Dokumen tersebut membahas pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika. Terdiri dari beberapa bagian utama yaitu pengertian pendekatan kontekstual, karakteristiknya, komponen-komponennya, penerapan dalam pembelajaran matematika, serta keunggulan dan kelemahannya. Pembelajaran kontekstual bertujuan menghubungkan pengetahuan dengan konteks kehidupan nyata siswa untuk meningkatkan motivasi dan
3. www.themegallery.com
Ilustrasi
Misalnya seorang anak yang sehari-harinya hidup di kota ketika
diminta untuk mengambilkan sebutir telur akan menuju ke lemari es
(kulkas).
Lain halnya seorang anak yang sehari-harinya hidup di desa akan
menuju ke kandang ayam. Respon kedua anak tersebut berbeda
sebab mereka memiliki konteks yang berbeda.
Dalam konteks kota, pikiran anak akan tertuju pada lemari es
(kulkas) ketika berpikir tentang telur sedangkan dalam konteks desa
pertanian pikiran anak akan tertuju pada kandang ayam ketika
berpikir tentang telur.
PENGERTIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
4. www.themegallery.com
Berdasarkan uraian tersebut, konteks berarti hal-hal yang
berkaitan dengan ide-ide atau pengetahuan awal seseorang
yang diperoleh dari berbagai pengalamannya sehari-hari.
Oleh karena itu, kontekstual berarti berkaitan dengan atau
bersifat konteks. Dengan mengaitkan materi pembelajaran
(instructional content) dengan konteks kehidupan dan
kebutuhan siswa akan meningkatkan motivasi belajarnya
serta akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien
dan efektif.
5. www.themegallery.com
Menurut Nurhadi (2002: 1) CTL merupakan konsep belajar mengajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan di
kelas dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupannya sebagai individu, anggota
keluarga dan masyarakat.
Menurut Suyanto (2003: 2) merupakan suatu pendekatan yang
memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh
dalam berbagai macam mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
CTL dari berbagai pendapat
6. www.themegallery.com
Dari beberapa pendapat tadi dapat disimpulkan
Bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar
pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya.
9. www.themegallery.com
KOMPONEN - KOMPONEN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
• Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus
menemukan dan mentransformasikan suatu informasi ke
situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi
milik mereka sendiri.
• Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi
proses “mengkonstruksi” bukan “menerima” pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses
belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan
guru.
1. Kontruktivisme (Construktivism))
• Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan, apapun materi yang diajarkannya.
2. Menemukan (Inquiry)
10. www.themegallery.com
KOMPONEN - KOMPONEN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
• Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing,
dan menilai kemampuan berpikir siswa.
3. Bertanya (Questioning)
• Dalam masyarakat belajar, dua kelompok (atau
lebih) yang terlibat dalam komunikasi
pembelajaran saling belajar. Seseorang yang
terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
memberi informasi yang diperlukan oleh teman
bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi
yang diperlukan dari teman belajarnya.
4. Masyarakat Belajar (Learning
Community)
11. www.themegallery.com
KOMPONEN - KOMPONEN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
• ada model yang bisa ditiru. model ini bisa berupa cara
mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam
olahraga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa Inggris,
dan sebagainya. Atau, guru memberi contoh cara
mengerjakan sesuatu. Dengan begitu, guru memberi model
tentang “bagaimana cara belajar‟.
• Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang
siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara
menjawab soal matematika.
5. Pemodelan (Modeling)
• Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima. Misalnya, ketika pelajaran
berakhir, siswa merenung “Kalau begitu, cara saya menjawab
soal selama ini salah, ya! Mestinya, dengan cara yang baru
saja saya pelajari ini, jawaban saya akan lebih ringkas dan
tepat”.
6. Refleksi (Reflection)
12. www.themegallery.com
KOMPONEN - KOMPONEN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL
• Assessment adalah proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa.
Gambaran perkembangan belajar siswa
perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami
proses pembelajaran dengan benar.
Apabila data yang dikumpulkan guru
mengidentifikasikan bahwa siswa
mengalami kemacetan dalam belajar, maka
guru segera bisa mengambil tindakan yang
tepat agar siswa terbebas dari kemacetan
belajar.
7. Penilaian yang sebenarnya
(Authentic Assessment)
13. www.themegallery.com
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
• Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika
lupakanlah tradisi guru pemain dan siswa Penonton
,ubahlah ke dalam situasi siswa pemain dan guru
menjadi sutradara. Biarkanlah siswa mengembangkan
potensiya (intelektual, minat, bakat) secara alamiah,
atau bahkan berbuat kesalahan. Guru jangan pernah
menyalahkan siswa, berusahalah agar siswa menyadari
kesalahannya akan lebih baik dampaknya.
• Pemodelan dalam matematika, misalnya mempelajari
contoh penyelesaian soal, penggunaan alat peraga, cara
menemukan kata kunci dalam suatu bacaan, atau cara
membuat skema konsep.
14. www.themegallery.com
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
• Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari diperoleh melalui
kemampuan menyelesaikan soal cerita.
• Menghubungkan materi bangun ruang dengan bentuk
benda – benda yang ada dalam kehidupan.
• Memperjelas kegunaan materi trigonometri dengan
benda – benda yang memiliki sudut.
• Menjelaskan kepada siswa bahwa untuk menghitung
luas kebun yang berbentuk empat persegi panjang bisa
dengan persamaan kuadrat.
• Menentukan jarak suatu benda dengan menggunakan
Phytagoras.
15. www.themegallery.com
KEUNGGULAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa,
bukan hanya hasil pemberian dari guru.
Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai
tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai
tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan.
Kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan
pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan
belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”
16. www.themegallery.com
KELEMAHAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
Kontekstual berlangsung.
Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat
menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode
CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas
guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang
baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan
menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi
mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya
guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap
siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.