SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
SPJD PGRI
Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI
Materi Perkuliahan Semerter Genap
Program Studi PGSD dan
Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi
STKIP – PGRI BANJARMASIN
Dosen Pengasuh:
Drs. H. ABDUL RIVAI, M.AP
KELAHIRAN PGRI
 PGRI lahir 25 November 1945
 Tujuan PGRI (dalam kongres I) :
 Mempertahankan dan menyempurnakan
Republik Indonesia
 Mempertinggi tingkat pendidikan dan
pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan
 Membela hak dan nasib buruh pada umumnya,
guru pada khususnya
KELAHIRAN PGRI
 Kelahiran PGRI merupakan bagian integral
perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut,
menegakkan, menyelamatkan dan
mempertahankan kemerdekaan NKRI
 Lembaga pendidikan PGRI merupakan
oganisasi profesi terkait dengan fungsi
keguruan yang berperan sebagai pendidik
bangsa lewat pengajaran.
KONGRES PGRI I (23-25 Nov 1945) DI
SURAKARTA
 Dalam Mukadimah AD/ART PGRI :
 Merupakan manifestasi aspirasi kaum guru
Indonesia untuk ikut bertanggung jawab sebagai
pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita
kemerdekaan
 Komitmen kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
 PGRI bersifat unitaristis, independen, non partai
politik
 PGRI merupakan organisasi profesi guru yang
mewariskan jiwa semangat dan nilai-nilai 1945
SUSUNAN PB PGRI HASIL
KONGRES I
Ketua I : Amin Singgih
Ketua II : Rh.Koesnan
Ketua III : Soemitro
Penulis I : Djajeng Soegianto
Penulis II : Ali Marsaban
Bendahara I : Soemidi Adisasmito
Bendahara II : Marto Soedigdo
Anggota : Siti Wahyunah
Anggota : Siswo Widjojo
Anggota : Parmoedjo
Anggota : Siswowardjojo
TUNTUTAN PGRI DI KONGRES
I
 Sistem pendidikan sedapatnya didasarkan
pada kepentingan nasional
 Gaji guru supaya diperhatikan
 Dibuatnya UU Pendidikan dan UU Pokok
Perburuhan
 Menentukan kepentingan pendidikan
SEJARAH PGRI
 PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) th 1912 berdiri
sebagai wujud dari semangat kebangsaan. Organisasi
ini bersifat unitaristik yang adalah para guru bantu,
guru desa, kepala sekolah dan penilik sekolah
 Selain itu juga berdiri PGB (Persatuan Guru Bantu),
PGD (Peserikatan Guru Desa),dll
 Bertujuan untuk memperjuangkan persamaan hak dan
posisi dengan pihak Belanda
SEJARAH PGRI
 TH 1932 PGHB diubah namanya menjadi PGI
(Persatuan Guru Indonesia), hal ini sempat
mengejutkan pihak Belanda karena mencantumkan
kata “Indonesia”
 Jaman penjajahan Jepang PGI tidak aktif karena
Jepang melarang semua bentuk organisasi
 Semangat kemerdekaan mewarnai Kongres I PGRI di
Surakarta dan tgl 25 November 1945, PGRI dibentuk.
Sehingga tgl 25 November dinyatakan sebagai Hari
Guru Nasional sesuai dengan Keppres No 78 th 1994
Kongres II di Surakarta (21-23 Desember
1946)
 Pada kongres ini PGRI mengajukan tuntutan
kepada pemerintah :
 Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan
nasional
 Gaji guru supaya tidak dihentikan
 Dibuat UU Pokok Perburuhan
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Rh Koesnan
 Ketua II : Soedjono K
 Jabatan Ketua III dihapus
Kongres III di Madiun (27-27 Februari
1948)
 Susunan Kongres III sebagai berikut :
 Ketua I : Soedjono K
 Ketua II : Soedarsono
 Pada akhir tahun 1948 sampai awal 1949 dengan
kembalinya kekuasaan pemerintah RI di
Yogyakarta, maka PGRI kembali menggerakkan
organisasinya dan memindahkan kedudukannya
dari Solo ke Yogya dengan susunan pengurus
yang baru
Kongres III di Madiun (27-29 Februari
1948)
 Susunan Pengurus Besar hasil Kongres III :
 Ketua Umum I : Soedjono K
 Ketua Umum II : Soedjono (wakil PB di
Jakarta)
 Ketua Umum III : Soedarsono
 Sekertaris Umum : Soekirno, Soerbakti
 Bendahara : Soewandi
Kongres IV di Yogyakarta (26-28 Februari
1950)
 Memutuskan mengeluarkan Maklumat
Persatuan yang berisikan seruan pada
masyarakat, khususnya guru-guru untuk
menggalang persatuan
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Rh Koesnan
 Ketua II : Soedjono
 Ketua III : Soedjono K
Kongres V di Bandung (19-24 Desember
1950)
 Panca sila sebagai asas organisasi
 Menyamaratakan gaji guru untuk semua
golongan
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Soedjono
 Ketua II : ME Subiadinata
Kongres V di Bandung (19-24 Desember
1950)
 Membentuk komisariat daerah tahap I :
 Sumatera Utara : TZ Answar
 Sumatera Tengah : A Manan
 Sumatera Selatan : Noezoear
 Jawa Barat : Jaman Soedjono
prawiro
 Jawa Tengah : Soenarto
 Yogyakarta : Moh.Djoemali
 Jawa Timur : Soebandri
 Sulawesi Selatan : AN Hardjarati
 Jakarta Raya : Soemadi (Koordinator)
Kongres V di Bandung (19-24 Desember
1950)
 Th 1952 dibentuk komisariat daerah yang
baru
 Kalimantan : E Simorangkir
 Sulawesi Utara : EA Parengkuan
 Maluku : O Nanulaita
 Bali : Made Mendra
Kongres VI di Malang (24-30 November
1952)
 Dalam bidang organisasi, menetapkan asas PGRI
adalah keadilan sosial dan dasarnya adalah
demokrasi dan PGRI tetap di bawah GBSBI
(Gabungan Serikat Buruh Indonesia)
 Dalam bidang perburuhan, memperjuangkan
kendaraan bermotor bagi penilik sekolah,
instruktur Pendidikan jasmani dan Pendidikan
Masyarakat
Kongres VI di Malang (24-30 November
1952)
 Dalam bidang pendidikan, disetujui
 Sistem pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan
Negara pada masa pembangunan
 KPKB (Kursus Persamaan Kewajiban Belajar)
diubah menjadi SR (Sekolah Rakyat) 6 tahun
 KPKB dihapus akhir th 1952/1953
 Kursus B-I/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan
SLTA diatur sebaik-baiknya
 Diadakan Hari Pendidikan Nasional
Kongres VI di Malang (24-30 November
1952)
 Di bidang umum, anggaran belanja Kementrian
PP & K di tingkatkan menjadi 25% dari seluruh
APBN dan agar Jawatan PP & K dipusatkan
sampai tingkat propinsi saja
 Mars PGRI (Basoeki Endropranoto) disahkan
 Mengajukan konsep tentang isi dan pengertian
Pendidikan Nasional
Kongres VI di Malang (24-30 November
1952)
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Soedjono
 Ketua II : ME Subiadinata
 Panitera Umum : Moehammad Hidajat
 Tata Usaha : Soebandri
 Panitera Pendidikan : Ktut Nara
 Redaksi majalah Suara Guru: Soedjono
Soebandri
Kongres VII di Semarang (24 November - 1
Desember 1954)
 Pertama kalinya dihadiri tamu perwakilan dari
Perancis, Filipina dan RRC
 Bidang umum, pernyataan mengenai Irian
Barat, korupsi, resolusi mengenai
desentralisasi sekolah, mengenai pemakaian
keuangan oleh Kementrian PP & K dan
mengenai penyempurnaan cara kerja
Kementrian PP & K
Kongres VII di Semarang (24 November - 1
Desember 1954)
 Bidang pendidikan, resolusi anggaran belanja
yang harus mencapai 25% dari APBN, UU
Sekolah Rakyat, UU Kewajiban Belajar, film,
gambar serta radio dan pembentukan Dewan
Bahasa Nasional
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Soedjono
 Ketua II : ME Subiadinata
 Ketuan III : Hermanoe Ali
Kongres VII di Semarang (24 November - 1
Desember 1954)
 Pergantian Komisaris Daerah dan penambahan
Komisariat Daerah :
 Sumatera Utara : Idris M,Hutapea
 Sumatera Tengah : Achmad Chatib
 Sumatera Selatan : Madian
 Jakarta Raya : Baheransjah
Sutan Indra
 Jawa Barat : M Hoesein
 Jawa Tengah : Soenarto
 Yogyakarta : Muh.Djoemali
Kongres VII di Semarang (24 November - 1
Desember 1954)
 Pergantian Komisaris Daerah dan
penambahan Komisariat Daerah :
 Jawa Tmur : Hermanoe Ali
 Kalimantan Barat : R Sujo
 Kalimantan Selatan : Sjahran
 Sulawesi Utara : EA Parengkuan
 Sulawesi Selatan : JE Tatengken
 Bali : Made Mendra
 Maluku : M Ruhupatty
Kongres VIII di Bandung (Oktober
1956)
 Ada masalah pada saat pemilihan ketua,
ditemukannya kartu pemilih palsu.
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : ME Subiadinata
 Ketua II : Soedjono
 Ketua III : M Hoesein
Kongres IX di Surabaya (31 Oktober - 4
November 1959)
 Susunan Pengurus Besar :
 Ketua Umum : ME Subiadinata
 Ketua I : M.Hoesein
 Ketua II : Soebandri
Kongres X di Gelora Bung Karno, Jakarta Oktober
1962
 Susunan Pengurus Besar :
 Ketua Umum : ME Subiadinata
 Ketua I : M Hoesein
 Ketua II : Soebandri
 Kemudian Juni 1964, Soebandri dipecat karena
terlibat pengkhianatan dengan mendirikan PGRI
Non Vaksentral
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua Umum : ME Subiadinata
 Ketua I : M Hoesein
 Ketua II : -
Kongres XI di Bandung (15-20
MARET 1967)
 Susunan Pengurus Besar :
 Ketua Umum : ME Subiadinata
 Ketua I : Dra Mien S Wamaen
 Ketua II : Maderman BA
 Bidang umum dan politik :
 Mengembangkan Orde Baru demi suksesnya Dwi
Dharma dan Catur Karya Kabinet Ampera
 Mendukung keputusan Sidang Umum Istimewa
MPR
 Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
Kongres XI di Bandung (15-20 Maret
1967)
 Dalam bidang umum dan politik :
 Menjunjung tinggi HAM
 Mengikis habis sisa-sisa PKI
 Menyatakan PGRI Non Vaksentral,SSP,PGTI
dinatakan sebagai ormas terlarang karena
sebagai antek PKI
 Diaktifkannya kembali 27 pejabat kementrian P
& K yang dipecat Prof.Prijono
 Disetujuinya PGRI untuk bergabung dalam
Sekber Golkar
Kongres XI di Bandung (15-20 Maret
1967)
Di bidang organisasi :
 Konsolidasi pengembangan organsasi ke dalam dan
ke luar untuk menciptakan kekompakan
 Perubahan dan penyempurnaan AD/ART PGRI yang
sesuai dengna perkembangan politik Orde Baru
 Perluasan keanggotaan PGRI dari guru TK sampai
dosen PT
 Penentuan kriteria pengurus PGRI mulai tingkat
PB,PD,PC hingga Ranting
 Intensifikasi penerangan tentang kegiatan organisasi
Kongres XI di Bandung (15-20 Maret
1967)
 Di bidang organisasi :
 Pendidikan kader organisasi secara teratur dan
berencana
 PGRI menjadi anggota WCOTP (World
Confederation of Organisation of Teaching
Profession)
 Menyatakan PGRI siap menjadi tuan rumah
pelaksanaan Asian Regional Conference
WCOTP
Kongres XII di Bandung (29 Juni - 4 Juli
1970)
 SusunanPengurus Besar :
 Ketua Umum : Basyuni Suriamihardja
 Ketua I : Slamet
 Ketua II : Maderman BA
 Sekertaris Jendral : AMD Jusuf
 Yang kemudian diubah karena beberapa hal; Slamet
pindah ke Belanda,AMD Jusuf wafat
 Susunan Pengurus Besar menjadi :
 Ketua I : Maderman BA
 Ketua II : Drs WDF Rindhorindo
 Sekertaris Jendral : M Hatta
Kongres XII di Bandung (29 Juni - 4 Juli
1970)
 Perubahan struktur dan basis organisasi PGRI,
yaitu tingkat Cabang meliputi wilayah
kabupaten/kotamadya, sedangkan wilayah Anak
Cabang adalah kecamatan
 Administrasi organisasi disederhanakan dan
diseragamkan untuk seluruh wilayah Indonesia
 Lambang dan mars PGRI dilampirkan dalam buku
AD/ART PGRI
KONGRES XIII DI JAKARTA ( 21-25
November 1973)
 Pengurus Besar :
 Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
 Ketua I ; Prof Dr Winarno Surakhmad
 Ketua II : Drs Madorman
 Sekjen : Drs WDF Rindorindo
 Keputusan yang dihasilkan :
 PGRI menjadi organisasi profesi
 Ditetapkannya Kode Etik Guru Indonesia
 Perubahan lambang panji PGRI
 Adanya Dewan Pembinaan PGRI
PENGERTIAN JATIDIRI
1. Jatidiri adalah landasan fisologis yang menjadi norma
dalam pola fikir, sikap perbuatan dan tindakan yang
mengikat dan ditaati oleh anggotanya.
2. Jatidiri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang
khas yang tampak dalam nilai-nilai ,pola fikir, sikap
perbuatan, tindakan, perjuangan, dan profesionalisasi
yang didasarkan pada falsafah negara Pancasila, serta
jiwa, semangat, dan nilai-nilai 1945
POKOK-POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR PGRI
1 Didorong keinginan luhur untuk berperan serta dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan RI serta
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu dibentuk
organisasi guru.
2. Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal
25 November 1945 dalam Kongres Guru I di Surakarta
dibentuklah PGRI.
3. PGRI sebagai tempat berhimpunnya guru dan tenaga
kependidikan lainnya merupakan organisasi profesi,
perjuangan, dan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila,
bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan, dan
menjaga persatuan Indonesia
4. PGRI dan seluruh anggotanya selalu berusaha meningkatkan
profesionalisme dalam mewujudkan pendidikan dan
kebudayaan yang berkualitas dalam rangka pembangunan
Indonesia.
5. PGRI mengemban amanat cita-cita proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945, menjamin, menjaga, dan mempertahankan
keutuhan NKRI.
6. Guru sebagai salah satu pilar pembangunan dalam bidang
pendidikan dituntut untuk bekerja secara profesional. PGRI
bertujuan meningkatkan harkat dan martabat guru melalui
kemampuan profesional.
POKOK-POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR PGRI
PENGERTIAN PGRI SEBAGAI
ORGANISASI PROFESI
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UUGD
pasal 1 ayat (1).
Syarat-syarat jabatan profesi (Depdikbud):
a. Melalui pendidikan khusus.
b. Memiliki Kode Etik
c. Menguasai materi pelajaran, metode
pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
d. Mendapat imbalan yang layak atas
profesinya itu.
PENGERTIAN PGRI SEBAGAI
ORGANISASI PROFESI
Tanggungjawab guru:
a. Tanggungjawab moral: guru harus bermoral
(dlm PGRI diatur dalam Kode Etik Guru Indonesia.
b. Tanggungjawab pendidikan: menguasai materi,
metode, membuat RPP, dan evaluasi.
c. Tanggungjawab Kemasyarakatan: aktif dan
menjadi teladan di masyarakat.
d. Tanggungjawab keilmuan: kualifikasi
akademik, memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
e. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
PENGERTIAN PGRI SEBAGAI
ORGANISASI PROFESI
IMPLEMENTASI PGRI SEBAGAI
ORGANISASI PROFESI
1. Memiliki asosiasi guru mata pelajaran.
2. Memiliki asosiasi profesi dan keahlian
sejenis.
3. Memiliki Jurnal Pendidikan.
4. Memiliki Majalah Suara Guru.
5. Melakukan kegiatan ilmiah baik dilakukan
AGMP, APKS, PT, sekolah, dan Badan
Pimpinan Organisasi.
6. Aktif dalam kegiatan pendidikan (kebijakan
pendidikan, kerjasama dengan mitra dll).
PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN
 PGRI sebagai wadah untuk
Mempertahankan, mengisi, dan
membangun NKRI.
 Peran guru lewat PGRI sangat strategis
dalam mengisi kemerdekaan RI, dengan
memberi pendidikan kepada seluruh rakyat
Indonesia.
 Guru merupakan perekat bangsa karena
mendidik bangsa dengan Kurikulum
Nasional yang sama seluruh Indonesia.
PGRI SEBAGAI ORGANISASI
KETENAGAKERJAAN
 PGRI memperjuangkan anggotanya untuk
mendapatkan kesejahteraan yang layak.
 Untuk memperjuangkan anggotanya PGRI
bergabung dalam Konfedersi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) di Indonesia, ACT
(Asean Council Teacher), dan anggota
Education Internasional (EI), dan
International Labour Organisation (ILO).
SIFAT PGRI
 Unitaristik: tanpa memandang perbedaan tempat
kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender,
dan asal usul.
 Independen: kemandirian organisasi dengan
mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai
fihak.
 Nonpartisan: bukan merupakan bagian dari dan
tidak berafiliasi kepada partai politik.
ARTI NONPARTISAN
Keputusan Konkernas Nomor VI/Konkernas III/XX/2011 di
Gorontalo tentang Penjelasan Pengertian Sifat Organisasi
PGRI Non Partai Politik:
a. PGRI bukan partai politik dan tidak mendirikan partai
politik.
b. Pengurus PGRI tidak boleh merangkap menjadi
pengurus partai politik.
c. Pengurus partai politik tidak boleh menjadi pengurus
PGRI.
d. Anggota PGRI dapat menjadi pengurus partai politik.
e. Pengurus PGRI dapat menjadi anggota partai politik.
f. Pengurus partai politik dapat menjadi anggota PGRI.
g. PGRI dapat bekerja sama dengan partai politik.
ARTI NONPARTISAN
h. Pengurus dan/atau anggota PGRI dapat menjadi
anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD.
i. Dlm pemilu baik pilpres/wapres, gub/wagub,
bup/wabup, wakot/wawakot, dan calon anggota
legislatif, PGRI bersikap netral.
j. Anggota PGRI mendukung calon yang dimaksud butir
h yang berfihak kepada pendidikan dan guru yang
dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
KEPENGURUSAN PB PGRI MASA BAKTI XXI
TAHUN 2013-2018
Pengurus Harian : 15 orang
 Ketua Umum
 Ketua (7 orang)
 Sekretaris Jenderal
 Wakil Sekretaris Jenderal (4 orang)
Sekretaris Departemen : 14 orang
 Organisasi dan Kaderisasi
 Pendidikan dan Pelatihan
 Penegakan Kode Etik
 Advokasi, Bantun Hukum, dan Perlindungan Profesi
KEPENGURUSAN PB PGRI MASA BAKTI XXI TAHUN
2013-2018
 Pembinaan dan Pengemb. Profesi Guru, Dosen, dan
Tendik
 Pembinaan Karir Guru, Dosen, dan Tendik
 Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
 Kerjasama dan Pengembangan Usaha
 Kesejahteraan dan Ketenagaan
 Pemberdayaan Perempuan
 Olahraga, Seni, dan Budaya
 Pembinaan Mental dan Spiritual
 Komunikasi dan Informasi
 Hubungan Luar Negeri
FUNGSI PGRI
1) memajukan profesi,
2) meningkatkan kompetensi,
3) meningkatkan karier,
4) meningkatkan wawasan kependidikan,
5) memberikan perlindungan profesi,
6) meningkatkan kesejahteraan, dan
7) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
(AD PGRI Pasal 10)
KEWENANGAN PGRI
a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru;
b. memberikan bantuan hukum kepada guru;
c. memberikan perlindungan profesi guru;
d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
guru;
e. Bersama Pemerintah dan LPTK terakreditasi
melaksanakan sertifikasi guru.
f. memajukan pendidikan nasional.
(AD PGRI Pasal 11)
TUJUH SEMANGAT PGRI “SAPTA KARSA PGRI”
Program umum PGRI tahun 2013-2018 kelanjutan perluasan, dan
peningkatan program umum 2008-2013. Titik berat program umum
PGRI tahun 2013-2018 bertolak pada program umum Kongres PGRI XXI
dengan semangat “sapta karsa PGRI” sebagai berikut:
1. membangun PGRI yang kuat dan bermartabat;
2. mewujudkan guru profesional, sejahtera, terlindungi, dan
bermartabat;
3. membangun karakter bangsa;
4. memperjuangkan terpenuhinya hak-hak guru;
5. mengembangkan sistem pengelolaan pendidik dan tenaga
kependidikan yang efektif;
6. mewujudkan pendidikan yang berkualitas; dan
7. meningkatkan dan memperluas hubungan kerjasama dan
MEMBANGUN PGRI YANG KUAT DAN
BERMARTABAT
a. Meningkatkan kinerja pengurus PGRI di semua tingkat
berdasarkan komitmen sesuai janji pengurus pada saat pelantikan.
b. Memberdayakan pengurus cabang dan ranting dalam rangka
meningkatkan partisipasi anggota, peningkatan iuran, dan
pemahaman terhadap aktivitas/perjuangan PGRI.
c. Melanjutkan realisasi 10 (sepuluh) program penguatan PGRI.
d. Target rekruitmen anggota baru dan pendataan anggota.
e. Meningkatkan penguatan organisasi bertumpu pada 3 (tiga) fokus
penguatan, yaitu kepengurusan, keanggotaan, dan keuangan.
f. Mengusahakan tercapainya target pendataan anggota PGRI
sekurang-kurangnya 95% dari jumlah guru di lingkungan
Kemdikbud dan Kemenag.
g. Meningkatkan kesadaran anggota tentang kewajiban membayar
iuran.
h. Melaksanakan renovasi Gedung Guru Indonesia (GGI).
MEMBANGUN PGRI YANG KUAT DAN
BERMARTABAT
i. Merealisasikan Pusat Pelatihan Peningkatan
Profesionalisme Guru (P4G) PGRI.
j. Mengoptimalkan pemanfaatan monumen dan
pembangunan museum PGRI di Surakarta.
k. Meningkatkan peran majalah suara guru, website, MNS,
dan media sosial lainnya, serta membangun jurnal ilmiah
PGRI.
l. Meningkatkan penegakan Kode Etik Guru Indonesia, peran
Dewan Kehormatan Guru Indonesia, Asosiasi Profesi dan
Keahlian Sejenis, Lembaga Konsultasi dan Bantuan
Hukum, Badan Pembina Lembaga Pendidikan, Badan
Usaha, dan Badan Khusus.
m. Memperjuangkan penempatan kader PGRI dalam jabatan
eksekutif maupun legislatif untuk kepentingan pencapaian
tujuan organisasi.
Mewujudkan guru profesional,
sejahtera, terlindungi, dan bermartabat
a. Menyelenggarakan pelatihan, seminar, sarasehan, lokakarya dan
kegiatan sejenis dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan
profesionalisme guru.
b. Memperjuangkan kesejahteraan dan perlindungan guru sesuai amanat
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c. Meningkatkan peran LKBH PGRI di seluruh provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
d. Meningkatkan peran DKGI PGRI di seluruh provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
e. Meningkatkan sosialisasi dan penegakan Kode Etik Guru Indonesia.
f. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak.
g. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi, kewenangan, dan peran
asosiasi profesi dan keahlian sejenis dalam mewujudkan guru
profesional.
Membangun karakter bangsa
a. Melakukan advokasi kepada penyelenggara negara, orang
tua, dan masyarakat untuk secara bersungguh-sungguh
melakukan pendidikan karakter.
b. Mendorong pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan guru melakukan pendidikan karakter.
c. Mendorong lomba sekolah berkarakter pada setiap satuan
pendidikan.
d. Mendorong peningkatan peran guru dalam proses
pembelajaran karakter.
e. Mendorong guru untuk menjadi teladan dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Mendorong terbangunnya pembangunan bangsa
bertumpu pada 4 pilar kebangsaan.
Memperjuangkan terpenuhinya hak guru
a. Memperjuangkan perlindungan hukum dan profesi.
b. Mendorong penyelenggara pendidikan memberi rasa aman
dan jaminan keselamatan kerja bagi guru dalam
melaksanakan tugas.
c. Mendorong pengembangan profesi dan karir guru sesuai
dengan tuntutan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d. Mendorong pemberian penghargaan kepada guru yang
berprestasi dan berdedikasi tinggi.
e. Mengakomodasi dan memperjuangkan remunerasi sistem
penggajian guru terutama pada guru non-PNS.
f. Memperjuangkan status kepegawaian bagi guru non-PNS.
Mengembangkan sistem pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan yang
efektif
a. Mendorong peningkatan kualifikasi dan profesionalitas guru dalam
mewujudkan pendidikan bermutu, guru profesional, sejahtera,
terlindungi, dan bermartabat.
b. Mendorong penyelenggaraan pendidikan calon guru yang berkualitas.
c. Mendorong pemerintah daerah melakukan pengadaan, penempatan,
dan peningkatan profesi dan karir guru dan tenaga kependidikan
sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Mendorong lahirnya peraturan perundangan dalam meningkatkan
kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Mendorong pemerintah memberi perlakuan yang adil kepada lembaga
pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
Mewujudkan pendidikan yang
berkualitas
a. Mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan.
b. Mendorong diselenggarakannya wajib belajar 12 tahun.
c. Mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif
bagi terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
d. Mendorong lahirnya kebijakan pendidikan yang berpihak pada
peningkatan mutu, layanan masyarakat, dalam mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Meningkatkan dan memperluas hubungan
kerjasama dan kemitraan
a. Organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang
relevan,
b. Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI baik
secara kelembagaan maupun dengan komisi/komite dan
fraksi,
c. Instansi pemerintah seperti Kemdikbud, Kemenag,
KemenPAN dan RB, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA),
Kemnakertrans, dan Kementerian ESDM, lembaga
nondepartemen seperti Bappenas, Polri, Mahkamah
Konstitusi (MK), LIPI, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), Badan Pertimbangan Pendidikan
Nasional (BPPN) dan lain-lain,
Meningkatkan dan memperluas hubungan
Kerjasama dan kemitraan
d. Lembaga nonpemerintah seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH),
Forum Komunikasi Pembinaan Pendidikan Anak Indonesia
(FKPPAI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Yayasan
Bina Pembangunan (YBP), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI),
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI), PT Kalbe Farma, International Labour Organitation
(ILO), Komisi Penanggulangan Aid (KPA), dunia usaha dan industri
(DUDI) dan lain-lain,
e. Perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri,
f. ASEAN Council of Teachers (ACT), Persatuan Guru Melayu,
Education International (EI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI), Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS), dan Asosiasi
Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia. dan
organisasi guru internasional lainnya, dan
g. Pemerintah dan LPTK dalam program sertifikasi guru dan
pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
Penandatanganan nota kesepahamanan antara PB
PGRI dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
tentang Perlindungan Anak dan Guru
 Lingkup nota kesepahaman adalah sosialisasi
perlindungan guru, advokasi, dan mediasi bantuan
hukum perlindungan guru dan perserta didik.
 Perlindungan guru meliputi 1) perlindungan hukum,
2) perlindungan profesi, 3) perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja, dan 4) HAKI.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
2). Penandatanganan nota kesepahanan antara PB
PGRI dan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera
1912 tentang pengembangan dan kesejahteraan
guru pada tgl 24 Juni 2011.
Lingkup nota kesepahaman adalah:
 Program kesejahteraan dan perlindungan melalui
program asuransi.
 Penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
3). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan Rotary Club
tentang Program Pelatihan Guru, pada tanggal 25
November 2014.
 Lingkup nota kesepahaman adalah pelatihan bagi 1000
guru SD untuk pembelajaran Matematika dan IPA.
4). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan PT.
Khatulistiwa Jasakti Abadi tentang Penyelenggaraan
Program Satu Guru Satu Laptop (Sagusala) bagi anggota
PGRI.
 Lingkup kerjasama meliputi penyediaan pengiriman barang,
pelatihan menggunakan laptop untuk guru dan tenaga
kependidikan, dan layanan purna jual bagi anggota PGRI
di seluruh Indonesia.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
5). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan Komnas
Pengendalian Tembakau Melanjutkan kerjasama dengan
Komnas Pengendalian Tembakau dalam rangka
pencegahan merokok pada anak usia sekolah.
6). Kerjasama Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)
Pusat dengan PB PGRI melalui perangkat perlengkapan
organisasi yang mengelola pendidikan yang disebut BPLP
dan YPLP PGRI Pusat. YPLP PGRI Pusat tergabung dalam
BMPS Pusat yang selalu memperjuangkan kesetaraan
pelayanan kepada sekolah negeri dan sekolah swasta.
Ketua YPLP PGRI Pusat menduduki salah satu ketua
BMPS Pusat masa bakti 2013 – 2018.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
7). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Astra
Multi Finance tentang Program Piranti Edukasi Untuk
Guru, pada tgl 14 Juli 2014.
 Lingkup kerjasama adalah program pengadaan
komputer dan pemasangan program edutech bagi
guru anggota PGRI dengan harga khusus dari Spektra
FIF.
Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan
8). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dan KSPI
(Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia). Sebagai
afiliasi KSPI bersama dengan organisasi lain,
beberapa orang PB PGRI menjadi pengurus KSPI.
 PB PGRI sebagai afiliasi KSPI bersama dengan
organisasi lain memperjuangkan hak-hak pekerja
termasuk hak guru yaitu penghasilan minimum untuk
guru non-PNS.
Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI
baik secara kelembagaan maupun dengan
komisi/komite dan fraksi
1) Nota kesepahaman antara MPR RI dan PB
PGRI tentang kerjasama peningkatan mutu
pendidikan dan pengembangan guru, ditanda
tangani tgl 22 Januari 2010.
 Lingkup kerjasama Sosialisasi 4 (empat) Pilar
Kebangsaan (Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan ke-Bhinneka
Tunggal Ika-an) kepada guru, kepala sekolah,
pengawas sekolah dan dinas pendidikan.
Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI
baik secara kelembagaan maupun dengan
komisi/komite dan fraksi
2) Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan
DPDRI tentang kerjasama tentang
Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Pengembangan Guru, pada tanggal 22
Januari 2010.
 Lingkup kerjasama mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui peningkatan
profesionalitas dan kesejahteraan guru
serta peran aktif PGRI dalam peningkatan
mutu pendidikan.
Kerjasama dengan BUMN
1). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT.
Telekomunikasi Indonesia, tentang peningkatan
kompetensi guru pada tanggal 24 Oktober 2014.
 Lingkup kesepahaman adalah pelatihan 10.000 guru
SD, SMP, SMA tentang pengembangan pembelajaran
berbasis TIK yang dilakukan di 164 kab/kota
Kerjasama dengan BUMN
2). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT.
Garuda Indonesia yang ditandatangani pada tanggal
25 Januari 2012 di Jakarta dengan mendapatkan
potongan harga 25% untuk anggota PGRI dan
keluarganya.
3). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT.
Merpati Nusantara yang ditandatangani pada tanggal
27 Januari 2014 di Surabaya dengan mendapatkan
potongan harga 15% untuk anggota PGRI dan
keluarganya. Perpanjangan kerjasama dengan
dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2014 di Jakarta.
Kerjasama dengan Instansi Pemerintah
 Kementerian Perumahan Rakyat
Lingkup kerjasama di bidang pembangunan perumahan untuk guru
 POLRI
- Nota Kesepahaman antara POLRI dan PGRI
ditandatangani pada tanggal 26 Januari 2012.
- Lingkup kerjasama tentang perlindungan hukum,
perlindungan profesi, dan perlindungan keamanan
kerja guru.
- Sosialisasi ke seluruh jajaran POLRI dan PGRI di tingkat
kecamatan.
- Jangka waktu selama 5 (lima) tahun.
Kerjasama dengan Instansi Pemerintah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lingkup kerjasama meliputi pemberian penghargaan kepada guru
berprestasi, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru,
peningkatan mutu perguruan tinggi PGRI serta peringatan Hari Guru
Nasional
Kementerian Agama
Lingkup kerjasama meliputi peningkatan personalitas dan
kesejahteraan guru madrasah
Kementerian Lingkungan Hidup
Lingkup kerjasama meliputi program saposagu, yaitu penghijauan
lingkungan melalui satu pohon satu guru.
PERTEMUAN GURU NUSANTARA
 Pertemuan Guru Nusantara dilaksanakan setiap tahun
yang beranggotakan organisasi guru yang berasal dari
Indonesia (PGRI), Malaysia, Brunai Darussalam, dan
Singapura.
 Tujuan pertemuan adalah untuk mendiskusikan berbagai
kajian, penelitian, pengembangan yang dilakukan oleh
empat negara anggota tentang pengembangan Bahasa
Melayu.
 Tahun 2015 PGN dilaksanakan di Singapura tanggal 4-5
september 2015.
 Tahun 2016 Indonesia sebagai tuan rumah
(penyelenggara) PGN.
Kerjasama dengan luar negeri
4) Kerjasama dengan Malaysia Association for Education (MAE)
Nota kesepahaman ditandatangani tanggal 13 Oktober
2010 dengan tujuan menyelenggarakan berbagai
program untuk meniongkatkan peran dan martabat
profesi guru.
5) Kerjasama dengan ILO
Kerjasama dilakukan baik dengan ILO Jakarta maupun
ILO Asia Pasific terkait dengan pekerja anak dan peran
guru dalam mengeliminir pekerja anak melalui kegiatan
lokakarya bagi guru, focus group discussion (FGD),
penerbitan booklet, leaflet, dan poster.
LAMBANG DAN PANJI PGRI
LAMBANG DAN PANJI PGRI
I. Bentuk
Cakra/Lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya
menunaikan pengabdian yang terus menerus.
II. Lukisan, Corak, dan Warna
1. Bidang bagian pinggir lingkaran berwarna merah, melambangkan :
pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi
kepentingan rakyat
2. Warna Putih dengan tulisan “Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI)”, melambangkan : pengabdian yang dilandasi kesucian dan
cinta kasih.
3. Panduan warna pinggir merah-putih, melambangkan : pengabdian
terhadap Negara, Bangsa dan Tanah air Indonesia.
LAMBANG DAN PANJI PGRI
4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar
berwarna kuning dengan nyala 5 sinar api warna merah,
melambangkan :
4.1 Suluh dengan 4 garis tegak dan datar kuning berarti
fungsi Guru (Prasekolah, SD, SL, Perguruan Tinggi)
dengan hakiukat tugas pengabdiannya sebagai
pendidik yang besar dan luhur.
4.2 Nyala api dengan lima sinar warna merah :
arti ideologis : Pancasila
arti teknis : sasaran budi, cipta, karsa, dan karya
generasi
LAMBANG DAN PANJI PGRI
5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2b tegak
(simetris) dengan warna corak putih, melambangkan : sumber ilmu
yang menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, keterampilan,
dan akhlak bagi tingkatan lembaga-lembaga pendidikan pra
sekolah, dasar menengah dan tinggi
6. Warna dasar tengah hijau, melambangkan : kemakmuran
generasi.
III. Arti Keseluruhan
Guru Indonesia denganitikat dan kesadaran pengabdian yang suci
dengan segala keberanian keluhuran jiwa dan cinta kasih
senantiasa menunaikan darma baktinya terhadap Negara, Tanah
Air, dan karsa, dan karya generasi bangsa menjadi Manuasia
Pancasila yang memiliki moral, pengetahuan, keterampilan, dan
akhlak yang tinggi.
LAMBANG DAN PANJI PGRI
IV. Penggunaan
1. Sebagai lambang/lencana
2. Sebagai panji :
2.1 Panji resmi (upacara-upacara)
Bentuk dan berukuran bendera (panjang : lebar – 3 : 2),
warna dasar putih polos, lambang di tengah-tengah dengan
ukuran perbandingan lambang dan latar yang serasi
(harmonis)
2.2. Panji-panji hiasan
Berbentuk dan berukuran bendera dengan pilihan warna
dasar bebas, asal polos
3. Dipancangkan mendampingi Sang Merah Putih dalam upacara-
upacara atau pertemuan-pertemuan lainnya yang
diselenggarakan oleh organisasi.
IKRAR GURU INDONESIA
1. KAMI GURU INDONESIA, ADALAH INSAN PENDIDIK
BANGSA YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA;
2. KAMI GURU INDONESIA, ADALAH PENGEMBAN
DAN PELAKSANA CITA – CITA PROKLAMASI
KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, PEMBELA
DAN PENGAMALK PANCASILA YANG SETIA PADA
UNDANG – UNDANG DASAR 1945;
3. KAMI GURU INDONESIA, BERTEKAT BULAT
MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL DALAM
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA;
IKRAR GURU INDONESIA
4. KAMI GURU INDONESIA, BERSATU DALAM WADAH
ORGANISASI PERTUJUAN PERSATUAN GURU
REPUBLIK INDONESIA, PEMBINA PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA YANG BERWATAK
KEKELUARGAAN
5. KAMI GURU INDONESIA, MENJUNJUNG TINGGI
KODE ETIK GURU INDONESIA SEBAGAI PEDOMAN
TINGKAH LAKU PROFESI DALAM PENGABDIAN
TERHADAP BANGSA, NEGARA, SERTA
KEMANUSIAAN.
Kode Etik Guru Indonesia
Setiap pekerjaan profesional atau profesi pasti memiliki kode etik yang
menjaga orang yang menggeluti profesi tersebut tetap profesional
dalam menjalankan pekerjaannya. Guru sebagai salah satu tenaga
kependidikan juga memiliki kode etik khusus. Sama seperti profesi-
profesi lainnya yang memiliki kode etik, guru harus menjalankan kode
etik tersebut dengan berbagai resiko.
Kode etik guru tersebut harus dipegang dan ditaati dengan baik oleh
guru. Pekerjaan atau profesi guru bukanlah profesi yang sederhana,
guru tidak hanya sebatas mengajar dan melaksanakan pembelajaran
saja namun juga perlu melakukan pengabdian untuk memajukan dunia
pendidikan. Pelanggaran terhadap kode etik guru dapat dijatuhi sanksi
hingga pencabutan profesi serta hak dan kewajiban sebagai guru.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-
nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan
sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat (Soetjipto dan
Kosasi, 1999: 34).
Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan
nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan
baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat
(Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34).
Pada dasarnya, para pelaku profesi guru di Indonesia menyadari
bahwa pendidikan merupakan bidang pengabdian terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, Negara serta Kemanusiaan.
Guru Indonesia pun selayaknya memiliki jiwa pancasila dan
setia pada Undang-undang Dasar 1945. Oleh sebab itu, guru
Indonesia turut serta dalam menunaikan karyanya melalui
pedoman dasar-dasar kode etik guru. Dalam kode etik tersebut
tertuang bahwa :
Kode Etik Guru Indonesia
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tnetnag peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingna dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sabaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan bertanggung
jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan beresama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijasanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Kode Etik Guru Indonesia
Pada dasarnya, profesi guru adalah profesi yang penting
dan terus menerus mengalami pertumbuhan. Keunikan
dari profesi guru ini adalah profesionalisasi yang harus
terus dilakukan. Seorang dengan profesi guru harus
memiliki berbagai kompetensi yang mumpuni seperti
kompetensi professional, personal dan sosial.
Herry Widyastono© Puskur Balitbang
85
Terima
Kasih
Drs. H. ABDUL RIVAI, M.AP
Pengajar Mata Kuliah Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI di STKIP-PGRI Banjarmasin
Sekretaris Umum PGRI Provinsi Kalimantan Selatan
No. HP/WA : 08152106666

More Related Content

What's hot

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancaradian19
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataSriwijaya University
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anCici Cweety
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knnatal kristiono
 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoIsmi Ayu
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4Wahyuda5
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018Muhamad Yogi
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranRezza Adzmi
 

What's hot (20)

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p knPertanyaan dan jawaban presentasi p kn
Pertanyaan dan jawaban presentasi p kn
 
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang YudhoyonoMasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 
Contoh proposal bazar
Contoh proposal bazarContoh proposal bazar
Contoh proposal bazar
 
PowerPoint Statistika
PowerPoint StatistikaPowerPoint Statistika
PowerPoint Statistika
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
 
Mean, median, modus
Mean, median, modusMean, median, modus
Mean, median, modus
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 

Similar to SEJARAH PGRI

Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1
Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1
Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1WaQhyoe Arryee
 
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"Wenesia Fajar
 
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptx
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptxLajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptx
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptxiisistriyah23
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiDewi_Sejarah
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiDewi_Sejarah
 
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08ShafiraAzekiya
 
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaIwan Sutriono
 
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCPerjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCLikamp
 
pkn klas 12 bab 4 globalisasi
pkn klas 12 bab 4 globalisasipkn klas 12 bab 4 globalisasi
pkn klas 12 bab 4 globalisasidadang bh
 
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaSuliantika Riani
 
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptx
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptxBahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptx
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptxJamilHusain5
 
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08hasbicahyadi
 
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalAlya Titania Annisaa
 
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.ppt
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.pptSejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.ppt
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.pptiantekosetiawan
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasilapebriyanti
 
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)komandanlevi
 

Similar to SEJARAH PGRI (20)

Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1
Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1
Pgri pada masa demokrasi terpimpin resentation1
 
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
Makalah Pendidikan Pancasila "Pancasila dan pergerakan pemuda 1928"
 
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptx
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptxLajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptx
Lajutan Sejarah PGRI Baru [Autosaved].pptx
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawati
 
Ppt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawatiPpt pni baru dewi setyawati
Ppt pni baru dewi setyawati
 
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
 
Iwan pancasila
Iwan pancasilaIwan pancasila
Iwan pancasila
 
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOCPerjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
Perjuangan bangsa Indonesia melawan VOC
 
pkn klas 12 bab 4 globalisasi
pkn klas 12 bab 4 globalisasipkn klas 12 bab 4 globalisasi
pkn klas 12 bab 4 globalisasi
 
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptx
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptxBahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptx
Bahan Ajar Pendidikan Pancasila - Jamil Husain.pptx
 
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
Makalah Pancasila dan Gerakan Mahasiswa/Pemuda '08
 
Partai indonesia raya
Partai indonesia rayaPartai indonesia raya
Partai indonesia raya
 
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan NasionalBerkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
Berkembangnya Taktik Moderat dan Kooperatif dalam Pergerakan Nasional
 
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.ppt
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.pptSejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.ppt
Sejarah Pergerakan Pelajar Islam Indonesia.ppt
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasila
 
BAB 4.pptx
BAB 4.pptxBAB 4.pptx
BAB 4.pptx
 
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)
Sejarah gerakan mahasiswa indonesia (pertemuan i)
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

SEJARAH PGRI

  • 1. SPJD PGRI Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI Materi Perkuliahan Semerter Genap Program Studi PGSD dan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi STKIP – PGRI BANJARMASIN Dosen Pengasuh: Drs. H. ABDUL RIVAI, M.AP
  • 2. KELAHIRAN PGRI  PGRI lahir 25 November 1945  Tujuan PGRI (dalam kongres I) :  Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia  Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan  Membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khususnya
  • 3. KELAHIRAN PGRI  Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan NKRI  Lembaga pendidikan PGRI merupakan oganisasi profesi terkait dengan fungsi keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran.
  • 4. KONGRES PGRI I (23-25 Nov 1945) DI SURAKARTA  Dalam Mukadimah AD/ART PGRI :  Merupakan manifestasi aspirasi kaum guru Indonesia untuk ikut bertanggung jawab sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita kemerdekaan  Komitmen kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945  PGRI bersifat unitaristis, independen, non partai politik  PGRI merupakan organisasi profesi guru yang mewariskan jiwa semangat dan nilai-nilai 1945
  • 5. SUSUNAN PB PGRI HASIL KONGRES I Ketua I : Amin Singgih Ketua II : Rh.Koesnan Ketua III : Soemitro Penulis I : Djajeng Soegianto Penulis II : Ali Marsaban Bendahara I : Soemidi Adisasmito Bendahara II : Marto Soedigdo Anggota : Siti Wahyunah Anggota : Siswo Widjojo Anggota : Parmoedjo Anggota : Siswowardjojo
  • 6. TUNTUTAN PGRI DI KONGRES I  Sistem pendidikan sedapatnya didasarkan pada kepentingan nasional  Gaji guru supaya diperhatikan  Dibuatnya UU Pendidikan dan UU Pokok Perburuhan  Menentukan kepentingan pendidikan
  • 7. SEJARAH PGRI  PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda) th 1912 berdiri sebagai wujud dari semangat kebangsaan. Organisasi ini bersifat unitaristik yang adalah para guru bantu, guru desa, kepala sekolah dan penilik sekolah  Selain itu juga berdiri PGB (Persatuan Guru Bantu), PGD (Peserikatan Guru Desa),dll  Bertujuan untuk memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda
  • 8. SEJARAH PGRI  TH 1932 PGHB diubah namanya menjadi PGI (Persatuan Guru Indonesia), hal ini sempat mengejutkan pihak Belanda karena mencantumkan kata “Indonesia”  Jaman penjajahan Jepang PGI tidak aktif karena Jepang melarang semua bentuk organisasi  Semangat kemerdekaan mewarnai Kongres I PGRI di Surakarta dan tgl 25 November 1945, PGRI dibentuk. Sehingga tgl 25 November dinyatakan sebagai Hari Guru Nasional sesuai dengan Keppres No 78 th 1994
  • 9. Kongres II di Surakarta (21-23 Desember 1946)  Pada kongres ini PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah :  Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan nasional  Gaji guru supaya tidak dihentikan  Dibuat UU Pokok Perburuhan  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Rh Koesnan  Ketua II : Soedjono K  Jabatan Ketua III dihapus
  • 10. Kongres III di Madiun (27-27 Februari 1948)  Susunan Kongres III sebagai berikut :  Ketua I : Soedjono K  Ketua II : Soedarsono  Pada akhir tahun 1948 sampai awal 1949 dengan kembalinya kekuasaan pemerintah RI di Yogyakarta, maka PGRI kembali menggerakkan organisasinya dan memindahkan kedudukannya dari Solo ke Yogya dengan susunan pengurus yang baru
  • 11. Kongres III di Madiun (27-29 Februari 1948)  Susunan Pengurus Besar hasil Kongres III :  Ketua Umum I : Soedjono K  Ketua Umum II : Soedjono (wakil PB di Jakarta)  Ketua Umum III : Soedarsono  Sekertaris Umum : Soekirno, Soerbakti  Bendahara : Soewandi
  • 12. Kongres IV di Yogyakarta (26-28 Februari 1950)  Memutuskan mengeluarkan Maklumat Persatuan yang berisikan seruan pada masyarakat, khususnya guru-guru untuk menggalang persatuan  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Rh Koesnan  Ketua II : Soedjono  Ketua III : Soedjono K
  • 13. Kongres V di Bandung (19-24 Desember 1950)  Panca sila sebagai asas organisasi  Menyamaratakan gaji guru untuk semua golongan  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Soedjono  Ketua II : ME Subiadinata
  • 14. Kongres V di Bandung (19-24 Desember 1950)  Membentuk komisariat daerah tahap I :  Sumatera Utara : TZ Answar  Sumatera Tengah : A Manan  Sumatera Selatan : Noezoear  Jawa Barat : Jaman Soedjono prawiro  Jawa Tengah : Soenarto  Yogyakarta : Moh.Djoemali  Jawa Timur : Soebandri  Sulawesi Selatan : AN Hardjarati  Jakarta Raya : Soemadi (Koordinator)
  • 15. Kongres V di Bandung (19-24 Desember 1950)  Th 1952 dibentuk komisariat daerah yang baru  Kalimantan : E Simorangkir  Sulawesi Utara : EA Parengkuan  Maluku : O Nanulaita  Bali : Made Mendra
  • 16. Kongres VI di Malang (24-30 November 1952)  Dalam bidang organisasi, menetapkan asas PGRI adalah keadilan sosial dan dasarnya adalah demokrasi dan PGRI tetap di bawah GBSBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia)  Dalam bidang perburuhan, memperjuangkan kendaraan bermotor bagi penilik sekolah, instruktur Pendidikan jasmani dan Pendidikan Masyarakat
  • 17. Kongres VI di Malang (24-30 November 1952)  Dalam bidang pendidikan, disetujui  Sistem pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan Negara pada masa pembangunan  KPKB (Kursus Persamaan Kewajiban Belajar) diubah menjadi SR (Sekolah Rakyat) 6 tahun  KPKB dihapus akhir th 1952/1953  Kursus B-I/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA diatur sebaik-baiknya  Diadakan Hari Pendidikan Nasional
  • 18. Kongres VI di Malang (24-30 November 1952)  Di bidang umum, anggaran belanja Kementrian PP & K di tingkatkan menjadi 25% dari seluruh APBN dan agar Jawatan PP & K dipusatkan sampai tingkat propinsi saja  Mars PGRI (Basoeki Endropranoto) disahkan  Mengajukan konsep tentang isi dan pengertian Pendidikan Nasional
  • 19. Kongres VI di Malang (24-30 November 1952)  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Soedjono  Ketua II : ME Subiadinata  Panitera Umum : Moehammad Hidajat  Tata Usaha : Soebandri  Panitera Pendidikan : Ktut Nara  Redaksi majalah Suara Guru: Soedjono Soebandri
  • 20. Kongres VII di Semarang (24 November - 1 Desember 1954)  Pertama kalinya dihadiri tamu perwakilan dari Perancis, Filipina dan RRC  Bidang umum, pernyataan mengenai Irian Barat, korupsi, resolusi mengenai desentralisasi sekolah, mengenai pemakaian keuangan oleh Kementrian PP & K dan mengenai penyempurnaan cara kerja Kementrian PP & K
  • 21. Kongres VII di Semarang (24 November - 1 Desember 1954)  Bidang pendidikan, resolusi anggaran belanja yang harus mencapai 25% dari APBN, UU Sekolah Rakyat, UU Kewajiban Belajar, film, gambar serta radio dan pembentukan Dewan Bahasa Nasional  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Soedjono  Ketua II : ME Subiadinata  Ketuan III : Hermanoe Ali
  • 22. Kongres VII di Semarang (24 November - 1 Desember 1954)  Pergantian Komisaris Daerah dan penambahan Komisariat Daerah :  Sumatera Utara : Idris M,Hutapea  Sumatera Tengah : Achmad Chatib  Sumatera Selatan : Madian  Jakarta Raya : Baheransjah Sutan Indra  Jawa Barat : M Hoesein  Jawa Tengah : Soenarto  Yogyakarta : Muh.Djoemali
  • 23. Kongres VII di Semarang (24 November - 1 Desember 1954)  Pergantian Komisaris Daerah dan penambahan Komisariat Daerah :  Jawa Tmur : Hermanoe Ali  Kalimantan Barat : R Sujo  Kalimantan Selatan : Sjahran  Sulawesi Utara : EA Parengkuan  Sulawesi Selatan : JE Tatengken  Bali : Made Mendra  Maluku : M Ruhupatty
  • 24. Kongres VIII di Bandung (Oktober 1956)  Ada masalah pada saat pemilihan ketua, ditemukannya kartu pemilih palsu.  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : ME Subiadinata  Ketua II : Soedjono  Ketua III : M Hoesein
  • 25. Kongres IX di Surabaya (31 Oktober - 4 November 1959)  Susunan Pengurus Besar :  Ketua Umum : ME Subiadinata  Ketua I : M.Hoesein  Ketua II : Soebandri
  • 26. Kongres X di Gelora Bung Karno, Jakarta Oktober 1962  Susunan Pengurus Besar :  Ketua Umum : ME Subiadinata  Ketua I : M Hoesein  Ketua II : Soebandri  Kemudian Juni 1964, Soebandri dipecat karena terlibat pengkhianatan dengan mendirikan PGRI Non Vaksentral  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua Umum : ME Subiadinata  Ketua I : M Hoesein  Ketua II : -
  • 27. Kongres XI di Bandung (15-20 MARET 1967)  Susunan Pengurus Besar :  Ketua Umum : ME Subiadinata  Ketua I : Dra Mien S Wamaen  Ketua II : Maderman BA  Bidang umum dan politik :  Mengembangkan Orde Baru demi suksesnya Dwi Dharma dan Catur Karya Kabinet Ampera  Mendukung keputusan Sidang Umum Istimewa MPR  Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara
  • 28. Kongres XI di Bandung (15-20 Maret 1967)  Dalam bidang umum dan politik :  Menjunjung tinggi HAM  Mengikis habis sisa-sisa PKI  Menyatakan PGRI Non Vaksentral,SSP,PGTI dinatakan sebagai ormas terlarang karena sebagai antek PKI  Diaktifkannya kembali 27 pejabat kementrian P & K yang dipecat Prof.Prijono  Disetujuinya PGRI untuk bergabung dalam Sekber Golkar
  • 29. Kongres XI di Bandung (15-20 Maret 1967) Di bidang organisasi :  Konsolidasi pengembangan organsasi ke dalam dan ke luar untuk menciptakan kekompakan  Perubahan dan penyempurnaan AD/ART PGRI yang sesuai dengna perkembangan politik Orde Baru  Perluasan keanggotaan PGRI dari guru TK sampai dosen PT  Penentuan kriteria pengurus PGRI mulai tingkat PB,PD,PC hingga Ranting  Intensifikasi penerangan tentang kegiatan organisasi
  • 30. Kongres XI di Bandung (15-20 Maret 1967)  Di bidang organisasi :  Pendidikan kader organisasi secara teratur dan berencana  PGRI menjadi anggota WCOTP (World Confederation of Organisation of Teaching Profession)  Menyatakan PGRI siap menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Regional Conference WCOTP
  • 31. Kongres XII di Bandung (29 Juni - 4 Juli 1970)  SusunanPengurus Besar :  Ketua Umum : Basyuni Suriamihardja  Ketua I : Slamet  Ketua II : Maderman BA  Sekertaris Jendral : AMD Jusuf  Yang kemudian diubah karena beberapa hal; Slamet pindah ke Belanda,AMD Jusuf wafat  Susunan Pengurus Besar menjadi :  Ketua I : Maderman BA  Ketua II : Drs WDF Rindhorindo  Sekertaris Jendral : M Hatta
  • 32. Kongres XII di Bandung (29 Juni - 4 Juli 1970)  Perubahan struktur dan basis organisasi PGRI, yaitu tingkat Cabang meliputi wilayah kabupaten/kotamadya, sedangkan wilayah Anak Cabang adalah kecamatan  Administrasi organisasi disederhanakan dan diseragamkan untuk seluruh wilayah Indonesia  Lambang dan mars PGRI dilampirkan dalam buku AD/ART PGRI
  • 33. KONGRES XIII DI JAKARTA ( 21-25 November 1973)  Pengurus Besar :  Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja  Ketua I ; Prof Dr Winarno Surakhmad  Ketua II : Drs Madorman  Sekjen : Drs WDF Rindorindo  Keputusan yang dihasilkan :  PGRI menjadi organisasi profesi  Ditetapkannya Kode Etik Guru Indonesia  Perubahan lambang panji PGRI  Adanya Dewan Pembinaan PGRI
  • 34. PENGERTIAN JATIDIRI 1. Jatidiri adalah landasan fisologis yang menjadi norma dalam pola fikir, sikap perbuatan dan tindakan yang mengikat dan ditaati oleh anggotanya. 2. Jatidiri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang khas yang tampak dalam nilai-nilai ,pola fikir, sikap perbuatan, tindakan, perjuangan, dan profesionalisasi yang didasarkan pada falsafah negara Pancasila, serta jiwa, semangat, dan nilai-nilai 1945
  • 35. POKOK-POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PGRI 1 Didorong keinginan luhur untuk berperan serta dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan RI serta mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu dibentuk organisasi guru. 2. Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 25 November 1945 dalam Kongres Guru I di Surakarta dibentuklah PGRI. 3. PGRI sebagai tempat berhimpunnya guru dan tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila, bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan, dan menjaga persatuan Indonesia
  • 36. 4. PGRI dan seluruh anggotanya selalu berusaha meningkatkan profesionalisme dalam mewujudkan pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas dalam rangka pembangunan Indonesia. 5. PGRI mengemban amanat cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, menjamin, menjaga, dan mempertahankan keutuhan NKRI. 6. Guru sebagai salah satu pilar pembangunan dalam bidang pendidikan dituntut untuk bekerja secara profesional. PGRI bertujuan meningkatkan harkat dan martabat guru melalui kemampuan profesional. POKOK-POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PGRI
  • 37. PENGERTIAN PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UUGD pasal 1 ayat (1).
  • 38. Syarat-syarat jabatan profesi (Depdikbud): a. Melalui pendidikan khusus. b. Memiliki Kode Etik c. Menguasai materi pelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. d. Mendapat imbalan yang layak atas profesinya itu. PENGERTIAN PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI
  • 39. Tanggungjawab guru: a. Tanggungjawab moral: guru harus bermoral (dlm PGRI diatur dalam Kode Etik Guru Indonesia. b. Tanggungjawab pendidikan: menguasai materi, metode, membuat RPP, dan evaluasi. c. Tanggungjawab Kemasyarakatan: aktif dan menjadi teladan di masyarakat. d. Tanggungjawab keilmuan: kualifikasi akademik, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. e. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani. PENGERTIAN PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI
  • 40. IMPLEMENTASI PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI 1. Memiliki asosiasi guru mata pelajaran. 2. Memiliki asosiasi profesi dan keahlian sejenis. 3. Memiliki Jurnal Pendidikan. 4. Memiliki Majalah Suara Guru. 5. Melakukan kegiatan ilmiah baik dilakukan AGMP, APKS, PT, sekolah, dan Badan Pimpinan Organisasi. 6. Aktif dalam kegiatan pendidikan (kebijakan pendidikan, kerjasama dengan mitra dll).
  • 41. PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN  PGRI sebagai wadah untuk Mempertahankan, mengisi, dan membangun NKRI.  Peran guru lewat PGRI sangat strategis dalam mengisi kemerdekaan RI, dengan memberi pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia.  Guru merupakan perekat bangsa karena mendidik bangsa dengan Kurikulum Nasional yang sama seluruh Indonesia.
  • 42. PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN  PGRI memperjuangkan anggotanya untuk mendapatkan kesejahteraan yang layak.  Untuk memperjuangkan anggotanya PGRI bergabung dalam Konfedersi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Indonesia, ACT (Asean Council Teacher), dan anggota Education Internasional (EI), dan International Labour Organisation (ILO).
  • 43. SIFAT PGRI  Unitaristik: tanpa memandang perbedaan tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal usul.  Independen: kemandirian organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai fihak.  Nonpartisan: bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi kepada partai politik.
  • 44. ARTI NONPARTISAN Keputusan Konkernas Nomor VI/Konkernas III/XX/2011 di Gorontalo tentang Penjelasan Pengertian Sifat Organisasi PGRI Non Partai Politik: a. PGRI bukan partai politik dan tidak mendirikan partai politik. b. Pengurus PGRI tidak boleh merangkap menjadi pengurus partai politik. c. Pengurus partai politik tidak boleh menjadi pengurus PGRI. d. Anggota PGRI dapat menjadi pengurus partai politik. e. Pengurus PGRI dapat menjadi anggota partai politik. f. Pengurus partai politik dapat menjadi anggota PGRI. g. PGRI dapat bekerja sama dengan partai politik.
  • 45. ARTI NONPARTISAN h. Pengurus dan/atau anggota PGRI dapat menjadi anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD. i. Dlm pemilu baik pilpres/wapres, gub/wagub, bup/wabup, wakot/wawakot, dan calon anggota legislatif, PGRI bersikap netral. j. Anggota PGRI mendukung calon yang dimaksud butir h yang berfihak kepada pendidikan dan guru yang dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
  • 46. KEPENGURUSAN PB PGRI MASA BAKTI XXI TAHUN 2013-2018 Pengurus Harian : 15 orang  Ketua Umum  Ketua (7 orang)  Sekretaris Jenderal  Wakil Sekretaris Jenderal (4 orang) Sekretaris Departemen : 14 orang  Organisasi dan Kaderisasi  Pendidikan dan Pelatihan  Penegakan Kode Etik  Advokasi, Bantun Hukum, dan Perlindungan Profesi
  • 47. KEPENGURUSAN PB PGRI MASA BAKTI XXI TAHUN 2013-2018  Pembinaan dan Pengemb. Profesi Guru, Dosen, dan Tendik  Pembinaan Karir Guru, Dosen, dan Tendik  Penelitian dan Pengabdian Masyarakat  Kerjasama dan Pengembangan Usaha  Kesejahteraan dan Ketenagaan  Pemberdayaan Perempuan  Olahraga, Seni, dan Budaya  Pembinaan Mental dan Spiritual  Komunikasi dan Informasi  Hubungan Luar Negeri
  • 48. FUNGSI PGRI 1) memajukan profesi, 2) meningkatkan kompetensi, 3) meningkatkan karier, 4) meningkatkan wawasan kependidikan, 5) memberikan perlindungan profesi, 6) meningkatkan kesejahteraan, dan 7) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. (AD PGRI Pasal 10)
  • 49. KEWENANGAN PGRI a. menetapkan dan menegakkan kode etik guru; b. memberikan bantuan hukum kepada guru; c. memberikan perlindungan profesi guru; d. melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; e. Bersama Pemerintah dan LPTK terakreditasi melaksanakan sertifikasi guru. f. memajukan pendidikan nasional. (AD PGRI Pasal 11)
  • 50. TUJUH SEMANGAT PGRI “SAPTA KARSA PGRI” Program umum PGRI tahun 2013-2018 kelanjutan perluasan, dan peningkatan program umum 2008-2013. Titik berat program umum PGRI tahun 2013-2018 bertolak pada program umum Kongres PGRI XXI dengan semangat “sapta karsa PGRI” sebagai berikut: 1. membangun PGRI yang kuat dan bermartabat; 2. mewujudkan guru profesional, sejahtera, terlindungi, dan bermartabat; 3. membangun karakter bangsa; 4. memperjuangkan terpenuhinya hak-hak guru; 5. mengembangkan sistem pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif; 6. mewujudkan pendidikan yang berkualitas; dan 7. meningkatkan dan memperluas hubungan kerjasama dan
  • 51. MEMBANGUN PGRI YANG KUAT DAN BERMARTABAT a. Meningkatkan kinerja pengurus PGRI di semua tingkat berdasarkan komitmen sesuai janji pengurus pada saat pelantikan. b. Memberdayakan pengurus cabang dan ranting dalam rangka meningkatkan partisipasi anggota, peningkatan iuran, dan pemahaman terhadap aktivitas/perjuangan PGRI. c. Melanjutkan realisasi 10 (sepuluh) program penguatan PGRI. d. Target rekruitmen anggota baru dan pendataan anggota. e. Meningkatkan penguatan organisasi bertumpu pada 3 (tiga) fokus penguatan, yaitu kepengurusan, keanggotaan, dan keuangan. f. Mengusahakan tercapainya target pendataan anggota PGRI sekurang-kurangnya 95% dari jumlah guru di lingkungan Kemdikbud dan Kemenag. g. Meningkatkan kesadaran anggota tentang kewajiban membayar iuran. h. Melaksanakan renovasi Gedung Guru Indonesia (GGI).
  • 52. MEMBANGUN PGRI YANG KUAT DAN BERMARTABAT i. Merealisasikan Pusat Pelatihan Peningkatan Profesionalisme Guru (P4G) PGRI. j. Mengoptimalkan pemanfaatan monumen dan pembangunan museum PGRI di Surakarta. k. Meningkatkan peran majalah suara guru, website, MNS, dan media sosial lainnya, serta membangun jurnal ilmiah PGRI. l. Meningkatkan penegakan Kode Etik Guru Indonesia, peran Dewan Kehormatan Guru Indonesia, Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis, Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum, Badan Pembina Lembaga Pendidikan, Badan Usaha, dan Badan Khusus. m. Memperjuangkan penempatan kader PGRI dalam jabatan eksekutif maupun legislatif untuk kepentingan pencapaian tujuan organisasi.
  • 53. Mewujudkan guru profesional, sejahtera, terlindungi, dan bermartabat a. Menyelenggarakan pelatihan, seminar, sarasehan, lokakarya dan kegiatan sejenis dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme guru. b. Memperjuangkan kesejahteraan dan perlindungan guru sesuai amanat Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. c. Meningkatkan peran LKBH PGRI di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. d. Meningkatkan peran DKGI PGRI di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. e. Meningkatkan sosialisasi dan penegakan Kode Etik Guru Indonesia. f. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak. g. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi, kewenangan, dan peran asosiasi profesi dan keahlian sejenis dalam mewujudkan guru profesional.
  • 54. Membangun karakter bangsa a. Melakukan advokasi kepada penyelenggara negara, orang tua, dan masyarakat untuk secara bersungguh-sungguh melakukan pendidikan karakter. b. Mendorong pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru melakukan pendidikan karakter. c. Mendorong lomba sekolah berkarakter pada setiap satuan pendidikan. d. Mendorong peningkatan peran guru dalam proses pembelajaran karakter. e. Mendorong guru untuk menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. f. Mendorong terbangunnya pembangunan bangsa bertumpu pada 4 pilar kebangsaan.
  • 55. Memperjuangkan terpenuhinya hak guru a. Memperjuangkan perlindungan hukum dan profesi. b. Mendorong penyelenggara pendidikan memberi rasa aman dan jaminan keselamatan kerja bagi guru dalam melaksanakan tugas. c. Mendorong pengembangan profesi dan karir guru sesuai dengan tuntutan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Mendorong pemberian penghargaan kepada guru yang berprestasi dan berdedikasi tinggi. e. Mengakomodasi dan memperjuangkan remunerasi sistem penggajian guru terutama pada guru non-PNS. f. Memperjuangkan status kepegawaian bagi guru non-PNS.
  • 56. Mengembangkan sistem pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif a. Mendorong peningkatan kualifikasi dan profesionalitas guru dalam mewujudkan pendidikan bermutu, guru profesional, sejahtera, terlindungi, dan bermartabat. b. Mendorong penyelenggaraan pendidikan calon guru yang berkualitas. c. Mendorong pemerintah daerah melakukan pengadaan, penempatan, dan peningkatan profesi dan karir guru dan tenaga kependidikan sesuai ketentuan yang berlaku. d. Mendorong lahirnya peraturan perundangan dalam meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. e. Mendorong pemerintah memberi perlakuan yang adil kepada lembaga pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat.
  • 57. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas a. Mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan. b. Mendorong diselenggarakannya wajib belajar 12 tahun. c. Mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi terselenggaranya pendidikan yang bermutu. d. Mendorong lahirnya kebijakan pendidikan yang berpihak pada peningkatan mutu, layanan masyarakat, dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
  • 58. Meningkatkan dan memperluas hubungan kerjasama dan kemitraan a. Organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang relevan, b. Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI baik secara kelembagaan maupun dengan komisi/komite dan fraksi, c. Instansi pemerintah seperti Kemdikbud, Kemenag, KemenPAN dan RB, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA), Kemnakertrans, dan Kementerian ESDM, lembaga nondepartemen seperti Bappenas, Polri, Mahkamah Konstitusi (MK), LIPI, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN) dan lain-lain,
  • 59. Meningkatkan dan memperluas hubungan Kerjasama dan kemitraan d. Lembaga nonpemerintah seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Forum Komunikasi Pembinaan Pendidikan Anak Indonesia (FKPPAI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Yayasan Bina Pembangunan (YBP), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), PT Kalbe Farma, International Labour Organitation (ILO), Komisi Penanggulangan Aid (KPA), dunia usaha dan industri (DUDI) dan lain-lain, e. Perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri, f. ASEAN Council of Teachers (ACT), Persatuan Guru Melayu, Education International (EI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS), dan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia. dan organisasi guru internasional lainnya, dan g. Pemerintah dan LPTK dalam program sertifikasi guru dan pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.
  • 60. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan Penandatanganan nota kesepahamanan antara PB PGRI dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia tentang Perlindungan Anak dan Guru  Lingkup nota kesepahaman adalah sosialisasi perlindungan guru, advokasi, dan mediasi bantuan hukum perlindungan guru dan perserta didik.  Perlindungan guru meliputi 1) perlindungan hukum, 2) perlindungan profesi, 3) perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, dan 4) HAKI.
  • 61. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan 2). Penandatanganan nota kesepahanan antara PB PGRI dan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 tentang pengembangan dan kesejahteraan guru pada tgl 24 Juni 2011. Lingkup nota kesepahaman adalah:  Program kesejahteraan dan perlindungan melalui program asuransi.  Penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
  • 62. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan 3). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan Rotary Club tentang Program Pelatihan Guru, pada tanggal 25 November 2014.  Lingkup nota kesepahaman adalah pelatihan bagi 1000 guru SD untuk pembelajaran Matematika dan IPA. 4). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Khatulistiwa Jasakti Abadi tentang Penyelenggaraan Program Satu Guru Satu Laptop (Sagusala) bagi anggota PGRI.  Lingkup kerjasama meliputi penyediaan pengiriman barang, pelatihan menggunakan laptop untuk guru dan tenaga kependidikan, dan layanan purna jual bagi anggota PGRI di seluruh Indonesia.
  • 63. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan 5). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan Komnas Pengendalian Tembakau Melanjutkan kerjasama dengan Komnas Pengendalian Tembakau dalam rangka pencegahan merokok pada anak usia sekolah. 6). Kerjasama Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Pusat dengan PB PGRI melalui perangkat perlengkapan organisasi yang mengelola pendidikan yang disebut BPLP dan YPLP PGRI Pusat. YPLP PGRI Pusat tergabung dalam BMPS Pusat yang selalu memperjuangkan kesetaraan pelayanan kepada sekolah negeri dan sekolah swasta. Ketua YPLP PGRI Pusat menduduki salah satu ketua BMPS Pusat masa bakti 2013 – 2018.
  • 64. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan 7). Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Astra Multi Finance tentang Program Piranti Edukasi Untuk Guru, pada tgl 14 Juli 2014.  Lingkup kerjasama adalah program pengadaan komputer dan pemasangan program edutech bagi guru anggota PGRI dengan harga khusus dari Spektra FIF.
  • 65. Kerjasama dengan Organisasi kemasyarakatan 8). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dan KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia). Sebagai afiliasi KSPI bersama dengan organisasi lain, beberapa orang PB PGRI menjadi pengurus KSPI.  PB PGRI sebagai afiliasi KSPI bersama dengan organisasi lain memperjuangkan hak-hak pekerja termasuk hak guru yaitu penghasilan minimum untuk guru non-PNS.
  • 66. Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI baik secara kelembagaan maupun dengan komisi/komite dan fraksi 1) Nota kesepahaman antara MPR RI dan PB PGRI tentang kerjasama peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan guru, ditanda tangani tgl 22 Januari 2010.  Lingkup kerjasama Sosialisasi 4 (empat) Pilar Kebangsaan (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan dinas pendidikan.
  • 67. Lembaga legislatif MPR RI, DPR RI dan DPD RI baik secara kelembagaan maupun dengan komisi/komite dan fraksi 2) Nota kesepahaman antara PB PGRI dengan DPDRI tentang kerjasama tentang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pengembangan Guru, pada tanggal 22 Januari 2010.  Lingkup kerjasama mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru serta peran aktif PGRI dalam peningkatan mutu pendidikan.
  • 68. Kerjasama dengan BUMN 1). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, tentang peningkatan kompetensi guru pada tanggal 24 Oktober 2014.  Lingkup kesepahaman adalah pelatihan 10.000 guru SD, SMP, SMA tentang pengembangan pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan di 164 kab/kota
  • 69. Kerjasama dengan BUMN 2). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Garuda Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 25 Januari 2012 di Jakarta dengan mendapatkan potongan harga 25% untuk anggota PGRI dan keluarganya. 3). Nota Kesepahaman antara PB PGRI dengan PT. Merpati Nusantara yang ditandatangani pada tanggal 27 Januari 2014 di Surabaya dengan mendapatkan potongan harga 15% untuk anggota PGRI dan keluarganya. Perpanjangan kerjasama dengan dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2014 di Jakarta.
  • 70. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah  Kementerian Perumahan Rakyat Lingkup kerjasama di bidang pembangunan perumahan untuk guru  POLRI - Nota Kesepahaman antara POLRI dan PGRI ditandatangani pada tanggal 26 Januari 2012. - Lingkup kerjasama tentang perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keamanan kerja guru. - Sosialisasi ke seluruh jajaran POLRI dan PGRI di tingkat kecamatan. - Jangka waktu selama 5 (lima) tahun.
  • 71. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lingkup kerjasama meliputi pemberian penghargaan kepada guru berprestasi, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, peningkatan mutu perguruan tinggi PGRI serta peringatan Hari Guru Nasional Kementerian Agama Lingkup kerjasama meliputi peningkatan personalitas dan kesejahteraan guru madrasah Kementerian Lingkungan Hidup Lingkup kerjasama meliputi program saposagu, yaitu penghijauan lingkungan melalui satu pohon satu guru.
  • 72. PERTEMUAN GURU NUSANTARA  Pertemuan Guru Nusantara dilaksanakan setiap tahun yang beranggotakan organisasi guru yang berasal dari Indonesia (PGRI), Malaysia, Brunai Darussalam, dan Singapura.  Tujuan pertemuan adalah untuk mendiskusikan berbagai kajian, penelitian, pengembangan yang dilakukan oleh empat negara anggota tentang pengembangan Bahasa Melayu.  Tahun 2015 PGN dilaksanakan di Singapura tanggal 4-5 september 2015.  Tahun 2016 Indonesia sebagai tuan rumah (penyelenggara) PGN.
  • 73. Kerjasama dengan luar negeri 4) Kerjasama dengan Malaysia Association for Education (MAE) Nota kesepahaman ditandatangani tanggal 13 Oktober 2010 dengan tujuan menyelenggarakan berbagai program untuk meniongkatkan peran dan martabat profesi guru. 5) Kerjasama dengan ILO Kerjasama dilakukan baik dengan ILO Jakarta maupun ILO Asia Pasific terkait dengan pekerja anak dan peran guru dalam mengeliminir pekerja anak melalui kegiatan lokakarya bagi guru, focus group discussion (FGD), penerbitan booklet, leaflet, dan poster.
  • 75. LAMBANG DAN PANJI PGRI I. Bentuk Cakra/Lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan pengabdian yang terus menerus. II. Lukisan, Corak, dan Warna 1. Bidang bagian pinggir lingkaran berwarna merah, melambangkan : pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat 2. Warna Putih dengan tulisan “Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)”, melambangkan : pengabdian yang dilandasi kesucian dan cinta kasih. 3. Panduan warna pinggir merah-putih, melambangkan : pengabdian terhadap Negara, Bangsa dan Tanah air Indonesia.
  • 76. LAMBANG DAN PANJI PGRI 4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning dengan nyala 5 sinar api warna merah, melambangkan : 4.1 Suluh dengan 4 garis tegak dan datar kuning berarti fungsi Guru (Prasekolah, SD, SL, Perguruan Tinggi) dengan hakiukat tugas pengabdiannya sebagai pendidik yang besar dan luhur. 4.2 Nyala api dengan lima sinar warna merah : arti ideologis : Pancasila arti teknis : sasaran budi, cipta, karsa, dan karya generasi
  • 77. LAMBANG DAN PANJI PGRI 5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2b tegak (simetris) dengan warna corak putih, melambangkan : sumber ilmu yang menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak bagi tingkatan lembaga-lembaga pendidikan pra sekolah, dasar menengah dan tinggi 6. Warna dasar tengah hijau, melambangkan : kemakmuran generasi. III. Arti Keseluruhan Guru Indonesia denganitikat dan kesadaran pengabdian yang suci dengan segala keberanian keluhuran jiwa dan cinta kasih senantiasa menunaikan darma baktinya terhadap Negara, Tanah Air, dan karsa, dan karya generasi bangsa menjadi Manuasia Pancasila yang memiliki moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak yang tinggi.
  • 78. LAMBANG DAN PANJI PGRI IV. Penggunaan 1. Sebagai lambang/lencana 2. Sebagai panji : 2.1 Panji resmi (upacara-upacara) Bentuk dan berukuran bendera (panjang : lebar – 3 : 2), warna dasar putih polos, lambang di tengah-tengah dengan ukuran perbandingan lambang dan latar yang serasi (harmonis) 2.2. Panji-panji hiasan Berbentuk dan berukuran bendera dengan pilihan warna dasar bebas, asal polos 3. Dipancangkan mendampingi Sang Merah Putih dalam upacara- upacara atau pertemuan-pertemuan lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi.
  • 79. IKRAR GURU INDONESIA 1. KAMI GURU INDONESIA, ADALAH INSAN PENDIDIK BANGSA YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA; 2. KAMI GURU INDONESIA, ADALAH PENGEMBAN DAN PELAKSANA CITA – CITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, PEMBELA DAN PENGAMALK PANCASILA YANG SETIA PADA UNDANG – UNDANG DASAR 1945; 3. KAMI GURU INDONESIA, BERTEKAT BULAT MEWUJUDKAN TUJUAN NASIONAL DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA;
  • 80. IKRAR GURU INDONESIA 4. KAMI GURU INDONESIA, BERSATU DALAM WADAH ORGANISASI PERTUJUAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA, PEMBINA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA YANG BERWATAK KEKELUARGAAN 5. KAMI GURU INDONESIA, MENJUNJUNG TINGGI KODE ETIK GURU INDONESIA SEBAGAI PEDOMAN TINGKAH LAKU PROFESI DALAM PENGABDIAN TERHADAP BANGSA, NEGARA, SERTA KEMANUSIAAN.
  • 81. Kode Etik Guru Indonesia Setiap pekerjaan profesional atau profesi pasti memiliki kode etik yang menjaga orang yang menggeluti profesi tersebut tetap profesional dalam menjalankan pekerjaannya. Guru sebagai salah satu tenaga kependidikan juga memiliki kode etik khusus. Sama seperti profesi- profesi lainnya yang memiliki kode etik, guru harus menjalankan kode etik tersebut dengan berbagai resiko. Kode etik guru tersebut harus dipegang dan ditaati dengan baik oleh guru. Pekerjaan atau profesi guru bukanlah profesi yang sederhana, guru tidak hanya sebatas mengajar dan melaksanakan pembelajaran saja namun juga perlu melakukan pengabdian untuk memajukan dunia pendidikan. Pelanggaran terhadap kode etik guru dapat dijatuhi sanksi hingga pencabutan profesi serta hak dan kewajiban sebagai guru. Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai- nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat (Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34).
  • 82. Kode Etik Guru Indonesia Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat (Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34). Pada dasarnya, para pelaku profesi guru di Indonesia menyadari bahwa pendidikan merupakan bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, Negara serta Kemanusiaan. Guru Indonesia pun selayaknya memiliki jiwa pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia turut serta dalam menunaikan karyanya melalui pedoman dasar-dasar kode etik guru. Dalam kode etik tersebut tertuang bahwa :
  • 83. Kode Etik Guru Indonesia 1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tnetnag peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingna dan pembinaan. 4. Guru menciptakan suasana sekolah sabaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan bertanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6. Guru secara pribadi dan beresama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijasanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
  • 84. Kode Etik Guru Indonesia Pada dasarnya, profesi guru adalah profesi yang penting dan terus menerus mengalami pertumbuhan. Keunikan dari profesi guru ini adalah profesionalisasi yang harus terus dilakukan. Seorang dengan profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi yang mumpuni seperti kompetensi professional, personal dan sosial.
  • 85. Herry Widyastono© Puskur Balitbang 85 Terima Kasih Drs. H. ABDUL RIVAI, M.AP Pengajar Mata Kuliah Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI di STKIP-PGRI Banjarmasin Sekretaris Umum PGRI Provinsi Kalimantan Selatan No. HP/WA : 08152106666