Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar statistika seperti ruang sampel, titik sampel, kejadian, frekuensi relatif, dan peluang suatu kejadian. Contoh yang diberikan adalah pelambungan uang logam dan penentuan peluang munculnya mata dadu tertentu.
2. Kelompok 1
1. Ahmad Muzakyu Fahim. (01)
2. Aulia Nuril Isnia. (06)
3. Davinka Excellent Diosta. (10)
4. Juvinta Diva Fabiola. (19)
5. Rahandi Noor Pasha. (28)
6. Vila Lailatun Najiah. (36)
3. Percobaan Statistika, Ruang Sampel, Titik
Sampel, dan Kejadian
1. Percobaan statistika
Setiap kegiatan yang menghasilkan data disebut percobaan statistika
2. Ruang sampel
Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu percobaan
3. Titik sampel
Titik sampel adalah anggota – anggota dari ruang sampel
4. Kejadian
Kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel atau bagian dari hasil percobaan yang
diinginkan. Kejadian dilambangkan dengan K. Kejadian selain K adalah kejadian munculnya selain titik sampel K
4. UANG LOGAM
Contoh :
Pada pelambungan sekeping uang logam :
a. Ruang sampel (hasil yang mungkin) adalah S = {Angka, Gambar};
b. Titik sampel adalah Angka, Gambar
c. Kejadian terlihat sisi angka adalah K = {Angka};
d. Kejadian selain terlihat sisi angka adalah Kc = {Gambar}
G
A
5. Frekuensi relatif
• Siapkan sekeping uang logam, lalu lambungkan uang logam 40 kali, terlihat sisi
angka 16 kali dan terlihat sisi gambar sebanyak 24 kali. Perbandingannya adalah
16
40
dan
24
40
• Perbandingan antara frekuensi terlihatnya sisi angka atau sisi gambar dengan
banyak pelambungan uang logam dinamakan frekuensi relatif atau frekuensi nisbi
• Secara umum, frekuensi relatif dirumuskan dengan
Fr(K) =
𝑛(𝐾)
𝑛
6. Peluang suatu kejadian
• Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan banyaknya titik sampel kejadian
yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang sampel kejadian tersebut, ditulis :
• Ket :
n(K) = banyak hasil dalam K
n(S) = banyak anggota ruang sampel
P(K) =
𝑛(𝐾)
𝑛(𝑆)
7. Langkah – langkah menentukan peluang suatu
kejadian
1. Menuliskan ruang sampel dan percobaan
2. Menuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian
3. Menentukan nilai peluang suatu kejadian
• Permasalahan
• Dari pengetosan dua buah dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu yang
berjumlah 7.
8. • Penyelesaian
1. Menuliskan ruang sampel dari percobaan yang dilakukan
Untuk menyatakan ruang sampel dari percobaan ini perlu terlebih dahulu didaftar semua hasil yang mungkin.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan tabel.
2. Menuliskan himpunan yang berhubungan dengan kejadian
E = {((1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1)}
n(E) = 6
3. Menentukan nilai peluang suatu kejadian
P(E) =
6
36
=
1
6
2
1
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
9. Kisaran Nilai Peluang
• Kisaran nilai peluang suatu kejadian A adalah 0 ≤ P(A) ≤ 1. jika A = Φ atau
A = { } maka P(A) = 0 sehingga dapat dikatakan A adalah kejadian yang
mustahil terjadi. Jika A = S maka P(A) = 1 sehingga dapat dikatakan A
adalah kejadian yang pasti terjadi.
• Contoh kejadian yang mustahil terjadi adalah tan 90˚ memiliki nilai
• Contoh kejadian yang pasti terjadi adalah kiamat
10. Probabilitas Beberapa Peristiwa
• Peristiwa Saling Lepas ( Mutually exclusive )
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas jika kedua atau lebih
peristiwa itu tidak dapat terjadi pada sat yang bersamaan.
Jika peristiwa A dan B saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah :
P (A atau B) = P (A) + P (B) atau
P ( A B) = P (A) + P (B)
11. • Peristiwa tidak saling lepas ( non exclusive )
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling lepas, apabila kedua peristiwa atau
lebih tersebut dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Peristiwa tidak saling lepas disebut
juga peristiwa bersama.
Jika dua peristiwa A dan B tidak saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah :
P (A atau B ) = P(A) + P(B) - P(A dan B)
P ( A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
12. • Peristiwa Saling Bebas ( peristiwa independen )
Apabila terjadinya peristiwa yang satu tidak mempengaruhi terjadinya peristiwa
yang lain.
• Probabilitas peristiwa saling lepas dibedakan atas tiga macam, yaitu :
1. Probabilitas marginal / tidak bersyarat
2. Probabilitas gabungan
3. Probabilitas bersyarat
13. 1. Probabilitas marginal / tidak bersyarat
• Probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya
peristiwa lain.
2. Probabilitas Gabungan
• Terjadinya 2 peristiwa atau lebih secara berurutan dan peristiwa – peristiwa tersebut
tidak saling mempengaruhi
• Jika peristiwa A dan B gabungan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah :
P (A B) = P (A) x P (B)
14. 3. Probabilitas Bersyarat
• Probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi.
• Jika B bersyarat A, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah :
P (B/A) = P (B)
15. • Peristiwa tidak saling bebas
• Apabila peristiwa yang satu dipengaruhi atau bergantung pada peristiwa lainnya.
• Probabilitas bersyarat :
• Probabilitsa Gabungan.
P (A B) = P (A) x P (B/A)
• Probabilitas Marginal
P (A) = P (B A)
= P (A1) x P (B/A1) , i = 1,2,3
P(A)
A)P(B
P(B/A)
16. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
• Jika peluang kejadian K adalah P(K), peluang komplemen kejadian K adalah
P(Kc) atau P(K’). Jumlah peluang kejadian K dan peluang komplemen
kejadian K sama dengan 1 . Dengan demikian, P(K) + P(Kc) = 1 atau P(Kc)
= 1 – P(K). Misalkan peluang terlihat mata dadu faktor dari 5 pada
percobaan pelambungan sebuah dadu di atas adalah P(K) =
1
3
. Peluang
komplemen terlihat mata dadu faktor dari 5 adalah P(Kc) = 1 – P(K) = 1 -
1
3
=
2
3