Dokumen tersebut membahas hubungan antara teknologi pembelajaran dengan kontribusi ekonomi dalam pendidikan. Teknologi pembelajaran dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan kualitas pendidikan. Kontribusi ekonomi dalam pendidikan terbatas untuk membiayai sarana prasarana, kegiatan, dan kebutuhan dasar personalia pendidikan.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
hubungan antara teknologi pembelajara dengan kontribusi ekonomi dalam pendidikan
1. “HUBUNGAN ANTARA TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DENGAN KONTRIBUSI EKONOMI
DALAM PENDIDIKAN”
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
“TEKNOLOGI PENDIDIKAN”
DOSEN PEMBIMBING :
AFIFUL IKHWAN M.PD. I
OLEH :
NARTIKA CINDHI MARTHA
PAI – SMT 1
KAMPUS UNIT CAMPURDARAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH (STAIM)
TULUNGANGUNG
2. A. Kontribusi Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran.
Teori ekonomi sering digunakan dalam bidang moneter. Selain itu
teori ekonomi dapat digunakan pada bidang-bidang lain seprti penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, keluarga,
pendidikan termasuk teknologi pembelajaran dan sebagainya.
Masalah pendidikan pada umumnya, perlu berlandaskan teori
ekonomi. Artinya untuk memilih alternatif terbaik yang
memenuhi syarat paling efektif dan efisien.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan alternatif pendidikan yang
paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi
pembelajaran .
3. a. Meningkatkan efisiensi pendidikan
Pemanfaatan teknologi pembelajaran dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi pendidikan. Artinya, pengelolaan
pendidikan memungkinkan dilakukan seperti pada dunia bisnis
b. Meningkatkan efektivitas pendidikan
Efektivitas menekankan pada perbandinagan
antara rencana dengan tujuan yang dicapai.
c. Meningkatkan produktivitas pendidikan
Produktivitas pendidikan adalah hasilnya
d. Mempercepat proses pendidikan
Agar peserta didik mampu menghadapi perubahan
yang cepat, satu-satunya cara adalah “belajar secara cepat”.
4. e. Meningkatkan kualitas pendidikan
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar.
5. Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan
yang dicanangkan UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan
yaitu :
(1) learning to knows (belajar untuk mengetahui).
(2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu).
(3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang).
(4) learning to live together (belajar untuk menjalani hidup
bersama).
(2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu).
(3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang).
(2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu).
(3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang).
6.
7. Aplikasi atau penerapan teknologi
pendidikan dalam upaya pemecahan
masalah pendidikan dan
pembelajaran dengan cara:
memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen,
psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem.
memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh
danserempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan
saling kaitan di antaranya.
menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu
memecahkan masalah belajar.
timbulnya daya lipat atau efek sinergi, di mana penggabungan pendekatan
dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedarpenjumlahan.
8. Penerapan teknologi pendidikan dapat berwujud dalam berbagai bentuk
upaya memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran,khususnya
dalam perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan, yaitu:
menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum, kalender
pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan
belajar, modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book).
menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan
teori-teori belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma
baru pendidikan lainnya.
mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara
efektif dan efisien.
mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun danmenemukan jati diri
melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif,kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM).
9.
10. ,
1. belajar berbasis masalah
dan berbasis aneka sumber.
2. pembelajaran elaboratif
4. pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan
komunikasi atau ICT, seperti e-
dukasi net, ASEAN SchoolNet,
serial televisi ACI (Aku Cinta
Indonesia), siaran Televisi
Edukasi (TVE), dan lain lain.
3. pembelajaran yang aktif,
interaktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM),
Selain itu berbagai strategi belajar dan
pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk
aplikasi konsep teknologi pendidikan,
yaitu:
11. C. Hubungan antara Teknologi Pembelajaran dan Kontrbusi Ekonomi
dalam Pendidikan
Ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses
pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan
keuntungan.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut :
• Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat sendiri atau bersama para
siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan,
seperti prasarana, sarana, media, alat belajar/peraga, barang habis pakai, materi pelajaran.
• Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listrik, telepon, televisi dan radio.
• Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan, perayaan-
perayaan, panitia-panitia, darmawisata, pertemuan ilmiah dan sebagainya.
• Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa mengembangkan
individu yang berperilaku ekonomi, seperti hidup hemat, bersikap efisien, memiliki
keterampilan produktif, memiliki etos kerja, mengerti prinsip-prinsip ekonomi.
• Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia pendidikan