1. rof. DR. Dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI merupakan ahlinya di bidang penyakit asma. Hal ini dibuktikan dengan disertasinya yang
berkaitan dengan asma di Indonesia dan pidatonya mengenai kontrol asma pada upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap
dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan Januari 2007 lalu.
Di sela-sela kesibukannya sebelum menguji seorang dokter, Prof. Heru mau meluangkan waktunya untuk wawancara dengan
medicastore.com di kantornya di Divisi Alergi dan Imunologi Klinik FKUI/RSCM. Prof Heru bahkan memberikan bukunya yang
berjudul “Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya?”
- Bagaimana terjadinya asma? -
Asma terjadi kalau ada faktor keturunan dan lingkungan. Keturunan disebabkan gen dan gen penyakit asma itu jumlahnya ratusan,
sehingga gen penyebab asma sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit asma bukan karena satu faktor tapi banyak
faktor yang diatur oleh gen.
- Apakah asma penyakit yang menular? -
Karena dalam keluarga dijumpai lebih dari seorang yang menderita asma, penyakit ini sering disangka penyakit menular. Asma
bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan. Tidak heran jika ibunya asma anaknya asma.
Namun, untuk mengetahui apakah asma yang diderita merupakan faktor keturunan itu sulit. Biasanya ketahuan faktor keturunan dari
wawancara dengan penderita yaitu sebanyak 31%. Tapi ingat bahwa asma tidak akan terjadi jika faktor lingkungannya tidak
mendukung.
Penderita asma, belum tentu anaknya juga terkena asma. Jika anaknya dititipkan kepada orang lain yang lingkungannya berbeda,
maka anaknya bisa tidak kena asma karena lingkungan dari kecil berpengaruh.
Di Indonesia jarang yang asma, anak-anak di Indonesia lebih sedikit yang asma dibandingkan di Australia, karena Australia (Inggris
& Irlandia) paling tinggi di dunia karena pertama disebabkan oleh keturunan, yang kedua lingkungannya.
- Apakah yang menyebabkan terjadinya asma? -
Asma banyak terjadi justru pada lingkungan yang bersih, ini yang disebut dengan hygiene theory. Sistem imunitas tidak terangsang
karena tidak ada bakteri, jarang mendapat stimulasi, pemberian antibiotik, sangat bersih.
Sistem imunitas dibagi 2 yaitu TH1 dan TH2, dimana TH2 berkaitan dengan asma, dalam kehidupan sehari-hari bekerja seimbang.
Ketika kena bakteri pada saat bayi sampai kurang 1 tahun seperti TBC, infeksi lain, kotor maka TH1 lebih dirangsang. Sebaliknya,
TH2 yang tinggi cenderung menjadi alergi dan asma.
Orang yang hidup di peternakan, sejak bayi sudah terekspose kotoran sapi dll, sehingga lebih kuat terhadap alergi meskipun rentan
terhadap infeksi. Di Indonesia banyak yang penderita TBC, tapi jumlah penderita asma lebih kecil. Makin higienis, pendapatan
bagus, penggunaan karpet, maka lebih banyak yang kena asma.
Kasus asma pada anak di Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan pada dewasa. Kemudian akan hilang sebagian, dan akan
muncul lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah.
- Benarkah mitos antibiotik dapat mencetuskan asma? -
Dulu antibiotik disebut mencetuskan asma tapi akhir-akhir ini dibantah, justu karena asma diberi antibiotik (misal pada kasus
influenza di Indonesia) seolah-olah menimbulkan asma, memicu asma.
- Bagaimana mengetahui alergen penyebab alergi? -
Untuk mengetahui alergen penyebab alergi dapat dilakukan tes alergi. Tes alergi ini dilakukan oleh dokter,dengan tujuan untuk
mengetahui apakah penderita sensitif terhadap alergen tertentu. Jika hasilnya positif, perlu ditanyakan kepada orangnya apakah benar
sensitif terhadap alergen tersebut. Tes alergi ini tidak menyakitkan dan biayanya sekitar Rp 350.000,-
- Bagaimana cara menangani serangan asma? -
Pertama kenali serangan asma dahulu, bagaimana serangannya? Apakah tiba-tiba dada terasa sesak, mengi, batuk, biasanya ringan
kemudian menjadi berat, inilah yang disebut dengan serangan asma.
Pengobatan berbeda tergantung beratnya, biasanya obat semprot lebih cepat. Obat golongan Beta-2 Agonis dan steroid lebih kuat.
Sebaiknya gunakan obat semprot karena lebih aman. Obat yang diminum biasanya untuk pemeliharaan jangka panjang.
Untuk asma ringan cukup gunakan obat semprot golongan fentolin, bricasma, berotec (Beta-2 Agonis) kalau perlu, sedangkan asma
persisten ringan harus minum obat bertahun-tahun setiap hari, meskipun tidak ada serangan seperti orang darah tinggi/diabetes (untuk
maintenance) karena penyebabnya tidak ketahui.
2. - Asma, bisa sembuh atau problem seumur hidup? -
Asma tidak bisa sembuh, gejalanya saja yang bisa hilang dengan obat-obatan. Asma yang terkontrol bebas gejala, sehingga penderita
bisa bebas beraktivitas seperti berenang, bekerja dan lain-lain.
- Adakah kiat-kiat untuk mengontrol penyakit asma? -
Kiat untuk mengontrol asma dimana asma bukannya sembuh tapi terkontrol yaitu:
1. Kenali asma anda (jenis yang mana, ringan, dll)
2. Kenali pencetusnya, jika emosi maka atasi emosi, jika virus influenza maka perlu divaksinasi, jika obat maka hindari obat
tersebut, jika makanan maka hindari makanan tersebut, jika debu rumah maka hindari debu rumah.
3. Kenali obat-obatan yang dipakai secara benar. Pakai obat yang disuruh dokter secara benar. Pastikan obat benar dan dosis
benar.
4. Kontrol ke dokter jangan hanya lagi sesak, seperti servis mobil jangan tunggu rusak baru ke bengkel, lakukan perawatan
terhadap badan sendiri.
5. Siapkan obat emergency untuk serangan di tengah mala