Panduan ini memberikan gambaran pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi guru fase A untuk tingkat dasar yang meliputi tujuan pelatihan meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan peraturan terkait numerasi, sasaran pelatihan untuk guru SD fase A di Sumatera Utara, dan struktur program pelatihan selama 4 hari yang terdiri atas berbagai kompetensi.
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Balai Besar Guru
Penggerak (BBGP) Provinsi Sumatera Utara dapat menyelesaikan panduan pelatihan
peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar.
Sebagai tanggung jawab kita bersama atas kemajuan pendidikan di Indonesia khususnya
Provinsi Sumatera, maka perlu kita memikirkan cara untuk meningkatkan kualitas pendidik dan
kualitas pembelajaran di ruang kelas agar masalah-masalah di setiap satuan pendidikan dapat
diminimalkan.
Salah satu masalah yang ingin kita minimalkan adalah masalah rendahnya kompetensi
numerasi pendidik yang saat ini kita jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Oleh karena itu,
salah satu cara mengatasinya adalah dengan melaksanakan pelatihan peningkatan kompetensi
numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar yang dipelopori oleh Balai Besar Guru Penggerak
(BBGP) Provinsi Sumatera Utara dengan penyelenggaraan secara luring.
Jadi, panduan ini juga diharapkan dapat memberikan persepsi yang sama pada semua
pihak yang menyelenggarakan pelatihan berjenjang bagi Guru fase A. BBGP SUMUT sebagai
institusi yang memiliki tugas pembinaan terhadap Guru dan Tenaga Kependidikan melakukan
inovasi dengan mengadaptasi pelatihan berjenjang bagi Guru-guru di fase A.
Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat sehingga panduan
pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar ini dapat
diselesaikan.
Medan, ……. Juni 2023
Tim Penyusun,
…………………………………
1
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Dasar Hukum.........................................................................................................................4
C. Tujuan Panduan.....................................................................................................................4
D. Hasil yang Diharapkan..........................................................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PELATIHAN..............................................6
A. Tujuan Pelatihan....................................................................................................................6
B. Sasaran Pelatihan...................................................................................................................6
C. Moda Pelatihan......................................................................................................................6
D. Struktur Program...................................................................................................................7
E. Deskripsi Mata Pelatihan.......................................................................................................8
F. Penilaian...............................................................................................................................12
BAB III PELAKSANAAN.......................................................................................................... 15
A. Waktu dan Tempat...............................................................................................................15
B. Pengajar Pelatihan...............................................................................................................15
C. Peserta................................................................................................................................. 15
D. Panitia..................................................................................................................................15
E. Jadwal Kegiatan...................................................................................................................15
F. Pembiayaan..........................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................17
REFERENCES.............................................................................................................................18
LAMPIRAN I FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN..........................................19
LAMPIRAN II FORMAT PENILAIAN SIKAP...................................................................... 21
LAMPIRAN III FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN BAGI GURU........................23
LAMPIRAN IV PENILAIAN FASILITATOR.........................................................................24
LAMPIRAN V INSTRUMEN SMILEY FACE........................................................................25
2
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatkan kemampuan numerasi merupakan hal yang sangat penting, apalagi mengingat
kualitas pendidikan kita masih tertinggal dengan bangsa lain. Hal ini bisa dilihat dari hasil
The Programme for International Student Assessment (PISA) seperti di bawah ini:
No. Tahun Rata-rata Nilai Matematika Rank
1. 2012 375 64 dari 65 negara
2. 2015 386 63 dari 70 negara
3. 2018 379 72 dari 78 negara
Sumber: (PISA, 2012, 5); (PISA, 2015, 5); dan (PISA, 2018, 7).
Sementara menurut studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS),
negara kita menempati urutan seperti di bawah ini:
No. Tahun Skor Rata-rata Perolehan Rank
1. 2011 406 38 dari 42 negara
2. 2015 397 44 dari 49 negara
Sumber: (Martin et al., 2012, 40) dan (Mullis et al., 2015, 19).
PISA adalah program penilaian peserta didik Internasional OECD. PISA mengukur
kemampuan anak usia 15 tahun untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan
membaca, matematika, dan sains untuk menghadapi tantangan kehidupan nyata (OECD,
2000). TIMSS adalah penilaian internasional yang memantau tren pencapaian peserta didik
dalam matematika, sains, dan membaca (IEA, 1995). Jadi, dari hasil studi ini terlihat bahwa
rendahnya pandangan kita terhadap pentingnya meningkatkan kemampuan literasi dan
numerasi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Pentingnya meningkatkan numerasi peserta didik adalah kunci untuk memberikan mereka
landasan pendidikan yang kuat dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dalam
kehidupan sehari-hari, pendidikan lanjutan, dan dunia kerja. Beberapa alasan mengapa
numerasi yang baik sangat penting: (1) Numerasi yang baik membantu peserta didik
memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung; (2) Numerasi
yang baik memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan
sosial dan budaya; (3) Numerasi yang baik membuka pintu bagi peluang pendidikan yang
lebih baik; (4) Keterampilan numerasi yang baik melatih peserta didik dalam pemikiran
3
5. kritis; (5) Numerasi yang baik memberdayakan peserta didik untuk menjadi mandiri dalam
pemecahan masalah sehari-hari; (6) Keterampilan numerasi yang kuat sangat dihargai di
dunia kerja.
Untuk meningkatkan numerasi peserta didik, diperlukan upaya kolaboratif antara sekolah,
guru, orang tua, dan masyarakat. Pendidikan yang berkualitas, metode pengajaran yang
efektif, bahan bacaan yang relevan, dan latihan yang terarah dapat membantu peserta didik
memperoleh keterampilan numerasi yang lebih baik. Selain itu, peran aktif orang tua dalam
mendukung dan mendorong kegiatan numerasi di rumah juga sangat penting.
Peningkatan kemampuan numerasi peserta didik memerlukan pendekatan yang holistik,
termasuk pengembangan kurikulum yang kuat, metode pengajaran yang efektif, dan
penggunaan teknologi pendidikan yang tepat. Penting juga untuk melibatkan peserta didik
dalam pembelajaran aktif, memperkuat koneksi antara matematika dan kehidupan nyata, dan
memberikan dukungan yang memadai kepada guru dan peserta didik untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi dalam memahami matematika.
B. Dasar Hukum
Sebagai dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional.
4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 14 tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Guru
Penggerak.
5. Peraturan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor
2626/B/HK.04.01/2023 tentang Model Kompetensi Guru.
6. Peraturan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor
0340/B/HK.01.03/2022 tentang Kerangka Kompetensi Literasi dan Numerasi bagi Guru
pada Sekolah Dasar.
C. Tujuan panduan Pelaksanaan
Tujuan panduan pelaksanaan ini adalah memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi
pelaksanaannya. Selain itu, panduan ini bertujuan untuk:
1. Memastikan keseragaman.
4
6. panduan ini untuk membantu menciptakan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan.
Dengan adanya panduan yang sama, semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan akan memiliki pemahaman yang seragam mengenai tujuan, prosedur, dan
harapan yang harus dipenuhi.
2. Mengarahkan pelaksanaan.
panduan ini memberikan arahan yang jelas tentang langkah-langkah yang harus diikuti
dalam melaksanakan kegiatan. Membantu para pelaksana untuk mengetahui
langkah-langkah yang harus diambil, tugas dan tanggung jawab mereka, serta waktu
dan sumber daya yang diperlukan.
3. Menjamin kualitas.
panduan pelaksanaan ini membantu memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan dengan
kualitas yang tinggi. panduan ini menjelaskan standar kualitas yang harus dipenuhi,
metode evaluasi yang digunakan, serta langkah-langkah untuk memastikan pemantauan
dan peningkatan berkelanjutan.
4. Meningkatkan efisiensi.
Dengan panduan ini, proses pelaksanaan kegiatan dapat menjadi lebih efisien karena
mampu memberikan informasi mengenai pengaturan waktu, pengelolaan sumber daya,
dan tata kelola yang efektif. Dengan demikian, kegiatan dapat dilaksanakan dengan
lebih efisien dan menghindari pemborosan sumber daya.
5. Membangun akuntabilitas.
panduan pelaksanaan ini membantu membangun akuntabilitas, baik dari pihak
pelaksana maupun pihak terkait. Dengan panduan yang jelas, para pelaksana dapat
mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Selain itu, panduan juga dapat memfasilitasi pemantauan dan evaluasi
kegiatan untuk memastikan pencapaian tujuan yang diharapkan.
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Adanya kesamaan persepsi dari semua pihak yang terlibat dalam pelatihan peningkatan
kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar dalam melaksanakan
pelatihan.
2. Terlaksananya pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk
tingkat dasar yang berkualitas, berjalan secara efektif dan efisien sesuai panduan.
3. Adanya guru-guru fase A yang kompeten dan profesional dalam melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada anak, melibatkan orang tua dalam proses
pembelajaran serta senantiasa melakukan pengembangan profesi.
5
7. BAB II
GAMBARAN UMUM
PELAKSANAAN PELATIHAN
Gambaran umum pelaksanaan kegiatan membantu memberikan panduan dan
pemahaman tentang urutan langkah-langkah yang harus diikuti untuk mencapai tujuan
kegiatan dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan dapat dengan cara menetapkan
tujuan, sasaran, moda pelatihan, struktur program, deskripsi mata program, dan penilaian.
Ini membantu memastikan bahwa semua aspek kegiatan tercakup dengan baik dan
memberikan kerangka kerja yang jelas bagi pelaksanaan kegiatan.
A. Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk
tingkat dasar. Peserta diharapkan mampu memahami, menguasai dan
menerapkan/mempraktikkan seluruh materi pelatihan yang meliputi:
1. Peraturan dirjen GTK nomor 0340/B/HK.01.03/2022 sebagai upaya
pengembangan diri yang komprehensif bagi guru.
2. Konsep dan miskonsepsi numerasi dalam pembelajaran Fase A
3. Pemetaan kemampuan numerasi awal Fase A.
4. Pengetahuan guru pada konten numerasi sesuai karakteristik peserta didik.
5. Strategi pembelajaran numerasi yang berpusat pada peserta didik.
6. Mendesain praktik pembelajaran numerasi pada Fase A.
B. Sasaran Pelatihan
Sasaran program pelatihan ini adalah untuk Guru SD di fase A yakni Guru SD yang
bertugas mengajar di kelas 1 atau di kelas 2 yang berasal dari wilayah Sumatera Utara.
C. Struktur Program
Struktur program yang akan terapkan pada pelatihan ini adalah sebagai berikut ini:
No. Kompetensi
Jumlah
Jam
Ket.
Umum 2 JP
6
8. No. Kompetensi
Jumlah
Jam
Ket.
1.
Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi
2 JP
Kompetensi Pedagogik 10 JP
2.
Guru memahami konsep dan miskonsepsi numerasi
dalam pembelajaran Fase A
5 JP
3.
Guru mampu pemetaan kemampuan numerasi awal Fase
A.
5 JP
Kompetensi Profesional 16 JP
4.
Meningkatkan pengetahuan guru pada konten numerasi
sesuai karakteristik peserta didik.
5 JP
5.
Guru mampu menciptakan strategi pembelajaran
numerasi yang berpusat pada peserta didik.
6 JP
6.
Guru mampu mendesain praktik pembelajaran numerasi
pada Fase A.
5 JP
Penunjang 4 JP
7. Evaluasi 2 JP
8. Pengambangan diri/RTL 2 JP
Total 32 JP
D. Moda Pelatihan
Pelatihan langsung dilakukan dengan cara tatap muka langsung, di mana guru dapat
mengikuti pelatihan secara intensif. Pelatihan ini dilakukan selama 4 hari atau setara
dengan 32 jam pelajaran. Kemudian, pelatihan ini akan dipimpin oleh instruktur atau
fasilitator pada bidang tersebut. Adapun sistematika pelaksanaan pelatihan luring ini
adalah sebagai berikut:
7
9. No. Target Kompetensi
Jumlah
Jam
Pelaksanaan
H1 H2 H3 H4
1.
Kebijakan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2 JP
2.
Guru memahami konsep dan miskonsepsi
numerasi dalam pembelajaran Fase A
5 JP
3.
Guru mampu pemetaan kemampuan numerasi
awal Fase A.
5 JP
4.
Meningkatkan pengetahuan guru pada konten
numerasi sesuai karakteristik peserta didik.
5 JP
5.
Guru mampu menciptakan strategi
pembelajaran numerasi yang berpusat pada
peserta didik.
5 JP
6.
Guru mampu mendesain praktik pembelajaran
numerasi pada Fase A.
5 JP
7. Evaluasi 2 JP
8. Pengambangan diri/RTL 2 JP
Total 32 JP 4 hari
E. Deskripsi Mata Pelatihan
Kompetensi yang dititik beratkan pada program pelatihan peningkatan kompetensi
numerasi guru fase A ini adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
dengan rincian kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Untuk melengkapi model kompetensi guru dengan peta kompetensi numerasi,
serta memberikan acuan bagi guru agar mampu memetakan perjalanan
pembelajaran (learning journey) diri terkait numerasi secara komprehensif dan
terstruktur, sekaligus memberikan acuan bagi lembaga penyelenggara pendidikan
dan pelatihan dalam merancang dan melaksanakan program pelatihan dan
pendampingan guru terkait kompetensi numerasi.
8
10. Peraturan Dirjen GTK Kemendikbudristek nomor 0340 tahun 2022, tentang
kerangka kompetensi literasi dan numerasi pada guru Pendidikan dasar telah
memberikan standar kecakapan kemampuan numerasi guru. Numerasi merupakan
kemampuan berpikir untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis
konteks yang relevan dengan individu. Kompetensi numerasi adalah kemampuan
guru untuk mendampingi peserta didik dalam mengakses, menggunakan,
menafsirkan, dan mengomunikasikan informasi dan ide matematika untuk
mengelola berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Konsep dan miskonsepsi numerasi dalam pembelajaran Fase A
Konsep numerasi merujuk pada pemahaman dan keterampilan dalam
menggunakan dan memahami angka, operasi matematika, serta memecahkan
masalah yang melibatkan pemahaman numerik. Konsep numerasi meliputi
pemahaman tentang bilangan, hubungan antarbilangan, operasi matematika, dan
kemampuan untuk menggunakan informasi numerik dalam berbagai konteks.
Sementara, miskonsepsi numerasi merujuk pada kesalahpahaman atau pemahaman
yang salah terkait dengan konsep-konsep numerasi dalam matematika. Ini adalah
ketidaksesuaian antara pemahaman seorang individu tentang konsep-konsep
numerasi dengan konsep yang sebenarnya.
Miskonsepsi numerasi bisa terjadi pada peserta didik atau bahkan pada guru yang
memiliki pemahaman yang salah atau kurang tepat tentang angka, data,
perbandingan, operasi matematika, atau konsep matematika lainnya. Miskonsepsi
ini dapat menghambat pembelajaran dan mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam memahami dan menggunakan matematika dengan benar. Untuk cakupan
materi yang akan dipelajari adalah sebagai berikut:
Pengetahuan konsep dan miskonsepsi numerasi;
Lingkungan Pembelajaran numerasi yang aman dan nyaman bagi peserta
didik;
sifat numerasi dan perbedaannya dengan matematika; dan
Asesmen diagnostik awal numerasi.
3. Pemetaan kemampuan numerasi awal Fase A
Pemetaan kemampuan numerasi awal merupakan proses untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi kemampuan numerasi dasar peserta didik pada tahap awal
pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memahami tingkat pemahaman dan
9
11. keterampilan numerasi yang dimiliki individu sehingga dapat memberikan
pengajaran yang sesuai dan mendukung perkembangan numerasi selanjutnya.
Proses pemetaan kemampuan numerasi awal dapat melibatkan berbagai alat atau
instrumen penilaian, seperti tes tertulis, observasi langsung, atau aktivitas berbasis
masalah. Aspek yang dapat dievaluasi dalam pemetaan kemampuan numerasi
awal:
Pengenalan angka. Mengukur kemampuan individu dalam mengenali dan
menyebutkan angka secara urut, baik angka arab maupun angka tulisan.
Pengenalan dan penggunaan simbol matematika. Mengukur pemahaman
individu terhadap simbol-simbol matematika dasar, seperti tanda tambah,
kurang, kali, bagi, dan tanda sama dengan.
Pemahaman konsep jumlah. Mengukur pemahaman individu tentang jumlah
dan konsep dasar matematika, seperti konsep "lebih" dan "kurang", serta
kemampuan untuk menghitung jumlah objek.
Kemampuan berhitung. Mengukur kemampuan individu dalam melakukan
operasi matematika dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian
sederhana, dan pembagian sederhana.
Pemecahan masalah. Mengukur kemampuan individu dalam memecahkan
masalah matematika sederhana, seperti memahami instruksi matematika dasar,
mengidentifikasi informasi yang relevan, dan menggunakan strategi
pemecahan masalah yang tepat.
Pemetaan kemampuan numerasi awal akan membantu guru untuk merancang
pengajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan keterampilan numerasi
peserta didik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kemampuan numerasi
awal, pendidik dapat mengidentifikasi kelemahan atau kesenjangan dalam
pemahaman numerasi dan mengarahkan pembelajaran untuk mengatasi area
tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa pemetaan kemampuan numerasi awal tidak hanya
berfokus pada penilaian, tetapi juga memberikan wawasan tentang kebutuhan
peserta didik dalam mengembangkan pemahaman numerasi. Hal ini membantu
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan numerasi yang
berkelanjutan dan efektif.
4. Konten numerasi sesuai karakteristik peserta didik
10
12. Dalam mempelajari konten numerasi sesuai karakteristik peserta didik, penting
untuk mengadopsi pendekatan yang inklusif, memperhatikan perbedaan individu,
dan memfasilitasi pembelajaran yang berarti. Dengan melibatkan peserta didik
secara aktif dan memadukan konten numerasi dengan kebutuhan mereka, guru
dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan bermanfaat bagi semua
peserta didik. Untuk cakupan materi yang akan dipelajari adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan berbagai representasi ide matematis untuk pembelajaran berbasis
numerasi; dan
Pengetahuan aspek numerasi;
5. Kemampuan menciptakan strategi pembelajaran numerasi yang berpusat pada
peserta didik
Strategi pembelajaran numerasi yang berpusat pada peserta didik harus melibatkan
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan, kemampuan, minat, dan gaya
belajar peserta didik. Dan untuk mengembangkan kemampuan ini, guru harus
belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam pendekatan dan metode
pembelajaran terkait numerasi. Selalu beradaptasi dengan perubahan dan selalu
berkomunikasi dengan peserta didik untuk memahami kebutuhan dan membantu
mereka mencapai kesuksesan dalam belajar numerasi. Untuk cakupan materi yang
akan dipelajari adalah diskusi numerasi.
6. Kemampuan mendesain praktik pembelajaran numerasi pada Fase A
Dalam mendesain praktik pembelajaran numerasi pada fase A, setiap peserta didik
memiliki tingkat pemahaman dan kecepatan belajar yang berbeda. Fleksibel dalam
menyediakan pilihan pembelajaran dan memberikan dukungan tambahan kepada
peserta didik yang membutuhkannya. Selain itu, selalu berkomunikasi dengan
peserta didik untuk memahami kebutuhan dan minat mereka, sehingga guru dapat
menyusun praktik pembelajaran yang relevan dan efektif. Untuk cakupan materi
yang akan dipelajari adalah sebagai berikut:
Memetakan capaian pembelajaran; dan
Capaian pembelajaran numerasi dalam 1 fase/tahun pelajaran.
7. Refleksi
Refleksi merupakan proses yang aktif dan disengaja oleh individu untuk
mengobservasi fakta atau peristiwa yang dialami. Oleh karena itu, refleksi adalah
proses memikirkan peristiwa, mengajukan pertanyaan untuk mengeksplorasi
mengapa peristiwa terjadi, apa yang berbeda, apa yang baru, apa yang dirasakan,
11
13. dan tindakan apa yang mungkin bisa memberikan hasil yang yang lebih baik.
Melalui refleksi, individu dilatih untuk senantiasa berpikir kritis dan terus belajar.
Refleksi diri membawa individu untuk membangun kesadaran untuk memikirkan
hasil belajar lebih dalam yaitu menganalisis, menggali, menemukan
mengembangkan wawasan; mengungkapkan gagasan dengan objektif disertai
alasan atau bahkan literatur yang mendukungnya; dan menarik kesimpulan lebih
lanjut yang mengarah pada tindakan peningkatan dan perbaikan ke depan secara
berkesinambungan. Kesemua inilah yang dimaksud dengan refleksi yang
bermakna. Selanjutnya, untuk mengetahui model-model refleksi dapat dilihat
disini.
8. Rencana tindak lanjut.
Tindak lanjut merupakan bagian dari pelaksanaan pelatihan. Tindak lanjut dari
pelatihan ini, antara lain:
Berdasarkan laporan Fasilitator pelatihan, BBGP Sumatera Utara akan
mengeluarkan nomor dan pengesahan sertifikat secara elektronik.
Fasilitator menyampaikan/menginput hasil pelatihan peningkatan kompetensi
numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar kepada BBGP Sumatera Utara
sebagai bahan rekomendasi landasan pembinaan berkelanjutan pihak terkait
dalam peningkatan kompetensi dan profesionalitas Guru fase A di tingkat
Nasional;
Dinas pendidikan kabupaten/kota hendaknya memiliki data Guru fase A yang
telah mengikuti pelatihan untuk tingkat dasar dan melakukan pembaruan
secara dinamis, sebagai pijakan dalam pembinaan berkelanjutan dalam
peningkatan kompetensi dan profesionalitas Guru fase A di daerah
masing-masing.
9. Post test.
Post test adalah tes yang akan dilakukan setelah selesai pelatihan untuk mengukur
pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh selama proses
pelatihan. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana peserta telah
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Post test ini terdiri dari serangkaian pertanyaan, latihan, atau tugas yang menguji
pemahaman dan penerapan materi yang telah dipelajari. Tes ini dilakukan secara
tertulis, praktik, atau menggunakan kombinasi metode evaluasi yang relevan
dengan konten dan tujuan pelatihan. Hasil dari post test ini digunakan sebagai
12
14. dasar untuk tindak lanjut, seperti penyempurnaan program pelatihan atau
rekomendasi untuk pengembangan diri selanjutnya.
F. Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap peserta oleh fasilitator dan penyelenggara pelatihan.
Selain itu dilakukan juga penilaian terhadap fasilitator, dan penyelenggaraan oleh
peserta pelatihan. Penilaian oleh peserta pelatihan ini lebih bersifat umpan balik
terhadap kinerja fasilitator dan penyelenggara.
1. Penilaian terhadap Peserta
Penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan dan pencapaian
kompetensi peserta sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan baik
untuk perbaikan proses pelatihan maupun kelulusan peserta. Proses penilaian
terhadap peserta pelatihan meliputi penilaian pada kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik serta pelaksanaan tugas mandiri.
Penilaian pada kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik meliputi
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dan keterampilan
dilakukan oleh fasilitator pelatihan, sementara penilaian pengetahuan diambil dari
nilai tes akhir yang dilakukan baik secara luring.
No. Komponen Penilaian Bobot Keterangan
1.
Karakter dan sikap Peserta
pelatihan
30% kehadiran dan keaktifan
2. Pengetahuan 20% nilai tes akhir
3. Keterampilan 50%
nilai tugas per mata pelatihan
(tugas individu)
100%
Untuk dapat melakukan tes akhir, peserta pelatihan harus menyelesaikan semua
aktivitas dalam proses pembelajaran dan kehadiran minimal 80%.
Peserta yang mendapatkan nilai minimal 70 pada kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik akan mendapatkan sertifikat telah mengikuti pelatihan
tingkat dasar bagi Guru fase A. Adapun predikat yang digunakan adalah sebagai
berikut:
13
15. Angka Predikat
90 - 100 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
2. Sertifikat
Sertifikat kelulusan akan diberikan kepada peserta yang telah mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan, dan telah mendapatkan 2
(dua) komponen utama penilaian, yaitu nilai sikap dan keterampilan serta
penilaian pengetahuan dengan predikat minimal cukup. Sertifikat yang sah adalah
yang ditandatangani atau dilegalisasi oleh yang berwenang dan pada sertifikat
tersebut terdapat nomor seri/surat sesuai dengan nomenklatur yang sah pada
lingkup Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sumatera Utara.
3. Penilaian penyelenggara (klik disini)
4. Penilaian fasilitator (klik disini)
14
16. BAB III
PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu pelaksanaan : Juli 2023
2. Tempat pelaksanaan : BBGP Provinsi Sumatera Utara
B. Pengajar Pelatihan
Pengajar pelatihan berasal dari lembaga BBGP Sumatera Utara dan guru-guru satuan
pendidikan yang ditunjuk oleh BBGP Sumut.
C. Peserta
Peserta dari program pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk
tingkat dasar adalah Guru SD yang bertugas di kelas 1 atau di kelas 2.
D. Panitia
Program pelatihan tingkat dasar bagi Guru fase A ini merupakan kegiatan yang
dikoordinasikan oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Sumatera Utara.
E. Pola Pelaksanaan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam tahapan berikut:
1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan mendesain kegiatan yang dilaksanakan, meliputi
kegiatan identifikasi materi, penyusunan bahan ajar, penentuan fasilitator, peserta,
pemetaan rancangan kegiatan dan penyusunan panduan pelatihan.
2. Tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan penyampaian input materi yang akan dilakukan
dengan cara berbagi pengalaman, praktek, simulasi, pengembangan media dan
model-model pembelajaran.
3. Tahap evaluasi dalam bentuk evaluasi penyelenggaraan kegiatan dilakukan untuk
mengukur efektifitas dan relevansi pelaksanaan kegiatan pelatihan.
15
17. F. Jadwal Kegiatan
Waktu H1 H2 H2 H3
07.30-08.15 Pembukaan/AI P2 F2 E1
08.15-09.00
Kebijakan
Umum
P2 F2 C2 (Tes Akhir )
09.00-09.45 C1 (Tes Awal) P2 F2 PENUTUPAN
09.45-10.00 ISTIRAHAT ISTIRAHAT ISTIRAHAT
10.00-10.45 A1 F1 F3
10.45-11.30 P1 F1 F3
11.30-12.15 P1 F1 F3
12.15-13.30 ISTIRAHAT F1 F3
13.30-14.15 P1 F1 F3
14.15-15.00 P1 F2 PD1
15.00-15.30 ISTIRAHAT F2 PD1
15.30-16.15 P2 F2 PD1
16.15-17.00 P2 F1 E1
Keterangan:
PA : Pembukaan
PU : Penutupan
A1 : Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
C1 : Tes Awal
C2 : Tes awal
P1 : Konsep dan miskonsepsi numerasi dalam pembelajaran fase A
16
18. P2 : Pemetaan kemampuan numerasi awal fase A
F1 : Pengetahuan konten numerasi sesuai karakteristik peserta didik
F2 : Strategi pembelajaran numerasi yang berpusat pada peserta didik
F3 : Disain Praktik pembelajaran numerasi pada fase A
E1 : Evaluasi
PD : Pengembangan Diri
G. Pembiayaan
Program pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar
ini dapat dibiayai melalui APBN, APBD, atau partisipasi dari masyarakat/lembaga
pendidikan. Penggunaan dana menganut prinsip efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
17
19. BAB IV
PENUTUP
Pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat dasar
merupakan bagian pembinaan kompetensi dan profesionalitas yang menggunakan cara dan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, serta berkelanjutan, sehingga dapat dilaksanakan
dengan baik. panduan ini merupakan acuan bagi semua pihak terkait, khususnya yang terlibat
dalam penyelenggaraan peningkatan mutu Guru Pendidikan fase A. Masyarakat yang akan
menyelenggarakan pelatihan peningkatan kompetensi numerasi bagi Guru fase A untuk tingkat
dasar hendaknya menggunakan panduan ini sepenuhnya, sehingga kualitas pelatihan dapat
terjaga secara konsisten.
Hal-hal yang belum diatur dalam panduan ini dapat disesuaikan dengan kondisi
penyelenggaraan pelatihan dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Balai Besar Guru
Penggerak (BBGP) Provinsi Sumatera Utara.
18
20. REFERENCES
IEA. (1995). Data to Improve Education Wordwide. TIMSS and PIRLS Home. Retrieved June
29, 2023, from https://timssandpirls.bc.edu/index.html
Martin, M. O., Mullis, I. V. S., Stanco, G. M., & Foy, P. (2012). TIMSS 2011 International
Results in Science. IEA, TIMSS & PIRLS, International Study Center, Lynch School of
Education, Boston College.
Mullis, I. V.S., Martin, M. O., Foy, P., & Hooper, M. (2015). TIMSS 2015 International Results
in Mathematics. IEA, TIMSS & PIRLS, International Study Center, Lynch School of
Education, Boston College.
OECD. (2000). PISA - PISA. OECD. Retrieved June 29, 2023, from https://www.oecd.org/pisa/
PISA. (2012). PISA 2012 Results in Focus. www.oecd.org.
PISA. (2015). PISA Results in Focus. www.oecd.org.
PISA. (2018). PISA 2018 Insights and interpretations. www.oecd.org.
19
21. LAMPIRAN I FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN
FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN
Nama Kegiatan : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………..
Tanggal : ………………………………………………………………..
No. Indikator
Skor
4 3 2 1
A. Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan
1. Ketersediaan panduan pelaksanaan kegiatan.
2. Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan
kegiatan.
B. Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan
1. Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan
kegiatan.
2. Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat
kegiatan.
3. Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio
visual,
LCD/laptop, papan putih, pelantang, spidol,
penghapus].
4. Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC,
pencahayaan]
5. Kebersihan ruang kelas.
6. Kenyamanan kamar penginapan.
7. Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K].
8. Ketersediaan sarana ibadah.
20
22. No. Indikator
Skor
4 3 2 1
C. Bahan Kegiatan
1. Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi,
ATK, nametag].
2. Kualitas tampilan bahan kegiatan
3. Keterbacaan pada bahan kegiatan.
4. Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan
kegiatan.
D. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1. Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan
dengan tujuan dan sasaran program kegiatan.
2. Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap
bahan kegiatan.
E. Layanan Menu
1. Kecukupan menu yang mendukung pemenuhan gizi.
2. Variasi hidangan/konsumsi.
3. Ketepatan waktu penyediaan konsumsi.
Link penilaian secara online: https://forms.gle/dzV54sncnNDUJh9p7
Keterangan:
4 : Baik sekali
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Responden
_______________________
21
23. LAMPIRAN II FORMAT PENILAIAN SIKAP
FORMAT PENILAIAN SIKAP
Nama Kegiatan : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………..
Tanggal : ………………………………………………………………..
Fasilitator : ………………………………………………………………..
No. Nama Peserta Instansi
Nilai Tiap Aspek
Kerjasam
a
Disiplin
Tanggung
jawab
Keaktifan
1.
2.
3.
…
Indikator Penilaian Sikap
Kerjasama Disiplin Tanggungjawab Keaktifan
1. Kesediaan
melaksanaka
n tugas
secara
bersama-sam
a
2. Bersikap toleran
kepada peserta
lain
3. Berbagi
informasi
kepada orang
lain
4. Tidak
mendominasi di
dalam kelas lain
1. Ketepatan
waktu
kehadiran di
kelas
2. Keikut sertaan
dalam kegiatan
tatap muka dari
awal sampai
akhir
3. Kepatuhan
terhadap tata
tertib
4. Perhatian kepada
proses
pembelajaran
dalam setiap
materi pelatihan
1. Kesediaan
melakukan
tugas
2. Komitmen
terhadap
penyelesaian
tugas tepat
pada waktunya
3. Ketuntasan
penyelesaia
n tugas
4. Konsekuen
terhadap tindakan
yang dilakukan
1. Memiliki kemauan
untukmengemuka-
kan pendapat
2. Berpartisipasi
dalam aktivitas
pembelajaran
3. Peduli terhadap
pencapaian
tujuan
pembelajaran
4. Memilikikemauan
untuk membantu
peserta lain yang
mengalami
kesulitan
22
24. Nilai Predikat Nilai Predikat
> 90 - 100 Amat baik > 60 - 70 Sedang
> 80 - 90 Baik < 60 Kurang
> 70 - 80 Cukup
23
25. LAMPIRAN III FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN BAGI GURU
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN BAGI GURU
Nama Kegiatan : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………..
Tanggal : ………………………………………………………………..
Fasilitator : ………………………………………………………………..
No
Nama
Peserta
Unit Tugas
Tagihan Penilaian
Keterampilan Rerata Predikat
LK 1 LK 2 LK 3 LK 4
1.
2.
3.
4.
….
Keterangan:
Nilai skala 100, menggunakan rubrik yang disediakan dalam Buk Pegangan Penyegaran
Narasumber/Instruktur
Keterangan :
Nilai Predikat
> 90 - 100 Amat baik
> 80 - 90 Baik
> 70 - 80 Cukup
> 60 - 70 Sedang
< 60 Kurang
24
26. LAMPIRAN IV PENILAIAN FASILITATOR
PENILAIAN FASILITATOR
Nama Kegiatan : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………..
Tanggal : ………………………………………………………………..
Fasilitator : ………………………………………………………………..
No Aspek Penilaian (30 - 100 ) *
1. Penguasaan dan pengembangan materi
2. Pencapaian tujuan pembelajaran
3. Sistematika penyajian
4. Kemampuan menyajikan
5. Pemilihan metode untuk menghidupkan suasana belajar
6. Penggunaan alat bantu pembelajaran/alat praktik
7. Cara menjawab pertanyaan peserta
8. Sikap dan perilaku
9. Kerapian berpakaian
10. Disiplin kehadiran
11. Penggunaan bahasa
12. Pemberian motivasi belajar pada peserta
13. Pengawasan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Keterangan:
Kurang Sedang Cukup Baik Amat Baik
1 - 60 60,1 - 70 70,1 - 80 80,1 - 90 90,1 - 1
*) Perkalan Nomor 15 Tahun 2015
Responden,
___________________
25
27. LAMPIRAN V INSTRUMEN SMILEY FACE
INSTRUMEN SMILEY FACE
Lembar umpan balik peserta
1. Silahkan beri tanda centang pada kotak kecil di bawah ekspresi wajah yang
paling mendekati perasaan Anda berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada
hari ini.
2. Apa hal yang penting yang Anda telah pelajari hari ini?
3. Apa yang ingin Anda lakukan secara berbeda untuk keesokan harinya?
26