SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA
A. PENGERTIAN
Asma merupakan penurunan fungsi paru dan hiperresposivitas jalan nafas
terhadap berbagai rangsangan (stimulus).
Karakteristik penyakit merupakan bronkosphasme, hipeasekresi mukosa dan
perubahan inflamasi pada jalan nafas. (Campbel, Haggerety, 1990)
Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tidak
berespon pada tindakan konversional ini merupakan situasi yang mengancam
kehidupan dan memerlukan tindakan segera.
B. PATOFISIOLOGI
Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian alergen ini akan merangsang
sel B untuk menghasilkan Sel Anti Alergen, karena terjadi penyimpangan dalam
sistem pertahanan tubuh, maka terbentuklah Ig. E. pada penderita alergi sangat
mudah memperoduksi Ig. E dan selain beredar didalam darah juga akan
menempel pada basofit dan metosit.
Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka alergen
akan berikatan dengan Ig. E yang menempel pada matosit, dan selanjutnya sel ini
mengeluarkan zat kimia yang disebut mediator kejaringan sekitarnya. Mediator
yang dilepas di sekitar daerah hidung akan menyebabkan bersin-bersin dan pilek.
Sedangkan mediator yang dilepas pada saluran pernafasan akan menyebabkan
saluran nafas menkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran
pernafasan membengkak dan sel-sel peradangan berkumpul disekitar saluran
nafas, komponen-komponen itu menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.
C. FAKTOR PENCETUS
Alergen
Infeksi saluran
nafas
Obat-obatan
Lingkungan dan
lain-lain
Salurann nafas
normal
Kepekaan saluran
nafas yang
berlebihan
Tidak terjadi asma
Terjadi asma
D. ETIOLOGI
Dua tipe dasar immonologik dan immonulogik, asma alergik (extrensik)
yang terjadi pada saat anak-anak terjadi karena kontak dengan elergen dengan
penderita yang sensitif.
Asma non immonologik dan non alergik (intrunsik), biasanya terjadi pada
usia 3 tahun keatas, serangan dicetuskan oleh infeksi pada sinus atau cabang
Bronchial.
Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus, bakteri atau
alergen, pada saat lain serangan dicetuskan oleh faktor yang berbeda juga dapat
dicetuskan oleh perubahan suhu dan kelemahan, uap, mengiritasi, asap, bau-
bauan dan lain-lain.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Test fungsi paru (spirometer)
• Foto thorak
• Pemeriksaaan darah (DL, BGA)
• Skin test
• Test Provakasi Bronchial
F. MANIFESTASI KELINIS
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiparaktivitas bronchus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan
maupun dengan pengobatan.
Gejala asma antara lain :
a. Wheizing
b. Bentuk produktif, biasanya malam hari.
c. Sesak nafas
d. Dada seperti tertekan / terikat.
e. Pernafasan cuping hidung.
G. TERAPI
• Oksigen 4 – 6 liter/menit.
• Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau Feneterol 2,5 mg)
Intansi mebulasi dan pemberian dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam.
Pemberian agonis B2 dapat secara subcutan atau IV dengan dosis salbutamol
0,25 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam berutan dextrose 5% dan diberikan
perubahan.
• Aminophilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini
dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
• Kortikosteroid hidrokortison 100 – 200mg IV jika tidak ada respon segera tau
pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
 Pengkajian Data Dasar
1) Riwayat pemajanan pada faktor-faktor yang biasanya mencetuskan serangan
Asma
• Stress emosi
• Infeksi saluran nafas atas
• Alergen
• Kegagalan dalam mengobatan asma
2) Pemeriksaan fisik yang didasarkan pada suatu pengkajian
• Sistem pernafasan
Mengi (wheizing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoscope
Sesak bernafas
Orthopnea
Penggunaan otot – otot asesori pernafasan (cuping hidung, retreksi
strum, pengangkatan bahu sewaktu bernafas)
• Sistem hemodinamik
Dehidrasi
Sianosis
Takikardi
• Sistem urinarie
Produksi urin
Frekuensi BAK
• Sistem kardiovaskuler.
Hard rate
Irama
• Psikososial
Gelisah
Ketakutan
kecemasan
3) Pemeriksaan laboratorium
GDA menyatakan Hipokepneua (Pa CO2 < 35 mmHg) di sebabkan
menurunnya perfusi ventilasi, selanjutnya Pa CO2 meningkat diatas
normal sesuai dengan meningkatnya tahanan jalanan nafas.
Jumlah sel darah menunjukkan peningkatan eosinofil
Pemeriksaan fungsi paru menunjukkan penurunan kekuatan kapasitas
vital.
Pemgumpulan sputum untuk pemeriksaan kultur dan test sensivitas untuk
menentukan infeksi dan mengidentifikasi antimikroba yang cocok dalam
mengobati infeksi yang terjadi.
Sinar x perlu memperlihatkan disfensi alveoli.
4) Pada episode akut
Masalah kolaboratif
Potensial komplikasi → * Hipoksemia
* Gagal nafas akut
5) Diagnosa keperawatan
Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan Asma kronik.
Infektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
mocus, sekresi kental dan bronkosposme
Resiko tinggi terhadap infektif pola pernafasan berhubungan dengan
peningkatan kerja pernafasan, hipoksemia, agitasi dan ancaman gagal
nafas.
6) Intervensi dan relevansi
a) Pantau
• Status pernafasan setiap 4 jam.
• Hasil BGA.
• Nadi okasimetri.
• Hasil sinar X dada, fungsi paru dan analisa sputum
• Intake dan output.
Rasional : Untuk mengidentifikasi kearah kemajuan / penyimpangan dari
hasil pasien.
b) Tempatkan posisi pasien pada fowler
Rasional : Posisi tegak menunjukkan ekspansi paru lebih baik.
c) Berikan O2 melalui karulanasol 4 lit/menit
Rasional : Pemberian oksigen mengurangi kerja otot pernafasan.
d) Pemberian IV therapy sesuai anjuran, lakukan perawatan infus.
Rasional : Untuk menunjukkan rehidrasi yang cepat dapat mengkaji
keadaan vaskuler untuk pemberian obat-obatan darurat.
Kebanyakan Px mengalami dehidrasi ketika mereka meminta
pertolongan medis.
e) Berikan pengobatan yang telah ditentukan, seperti : epineprin,
Terbuthalin, animo philin dan kertikosteroid.
Rasional : Epineprin dan terbutalin menghentikan reaksi alergen dan
dilatasi broncholus dengan meniadakan aktivitas Histamin,
Aminophilin melebarkan bronchulus dengan merangsang
produksi zat kimia yang menghambat penyempitan otot
Bronchial, kortikosteroid mengurangi peradangan lapisan
mukosa bronchial
f) Gunakan spirometez setiap 2 jam.
Rasional : Untuk memudahkan nafas dalam mencegah eteletasis
g) Gunakan penjelasan yang mudah dan sungkat bila memberikan informasi
atau instruksi dan jelaskan tujuan dari semua pengobatan dan
pemeriksaan fisik dan diagnostik.
Rasional : tingkat kecemasan yang tinggi menghambat pembelajaran,
penjelasan tentang apa diharapkan membantu mengontrol cemas.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN ASMA
Pengkajian
I) Identitas : Usia :
Nama : Agama :
Jenis kelamin : Pendidikan :
Suku : Alamat :
Pekerjaan :
Tanggal MRS :
Diagnosa :
II) Status kesehatan saat ini
a) Alasan datang ke RS.
b) Keluhan utama MRS
c) Faktor pencetus
d) Lama keluhan
e) Faktor yang mempercepat
III) Riwayat penyakit dahulu
Pernah masuk RS. Dr. Soetomo untuk check up paru, dan RS. Haji selama 3 x
berturut-turut karena sesak nafas (1996, 1998, 2001). Sejak SMP – SMU suka
merokok.
IV) Aspek psikososial
a) Pola motorik / sensori
Normal
b) Persepsi diri
Hal yang diperkirakan saat ini : Takut pada kematian dan pembiayaan
Harapan setelah perawatan : Klien sembuh dan bisa bekerja kembali.
Hubungan dan komunikasi : Hubungan dengan petugas kesehatan agak
acuh dan pola komunikasi terputus karena
sesak.
V) Pemeriksaan Fisik
TD :
RR :
TB :
BB :
S :
N :
• Sistem pernafasan
a) Pernafasan : cuping hidung seperti tercekik.
b) Tampak kesulitan dalam bernafas atau sesak.
c) Pengangkatan bahu sewaktu bernafas
d) Suara nafas wheizing
e) Expensi paru : normal / simetris
f) Batuk + mukus sulit dikeluarkan
• Sistem hemodinamik
a) Sianosis (-)
b) Diaporesis (+)
c) Dehidrasi (-)
d) Nadi : 100 x/mnt (takikardia)
e) Irama : reguler
• Sistem urinarie
a) Produksi urine (+)
b) Frek. BAK 2x (± 400 CC)
• Sistem integumen
a) Kulit : Tampak pucat
b) Kelembaban : Lembab
c) Turgor : Baik
VI) Pemeriksaan penunjang
HB Leukosit
Trombosit DCV
GDA SGOT
Creat Elektrolit : K
N
• Sputum : TTH –
• BGA
PH PCO2
PO2 HCO2
BE SaO2
Et CO2
• Faal Paru
V Kapasity
FVC
FEV. I. O
MBC
VII) Terapi
• Oksigen : 4 liter/mnt
• Inf. NaCl + aminophilin 2 amp 15 tts/mnt dalam 12 jam
• Dexametasol 3x 1 amp IV
• Bricasma 3 x ½ amp SC
• Nebuliser : ventalin + nasal
• Fisioterapi dada
• Bisolvan syrup
VIII) Analisa data
Data Kemungkinan penyebab Masalah
• Obyektif
Sesak nafas, pernafasan
cuping hidung
Pengangkatan bahu
sewaktu bernafas
* Whezing +
* PCO2 : 47,5
* N : 100x/mnt
* RR : 32/mnt
* HCO2 : 28,7
Bronkospasme Gangguan pertukaran
gas
• Subyektif
Merasa sakit bernafas
dan terasa tercekik
IX) Diagnosa keperawatan
a) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkhopasme
b) Inefektir bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
mulkus, sekresi kental
c) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan hiperventilasi dan
diaphoresis
X) Intervensi dan rasionalisasi
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkhopasme
a) Pemberian suplement oksigen 4 L/mnt
Rasional : mengurangi beban kerja otot-otot pernafasan
b) Penempatan pasien pada posisi fowlers
Rasional : memungkinkan ekspansi paru lebih baik
c) Pemberian obta ingalasi dengan nebilizer (ventalin 2,5 mg)
Rasional : Bronchus menjadi dilatasi karena ventalin bersifat
bronchodilator
d) Pemberian aminophilin dripdan + 3 x 1/2 amp Bricasma SC
Rasional : Aminophilin melebarkan bronchus dengan merangsang
peningkatan produksi zat kimia yang menghambat
penyempitan otot bronchial
XI) Faktor pemulangan
Health education
a) Mengenalkan faktor-faktor pencetus dan mengenalkannya, seperti :
Makanan alergen
Menghindarkan aktivitas fisik yang berlebihan
Menghindari strees emotional
Memakai kasur busa dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
• Carpeniti J L (1999), “Rencana Asuhan Keperawatan Dan Dokumentasi
Keperawatan” edisi 2
• FKUI (1999), “Kapita Selecta Kedokteran”, Edis II
• Sundaru, Heru (1995), Asma, Apa dan Bagaiman Pengobatannya”, Edisi III
LAPORAN PENDAHULUAN
TENTANG ASMA BRONCHIALE
Oleh :
ACH. FIQQY FIERLY
Nim : 05.113.001
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM SURABAYA
2006

More Related Content

What's hot (20)

Laporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppokLaporan pendahuluan dan askep ppok
Laporan pendahuluan dan askep ppok
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Satpel ppok
Satpel ppokSatpel ppok
Satpel ppok
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
BRONKITIS
BRONKITISBRONKITIS
BRONKITIS
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Systema digestivus
Systema  digestivusSystema  digestivus
Systema digestivus
 
Abses
AbsesAbses
Abses
 
asma
asmaasma
asma
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 

Viewers also liked (20)

Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 
pemeriksaan GCS.ppt
pemeriksaan GCS.pptpemeriksaan GCS.ppt
pemeriksaan GCS.ppt
 
Cara mengatasi asma dengan minyak varash
Cara mengatasi asma dengan minyak varashCara mengatasi asma dengan minyak varash
Cara mengatasi asma dengan minyak varash
 
Autonomic nervous system health
Autonomic nervous system healthAutonomic nervous system health
Autonomic nervous system health
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Asma b2
Asma b2Asma b2
Asma b2
 
Peran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak AsmaPeran perawat pada anak Asma
Peran perawat pada anak Asma
 
Diabetes melitus
Diabetes melitusDiabetes melitus
Diabetes melitus
 
SAP Asma Anak
SAP Asma AnakSAP Asma Anak
SAP Asma Anak
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Penyakit Hipertensi
Penyakit HipertensiPenyakit Hipertensi
Penyakit Hipertensi
 
Asam urat
Asam uratAsam urat
Asam urat
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 
SAP ASMA
SAP ASMA SAP ASMA
SAP ASMA
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem KardiovaskulerAnatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
 
Sistem Kardiovaskular Jantung
Sistem Kardiovaskular JantungSistem Kardiovaskular Jantung
Sistem Kardiovaskular Jantung
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Kolesterol
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 

Similar to Asma Bronkiale: Laporan Pendahuluan dan Konsep Dasar Keperawatan

Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1sharklasers22
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxeko adi purnomo
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemoniaIma Kdr
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxMithaIsmaulidia2
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 

Similar to Asma Bronkiale: Laporan Pendahuluan dan Konsep Dasar Keperawatan (20)

Ppom
PpomPpom
Ppom
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochialAsuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochial
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
askep TB PARU
askep TB PARUaskep TB PARU
askep TB PARU
 
Askep asma
Askep asmaAskep asma
Askep asma
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 

Asma Bronkiale: Laporan Pendahuluan dan Konsep Dasar Keperawatan

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN ASMA A. PENGERTIAN Asma merupakan penurunan fungsi paru dan hiperresposivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (stimulus). Karakteristik penyakit merupakan bronkosphasme, hipeasekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan nafas. (Campbel, Haggerety, 1990) Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tidak berespon pada tindakan konversional ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera. B. PATOFISIOLOGI Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian alergen ini akan merangsang sel B untuk menghasilkan Sel Anti Alergen, karena terjadi penyimpangan dalam sistem pertahanan tubuh, maka terbentuklah Ig. E. pada penderita alergi sangat mudah memperoduksi Ig. E dan selain beredar didalam darah juga akan menempel pada basofit dan metosit. Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka alergen akan berikatan dengan Ig. E yang menempel pada matosit, dan selanjutnya sel ini mengeluarkan zat kimia yang disebut mediator kejaringan sekitarnya. Mediator yang dilepas di sekitar daerah hidung akan menyebabkan bersin-bersin dan pilek. Sedangkan mediator yang dilepas pada saluran pernafasan akan menyebabkan saluran nafas menkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran pernafasan membengkak dan sel-sel peradangan berkumpul disekitar saluran nafas, komponen-komponen itu menyebabkan penyempitan saluran pernafasan. C. FAKTOR PENCETUS Alergen Infeksi saluran nafas Obat-obatan Lingkungan dan lain-lain Salurann nafas normal Kepekaan saluran nafas yang berlebihan Tidak terjadi asma Terjadi asma
  • 2. D. ETIOLOGI Dua tipe dasar immonologik dan immonulogik, asma alergik (extrensik) yang terjadi pada saat anak-anak terjadi karena kontak dengan elergen dengan penderita yang sensitif. Asma non immonologik dan non alergik (intrunsik), biasanya terjadi pada usia 3 tahun keatas, serangan dicetuskan oleh infeksi pada sinus atau cabang Bronchial. Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus, bakteri atau alergen, pada saat lain serangan dicetuskan oleh faktor yang berbeda juga dapat dicetuskan oleh perubahan suhu dan kelemahan, uap, mengiritasi, asap, bau- bauan dan lain-lain. E. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Test fungsi paru (spirometer) • Foto thorak • Pemeriksaaan darah (DL, BGA) • Skin test • Test Provakasi Bronchial F. MANIFESTASI KELINIS Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiparaktivitas bronchus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala asma antara lain : a. Wheizing b. Bentuk produktif, biasanya malam hari. c. Sesak nafas d. Dada seperti tertekan / terikat. e. Pernafasan cuping hidung. G. TERAPI • Oksigen 4 – 6 liter/menit. • Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau Feneterol 2,5 mg) Intansi mebulasi dan pemberian dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian agonis B2 dapat secara subcutan atau IV dengan dosis salbutamol
  • 3. 0,25 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam berutan dextrose 5% dan diberikan perubahan. • Aminophilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis. • Kortikosteroid hidrokortison 100 – 200mg IV jika tidak ada respon segera tau pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat. KONSEP DASAR KEPERAWATAN  Pengkajian Data Dasar 1) Riwayat pemajanan pada faktor-faktor yang biasanya mencetuskan serangan Asma • Stress emosi • Infeksi saluran nafas atas • Alergen • Kegagalan dalam mengobatan asma 2) Pemeriksaan fisik yang didasarkan pada suatu pengkajian • Sistem pernafasan Mengi (wheizing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoscope Sesak bernafas Orthopnea Penggunaan otot – otot asesori pernafasan (cuping hidung, retreksi strum, pengangkatan bahu sewaktu bernafas) • Sistem hemodinamik Dehidrasi Sianosis Takikardi • Sistem urinarie Produksi urin Frekuensi BAK • Sistem kardiovaskuler. Hard rate Irama • Psikososial Gelisah Ketakutan
  • 4. kecemasan 3) Pemeriksaan laboratorium GDA menyatakan Hipokepneua (Pa CO2 < 35 mmHg) di sebabkan menurunnya perfusi ventilasi, selanjutnya Pa CO2 meningkat diatas normal sesuai dengan meningkatnya tahanan jalanan nafas. Jumlah sel darah menunjukkan peningkatan eosinofil Pemeriksaan fungsi paru menunjukkan penurunan kekuatan kapasitas vital. Pemgumpulan sputum untuk pemeriksaan kultur dan test sensivitas untuk menentukan infeksi dan mengidentifikasi antimikroba yang cocok dalam mengobati infeksi yang terjadi. Sinar x perlu memperlihatkan disfensi alveoli. 4) Pada episode akut Masalah kolaboratif Potensial komplikasi → * Hipoksemia * Gagal nafas akut 5) Diagnosa keperawatan Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan Asma kronik. Infektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi mocus, sekresi kental dan bronkosposme Resiko tinggi terhadap infektif pola pernafasan berhubungan dengan peningkatan kerja pernafasan, hipoksemia, agitasi dan ancaman gagal nafas. 6) Intervensi dan relevansi a) Pantau • Status pernafasan setiap 4 jam. • Hasil BGA. • Nadi okasimetri. • Hasil sinar X dada, fungsi paru dan analisa sputum • Intake dan output. Rasional : Untuk mengidentifikasi kearah kemajuan / penyimpangan dari hasil pasien.
  • 5. b) Tempatkan posisi pasien pada fowler Rasional : Posisi tegak menunjukkan ekspansi paru lebih baik. c) Berikan O2 melalui karulanasol 4 lit/menit Rasional : Pemberian oksigen mengurangi kerja otot pernafasan. d) Pemberian IV therapy sesuai anjuran, lakukan perawatan infus. Rasional : Untuk menunjukkan rehidrasi yang cepat dapat mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian obat-obatan darurat. Kebanyakan Px mengalami dehidrasi ketika mereka meminta pertolongan medis. e) Berikan pengobatan yang telah ditentukan, seperti : epineprin, Terbuthalin, animo philin dan kertikosteroid. Rasional : Epineprin dan terbutalin menghentikan reaksi alergen dan dilatasi broncholus dengan meniadakan aktivitas Histamin, Aminophilin melebarkan bronchulus dengan merangsang produksi zat kimia yang menghambat penyempitan otot Bronchial, kortikosteroid mengurangi peradangan lapisan mukosa bronchial f) Gunakan spirometez setiap 2 jam. Rasional : Untuk memudahkan nafas dalam mencegah eteletasis g) Gunakan penjelasan yang mudah dan sungkat bila memberikan informasi atau instruksi dan jelaskan tujuan dari semua pengobatan dan pemeriksaan fisik dan diagnostik. Rasional : tingkat kecemasan yang tinggi menghambat pembelajaran, penjelasan tentang apa diharapkan membantu mengontrol cemas.
  • 6. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ASMA Pengkajian I) Identitas : Usia : Nama : Agama : Jenis kelamin : Pendidikan : Suku : Alamat : Pekerjaan : Tanggal MRS : Diagnosa : II) Status kesehatan saat ini a) Alasan datang ke RS. b) Keluhan utama MRS c) Faktor pencetus d) Lama keluhan e) Faktor yang mempercepat III) Riwayat penyakit dahulu Pernah masuk RS. Dr. Soetomo untuk check up paru, dan RS. Haji selama 3 x berturut-turut karena sesak nafas (1996, 1998, 2001). Sejak SMP – SMU suka merokok. IV) Aspek psikososial a) Pola motorik / sensori Normal b) Persepsi diri Hal yang diperkirakan saat ini : Takut pada kematian dan pembiayaan Harapan setelah perawatan : Klien sembuh dan bisa bekerja kembali. Hubungan dan komunikasi : Hubungan dengan petugas kesehatan agak acuh dan pola komunikasi terputus karena sesak.
  • 7. V) Pemeriksaan Fisik TD : RR : TB : BB : S : N : • Sistem pernafasan a) Pernafasan : cuping hidung seperti tercekik. b) Tampak kesulitan dalam bernafas atau sesak. c) Pengangkatan bahu sewaktu bernafas d) Suara nafas wheizing e) Expensi paru : normal / simetris f) Batuk + mukus sulit dikeluarkan • Sistem hemodinamik a) Sianosis (-) b) Diaporesis (+) c) Dehidrasi (-) d) Nadi : 100 x/mnt (takikardia) e) Irama : reguler • Sistem urinarie a) Produksi urine (+) b) Frek. BAK 2x (± 400 CC) • Sistem integumen a) Kulit : Tampak pucat b) Kelembaban : Lembab c) Turgor : Baik VI) Pemeriksaan penunjang HB Leukosit Trombosit DCV
  • 8. GDA SGOT Creat Elektrolit : K N • Sputum : TTH – • BGA PH PCO2 PO2 HCO2 BE SaO2 Et CO2 • Faal Paru V Kapasity FVC FEV. I. O MBC VII) Terapi • Oksigen : 4 liter/mnt • Inf. NaCl + aminophilin 2 amp 15 tts/mnt dalam 12 jam • Dexametasol 3x 1 amp IV • Bricasma 3 x ½ amp SC • Nebuliser : ventalin + nasal • Fisioterapi dada • Bisolvan syrup VIII) Analisa data Data Kemungkinan penyebab Masalah • Obyektif Sesak nafas, pernafasan cuping hidung Pengangkatan bahu sewaktu bernafas * Whezing + * PCO2 : 47,5 * N : 100x/mnt * RR : 32/mnt * HCO2 : 28,7 Bronkospasme Gangguan pertukaran gas
  • 9. • Subyektif Merasa sakit bernafas dan terasa tercekik IX) Diagnosa keperawatan a) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkhopasme b) Inefektir bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi mulkus, sekresi kental c) Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan hiperventilasi dan diaphoresis X) Intervensi dan rasionalisasi 1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkhopasme a) Pemberian suplement oksigen 4 L/mnt Rasional : mengurangi beban kerja otot-otot pernafasan b) Penempatan pasien pada posisi fowlers Rasional : memungkinkan ekspansi paru lebih baik c) Pemberian obta ingalasi dengan nebilizer (ventalin 2,5 mg) Rasional : Bronchus menjadi dilatasi karena ventalin bersifat bronchodilator d) Pemberian aminophilin dripdan + 3 x 1/2 amp Bricasma SC Rasional : Aminophilin melebarkan bronchus dengan merangsang peningkatan produksi zat kimia yang menghambat penyempitan otot bronchial XI) Faktor pemulangan Health education a) Mengenalkan faktor-faktor pencetus dan mengenalkannya, seperti : Makanan alergen Menghindarkan aktivitas fisik yang berlebihan Menghindari strees emotional Memakai kasur busa dan lain-lain
  • 10. DAFTAR PUSTAKA • Carpeniti J L (1999), “Rencana Asuhan Keperawatan Dan Dokumentasi Keperawatan” edisi 2 • FKUI (1999), “Kapita Selecta Kedokteran”, Edis II • Sundaru, Heru (1995), Asma, Apa dan Bagaiman Pengobatannya”, Edisi III
  • 11. LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG ASMA BRONCHIALE Oleh : ACH. FIQQY FIERLY Nim : 05.113.001
  • 12. PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM SURABAYA 2006