SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
Download to read offline
Agar Tunas Itu
Tumbuh Berkembang
Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas
Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang
Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas
ISBN: 978-602-9488-07-6
Penanggung Jawab 	: 	 Dedie A. Rachim
Supervisi 	 : 	 Sandri Justiana
Penyusun 	 : 	 Ryfavie Damani
Ilustrasi 	 :	 Bowie Zakti
Desain	 :	 Erix
Diterbitkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920
http://www.kpk.go.id
Cetakan 1 : Jakarta, 2012
Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya,
diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya,
dan bukan untuk diperjualbelikan.
Sepatah Kata
Pimpinan KPK
P
enulis dan mengilustrasi buku untuk anak
endidikan Antikorupsi untuk anak usia dini,
bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik
sejak dini. Hal tersebut diawali dengan menanamkan
nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar anak, seperti makanan
sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta
nilai-nilai dasar pembentuk karakter anak, seperti jujur,
peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, berani, dan adil. Semua itu dibangun melalui
proses internalisasi dan konstruktif.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pasal 13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas
pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi
berwenang melaksanakan langkah atau upaya
pencegahan menyelenggarakan program Pendidikan
Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah
menerbitkan seri buku bacaan anak Tunas Integritas.
Buku tersebut merupakan media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk menginternalisasi dan
membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak
dini. Ini merupakan awal dari serangkaian upaya yang
dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang
pendidikan berikutnya.
Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas
Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu
Tumbuh Berkembang, Panduan Penggunaan Seri
Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku
panduan ini dapat memandu guru dan orangtua dalam
membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang
kuat pada diri anak sehingga dapat menjadi pejuang
antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi,
kepikiranpun tidak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
a.n Pimpinan KPK
Abraham Samad
Ketua
v
1.	 Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga
membuka Seri Tunas Integritas yang bersangkutan.
Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu:
Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel.
Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah
fantasi.
Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa
dongeng.
Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah
bergenre fiksi realistik kontemporer.
Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif.
Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku
aktivitas.
	 Akan Anda temukan tinjauan umum tentang
masing-masing buku, yang mengulas genre, kosakata
baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal
lain yang penting dari buku tersebut. Berikutnya,
Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita,
bahan diskusi, dan kemungkinan pengembangannya,
untuk persiapan sebelum membaca bersama anak-
anak.
2.	 Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca
anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang itu cukup
luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki
kecepatan perkembangan sendiri, maka panduan
ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang
Petunjuk Penggunaan
Buku Panduan
mengenal tahap perkembangan anak-anak sendiri,
Andalah yang akan menyesuaikan cara Anda
menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka.
Secara umum, anak-anak usia prasekolah tentu
masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru
dalam memahami sebuah cerita. Sementara, anak-
anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri
dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan
kerumitan beragam dalam seri ini memungkinkan
anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap
kalinya mendapatkan pemaknaan baru.
3.	 Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam
buku, sediakanlah waktu untuk menjelaskannya
kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak
melihat kamus dan membaca buku rujukan yang
berkaitan.
4.	 Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap
cerita merupakan pemantik gagasan, yang disusun
berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu
cerdas dan membutuhkan cukup tantangan untuk
meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda
dapat menerapkan bahan diskusi dan pengembangan
itu secara langsung atau membuat yang baru,
tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak.
vi
Sepatah Kata Pimpinan KPK  v
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan  vi
Pendahuluan  viii
Buku yang Baik untuk Anak  1
Seberapa Pentingkah Respons Anak  6
Respons Anak  7
Peran Orangtua dan Guru  8
Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas dalam
Kegiatan Praliterasi di Sekolah  10
Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas  12
Mendongeng dan Membacakan Buku  13
Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita  15
Literasi Visual untuk Tunas Integritas  17
Cerita Latar dan Keluarga Kumbi  19
Cerita Latar  19
Keluarga Kumbi  21
Berkegiatan Bersama Keluarga Kumbi  24
Daftar Isi
Buku 1 Byur!  25
Buku 2 Hujan Warna-Warni  31
Buku 3 Ya, Ampun!  36
Buku 4 Wuuush!  42
Buku 5 Ini, Itu?  48
Buku 6 Ungu, Di Mana Kamu?  52
Tanya-Jawab  53
Daftar Pustaka  56
Semua Bisa Berintegritas,
Semua Bisa Berantas Korupsi  57
Tentang Penulis  58
vii
M
enulis dan mengilustrasi buku untuk anak
tidaklah mudah. Mengemas buku agar dapat
benar-benar mereka nikmati selalu menjadi
tantangan serius bagi kreator buku anak. Jika kita ingin
buku kita dibaca dan dinikmati anak-anak maka kita
harus menyediakan apa yang mereka butuhkan dan
sukai, bukan cuma apa yang dibutuhkan dan disukai
orangtua atau guru mereka.
Terkadang kedua hal itu bisa beriringan dan sebuah
buku berhasil menarik perhatian anak, sekaligus
orang dewasa di sekitarnya. Namun, sering orang
dewasa menginginkan dan menyukai buku-buku yang
“mendidik” anak-anak mereka. Sementara, anak-anak
ingin membaca demi kesenangan. Dikotomi antara
bacaan didaktis dan bacaan hiburan pun muncul karena
tampaknya sulit mengemas pengajaran yang cenderung
berat dalam format bacaan ringan menghibur. Atau,
bacaan ringan dan menghibur sebetulnya sudah sarat
pesan moral, tetapi tidak eksplisit. Dan itu kurang
memuaskan orangtua dan pendidik karena khawatir
anak-anak tidak dapat menangkapnya.
Kita perlu ingat, anak-anak adalah makhluk cerdas.
Mereka dapat memaknai teks dan visual dengan cara
mereka sendiri jika orang dewasa memberi mereka
kesempatan. Namun untuk membuat mereka mau
membaca, tentu saja sebuah buku harus menarik. Pesan
moral hendaknya disampaikan melalui pengalaman
dan perubahan sikap karakter, bukan berupa petuah
langsung dari tokoh tertentu dalam cerita.
Dengan prinsip itulah Seri Tunas Integritas ini
diciptakan. Seri ini diharapkan dapat menghilangkan
dikotomi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai integritas
dengan cara menghibur. Anak-anak usia 4-9 tahun yang
menjadi pembaca target seri ini akan mendapatkan
pengalaman berbeda dalam membaca dan menikmati
buku. Namun, bukan berarti peran orangtua dan guru
tidak diperlukan lagi. Justru sebaliknya, peran ini
semakin dibutuhkan untuk mengembangkan Seri Tunas
Integritas dalam diskusi yang hangat dan menstimulasi
respons positif anak-anak.
Pada buku panduan ini Anda akan mendapati
wawasan umum tentang Buku yang Baik untuk
Anak, pentingnya Respons Anak, perbedaan antara
Mendongengkan dan Membacakan Buku, cara
Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita, Literasi
Visual untuk Tunas Integritas, Cerita Latar dan Keluarga
Kumbi, dan panduan penggunaan setiap cerita dalam
Seri Tunas Integritas.
Namun pada akhirnya, sebagai orangtua atau guru,
Anda yang paling mengenal anak-anak Anda. Panduan
ini berfungsi sebagai pemantik ide, selanjutnya Andalah
yang akan mengembangkan dan menghidupkan Seri
Tunas Integritas di rumah atau ruang kelas Anda.
Selamat bersenang-senang.
Pendahuluan
viii
B
uku yang baik pada prinsipnya adalah buku yang
dapat dinikmati anak Anda. Anak-anak sebaiknya
dibebaskan memilih sendiri pada rak buku
bagian anak di toko buku atau perpustakaan. Apa yang
dipilihnya adalah yang dibutuhkannya. Namun, sebagai
orangtua atau guru, Anda tentu akan merekomendasikan
buku-buku yang baik bagi mereka. Terutama ketika
mereka bingung memilih satu atau dua saja di antara
lautan buku. Beberapa pertimbangan di bawah ini akan
memudahkan Anda membantu anak-anak memilih.
Usia dan Tingkat Kemampuan Baca Anak
Sebagai pembaca target, anak-anak dibagi menjadi
beberapa kelompok menurut usia dan tingkat
kemampuan mereka membaca. Pembagian ini
merupakan perata-rataan, untuk memudahkan orangtua
dan guru menjodohkan mereka dengan bacaan yang
cocok. Akan ada anak-anak dengan kemampuan lebih
tinggi atau lebih rendah ketimbang usianya.
	Usia 0-4, bayi-prasekolah. “Pembaca” termuda ini
belajar rata-rata sembilan kata baru per hari. Buku
untuk mereka dirancang untuk dibacakan oleh
orang dewasa. Teks harus pendek, konkret, dan
merangsang indra, biasanya berima dan berirama.
Pada usia 3-4 tahun, anak mulai memahami
metafora sederhana, jelas, dan berkaitan dengan
perasaan dan pengindraan. Misalnya, “ada
ayam berkukuruyuk di dalam perutku” untuk
menggambarkan rasa lapar. Tetapi mereka belum
mengerti bahwa kata-kata dapat memiliki banyak
arti dalam konteks berbeda.
Buku yang Baik
untuk Anak
1
	 Usia 5-6, Taman Kanak-Kanak. Peningkatan perbendaharaan kata di usia ini luar
biasa. Kata-kata baru mereka kuasai sering dengan mendengar sekali saja (sebuah
proses yang disebut fast mapping, pemetaan cepat). Saat memasuki sekolah dasar
nanti, mereka sudah menguasai sekitar 14.000 kata. Di usia ini juga, mereka
sudah memahami unsur dasar narasi: awal, tengah, dan akhir. Mereka senang
mendengarkan cerita, mengulang cerita yang mereka hafal, dan terlibat aktif ketika
dibacakan orangtua atau guru. Mereka memahami alur cerita, hubungan sebab
akibat, dan menggunakan ilustrasi untuk memperkirakan apa yang akan terjadi.
Setting yang hidup, karakter dinamis, dan topik menarik adalah komponen penting
untuk kelompok usia ini. Cerita juga dapat disampaikan dengan dengan rima dan
pengulangan kata yang segar.
	 Usia 6-8, Kelas 1 – 3 SD. Disebut juga pembaca pemula. Mereka mulai membaca
sendiri, memahami makna, memperkaya kosakata, dan semakin lancar membaca.
Karena itu, Anda tidak perlu menahan diri dalam memperkenalkan kata yang jarang
digunakan. Jauh lebih baik memberikan sedikit tantangan ketimbang menyajikan
bacaan di bawah kemampuan baca mereka. Akuisisi kosakata memang melambat di
usia sekolah dasar, tetapi masih merupakan proses yang luar biasa efisien. Sepanjang
masa sekolah, dari SD hingga SMP, perbendaharaan anak akan berlipat ganda,
mencapai lebih dari 30.000 kata.
2
	 Usia 9-11, Kelas 4 – 6 SD. Pada usia ini, anak-anak sudah memiliki keluwesan
kosakata untuk memahami beragam humor. Buku untuk mereka mengandung
kalimat-kalimat lebih panjang, tema dan alur lebih rumit. Mereka dapat menangkap
unsur-unsur samar pada tokoh cerita seperti motivasi dan keunikan sifat. Di usia ini,
mereka mengalami banyak perubahan besar secara fisik, kognitif, emosional, dan
sosial. Kesadaran mereka akan perbedaan gender meningkat. Dengan kematangan
daya nalar dan kemampuan analisis kritis, mereka mengembangkan minat terhadap
masalah-masalah sosial dan budaya.
	 Usia 11-14, Kelas 6 SD – SMP. Kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki anak-
anak usia ini membuat mereka mampu menikmati plot rumit dengan subplot, serta
memahami elemen sastra seperti ironi, analogi, idiom, sarkasme, dan alegori. Tema
dan teknik penulisan yang digunakan untuk novel dewasa bisa diterapkan pada buku-
buku untuk mereka, tetapi fokus tetap pada masalah-masalah yang relevan dengan
praremaja dan remaja. Usia ini adalah masa penuh tantangan, tekanan, pertanyaan,
konflik, dan drama. Meskipun permasalahan remaja sekilas tak ada bedanya dengan
yang dialami orang dewasa, mereka memiliki cara pandang dan prioritas berbeda.
Hormon pertumbuhan memberi mereka tambahan isu tersendiri.
3
Minat dan Ketertarikan
Anda mengenal anak-anak Anda, apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin ketahui,
dan apa yang mungkin akan membuat mereka tertarik. Carilah buku-buku yang sesuai
dengan kecenderungan mereka. Namun, tidak ada salahnya sesekali memberikan buku-
buku di luar zona ketertarikan itu untuk memperluas daerah petualangan mereka dalam
membaca.
Penghargaan, Best Seller, dan Rekomendasi
Buku-buku dalam kategori ini mungkin bisa lebih dulu Anda pertimbangkan. Tetapi
kriteria dalam pemberian penghargaan, label best seller, dan rekomendasi belum tentu
sejalan dengan kriteria Anda sendiri. Dan banyak buku bagus tidak diikutkan dalam ajang
kontes atau kompetisi apa pun.
Review dan Resensi
Membaca review/resensi yang objektif tentang sebuah buku akan sangat membantu. Plus
minus sebuah buku biasanya dikupas tuntas, dan Anda mendapatkan gambaran lengkap
isi buku tanpa harus membelinya terlebih dulu.
Kriteria Praktis untuk Menilai Buku Anak
Di toko, buku-buku dijual dalam kemasan plastik rapat (cling wrap), sehingga Anda
hanya dapat mengamati sampulnya. Tetapi biasanya ada sampel terbuka untuk Anda
cermati, atau kalau tidak, sebagai calon pembeli, Anda berhak meminta kemasan buku
dibuka. Pada awalnya, Anda mungkin tertarik pada judul, ilustrasi, dan nama penulisnya.
Selanjutnya, cermatilah:
4
Fisik
	 Buku anak untuk usia dini harus terbuat dari bahan
berkualitas. Karena buku akan sering dibuka anak,
sebaiknya sampulnya keras dan bagian dalamnya
dari kertas yang cukup tebal, agar buku awet dan
tak mudah robek. Perhatikan pula penjilidannya.
Meskipun tak ada barang awet di tangan anak-anak
yang penuh semangat, setidaknya buku yang dijilid
dengan baik akan lebih tahan lama.
Desain perwajahan.
	 Buku yang baik memperhatikan komposisi gambar,
warna, dan tipografi (desain huruf). Ada anggapan
bahwa buku anak harus ramai gambar, penuh
warna, dan teks besar-besar. Sisi negatif dari
anggapan itu adalah komposisi yang terabaikan.
Banyak buku anak terkesan asal mencolok. Padahal
justru untuk anak-anak yang memerlukan stimulasi
visual, perwajahan buku harus didesain artistik dan
menarik.
Tema
	 Anak-anak membutuhkan tema-tema yang
bervariasi. Pemahaman tentang hidup dan
kehidupan akan berkembang jika bacaan mereka
juga luas. Tidak melulu tentang keceriaan sehari-
hari, pengetahuan umum, dan pelajaran perilaku,
mereka juga membutuhkan kisah-kisah kehidupan
yang menyentuh, menyemangati, membuka
wawasan, dan mengilhami. Anak-anak harus diberi
kesempatan membaca buku-buku yang merangsang
mereka berpikir dan memaknai sendiri.
Ilustrasi
	 Ilustrasi adalah gambar yang bercerita secara visual
dan artistik, dan seharusnya menampilkan tidak
hanya apa-apa yang sudah dinyatakan dengan
kata-kata. Dan anak-anak adalah pembaca visual
yang ulung. Sayangnya ada kekhawatiran di
kalangan orang dewasa tentang kemampuan anak
memaknai ilustrasi. Akhirnya banyak buku anak
dibuat dengan gambar yang terlalu mudah dicerna,
kurang menantang, atau dibubuhi teks penjelasan
terlalu banyak. Buku anak yang baik adalah yang
menghargai potensi bawaan anak dalam memaknai
visual.
Teks
	 Buku yang baik menggunakan bahasa yang baik.
Kalimat-kalimat yang tersusun baik menghasilkan
kejelasan dan keindahan. Buku anak sering
menggunakan sedikit kata tetapi bukan berarti
miskin kosa kata. Pada buku anak yang dirancang
dengan baik, teks tidak menjajah ilustrasi, dan
ilustrasi tidak membeo teks. Keduanya bekerja sama
secara harmonis mengantarkan kisah yang kaya dan
imajinatif.
5
A
nak-anak usia prasekolah umumnya membutuhkan mediasi orang dewasa untuk
membacakan dan menjelaskan isi cerita. Proses ini disebut emotional referencing
(Moschovaki, Meadows, Pellegrini, 2007); yaitu, ketika anak-anak menggunakan
konsepsi yang disampaikan oleh orang dewasa untuk mengembangkan pengertian mereka
terhadap cerita. Misalnya, anak akan melihat reaksi orang dewasa untuk mengetahui
apakah tokoh cerita sedang gembira atau sedih, terkejut, atau marah. Anak juga
mengetahui ketegangan atau plot cerita dari penuturan yang disampaikan lewat gestur,
intonasi, atau dramatisasi.
Ada beberapa hal yang dapat membantu anak untuk membangun konsep
pemahaman, empati terhadap tokoh cerita, atau keterlibatan terhadap cerita.
Di antaranya adalah:
1.	 Gestur; mimik muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh orang dewasa ketika
membacakan buku.
2.	 Intonasi; irama, tempo, dan jeda, volume, yang menggambarkan karakter dan
tokoh, juga muatan emosi dalam cerita (apakah cerita tersebut sedih, gembira, atau
menegangkan).
3.	 Komentar sisipan penutur saat cerita dibacakan membantu pemahaman anak dan
mengembangkan emosinya.
Penting diketahui, bahwa proses mediasi ini tentu tidak meniadakan subjektifitas
anak. Ketika dibacakan, anak tidak menjadi objek yang pasif, melainkan subjek yang
aktif mengembangkan konsep cerita dengan bantuan orang dewasa, sang penutur cerita.
Karenanya, read aloud sebaiknya tidak dimaknai sebagai “orang dewasa membacakan
cerita kepada anak,” melainkan proses ko-konstruksi, yaitu anak dan orang dewasa
bersama-sama membangun sebuah konsep tentang cerita yang dibaca. Kegiatan read
aloud seharusnya mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif anak, dan
cara yang optimal untuk mengembangkan kemampuan ini adalah tidak mencekoki mereka
dengan komentar dan pemahaman orang dewasa. Melainkan, anak sebaiknya dipancing
dan dibiarkan untuk merespons cerita dengan kemampuan kognitif dan emosi mereka.
Seberapa Pentingkah
Respons Anak?
6
Respons Anak
Salah satu bentuk reaksi anak terhadap cerita adalah dengan langsung bertanya,
berkomentar, atau mendramatisasi unsur cerita secara spontan saat cerita dibacakan.
Selain reaksi spontan anak, yang biasanya disampaikan secara verbal, orang dewasa
juga dapat meminta anak merespons cerita melalui kegiatan psikomotorik atau motorik.
Semua metode respons ini setidaknya mengembangkan potensi anak dalam hal berikut.
1.	 Potensi kognitif, yang berkembang dalam:
•	 Usulan alternatif anak terhadap jalan cerita.
•	 Kritik anak terhadap penokohan, atau plot.
•	 Anak merefleksikan tokoh cerita dan memadukannya dengan pengalaman
pribadinya.
•	 Pengulangan/imitasi, atau pertanyaan terhadap kata-kata atau topik yang
menarik.
2.	 Potensi afektif, yang berkembang dalam:
•	 Empati anak terhadap tokoh cerita.
•	 Kemampuan anak untuk mengenali muatan emosi
dalam cerita.
Kedua potensi tersebut akan berkembang dengan optimal apabila
penutur cerita memberikan ruang dan waktu kepada anak untuk
bertanya, menanggapi, berkomentar, dan menirukan narasi, atau
memperagakan gerak sesuai dengan jalan cerita. Selain respons verbal,
penutur cerita, terutama guru, dapat memadukan respons psikomotorik
dan motorik untuk mengembangkan potensi kognitif dan afektif dengan
kegiatan praliterasi di rumah atau di sekolah. Pemaparan berikut akan
menjelaskan lebih jauh tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan respons anak.
7
Peran Orangtua dan Guru
Sekali lagi, cerita dikembangkan secara ko-konstruktif oleh penutur cerita, bersama-
sama dengan anak. Peran orang dewasa, dalam hal ini biasanya orangtua atau guru,
adalah untuk memfasilitasi, dan tidak mendikte pemahaman anak. Namun adakalanya
anak merespons dengan reseptif dan pasif. Hal ini tentunya wajar. Meskipun tidak
mengekspresikan respons melalui banyak komentar atau pertanyaan, anak telah
mengembangkan konsepsi tentang cerita dalam benaknya. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan respons anak adalah:
1.	 Bacalah buku yang akan dibacakan terlebih dulu. Buatlah rencana; mana kalimat
yang akan diberi penekanan, dibaca dengan intonasi tertentu, dan mana kalimat
tertulis yang akan diubah menjadi percakapan/ungkapan langsung. Tentunya rencana
ini bersifat fleksibel. Anda dapat memodifikasinya sesuai dengan respons anak.
2.	 Sebelum mulai membaca, ajak anak untuk mengamati judul cerita dan gambar sampul
(depan dan belakang). Di buku Tunas Integritas ini, judul cerita terdiri atas kata-kata
sederhana yang akrab di telinga anak. Minta anak untuk membuat hubungan antara
judul dan ilustrasi di sampul buku untuk menebak isi buku. Beberapa pertanyaan
yang bisa diajukan misalnya: “Siapa ya, kira-kira yang diceritakan oleh buku ini?
Oh, mungkin para binatang. Oh, ini seperti putri di istana. Mereka sedang apa ya?
Hm ... anak-anak ini berdiri di perempatan dengan bingung. Kenapa ya, mereka?
Yuk, coba kita baca ceritanya (Catatan: beberapa anak mungkin tak sabar ingin
segera membuka buku. Ini wajar. Seandainya anak menunjukkan minat seperti itu,
Anda bisa segera mulai membacakan cerita).
3.	 Di halaman daftar isi, tak ada salahnya Anda jeda sejenak dan memperhatikan ikon
cerita yang tercantum di sana. Anda bisa menawarkan kepada anak, cerita mana yang
ingin didengarnya terlebih dulu.
8
4.	 Pada saat membacakan cerita, Anda bisa jeda sesaat sebelum membuka halaman
baru, untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati ilustrasi dengan
lebih cermat.
5.	 Cerita latar disajikan untuk mengajak anak berpikir dan berperan aktif saat cerita
dibacakan. Ajaklah anak untuk mengamati keluarga kumbi di setiap halaman buku.
Minta anak untuk menghitung berapa jumlah, warna mereka, dan menebak apa yang
sedang mereka lakukan.
6.	 Pesan moral dapat disampaikan secara implisit. Orang dewasadapat meminta
anak untuk merefleksi cerita ke dalam pengalaman keseharian mereka. Pertanyaan
seperti, “Pernahkah kamu mengalaminya?” “Bagaimana perasaanmu?” “Seandainya
temanmu melakukannya, apa yang akan kamu lakukan?” dapat dilontarkan untuk
meminta anak berpikir lebih jauh.
7.	 Pilihlah saat yang tepat. Penelitian membuktikan bahwa saat sebelum anak tidur di
malam hari adalah saat yang tepat untuk membacakan buku. Di sekolah, Anda bisa
menciptakan “Saat Tenang” atau “Pojok Buku” sebagai bagian dari rutinitas sehari-
hari. Dengan menciptakan waktu khusus, anak akan terbiasa dan tahu apa yang
dilakukan saat buku dibacakan.
Setelah melakukan semua itu, adakalanya anak memberikan respons yang tidak kita
harapkan. Anak memiliki karakter yang beragam. Sebagian anak mungkin gampang
teralihkan perhatiannya. Sebagian mungkin banyak berbicara dan mendominasi teman-
temannya, sedangkan yang lain mungkin tidak ekspresif serta lebih nyaman mengamati
teman-temannya. Perlu diingat bahwa anak merespons cerita sesuai dengan pemahaman
pengalaman mereka yang unik. Cara mereka merespons pun beragam, sesuai karakter.
9
Dengan respons yang beragam itu, orangtua dan guru sebaiknya tidak melakukan
beberapa hal berikut:
1.	 Berpesan kepada anak untuk mendengarkan dengan diam selama buku dibacakan.
Tentu saja Anda bisa meminta anak untuk memperhatikan cerita dengan saksama.
2.	 Mencemooh, mengejek, atau menyalahkan komentar anak.
3.	 Membacakan cerita dengan buru-buru. Seandainya Anda sedang sibuk atau letih,
mintalah waktu kepada anak untuk beristirahat terlebih dahulu. Sering orangtua
tertidur sebelum cerita selesai mereka bacakan.
4.	 Sebaliknya, janganlah menahan ketika anak ingin buru-buru membalik halaman
buku. Biarkan anak mengatur ritme pembacaan cerita. Sebaiknya, amati di bagian
mana anak suka menikmati gambar/narasi lebih lama. Pahami selera anak.
5.	 Menyimpulkan pesan moral dalam cerita.
6.	 Menjadikan cerita sebagai alat untuk menasihati, misalnya dengan kata-kata, “Nah,
makanya, kamu juga jangan begitu. Nanti, …”
7.	 Memaksa anak untuk menjawab pertanyaan secara verbal. Reaksi non-verbal
seperti bahasa tubuh dan mimik muka dapat dijadikan patokan untuk mengetahui
emosi dan respons anak ketika dibacakan cerita. Reaksi gerak dan emosional perlu
dipertimbangkan untuk menentukan, misalnya, apakah kita perlu meneruskan cerita
segera, atau menunda membuka halaman selanjutnya.
10
Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas
dalam Kegiatan Praliterasi di Sekolah
Banyak orang beranggapan bahwa anak belajar menulis melalui kegiatan menyalin huruf-
huruf. Kegiatan ini tentu baik untuk melatih kemampuan motorik halus mereka, namun
daya cipta dan kreativitas tidak terstimulasi dalam kegiatan ini. Kegiatan menggambar,
adalah salah satu kegiatan pramenulis yang sering dipandang sebelah mata. Padahal,
kegiatan menggambar dalam pendidikan anak usia dini tidak hanya berperan untuk
meningkatkan krativitas dan kecerdasan visual anak, melainkan juga berfungsi sebagai
media untuk mengekspresikan ide melalui rangkaian kata yang ditulis anak. Misalnya,
anak dapat diminta untuk menjelaskan gambar atau adegan yang dibuatnya dengan
kata-kata yang ditulisnya di dekat gambar tersebut. Dalam tahap belajar menulis, tulisan
ciptaan anak tentu tidak harus akurat. Anak akan menjelaskan tulisan itu secara verbal
kepada orang dewasa.
Seri Tunas Integritas menawarkan keragaman tema yang dapat dikembangkan
anak melalui kegiatan menggambar dan menulis. Melalui kegiatan ini, anak tentu bebas
menginterpretasi sesuai pemahaman masing-masing. Biasanya, cerita atau gambar ciptaan
anak akan bergeser jauh dari cerita aslinya. Tentu ini sah-sah saja. Tujuan kegiatan
interpretasi cerita melalui gambar adalah untuk mengembangkan kreativitas dan daya
cipta, bukan menguji pemahaman anak terhadap cerita. Lagipula, interpretasi terhadap
satu cerita tidaklah tunggal.
11
Contoh penerapan isi buku Tunas Integritas:
1.	 Sayap Mini Remi (dalam buku Ya Ampun!)
	 Setelah membaca buku, tanyakan kepada anak, seandainya mereka hidup di Negeri
Peri, mereka ingin memiliki sayap pendek atau panjang? Mengapa? Seandainya
mereka hidup di Negeri Peri, apakah mereka ingin membantu memetik beri atau
ceri? Mana yang lebih mereka suka? Lalu pasangkan anak dengan temannya, satu
kelompok terdiri atas dua orang. Secara berhadap-hadapan, minta anak untuk
menceritakan dan membandingkan pilihannya itu. Beri waktu lima hingga sepuluh
menit. Setelah selesai, minta semua anak untuk menghadap ke papan tulis. Beri
contoh proses menggambar (Anda bisa berpura-pura berpikir ketika menggambar di
papan tulis, misalnya dengan berkata, “Hm … kalau Ibu akan lebih memilih sayap
pendek. Atau … atau sayap panjang ya? Kalau sayapnya panjang, ibu bisa terbang
lebih tinggi. Ah, tapi ibu lebih suka buah beri. Nah, ini gambar ibu dengan sayap
pendek. Sekarang, ibu mau terbang memetik beri. Nah, ibu sudah sampai di kebun
beri. Ini pohon berinya.” Lalu Anda bisa menggambar semak-semak yang dipenuhi
oleh buah beri).
		 Satu hal yang penting adalah menanamkan kepada anak bahwa menggambar
tidak identik dengan hasil yang bagus atau mirip aslinya. Sedapat mungkin, jauhkan
penghapus dari anak ketika menggambar. Anda bisa mencontohkan proses itu;
bahwa Anda pun bisa berubah pikiran dan mengembangkan cerita saat menggambar.
Gambar Anda pun tidak sempurna dan tidak mirip ilustrasi dalam cerita Sayap Mini
Remi. Anda pun dapat menambahkan tokoh-tokoh lain dalam gambar Anda. Anak
biasanya suka menggambar anggota keluarga; ayah, ibu, nenek, tetangga, atau teman-
teman sekolah. Setelah menggambar selesai, Anda bisa meminta anak-anak untuk
menuliskan beberapa kata di samping gambar mereka, misalnya; re-mi, pe-ri, mi-ni,
be-ri, ce-ri.
2.	 Cerita-cerita di buku Interaktif bisa dimodifikasi, terutama di kelas Sekolah Dasar.
Mintalah anak untuk membuat alternatif alur cerita dan alternatif sekuel cerita.
Tentunya anak bisa menambahkan beberapa tokoh yang relevan dengan alur baru itu.
12
Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas
Dramatisasi cerita menggabungkan respons afektif dan kognitif dalamkegiatan
psikomotorik dan motorik. Kegiatan ini tak hanya penting di kelas PAUD, tetapi juga
sekolah dasar. Semakin besar usia anak, semakin besar kontribusi yang dapat dia berikan
dalam merencanakan drama. Dalam proses itu, ajaklah anak untuk mengenal tahapan-
tahapannya; menentukan durasi drama, cara mengadaptasi cerita bergambar ke dalam
skenario, menentukan peran, kostum, latar, musik pengiring, dan sebagainya.
13
P
ada Seri Tunas Integritas, Anda akan menemukan kisah-kisah yang cocok untuk didongengkan dan kisah-
kisah yang lebih baik dibacakan saja. Terkadang dua kegiatan itu tanpa disadari akan menyatu. Pada awalnya
Anda membacakan buku, lalu terbawa suasana mulai mengembangkannya sendiri dan Anda mendongeng. Ada
perbedaan mendasar antara mendongeng dan membacakan buku. Dan Anda bebas memilih sesuai dengan potensi
Anda kisah-kisah mana yang hendak didongengkan dan mana yang dibacakan.
Mendongeng dan Membacakan Buku
Membacakan Buku
Membacakan cerita menjadikan buku/teks tertulis
sebagai lokus interaksi penutur dan pendengar, dengan
modifikasi ke bahasa lisan seperlunya.
Membacakan cerita bertujuan mendekatkan anak
dengan teks dan ilustrasi dalam sebuah buku. Anak
diajak memperhatikan keindahan bahasa tulis dan
gambar dengan lebih dekat.
Alat peraga yang relevan tentu dapat digunakan dalam
kegiatan membacakan buku. Namun karena perhatian
anak akan terfokus kepada buku, keberadaan alat peraga
ini tidak mutlak.
Membacakan buku bisa dilakukan hampir oleh siapa
saja. Buku menjadi kekuatan Anda. Tentu Anda harus
membaca buku dengan menarik, namun Anda tak harus
memeragakannya dengan dramatis.
Buku-buku yang baik untuk dibacakan adalah buku
yang memiliki narasi yang indah (misalnya berima),
atau yang memiliki ilustrasi yang artistik. Cerita dalam
kategori ini temponya lebih lambat (berpusat pada satu
kejadian pada satu waktu).
Mendongeng
Mendongeng adalah kegiatan menuturkan kembali sebuah
cerita (bisa bersumber dari cerita tertulis atau tradisi lisan),
dan memodifikasinya dalam bahasa lisan yang interaktif.
Inti dari kegiatan mendongeng adalah sejauh mana Anda
bisa memodifikasi sebuah cerita dengan intonasi, gestur,
dan dramatisasi untuk memikat pendengar.
Mendongeng membutuhkan alat peraga seperti boneka
tangan/jari, kostum, dan lain-lain.
Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa kemampuan
mendongeng berkaitan dengan kemampuan teatrikal
seseorang, jadi hanya orang-orang tertentu saja yang dapat
melakukan ini di depan banyak orang.
Cerita yang cocok untuk didongengkan adalah cerita
dengan plot sederhana, alur dan tempo yang dinamis
(misal, terjadi dalam rentang waktu yang panjang dan
memiliki ketegangan /suspense), serta ditunjang dengan
karakter tokoh-tokoh yang menarik. Cerita-cerita rakyat,
fabel, dan dongeng memenuhi kriteria ini.
14
K
omisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
meyakini bahwa korupsi yang terjadi di negeri
ini dikarenakan pelakunya kehilangan nilai-
nilai integritas.Kehilangan bisa berarti pada suatu saat
dulu, ketika mereka masih kecil, sesungguhnya mereka
memiliki nilai-nilai itu secara fitrah. Kehilangan juga
berarti ada faktor-faktor dari luar yang membuat
nilai-nilai itu terkikis atau tercerabut. Dalam
perkembangannya, faktor-faktor itu juga mengancam
keluarga tempat tumbuh kembang anak-anak
generasi penerus. Diperlukan tindakan proaktif untuk
mempertahankan nilai-nilai integritas dalam keluarga,
dan secara khusus menanamkannya pada anak-anak
sejak dini. Sembilan nilai integritas itu adalah:
Mengemas 9 Nilai Integritas
dalam Cerita
Jujur
Peduli
Mandiri
Disiplin
Tanggungjawab
Kerja Keras
Sederhana
Berani
Adil
15
Secara manunggal, kesembilan nilai itu adalah
padanan positif untuk antikorupsi. Karena kata korupsi
begitu spesifik mengarah pada perilaku aparatur negara
yang merugikan negara, maka dengan mudahnya setiap
orang yang bukan aparatur negara dan tidak merugikan
negara menyatakan dirinya antikorupsi. Namun
bibit-bibit korupsi dapat tumbuh tanpa terasa dalam
keseharian siapa saja di mana saja. Dan pada gilirannya,
menjalar pada diri anak-anak yang meniru lingkungan
sekitarnya.
Itulah sebabnya tidak ada kata Korupsi dan
Antikorupsi dalam kisah-kisah seri Tunas Integritas.
Penanaman 9 nilai integritas akan lebih mengakar
dan luas jika topik yang diangkat adalah hal-hal yang
dekat dengan karakter keseharian. Bahkan setiap nilai
tidak berdiri sendiri dalam sebuah cerita. Kita tidak
bisa berbicara tentang kejujuran tanpa menyinggung
keberanian, misalnya untuk mengakui kesalahan dan
memikul tanggung jawab. Kita tidak bisa memisahkan
kepedulian dengan sikap adil dan sederhana.
Kemandirian juga menuntut kerja keras dan disiplin.
Dalam Seri Tunas Integritas, sesungguhnya nilai-
nilai itu bisa ditemukan di setiap cerita dan visualnya,
walaupun tidak disebutkan secara eksplisit. Pada
Buku 2, misalnya, dalam kisah Kota Oncom, Andi dan
Bowo terkesan hanya mengkhayalkan kota idaman
mereka. Adakah nilai-nilai itu di sana? Perhatikan
bahwa mereka adalah anak-anak penjaja gorengan.
Anda tentu tahu, seperti apa kehidupan orang-orang
kecil seperti mereka pada kenyataannya. Tetapi itu tidak
membuat mereka takut bermimpi. Mimpi dapat menjadi
motivasi bagi mereka untuk maju. Tetapi mereka tidak
melupakan tugas. Pada waktunya, mereka bangkit dan
kembali bekerja. Ada kerja keras, tanggung jawab,
disiplin, jujur, dan mandiri dalam kisah ini.
16
Contoh lain, masih dari buku yang sama, adalah
komik Hujan Warna-Warni. Dari kisah fantasi ini,
Anda dapat memetik nilai-nilai positif. Benarkah
tindakan si adik membukakan pintu untuk makhluk tak
dikenal? Bagaimana di kehidupan nyata, bolehkah dia
membukakan pintu bagi orang tak dikenal? Apakah itu
disebut berani? Kemandirian dan tanggung jawab seperti
apa yang diharapkan dari anak saat ditinggal sendiri?
Ketika Anda mendiskusikan nilai-nilai integritas
bersama anak-anak, peluang untuk berbeda pendapat
pasti ada. Dengarkan pendapat mereka. Pengalaman dan
referensi mereka yang masih terbatas tentu memengaruhi
cara pandang mereka. Dengan bijak, bukalah wawasan
mereka lebih luas lagi dengan pengalaman Anda.
Namun, pada akhirnya, pesan dan nilai-nilai akan
terserap lebih efektif melalui pemahaman akan plot
cerita. Kita tidak bisa berharap dengan sekali dibacakan,
dengan sekali diskusi, mereka akan selalu tahu
bagaimana berperilaku. Tetapi kisah yang menarik dan
berkesan akan menetap dalam benak mereka selamanya.
Dan suara menyenangkan serta kedekatan yang Anda
berikan memegang peranan penting untuk menjadikan
kisah-kisah dalam Seri Tunas Integritas lebih menarik
lagi.
17
L
iterasi sering diartikan secara sempit dengan
keberaksaraan atau melek huruf. Tetapi literasi
fungsional tidak hanya itu. Selain dapat membaca
dan menulis, seseorang harus dapat pula memanfaatkan
kemampuan itu untuk memenuhi tuntutan
lingkungannya, dan meningkatkan taraf hidupnya.
Lebih jauh, ada literasi visual, yaitu kemampuan
menginterpretasi, menegosiasi, dan membuat pemaknaan
dari informasi yang disampaikan dalam bentuk visual.
Ini didasari gagasan bahwa gambar dapat “dibaca” dan
makna dapat dikomunikasikan melalui proses membaca.
Pada Seri Tunas Integritas, setiap buku diilustrasi
oleh ilustrator yang berbeda sehingga gaya dan cara
berkomunikasi mereka pun berbeda-beda. Variasi
penting untuk anak-anak agar kemampuan itu terasah.
Kepekaan terhadap bentuk, nuansa warna, sudut
pandang, detail, dan keindahan akan memberinya
pengayaan melebihi yang dia dapatkan dari teks semata.
Literasi Visual
untuk Tunas Integritas
Pada setiap halaman, berilah kesempatan kepada
anak untuk mengamati ilustrasi. Anda dapat mengajak
anak-anak mengamati rumah-rumah keluarga tupai
dalam cerita Kue Santan Kenari (Byur!); ragam batik
dan tenun dalam cerita Kerjakan Segera, Putri! (Ya
Ampun!); atau makhluk-makhluk dalam Puisi Rajarima,
(Hujan Warna-Warni); lalu membandingkannya dengan
keadaan di dunia nyata. Anda dapat mengajak anak-
anak menggambar rumah, motif batik, dan makhluk
baru dari imajinasi mereka. Bebaskan mereka.
Mengapa Hujan Warna-Warni tidak full-color,
dan berkebalikan dengan judulnya? Karena anak-anak
diundang untuk menuangkan warna pilihan mereka
sendiri.
18
Dan mengapa Keluarga Kumbi berbeda-beda di
setiap buku? Karena berbeda itu boleh. Anak-anak pasti
mempunyai perbedaan dengan rekan-rekan mereka.
Apakah itu? Banggakah mereka dengan perbedaan
itu? Dapatkah anak-anak mengenali mereka satu demi
satu meskipun berbeda gaya? Ada karakter yang khas
dan tetap dalam setiap sosok Kumbi. Anak-anak akan
mengenalinya.
Demikian, ilustrasi dapat bercerita ribuan kata yang
tak tertulis. Sama halnya, teks satu dua baris pun dapat
memercikkan ide-ide visual dalam benak anak-anak,
ketika Anda membawakannya secara memukau.
19
Cerita Latar
Kekuatan buku cerita bergambar terletak pada ilustrasi. Di samping
ilustrasi utama, ini juga dapat dilakukan lewat ilustrasi yang menjadi
background story, yaitu cerita tersendiri yang terlepas dari cerita
utama. Adanya kisah latar belakang ini dapat membantu meningkatkan
rentang perhatian anak-anak usia dini yang biasanya masih rendah.
Seri Tunas Integritas melakukannya lewat sekelompok serangga
kecil yang muncul nyaris di setiap halaman. Mereka menyebut diri
sebagai Keluarga Kumbi. Di samping menikmati cerita utama, anak-
anak akan senang mengamati perilaku anggota keluarga Kumbi,
menduga-duga kegiatan yang mereka kerjakan, serta membangun
empati terhadap mereka.
Karena rasa ingin tahu anak-anak yang sedemikian besar, tak
urung akan ada pertanyaan: Siapa keluarga Kumbi sebenarnya?
Kumbi itu binatang apa?
Tentu saja Keluarga Kumbi adalah tokoh fiktif, rekaan para
konseptor buku Tunas Integritas. Walaupun demikian, mereka
didasarkan pada hewan yang benar-benar ada di dunia nyata, yaitu
kumbang. Seperti yang dikatakan Kumbi Wer di awal buku Byur!,
mereka termasuk keluarga Scarabaeoidea, sehingga kumbang ini
disebut juga kumbang skarab. Namun sebutan yang lebih sering
dilekatkan kepada mereka adalah kumbang tahi atau kumbang
kotoran. Dung beetle, demikian penutur bahasa Inggris menyebutnya.
Mengapa mereka mendapatkan nama itu? Jawabannya sederhana
saja: karena mereka hidup dari kotoran hewan lain. Ketika hewan-
hewan makan, ada bagian-bagian makanannya yang lewat tanpa
tecerna. Inilah yang menjadi makanan kumbang skarab. Umumnya
mereka lebih menyukai kotoran hewan pemakan tumbuhan saja
(herbivora) seperti sapi, gajah, kuda. Sebagian lainnya mengonsumsi
kotoran hewan pemakan segala. Namun ada juga kumbang skarab
yang makanannya jamur dan daun/kayu lapuk.
Cerita Latar dan Keluarga Kumbi
Fakta:
Ukuran kumbi skarab bervariasi, dari
yang paling kecil 1 mm, sampai yang
paling besar 6 cm.
Bagan tubuh kumbang skarab
Antena
kaki
kepala
dada
perut
sayap luar
20
Kumbang ini tersebar di seluruh dunia. Ada yang hidup di padang pasir, ada
pula di yang di hutan belantara. Ada yang di negara tropis, ada pula yang di negara
empat musim. Hanya di benua Antartika hewan ini tidak dijumpai.
Di luar masalah makanannya yang mungkin membuat sebagian orang
mengernyitkan hidung, kumbang skarab adalah serangga yang luar biasa. Betapa
tidak. Mereka adalah tim-pembersih alami. Mereka mendaur-ulang benda yang
dianggap menjijikkan menjadi unsur hara di dalam tanah. Dengan demikian,
mereka berperan besar dalam menyuburkan tanah.
Dengan penciumannya yang tajam, mereka segera sampai ke sumber makanan
begitu ada hewan yang membuangnya. Kumbang skarab juga kuat. Ia mampu
mengangkat atau mendorong bulatan kotoran sampai berpuluh-puluh kali lipat
dari berat tubuhnya. Bulatan kotoran ini lalu ia kuburkan di suatu tempat untuk
dikonsumsi belakangan, atau untuk cadangan makanan bagi telur dan larvanya
nanti. Maka mereka turut membersihkan lingkungan, hama penyebar penyakit
seperti lalat pun menjauh. Di samping itu, ketersediaan rumput sebagai pakan
ternak atau hewan lain meningkat karena permukaan tanah tak tertutup kotoran.
Karena perannya ini, Kumbang skarab termasuk serangga yang bermanfaat
bagi manusia. Keberadaannya dipertahankan. Sebagian negara seperti Australia
dan New Zealand pernah mengimpor jenis kumbang skarab yang lebih tangguh
untuk mengatasi kotoran hewan di negara itu. Di sejumlah tempat di Afrika,
bahkan ada rambu-rambu jalan yang mengingatkan agar pengemudi kendaraan
tidak melindas kumbang skarab. Juga ada rambu yang mengingatkan untuk tidak
melindas kotoran gajah, karena berkemungkinan besar banyak kumbang skarab
di dalamnya.
Mengingat peran besar kumbang pekerja keras ini, layaklah mereka menjadi
ikon bagi gerakan Tunas Integritas. Jika kumbang skarab menyumbang peran
dalam membuat kondisi tanah yang kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman,
maka seri Tunas Integritas ini berusaha memberikan kondisi yang kondusif bagi
anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas tertanam di dalam
diri mereka.
Fakta:
Tidak semua kumbang skarab
berwarna gelap. Ada juga yang
berwarna metalik mengilap,
atau berwarna cerah.
Fakta:
Selain menggunakan
penciuman, kumbang
skarab juga mengandalkan
polarisasi cahaya bulan untuk
menentukan arah.
21
S
epuluh anggota keluarga Kumbi dapat dilihat di halaman belakang
setiap buku. Dari tingkah laku mereka di halaman-halaman itu, anak
bisa menerka sifat masing-masingnya yang unik. Setiap kumbi punya
kelebihan dan kekurangan. Tidak ada kumbi yang sempurna. Anak-anak bisa
mengidentifikasikan dirinya kepada salah satu kumbi ini.
Berikut ini keterangan tentang kesepuluh Kumbi tersebut. Sebaiknya
orangtua atau guru tidak menyampaikan data-data ini begitu saja. Ajak anak
berdiskusi. Pancing tanggapan mereka tentang kelakuan Kumbi tertentu.
Keluarga Kumbi
3.	 Kumbi Emu
	 Hobi Kumbi Emu hanya
satu: makan! Walaupun
begitu, Kumbi merah
jambu ini tidak pelit. Dia
bersedia berbagi dengan
saudara-saudaranya.
Tentu saja jika masih
ada yang tersisa. Tak
jarang yang terjadi
adalah sebaliknya,
Kumbi Emu menyambar
makanan Kumbi lain.
Biasanya yang jadi
korban adalah Kumbi
Tuk yang tertidur.
1.	 Kumbi Wer
	 Kumbi berwarna jingga
ini paling peduli terhadap
Kumbi lain. Dia risau
kalau-kalau nanti
ada saudaranya yang
kelaparan karena sibuk
tidur. Dia prihatin kalau
ada saudaranya yang
salah jalan. Sayangnya,
dia terlalu cerewet,
kehadirannya pun
dianggap gangguan bagi
Kumbi lain.
2. 	Kumbi Rak
	 Dengan warna hijau
tentara, Kumbi ini
paling gagah di
antara semua Kumbi.
Kalau mau, dia bisa
mengangkut makanan
ke sarang sepuluh kali
lebih banyak dari Kumbi
lain. Ya, kalau mau.
Sayangnya dia tidak
selalu mau. Dia sibuk
berlatih mengangkat
beban untuk menambah
kekekaran tubuhnya.
Ciri-cirinya tentulah
badan yang kekar. Berat
badannya hanya dapat
disaingi Kumbi Emu
4. 	Kumbi Tuk
	 Jika ditanyakan
Kumbi manakah yang
paling bisa dipercaya,
pastilah para Kumbi
menunjuk Kumbi Tuk.
Dia pandai menjaga
rahasia. Sayangnya
Kumbi abu-abu ini
sangat pengantuk. Tiap
sebentar dia tertidur.
Alhasil, jarang sekali
dia berhasil membawa
bulatan kotoran ke
sarang. Kalau tidak
dibantu Kumbi Ong,
tentulah dia akan kurus
kering dan kelaparan.
5. 	Kumbi Ong
	 Kumbi Ong sangat
ringan tangan
menolong saudara-
saudaranya. Siapa pun,
di mana pun, kapan
pun, Kumbi berwarna
cokelat ini akan
siap sedia. Namun,
tugasnya sendiri jadi
sering terbengkalai.
Untunglah ada Kumbi
Jan.
22
6. 	Kumbi Jan
	 Kumbi Jan penyelamat
bagi semua Kumbi. Saat
yang lain teralihkan
dari pekerjaan, Kumbi
Jan tetap konsisten
mengerjakan tugas.
Dia jarang bermain
dan berkumpul dengan
saudara-saudaranya,
sehingga sering
“ketinggalan berita”.
Kumbi hijau ini juga
pemalu. Hanya dengan
Kumbi Kut dia bisa
dekat.
7. 	Kumbi Kut
	 Kumbi Kut sangat penakut.
Bunyi gemerisik daun
saja bisa membuatnya
terlonjak. Dia juga
tidak berani bersaing
memperebutkan bulatan
kotoran. Namun
percayalah, sifat
jujur sudah melekat
dalam dirinya, bukan
karena dia takut akan
ancaman Kumbi Ole.
Meskipun Kumbi lain
juga berwarna-warni,
hanya Kumbi Kut yang
sering dipanggil sesuai
warnanya: Ungu.
8. 	Kumbi Ole
	 Kumbi yang satu
ini paling menjaga
kebersihan. Kulitnya
yang berwarna merah
marun mengilap
sempurna. Antenanya
melentik cantik. Kumbi
Ole enggan sekali
mendorong-dorong
bulatan kotoran. Dia
kini sedang melatih diri
untuk beralih memakan
jamur atau kayu lapuk
saja. Kumbi Ole selalu
berusaha menghindari
Kumbi Rob dan Kumbi
Hil.
9. 	Kumbi Rob
	 Sebenarnya Kumbi
Rob termasuk Kumbi
yang cukup rajin.
Sayangnya dia ceroboh,
pekerjaannya sering
tidak beres. Di mana
ada Kumbi Rob, pasti
ada “kecelakaan”. Dia
sering pula salah jalan.
Warna kuning tubuhnya
sering tertutupi serpihan
daun, kotoran, dan lain-
lain. Kumbi Rob sering
menjadi sasaran keusilan
Kumbi Hil.
10. 	Kumbi Hil
	 Paling pintar di antara
saudaranya, Kumbi
Hil juga paling jahil.
Dia sering memakai
kepintarannya untuk
mengerjai saudara-
saudaranya. Namun
dia juga mengakui
perbuatannya dan
meminta maaf.
Sebenarnya Kumbi Hil
berwarna biru, tetapi
kadang dia menyamar.
23
K
eluarga Kumbi sebagai cerita latar juga memenuhi aspek kognitif dari bacaan Tunas
Integritas. Anak-anak dapat diminta menghitung serangga yang ada, mengenali
nama-nama mereka, memperkirakan bentuk interaksi mereka dengan tokoh cerita
utama, dan lain-lainnya.
Dengan melibatkan keluarga Kumbi, banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan
orangtua/guru bersama anak-anak. Ajak anak-anak mendiskusikan sifat masing-masing
Kumbi yang baik dan yang buruk. Tanyakan Kumbi yang paling mereka sukai, tanyakan
yang paling mirip dengan sifat mereka. Orangtua/guru juga dapat mendorong anak untuk
membuat karakter Kumbi-nya sendiri. Pancing anak untuk mengeluarkan idenya tanpa
dibatasi. Minta anak memberi tokoh Kumbinya sifat dan nama. Persilakan anak memberi
nama dengan tiga huruf, empat huruf, atau dengan angka. Bebaskan mereka.
Contoh kegiatan:
1.	 Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk) di mobil-mobilan Dido.
Temukan dia!
2.	 Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras suara (Kumbi Wer)?
Temukan dia!
3.	 Aduh, apa yang dilakukan Kumbi Hil di pohon durian?
4.	 Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang apakah dia di dalam
cerita Bukan Barang Bekas?
Berkegiatan Bersama
Keluarga Kumbi
24
K
isah-kisah yang ada pada buku ke-1 Tunas
Integritas ini bergenre fabel. Watak dan perilaku
yang biasanya dimiliki manusia, dilekatkan
pada hewan-hewan yang menjadi tokoh cerita. Osyi
(dalam Adakah Keranjang untuk Osyi) selalu lupa
mengembalikan barang pinjaman,sedangkan Bimo
(Hati-Hati, Bimo!) sok berani. Saat bersuka cita, Fufu
menjadi lalai. Sementara, Tulitel mengabaikan prosedur
kerja yang diajarkan Ma Tupua. Dari keempat kisah
ini anak-anak bisa melihat konsekuensi dari suatu
sikap yang diambil. Tanpa kalimat menggurui, kepada
anak-anak diperlihatkan cara mengatasi persoalan atau
memperbaiki kesalahan. Lewat puisi Permen Adik,
kepada anak-anak diperkenalkan tentang menghormati
hak milik orang lain.
Kosakata Baru
barakuda, bergemuruh, condong, deras, enggan, kenari,
koral, lampion, lega, lugu, mendidih, mengernyit,
menghalangi, menyamping, meriah, meringis, takjub,
tersendat.
Fakta Menarik
1.	 Jika sedang terancam, ikan buntal
menggelembungkan dirinya sampai bulat dan besar
untuk menakut-nakuti lawannya.
2.	 Merentangkan tangan akan membantu kita
mempertahankan keseimbangan.
3.	 Makanan yang ditutup dalam keadaan panas lebih
mudah basi.
Sedang Apakah Kumbi …?
1.	 Satu Kumbi muncul di halaman awal. Siapa dia?
Cocokkan dengan glosarium di halaman akhir buku
ini. Kumbang ta-… apakah yang dia maksud?
2.	 Dapatkah anak-anak mengenali para Kumbi yang
berada di terowongan di bawah lantai rumah Osyi?
3.	 Hitung jumlah Kumbi yang hadir dalam puisi
Permen Adik. Sedang apa mereka?
4.	 Apakah kesepuluh Kumbi muncul di buku Byur! ini?
Buku 1
Byur!
25
Adakah Keranjang untuk Osyi
Wortel di kebun Osyi sudah saatnya dipanen. Osyi
kesulitan membawa wortelnya. Hewan-hewan lain
tidak mau meminjami keranjang. Mungkin itu karena
kesalahan Osyi sendiri yang sering lupa mengembalikan
barang pinjaman. Karena itu, Osyi segera meminta maaf
sambil mengembalikan barang-barang itu.
Bahan Diskusi
1. 	 Coba lihat ke sekelilingmu, adakah barang
kepunyaan teman yang belum kamu kembalikan?
2. 	 Adakah janji yang belum kamu penuhi?
3. 	 Mengapa Osyi memberi teman-temannya wortel?
4. 	 Kalau ada barang atau janji yang belum orang lain
penuhi terhadapmu, apakah kalian mengingatkan
orang itu atau tidak? Kalau iya, mengapa? Kalau
tidak, mengapa?
5. 	 Bagaimana caramu mengingat janji, tugas, atau
hal lainnya? Apakah menandai di kalender atau
menuliskan di buku diari?
Pengembangan
Drama, menggambar, origami wortel, mencocokkan
barang-barang yang ada di gudang Osyi dengan
pemiliknya, mengunjungi perpustakaan dan meminjam
buku di sana
Jangan-jangan,
teman-teman tidak mau
meminjamkan keranjang karena
aku belum mengembalikan
barang-barang mereka?
Lega rasanya.
Semua barang pinjaman
sudah dikembalikan.
Osyi mencari di gudang.
Oh, ya ampun!
Ada barang teman-teman
yang pernah dipinjamnya.
26
Fufu dan Si Pencuri
Fufu senang sekali ketika mendapat oleh-oleh dari
Om Okto. Namun, pintu depan yang masih terbuka
membuat Barakuda Si Pencuri leluasa masuk. Tidak
suka Barakuda mengambil barang-barang mereka, Fufu
memberanikan diri menggertak Si Barakuda. Kekuatan
yang dimiliki Fufu berhasil membuat Si Pencuri kabur.
Bahan Diskusi
1. 	 Ikan jenis apakah Fufu, dan apa kekuatan besarnya?
2. 	 Tindakan berani apakah yang pernah kamu
lakukan? Apakah menyingkirkan kecoak/ulat yang
membuat Mama menjerit?
3. 	 Indahnya dunia kalau semua orang baik. Apakah
semua orang di dunia ini baik? Bagaimana
menurutmu?
4. 	 Apakah orang jahat selalu bertampang seram?
Bagaimana menurutmu?
Pengembangan
Drama, menggambar, mencari tahu cara pertahanan
ikan-ikan lain, origami ikan
Asyiknya membaca sambil makan rumput laut kering!
Tak apalah Papa pergi. Tak apalah Fufu tidak diajak.
Rumput laut buatan Koral Putih sungguh enak.
Jarang-jarang Fufu makan sekantong penuh sendirian.
Oh, leganya hati Fufu. Apalagi Om Oktomembawakannya oleh-oleh“Rumput lautkering Koral Putih!”Fufu suka sekali.
“Fufu!”Papa memanggil.
“Ini Om Okto, teman Papa,kamu tidak perlu takut.”
27
Hati-hati, Bimo
Seperti biasa, Bimo ingin bermain dan menangkap ikan
di sungai. Walaupun semalam turun hujan dan arus
sungai sedang deras, Bimo tetap nekad menyeberang.
Bimo merasa sudah besar, dan dia merasa dirinya
pemberani. Ternyata berani saja tidak cukup, Bimo pun
tercebur dan nyaris hanyut.
	
Bahan Diskusi
1. 	 Mengapa arus sungai menjadi deras sehabis hujan?
2. 	 Mengapa Bimo menyeberang dengan merentangkan
tangan?
3.	 Menurutmu, apa arti berani?
4.	 Kapan hendaknya kita merasa takut/berani?
	
Pengembangan
Menggambar, permainan kesetimbangan: meniti
balok, berjalan di atas batu-batu besar, berlari zigzag
menghindari rintangan
“Aku tidak takut,” gumam Bimo. “Aku beruang pemberani.
Arus sungai tidak akan menghalangiku bersenang-senang.”
Kaki kiri Bimo masuk ke dalam air. Diikuti kaki kanan.
Aman. Sekarang Bimo ingin ke tengah. Di sana biasanya
terdapat banyak ikan. Tetapi mengapa kakinya terasa berat?
Langkahnya tersendat. Bimo lantas berjalan menyamping
sambil merentangkan kedua tangan.
“Uhuk... Uhuk...!”
Bimo terbatuk-batuk.
Oh, ternyata berani saja tidak cukup. Bimo tetap harus
berhati-hati. Nanti saja kalau arus sungai tidak deras lagi,
dia akan kembali bermain dan menangkap ikan di sini.
Syukurlah, Bimo berhasil meraih
cabang pohon yang menjulur
ke sungai.
28
Permen Adik
Kakak mengambil satu permen dari atas meja, tanpa
minta izin pemiliknya, yaitu Adik. Adik pun sedih
dan menangis. Padahal dia sudah berencana memberi
kakaknya masing-masing satu permen. Kakak menjadi
malu sendiri.
Bahan Diskusi
1. 	 Kakak yang mana yang mengambil permen Adik?
2. 	 Siapa yang menghibur Adik?
3.	 Apa yang kamu lakukan dengan uang sakumu?
Membeli makanan? Menabung?
4.	 Apakah uang sakumu sama/berbeda dari adik/
kakakmu? Samakah kebutuhan kalian?
Pengembangan
Membacakan puisi berdua, membuat puisi, menggambar Dia berkata riang,Permen putih ini untuk Kakak
Yang hijau untuk Momo
Yang kuning untuk Wawa
Dan yang jingga …Eh, mana yang jingga?
Mamaaa…!Mana permen jingga?
Ups! Aku meringis,karena Adik jadi menangis!
Ada permen di atas meja,empat buah jumlahnyaDibungkus aneka warna,
pasti enak rasanya
Permen itu kepunyaan adikku,
dia manis dan luguKalau cuma diambil satu,
tentu Adik tak tahu
Jadi ayo tak usah ragu,segera masukkan ke saku!Tapi Adik tiba-tiba datang,tentu saja aku tak tenang
PERMEN
ADIK
29
Kue Santan Kenari
Akan ada pesta meriah di hutan Tupavil. Semua tupai
sibuk mempersiapkan, termasuk Ma Tupua. Ma Tupua
akan menghidangkan masakannya yang terkenal,
kegemaran Ratu Tutu Payi: kue santan kenari. Saat
Ma Tupua harus ke klinik karena merasa kurang
enak badan, Ma Tupua meminta tolong Tulitel untuk
mengaduk santan yang tengah dipanaskan di panci.
Tetapi Tulitel ingin bermain bersama teman-temannya.
Tugas dari Ma Tupua pun dia tinggalkan. Akibatnya,
santan pun basi dan Ma Tupua dibuat malu.
Bahan Diskusi
1.	 Apakah tugasmu di rumah? Merapikan tempat tidur
sendiri? Menutup gorden?
2.	 Apakah kamu pernah pilek? Bagaimana rasanya?
3.	 Biasanya kamu tertarik suatu makanan karena
aromanya ataukah karena rupanya?
4.	 Sebutkan makanan yang aromanya sangat khas.
Pengembangan
Menggambar, belajar memasak sederhana seperti
memasak agar/jeli, mengenali bermacam-macam bau
dengan mata tertutup, mengecap makanan dengan
hidung tertutup
Tulitel bersama Tumara dan Tumita
melihat-lihat persiapan pesta
di hutan Tupavil.
“Meriah sekali ya, pesta ratu tahun ini,”
ujar Tumita.
“Benar, banyak hiasan dan banyak
makanan,”kata Tulitel.“Ma Tupua akan
membuat kue santan kenari untuk Ratu,”
sambung Tulitel dengan bangga.
“Waaah... asyik sekali, aku sangat suka
kue santan kenari!”sambut Tumara
dengan mata berbinar.
“Apalagi buatan Ma Tupua!”seru Tumita.
Keesokan harinya...
Dengan bangga Ma Tupua mempersembahkan kuenya ke hadapanRatu. Eh, kenapa semua warga tupai mengernyitkan hidung? Ma Tupuasemakin heran ketika Ratu Tutu Payi menolak kue yang dibawanya.“Tupua, kenapa kuemu berbau basi?”tanya Ratu Tutu Payi.
30
B
uku kedua seri Tunas Integritas bergenre fantasi.
Fantasi adalah salah satu jenis fiksi yang
mengetengahkan fenomena aneh dan ajaib sebagai
komponen utama dalam tema, plot, atau setting-nya.
Dari judulnya, Hujan Warna-Warni, nuansa ajaib dan
imajinatif sudah terasa. Berisi sebuah puisi dan tiga buah
cerita, buku ini akan mengajak anak-anak membebaskan
imajinasi mereka. Dalam Puisi Rajarima, anak-anak
diajak menjenguk sebuah negeri yang dihuni makhluk
bukan manusia dan huruf-huruf yang hidup. Dalam
Kota Oncom, setting dan tokoh realistis, namun ada
kota masa depan yang dibayangkan. Sebuah kota yang
serba teratur dan rapi mungkin terkesan seperti utopia,
tetapi bukan hal mustahil untuk dicapai. Dalam Hujan
Warna-Warni—satu-satunya komik dalam Seri Tunas
Integritas untuk memperkenalkan anak-anak pada
panel-panel yang mewakili urutan plot cerita—ada
penggabungan dunia realistis dan makhluk-makhluk
fantasi dari dunia fantasi. Dalam Tamu dari Masa
Depan, anak-anak diperkenalkan dengan konsep waktu:
masa lalu, sekarang, dan masa depan. Apa yang terjadi
di masa depan jika kita melakukan sesuatu di masa
sekarang.
Kosakata Baru
budaya, imajinasi, impian, kapsul, masa depan, masa
lalu, menteri, nusantara, oncom, rima, sekarang
Fakta Menarik
1.	 Huruf vokal yang terdiri dari a, i, u, e, o, ternyata
sangat penting untuk membentuk kata. Tanpa vokal
kita sulit melafalkan kata-kata.
2.	 Hujan menyuburkan tanaman dan memberi minum
hewan-hewan. Di dunia nyata, air hujan tidak
berwarna tetapi dapat membiaskan pelangi.
3.	 Perjalanan waktu, misalnya orang dari masa depan
kembali ke masa sekarang, merupakan konsep yang
sulit dipahami bahkan oleh orang dewasa.
Sedang Apakah Kumbi …?
1.	 Di halaman awal tampak Kumbi Tuk sedang tidur
dan bermimpi berjalan-jalan di sebuah planet di luar
bumi. Bantal kesayangan tidak lupa ia bawa. Oh,
apa yang akan dilakukan Kumbi Hil dengan jarum
besar itu? Apakah ia hendak memecahkan balon
mimpi Kumbi Tuk. Dan datanglah Kumbi Alien
dengan pesawat luar angkasa. Apa yang akan terjadi?
2.	 Keluarga Kumbi muncul di setiap cerita dalam buku
ini. Apa yang sedang mereka lakukan di Negeri Kata
dan di Kota Oncom?
3.	 Di komik Hujan Warna-Warni, ada Kumbi Kembar
yang tidak termasuk dalam 10 karakter Keluarga
Kumbi. Demikian juga Kumbi Alien di dalam kisah
Tamu dari Masa Depan. Anda dan anak-anak dapat
memberi mereka nama dan sifat sendiri.
Buku 2
Hujan Warna-Warni
31
Puisi Rajarima
Rajarima adalah penyair Negeri Kata. Dia sedang
berduka karena tidak dapat membuat puisi ceria.
Pasalnya, huruf A pergi meninggalkannya karena merasa
bosan berada di belakang kata-kata. Penduduk ikut
bersedih. Menteri Urusan Budaya pun datang untuk
menanyakan masalahnya. Namun, sebelum Menteri
bertindak, A datang lagi, menyadari bahwa jika dia
sendirian tidak dapat membentuk kata dan huruf-huruf
lain pun jadi kurang berarti tanpanya. Negeri Kata
kembali ceria
Bahan Diskusi
1.	 Dari ilustrasi, tampak Negeri Kata adalah negeri
yang dihuni makhluk-makhluk berbeda dengan kita.
Makhluk apa saja yang ada di sana?
2.	 A pergi karena bosan, apakah kau pernah merasa
bosan? Apa yang kaulakukan jika merasa bosan?
3.	 Apa yang membuat A kembali ke rumah Rajarima?
4.	 Apa yang terjadi jika bukan A yang menghilang,
tetapi huruf vokal lain?
5.	 Adakah huruf A pada namamu, bagaimana kalau
diganti huruf hidup lain?
Pengembangan
Mengadaptasi cerita menjadi drama, membuat puisi
bebas, mencari kata-kata yang mempunyai rima sama
dengan nama anak, mewarnai, dan menggambar
Semuanya ini gara-gara A!
Dia tak mau lagi membuat rima!
Katanya, dia bosan
berada di belakang kata-kata!
Apa yang harus kulakukan,
Menteri Budaya?
Tentu saja, A!
Kau tak akan bisa
berkata-kata, apabila
hanya sendiri saja!
Menteri Urusan Budaya
pergi ke rumah Rajarima.
Ada apa, Rajarima?
Orang-orang telah
menantimu sejak lama.
Apa yang membuatmu
berduka?
32
Kota Oncom
Andi dan Bowo adalah anak-anak yang membantu
orangtua mereka berjualan comro sepulang sekolah.
Sambil beristirahat mereka mencoret-coret tanah untuk
menciptakan kota idaman di masa depan. Nusantara
2050 atau Kota Oncom pun berdiri. Segalanya serba
teratur, aman dan nyaman. Tetapi pada akhirnya Andi
dan Bowo harus kembali ke dunia nyata.
Bahan Diskusi
1.	 Comro itu makanan khas daerah mana? Pernahkah
mencicipi? Apa makanan khas daerahmu?
2.	 Bagaimana kota impianmu?
3.	 Mengapa Andi dan Bowo berjualan? Adakah
temanmu yang membantu orangtuanya dengan
berjualan?
4.	 Lihat, bagaimana kota impian Andi dan Bowo
membuka dan melipat lagi! Seperti kota dari kertas!
	
Pengembangan
Menggambar kota impian, menulis puisi, mengobrol
dengan topik“seperti apa aku kalau sudah sebesar
ayah/ibu?”, secara berkelompok membuat kota impian
dari kotak susu, korek api, dan lain-lain.
33
Hujan Warna-Warni
Kumbi Kembar harus berteduh di sebuah rumah
ketika hujan warna-warni turun. Tetapi tanpa mereka
sadari, tetesan hujan ajaib itu membuat tubuh mereka
membesar, sebesar kakak beradik penghuni rumah.
Kedua pihak sama-sama terkejut, tetapi kemudian
bisa saling menerima. Kumbi Kembar mengajak anak-
anak bermain. Si adik yang sedang bosan menyambut
gembira, tetapi si kakak merasa ngeri dengan kotoran
besar yang dibawa Kumbi Kembar. Benar saja, setelah
mereka bermain, rumah menjadi berantakan
Bahan Diskusi
1.	 Pernahkah kau ditinggal sendirian di rumah?
Bagaimana perasaanmu?
2.	 Mengapa tidak boleh sembarangan membuka pintu
rumah untuk orang yang tidak dikenal?
3.	 Mengapa anak-anak dalam cerita membiarkan
Kumbi Kembar masuk?
4.	 Bagaimana kira-kira perasaanmu jika dapat bermain
bersama kumbang raksasa?
Pengembangan
Bercerita tentang pengalaman sendirian di rumah,
menulis puisi tentang perasaan, mengamati serangga dan
menggambar serangga raksasa
34
Tamu dari Masa Depan
Seorang anak dari masa depan muncul di kamarku.
Katanya, air bersih di masa itu sulit didapat. Penduduk
minum kapsul air yang dijatah. Air bisa habis suatu saat
jika saat ini kita tidak dapat berhemat.
Bahan Diskusi
1.	 Apa sumber air bersih di rumahmu? Bagaimana
cara menghemat air?
2.	 Apakah kita perlu berhemat untuk minum dan
memasak?
3.	 Mengapa kita perlu banyak minum air bening?
Pengembangan
Membuat pesawat angkasa luar dari kertas;
menggambar marka hemat air untuk dipasang di dekat
kran-kran air; melakukan pencatatan berapa gelas air
yang diminum anak setiap hari dalam 3-4 hari, dan
kemudian membicarakan hasilnya.
“Namaku Geometri.Datang dari tahun 2150.”Kucubit tanganku sendiri. Ow, sakit! Aku tidak bermimpi.
“Papa marah karena aku terlalu banyak makan kapsul air.”Ia mengeluh.
“Lalu aku bersembunyi di dalam mesin waktu, dan muncul di sini.”
“Mesin waktu? Kapsul air?”Aku tertawa geli.
Tapi Geometri mengangguk pasti. Ia bercerita.
“Di masa depan, air segar sudah langka sekali.
Karena, di masa kini orang membuang air suka-suka.”
“Pada 2150, setiap orang hanya mendapatkan tiga butir kapsul air setiap hari.
Sangat tidak enak,”lanjut Geometri.“Kamu beruntung, air masih berlimpah begini.”
Geometri menunjuk air yang tumpah ruah dari bak mandi.
Aku segera mematikan keran. Geometri mengacungkan jempol, memuji.
“Eh, aku harus pulang. Mesin waktutidak bisa lama-lama menunggu.”Geometri menyalamiku. Lalu ia masuk ke dalam mesin waktu.“Terima kasih untuk air minumnya,”katanya.Lalu lenyap dari pandangan.
Aku berpikir, agar tidak kekurangan air segar di masa depan,kita harus berhemat dari sekarang.
35
K
isah dongeng biasanya identik dengan makhluk
dongeng seperti peri, kurcaci, raja dan
keluarganya, dengan latar kerajaan. Umumnya,
kisah dongeng mengikuti semacam pakem tertentu; putri
yang cantik, lemah, namun teraniaya, lalu diselamatkan
oleh pangeran yang tampan. Atau ibu tiri, saudara tiri,
nenek sihir, dan semua tokoh jahat yang berwajah buruk
rupa. Keanggunan, kebaikan, kemuliaan biasanya akan
mengalahkan kezaliman, kedengkian, dan keburukan.
Buku Ya Ampun! berisi dua kisah putri dan dua kisah
peri yang tinggal di kerajaan yang sama. Tokoh-tokoh
dalam buku ini menghindari stereotipe di atas dan
memberikan alternatif terhadap figur kisah dongeng
yang dikenal anak-anak. Putri Rara, misalnya, tidak
suka memakai gaun putri yang anggun. Putri Ela juga
tidak bersikap sebagaimana layaknya seorang putri.
Dia tidak suka menenun. Puisi Ya Ampun, Antre dong!
menggambarkan semua tokoh cerita ini bertemu dan
berusaha tertib mengantre. Judul buku, Ya Ampun!
diambil dari puisi ini dan sekaligus menggambarkan
kekesalan Kumbi Wer terhadap Kumbi Ole, yang sibuk
berdandan, dan bukannya bekerja, di beberapa halaman
buku ini.
Kosakata Baru
Belel, gaun, mini, prosesi, serbuk, tenun
Fakta Menarik
1.	 Di masa lalu, di Indonesia juga terdapat kerajaan-
kerajaan. Tentu kehidupan keluarga kerajaan di
Indonesia ini berbeda dengan yang biasa dikisahkan
di buku-buku dongeng.
2.	 Menenun bukan hanya pekerjaan orang dewasa.
Di beberapa tempat di Indonesia, misalnya Nusa
Tenggara, anak-anak belajar menenun sejak
berusia dini.
Sedang Apakah Kumbi …?
1.	 Di Gaun Putri Rara: Nakal sekali Kumbi Hil!
Kumbi Ole disemprot olehnya. Kumbi Ole
kelabakan membersihkan tubuhnya. Lihat, Kumbi
Hil tidak hanya mengganggu Kumbi Ole. Dia juga
berusaha menyemprot Kumbi Rak. Kumbi Tuk
sampai bangun dan tertawa terpingkal-pingkal
dibuatnya.
2.	 Di Serbuk Ajaib Flo: Serbuk ajaib mengenai Kumbi
Tuk yang tertidur, dan Kumbi Tuk bermimpi bisa
terbang! Kumbi Rak dan Kumbi Hil pun datang
tergopoh-gopoh ingin mendapatkan percikan
serbuk itu.
Buku 3
Ya Ampun!
36
Gaun Putri Rara
Putri Rara tidak suka memakai gaun. Padahal, dia
harus mengikuti gaun putri untuk menghadiri acara
penting kerajaan. Karenanya, Putri Rara bersembunyi,
lalu berpura-pura sakit supaya dia diijinkan untuk
tidak menghadiri upacara itu. Namun ternyata hanya
berada di dalam kamar dan disuapi bubur itu tidak
menyenangkan. Putri Rara pun memutuskan untuk
mengatakan semuanya kepada ratu dan raja. Ternyata
semua masalah ada jalan keluarnya.
Bahan Diskusi
1.	 [Kepada anak perempuan] Manakah yang lebih
kamu sukai; memakai rok atau celana panjang?
Mengapa?
2.	 Apakah kamu suka memanjat pohon seperti Putri
Rara? Apakah memanjat pohon itu hanya perbuatan
anak laki-laki?
3.	 Permainan apa yang hanya bisa dilakukan oleh anak
laki-laki? Apa yang hanya bisa dimainkan anak
perempuan? Perbuatan apa yang bisa dilakukan
oleh anak laki-laki dan perempuan?
4.	 Bagaimana seandainya kamu menjadi Putri Rara?
Apakah kamu juga akan berbohong supaya tidak
harus datang ke acara kerajaan?
5.	 Bagaimana menurut kamu tentang perbuatan Putri
Rara? Apakah berbohong itu baik?
Pengembangan
Menulis naskah drama/menggambar/membuat komik
dengan tokoh putri Rara dan anggota kerajaan lainnya,
menggambar rumah dan gaun Putri Rara
Aku tidak mau pergike acara penobatan.
Kepalaku
sakit.
Tapi kamutidak demam.
?
Ayo!
Menjadi putri itu melelahkan.Aku harus memakai rok panjang.Wajahku dipulas bedak tebal.Bibirku harus terlihat merah.
Bibi Inang bilang, wajahku tak boleh tampak pucat!
Uh, bibirku jadi terasa tebal. Pipiku pun gatal-gatal.
Bagaimana kalau begini?Kaos longgar ini lebih nyaman dipakai.Jins belel ini enak untuk berlari.Aku bisa melompat dan berguling-gulingsesuka hati.
37
Serbuk Ajaib Flo
Serbuk ajaib Flo sudah habis. Padahal, masih ada dua
hari lagi sebelum Jack mengantar serbuk ajaib baru. Ini
semua gara-gara Flo malas berjalan. Dia menggunakan
serbuk ajaib itu untuk pergi ke mana-mana. Untung saja
Jack mengantar serbuk ajaib untuk Nenek Olin. Flo bisa
mengambil serbuk itu sedikit saja. Akankah Nenek Olin
mengetahuinya?
Bahan Diskusi
1.	 Apa yang seharusnya dilakukan Flo agar tidak
berbohong?
2.	 Apakah kamu punya saran tentang apa yang harus
dilakukan Flo agar serbuknya tidak cepat habis lebih
cepat?
3.	 Apakah kamu ingin punya serbuk ajaib yang bisa
membuatmu terbang? Seandainya ya, ingin ke
manakah kamu pergi?
4.	 Siapa tokoh favoritmu di cerita ini?
Pengembangan
Membuat naskah drama, membuat “serbuk ajaib Flo”
dari biji-bijian yang diwarnai dan disusun berselang-
seling di dalam toples kaca kecil
Kalau Flo mengambil sedikit saja,
Nenek Olin tidak akan tahu.
Aduh, bagaimana ini?
Nenek Olin pasti akan tahu kebohongan Flo!
Flo harus menjelaskan semuanya.
Aha! Itu Jack, peri pengantar serbuk
ajaib. Tampaknya, dia sedang
mengantarkan serbuk ke rumah
Nenek Olin.
Jack! Nenek Olin sedang pergi
mengantarkan madu. Dia
berpesan untuk menitipkan
serbuk ajaibnya padaku.
Aiknei
jnioefij!
Blabla!
38
Kerjakan Segera, Putri!
Putri Ela tak suka menenun, tetapi dia harus
melakukannya. Semua anak perempuan di kerajaan
belajar menenun, dan Putri Ela terus menunda-nunda.
Akhirnya, ketika semua anak sudah menyelesaikan
tenunan dan asyik bermain, Putri Ela harus menenun
sendiri saja!
Bahan Diskusi
1.	 Pekerjaan apakah yang paling kamu benci, tetapi
harus kamu lakukan?
2.	 Seandainya ada teman yang suka menunda-nunda
pekerjaan, misalnya membuat PR, apa yang akan
kamu katakan kepadanya?
3.	 Berikan contoh pekerjaan yang tidak boleh ditunda-
tunda.
Pengembangan
Membuat naskah drama dari cerita Putri Ela
Putri Ela!
Iya, iya. Tenang saja, Bunda.Nanti tenunan itu akan jadi juga.Kalau tiba saatnya.Dua minggu masih lama.
39
Sayap Mini Remi
Remi tak bisa ikut memetik buah ceri karena sayapnya
yang pendek tak bisa membantunya terbang tinggi.
Jadi Remi hanya bisa membantu memetik beri di kebun
Kakek Beri. Namun Remi tak seharusnya berkecil hati,
karena dia bisa membantu kerajaan peri dengan caranya
sendiri!
Bahan Diskusi
1.	 Seandainya kamu tinggal di negeri peri, apakah
kamu ingin mempunyai sayap pendek atau panjang?
2.	 Apakah kamu pernah melihat buah ceri dan beri?
Warnanya apa? Mana yang lebih kamu sukai?
3.	 Coba hitung buah beri di halaman 2 cerita Sayap
Mini Remi! Coba hitung juga buah ceri di sana.
Mana yang lebih banyak?
4.	 Ada berapa peri di halaman 1 dan 2 itu?
5.	 Seandainya kamu bertemu Remi, apa yang akan
kamu katakan kepadanya saat dia sedih ingin punya
sayap panjang?
Pengembangan
Membandingkan aroma, bentuk, dan rasa buah beri
dan ceri; mencari gambar pohon ceri dan pohon beri
dan membandingkan mana yang lebih tinggi; membuat
naskah drama dari cerita Remi
Sayap Mini
Remi
Huh, Remi benci musim semi,saat buah ceri menggantung ranum di pohon-pohon tinggi.
Sedangkan Remi hanya bisa memetik beri,
dari semak di halaman Kakek Beri.
Ambil di sini, pungut di sana.
Cepat! Sebelum kelinci muncul dan merebutnya!
Remi terbang rendah, menukik, dan bergerak cepat.
Peri yang lain terlalu sibuk di atas sana.
Sudah pasti mereka tak sempat terbang ke bawah,
untuk memungut yang terserak di tanah.
Nah, ceri yang
tercecer itu
terkumpul
sudah.
Berkat Remi,
panen ceri jadi
berlimpah!
40
Ya Ampun, Sabar Dong!
Semuanya ingin bersalaman dengan ratu dan raja
segera. Mereka berhimpitan, berdesakan, hingga tak ada
yang bisa berjalan maju. Untung ada Putri Rara yang
mengatur antrean. Kalau tertib, semuanya bisa berjalan
lancar.
Bahan Diskusi
1.	 Siapa yang kamu kenali di puisi ini? Mana Nenek
Olin? Mana Remi, Flo, Putri Rara, Putri Ela?
2.	 Lihatlah keluarga Kumbi. Bisakah mereka
mengantre dengan baik?
3.	 Apakah kamu pernah melihat orang antre berdesak-
desakan? Di mana?
4.	 Apa yang harus kita lakukan agar antrean tertib?
5.	 Di mana saja kamu pernah mengantre?
6.	 Seandainya ada orang yang tidak tertib mengantre,
apa yang akan kamu katakan/lakukan terhadapnya?
Pengembangan
Menggambar antrean yang tertib: bisa berupa deretan
orang atau binatang; menggambar atau menulis
pengalaman pribadi ketika mengantre.
“Ooiii! Antreee!”Itu suara Putri Rara.
Teriakannya langsung membungkam kebisingan.
“Makanan telah terhidang. Jumlahnya cukup untuk semua!
Jadi, tak perlu berdesakan!”
Bisik-bisik terdengar. Orang-orang mengatur barisan.
Nenek Olin terdepan. Lalu Remi, Kakek Beri menyusul
kemudian.
Flo berikutnya, lalu Jack dan gucinya.
Para peri bersayap panjang di belakang mereka.
Antrean maju dengan tenang, hingga tiba di meja hidangan!
Nenek Olin merintih,
“Aduh, jempol Nenek terasa perih!”
Ups, siapa yang berani menginjak kaki Nenek Olin?
Guci serbuk Jack bergoyang-goyang.
Badannya terayun ke sana kemari tak keruan.
Perutnya mual. Wajahnya tegang.
Flo terdorong ke tepi.
Kakinya pegal, karena terus berjalan sejak pagi.
Sehingga dia tak kuat mendesak maju lagi.
Sementara itu, peri-peri bersayap panjang terus
berjuang untuk mendapatkan tempat terdepan.“Aku dulu! Aku dulu!”seru mereka.
Sayap mereka saling bertautan.
Antre!
Ya Ampun, Sabar Dong!
41
G
enre buku keempat dari Seri Tunas Integritas
adalah fiksi realistik kontemporer, atau sering
disingkat sebagai genre realistik. Artinya,
meskipun kisah-kisah dalam buku ini fiktif, kejadian
yang diangkat bersifat realistik, dapat dialami siapa saja
dalam kehidupan nyata. Tampaknya genre ini paling
sering ditemui anak di samping cerita binatang. Bisa
jadi itu karena tema keseharian dianggap lebih mudah
ditulis, lebih mudah dipahami anak, dan karenanya
sering sekali digunakan untuk menyampaikan pesan
moral. Namun perlu dipahami,jika sebuah cerita
dijadikan alat menggurui dan berceramah, maka plot
akan mudah ditebak dan tidak ada lagi keasyikan
membacanya. Dalam buku keempat ini, ada kisah
tentang akibat terlalu banyak makan, inisiatif membantu
ibu yang sedang sakit, puisi tentang keinginan yang
tidak selalu dituruti, menentukan pilihan dan sikap, dan
kepedulian terhadap kelestarian flora dan fauna di alam
bebas. Judul Wuuush! diambil dari cerita latar Keluarga
Kumbi, saat Kumbi Rob tanpa sengaja menyalakan
kipas angin dan menerbangkan mereka ke cerita-cerita
lain di dalam buku.
Kosakata Baru
camilan, jeruk purut, kemasan, lirih, mantra, meleleh,
menyeruput, merajuk, monster, mual, taman bacaan,
spageti
Fakta Menarik
1.	 Jika kita makan cepat-cepat, biasanya kita dapat
menghabiskan makanan lebih banyak, tetapi jika
kita makan lambat-lambat, makanan yang masuk
lebih sedikit. Itu karena saat perut diisi dengan
cepat, tak ada waktu untuk mencerna dan rasa lapar
tidak segera terpuaskan. Sebaliknya, jika lambung
diberi waktu untuk mencerna, rasa lapar segera
berkurang. Yang terbaik adalah makan dengan porsi
normal dan dengan kecepatan normal.
2.	 Pasar Kaget adalah pasar yang muncul pada
hari tertentu saja dan di tempat yang bukan
peruntukannya, misalnya di lapangan, tepi jalan
raya, dan di perumahan. Pasar Kaget awalnya hanya
terbentuk di sekitar kantor-kantor saat hari gajian
dan di lapangan olah raga, tetapi pertumbuhannya
di beberapa daerah demikian pesat. Anda dan anak-
anak dapat mengamati Pasar Kaget terdekat dan
mendiskusikan banyak hal.
Sedang Apakah Kumbi …?
1.	 Di halaman depan, Kumbi Rob tanpa sengaja
menyalakan kipas angin, dan berhamburanlah
keluarganya. Di mana saja mereka mendarat?
2.	 Dalam Rencana Aji, Kumbi Ole terkena tetesan air
hujan dari atap yang bocor. Untuk Kumbi pesolek
tentu saja itu menjengkelkan. Apalagi ada yang
menertawakannya.
3.	 Dalam Monster DurDur, Kumbi Hil beraksi lagi
dengan kejahilannya. Siapa yang menjadi korbannya
kali ini?
Buku 4
Wuuush!
42
Secukupnya Saja
Aldo membawa bermacam-macam makanan ke sekolah,
dan dalam porsi yang banyak. Saat istirahat, dia enggan
berbagi dan mencoba menghabiskan semuanya sendiri.
Akibat makan terlalu banyak dirasakan oleh Aldo saat
itu juga. Perut mual dan kepala pusing. Aldo belajar dari
konsekuensi yang menyertai perbuatannya.
Bahan Diskusi
1.	 Pernahkah kamu merasakan sakit perut akibat
kekenyangan?
2.	 Menurutmu, apa yang seharusnya Aldo lakukan?
3.	 Berbagi saat kita mempunyai banyak makanan
mungkin mudah, tetapi bagaimana jika kita hanya
punya sedikit makanan dan ada teman-teman yang
meminta?
Pengembangan
Drama; membuat daftar makanan yang disuka dan tidak
disuka, membandingkan hasilnya dengan teman-teman;
merencanakan hari khusus berbagi bekal dan makan
bersama di kelas
43
Susu untuk Ibu
Sepulang sekolah, Leo mendapati Ibu sedang tidur
karena sakit. Dia ingin melakukan sesuatu untuk Ibu.
Diingat-ingatnya apa yang dilakukan Ibu saat dia sendiri
sakit. Dan Leo menemukan jawabannya. Membuatkan
susu untuk Ibu. Leo membeli susu kemasan kecil di
warung dengan uang tabungannya sendiri. Lalu dia
menuangkan susu, air termos, dan gula. Leo tidak tahu
bahwa susu kental sudah mengandung gula.
Bahan Diskusi
1.	 Mengapa Ibu tetap senang meskipun susu untuknya
terlalu manis?
2.	 Pernahkah kamu melakukan sesuatu untuk Ibu
ketika Ibu sakit?
3.	 Menurutmu apa yang terjadi jika tangan Leo
tersiram air termos yang panas? Apakah dia
menyesal telah membantu Ibu?
4.	 Bagaimana kalau ternyata Ibu Leo tidak suka susu?
Pengembangan
Drama, praktik membuat susu sendiri didampingi
orangtua, membuat kartu ucapan “semoga lekas
sembuh” untuk keluarga atau teman yang sedang sakit,
membuat puisi tentang pengalaman sakit
Hm… Kening Ibu
lebih hangatsedikit.
Ya, Ibu memang sakit!
Apa lagi yang akan dilakukan Ibu
saat Leo sakit? Di lemari dapur,
tersimpan bahan makanan
aneka macam. Tetapi,
Leo tak bisa memasaknya.
Ah ya, bagaimana kalau
segelas susuhangat?
44
Ke Pasar Kaget
Di Pasar Kaget, bermacam-macam barang dijual.
Tak heran jika anak-anak menginginkan segala hal
menarik yang dilihatnya. Tetapi Ayah dan Ibu tidak
membolehkan mereka membeli ini itu dengan alasan
yang masuk akal.
Bahan Diskusi
1.	 Pernahkah kamu sangat menginginkan sesuatu
tetapi orangtuamu melarang atau tidak mau
membelikannya? Apa alasan mereka? Apakah kamu
memaksa? Bagaimana perasaanmu?
2.	 Sewaktu ke Pasar Kaget, catatlah apa saja yang
dijual di sana! Bagaimana pedagang menawarkan
dagangannya?
3.	 Buatlah puisi tentang keramaian Pasar Kaget di
lingkunganmu.
Pengembangan
Bermain peran pedagang dan pembeli di Pasar Kaget,
praktikkan tawar-menawar, menggambar Pasar Kaget
Hari ini kami sekeluarga ke pasar kaget.
Dor! Eh copooot… eh kaget… kaget… kaget!
Hihihi… bukan seperti itu.
Disebut pasar kaget karena hanya ada di hari Minggu.
Aku, kakak, dan adikku senang sekali.
Mainan, makanan, dan hewan peliharaan dijual di sini.
Pakaian pun berwarna-warni.
Wow! Banyak sekali yang ingin kami beli.“Tidak, Cika. Lemari pakaianmu sudah sesak.”
“Tidak, Nia. Bonekamu sudah banyak.”
“Anak ayam warna-warni? Rama, itu juga tidak.”
Ayah tersenyum-senyum mendengar Ibu sibuk menolak.
Ke Pasar Kaget
Aku, Kak Rama, dan Nia cemberut.
Wajah kami pasti seperti jeruk purut.
Ibu pelit, semua dilarang. Tak senang! Tak senang!
Eh, tapi Ibu memberi uang pada pengemis tua pincang.
Ibu membeli kue-kue untuk camilan agar kami riang.
Lima bungkus pepes ikan untuk lauk makan siang.
SandaljepithijauuntukBiIpat,menggantiyangsudahusang.
Jugasebuahpayunglipat,agarkamitakkehujananlalumeriang.
Oh, rupanya Ibu bukan pelit melainkan cermat.
Hanya membeli barang yang tepat.
Kami tetap senang dan kenyang meski Ibu hemat.
Kami memang keluarga sederhana yang hebat.
45
Rencana Aji
Aji mempunyai rencana hendak menggunakan uang
taman bacaan untuk membeli komik. Masalahnya,
Kak Tias belum tentu setuju dengan rencana itu. Jadi
Aji hendak melakukannya diam-diam. Iwan yang
mengetahui rencana itu menjadi bimbang. Di satu sisi,
dia juga senang membaca komik dan Aji membeli komik
toh juga demi taman bacaan agar laris. Di sisi lain, Iwan
merasa ada yang salah dengan rencana Aji, tetapi dia
juga agak takut dengan Aji. Iwan harus memilih. Dan
nurani menuntunnya membuat keputusan yang tepat.
Bahan Diskusi
1.	 Menurutmu, apa yang terjadi jika Iwan ikut
melaksanakan rencana Aji?
2.	 Pernahkahkamu mengalami kesulitan dalam
menentukan pilihan? Apakah kamu berbicara
dengan orangtuamu dan meminta pertimbangan
mereka?
3.	 Kalau kamu menjadi Iwan, apa yang harus kamu
lakukan jika Kak Tias tidak ada untuk diajak
berbicara?
4.	 Selain menyediakan komik, adakah cara lain untuk
membuat taman bacaan ramai dikunjungi?
Pengembangan
Membuat puisi tentang perasaan bingung, takut,
atau marah; menggambar perpustakaan atau taman
bacaan;meminjam buku di perpustakaan atau taman
bacaan terdekat untuk mendapatkan pengalaman
“Kamu melamun, Wan?”
Kak Tias tersenyum.
Aku memandang Kak Tias.
Tiba-tiba, aku tahu pilihan terbaik.
Kuceritakan kepadanya rencana
itu. Tapi kukatakan juga,
anak-anak selalu
menanyakan komik baru.
Aku dan Aji sangat suka
membaca komik.
“Seharusnya komikdiperbanyak. Masa novel melulu!”kata Aji lagi.
“Sebagian uang kita belikan komik, yuk!”
“Kak Tias bilang, uang hendak ditabung,”bantahku.
“Kak Tias tidak perlu tahu.
Taman bacaan juga untung karena komik bakal laris.”
Kupikir, Aji ada benarnya.
Tapi...
“Tidak apa-apa, kita kan
tidakmencuri,”kata Aji.
Aduh, bingung.
“Tidak, dong. Peminjam kan tidak cuma butuh buku, tapi juga tempat
membaca yang nyaman. Lihat tuh karpetnya bolong-bolong. Kita
perlu mengganti karpet dan rak. Malah kalau cuaca panas, kipas angin
juga diperlukan.”
Aku terdiam. Melaksanakan rencana Aji,
atau menyerahkan semua uang
kepada Kak Tias?
46
Malam itu, penduduk dikejutkan bunyi-bunyiananehdi kebun. Mereka berbondong-bondong keluar rumah.Tampak bayangan hitam berkelebatan di antara pepohonan.
“Monster DurDur datang!”seru mereka.
“Mantra kita berhasil!”kata Hafil.“Kami yang memanggilnya.”
Ia menggamit Ayman dan Jatmiko. Orang-orang dewasa menepuk
bahu mereka. Berterima kasih.
Monster DurDur
Sudah dua musim, seluruh pohon durian di sebuah desa
tidak lagi berbuah. Konon karena Monster DurDur
menghilang. Dengan segala cara penduduk mencari
monster itu, walaupun tidak ada yang tahu seperti apa
bentuknya. Anak-anak pun tak ketinggalan berusaha.
Hafil menggunakan mantra pemanggil Monster DurDur.
Ketika monster itu akhirnya muncul, barulah penduduk
mengerti bahwa yang berperan dalam pembuahan
durian adalah kawanan kelelawar. Sayangnya kelestarian
kelelawar pun mulai terancam.
Bahan Diskusi
1.	 Mencari referensi tentang kelelawar dan
mendiskusikan fakta-fakta ilmiah tentang hewan ini.
2.	 Dibyo mempunyai pengetahuan lebih banyak
ketimbang teman-temannya. Menurutmu, apa
sebabnya?
3.	 Apa yang harus dilakukan penduduk untuk
melestarikan kawanan kelelawar?
Pengembangan
Drama, menggambar kelelawar dan buah-buahan
yang dibantu pembuahannya oleh kelelawar, membuat
origami kelelawar, dan membuat puisi tentang kelelawar
MONSTER
DURDUR Anak-anak tidak mau ketinggalan.Di kebun durian, Hafil, Ayman,dan Jatmiko merapal mantrapemanggil Monster DurDur. Entahdari mana Hafil mendapatkan mantra
itu. Begini bunyinya:“Gatrem Dur Dur
gatrem. Gatrem Dur Dur gatrem.”
47
B
uku Interaktif mengajak anak untuk mengambil
keputusan tentang sikap tokoh, Pilihan ini
menentukan akhir cerita. Setiap cerita memiliki
sedikitnya dua pilihan yang dilematis; haruskah
sang tokoh bersikap jujur, atau tertib, atau menuruti
keinginannya? Judul “Ini, Itu?” menggambarkan
kebingungan ini. Keluarga Kumbi pun digambarkan ikut
kebingungan!
Kosakata Baru
asisten, berantakan, curam, lolos, meliuk-liuk, menanjak,
merah jambu, oleng, panti asuhan, perempatan, pesawat
tempur, ponsel, SIM, tempe mendoan.
Fakta Menarik
1.	 Di persimpangan jalan, terutama yang ramai
dilalui orang, seharusnya ada marka penunjuk
jalan, agar orang dari luar daerah tidak salah arah.
Namun kenyataannya tidak selalu ada marka.
Memperhatikan marka jalan itu sangat penting,
namun menanyakan arah jalan kepada pengguna
jalan lain juga sama pentingnya.
2.	 Sering kita menyimpan barang-barang, berharap
suatu saat ada manfaatnya. Tetapi kemudian barang
itu menumpuk tak pernah terpakai, terlupakan,
rusak, dan akhirnya dibuang juga. Anak-anak juga
demikian dengan mainan mereka. Barangkali kita
bisa memulai kebiasaan menyumbangkan barang-
barang selagi masih layak pakai.
Sedang Apakah Kumbi …?
1.	 Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk)
di mobil-mobilan Dido. Temukan dia!
2.	 Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras
suara (Kumbi Wer)? Temukan dia!
3.	 Di Chacha Harus Tahu, Kumbi Tuk tertidur
di tengah jalan. Kumbiapa yang mencoba
membangunkan Kumbi Tuk?
4.	 Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang
apakah dia di Bukan Barang Bekas?
Buku 5
Ini, Itu?
48
Mobil-Mobilan Dido
Dido ingin sekali membeli mobil-mobilan yang bisa
berubah menjadi tank dan pesawat tempur. Hampir
semua teman-temannya di sekolah sudah memilikinya.
Namun mobil itu terlalu mahal. Meminta uang dari ibu
yang berjualan tahu isi dan mendoan, Dido tak tega.
Sementara itu, uang tabungannya tak cukup. Satu-
satunya cara adalah mengumpulkan uang kembalian
dari pembelian terigu tiap minggu. Kebetulan Wak Rudi,
pemilik warung langganan Ibu, memberi diskon. Ibu tak
perlu tahu. Tetapi, itu artinya Dido akan membohongi
ibu. Bisakah Dido melakukannya?
Bahan Diskusi
1.	 Apakah kamu mempunyai uang tabungan? Seberapa
sering kamu menabung?
2.	 Mana yang lebih kamu sukai, membuka tabungan
secepatnya untuk membeli barang yang kamu
inginkan, atau menunda agar uang terkumpul lebih
banyak agar kamu bisa membeli barang yang lebih
bagus?
3.	 Apa yang akan kamu lakukan seandainya hanya
kamu yang tidak mempunyai barang yang dimiliki
oleh hampir semua teman-temanmu di sekolah?
Apakah kamu akan merasa sedih?
4.	 Seandainya kamu bertemu dengan Dido, apa yang
akan kamu katakan kepadanya?
5.	 Ibu Dido berjualan tempe mendoan dan tahu isi,
dan Dido rajin membantu Ibu berbelanja. Apa yang
kamu lakukan untuk membantu Ibu, Ayah, atau
Nenek/Kakek di rumah?
Dido masuk ke dalam kamar dan membuka dompetnya.
Hanya dua puluh ribu. Tidak cukup untuk membeli
mobil-mobilan pesawat tempur.Ah, yang penting punya mobil baru, pikir Dido.Mobil truk yang dijual di pasar bagus juga.
“Cuma truk, kok,”kata Dido akhirnya.“Wah, keren!”seru Beben.
Tapi itu cuma truk plastik, kata Dido dalam hati.Warnanya oranye dan merah jambu, seperti mainananak kecil. Sayang, tak ada lagi warna yang lain.“Yuk, kita main perang-perangan! Pura-puranya,ini truk pengangkut senjata,”kata Beben lagi.Sekarang, semuanya ada. Mobil ambulans, pesawat
tempur, tank perang, dan truk pengangkut senjata.
SELESAI
Pengembangan
Menggambar mobil-mobilan atau mainan favorit;
membuat celengan dari kaleng permen bekas, lalu
menghiasnya; membuat puisi tentang menabung;
menulis lanjutan cerita Dido
49
Bukan Barang Bekas
Hatta bertugas mengkoordinir sumbangan dari teman-
temannya di sekolah untuk panti asuhan di dekat
rumahnya. Namun ketika matanya tertumbuk pada
robot-robotan milik Dani, dia bimbang. Robot mainan
itu sudah lama dia inginkan! Sebetulnya bisa saja diam-
diam dia mengambil robot itu, dan menggantinya
dengan robot mainan miliknya sendiri yang sudah patah
kakinya. Toh, anak-anak panti asuhan itu tak akan tahu.
Lagipula, anak-anak itu akan senang dengan sumbangan
apapun, termasuk mainan yang sudah rusak. Yang
penting kan masih bisa dimainkan. Haruskah Hatta
berbohong?
Bahan Diskusi
1.	 Pernahkah kamu ke panti asuhan? Bersama siapa?
Apakah kamu pernah bermain dengan anak-anak
di sana?
2.	 Seandainya kamu diminta untuk menyumbang
untuk panti asuhan, barang apa yang paling ingin
kamu berikan kepada anak-anak di sana? Apa
kira-kira yang mereka butuhkan?
3.	 Saat bermain bersama teman, kadang-kadang kamu
ingin sesuatu barang yang sedang dimainkan oleh
temanmu. Apa yang kamu lakukan; menunggu
hingga mainan itu tak terpakai, bertanya apakah
kamu boleh meminjamnya, atau langsung
merebutnya dari tangannya?
4.	 Permainan di sekolahmu mungkin hanya sedikit,
tetapi yang menggunakannya banyak sekali.
Bagaimana agar kamu dan teman-temanmu
mendapatkan giliran untuk bermain?
Pengembangan
Menggambar robot-robotan atau boneka favorit,
berkunjung ke panti asuhan dan menyumbangkan
mainan yang masih layak untuk anak-anak di sana,
menulis lanjutan cerita Hatta
Aku tak senang
mendapatkan mainan rusak.
Anak-anak ini juga begitu.
Mereka akan lebih senang
kalau mendapatkan mainan
yang masih bagus.
SELESAI
Benar saja.
Robot itu menjadi sumber keributan.
50
Mobil demi mobil lewat dekat sekali dengan lutut Chacha.Tiba-tiba, beberapa sepeda motor di depan mereka mundur.Oh, ternyata sebuah mobil van lebar tidak bisa lewat.Deretan sepeda motor begitu sesak dan mengambil jalan mobil
van tersebut. Sekarang, semuanya tidak bisa bergerak.
Seandainya saja Chacha tak memaksa Pak Asep untuk terus
maju... seandainya juga sepeda-sepeda motor lain tidak ikut-ikutan maju... mungkin mereka sudah lolos dari persimpanganini sekarang. Ah, pasti Nuri sudah pergi ke bioskop.Seandainya Chacha bisa lebih sabar, ini tak akan terjadi.
SELESAI
Chacha Harus Tahu
Chacha harus pergi untuk menonton film bersama
teman-temannya, tetapi ayah dan ibu belum pulang dari
pasar. Chacha harus pergi secepatnya, namun bagaimana
caranya? Kak Reza bisa mengantarnya dengan motor,
tetapi Chacha tahu Kak Reza belum mempunyai SIM.
Pak Asep, tukang ojeg langganan, bisa mengantarnya,
tetapi Pak Asep terlalu hati-hati di jalan. Chacha
bisa menyusul teman-temannya menonton film kalau
Pak Asep bisa menembus kemacetan di jalan dengan
mengendarai motor secara ugal-ugalan. Apakah Pak
Asep akan memenuhi permintaan Chacha?
Bahan Diskusi
1.	 Apakah SIM itu? Umur berapa seseorang dapat
memperoleh SIM untuk mengendarai motor atau
mobil?
2.	 Ke mana kita harus mengurus SIM? Tahukah kamu,
prosedur apa saja yang harus dilakukan untuk
mendapatkan SIM?
3.	 Menurut kamu, mengapa anak-anak di bawah umur
belum boleh memiliki SIM atau mengendarai motor/
mobil?
4.	 Apakah kamu pernah terjebak dalam kemacetan?
Mengapa kemacetan itu terjadi?
5.	 Menurut kamu, perilaku pengendara mobil/motor
apa saja yang menyebabkan kemacetan atau
membuat kemacetan semakin parah?
6.	 Sebutkan beberapa contoh perilaku tertib lalu lintas!
Mengapa kita harus tertib di jalan raya?
Pengembangan
Membuat daftar (berupa gambar atau kata-kata)
kebutuhkan saat membonceng motor, atau berkendara
dengan mobil; menulis lanjutan cerita Chacha; membuat
puisi dengan judul “Ini, Itu?”
“Tetapi apa?”desak Kak Reza.
“Rumah Nuri memang nggak jauh, tetapi jalan
ke sana ramai sekali,”tegas Chacha.
“Chacha mau menelepon Pak Asep saja.”
Sudah jam 9.50 ketika Pak Asep datang!
“Cepat ya, Pak Asep!”kata Chacha
saat duduk di boncengan.
51
B
uku keenam ini adalah buku aktivitas, berisi 16
kegiatan yang dapat dikerjakan anak-anak secara
sendiri atau bersama-sama. Karena kegiatan-
kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian,
hendaknya orangtua/guru hanya mendampingi dan
berperan sebagai fasilitator saja. Sebaiknya kegiatan
tidak berorientasi semata-mata pada hasil. Berikan
perhatian lebih besar pada proses yang dijalani
anak-anak.
Agar buku ini bisa dipakai banyak anak, orangtua/
guru bisa memperbanyak lembar kegiatan dengan cara
memfoto kopi. Petunjuk untuk setiap kegiatan dapat
dibaca langsung di kegiatan masing-masing dan sudah
cukup jelas.
Kemungkinan pengembangan kegiatan-kegiatan
ini sangat luas. Misalnya, pada kegiatan Roket Harta
Karun, anak dapat diajak membuat celengan dengan
bentuk-bentuk lain kesukaan mereka. Pada kegiatan
Sederhana itu Mudah, ajak anak memikirkan tindakan
lain yang sesuai dengan nilai sederhana. Pikirkan pula
tindakan yang berlawanan. Ajak pula anak menyebutkan
tindakan yang sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai
integritas lainnya.
Meniru kegiatan di buku keenam ini, orangtua atau
guru juga bisa mengajak anak membuat kegiatan lain,
misalnya membuat labirin sendiri, menyebutkan semua
benda di ruang kelas yang berawalan huruf tertentu, dan
sebagainya.
Pada kegiatan Dapatkah Kamu Menemukanku?, ada
satu benda yang sengaja tidak digambarkan di ilustrasi.
Hal ini bertujuan untuk memancing daya kritis anak
serta melatih konsentrasi dan kejujuran.
Buku 6
Ungu, Di Mana Kamu?
52
1.	 Benarkah Seri Tunas Integritas untuk PAUD,
tampaknya
bahasa dan ilustrasinya terlalu rumit untuk anak-
anak kecil?
	 Seri Tunas Integritas ditujukan untuk anak usia 4-9
tahun. Namun setiap anak mempunyai kemampuan
membaca sendiri-sendiri, ada yang sudah maju, ada
pula yang masih gagap dibandingkan anak lain
seusianya. Ini bergantung pada kebiasaan literasi di
rumah dan sekolah. Tetapi secara umum, anak-anak
di usia ini memang membutuhkan mediasi orang
dewasa untuk mendapatkan manfaat maksimal dari
bacaan mereka.
2.	 Tidak ada kesimpulan dan pesan moral dalam
setiap cerita, apakah saya harus membuatkan saat
membacakan buku ini untuk anak-anak?
	 Tidak perlu. Dari diskusi dengan anak-anak, Anda
akan mendapatkan respons mereka, dan menanggapi
sesuai kebutuhan dalam rangka ko-konstruksi
konsep dari cerita yang dibaca.
3.	 Bolehkah anak-anak membaca sendiri tanpa
pendampingan?
	 Boleh. Bahkan anak-anak yang belum bisa membaca
teks sudah dapat membaca visual.
4.	 Bolehkah anak-anak menggambari atau mewarnai
buku paket?
	 Jika Seri Tunas Integritas itu milik umum, Anda
disarankan memfotokopi dulu halaman yang
diinginkan anak untuk digambari atau diwarnai.
5.	 Mengapa tidak ada nomor halaman dalam buku-
buku Seri Tunas Integritas?
	 Penomoran halaman biasanya dibutuhkan untuk
perujukan pada cerita/buku berhalaman banyak.
Nomor halaman terkadang juga seperti memberi
batasan "urutan", sementara anak-anak ingin
dibebaskan memilih cerita yang dibacanya terlebih
dahulu. Dengan pengoptimalan visual sebagaimana
pada Seri Tunas Integritas, nomor halaman bisa
ditiadakan.
6.	 Ketika dibacakan, anak-anak seperti tidak peduli,
apa yang harus saya lakukan?
	 Respons tiap anak unik sesuai dengan karakternya.
Anda boleh mencoba menarik perhatian mereka,
namun tidak memaksa mereka untuk duduk diam
dan mendengarkan.
7.	 Anak-anak melemparkan pertanyaan yang tidak
dapat saya jawab, apa yang harus saya lakukan?
	 Katakan dengan jujur, Anda tidak tahu jawabannya
saat ini. Tetapi Anda dapat mencari jawaban itu di
buku rujukan, ajaklah anak-anak mencari bersama
jika memungkinkan.
Tanya-Jawab
53
8.	 Bagaimana menanggapi komentar anak yang tidak
berkaitan dengan cerita?
	 Meskipun sepertinya tidak berkaitan, anak
sudah memberikan respons. Dengan caranya
sendiri, sebetulnya ia membuat kaitan. Ucapkan
terima kasih atas komentarnya, dan Anda bisa
memancingnya lebih jauh untuk menemukan kaitan
itu.
9.	 Anak saya tidak suka dibacakan, lebih suka
mengarang cerita sendiri berdasarkan ilustrasi.
	 Sama sekali tidak masalah. Justru anak Anda sedang
berkreasi.
10.	Anak saya cepat bosan, cerita belum selesai
dia sudah meminta buku yang lain. Bagaimana
membuatnya tertarik dan tekun mendengarkan?
	 Ikuti kemauannya. Beri dia waktu untuk sekadar
melihat-lihat buku. Amati apa yang membuatnya
tertarik dan mulailah dengan itu. Dan anak Anda
tidak harus selalu diam mendengarkan. Dia boleh
bergerak dan berbicara untuk merespons bacaan
atau hal-hal lain yang melintas dalam benaknya.
11.	Anak saya malah tidak mau tidur jika dibacakan
buku.
	 Menjelang tidur mungkin menjadi waktu terbaik,
namun tujuan Anda membacakan buku tentunya
bukan untuk menidurkan anak, melainkan
memberinya manfaat dari membaca buku. Atur dan
sepakatilah jadwal tidur, bacakan buku sebelum
waktu tidur tiba, dan ketika tiba saatnya harus tidur,
Anda berhenti membaca, dan ia harus tidur sesuai
kesepakatan.
12.	Bagaimana memastikan pesan dari kisah yang
dibacakan sampai atau dipahami anak?
	 Melalui diskusi dan respons anak terhadapnya.
Tetapi seperti dijelaskan dalam panduan,
membacakan buku bukan proses menjejalkan pesan
dan pemaknaan dari orang dewasa ke dalam benak
anak lalu memetik hasil berupa perubahan sikapnya
secara instan. Melalui interaksi yang hangat, Anda
dan anak bersama-sama membangun konsep dari
cerita yang dibaca.
13.	Bolehkah menyambung cerita yang akhirnya terbuka
dengan versi sendiri?
	 Boleh dan bahkan disarankan.
14.	Bolehkah membuat cerita sendiri berdasarkan
ilustrasi yang ada?
	 Boleh dan bahkan disarankan.
15.	Bolehkah mengganti kata-kata yang sulit dengan
kata-kata yang biasa dipakai?
	 Terlebih dulu Anda tetap menyebutkan kata sulit itu,
lalu menyebutkan padanannya. Dengan demikian
anak mendapatkan kosakata baru. Sebetulnya,
kata sulit juga bisa dipahami anak melalui konteks
kalimat.
16.	Bolehkah menggunakan bahasa sendiri atau bahasa
percakapan untuk menggantikan bahasa buku?
	 Berarti Anda menghilangkan salah satu keuntungan
dari membaca buku, yaitu pengayaan berbahasa.
Bahasa buku mempunyai struktur yang baik dan
teratur untuk mengasah kepekaan anak dalam
berbahasa. Mungkin jika Anda mendongeng, Anda
dapat melakukannya dengan bahasa Anda sendiri.
Tetapi ketika membacakan, bacakanlah apa yang
tertulis.
54
17.	Pada cerita interaktif, bagaimana kalau anak-anak
memilih alternatif yang tidak ada di buku?
	 Itu bagus. Mereka bebas menjajaki hubungan sebab-
akibat. Jadi, pancinglah mereka untuk sampai pada
kesimpulan akhir dari alternatif yang mereka pilih.
Jangan lupa, setiap pilihan tentu ada
konsekuensinya.
18.	Bolehkah saya memperbanyak paket buku ini sendiri
dengan memfotokopi atau memindainya?
	 Boleh, selama tidak digunakan untuk tujuan
komersial.
55
Buku
Alphin, Elaine Marie, Creating Characters Kids Will
Love, Writer’s Digest Books, US, 2000
Bolton, Lesley & Wait, Lea, Writing Children’s Books,
Adam Media, US, 2007
Bunanta, Murti, Buku, Mendongeng, dan Minat Baca,
KPBA, Jakarta, 2004
Evans, Dilys, Show & Tell: Exploring the Fine Art of
Children’s Books Illustration, Chronicle Books, US,
2008
Fox, Mem, Reading Magic: Why Reading Aloud to Our
Children Will Change Their Lives Forever,Harcourt
Inc, US, 2008
Hancock, Marjorie R., A Celebration of Literature and
Response: Children Books, and Teachers in K-8
Classrooms, Merrill Prentice Hall, US, 2004
Moschovaki, E., Meadows, S. & Pellegrini, A., Teachers’
affective presentation of children’s books and young
children’s display of affective engagement during
classroom book reading, dalam European Journal of
Psychology Education, XX11, 04, 405-420, 2007
Salisbury, Martin & Styles, Morag, Children’s
Picturebooks, The Art of Visual Storytelling,
Laurence King Publishing, UK, 2012
Sarumpaet, Riris K. Toha-, PedomanPenelitian Sastra
Anak, Pustaka Obor, Jakarta, 2010
Laman Internet
http://en.wikipedia.org/wiki/Children's_literature
http://write4kids.com/
http://kids.nationalgeographic.com/kids/animals/
creaturefeature/dung-beetle/
http://en.wikipedia.org/wiki/Dung_beetle
Saran untuk orangtua: Konten Internet dapat berubah
dalam semalam, periksalah laman Internet yang
Anda sarankan kepada anak-anak sebelum mereka
mengunjunginya. Simpan alamat situs (bookmark),
supaya anak tidak salah ketik dan sampai ke situs yang
tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
56
Semua Bisa Berintegritas,
Semua Bisa Memberantas Korupsi
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dengan tujuan
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Namun, cita-cita mulia ini belum terwujud. Salah satu
penyebabnya adalah korupsi yang merajarela di negeri
ini. Gara-gara korupsi, negara dirugikan. Gara-gara
korupsi, pembangunan menjadi terhambat. Gara-gara
korupsi, sendi-sendi dan tatanan kehidupan masyarakat
rusak dan berantakan. Intinya, korupsi telah membuat
rakyat sengsara dan menderita. Tidak ada pilihan lain agar
Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya: BERANTAS
KORUPSI.
Ini adalah cita-cita kita bersama. Maka, memberantas
korupsi dari bumi Indonesia menjadi tugas bersama
pula. KPK sebagai lembaga yang khusus dibentuk untuk
memberantas korupsi tidak dapat bekerja sendiri. KPK
memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak.
Setiap elemen bangsa ini mempunyai keunikan, minat,
bakat, dan kompetensi yang berbeda-beda. Apa dan siapa
pun Anda: SEMUA BISA MEMBERANTAS KORUPSI.
Contoh nyata peran serta masyarakat dalam
pemberantasan korupsi adalah penerbitan seri TUNAS
INTEGRITAS ini. Seri bacaan anak  ini terbit berkat sinergi
dan kerjasama apik antara KPK dan Forum Penulis Bacaan
Anak (FPBA).
FPBA adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan
penulis, ilustrator, editor, desainer, penerbit, partisipan,
wartawan, media, dan pemerhati bacaan anak. Sejak resmi
berdiri pada 2 Mei 2010, FPBA memiliki anggota lebih dari
2.000 orang. FPBA memiliki visi terciptanya bacaan yang
sehat, kreatif, dan sesuai dengan anak-anak Indonesia.
Visi ini diupayakan melalui misi, antara lain: menciptakan
dan memberdayakan sumberdaya di bidang tulis-menulis
bacaan anak, serta menjalin kerjasama dengan media
massa, pelaku bisnis penerbitan di Indonesia maupun di
negara lain, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang
memiliki kesamaan visi.
Kolaborasi KPK dan FPBA dalam penerbitan buku
diawali dengan Training dan Workshop Anti Korupsi yang
diikuti para kreator bacaan anak. Buku yang merupakan
komitmen dan upaya para kreator bacaan anak dalam
pemberantasan korupsi ini memunculkan karakter
Keluarga Kumbi (dung beetle). Jika kumbang berperan
besar membuat kondisi tanah kondusif bagi pertumbuhan
tunas tanaman, maka KPK bersama FPBA, lewat seri
Tunas Integritas ini, berusaha memberikan stimulasi bagi
anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai
integritas. Mengapa? Karena kami yakin SEMUA BISA
BERINTEGRITAS. Bagaimana dengan Anda?
57
R
yvafie Damani adalah nama pena gabungan tiga penulis: Ary Nilandari,
Eva Y. Nukman, dan Sofie Dewayani. Sejak pertama berkolaborasi menulis
novel anak Misteri Elang Perak pada 2003, secara terpisah mereka telah
menghasilkan puluhan karya sendiri. Ketiga penulis ini terus bersinergi dan
berproses demi bacaan anak yang lebih baik. Kiprah terbaru Ryvafie Damani
adalah mengonsep dan menyunting Seri Tunas Integritas, hasil kerja sama Komisi
Pmberantasan Korupsi dan Forum Penulis Bacaan Anak. Di dalam Seri ini pula
karakter Keluarga Kumbi ciptaan mereka diperkenalkan untuk pertama kalinya.
Tentang Penulis
Beberapa pertimbangan yang baik untuk memilih buku yang tepat untuk anak, antara lain:1. Usia dan tingkat kemampuan membaca anak. Buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan pemahaman anak. 2. Minat dan preferensi anak. Pilih buku yang sesuai dengan minat dan kesukaan anak, seperti genre cerita, karakter tokoh, tema, dan lain-lain.3. Kualitas isi dan ilustrasi. Buku harus menarik, in
Beberapa pertimbangan yang baik untuk memilih buku yang tepat untuk anak, antara lain:1. Usia dan tingkat kemampuan membaca anak. Buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan pemahaman anak. 2. Minat dan preferensi anak. Pilih buku yang sesuai dengan minat dan kesukaan anak, seperti genre cerita, karakter tokoh, tema, dan lain-lain.3. Kualitas isi dan ilustrasi. Buku harus menarik, in

More Related Content

Similar to Beberapa pertimbangan yang baik untuk memilih buku yang tepat untuk anak, antara lain:1. Usia dan tingkat kemampuan membaca anak. Buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan pemahaman anak. 2. Minat dan preferensi anak. Pilih buku yang sesuai dengan minat dan kesukaan anak, seperti genre cerita, karakter tokoh, tema, dan lain-lain.3. Kualitas isi dan ilustrasi. Buku harus menarik, in

Jangan sia siakan usia emas anak anda
Jangan sia siakan usia emas anak andaJangan sia siakan usia emas anak anda
Jangan sia siakan usia emas anak andaAkhmad Junaidi
 
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.doc
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.docBuku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.doc
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.docQurniaSari1
 
TINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdfTINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdfFajarApriliana
 
Gurukah aku atau...
Gurukah aku atau...Gurukah aku atau...
Gurukah aku atau...Rosmah Abdul
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastutiPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastutiprimagraphology consulting
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek33335
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaAli Murfi
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWANopiputri
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfleni narulita
 
Sinopsis dan spesifikasi buku mds
Sinopsis dan spesifikasi buku mdsSinopsis dan spesifikasi buku mds
Sinopsis dan spesifikasi buku mdssyelia
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5Falah Muttaqin
 
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfizzah888925
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...MuhammadZaqiFariraSy
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
 
BAB IV.pdf
BAB IV.pdfBAB IV.pdf
BAB IV.pdfphpqnz
 

Similar to Beberapa pertimbangan yang baik untuk memilih buku yang tepat untuk anak, antara lain:1. Usia dan tingkat kemampuan membaca anak. Buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan pemahaman anak. 2. Minat dan preferensi anak. Pilih buku yang sesuai dengan minat dan kesukaan anak, seperti genre cerita, karakter tokoh, tema, dan lain-lain.3. Kualitas isi dan ilustrasi. Buku harus menarik, in (20)

Jangan sia siakan usia emas anak anda
Jangan sia siakan usia emas anak andaJangan sia siakan usia emas anak anda
Jangan sia siakan usia emas anak anda
 
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.doc
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.docBuku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.doc
Buku_Parenting_Buku_Mendidik_Anak_Buku_P.doc
 
TINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdfTINY_20210722_150206.pdf
TINY_20210722_150206.pdf
 
Gurukah aku atau...
Gurukah aku atau...Gurukah aku atau...
Gurukah aku atau...
 
Bercerita dengan buku
Bercerita dengan bukuBercerita dengan buku
Bercerita dengan buku
 
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastutiPendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6  - setiati wdihastuti
Pendidikan kewarganegaraan untuk kelas 6 - setiati wdihastuti
 
Tugas talabek
Tugas talabekTugas talabek
Tugas talabek
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam Keluarga
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWARENDAHNYA MINAT BACA SISWA
RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
 
Sinopsis dan spesifikasi buku mds
Sinopsis dan spesifikasi buku mdsSinopsis dan spesifikasi buku mds
Sinopsis dan spesifikasi buku mds
 
Buku Cerdas Mengajar
Buku Cerdas MengajarBuku Cerdas Mengajar
Buku Cerdas Mengajar
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 5
 
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
 
BAB IV.pdf
BAB IV.pdfBAB IV.pdf
BAB IV.pdf
 
Asli
AsliAsli
Asli
 

More from devunira

Bintang Untuk Dafi
Bintang Untuk DafiBintang Untuk Dafi
Bintang Untuk Dafidevunira
 
Batik Rilo
Batik RiloBatik Rilo
Batik Rilodevunira
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIdevunira
 
Juara Kejujuran Jilid I
Juara Kejujuran Jilid IJuara Kejujuran Jilid I
Juara Kejujuran Jilid Idevunira
 
Mukena Mita
Mukena MitaMukena Mita
Mukena Mitadevunira
 
Celengan Ayam
Celengan AyamCelengan Ayam
Celengan Ayamdevunira
 
Berani Jujur Yuks
Berani Jujur YuksBerani Jujur Yuks
Berani Jujur Yuksdevunira
 
Si Empunya Telur
Si Empunya TelurSi Empunya Telur
Si Empunya Telurdevunira
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4devunira
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5devunira
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3devunira
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6devunira
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2devunira
 

More from devunira (15)

Bangga
BanggaBangga
Bangga
 
Bintang Untuk Dafi
Bintang Untuk DafiBintang Untuk Dafi
Bintang Untuk Dafi
 
Batik Rilo
Batik RiloBatik Rilo
Batik Rilo
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid II
 
Dakon
DakonDakon
Dakon
 
Juara Kejujuran Jilid I
Juara Kejujuran Jilid IJuara Kejujuran Jilid I
Juara Kejujuran Jilid I
 
Mukena Mita
Mukena MitaMukena Mita
Mukena Mita
 
Celengan Ayam
Celengan AyamCelengan Ayam
Celengan Ayam
 
Berani Jujur Yuks
Berani Jujur YuksBerani Jujur Yuks
Berani Jujur Yuks
 
Si Empunya Telur
Si Empunya TelurSi Empunya Telur
Si Empunya Telur
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 4
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 5
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 3
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 6
 
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2
Modul Pendidikan Antikorupsi SD/MI Kelas 2
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Beberapa pertimbangan yang baik untuk memilih buku yang tepat untuk anak, antara lain:1. Usia dan tingkat kemampuan membaca anak. Buku harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa dan pemahaman anak. 2. Minat dan preferensi anak. Pilih buku yang sesuai dengan minat dan kesukaan anak, seperti genre cerita, karakter tokoh, tema, dan lain-lain.3. Kualitas isi dan ilustrasi. Buku harus menarik, in

  • 1.
  • 2.
  • 3. Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas
  • 4. Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas ISBN: 978-602-9488-07-6 Penanggung Jawab : Dedie A. Rachim Supervisi : Sandri Justiana Penyusun : Ryfavie Damani Ilustrasi : Bowie Zakti Desain : Erix Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920 http://www.kpk.go.id Cetakan 1 : Jakarta, 2012 Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya, dan bukan untuk diperjualbelikan.
  • 5. Sepatah Kata Pimpinan KPK P enulis dan mengilustrasi buku untuk anak endidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya. Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat menjadi pejuang antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi, kepikiranpun tidak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. a.n Pimpinan KPK Abraham Samad Ketua v
  • 6. 1. Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu: Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel. Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah fantasi. Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa dongeng. Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah bergenre fiksi realistik kontemporer. Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif. Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku aktivitas. Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas genre, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan diskusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca bersama anak- anak. 2. Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang Petunjuk Penggunaan Buku Panduan mengenal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka. Secara umum, anak-anak usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam memahami sebuah cerita. Sementara, anak- anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapatkan pemaknaan baru. 3. Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk menjelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan membaca buku rujukan yang berkaitan. 4. Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan, yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat menerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang baru, tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak. vi
  • 7. Sepatah Kata Pimpinan KPK  v Petunjuk Penggunaan Buku Panduan  vi Pendahuluan  viii Buku yang Baik untuk Anak  1 Seberapa Pentingkah Respons Anak  6 Respons Anak  7 Peran Orangtua dan Guru  8 Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas dalam Kegiatan Praliterasi di Sekolah  10 Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas  12 Mendongeng dan Membacakan Buku  13 Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita  15 Literasi Visual untuk Tunas Integritas  17 Cerita Latar dan Keluarga Kumbi  19 Cerita Latar  19 Keluarga Kumbi  21 Berkegiatan Bersama Keluarga Kumbi  24 Daftar Isi Buku 1 Byur!  25 Buku 2 Hujan Warna-Warni  31 Buku 3 Ya, Ampun!  36 Buku 4 Wuuush!  42 Buku 5 Ini, Itu?  48 Buku 6 Ungu, Di Mana Kamu?  52 Tanya-Jawab  53 Daftar Pustaka  56 Semua Bisa Berintegritas, Semua Bisa Berantas Korupsi  57 Tentang Penulis  58 vii
  • 8. M enulis dan mengilustrasi buku untuk anak tidaklah mudah. Mengemas buku agar dapat benar-benar mereka nikmati selalu menjadi tantangan serius bagi kreator buku anak. Jika kita ingin buku kita dibaca dan dinikmati anak-anak maka kita harus menyediakan apa yang mereka butuhkan dan sukai, bukan cuma apa yang dibutuhkan dan disukai orangtua atau guru mereka. Terkadang kedua hal itu bisa beriringan dan sebuah buku berhasil menarik perhatian anak, sekaligus orang dewasa di sekitarnya. Namun, sering orang dewasa menginginkan dan menyukai buku-buku yang “mendidik” anak-anak mereka. Sementara, anak-anak ingin membaca demi kesenangan. Dikotomi antara bacaan didaktis dan bacaan hiburan pun muncul karena tampaknya sulit mengemas pengajaran yang cenderung berat dalam format bacaan ringan menghibur. Atau, bacaan ringan dan menghibur sebetulnya sudah sarat pesan moral, tetapi tidak eksplisit. Dan itu kurang memuaskan orangtua dan pendidik karena khawatir anak-anak tidak dapat menangkapnya. Kita perlu ingat, anak-anak adalah makhluk cerdas. Mereka dapat memaknai teks dan visual dengan cara mereka sendiri jika orang dewasa memberi mereka kesempatan. Namun untuk membuat mereka mau membaca, tentu saja sebuah buku harus menarik. Pesan moral hendaknya disampaikan melalui pengalaman dan perubahan sikap karakter, bukan berupa petuah langsung dari tokoh tertentu dalam cerita. Dengan prinsip itulah Seri Tunas Integritas ini diciptakan. Seri ini diharapkan dapat menghilangkan dikotomi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai integritas dengan cara menghibur. Anak-anak usia 4-9 tahun yang menjadi pembaca target seri ini akan mendapatkan pengalaman berbeda dalam membaca dan menikmati buku. Namun, bukan berarti peran orangtua dan guru tidak diperlukan lagi. Justru sebaliknya, peran ini semakin dibutuhkan untuk mengembangkan Seri Tunas Integritas dalam diskusi yang hangat dan menstimulasi respons positif anak-anak. Pada buku panduan ini Anda akan mendapati wawasan umum tentang Buku yang Baik untuk Anak, pentingnya Respons Anak, perbedaan antara Mendongengkan dan Membacakan Buku, cara Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita, Literasi Visual untuk Tunas Integritas, Cerita Latar dan Keluarga Kumbi, dan panduan penggunaan setiap cerita dalam Seri Tunas Integritas. Namun pada akhirnya, sebagai orangtua atau guru, Anda yang paling mengenal anak-anak Anda. Panduan ini berfungsi sebagai pemantik ide, selanjutnya Andalah yang akan mengembangkan dan menghidupkan Seri Tunas Integritas di rumah atau ruang kelas Anda. Selamat bersenang-senang. Pendahuluan viii
  • 9. B uku yang baik pada prinsipnya adalah buku yang dapat dinikmati anak Anda. Anak-anak sebaiknya dibebaskan memilih sendiri pada rak buku bagian anak di toko buku atau perpustakaan. Apa yang dipilihnya adalah yang dibutuhkannya. Namun, sebagai orangtua atau guru, Anda tentu akan merekomendasikan buku-buku yang baik bagi mereka. Terutama ketika mereka bingung memilih satu atau dua saja di antara lautan buku. Beberapa pertimbangan di bawah ini akan memudahkan Anda membantu anak-anak memilih. Usia dan Tingkat Kemampuan Baca Anak Sebagai pembaca target, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok menurut usia dan tingkat kemampuan mereka membaca. Pembagian ini merupakan perata-rataan, untuk memudahkan orangtua dan guru menjodohkan mereka dengan bacaan yang cocok. Akan ada anak-anak dengan kemampuan lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang usianya.  Usia 0-4, bayi-prasekolah. “Pembaca” termuda ini belajar rata-rata sembilan kata baru per hari. Buku untuk mereka dirancang untuk dibacakan oleh orang dewasa. Teks harus pendek, konkret, dan merangsang indra, biasanya berima dan berirama. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai memahami metafora sederhana, jelas, dan berkaitan dengan perasaan dan pengindraan. Misalnya, “ada ayam berkukuruyuk di dalam perutku” untuk menggambarkan rasa lapar. Tetapi mereka belum mengerti bahwa kata-kata dapat memiliki banyak arti dalam konteks berbeda. Buku yang Baik untuk Anak 1
  • 10.  Usia 5-6, Taman Kanak-Kanak. Peningkatan perbendaharaan kata di usia ini luar biasa. Kata-kata baru mereka kuasai sering dengan mendengar sekali saja (sebuah proses yang disebut fast mapping, pemetaan cepat). Saat memasuki sekolah dasar nanti, mereka sudah menguasai sekitar 14.000 kata. Di usia ini juga, mereka sudah memahami unsur dasar narasi: awal, tengah, dan akhir. Mereka senang mendengarkan cerita, mengulang cerita yang mereka hafal, dan terlibat aktif ketika dibacakan orangtua atau guru. Mereka memahami alur cerita, hubungan sebab akibat, dan menggunakan ilustrasi untuk memperkirakan apa yang akan terjadi. Setting yang hidup, karakter dinamis, dan topik menarik adalah komponen penting untuk kelompok usia ini. Cerita juga dapat disampaikan dengan dengan rima dan pengulangan kata yang segar.  Usia 6-8, Kelas 1 – 3 SD. Disebut juga pembaca pemula. Mereka mulai membaca sendiri, memahami makna, memperkaya kosakata, dan semakin lancar membaca. Karena itu, Anda tidak perlu menahan diri dalam memperkenalkan kata yang jarang digunakan. Jauh lebih baik memberikan sedikit tantangan ketimbang menyajikan bacaan di bawah kemampuan baca mereka. Akuisisi kosakata memang melambat di usia sekolah dasar, tetapi masih merupakan proses yang luar biasa efisien. Sepanjang masa sekolah, dari SD hingga SMP, perbendaharaan anak akan berlipat ganda, mencapai lebih dari 30.000 kata. 2
  • 11.  Usia 9-11, Kelas 4 – 6 SD. Pada usia ini, anak-anak sudah memiliki keluwesan kosakata untuk memahami beragam humor. Buku untuk mereka mengandung kalimat-kalimat lebih panjang, tema dan alur lebih rumit. Mereka dapat menangkap unsur-unsur samar pada tokoh cerita seperti motivasi dan keunikan sifat. Di usia ini, mereka mengalami banyak perubahan besar secara fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Kesadaran mereka akan perbedaan gender meningkat. Dengan kematangan daya nalar dan kemampuan analisis kritis, mereka mengembangkan minat terhadap masalah-masalah sosial dan budaya.  Usia 11-14, Kelas 6 SD – SMP. Kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki anak- anak usia ini membuat mereka mampu menikmati plot rumit dengan subplot, serta memahami elemen sastra seperti ironi, analogi, idiom, sarkasme, dan alegori. Tema dan teknik penulisan yang digunakan untuk novel dewasa bisa diterapkan pada buku- buku untuk mereka, tetapi fokus tetap pada masalah-masalah yang relevan dengan praremaja dan remaja. Usia ini adalah masa penuh tantangan, tekanan, pertanyaan, konflik, dan drama. Meskipun permasalahan remaja sekilas tak ada bedanya dengan yang dialami orang dewasa, mereka memiliki cara pandang dan prioritas berbeda. Hormon pertumbuhan memberi mereka tambahan isu tersendiri. 3
  • 12. Minat dan Ketertarikan Anda mengenal anak-anak Anda, apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin ketahui, dan apa yang mungkin akan membuat mereka tertarik. Carilah buku-buku yang sesuai dengan kecenderungan mereka. Namun, tidak ada salahnya sesekali memberikan buku- buku di luar zona ketertarikan itu untuk memperluas daerah petualangan mereka dalam membaca. Penghargaan, Best Seller, dan Rekomendasi Buku-buku dalam kategori ini mungkin bisa lebih dulu Anda pertimbangkan. Tetapi kriteria dalam pemberian penghargaan, label best seller, dan rekomendasi belum tentu sejalan dengan kriteria Anda sendiri. Dan banyak buku bagus tidak diikutkan dalam ajang kontes atau kompetisi apa pun. Review dan Resensi Membaca review/resensi yang objektif tentang sebuah buku akan sangat membantu. Plus minus sebuah buku biasanya dikupas tuntas, dan Anda mendapatkan gambaran lengkap isi buku tanpa harus membelinya terlebih dulu. Kriteria Praktis untuk Menilai Buku Anak Di toko, buku-buku dijual dalam kemasan plastik rapat (cling wrap), sehingga Anda hanya dapat mengamati sampulnya. Tetapi biasanya ada sampel terbuka untuk Anda cermati, atau kalau tidak, sebagai calon pembeli, Anda berhak meminta kemasan buku dibuka. Pada awalnya, Anda mungkin tertarik pada judul, ilustrasi, dan nama penulisnya. Selanjutnya, cermatilah: 4
  • 13. Fisik Buku anak untuk usia dini harus terbuat dari bahan berkualitas. Karena buku akan sering dibuka anak, sebaiknya sampulnya keras dan bagian dalamnya dari kertas yang cukup tebal, agar buku awet dan tak mudah robek. Perhatikan pula penjilidannya. Meskipun tak ada barang awet di tangan anak-anak yang penuh semangat, setidaknya buku yang dijilid dengan baik akan lebih tahan lama. Desain perwajahan. Buku yang baik memperhatikan komposisi gambar, warna, dan tipografi (desain huruf). Ada anggapan bahwa buku anak harus ramai gambar, penuh warna, dan teks besar-besar. Sisi negatif dari anggapan itu adalah komposisi yang terabaikan. Banyak buku anak terkesan asal mencolok. Padahal justru untuk anak-anak yang memerlukan stimulasi visual, perwajahan buku harus didesain artistik dan menarik. Tema Anak-anak membutuhkan tema-tema yang bervariasi. Pemahaman tentang hidup dan kehidupan akan berkembang jika bacaan mereka juga luas. Tidak melulu tentang keceriaan sehari- hari, pengetahuan umum, dan pelajaran perilaku, mereka juga membutuhkan kisah-kisah kehidupan yang menyentuh, menyemangati, membuka wawasan, dan mengilhami. Anak-anak harus diberi kesempatan membaca buku-buku yang merangsang mereka berpikir dan memaknai sendiri. Ilustrasi Ilustrasi adalah gambar yang bercerita secara visual dan artistik, dan seharusnya menampilkan tidak hanya apa-apa yang sudah dinyatakan dengan kata-kata. Dan anak-anak adalah pembaca visual yang ulung. Sayangnya ada kekhawatiran di kalangan orang dewasa tentang kemampuan anak memaknai ilustrasi. Akhirnya banyak buku anak dibuat dengan gambar yang terlalu mudah dicerna, kurang menantang, atau dibubuhi teks penjelasan terlalu banyak. Buku anak yang baik adalah yang menghargai potensi bawaan anak dalam memaknai visual. Teks Buku yang baik menggunakan bahasa yang baik. Kalimat-kalimat yang tersusun baik menghasilkan kejelasan dan keindahan. Buku anak sering menggunakan sedikit kata tetapi bukan berarti miskin kosa kata. Pada buku anak yang dirancang dengan baik, teks tidak menjajah ilustrasi, dan ilustrasi tidak membeo teks. Keduanya bekerja sama secara harmonis mengantarkan kisah yang kaya dan imajinatif. 5
  • 14. A nak-anak usia prasekolah umumnya membutuhkan mediasi orang dewasa untuk membacakan dan menjelaskan isi cerita. Proses ini disebut emotional referencing (Moschovaki, Meadows, Pellegrini, 2007); yaitu, ketika anak-anak menggunakan konsepsi yang disampaikan oleh orang dewasa untuk mengembangkan pengertian mereka terhadap cerita. Misalnya, anak akan melihat reaksi orang dewasa untuk mengetahui apakah tokoh cerita sedang gembira atau sedih, terkejut, atau marah. Anak juga mengetahui ketegangan atau plot cerita dari penuturan yang disampaikan lewat gestur, intonasi, atau dramatisasi. Ada beberapa hal yang dapat membantu anak untuk membangun konsep pemahaman, empati terhadap tokoh cerita, atau keterlibatan terhadap cerita. Di antaranya adalah: 1. Gestur; mimik muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh orang dewasa ketika membacakan buku. 2. Intonasi; irama, tempo, dan jeda, volume, yang menggambarkan karakter dan tokoh, juga muatan emosi dalam cerita (apakah cerita tersebut sedih, gembira, atau menegangkan). 3. Komentar sisipan penutur saat cerita dibacakan membantu pemahaman anak dan mengembangkan emosinya. Penting diketahui, bahwa proses mediasi ini tentu tidak meniadakan subjektifitas anak. Ketika dibacakan, anak tidak menjadi objek yang pasif, melainkan subjek yang aktif mengembangkan konsep cerita dengan bantuan orang dewasa, sang penutur cerita. Karenanya, read aloud sebaiknya tidak dimaknai sebagai “orang dewasa membacakan cerita kepada anak,” melainkan proses ko-konstruksi, yaitu anak dan orang dewasa bersama-sama membangun sebuah konsep tentang cerita yang dibaca. Kegiatan read aloud seharusnya mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif anak, dan cara yang optimal untuk mengembangkan kemampuan ini adalah tidak mencekoki mereka dengan komentar dan pemahaman orang dewasa. Melainkan, anak sebaiknya dipancing dan dibiarkan untuk merespons cerita dengan kemampuan kognitif dan emosi mereka. Seberapa Pentingkah Respons Anak? 6
  • 15. Respons Anak Salah satu bentuk reaksi anak terhadap cerita adalah dengan langsung bertanya, berkomentar, atau mendramatisasi unsur cerita secara spontan saat cerita dibacakan. Selain reaksi spontan anak, yang biasanya disampaikan secara verbal, orang dewasa juga dapat meminta anak merespons cerita melalui kegiatan psikomotorik atau motorik. Semua metode respons ini setidaknya mengembangkan potensi anak dalam hal berikut. 1. Potensi kognitif, yang berkembang dalam: • Usulan alternatif anak terhadap jalan cerita. • Kritik anak terhadap penokohan, atau plot. • Anak merefleksikan tokoh cerita dan memadukannya dengan pengalaman pribadinya. • Pengulangan/imitasi, atau pertanyaan terhadap kata-kata atau topik yang menarik. 2. Potensi afektif, yang berkembang dalam: • Empati anak terhadap tokoh cerita. • Kemampuan anak untuk mengenali muatan emosi dalam cerita. Kedua potensi tersebut akan berkembang dengan optimal apabila penutur cerita memberikan ruang dan waktu kepada anak untuk bertanya, menanggapi, berkomentar, dan menirukan narasi, atau memperagakan gerak sesuai dengan jalan cerita. Selain respons verbal, penutur cerita, terutama guru, dapat memadukan respons psikomotorik dan motorik untuk mengembangkan potensi kognitif dan afektif dengan kegiatan praliterasi di rumah atau di sekolah. Pemaparan berikut akan menjelaskan lebih jauh tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan respons anak. 7
  • 16. Peran Orangtua dan Guru Sekali lagi, cerita dikembangkan secara ko-konstruktif oleh penutur cerita, bersama- sama dengan anak. Peran orang dewasa, dalam hal ini biasanya orangtua atau guru, adalah untuk memfasilitasi, dan tidak mendikte pemahaman anak. Namun adakalanya anak merespons dengan reseptif dan pasif. Hal ini tentunya wajar. Meskipun tidak mengekspresikan respons melalui banyak komentar atau pertanyaan, anak telah mengembangkan konsepsi tentang cerita dalam benaknya. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan respons anak adalah: 1. Bacalah buku yang akan dibacakan terlebih dulu. Buatlah rencana; mana kalimat yang akan diberi penekanan, dibaca dengan intonasi tertentu, dan mana kalimat tertulis yang akan diubah menjadi percakapan/ungkapan langsung. Tentunya rencana ini bersifat fleksibel. Anda dapat memodifikasinya sesuai dengan respons anak. 2. Sebelum mulai membaca, ajak anak untuk mengamati judul cerita dan gambar sampul (depan dan belakang). Di buku Tunas Integritas ini, judul cerita terdiri atas kata-kata sederhana yang akrab di telinga anak. Minta anak untuk membuat hubungan antara judul dan ilustrasi di sampul buku untuk menebak isi buku. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan misalnya: “Siapa ya, kira-kira yang diceritakan oleh buku ini? Oh, mungkin para binatang. Oh, ini seperti putri di istana. Mereka sedang apa ya? Hm ... anak-anak ini berdiri di perempatan dengan bingung. Kenapa ya, mereka? Yuk, coba kita baca ceritanya (Catatan: beberapa anak mungkin tak sabar ingin segera membuka buku. Ini wajar. Seandainya anak menunjukkan minat seperti itu, Anda bisa segera mulai membacakan cerita). 3. Di halaman daftar isi, tak ada salahnya Anda jeda sejenak dan memperhatikan ikon cerita yang tercantum di sana. Anda bisa menawarkan kepada anak, cerita mana yang ingin didengarnya terlebih dulu. 8
  • 17. 4. Pada saat membacakan cerita, Anda bisa jeda sesaat sebelum membuka halaman baru, untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati ilustrasi dengan lebih cermat. 5. Cerita latar disajikan untuk mengajak anak berpikir dan berperan aktif saat cerita dibacakan. Ajaklah anak untuk mengamati keluarga kumbi di setiap halaman buku. Minta anak untuk menghitung berapa jumlah, warna mereka, dan menebak apa yang sedang mereka lakukan. 6. Pesan moral dapat disampaikan secara implisit. Orang dewasadapat meminta anak untuk merefleksi cerita ke dalam pengalaman keseharian mereka. Pertanyaan seperti, “Pernahkah kamu mengalaminya?” “Bagaimana perasaanmu?” “Seandainya temanmu melakukannya, apa yang akan kamu lakukan?” dapat dilontarkan untuk meminta anak berpikir lebih jauh. 7. Pilihlah saat yang tepat. Penelitian membuktikan bahwa saat sebelum anak tidur di malam hari adalah saat yang tepat untuk membacakan buku. Di sekolah, Anda bisa menciptakan “Saat Tenang” atau “Pojok Buku” sebagai bagian dari rutinitas sehari- hari. Dengan menciptakan waktu khusus, anak akan terbiasa dan tahu apa yang dilakukan saat buku dibacakan. Setelah melakukan semua itu, adakalanya anak memberikan respons yang tidak kita harapkan. Anak memiliki karakter yang beragam. Sebagian anak mungkin gampang teralihkan perhatiannya. Sebagian mungkin banyak berbicara dan mendominasi teman- temannya, sedangkan yang lain mungkin tidak ekspresif serta lebih nyaman mengamati teman-temannya. Perlu diingat bahwa anak merespons cerita sesuai dengan pemahaman pengalaman mereka yang unik. Cara mereka merespons pun beragam, sesuai karakter. 9
  • 18. Dengan respons yang beragam itu, orangtua dan guru sebaiknya tidak melakukan beberapa hal berikut: 1. Berpesan kepada anak untuk mendengarkan dengan diam selama buku dibacakan. Tentu saja Anda bisa meminta anak untuk memperhatikan cerita dengan saksama. 2. Mencemooh, mengejek, atau menyalahkan komentar anak. 3. Membacakan cerita dengan buru-buru. Seandainya Anda sedang sibuk atau letih, mintalah waktu kepada anak untuk beristirahat terlebih dahulu. Sering orangtua tertidur sebelum cerita selesai mereka bacakan. 4. Sebaliknya, janganlah menahan ketika anak ingin buru-buru membalik halaman buku. Biarkan anak mengatur ritme pembacaan cerita. Sebaiknya, amati di bagian mana anak suka menikmati gambar/narasi lebih lama. Pahami selera anak. 5. Menyimpulkan pesan moral dalam cerita. 6. Menjadikan cerita sebagai alat untuk menasihati, misalnya dengan kata-kata, “Nah, makanya, kamu juga jangan begitu. Nanti, …” 7. Memaksa anak untuk menjawab pertanyaan secara verbal. Reaksi non-verbal seperti bahasa tubuh dan mimik muka dapat dijadikan patokan untuk mengetahui emosi dan respons anak ketika dibacakan cerita. Reaksi gerak dan emosional perlu dipertimbangkan untuk menentukan, misalnya, apakah kita perlu meneruskan cerita segera, atau menunda membuka halaman selanjutnya. 10
  • 19. Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas dalam Kegiatan Praliterasi di Sekolah Banyak orang beranggapan bahwa anak belajar menulis melalui kegiatan menyalin huruf- huruf. Kegiatan ini tentu baik untuk melatih kemampuan motorik halus mereka, namun daya cipta dan kreativitas tidak terstimulasi dalam kegiatan ini. Kegiatan menggambar, adalah salah satu kegiatan pramenulis yang sering dipandang sebelah mata. Padahal, kegiatan menggambar dalam pendidikan anak usia dini tidak hanya berperan untuk meningkatkan krativitas dan kecerdasan visual anak, melainkan juga berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan ide melalui rangkaian kata yang ditulis anak. Misalnya, anak dapat diminta untuk menjelaskan gambar atau adegan yang dibuatnya dengan kata-kata yang ditulisnya di dekat gambar tersebut. Dalam tahap belajar menulis, tulisan ciptaan anak tentu tidak harus akurat. Anak akan menjelaskan tulisan itu secara verbal kepada orang dewasa. Seri Tunas Integritas menawarkan keragaman tema yang dapat dikembangkan anak melalui kegiatan menggambar dan menulis. Melalui kegiatan ini, anak tentu bebas menginterpretasi sesuai pemahaman masing-masing. Biasanya, cerita atau gambar ciptaan anak akan bergeser jauh dari cerita aslinya. Tentu ini sah-sah saja. Tujuan kegiatan interpretasi cerita melalui gambar adalah untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta, bukan menguji pemahaman anak terhadap cerita. Lagipula, interpretasi terhadap satu cerita tidaklah tunggal. 11
  • 20. Contoh penerapan isi buku Tunas Integritas: 1. Sayap Mini Remi (dalam buku Ya Ampun!) Setelah membaca buku, tanyakan kepada anak, seandainya mereka hidup di Negeri Peri, mereka ingin memiliki sayap pendek atau panjang? Mengapa? Seandainya mereka hidup di Negeri Peri, apakah mereka ingin membantu memetik beri atau ceri? Mana yang lebih mereka suka? Lalu pasangkan anak dengan temannya, satu kelompok terdiri atas dua orang. Secara berhadap-hadapan, minta anak untuk menceritakan dan membandingkan pilihannya itu. Beri waktu lima hingga sepuluh menit. Setelah selesai, minta semua anak untuk menghadap ke papan tulis. Beri contoh proses menggambar (Anda bisa berpura-pura berpikir ketika menggambar di papan tulis, misalnya dengan berkata, “Hm … kalau Ibu akan lebih memilih sayap pendek. Atau … atau sayap panjang ya? Kalau sayapnya panjang, ibu bisa terbang lebih tinggi. Ah, tapi ibu lebih suka buah beri. Nah, ini gambar ibu dengan sayap pendek. Sekarang, ibu mau terbang memetik beri. Nah, ibu sudah sampai di kebun beri. Ini pohon berinya.” Lalu Anda bisa menggambar semak-semak yang dipenuhi oleh buah beri). Satu hal yang penting adalah menanamkan kepada anak bahwa menggambar tidak identik dengan hasil yang bagus atau mirip aslinya. Sedapat mungkin, jauhkan penghapus dari anak ketika menggambar. Anda bisa mencontohkan proses itu; bahwa Anda pun bisa berubah pikiran dan mengembangkan cerita saat menggambar. Gambar Anda pun tidak sempurna dan tidak mirip ilustrasi dalam cerita Sayap Mini Remi. Anda pun dapat menambahkan tokoh-tokoh lain dalam gambar Anda. Anak biasanya suka menggambar anggota keluarga; ayah, ibu, nenek, tetangga, atau teman- teman sekolah. Setelah menggambar selesai, Anda bisa meminta anak-anak untuk menuliskan beberapa kata di samping gambar mereka, misalnya; re-mi, pe-ri, mi-ni, be-ri, ce-ri. 2. Cerita-cerita di buku Interaktif bisa dimodifikasi, terutama di kelas Sekolah Dasar. Mintalah anak untuk membuat alternatif alur cerita dan alternatif sekuel cerita. Tentunya anak bisa menambahkan beberapa tokoh yang relevan dengan alur baru itu. 12
  • 21. Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas Dramatisasi cerita menggabungkan respons afektif dan kognitif dalamkegiatan psikomotorik dan motorik. Kegiatan ini tak hanya penting di kelas PAUD, tetapi juga sekolah dasar. Semakin besar usia anak, semakin besar kontribusi yang dapat dia berikan dalam merencanakan drama. Dalam proses itu, ajaklah anak untuk mengenal tahapan- tahapannya; menentukan durasi drama, cara mengadaptasi cerita bergambar ke dalam skenario, menentukan peran, kostum, latar, musik pengiring, dan sebagainya. 13
  • 22. P ada Seri Tunas Integritas, Anda akan menemukan kisah-kisah yang cocok untuk didongengkan dan kisah- kisah yang lebih baik dibacakan saja. Terkadang dua kegiatan itu tanpa disadari akan menyatu. Pada awalnya Anda membacakan buku, lalu terbawa suasana mulai mengembangkannya sendiri dan Anda mendongeng. Ada perbedaan mendasar antara mendongeng dan membacakan buku. Dan Anda bebas memilih sesuai dengan potensi Anda kisah-kisah mana yang hendak didongengkan dan mana yang dibacakan. Mendongeng dan Membacakan Buku Membacakan Buku Membacakan cerita menjadikan buku/teks tertulis sebagai lokus interaksi penutur dan pendengar, dengan modifikasi ke bahasa lisan seperlunya. Membacakan cerita bertujuan mendekatkan anak dengan teks dan ilustrasi dalam sebuah buku. Anak diajak memperhatikan keindahan bahasa tulis dan gambar dengan lebih dekat. Alat peraga yang relevan tentu dapat digunakan dalam kegiatan membacakan buku. Namun karena perhatian anak akan terfokus kepada buku, keberadaan alat peraga ini tidak mutlak. Membacakan buku bisa dilakukan hampir oleh siapa saja. Buku menjadi kekuatan Anda. Tentu Anda harus membaca buku dengan menarik, namun Anda tak harus memeragakannya dengan dramatis. Buku-buku yang baik untuk dibacakan adalah buku yang memiliki narasi yang indah (misalnya berima), atau yang memiliki ilustrasi yang artistik. Cerita dalam kategori ini temponya lebih lambat (berpusat pada satu kejadian pada satu waktu). Mendongeng Mendongeng adalah kegiatan menuturkan kembali sebuah cerita (bisa bersumber dari cerita tertulis atau tradisi lisan), dan memodifikasinya dalam bahasa lisan yang interaktif. Inti dari kegiatan mendongeng adalah sejauh mana Anda bisa memodifikasi sebuah cerita dengan intonasi, gestur, dan dramatisasi untuk memikat pendengar. Mendongeng membutuhkan alat peraga seperti boneka tangan/jari, kostum, dan lain-lain. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa kemampuan mendongeng berkaitan dengan kemampuan teatrikal seseorang, jadi hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukan ini di depan banyak orang. Cerita yang cocok untuk didongengkan adalah cerita dengan plot sederhana, alur dan tempo yang dinamis (misal, terjadi dalam rentang waktu yang panjang dan memiliki ketegangan /suspense), serta ditunjang dengan karakter tokoh-tokoh yang menarik. Cerita-cerita rakyat, fabel, dan dongeng memenuhi kriteria ini. 14
  • 23. K omisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia meyakini bahwa korupsi yang terjadi di negeri ini dikarenakan pelakunya kehilangan nilai- nilai integritas.Kehilangan bisa berarti pada suatu saat dulu, ketika mereka masih kecil, sesungguhnya mereka memiliki nilai-nilai itu secara fitrah. Kehilangan juga berarti ada faktor-faktor dari luar yang membuat nilai-nilai itu terkikis atau tercerabut. Dalam perkembangannya, faktor-faktor itu juga mengancam keluarga tempat tumbuh kembang anak-anak generasi penerus. Diperlukan tindakan proaktif untuk mempertahankan nilai-nilai integritas dalam keluarga, dan secara khusus menanamkannya pada anak-anak sejak dini. Sembilan nilai integritas itu adalah: Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita Jujur Peduli Mandiri Disiplin Tanggungjawab Kerja Keras Sederhana Berani Adil 15
  • 24. Secara manunggal, kesembilan nilai itu adalah padanan positif untuk antikorupsi. Karena kata korupsi begitu spesifik mengarah pada perilaku aparatur negara yang merugikan negara, maka dengan mudahnya setiap orang yang bukan aparatur negara dan tidak merugikan negara menyatakan dirinya antikorupsi. Namun bibit-bibit korupsi dapat tumbuh tanpa terasa dalam keseharian siapa saja di mana saja. Dan pada gilirannya, menjalar pada diri anak-anak yang meniru lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya tidak ada kata Korupsi dan Antikorupsi dalam kisah-kisah seri Tunas Integritas. Penanaman 9 nilai integritas akan lebih mengakar dan luas jika topik yang diangkat adalah hal-hal yang dekat dengan karakter keseharian. Bahkan setiap nilai tidak berdiri sendiri dalam sebuah cerita. Kita tidak bisa berbicara tentang kejujuran tanpa menyinggung keberanian, misalnya untuk mengakui kesalahan dan memikul tanggung jawab. Kita tidak bisa memisahkan kepedulian dengan sikap adil dan sederhana. Kemandirian juga menuntut kerja keras dan disiplin. Dalam Seri Tunas Integritas, sesungguhnya nilai- nilai itu bisa ditemukan di setiap cerita dan visualnya, walaupun tidak disebutkan secara eksplisit. Pada Buku 2, misalnya, dalam kisah Kota Oncom, Andi dan Bowo terkesan hanya mengkhayalkan kota idaman mereka. Adakah nilai-nilai itu di sana? Perhatikan bahwa mereka adalah anak-anak penjaja gorengan. Anda tentu tahu, seperti apa kehidupan orang-orang kecil seperti mereka pada kenyataannya. Tetapi itu tidak membuat mereka takut bermimpi. Mimpi dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk maju. Tetapi mereka tidak melupakan tugas. Pada waktunya, mereka bangkit dan kembali bekerja. Ada kerja keras, tanggung jawab, disiplin, jujur, dan mandiri dalam kisah ini. 16
  • 25. Contoh lain, masih dari buku yang sama, adalah komik Hujan Warna-Warni. Dari kisah fantasi ini, Anda dapat memetik nilai-nilai positif. Benarkah tindakan si adik membukakan pintu untuk makhluk tak dikenal? Bagaimana di kehidupan nyata, bolehkah dia membukakan pintu bagi orang tak dikenal? Apakah itu disebut berani? Kemandirian dan tanggung jawab seperti apa yang diharapkan dari anak saat ditinggal sendiri? Ketika Anda mendiskusikan nilai-nilai integritas bersama anak-anak, peluang untuk berbeda pendapat pasti ada. Dengarkan pendapat mereka. Pengalaman dan referensi mereka yang masih terbatas tentu memengaruhi cara pandang mereka. Dengan bijak, bukalah wawasan mereka lebih luas lagi dengan pengalaman Anda. Namun, pada akhirnya, pesan dan nilai-nilai akan terserap lebih efektif melalui pemahaman akan plot cerita. Kita tidak bisa berharap dengan sekali dibacakan, dengan sekali diskusi, mereka akan selalu tahu bagaimana berperilaku. Tetapi kisah yang menarik dan berkesan akan menetap dalam benak mereka selamanya. Dan suara menyenangkan serta kedekatan yang Anda berikan memegang peranan penting untuk menjadikan kisah-kisah dalam Seri Tunas Integritas lebih menarik lagi. 17
  • 26. L iterasi sering diartikan secara sempit dengan keberaksaraan atau melek huruf. Tetapi literasi fungsional tidak hanya itu. Selain dapat membaca dan menulis, seseorang harus dapat pula memanfaatkan kemampuan itu untuk memenuhi tuntutan lingkungannya, dan meningkatkan taraf hidupnya. Lebih jauh, ada literasi visual, yaitu kemampuan menginterpretasi, menegosiasi, dan membuat pemaknaan dari informasi yang disampaikan dalam bentuk visual. Ini didasari gagasan bahwa gambar dapat “dibaca” dan makna dapat dikomunikasikan melalui proses membaca. Pada Seri Tunas Integritas, setiap buku diilustrasi oleh ilustrator yang berbeda sehingga gaya dan cara berkomunikasi mereka pun berbeda-beda. Variasi penting untuk anak-anak agar kemampuan itu terasah. Kepekaan terhadap bentuk, nuansa warna, sudut pandang, detail, dan keindahan akan memberinya pengayaan melebihi yang dia dapatkan dari teks semata. Literasi Visual untuk Tunas Integritas Pada setiap halaman, berilah kesempatan kepada anak untuk mengamati ilustrasi. Anda dapat mengajak anak-anak mengamati rumah-rumah keluarga tupai dalam cerita Kue Santan Kenari (Byur!); ragam batik dan tenun dalam cerita Kerjakan Segera, Putri! (Ya Ampun!); atau makhluk-makhluk dalam Puisi Rajarima, (Hujan Warna-Warni); lalu membandingkannya dengan keadaan di dunia nyata. Anda dapat mengajak anak- anak menggambar rumah, motif batik, dan makhluk baru dari imajinasi mereka. Bebaskan mereka. Mengapa Hujan Warna-Warni tidak full-color, dan berkebalikan dengan judulnya? Karena anak-anak diundang untuk menuangkan warna pilihan mereka sendiri. 18
  • 27. Dan mengapa Keluarga Kumbi berbeda-beda di setiap buku? Karena berbeda itu boleh. Anak-anak pasti mempunyai perbedaan dengan rekan-rekan mereka. Apakah itu? Banggakah mereka dengan perbedaan itu? Dapatkah anak-anak mengenali mereka satu demi satu meskipun berbeda gaya? Ada karakter yang khas dan tetap dalam setiap sosok Kumbi. Anak-anak akan mengenalinya. Demikian, ilustrasi dapat bercerita ribuan kata yang tak tertulis. Sama halnya, teks satu dua baris pun dapat memercikkan ide-ide visual dalam benak anak-anak, ketika Anda membawakannya secara memukau. 19
  • 28. Cerita Latar Kekuatan buku cerita bergambar terletak pada ilustrasi. Di samping ilustrasi utama, ini juga dapat dilakukan lewat ilustrasi yang menjadi background story, yaitu cerita tersendiri yang terlepas dari cerita utama. Adanya kisah latar belakang ini dapat membantu meningkatkan rentang perhatian anak-anak usia dini yang biasanya masih rendah. Seri Tunas Integritas melakukannya lewat sekelompok serangga kecil yang muncul nyaris di setiap halaman. Mereka menyebut diri sebagai Keluarga Kumbi. Di samping menikmati cerita utama, anak- anak akan senang mengamati perilaku anggota keluarga Kumbi, menduga-duga kegiatan yang mereka kerjakan, serta membangun empati terhadap mereka. Karena rasa ingin tahu anak-anak yang sedemikian besar, tak urung akan ada pertanyaan: Siapa keluarga Kumbi sebenarnya? Kumbi itu binatang apa? Tentu saja Keluarga Kumbi adalah tokoh fiktif, rekaan para konseptor buku Tunas Integritas. Walaupun demikian, mereka didasarkan pada hewan yang benar-benar ada di dunia nyata, yaitu kumbang. Seperti yang dikatakan Kumbi Wer di awal buku Byur!, mereka termasuk keluarga Scarabaeoidea, sehingga kumbang ini disebut juga kumbang skarab. Namun sebutan yang lebih sering dilekatkan kepada mereka adalah kumbang tahi atau kumbang kotoran. Dung beetle, demikian penutur bahasa Inggris menyebutnya. Mengapa mereka mendapatkan nama itu? Jawabannya sederhana saja: karena mereka hidup dari kotoran hewan lain. Ketika hewan- hewan makan, ada bagian-bagian makanannya yang lewat tanpa tecerna. Inilah yang menjadi makanan kumbang skarab. Umumnya mereka lebih menyukai kotoran hewan pemakan tumbuhan saja (herbivora) seperti sapi, gajah, kuda. Sebagian lainnya mengonsumsi kotoran hewan pemakan segala. Namun ada juga kumbang skarab yang makanannya jamur dan daun/kayu lapuk. Cerita Latar dan Keluarga Kumbi Fakta: Ukuran kumbi skarab bervariasi, dari yang paling kecil 1 mm, sampai yang paling besar 6 cm. Bagan tubuh kumbang skarab Antena kaki kepala dada perut sayap luar 20
  • 29. Kumbang ini tersebar di seluruh dunia. Ada yang hidup di padang pasir, ada pula di yang di hutan belantara. Ada yang di negara tropis, ada pula yang di negara empat musim. Hanya di benua Antartika hewan ini tidak dijumpai. Di luar masalah makanannya yang mungkin membuat sebagian orang mengernyitkan hidung, kumbang skarab adalah serangga yang luar biasa. Betapa tidak. Mereka adalah tim-pembersih alami. Mereka mendaur-ulang benda yang dianggap menjijikkan menjadi unsur hara di dalam tanah. Dengan demikian, mereka berperan besar dalam menyuburkan tanah. Dengan penciumannya yang tajam, mereka segera sampai ke sumber makanan begitu ada hewan yang membuangnya. Kumbang skarab juga kuat. Ia mampu mengangkat atau mendorong bulatan kotoran sampai berpuluh-puluh kali lipat dari berat tubuhnya. Bulatan kotoran ini lalu ia kuburkan di suatu tempat untuk dikonsumsi belakangan, atau untuk cadangan makanan bagi telur dan larvanya nanti. Maka mereka turut membersihkan lingkungan, hama penyebar penyakit seperti lalat pun menjauh. Di samping itu, ketersediaan rumput sebagai pakan ternak atau hewan lain meningkat karena permukaan tanah tak tertutup kotoran. Karena perannya ini, Kumbang skarab termasuk serangga yang bermanfaat bagi manusia. Keberadaannya dipertahankan. Sebagian negara seperti Australia dan New Zealand pernah mengimpor jenis kumbang skarab yang lebih tangguh untuk mengatasi kotoran hewan di negara itu. Di sejumlah tempat di Afrika, bahkan ada rambu-rambu jalan yang mengingatkan agar pengemudi kendaraan tidak melindas kumbang skarab. Juga ada rambu yang mengingatkan untuk tidak melindas kotoran gajah, karena berkemungkinan besar banyak kumbang skarab di dalamnya. Mengingat peran besar kumbang pekerja keras ini, layaklah mereka menjadi ikon bagi gerakan Tunas Integritas. Jika kumbang skarab menyumbang peran dalam membuat kondisi tanah yang kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman, maka seri Tunas Integritas ini berusaha memberikan kondisi yang kondusif bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas tertanam di dalam diri mereka. Fakta: Tidak semua kumbang skarab berwarna gelap. Ada juga yang berwarna metalik mengilap, atau berwarna cerah. Fakta: Selain menggunakan penciuman, kumbang skarab juga mengandalkan polarisasi cahaya bulan untuk menentukan arah. 21
  • 30. S epuluh anggota keluarga Kumbi dapat dilihat di halaman belakang setiap buku. Dari tingkah laku mereka di halaman-halaman itu, anak bisa menerka sifat masing-masingnya yang unik. Setiap kumbi punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada kumbi yang sempurna. Anak-anak bisa mengidentifikasikan dirinya kepada salah satu kumbi ini. Berikut ini keterangan tentang kesepuluh Kumbi tersebut. Sebaiknya orangtua atau guru tidak menyampaikan data-data ini begitu saja. Ajak anak berdiskusi. Pancing tanggapan mereka tentang kelakuan Kumbi tertentu. Keluarga Kumbi 3. Kumbi Emu Hobi Kumbi Emu hanya satu: makan! Walaupun begitu, Kumbi merah jambu ini tidak pelit. Dia bersedia berbagi dengan saudara-saudaranya. Tentu saja jika masih ada yang tersisa. Tak jarang yang terjadi adalah sebaliknya, Kumbi Emu menyambar makanan Kumbi lain. Biasanya yang jadi korban adalah Kumbi Tuk yang tertidur. 1. Kumbi Wer Kumbi berwarna jingga ini paling peduli terhadap Kumbi lain. Dia risau kalau-kalau nanti ada saudaranya yang kelaparan karena sibuk tidur. Dia prihatin kalau ada saudaranya yang salah jalan. Sayangnya, dia terlalu cerewet, kehadirannya pun dianggap gangguan bagi Kumbi lain. 2. Kumbi Rak Dengan warna hijau tentara, Kumbi ini paling gagah di antara semua Kumbi. Kalau mau, dia bisa mengangkut makanan ke sarang sepuluh kali lebih banyak dari Kumbi lain. Ya, kalau mau. Sayangnya dia tidak selalu mau. Dia sibuk berlatih mengangkat beban untuk menambah kekekaran tubuhnya. Ciri-cirinya tentulah badan yang kekar. Berat badannya hanya dapat disaingi Kumbi Emu 4. Kumbi Tuk Jika ditanyakan Kumbi manakah yang paling bisa dipercaya, pastilah para Kumbi menunjuk Kumbi Tuk. Dia pandai menjaga rahasia. Sayangnya Kumbi abu-abu ini sangat pengantuk. Tiap sebentar dia tertidur. Alhasil, jarang sekali dia berhasil membawa bulatan kotoran ke sarang. Kalau tidak dibantu Kumbi Ong, tentulah dia akan kurus kering dan kelaparan. 5. Kumbi Ong Kumbi Ong sangat ringan tangan menolong saudara- saudaranya. Siapa pun, di mana pun, kapan pun, Kumbi berwarna cokelat ini akan siap sedia. Namun, tugasnya sendiri jadi sering terbengkalai. Untunglah ada Kumbi Jan. 22
  • 31. 6. Kumbi Jan Kumbi Jan penyelamat bagi semua Kumbi. Saat yang lain teralihkan dari pekerjaan, Kumbi Jan tetap konsisten mengerjakan tugas. Dia jarang bermain dan berkumpul dengan saudara-saudaranya, sehingga sering “ketinggalan berita”. Kumbi hijau ini juga pemalu. Hanya dengan Kumbi Kut dia bisa dekat. 7. Kumbi Kut Kumbi Kut sangat penakut. Bunyi gemerisik daun saja bisa membuatnya terlonjak. Dia juga tidak berani bersaing memperebutkan bulatan kotoran. Namun percayalah, sifat jujur sudah melekat dalam dirinya, bukan karena dia takut akan ancaman Kumbi Ole. Meskipun Kumbi lain juga berwarna-warni, hanya Kumbi Kut yang sering dipanggil sesuai warnanya: Ungu. 8. Kumbi Ole Kumbi yang satu ini paling menjaga kebersihan. Kulitnya yang berwarna merah marun mengilap sempurna. Antenanya melentik cantik. Kumbi Ole enggan sekali mendorong-dorong bulatan kotoran. Dia kini sedang melatih diri untuk beralih memakan jamur atau kayu lapuk saja. Kumbi Ole selalu berusaha menghindari Kumbi Rob dan Kumbi Hil. 9. Kumbi Rob Sebenarnya Kumbi Rob termasuk Kumbi yang cukup rajin. Sayangnya dia ceroboh, pekerjaannya sering tidak beres. Di mana ada Kumbi Rob, pasti ada “kecelakaan”. Dia sering pula salah jalan. Warna kuning tubuhnya sering tertutupi serpihan daun, kotoran, dan lain- lain. Kumbi Rob sering menjadi sasaran keusilan Kumbi Hil. 10. Kumbi Hil Paling pintar di antara saudaranya, Kumbi Hil juga paling jahil. Dia sering memakai kepintarannya untuk mengerjai saudara- saudaranya. Namun dia juga mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Sebenarnya Kumbi Hil berwarna biru, tetapi kadang dia menyamar. 23
  • 32. K eluarga Kumbi sebagai cerita latar juga memenuhi aspek kognitif dari bacaan Tunas Integritas. Anak-anak dapat diminta menghitung serangga yang ada, mengenali nama-nama mereka, memperkirakan bentuk interaksi mereka dengan tokoh cerita utama, dan lain-lainnya. Dengan melibatkan keluarga Kumbi, banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan orangtua/guru bersama anak-anak. Ajak anak-anak mendiskusikan sifat masing-masing Kumbi yang baik dan yang buruk. Tanyakan Kumbi yang paling mereka sukai, tanyakan yang paling mirip dengan sifat mereka. Orangtua/guru juga dapat mendorong anak untuk membuat karakter Kumbi-nya sendiri. Pancing anak untuk mengeluarkan idenya tanpa dibatasi. Minta anak memberi tokoh Kumbinya sifat dan nama. Persilakan anak memberi nama dengan tiga huruf, empat huruf, atau dengan angka. Bebaskan mereka. Contoh kegiatan: 1. Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk) di mobil-mobilan Dido. Temukan dia! 2. Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras suara (Kumbi Wer)? Temukan dia! 3. Aduh, apa yang dilakukan Kumbi Hil di pohon durian? 4. Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang apakah dia di dalam cerita Bukan Barang Bekas? Berkegiatan Bersama Keluarga Kumbi 24
  • 33. K isah-kisah yang ada pada buku ke-1 Tunas Integritas ini bergenre fabel. Watak dan perilaku yang biasanya dimiliki manusia, dilekatkan pada hewan-hewan yang menjadi tokoh cerita. Osyi (dalam Adakah Keranjang untuk Osyi) selalu lupa mengembalikan barang pinjaman,sedangkan Bimo (Hati-Hati, Bimo!) sok berani. Saat bersuka cita, Fufu menjadi lalai. Sementara, Tulitel mengabaikan prosedur kerja yang diajarkan Ma Tupua. Dari keempat kisah ini anak-anak bisa melihat konsekuensi dari suatu sikap yang diambil. Tanpa kalimat menggurui, kepada anak-anak diperlihatkan cara mengatasi persoalan atau memperbaiki kesalahan. Lewat puisi Permen Adik, kepada anak-anak diperkenalkan tentang menghormati hak milik orang lain. Kosakata Baru barakuda, bergemuruh, condong, deras, enggan, kenari, koral, lampion, lega, lugu, mendidih, mengernyit, menghalangi, menyamping, meriah, meringis, takjub, tersendat. Fakta Menarik 1. Jika sedang terancam, ikan buntal menggelembungkan dirinya sampai bulat dan besar untuk menakut-nakuti lawannya. 2. Merentangkan tangan akan membantu kita mempertahankan keseimbangan. 3. Makanan yang ditutup dalam keadaan panas lebih mudah basi. Sedang Apakah Kumbi …? 1. Satu Kumbi muncul di halaman awal. Siapa dia? Cocokkan dengan glosarium di halaman akhir buku ini. Kumbang ta-… apakah yang dia maksud? 2. Dapatkah anak-anak mengenali para Kumbi yang berada di terowongan di bawah lantai rumah Osyi? 3. Hitung jumlah Kumbi yang hadir dalam puisi Permen Adik. Sedang apa mereka? 4. Apakah kesepuluh Kumbi muncul di buku Byur! ini? Buku 1 Byur! 25
  • 34. Adakah Keranjang untuk Osyi Wortel di kebun Osyi sudah saatnya dipanen. Osyi kesulitan membawa wortelnya. Hewan-hewan lain tidak mau meminjami keranjang. Mungkin itu karena kesalahan Osyi sendiri yang sering lupa mengembalikan barang pinjaman. Karena itu, Osyi segera meminta maaf sambil mengembalikan barang-barang itu. Bahan Diskusi 1. Coba lihat ke sekelilingmu, adakah barang kepunyaan teman yang belum kamu kembalikan? 2. Adakah janji yang belum kamu penuhi? 3. Mengapa Osyi memberi teman-temannya wortel? 4. Kalau ada barang atau janji yang belum orang lain penuhi terhadapmu, apakah kalian mengingatkan orang itu atau tidak? Kalau iya, mengapa? Kalau tidak, mengapa? 5. Bagaimana caramu mengingat janji, tugas, atau hal lainnya? Apakah menandai di kalender atau menuliskan di buku diari? Pengembangan Drama, menggambar, origami wortel, mencocokkan barang-barang yang ada di gudang Osyi dengan pemiliknya, mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku di sana Jangan-jangan, teman-teman tidak mau meminjamkan keranjang karena aku belum mengembalikan barang-barang mereka? Lega rasanya. Semua barang pinjaman sudah dikembalikan. Osyi mencari di gudang. Oh, ya ampun! Ada barang teman-teman yang pernah dipinjamnya. 26
  • 35. Fufu dan Si Pencuri Fufu senang sekali ketika mendapat oleh-oleh dari Om Okto. Namun, pintu depan yang masih terbuka membuat Barakuda Si Pencuri leluasa masuk. Tidak suka Barakuda mengambil barang-barang mereka, Fufu memberanikan diri menggertak Si Barakuda. Kekuatan yang dimiliki Fufu berhasil membuat Si Pencuri kabur. Bahan Diskusi 1. Ikan jenis apakah Fufu, dan apa kekuatan besarnya? 2. Tindakan berani apakah yang pernah kamu lakukan? Apakah menyingkirkan kecoak/ulat yang membuat Mama menjerit? 3. Indahnya dunia kalau semua orang baik. Apakah semua orang di dunia ini baik? Bagaimana menurutmu? 4. Apakah orang jahat selalu bertampang seram? Bagaimana menurutmu? Pengembangan Drama, menggambar, mencari tahu cara pertahanan ikan-ikan lain, origami ikan Asyiknya membaca sambil makan rumput laut kering! Tak apalah Papa pergi. Tak apalah Fufu tidak diajak. Rumput laut buatan Koral Putih sungguh enak. Jarang-jarang Fufu makan sekantong penuh sendirian. Oh, leganya hati Fufu. Apalagi Om Oktomembawakannya oleh-oleh“Rumput lautkering Koral Putih!”Fufu suka sekali. “Fufu!”Papa memanggil. “Ini Om Okto, teman Papa,kamu tidak perlu takut.” 27
  • 36. Hati-hati, Bimo Seperti biasa, Bimo ingin bermain dan menangkap ikan di sungai. Walaupun semalam turun hujan dan arus sungai sedang deras, Bimo tetap nekad menyeberang. Bimo merasa sudah besar, dan dia merasa dirinya pemberani. Ternyata berani saja tidak cukup, Bimo pun tercebur dan nyaris hanyut. Bahan Diskusi 1. Mengapa arus sungai menjadi deras sehabis hujan? 2. Mengapa Bimo menyeberang dengan merentangkan tangan? 3. Menurutmu, apa arti berani? 4. Kapan hendaknya kita merasa takut/berani? Pengembangan Menggambar, permainan kesetimbangan: meniti balok, berjalan di atas batu-batu besar, berlari zigzag menghindari rintangan “Aku tidak takut,” gumam Bimo. “Aku beruang pemberani. Arus sungai tidak akan menghalangiku bersenang-senang.” Kaki kiri Bimo masuk ke dalam air. Diikuti kaki kanan. Aman. Sekarang Bimo ingin ke tengah. Di sana biasanya terdapat banyak ikan. Tetapi mengapa kakinya terasa berat? Langkahnya tersendat. Bimo lantas berjalan menyamping sambil merentangkan kedua tangan. “Uhuk... Uhuk...!” Bimo terbatuk-batuk. Oh, ternyata berani saja tidak cukup. Bimo tetap harus berhati-hati. Nanti saja kalau arus sungai tidak deras lagi, dia akan kembali bermain dan menangkap ikan di sini. Syukurlah, Bimo berhasil meraih cabang pohon yang menjulur ke sungai. 28
  • 37. Permen Adik Kakak mengambil satu permen dari atas meja, tanpa minta izin pemiliknya, yaitu Adik. Adik pun sedih dan menangis. Padahal dia sudah berencana memberi kakaknya masing-masing satu permen. Kakak menjadi malu sendiri. Bahan Diskusi 1. Kakak yang mana yang mengambil permen Adik? 2. Siapa yang menghibur Adik? 3. Apa yang kamu lakukan dengan uang sakumu? Membeli makanan? Menabung? 4. Apakah uang sakumu sama/berbeda dari adik/ kakakmu? Samakah kebutuhan kalian? Pengembangan Membacakan puisi berdua, membuat puisi, menggambar Dia berkata riang,Permen putih ini untuk Kakak Yang hijau untuk Momo Yang kuning untuk Wawa Dan yang jingga …Eh, mana yang jingga? Mamaaa…!Mana permen jingga? Ups! Aku meringis,karena Adik jadi menangis! Ada permen di atas meja,empat buah jumlahnyaDibungkus aneka warna, pasti enak rasanya Permen itu kepunyaan adikku, dia manis dan luguKalau cuma diambil satu, tentu Adik tak tahu Jadi ayo tak usah ragu,segera masukkan ke saku!Tapi Adik tiba-tiba datang,tentu saja aku tak tenang PERMEN ADIK 29
  • 38. Kue Santan Kenari Akan ada pesta meriah di hutan Tupavil. Semua tupai sibuk mempersiapkan, termasuk Ma Tupua. Ma Tupua akan menghidangkan masakannya yang terkenal, kegemaran Ratu Tutu Payi: kue santan kenari. Saat Ma Tupua harus ke klinik karena merasa kurang enak badan, Ma Tupua meminta tolong Tulitel untuk mengaduk santan yang tengah dipanaskan di panci. Tetapi Tulitel ingin bermain bersama teman-temannya. Tugas dari Ma Tupua pun dia tinggalkan. Akibatnya, santan pun basi dan Ma Tupua dibuat malu. Bahan Diskusi 1. Apakah tugasmu di rumah? Merapikan tempat tidur sendiri? Menutup gorden? 2. Apakah kamu pernah pilek? Bagaimana rasanya? 3. Biasanya kamu tertarik suatu makanan karena aromanya ataukah karena rupanya? 4. Sebutkan makanan yang aromanya sangat khas. Pengembangan Menggambar, belajar memasak sederhana seperti memasak agar/jeli, mengenali bermacam-macam bau dengan mata tertutup, mengecap makanan dengan hidung tertutup Tulitel bersama Tumara dan Tumita melihat-lihat persiapan pesta di hutan Tupavil. “Meriah sekali ya, pesta ratu tahun ini,” ujar Tumita. “Benar, banyak hiasan dan banyak makanan,”kata Tulitel.“Ma Tupua akan membuat kue santan kenari untuk Ratu,” sambung Tulitel dengan bangga. “Waaah... asyik sekali, aku sangat suka kue santan kenari!”sambut Tumara dengan mata berbinar. “Apalagi buatan Ma Tupua!”seru Tumita. Keesokan harinya... Dengan bangga Ma Tupua mempersembahkan kuenya ke hadapanRatu. Eh, kenapa semua warga tupai mengernyitkan hidung? Ma Tupuasemakin heran ketika Ratu Tutu Payi menolak kue yang dibawanya.“Tupua, kenapa kuemu berbau basi?”tanya Ratu Tutu Payi. 30
  • 39. B uku kedua seri Tunas Integritas bergenre fantasi. Fantasi adalah salah satu jenis fiksi yang mengetengahkan fenomena aneh dan ajaib sebagai komponen utama dalam tema, plot, atau setting-nya. Dari judulnya, Hujan Warna-Warni, nuansa ajaib dan imajinatif sudah terasa. Berisi sebuah puisi dan tiga buah cerita, buku ini akan mengajak anak-anak membebaskan imajinasi mereka. Dalam Puisi Rajarima, anak-anak diajak menjenguk sebuah negeri yang dihuni makhluk bukan manusia dan huruf-huruf yang hidup. Dalam Kota Oncom, setting dan tokoh realistis, namun ada kota masa depan yang dibayangkan. Sebuah kota yang serba teratur dan rapi mungkin terkesan seperti utopia, tetapi bukan hal mustahil untuk dicapai. Dalam Hujan Warna-Warni—satu-satunya komik dalam Seri Tunas Integritas untuk memperkenalkan anak-anak pada panel-panel yang mewakili urutan plot cerita—ada penggabungan dunia realistis dan makhluk-makhluk fantasi dari dunia fantasi. Dalam Tamu dari Masa Depan, anak-anak diperkenalkan dengan konsep waktu: masa lalu, sekarang, dan masa depan. Apa yang terjadi di masa depan jika kita melakukan sesuatu di masa sekarang. Kosakata Baru budaya, imajinasi, impian, kapsul, masa depan, masa lalu, menteri, nusantara, oncom, rima, sekarang Fakta Menarik 1. Huruf vokal yang terdiri dari a, i, u, e, o, ternyata sangat penting untuk membentuk kata. Tanpa vokal kita sulit melafalkan kata-kata. 2. Hujan menyuburkan tanaman dan memberi minum hewan-hewan. Di dunia nyata, air hujan tidak berwarna tetapi dapat membiaskan pelangi. 3. Perjalanan waktu, misalnya orang dari masa depan kembali ke masa sekarang, merupakan konsep yang sulit dipahami bahkan oleh orang dewasa. Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di halaman awal tampak Kumbi Tuk sedang tidur dan bermimpi berjalan-jalan di sebuah planet di luar bumi. Bantal kesayangan tidak lupa ia bawa. Oh, apa yang akan dilakukan Kumbi Hil dengan jarum besar itu? Apakah ia hendak memecahkan balon mimpi Kumbi Tuk. Dan datanglah Kumbi Alien dengan pesawat luar angkasa. Apa yang akan terjadi? 2. Keluarga Kumbi muncul di setiap cerita dalam buku ini. Apa yang sedang mereka lakukan di Negeri Kata dan di Kota Oncom? 3. Di komik Hujan Warna-Warni, ada Kumbi Kembar yang tidak termasuk dalam 10 karakter Keluarga Kumbi. Demikian juga Kumbi Alien di dalam kisah Tamu dari Masa Depan. Anda dan anak-anak dapat memberi mereka nama dan sifat sendiri. Buku 2 Hujan Warna-Warni 31
  • 40. Puisi Rajarima Rajarima adalah penyair Negeri Kata. Dia sedang berduka karena tidak dapat membuat puisi ceria. Pasalnya, huruf A pergi meninggalkannya karena merasa bosan berada di belakang kata-kata. Penduduk ikut bersedih. Menteri Urusan Budaya pun datang untuk menanyakan masalahnya. Namun, sebelum Menteri bertindak, A datang lagi, menyadari bahwa jika dia sendirian tidak dapat membentuk kata dan huruf-huruf lain pun jadi kurang berarti tanpanya. Negeri Kata kembali ceria Bahan Diskusi 1. Dari ilustrasi, tampak Negeri Kata adalah negeri yang dihuni makhluk-makhluk berbeda dengan kita. Makhluk apa saja yang ada di sana? 2. A pergi karena bosan, apakah kau pernah merasa bosan? Apa yang kaulakukan jika merasa bosan? 3. Apa yang membuat A kembali ke rumah Rajarima? 4. Apa yang terjadi jika bukan A yang menghilang, tetapi huruf vokal lain? 5. Adakah huruf A pada namamu, bagaimana kalau diganti huruf hidup lain? Pengembangan Mengadaptasi cerita menjadi drama, membuat puisi bebas, mencari kata-kata yang mempunyai rima sama dengan nama anak, mewarnai, dan menggambar Semuanya ini gara-gara A! Dia tak mau lagi membuat rima! Katanya, dia bosan berada di belakang kata-kata! Apa yang harus kulakukan, Menteri Budaya? Tentu saja, A! Kau tak akan bisa berkata-kata, apabila hanya sendiri saja! Menteri Urusan Budaya pergi ke rumah Rajarima. Ada apa, Rajarima? Orang-orang telah menantimu sejak lama. Apa yang membuatmu berduka? 32
  • 41. Kota Oncom Andi dan Bowo adalah anak-anak yang membantu orangtua mereka berjualan comro sepulang sekolah. Sambil beristirahat mereka mencoret-coret tanah untuk menciptakan kota idaman di masa depan. Nusantara 2050 atau Kota Oncom pun berdiri. Segalanya serba teratur, aman dan nyaman. Tetapi pada akhirnya Andi dan Bowo harus kembali ke dunia nyata. Bahan Diskusi 1. Comro itu makanan khas daerah mana? Pernahkah mencicipi? Apa makanan khas daerahmu? 2. Bagaimana kota impianmu? 3. Mengapa Andi dan Bowo berjualan? Adakah temanmu yang membantu orangtuanya dengan berjualan? 4. Lihat, bagaimana kota impian Andi dan Bowo membuka dan melipat lagi! Seperti kota dari kertas! Pengembangan Menggambar kota impian, menulis puisi, mengobrol dengan topik“seperti apa aku kalau sudah sebesar ayah/ibu?”, secara berkelompok membuat kota impian dari kotak susu, korek api, dan lain-lain. 33
  • 42. Hujan Warna-Warni Kumbi Kembar harus berteduh di sebuah rumah ketika hujan warna-warni turun. Tetapi tanpa mereka sadari, tetesan hujan ajaib itu membuat tubuh mereka membesar, sebesar kakak beradik penghuni rumah. Kedua pihak sama-sama terkejut, tetapi kemudian bisa saling menerima. Kumbi Kembar mengajak anak- anak bermain. Si adik yang sedang bosan menyambut gembira, tetapi si kakak merasa ngeri dengan kotoran besar yang dibawa Kumbi Kembar. Benar saja, setelah mereka bermain, rumah menjadi berantakan Bahan Diskusi 1. Pernahkah kau ditinggal sendirian di rumah? Bagaimana perasaanmu? 2. Mengapa tidak boleh sembarangan membuka pintu rumah untuk orang yang tidak dikenal? 3. Mengapa anak-anak dalam cerita membiarkan Kumbi Kembar masuk? 4. Bagaimana kira-kira perasaanmu jika dapat bermain bersama kumbang raksasa? Pengembangan Bercerita tentang pengalaman sendirian di rumah, menulis puisi tentang perasaan, mengamati serangga dan menggambar serangga raksasa 34
  • 43. Tamu dari Masa Depan Seorang anak dari masa depan muncul di kamarku. Katanya, air bersih di masa itu sulit didapat. Penduduk minum kapsul air yang dijatah. Air bisa habis suatu saat jika saat ini kita tidak dapat berhemat. Bahan Diskusi 1. Apa sumber air bersih di rumahmu? Bagaimana cara menghemat air? 2. Apakah kita perlu berhemat untuk minum dan memasak? 3. Mengapa kita perlu banyak minum air bening? Pengembangan Membuat pesawat angkasa luar dari kertas; menggambar marka hemat air untuk dipasang di dekat kran-kran air; melakukan pencatatan berapa gelas air yang diminum anak setiap hari dalam 3-4 hari, dan kemudian membicarakan hasilnya. “Namaku Geometri.Datang dari tahun 2150.”Kucubit tanganku sendiri. Ow, sakit! Aku tidak bermimpi. “Papa marah karena aku terlalu banyak makan kapsul air.”Ia mengeluh. “Lalu aku bersembunyi di dalam mesin waktu, dan muncul di sini.” “Mesin waktu? Kapsul air?”Aku tertawa geli. Tapi Geometri mengangguk pasti. Ia bercerita. “Di masa depan, air segar sudah langka sekali. Karena, di masa kini orang membuang air suka-suka.” “Pada 2150, setiap orang hanya mendapatkan tiga butir kapsul air setiap hari. Sangat tidak enak,”lanjut Geometri.“Kamu beruntung, air masih berlimpah begini.” Geometri menunjuk air yang tumpah ruah dari bak mandi. Aku segera mematikan keran. Geometri mengacungkan jempol, memuji. “Eh, aku harus pulang. Mesin waktutidak bisa lama-lama menunggu.”Geometri menyalamiku. Lalu ia masuk ke dalam mesin waktu.“Terima kasih untuk air minumnya,”katanya.Lalu lenyap dari pandangan. Aku berpikir, agar tidak kekurangan air segar di masa depan,kita harus berhemat dari sekarang. 35
  • 44. K isah dongeng biasanya identik dengan makhluk dongeng seperti peri, kurcaci, raja dan keluarganya, dengan latar kerajaan. Umumnya, kisah dongeng mengikuti semacam pakem tertentu; putri yang cantik, lemah, namun teraniaya, lalu diselamatkan oleh pangeran yang tampan. Atau ibu tiri, saudara tiri, nenek sihir, dan semua tokoh jahat yang berwajah buruk rupa. Keanggunan, kebaikan, kemuliaan biasanya akan mengalahkan kezaliman, kedengkian, dan keburukan. Buku Ya Ampun! berisi dua kisah putri dan dua kisah peri yang tinggal di kerajaan yang sama. Tokoh-tokoh dalam buku ini menghindari stereotipe di atas dan memberikan alternatif terhadap figur kisah dongeng yang dikenal anak-anak. Putri Rara, misalnya, tidak suka memakai gaun putri yang anggun. Putri Ela juga tidak bersikap sebagaimana layaknya seorang putri. Dia tidak suka menenun. Puisi Ya Ampun, Antre dong! menggambarkan semua tokoh cerita ini bertemu dan berusaha tertib mengantre. Judul buku, Ya Ampun! diambil dari puisi ini dan sekaligus menggambarkan kekesalan Kumbi Wer terhadap Kumbi Ole, yang sibuk berdandan, dan bukannya bekerja, di beberapa halaman buku ini. Kosakata Baru Belel, gaun, mini, prosesi, serbuk, tenun Fakta Menarik 1. Di masa lalu, di Indonesia juga terdapat kerajaan- kerajaan. Tentu kehidupan keluarga kerajaan di Indonesia ini berbeda dengan yang biasa dikisahkan di buku-buku dongeng. 2. Menenun bukan hanya pekerjaan orang dewasa. Di beberapa tempat di Indonesia, misalnya Nusa Tenggara, anak-anak belajar menenun sejak berusia dini. Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di Gaun Putri Rara: Nakal sekali Kumbi Hil! Kumbi Ole disemprot olehnya. Kumbi Ole kelabakan membersihkan tubuhnya. Lihat, Kumbi Hil tidak hanya mengganggu Kumbi Ole. Dia juga berusaha menyemprot Kumbi Rak. Kumbi Tuk sampai bangun dan tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. 2. Di Serbuk Ajaib Flo: Serbuk ajaib mengenai Kumbi Tuk yang tertidur, dan Kumbi Tuk bermimpi bisa terbang! Kumbi Rak dan Kumbi Hil pun datang tergopoh-gopoh ingin mendapatkan percikan serbuk itu. Buku 3 Ya Ampun! 36
  • 45. Gaun Putri Rara Putri Rara tidak suka memakai gaun. Padahal, dia harus mengikuti gaun putri untuk menghadiri acara penting kerajaan. Karenanya, Putri Rara bersembunyi, lalu berpura-pura sakit supaya dia diijinkan untuk tidak menghadiri upacara itu. Namun ternyata hanya berada di dalam kamar dan disuapi bubur itu tidak menyenangkan. Putri Rara pun memutuskan untuk mengatakan semuanya kepada ratu dan raja. Ternyata semua masalah ada jalan keluarnya. Bahan Diskusi 1. [Kepada anak perempuan] Manakah yang lebih kamu sukai; memakai rok atau celana panjang? Mengapa? 2. Apakah kamu suka memanjat pohon seperti Putri Rara? Apakah memanjat pohon itu hanya perbuatan anak laki-laki? 3. Permainan apa yang hanya bisa dilakukan oleh anak laki-laki? Apa yang hanya bisa dimainkan anak perempuan? Perbuatan apa yang bisa dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan? 4. Bagaimana seandainya kamu menjadi Putri Rara? Apakah kamu juga akan berbohong supaya tidak harus datang ke acara kerajaan? 5. Bagaimana menurut kamu tentang perbuatan Putri Rara? Apakah berbohong itu baik? Pengembangan Menulis naskah drama/menggambar/membuat komik dengan tokoh putri Rara dan anggota kerajaan lainnya, menggambar rumah dan gaun Putri Rara Aku tidak mau pergike acara penobatan. Kepalaku sakit. Tapi kamutidak demam. ? Ayo! Menjadi putri itu melelahkan.Aku harus memakai rok panjang.Wajahku dipulas bedak tebal.Bibirku harus terlihat merah. Bibi Inang bilang, wajahku tak boleh tampak pucat! Uh, bibirku jadi terasa tebal. Pipiku pun gatal-gatal. Bagaimana kalau begini?Kaos longgar ini lebih nyaman dipakai.Jins belel ini enak untuk berlari.Aku bisa melompat dan berguling-gulingsesuka hati. 37
  • 46. Serbuk Ajaib Flo Serbuk ajaib Flo sudah habis. Padahal, masih ada dua hari lagi sebelum Jack mengantar serbuk ajaib baru. Ini semua gara-gara Flo malas berjalan. Dia menggunakan serbuk ajaib itu untuk pergi ke mana-mana. Untung saja Jack mengantar serbuk ajaib untuk Nenek Olin. Flo bisa mengambil serbuk itu sedikit saja. Akankah Nenek Olin mengetahuinya? Bahan Diskusi 1. Apa yang seharusnya dilakukan Flo agar tidak berbohong? 2. Apakah kamu punya saran tentang apa yang harus dilakukan Flo agar serbuknya tidak cepat habis lebih cepat? 3. Apakah kamu ingin punya serbuk ajaib yang bisa membuatmu terbang? Seandainya ya, ingin ke manakah kamu pergi? 4. Siapa tokoh favoritmu di cerita ini? Pengembangan Membuat naskah drama, membuat “serbuk ajaib Flo” dari biji-bijian yang diwarnai dan disusun berselang- seling di dalam toples kaca kecil Kalau Flo mengambil sedikit saja, Nenek Olin tidak akan tahu. Aduh, bagaimana ini? Nenek Olin pasti akan tahu kebohongan Flo! Flo harus menjelaskan semuanya. Aha! Itu Jack, peri pengantar serbuk ajaib. Tampaknya, dia sedang mengantarkan serbuk ke rumah Nenek Olin. Jack! Nenek Olin sedang pergi mengantarkan madu. Dia berpesan untuk menitipkan serbuk ajaibnya padaku. Aiknei jnioefij! Blabla! 38
  • 47. Kerjakan Segera, Putri! Putri Ela tak suka menenun, tetapi dia harus melakukannya. Semua anak perempuan di kerajaan belajar menenun, dan Putri Ela terus menunda-nunda. Akhirnya, ketika semua anak sudah menyelesaikan tenunan dan asyik bermain, Putri Ela harus menenun sendiri saja! Bahan Diskusi 1. Pekerjaan apakah yang paling kamu benci, tetapi harus kamu lakukan? 2. Seandainya ada teman yang suka menunda-nunda pekerjaan, misalnya membuat PR, apa yang akan kamu katakan kepadanya? 3. Berikan contoh pekerjaan yang tidak boleh ditunda- tunda. Pengembangan Membuat naskah drama dari cerita Putri Ela Putri Ela! Iya, iya. Tenang saja, Bunda.Nanti tenunan itu akan jadi juga.Kalau tiba saatnya.Dua minggu masih lama. 39
  • 48. Sayap Mini Remi Remi tak bisa ikut memetik buah ceri karena sayapnya yang pendek tak bisa membantunya terbang tinggi. Jadi Remi hanya bisa membantu memetik beri di kebun Kakek Beri. Namun Remi tak seharusnya berkecil hati, karena dia bisa membantu kerajaan peri dengan caranya sendiri! Bahan Diskusi 1. Seandainya kamu tinggal di negeri peri, apakah kamu ingin mempunyai sayap pendek atau panjang? 2. Apakah kamu pernah melihat buah ceri dan beri? Warnanya apa? Mana yang lebih kamu sukai? 3. Coba hitung buah beri di halaman 2 cerita Sayap Mini Remi! Coba hitung juga buah ceri di sana. Mana yang lebih banyak? 4. Ada berapa peri di halaman 1 dan 2 itu? 5. Seandainya kamu bertemu Remi, apa yang akan kamu katakan kepadanya saat dia sedih ingin punya sayap panjang? Pengembangan Membandingkan aroma, bentuk, dan rasa buah beri dan ceri; mencari gambar pohon ceri dan pohon beri dan membandingkan mana yang lebih tinggi; membuat naskah drama dari cerita Remi Sayap Mini Remi Huh, Remi benci musim semi,saat buah ceri menggantung ranum di pohon-pohon tinggi. Sedangkan Remi hanya bisa memetik beri, dari semak di halaman Kakek Beri. Ambil di sini, pungut di sana. Cepat! Sebelum kelinci muncul dan merebutnya! Remi terbang rendah, menukik, dan bergerak cepat. Peri yang lain terlalu sibuk di atas sana. Sudah pasti mereka tak sempat terbang ke bawah, untuk memungut yang terserak di tanah. Nah, ceri yang tercecer itu terkumpul sudah. Berkat Remi, panen ceri jadi berlimpah! 40
  • 49. Ya Ampun, Sabar Dong! Semuanya ingin bersalaman dengan ratu dan raja segera. Mereka berhimpitan, berdesakan, hingga tak ada yang bisa berjalan maju. Untung ada Putri Rara yang mengatur antrean. Kalau tertib, semuanya bisa berjalan lancar. Bahan Diskusi 1. Siapa yang kamu kenali di puisi ini? Mana Nenek Olin? Mana Remi, Flo, Putri Rara, Putri Ela? 2. Lihatlah keluarga Kumbi. Bisakah mereka mengantre dengan baik? 3. Apakah kamu pernah melihat orang antre berdesak- desakan? Di mana? 4. Apa yang harus kita lakukan agar antrean tertib? 5. Di mana saja kamu pernah mengantre? 6. Seandainya ada orang yang tidak tertib mengantre, apa yang akan kamu katakan/lakukan terhadapnya? Pengembangan Menggambar antrean yang tertib: bisa berupa deretan orang atau binatang; menggambar atau menulis pengalaman pribadi ketika mengantre. “Ooiii! Antreee!”Itu suara Putri Rara. Teriakannya langsung membungkam kebisingan. “Makanan telah terhidang. Jumlahnya cukup untuk semua! Jadi, tak perlu berdesakan!” Bisik-bisik terdengar. Orang-orang mengatur barisan. Nenek Olin terdepan. Lalu Remi, Kakek Beri menyusul kemudian. Flo berikutnya, lalu Jack dan gucinya. Para peri bersayap panjang di belakang mereka. Antrean maju dengan tenang, hingga tiba di meja hidangan! Nenek Olin merintih, “Aduh, jempol Nenek terasa perih!” Ups, siapa yang berani menginjak kaki Nenek Olin? Guci serbuk Jack bergoyang-goyang. Badannya terayun ke sana kemari tak keruan. Perutnya mual. Wajahnya tegang. Flo terdorong ke tepi. Kakinya pegal, karena terus berjalan sejak pagi. Sehingga dia tak kuat mendesak maju lagi. Sementara itu, peri-peri bersayap panjang terus berjuang untuk mendapatkan tempat terdepan.“Aku dulu! Aku dulu!”seru mereka. Sayap mereka saling bertautan. Antre! Ya Ampun, Sabar Dong! 41
  • 50. G enre buku keempat dari Seri Tunas Integritas adalah fiksi realistik kontemporer, atau sering disingkat sebagai genre realistik. Artinya, meskipun kisah-kisah dalam buku ini fiktif, kejadian yang diangkat bersifat realistik, dapat dialami siapa saja dalam kehidupan nyata. Tampaknya genre ini paling sering ditemui anak di samping cerita binatang. Bisa jadi itu karena tema keseharian dianggap lebih mudah ditulis, lebih mudah dipahami anak, dan karenanya sering sekali digunakan untuk menyampaikan pesan moral. Namun perlu dipahami,jika sebuah cerita dijadikan alat menggurui dan berceramah, maka plot akan mudah ditebak dan tidak ada lagi keasyikan membacanya. Dalam buku keempat ini, ada kisah tentang akibat terlalu banyak makan, inisiatif membantu ibu yang sedang sakit, puisi tentang keinginan yang tidak selalu dituruti, menentukan pilihan dan sikap, dan kepedulian terhadap kelestarian flora dan fauna di alam bebas. Judul Wuuush! diambil dari cerita latar Keluarga Kumbi, saat Kumbi Rob tanpa sengaja menyalakan kipas angin dan menerbangkan mereka ke cerita-cerita lain di dalam buku. Kosakata Baru camilan, jeruk purut, kemasan, lirih, mantra, meleleh, menyeruput, merajuk, monster, mual, taman bacaan, spageti Fakta Menarik 1. Jika kita makan cepat-cepat, biasanya kita dapat menghabiskan makanan lebih banyak, tetapi jika kita makan lambat-lambat, makanan yang masuk lebih sedikit. Itu karena saat perut diisi dengan cepat, tak ada waktu untuk mencerna dan rasa lapar tidak segera terpuaskan. Sebaliknya, jika lambung diberi waktu untuk mencerna, rasa lapar segera berkurang. Yang terbaik adalah makan dengan porsi normal dan dengan kecepatan normal. 2. Pasar Kaget adalah pasar yang muncul pada hari tertentu saja dan di tempat yang bukan peruntukannya, misalnya di lapangan, tepi jalan raya, dan di perumahan. Pasar Kaget awalnya hanya terbentuk di sekitar kantor-kantor saat hari gajian dan di lapangan olah raga, tetapi pertumbuhannya di beberapa daerah demikian pesat. Anda dan anak- anak dapat mengamati Pasar Kaget terdekat dan mendiskusikan banyak hal. Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di halaman depan, Kumbi Rob tanpa sengaja menyalakan kipas angin, dan berhamburanlah keluarganya. Di mana saja mereka mendarat? 2. Dalam Rencana Aji, Kumbi Ole terkena tetesan air hujan dari atap yang bocor. Untuk Kumbi pesolek tentu saja itu menjengkelkan. Apalagi ada yang menertawakannya. 3. Dalam Monster DurDur, Kumbi Hil beraksi lagi dengan kejahilannya. Siapa yang menjadi korbannya kali ini? Buku 4 Wuuush! 42
  • 51. Secukupnya Saja Aldo membawa bermacam-macam makanan ke sekolah, dan dalam porsi yang banyak. Saat istirahat, dia enggan berbagi dan mencoba menghabiskan semuanya sendiri. Akibat makan terlalu banyak dirasakan oleh Aldo saat itu juga. Perut mual dan kepala pusing. Aldo belajar dari konsekuensi yang menyertai perbuatannya. Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu merasakan sakit perut akibat kekenyangan? 2. Menurutmu, apa yang seharusnya Aldo lakukan? 3. Berbagi saat kita mempunyai banyak makanan mungkin mudah, tetapi bagaimana jika kita hanya punya sedikit makanan dan ada teman-teman yang meminta? Pengembangan Drama; membuat daftar makanan yang disuka dan tidak disuka, membandingkan hasilnya dengan teman-teman; merencanakan hari khusus berbagi bekal dan makan bersama di kelas 43
  • 52. Susu untuk Ibu Sepulang sekolah, Leo mendapati Ibu sedang tidur karena sakit. Dia ingin melakukan sesuatu untuk Ibu. Diingat-ingatnya apa yang dilakukan Ibu saat dia sendiri sakit. Dan Leo menemukan jawabannya. Membuatkan susu untuk Ibu. Leo membeli susu kemasan kecil di warung dengan uang tabungannya sendiri. Lalu dia menuangkan susu, air termos, dan gula. Leo tidak tahu bahwa susu kental sudah mengandung gula. Bahan Diskusi 1. Mengapa Ibu tetap senang meskipun susu untuknya terlalu manis? 2. Pernahkah kamu melakukan sesuatu untuk Ibu ketika Ibu sakit? 3. Menurutmu apa yang terjadi jika tangan Leo tersiram air termos yang panas? Apakah dia menyesal telah membantu Ibu? 4. Bagaimana kalau ternyata Ibu Leo tidak suka susu? Pengembangan Drama, praktik membuat susu sendiri didampingi orangtua, membuat kartu ucapan “semoga lekas sembuh” untuk keluarga atau teman yang sedang sakit, membuat puisi tentang pengalaman sakit Hm… Kening Ibu lebih hangatsedikit. Ya, Ibu memang sakit! Apa lagi yang akan dilakukan Ibu saat Leo sakit? Di lemari dapur, tersimpan bahan makanan aneka macam. Tetapi, Leo tak bisa memasaknya. Ah ya, bagaimana kalau segelas susuhangat? 44
  • 53. Ke Pasar Kaget Di Pasar Kaget, bermacam-macam barang dijual. Tak heran jika anak-anak menginginkan segala hal menarik yang dilihatnya. Tetapi Ayah dan Ibu tidak membolehkan mereka membeli ini itu dengan alasan yang masuk akal. Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu sangat menginginkan sesuatu tetapi orangtuamu melarang atau tidak mau membelikannya? Apa alasan mereka? Apakah kamu memaksa? Bagaimana perasaanmu? 2. Sewaktu ke Pasar Kaget, catatlah apa saja yang dijual di sana! Bagaimana pedagang menawarkan dagangannya? 3. Buatlah puisi tentang keramaian Pasar Kaget di lingkunganmu. Pengembangan Bermain peran pedagang dan pembeli di Pasar Kaget, praktikkan tawar-menawar, menggambar Pasar Kaget Hari ini kami sekeluarga ke pasar kaget. Dor! Eh copooot… eh kaget… kaget… kaget! Hihihi… bukan seperti itu. Disebut pasar kaget karena hanya ada di hari Minggu. Aku, kakak, dan adikku senang sekali. Mainan, makanan, dan hewan peliharaan dijual di sini. Pakaian pun berwarna-warni. Wow! Banyak sekali yang ingin kami beli.“Tidak, Cika. Lemari pakaianmu sudah sesak.” “Tidak, Nia. Bonekamu sudah banyak.” “Anak ayam warna-warni? Rama, itu juga tidak.” Ayah tersenyum-senyum mendengar Ibu sibuk menolak. Ke Pasar Kaget Aku, Kak Rama, dan Nia cemberut. Wajah kami pasti seperti jeruk purut. Ibu pelit, semua dilarang. Tak senang! Tak senang! Eh, tapi Ibu memberi uang pada pengemis tua pincang. Ibu membeli kue-kue untuk camilan agar kami riang. Lima bungkus pepes ikan untuk lauk makan siang. SandaljepithijauuntukBiIpat,menggantiyangsudahusang. Jugasebuahpayunglipat,agarkamitakkehujananlalumeriang. Oh, rupanya Ibu bukan pelit melainkan cermat. Hanya membeli barang yang tepat. Kami tetap senang dan kenyang meski Ibu hemat. Kami memang keluarga sederhana yang hebat. 45
  • 54. Rencana Aji Aji mempunyai rencana hendak menggunakan uang taman bacaan untuk membeli komik. Masalahnya, Kak Tias belum tentu setuju dengan rencana itu. Jadi Aji hendak melakukannya diam-diam. Iwan yang mengetahui rencana itu menjadi bimbang. Di satu sisi, dia juga senang membaca komik dan Aji membeli komik toh juga demi taman bacaan agar laris. Di sisi lain, Iwan merasa ada yang salah dengan rencana Aji, tetapi dia juga agak takut dengan Aji. Iwan harus memilih. Dan nurani menuntunnya membuat keputusan yang tepat. Bahan Diskusi 1. Menurutmu, apa yang terjadi jika Iwan ikut melaksanakan rencana Aji? 2. Pernahkahkamu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan? Apakah kamu berbicara dengan orangtuamu dan meminta pertimbangan mereka? 3. Kalau kamu menjadi Iwan, apa yang harus kamu lakukan jika Kak Tias tidak ada untuk diajak berbicara? 4. Selain menyediakan komik, adakah cara lain untuk membuat taman bacaan ramai dikunjungi? Pengembangan Membuat puisi tentang perasaan bingung, takut, atau marah; menggambar perpustakaan atau taman bacaan;meminjam buku di perpustakaan atau taman bacaan terdekat untuk mendapatkan pengalaman “Kamu melamun, Wan?” Kak Tias tersenyum. Aku memandang Kak Tias. Tiba-tiba, aku tahu pilihan terbaik. Kuceritakan kepadanya rencana itu. Tapi kukatakan juga, anak-anak selalu menanyakan komik baru. Aku dan Aji sangat suka membaca komik. “Seharusnya komikdiperbanyak. Masa novel melulu!”kata Aji lagi. “Sebagian uang kita belikan komik, yuk!” “Kak Tias bilang, uang hendak ditabung,”bantahku. “Kak Tias tidak perlu tahu. Taman bacaan juga untung karena komik bakal laris.” Kupikir, Aji ada benarnya. Tapi... “Tidak apa-apa, kita kan tidakmencuri,”kata Aji. Aduh, bingung. “Tidak, dong. Peminjam kan tidak cuma butuh buku, tapi juga tempat membaca yang nyaman. Lihat tuh karpetnya bolong-bolong. Kita perlu mengganti karpet dan rak. Malah kalau cuaca panas, kipas angin juga diperlukan.” Aku terdiam. Melaksanakan rencana Aji, atau menyerahkan semua uang kepada Kak Tias? 46
  • 55. Malam itu, penduduk dikejutkan bunyi-bunyiananehdi kebun. Mereka berbondong-bondong keluar rumah.Tampak bayangan hitam berkelebatan di antara pepohonan. “Monster DurDur datang!”seru mereka. “Mantra kita berhasil!”kata Hafil.“Kami yang memanggilnya.” Ia menggamit Ayman dan Jatmiko. Orang-orang dewasa menepuk bahu mereka. Berterima kasih. Monster DurDur Sudah dua musim, seluruh pohon durian di sebuah desa tidak lagi berbuah. Konon karena Monster DurDur menghilang. Dengan segala cara penduduk mencari monster itu, walaupun tidak ada yang tahu seperti apa bentuknya. Anak-anak pun tak ketinggalan berusaha. Hafil menggunakan mantra pemanggil Monster DurDur. Ketika monster itu akhirnya muncul, barulah penduduk mengerti bahwa yang berperan dalam pembuahan durian adalah kawanan kelelawar. Sayangnya kelestarian kelelawar pun mulai terancam. Bahan Diskusi 1. Mencari referensi tentang kelelawar dan mendiskusikan fakta-fakta ilmiah tentang hewan ini. 2. Dibyo mempunyai pengetahuan lebih banyak ketimbang teman-temannya. Menurutmu, apa sebabnya? 3. Apa yang harus dilakukan penduduk untuk melestarikan kawanan kelelawar? Pengembangan Drama, menggambar kelelawar dan buah-buahan yang dibantu pembuahannya oleh kelelawar, membuat origami kelelawar, dan membuat puisi tentang kelelawar MONSTER DURDUR Anak-anak tidak mau ketinggalan.Di kebun durian, Hafil, Ayman,dan Jatmiko merapal mantrapemanggil Monster DurDur. Entahdari mana Hafil mendapatkan mantra itu. Begini bunyinya:“Gatrem Dur Dur gatrem. Gatrem Dur Dur gatrem.” 47
  • 56. B uku Interaktif mengajak anak untuk mengambil keputusan tentang sikap tokoh, Pilihan ini menentukan akhir cerita. Setiap cerita memiliki sedikitnya dua pilihan yang dilematis; haruskah sang tokoh bersikap jujur, atau tertib, atau menuruti keinginannya? Judul “Ini, Itu?” menggambarkan kebingungan ini. Keluarga Kumbi pun digambarkan ikut kebingungan! Kosakata Baru asisten, berantakan, curam, lolos, meliuk-liuk, menanjak, merah jambu, oleng, panti asuhan, perempatan, pesawat tempur, ponsel, SIM, tempe mendoan. Fakta Menarik 1. Di persimpangan jalan, terutama yang ramai dilalui orang, seharusnya ada marka penunjuk jalan, agar orang dari luar daerah tidak salah arah. Namun kenyataannya tidak selalu ada marka. Memperhatikan marka jalan itu sangat penting, namun menanyakan arah jalan kepada pengguna jalan lain juga sama pentingnya. 2. Sering kita menyimpan barang-barang, berharap suatu saat ada manfaatnya. Tetapi kemudian barang itu menumpuk tak pernah terpakai, terlupakan, rusak, dan akhirnya dibuang juga. Anak-anak juga demikian dengan mainan mereka. Barangkali kita bisa memulai kebiasaan menyumbangkan barang- barang selagi masih layak pakai. Sedang Apakah Kumbi …? 1. Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk) di mobil-mobilan Dido. Temukan dia! 2. Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras suara (Kumbi Wer)? Temukan dia! 3. Di Chacha Harus Tahu, Kumbi Tuk tertidur di tengah jalan. Kumbiapa yang mencoba membangunkan Kumbi Tuk? 4. Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang apakah dia di Bukan Barang Bekas? Buku 5 Ini, Itu? 48
  • 57. Mobil-Mobilan Dido Dido ingin sekali membeli mobil-mobilan yang bisa berubah menjadi tank dan pesawat tempur. Hampir semua teman-temannya di sekolah sudah memilikinya. Namun mobil itu terlalu mahal. Meminta uang dari ibu yang berjualan tahu isi dan mendoan, Dido tak tega. Sementara itu, uang tabungannya tak cukup. Satu- satunya cara adalah mengumpulkan uang kembalian dari pembelian terigu tiap minggu. Kebetulan Wak Rudi, pemilik warung langganan Ibu, memberi diskon. Ibu tak perlu tahu. Tetapi, itu artinya Dido akan membohongi ibu. Bisakah Dido melakukannya? Bahan Diskusi 1. Apakah kamu mempunyai uang tabungan? Seberapa sering kamu menabung? 2. Mana yang lebih kamu sukai, membuka tabungan secepatnya untuk membeli barang yang kamu inginkan, atau menunda agar uang terkumpul lebih banyak agar kamu bisa membeli barang yang lebih bagus? 3. Apa yang akan kamu lakukan seandainya hanya kamu yang tidak mempunyai barang yang dimiliki oleh hampir semua teman-temanmu di sekolah? Apakah kamu akan merasa sedih? 4. Seandainya kamu bertemu dengan Dido, apa yang akan kamu katakan kepadanya? 5. Ibu Dido berjualan tempe mendoan dan tahu isi, dan Dido rajin membantu Ibu berbelanja. Apa yang kamu lakukan untuk membantu Ibu, Ayah, atau Nenek/Kakek di rumah? Dido masuk ke dalam kamar dan membuka dompetnya. Hanya dua puluh ribu. Tidak cukup untuk membeli mobil-mobilan pesawat tempur.Ah, yang penting punya mobil baru, pikir Dido.Mobil truk yang dijual di pasar bagus juga. “Cuma truk, kok,”kata Dido akhirnya.“Wah, keren!”seru Beben. Tapi itu cuma truk plastik, kata Dido dalam hati.Warnanya oranye dan merah jambu, seperti mainananak kecil. Sayang, tak ada lagi warna yang lain.“Yuk, kita main perang-perangan! Pura-puranya,ini truk pengangkut senjata,”kata Beben lagi.Sekarang, semuanya ada. Mobil ambulans, pesawat tempur, tank perang, dan truk pengangkut senjata. SELESAI Pengembangan Menggambar mobil-mobilan atau mainan favorit; membuat celengan dari kaleng permen bekas, lalu menghiasnya; membuat puisi tentang menabung; menulis lanjutan cerita Dido 49
  • 58. Bukan Barang Bekas Hatta bertugas mengkoordinir sumbangan dari teman- temannya di sekolah untuk panti asuhan di dekat rumahnya. Namun ketika matanya tertumbuk pada robot-robotan milik Dani, dia bimbang. Robot mainan itu sudah lama dia inginkan! Sebetulnya bisa saja diam- diam dia mengambil robot itu, dan menggantinya dengan robot mainan miliknya sendiri yang sudah patah kakinya. Toh, anak-anak panti asuhan itu tak akan tahu. Lagipula, anak-anak itu akan senang dengan sumbangan apapun, termasuk mainan yang sudah rusak. Yang penting kan masih bisa dimainkan. Haruskah Hatta berbohong? Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu ke panti asuhan? Bersama siapa? Apakah kamu pernah bermain dengan anak-anak di sana? 2. Seandainya kamu diminta untuk menyumbang untuk panti asuhan, barang apa yang paling ingin kamu berikan kepada anak-anak di sana? Apa kira-kira yang mereka butuhkan? 3. Saat bermain bersama teman, kadang-kadang kamu ingin sesuatu barang yang sedang dimainkan oleh temanmu. Apa yang kamu lakukan; menunggu hingga mainan itu tak terpakai, bertanya apakah kamu boleh meminjamnya, atau langsung merebutnya dari tangannya? 4. Permainan di sekolahmu mungkin hanya sedikit, tetapi yang menggunakannya banyak sekali. Bagaimana agar kamu dan teman-temanmu mendapatkan giliran untuk bermain? Pengembangan Menggambar robot-robotan atau boneka favorit, berkunjung ke panti asuhan dan menyumbangkan mainan yang masih layak untuk anak-anak di sana, menulis lanjutan cerita Hatta Aku tak senang mendapatkan mainan rusak. Anak-anak ini juga begitu. Mereka akan lebih senang kalau mendapatkan mainan yang masih bagus. SELESAI Benar saja. Robot itu menjadi sumber keributan. 50
  • 59. Mobil demi mobil lewat dekat sekali dengan lutut Chacha.Tiba-tiba, beberapa sepeda motor di depan mereka mundur.Oh, ternyata sebuah mobil van lebar tidak bisa lewat.Deretan sepeda motor begitu sesak dan mengambil jalan mobil van tersebut. Sekarang, semuanya tidak bisa bergerak. Seandainya saja Chacha tak memaksa Pak Asep untuk terus maju... seandainya juga sepeda-sepeda motor lain tidak ikut-ikutan maju... mungkin mereka sudah lolos dari persimpanganini sekarang. Ah, pasti Nuri sudah pergi ke bioskop.Seandainya Chacha bisa lebih sabar, ini tak akan terjadi. SELESAI Chacha Harus Tahu Chacha harus pergi untuk menonton film bersama teman-temannya, tetapi ayah dan ibu belum pulang dari pasar. Chacha harus pergi secepatnya, namun bagaimana caranya? Kak Reza bisa mengantarnya dengan motor, tetapi Chacha tahu Kak Reza belum mempunyai SIM. Pak Asep, tukang ojeg langganan, bisa mengantarnya, tetapi Pak Asep terlalu hati-hati di jalan. Chacha bisa menyusul teman-temannya menonton film kalau Pak Asep bisa menembus kemacetan di jalan dengan mengendarai motor secara ugal-ugalan. Apakah Pak Asep akan memenuhi permintaan Chacha? Bahan Diskusi 1. Apakah SIM itu? Umur berapa seseorang dapat memperoleh SIM untuk mengendarai motor atau mobil? 2. Ke mana kita harus mengurus SIM? Tahukah kamu, prosedur apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan SIM? 3. Menurut kamu, mengapa anak-anak di bawah umur belum boleh memiliki SIM atau mengendarai motor/ mobil? 4. Apakah kamu pernah terjebak dalam kemacetan? Mengapa kemacetan itu terjadi? 5. Menurut kamu, perilaku pengendara mobil/motor apa saja yang menyebabkan kemacetan atau membuat kemacetan semakin parah? 6. Sebutkan beberapa contoh perilaku tertib lalu lintas! Mengapa kita harus tertib di jalan raya? Pengembangan Membuat daftar (berupa gambar atau kata-kata) kebutuhkan saat membonceng motor, atau berkendara dengan mobil; menulis lanjutan cerita Chacha; membuat puisi dengan judul “Ini, Itu?” “Tetapi apa?”desak Kak Reza. “Rumah Nuri memang nggak jauh, tetapi jalan ke sana ramai sekali,”tegas Chacha. “Chacha mau menelepon Pak Asep saja.” Sudah jam 9.50 ketika Pak Asep datang! “Cepat ya, Pak Asep!”kata Chacha saat duduk di boncengan. 51
  • 60. B uku keenam ini adalah buku aktivitas, berisi 16 kegiatan yang dapat dikerjakan anak-anak secara sendiri atau bersama-sama. Karena kegiatan- kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian, hendaknya orangtua/guru hanya mendampingi dan berperan sebagai fasilitator saja. Sebaiknya kegiatan tidak berorientasi semata-mata pada hasil. Berikan perhatian lebih besar pada proses yang dijalani anak-anak. Agar buku ini bisa dipakai banyak anak, orangtua/ guru bisa memperbanyak lembar kegiatan dengan cara memfoto kopi. Petunjuk untuk setiap kegiatan dapat dibaca langsung di kegiatan masing-masing dan sudah cukup jelas. Kemungkinan pengembangan kegiatan-kegiatan ini sangat luas. Misalnya, pada kegiatan Roket Harta Karun, anak dapat diajak membuat celengan dengan bentuk-bentuk lain kesukaan mereka. Pada kegiatan Sederhana itu Mudah, ajak anak memikirkan tindakan lain yang sesuai dengan nilai sederhana. Pikirkan pula tindakan yang berlawanan. Ajak pula anak menyebutkan tindakan yang sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai integritas lainnya. Meniru kegiatan di buku keenam ini, orangtua atau guru juga bisa mengajak anak membuat kegiatan lain, misalnya membuat labirin sendiri, menyebutkan semua benda di ruang kelas yang berawalan huruf tertentu, dan sebagainya. Pada kegiatan Dapatkah Kamu Menemukanku?, ada satu benda yang sengaja tidak digambarkan di ilustrasi. Hal ini bertujuan untuk memancing daya kritis anak serta melatih konsentrasi dan kejujuran. Buku 6 Ungu, Di Mana Kamu? 52
  • 61. 1. Benarkah Seri Tunas Integritas untuk PAUD, tampaknya bahasa dan ilustrasinya terlalu rumit untuk anak- anak kecil? Seri Tunas Integritas ditujukan untuk anak usia 4-9 tahun. Namun setiap anak mempunyai kemampuan membaca sendiri-sendiri, ada yang sudah maju, ada pula yang masih gagap dibandingkan anak lain seusianya. Ini bergantung pada kebiasaan literasi di rumah dan sekolah. Tetapi secara umum, anak-anak di usia ini memang membutuhkan mediasi orang dewasa untuk mendapatkan manfaat maksimal dari bacaan mereka. 2. Tidak ada kesimpulan dan pesan moral dalam setiap cerita, apakah saya harus membuatkan saat membacakan buku ini untuk anak-anak? Tidak perlu. Dari diskusi dengan anak-anak, Anda akan mendapatkan respons mereka, dan menanggapi sesuai kebutuhan dalam rangka ko-konstruksi konsep dari cerita yang dibaca. 3. Bolehkah anak-anak membaca sendiri tanpa pendampingan? Boleh. Bahkan anak-anak yang belum bisa membaca teks sudah dapat membaca visual. 4. Bolehkah anak-anak menggambari atau mewarnai buku paket? Jika Seri Tunas Integritas itu milik umum, Anda disarankan memfotokopi dulu halaman yang diinginkan anak untuk digambari atau diwarnai. 5. Mengapa tidak ada nomor halaman dalam buku- buku Seri Tunas Integritas? Penomoran halaman biasanya dibutuhkan untuk perujukan pada cerita/buku berhalaman banyak. Nomor halaman terkadang juga seperti memberi batasan "urutan", sementara anak-anak ingin dibebaskan memilih cerita yang dibacanya terlebih dahulu. Dengan pengoptimalan visual sebagaimana pada Seri Tunas Integritas, nomor halaman bisa ditiadakan. 6. Ketika dibacakan, anak-anak seperti tidak peduli, apa yang harus saya lakukan? Respons tiap anak unik sesuai dengan karakternya. Anda boleh mencoba menarik perhatian mereka, namun tidak memaksa mereka untuk duduk diam dan mendengarkan. 7. Anak-anak melemparkan pertanyaan yang tidak dapat saya jawab, apa yang harus saya lakukan? Katakan dengan jujur, Anda tidak tahu jawabannya saat ini. Tetapi Anda dapat mencari jawaban itu di buku rujukan, ajaklah anak-anak mencari bersama jika memungkinkan. Tanya-Jawab 53
  • 62. 8. Bagaimana menanggapi komentar anak yang tidak berkaitan dengan cerita? Meskipun sepertinya tidak berkaitan, anak sudah memberikan respons. Dengan caranya sendiri, sebetulnya ia membuat kaitan. Ucapkan terima kasih atas komentarnya, dan Anda bisa memancingnya lebih jauh untuk menemukan kaitan itu. 9. Anak saya tidak suka dibacakan, lebih suka mengarang cerita sendiri berdasarkan ilustrasi. Sama sekali tidak masalah. Justru anak Anda sedang berkreasi. 10. Anak saya cepat bosan, cerita belum selesai dia sudah meminta buku yang lain. Bagaimana membuatnya tertarik dan tekun mendengarkan? Ikuti kemauannya. Beri dia waktu untuk sekadar melihat-lihat buku. Amati apa yang membuatnya tertarik dan mulailah dengan itu. Dan anak Anda tidak harus selalu diam mendengarkan. Dia boleh bergerak dan berbicara untuk merespons bacaan atau hal-hal lain yang melintas dalam benaknya. 11. Anak saya malah tidak mau tidur jika dibacakan buku. Menjelang tidur mungkin menjadi waktu terbaik, namun tujuan Anda membacakan buku tentunya bukan untuk menidurkan anak, melainkan memberinya manfaat dari membaca buku. Atur dan sepakatilah jadwal tidur, bacakan buku sebelum waktu tidur tiba, dan ketika tiba saatnya harus tidur, Anda berhenti membaca, dan ia harus tidur sesuai kesepakatan. 12. Bagaimana memastikan pesan dari kisah yang dibacakan sampai atau dipahami anak? Melalui diskusi dan respons anak terhadapnya. Tetapi seperti dijelaskan dalam panduan, membacakan buku bukan proses menjejalkan pesan dan pemaknaan dari orang dewasa ke dalam benak anak lalu memetik hasil berupa perubahan sikapnya secara instan. Melalui interaksi yang hangat, Anda dan anak bersama-sama membangun konsep dari cerita yang dibaca. 13. Bolehkah menyambung cerita yang akhirnya terbuka dengan versi sendiri? Boleh dan bahkan disarankan. 14. Bolehkah membuat cerita sendiri berdasarkan ilustrasi yang ada? Boleh dan bahkan disarankan. 15. Bolehkah mengganti kata-kata yang sulit dengan kata-kata yang biasa dipakai? Terlebih dulu Anda tetap menyebutkan kata sulit itu, lalu menyebutkan padanannya. Dengan demikian anak mendapatkan kosakata baru. Sebetulnya, kata sulit juga bisa dipahami anak melalui konteks kalimat. 16. Bolehkah menggunakan bahasa sendiri atau bahasa percakapan untuk menggantikan bahasa buku? Berarti Anda menghilangkan salah satu keuntungan dari membaca buku, yaitu pengayaan berbahasa. Bahasa buku mempunyai struktur yang baik dan teratur untuk mengasah kepekaan anak dalam berbahasa. Mungkin jika Anda mendongeng, Anda dapat melakukannya dengan bahasa Anda sendiri. Tetapi ketika membacakan, bacakanlah apa yang tertulis. 54
  • 63. 17. Pada cerita interaktif, bagaimana kalau anak-anak memilih alternatif yang tidak ada di buku? Itu bagus. Mereka bebas menjajaki hubungan sebab- akibat. Jadi, pancinglah mereka untuk sampai pada kesimpulan akhir dari alternatif yang mereka pilih. Jangan lupa, setiap pilihan tentu ada konsekuensinya. 18. Bolehkah saya memperbanyak paket buku ini sendiri dengan memfotokopi atau memindainya? Boleh, selama tidak digunakan untuk tujuan komersial. 55
  • 64. Buku Alphin, Elaine Marie, Creating Characters Kids Will Love, Writer’s Digest Books, US, 2000 Bolton, Lesley & Wait, Lea, Writing Children’s Books, Adam Media, US, 2007 Bunanta, Murti, Buku, Mendongeng, dan Minat Baca, KPBA, Jakarta, 2004 Evans, Dilys, Show & Tell: Exploring the Fine Art of Children’s Books Illustration, Chronicle Books, US, 2008 Fox, Mem, Reading Magic: Why Reading Aloud to Our Children Will Change Their Lives Forever,Harcourt Inc, US, 2008 Hancock, Marjorie R., A Celebration of Literature and Response: Children Books, and Teachers in K-8 Classrooms, Merrill Prentice Hall, US, 2004 Moschovaki, E., Meadows, S. & Pellegrini, A., Teachers’ affective presentation of children’s books and young children’s display of affective engagement during classroom book reading, dalam European Journal of Psychology Education, XX11, 04, 405-420, 2007 Salisbury, Martin & Styles, Morag, Children’s Picturebooks, The Art of Visual Storytelling, Laurence King Publishing, UK, 2012 Sarumpaet, Riris K. Toha-, PedomanPenelitian Sastra Anak, Pustaka Obor, Jakarta, 2010 Laman Internet http://en.wikipedia.org/wiki/Children's_literature http://write4kids.com/ http://kids.nationalgeographic.com/kids/animals/ creaturefeature/dung-beetle/ http://en.wikipedia.org/wiki/Dung_beetle Saran untuk orangtua: Konten Internet dapat berubah dalam semalam, periksalah laman Internet yang Anda sarankan kepada anak-anak sebelum mereka mengunjunginya. Simpan alamat situs (bookmark), supaya anak tidak salah ketik dan sampai ke situs yang tidak diinginkan. Daftar Pustaka 56
  • 65. Semua Bisa Berintegritas, Semua Bisa Memberantas Korupsi Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Namun, cita-cita mulia ini belum terwujud. Salah satu penyebabnya adalah korupsi yang merajarela di negeri ini. Gara-gara korupsi, negara dirugikan. Gara-gara korupsi, pembangunan menjadi terhambat. Gara-gara korupsi, sendi-sendi dan tatanan kehidupan masyarakat rusak dan berantakan. Intinya, korupsi telah membuat rakyat sengsara dan menderita. Tidak ada pilihan lain agar Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya: BERANTAS KORUPSI. Ini adalah cita-cita kita bersama. Maka, memberantas korupsi dari bumi Indonesia menjadi tugas bersama pula. KPK sebagai lembaga yang khusus dibentuk untuk memberantas korupsi tidak dapat bekerja sendiri. KPK memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak. Setiap elemen bangsa ini mempunyai keunikan, minat, bakat, dan kompetensi yang berbeda-beda. Apa dan siapa pun Anda: SEMUA BISA MEMBERANTAS KORUPSI. Contoh nyata peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi adalah penerbitan seri TUNAS INTEGRITAS ini. Seri bacaan anak ini terbit berkat sinergi dan kerjasama apik antara KPK dan Forum Penulis Bacaan Anak (FPBA). FPBA adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan penulis, ilustrator, editor, desainer, penerbit, partisipan, wartawan, media, dan pemerhati bacaan anak. Sejak resmi berdiri pada 2 Mei 2010, FPBA memiliki anggota lebih dari 2.000 orang. FPBA memiliki visi terciptanya bacaan yang sehat, kreatif, dan sesuai dengan anak-anak Indonesia. Visi ini diupayakan melalui misi, antara lain: menciptakan dan memberdayakan sumberdaya di bidang tulis-menulis bacaan anak, serta menjalin kerjasama dengan media massa, pelaku bisnis penerbitan di Indonesia maupun di negara lain, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang memiliki kesamaan visi. Kolaborasi KPK dan FPBA dalam penerbitan buku diawali dengan Training dan Workshop Anti Korupsi yang diikuti para kreator bacaan anak. Buku yang merupakan komitmen dan upaya para kreator bacaan anak dalam pemberantasan korupsi ini memunculkan karakter Keluarga Kumbi (dung beetle). Jika kumbang berperan besar membuat kondisi tanah kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman, maka KPK bersama FPBA, lewat seri Tunas Integritas ini, berusaha memberikan stimulasi bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas. Mengapa? Karena kami yakin SEMUA BISA BERINTEGRITAS. Bagaimana dengan Anda? 57
  • 66. R yvafie Damani adalah nama pena gabungan tiga penulis: Ary Nilandari, Eva Y. Nukman, dan Sofie Dewayani. Sejak pertama berkolaborasi menulis novel anak Misteri Elang Perak pada 2003, secara terpisah mereka telah menghasilkan puluhan karya sendiri. Ketiga penulis ini terus bersinergi dan berproses demi bacaan anak yang lebih baik. Kiprah terbaru Ryvafie Damani adalah mengonsep dan menyunting Seri Tunas Integritas, hasil kerja sama Komisi Pmberantasan Korupsi dan Forum Penulis Bacaan Anak. Di dalam Seri ini pula karakter Keluarga Kumbi ciptaan mereka diperkenalkan untuk pertama kalinya. Tentang Penulis