1. Sejarah PGRI
Mulai tahun 1907, terjadi perkembangan penting pada kelas tinggi Eerste-Inlandse School (EIS) yaitu
diberikannya pelajaran bahasa Belanda. Setelah 7 tahun, EIS kemudian berubah menjadi Hollands-Inlandse
School (HIS). Arti penting dari perubahan ini adalah supaya terbuka kesempatan bagi putra – putrid Indonesia
untuk memasuki pintu gerbang ilmu pengetahuan umum, ilmu politik, ilmu sosial, sejarah, dan sebagainya.
Sejarah organisasi perjuangan guru pada zaman Belanda dimulai pada tahun 1912 dengan berdirinya Persatuan
Guru Hindia Belanda (PGHB) yang diketuai Karto Soebroto yang bersifat unitaristik. Yang Anggota Terdiri dari
: Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah,Penilik Sekolah, mereka ini yang bertugas di Sekolah Desa dan
Sekolah Ongko 2,dengan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah dan Bahasa Melayu.
Kondisi sosial politik pada waktu itu mempersulit terciptanya kesatuan bahasa dalam perjuangan guru. PGHB
yang berbentuk union tersebut akhirnya pecah dan mereka masing – masing anggota berjuang sesuai program
kerjanya, terutama memperjuangkan perbaikan gaji.
Pada tahun 1919 terbentuk gerakan – gerakan baru, PGB( Perserikatan Guru Bantu), PNS( Perserikatan Normal
School), KSB( Kweek School Bond ) dan SOB(School Obziner Bond )
2. Lanjutan
• Ide ini pertama digagas oleh bapak Rh. Koesnan, yang kemudian mengajak beberapa
orang untuk membentuk sebuah persatuan guru yang mempersatukan semua guru
dengan tidak memandang latar belakang agama,pendidikan, dan asal usul sehingga
tidak terjadi perpecahan organisasi guru seperti pada masa kolonial. Setelah
diadakan pertemuan akhirnya sepakat dibentuklah organisasi guru dengan nama
Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) dengan bapak Koesnan sebagai ketuanya.
• Pada tahun 1932, PGHB(Persatuan Guru Hindia Belanda )diganti menadi PGI
(Persatuan Guru Indonesia). Pada tahun 1930-an terdapat Perserikatan Volkbonden
Pegawai Negeri (PVPN). Pada Desember 1939, jumlah seluruh anggota PVPN
sebanyak 41.521 orang.
• PGSI/PGI dibawah pimpinan bapak Koesnan dengan beberapa anggota sepakat
ingin mengajak semua guru untuk bergabung dengan PGSI dengan mengadakan
kongres di Surakarta. Karena pada waktu itu serba sulit maka kongres akan diadakan
pada akhir November 1945.
3. Lanjutan
• 1. Kongres pertama PGRI ini berlangsung selama dua hari, sabtu dan minggu tanggal
24 dan 25 November 1945 yang bertempat di Sekolah Guru Putri Surakarta.
• 2 Hasil Kongres Pertama PGRI
Setelah menetapkan waktu dan tempat kongres diadakan maka tanggal 24 kongres
pertama PGRI dimulai dan diakhiri pada tanggal 25 keesokan harinya.
• Dalam kongres tersebut diambil beberapa keputusan antara lain:
1. Memutuskan nama organisasi adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
dari usul-usul yang masuk.
2. Memutuskan bahwa Amin Singgih sebagai ketua formatur.
3. Kemudian dalam pasal I Anggarn Dasar pertama ditetapkan bahwa susunan
pengurus besar terdiri dari:
P B PGRI dipimpin oleh pengurus besar yang terdiri dari:
a. seorag ketua
b. dua orang wakil ketua
c. dua orang penulis
d. dua orang bendahara
e. empat orang anggota
4. Lanjutan
• Pada tanggal 24 – 25 November 1945 diadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Di dalam kongres tersebut , terdapat pengurus – pengururs
sebagai berikut :
Ketua : Tn. Amin Singgih
Wakil Ketua : 1. Tn. Koesnan
2. Tn. Soekitro
Penulis : 1. Tn. Djajengsoegito
2. Tn. Alimarsaban
Bendahara : 1. Tn. Soemidi Adisasmita
2. Tn. Siswowidjojo
Anggota :
1. Nona Siti Wahjoenah 3. Tn. Reksosoebroto (Siswowardodjo)
4. Tn. Parmoedjo
2. Tn. Martosoedigdo
5. Lanjutan
• Pendiri PGRI antara lain Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban, Djajeng
Soegianto, Soemidi Ajisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
• Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan;
• a.) mempertanamkan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
• b.) mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaransesuai dasar – dasar
kerakyatan;
• c.) membela hak dan nasib para buruh umumnya dan khususnya para guru.