Penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan diabetes melitus dapat mempengaruhi kehamilan dan berisiko meningkatkan komplikasi bagi ibu dan janin. Pengelolaan medis dan kebidanan yang tepat diperlukan untuk memantau kondisi ibu dan janin serta mencegah komplikasi. Diagnosis dan penatalaksanaan yang akurat sangat penting untuk mengurangi risiko selama kehamilan dan persalinan.
2. PENDAHULUAN
Perubahan sistemik dan anatomik selama kehamilan
mempengaruhi gejala ,tanda maupun hasil laboratorium
konsekwensinya adalah diperolehnya diagnosis yang keliru
Penyakit sistemik yang mengenai wanita tidak hamil dalam
masa reproduksi akan berpengaruh pada kehamilan
3. 1.Apakah kehamilan akan memperberat penyakitnya atau
sebaliknya apakah kehamilan akan terpengaruh oleh
penyakitnya ?
2.Haruskan kehamilan diakhiri karena resiko yang serius
pada ibu karena kemungkinan terjadinya kelainan yang lebih
parah ?
3.Haruskah kehamilan dibiarkan berlanjut dengan
penanganan yang teterncana secara berhati-hati ?
4.Apakah penyakit tersebut merupakan kontra indikasi
untuk terjadinya kehamilan ?
5.Bagaimana aspek etikolegal dari pengelolaan penderita
tersebut ?
Pertanyaan mendasar
4. Penyakit -penyakit sistemik yang dapat ditemui
diantaranya adalah :
1. penyakit kardiovaskuler
2. kelainan endokrin
3. penyakit imun
4. kelainan hematologi
5. penyakit neurologi
6. kelainan paru
7. penyakit hepar dan kandung empedu
8. penyakit ginjal dan saluran kemih
9. infeksi
10.keganasan
5. A.Penyakit Kardiovaskuler
I. ETIOLOGI
Kelainan katup jantung akibat reumatik merupakan
kelainan yang sering dijumpai. Berikutnya adalah kausa
inkognita, akibat penyakit jantung kongenital, hipertensi
menahun, anemia berat, penyakit paru menahun, tirotoksikosis
.
II. INSIDEN
- 1 - 5% dari kehamilan
- penyakit jantung rematik 90 % : stenosis mitral
(90%), insufisiensi mitral (7%), stenosis aorta
(1%), insufisiensi aorta (2,5%).
- Penyakit jantung kongenital 1,5 - 5%.
6. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
- perubahan fisiologis dan anatomis akibat :
1. Kebutuhan metabolik meningkat
2. Peningkatan kadar hormonal
-Peningkatan volume darah mulai UK 6-8 mgg - 32-34 mgg
-Hiperkoagulasi relatif
- peningkatan curah jantung mulai TM I (30-40%)
- perubahan ukuran dan posisi jantung
- mulai TM 2 akibat penekanan pada v c i dan aorta
supine hipotensive
7. Manifestasi klinis :
1. Dispnoe
2. Ventilasi paru meningkat
3. Palpitasi dan takikardi
4. Edema kaki
5. Ictus cordis bergesar kelateral atas
6. Bising sistolik
7. Gambaran EKG abnormal
9. 1. Stenosis Mitral
- gejala klinis dengan gejala gagal jantung kiri dan kanan
- auskultasi : bising diastolik dan openeing snap dengan
aksentuasi presistolik
- wanita hamil dapat dikelola secara medisinalis
- persalinan pervaginam memungkinkan
2. Insufisiensi mitral
- pembesaran ventrikel dan atrium kiri---
kegagalan jantung kanan
- pada kehamilan dapat ditolerir
- klinis : ortopnoe, dispnoe nokturnal paroksismal,
ic ssekitar apek
10. 3.Insufisiensi aorta
- dapat ditolerir wanita hamil
- klinis : perbedaan tekanan sistolik dan diastolik
yang lebar, pulsasi a carotis, pergeseran
apek jantung, bising diastol pada tepi sternal
- pengelolaan tergantung berat -ringan
Cardiomiopati peri partum
- sindrom gagal jantung pada TM akhir kehamilan atau
6 bulan postpartum, tanpa penyebab yang jelas dan
tanpa bukti adanya kelainan jantung seblumnya
diagnosis eksklusi
etiologi : overload, infeksi virus dan autoimun
kehamilan multifetus mempunyai risiko lebih besar
12. DIAGNOSIS FUNGSIONAL
diagnosis yang baik : - dx. Etiologi
- dx. Anatomi
- dx. Fungsional
Burwell dan metcalfe :
1.Bising diastolik, pansistolik atau bising jantung
terus menerus
2.Pembesaran jantung yang jelas.
3.Bising jantung yang nyaring, terutama apabila
disertai “Thrill”
4.Arithmia yang berat: lebih dari 10 tiap menit.
13. Klasifikasi “New York Heart Association”
-Kelas I: Tidak ada pembatasan pada aktifitas fisik.
Kegiatan fisik biasa tidak menimbulkan keluhan
sesak, lelah atau nyeri pada dada.
-Kelas II:Sedikit pembatasan pada aktifitas fisik, waktu
istirahat tak ada keluhan, kegiatan fisik biasa
dapat menimbulkan keluhan sesak, nyeri dada
atau gejala kegagalan jantung.
-Kelas III: Pembatasan yang nyata pada aktifitas fisik,
pada istirahat tidak timbul keluhan tetapi
kegiatan yang ringan dibanding aktifitas biasa
menimbulkan keluhan .
-Kelas IV: Penderita tidak mampu melakukan kegiatan
fisik apapun, waktu istirahat gejala tetap
meskipun dalam keadaan istirahat
14. Kegagalan jantung dalam kehamilan
1. batuk-batuk yang timbul terutama pada waktu
bekerja,sesak nafas waktu tidur sehingga penderita
terbangun.
2.sputum yang kotor dan hemoragik.
3.ronkhi basah yang menetap pada basis paru-paru
4.Kapasitas vital menurun
5.Gejala dipastikan adanya kegagalan jantung :
a. Sesak nafas pada waktu istirahat.
b. Cyanosis ringan sampai berat.
c. Ronkhi basah pada paru-paru bagian basal.
d. Vena cervicalis melebar.
e. Hepar membengkak dan nyeri tekan.
15. Gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan:
1. Dekompensasi kordis sebelah kanan: desakan vena
meninggi, hepar membengkak: menyebabkan rasa
penuh diepigastrium kanan dan nyeri, edema dikaki,
ascites, oliguri, sianosis, ikterus, sesak nafas waktu
bekerja.
2.Dekompensasi kordis sebelah kiri: ditandai dengan
gejala sesak nafas saat beraktifitas, sesak nafas
waktu istirahat pada stadium yang agak berat,
kerusakan paru kanan karena kegagalan ventrikel kiri
dan akhirnya terjadi dekompensasi sebelah kanan
karena dilatasi dan insufisiensi ventrikel kanan.
3.Dekompensasi kordis pada kanan dan kiri.
16. Pengelolaan
1. Secara umum
- istirahat
- pembatasan aktivitas dan penambahan berat badan
- pencegahan dan penanggulangan infeksi
- atasi anemia
- atasi faktor emosi
2.perawatan antenatal
- anc lebih sering dan rawat bersama dengan cardiologi
- rawat rs bila ada gejala yang membahayakan
- edukasi dan pemberian sedativ bila diperlukan
17. 3. Persalinan
- kala I : - pengawasan ketat
- posisi setengah duduk
- pemberian digitalis, antibiotika dan
antikoagulan atas indikasi
- stadium 2 keatas persalinan di ICU
- kala II :- tidak boleh mengejan
- peringan kala II
- kala III:- hindari PPP
- profilaksis oksitosin
- bila transfusi gunakan PRC
18. Pembedahan jantung : sebaiknya tidak dilakukan pada saat
hamil
Profilaksis digitalis : tanpa adanya kegagalan jantung
masih kontroversi
Antibiotik profilaksis ; dapat mengurangi timbulnya PJR
penderita dengan kelainan katup berikan antibiotik
Terminasi kehamilan : pertimbangkan faktor agama,
kebutuhan anak dan etikolegal , terminasi sebaiknya
dilakukan pada UK kurang 12 mg
19. Keluarga berencana
- penyakit jantung berat sebaiknya tidak hamil
---- sterilisasi
- hindari oral kontrasepsi
Prognosis;
- meningkatkan kematian perinatal
- tergantung kapasitas fungsional jantung dan
komplikasi lain yang memperberat
20. - Kelainan endokrin paling sering
- angka kejadian : 0,7 % kehamilan
- meningkatkan secara nyata resiko kehamilan dan
persalinan
- kematian maternal dan neonatal dapat diturunkan
Klasifikasi berdasar etiologi ( ADA 1997)
1. DM tipe 1
2. DM tipe 2
3. DM tipe lain
4. DM G
DIABETES MELITUS DALAM KEHAMILAN
21.
22.
23.
24. 2. EPIDEMIOLOGI
- Kejadian DMG 2 – 5% ,
- di Indonesia insiden DMG 1,9 – 3,6%
- 40 – 60% DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan
diabetes melitus atau gangguan toleransi glukosa.
3. PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan normal, kadar glukosa plasma ibu menjadi
lebih rendah :
-Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
-Produksi glukosa hati
-Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis)
-Efektifitas ekskresi ginjal
-Efek hormon-hormon gestasional (human placental
lactogen, hormon-hormon ovarium, hormon pankreas dan
adrenal, growth factor, dan sebagainya)
25. Efek diabetogenik :
efek kehamilan yang memperberat DM maupun
yang menimbulkan DMG
Pada kehamilan :
1. Resistensi insulin
- menurunnya reseptor dan kurang sensitifnya insulin
2. Kenaikan Trigliserid, asam lemak dan kortisol
- kadar glukosa meningkat---- hiperglikemi --- insulin
meningkat
26. Diagnosis :
1. Kriteria menurut O’sullivan-mahan
- dilakukan dua tahap
- TTG dan TTGO
- diagnosis DMG bila dua atau lebih lebih dari
nilai normal
2. Kriteria WHO
- dilakuakan satu tahap
- pasien datang dalam keadaan puasa
- ttgo 75 gr
- diagnosis DMG : TTG dan DM
27.
28.
29. Penyulit
1. Pada ibu :
- polihidramnion
- preeklamsia
- Infeksi
- persalinan tindakan
2. Pada janin :
- makrosomia
- kelainan bawaan
- kematian janin
- sindrom gagal nafas
- hiperbilirubinemia dan polisitemia
- hipokalsemia dan hipomagnesemia
- PJT
30. Penapisan:
- Konsensus diagnosis dan penatalaksanaan DMG
di Indonesia penapisan dilakukan pada semua bumil
Penatalaksaan
1. pengelolaan medis
- perencanaan makan sesuai kebutuhan
- pemantauan gula darah
- pemberian insulin
2.pengelolaan obstetri
- pemantauan klinik pada ibu maupun janin
- pemeriksaan USG dan KTG
- penilaian FDJP
- kehamilan DMG dengan penyulit dirawatpada UK 34 mgg
- terminasi kehamilan atas indikasi ibu atau janin
- Sc primer atas indikasi makrosomia