1. ADAT PERNIKAHAN SOLO DAN
MAKANAN KHAS SOLO
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/01/pernikahan-adat-solo.html
http://kabarsragen.blogspot.com/2012/01/makanan-khas-
solo.html
Indica chandramanan billianto
NPM. 53412682
Kelas. 1IA04
3. Nontoni
Bagian pertama dari rangkaian prosesi pernikahan solo
adalah Nontoni. Proses nontoni ini dilakukan oleh pihak
keluarga pria. Tujuan dari nontoni adalah untuk mengetahui
status gadis yang akan dijodohkan dengan anaknya, apakah
masih legan (sendiri) atau telah memiliki pilihan sendiri. Hal ini
dilakukan untuk menjaga agar jangan sampai terjadi
benturan dengan pihak lain yang juga menghendaki si gadis
menjadi menantunya. Bila dalam nontoni terdapat
kecocokan dan juga mendapat ‘lampu hijau’ dari pihak
gadis, tahap berikutnya akan dilaksanakan panembung.
4. Panembung
Panembung dapat diartikan sebagai melamar. Dalam
melamar seorang gadis yang akan dijadikan
jodoh, biasanya dilakukan sendiri oleh pihak pria disertai
keluarga seperlunya. Tetapi bagian ini bisa juga diwakilkan
kepada sesepuh atau orang yang dipercaya disertai
beberapa orang teman sebagai saksi. Setelah pihak pria
menyampaikan maksud kedatangannya, orangtua gadis
tidak langsung menjawab boleh atau tidak putrinya
diperistri. Untuk menjaga tata trapsila, jawaban yang
disampaikan kepada keluarga laki-laki akan ditanyakan
dahulu kepada sang putrid. Untuk itu pihak pria dimohon
bersabar. Jawaban ini tentu saja dimaksudkan agat tidak
mendahului kehendak yang akan menjalankan, yaitu sang
gadis, juga agar tak menurunkan wibawa pihak
keluarganya. Biasanya mereka akan meminta waktu untuk
memberikan jawaban sekitar sepasar atau 5 hari.
5. Paningset
Apabila sang gadis bersedia dijodohkan dengan pria
yang melamarnya, maka jawaban akan disampaikan
kepada pihak keluarga pria, sekaligus memberikan
perkiraan mengenai proses selanjutnya. Hal ini
dimaksudkan agar kedua keluarga bisa menentukan
hari baik untuk mewujudkan rencana pernikahan. Pada
saat itu, orangtua pihak pria akan membuat ikatan
pembicaraan lamaran dengan pasrah paningset
(sarana pengikat perjodohan). Paningset diserahkan
oleh pihak calon pengantin pria kepada pihak calon
pengantin wanita paling lambat lima hari sebelum
pernikahan. Namun belakangan, dengan alasan
kepraktisan, acara srah-srahan paningset sering
digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.
6. PELAKSANAAN
PERNIKAHAN ADAT
Pelaksanaan pernikahan di Solo mempunyai
tatanan yang memuat pokok-pokok tradisi
Jawa sebagai berikut :
7. 1. SOWAN LUHUR
Maksudnya adalah meminta doa restu dari para sesepuh dan
piyagung serta melakukan ziarah kubur ke tempat leluhurnya.
8. 2. WILUJENGAN
Merupakan ritual sebagai wujud permohonan kepada Tuhan
Yang Maha Esa supaya dalam melaksanakan hajat diberi
keselamatan dan dijauhkan dari segala halangan. Dalam
wilujengan ini memakai sarat berupa makanan dengan lauk-
pauk, seperti ‘sekul wuduk’ dan ‘sekul golong’ beserta
ingkung (ayam utuh). Dalam wilujengan ini semua sarat
ubarampe enak dimakan oleh manusia.
9. 3. PASANG TARUB
Merupakan tradisi membuat ‘bleketepe’ atau anyaman daun
kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh resepsi manton.
Tatacara ini mengambil ‘wewarah’ atau ajaran Ki Ageng
Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Saat mempunyai
hajat menikahkan anaknya Dewi Nawangsih dengan Raden
Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari
anyaman daun kelapa. Hal itu dilakukan dkarena rumah Ki
Ageng uang kecil tidak dapat memuat semua
tamu, sehingga tamu yang diluar diteduhi dengan ‘payon’ itu
ruang yang dipergunakan untuk para tamu Agung yang luas
dan dapat menampung seluruh tamu. Kemudian payon dari
daun kelapa itu disebut ‘tarub’, berasal dari nama orang
yang pertama membuatnya. Tatacara memasang tarub
adalah bapak naik tangga sedangkan ibu memegangi
tangga sambil membantu memberikan ‘bleketepe’
(anyaman daun kelapa). Tatacara ini menjadi perlambang
gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom
keluarga.
10. 4. PASANG TUWUHAN
• Tuwuhan mengandung arti suatu harapan kepada anak yang dijodohkan
dapat memperoleh keturunan, untuk melangsungkan sejarah keluarga.
Tuwuhan terdiri dari :
• A. Pohon pisang raja yang buahnya sudah masuk
Maksud dipilih pisang yang sudah masak adalah diharapkan pasangan
yang akan menikah telah mempunyai pemikiran dewasa atau telah masak.
Sedangkan pisang raja mempunyai makna pengharapan agar pasangan
yang akan dinikahkan kelak mempunyai kemakmuran, kemuliaan dan
kehormatan seperti raja.
B. Tebu wulung
Tebu wulung berwarna merah tua sebagai gambaran tuk-ing memanis atau
sumber manis. Hal ini melambangkan kehidupan yang serba enak.
Sedangkan makna wulung bagi orang Jawa berarti sepuh atau tua. Setelah
memasuki jenjang perkawinan, diharapkan kedua mempelai mempunyai
jiwa sepuh yang selalu bertindak dengan ‘kewicaksanaan’ atau kebijakan.
C. Cengkir gadhing
Merupakan symbol dari kandungan tempat si jabang bayi atau lambing
keturunan.
D. Daun randu dari pari sewuli
Randu melambangkan sandang, sedangkan pari melambangkan pangan.
Sehinggahal itu bermakna agar kedua mempelai selalu tercukupi sandang
dan pangannya.
E. Godhong apa-apa (bermacam-macam dedaunan)
Seperti daun beringin yang melambangkan pengayoman, rumput alang-
alang dengan harapan agar terbebas dari segala halangan.
11. 5. SIRAMAN DAN SADE DAWET (DODOL DAWET)
• Peralatan yang dipaka untuk siraman • Seusaii siraman calon pengantin wanita dibopong
adalah sekar manca warna yang (digendong) oleh ayah ibu menuju kamar
dimasukkan ke dalam pengantin. Selanjutnya sang Ayah menggunting
jembangan, kelapa yang dibelah untuk tigas rikmo (sebagian rambut di tengkuk) calon
gayung mandi, serta jajan pasar, dan pengantin wanita. Potongan rambut tersebut
tumpeng robyong. Air yang diberikan kepada sang ibu untuk disimpan ke
dipergunakan dalam siraman ini diambil dalam cepuk (tempat perhiasan), lalu ditanam di
dari tujuh sumber air, atau air tempuran. halaman rumah. Upacara ini bermakna
Orang yang menyiram berjumlah 9 orang membuang hal-hal kotor dari calon pengantin
sesepuh termasuk ayah. Jumlah sembilan wanita. Kemudian rambut calon pengantin wanita
tersebut menurut budaya Keraton Kemudian rambut calon pengantin wanita
Surakarta untuk mengenang keluhuran dikeringkan sambil diharumi asap ratus, untuk
Wali Sanga, yang bermakna selanjutnya ‘dihalubi-halubi’ atau dibuat
manunggalnya Jawa dan Islam. Selain itu cengkorong paes. Selanjutnya rambut dirias
angka sembilan juga bermakna dengan ukel konde tanpa perhiasan, dan tanpa
‘babakan hawa sanga’ yang harus bunga.
dikendalikan. • Dodol Dawet
• Pelaksanaan tradisi ini Pada saat calon pengantin dibuat cengkorong
Masing-masing sesepuh melaksanakan paes itu, kedua orangtua menjalankan tatacara
siraman sebanyak tiga kali dengan ‘dodol dawet’ (menjual dawet). Disamping dawet
gayung yang terbuat dari tempurung itu sebagai hidangan, juga diambil makna dari
kelapa yang diakhiri siraman oleh ayah cendol yang berbentuk bundar merupakan
mempelai wanita. Setelah itu bapak lambing kebulatan kehendak orangtua untuk
mempelai wanita memecah klenthing menjodohkan anak.
atau kendhi, sambil berucap ‘ora mecah Bagi orang yang akan membeli dawet tersebut
kendhi nanging mecah pamore anakku’. harus membayar dengan ‘kreweng’ (pecahan
genting) bukan dengan uang. Hal ini menunjukka
bahwa kehidupan manusia berasal dari bumi.
12. 6. SENGKERAN
Setelah calon pengantin wanita ‘dihaluh-halubi’ atau dibuat
cengkorong paes lalu ‘disengker’ atau dipingit. Artinya tidak
boleh keluar dari halaman rumah.
Hal ini untuk menjaga keselamatannya. Pemingitan ini dulu
dilakukan selama seminggu, atau minimal 3 hari. Yang mana
dalam masa ini, calon pengantin putri setiap malam dilulur
dan mendapat banyak petuah mengenai bagaimana
menjadi seorang istri dan ibu dalam menjalani kehidupan dan
mendampingi suami, serta mengatur rumah tangga
13. 7. MIDODARENI ATAU MAJEMUKAN
Malam menjelang dilaksanakan ijab dan panggih disebur
malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari.
Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam
tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi
dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk
menyempurnakan dan mepercantik pengantin wanita.
Prosesi yang dilaksanakan pada malam midodareni
14. A. Jonggolan
Datangnya calon pengantin ke tempat calon mertua.
‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya
untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan
selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri
mereka. Selama berada di rumah calon pengantin
wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan
hanya disuguhi air putih.
15. B. Tantingan
Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di
dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk
berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan
menyatakan ia ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada
orangtua, tetapi mengajukan permintaan kepada sang ayah
untuk mencarikan ‘kembar mayang’ sebagai isyarat
perkawinan.
16. C. Turunnya Kembar Mayang
Turunnya kembar mayang merupakan saat sepasang kembar
mayang dibuat. Kembar mayang ini milik para dewa yang
menjadi persyaratan, yaitu sebagai sarana calon pengantin
perempuan berumah tangga. Dalam kepercayaan
Jawa, kembar mayang hanya dipinjam dari dewa, sehingga
apabila sudah selesai dikembalikan lagi ke bumi atau dilabuh
melalui air. Dua kembar mayang tersebut dinamakan
Dewandaru dan Kalpandaru. Dewandaru mempunyai arti
wahyu pengayoman. Maknanya adalah agar pengantin pria
dapat memberikan pengayoman lahir dan batin kepada
keluarganya. Sedangkan Kalpandaru, berasal dari kata kalpa
yang artinya langgeng dan daru yang berarti wahyu.
Maksudnya adalah wahyu kelanggengan, yaitu agar
kehidupan rumah tangga dapat abadi selamanya.
17. D. Wilujengan Majemukan
Wilujengan Majemukan adalah silahturahmi antara keluarga
calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan
kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon
pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh
berupa makanan untuk dibawa pulang kepada ibu calon
pengantin pria. Sesaat sebelum rombongan pulang, orang
tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon
pengantin pria.
18. 8. IJAB PANIKAH
Pelaksanaan ijab panikah ini mengacu pada agama yang
dianut oleh pengantin. Dalam tata cara Keraton, saat ijab
panikah dilaksanakan oleh penghulu, tempat duduk
penghulu maupun mempelai diatur sebagai berikut :
• Pengantin laki-laki menghadap barat
• Naib di sebelah barat menghadap timur
• Wali menghadap ke selatan, dan para saksi bisa
menyesuaikan
20. Tengkleng
Tengkleng adalah masakan yang mirip dengan gulai hanya
saja didalamnya berisi tulang kambing dengan sedikit daging
yang menempel. Sebagai lauk pelengkap, dapat ditambah
dengan sate kambing, sate usus, sate jeroan, dan bagian
lainnya pada organ kambing yang ikut digulai bersama
tulang tulang seperti mata, pipi, kuping dan kandungan
(klepon).
21. Nasi Liwet
Nasi yang dimasak dengan santan, ditambah sayur sambal
goreng jipan dan disempurnakan dengan kumut (terbuat dari
santan dan rasanya sangat gurih). Biasanya ditambah ayam
kampung dan telur, membuat masakan ini memikat dan
menjadikannya hidangan khas Solo yang pertarna dicari dan
dirinndukan.
22. Bestik Solo
Berbeda dengan bestik pada umumnya. Bestik Solo memiliki
khas tersendiri. Kuah dari bestik ini serupa dengan kuah
semur, selain itu bestik ini menggunakan mustard jawa yang
merupakan olahan sendiri. Sedangkan untuk bahan lainnya
tak berbeda dengan bestik biasa, ada wortel, buncis, dan
timun didalamnya. Hanya saja karena bumbu yang berbeda
anda akan menemukan cita rasa khas yang berbeda pula.
23. Gudeg Cakar
Seperti halnya nasi gudeg manis khas Solo yang ada, rasa
masakan inj tak jaub beda. Namun dengan ditambah cakar
ayam yang sangat empuk dan nasi yang gurih menjadikan
hidangan ini berbeda. Bahkan orang rela antri untuk
membelinya.
24. Sate Kere
Namanya yang unik tak berbeda pula dengan rasanya. Pada
dasarnya pembuatan dan bumbu sate ini sama dengan sate
pada umumnya. Hanya saja sate ini bahannya bukan berasal
dari daging namun dari tempe gembus (ampas tahu yang
direbus). Maka tak heran sate ini diberi nama sate kere.
25. Timlo Solo
Istilah Timlo Solo tentu bukan hal yang asing lagi, terutama
bagi anda yang gemar traveling. Masakan ini sekilas
bumbunya mirip sup namun isi dan rasanya sangat khas.
Hidangan yang terdiri atas racikan soun, jamur
kuping, wortel, kacang kapri, kembang gayam/sosis jawa dan
terakhir disiram kuah hangat menjadikannya sangat lezat
untuk dinikmati.
26. Pecel
Masakan ini bisa dibilang merupakan masakan kampung
yang sederhana namun masih selalu dirindukan. Bagaimana
tidak, hidangan ini hanya terdiri dari bayam, kacang
panjang, tauge dan kenikir yang direbus dan ditambah
bumbu kacang. Bila diperhatikan semua bahan yang
digunakan mudah dicari dan diolah. Namun bila anda sudah
mencicipi, rasa nikmat sebenarnya dapat anda temukan
pada burnbu kacang yang diolah secara khusus. Sehingga
sering kali banyak wisatawan yang ingin membawa bumbu
pecel ini sebagai oleh oleh.
27. Cabuk Rambak
lsi dan hidangan ini sekilas tampak sederhana. Berupa
ketupat yang diiris tipis tipis dan diberi bumbu diatas setiap
potongan ketupatnya kemudian ditambah karak sebagai
pelengkap. Namun jangan terkelut bila setelah mencicipinya
anda menjadi ketagihan.
28. Intip
Makanan ini terbuat dari bahan yang berasal dari kerak nasi
yang kemudian dikeringkan dan digoreng (intip). Perpaduan
rasa intip dengan gula jawa cairnya yang melekat pada intip
memberikan sentuhan rasa manis yang menggoda, atau
bumbu yang lain, membuat rasa intip menjadi gurih dan
renyah untuk camilan.
29. Sate Buntel
Sate adalah makanan lezat yang popular diseluruh
nusantara. Begitu pula di Solo, anda akan menemui berbagai
jenis sate. Ada sate ayann, sapi, ular, anjing dan babi. Namun
sate yang paling terkenal adalah sate buntel. Sate ini
berbahan dasar daging kambing, hanya saja dagingnya
dicincang dan dibuat satu adonan besar lalu
dibakar/dimasak. Maka tak heran selain porsinya yang besar
rasanya pun lebih mantap.
30. Wedang Ronde
Minuman hangat ini terbuat dari jahe dan gula merah.
Kemudian didalamnya terdapat kacang tanah, kolang kaling
yang di iris tipis dan adonan manis yang didalamnya terdapat
kacang. Bukan hanya rasanya yang enak dan
menghangatkan, namun sajian hidangan ini juga tampak
memikat.
31. Dawet Gempol Pleret
Seperti namanya, minuman ini berisi gempol dan pleret.
Gempol terbuat dan sejenis tepung beras. Sedangkan pleret
terbuat dari ketan dan gula merah. Gempol dan pleret
merupakan perpaduan antara rasa gurih dan
manis, kemudlan diberi kuah santan dan gula merah. Dengan
ditambah es menjadikan minuman ini terasa semakin segar.
32. Wedang Beras Kencur
Dibuat dari bahan beras dan kencur yang diolah menjadi
minuman. Selain rasanya yang manis dan enak minuman ini
juga dapat menjadt jamu yang berguna untuk kesehatan.
33. Wedang Jahe
Dengan kemampuan sipembuatya dalam mengolah dan
meracik menjadikan wedang jahe ini begitu diminati.
Minuman ini selain enak juga dapat menghangatkan
tubuh, maka anda akan mudah mejumpainya pada malam
hari.
34. Srabi Notosuman
Makanan ini terbuat dari bahan tepung beras yang dibuat
sedemikian rupa dalam mengolah dan menjadikan Srabi ini
begitu diminati. Bahkan dapat dikatakan makanan ini di
minat banyak kalangan atas maupun bawah. Makanan ini
selain enak juga dapat sebagai pengganti makanan pokok.
Anda dapat mudah menjumpai makanan ini di sepanjang
kota Solo, siang ataupun malam.