Penggulungan logam adalah salah satu proses manufaktur logam paling penting. Proses ini melibatkan pengurangan ketebalan logam mentah melalui deformasi plastik antara dua gulungan berputar. Penggulungan logam digunakan untuk memproduksi berbagai bentuk logam dasar seperti mekar dan pelat.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai proses forming logam, yang dapat dibagi menjadi pengerjaan panas dan dingin. Proses-proses pengerjaan panas meliputi rolling, forging, pipe welding, piercing, hot drawing, ekstrusi, dan hot spinning. Sedangkan proses pengerjaan dingin termasuk squeezing, swaging, riveting, staking, coining, dan cold extrusion.
Penggulungan logam adalah salah satu proses manufaktur logam paling penting. Proses ini melibatkan pengurangan ketebalan logam mentah melalui deformasi plastik antara dua gulungan berputar. Penggulungan logam digunakan untuk memproduksi berbagai bentuk logam dasar seperti mekar dan pelat.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai proses forming logam, yang dapat dibagi menjadi pengerjaan panas dan dingin. Proses-proses pengerjaan panas meliputi rolling, forging, pipe welding, piercing, hot drawing, ekstrusi, dan hot spinning. Sedangkan proses pengerjaan dingin termasuk squeezing, swaging, riveting, staking, coining, dan cold extrusion.
Hot Working Adalah proses merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses : T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak adanya geram (besi halus sisa proses).
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengecoran dan pembentukan logam, mencakup definisi, jenis, dan proses masing-masing. Secara khusus dibahas proses pengecoran pasir, pengecoran mould permanen, serta pembentukan logam dengan metode rolling, forging, extrusion, dan drawing."
1. Dokumen menjelaskan proses pembentukan baja melalui proses rolling dan continuous casting. Rolling adalah proses mengurangi ketebalan logam dengan melewatkannya antara dua roll yang berputar berlawanan arah. Continuous casting menghasilkan slab baja secara berkelanjutan dengan mendinginkan cairan baja yang dialirkan dari tungku melalui nozzle ke dalam blok pendingin.
Studi ini meneliti pengaruh variasi dimensi cil dalam terhadap cacat penyusutan pada pengecoran aluminium 6061. Tiga ukuran cil dalam diteliti: 15 mm, 20 mm, dan 25 mm. Hasilnya, cil 25 mm mampu menyerap panas lebih baik sehingga mengurangi cacat penyusutan menjadi 1,01%. Cil 15 mm kurang efektif sehingga cacat 3,82%. Cil 20 mm mengurangi cacat menjadi 1,28%. Dengan
Studi ini meneliti pengaruh variasi dimensi cil dalam terhadap cacat penyusutan pada pengecoran aluminium 6061. Tiga ukuran cil dalam diteliti: 15 mm, 20 mm, dan 25 mm. Hasilnya, cil 25 mm mampu menyerap panas lebih baik sehingga mengurangi cacat penyusutan menjadi 1,01%. Cil 15 mm kurang efektif sehingga cacat 3,82%. Cil 20 mm mengurangi cacat menjadi 1,28% dengan
Cold extrusion adalah proses membentuk logam dengan mendorongnya melalui rongga pada suhu bilik untuk menghasilkan profil berkeratan rentas. Proses ini menghasilkan permukaan halus dan dimensi tepat serta meningkatkan kekuatan logam tanpa perlu memanaskannya. Cold extrusion penting bagi industri kerana mampu menghasilkan bentuk rumit dengan mengurangkan bahan mentah, meningkatkan produktiviti, dan mengoptimumkan kitar pengeluaran
Bab 6 membahas proses kerja logam sejuk dan panas. Kerja sejuk melibatkan pengubahan plastik pada suhu bilik untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan logam tetapi mengurangkan kemuluran. Kerja panas melibatkan pengubahan plastik sedikit di atas suhu penghabluran semula untuk memperbaiki struktur bijian dan sifat mekanikal logam. Proses kerja panas utama termasuk menggelek, tempaan dan ekstrusi.
dari materi tersebut menjelaskan bagaimana proses dari pembentukan logam, dimana proses tersebut membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas
Proses pembentukan logam meliputi pengerjaan panas dan dingin. Pengerjaan panas memiliki permukaan buruk tetapi logam tetap lunak, sedangkan pengerjaan dingin memiliki permukaan baik namun memerlukan gaya besar. Jenis-jenis proses pembentukan logam antara lain pengerolan, tempa, penekukan, penarikan, pembengkokan, pembentukan pipa, dan pelebungan tembus.
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan sisa dan perawatan permukaan untuk menghilangkan tegangan sisa. Secara singkat dibahas mengenai pengertian tegangan sisa, penyebabnya, pengaruhnya, dan beberapa metode perawatan permukaan seperti pengerasan permukaan, sand blasting, dan shoot peening.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan logam (metal forming) yang merupakan proses mengubah bentuk logam dengan gaya tertentu tanpa menyisakan serpihan. Terdapat dua jenis pembentukan yaitu hot working dan cold working yang membedakan suhu prosesnya. Dokumen juga menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan serta fenomena gesekan, springback, dan pengaruh proses terhadap sifat logam
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tuangan logam, termasuk rekabentuk acuan dan pemutus untuk menghasilkan tuangan yang bermutu tinggi tanpa kecacatan. Teknik seperti menetapkan garis pemisahan dan merekabentuk pintu dan pelari digunakan untuk mengawal aliran logam lebur dan mencegah kecacatan semasa pemejalannya. Prinsip-prinsip rekabentuk penting untuk menghasilkan tuangan yang bebas kecacatan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Hot Working Adalah proses merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses : T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak adanya geram (besi halus sisa proses).
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengecoran dan pembentukan logam, mencakup definisi, jenis, dan proses masing-masing. Secara khusus dibahas proses pengecoran pasir, pengecoran mould permanen, serta pembentukan logam dengan metode rolling, forging, extrusion, dan drawing."
1. Dokumen menjelaskan proses pembentukan baja melalui proses rolling dan continuous casting. Rolling adalah proses mengurangi ketebalan logam dengan melewatkannya antara dua roll yang berputar berlawanan arah. Continuous casting menghasilkan slab baja secara berkelanjutan dengan mendinginkan cairan baja yang dialirkan dari tungku melalui nozzle ke dalam blok pendingin.
Studi ini meneliti pengaruh variasi dimensi cil dalam terhadap cacat penyusutan pada pengecoran aluminium 6061. Tiga ukuran cil dalam diteliti: 15 mm, 20 mm, dan 25 mm. Hasilnya, cil 25 mm mampu menyerap panas lebih baik sehingga mengurangi cacat penyusutan menjadi 1,01%. Cil 15 mm kurang efektif sehingga cacat 3,82%. Cil 20 mm mengurangi cacat menjadi 1,28%. Dengan
Studi ini meneliti pengaruh variasi dimensi cil dalam terhadap cacat penyusutan pada pengecoran aluminium 6061. Tiga ukuran cil dalam diteliti: 15 mm, 20 mm, dan 25 mm. Hasilnya, cil 25 mm mampu menyerap panas lebih baik sehingga mengurangi cacat penyusutan menjadi 1,01%. Cil 15 mm kurang efektif sehingga cacat 3,82%. Cil 20 mm mengurangi cacat menjadi 1,28% dengan
Cold extrusion adalah proses membentuk logam dengan mendorongnya melalui rongga pada suhu bilik untuk menghasilkan profil berkeratan rentas. Proses ini menghasilkan permukaan halus dan dimensi tepat serta meningkatkan kekuatan logam tanpa perlu memanaskannya. Cold extrusion penting bagi industri kerana mampu menghasilkan bentuk rumit dengan mengurangkan bahan mentah, meningkatkan produktiviti, dan mengoptimumkan kitar pengeluaran
Bab 6 membahas proses kerja logam sejuk dan panas. Kerja sejuk melibatkan pengubahan plastik pada suhu bilik untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan logam tetapi mengurangkan kemuluran. Kerja panas melibatkan pengubahan plastik sedikit di atas suhu penghabluran semula untuk memperbaiki struktur bijian dan sifat mekanikal logam. Proses kerja panas utama termasuk menggelek, tempaan dan ekstrusi.
dari materi tersebut menjelaskan bagaimana proses dari pembentukan logam, dimana proses tersebut membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas
Proses pembentukan logam meliputi pengerjaan panas dan dingin. Pengerjaan panas memiliki permukaan buruk tetapi logam tetap lunak, sedangkan pengerjaan dingin memiliki permukaan baik namun memerlukan gaya besar. Jenis-jenis proses pembentukan logam antara lain pengerolan, tempa, penekukan, penarikan, pembengkokan, pembentukan pipa, dan pelebungan tembus.
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
Dokumen tersebut membahas tentang tegangan sisa dan perawatan permukaan untuk menghilangkan tegangan sisa. Secara singkat dibahas mengenai pengertian tegangan sisa, penyebabnya, pengaruhnya, dan beberapa metode perawatan permukaan seperti pengerasan permukaan, sand blasting, dan shoot peening.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan logam (metal forming) yang merupakan proses mengubah bentuk logam dengan gaya tertentu tanpa menyisakan serpihan. Terdapat dua jenis pembentukan yaitu hot working dan cold working yang membedakan suhu prosesnya. Dokumen juga menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan serta fenomena gesekan, springback, dan pengaruh proses terhadap sifat logam
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan tuangan logam, termasuk rekabentuk acuan dan pemutus untuk menghasilkan tuangan yang bermutu tinggi tanpa kecacatan. Teknik seperti menetapkan garis pemisahan dan merekabentuk pintu dan pelari digunakan untuk mengawal aliran logam lebur dan mencegah kecacatan semasa pemejalannya. Prinsip-prinsip rekabentuk penting untuk menghasilkan tuangan yang bebas kecacatan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
2. PROSES PENGERJAAN DINGIN
Proses pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah suhu
rekristalisasi pada umumnya dilakukan pada suhu kamar, tanpa pemanasan benda kerja. Suhu
rekristalisasi yang dimaksud adalah suhu pada saat bahan logam akan mengalami perubahan struktur
mikro. Perubahan struktur mikro ini akan mengakibatkan perubahan karakteristik bahan logam tersebut.
Cold working sangat baik untuk produksi massal, mengingat diperlukannnya mesin-mesin yang kuat dan
perkakas yang mahal. Produk-produk yang dibuat biasanya harganya sangat rendah. Selain itu, material
yang menjadi sampah relatif lebih kecil daripada proses pemesinan.
Pada kondisi ini logam yang dideformasi mengalami peristiwa pengerasan regangan (strain-hardening).
Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi. Hal ini
menyebabkan relatif kecilnya deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila
dipaksakan suatu perubahan bentuk yang besar, benda kerja akan retak akibat sifat getasnya.
3. Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja yang lebih baik daripada yang
diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya proses pemanasan yang dapat
menimbulkan kerak pada permukaan. Keunggulan lainnya adalah naiknya kekerasan dan kekuatan logam
sebagai akibat pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti oleh suatu kerugian, yaitu makin getasnya logam yang
dideformasi dingin. Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan panas (heatreatment).
Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat dilunakkan dan diuletkan kembali dengan
proses anil (annealing).
Di industri jenis proses pembentukan logam sangat banyak ditemukan. Pengkajian proses-proses
pembentukan tersebut diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu berdasarkan daerah temperatur
pengerjaan, berdasarkan jenis gaya pembentukan, berdasarkan bentuk benda kerja, dan berdasarkan
tahapan produk. Berdasarkan temperature pengerjaannya, proses pembentukan dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok besar, yaitu pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold working)
4. KEUNTUNGAN PROSES PENGERJAAN DINGIN
Keuntungan dari pembentukan dingin di antaranya:
• Tidak dibutuhkan pemanasan.
• Permukaan yang lebih baik.
• Ketelitian yang lebih baik.
• Ukurannya bisa seragam.
• Kekuatan tariknya akan lebih baik dari bahan asalnya.
5. Alasan terpenting pada pengerjaan pembentukan dengan cold working ini, yaitu untuk menghasilkan
hasil permukaan dan ketepatan ukuran yang lebih baik dibutuhkan beberapa persiapan spesial yang
diberikan pada logam sebelum proses cold working. Yang pertama, logam harus bebas dari kerak. Ini
untuk menghindari keausan dari perkakas yang digunakan dalam cold working. Kerak dihilangkan
dengan pickling dimana logam dicelupkan ke dalam asam dan kemudian dicuci.
Persiapan kedua, dalam pesanannya untuk mendapatkan ukuran tebal pelat yang seseragam mungkin
(toleransi kecil) dilakukan proses cold rolling ringan, perlakuan ketiga yaitu diberikannya pada logam
dengan proses annealing ini sesuai keperluan, terutama kalau prosesnya mengadakan deformasi yang
besar. Kadang-kadang logam harus dilakukan padanya proses straightening, yaitu proses pelurusan
dengan rol bila pelat atau kawat yang digunakan kurang lurus.
6. Beberapa contoh proses pembentukan logam untuk pengerjaan dingin dapat dilihat pada gambar
berikut. Gambar ini memperlihatkan mulai dari proses pemotongan yang aplikasinya tidak hanya pada
proses pemotongan pelat (pre cutting) tetapi juga proses ini terjadi pada proses blanking. Proses
blanking ini cukup dikenal di kalangan industri yang berarti penembukan atau pelubangan. Penembukan
sederhana ini dapat dicontohkan pada pembuatan ring pelat untuk pemasangan baut dan mur. Ring
pelat yang dihasilkan dari proses blanking ini menggunakan dies dan punch sesuai dengan bentuk ring
pelat yang diinginkan.
Gambar disamping memperlihatkan
proses pemotongan pelat dengan gaya
geser, pemotongan ini aplikasinya dapat
dilihat pada gunting tangan maunpun
gunting mesin tenaga hidrolik.
Proses pemotongan
7. Pada disamping merupakan gambar pada proses
blanking atau penembukan. Penembukan dilakukan
dengan menggunakan punch dan dies.
Gambar proses blanking dengan sistem
penembukan lubang melalui penahan
pegas pada dies. Proses ini menggunakan
penekan stopper untuk menahan pelat
pada saat proses penembukan
berlangsung.
Proses penembukan
Proses penembukan
dgn penahan pegas
8. Gambar di atas menunjukkan terjadinya
proses bending atau pembengkokkan
untuk pelat-pelat pada arah memanjang.
Dies dan punch yang digunakan berbentuk
sudut yang diinginkan
Proses pembengkokan Proses pembengkokan U
Pelat yang berbentuk U merupakan
hasil bending dengan menggunakan
dies persegi dan punch. Turunnya
punch disesuaikan dengan
kedalaman U yang dinginkan.
9. Proses berikutnya merupakan proses squeezing
untuk berbagai macam keperluan. Aplikasi
proses ini diperlihatkan pada diatas untuk
pembuatan tutup-tutup botol yang menggunakan
lambang atau simbol. Simbol ini berbentuk
timbul. Punch yang digunakan pada proses ini
mempunyai bentuk simbol dari hasil
pembentukan yang diinginkan.
Proses squeezing
Proses squeezing tutup botol
Proses ini biasanya juga dengan produksi
yang cukup besar. Tutup-tutup botol ini
digunakan dari bahan pelat baja lunak dan
dilapisi dengan bahan tahan karat, supaya
bahan makanan yang ada dalam botol
tidak terkontaminasi dengan karat.
10. Pembentukan pada gambar di atas
merupakan proses penguatan tepi
pada pelat. Proses ini bertujuan untuk
memberikan kekakuan pada tepi
pelat.
Proses penguatan tepi
Proses pengerjaan dingin menurut DeGarmo terbagi
dalam 4 kelompok besar sebagai berikut:
1. Squeezing (mengepres)
2. Bending (melengkungkan)
3. Shearing (memotong)
4. Drawing (menarik)
15. Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat bahan logam, pada daerah di bawah temperatur
rekristalisasi, deformasi akan menyebabkan naiknya kekerasan, naiknya kekuatan, tetapi disertai
dengan turunnya keuletan. Secara makro kenaikan kekuatannya dapat diperoleh dengan mengadakan
uji mekanik, misalnya uji tarik.
Kekerasan dan kekuatan bahan yang dikerjakan menjadi meningkat, dan kondisi ini dapat dianggap
sebagai hal yang positif, akan tetapi karena disertai dengan berkurangnya keuletan logam, logam
menjadi getas, sehingga logam akan makin sukar dibentuk, dan pada suatu saat menjadi rapuh
sehingga tidak dapat dideformasi lagi.
Untuk mengembalikan ke sifat-sifatnya semula, yaitu lunak dan ulet perlu dilakukan proses pemanasan
terhadap benda kerja yang telah mengalami pengerjaan dingin.