SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
PROFILINDUSTRIBAJA
1 Profil Industri BAJA 2014
Profil Industri Baja
I. Pendahuluan
Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan
sektor industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen
perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor
industri dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan industri nasional.
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) disusun sebagai pelaksanaan amanat pasal 8 ayat 1, Undang-Undang No. 3
tahun 2014, dan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pelaku Industri dalam perencanaan dan pembangunan Industri sehingga
tercapai tujuan penyelenggaraan Perindustrian. RIPIN memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila diperlukan dapat
ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
Di dalam RIPIN telah ditentukan ditentukan 10 industri prioritas yang dikelompokkan kedalam industri andalan, industri pendukung dan
industri hulu sebagai berikut :
Industri Andalan
1.Industri Pangan
2.Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3.Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4.Industri Alat Transportasi
5.Industri Elektronika dan Telematika (ICT)
6.Industri Pembangkit Energi
Industri Pendukung
7.Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan
Jasa Industri
Industri Hulu
8.Industri Hulu Agro
9.Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
10.Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
2 Profil Industri BAJA 2014
Kesepuluh Industri prioritas tersebut merupakan bagian dari Bangun Industri Nasional. Bangun industri nasional berisikan industri
andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa
sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi dan kreativitas. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga
memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi
yang efektif. Adapun bagan Bangun Industri Nasional bisa dilihat seperti Gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1
Bangun Industri Nasional
3 Profil Industri BAJA 2014
Industri baja, salah satu bagian dari industri logam dasar yang termasuk dalam industri hulu, merupakan salah satu industri strategis di
Indonesia. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai
dari penyedian infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan
material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api beserta relnya dan otomotif), hingga
persenjataan.
Gambar 1.2
Peran Pembangunan Industri Baja
4 Profil Industri BAJA 2014
Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja menjadi sangat strategis untuk kemakmuran suatu negara.
Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri baja. Hal ini didasarkan pada data konsumsi baja per
kapita Indonesia yang saat ini masih sangat rendah. Pada tahun 2013, konsumsi baja Indonesia baru mencapai 61,6 kg per kapita per
tahun dan menempati urutan ke-6 diantara negara-negara ASEAN. Konsumsi per kapita industri baja suatu negara dihitung dari jumlah
produksi baja kasar dibagi dengan jumlah penduduk negara tersebut.
Gambar 1.3
Konsumsi Baja Perkapita Indonesia Tahun 2013
5 Profil Industri BAJA 2014
Cakupan Industri baja sangat luas, meliputi rentang nilai yang panjang dari hulu sampai hilir. Hulunya dimulai dari proses hasil
tambang berupa pasir besi menjadi bijih besi (iron ore) dan dilanjutkan menjadi pellet yang merupakan bahan baku untuk pembuatan
besi baja. Selanjutnya diproses lagi pada tanur baja untuk menghasilkan produk baja antara yang menghasilkan bahan baku bagi
industri hilirnya sebagai produk akhir (end product). Industri baja sendiri merupakan industri yang bersifat padat modal, padat
teknologi dan memerlukan SDM yang trampil dan ahli dalam merencanakan proses produksi dan pengaturan mesin secara optimal dan
efisien.
Gambar 1.4
Industri Besi Baja dari hulu sampai hilir
Mengingat luasnya cakupan industri baja dari hulu sampai hilir, maka dalam pembuatan profil baja ini dibatasi hanya pada produk
hulu yaitu pada industri Slab/Billet dan Hot Rolled Coil (HRC).
Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), Industri tersebut termasuk dalam kode :
 KBLI 24101: Industri besi dan baja dasar (iron and steelmaking)
 KBLI 24102 : Industri penggilingan baja (steel rolling)
6 Profil Industri BAJA 2014
II. Sumber Daya Alam pendukung Industri Baja
Sumber Daya Alam (SDA) yang digunakan dalam industri baja adalah hasil tambang berupa pasir besi (iron sand) dan bijih besi (iron
ore). Indonesia memiliki potensi sumber daya pasir besi dan bijih besi yang cukup besar dengan jumlah deposit berupa sumberdaya
dan cadangan sekitar 5.110 juta ton (Tabel 2.1). Secara nasional potensi sumber daya mineral tersebut cukup besar tetapi menyebar
di beberapa daerah dengan jumlah yang terbatas. Potensi tersebut memiliki karakteristik yang beragam, baik dari segi kualitas
maupun jenis mineral besi yang terkandung di dalamnya. Secara umum sumber daya untuk industri besi baja ini dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis:
1. Biji besi primer atau biji besi magnetit-hematit, dengan deposit sebesar 881,8 juta ton yang tersebar di Lampung, Sumatera Barat,
Jambi, Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Biji besi magnetit-hematit adalah biji besi dengan
kadar yang sangat bervariasi dari 25%Fe-67%Fe, dilihat seperti Gambar 2.1 berikut.
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
7 Profil Industri BAJA 2014
2. Biji besi laterit, dengan deposit sebesar 1.778,4 juta ton yang tersebar di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara,
Maluku Utara dan Papua barat. Biji Besi laterit merupakan hasil pelapukan sehingga banyak didominasi oleh mineral-mineral guikt
dan mengandung nikel. Kadar biji besi laterit juga bervariasi dapat juga ditingkatkan kadarnya dengan berbagai macam teknologi
peningkatan kadar, dilihat seperti Gambar 2.2 berikut.
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
8 Profil Industri BAJA 2014
3. Pasir besi, dengan deposit yang sangat besar yaitu sebesar 2.121 juta ton yang tersebar di D.I Yogyakarta, Maluku Utara dan
Papua. Pasir besi merupakan pasir dengan konsentrasi besi yang signifikan Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe3O4, dan juga
mengandung sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium, dilihat seperti Gambar 2.3 berikut.
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
9 Profil Industri BAJA 2014
Besi Laterit Besi Primer Pasir Besi Besi Laterit Besi Primer Pasir Besi
Aceh - 350.000,00 2.897.110,00 - - -
Bangka Belitung - 35.905.485,00 - - - -
Bengkulu - - 4.304.641,00 - - -
DI. Yogyakarta - - 232.812.330,00 - - 169.078.400,00
Jambi - 165.001.969,00 - - - -
Jawa Barat 500.000,00 - 31.065.027,00 - - 1.302.000,00
Jawa Tengah - - 9.714.000,00 - - 2.730.000,00
Jawa Timur - - 46.408.353,00 - - 700.000,00
Kalimantan Barat - 293.072.988,00 - - 21.875.000,00 -
Kalimantan Selatan 550.297.475,00 171.838.160,00 - - 18.089.105,00 -
Kalimantan Tengah - 80.069.700,00 - - 28.411.810,00 -
Kalimantan Timur - 18.000.000,00 - - - -
Kepulauan Riau - 50.000,00 - - - -
Lampung 2.421.435,00 11.360.993,00 945.429,10 - - -
Maluku Utara 90.790.000,00 - 581.283.099,00 83.330.000,00 - -
NTB - 28.182,00 20.133,53 - - -
NTT - 726.000,00 668.824,00 - - -
Papua 38.303.000,00 - 1.071.850.000,00 - - -
Papua Barat 287.198.000,00 - - - - -
Sulawesi Barat - 7.595,37 2.088.000,00 - - -
Sulawesi Selatan 371.536.697,30 58.171.060,00 7.871.513,32 - - -
Sulawesi Tengah - - 355.331,00 - - -
Sulawesi Tenggara 437.366.260,00 - - 1.500.000,00 - -
Sulawesi Utara - 17.500.000,00 129.058.246,00 - - -
Sumatera Barat - 28.102.295,00 - - 2.432.004,58 -
Sumatera Selatan - 1.600.000,00 - - 7,12 -
JUMLAH 1.778.412.867,30 881.784.427,37 2.121.342.036,95 84.830.000,00 70.807.926,70 173.810.400,00
4.781.539.331,62 329.448.326,70
TOTAL SUMBER DAYA TOTAL CADANGAN
Cadangan (Ton)
Provinsi
Sumber Daya (Ton)
Tabel 2.1
Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah)
Saat ini ada beberapa perusahaan yang melakukan penambangan pasir besi, salah satunya adalah PT.Yasindo Abdi Putra yang
berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat dengan kapasitas produksi mampu mencapai 3000 ton pasir besi per hari.
10 Profil Industri BAJA 2014
Sedangkan perusahaan yang melakukan pengolahan bijih besi menjadi besi spons (sponge iron) hanya terdapat dua buah perusahaan
yaitu PT.Meratus Jaya Iron & Steel dan PT.Delta Prima Steel dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 315 ribu ton dan 100
ribu ton (Tabel 2.2).
Tabel 2.2
Perusahaan Pengolahan Bijih Besi
No Nama Perusahaan Lokasi
Kapasitas Produksi
(Ton)
Keterangan
1
PT. Meratus Jaya
Iron & Steel
Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan
315.000 PMDN
2 PT. Delta Prima Steel
Kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan
100.000 PMA
Sumber: BKPM, 2014
11 Profil Industri BAJA 2014
Gambar 2.4
Sebaran Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi di Wilayah Indonesia
Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah)
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 2.421.435 -
Besi Primer 242.370.742 2.432.012
Pasir Besi 8.147.180 -
SUMATERA
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 500.000 -
Besi Primer - -
Pasir Besi 319.999.710 173.810.400
JAWA
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 325.501.000 -
Besi Primer - -
Pasir Besi 1.071.850.000 -
PAPUA
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit - -
Besi Primer 754.182 -
Pasir Besi 688.958 -
NUSA TENGGARA
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 90.790.000 83.330.000
Besi Primer - -
Pasir Besi 581.283.099 -
MALUKU
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 808.902.957 1.500.000
Besi Primer 75.678.655 -
Pasir Besi 139.373.090 -
SULAWESI
Sumber Daya
(Ton)
Cadangan
(Ton)
Besi Laterit 550.297.475 -
Besi Primer 562.980.848 68.375.915
Pasir Besi - -
KALIMANTAN
12 Profil Industri BAJA 2014
III. Rantai Nilai (Pohon Industri) Baja
Rantai nilai Industri baja cukup panjang dari hulu sampai hilir. Hulunya dimulai dari proses hasil tambang berupa pasir besi dan bijih
besi. Meskipun secara proses bukan dianggap sebagai bagian dari industri besi baja dan merupakan industri pemasok dalam supply
chain industri baja, namun keberadaannya sangat strategis dalam menentukan daya saing industri baja suatu negara. Termasuk ke
dalam kelompok ini adalah pertambangan bijih besi, pasir besi, ferro nikel, batu bara baik untuk bahan energi maupun bahan baku
kokas, gas alam, mineral penunjang seperti batu kapur dan dolomit.
Selanjutnya bijih besi tersebut diproses lagi pada tanur peleburan baja untuk menghasilkan produk baja hulu yang merupakan bahan
baku bagi industri baja antara dan seterusnya secara berantai menjadi produk baja hilir sebagai produk akhir (end product).
Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara bahan baku dan produk tersebut, industri baja nasional tersebut dibagi dalam
pengelompokan sebagai berikut:
1. Industri Baja Hulu
Terdapat dua system utama proses pembuatan baja hulu, yaitu :
a. Teknologi blast furnace
Melalui proses ini bijih besi direduksi dengan kokas batu bara dalam sebuah tanur tiup yang tinggi. Produk dari proses ini
adalah besi cair yang kemudian dapat diproses lebih lanjut dalam tahap steel making atau dapat langsung dicetak
sebagaimana dikenal sebagai pig iron.
b. Teknologi Direct Reduction Iron (DRI)
Pada proses ini bijih besi dalam bentuk bulk atau pellet direduksi dengan gas pereduksi (yang berasal dari gas alam atau batu
bara). Produk dari proses ini dapat berupa besi spons atau hot briquette iron (HBI), sebagai bahan baku proses steel making
selanjutnya.
Disamping dua jalur utama diatas terdapat pula beberapa teknologi penyedia bahan baku industri baja yang jumlahnya relatif
kecil seperti teknologi direct smelting, rotary kiln, dan open heart.
13 Profil Industri BAJA 2014
2. Industri Baja Antara
Berdasarkan alur rantai nilainya, industri baja antara ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu :
a. Kelompok Industri Antara 1: Pembuatan Baja Kasar (Crude Steel)
Pig Iron atau Sponge Iron dari hasil industri baja hulu diproses lebih lanjut menjadi produk baja kasar (crude steel) berupa bloom,
billet, slab dan ingot. Bloom dan billet merupakan bahan baku industri baja pengolahan long product, slab merupakan bahan
baku industri pengolahan flat product, dan ingot merupakan bahan baku industri pembentukan baja lainnya.
- Slab
Slab adalah produk hulu baja lembaran yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja lembaran canai panas (Hot
Rolled Coil/Plate) dan baja lembaran dingin (Cold Rolled Coil/Sheet). Slab baja merupakan proses peleburan Sponge iron (80%)
dan Scrap besi baja (20%) dalam electric arc furnace (EAF) yang menghasilkan baja dalam bentuk cair (liquid Steel) yang
kemudian dituang ke dalam continuos casting machine (CCM) untuk menghasilkan baja kasar. Slab baja memiliki dimensi lebar
1.000 mm, tebal 200 mm, panjang 6.000 mm dan beratnya dapat mencapai 30 ton per buah.
- Billet
Billet adalah baja dalam bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang
beton, dan baja kawat. Bahan baku baja ini adalah besi spons, dan ferro alloy yang dilebur dan diolah di dalam dapur
listrik (electric arc furnace) untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin
pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Dimensi billet umumnya dengan ukuran
penampang 100 x 100 mm, 110 x 110 mm, 120 x 120 mm, 130 x 130 mm dan standar panjang 6 m, 10 m, dan 12 m.
14 Profil Industri BAJA 2014
Alur dan proses pengolahan bijih besi menjadi slab dan billet dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Bagan Proses Produksi Slab dan Billet
15 Profil Industri BAJA 2014
b. Kelompok Industri Antara 2: Pembuatan Baja Semi Finished Product
Kelompok ini adalah tahapan yang memproses baja kasar menjadi produk semi finished. Billet dan bloom merupakan bahan baku
untuk pembuatan produk semi finished wire rod dan green pipe. Selanjutnya wire rod akan menjadi bahan baku berbagai industri
pengolahan long finished product seperti paku, baut, mur, kawat las, PC wire. Sedangkan green pipe akan menjadi bahan baku
industri seamless pipe (OCTG dan Line Pipe) bagi industri migas.
Sementara semi finished product di jalur flat product adalah hot rolled coil (HRC), hot rolled plate (HRP) dan cold rolled coil (CRC).
HRC selain merupakan bahan baku terbesar dari industri pengolahan flat product seperti untuk konstruksi, pipa las spiral dan
kapal. Sementara CRC digunakan sebagai bahan baku industri peralatan rumah tangga, otomotif, pelapisan seng.
- Hot Rolled Coil (HRC)
Baja lembaran canai panas dalam gulungan (hot rolled coil) dibuat dengan menggunakan bahan baku berupa slab baja.
Untuk mendapatkan ketebalan HRC yang diinginkan maka slab ditipiskan dalam proses penipisan melalui hot strip mill (HSM).
Alur dan proses pengolahan slab menjadi HRC ditunjukkan pada Gambar 3.2
Aplikasi produk HRC digunakan untuk industri:
- Konstruksi Umum dan Las
- Pipa Las Lurus/Spiral
- Komponen & Rangka Otomotif
- Jalur Pipa untuk minyak & gas
- Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
- Tabung Gas
- Baja Tahan Korosi
- Reroling
- Konstruksi Kapal
- Boiler dan Pressurized Container
16 Profil Industri BAJA 2014
Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi HRC
3. Industri Baja Hilir
a. Pembuatan baja finished flat product
Kelompok ini merupakan konsumen terbesar industri baja dunia. Berbagai industri pemakai diantaranya industri konstruksi,
otomotif, pipa, profil dan pelapisan. Sebagai media antara bahan baku HRC dan CRC dengan kebutuhan industri pembuatan
finished product, maka dimasukkan pula dalam kelompok ini industri jasa pemotongan dan pembentukan baja lembaran
(shearing/slitting lines).
b. Pembuatan baja finished long product
Kelompok ini merupakan konsumen paling bervariasi dari industri baja. Berbagai industri pemakai diantaranya industri
pembuatan baja batangan, profil, baja konstruksi, kawat, paku dan mur/baut. Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara
17 Profil Industri BAJA 2014
industri baja hulu sampai industri baja hilir, maka struktur industri baja dapat ditunjukkan sebagai pohon industri baja seperti
pada Gambar 3.3 berikut:
Gambar 3.3
Pohon Industri Baja
18 Profil Industri BAJA 2014
IV. Kondisi Industri Baja Saat Ini
1. Pertumbuhan Industri Logam Dasar
Angka pertumbuhan Industri Logam Dasar berfluktuasi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tahun 2011 industri logam dasar
tumbuh sebesar 6,28%, angka ini meningkat tajam sebesar 110% dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2010. Tetapi pada tahun
2012 pertumbuhan industri logam dasar mengalami penurunan yang tajam menjadi 1,81% dan selanjutnya meningkat lagi pada tahun
2013 menjadi 8,38% atau meningkat sebesar 363% dibandingkan angka pertumbuhan tahun sebelumnya.
Kontribusi industri logam dasar ini terhadap pertumbuhan industri non migas pada tahun 2013 adalah sebesar 5,17%. Perkembangan
pertumbuhan industri logam dasar atau industri material dasar logam serta peranannya terhadap sektor lainnya dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Perkembangan Peranan dan Pertumbuhan Industri Material Dasar Logam
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
Ekonomi Nasional 4.63 6.22 6.49 6.23 5.78
Industri Non Migas 2.56 5.12 6.74 6.42 6.10
Basis Industri Manufaktur 0.97 3.13 6.79 6.52 5.11
Material Dasar Logam 0.99 3.05 6.28 1.81 8.38
- Material Dasar Logam Besi -4.28 2.30 12.85 6.43 10.74
Kontribusi terhadap Pembentukan GDP Industri non migas
Material Dasar Logam 5.77 5.45 5.37 5.12 5.17
Kontribusi terhadap Pembentukan GDP BIM
Material Dasar Logam 19.11 18.67 18.45 17.50 17.82
Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
19 Profil Industri BAJA 2014
Gambar 4.1
Grafik Pertumbuhan Industri Material Dasar Logam Baja
Cakupan Industri material dasar logam dalam KBLI 24101 sangat luas. Selain Slab dan Billet dalam KBLI ini termasuk produk logam
dasar lainnya seperti: pellet bijih besi, besi spons, besi kasar (pig iron), dan lain-lain. Begitu juga cakupan dalam KBLI 24102 sangat luas.
Selain HRC dalam KBLI ini termasuk produk-produk gilingan batang kawat baja, baja tulangan, baja profil, baja strip, baja rel, pelat
baja, dan baja lembaran hasil gilingan dingin (cold rolled sheet). Dari data pertumbuhan nalai tambah kedua KBLI tersebut, maka nilai
tambah untuk produk Slab/Billet dan HRC sudah merupakan bagian dari angka pertumbuhan tersebut.
20 Profil Industri BAJA 2014
Nilai tambah produk pada KBLI 24101 meningkat terus dari tahun 2009 sampai tahun 2011, tetapi menurun sekitar 37% pada tahun
2012. Nilai tambah produk pada KBLI 24102 tahun 2010 menurun drastis sebesar 57% dibandingkan tahun 2009, namun kemudian
meningkat tajam sebesar 200% pada tahun 2010.
Perkembangan pertumbuhan nilai tambah industri material logam dasar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Pertumbuhan nilai tambah industri material dasar logam
Nilai tambah dalam juta rupiah
KBLI Deskripsi 2009 2010 2011 2012
24101
Industri besi dan baja dasar
(iron and steelmaking)
4,928,346 6,374,248 7,611,491 4,782,288
24102
Industri penggilingan baja
(steel rolling)
9,255,694 3,964,826 12,102,284 11,277,204
Sumber: BPS, 2013
2. Jumlah Perusahaan dan Kapasitas per industri
Awalnya Indonesia hanya mempunyai satu perusahaan yang memproduksi Slab dan Billet yaitu PT. Krakatau Steel, di Cilegon, Banten.
Belakangan karena adanya masalah PT. Krakatau Steel tidak lagi memproduksi Slab dan Billet. Untuk memenuhi kebutuhan pabriknya
memproduksi produk hilir baja, maka PT. Krakatau Steel mengimpor slab dan billet. Perusahaan dalam negeri lainnya yang memproduksi
produk hilir baja, juga mengimpor Slab sebagai bahan bakunya. Dalam beberapa tahun terakhir PT.Krakatau Steel bekerja sama
dengan Posco Korea Selatan membangun pabrik baja di Banten Indonesia dengan nama PT. Krakatau Posco. Perusahaan ini mengimpor
material selanjutnya diproses sebagai bahan baku untuk memproduksi memproduksi Slab dan Billet. Jenis produk yang dihasilkan serta
kapasitas produksi PT. Krakatau Posco adalah
21 Profil Industri BAJA 2014
Ada beberapa perusahaan yang memproduksi produk HRC dan produk baja hilir lainnya. Perusahaan tersebut mengimpor Slab dan
Billet sebagai bahan baku untuk memproduksi HRC dan produk baja batangan.
Jumlah perusahaan produsen yang memproduksi Slab, Billet dan HRC beserta kapasitasnya seperti terlihat pada tabel 4.3 dan
perkembangan produksinya seperti terlihat pada tabel 4.4
Tabel 4.3
Jumlah Perusahaan dan Kapasitas Podusen Baja Dasar
No. Kelompok
Jumlah
Perusahaan 2013
Kapasitas 2013
(ribu ton)
1 Slab Baja 1 1,850
2 Billet/Ingot/Bloom 40 8,770
3 HRC 2 2,550
Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
22 Profil Industri BAJA 2014
Tabel 4.4
Perkembangan Produksi Produk Baja Dasar
Nilai dalam: ribu ton
Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
3. Ekspor –Impor
Karena produsen baja dasar (crude steel) di dalam negeri masih sangat sedikit, sehingga jumlah produksinya juga sedikit dibandingkan
kebutuhan nasional, maka pada dasarnya Indonesia belum mengekspor produk logam dasarnya, atau mengekspor dengan nilai yang
sangat sedikit.
Kekurangan kebutuhan nasional terpaksa dipenuhi dari produk impor. Jumlah Impor produk logam dasar dalam beberapa tahun terakhir
relatif tetap. Perkembangan impor produk logam dasar dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
No. Kelompok 2009 2010 2011 2012 2013
Utilisasi
(%)
1 Slab Baja 940,5 1.083,6 1.013,5 1.166,3 1.319,2 71,31
2 Billet/Ingot/Bloom 3.123,9 3.254,9 3.686,0 4.181,2 4.616,1 52,63
3 HRC 1.773,8 2.041,4 2.295,3 2.471,6 2.701,2 1.128,3
23 Profil Industri BAJA 2014
Tabel 4.5
Impor Produk Logam Dasar
Nilai dalam: US$
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Trend (%)
(2008-12)
2014
smt. 1
10,349.3 6,110.2 8,464.1 10,726.5 13,399.2 12,599.4 4.43 6287.53
1
Besi/Baja Dasar (Pellet, Pig Iron &
Skrap)
1,477.4 639.7 815.9 1,195.8 1,269.2 1,242.5 -3.84 632.86
2 Besi/Baja Kasar (Slab, Billet, Ingot) 2,100.4 933.2 1,409.5 1,561.0 2,395.1 2,136.9 -4.67 1033.92
3 HRC/Plate 1,779.1 864.2 1,277.3 2,116.8 2,383.0 2,046.2 9.55 1064.78
4 CRC/Sheet 1,049.6 759.0 1,033.8 1,332.5 1,349.4 1,268.0 10.79 703.85
6
Batang & Batang Kawat Baja (Bars
& Rod)
698.6 441.3 633.6 823.6 997.9 1,040.6 8.93 623.03
Sub Total Impor
Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
V. PELUANG PASAR DALAM DAN LUAR NEGERI
1. Pasar Dalam Negeri
Sampai saat ini konsumsi baja Indonesia masih sangat rendah. Pada tahun 2013 konsumsi baja Indonesia adalah sebesar 61,6 kg per
kapita per tahun (World Steel Association, 2014). Angka ini masih di bawah konsumsi negara-negara di Asia Tenggara. Untuk bisa
menjadi negara maju, maka Indonesia harus memiliki konsumsi baja per kapita per tahun sebesar 500 Kg. Dengan tingkat konsumsi baja
perkapita pertahun yang masih rendah maka Indonesia setidaknya masih memerlukan kapasitas produksi baja 120 juta ton untuk
menopang konsumsi 500 Kg pertahun perkapita. Konsumsi dalam negeri ini dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri dan ditambah
dari impor.
24 Profil Industri BAJA 2014
Perbandingan konsumsi per kapita per tahun di negara-negara ASEAN dapat terlihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1
Grafik Perbandingan Konsumsi Baja per Kapita
Dari struktur permintaan, pasar domestik lebih banyak mengkonsumsi besi/baja kasar, Hot Rolled Coils (HRC), Hot Rolled Plates, Cold
Rolled Coils (CRC), besi beton profil ringan, dan batang kawat baja (Wire Rod). Sektor konstruksi merupakan sektor penyumbang
terbesar terhadap konsumsi baja nasional dengan proporsi sebesar 80%. Pembangunan jaringan pipa memiliki kontribusi sebesar 8%,
sektor manufaktur, industri alat-alat mesin dan industri otomotif memiliki kontribusi masing-masing sebesar 3%, 2% dan 1%, sedangkan
6% sisanya merupakan kebutuhan industri lain).
25 Profil Industri BAJA 2014
Konsumsi dalam negeri yang merupakan penjumlahan hasil produksi dalam negeri dengan impor, dan dikurangi dengan ekspor dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1
Konsumsi Baja
(dalam ribu Ton)
No. Uraian 2008 2009 2010 2011. 2012 *
1 Besi/Baja Kasar (Crude Steel)
Produksi 4,000.2 4,064.4 4,338.5 4,699.5 5,347.6
Ekspor 36.1 2.2 13.2 1.5 3.8
Impor 2,598.4 2,092.5 2,402.0 2,495.1 3,817.7
Konsumsi 6,562.5 6,154.8 6,727.3 7,193.0 9,161.5
2
Produksi 1,665.2 1,773.8 2,041.4 2,295.3 2,471.6
Ekspor 46.5 5.7 14.3 23.4 15.5
Impor 1,090.0 600.3 799.3 1,326.1 1,579.7
Konsumsi 2,708.6 2,368.4 2,826.4 3,597.9 4,035.9
3
Produksi 834.9 886.3 818.7 848.8 879.0
Ekspor 719.9 456.6 406.6 371.5 148.5
Impor 502.9 227.9 300.3 582.2 804.2
Konsumsi 617.9 657.6 712.5 1,136.6 1,534.7
Catatan :
*) Angka sementara
Hot Rolled Plates
Hot Rolled Coils (HRC)
Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
26 Profil Industri BAJA 2014
Sumber: Bank UOB Buana, 2011
Gambar 5.2
Konsumsi Baja Nasional Menurut Sektor
Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat mempengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan
perekonomian nasional Indonesia, permintaan terhadap baja juga terus meningkat. Terutama pada pertumbuhan sektor konstruksi,
industri manufaktur dan otomotif.
27 Profil Industri BAJA 2014
Uraian 2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10 2010/11
Pertumbuhan Konsumsi -17,50 16,01 21,77 -15,90 20,66 22,38
Pertumbuhan PDB 20,37 18,31 25,32 13,18 14,81 15,39
-20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10 2010/11
%
Pertumbuhan Konsumsi
Pertumbuhan PDB
Pertumbuhan konsumsi dalam negeri meningkat terus dalam 6 tahun terakhir, kecuali ada penurunan tajam pada tahun 2008/09,
disebabkan adanya krisis ekonomi global. Korelasi pertumbuhan konsumsi dengan pertumbuhan PDB terlihat pada tahun 2010/11
terjadi pertumbuhan PDB sebesar 15,39% yang mengakibatkan pertumbuhan konsumsi baja sebesar 22,38%. Korelasi pertumbuhan
PDB terhadap pertumbuhan konsumsi baja nasional dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar 5.3
Grafik Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Pertumbuhan Konsumsi Baja Nasional
28 Profil Industri BAJA 2014
Dari grafik di atas terlihat adanya korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan konsumsi baja. Hal ini mengindikasikan
bahwa konsumsi baja nasional akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan konsumsi baja
menunjukan pertumbuhan pasar baja nasional. Oleh karena itu jika tidak diikuti dengan pertumbuhan industri baja dalam negeri maka
pasar baja nasional akan semakin dipenuhi oleh baja impor.
Mengacu pada Gambar 5.3 diatas dan pendapat Dr Veena Jha (2006) bahwa pertumbuhan baja sejalan dengan pertumbuhan PDB,
maka konsumsi baja nasional dapat diproyeksikan dengan mengikuti persamaan sebagai berikut:
Pendekatan persamaan di atas digunakan juga oleh PLN dalam memproyeksikan kebutuhan listrik nasional (RUPTL 2012-2021).
Pertumbuhan konsumsi PLN mengikuti pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6% sebagaimana prediksi Bank Indonesia.
Begitu juga dengan konsumsi baja nasional mengikuti pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,78% pada tahun 2013, sedangkan
pertumbuhan produksi baja nasional mengikuti pertumbuhan PDB logam dasar besi & baja sebesar 6,93% pada tahun 2013. Secara
keseluruhan proyeksi konsumsi dan produksi baja nasional sampai dengan tahun 2025 ditunjukkan pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.4.
Konsumsi tahun ke-n
= (Konsumsi Tahun n-1 + (Konsumsi Tahun n-1 x Pertumbuhan PDB )
29 Profil Industri BAJA 2014
Tabel 5.2
Proyeksi Produksi dan Konsumsi Baja Nasional (Ribu Ton)
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Proyeksi Produksi (Scrap) 3.708 3.708 3.708 3.819 3.819 3.819
Proyeksi Produksi (Sponge Iron) 3.296 3.296 3.296 3.395 3.395 3.395
Proyeksi Total Produksi 7.004 7.004 7.004 7.214 7.214 7.214
Proyeksi Konsumsi 15.659 16.599 17.595 18.651 19.770 20.956
GAP 8.655 9.595 10.591 11.437 12.556 13.742
Uraian 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi Produksi (Scrap) 3.934 3.934 3.934 4.052 4.052 4.052
Proyeksi Produksi (Sponge Iron) 3.497 3.497 3.497 3.707 3.707 3.707
Proyeksi Total Produksi 7.431 7.431 7.431 7.758 7.758 7.758
Proyeksi Konsumsi 22.213 23.546 24.959 26.456 28.044 29.726
GAP 14.783 16.116 17.528 18.698 20.285 21.968
30 Profil Industri BAJA 2014
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
20.000
22.000
24.000
26.000
28.000
30.000
32.000
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
'000 Ton
GAP
Proyeksi Total Produksi
Proyeksi Konsumsi
Gambar 5.4.
Proyeksi Konsumsi dan Produksi Baja Nasional
Berdasarkan hasil proyeksi diatas, maka proyeksi konsumsi baja nasional pada tahun 2025 akan mencapai sekitar 29.726 ribu ton (30
juta ton), sedangkan proyeksi produksinya hanya mencapai sekitar 7.758 ribu ton (8 juta ton), sehingga GAP atau kekurangan produksi
baja nasional di tahun 2025 yaitu sekitar 21.968 ribu ton (22 juta ton).
31 Profil Industri BAJA 2014
2. Pasar Dunia/Global
Proyeksi permintaan Baja Dunia
Berdasarkan laporan World Steel Association dalam ”World Steel Short Range Outlook 2014-2015” dijelaskan bahwa industri baja
dunia pada tahun 2011 akan mengalami peningkatan permintaan sebesar 2% menjadi 1.562 juta metrik ton melanjutkan pertumbuhan
sebesar 3,8% pada tahun 2013. Pada tahun 2015, permintaan baja diperkirakan akan tetap tumbuh sebesar 2% sehingga mencapai
angka 1.594 juta metrik ton. Permintaan baja pada tahun 2015 diproyeksikan akan dikuasai oleh kawasan Asia dan Oceania dengan
market share sebesar 66,8%, sedangkan kawasan Amerika Utara dan Uni Eropa akan berkontribusi sebesar 18,2% dari total
penggunaan baja dunia. Perbandingan kebutuhan masing-masing negara dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber: OECD (2013)
Gambar 5.5.
Grafik Pertumbuhan Kebutuhan Baja (CAGR 2002 – 2012)
32 Profil Industri BAJA 2014
Gambar 5.6.
Grafik Proyeksi Kebutuhan HRC
33 Profil Industri BAJA 2014
34 Profil Industri BAJA 2014
VI. KESIMPULAN
1. Pertumbuhan konsumsi baja nasional tidak diimbangi dengan pertumbuhan industri baja nasional, sehingga impor baja terus meningkat.
Proyeksi konsumsi baja pada tahun 2015 akan mencapai 30 juta Ton, sedangkan proyeksi produksi nasional hanya 8 juta Ton, sehingga
terdapat kekosongan supply sebesar 22 juta Ton. Data ini menunjukkan adanya peluang investasi untuk industri baja.
2. Untuk menarik calon investor, maka perlu informasi data yang akurat disampaikan publik. Hal ini dapat dilakukan melalui web
Kementerian Perindustrian
3. Data-data yang akan dipublish pada Web Kemenperin dalah :
Peta SDA berupa pasir besi dan biji besi, kapasitas produksi, produksi, suply dan demand, ekspor dan impor, dan jumlah dan lokasi
industri baja

More Related Content

What's hot

Atom Ion Molekul dan Produk Kimia
Atom Ion Molekul dan Produk KimiaAtom Ion Molekul dan Produk Kimia
Atom Ion Molekul dan Produk Kimianoviana anjar
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasarumptbo
 
Gizi kulinari kontinental
Gizi kulinari kontinental Gizi kulinari kontinental
Gizi kulinari kontinental Nurjihad Nasrum
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaWidyalestarinurpratama
 
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hariLarutan penyangga dalam kehidupan sehari hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hariMustikaDewi18
 
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)Nurul Afdal Haris
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanfajar rahman
 
Gas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPAGas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPASileRead
 
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padi
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padippt pembuatan bioetanol dari jerami padi
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padiAnanda Magfirah
 
20 logam dan non logam
20 logam dan non logam20 logam dan non logam
20 logam dan non logamHabibur Rohman
 
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptx
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptxPolah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptx
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptxshofarroji
 
BAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANBAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANHeru Priyanto
 

What's hot (20)

Atom Ion Molekul dan Produk Kimia
Atom Ion Molekul dan Produk KimiaAtom Ion Molekul dan Produk Kimia
Atom Ion Molekul dan Produk Kimia
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
Gizi kulinari kontinental
Gizi kulinari kontinental Gizi kulinari kontinental
Gizi kulinari kontinental
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
 
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hariLarutan penyangga dalam kehidupan sehari hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari hari
 
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)
Unsur - Unsur Golongan Alkali (Kimia Dasar)
 
8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia
 
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairanKajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
Kajian logam berat timbal (pb) serta pengaruh terhadap udara dan perairan
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Gas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPAGas mulia Kelas 12 IPA
Gas mulia Kelas 12 IPA
 
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padi
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padippt pembuatan bioetanol dari jerami padi
ppt pembuatan bioetanol dari jerami padi
 
ppt malnutrisi fix.pptx
ppt malnutrisi  fix.pptxppt malnutrisi  fix.pptx
ppt malnutrisi fix.pptx
 
Analisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRFAnalisis XRD dan XRF
Analisis XRD dan XRF
 
Pengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam BeratPengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam Berat
 
Logam alkali tanah
Logam alkali tanahLogam alkali tanah
Logam alkali tanah
 
20 logam dan non logam
20 logam dan non logam20 logam dan non logam
20 logam dan non logam
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
 
Ikatan pada logam
Ikatan pada logamIkatan pada logam
Ikatan pada logam
 
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptx
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptxPolah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptx
Polah Hidup Sehat bagi Remaja. edit.pptx
 
BAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKANBAHAN TAMBAHAN MAKAN
BAHAN TAMBAHAN MAKAN
 

Similar to 3. Profile Industri Baja 2014 (1).pdf

Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014Titis Setya Wulandari
 
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...Dhany Akhmad
 
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdf
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdfProgram Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdf
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdfAsdep1
 
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarFocus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarAhmad Taufik
 
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptx
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptxInformasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptx
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptxMinistry
 
Analisis dampak-kebijakan-1422852872
Analisis dampak-kebijakan-1422852872Analisis dampak-kebijakan-1422852872
Analisis dampak-kebijakan-1422852872Garnis Yuni
 
Panel ii rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasi
Panel ii     rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasiPanel ii     rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasi
Panel ii rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasiJoseph Sitepu
 
Laporan Industri Batubara di Indonesia
Laporan Industri Batubara di IndonesiaLaporan Industri Batubara di Indonesia
Laporan Industri Batubara di IndonesiaPT Indo Analisis
 
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...Dewan Nasional Perubahan Iklim
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019Laporan Industri Batubara Indonesia 2019
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019PT Indo Analisis
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021Laporan Industri Batubara Indonesia 2021
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021PT Indo Analisis
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020PT Indo Analisis
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020PT Indo Analisis
 
Makalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmiraMakalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmiraYoga Hepta Gumilar
 
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018PT Indo Analisis
 

Similar to 3. Profile Industri Baja 2014 (1).pdf (20)

Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
Batubara di Indonesia (Statistik Pertambangan dan Penggalian) 2014
 
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...
Aspek teknologi dan ekonomi pengolahan bijih besi di indonesia, zulfiadi zulh...
 
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdf
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdfProgram Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdf
Program Kerja Ditjen ILMATE Tahun 2016.pdf
 
Makalah tugas besar kelompok komoditi pasir besi
Makalah tugas besar kelompok komoditi pasir besiMakalah tugas besar kelompok komoditi pasir besi
Makalah tugas besar kelompok komoditi pasir besi
 
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan PasarFocus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
Focus Group Discussion (FGD) Aspek Legal, Teknis, dan Pasar
 
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptx
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptxInformasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptx
Informasi Komoditi Besi-Baja-Fixed.pptx
 
Analisis dampak-kebijakan-1422852872
Analisis dampak-kebijakan-1422852872Analisis dampak-kebijakan-1422852872
Analisis dampak-kebijakan-1422852872
 
Baja web
Baja webBaja web
Baja web
 
Panel ii rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasi
Panel ii     rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasiPanel ii     rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasi
Panel ii rakornas 2019 - menko kemaritiman & investasi
 
Laporan Industri Batubara di Indonesia
Laporan Industri Batubara di IndonesiaLaporan Industri Batubara di Indonesia
Laporan Industri Batubara di Indonesia
 
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...
Strategi dan Peningkatan Daya Saing Industri Nasional Dalam Menghadapi Tantan...
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019Laporan Industri Batubara Indonesia 2019
Laporan Industri Batubara Indonesia 2019
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021Laporan Industri Batubara Indonesia 2021
Laporan Industri Batubara Indonesia 2021
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
 
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
Laporan Industri Batubara Indonesia 2020
 
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
Tarik Ulur Kebijakan Larangan Ekspor Mineral
 
Makalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmiraMakalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmira
 
FGD - Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah Mineral di Dala...
FGD - Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah Mineral di Dala...FGD - Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah Mineral di Dala...
FGD - Evaluasi Pelaksanaan Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah Mineral di Dala...
 
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018
Laporan Industri Batubara di Indonesia 2018
 

Recently uploaded

PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 

Recently uploaded (20)

PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 

3. Profile Industri Baja 2014 (1).pdf

  • 2. 1 Profil Industri BAJA 2014 Profil Industri Baja I. Pendahuluan Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan secara terencana serta disusun secara sistematis dalam suatu dokumen perencanaan. Dokumen perencanaan tersebut harus menjadi pedoman dalam menentukan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pembangunan sektor industri dan menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan industri nasional. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) disusun sebagai pelaksanaan amanat pasal 8 ayat 1, Undang-Undang No. 3 tahun 2014, dan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pelaku Industri dalam perencanaan dan pembangunan Industri sehingga tercapai tujuan penyelenggaraan Perindustrian. RIPIN memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila diperlukan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Di dalam RIPIN telah ditentukan ditentukan 10 industri prioritas yang dikelompokkan kedalam industri andalan, industri pendukung dan industri hulu sebagai berikut : Industri Andalan 1.Industri Pangan 2.Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan 3.Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka 4.Industri Alat Transportasi 5.Industri Elektronika dan Telematika (ICT) 6.Industri Pembangkit Energi Industri Pendukung 7.Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri Industri Hulu 8.Industri Hulu Agro 9.Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam 10.Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara
  • 3. 2 Profil Industri BAJA 2014 Kesepuluh Industri prioritas tersebut merupakan bagian dari Bangun Industri Nasional. Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi dan kreativitas. Pembangunan industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang efektif. Adapun bagan Bangun Industri Nasional bisa dilihat seperti Gambar 1.1 berikut. Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional
  • 4. 3 Profil Industri BAJA 2014 Industri baja, salah satu bagian dari industri logam dasar yang termasuk dalam industri hulu, merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai dari penyedian infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api beserta relnya dan otomotif), hingga persenjataan. Gambar 1.2 Peran Pembangunan Industri Baja
  • 5. 4 Profil Industri BAJA 2014 Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja menjadi sangat strategis untuk kemakmuran suatu negara. Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri baja. Hal ini didasarkan pada data konsumsi baja per kapita Indonesia yang saat ini masih sangat rendah. Pada tahun 2013, konsumsi baja Indonesia baru mencapai 61,6 kg per kapita per tahun dan menempati urutan ke-6 diantara negara-negara ASEAN. Konsumsi per kapita industri baja suatu negara dihitung dari jumlah produksi baja kasar dibagi dengan jumlah penduduk negara tersebut. Gambar 1.3 Konsumsi Baja Perkapita Indonesia Tahun 2013
  • 6. 5 Profil Industri BAJA 2014 Cakupan Industri baja sangat luas, meliputi rentang nilai yang panjang dari hulu sampai hilir. Hulunya dimulai dari proses hasil tambang berupa pasir besi menjadi bijih besi (iron ore) dan dilanjutkan menjadi pellet yang merupakan bahan baku untuk pembuatan besi baja. Selanjutnya diproses lagi pada tanur baja untuk menghasilkan produk baja antara yang menghasilkan bahan baku bagi industri hilirnya sebagai produk akhir (end product). Industri baja sendiri merupakan industri yang bersifat padat modal, padat teknologi dan memerlukan SDM yang trampil dan ahli dalam merencanakan proses produksi dan pengaturan mesin secara optimal dan efisien. Gambar 1.4 Industri Besi Baja dari hulu sampai hilir Mengingat luasnya cakupan industri baja dari hulu sampai hilir, maka dalam pembuatan profil baja ini dibatasi hanya pada produk hulu yaitu pada industri Slab/Billet dan Hot Rolled Coil (HRC). Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), Industri tersebut termasuk dalam kode :  KBLI 24101: Industri besi dan baja dasar (iron and steelmaking)  KBLI 24102 : Industri penggilingan baja (steel rolling)
  • 7. 6 Profil Industri BAJA 2014 II. Sumber Daya Alam pendukung Industri Baja Sumber Daya Alam (SDA) yang digunakan dalam industri baja adalah hasil tambang berupa pasir besi (iron sand) dan bijih besi (iron ore). Indonesia memiliki potensi sumber daya pasir besi dan bijih besi yang cukup besar dengan jumlah deposit berupa sumberdaya dan cadangan sekitar 5.110 juta ton (Tabel 2.1). Secara nasional potensi sumber daya mineral tersebut cukup besar tetapi menyebar di beberapa daerah dengan jumlah yang terbatas. Potensi tersebut memiliki karakteristik yang beragam, baik dari segi kualitas maupun jenis mineral besi yang terkandung di dalamnya. Secara umum sumber daya untuk industri besi baja ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis: 1. Biji besi primer atau biji besi magnetit-hematit, dengan deposit sebesar 881,8 juta ton yang tersebar di Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Biji besi magnetit-hematit adalah biji besi dengan kadar yang sangat bervariasi dari 25%Fe-67%Fe, dilihat seperti Gambar 2.1 berikut. Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
  • 8. 7 Profil Industri BAJA 2014 2. Biji besi laterit, dengan deposit sebesar 1.778,4 juta ton yang tersebar di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara, Maluku Utara dan Papua barat. Biji Besi laterit merupakan hasil pelapukan sehingga banyak didominasi oleh mineral-mineral guikt dan mengandung nikel. Kadar biji besi laterit juga bervariasi dapat juga ditingkatkan kadarnya dengan berbagai macam teknologi peningkatan kadar, dilihat seperti Gambar 2.2 berikut. Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
  • 9. 8 Profil Industri BAJA 2014 3. Pasir besi, dengan deposit yang sangat besar yaitu sebesar 2.121 juta ton yang tersebar di D.I Yogyakarta, Maluku Utara dan Papua. Pasir besi merupakan pasir dengan konsentrasi besi yang signifikan Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe3O4, dan juga mengandung sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium, dilihat seperti Gambar 2.3 berikut. Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, (diolah)
  • 10. 9 Profil Industri BAJA 2014 Besi Laterit Besi Primer Pasir Besi Besi Laterit Besi Primer Pasir Besi Aceh - 350.000,00 2.897.110,00 - - - Bangka Belitung - 35.905.485,00 - - - - Bengkulu - - 4.304.641,00 - - - DI. Yogyakarta - - 232.812.330,00 - - 169.078.400,00 Jambi - 165.001.969,00 - - - - Jawa Barat 500.000,00 - 31.065.027,00 - - 1.302.000,00 Jawa Tengah - - 9.714.000,00 - - 2.730.000,00 Jawa Timur - - 46.408.353,00 - - 700.000,00 Kalimantan Barat - 293.072.988,00 - - 21.875.000,00 - Kalimantan Selatan 550.297.475,00 171.838.160,00 - - 18.089.105,00 - Kalimantan Tengah - 80.069.700,00 - - 28.411.810,00 - Kalimantan Timur - 18.000.000,00 - - - - Kepulauan Riau - 50.000,00 - - - - Lampung 2.421.435,00 11.360.993,00 945.429,10 - - - Maluku Utara 90.790.000,00 - 581.283.099,00 83.330.000,00 - - NTB - 28.182,00 20.133,53 - - - NTT - 726.000,00 668.824,00 - - - Papua 38.303.000,00 - 1.071.850.000,00 - - - Papua Barat 287.198.000,00 - - - - - Sulawesi Barat - 7.595,37 2.088.000,00 - - - Sulawesi Selatan 371.536.697,30 58.171.060,00 7.871.513,32 - - - Sulawesi Tengah - - 355.331,00 - - - Sulawesi Tenggara 437.366.260,00 - - 1.500.000,00 - - Sulawesi Utara - 17.500.000,00 129.058.246,00 - - - Sumatera Barat - 28.102.295,00 - - 2.432.004,58 - Sumatera Selatan - 1.600.000,00 - - 7,12 - JUMLAH 1.778.412.867,30 881.784.427,37 2.121.342.036,95 84.830.000,00 70.807.926,70 173.810.400,00 4.781.539.331,62 329.448.326,70 TOTAL SUMBER DAYA TOTAL CADANGAN Cadangan (Ton) Provinsi Sumber Daya (Ton) Tabel 2.1 Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah) Saat ini ada beberapa perusahaan yang melakukan penambangan pasir besi, salah satunya adalah PT.Yasindo Abdi Putra yang berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat dengan kapasitas produksi mampu mencapai 3000 ton pasir besi per hari.
  • 11. 10 Profil Industri BAJA 2014 Sedangkan perusahaan yang melakukan pengolahan bijih besi menjadi besi spons (sponge iron) hanya terdapat dua buah perusahaan yaitu PT.Meratus Jaya Iron & Steel dan PT.Delta Prima Steel dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 315 ribu ton dan 100 ribu ton (Tabel 2.2). Tabel 2.2 Perusahaan Pengolahan Bijih Besi No Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas Produksi (Ton) Keterangan 1 PT. Meratus Jaya Iron & Steel Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan 315.000 PMDN 2 PT. Delta Prima Steel Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan 100.000 PMA Sumber: BKPM, 2014
  • 12. 11 Profil Industri BAJA 2014 Gambar 2.4 Sebaran Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi di Wilayah Indonesia Sumber: Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah) Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 2.421.435 - Besi Primer 242.370.742 2.432.012 Pasir Besi 8.147.180 - SUMATERA Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 500.000 - Besi Primer - - Pasir Besi 319.999.710 173.810.400 JAWA Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 325.501.000 - Besi Primer - - Pasir Besi 1.071.850.000 - PAPUA Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit - - Besi Primer 754.182 - Pasir Besi 688.958 - NUSA TENGGARA Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 90.790.000 83.330.000 Besi Primer - - Pasir Besi 581.283.099 - MALUKU Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 808.902.957 1.500.000 Besi Primer 75.678.655 - Pasir Besi 139.373.090 - SULAWESI Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton) Besi Laterit 550.297.475 - Besi Primer 562.980.848 68.375.915 Pasir Besi - - KALIMANTAN
  • 13. 12 Profil Industri BAJA 2014 III. Rantai Nilai (Pohon Industri) Baja Rantai nilai Industri baja cukup panjang dari hulu sampai hilir. Hulunya dimulai dari proses hasil tambang berupa pasir besi dan bijih besi. Meskipun secara proses bukan dianggap sebagai bagian dari industri besi baja dan merupakan industri pemasok dalam supply chain industri baja, namun keberadaannya sangat strategis dalam menentukan daya saing industri baja suatu negara. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah pertambangan bijih besi, pasir besi, ferro nikel, batu bara baik untuk bahan energi maupun bahan baku kokas, gas alam, mineral penunjang seperti batu kapur dan dolomit. Selanjutnya bijih besi tersebut diproses lagi pada tanur peleburan baja untuk menghasilkan produk baja hulu yang merupakan bahan baku bagi industri baja antara dan seterusnya secara berantai menjadi produk baja hilir sebagai produk akhir (end product). Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara bahan baku dan produk tersebut, industri baja nasional tersebut dibagi dalam pengelompokan sebagai berikut: 1. Industri Baja Hulu Terdapat dua system utama proses pembuatan baja hulu, yaitu : a. Teknologi blast furnace Melalui proses ini bijih besi direduksi dengan kokas batu bara dalam sebuah tanur tiup yang tinggi. Produk dari proses ini adalah besi cair yang kemudian dapat diproses lebih lanjut dalam tahap steel making atau dapat langsung dicetak sebagaimana dikenal sebagai pig iron. b. Teknologi Direct Reduction Iron (DRI) Pada proses ini bijih besi dalam bentuk bulk atau pellet direduksi dengan gas pereduksi (yang berasal dari gas alam atau batu bara). Produk dari proses ini dapat berupa besi spons atau hot briquette iron (HBI), sebagai bahan baku proses steel making selanjutnya. Disamping dua jalur utama diatas terdapat pula beberapa teknologi penyedia bahan baku industri baja yang jumlahnya relatif kecil seperti teknologi direct smelting, rotary kiln, dan open heart.
  • 14. 13 Profil Industri BAJA 2014 2. Industri Baja Antara Berdasarkan alur rantai nilainya, industri baja antara ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu : a. Kelompok Industri Antara 1: Pembuatan Baja Kasar (Crude Steel) Pig Iron atau Sponge Iron dari hasil industri baja hulu diproses lebih lanjut menjadi produk baja kasar (crude steel) berupa bloom, billet, slab dan ingot. Bloom dan billet merupakan bahan baku industri baja pengolahan long product, slab merupakan bahan baku industri pengolahan flat product, dan ingot merupakan bahan baku industri pembentukan baja lainnya. - Slab Slab adalah produk hulu baja lembaran yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan baja lembaran canai panas (Hot Rolled Coil/Plate) dan baja lembaran dingin (Cold Rolled Coil/Sheet). Slab baja merupakan proses peleburan Sponge iron (80%) dan Scrap besi baja (20%) dalam electric arc furnace (EAF) yang menghasilkan baja dalam bentuk cair (liquid Steel) yang kemudian dituang ke dalam continuos casting machine (CCM) untuk menghasilkan baja kasar. Slab baja memiliki dimensi lebar 1.000 mm, tebal 200 mm, panjang 6.000 mm dan beratnya dapat mencapai 30 ton per buah. - Billet Billet adalah baja dalam bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang beton, dan baja kawat. Bahan baku baja ini adalah besi spons, dan ferro alloy yang dilebur dan diolah di dalam dapur listrik (electric arc furnace) untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga menjadi billet baja. Dimensi billet umumnya dengan ukuran penampang 100 x 100 mm, 110 x 110 mm, 120 x 120 mm, 130 x 130 mm dan standar panjang 6 m, 10 m, dan 12 m.
  • 15. 14 Profil Industri BAJA 2014 Alur dan proses pengolahan bijih besi menjadi slab dan billet dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1 Gambar 3.1 Bagan Proses Produksi Slab dan Billet
  • 16. 15 Profil Industri BAJA 2014 b. Kelompok Industri Antara 2: Pembuatan Baja Semi Finished Product Kelompok ini adalah tahapan yang memproses baja kasar menjadi produk semi finished. Billet dan bloom merupakan bahan baku untuk pembuatan produk semi finished wire rod dan green pipe. Selanjutnya wire rod akan menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan long finished product seperti paku, baut, mur, kawat las, PC wire. Sedangkan green pipe akan menjadi bahan baku industri seamless pipe (OCTG dan Line Pipe) bagi industri migas. Sementara semi finished product di jalur flat product adalah hot rolled coil (HRC), hot rolled plate (HRP) dan cold rolled coil (CRC). HRC selain merupakan bahan baku terbesar dari industri pengolahan flat product seperti untuk konstruksi, pipa las spiral dan kapal. Sementara CRC digunakan sebagai bahan baku industri peralatan rumah tangga, otomotif, pelapisan seng. - Hot Rolled Coil (HRC) Baja lembaran canai panas dalam gulungan (hot rolled coil) dibuat dengan menggunakan bahan baku berupa slab baja. Untuk mendapatkan ketebalan HRC yang diinginkan maka slab ditipiskan dalam proses penipisan melalui hot strip mill (HSM). Alur dan proses pengolahan slab menjadi HRC ditunjukkan pada Gambar 3.2 Aplikasi produk HRC digunakan untuk industri: - Konstruksi Umum dan Las - Pipa Las Lurus/Spiral - Komponen & Rangka Otomotif - Jalur Pipa untuk minyak & gas - Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak - Tabung Gas - Baja Tahan Korosi - Reroling - Konstruksi Kapal - Boiler dan Pressurized Container
  • 17. 16 Profil Industri BAJA 2014 Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi HRC 3. Industri Baja Hilir a. Pembuatan baja finished flat product Kelompok ini merupakan konsumen terbesar industri baja dunia. Berbagai industri pemakai diantaranya industri konstruksi, otomotif, pipa, profil dan pelapisan. Sebagai media antara bahan baku HRC dan CRC dengan kebutuhan industri pembuatan finished product, maka dimasukkan pula dalam kelompok ini industri jasa pemotongan dan pembentukan baja lembaran (shearing/slitting lines). b. Pembuatan baja finished long product Kelompok ini merupakan konsumen paling bervariasi dari industri baja. Berbagai industri pemakai diantaranya industri pembuatan baja batangan, profil, baja konstruksi, kawat, paku dan mur/baut. Berdasarkan aliran proses dan hubungan antara
  • 18. 17 Profil Industri BAJA 2014 industri baja hulu sampai industri baja hilir, maka struktur industri baja dapat ditunjukkan sebagai pohon industri baja seperti pada Gambar 3.3 berikut: Gambar 3.3 Pohon Industri Baja
  • 19. 18 Profil Industri BAJA 2014 IV. Kondisi Industri Baja Saat Ini 1. Pertumbuhan Industri Logam Dasar Angka pertumbuhan Industri Logam Dasar berfluktuasi antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tahun 2011 industri logam dasar tumbuh sebesar 6,28%, angka ini meningkat tajam sebesar 110% dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2010. Tetapi pada tahun 2012 pertumbuhan industri logam dasar mengalami penurunan yang tajam menjadi 1,81% dan selanjutnya meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 8,38% atau meningkat sebesar 363% dibandingkan angka pertumbuhan tahun sebelumnya. Kontribusi industri logam dasar ini terhadap pertumbuhan industri non migas pada tahun 2013 adalah sebesar 5,17%. Perkembangan pertumbuhan industri logam dasar atau industri material dasar logam serta peranannya terhadap sektor lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Perkembangan Peranan dan Pertumbuhan Industri Material Dasar Logam Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Ekonomi Nasional 4.63 6.22 6.49 6.23 5.78 Industri Non Migas 2.56 5.12 6.74 6.42 6.10 Basis Industri Manufaktur 0.97 3.13 6.79 6.52 5.11 Material Dasar Logam 0.99 3.05 6.28 1.81 8.38 - Material Dasar Logam Besi -4.28 2.30 12.85 6.43 10.74 Kontribusi terhadap Pembentukan GDP Industri non migas Material Dasar Logam 5.77 5.45 5.37 5.12 5.17 Kontribusi terhadap Pembentukan GDP BIM Material Dasar Logam 19.11 18.67 18.45 17.50 17.82 Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
  • 20. 19 Profil Industri BAJA 2014 Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Industri Material Dasar Logam Baja Cakupan Industri material dasar logam dalam KBLI 24101 sangat luas. Selain Slab dan Billet dalam KBLI ini termasuk produk logam dasar lainnya seperti: pellet bijih besi, besi spons, besi kasar (pig iron), dan lain-lain. Begitu juga cakupan dalam KBLI 24102 sangat luas. Selain HRC dalam KBLI ini termasuk produk-produk gilingan batang kawat baja, baja tulangan, baja profil, baja strip, baja rel, pelat baja, dan baja lembaran hasil gilingan dingin (cold rolled sheet). Dari data pertumbuhan nalai tambah kedua KBLI tersebut, maka nilai tambah untuk produk Slab/Billet dan HRC sudah merupakan bagian dari angka pertumbuhan tersebut.
  • 21. 20 Profil Industri BAJA 2014 Nilai tambah produk pada KBLI 24101 meningkat terus dari tahun 2009 sampai tahun 2011, tetapi menurun sekitar 37% pada tahun 2012. Nilai tambah produk pada KBLI 24102 tahun 2010 menurun drastis sebesar 57% dibandingkan tahun 2009, namun kemudian meningkat tajam sebesar 200% pada tahun 2010. Perkembangan pertumbuhan nilai tambah industri material logam dasar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Pertumbuhan nilai tambah industri material dasar logam Nilai tambah dalam juta rupiah KBLI Deskripsi 2009 2010 2011 2012 24101 Industri besi dan baja dasar (iron and steelmaking) 4,928,346 6,374,248 7,611,491 4,782,288 24102 Industri penggilingan baja (steel rolling) 9,255,694 3,964,826 12,102,284 11,277,204 Sumber: BPS, 2013 2. Jumlah Perusahaan dan Kapasitas per industri Awalnya Indonesia hanya mempunyai satu perusahaan yang memproduksi Slab dan Billet yaitu PT. Krakatau Steel, di Cilegon, Banten. Belakangan karena adanya masalah PT. Krakatau Steel tidak lagi memproduksi Slab dan Billet. Untuk memenuhi kebutuhan pabriknya memproduksi produk hilir baja, maka PT. Krakatau Steel mengimpor slab dan billet. Perusahaan dalam negeri lainnya yang memproduksi produk hilir baja, juga mengimpor Slab sebagai bahan bakunya. Dalam beberapa tahun terakhir PT.Krakatau Steel bekerja sama dengan Posco Korea Selatan membangun pabrik baja di Banten Indonesia dengan nama PT. Krakatau Posco. Perusahaan ini mengimpor material selanjutnya diproses sebagai bahan baku untuk memproduksi memproduksi Slab dan Billet. Jenis produk yang dihasilkan serta kapasitas produksi PT. Krakatau Posco adalah
  • 22. 21 Profil Industri BAJA 2014 Ada beberapa perusahaan yang memproduksi produk HRC dan produk baja hilir lainnya. Perusahaan tersebut mengimpor Slab dan Billet sebagai bahan baku untuk memproduksi HRC dan produk baja batangan. Jumlah perusahaan produsen yang memproduksi Slab, Billet dan HRC beserta kapasitasnya seperti terlihat pada tabel 4.3 dan perkembangan produksinya seperti terlihat pada tabel 4.4 Tabel 4.3 Jumlah Perusahaan dan Kapasitas Podusen Baja Dasar No. Kelompok Jumlah Perusahaan 2013 Kapasitas 2013 (ribu ton) 1 Slab Baja 1 1,850 2 Billet/Ingot/Bloom 40 8,770 3 HRC 2 2,550 Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
  • 23. 22 Profil Industri BAJA 2014 Tabel 4.4 Perkembangan Produksi Produk Baja Dasar Nilai dalam: ribu ton Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam 3. Ekspor –Impor Karena produsen baja dasar (crude steel) di dalam negeri masih sangat sedikit, sehingga jumlah produksinya juga sedikit dibandingkan kebutuhan nasional, maka pada dasarnya Indonesia belum mengekspor produk logam dasarnya, atau mengekspor dengan nilai yang sangat sedikit. Kekurangan kebutuhan nasional terpaksa dipenuhi dari produk impor. Jumlah Impor produk logam dasar dalam beberapa tahun terakhir relatif tetap. Perkembangan impor produk logam dasar dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut No. Kelompok 2009 2010 2011 2012 2013 Utilisasi (%) 1 Slab Baja 940,5 1.083,6 1.013,5 1.166,3 1.319,2 71,31 2 Billet/Ingot/Bloom 3.123,9 3.254,9 3.686,0 4.181,2 4.616,1 52,63 3 HRC 1.773,8 2.041,4 2.295,3 2.471,6 2.701,2 1.128,3
  • 24. 23 Profil Industri BAJA 2014 Tabel 4.5 Impor Produk Logam Dasar Nilai dalam: US$ No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Trend (%) (2008-12) 2014 smt. 1 10,349.3 6,110.2 8,464.1 10,726.5 13,399.2 12,599.4 4.43 6287.53 1 Besi/Baja Dasar (Pellet, Pig Iron & Skrap) 1,477.4 639.7 815.9 1,195.8 1,269.2 1,242.5 -3.84 632.86 2 Besi/Baja Kasar (Slab, Billet, Ingot) 2,100.4 933.2 1,409.5 1,561.0 2,395.1 2,136.9 -4.67 1033.92 3 HRC/Plate 1,779.1 864.2 1,277.3 2,116.8 2,383.0 2,046.2 9.55 1064.78 4 CRC/Sheet 1,049.6 759.0 1,033.8 1,332.5 1,349.4 1,268.0 10.79 703.85 6 Batang & Batang Kawat Baja (Bars & Rod) 698.6 441.3 633.6 823.6 997.9 1,040.6 8.93 623.03 Sub Total Impor Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam V. PELUANG PASAR DALAM DAN LUAR NEGERI 1. Pasar Dalam Negeri Sampai saat ini konsumsi baja Indonesia masih sangat rendah. Pada tahun 2013 konsumsi baja Indonesia adalah sebesar 61,6 kg per kapita per tahun (World Steel Association, 2014). Angka ini masih di bawah konsumsi negara-negara di Asia Tenggara. Untuk bisa menjadi negara maju, maka Indonesia harus memiliki konsumsi baja per kapita per tahun sebesar 500 Kg. Dengan tingkat konsumsi baja perkapita pertahun yang masih rendah maka Indonesia setidaknya masih memerlukan kapasitas produksi baja 120 juta ton untuk menopang konsumsi 500 Kg pertahun perkapita. Konsumsi dalam negeri ini dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri dan ditambah dari impor.
  • 25. 24 Profil Industri BAJA 2014 Perbandingan konsumsi per kapita per tahun di negara-negara ASEAN dapat terlihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Konsumsi Baja per Kapita Dari struktur permintaan, pasar domestik lebih banyak mengkonsumsi besi/baja kasar, Hot Rolled Coils (HRC), Hot Rolled Plates, Cold Rolled Coils (CRC), besi beton profil ringan, dan batang kawat baja (Wire Rod). Sektor konstruksi merupakan sektor penyumbang terbesar terhadap konsumsi baja nasional dengan proporsi sebesar 80%. Pembangunan jaringan pipa memiliki kontribusi sebesar 8%, sektor manufaktur, industri alat-alat mesin dan industri otomotif memiliki kontribusi masing-masing sebesar 3%, 2% dan 1%, sedangkan 6% sisanya merupakan kebutuhan industri lain).
  • 26. 25 Profil Industri BAJA 2014 Konsumsi dalam negeri yang merupakan penjumlahan hasil produksi dalam negeri dengan impor, dan dikurangi dengan ekspor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.1 Konsumsi Baja (dalam ribu Ton) No. Uraian 2008 2009 2010 2011. 2012 * 1 Besi/Baja Kasar (Crude Steel) Produksi 4,000.2 4,064.4 4,338.5 4,699.5 5,347.6 Ekspor 36.1 2.2 13.2 1.5 3.8 Impor 2,598.4 2,092.5 2,402.0 2,495.1 3,817.7 Konsumsi 6,562.5 6,154.8 6,727.3 7,193.0 9,161.5 2 Produksi 1,665.2 1,773.8 2,041.4 2,295.3 2,471.6 Ekspor 46.5 5.7 14.3 23.4 15.5 Impor 1,090.0 600.3 799.3 1,326.1 1,579.7 Konsumsi 2,708.6 2,368.4 2,826.4 3,597.9 4,035.9 3 Produksi 834.9 886.3 818.7 848.8 879.0 Ekspor 719.9 456.6 406.6 371.5 148.5 Impor 502.9 227.9 300.3 582.2 804.2 Konsumsi 617.9 657.6 712.5 1,136.6 1,534.7 Catatan : *) Angka sementara Hot Rolled Plates Hot Rolled Coils (HRC) Sumber: Direktorat Industri Material Dasar Logam
  • 27. 26 Profil Industri BAJA 2014 Sumber: Bank UOB Buana, 2011 Gambar 5.2 Konsumsi Baja Nasional Menurut Sektor Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat mempengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia, permintaan terhadap baja juga terus meningkat. Terutama pada pertumbuhan sektor konstruksi, industri manufaktur dan otomotif.
  • 28. 27 Profil Industri BAJA 2014 Uraian 2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10 2010/11 Pertumbuhan Konsumsi -17,50 16,01 21,77 -15,90 20,66 22,38 Pertumbuhan PDB 20,37 18,31 25,32 13,18 14,81 15,39 -20,00 -15,00 -10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10 2010/11 % Pertumbuhan Konsumsi Pertumbuhan PDB Pertumbuhan konsumsi dalam negeri meningkat terus dalam 6 tahun terakhir, kecuali ada penurunan tajam pada tahun 2008/09, disebabkan adanya krisis ekonomi global. Korelasi pertumbuhan konsumsi dengan pertumbuhan PDB terlihat pada tahun 2010/11 terjadi pertumbuhan PDB sebesar 15,39% yang mengakibatkan pertumbuhan konsumsi baja sebesar 22,38%. Korelasi pertumbuhan PDB terhadap pertumbuhan konsumsi baja nasional dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Konsumsi Baja Nasional
  • 29. 28 Profil Industri BAJA 2014 Dari grafik di atas terlihat adanya korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan konsumsi baja. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi baja nasional akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan konsumsi baja menunjukan pertumbuhan pasar baja nasional. Oleh karena itu jika tidak diikuti dengan pertumbuhan industri baja dalam negeri maka pasar baja nasional akan semakin dipenuhi oleh baja impor. Mengacu pada Gambar 5.3 diatas dan pendapat Dr Veena Jha (2006) bahwa pertumbuhan baja sejalan dengan pertumbuhan PDB, maka konsumsi baja nasional dapat diproyeksikan dengan mengikuti persamaan sebagai berikut: Pendekatan persamaan di atas digunakan juga oleh PLN dalam memproyeksikan kebutuhan listrik nasional (RUPTL 2012-2021). Pertumbuhan konsumsi PLN mengikuti pertumbuhan PDB Nasional sebesar 6% sebagaimana prediksi Bank Indonesia. Begitu juga dengan konsumsi baja nasional mengikuti pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,78% pada tahun 2013, sedangkan pertumbuhan produksi baja nasional mengikuti pertumbuhan PDB logam dasar besi & baja sebesar 6,93% pada tahun 2013. Secara keseluruhan proyeksi konsumsi dan produksi baja nasional sampai dengan tahun 2025 ditunjukkan pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.4. Konsumsi tahun ke-n = (Konsumsi Tahun n-1 + (Konsumsi Tahun n-1 x Pertumbuhan PDB )
  • 30. 29 Profil Industri BAJA 2014 Tabel 5.2 Proyeksi Produksi dan Konsumsi Baja Nasional (Ribu Ton) Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Proyeksi Produksi (Scrap) 3.708 3.708 3.708 3.819 3.819 3.819 Proyeksi Produksi (Sponge Iron) 3.296 3.296 3.296 3.395 3.395 3.395 Proyeksi Total Produksi 7.004 7.004 7.004 7.214 7.214 7.214 Proyeksi Konsumsi 15.659 16.599 17.595 18.651 19.770 20.956 GAP 8.655 9.595 10.591 11.437 12.556 13.742 Uraian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Proyeksi Produksi (Scrap) 3.934 3.934 3.934 4.052 4.052 4.052 Proyeksi Produksi (Sponge Iron) 3.497 3.497 3.497 3.707 3.707 3.707 Proyeksi Total Produksi 7.431 7.431 7.431 7.758 7.758 7.758 Proyeksi Konsumsi 22.213 23.546 24.959 26.456 28.044 29.726 GAP 14.783 16.116 17.528 18.698 20.285 21.968
  • 31. 30 Profil Industri BAJA 2014 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000 22.000 24.000 26.000 28.000 30.000 32.000 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 '000 Ton GAP Proyeksi Total Produksi Proyeksi Konsumsi Gambar 5.4. Proyeksi Konsumsi dan Produksi Baja Nasional Berdasarkan hasil proyeksi diatas, maka proyeksi konsumsi baja nasional pada tahun 2025 akan mencapai sekitar 29.726 ribu ton (30 juta ton), sedangkan proyeksi produksinya hanya mencapai sekitar 7.758 ribu ton (8 juta ton), sehingga GAP atau kekurangan produksi baja nasional di tahun 2025 yaitu sekitar 21.968 ribu ton (22 juta ton).
  • 32. 31 Profil Industri BAJA 2014 2. Pasar Dunia/Global Proyeksi permintaan Baja Dunia Berdasarkan laporan World Steel Association dalam ”World Steel Short Range Outlook 2014-2015” dijelaskan bahwa industri baja dunia pada tahun 2011 akan mengalami peningkatan permintaan sebesar 2% menjadi 1.562 juta metrik ton melanjutkan pertumbuhan sebesar 3,8% pada tahun 2013. Pada tahun 2015, permintaan baja diperkirakan akan tetap tumbuh sebesar 2% sehingga mencapai angka 1.594 juta metrik ton. Permintaan baja pada tahun 2015 diproyeksikan akan dikuasai oleh kawasan Asia dan Oceania dengan market share sebesar 66,8%, sedangkan kawasan Amerika Utara dan Uni Eropa akan berkontribusi sebesar 18,2% dari total penggunaan baja dunia. Perbandingan kebutuhan masing-masing negara dapat dilihat pada grafik berikut. Sumber: OECD (2013) Gambar 5.5. Grafik Pertumbuhan Kebutuhan Baja (CAGR 2002 – 2012)
  • 33. 32 Profil Industri BAJA 2014 Gambar 5.6. Grafik Proyeksi Kebutuhan HRC
  • 34. 33 Profil Industri BAJA 2014
  • 35. 34 Profil Industri BAJA 2014 VI. KESIMPULAN 1. Pertumbuhan konsumsi baja nasional tidak diimbangi dengan pertumbuhan industri baja nasional, sehingga impor baja terus meningkat. Proyeksi konsumsi baja pada tahun 2015 akan mencapai 30 juta Ton, sedangkan proyeksi produksi nasional hanya 8 juta Ton, sehingga terdapat kekosongan supply sebesar 22 juta Ton. Data ini menunjukkan adanya peluang investasi untuk industri baja. 2. Untuk menarik calon investor, maka perlu informasi data yang akurat disampaikan publik. Hal ini dapat dilakukan melalui web Kementerian Perindustrian 3. Data-data yang akan dipublish pada Web Kemenperin dalah : Peta SDA berupa pasir besi dan biji besi, kapasitas produksi, produksi, suply dan demand, ekspor dan impor, dan jumlah dan lokasi industri baja