktor Air Semen : 0,44 7. Jumlah Semen : 465,909 Kg/m3 8. Berat Jenis Beton Beton Basah : 2375 Kg/m3 9. Pola Retak : Tidak merata 10. Agregat Maksimum : 40,00 mm F. KESIMPULAN
  • 38. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Dari percobaan ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Sesuai SNI-03-2847-2002 Pasal 7.6 Kuat tekan suatu mutu beton dapat dikategorikan memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi: a) Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari 푓푐 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ′. b) Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari ′ melebihi dari dua hasil uji contoh silinder mempunyai nilai dibawah 푓푐 3,5 MPa. 2. Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dikesimpulan bahwa hasil uji kuat tekan beton yang telah dilakukan tidak memenuhi persyaratan dari SNI-03- 2847-2002 Pasal 7.6. 3. Tidak terpenuhinya syarat tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: a) Getaran yang diberikan selama proses pengecoran beton kedalam cetakan benda uji kemungkinan terlalu besar sehingga didala campuran beton terjadi pemisahan atau penumpukan agregat halus terhadap campuran. Hal ini menjadikan kekuatan beton menjadi berkurang. b) Didalam melaksanakan praktikum, menggunakan material yang tidak terlalu baik dan material bisa saja masih terdapat kadar lumpur. c) Kondisi sampel yang belum benar – benar kering.
  • 39. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II G. GAMBAR Adapun gambar dalam percobaan Kuat Tekan Beton dapat dilihat pada Gambar 4.1- 4.3 sebagai berikut: Gambar 4.1 Sebelum Pengujian Gambar 4.2 Setelah Pengujian Kuat Kuat Tekan Beton Kuat Tekan Beton Gambar 4.3 Mesin Tekan PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB V
  • 40. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II TEGANGAN REGANGAN PADA BETON A. TUJUAN PERCOBAAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan grafik perbandingan antara tegangan dengan regangan dari sampel beton. B. PERALATAN Peralatan yang dipergunakan untuk percobaan tegangan dan regangan pada beton adalah sebagai berikut: a. Silinder beton diameter 15 cm, tinggi 30 cm. b. Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan. c. Dial pembaca perpendekan sampel. C. BAHAN Bahan yang dipergunakan untuk percobaan tegangan dan regangan pada beton adalah sebagai berikut: a. Air bersih b. Agregat halus (Pasir Mantraman) c. Agregat kasar (Kerikil Martadah) d. Semen Portland Tipe I D. CARA MELAKUKAN 1. Persiapan Pengujian tegangan regangan adalah sebgai berikut: a. Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab. b. Tentukan berat dan ukuran benda uji. 2. Prosedur Pengujian regangan adalah sebgai berikut: a. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2-4 km/cm3 per detik. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
  • 41. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah nilai perpendekan setiap kenaikan 2000 kg beban yang terjadi selama pemerikasaan benda uji. E. PERHITUNGAN Rumus tegangan pada beton :  = PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 푃 퐴 Dimana : P = beban maksimum (kg) A = Luas penampang benda uji (cm2) Rumus regangan pada beton : ε = 훥퐿 퐿 L ΔL Gambar 5.1 Sketsa Beton mengalami Regangan Dimana : ΔL = Perpendekan (mm) L = Tinggi Awal (mm) Perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam Tabel 5.1 dan Tabel 5.2
  • 42. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 5.1 Tegangan Regangan pada sampel beton dengan zat aditif Beban Luas penampang Perpendekan Tinggi Awal Tegangan Regangan Kg cm2 Mm mm kg/cm2 0 176,63 0 300 0.000 0.000 2000 176,63 2 300 11.323 0.007 4000 176,63 3 300 22.646 0.010 6000 176,63 4 300 33.969 0.013 8000 176,63 5 300 45.292 0.017 10000 176,63 6 300 56.616 0.020 12000 176,63 7 300 67.939 0.023 14000 176,63 8 300 79.262 0.027 16000 176,63 9,5 300 90.585 0.032 18000 176,63 10 300 101.908 0.033 20000 176,63 11 300 113.231 0.037 22000 176,63 12 300 124.554 0.040 24000 176,63 14 300 135.877 0.047 26000 176,63 15 300 147.200 0.050 28000 176,63 16 300 158.523 0.053 30000 176,63 18 300 169.847 0.060 32000 176,63 19 300 181.170 0.063 34000 176,63 20 300 192.493 0.067 Dari data tegangan dan regangan maka dapat dibuat grafik yang ditampilkan pada Gambar 5.2 sebagai berikut: 250 200 150 100 50 Grafik Tegangan Vs Regangan Gambar 5.2 Grafik Tegangan Regangan pada sampel beton dengan zat PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT aditif 0 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 Tegangan (Kg/cm2) Regangan
  • 43. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II Tabel 5.2 Tegangan Regangan pada sampel beton normal Beban Luas penampang Perpendekan Tinggi Awal Tegangan Regangan Kg cm2 mm mm kg/cm2 0 176,63 0 300 0.000 0.000 2000 176,63 0 300 11.323 0.000 4000 176,63 5 300 22.646 0.017 6000 176,63 7 300 33.969 0.023 8000 176,63 8 300 45.292 0.027 10000 176,63 9 300 56.616 0.030 12000 176,63 10 300 67.939 0.033 14000 176,63 11 300 79.262 0.037 16000 176,63 12 300 90.585 0.040 18000 176,63 13 300 101.908 0.043 20000 176,63 14 300 113.231 0.047 22000 176,63 15 300 124.554 0.050 24000 176,63 16 300 135.877 0.053 26000 176,63 17 300 147.200 0.057 28000 176,63 18 300 158.523 0.060 30000 176,63 19 300 169.847 0.063 32000 176,63 20 300 181.170 0.067 Dari data tegangan dan regangan maka dapat dibuat grafik yang ditampilkan pada Gambar 5.3 sebagai berikut: 250 200 150 100 50 0 Grafik Tegangan Vs Regangan 0.000 0.010 0.020 0.030 0.040 0.050 0.060 0.070 Gambar 5.3 Grafik Tegangan Regangan pada sampel beton normal Tegangan (Kg/cm2) PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Regangan
  • 44. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI KELOMPOK II F. GAMBAR Adapun gambar dalam percobaan Tegangan Regangan paada Beton dapat dilihat pada Gambar 5.4 sebagai berikut: Gambar 5.4 Sampel Beton dan Alat Dial Pembaca Perpendekan Sampel PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT