Laporan ini mengkaji kinerja guru terhadap hasil belajar siswa di pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Banten. Penelitian dilakukan di empat kabupaten/kota yaitu Pandeglang, Lebak, Tangerang, dan Serang dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru
1. Laporan Hasil Penelitian Kinerja Guru Terhadap Hasil Belajar
Pada Pendidikan Dasar dan Menegah di Provinsi Banten
(Studi Kasus Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kota Tangerang, Kota Serang)
Disusun Oleh:
IV A
PRODI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan mata kuliah âPenelitian Sosialâ. Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qurâan dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah penelitian sosial. Laporan
ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah dampak sertifikasi
terhadap guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam mendidik peserta didik
di Provinsi Banten. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Dr.Sudadio.M,Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
penelitian sosial dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan laporan ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Serang, 15 Juni 2015
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang .....................................................................................................1
b. Identifikasi dan Fokus Masalah............................................................................3
c. Tujuan Penelitian..................................................................................................3
d. Kegunaan Penelitian ............................................................................................3
e. Anggapan Dasar ..................................................................................................4
f. Sistematika Penulisan ..........................................................................................5
BAB II Kajian Teori
Teori kinerja .....................................................................................................................6
Bab III Metodelogi Penelitian
a. Metodelogi Penelitian .........................................................................................30
b. Populasi dan Sampel ...........................................................................................30
c. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data.........................................................31
d. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................31
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Deskripsi Umum Hasil Penelitian.......................................................................34
b. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian......................................................................39
c. Pembahasan ........................................................................................................64
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
a. Kesimpulan..........................................................................................................97
b. Saran-saran.........................................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................102
LAMPIRAN â LAMPIRAN ..........................................................................................103
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakanng
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang
dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan
dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan
pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Hasil penelitian United Nation Development Programe (UNDP) pada tahun
2007 tentang Indeks Pengembangan Manusia menyatakan Indonesia berada pada
peringkat ke-107 dari 177 negara yang diteliti. Indonesia memperoleh indeks 0,728.
Dan jika Indonesia dibanding dengan negara-negara ASEAN yang dilibatkan dalam
penelitian, Indonesia berada pada peringkat ke-7 dari sembilan negara ASEAN.Salah
satu unsur utama dalam penentuan komposit Indeks Pengembangan Manusia ialah
tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa.Peringkat Indonesia yang rendah
dalam kualitas sumber daya manusia ini adalah gambaran mutu pendidikan
Indonesia yang rendah.
Keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia juga dinyatakan oleh United
Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) - Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus bidang pendidikan. Menurut Badan
PBB itu, peringkat Indonesia dalam bidang pendidikan pada tahun 2007 adalah 62 di
antara 130 negara di dunia. Education development index (EDI) Indonesia adalah
0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965).
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di
tingkat internasional. Daya saing Indonesia menurut Wordl Economic Forum, 2007-
2008, berada di level 54 dari 131 negara.Jauh di bawah peringkat daya saing sesama
negara ASEAN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada
urutan ke-7.
5. 2
Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah
komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari
kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-guru yang layak
mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%. Guru
SMP negeri 54,12%, swasta 60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%,
guru SMK negeri 55,91 %, swasta 58,26 %.
Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan rendahnya kualitas guru ini adalah dengan mengadakan sertifikasi.
Dengan adanya sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan meningkat dan
pada gilirannya mutu pendidikan nasional akan meningkat pula.
Memang haruslah diakui bahwa dari segi gagasan, pengingkatan kualitas
minimum guru dan dosen dalam UU Guru dan Dosen ini sangat baik sebagai upaya
peningkatan mutu, tapi dari segi pelaksanannya banyak menemui kesulitan
khususnya bagi kualifikasi guru. Tetapi karena, telah ditentukan maka ia mengikat
dan mesti ada komitmen nasional untuk melaksanakannya. Melihat kenyataan
tersebut akan lebih baik jika kualifikasi pendidikan minimium tidak langsung
diterapkan kepada guru-guru yang telah bertugas di sekolah (melalui pendidikan
penyetaraan) melainkan kepada guru baru yang diangkat sebagai hasil pendidikan
pra-jabatan.
Sementara ini untuk guru SD dan TK, ada wacana perguruan tinggi
kependidikan akan membuka program S-1 PGSD/PGTK pada pertengahan tahun
2007. Sedangkan untuk guru SLTP rekrutmen guru dengan kualifikasi S-1 telah
dimulai sejak tahun 1996, meskipun secara keseluruhan masih cukup banyak guru
berkualifikasi D-2 dan D-3 di jenjang pendidikan ini yang diangkat sebelumnya.
Untuk guru SLTA, ketentuan itu tak terlalu menjadi masalah karena saat ini sekitar
70% guru SLTA telah berkualifikasi S-1 bahkan yang pendidikan pasca sarjana pun
sudah sekitar 0.3%.
Suatu harapan besar bahwa dengan adanya sertifikasi setidaknya kondisi-
kondisi tersebut dapat dinetralisir. Dengan demikian jelaslah, bahwa untuk
menjawab pertanyaan untuk apa sertifikat pendidikan itu bagi guru tersebut sudah
dapat ditebak, yaitu sertifikasi ditujukan untuk memberikan lisensi, bahwa guru yang
bersangkutan sudah baik untuk melakukan proses belajar mengajar karena dianggap
sudah memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki untuk hal tersebut. Dengan
demikian sertifikat pendidikan itu hanya dapat diberikan kepada guru yang telah
6. 3
memenuhi persyaratan saja, yaitu kualifikasi kompetensi. Akan tetapi dalam
prakteknya, apakah dengan adanya sertifikasi akan lebih membuat kinerja guru akan
semakin baik ataukah tidak ada peningkatan kinerja guru seperti sebelum adanya
sertifikasi.
B. Identifikasi Dan Fokus Masalah
Fokus masalah penelitian dirumuskan sebagaimana pertanyaan penelitian
berikut :
1. Bagaimana kinerja guru pada pendidikan dasar dan menengah di provinsi
banten?
2. Apakah ada perbedaan kontribusi guru bersertifikat dan yang belum
bersertifikat terhadap hasil belajar pada pendidikan dasar dan menengah
di provinsi Banten?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian sosial
2. Untuk mengetahui kinerja guru pada pendidikan dasar dan menengah di
provinsi banten
3. Untuk mengetahui perbedaan kontribusi guru bersertifikat dan yang
belum bersertifikat terhadap hasil belajar pada pendidikan dasar dan
menengah di provinsi Banten?
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran untuk memperkaya ilmu pendidikan pada umumnya,
khususnya terkait dengan kinerja guru yang bersertifikat ataupun tidak
bersertifikat terutama di Provinsi Banten
2. Secara praktis diantaranya:
a. Bagi Sekolah Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran
serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
7. 4
guru. Serta bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan guru-guru untuk
meningkatkan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugasnya.
b. Bagi Penulis Memberikan pengalaman dalam dunia pendidikan pada
umumnya dalam terjun langsung kelapangan dengan meneliti
permasalahan mengenai kinerja guruyang bersertifikat ataupun tidak
bersertifikat terutama di Provinsi Banten. Dengan menemukan
temuan baru dalam pengaruh kompetensi dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru.Sehingga penulis berusaha untuk
menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya tentang kinerja
guru dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran
yangkebenarannya diterima oleh penyelidik. Adapun anggapan dasar yang penulis
maksud dalam penelitian ini adalah :
a. Standar kinerja guru merupakan suatu bentuk ukuran atau patokan yang
menunjukkan kuantitas dan kualitas kerja yang diharapkan dapat dihasilkan
guru dalam upaya memenuhi kebutuhan siswa.
b. Perubahan yang terjadi pada peserta didik merupakan ukuran terhadap kualitas
kinerja guru.
c. Salah satu faktor proses belajar mengajar yang efektif adalah jika seorang guru
dapat memberikan pelayanan belajar yang optimal kepada siswa dengan
berpedoman pada standar kinerjanya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan memahami penulisan skripsi ini, maka
sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang,
identifikasi dan fokus masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, anggapan dasar, dan sistematika penulisan.
8. 5
BAB II : Kajian teori yang menguraikan tentang deskripsi teoritik
yang relevan yang membahas tentang teori kinerja.
BAB III : Metodologi penelitian yang berisikan tentang metodologi
penelitian, populasi dan sampel, teknik dan istrumen
pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.
BAB IV : Laporan hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya
mencakup deskripsi umum hasil penelitian, deskripsi
khusus hasil penelitian dan diakhiri dengan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, dan rekomendasi
berupa saran-saran.
9. 6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu
dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan
dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam
(Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah ââŠ..output drive
from processes, human or otherwiseâ. Kinerja merupakan hasil atau keluaran
dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau
performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu
konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya
dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku
manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk
memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan
serta hasil yang diinginkan.
Menurut Prawirasentono (1999: 2):
âPerformance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etikaâ.
Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama
dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja aktual
10. 7
dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih
memfokuskan pada hasil kerja.
Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh
seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu
aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan.
Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja
seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang
dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi
standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.
Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan
mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu
pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah
yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan
dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997:
49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan
bahwa:
âStandar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam
menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2)
persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media
pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan
(5) kepemimpinan yang aktif dari guruâ.
UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknaspasal 39
ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
11. 8
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV
Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi
kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok
guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
bentuk kinerja guru.
Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993) menyatakan ada empat
tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru.
Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan
program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar
mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina
hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No.
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah
dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan
pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil
pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan
tugas tambahan.
Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar
mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program
semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan
penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah
mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian
dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran
(teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom
procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
12. 9
Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada
saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam
melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan
persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah
sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan
pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan
evaluasi dan perbaikan untuk mengelola kegiatan belajar mengajar, yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan
siswanya.
B. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis dan
Jackson (2001: 82) dalam Wikipedia, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja. âFaktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu
tenaga kerja, yaitu:
1) Kemampuan mereka.
2) Motivasi.
3) Dukungan yang diterima.
4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.
5) Hubungan mereka dengan organisasiâ.
Adapun ukuran kerja menurut T.R Mitchell dapat dilihat dari lima hal, yaitu:
1. Quality of work â kualitas hasil kerja
2. Promptness â ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
3. Initiative â prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Capability â kemampuan menyelesaikan pekerjaan
5. Comunication â kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain
13. 10
Sedangkan menurut Menurut Gibson (1987) masih dalam Wikipedia
menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja.
âTiga faktor tersebut adalah:
1) Faktor individu (kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang).
2) Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja).
3) Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan atau reward system)â.
Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat
sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal
maupun eksternal: âKesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk
bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4)
penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6)perhatian dari
kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP
dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan perpustakaanâ.
Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10)
tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
âFaktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru
adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru.
Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa, (2)
rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja,
(5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diriâ.
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang
menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (1) tingkat
kesejahteraan (reward system); (2) lingkungan atau iklim kerja guru; (3)
desain karir dan jabatan guru; (4) kesempatan untuk berkembang dan
14. 11
meningkatkan diri; (5) motivasi atau semangat kerja;(6) pengetahuan; (7)
keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru.
Risma & Sukanti (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru adalah:
1. Faktor personal atau indvidual, meliputi unsur pengetahuan, ketrampilan,
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh
tiap individu guru,
2. Faktor kepemimpinan, memiliki aspek kualitas manajer dan tim leader
dalam memberikan dorongan, semangat, arahan,dan dukungan kerja
kepada guru,
3. Faktor tim, meliputi dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kekompakan
dan keeratan anggota tim,
4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
pimpinan sekolah, proses organisasi (sekolah) dan kultur kerja dalam
organisasi (sekolah),
5. Faktor kontekstual (situasional). Meliputi tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal (sertifikasi guru) dan internal (motivasi kerja guru).
C. Aspek kinerja guru
Menurut Hamzah (2012) aspek kinerja yang dapat meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar mengajar, diantaranya:
1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi:
a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan
b. Menyesuaikan analisa materi pelajaran
c. Menyusun program semester
d. Menyusun program atau pembelajaran
2. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi:
15. 12
a. Membuka pembelajaran
b. Proses pembelajaran
c. Penutupan pembelajaran
3. Kemampuan mengevaluasi
Kemampuan ini meliputi:
a. Evaluasi hasil proses belajar
b. Evaluasi pembelajaran
c. Laporan hasil evaluasi
D. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja
guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa,
âpenilaian prestai kerja (performance appraisal) adalah proses melalui
mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawanâ. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci
guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber
daya manusia yang ada dalam organisasi.
Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam
penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling
sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian
dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur
penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku dalam
suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Observasi
merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun
16. 13
situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang
paling cocok dinilai dengan observasi.
Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar
dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian
kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti
kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi sekolah hasil
penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan
keputusan.
E. Manfaat Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena
dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar,
ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-
kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan
memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut Mangkupawira
(2001: 224), manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: (1) perbaikan
kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan; (4) kebutuhan
pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan pengembangan karir; (6)
efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan
rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan-
tantangan eksternal; (11) umpan balik pada SDM.
Sedangkan Mulyasa (2007: 157) menjelaskan tentang manfaat
penilaian tenaga pendidikan:
âPenilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi
individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini
tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga
kependidikan yang bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan,
penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap berbagai hal,
kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan
17. 14
pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga
kependidikan sangat penting dalam mengambil keputusan berbagai
hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan,
pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan
aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya
manusia secara keseluruhanâ.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja
penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu
sendiri maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau
strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian yang
dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan
meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru
dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat
menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta
didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional.
Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan
mencari kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam
pengertian konstruktif guna mengembangkan diri menjadi lebih
profesional dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kualitas
pendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan pola pikir serta
perilaku dan kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara berkelanjutan.
F. Kompetensi Profesional Guru
a. Pengertian Guru
Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan
tentang guru:
âGuru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
formal, pendidikan dasar, dan menengahâ. Kemudian menurut
18. 15
Sardiman (2006: 125), âguru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang turut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunanâ.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah
semua orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik serta mempunyai jabatan profesional di mana dia mempunyai
wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didiknya.
b. Syarat Guru
Syarat guru dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 yang tertuang dalam pasal 28.
Syarat guru yaitu:
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kualifikasi sebagaimana dimaksud di atas adalah tingkat pedidikan
minimum yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
yang berlaku.
3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi:
a) Kompetensi pedagogik.
b) Kompetensi profesional
c) Kompetensi sosial.
d) Kompetensi kepribadian.
4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat-sertifikat
keahlian sebagaimana dimaksud di atas tetapi memiliki keahlian khusus
yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraanâ.
19. 16
Istilah profesi selalu menyangkut tentang pekerjaan. Tetapi tidak
semua pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi. Guru sebagai suatu
profesi harus memenuhi kriteria profesional menurut (Hamalik, 2003: 36-
38 dari hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI
Bandung).
âKriteria profesional tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Fisik, meliputi: sehat jasmani dan rohani, tidak mempunyai cacat tubuh
yang bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan maupun rasa kasihan
dari peserta didik.
2) Mental atau kepribadian, meliputi: berjiwa Pancasila; menghayati
GBHN; mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang
kepada peserta didik; berbudi pekerti luhur; berjiwa kreatif dapat
memanfaatkan rasa kependidikan yang ada secara maksimal; mampu
menyuburkan sikapdemokrasi dan penuh tenggang rasa; mampu
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan
tugasnya; mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi; bersifat
terbuka, peka dan inovatif; menunjukkan rasa cinta kepada profesinya;
ketaatan akan disiplin; dan memiliki sense of humor.
3) Keilmiahan atau pengetahuan, meliputi: memahami ilmu yang dapat
melandasi pembetukan pribadi; memahami ilmu pendidikan dan
keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai
pendidik; memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan
lain; senang membaca buku-buku ilmiah; mampu memecahkan
persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang
studi; dan memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar.
4) Keterampilan, meliputi: mampu berperan sebagai organisator proses
belajar mengajar; mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar
pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan
teknologi; mampu menyusun GBPP; mampu memecahkan dan
melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai
20. 17
tujuan pendidikan; mampu merencanakan dan mengevaluasi
pendidikan; dan memahami dan melaksanakan kegiatan dan
pendidikan luar sekolahâ.
Implikasi dari peranan guru dalam bidang kependidikan pada
umumnya dan bidang pengajaran pada khususnya, maka guru sebagai
suatu profesi dituntut bagi penyandangnya untuk memiliki kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan dan kepribadian yang mantap sebagai
prasyarat bagi pencapaian performanya. Dalam rangka menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas peran guru tidak dapat diabaikan,
dimana melalui guru yang benar-benar profesional dalam mengelola
pendidikan dan pembelajaran, diharapkan dapat mengkontribusikan output
pendidikan yang berkualitas.
G. Kompetensi Guru
Adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru tentunya
mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang berimbas pada berbagai aspek
kependidikan. Pentingnya kompetensi guru tersebut menurut Hamalik (2003:
35) bagi dunia pendidikan antara lain: (1) kompetensi guru sebagai alat
seleksi penerimaan guru, (2) kompetensi guru penting dalam rangka
pembinaan guru, (3) kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan
kurikulum, (4) kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan
dan hasil belajar siswa.
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif maupun
kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
âkompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalanâ. Depdiknas (2004: 7) dalam Rasto
merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
21. 18
Kompetensi merupakan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan
yang dimiliki seseorang berkenaaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya
(Triyanto, 2006: 62). Kompetensi bersifat kompleks dan merupakan satu
kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan
profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan
atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan
profesi tersebut (Dikti, 2001: 9).
Majid (2005: 6) dalam Rasto menjelaskan, kompetensi yang dimiliki
oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan
dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.
Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh seorang yang bertugas mendidik peserta
didiknya agar mempunyai kepribadian yang luhur dan keterampilan
sebagaimana tujuan dari pendidikan. Oleh karena itu kompetensi guru
menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru.
Istilah kompetensi guru juga mempunyai banyak makna, Broke and
Stone (Mulyasa, 2007: 25) mengemukakan bahwa kompetensi guru adalah a
descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely
meaningful ... (suatu gambaran kualitatif tentang hakekat perilaku guru yang
penuh arti). Sementara itu dalam Undang-Undang no 14 tahun 2005
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup kompetensi personal,
kompetensi profesional, kompetensi akademik dan kompetensi sosial.
Kompetensi personal berupa perfoma kepribadian guru yang tercermin dalam
perilaku yang baik dan mulia. Kompetensi profesional merupakan
penguasaan guru atas keterampilan-keterampilan yang terkait dengan tugas-
tugas keguruan, seperti penguasaan metode pembelajaran, penggunaan media
22. 19
pembelajaran. Kompetensi akademik berupa kemampuan guru dalam
menguasai materi ajar sesuai dengan bidang keahliannya. Sedangkan
kompetensi sosial berupa kemampuan guru dalam bersosialisasi dengan
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
Disamping tuntutan standar kompetensi di atas, guru perlu memiliki
standar kompetensi mental, moral, spiritual, intelektual, fisik dan psikhis
(Mulyasa, 2007:2008). Standar-standar kompetensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a) Standar mental, adalah guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai,
mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatan
b) Standar moral, adalah guru harus memiliki budi pekerti yang luhur dan
sikap moral yang tinggi
c) Standar spiritual, adalah guru harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang terwujud dalam peribadatan dan perilaku sehari-hari
d) Standar intelektual, adalah guru harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang mamadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajiban
dengan baik dan profesional
e) Standar fisik, adalah guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak
memiliki peyakit menular dan membahayakan diri, peserta didik dan
lingkungannya
f) Standar psikhis, adalah guru harus sehati rohani, artinya tidak mengalami
gangguan jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan
tugas keprofesionalannya.
H. Kompetensi Profesional Guru
Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Yang dimaksud dengan penguasaan materi secara luas dan
mendalam dalam hal ini termasuk kemampuan untuk membimbing peserta
didik agar memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
23. 20
Ditjen PMTK (2008: 7) menguraikan tentang kompetensi profesional
yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru untuk membimbing peserta
didiknya dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Surya (2003:138) dalam Rasto mengemukakan kompetensi
profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagai guru profesional, yang meliputi kepakaran atau
keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya
beserta metodenya, sehingga dapat membimbing peseta didik mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi, dimana harus bekerja secara
profesional. Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-
kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan tugasnya secara baik
dalam melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah. Agar kualifikasi guru
terpenuhi sebagai tenaga pendidik yang profesional maka pemerintah
membuat peraturan terkait hal tersebut.
Dalam pelaksanaan tugasnya guru dituntut untuk memiliki
penguasaan kemampuan akademik dan keterampilan lainnya yang berperan
sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut
antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, memiliki
kemampuan untuk melakukan penelitian ilmiah yang dapat mendukung
profesinya, menguasai wawasan dan landasan pendidikan. Sedangkan
kemampuan keterampilan adalah kemampuan untuk mengembangkan
kompetensi untuk mendukung profesinya.
Dari berbagai pengertian di atas tentang kompetensi profesional guru
maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional merupakan
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
24. 21
Ditjen PMTK (2008: 7) menguraikan tentang kemampuan yang harus
dimiliki guru untuk menunjang kompetensi profesional guru sehingga mampu
membimbing peserta didiknya dalam proses pembelajaran untuk mencapai
standar kompetensi yang ditetapkan.
âKemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses membimbing
peserta didiknya yaitu: (a) menguasai materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (b)
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif melalui penelitian ilmiah dan membuat
karya ilmiah; (c)mengembangkan materi pelajaran yang diampu
secara kreatif; (d) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan profesinya sebagai guru;
(e) menguasai landasan pendidikan berupa Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang
diampuâ.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004: 63) mengemukakan
kemampuan profesional mencakup: (1) penguasaan pelajaran yang terkini
atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar
keilmuan bahan yang diajarkan tersebut; (2) penguasaan dan penghayatan
atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; (3) penguasaan
penelitian tindakan kelas dan menyusun karya ilmiah.
Depdiknas (2004: 9) dalam Rasto mengemukakan kompetensi
profesional guru meliputi penguasaan bahan kajian akademik, melakukan
penelitian dan menyusun karya ilmiah, pengembangan profesi, dan
pemahaman wawasan pendidikan.
âPenguasaan bahan kajian akademik meliputi: (1) memahami struktur
pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi
kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa.
25. 22
Melakuan penelitian ilmiah dan penyusunan karya ilmiah meliputi: (1)
melakukan penelitian ilmiah (action research); (2) menulis makalah; (3)
menulis atau menyusun diktat pelajaran; Pengembangan profesi meliputi: (1)
mengikuti informasi perkembangan IPTEK yang mendukung profesi melalui
berbagai kegiatan ilmiah; (2) mengembangkan berbagai model pembelajaran,
(3) membuat alat peraga atau media, (4) mengikuti pelatihan terakreditasi.
Pemahaman wawasan pendidikan meliputi: (1) memahami visi dan
misi, (2) memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran; (3)
mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil
belajar, (4) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan
dan luar sekolahâ. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dijelaskan
tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru guna menunjang
kompetensi profesional guru.
âKompetensi profesional meliputi:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan profesiâ.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 Bab III, pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa
pekerjaan profesi guru harus dilaksanakan berdasarkan prinsip â prinsip
berikut.
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan dan akhlaq mulia
26. 23
c) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
d) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
bekelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
i) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal â
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
Dari berbagai pengertian di atas terkait kompetensi profesional guru
dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, maka definisi konsep
kompetensi profesional guru merupakan kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi kemampuan guru dalam
penguasaan bahan kajian akademik, penelitian ilmiah dan penyusunan karya
ilmiah, pengembangan profesi, serta pemahaman wawasan dan landasan
pendidikan. Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
I. Sertifikasi
a. Pengertian Sertifikasi Pendidik
Menurut National Commission on Educational Services (NCES),
sertification is a procedure whereby the state evaluates and review a
teacher candidateâs credentials and provides him or her a license to teach
(sertifikasi adalah prosedur untuk menentukan apakah seorang calon guru
layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar). Dalam UU No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat
27. 24
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga pendidik professional. Dengan demikian,
sertifikasi guru dapat diartikan sebagai proses pemberian pengakuan
bahwa seorang guru telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru
adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat
pendidik (Mulyasa, 2007:34).
b. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2) Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
c. Tujuan dan manfaat
Tujuan sertifikasi guru untuk menentukan kelayakanguru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan
profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan
mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
Menurut Wibowo (Mulyasa, 2007:35), sertifikasi guru bertujuan
untuk hal â hal berikut.
1) melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan
2) melindungi masyarakat dari praktikâpraktik yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan
28. 25
3) membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambuârambu dan instrumen untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten
4) membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan
5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan
Lebih lanjut dikemukakan tentang manfaat sertifikasi tenaga kependidikan
sebagai berikut.
1) Pengawasan mutu, yang meliputi;
a) lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan
seperangkat kompetensi yang bersifat unik
b) untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk
mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan
c) peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada
waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karir
selanjutnya
d) proses seleksi yang baik, program pelatihan yang lebih bermutu
maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan
profesionalisme
2) Penjaminan mutu, yang meliputi;
a) adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap
kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan
pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta
anggotanya. Dengan demikian, pihak berkepentingan, khususnya
para pengguna akan semakin menghargai organisasi profesi, dan
sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau
melindungi para pelanggan
29. 26
b) sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pengguna
yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan
keterampilan tertentu.
d. Persyaratan dan prosedur
Dalam permendiknas Nomor 18 tahun 2007, persyaratan peserta
sertifikasi guru dalam jabatan adalah guru yang telah memiliki kualifikasi
akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Pelaksanaan sertifikasi
guru dalam jabatan diatur dengan alur sebagai berikut.
Alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012
tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan disajikan pada Gambar
dibawah ini.
30. 27
Dalam proses sertifikasi, guru wajib menyerahkan dokumen fisik
yang berupa portofolio sebagai bukti kinerja yang menggambarkan
capaian pengalaman berkarya selama menjalankan tugas profesi guru.
Portofolio merupakan bukti pengalaman, karya dan prestasi guru yang
meliputi 4 kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Empat macam
kompetensi ini terkandung dalam 3 unsur dan 10 komponen portofolio.
Tiga unsur yang dimaksud adalah unsur kualifikasi dan tugas
pokok, unsur pengembangan profesi dan unsur pendukung profesi. Tiga
unsur ini kemudian dijabarkan dalam 10 komponen portofolio yaitu
kualifikasi akademik, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, pendidikan dan pelatihan, penilaian dari atasan dan
pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan
dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi dalam bidang kependidikan
dan sosial, dan penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan.
31. 28
e. Dampak sertifikasi terhadap kinerja guru
Program sertifikasi guru ternyata berdampak positif terhadap
kinerja para guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik. Ada
peningkatan dalam aspek kedisiplinan kerja dan kedisiplinan administratif
akademik. Para guru yang telah mendapatkan sertifikat ternyata cukup
disiplin dalam mengajar (jam datang dan pulang), aktif mengikuti berbagai
kegiatan akademik di sekolah seperti upacara bendera, rapat-rapat,
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pembimbingan siswa, dan
kegiatan ekstrakurikuler. Mereka juga cukup memperhatikan kedisiplinan
administrasi akademik, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
mengupayakan media pembelajaran, mengisi daftar hadir kerja,
pengembangan sistem evaluasi.
Proses peningkatan kinerja para guru yang telah mendapat
sertifikat tersebut bukan serta merta secara otomatis terjadi, namun berkat
dukungan, arahan dan peran kepala sekolah. Pada awalnya, mereka juga
belum menyadari sepenuhnya bahwa konskwensi dari sertifikat pedidik
yang diikuti dengan tunjangan profesi tersebut diikuti dengan kinerja yang
tinggi. Hal ini terjadi karena tradisi budaya kerja yang telah melekat tidak
serta merta dapat berubah dengan adanya tunjangan profesi. Untuk
melahirkan budaya kerja yang baru, seseorang perlu beradaptasi dengan
budaya baru tersebut dan kesanggupan individu untuk beradaptasi dengan
budaya baru yang berbeda-beda, ada yang bekerja cepat dan ada pula yang
bekerja lambat. Jika individu dipaksa untuk merubah budaya kerja yang
lama diganti dengan budaya yang baru, dimana banyak nilai-nilai budaya
yang berbeda dari sebelumnya maka individu tersebut akan mengalami
tekanan kerja (stress kerja) yang akan mengakibatkan menurunnya
produktivitas kerja. Dalam hal ini diperlukan kebijaksanaan dari pimpinan
dalam mendampingi dan mengawal perubahan budaya kerja bagi anggota
organisasi.
Perubahan budaya kerja yang terjadi dalam waktu yang singkat,
biasanya tidak kuat bertahan lama. Hal ini terjadi karena individu tidak
32. 29
menyadari sepenuhnya substansi dari perubahan budaya itu, namun jika
perubahan budaya kerja terjadi agak lamban, dimana individu mendapat
kesempatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya yang baru, hal
demikian biasanya budaya tersebut dapat bertahan lebih lama.
Pada sisi lain, program sertifikasi guru kurang berdampak positif
terhadap kinerja para guru yang belum mendapatkannya. Artinya mereka
biasa-biasa saja dalam bekerja, tidak terjadi peningkatan yang berarti
akibat program sertifikasi guru. Hal ini terjadi karena program sertifikasi
adalah program paket yang datangnya tidak bisa diraih secara kompetitif,
namun jatah panggilan dari dinas pendidikan. Seseorang akan mendapat
jatah panggilan sertifikasi jika âsudah saatâ nya, bukan karena prestasi
kerja hari ini sebagai prioritas utama pemanggilan calon peserta. Menurut
Kepala sekolah dan beberapa guru yang belum mendapatkan sertifikat
pendidik, mereka merasa biasa-biasa saja dalam bekerja, tidak terpengaruh
oleh adanya program sertifikasi pendidik, apalagi yang golongan dan masa
kerjanya masih ârendahanâ. Mereka masih jauh dari âpanggilanâ. Oleh
karena itu mereka bekerja seperti biasanya.
33. 30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
(Sugiyono, 2005:1). Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini,
Penelitian ini bertujuan menggambarkan mengenai kinerja guru serta
perbedaan kontribusi guru bersertifikat dan yang belum bersertifikat terhadap
hasil belajar pada pendidikan dasar dan menengah di provinsi Banten dengan
menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Penelitian Deskriptif
merupakan dasar bagi semua penelitian. Spasi penelitian deskriptif dapat
dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo
Basuki, 2006 : 110).
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang dijadikan objek meliputi guru yang mengajar pada
jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), menengah (SMP), dan atas (SMA)
yang ada di provinsi Banten tepatnya di daerah pandeglang, lebak, serang,
dan kota tangerang. Dengan jumlah 45 instrumen di setiap daerahnya yang
setiap 1 instrumennya berisikan 15 buah pertanyaan. adapun instrumennya di
berikan kepada masing-masing 5 orang guru pada 3 sekolah dasar, 5 orang
guru pada 3 sekolah menengah pertama, dan 5 orang guru pada 3 sekolah
menengah atas, di tiap-tiap daerah. Dan dengan satu instrument bagi tiap
kepala sekolah di masing-masing sekolah.
34. 31
C. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat peneliti, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan film dokumenter dan data lain yang relevan. Dalam
pengertian lebih luas, dokumen bukan hanya yang bersifat tertulis saja, tetapi
dapat pula berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-
simbol. Dalam penelitian kali ini dokumentasi yang kami ambil berupa data
angket yang telah diisi oleh para guru dan beberapa foto-foto yang tentunya
akan menjadi bukti nyata bahwa kami telah melakukan sebuah observasi.
Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup kuesioner
tertutup yaitu responden sudah diberi jawaban alternatif. Responden hanya
tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya. Metode kuesioner
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai semua variabel yang
bersangkutan.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
disajikan (Sugiyono, 2007:169).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Metode analisis kuantitatif yaitu
36. 33
X = skor item X
Y = skor item Y
Menurut Jonath Sawono, âsuatu skala pengukuran dikatakan valid
apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukurâ. Menurut Masrum dalam buku Sugiyono (2005:124) menyatakan
bahwa âitem yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas
yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat
adalah kalau r =0,3. Syarat lainnya yaitu tingkat signifikan harus lebih kecil
dari 0,05.
Reliabilitas
Diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil dari instrument
tersebut. Ini berarti, suatu instrument dikatakan memiliki keterandalan
sempurna, manakala hasil pengukuran berkali-kali terhadap subjek yang sama
selalu menunjukkan hasil atau skor yang sama. Estimasi reliabilitas
instrument dilandaskan pada teori salah ukur (measurement error) ini.
37. 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Hasil Penelitian
a. Kabupaten Pandeglang
ï· Letak geografis dan kondisi fisik wilayah
Wilayah Kabupaten Pandeglang berada pada bagian Barat Daya
Propinsi Banten dan secara Geografis terletak antara 6o21â â 7o10â Lintang
Selatan (LS) dan 104o8â â 106o11â Bujur Timur (BT), dengan batas
administrasinya adalah :
- Sebelah Utara : Kabupaten Serang
- Sebelah Timur : Kabupaten Lebak
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah Barat : Selat Sunda
Luas wilayah Kabupaten Pandeglang adalah 274.689,91 Ha atau 2.747 Km2
dan secara wilayah kerja administrasi terbagi atas 35 kecamatan, 322 desa
dan 13 kelurahan.
Dataran di Kabupaten Pandeglang sebagian besar merupakan dataran
rendah yakni di daerah bagian tengah dan selatan, dengan variasi ketinggian
antara 0 â 1.778 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas sekitar
85,07% dari luas wilayah Kabupaten. Secara umum perbedaan ketinggian di
Kabupaten Pandeglang cukup tajam, dengan titik tertinggi 1.778 m diatas
permukaan laut (dpl) yang terdapat di Puncak Gunung Karang pada daerah
38. 35
bagian utara dan titik terendah terletak didaerah pantai dengan ketinggian 0 m
dpl.
Daerah pegunungan pada umumnya mempunyai ketinggian ± 400 m
dpl, dataran rendah bukan pantai pada umumnya memiliki ketinggian rata-
rata 30 m dpl dan daerah dataran rendah pantai pada umumnya mempunyai
ketinggian rata-rata 3 m dpl. Kemiringan tanah di Kabupaten Pandeglang
bervariasi antara 0 â 45 %; dengan alokasi 0- 15 % areal pedataran sekitar
Pantai Selatan dan pantai Selat Sunda; alokasi 15 â 25 % areal berbukit
lokasi tersebar; dan alokasi 25 â 45 % areal bergunung pada bagian Tengah
dan Utara.
Di Pandeglang terdapat 6 gunung yaitu : Gunung Karang (1.778
mdpl), Gunung Pulosari (1.346 mdpl), Gunug Aseupan (1.174 mdpl), Gunug
Payung (480 mdpl), Gunung Honje (620 mdpl) dan Gunung Tilu (562 mdpl).
Curah hujan di atas 3.000 mm/tahun terjadi di sekitar Stasion Penakar
Hujan yang berada di sekitar Kecamatan Menes, Labuan, Cibaliung,
Mandalawangi dan Kecamatan Jiput. Puncak hari hujan berada pada bulan
November-Pebruari. Sedangkan bulan kering berada pada bulan Mei-
September. Berdasarkan rata-rata curah hujan per tahun, -menurut
klasifikasi Koppen-Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam iklim Af (Iklim
Hujan Tropis) sedangkan apabila dilihat berdasarkan Zone Agroklimat
Oldeman termasuk dalam Zone A1.
Kabupaten Pandeglang ditinjau dari segi geologi memiliki beberapa
jenis batuan yang meliputi Alluvium, Undieferentiated (bahan erupsi gunung
berapi), Diocena, Piocena Sedimen, Miocena Lemistone dan Mineral Deposit.
Sedangkan beberapa jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang yaitu
Aluvial, Grumosol, Mediteran, dan Latosol.
Keadaan geomorfologi, topografi dan bentuk wilayah secara bersama-
sama akan membentuk pola-pola aliran sungi yang ada. Pola aliran sungai di
39. 36
Wilayah Kabupaten Pandeglang pada umumnya berbentuk dendritik. Arah
aliran sungai-sungai di Wilayah ini dibedakan menjadi dua, sehingga
membentuk dua daerah aliran sungai yaitu daerah aliran dari arah Timur yang
bermuara di Selat Sunda dan daerah aliran dari arah Utara yang bermuara di
Samudera Indonesia.
Wilayah Kabupaten Pandeglang mengalir 14 sungai yang berukuran
sedang sampai besar. Sungai â sungai tersebut adalah Sungai Cidano,
Sungai Cibungur, Sungai Cisanggona, Sungai Ciliman, Sungai Cihonje,
Sungai Cipunagara, Sungi Cisumur, Sungai Ciseureuhan, Sungai Cijaralang,
Sungai Cikadongdong, Sungai Ciseukeut, Sungai Cimara, Sungai Cibaliung,
dan Sungai Cicanta. Dari ke-14 sungai tersebut terbagi dalam 6 (enam)
Daerah Aliran Sungai (DAS) antara lain :
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidano
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibungur
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliman
5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri
6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh
(Sumber Pandeglang Dalam Angka Tahun 2011 â Bappeda Kabupaten
Pandeglang)
b. Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah sebuah kabupaten di ProvinsiBanten,
Indonesia. Ibukotanya adalah Rangkasbitung. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang di utara, Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Sukabumi di timur, Samudra Hindia di selatan,
serta Kabupaten Pandeglang di barat.
Kabupaten Lebak terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas
340 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan
40. 37
Rangkasbitung, yang berada di bagian utara wilayah kabupaten. Kota ini
dilintasi jalur kereta api Jakarta-Merak.
Secara geografis wilayah Kabupaten Lebak berada pada 105 25' -
106 30 BT dan 6 18' - 7 00' LS. Bagian utara kabupaten ini berupa dataran
rendah, sedang di bagian selatan merupakan pegunungan, dengan
puncaknya Gunung Halimun di ujung tenggara. yakni di perbatasan
dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Sungai Ciujung
mengalir ke arah utara, merupakan sungai terpanjang di Banten.
Baduy merupakan salah satu objek wisata yang dimiliki
Kabupaten Lebak dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara karena
memiliki keunikan tersendiri.
c. Kota Tangerang
ï· Letak Geografis
Letak Kota Tangerang Secara gafis Kota Tangerang terletak pada
posisi 106 36 - 106 42 Bujur Timur (BT) dan 6 6 - 6 Lintang Selatan
(LS).
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga dan
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dengan DKI Jakarta,
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cikupa
Kabupaten Tangerang.
Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13
kecamatan, yaitu Ciledug (8,769 Km2), Larangan (9,611 Km2), Karang
Tengah (10,474Km2), Cipondoh ((17,91 Km2), Pinang (21,59 Km2),
Tangerang (15,785 Km2), Karawaci (13,475 Km2), Jatiuwung (14,406
Km2), Cibodas (9,611 Km2), Periuk (9,543 Km2), Batuceper (11,583
Km2), Neglasari (16,077 Km2), dan Benda (5,919 Km2), serta meliputi
104 kelurahan dengan 981 rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga
(RT).
41. 38
Letak Kota Tangerang tersebut sangat strategis karena berada di
antara Ibukota Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai
dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan
Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang
merupakan salah satu daerah penyangga Ibukota Negara DKI Jakarta.
Posisi Kota Tangerang tersebut menjadikan pertumbuhannya
pesat. Pada satu sisi wilayah Kota Tangerang menjadi daerah limpahan
berbagai kegiatan di Ibukota Negara DKI Jakarta. Di sisi lain Kota
Tangerang dapat menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah
Kabupaten Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang
produktif.
Pesatnya pertumbuhan Kota Tangerang dipercepat pula dengan
keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian arealnya
termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Tangerang. Gerbang
perhubungan udara Indonesia tersebut telah membuka peluang bagi
pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa secara luas di Kota
Tangerang.
d. Kota Serang
ï· Kondisi Geografis
Kota Serang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Banten yang
juga merupakan Ibukota Provinsi Banten. Wilayah Kota Serang secara
geografis terdiri dari daratan, perbukitan dan lautan. Apabila memakai
koordinat system UTM ( Universal Transfer Mercator ) zone 48 wilayah
kota serang terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 m
dari Barat kr Timur dan 9.337.725 m sampai dengan 9.312.475 m dari
Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari Utara Ke
Selatan adalah sekitar 21,7 km dan jarak terpanjang dari Barat Ke Timur
adalah sekitar 20 Km. Batas Wilayah Kota Serang mencakup yaitu :
ï· Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Banten .
42. 39
ï· Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan
Ciruas, kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.
ï· Sebelah Barat berbatasan dengan Pabuaran, Kecamatan Waringin
Kurung dan Kecamatan Kramatwaktu Kabupaten Serang.
ï· Sebelah Selatan berbatasan dengan KecamatanCikeusal. Kecamatan
Petir dan KecamatanBaros Kabupaten Serang.
Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten terletak
pada posisi yang sentral dan strategis karena berada di jalur utama
penghubung lintas jawa â Merak serta dilintasi jalur Kereta Api Lintas
Jakarta â Merak. Jarak Kota Serang hanya lebih kurang 75 km ke Jakarta
Ibukota Negara yang telah dihubungkan dengan jalan bebas hambatan (
Jalan Tol Jakarta Merak ).
Luas Wilayah Kota Serang Secara Administratif tercatat 26.439 ha
yang terdiri dari 6 ( Enam ) Kecamatan, 20 ( Dua Puluh ) Kelurahan dan
46 ( Empat Puluh Enam ) Desa.
B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian
Uji Validitas menurut Arikunto (2002:144) dikatakan bahwa
validitas adalah suatau ukuan yang menunjukkan tingkat kevalidan, tau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang kurang valid memiliki
validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mempu
mengukur apa yang diinginkan.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud. Untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan
teknik Korelasi Pruduct Moment yang dirumuskan (Arikunto, 2002:114)
sebagai berikut :
44. 41
TABULASI SEKOLAH DASAR
No Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Diajar
Jawaban Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 skor
1
SDN CADASARI 3
Pandeglang
Semua mata pelajaran 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 1 4 5 4 3 62
2 Semua mata pelajaran 5 5 5 5 5 1 5 5 3 4 1 5 1 4 3 57
3 Semua mata pelajaran 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 3 2 64
4 Semua mata pelajaran 4 5 4 5 4 2 4 5 3 4 3 5 5 3 4 60
5 PAI 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
6
SDN KADUMERAK 1
Pandeglang
Guru Kelas V 5 5 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 47
7 Guru Kelas IV 5 5 4 4 4 2 4 4 1 3 3 3 2 3 1 48
8 Guru Kelas III 3 5 5 3 4 5 3 5 2 3 2 3 1 3 2 49
9 Guru Kelas II 5 3 4 3 3 2 3 3 3 4 1 3 2 5 2 46
10 Guru Kelas I 5 3 5 3 3 2 5 5 3 3 1 3 4 5 1 51
11
SDN KARATON I
Pandeglang
Guru Kelas 5 4 5 5 5 1 5 4 3 3 3 5 5 4 5 62
12 Guru Kelas 5 4 4 5 4 1 5 4 3 3 3 5 5 5 5 61
13 PJOK 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 67
14 PAI 4 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 48
15 PAI 5 4 4 5 4 2 5 4 3 3 3 5 5 5 5 62
16
SDN 1 ASEM Lebak
Guru Kelas 4 5 3 3 3 3 2 3 4 1 3 2 4 3 3 3 45
17 Guru Kelas 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 53
18 Guru Kelas 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 1 1 2 42
19 Guru Kelas 5 4 5 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 48
20 Guru PAI 5 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 47
21
SDN 1 PASAR KEONG
Lebak
Guru Kelas 1 5 4 4 5 4 1 4 5 2 2 4 4 3 2 3 52
22 Guru Kelas 2 5 4 5 5 5 3 5 5 3 3 3 4 2 3 2 57
23 Guru Kelas 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 63
24 Guru Kelas 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 5 5 3 3 54
25 Guru Kelas 6 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 45
26
SDN 1 MARGALUYU
Lebak
Guru Kelas 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 43
27 Guru Kelas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 43
28 Guru Kelas 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
29 Guru Kelas 5 5 5 4 5 5 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 54
30 Guru Kelas 6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
31
SDN TANGERANG 12
Penjas 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 2 50
32 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 3 5 5 2 3 3 3 2 3 3 48
33 Guru Kelas 4 4 4 4 3 3 4 5 2 4 4 4 2 4 3 54
34 Guru Kelas 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 5 4 49
45. 42
Tabel 1 Kevalidan Data dalam Sekolah Dasar
No Butir Pertanyaan
Validitas Ket
R
Hitung
R
Tabel
1
Saya Mengajar atas dasar kesadaran karena
tugas 0,70 0,21 VALID
2 Setiap saya mengajar selalu masuk tepat 0,63 0,21 VALID
35 Guru Kelas 5 5 5 5 5 1 5 5 3 3 1 5 1 5 1 55
36
SDN TANGERANG 14
Guru Kelas 5 5 5 5 5 1 3 5 3 4 1 5 1 5 1 54
37 Guru Kelas 3 5 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2 49
38 Bahasa Inggris 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 2 5 1 1 2 56
39 Guru Kelas 4 2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 1 1 3 42
40 Guru Kelas 5 5 5 5 5 1 3 5 3 4 4 5 1 5 1 57
41
SDN TANGERANG 19
Guru Kelas VI 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 50
42 PAI 4 4 4 4 3 3 5 5 3 3 3 3 4 3 4 55
43 Guru Kelas V 4 3 4 4 4 3 5 3 3 4 3 5 5 3 4 57
44 Guru Kelas III 5 3 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 56
45 Guru Kelas V 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 3 4 3 4 5 58
46
SDN CICERI
Guru Olahraga 3 3 4 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 45
47 Guru Kelas 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 4 67
48 Guru Kelas I 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 43
49 Guru Kelas 6 4 5 5 5 5 2 3 5 1 3 3 5 2 3 3 54
50 Guru Kelas 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 4 67
51
SDN PANANCANGAN
5
Guru Kelas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 43
52 Guru Kelas 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 48
53 Guru Kelas 5 5 3 5 5 2 3 5 3 3 3 5 5 3 2 57
54 Guru Kelas 5 5 3 5 5 2 3 5 3 3 3 5 5 3 2 57
55 Guru Kelas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 43
56
SDN KUBANG
KEMIRI
Guru Kelas 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 1 3 3 42
57 Guru Kelas 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 2 4 3 3 3 46
58 Guru Kelas 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
59 Guru Kelas 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
60 Guru Kelas 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
46. 43
waktu sesuai jadwal
3
Setiap saya mengajar, saya selalu penuh
semangat dan menyenangkan 0,69 0,21 VALID
4
Sebelum mengajar saya membuat
perencanaan pembelajaran 0,83 0,21 VALID
5
Pada saat mengajar saya menyampaikan
materi pelajaran dengan baik dan
menyenangkan dengan baik dan
menyenangkan sesuai silabus dan RPP 0,72 0,21 VALID
6
Kalau saya berhalangan mengajar, materi
saya suruh ketua kelas untuk mencatatkan
kepada siswa 0,23 0,21 VALID
7
Untuk merangsang kreatifitas siswa saya
memberi tugas LKS/PR 0,68 0,21 VALID
8
Setiap tugas (PR/LKS) yang saya berikan
kepada siswa saya periksa dan dinilai
0,65 0,21 VALID
9
Beban mengajar saya kurang lebih adalah :
a. 40-80 siswa
b. 81-120 siswa
c. 121-160 siswa
d. 160-200 siswa
e. lebih dari 200 siswa 0,32 0,21 VALID
10
Dari siswa yang saya ajar, diantaranya
naik/lulus dengan nilai rata-rata adalah :
a. 60-70
b.71-80
c. 81-90
d. 91-100 0,47 0,21 VALID
11 Diantara siswa yang saya ajar ada -0,03 0,21 TIDAK VA
47. 44
diantaranya yang tidak naik/tidak lulus
dengan jumlah al:
a. 1-5 persen
b. 6-10 persen
c. 11-15 persen
d. lebih dari 15 persen
naik/lulus semua
12
Bila ada diantara siswa yang nilainya
kurang dari 6, saya lakukan
remedial/pengayaan 0,74 0,21 VALID
13
Saya rajin mengajar karena saya sudah
mendapat tunjangan sertifikasi 0,55 0,21 VALID
14
Uang tunjangan sertifikasi saya gunakan
untuk mencukupi berbagai kebutuhan al:
a. kebutuhan rumah tangga
b. kebutuhan biaya kuliah pribadi
c. kebutuhan kredit kendaraan
d. kebutuhan membeli bahan ajar
e. DLL (tulis saja bila ada) :............... 0,45 0,21 VALID
15
Sebagai guru saya terkadang bermasalah
dengan al :
a. kurikulum
b. jam mengajar
c. siswa
d. sama guru lain
e. sama kepala sekolah
dll. 0,38 0,21 VALID
50. 47
Tabel Kevalidan Data dalam Sekolah Menengah Pertama
No Butir Pertanyaan
Validitas Ket
R
Hitung
R
Tabel
1
Saya Mengajar atas dasar kesadaran karena
tugas 0,61 0,21 VALID
2
Setiap saya mengajar selalu masuk tepat
waktu sesuai jadwal 0,64 0,21 VALID
3
Setiap saya mengajar, saya selalu penuh
semangat dan menyenangkan 0,71 0,21 VALID
4
Sebelum mengajar saya membuat
perencanaan pembelajaran 0,75 0,21 VALID
5
Pada saat mengajar saya menyampaikan
materi pelajaran dengan baik dan
menyenangkan dengan baik dan
menyenangkan sesuai silabus dan RPP 0,79 0,21 VALID
6
Kalau saya berhalangan mengajar, materi
saya suruh ketua kelas untuk mencatatkan
kepada siswa 0,34 0,21 VALID
7
Untuk merangsang kreatifitas siswa saya
memberi tugas LKS/PR 0,63 0,21 VALID
8
Setiap tugas (PR/LKS) yang saya berikan
kepada siswa saya periksa dan dinilai
0,71 0,21 VALID
9 Beban mengajar saya kurang lebih adalah : 0,42 0,21 VALID
59 Guru Matematika 5 3 3 5 4 5 4 3 3 3 3 3 2 3 2 51
60 Guru IPA IX 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 3 3 68
51. 48
a. 40-80 siswa
b. 81-120 siswa
c. 121-160 siswa
d. 160-200 siswa
e. lebih dari 200 siswa
10
Dari siswa yang saya ajar, diantaranya
naik/lulus dengan nilai rata-rata adalah :
a. 60-70
b.71-80
c. 81-90
d. 91-100 0,42 0,21 VALID
11
Diantara siswa yang saya ajar ada
diantaranya yang tidak naik/tidak lulus
dengan jumlah al:
a. 1-5 persen
b. 6-10 persen
c. 11-15 persen
d. lebih dari 15 persen
naik/lulus semua 0,39 0,21 VALID
12
Bila ada diantara siswa yang nilainya
kurang dari 6, saya lakukan
remedial/pengayaan 0,75 0,21 VALID
13
Saya rajin mengajar karena saya sudah
mendapat tunjangan sertifikasi 0,51 0,21 VALID
14
Uang tunjangan sertifikasi saya gunakan
untuk mencukupi berbagai kebutuhan al:
a. kebutuhan rumah tangga
b. kebutuhan biaya kuliah pribadi
c. kebutuhan kredit kendaraan
d. kebutuhan membeli bahan ajar 0,49 0,21 VALID
52. 49
e. DLL (tulis saja bila ada) :...............
15
Sebagai guru saya terkadang bermasalah
dengan al :
a. kurikulum
b. jam mengajar
c. siswa
d. sama guru lain
e. sama kepala sekolah
dll. -0,04 0,21
TIDAK
VALID
TABULASI SEKOLAH MENENGAH ATAS
No Nama Sekolah Mata Pelajaran diajar
Jawaban Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1
1
SMAN 1 Cibadak
Geografi 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5
2 Kimia 5 3 3 3 2 2 4 4 5 4 5 3 2 5
3 Matematika 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4
4 Fisika 3 3 3 3 3 0 4 5 5 3 3 4 1 4
5 PPKN 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 1 5
6
SMKN 1
Rangkasbitung
BK 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 2 3 2 2
7 Pengantar Akuntansi 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 2 3
8 PAI 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 1 3 5 3
9 Matematika 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 2 2
10 Sejarah Indonesia 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3
11
SMKN 2
Rangkasbitung
Biologi 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 3 5 2 4
12 IPA 5 5 5 5 5 2 4 4 3 3 3 4 3 4
13 Fisika 5 5 5 5 5 2 4 4 3 3 3 4 3 3
14 Produktif Akuntansi X 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 3 1 3
15
Produktif Akuntansi
XI
4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 5 3 1 3
16
SMAN 2
Tanggerang
Bahasa Mandarin 5 5 5 3 4 2 3 3 3 3 3 5 3 3
17 Kimia 5 5 5 3 4 2 5 5 3 3 3 5 5 5
18 Kimia 5 4 3 3 3 2 5 4 5 5 5 4 5 3
19 PKN 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 5 3
54. 51
59 MATEMATIKA 5 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4
60 PAI 5 5 5 5 5 1 5 5 5 3 2 5 1 2
Tabel Kevalidan Data dalam Sekolah Menengah Atas
No Butir Pertanyaan
Validitas Ket
R
Hitung
R
Tabel
1
Saya Mengajar atas dasar kesadaran karena
tugas 0,72 0,21 VALID
2
Setiap saya mengajar selalu masuk tepat
waktu sesuai jadwal 0,55 0,21 VALID
3
Setiap saya mengajar, saya selalu penuh
semangat dan menyenangkan 0,63 0,21 VALID
4
Sebelum mengajar saya membuat
perencanaan pembelajaran 0,52 0,21 VALID
5
Pada saat mengajar saya menyampaikan
materi pelajaran dengan baik dan
menyenangkan dengan baik dan
menyenangkan sesuai silabus dan RPP 0,58 0,21 VALID
6
Kalau saya berhalangan mengajar, materi
saya suruh ketua kelas untuk mencatatkan
kepada siswa 0,35 0,21 VALID
7
Untuk merangsang kreatifitas siswa saya
memberi tugas LKS/PR 0,66 0,21 VALID
8
Setiap tugas (PR/LKS) yang saya berikan
kepada siswa saya periksa dan dinilai
0,63 0,21 VALID
9 Beban mengajar saya kurang lebih adalah : 0,59 0,21 VALID
55. 52
a. 40-80 siswa
b. 81-120 siswa
c. 121-160 siswa
d. 160-200 siswa
e. lebih dari 200 siswa
10
Dari siswa yang saya ajar, diantaranya
naik/lulus dengan nilai rata-rata adalah :
a. 60-70
b.71-80
c. 81-90
d. 91-100 0,44 0,21 VALID
11
Diantara siswa yang saya ajar ada
diantaranya yang tidak naik/tidak lulus
dengan jumlah al:
a. 1-5 persen
b. 6-10 persen
c. 11-15 persen
d. lebih dari 15 persen
naik/lulus semua 0,17 0,21
TIDAK
VALID
12
Bila ada diantara siswa yang nilainya
kurang dari 6, saya lakukan
remedial/pengayaan 0,69 0,21 VALID
13
Saya rajin mengajar karena saya sudah
mendapat tunjangan sertifikasi 0,45 0,21 VALID
14
Uang tunjangan sertifikasi saya gunakan
untuk mencukupi berbagai kebutuhan al:
a. kebutuhan rumah tangga
b. kebutuhan biaya kuliah pribadi
c. kebutuhan kredit kendaraan
d. kebutuhan membeli bahan ajar 0,33 0,21 VALID
56. 53
e. DLL (tulis saja bila ada) :...............
15
Sebagai guru saya terkadang bermasalah
dengan al :
a. kurikulum
b. jam mengajar
c. siswa
d. sama guru lain
e. sama kepala sekolah
dll. 0,22 0,21 VALID
Dari tabel tersebut terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid,
yaitu :
1. Di tabulasi SD terdapat di pertanyaan 11
2. Di tabulasi SMP terdapat di pertanyaan nomor 15 sedangkan,
3. Di tabulasi SMA terdapat di pertanyaan nomor 11
Dan penelitian dapat dilanjutkan dengan tetap menggunakan
pertanyaan yang tidak valid bersertifikasi.
Adapun pengumpulan data hasil kinerja guru sebagai berikut :
untuk keseluruhan data guru baik yang bersertifikasi maupun yang
belum bersertifikasi adalah sbb:
60. 57
11 4 6.67% 3 5.00% 38 63.33% 8 13.33% 7 11.67%
12 0 0.00% 0 0.00% 17 28.33% 22 36.67% 21 35.00%
13 7 11.67% 17 28.33% 14 23.33% 8 13.33% 14 23.33%
14 1 1.67% 3 5.00% 37 61.67% 10 16.67% 9 15.00%
15 8 13.33% 10 16.67% 30 50.00% 13 21.67% 17 28.33%
Adapun pembagian klasifikasi tersebut diasumsikan berdasarkan pada
jawaban pertanyaan nomor 13 jika responden menjawab tidak setuju maka
diasumsikan guru tersebut belum bersertifikasi jika respoponden menjawab
setuju maka guru diasumsikan sudah bersertifikasi.
Pada dimensi kinerja guru pendidikan dasar dan menengah di provinsi
banten, persentase yang paling dominan adalah pada indicator tahap kinerja
guru sebesar 70% responden menyatakan setuju pada pertanyaan âDari siswa
yang saya ajar, diantaranya naik/lulus dengan nilai rata-rata al: a. 60-70 b.71-
80 c. 81-90 d. 91-100â, hal ini dapat diartikan sebagian besar responden
mempunyai kinerja guru yang dapat dikategorikan baik. Hal ini terbukti
dalam proses angka kelulusan siswa memperoleh nilai dengan rata-rata yang
bagus.
2. Kontribusi guru bersertifikasi dan yang belum bersertifikasi terhadap
hasil belajar pada pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Banten
66. 63
TABEL GURU BELUM BERSERTIFIKASI SELURUH
SEKOLAH MENENGAH ATAS
25
Seluruh Guru SMA Yang Belum Bersertifikasi
jumlah dan presentasi responden
Pertanyaan 1 % 2 % 3 % 4 % 5 %
1 0 0,00% 0 0,00% 7 30,00% 9 50,00% 9 36,00%
2 0 0,00% 0 0,00% 8 40,00% 12 40,00% 5 20,00%
3 0 0,00% 0 0,00% 10 30,00% 10 50,00% 5 20,00%
4 0 0,00% 0 0,00% 10 30,00% 9 50,00% 6 20,00%
5 0 0,00% 0 0,00% 9 30,00% 11 50,00% 5 20,00%
6 6 24,00% 6 30,00% 7 10,00% 4 10,00% 1 10,00%
7 0 0,00% 2 10,00% 8 30,00% 9 20,00% 6 40,00%
8 0 0,00% 0 0,00% 5 10,00% 13 40,00% 6 40,00%
9 0 0,00% 2 0,00% 9 20,00% 6 30,00% 8 50,00%
10 0 0,00% 2 0,00% 12 40,00% 8 50,00% 3 10,00%
11 2 8,00% 3 10% 14 50,00% 4 20,00% 2 10,00%
12 0 0,00% 0 0,00% 11 50,00% 8 20,00% 6 24,00%
13 6 24,00% 11 44,00% 1 0,00% 5 10,00% 2 0,00%
14 2 0,00% 3 12,00% 7 40,00% 5 30,00% 2 10,00%
15 7 0,00% 6 40,00% 10 10,00% 6 10,00% 4 40,00%
Dari pemaparan tabel di atas dapat diketahui guru yang bersertifikasi serta
yang belum bersertifikasi akan berpengaruh terhadap kontribusi serta hasil belajar
karena sertifikasi akan berbanding lurus dengan kontribusi dan hasil yang didapat.
67. 64
C. PEMBAHASAN
TABEL GURU BERSERTIFIKASI SELURUH
SEKOLAH DASAR
39 Guru bersertifikasi seluruh SD Ket
jumlah dan presentasi responden
Pertanyaan 1 % 2 % 3 % 4. % 5 %
1 0 0.00% 0 0.00% 12 30.77% 10 25.64% 17 43.59%
Sebagian besar
responden(43.59%)
menjawab sangat
setuju sekali pada
pertanyaan âsaya
mengajar atas
dasar kesadaran
kerena tugasâ
2 0 0.00% 0 0.00% 18 46.15% 10 25.64% 11 28.21%
Sebagian besar
responden
(46.15%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsetiap saya
mengajar selalu
masuk tepat waktu
sesuai jadwalâ
3 0 0.00% 0 0.00% 18 46.15% 12 30.77% 9 23.08%
Sebagian besar
responden
(46.15%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsetiap saya
mengajar saya
selalu penuh
semangat dan
menyenangkan.â
4 0 0.00% 0 0.00% 18 46.15% 7 17.95% 14 35.90% Sebagian besar
68. 65
responden
(46.15%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsebelum mengajar
sayamembuat
perencanaan
pembelajaranâ
5 0 0.00% 0 0.00% 17 43.59% 13 33.33% 9 23.08%
Sebagian besar
responden
(43.59%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âpadasaat
mengajar saya
menyampaikan
materi pelajaran
dengan baik dan
menyenangkan
sesuai silabus,RPP
6 4 10.26% 21 53.85% 8 20.51% 3 7.69% 3 7.69%
Sebagian besar
responden
(53.85%)
menjawab tidak
setuju pada
pertanyaan âkalau
sayaberhalangan
mengajar, materi
sayasuruh ketua
kelas untuk
mencatat kepada
siswaâ
7 0 0.00% 2 5.13% 17 43.59% 8 20.51% 12 30.77%
Sebagian besar
responden
(43.59%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âuntuk merangsang
kreatifitas siswa
sayamemberi
tugas LKS atau
69. 66
PRâ
8 0 0.00% 0 0.00% 14 35.90% 12 30.77% 13 33.33%
Sebagian besar
responden
(35.90%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsetiap tugas LKS
atau PR yang saya
berikan kepada
siswa sayaperiksa
dan dinilai â
9 3 7.69% 9 23.08% 23 58.97% 2 5.13% 2 5.13%
Sebagian besar
responden
(58.97%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âbeban mengajar
sayakurang lebih
a.40-80 siswa
b.81-120 siswa
c.121-160 siswa
d.160-200 siswa
e. lebih dari 200
siswaâ
10 0 0.00% 2 5.13% 27 69.23% 10 25.64% 0 0.00%
Sebagian besar
responden
(69.23%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âdari siswa yang
sayaajar,
diantaranya
naik/lulusdengan
nilai rata-rata:
a.6-7
b.71-8
c.81-9
d.91-100â
11 3 7.69% 9 23.08% 23 58.97% 4 10.26% 0 0.00%
Sebagian besar
responden
(58.97%)
70. 67
menjawab setuju
pada pertanyaan â
diantara siswa
yang saya ajar ada
diantaranya yang
tidak naik/ tidak
lulus dengan
jumlah:
a. 1-5 persen
b. 6-10 persen
c. 11-15 persen
d. >15 persen
Naik/ Lulus
semuaâ
12 0 0.00% 0 0.00% 12 30.77% 14 35.90% 13 33.33%
Sebagian besar
responden
(35.90%)
menjawab sangat
setuju pada
pertanyaan âbila
ada diantara siswa
yang nilainya
kurang dari 6, saya
melakukan
remedial atau
pengayaanâ
13 1 2.56% 1 2.56% 19 48.72% 6 15.38% 12 30.77%
Sebagian besar
responden
(48.72%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsayarajin
mengajar karena
sayasudah
mendapatkan
tunjangan atau
sertifikasiâ
14 0 0.00% 1 2.56% 24 61.54% 9 23.08% 5 12.82%
Sebagian besar
responden
(61.54%)
menjawab setuju
71. 68
pada pertanyaan
âuang tunjangan
sertifikasi saya
gunakan untuk
mencukupi
berbagai kebutuhan
antara lain:
a. Kebutuhan
rumah tangga
b. Kebutuhan
biaya kuliah
pribadi
c. Kebutuhan
kredit
kendaraan
d. Kebutuhan
membeli
bahan ajar
e. Dll (tulis saja
bila ada:âŠ.â
15 1 2.56% 8 20.51% 16 41.03% 9 23.08% 5 12.82%
Sebagian besar
responden
(41.03%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsebagai guru saya
terkadang
bermasalah dengan
antara lain:
a. Kurikulum
b. Jam
mengajar
c. siswa
d. sama guru
lain
e. sama kepala
sekolah
f. dllâ
72. 69
Dari 15 pertanyaan yang di jawab oleh guru bersertifikasi SD, terdapat 5 jawaban
terbesar, yaitu mengenai tingkat kelulusan siswa menyatakan setuju (69.23%) ,
tunjangan sertifikasi gunakan untuk mencukupi berbagai kebutuhan menyatakan
setuju (61.54%), mengenai siwa yang tidak naik / lulus menjawab setuju
(58,97%), beban mengajar menjawab setuju (58,97%) dan pada pengalihan tugas
kepada ketua kelas menjawab tidak setuju (53,85%). Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa guru yang bersertifikasi akan menjaga kinerjanya terbukti pada tingkat
kelulusan yang dicapai diraih persentase yang paling tinggi diantara pertanyaan
yang lain dan pada pemberian tugas pada ketua kelas menjawab tidak setuju
karena guru yang kinerjanya baik maka akan selalu hadir menjalankan tugas
semestinya.
TABEL GURU BELUM BERSERTIFIKASI SELURUH
SEKOLAH DASAR
21 Seluruh Guru SD Yang Belum Bersertifikasi Ket
jumlah dan presentasi responden
Pertanyaan 1 % 2 % 3 % 4. % 5 %
1
0 0.00% 0 0.00% 8 38.10% 4 19.05% 9 42.86% Sebagian besar
responden
(42.86%)
menjawab sangat
setuju sekali pada
pertanyaan âsaya
mengajar atas
dasar kesadaran
kerena tugasâ
2
0 0.00% 0 0.00% 7 33.33% 5 23.81% 9 42.86% Sebagian besar
responden
(42.86%)
menjawab sangat
setuju sekali pada
pertanyaan âsetiap
sayamengajar
selalu masuk tepat
waktu sesuai
73. 70
jadwalâ
3
0 0.00% 0 0.00% 6 28.57% 7 33.33% 8 38.10% Sebagian besar
responden
(38.10%)
menjawab sangat
setuju sekali pada
pertanyaan âsetiap
sayamengajar
sayaselalu penuh
semangat dan
menyenangkan.â
4
0 0.00% 0 0.00% 9 42.86% 5 23.81% 7 33.33% Sebagian besar
responden
(42.86%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âsebelum
mengajar saya
membuat
perencanaan
pembelajaranâ
5
0 0.00% 1 4.76% 8 38.10% 6 28.57% 6 28.57% Sebagian besar
responden
(38.10%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âpadasaat
mengajar saya
menyampaikan
materi pelajaran
dengan baik dan
menyenangkan
sesuai silabus,RPP
6
7 33.33% 5 23.81% 7 33.33% 2 9.52% 0 0.00% Sebagian besar
responden
(33.33%)
menjawab sangat
tidak setuju pada
pertanyaan âkalau
sayaberhalangan
mengajar, materi
74. 71
sayasuruh ketua
kelas untuk
mencatat kepada
siswaâ
7
0 0.00% 1 4.76% 11 52.38% 4 19.05% 5 23.81% Sebagian besar
responden
(52.38%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âuntuk
merangsang
kreatifitas siswa
sayamemberi
tugas LKS atau
PRâ
8
0 0.00% 0 0.00% 5 23.81% 6 28.57% 10 47.62% Sebagian besar
responden
(47.62%)
menjawab sangat
setuju sekali pada
pertanyaan âsetiap
tugas LKS atau PR
yang saya berikan
kepada siswa saya
periksa dan dinilai
â
9
3 14.29% 3 14.29% 15 71.43% 0 0.00% 0 0.00% Sebagian besar
responden
(71.43%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âbeban mengajar
sayakurang lebih
a.40-80 siswa
b.81-120 siswa
c.121-160 siswa
d.160-200 siswa
e. lebih dari 200
siswaâ
10
0 0.00% 0 0.00% 15 71.43% 6 28.57% 0 0.00% Sebagian besar
responden
75. 72
(71.43%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âdari siswa yang
sayaajar,
diantaranya
naik/lulusdengan
nilai rata-rata:
a.6-7
b.71-8
c.81-9
d.91-100â
11
4 19.05% 3 14.29% 12 57.14% 2 9.52% 0 0.00% Sebagian besar
responden
(57.14%)
menjawab setuju
pada pertanyaan â
diantara siswa
yang saya ajar ada
diantaranya yang
tidak naik/ tidak
lulus dengan
jumlah:
e. 1-5 persen
f. 6-10 persen
g. 11-15 persen
h. >15 persen
Naik/ Lulus
semuaâ
12
0 0.00% 0 0.00% 11 52.38% 4 19.05% 6 28.57% Sebagian besar
responden
(52.38%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âbila ada diantara
siswa yang
nilainya kurang
dari 6, saya
melakukan
remedial atau
pengayaanâ
76. 73
13
10 47.62% 10 47.62% 1 4.76% 0 0.00% 0 0.00% Sebagian besar
responden
(47.62%)
menjawab tidak
setuju pada
pertanyaan âsaya
rajin mengajar
karena sayasudah
mendapatkan
tunjangan atau
sertifikasiâ
14
3 14.29% 0 0.00% 12 57.14% 2 9.52% 4 19.05% Sebagian besar
responden
(57.14%)
menjawab setuju
pada pertanyaan
âuang tunjangan
sertifikasi saya
gunakan untuk
mencukupi
berbagai
kebutuhan antara
lain:
f. Kebutuhan
rumah
tangga
g. Kebutuhan
biaya kuliah
pribadi
h. Kebutuhan
kredit
kendaraan
i. Kebutuhan
membeli
bahan ajar
j. Dll (tulis saja
bila ada.â
15
5 23.81% 6 28.57% 10 47.62% 0 0.00% 0 0.00% Sebagian besar
responden
(47.62%)
menjawab setuju
77. 74
Dari 15 pertanyaan yang di jawab oleh guru yang belum bersertifikasi SD,
terdapat 5 jawaban terbesar, yaitu mengenai beban mengajar menyatakan setuju
(71.43%),mengenai nilai rata â rata yang diperoleh menyatakan setuju (71.43%) ,
dan pada uang tunjangan menyatakan setuju (57.14%) , kenaikan serta kelulusan
peserta didik menyatakan setuju (57.14%) serta perangsangan kreatifitas siswa
dengan pemberian tugas LKS atau PR menjawab setuju sebesar( 52. 38 %)Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa guru yang belum bersertifikasi akan menjaga
kinerjanya juga terbukti pada kontribusinya mengajar terlihat dari jumlah murid
yang diajar lalu memperhatikan pula terhadap nilai rata â rata yang diperoleh
walau tetap mereka berkeinggan pula untuk mendapatkan tunjangan.
pada pertanyaan
âsebagai guru saya
terkadang
bermasalah dengan
antara lain:
g. Kurikulum
h. Jam
mengajar
i. siswa
j. sama guru
lain
k. sama kepala
sekolah
l. dllâ