SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
1
KONSEP BADAN PUBLIK NON NEGARA DALAM UU KIP
.
Salah satu subjek hukum dalam sengketa informasi adalah Badan Publik, yang
bertindak sebagai Termohon. Dalam putusannya, KIPusat melakukan berbagai
terobosan berdasarkan teori hukum dan praksis hukum telah memberikan
pemaknaan yang memperkuat pengertian Badan Publik tersebut, utamanya terkait
dengan konsep Badan Publik Non Negara. Terobosan ini dilakukan berdasarkan apa
yang disebut Prof Satjipto Rahardjo sebagai hukum progresif. Oleh karena hukum
adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya dan hukum itu tidak ada untuk
dirinya sendiri, melainkan untuk sesuatu yang lebih luas yaitu untuk harga diri
manusia, kebahagiaan, kesejahteraan, kemuliaan dan keadilan, maka progresifitas
diperlukan.
Konsep Badan Publik Non Negara muncul dari pemaknaan ketentuan Pasal 1 angka
3 UU KIP. Jika merujuk ketentuan Pasal 1 angka 3 maka yang dikategorikan
sebagai Badan Publik Negara adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan
badan lain dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun organisasi
nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh danaya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, sumbangan masyarakat dan/atau luar negeri dikategorikan sebagai Badan
Publik Non Negara.
UU KIP tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas keberadaan Pasal 1 angka 3
kecuali pernyataan “cukup jelas”. Atas dasar itu, tafsir atau definisi Badan Publik
Non Negara harus sebagaimana uraian pasal tersebut. Berdasarkan hal itu pula
untuk mengkategorikan suatu entitas hukum sebagai Badan Publik Non Negara,
pengujian dilakukan terhadap terpenuhi atau tidak terpenuhinya syarat-syarat
sebagai Badan Publik Non Negara.
Pertama, entitas hukum itu harus merupakan organisasi nonpemerintah. Istilah
organisasi nonpemerintah (ornop) merupakan terjemahan dari bahasa inggris non-
governmental organization. Secara sederhana diartikan bahwa semua organisasi
yang bukan merupakan organisasi pemerintah adalah organisasi non pemerintah.
Organisasi yang dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, kesamaan hobi dan
kegemaran, kesamaan minat, kesamaan visi dan misi hingga kesamaan atau
kedekatan kekerabatan dan kekeluargaan dapat dikategorikan sebagai ornop. Jadi
ciri yang paling mendasar dari ornop adalah sifat ke-privat-annya – hobi,
kegemaran, minat, profesi, kekerabatan dan kekeluargaaan adalah hal-hal yang
bersifat privat. Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Paguyuban Pasundan,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Komunitas Historia Indonesia
adalah beberapa contoh ornop. Akan tetapi mengingat luasnya jenis dan macam
ornop, untuk secara mudah membedakan apakah suatu entitas merupakan ornop
atau bukan, frasa “organisasi” menjadi kata kuncinya. Frasa “organisasi”
menekankan bahwa entitas tersebut bukan “orang perseorangan atau individu atau
sekelompok orang” melainkan sebagai entitas “badan hukum”. Sebagai organisasi
2
yang dikelompokan sebagai badan hukum, maka dari cara pembentukannya ornop
dapat berbentuk perkumpulan atau yayasan.
Kedua, ornop dimaksud harus memperoleh pendanaan yang sebagian atau
seluruhnya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat
dan/atau luar negeri. Perdebatan terhadap klausula ini ada pada frasa
“memperoleh pendanaan yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN
dan/atau APBD” —utamanya terkait relasi antara “memperoleh pendanaan dari
APBN dan/atau APBD” dengan “pelaporan peroleh pendanaan tersebut berdasarkan
mekanisme pengelolaan keuangan negara”. Apakah diperlukan pembuktian
berdasarkan mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang
tunduk pada UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003
terhadap ornop yang memperoleh pendanaan dari APBN dan/atau APBD ?
Jika merujuk pada bunyi penjelasan Pasal 1 angka 3, terhadap klausula
“memperoleh pendanaan yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN
dan/atau APBD” tidak diperlukan pembuktian berdasarkan mekanisme
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang tunduk pada UU 17/2003
terhadap ornop yang memperoleh pendanaan dari APBN dan/atau APBD.
Mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara berdasarkan UU UU
17/2003 hanya dapat diterapkan pada Kementerian dan/atau Lembaga dimana
penanggung jawab penggunaan Keuangan Negara ada pada Kementerian (Menteri)
sebagai Pengguna Anggaran. Sedangakan ornop sebagimana uraian pada undur
pertama di atas jelas bukan kementerian atau lembaga. Tidak akan mungkin
menemukan adanya istilah “Pengguna Anggaran” sebagaimana dalam UU 17/2003
dalam aktivitas ornop. Namun dalam praktik sangat dimungkinkan dan faktanya
banyak terjadi ornop memperoleh dana yang bersumber dari APBN dan/atau APBN
dalam bentuk hibah atau bantuan lainnya. Oleh karena itu, sepanjang dapat
dibuktikan bahwa ornop tersebut memperoleh, menerima dana dari APBN dan/atau
APBD apapun dan bagaimanapun bentuknya serta dalam jumlah berapapun, ornop
tersebut tersebut dikategorikan sebagai Badan Publik Non Negara.
Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa sangat tidak tepat jika
membenturkan UU KIP dengan UU No. 17/ 2003, sebab maksud dan tujuan
pembentukan hukum tersebut sangat berbeda. Sepanjang menyangkut akses dan
keterbukaan informasi publik, UU KIP –lah yang berhak menentukan suatu
organisasi atau lembaga atau institusi merupakan Badan Publik atau bukan, serta
menentukan apakah suatu organisasi atau lembaga atau institusi a quo merupakan
Badan Publik Negara atau Badan Publik Non Negara. Jika merupakan Badan Publik
Negara, maka tentulah berkenaan dengan pengelolaan keuangan negara
(APBN/APBD) tunduk pada UU No. 17 /2003. Namun terhadap Badan Publik Non
Negara, sangat tidak mungkin menundukan diri pada UU a quo.
Putusan Komisi Informasi Pusat Nomor 199/VI/KIP-PS-A/2014 Antara Pemohon
Informasi Forum Supporter Indonesia dengan Termohon Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia (PSSI) adalah salah satu putusan yang dapat dijadikan rujukan
untuk menentukan sebuah entitas organisasi non pemerintah sebagai Badan
Publik Non Negara. Dalam salah satu pendapat hukumnya, menyangkut
argumentasi Termohon yang menyatakan bahwa Temohon adalah Badan Hukum
Privat Perkumpulan berdasarkan Pasal 1653 KUHPerdata juncto Staatsblad 1870
No. 64, sehingga oleh karenanya bukan merupakan Badan Publik, Majelis
3
berpendapat sebagai berikut “.........sepanjang dimaknai tentang pembentukan
organisasi berbadan hukum sebagaimana lazimnya jenis badan hukum yang diatur
dalam KUHPerdata Buku III Bab IX dan status Badan Hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat. Maka
pemilihan status/subyek hukum Badan Hukum Privat Perkumpulan yang dilakukan
Termohon dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Maunis Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan,
sebagaimana yang tercantum dalam AD ART PSSI, hal 2 (Surat T - 15), karenanya
pemilihan subyek hukum Termohon sebagai Badan Hukum Privat Perkumpulan
adalah benar dan tidak dapat dibantah lagi, karenanya status/subyek hukum
tersebut memiliki kedudukan hukum dan peranan yang sangat penting di dalam
bidang hukum, khususnya hukum keperdataan, dimana setiap badan hukum dapat
mempunyai wewenang, serta dalam teori hukum keperdataan, suatu badan hukum
hanya dikenal 2 (dua) macam badan hukum yaitu, Badan Hukum Publik dan Badan
Hukum Privat”

More Related Content

What's hot

Sejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungSejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungWulan Yussilya
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...farizsatiano32
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...WennaSustiany
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraRoy Pangkey
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAfrian Rachmawati
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalAhmad Solihin
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnissoki leonardi
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 

What's hot (20)

Sejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandungSejarah singkat ptun bandung
Sejarah singkat ptun bandung
 
Ptun
PtunPtun
Ptun
 
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenangTinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
Tinjauan yuridis terhadap perbuatan aparat pemerintah yang tidak berwenang
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
Konsekuensi yuridis dengan dikecualikannya keputusan tata usaha negara yang b...
 
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, pengenalan hukum dan definisi hukum secara...
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
 
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan InterdisiplinerKebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
Kebuntuan Dari Pendekatan Legalitas Formal Menuju Pendekatan Interdisipliner
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
 
Perlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasionalPerlindungan hukum potensi nasional
Perlindungan hukum potensi nasional
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
 
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANGINSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
INSTRUMEN MELAWAN PERDAGANGAN ORANG
 

Viewers also liked

UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi Publik
UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi PublikUU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi Publik
UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi PublikPeople Power
 
Praktik pengelolaan informasi publik
Praktik pengelolaan informasi publikPraktik pengelolaan informasi publik
Praktik pengelolaan informasi publikrsd kol abundjani
 
UU Keterbukaan Informasi Publik
UU Keterbukaan Informasi PublikUU Keterbukaan Informasi Publik
UU Keterbukaan Informasi PublikAri Juliano Gema
 
Social Media Dan Keterbukaan Informasi Publik
Social Media Dan Keterbukaan Informasi PublikSocial Media Dan Keterbukaan Informasi Publik
Social Media Dan Keterbukaan Informasi PublikRizky Andriawan
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...infomagetan
 
penatausahaan pelaporan - pertanggungjawaban apbdesa
penatausahaan   pelaporan - pertanggungjawaban apbdesapenatausahaan   pelaporan - pertanggungjawaban apbdesa
penatausahaan pelaporan - pertanggungjawaban apbdesaFormasi Org
 
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desa
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desaasas kekuasaan pengelolaan keuangan desa
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desaFormasi Org
 
pelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesapelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesaFormasi Org
 
tahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesatahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesaFormasi Org
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 
Penatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaPenatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaFormasi Org
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaFormasi Org
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaFormasi Org
 
SOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaSOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaFormasi Org
 

Viewers also liked (16)

UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi Publik
UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi PublikUU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi Publik
UU 14 - 2008 Keterbukaan Informasi Publik
 
Praktik pengelolaan informasi publik
Praktik pengelolaan informasi publikPraktik pengelolaan informasi publik
Praktik pengelolaan informasi publik
 
UU Keterbukaan Informasi Publik
UU Keterbukaan Informasi PublikUU Keterbukaan Informasi Publik
UU Keterbukaan Informasi Publik
 
Social Media Dan Keterbukaan Informasi Publik
Social Media Dan Keterbukaan Informasi PublikSocial Media Dan Keterbukaan Informasi Publik
Social Media Dan Keterbukaan Informasi Publik
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
 
pendapatan desa
pendapatan desapendapatan desa
pendapatan desa
 
penatausahaan pelaporan - pertanggungjawaban apbdesa
penatausahaan   pelaporan - pertanggungjawaban apbdesapenatausahaan   pelaporan - pertanggungjawaban apbdesa
penatausahaan pelaporan - pertanggungjawaban apbdesa
 
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desa
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desaasas kekuasaan pengelolaan keuangan desa
asas kekuasaan pengelolaan keuangan desa
 
pembiayaan desa
pembiayaan desapembiayaan desa
pembiayaan desa
 
pelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesapelaksanaan apbdesa
pelaksanaan apbdesa
 
tahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesatahapan perencanaan apbdesa
tahapan perencanaan apbdesa
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Penatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan DesaPenatausahaan keuangan Desa
Penatausahaan keuangan Desa
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
SOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaSOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah Desa
 

Similar to Konsep badan publik non negara dalam uu kip

Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataZainal Abidin
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Eko Mardianto
 
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsiUrgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsiArif Sharon Simanjuntak
 
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruang...
Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruang...Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruang...
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruang...Butet Simbolon
 
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruan...
 Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruan... Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruan...
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruan...Butet Simbolon
 
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkup
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkupPresentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkup
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkupButet Simbolon
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docxratih pratiwi
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
1. Perusahaan.pptx
1. Perusahaan.pptx1. Perusahaan.pptx
1. Perusahaan.pptxdonihasmanto
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasilEdi Ison
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019An Nisa Rizki Yulianti
 

Similar to Konsep badan publik non negara dalam uu kip (20)

Badan hukum sebagai subyek hukum
Badan hukum sebagai subyek hukumBadan hukum sebagai subyek hukum
Badan hukum sebagai subyek hukum
 
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdataBadan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
Badan hukum sebagai subjek hukum dalam kuh perdata
 
Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)
 
ppt hukum.pptx
ppt hukum.pptxppt hukum.pptx
ppt hukum.pptx
 
Teropong | November 2013
Teropong | November 2013Teropong | November 2013
Teropong | November 2013
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis
 
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsiUrgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
Urgensi bantuan hukum terhadap saksi dalam kasus korupsi
 
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.pptLEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
 
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruang...
Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruang...Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruang...
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruang...
 
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruan...
 Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruan... Power Point LEGAL  ASPECT  & ETIQUETTE  BUSINESS Macam-Macam  Hukum dan Ruan...
Power Point LEGAL ASPECT & ETIQUETTE BUSINESS Macam-Macam Hukum dan Ruan...
 
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkup
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkupPresentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkup
Presentation macam macam hukum bisnis dan ruang lingkup
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
305984786 pertanggungjawaban-pidana-korporasi-makalah-docx
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Dasar hukum pt
Dasar hukum ptDasar hukum pt
Dasar hukum pt
 
1. Perusahaan.pptx
1. Perusahaan.pptx1. Perusahaan.pptx
1. Perusahaan.pptx
 
Urgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilanUrgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilan
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasil
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
 

Konsep badan publik non negara dalam uu kip

  • 1. 1 KONSEP BADAN PUBLIK NON NEGARA DALAM UU KIP . Salah satu subjek hukum dalam sengketa informasi adalah Badan Publik, yang bertindak sebagai Termohon. Dalam putusannya, KIPusat melakukan berbagai terobosan berdasarkan teori hukum dan praksis hukum telah memberikan pemaknaan yang memperkuat pengertian Badan Publik tersebut, utamanya terkait dengan konsep Badan Publik Non Negara. Terobosan ini dilakukan berdasarkan apa yang disebut Prof Satjipto Rahardjo sebagai hukum progresif. Oleh karena hukum adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya dan hukum itu tidak ada untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sesuatu yang lebih luas yaitu untuk harga diri manusia, kebahagiaan, kesejahteraan, kemuliaan dan keadilan, maka progresifitas diperlukan. Konsep Badan Publik Non Negara muncul dari pemaknaan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU KIP. Jika merujuk ketentuan Pasal 1 angka 3 maka yang dikategorikan sebagai Badan Publik Negara adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif dan badan lain dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh danaya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat dan/atau luar negeri dikategorikan sebagai Badan Publik Non Negara. UU KIP tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas keberadaan Pasal 1 angka 3 kecuali pernyataan “cukup jelas”. Atas dasar itu, tafsir atau definisi Badan Publik Non Negara harus sebagaimana uraian pasal tersebut. Berdasarkan hal itu pula untuk mengkategorikan suatu entitas hukum sebagai Badan Publik Non Negara, pengujian dilakukan terhadap terpenuhi atau tidak terpenuhinya syarat-syarat sebagai Badan Publik Non Negara. Pertama, entitas hukum itu harus merupakan organisasi nonpemerintah. Istilah organisasi nonpemerintah (ornop) merupakan terjemahan dari bahasa inggris non- governmental organization. Secara sederhana diartikan bahwa semua organisasi yang bukan merupakan organisasi pemerintah adalah organisasi non pemerintah. Organisasi yang dibentuk berdasarkan kesamaan profesi, kesamaan hobi dan kegemaran, kesamaan minat, kesamaan visi dan misi hingga kesamaan atau kedekatan kekerabatan dan kekeluargaan dapat dikategorikan sebagai ornop. Jadi ciri yang paling mendasar dari ornop adalah sifat ke-privat-annya – hobi, kegemaran, minat, profesi, kekerabatan dan kekeluargaaan adalah hal-hal yang bersifat privat. Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Paguyuban Pasundan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Komunitas Historia Indonesia adalah beberapa contoh ornop. Akan tetapi mengingat luasnya jenis dan macam ornop, untuk secara mudah membedakan apakah suatu entitas merupakan ornop atau bukan, frasa “organisasi” menjadi kata kuncinya. Frasa “organisasi” menekankan bahwa entitas tersebut bukan “orang perseorangan atau individu atau sekelompok orang” melainkan sebagai entitas “badan hukum”. Sebagai organisasi
  • 2. 2 yang dikelompokan sebagai badan hukum, maka dari cara pembentukannya ornop dapat berbentuk perkumpulan atau yayasan. Kedua, ornop dimaksud harus memperoleh pendanaan yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat dan/atau luar negeri. Perdebatan terhadap klausula ini ada pada frasa “memperoleh pendanaan yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN dan/atau APBD” —utamanya terkait relasi antara “memperoleh pendanaan dari APBN dan/atau APBD” dengan “pelaporan peroleh pendanaan tersebut berdasarkan mekanisme pengelolaan keuangan negara”. Apakah diperlukan pembuktian berdasarkan mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang tunduk pada UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003 terhadap ornop yang memperoleh pendanaan dari APBN dan/atau APBD ? Jika merujuk pada bunyi penjelasan Pasal 1 angka 3, terhadap klausula “memperoleh pendanaan yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN dan/atau APBD” tidak diperlukan pembuktian berdasarkan mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang tunduk pada UU 17/2003 terhadap ornop yang memperoleh pendanaan dari APBN dan/atau APBD. Mekanisme pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara berdasarkan UU UU 17/2003 hanya dapat diterapkan pada Kementerian dan/atau Lembaga dimana penanggung jawab penggunaan Keuangan Negara ada pada Kementerian (Menteri) sebagai Pengguna Anggaran. Sedangakan ornop sebagimana uraian pada undur pertama di atas jelas bukan kementerian atau lembaga. Tidak akan mungkin menemukan adanya istilah “Pengguna Anggaran” sebagaimana dalam UU 17/2003 dalam aktivitas ornop. Namun dalam praktik sangat dimungkinkan dan faktanya banyak terjadi ornop memperoleh dana yang bersumber dari APBN dan/atau APBN dalam bentuk hibah atau bantuan lainnya. Oleh karena itu, sepanjang dapat dibuktikan bahwa ornop tersebut memperoleh, menerima dana dari APBN dan/atau APBD apapun dan bagaimanapun bentuknya serta dalam jumlah berapapun, ornop tersebut tersebut dikategorikan sebagai Badan Publik Non Negara. Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa sangat tidak tepat jika membenturkan UU KIP dengan UU No. 17/ 2003, sebab maksud dan tujuan pembentukan hukum tersebut sangat berbeda. Sepanjang menyangkut akses dan keterbukaan informasi publik, UU KIP –lah yang berhak menentukan suatu organisasi atau lembaga atau institusi merupakan Badan Publik atau bukan, serta menentukan apakah suatu organisasi atau lembaga atau institusi a quo merupakan Badan Publik Negara atau Badan Publik Non Negara. Jika merupakan Badan Publik Negara, maka tentulah berkenaan dengan pengelolaan keuangan negara (APBN/APBD) tunduk pada UU No. 17 /2003. Namun terhadap Badan Publik Non Negara, sangat tidak mungkin menundukan diri pada UU a quo. Putusan Komisi Informasi Pusat Nomor 199/VI/KIP-PS-A/2014 Antara Pemohon Informasi Forum Supporter Indonesia dengan Termohon Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah salah satu putusan yang dapat dijadikan rujukan untuk menentukan sebuah entitas organisasi non pemerintah sebagai Badan Publik Non Negara. Dalam salah satu pendapat hukumnya, menyangkut argumentasi Termohon yang menyatakan bahwa Temohon adalah Badan Hukum Privat Perkumpulan berdasarkan Pasal 1653 KUHPerdata juncto Staatsblad 1870 No. 64, sehingga oleh karenanya bukan merupakan Badan Publik, Majelis
  • 3. 3 berpendapat sebagai berikut “.........sepanjang dimaknai tentang pembentukan organisasi berbadan hukum sebagaimana lazimnya jenis badan hukum yang diatur dalam KUHPerdata Buku III Bab IX dan status Badan Hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Masyarakat. Maka pemilihan status/subyek hukum Badan Hukum Privat Perkumpulan yang dilakukan Termohon dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Maunis Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan, sebagaimana yang tercantum dalam AD ART PSSI, hal 2 (Surat T - 15), karenanya pemilihan subyek hukum Termohon sebagai Badan Hukum Privat Perkumpulan adalah benar dan tidak dapat dibantah lagi, karenanya status/subyek hukum tersebut memiliki kedudukan hukum dan peranan yang sangat penting di dalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan, dimana setiap badan hukum dapat mempunyai wewenang, serta dalam teori hukum keperdataan, suatu badan hukum hanya dikenal 2 (dua) macam badan hukum yaitu, Badan Hukum Publik dan Badan Hukum Privat”