Dokumen tersebut membahas tentang uji kekerasan (hardness test), yang merupakan salah satu sifat mekanik suatu bahan. Terdapat empat metode pengujian kekerasan yaitu Brinell, Rockwell, Vickers, dan Knoop, dengan masing-masing memiliki cara pengukuran yang berbeda sesuai dengan jenis bahan yang diuji. Metode pengukuran yang tepat harus dipilih berdasarkan sifat permukaan bahan, jenis dan ukuran bahan, data yang
Laporan ini mendeskripsikan uji kuat tarik yang dilakukan terhadap dua jenis baja konstruksi, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan sirip. Uji ini bertujuan untuk menentukan tegangan leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum dari masing-masing baja. Hasilnya menunjukkan bahwa baja tulangan polos memiliki tegangan leleh 319,99 MPa dan baja tulangan sirip memiliki tegangan lele
Bab 1 membahas tentang pengujian kekerasan logam, termasuk definisi kekerasan, jenis pengukuran kekerasan, dan metode pengujian kekerasan seperti Brinell, Vickers, dan Rockwell. Metode Brinell menggunakan bola baja untuk membentuk lekukan pada permukaan logam, sedangkan Vickers menggunakan indentor piramida intan. Pengujian Rockwell mirip dengan Brinell namun menggunakan beban dan indentor yang lebih kecil.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat mekanik material yang penting untuk perancangan mesin.
2. Sifat mekanik yang dijelaskan meliputi modulus elastisitas, batas elastis, kekuatan luluh, kekuatan tarik ultimat, dan lainnya.
3. Jenis-jenis uji sifat mekanik dijelaskan seperti uji tarik, tekan, tekuk, puntir, keras
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Bahan Teknik. Secara umum membahas tentang pengertian ilmu bahan, klasifikasi bahan teknik, pemilihan bahan, dan sifat-sifat mekanik bahan seperti kekuatan, kekerasan, kekakuan dan elastisitas."
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian tarik-tekan pada logam, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan sifat mekanik logam. Ia menjelaskan fungsi, konstruksi mesin uji, standarisasi bahan uji, dan proses pengujian tarik-tekan pada logam.
Laporan ini mendeskripsikan uji kuat tarik yang dilakukan terhadap dua jenis baja konstruksi, yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan sirip. Uji ini bertujuan untuk menentukan tegangan leleh, tegangan putus, dan regangan maksimum dari masing-masing baja. Hasilnya menunjukkan bahwa baja tulangan polos memiliki tegangan leleh 319,99 MPa dan baja tulangan sirip memiliki tegangan lele
Bab 1 membahas tentang pengujian kekerasan logam, termasuk definisi kekerasan, jenis pengukuran kekerasan, dan metode pengujian kekerasan seperti Brinell, Vickers, dan Rockwell. Metode Brinell menggunakan bola baja untuk membentuk lekukan pada permukaan logam, sedangkan Vickers menggunakan indentor piramida intan. Pengujian Rockwell mirip dengan Brinell namun menggunakan beban dan indentor yang lebih kecil.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat mekanik material yang penting untuk perancangan mesin.
2. Sifat mekanik yang dijelaskan meliputi modulus elastisitas, batas elastis, kekuatan luluh, kekuatan tarik ultimat, dan lainnya.
3. Jenis-jenis uji sifat mekanik dijelaskan seperti uji tarik, tekan, tekuk, puntir, keras
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Bahan Teknik. Secara umum membahas tentang pengertian ilmu bahan, klasifikasi bahan teknik, pemilihan bahan, dan sifat-sifat mekanik bahan seperti kekuatan, kekerasan, kekakuan dan elastisitas."
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian tarik-tekan pada logam, yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan sifat mekanik logam. Ia menjelaskan fungsi, konstruksi mesin uji, standarisasi bahan uji, dan proses pengujian tarik-tekan pada logam.
Uji kekerasan digunakan untuk mengetahui tingkat ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis. Terdapat beberapa metode pengujian kekerasan seperti Vickers, Rockwell, dan Brinell yang melibatkan penekanan pada material dengan menggunakan intan atau bola baja. Hasil uji dinyatakan dalam skala kekerasan seperti VHN, RHN, atau BHN.
Teks tersebut membahas tentang pengujian tarik logam untuk mengetahui sifat-sifat mekaniknya. Pengujian tarik dapat mengungkap batas elastisitas, titik luluh, kekuatan tarik maksimum, keuletan, dan modulus elastisitas dari logam. Hasil pengujian digunakan untuk membandingkan sifat mekanik besi tuang, baja, tembaga, dan aluminium.
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
Makalah ini membahas tentang analisis patah getas pada material keras dengan menggunakan metode studi jurnal, skripsi, dan laporan penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian patah getas, faktor penyebabnya, akibat, dan cara mengurangi terjadinya patah getas. Tujuannya adalah memahami proses patah getas secara mendetail agar dapat meminimalkan kegagalan material akibat beban berulang.
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis perpatahan akibat keausan pada material dengan menggunakan studi literatur.
2. Pembahasan mencakup pengertian aus, jenis-jenis aus, faktor yang mempengaruhi aus seperti suhu, dan hubungannya dengan terjadinya patahan pada material.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami proses aus dan patahan material sehingga dapat dipilih material yang tepat untuk komponen
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan logam (metal forming) yang merupakan proses mengubah bentuk logam dengan gaya tertentu tanpa menyisakan serpihan. Terdapat dua jenis pembentukan yaitu hot working dan cold working yang membedakan suhu prosesnya. Dokumen juga menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan serta fenomena gesekan, springback, dan pengaruh proses terhadap sifat logam
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis baja karbon dan sifat mekaniknya. Baja karbon dibedakan berdasarkan kandungan karbonnya yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kandungan karbon akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan, dan keuletan baja. Sifat mekanik baja meliputi kekuatan, keuletan, dan kekerasan. Jenis profil baja struktural yang dibahas antara lain WF, UNP, angle
Uji kekerasan digunakan untuk mengetahui tingkat ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis. Terdapat beberapa metode pengujian kekerasan seperti Vickers, Rockwell, dan Brinell yang melibatkan penekanan pada material dengan menggunakan intan atau bola baja. Hasil uji dinyatakan dalam skala kekerasan seperti VHN, RHN, atau BHN.
Teks tersebut membahas tentang pengujian tarik logam untuk mengetahui sifat-sifat mekaniknya. Pengujian tarik dapat mengungkap batas elastisitas, titik luluh, kekuatan tarik maksimum, keuletan, dan modulus elastisitas dari logam. Hasil pengujian digunakan untuk membandingkan sifat mekanik besi tuang, baja, tembaga, dan aluminium.
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
Makalah ini membahas tentang analisis patah getas pada material keras dengan menggunakan metode studi jurnal, skripsi, dan laporan penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian patah getas, faktor penyebabnya, akibat, dan cara mengurangi terjadinya patah getas. Tujuannya adalah memahami proses patah getas secara mendetail agar dapat meminimalkan kegagalan material akibat beban berulang.
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis perpatahan akibat keausan pada material dengan menggunakan studi literatur.
2. Pembahasan mencakup pengertian aus, jenis-jenis aus, faktor yang mempengaruhi aus seperti suhu, dan hubungannya dengan terjadinya patahan pada material.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami proses aus dan patahan material sehingga dapat dipilih material yang tepat untuk komponen
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan logam (metal forming) yang merupakan proses mengubah bentuk logam dengan gaya tertentu tanpa menyisakan serpihan. Terdapat dua jenis pembentukan yaitu hot working dan cold working yang membedakan suhu prosesnya. Dokumen juga menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan serta fenomena gesekan, springback, dan pengaruh proses terhadap sifat logam
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis baja karbon dan sifat mekaniknya. Baja karbon dibedakan berdasarkan kandungan karbonnya yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kandungan karbon akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan, dan keuletan baja. Sifat mekanik baja meliputi kekuatan, keuletan, dan kekerasan. Jenis profil baja struktural yang dibahas antara lain WF, UNP, angle
Dokumen ini membahas tiga metode pengujian kekerasan logam, yaitu Brinell, Vickers, dan Rockwell. Metode Brinell melibatkan indentasi menggunakan bola baja, sedangkan Vickers menggunakan piramida intan. Rockwell tidak memerlukan perhitungan dan hasilnya terbaca langsung. Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan tertentu sesuai dengan jenis bahan yang diuji.
Baja memiliki sifat mekanik yang kuat seperti kekuatan tarik, keuletan, kekerasan, dan ketangguhan. Proses pengujian baja meliputi pengukuran dimensi benda uji, pengujian tarik hingga putus, dan pengukuran panjang setelah putus untuk mengetahui sifat mekaniknya.
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...Muhammad Budiman
Kemajuan teknologi membuat produksi baja nasional terus dikembangkan dengan bahan baku yang lebih baik. Pada Penelitian yang di lakukan oleh Pusat Penelitian Metalurgi Dan Material – LIPI, dikembangkan baja berkualitas unggul dari biji nikel (Limonit). Disebut bahwa, Limonit ini di produksi melalui endapan bijih besi laterit yang merupakan lapisan atas dari saprolit (bijih nikel kadar tinggi). Dengan proses pengolahan kandungan Limonit melalui inovasi tersendiri, pengembangan yang dilakukan LIPI ini menghasilkan sifat baja yang unggul. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keunggulan baja Laterit, dilakukan penelitian terhadap pengaruh unsur didalam baja Laterit. Dengan meningkatkan sifat mekanik dan struktur mikro dengan proses heat treatment (quenching dan tempering) dapat meningkatkan kekuatan uji tarik, uji impak dan uji kekerasan dan perubahan struktur mikro. Kekuatan uji tarik tertinggi terjadi pada proses Quenching air dan tempering σy 1272 N/mm2 dan σu 1281 N/mm2. Pada uji impak energi terbesar yang di serap normalizing dan hot rolling 〖1200〗^0 C. Pada uji kekerasan quenching air memiliki kekerasan tertinggi 50,26 HRC. Dan perubahan struktur mikro.
Laporan ini membahas hasil uji kekerasan logam yang dilakukan di Laboratorium Uji Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Tadulako. Uji kekerasan dilakukan menggunakan metode Brinell dan Vickers pada spesimen baja yang dirawat dengan pemanasan dan pendinginan menggunakan solar dan minyak tanah serta spesimen standar. Hasilnya menunjukkan spesimen yang dirawat dengan solar memiliki kekerasan tertinggi.
Laporan ini membahas tentang praktikum pengujian kekerasan logam yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell B dan Rockwell C dengan perlakuan panas annealing pada baja. Hasilnya menunjukkan nilai kedalaman yang didapatkan lebih besar menggunakan metode Rockwell C karena proses pendinginan annealing yang menyebabkan baja menjadi lebih lunak. N
1. Baja adalah paduan besi dan karbon dengan kandungan karbon 0,2-2,1%. Karbon berperan mengeraskan kisi kristal besi. Baja karbon dibedakan berdasarkan kandungan karbonnya. Baja juga mengandung unsur lain yang mempengaruhi sifatnya.
1. Uji tarik digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah secara linier.
2. Uji ini menghasilkan data kekuatan material seperti kekuatan tarik, kuat luluh, keuletan, dan ketangguhan.
3. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, dan unsur paduan.
1. What is Hardness Test (Uji Kekerasan) ???
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan
deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika
material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah
tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke
bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).
Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?
Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat
mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode
pengujian kekerasan, yakni :
1. Brinnel (HB / BHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan
kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja
(identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen).
Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan
yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya
telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
Uji kekerasan brinnel dirumuskan dengan :
2. Gambar 1 Pengujian Brinnel
Dimana :
D = Diameter bola (mm)
d = impression diameter (mm)
F = Load (beban) (kgf)
HB = Brinell result (HB)
Gambar 2 Perumusan untuk
pengujian Brinell
2. Rockwell (HR / RHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja
ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
3. Untuk mencari besarnya nilai kekerasan dengan
menggunakan metode Rockwell dijelaskan pada
gambar 4, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan
oleh indentor dengan beban minor (Minor Load F0)
setelah itu ditekan dengan beban mayor (major
Load F1) pada langkah 2, dan pada langkah 3
beban mayor diambil sehingga yang tersisa adalah
minor load dimana pada kondisi 3 ini indentor
ditahan seperti kondisi pada saat total load F yang
terlihat pada Gambar 4.
Besarnya minor load maupun major load tergantung
Gambar 3 Pengujian Rockwell dari jenis material yang akan di uji, jenis-jenisnya
bisa dilihat pada Tabel 1.
Gambar 4 Prinsip kerja metode pengukuran kekerasan Rockwell
Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan
dengan metode Rockwell.
HR = E - e
Dimana :
F0 = Beban Minor(Minor Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor(Major Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mm
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang
untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada table 1
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness
4. Tabel dibawah ini merupakan skala yang dipakai dalam pengujian Rockwell skala
dan range uji dalam skala Rockwell.
Tabel 1 Rockwell Hardness Scales
F0 F1 F
Scale Indentor E
(kgf) (kgf) (kgf)
Jenis Material Uji
A Diamond 10 50 60 100 Exremely hard materials,
cone tugsen carbides, dll
B 1/16" steel 10 90 100 130 Medium hard materials, low
ball dan medium carbon steels,
kuningan, perunggu, dll
C Diamond 10 140 150 100 Hardened steels, hardened
cone and tempered alloys
D Diamond 10 90 100 100 Annealed kuningan dan
cone tembaga
E 1/8" steel 10 90 100 130 Berrylium copper,phosphor
ball bronze, dll
F 1/16" steel 10 50 60 130 Alumunium sheet
ball
G 1/16" steel 10 140 150 130 Cast iron, alumunium alloys
ball
H 1/8" steel 10 50 60 130 Plastik dan soft metals seperti
ball timah
K 1/8" steel 10 140 150 130 Sama dengan H scale
ball
L 1/4" steel 10 50 60 130 Sama dengan H scale
ball
M 1/4" steel 10 90 100 130 Sama dengan H scale
ball
P 1/4" steel 10 140 150 130 Sama dengan H scale
ball
R 1/2" steel 10 50 60 130 Sama dengan H scale
ball
S 1/2" steel 10 90 100 130 Sama dengan H scale
ball
V 1/2" steel 10 140 150 130 Sama dengan H scale
ball
3. Vikers (HV / VHN)
5. Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup
kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada
gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian
rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram.
Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban
uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor(diagonalnya)
(A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). Rumus untuk menentukan besarnya nilai
kekerasan dengan metode vikers yaitu :
Gambar 3 Pengujian Vikers Gambar 4 Bentuk indentor Vickers (Callister, 2001)
…………………………………………………………(1)
………………….………………………………………(2)
…………………………………………………………(3)
Dimana,
HV = Angka kekerasan Vickers
6. F = Beban (kgf)
d = diagonal (mm)
4. Micro Hardness (knoop hardness)
Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing merupakan
pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai kekerasannya rendah.
Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang getas seperti keramik.
Gambar 5 Bentuk indentor Knoop ( Callister, 2001)
Dimana,
HK = Angka kekerasan Knoop
F = Beban (kgf)
l = Panjang dari indentor (mm)
Nah, setelah kita mengetahui macam-macam pengujian untuk uji kekerasan maka
kita harus memikirkan apa yang harus kita ketahui untuk menentukan metode uji
kekerasan yang digunakan, untuk itu kita harus memperhatikan hal-hal dibawah ini :
a. Permukaan material
b. Jenis dan dimensi material
c. Jenis data yang diinginkan
d. Ketersedian alat uji