SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Anak tunagrahita, merupakan anak yang dikategorikan sebagai anak yang mengalami
cacat. Cacat yang diderita oleh anak tunagrahita ialah cacat secara intelektual. Kemampuan
intelektual tidak sesuai dengan umur fisik, karena itulah kondisi anak tunagrahita dikatakan
mengalami penurunan intelektual yang dikenal sebagai retendensi mental. Kondisi tunagrahita
terbagi atas tiga bagian, ringan, sedang, dan berat. Pada penelitian ini akan meneliti resepsi anak
tunagrahita ringan dalam membaca cerita pendek anak, sebab hanya anak tunagrahita klasifikasi
ringan yang bisa membaca karena masih mampu dididik dan mampu diajar.
Lukens menyatakan bahwa karya sastra tetap anak memiliki dulce (menghibur) dan utile
(bermanfaat). Menghibur karena melalui cerita mereka bisa mendapatkan hiburan dan
bermanfaat karena dalam cerita akan ditemukan amanat dan segala pelajaran moral serta
wawasan untuk anak-anak. Sehingga karya sastra secara tidak langsung mampu menjadi media
pendidikan bagi anak-anak. Jika bacaan dalam karya sastra merupakan media pembelajaran bagi
anak-anak, lalu apakah manfaat yang diberikan bacaan dalam karya sastra juga berlaku bagi
anak-anak yang mengalami penurunan intelektual, tetapi mereka masih mampu membaca apakah
mereka mampu meresepsi sebuah bacaan ?.
Resepsi merupakan proses pembaca dalam menerima dan menanggapi sebuah bacaan.
Pembaca selaku pemberi makna akan senantiasa ditentukan oleh ruang, waktu, golongan sosial,
budaya dan pengalamannya (Jauss dalam Nuryatin 1998:133). Berdasarkan hasil penelitian ini
anak tunagrahita ringan juga memiliki tanggapan-tanggapan terhadap karya sasrtra. Walaupun
dengan cara yang harus dituntun, tetapi anak tunagrahita ringan juga sama seperti pembaca
lainya, mereka mempunyai penilaian sendiri terhadap bacaan yang sudah dibacanya. Jika Jauss
menyatakan bahwa pembaca sebagai memberi makna akan dipengaruhi oleh ruang, waktu,
golongan sosial, budaya dan pengalaman, anak tunagrahita ringan dengan pengarung intelektual
yang rendah juga bisa memberikan makna pada bacaannya.
Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian ini yang memperlihatkan bahwa anak
tunagrahita juga bisa menilai bagus atau tidak bacaan yang dibacanya, unsur cerita yang mereka
sukai, dan mereka juga memiliki komentar terhadap karya yang sudah mereka baca. Adapun
kesimpulan yang di dapat di dalam penelitian ini terhadap resepsi pelajar tungrahita ringan pada
bacaan anak akan dijabarkan berdasarkan unsur intrinsik karya.
Pada penelitian ini usia anak yang menjadi responden pada umumnya berada pada usia di
bawah 17 tahun dan duduk di tingkat pendidikan SD dan SMP, sedangkan untuk kemampuan IQ,
rata-rata responden memiliki IQ 68 dan berjenis kelamin perempuan. Tingkat keminatan pelajar
tunagrahita berdasarkan hasil penelitian menunjukan grafik yang bagus, sebab rata-rata
menunjukan suka membaca, sedangkan untuk tingkat kesulitan dalam memahami bacaan,
jawaban responden pada umumnya ialah sedikit sulit dan tidak sulit dalam memahami bacaan
dan rata-rata respoden juga memiliki buku bacaan di rumah.
Pada bagian unsur intrinsik, akan disimpulkan jawaban responden tunagrahita ringan
sebagai berikut :
1. Alur
Unsur intrinsik ini menjadi bagian yang dipertanyakan di dalam penelitian untuk melihat
keminatan responden terhadap bacaannya. Pada bagian ini akan diberi beberapa jawaban
objektiv pada responden tentang alasan apa yang mendasari mereka menganggap sebuah cerita
bagus atau tidak dan berdasarkan hasil penelitian, alasan responden menilai sebuah cerita bagus
atau tidak didasari pada peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Jika diurutkan berdasarkan hasil
penelitian dilapangan, responden tunagrahita ringan menilai sebuah cerita pertama dari peristiwa
yang terjadi di dalam cerita, panjang—pendek cerita, gambar pendukung yang ada di dalam
cerita, dan baru mengenai tokoh dan penokohan di dalam cerita.
2. Tokoh
Pada bagian tokoh, terdapat dua pertanyaa yang diajukan kepada responden setelah mereka
membaca cerita. Pertanyaan pertama mengenai alasan tokoh menyukai/menginginkan menjadi
tokoh tersebut dan pertanyaan kedua alasan responden tidak menyukai tokoh tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, alasan utama responden menyukai/menginginkan menjadi tokoh
tersebut dan tidak menyukai tokoh tersebut ialah dilihat dari sikap tokoh di dalam cerita, setelah
itu baru dilihat dari keunikan tokoh (entah itu fisik, kekuatuan khusus yang dimiliki tokoh dll).
Secara umum, tokoh yang disukai responden ialah tokoh yang memiliki peran protagonis atau
tokoh yang dinilai bermoral baik di dalam cerita.
3. Amanat
Pada bagian amanat, responden tidak diberikan pilihan obejktiv. Pada bagian ini berbentuk
essay, jadi responden bisa menuliskan jawabanya dengan bahasa sendiri. Adapun hasil jawaban
responden terhadap amanat cerita ialah sebagai berikut :
No Ruti Siput dan Ciki
Ayam
Kerumah
Paman
Misteri Hantu
Atap
Batu Menangis
1 Harus menyapa Menjenguk teman
sakit
Tidak tau tidak boleh melawan
pada orang tua
2 Tidak boleh mengejek
teman
Tidak boleh jajan
sembarangan/tidak
boleh membeli
makanan
Harus berani Sopan
sebarangan
3 Tidak sombong Sakit perut Tidak boleh takut tidak boleh menyuruh
ibu
4 Sopan Mematuhi orang
tua
tidak durhaka pada
orang tua
5 Tidak tau Mengikuti kata
ibu guru
hormat pada orang tua
6 Pergi liburan
kerumah paman
Pada bagian amanat, responden menulis kalimat dengan singkat. Hasil yang mereka tulis
ialah pesan yang mereka tangkap di dalam cerita. Jika dilihat, responden tungrahita ringan bisa
dikatakan mampu menangkap amanat di dalam cerita, sebab amanat-amanat yang tertulis di atas
memang amanat yang ada di dalam cerita. Ketidakmampuan responden ialah tidak bisa
menjabarkan hasil jawaban lebih panjang dan mereka akan lebih susah jika amanat ini diminta
untuk disebutkan secara lisan.
Hanya tiga unsur intrinsik yang ingin dilihat responnya dalam penelitian ini, sebab alur,
tokoh, dan amanat ialah unsur utama penentu di dalam cerita. Capaian utama dalam penelitian ini
ialah resepsi responden terhadap amanat cerita. Sebab memlalui amanat pembaca akan
mendapatkan makna di dalam karya.
Untuk persoalan daya ingat responden terhadap isi bacaan, di dalam kuisioner terdapat
soal-soal yang bersangkutan dengan daya ingat responden, seperti soal-soal yang
mempertanyakan siapa nama tokoh, bagaimana sikap tokoh, siapa tokoh jahat dll. Berdasarkan
hasil penelitian, pada umumnya responden mampu mengingat isi bacaan dengan baik, mereka
masih mengingat karakter dan nama tokoh serta peristiwa yang terjadi, hanya saja kelemahan
dari responden tunagrahita ialah mereka susah mengingat cerita dengan tokoh yang banyak,
susah mengingat tokoh dengan nama yang terdengar sama, dan susah mengingat alur cerita
berbelit-belit. Pilihan bahasa juga berpengaruh dalam pemahaman responden tunagrahita ringan
dalam membaca, sebab responden tunagrahita ringan mengalami masalah dengan
perbendaharaan bahasa. Khususnya di dalam penelitian ini, responden tunagrahita mendapat
banyak kosakata dari orang tua, teman-teman yang mayoritas berbahasa Minang dan sesekali
mendapat kosakata bahasa Indonesia dari guru disekolah (itupun sekedarnya dan bahasa baku)
jadi mereka kesulitan untuk menafsirkan kata bahasa Indonesia tidak baku seperti : lamban,
merayap, senyum mengembang, air liur, gaduh, terbahak-bahak. Namun, semua itu tidak akan
menjadi penghalang bagi responden tunagrahita ringan selama masih mendapat tuntunan saat
membaca dari orang tua, guru, atau orang-orang terdekat.
Berdasarkan hasil penelitian, cerita yang paling banyak diminati ialah cerita Batu
Menangis. Jika dianalisis dan dibandingkan dengan cerita lainya, pada cerita Batu Menangis
terdapat sedikit tokoh yaitu ibu dan perempuan muda (batu Menangis) gaya bahasa yang
digunakan juga sederhana, tidak banyak terdapat kata dari bahasa pergaulan Bahasa Indonesia.
Gaya penceritaan kaku dan berurutan, pengarang cerita menuntun pembaca dan menjelaskan
peristiwa sejelas-jelasnnya, ending cerita pun berakhir dengan jelas yaitu si anak berubah
menjadi batu, tidak seperti cerita sebelumnya yang menutup cerita dengan gaya meyerahkan
penilaian terhadap cerita pada pembaca. Gaya cerita yang monoton dan menuntun pembaca dari
awal hingga akhir sangat berhubungan dengan keadaan anak tunagrahita ringan dalam belajar
dan mencerna informasi dari guru di sekolah. Guru akan menerangkan sejelas-jelasnya informasi
atau bahan ajar pada anak didik tungrahita ringan dan baru mereka bisa mencerna maksud dari
guru. Hal ini bisa jadi berhubungan dengan kekurangan anak tunagrahita ringan yang tidak bisa
berfikir abstrak.
Pada kesimpulannya, berdasarkan hasil penelitian di lapangan, anak tunagrahita ringan
mampu meresepsi bacaan dari sebuah cerita pendek anak. Mereka sama dengan pembaca anak
pada umumnya, memiliki tanggapan terhadap cerita, memiliki tokoh yang disukai, memiliki
unsur cerita yang disukai, dan tetap mampu menyerap amanat yang dibawakan oleh cerita.
Walaupun penerimaan terhadap cerita yang mereka baca memang sangat dipengaruhi oleh
pengalaman dan kemampuan intelektual.
4.2. Saran
Penelitian ini masih membahas persoalan dasar mengenai persoalan resepsi pelajar
tunagrahita ringan dalam membaca cerita pendek anak, belum mengakaji secara mendalam
persoalan-persoalan yang terjadi dilapangan. Anak tunagrahita ringan walaupun memiliki
masalah pada perkembangan intelektual, namun juga sama seperti anak-anak pada umumnya,
mereka juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan melalui karya sastra.
Oleh sebab itu, penelitian ini patut kiranya untuk dilanjutkan, karena mengingat anak
tunagrahita ringan ialah anak yang memiliki kebutuhan khusus, tetapi mereka masih mampu
mendapatkan pembelajaran melalui karya sastra, maka alangkah lebih baiknya ada penelitian
yang membahas persoalan-persaoalan baru yang lebih bermanfaat untuk anak tungrahita ringan
agar mereka juga mendapat pendidikan yang lebih sesuai dengan kemampuan intelektualnya
melalui karya sastra

More Related Content

Similar to RESEPSITUNGRA

Panduan Buku Tunas Integritas
Panduan Buku Tunas IntegritasPanduan Buku Tunas Integritas
Panduan Buku Tunas Integritasdevunira
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-Ceviy ana
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahAhmad NazRi
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikkhairul jalil
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversirskyra
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)deliana_dela
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasirerestarp
 
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisisKun Ardi
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarmaulida_molie
 
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKAwindi619
 
Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarKhairul Aswad
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnRendra S.Sos
 
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...Riska Nur'Akhidah Sari
 
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docx
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docxANALISIS KOMPETENSI DASAR.docx
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docxWahyutinniEkowati
 
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran interaksi 3
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran  interaksi 3Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran  interaksi 3
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran interaksi 3Mohamad Saad Mohamad Nain
 
Angket gaya belajar
Angket gaya belajarAngket gaya belajar
Angket gaya belajarthearif1971
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfAnibintiMisran
 

Similar to RESEPSITUNGRA (20)

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Panduan Buku Tunas Integritas
Panduan Buku Tunas IntegritasPanduan Buku Tunas Integritas
Panduan Buku Tunas Integritas
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
Kajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolahKajian tindakan pra sekolah
Kajian tindakan pra sekolah
 
Jurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didikJurnal perkembangan peserta didik
Jurnal perkembangan peserta didik
 
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversiPeranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
Peranan teknologi informasi dalam meningkatkan kegunaan dikonversi
 
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
Peranan teknologi informasi_dalam_meningkatkan_keg (2)-dikonversi (3)
 
Peranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi InformasiPeranan Teknologi Informasi
Peranan Teknologi Informasi
 
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis
50 soal ukg & pembahasan sesuai kisi kisis
 
Kaedah bercerita
Kaedah berceritaKaedah bercerita
Kaedah bercerita
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
 
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR B. INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA
 
Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajar
 
Ulasan buku
Ulasan buku Ulasan buku
Ulasan buku
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to Learn
 
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
 
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docx
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docxANALISIS KOMPETENSI DASAR.docx
ANALISIS KOMPETENSI DASAR.docx
 
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran interaksi 3
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran  interaksi 3Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran  interaksi 3
Modul PPG PKP3107 - 08(c) isi pelajaran interaksi 3
 
Angket gaya belajar
Angket gaya belajarAngket gaya belajar
Angket gaya belajar
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 

RESEPSITUNGRA

  • 1. BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Anak tunagrahita, merupakan anak yang dikategorikan sebagai anak yang mengalami cacat. Cacat yang diderita oleh anak tunagrahita ialah cacat secara intelektual. Kemampuan intelektual tidak sesuai dengan umur fisik, karena itulah kondisi anak tunagrahita dikatakan mengalami penurunan intelektual yang dikenal sebagai retendensi mental. Kondisi tunagrahita terbagi atas tiga bagian, ringan, sedang, dan berat. Pada penelitian ini akan meneliti resepsi anak tunagrahita ringan dalam membaca cerita pendek anak, sebab hanya anak tunagrahita klasifikasi ringan yang bisa membaca karena masih mampu dididik dan mampu diajar. Lukens menyatakan bahwa karya sastra tetap anak memiliki dulce (menghibur) dan utile (bermanfaat). Menghibur karena melalui cerita mereka bisa mendapatkan hiburan dan bermanfaat karena dalam cerita akan ditemukan amanat dan segala pelajaran moral serta wawasan untuk anak-anak. Sehingga karya sastra secara tidak langsung mampu menjadi media pendidikan bagi anak-anak. Jika bacaan dalam karya sastra merupakan media pembelajaran bagi anak-anak, lalu apakah manfaat yang diberikan bacaan dalam karya sastra juga berlaku bagi anak-anak yang mengalami penurunan intelektual, tetapi mereka masih mampu membaca apakah mereka mampu meresepsi sebuah bacaan ?. Resepsi merupakan proses pembaca dalam menerima dan menanggapi sebuah bacaan. Pembaca selaku pemberi makna akan senantiasa ditentukan oleh ruang, waktu, golongan sosial, budaya dan pengalamannya (Jauss dalam Nuryatin 1998:133). Berdasarkan hasil penelitian ini anak tunagrahita ringan juga memiliki tanggapan-tanggapan terhadap karya sasrtra. Walaupun
  • 2. dengan cara yang harus dituntun, tetapi anak tunagrahita ringan juga sama seperti pembaca lainya, mereka mempunyai penilaian sendiri terhadap bacaan yang sudah dibacanya. Jika Jauss menyatakan bahwa pembaca sebagai memberi makna akan dipengaruhi oleh ruang, waktu, golongan sosial, budaya dan pengalaman, anak tunagrahita ringan dengan pengarung intelektual yang rendah juga bisa memberikan makna pada bacaannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian ini yang memperlihatkan bahwa anak tunagrahita juga bisa menilai bagus atau tidak bacaan yang dibacanya, unsur cerita yang mereka sukai, dan mereka juga memiliki komentar terhadap karya yang sudah mereka baca. Adapun kesimpulan yang di dapat di dalam penelitian ini terhadap resepsi pelajar tungrahita ringan pada bacaan anak akan dijabarkan berdasarkan unsur intrinsik karya. Pada penelitian ini usia anak yang menjadi responden pada umumnya berada pada usia di bawah 17 tahun dan duduk di tingkat pendidikan SD dan SMP, sedangkan untuk kemampuan IQ, rata-rata responden memiliki IQ 68 dan berjenis kelamin perempuan. Tingkat keminatan pelajar tunagrahita berdasarkan hasil penelitian menunjukan grafik yang bagus, sebab rata-rata menunjukan suka membaca, sedangkan untuk tingkat kesulitan dalam memahami bacaan, jawaban responden pada umumnya ialah sedikit sulit dan tidak sulit dalam memahami bacaan dan rata-rata respoden juga memiliki buku bacaan di rumah. Pada bagian unsur intrinsik, akan disimpulkan jawaban responden tunagrahita ringan sebagai berikut : 1. Alur Unsur intrinsik ini menjadi bagian yang dipertanyakan di dalam penelitian untuk melihat keminatan responden terhadap bacaannya. Pada bagian ini akan diberi beberapa jawaban objektiv pada responden tentang alasan apa yang mendasari mereka menganggap sebuah cerita
  • 3. bagus atau tidak dan berdasarkan hasil penelitian, alasan responden menilai sebuah cerita bagus atau tidak didasari pada peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Jika diurutkan berdasarkan hasil penelitian dilapangan, responden tunagrahita ringan menilai sebuah cerita pertama dari peristiwa yang terjadi di dalam cerita, panjang—pendek cerita, gambar pendukung yang ada di dalam cerita, dan baru mengenai tokoh dan penokohan di dalam cerita. 2. Tokoh Pada bagian tokoh, terdapat dua pertanyaa yang diajukan kepada responden setelah mereka membaca cerita. Pertanyaan pertama mengenai alasan tokoh menyukai/menginginkan menjadi tokoh tersebut dan pertanyaan kedua alasan responden tidak menyukai tokoh tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, alasan utama responden menyukai/menginginkan menjadi tokoh tersebut dan tidak menyukai tokoh tersebut ialah dilihat dari sikap tokoh di dalam cerita, setelah itu baru dilihat dari keunikan tokoh (entah itu fisik, kekuatuan khusus yang dimiliki tokoh dll). Secara umum, tokoh yang disukai responden ialah tokoh yang memiliki peran protagonis atau tokoh yang dinilai bermoral baik di dalam cerita. 3. Amanat Pada bagian amanat, responden tidak diberikan pilihan obejktiv. Pada bagian ini berbentuk essay, jadi responden bisa menuliskan jawabanya dengan bahasa sendiri. Adapun hasil jawaban responden terhadap amanat cerita ialah sebagai berikut : No Ruti Siput dan Ciki Ayam Kerumah Paman Misteri Hantu Atap Batu Menangis 1 Harus menyapa Menjenguk teman sakit Tidak tau tidak boleh melawan pada orang tua 2 Tidak boleh mengejek teman Tidak boleh jajan sembarangan/tidak boleh membeli makanan Harus berani Sopan
  • 4. sebarangan 3 Tidak sombong Sakit perut Tidak boleh takut tidak boleh menyuruh ibu 4 Sopan Mematuhi orang tua tidak durhaka pada orang tua 5 Tidak tau Mengikuti kata ibu guru hormat pada orang tua 6 Pergi liburan kerumah paman Pada bagian amanat, responden menulis kalimat dengan singkat. Hasil yang mereka tulis ialah pesan yang mereka tangkap di dalam cerita. Jika dilihat, responden tungrahita ringan bisa dikatakan mampu menangkap amanat di dalam cerita, sebab amanat-amanat yang tertulis di atas memang amanat yang ada di dalam cerita. Ketidakmampuan responden ialah tidak bisa menjabarkan hasil jawaban lebih panjang dan mereka akan lebih susah jika amanat ini diminta untuk disebutkan secara lisan. Hanya tiga unsur intrinsik yang ingin dilihat responnya dalam penelitian ini, sebab alur, tokoh, dan amanat ialah unsur utama penentu di dalam cerita. Capaian utama dalam penelitian ini ialah resepsi responden terhadap amanat cerita. Sebab memlalui amanat pembaca akan mendapatkan makna di dalam karya. Untuk persoalan daya ingat responden terhadap isi bacaan, di dalam kuisioner terdapat soal-soal yang bersangkutan dengan daya ingat responden, seperti soal-soal yang mempertanyakan siapa nama tokoh, bagaimana sikap tokoh, siapa tokoh jahat dll. Berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya responden mampu mengingat isi bacaan dengan baik, mereka masih mengingat karakter dan nama tokoh serta peristiwa yang terjadi, hanya saja kelemahan dari responden tunagrahita ialah mereka susah mengingat cerita dengan tokoh yang banyak,
  • 5. susah mengingat tokoh dengan nama yang terdengar sama, dan susah mengingat alur cerita berbelit-belit. Pilihan bahasa juga berpengaruh dalam pemahaman responden tunagrahita ringan dalam membaca, sebab responden tunagrahita ringan mengalami masalah dengan perbendaharaan bahasa. Khususnya di dalam penelitian ini, responden tunagrahita mendapat banyak kosakata dari orang tua, teman-teman yang mayoritas berbahasa Minang dan sesekali mendapat kosakata bahasa Indonesia dari guru disekolah (itupun sekedarnya dan bahasa baku) jadi mereka kesulitan untuk menafsirkan kata bahasa Indonesia tidak baku seperti : lamban, merayap, senyum mengembang, air liur, gaduh, terbahak-bahak. Namun, semua itu tidak akan menjadi penghalang bagi responden tunagrahita ringan selama masih mendapat tuntunan saat membaca dari orang tua, guru, atau orang-orang terdekat. Berdasarkan hasil penelitian, cerita yang paling banyak diminati ialah cerita Batu Menangis. Jika dianalisis dan dibandingkan dengan cerita lainya, pada cerita Batu Menangis terdapat sedikit tokoh yaitu ibu dan perempuan muda (batu Menangis) gaya bahasa yang digunakan juga sederhana, tidak banyak terdapat kata dari bahasa pergaulan Bahasa Indonesia. Gaya penceritaan kaku dan berurutan, pengarang cerita menuntun pembaca dan menjelaskan peristiwa sejelas-jelasnnya, ending cerita pun berakhir dengan jelas yaitu si anak berubah menjadi batu, tidak seperti cerita sebelumnya yang menutup cerita dengan gaya meyerahkan penilaian terhadap cerita pada pembaca. Gaya cerita yang monoton dan menuntun pembaca dari awal hingga akhir sangat berhubungan dengan keadaan anak tunagrahita ringan dalam belajar dan mencerna informasi dari guru di sekolah. Guru akan menerangkan sejelas-jelasnya informasi atau bahan ajar pada anak didik tungrahita ringan dan baru mereka bisa mencerna maksud dari guru. Hal ini bisa jadi berhubungan dengan kekurangan anak tunagrahita ringan yang tidak bisa berfikir abstrak.
  • 6. Pada kesimpulannya, berdasarkan hasil penelitian di lapangan, anak tunagrahita ringan mampu meresepsi bacaan dari sebuah cerita pendek anak. Mereka sama dengan pembaca anak pada umumnya, memiliki tanggapan terhadap cerita, memiliki tokoh yang disukai, memiliki unsur cerita yang disukai, dan tetap mampu menyerap amanat yang dibawakan oleh cerita. Walaupun penerimaan terhadap cerita yang mereka baca memang sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan intelektual. 4.2. Saran Penelitian ini masih membahas persoalan dasar mengenai persoalan resepsi pelajar tunagrahita ringan dalam membaca cerita pendek anak, belum mengakaji secara mendalam persoalan-persoalan yang terjadi dilapangan. Anak tunagrahita ringan walaupun memiliki masalah pada perkembangan intelektual, namun juga sama seperti anak-anak pada umumnya, mereka juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan melalui karya sastra. Oleh sebab itu, penelitian ini patut kiranya untuk dilanjutkan, karena mengingat anak tunagrahita ringan ialah anak yang memiliki kebutuhan khusus, tetapi mereka masih mampu mendapatkan pembelajaran melalui karya sastra, maka alangkah lebih baiknya ada penelitian yang membahas persoalan-persaoalan baru yang lebih bermanfaat untuk anak tungrahita ringan agar mereka juga mendapat pendidikan yang lebih sesuai dengan kemampuan intelektualnya melalui karya sastra