SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PEMBENTUKAN LOGAM
(METAL FORMING)
Definisi
 Proses pembentukan (forming) adalah
proses mengubah bentuk logam
dengan suatu gaya pada arah tertentu
tanpa menyisakan serpih
 Proses pembentukan tergantung pada
sifat plasticity (plastisitas), yakni
kemampuan mengalir sebagai padatan
tanpa merusak sifat-sifatnya.
Kelebihannya &
Kekurangannya
Kelebihannya:
 karena padatan, maka tidak perlu perangkat
pembawa cairan
 tidak ada kompleksitas pemadatan.
 Dibanding dengan proses pemesinan, proses
pembentukan menghasilkan sekrap yang lebih
sedikit.
Kekurangannya:
 gaya yang diperlukan tinggi,
 mesin dan perkakas mahal,
 sebagai konsekuensi dari kedua hal tersebut maka
harus dalam produksi besar
klasifikasi forming menurut
keadaan tegangan yang bekerja
Variabel Proses Pembentukan
 Variabel Bebas: di mana insinyur
dapat mengontrol langsung dan
variable-veraiabel tersebut biasnaya
dipilih atau ditentukan ketika proses
set-up
 Variabel Tak Bebas adalah
konsekuensi dari pilihan variable
bebas
Variabel Bebas
1. Material permukaan: sifat kimia dan
persyaratan sifat dan karakteristik
bahan. Dasar pemilihan: kemudahan
fabrikasi, dibatasi oleh sifat produk
yang diinginkan.
2. Geometri mula dari benda kerja; dipilih
dari varitas bentuk yang ada atas
pertimbangan ekonomi
3. Geometri perkakas / cetakan; sangat
berpengaruh karena system perkakas
akan memproduksi dan mengontrol
aliran logam
4. Pelumasan; 50% daya yang diberikan untuk
mengatasi gesekan
Fungsi pelumas:
melumasi, pendingin, pembatas
panas, pencegah korosi, senyawa pemusnah
Yang perlu diperhatikan: tipe pelumas, jumlah
yang harus diberikan, dan metode pemberian
5. Suhu permukaan baik untuk benda kerja dan
perkakas
6. Kecepatan operasi: mempengaruhi efektivitas
pelumas, gaya yang diperluakn untuk
operasi, waktu tersedia untuk pndah panas
7. Jumlah deformasi
Variabel Tak Bebas
1. Gaya/ daya yang diperlukan
2. Sifat material produk; perhatian konsumen
pada bentuk dan sifat material akhir
sehingga perencana harus oandai memilih
material awal dan memprediksi pengaruh
proses dalam mengubah sifat tersebut.
3. Exit / final temperature
4. Surface finish (permuakaan akhir) dan
kehalusan
5. Sifat aliran bahan
Friksi dan Lubrikasi
 Beberapa proses 50% energi input
digunakan untuk mengatasi gesekan
 Surface finish dan kepresisisan
produk dipengaruhi oleh friksi
Pada gear, bearing, journal dan
komponen sejenis, kondisi friksi
melibatkan:
1. Dua permukaan dengan material dan
kekuatan serupa
2. Di bawah beban elastik di mana salah
satu komponen mengalami perubahan
bentuk permanen
3. Keausan berbentuk lingkaran yang
menghasilkan kesesuaian permukaan
4. Umumnya suhu rendah sampai
sedang
Pada proses pembentukan
 Tool keras dan tak mampu bentuk
 Hanya sekali / satu tahap deformasi
 Benda kerja pada suhu yang naik /
tinggi
Gesekan
 Menurut teori friksi modern: “permukaan yang rata
tidaklah rata”, namun ada kekasaran.
 Bila dua permukaan berinteraksi, kontak
permukaan dibangkitkan untuk mengatasi beban
yang diberikan.
1. Bila beban ringan hanya 3 titik yang kontak
2. Bila beban naik luasan kontak naik
3. Bila beban tinggi seluruh permukaan kontak
4. Bila beban dinaikkan lagi maka luasan
permuakaan kontak tak akan naik lagi dan friksi
tetap
Slope (gradien)
P
Tekanan kontak, P
Friksi, F
F
Pengaruh tekanan kontak
terhadap gesekan
Telaah Suhu
Proses forming diklasifikasikan menjadi:
 Hot working; deformasi dilakukan di bawah
kondisi temperatur dan laju strain (regangan) di
mana rekristalisasi terjadi simulatan dengan
deformasi. Untuk mencapai ini, suhu deformasi
biasanya di atas 0.6 kali titik cair material pada
skala suhu absolut (Kelvin atau Rankine)
 Cold working adalah deformasi di bawah kondisi
proses recovery tidak aktif. Biasanya suhu kerja
kurang dari 0.3 kali suhu leleh benda kerja
 Warm working adalah deformasi di bawah kondisi
transisi (yakni suhu kerja antara 0.3 dan 0.6 kali
suhu leleh).
Hot working
 Hot working didefinisikan sebagi deformasi
plastis logam di atas suhu rekristaliasinya.
Yang perlu diingat bahwa beda material
beda suhu rekristalisasinya. Misalnya tin /
timah putih (Sn) pada suhu kamar, baja
pada suhu 2000 0F, tungsten pada suhu
sampai 4000 0F belum mencapai daerah
hot working.
 Kenaikan suhu berpengaruh terhadap
penurunan tegangan yield logam dan
meningkatkan keuletannya.
Keuntungan hot working:
 Pada suhu hot working, rekristalisasi mengeliminasi efek dari
strain hardening (pengerasan regang) sehingga tidak ada
keniakan signifikan dalam kekuatan yield atau kekerasan atau
penurunan keuletan.
 Kurva stress-strain sebenarnya mendatar di atas titik yield dan
deformasi dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk
logam tanpa takut akan retak atau diperlukan gaya yang
sangat besar.
 Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan kimiawi
 Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama
deformasi
 Struktur metalurgis dapat diubah untuk meningkatkan sifat
akhir
 Pada baja pada suhu rekristalisasi deformasi terjadi pada
struktur Krista austenit FCC yang lemah dan ulet dari pada
ferrit BCC yang kuat dan stabil pada suhu rendah.
Kelemahan hot woking:
 Suhu tinggi dari hot working meningkatkan
reaksi logam dengan sekitarnya
 Toleransi yang miskin karena pemendekan
termal dan kemungkinan pendinginan yang
tidak uniform
 Struktur metalurgis mungkin juga tidak
uniform Karena ukuran butir akhir
tergantung pada reduksi, suhu pada akhir
deformasi dan faktor yang lain yang
bervariasi sepanjang benda kerja
 Bila logam dipanaskan ulang tanpa deformasi
sebelumnya maka logam akan mengalami
pertumbuhan butir dan penurunan secara konkuren
dalam sifatnya.
 Namun bila logam telah mengalami deformasi
sebelumnya maka struktur yang terdistorsi secara
cepat diganti dengan „butir bebas rengangan‟ baru.
 Kemudian rekristalisasi diikuti dengan salah satu
dari
1. pertumbuhan butir atau
2. deformasi tambahan dan rekristalisasi
3. penurunan suhu secara tajam untuk
memberhentikan difusi dan membeku dalam
Sifat logam dapat ditingkatkan
dengan:
 Mengganti struktur awal dengan yang
lebih bagus, dapat dihasilkan
peningkatan kekuatan, keuletan dan
ketangguhan
 Reorientasi partikel inklusi atau
pengotor yang ada pada logam
Cold working
 Cold working adalah deformasi plastis logam di bawah suhu
rekristalisasi. Proses biasanya pada suhu kamar, tetapi
penaikan suhu ringan biasa digunakan untuk meningkatkan
keuletan dan mengurangi kekuatan.
Keunggulan cold working dibanding hot working
 Tidak diperlukan panas
 Permuakan akhir yang diperolehlebih bagus
 Kontrol dimensi lebih bagus sehingga sedikit/tidak
memerlukan pemesinan lanjutan
 Produk memiliki kemampuan reproduksi dan mampu tukar
yang lebih bagus
 Sifat kekuatan, kelelahan dan keausan ditingkatkan melalui
strain hardening
 Sifat terarah dapat diberikan
 Problem kontaminasi diminimisasi
Kelemahan cold working
 Diperlukan gaya yang lebih besar untuk memulai
dan menyelesaikan proses cold work
 Diperlukan perangkat yang lebih berat dan lebih
kuat
 Kurang keuletan
 Permukaan logam harus bersih bebas sisik
 Anneal antara mungkin diperlukan untuk
mengkompen-sasi hilang keuletan yang menyertai
strain hardening
 Pemberian sifat yang terarah mungkin merusak
 Tegangan sisa yang tak diinginkan mungkin
diproduksi
Sifat logam pada cold working
 Kesesuaian suatu logam untuk dicold
work ditentukan oleh sifat keuletan, di
mana sifat ini merupakan konsekuensi
langsung dari struktur metalurgis.
Kemudian proses cold work mengubah
struktur logam dan pada akhirnya
mengubah sifat keuletan produk
Kurva tegangan-regangan pada baja karbon
rendah (kiri) dan baja karbon tinggi (kanan)
 Deformasi elasis  sd X1
 Deformasi plastis  dr X1 sd X4
 X4 material putus
 Besar dari titik yield (X1) yang
menentukan gaya yang diperlukan
untuk memulai deformasi permanen,
 X1 ke X4, yang menunjukkan jumlah
deformasi plastis (atau keuletan) yang
bisa dicapai tanpa patah.
Kesimpulan:
1 Baja karbon rendah:
 jumlah deformasi yang bisa dilakukan lebih
banyak
 Keuletan yang lebih besar
 gaya yang lebih kecil diperlukan untuk memulai
dan melanjutkan deformasi.
2 Baja karbon tinggi:
 memiliki koefisien regangan lebih besar.
 mengalami kenaikan kekuatan yang lebih besar
untuk sejumlah cold work yang sama.
 akan lebih menarik untuk operasi pemotongan dan
 lebih mudah untuk dimesin.
Spring back
 Bila logam dideformasi dengan pemberian sejumlah
beban, sebagian dari deformasi adalah elastis.
 Misalnya bila logam ditarik sampai titik X1 pada
gambar di atas dan beban dilepaskan, maka logam
akan kembali ke bentuk semula karena semua
deformasi adalah elastis.
 Bila logam ditarik dengan beban X3, yang
berhubungan dengan titik b pada kurva tegangan-
regangan, regangan total terdiri dari dua
bagian, satu bagian elastis dan yang lain plastis.
Jika beban deformasi dihilangkan relaksasi
tegangan akan mengikuti garis bX2, dan regangan
akhir akan hanya X2.
 pengurangan regangan , X3 - X2, dikenal sebagai
springback.
springback sangat penting
 Pada proses cold working, bila mengingin-
kan ukuran tertentu, deformasi harus
dilebihkan sejumlah yang sama dengan
springback.
 Setiap material memilki modulis elastisitas
yang berlainan maka pemberian kelebihan
untuk tiap material juga berbeda.
 Spring back adalah fenomena yang bisa
diperkirakan dan pada hal yang lebih sulit
dicegah dengan prosedur desain yang lebih
layak.

More Related Content

What's hot

Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4fHandry J
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii okeAdi Kurdi
 
Proses pembentukan
Proses pembentukanProses pembentukan
Proses pembentukan12luthfi
 
Metode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTSMetode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTSImond Imondt
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failureJaywanroy
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihKalih Rizki
 
penyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionpenyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionMierza Ieza
 
What is hardness test
What is hardness testWhat is hardness test
What is hardness testjesslyne
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturingNiko Sh
 

What's hot (20)

Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Pembentukan
PembentukanPembentukan
Pembentukan
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4f
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
14. bab ii oke
14. bab ii oke14. bab ii oke
14. bab ii oke
 
Proses pembentukan
Proses pembentukanProses pembentukan
Proses pembentukan
 
Metode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTSMetode Manufaktur materi sampai UTS
Metode Manufaktur materi sampai UTS
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failure
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Alat uji kekerasaan indentasi
Alat uji kekerasaan indentasiAlat uji kekerasaan indentasi
Alat uji kekerasaan indentasi
 
Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalih
 
penyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionpenyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusion
 
What is hardness test
What is hardness testWhat is hardness test
What is hardness test
 
Welding consumables fix 1
Welding consumables fix 1Welding consumables fix 1
Welding consumables fix 1
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturing
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 

Similar to Pembentukan 1 2

83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfFirdausFikri3
 
Hot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxHot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxIpan Imade
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxDhikaPurnomo
 
Pembengkokan pelat
Pembengkokan pelatPembengkokan pelat
Pembengkokan pelatChao Saputra
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggidaswan wawan
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfRahma750999
 
Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeviolabonver
 
pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptMuhammadFadli772622
 
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanik
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanikKorelasi struktur mikro dan sifat mekanik
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanikAbrianto Akuan
 
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptxStudent Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptxSamuelPratam
 

Similar to Pembentukan 1 2 (20)

83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
 
TUGAS KASUS KEL 3.pptx
TUGAS KASUS KEL 3.pptxTUGAS KASUS KEL 3.pptx
TUGAS KASUS KEL 3.pptx
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
 
16 17
16 1716 17
16 17
 
Hot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptxHot working jadi.pptx
Hot working jadi.pptx
 
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptxTeknologi Fabrikasi-2.pptx
Teknologi Fabrikasi-2.pptx
 
Ujian mfa
Ujian mfaUjian mfa
Ujian mfa
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Pembengkokan pelat
Pembengkokan pelatPembengkokan pelat
Pembengkokan pelat
 
Diktat elmes 1
Diktat elmes 1Diktat elmes 1
Diktat elmes 1
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
Korosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggiKorosi pada temperatur tinggi
Korosi pada temperatur tinggi
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
 
Aging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp okeAging hardening sipppp oke
Aging hardening sipppp oke
 
pdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.pptpdfslide.net_komposit-material.ppt
pdfslide.net_komposit-material.ppt
 
Ilmu bahan copy
Ilmu bahan   copyIlmu bahan   copy
Ilmu bahan copy
 
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanik
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanikKorelasi struktur mikro dan sifat mekanik
Korelasi struktur mikro dan sifat mekanik
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptxStudent Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
Student Note pengertian kekuatan teoritik.pptx
 

Recently uploaded

703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptxarisvanrush
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetikzulmushawir2
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxadista7
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptxNadhifMuhammad5
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxHeriGeologist
 
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptxRahmanTaufiq4
 
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptxSTRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptxanggawatmaja
 

Recently uploaded (15)

703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
703618627-PPT-INVESTIGASI-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di DepokKlinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
Klinik Obat Aborsi Di Depok Wa 082223109953 Klinik Aborsi Di Depok
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptxPROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
PROSEDUR DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN PEKERJAAN PINTU.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
2. Bp. Suwardi-MATERI RAKOR DITJEN PLANOLOGI DAN TL.pptx
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptxSTRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI -.pptx
 
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
Jual Obat Aborsi Jakarta Selatan 0822 2310 9953 Klinik Jual Obat Cytotec Asli...
 

Pembentukan 1 2

  • 2. Definisi  Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk logam dengan suatu gaya pada arah tertentu tanpa menyisakan serpih  Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.
  • 3. Kelebihannya & Kekurangannya Kelebihannya:  karena padatan, maka tidak perlu perangkat pembawa cairan  tidak ada kompleksitas pemadatan.  Dibanding dengan proses pemesinan, proses pembentukan menghasilkan sekrap yang lebih sedikit. Kekurangannya:  gaya yang diperlukan tinggi,  mesin dan perkakas mahal,  sebagai konsekuensi dari kedua hal tersebut maka harus dalam produksi besar
  • 4. klasifikasi forming menurut keadaan tegangan yang bekerja
  • 5. Variabel Proses Pembentukan  Variabel Bebas: di mana insinyur dapat mengontrol langsung dan variable-veraiabel tersebut biasnaya dipilih atau ditentukan ketika proses set-up  Variabel Tak Bebas adalah konsekuensi dari pilihan variable bebas
  • 6. Variabel Bebas 1. Material permukaan: sifat kimia dan persyaratan sifat dan karakteristik bahan. Dasar pemilihan: kemudahan fabrikasi, dibatasi oleh sifat produk yang diinginkan. 2. Geometri mula dari benda kerja; dipilih dari varitas bentuk yang ada atas pertimbangan ekonomi 3. Geometri perkakas / cetakan; sangat berpengaruh karena system perkakas akan memproduksi dan mengontrol aliran logam
  • 7. 4. Pelumasan; 50% daya yang diberikan untuk mengatasi gesekan Fungsi pelumas: melumasi, pendingin, pembatas panas, pencegah korosi, senyawa pemusnah Yang perlu diperhatikan: tipe pelumas, jumlah yang harus diberikan, dan metode pemberian 5. Suhu permukaan baik untuk benda kerja dan perkakas 6. Kecepatan operasi: mempengaruhi efektivitas pelumas, gaya yang diperluakn untuk operasi, waktu tersedia untuk pndah panas 7. Jumlah deformasi
  • 8. Variabel Tak Bebas 1. Gaya/ daya yang diperlukan 2. Sifat material produk; perhatian konsumen pada bentuk dan sifat material akhir sehingga perencana harus oandai memilih material awal dan memprediksi pengaruh proses dalam mengubah sifat tersebut. 3. Exit / final temperature 4. Surface finish (permuakaan akhir) dan kehalusan 5. Sifat aliran bahan
  • 9. Friksi dan Lubrikasi  Beberapa proses 50% energi input digunakan untuk mengatasi gesekan  Surface finish dan kepresisisan produk dipengaruhi oleh friksi
  • 10. Pada gear, bearing, journal dan komponen sejenis, kondisi friksi melibatkan: 1. Dua permukaan dengan material dan kekuatan serupa 2. Di bawah beban elastik di mana salah satu komponen mengalami perubahan bentuk permanen 3. Keausan berbentuk lingkaran yang menghasilkan kesesuaian permukaan 4. Umumnya suhu rendah sampai sedang
  • 11. Pada proses pembentukan  Tool keras dan tak mampu bentuk  Hanya sekali / satu tahap deformasi  Benda kerja pada suhu yang naik / tinggi
  • 12. Gesekan  Menurut teori friksi modern: “permukaan yang rata tidaklah rata”, namun ada kekasaran.  Bila dua permukaan berinteraksi, kontak permukaan dibangkitkan untuk mengatasi beban yang diberikan. 1. Bila beban ringan hanya 3 titik yang kontak 2. Bila beban naik luasan kontak naik 3. Bila beban tinggi seluruh permukaan kontak 4. Bila beban dinaikkan lagi maka luasan permuakaan kontak tak akan naik lagi dan friksi tetap
  • 13. Slope (gradien) P Tekanan kontak, P Friksi, F F Pengaruh tekanan kontak terhadap gesekan
  • 14. Telaah Suhu Proses forming diklasifikasikan menjadi:  Hot working; deformasi dilakukan di bawah kondisi temperatur dan laju strain (regangan) di mana rekristalisasi terjadi simulatan dengan deformasi. Untuk mencapai ini, suhu deformasi biasanya di atas 0.6 kali titik cair material pada skala suhu absolut (Kelvin atau Rankine)  Cold working adalah deformasi di bawah kondisi proses recovery tidak aktif. Biasanya suhu kerja kurang dari 0.3 kali suhu leleh benda kerja  Warm working adalah deformasi di bawah kondisi transisi (yakni suhu kerja antara 0.3 dan 0.6 kali suhu leleh).
  • 15. Hot working  Hot working didefinisikan sebagi deformasi plastis logam di atas suhu rekristaliasinya. Yang perlu diingat bahwa beda material beda suhu rekristalisasinya. Misalnya tin / timah putih (Sn) pada suhu kamar, baja pada suhu 2000 0F, tungsten pada suhu sampai 4000 0F belum mencapai daerah hot working.  Kenaikan suhu berpengaruh terhadap penurunan tegangan yield logam dan meningkatkan keuletannya.
  • 16. Keuntungan hot working:  Pada suhu hot working, rekristalisasi mengeliminasi efek dari strain hardening (pengerasan regang) sehingga tidak ada keniakan signifikan dalam kekuatan yield atau kekerasan atau penurunan keuletan.  Kurva stress-strain sebenarnya mendatar di atas titik yield dan deformasi dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk logam tanpa takut akan retak atau diperlukan gaya yang sangat besar.  Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan kimiawi  Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama deformasi  Struktur metalurgis dapat diubah untuk meningkatkan sifat akhir  Pada baja pada suhu rekristalisasi deformasi terjadi pada struktur Krista austenit FCC yang lemah dan ulet dari pada ferrit BCC yang kuat dan stabil pada suhu rendah.
  • 17. Kelemahan hot woking:  Suhu tinggi dari hot working meningkatkan reaksi logam dengan sekitarnya  Toleransi yang miskin karena pemendekan termal dan kemungkinan pendinginan yang tidak uniform  Struktur metalurgis mungkin juga tidak uniform Karena ukuran butir akhir tergantung pada reduksi, suhu pada akhir deformasi dan faktor yang lain yang bervariasi sepanjang benda kerja
  • 18.  Bila logam dipanaskan ulang tanpa deformasi sebelumnya maka logam akan mengalami pertumbuhan butir dan penurunan secara konkuren dalam sifatnya.  Namun bila logam telah mengalami deformasi sebelumnya maka struktur yang terdistorsi secara cepat diganti dengan „butir bebas rengangan‟ baru.  Kemudian rekristalisasi diikuti dengan salah satu dari 1. pertumbuhan butir atau 2. deformasi tambahan dan rekristalisasi 3. penurunan suhu secara tajam untuk memberhentikan difusi dan membeku dalam
  • 19. Sifat logam dapat ditingkatkan dengan:  Mengganti struktur awal dengan yang lebih bagus, dapat dihasilkan peningkatan kekuatan, keuletan dan ketangguhan  Reorientasi partikel inklusi atau pengotor yang ada pada logam
  • 20. Cold working  Cold working adalah deformasi plastis logam di bawah suhu rekristalisasi. Proses biasanya pada suhu kamar, tetapi penaikan suhu ringan biasa digunakan untuk meningkatkan keuletan dan mengurangi kekuatan. Keunggulan cold working dibanding hot working  Tidak diperlukan panas  Permuakan akhir yang diperolehlebih bagus  Kontrol dimensi lebih bagus sehingga sedikit/tidak memerlukan pemesinan lanjutan  Produk memiliki kemampuan reproduksi dan mampu tukar yang lebih bagus  Sifat kekuatan, kelelahan dan keausan ditingkatkan melalui strain hardening  Sifat terarah dapat diberikan  Problem kontaminasi diminimisasi
  • 21. Kelemahan cold working  Diperlukan gaya yang lebih besar untuk memulai dan menyelesaikan proses cold work  Diperlukan perangkat yang lebih berat dan lebih kuat  Kurang keuletan  Permukaan logam harus bersih bebas sisik  Anneal antara mungkin diperlukan untuk mengkompen-sasi hilang keuletan yang menyertai strain hardening  Pemberian sifat yang terarah mungkin merusak  Tegangan sisa yang tak diinginkan mungkin diproduksi
  • 22. Sifat logam pada cold working  Kesesuaian suatu logam untuk dicold work ditentukan oleh sifat keuletan, di mana sifat ini merupakan konsekuensi langsung dari struktur metalurgis. Kemudian proses cold work mengubah struktur logam dan pada akhirnya mengubah sifat keuletan produk
  • 23. Kurva tegangan-regangan pada baja karbon rendah (kiri) dan baja karbon tinggi (kanan)
  • 24.  Deformasi elasis  sd X1  Deformasi plastis  dr X1 sd X4  X4 material putus  Besar dari titik yield (X1) yang menentukan gaya yang diperlukan untuk memulai deformasi permanen,  X1 ke X4, yang menunjukkan jumlah deformasi plastis (atau keuletan) yang bisa dicapai tanpa patah.
  • 25. Kesimpulan: 1 Baja karbon rendah:  jumlah deformasi yang bisa dilakukan lebih banyak  Keuletan yang lebih besar  gaya yang lebih kecil diperlukan untuk memulai dan melanjutkan deformasi. 2 Baja karbon tinggi:  memiliki koefisien regangan lebih besar.  mengalami kenaikan kekuatan yang lebih besar untuk sejumlah cold work yang sama.  akan lebih menarik untuk operasi pemotongan dan  lebih mudah untuk dimesin.
  • 26. Spring back  Bila logam dideformasi dengan pemberian sejumlah beban, sebagian dari deformasi adalah elastis.  Misalnya bila logam ditarik sampai titik X1 pada gambar di atas dan beban dilepaskan, maka logam akan kembali ke bentuk semula karena semua deformasi adalah elastis.  Bila logam ditarik dengan beban X3, yang berhubungan dengan titik b pada kurva tegangan- regangan, regangan total terdiri dari dua bagian, satu bagian elastis dan yang lain plastis. Jika beban deformasi dihilangkan relaksasi tegangan akan mengikuti garis bX2, dan regangan akhir akan hanya X2.  pengurangan regangan , X3 - X2, dikenal sebagai springback.
  • 27. springback sangat penting  Pada proses cold working, bila mengingin- kan ukuran tertentu, deformasi harus dilebihkan sejumlah yang sama dengan springback.  Setiap material memilki modulis elastisitas yang berlainan maka pemberian kelebihan untuk tiap material juga berbeda.  Spring back adalah fenomena yang bisa diperkirakan dan pada hal yang lebih sulit dicegah dengan prosedur desain yang lebih layak.