SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
Copyrigh@Eka Budi
BAB
4
ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC)
DAN DIGTAL TO ANALOG CONVERTER (DAC)
(2 x Pertemuan)
PENDAHULUAN
Pada dasarnya data didalam mikroprosesor ataupun mikrokontroler selalu berbentuk
digital. Ini berbeda dengan dunia luar yang lazimnya mengenal data berbentuk analog, untuk
mendapatkan data digital kita membutuhkan suatu konverter analog ke digital (A/D), piranti
ini melakukan konversi tegangan atau konversi arus analog menjadi suatu kata digital.
Sebaliknya setelah selesai memproses datanya seringkali diperlukan suatu konversi
dari data digital kedalam tegangan atau arus analog, konversi ini memerlukan sebuah
konverter digital ke analog (D/A). Perantara analog (analog interface) merupakan perbatasan
antara data digital dan data analog atau antara mikrokontroler dengan dunia luarnya.
Didalam kebanyakan mikrokontroler dalam hal ini keluarga AVR pada umumnya
telah dilengkapi dengan ADC (Analog to Digital Converter) internal sehingga kita tidak perlu
lagi memasang chip ADC diluar mikrokontroler untuk kebutuhan perubahan sinyal analog
menjadi sinyal digital.
4. 1 Sinyal Analog Versus Sinyal Digital
Sinyal analog adalah sinyal yang memiliki variabel fisik yang berubah secara kontinu
pada variabel independennya. Umumnya variabel berbentuk fisik tersebut misalnya ucapan,
musik yang kita dengar, kelembaban suhu, intensitas cahaya dan lainnya, yang mana sinyal
tersebut terdapat disekitar kita.
Sasaran / Kompetensi :
- Menambah pengetahuan terhadap Sinyal Analog dan Sinyal Digital
- Memahami Proses yang terjadi didalam ADC
- Dasar – dasar penguat Operasional dan IC Komparator
- Menambah pengetahuan terhadap Konfigurasi ADC dengan Mikrokontroler
- Menambah pengetahuan terhadap proses perubahan D/A
- Memahami rangkaian DAC Binary – Weighted
- Memahami rangkaian DAC R -2 R Ladder
Copyrigh@Eka Budi
Sedangkan sinyal digital mempunyai variabel – variabel fisiknya hanya ditentukan
oleh nilai diskrit sesaat, terhadap variabel – variabel independennya. Sinyal ini mempunyai
pixel – pixel yang tersusun tidak kontinu. Sinyal digital merupakan sinyal yang sangat
penting karena semua sinyal yang direprentasikan dalam sistem – sistem digital, komputer,
dan mikrokontroler adalah dalam bentuk sinyal digital.
Berdasarkan hal tersebut maka hal yang sangat penting adalah bagaimana melakukan
representasi sinyal analog menggunakan sinyal digital dengan tepat. Misalnya bagaimana
suara manusia diubah menjadi sinyal digital yang sesuai sebelum dapat disajikan dengan
rangkaian – rangkaian digital switching pada sistem komunikasi telepon, atau bagaimana kita
merepresentasikan kelembaban suhu dan intensitas cahaya kedalam rangkaian digital,
sehingga kita dapat memonitoring kondisi suhu dan mengontrol suatu motor driver
berdasarkan intensitas cahaya tersebut.
Dengan contoh diatas, untuk itulah mengapa Analog to Digital Converter (ADC)
sangat diperlukan dan sangat penting dalam sistem – sistem digital yang berinteraksi dengan
lingkungan analog.
Proses yang terjadi dalam ADC adalah :
1. Sampling (Pencuplikan)
 Sampling adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data
kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap.
Laju sampling minimum dikenal dengan Nyquist Sampling Rate yang menyatakan
bahwa frekwensi sampling minimal harus dua kali lebih besar dari frekwensi tertinggi dari
sinyal yang di sampling tersebut.
Contoh : Misalnya suara manusia yang mempunyai komponen frekwensi dari sekitar 20 Hz
sampai 4000 Hz, maka berdasarkan teorema sample nyquist bahwa kita harus
melakukan sampling sinyal sedikitnya pada frekwensi 8000 Hz setiap detiknya.
2. Quantization
 Quantization adalah proses pengelompokkan data diskrit yang didapatkan pada
proses pertama kedalam kelompok – kelompok data.
Copyrigh@Eka Budi
 Kuantisasi dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital adalah proses pemetaan
nilai input seperti nilai pembulatan, yang mana setiap sistem digital mempunyai
jumlah bit yang digunakan sebagai unit dasar untuk merepresentasikan data, baik
data low (0) maupun data high (1).
Contoh : misal kita mempunyai 2 bit data, maka berarti kita dapat merepresentasikan empat
level yang berbeda yaitu : 00, 01, 10 dan 11. Demikian pula halnya untuk data 3 bit
berarti kita dapat merepresentasikan delapan level yang berbeda, dengan kata lain
kondisi data tersebut dapat direpresentasikan sebanyak 2n
Level.
 Misalkan jika ADC 8 bit, maka banyak level kuantisasi sinyal masukan dalam
sistem digital dapat dilakukan adalah 28
= 256 level kuantisasi
3. Encoding
 Encoding adalah mengkodekan data hasil kuantisasi kedalam bentuk digital atau
dalam bentuk biner.
 Misal kita menggunakan 8 bit untuk melakukan kuantisasi sebuah sinyal analog,
yang mana level kuantisasi ditentukan oleh 8 bit dan setiap sinyal yang di sample
adalah satu kuantisasi dari 256 level kuantisasi. Apabila sample pertama (sample
nilai 1) dipetakan pada level 2 maka kuantisasi adalah (00000010b) dan saple yang
kedua (sample nilai 2) dipetakan pada level 198 maka kuantisasi adalah
(11000110b)
Copyrigh@Eka Budi
4. 2 Dasar – dasar penguat Operasional
Penguat operasional (operasional amplifier disingkat op-amp) merupakan piranti yang
banyak digunakan dalam konverter A/D ataupun D/A, dengan kata lain hampir semua
rangkaian A/D ataupun D/A menggunakan Op-Amp.
Gambar (a) diatas merupakan sebuah op – amp membalik (inverter) dengan
hambatan masukan dan hambatan keluaran. Vin adalah tegangan masukan yang diukur
terhadap tanah, dan Vout adalah tegangan keluaran yang juga diukur terhadap tanah.
Berdasarkan hal tersebut, seluruh tegangan masukan akan terdapat pada hambatan masukan
yang berarti arus masukan dapat ditulis dengan rumus sbb :
a) Rangkaian penjumlahan Op-Amp
 Rangkaian penjumlahan pada op-amp merupakan suatu rangkaian yang mempunyai
arus keluaran sama dengan jumlah dari arus – arus masukan.
Copyrigh@Eka Budi
b) Rangkaian Komparator
 Rangkaian komparator berfungsi sebagai signal conditioning, yang artinya bahwa
sinyal tegangan yang dihasilkan akan dibandingkan dengan 2 input tegangan pada
opamp (apakah lebih besar atau lebih kecil), yang mana berupa tegangan logika 0
dan 5 V.
 pada dasarnya penguat operasional (opersional amplifier) umum digunakan sebagai
komparator untuk membandingkan amplitudo suatu tegangan dengan amplitudo
tegangan yang lain.
 Jika tegangan pada input inverter (V1) lebih besar dari pada input not inverter
(V2), maka outputnya sama dengan (-Vsat).
 Jika tegangan pada input inverter (V1) lebih kecil dari pada input not inverter
(V2), maka outputnya sama dengan (+Vsat)
Contoh : Diketahui hasil komparasi tegangan (Vsat ) dari operational amplifier
adalah ± 14 V, dan tegangan sumber (Vs) adalah ± 15 V, tegangan input
awal (V1) adalah 3V dan input lainnya (V2) adalah 4V. Berapa nilai
tegangan keluar (Vout)
 Contoh : Gambar Skema IC Komparator
Copyrigh@Eka Budi
 Penerapan IC Komparator terhadap Rangkaian Line Follower
 Prinsip Kerja rangkaian
4. 3 Analog To Digital Converter (ADC)
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode –
kode digital. ADC banyak digunakan sebagai komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/
pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan
analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan
sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal
analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Gambar. ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi
Pada saat mendeteksi adanya cahaya maka resistansi hambatan LDR menjadi kecil
sehingga ada arus yang mengalir melalui LDR yang akhirnya akan ada arus
menuju basis yang mengaktifkan transistor, serta menjalankan LED indikator dan
perubahan logika kaki kolektor transistor akan juga berfungsi sebagai input
menggerakan motor DC, sebaliknya jika pada saat LDR tidak mendeteksi adanya
cahaya maka motor DC akan mati.
Copyrigh@Eka Budi
a) Tegangan Referensi dan Step Size
 Tegangan referensi adalah membandingkan tegangan input satu dengan input
lainnya, tegangan ini dihubungkan dengan resolusi ADC untuk mempengaruhi Step
Size.
 Step Size adalah perubahan nilai terkecil yang dapat dirasakan/ dibedakan oleh
ADC, dengan akurasi abolut ditetapkan ± 2 LSB. Step Size didefenisikan sebagai
berikut :
Contoh : Jika suatu tegangan referensi dari Atmega32 adalah 5 VDC dan tersedia resolusi 10
bit untuk konversi. Berapakah akurasi absolutnya.
Pembahasan :
Satuan Elektronika
besaran Unit/ satuan simbol
Arus Amp (Ampere) A
milliAmpere mA
microAmpere μA
Tegangan/Voltage kilovolt kV
volt V
millivolt mV
microvolt μV
Daya (Power) megawatt MW
kilowatt kW
watt W
milliwatt mW
Diketahui : jumlah bit = 10 bit => 210
= 1024
Tegangan referensi = 5 V = 5000 mV
Step Size = Vref / 2b
= 5000 / 1024 = 4, 88 mV
Akurasi absolut yang ditetapkan ± 2 LSB = 9, 76 mV
b) Keluaran Digital
 Sinyal masukan analog ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai
keluaran digital untuk sinyal masukan ADC untuk resolusi 10 bit adalah.
Copyrigh@Eka Budi
Misal : Jika digunakan resolusi dan tegangan referensi internal Vref sebesar 2,56 V, dengan
sinyal masukan analog 2,5 V. Berapa sinyal digital yang akan diberikan untuk
resolusi 8 bit dan kemungkinan kode digital diberikan bila akurasi ± 2 LSB.
Pembahasan :
Contoh 1 :
Diketahui sebuah ADC 10 bit dengan Vref = 2, 56 Volt. Tentukan keluaran digital ADC jika
diberikan tegangan analog, Vanalog = 1, 4 Volt. Jika akurasi ADC adalah ± 2 LSB, Tentukan
kode digital lain yang mungkin dibangkitkan oleh ADC tersebut.
 Pembahasan :
c)Resolusi ADC
 adalah menentukan akurasi ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh
ADC 8 Bit akan memiliki output 8 Bit data digital. Ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 atau ( 2n
- 1) nilai diskrit.
 Misal :
Jika tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap
referensi adalah 60%. Tentukan tegangan sinyal digital yang dihasilkan jika
menggunakan ADC 8 bit.
 Pembahasan :
Copyrigh@Eka Budi
Latihan 1 :
a) Diketahui sebuah ADC 8 bit dengan Vref = 2,56 Volt. Tentukan keluaran digital ADC
jika diberikan tegangan analog, Vanalog = 1,7 Volt. Jika akurasi ADC adalah ± LSB,
berikan kode digital lain yang mungkin dibangkitkan oleh ADC tersebut
b) Jika diketahui sebuah ADC 1061 yang memiliki output 10 bit data digital, memiliki
tegangan referensi 5 Volt dengan rasio input terhadap referensi tersebut sebesar 50 %.
Tentukan tegangan sinyal digital yang dihasilkan dari ADC tersebut.
4. 4 Konfigurasi ADC
1) ADC Dengan ATmega
Mode operasi ADC Atmega umumnya terdiri dari dua macam yaitu konversi kontinu
(free running) dan konversi tunggal (single conversion).
a) Mode Konversi Kontinu
 Pada mode konversi kontinu (free running), konversi dilakukan secara terus
menerus (kontinu) dimana ADC membaca sampel tegangan masukan analog lalu
dikonversi dan hasilnya dimasukan ke register ADCH:ADCL terus menerus.
b) Mode Konversi Tunggal
 Pada mode konversi tunggal dilakukan sekali sampel tegangan masukan analog.
Bila ingin membaca lagi, maka harus disampel lagi.
Untuk menjalankan fitur pengubah sinyal analog ke digital maka diperlukan inisialisasi
yang melibatkan proses penetuan clock, tegangan referensi, format keluaran data serta mode
pembacaan. Register yang terkait dengan penetapan inisialisasi tersebut adalah register
ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status
Register A), dan SFIOR (Special Function IO Register). Register ADMUX adalah register 8
bit yang berfungsi menetapkan tegangan referensi ADC.
- Bit 7, bit 6 – REFS1, REF0 : Reference Selection Bit
 Bit – bit ini memilih tegangan referensi untuk ADC
- Bit 5 – ADLAR : ADC Left Adjust Result
 Bit ADLAR mempengaruhi presentasi hasil konversi ADC didalam register data
ADC (ADCH:ADCL)
- Bit 4:0 – MUX4:0: Kanal Analog dan bit – bit pemilihan
 Nilai bit – bit ini memilih kombinasi masukan analog yang dihubungkan ke ADC.
Copyrigh@Eka Budi
Kontrol register yang digunakan dalam ADC adalah ADC control and Status Register
(ADCSRA) yang mengendalikan fungsi ADC, dan ADC multiplexer select register
(ADMUX) yang mengendalikan input mana yang akan diukur.
Gambar. Definisi Bit ADCSRA
ADC membutuhkan frekuensi clock dengan rentang 50 kHz hingga 200 kHz untuk
beroperasi pada resolusi maksimum. Di luar rentang tersebut, ADC masih dapat
beroperasi, namun resolusinya berkurang. Bit 2, bit 1, bit 0 – ADPS2, ADPS1, ADPS0
menentukan faktor pembagian antara frekuensi XTAL dan clock masukan ke ADC.
Untuk memilih waktu konversi, kita dapat memilih salah satu dari : fosc/2, fosc/4,
fosc/8, fosc/16, fosc/32, fosc/64, fosc/128 untuk clock ADC, dimana fosc adalah frekuensi
kristal yang digunakan.
Gambar. Pemilihan Clock ADC
Copyrigh@Eka Budi
Contoh :
Berdasarkan gambar diatas, jika sebuah mikrokontroler AVR menggunakan kristal dengan
frekuensi 8 MHz. Hitung frekuensi ADC untuk :
(a) ADPS2:0 = 001
(b) ADPS2:0 = 100
(c) ADPS2:0 = 111
 Pembahasan :
(a) Karena dari tabel di atas ADPS2:0 = 001 memberikan CLKI/O /2 maka clock
ADC yang diaktifkan adalah sebesar 8 MHz/2 = 4 MHz = 4000 kHz, maka
bilangan 4 MHz tidak valid karena lebih besar dari 200 kHz (clock tersebut
tidak dapat digunakan)
(b) ADPS2:0 = 100 memberikan CLKI/O /16 maka clock ADC yang diaktifkan
adalah sebesar 8 MHz / 16 = 0, 5 MHz = 500 kHz (tidak dapat digunakan)
(c) ADPS2:0 = 111 memberikan CLKI/O /128 maka clock ADC yang diaktifkan
adalah sebesar 8 MHz/ 128 = 0,0625 MHz = 62,5 kHz ( clock ini dapat
digunakan karena rentang frekuensi dengan rentang 50 kHz hingga 200 kHz)
Gambar. Rangkaian ADC Atmega32 Dan Sensor Temperatur LM35
 Rangkaian tersebut merupakan program konversi sinyal analog ke digital dengan
menggunakan sensor temperatur LM35
Copyrigh@Eka Budi
2) ADC Dengan IC ADC Series
 Umumnya ADC digunakan sebagai perantara dari input, kebanyakan input
tersebut berupa analog (kebanyakan input tersebut adalah sensor) seperti sensor
suhu, cahaya, tekanan /berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan
menggunakan sistim digital (komputer). ADC0804 merupakan chip IC yang sering
digunakan didalam proses Analog To Digital Converter.
Gambar. Tipe rangkaian Schematic ADC0804
 Fungsi – fungsi dan keterangan dari IC ADC0804
- CS : Chip Select adalah input dengan aktif rendah yang digunakan untuk
mengaktifkan chip ADC0804. Agar kita dapat megakses chip ini, tentu saja
pin ini harus dibuat rendah terlebih dahulu
- RD(Read) : Pin ini adalah input dan aktif rendah. Setelah ADC melaksanankan tugas
peng-konversi-an, ADC akan menyimpan hasilnya pada register
internalnya. pin RD inilah yang digunakan untuk mengeluarkan data pada
register internal tersebut, keluar dari ADC0804 melalui pin D0-D7. Saat
CS=0, dan adanya pulsa tinggi-ke-rendah pada RD maka hasil konversi 8-
bit akan diteruskan pada pin D0-D7. Pin RD ini juga disebut sebagai
"Output Enable".
- WR(Write) : Pin ini adalah input aktif rendah yang digunakan untuk
menginformasikan ADC0804 untuk segera memulai konversi. Jika CS
= 0 dan ada pulsa tinggi-ke-rendah pada WR, maka ADC akan
memulai proses konversi nilai alnalog dari pin Vin menjadi nilai digital
8-bit. Lama waktu konversi tergantung besaran kompoenen yang kita
pasanag pada CLK IN dan CLK R seperti yang sudha dijelaska
sebellumya.Begitu konversi selesai maka pin INTR akan langsung oleh
ADC dibuat rendah.
- CLK IN & CLK R : CLK IN adalah pin input yang dihubungkan pada sumber clock
eksternal, jika kita mengunakan sumber clock eksternal untuk
pewaktuan/timming. Namun, ADC0804 juga memiliki pembangkit clock
sendiri di dalamnya. Untuk menggunakan pembangkit clock tersebut kita
Copyrigh@Eka Budi
hanya membutuhkan sebuah capasitor dan sebuah resistor yang
dihubugkan pada pin CLK IN dan CLK R tersebut.
- INTR (Interupt) : Pin ini adalah output pin dengan aktif rendah. Normalnya pin ini
adalah tinggi, dan input akan segera rendah hanya saat setelah selesainya proses
konversi. Pin ini biasanya digunakan untuk memberitahukan CPU bahwa konversi
telah selesai dan CPU bisa mengambil datanya pada pin-pin data.
- Vin(+) dan Vin(-) : Pin ini adalah 2 buah input deferensial di mana pada dasarnya
Vin = Vin(+) – Vin(-). Jika Vin(-) dihubungkan pada bumi (ground) maka berarti
nilai pada Vin(+) adalah sama dengan Vin, yakni nilai yang akan dikonversi.
- VCC : Pin ini adalah pin untuk catu daya 5 volts. Selain itu, jika pin 9 atau pin Vref/2
dibiarkan tidak terhubung maka tinggi tegangan Vcc inilah yang akan
dijadikan Vref nya.
- Vref/2 : Pin ini adalah input tegangan yang digunakan sebagai tegangan referensi.
Jika pin dibiarkan tidak terhubung, maka jangkauan tegangan input analog
adalah mulai dari 0 – 5 Volts.
Pin ini sangat penting jika kita ingin mengubah ADC digunskan dalam
jangkauan selain 0-5V tersebut. Misalnya agar ADC0804 dapat bekerja
dalam jangkauan 0 – 4 Volts, maka kita harus menggunakan pin ini dan
menghubungkannya pada tegangan 2 Volts.
Tabel. Menunjukkan jangkauan Vin dengan Vref/2 berbeda.
Vref (V) Vin (V) Ukuran Step (mV)
tdk terhubung )* 0 – 5 5/256 = 19.53
2.0 0 – 4 4/256 = 15.62
1.5 0 – 3 3/256 = 11.71
1.28 0 – 2.56 2.56/256 = 10
1.0 0 – 2 2/256 = 1.81
0.5 0 – 1 1/256 = 3.90
Catatan : * Saat tidak terhubung (terbuka) Vref/2 terukur 2,56 secara internal diukur
terhadap VCC = 5 Volt. Untuk mengurangi noise pada tegangan dapat
menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2, 56 Volt
 Contoh : Penerapan Rangkaian menggunakan ADC0804
Copyrigh@Eka Budi
 Contoh : Rangkaian ADC IC Komparator Pendeteksi Garis dengan Arduino
4. 5 Digital To Analog Converter (DAC)
Fungsi DAC (Digital to Analog Converter) adalah mengubah (mengkonversi)
sinyal digital menjadi sinyal analog. DAC (Digital to Analog Convertion) adalah
perangkat atau rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat
digital (kode – kode biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari
isyarat digital tersebut.
Konversi dari digital ke analog atau dari analog ke digital adalah cara agar dunia
digital dan dunia fisik agar dapat terhubung, sehingga apa yang terjadi secara fisik
dapat diterjemahkan secara digital, dan apa yang diterima secara digital dapat
dinyatakan kembali dalam dunia fisik. Hubungan antara DAC dan ADC ditunjukan
pada gambar berikut :
Copyrigh@Eka Budi
DAC (digital to Analog Convertion) dapat dibangun menggunakan penguat
penjumlah inverting dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) yang diberikan
sinyal input berupa data logika digital (0 dan 1). Blok diagram DAC ditunjukkan
pada gambar, di bawah ini:
Gambar. Blok Diagram DAC
Suatu konverter D/A menggunakan rangkaian penjumlahan Op – amp (summing
omplifier) baik penguat inverter maupun penguat non – inverter , dengan memakai
sejumlah hambatan masukan yang diberi bobot dalam deret biner.
 Rangkaian penguat inverting ditunjukan pada gambar berikut :
 Rangkaian penguat non – inverting ditunjukan pada gambar berikut :
Copyrigh@Eka Budi
 Rangkaian penguat penjumlah (summing amplifier) ditunjukan pada gambar
berikut :
4. 5. 1 Jenis – Jenis DAC
a) Binary-Weighted DAC (Digital To Analog Converter)
 Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor
dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar berikut.
Gambar. Binary – weighted D/A Converter
 Prinsip dasar dari rangkaian ini adalah rangkaian penjumlah (summing circuit)
yang dibentuk dengan menggunakan Operasional Amplifier.
 Penentuan nilai resistor dari input – input dalam hal ini D0, D1, D2, dan D3 Pada
DAC Binary Weight Resistor adalah sebagai berikut :
- nilai R yang ada di D1 adalah ½ dari nilai yang ada di Do
- nilai R yang ada di D2 adalah ½ dari nilai yang ada di D1
- nilai R pada D3 adalah ½ dari nilai D2, dan seterusnya.
Penentuan nilai R yang seperti itu adalah untuk mendapatkan Vout yang linier (
kenaikan per stepnya tetap). Nilai D = 0 jika saklar terbuka dan nilai D = 1 jika saklar
Copyrigh@Eka Budi
tertutup. Berdasarkan gambar rangkaian diatas diumpamakan switch pada D0 s/d D3 adalah
input, maka didapatkan kemungkinan output (Vout) 24
= 16 kemungkinan dalam hal ini skala
0 – 15, adapun tabelnya adalah sebagai berikut :
Tabel. Konversi Digital /Analog 4 input
Contoh : Jika diketahui input berdasarkan tabel diatas D3D2D1D0 = 1011, tegangan dan
hambatan berdasarkan gambar rangkaian. Ditanya hitung tegangan keluar (Vout)
untuk kondisi tersebut.
 Pembahasan :
Untuk mendapatkan keluaran (Vout) yang linear, umumnya hambatan keluaran (Rf)
berbanding 1/5 terhadap hambatan masukan R0 . Nilai R0 = 5 x Rf , nilai R1=1/2 dari R0 ,
Nilai R2 = ½ dari R1 , dan seterusnya.
Copyrigh@Eka Budi
Contoh : Jika diketahui sebuah rangkaian Binary – Weighted 3 input seperti gambar dibawah,
dimana switch S0 dan S2 adalah terbuka, dan switch S1 adalah tertutup. Tegangan
masukan (Vin) 5 Volt dan hambatan keluaran 40 kΩ . Hitung tegangan keluar
(Vout).
 Pembahasan :
Latihan 2 : Hitung Vout untuk switch/saklar berikut, jika Rf = 10 kΩ dan Vin = 5 Volt
No S3 S2 S1 S0 Vout
1 0 1 1 0
2 0 1 1 1
3 1 1 0 0
4 1 0 1 0
5 1 1 0 1
b) R – 2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter)
 Pada rangkaian R – 2R Ladder, hanya dua nilai resistor yang diperlukan,
yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10 atau 12
bit. Rangkaian R – 2R Ladder ditunjukkan pada gambar berikut :
Copyrigh@Eka Budi
Gambar. Rangkaian R/2R Ladder DAC
Pada DAC jenis R – 2R Leader pemasangan nilai resistor pada input – input nya adalah
2 – 2R, jadi kalau nilai R = 10 k maka 2R nya dipasang 20k.
 Prinsip kerja dari rangkaian R – 2R Ladder adalah sebagai berikut :
Informasi digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai
kondisi “1” (sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan
menyebabkan perubahan arus yang mengalir melalui R9 sesuai dengan nilai ekivalen
biner-nya . Sebagai contoh, jika D0 =0, D1 =0, D2 = 0 dan D3 =1, maka R1 akan paralel
dengan R5 menghasilkan 10 k . Selanjutnya 10 k ini seri dengan R6 = 10 k maka
menghasilkan 20 k. 20 k ini paralel dengan R2 menghasilkan 10 k , dan seterusnya
sampai R7, R3 dan R8.
Rangkaian R – 2R Leader ini dibentuk karena untuk mengatasi hambatan besar
pada resistor yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah. Sehingga rangkaian
tersebut pada dasarnya hanya menggunakan atau membutuhkan dua nilai resistor (dua
hambatan), seperti gambar berikut :
Copyrigh@Eka Budi
 Rumus Persamaan menghitung Vout Analog untuk rangkaian DAC 2 – 2R
Contoh : Berdasarkan gambar rangkaian R – 2R Leader diatas, jika switch/ saklar sebagai
input D0D1D2D3. Hitung Vout Analog untuk input :
a) 0110
b) 1010
 Pembahasan :
a)
b)
Latihan 3 :
Berdasarkan gambar rangkaian R – 2R Leader diatas, hitung Vout Analog untuk
switch/ saklar sebagai berikut :
No S3 S2 S1 S0 Vout
1 0 1 0 0
2 0 1 1 1
3 1 1 0 0
4 1 1 0 1
Copyrigh@Eka Budi
Contoh : Aplikasi Pengontrolan ADC & DAC
 Script Program :
Copyrigh@Eka Budi
Copyrigh@Eka Budi
Daftar Referensi :
Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar
Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga
Syahrul. Cetakan Pertama. 2014. “ Pemograman Mikrokontroler AVR Bahasa Assembly
dan C “ Penerbit Informatika Bandung
Singgih Adhi Nugroho. 2013. “ Detektor Suhu Ruangan Dengan Tombol Pengatur
Manual Berbasis Mikrokontroler AT89S51.” Seminar Riset Unggulan Nasional
Informatika dan Komputer FTI UNSA
LAB PTE - 05 (PTEL626). “ Modul ADC – ANALOG TO DIGITAL CONVERTER.”
Universitas Negeri Malang
Jonny dan Ayipto. Tugas Akhir. 2009. “ROBOT PENJELAJAH MEMAKAI SISTEM
REMOTE CONTROL BERBASIS IC DAC 0808 DAN ADC 0804.” PROGRAM
STUDI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK BATAM
Mada Sanjaya WS, Ph.D. 2013. “Membuat Robot bersama Profesor Bolabot.” Penerbit
Gava Media. Yogyakarta
Mada Sanjaya WS, Ph.D. 2016. “Panduan Praktis Pemograman Robot Vision
Menggunakan Matlab dan IDE Arduino.” Penerbit Andi. Yogyakarta

More Related Content

What's hot

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaDiana Fauziyah
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeterSimon Patabang
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Ishardi Nassogi
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2sinta novita
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)noussevarenna
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Ferdi Dirgantara
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedanceampas03
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliUniv of Jember
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Annisa Icha
 
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.Kevin Adit
 

What's hot (20)

Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasa
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
 
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
 
Makalah adc
Makalah adcMakalah adc
Makalah adc
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM) Materi Amplitude Modulation (AM)
Materi Amplitude Modulation (AM)
 
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor1 karakteristik sensor
1 karakteristik sensor
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
 
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
contoh-soal-motor-induksi-satu-phasa.
 

Similar to Adc dan dac lanjutan

Pengertian sinyal
Pengertian sinyalPengertian sinyal
Pengertian sinyalDina Aprila
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)akbar010
 
Digital sebelum UTS.pdf
Digital sebelum UTS.pdfDigital sebelum UTS.pdf
Digital sebelum UTS.pdfMaulanaAzriel1
 
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptx
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptxDAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptx
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptxAkbarRayhan2
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)akbar010
 
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapan
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapanPeripheral peripheral jaringan pada komputer terapan
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapanAgus Lawolo
 
Laporan elektronoka & instrumentasi
Laporan elektronoka & instrumentasiLaporan elektronoka & instrumentasi
Laporan elektronoka & instrumentasiAfif Demagic
 
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptxADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptxAlihkwaDanaRangkuti
 
Kk1 (elektronika analog dan digital)
Kk1 (elektronika analog dan digital)Kk1 (elektronika analog dan digital)
Kk1 (elektronika analog dan digital)Danial Ahadian
 
Presentasi insel kelompok 3
Presentasi insel kelompok 3Presentasi insel kelompok 3
Presentasi insel kelompok 3Noviaris Hapsari
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layerPur Lhye
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6Enchenk
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layerhasbiyah
 

Similar to Adc dan dac lanjutan (20)

Pengertian sinyal
Pengertian sinyalPengertian sinyal
Pengertian sinyal
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
Bu eka bab 7
Bu eka bab 7Bu eka bab 7
Bu eka bab 7
 
Makalah Sinyal digital dan analog
Makalah Sinyal digital dan analogMakalah Sinyal digital dan analog
Makalah Sinyal digital dan analog
 
Digital sebelum UTS.pdf
Digital sebelum UTS.pdfDigital sebelum UTS.pdf
Digital sebelum UTS.pdf
 
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptx
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptxDAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptx
DAC (DIGITAL TO ANALOG CONVERTER).pptx
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapan
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapanPeripheral peripheral jaringan pada komputer terapan
Peripheral peripheral jaringan pada komputer terapan
 
Laporan elektronoka & instrumentasi
Laporan elektronoka & instrumentasiLaporan elektronoka & instrumentasi
Laporan elektronoka & instrumentasi
 
Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)Adc (analog to digital converter)
Adc (analog to digital converter)
 
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptxADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER).pptx
 
Kk1
Kk1Kk1
Kk1
 
Kk1 (elektronika analog dan digital)
Kk1 (elektronika analog dan digital)Kk1 (elektronika analog dan digital)
Kk1 (elektronika analog dan digital)
 
06 jurnal anita
06 jurnal anita06 jurnal anita
06 jurnal anita
 
bab 8
 bab 8 bab 8
bab 8
 
Presentasi insel kelompok 3
Presentasi insel kelompok 3Presentasi insel kelompok 3
Presentasi insel kelompok 3
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layer
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layer
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Physical layer
Physical layerPhysical layer
Physical layer
 

More from personal

Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)personal
 
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisiBab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisipersonal
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adderpersonal
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materipersonal
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerpersonal
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughpersonal
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1personal
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2personal
 

More from personal (9)

Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
 
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisiBab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
 
Ketentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materiKetentuan quis dan informasi materi
Ketentuan quis dan informasi materi
 
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontrolerModul simulasi pemograman mikrokontroler
Modul simulasi pemograman mikrokontroler
 
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaughPertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
Pertemuan 3 aljabar boole dan peta karnaugh
 
Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1Modul sistem digital bagian 1
Modul sistem digital bagian 1
 
Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2Sistem digital bagian 2
Sistem digital bagian 2
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Adc dan dac lanjutan

  • 1. Copyrigh@Eka Budi BAB 4 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC) DAN DIGTAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) (2 x Pertemuan) PENDAHULUAN Pada dasarnya data didalam mikroprosesor ataupun mikrokontroler selalu berbentuk digital. Ini berbeda dengan dunia luar yang lazimnya mengenal data berbentuk analog, untuk mendapatkan data digital kita membutuhkan suatu konverter analog ke digital (A/D), piranti ini melakukan konversi tegangan atau konversi arus analog menjadi suatu kata digital. Sebaliknya setelah selesai memproses datanya seringkali diperlukan suatu konversi dari data digital kedalam tegangan atau arus analog, konversi ini memerlukan sebuah konverter digital ke analog (D/A). Perantara analog (analog interface) merupakan perbatasan antara data digital dan data analog atau antara mikrokontroler dengan dunia luarnya. Didalam kebanyakan mikrokontroler dalam hal ini keluarga AVR pada umumnya telah dilengkapi dengan ADC (Analog to Digital Converter) internal sehingga kita tidak perlu lagi memasang chip ADC diluar mikrokontroler untuk kebutuhan perubahan sinyal analog menjadi sinyal digital. 4. 1 Sinyal Analog Versus Sinyal Digital Sinyal analog adalah sinyal yang memiliki variabel fisik yang berubah secara kontinu pada variabel independennya. Umumnya variabel berbentuk fisik tersebut misalnya ucapan, musik yang kita dengar, kelembaban suhu, intensitas cahaya dan lainnya, yang mana sinyal tersebut terdapat disekitar kita. Sasaran / Kompetensi : - Menambah pengetahuan terhadap Sinyal Analog dan Sinyal Digital - Memahami Proses yang terjadi didalam ADC - Dasar – dasar penguat Operasional dan IC Komparator - Menambah pengetahuan terhadap Konfigurasi ADC dengan Mikrokontroler - Menambah pengetahuan terhadap proses perubahan D/A - Memahami rangkaian DAC Binary – Weighted - Memahami rangkaian DAC R -2 R Ladder
  • 2. Copyrigh@Eka Budi Sedangkan sinyal digital mempunyai variabel – variabel fisiknya hanya ditentukan oleh nilai diskrit sesaat, terhadap variabel – variabel independennya. Sinyal ini mempunyai pixel – pixel yang tersusun tidak kontinu. Sinyal digital merupakan sinyal yang sangat penting karena semua sinyal yang direprentasikan dalam sistem – sistem digital, komputer, dan mikrokontroler adalah dalam bentuk sinyal digital. Berdasarkan hal tersebut maka hal yang sangat penting adalah bagaimana melakukan representasi sinyal analog menggunakan sinyal digital dengan tepat. Misalnya bagaimana suara manusia diubah menjadi sinyal digital yang sesuai sebelum dapat disajikan dengan rangkaian – rangkaian digital switching pada sistem komunikasi telepon, atau bagaimana kita merepresentasikan kelembaban suhu dan intensitas cahaya kedalam rangkaian digital, sehingga kita dapat memonitoring kondisi suhu dan mengontrol suatu motor driver berdasarkan intensitas cahaya tersebut. Dengan contoh diatas, untuk itulah mengapa Analog to Digital Converter (ADC) sangat diperlukan dan sangat penting dalam sistem – sistem digital yang berinteraksi dengan lingkungan analog. Proses yang terjadi dalam ADC adalah : 1. Sampling (Pencuplikan)  Sampling adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap. Laju sampling minimum dikenal dengan Nyquist Sampling Rate yang menyatakan bahwa frekwensi sampling minimal harus dua kali lebih besar dari frekwensi tertinggi dari sinyal yang di sampling tersebut. Contoh : Misalnya suara manusia yang mempunyai komponen frekwensi dari sekitar 20 Hz sampai 4000 Hz, maka berdasarkan teorema sample nyquist bahwa kita harus melakukan sampling sinyal sedikitnya pada frekwensi 8000 Hz setiap detiknya. 2. Quantization  Quantization adalah proses pengelompokkan data diskrit yang didapatkan pada proses pertama kedalam kelompok – kelompok data.
  • 3. Copyrigh@Eka Budi  Kuantisasi dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital adalah proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan, yang mana setiap sistem digital mempunyai jumlah bit yang digunakan sebagai unit dasar untuk merepresentasikan data, baik data low (0) maupun data high (1). Contoh : misal kita mempunyai 2 bit data, maka berarti kita dapat merepresentasikan empat level yang berbeda yaitu : 00, 01, 10 dan 11. Demikian pula halnya untuk data 3 bit berarti kita dapat merepresentasikan delapan level yang berbeda, dengan kata lain kondisi data tersebut dapat direpresentasikan sebanyak 2n Level.  Misalkan jika ADC 8 bit, maka banyak level kuantisasi sinyal masukan dalam sistem digital dapat dilakukan adalah 28 = 256 level kuantisasi 3. Encoding  Encoding adalah mengkodekan data hasil kuantisasi kedalam bentuk digital atau dalam bentuk biner.  Misal kita menggunakan 8 bit untuk melakukan kuantisasi sebuah sinyal analog, yang mana level kuantisasi ditentukan oleh 8 bit dan setiap sinyal yang di sample adalah satu kuantisasi dari 256 level kuantisasi. Apabila sample pertama (sample nilai 1) dipetakan pada level 2 maka kuantisasi adalah (00000010b) dan saple yang kedua (sample nilai 2) dipetakan pada level 198 maka kuantisasi adalah (11000110b)
  • 4. Copyrigh@Eka Budi 4. 2 Dasar – dasar penguat Operasional Penguat operasional (operasional amplifier disingkat op-amp) merupakan piranti yang banyak digunakan dalam konverter A/D ataupun D/A, dengan kata lain hampir semua rangkaian A/D ataupun D/A menggunakan Op-Amp. Gambar (a) diatas merupakan sebuah op – amp membalik (inverter) dengan hambatan masukan dan hambatan keluaran. Vin adalah tegangan masukan yang diukur terhadap tanah, dan Vout adalah tegangan keluaran yang juga diukur terhadap tanah. Berdasarkan hal tersebut, seluruh tegangan masukan akan terdapat pada hambatan masukan yang berarti arus masukan dapat ditulis dengan rumus sbb : a) Rangkaian penjumlahan Op-Amp  Rangkaian penjumlahan pada op-amp merupakan suatu rangkaian yang mempunyai arus keluaran sama dengan jumlah dari arus – arus masukan.
  • 5. Copyrigh@Eka Budi b) Rangkaian Komparator  Rangkaian komparator berfungsi sebagai signal conditioning, yang artinya bahwa sinyal tegangan yang dihasilkan akan dibandingkan dengan 2 input tegangan pada opamp (apakah lebih besar atau lebih kecil), yang mana berupa tegangan logika 0 dan 5 V.  pada dasarnya penguat operasional (opersional amplifier) umum digunakan sebagai komparator untuk membandingkan amplitudo suatu tegangan dengan amplitudo tegangan yang lain.  Jika tegangan pada input inverter (V1) lebih besar dari pada input not inverter (V2), maka outputnya sama dengan (-Vsat).  Jika tegangan pada input inverter (V1) lebih kecil dari pada input not inverter (V2), maka outputnya sama dengan (+Vsat) Contoh : Diketahui hasil komparasi tegangan (Vsat ) dari operational amplifier adalah ± 14 V, dan tegangan sumber (Vs) adalah ± 15 V, tegangan input awal (V1) adalah 3V dan input lainnya (V2) adalah 4V. Berapa nilai tegangan keluar (Vout)  Contoh : Gambar Skema IC Komparator
  • 6. Copyrigh@Eka Budi  Penerapan IC Komparator terhadap Rangkaian Line Follower  Prinsip Kerja rangkaian 4. 3 Analog To Digital Converter (ADC) Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS). Gambar. ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi Pada saat mendeteksi adanya cahaya maka resistansi hambatan LDR menjadi kecil sehingga ada arus yang mengalir melalui LDR yang akhirnya akan ada arus menuju basis yang mengaktifkan transistor, serta menjalankan LED indikator dan perubahan logika kaki kolektor transistor akan juga berfungsi sebagai input menggerakan motor DC, sebaliknya jika pada saat LDR tidak mendeteksi adanya cahaya maka motor DC akan mati.
  • 7. Copyrigh@Eka Budi a) Tegangan Referensi dan Step Size  Tegangan referensi adalah membandingkan tegangan input satu dengan input lainnya, tegangan ini dihubungkan dengan resolusi ADC untuk mempengaruhi Step Size.  Step Size adalah perubahan nilai terkecil yang dapat dirasakan/ dibedakan oleh ADC, dengan akurasi abolut ditetapkan ± 2 LSB. Step Size didefenisikan sebagai berikut : Contoh : Jika suatu tegangan referensi dari Atmega32 adalah 5 VDC dan tersedia resolusi 10 bit untuk konversi. Berapakah akurasi absolutnya. Pembahasan : Satuan Elektronika besaran Unit/ satuan simbol Arus Amp (Ampere) A milliAmpere mA microAmpere μA Tegangan/Voltage kilovolt kV volt V millivolt mV microvolt μV Daya (Power) megawatt MW kilowatt kW watt W milliwatt mW Diketahui : jumlah bit = 10 bit => 210 = 1024 Tegangan referensi = 5 V = 5000 mV Step Size = Vref / 2b = 5000 / 1024 = 4, 88 mV Akurasi absolut yang ditetapkan ± 2 LSB = 9, 76 mV b) Keluaran Digital  Sinyal masukan analog ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai keluaran digital untuk sinyal masukan ADC untuk resolusi 10 bit adalah.
  • 8. Copyrigh@Eka Budi Misal : Jika digunakan resolusi dan tegangan referensi internal Vref sebesar 2,56 V, dengan sinyal masukan analog 2,5 V. Berapa sinyal digital yang akan diberikan untuk resolusi 8 bit dan kemungkinan kode digital diberikan bila akurasi ± 2 LSB. Pembahasan : Contoh 1 : Diketahui sebuah ADC 10 bit dengan Vref = 2, 56 Volt. Tentukan keluaran digital ADC jika diberikan tegangan analog, Vanalog = 1, 4 Volt. Jika akurasi ADC adalah ± 2 LSB, Tentukan kode digital lain yang mungkin dibangkitkan oleh ADC tersebut.  Pembahasan : c)Resolusi ADC  adalah menentukan akurasi ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh ADC 8 Bit akan memiliki output 8 Bit data digital. Ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 atau ( 2n - 1) nilai diskrit.  Misal : Jika tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Tentukan tegangan sinyal digital yang dihasilkan jika menggunakan ADC 8 bit.  Pembahasan :
  • 9. Copyrigh@Eka Budi Latihan 1 : a) Diketahui sebuah ADC 8 bit dengan Vref = 2,56 Volt. Tentukan keluaran digital ADC jika diberikan tegangan analog, Vanalog = 1,7 Volt. Jika akurasi ADC adalah ± LSB, berikan kode digital lain yang mungkin dibangkitkan oleh ADC tersebut b) Jika diketahui sebuah ADC 1061 yang memiliki output 10 bit data digital, memiliki tegangan referensi 5 Volt dengan rasio input terhadap referensi tersebut sebesar 50 %. Tentukan tegangan sinyal digital yang dihasilkan dari ADC tersebut. 4. 4 Konfigurasi ADC 1) ADC Dengan ATmega Mode operasi ADC Atmega umumnya terdiri dari dua macam yaitu konversi kontinu (free running) dan konversi tunggal (single conversion). a) Mode Konversi Kontinu  Pada mode konversi kontinu (free running), konversi dilakukan secara terus menerus (kontinu) dimana ADC membaca sampel tegangan masukan analog lalu dikonversi dan hasilnya dimasukan ke register ADCH:ADCL terus menerus. b) Mode Konversi Tunggal  Pada mode konversi tunggal dilakukan sekali sampel tegangan masukan analog. Bila ingin membaca lagi, maka harus disampel lagi. Untuk menjalankan fitur pengubah sinyal analog ke digital maka diperlukan inisialisasi yang melibatkan proses penetuan clock, tegangan referensi, format keluaran data serta mode pembacaan. Register yang terkait dengan penetapan inisialisasi tersebut adalah register ADMUX (ADC Multiplexer Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status Register A), dan SFIOR (Special Function IO Register). Register ADMUX adalah register 8 bit yang berfungsi menetapkan tegangan referensi ADC. - Bit 7, bit 6 – REFS1, REF0 : Reference Selection Bit  Bit – bit ini memilih tegangan referensi untuk ADC - Bit 5 – ADLAR : ADC Left Adjust Result  Bit ADLAR mempengaruhi presentasi hasil konversi ADC didalam register data ADC (ADCH:ADCL) - Bit 4:0 – MUX4:0: Kanal Analog dan bit – bit pemilihan  Nilai bit – bit ini memilih kombinasi masukan analog yang dihubungkan ke ADC.
  • 10. Copyrigh@Eka Budi Kontrol register yang digunakan dalam ADC adalah ADC control and Status Register (ADCSRA) yang mengendalikan fungsi ADC, dan ADC multiplexer select register (ADMUX) yang mengendalikan input mana yang akan diukur. Gambar. Definisi Bit ADCSRA ADC membutuhkan frekuensi clock dengan rentang 50 kHz hingga 200 kHz untuk beroperasi pada resolusi maksimum. Di luar rentang tersebut, ADC masih dapat beroperasi, namun resolusinya berkurang. Bit 2, bit 1, bit 0 – ADPS2, ADPS1, ADPS0 menentukan faktor pembagian antara frekuensi XTAL dan clock masukan ke ADC. Untuk memilih waktu konversi, kita dapat memilih salah satu dari : fosc/2, fosc/4, fosc/8, fosc/16, fosc/32, fosc/64, fosc/128 untuk clock ADC, dimana fosc adalah frekuensi kristal yang digunakan. Gambar. Pemilihan Clock ADC
  • 11. Copyrigh@Eka Budi Contoh : Berdasarkan gambar diatas, jika sebuah mikrokontroler AVR menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz. Hitung frekuensi ADC untuk : (a) ADPS2:0 = 001 (b) ADPS2:0 = 100 (c) ADPS2:0 = 111  Pembahasan : (a) Karena dari tabel di atas ADPS2:0 = 001 memberikan CLKI/O /2 maka clock ADC yang diaktifkan adalah sebesar 8 MHz/2 = 4 MHz = 4000 kHz, maka bilangan 4 MHz tidak valid karena lebih besar dari 200 kHz (clock tersebut tidak dapat digunakan) (b) ADPS2:0 = 100 memberikan CLKI/O /16 maka clock ADC yang diaktifkan adalah sebesar 8 MHz / 16 = 0, 5 MHz = 500 kHz (tidak dapat digunakan) (c) ADPS2:0 = 111 memberikan CLKI/O /128 maka clock ADC yang diaktifkan adalah sebesar 8 MHz/ 128 = 0,0625 MHz = 62,5 kHz ( clock ini dapat digunakan karena rentang frekuensi dengan rentang 50 kHz hingga 200 kHz) Gambar. Rangkaian ADC Atmega32 Dan Sensor Temperatur LM35  Rangkaian tersebut merupakan program konversi sinyal analog ke digital dengan menggunakan sensor temperatur LM35
  • 12. Copyrigh@Eka Budi 2) ADC Dengan IC ADC Series  Umumnya ADC digunakan sebagai perantara dari input, kebanyakan input tersebut berupa analog (kebanyakan input tersebut adalah sensor) seperti sensor suhu, cahaya, tekanan /berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer). ADC0804 merupakan chip IC yang sering digunakan didalam proses Analog To Digital Converter. Gambar. Tipe rangkaian Schematic ADC0804  Fungsi – fungsi dan keterangan dari IC ADC0804 - CS : Chip Select adalah input dengan aktif rendah yang digunakan untuk mengaktifkan chip ADC0804. Agar kita dapat megakses chip ini, tentu saja pin ini harus dibuat rendah terlebih dahulu - RD(Read) : Pin ini adalah input dan aktif rendah. Setelah ADC melaksanankan tugas peng-konversi-an, ADC akan menyimpan hasilnya pada register internalnya. pin RD inilah yang digunakan untuk mengeluarkan data pada register internal tersebut, keluar dari ADC0804 melalui pin D0-D7. Saat CS=0, dan adanya pulsa tinggi-ke-rendah pada RD maka hasil konversi 8- bit akan diteruskan pada pin D0-D7. Pin RD ini juga disebut sebagai "Output Enable". - WR(Write) : Pin ini adalah input aktif rendah yang digunakan untuk menginformasikan ADC0804 untuk segera memulai konversi. Jika CS = 0 dan ada pulsa tinggi-ke-rendah pada WR, maka ADC akan memulai proses konversi nilai alnalog dari pin Vin menjadi nilai digital 8-bit. Lama waktu konversi tergantung besaran kompoenen yang kita pasanag pada CLK IN dan CLK R seperti yang sudha dijelaska sebellumya.Begitu konversi selesai maka pin INTR akan langsung oleh ADC dibuat rendah. - CLK IN & CLK R : CLK IN adalah pin input yang dihubungkan pada sumber clock eksternal, jika kita mengunakan sumber clock eksternal untuk pewaktuan/timming. Namun, ADC0804 juga memiliki pembangkit clock sendiri di dalamnya. Untuk menggunakan pembangkit clock tersebut kita
  • 13. Copyrigh@Eka Budi hanya membutuhkan sebuah capasitor dan sebuah resistor yang dihubugkan pada pin CLK IN dan CLK R tersebut. - INTR (Interupt) : Pin ini adalah output pin dengan aktif rendah. Normalnya pin ini adalah tinggi, dan input akan segera rendah hanya saat setelah selesainya proses konversi. Pin ini biasanya digunakan untuk memberitahukan CPU bahwa konversi telah selesai dan CPU bisa mengambil datanya pada pin-pin data. - Vin(+) dan Vin(-) : Pin ini adalah 2 buah input deferensial di mana pada dasarnya Vin = Vin(+) – Vin(-). Jika Vin(-) dihubungkan pada bumi (ground) maka berarti nilai pada Vin(+) adalah sama dengan Vin, yakni nilai yang akan dikonversi. - VCC : Pin ini adalah pin untuk catu daya 5 volts. Selain itu, jika pin 9 atau pin Vref/2 dibiarkan tidak terhubung maka tinggi tegangan Vcc inilah yang akan dijadikan Vref nya. - Vref/2 : Pin ini adalah input tegangan yang digunakan sebagai tegangan referensi. Jika pin dibiarkan tidak terhubung, maka jangkauan tegangan input analog adalah mulai dari 0 – 5 Volts. Pin ini sangat penting jika kita ingin mengubah ADC digunskan dalam jangkauan selain 0-5V tersebut. Misalnya agar ADC0804 dapat bekerja dalam jangkauan 0 – 4 Volts, maka kita harus menggunakan pin ini dan menghubungkannya pada tegangan 2 Volts. Tabel. Menunjukkan jangkauan Vin dengan Vref/2 berbeda. Vref (V) Vin (V) Ukuran Step (mV) tdk terhubung )* 0 – 5 5/256 = 19.53 2.0 0 – 4 4/256 = 15.62 1.5 0 – 3 3/256 = 11.71 1.28 0 – 2.56 2.56/256 = 10 1.0 0 – 2 2/256 = 1.81 0.5 0 – 1 1/256 = 3.90 Catatan : * Saat tidak terhubung (terbuka) Vref/2 terukur 2,56 secara internal diukur terhadap VCC = 5 Volt. Untuk mengurangi noise pada tegangan dapat menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2, 56 Volt  Contoh : Penerapan Rangkaian menggunakan ADC0804
  • 14. Copyrigh@Eka Budi  Contoh : Rangkaian ADC IC Komparator Pendeteksi Garis dengan Arduino 4. 5 Digital To Analog Converter (DAC) Fungsi DAC (Digital to Analog Converter) adalah mengubah (mengkonversi) sinyal digital menjadi sinyal analog. DAC (Digital to Analog Convertion) adalah perangkat atau rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode – kode biner) menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat digital tersebut. Konversi dari digital ke analog atau dari analog ke digital adalah cara agar dunia digital dan dunia fisik agar dapat terhubung, sehingga apa yang terjadi secara fisik dapat diterjemahkan secara digital, dan apa yang diterima secara digital dapat dinyatakan kembali dalam dunia fisik. Hubungan antara DAC dan ADC ditunjukan pada gambar berikut :
  • 15. Copyrigh@Eka Budi DAC (digital to Analog Convertion) dapat dibangun menggunakan penguat penjumlah inverting dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) yang diberikan sinyal input berupa data logika digital (0 dan 1). Blok diagram DAC ditunjukkan pada gambar, di bawah ini: Gambar. Blok Diagram DAC Suatu konverter D/A menggunakan rangkaian penjumlahan Op – amp (summing omplifier) baik penguat inverter maupun penguat non – inverter , dengan memakai sejumlah hambatan masukan yang diberi bobot dalam deret biner.  Rangkaian penguat inverting ditunjukan pada gambar berikut :  Rangkaian penguat non – inverting ditunjukan pada gambar berikut :
  • 16. Copyrigh@Eka Budi  Rangkaian penguat penjumlah (summing amplifier) ditunjukan pada gambar berikut : 4. 5. 1 Jenis – Jenis DAC a) Binary-Weighted DAC (Digital To Analog Converter)  Suatu rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari beberapa Resistor dan Operational Amplifier (Op-Amp) seperti gambar berikut. Gambar. Binary – weighted D/A Converter  Prinsip dasar dari rangkaian ini adalah rangkaian penjumlah (summing circuit) yang dibentuk dengan menggunakan Operasional Amplifier.  Penentuan nilai resistor dari input – input dalam hal ini D0, D1, D2, dan D3 Pada DAC Binary Weight Resistor adalah sebagai berikut : - nilai R yang ada di D1 adalah ½ dari nilai yang ada di Do - nilai R yang ada di D2 adalah ½ dari nilai yang ada di D1 - nilai R pada D3 adalah ½ dari nilai D2, dan seterusnya. Penentuan nilai R yang seperti itu adalah untuk mendapatkan Vout yang linier ( kenaikan per stepnya tetap). Nilai D = 0 jika saklar terbuka dan nilai D = 1 jika saklar
  • 17. Copyrigh@Eka Budi tertutup. Berdasarkan gambar rangkaian diatas diumpamakan switch pada D0 s/d D3 adalah input, maka didapatkan kemungkinan output (Vout) 24 = 16 kemungkinan dalam hal ini skala 0 – 15, adapun tabelnya adalah sebagai berikut : Tabel. Konversi Digital /Analog 4 input Contoh : Jika diketahui input berdasarkan tabel diatas D3D2D1D0 = 1011, tegangan dan hambatan berdasarkan gambar rangkaian. Ditanya hitung tegangan keluar (Vout) untuk kondisi tersebut.  Pembahasan : Untuk mendapatkan keluaran (Vout) yang linear, umumnya hambatan keluaran (Rf) berbanding 1/5 terhadap hambatan masukan R0 . Nilai R0 = 5 x Rf , nilai R1=1/2 dari R0 , Nilai R2 = ½ dari R1 , dan seterusnya.
  • 18. Copyrigh@Eka Budi Contoh : Jika diketahui sebuah rangkaian Binary – Weighted 3 input seperti gambar dibawah, dimana switch S0 dan S2 adalah terbuka, dan switch S1 adalah tertutup. Tegangan masukan (Vin) 5 Volt dan hambatan keluaran 40 kΩ . Hitung tegangan keluar (Vout).  Pembahasan : Latihan 2 : Hitung Vout untuk switch/saklar berikut, jika Rf = 10 kΩ dan Vin = 5 Volt No S3 S2 S1 S0 Vout 1 0 1 1 0 2 0 1 1 1 3 1 1 0 0 4 1 0 1 0 5 1 1 0 1 b) R – 2R Ladder DAC (Digital To Analog Converter)  Pada rangkaian R – 2R Ladder, hanya dua nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan untuk IC DAC dengan resolusi 8,10 atau 12 bit. Rangkaian R – 2R Ladder ditunjukkan pada gambar berikut :
  • 19. Copyrigh@Eka Budi Gambar. Rangkaian R/2R Ladder DAC Pada DAC jenis R – 2R Leader pemasangan nilai resistor pada input – input nya adalah 2 – 2R, jadi kalau nilai R = 10 k maka 2R nya dipasang 20k.  Prinsip kerja dari rangkaian R – 2R Ladder adalah sebagai berikut : Informasi digital 4 bit masuk ke switch D0 sampai D3. Switch ini mempunyai kondisi “1” (sekitar 5 V) atau “0” (sekitar 0 V). Dengan pengaturan switch akan menyebabkan perubahan arus yang mengalir melalui R9 sesuai dengan nilai ekivalen biner-nya . Sebagai contoh, jika D0 =0, D1 =0, D2 = 0 dan D3 =1, maka R1 akan paralel dengan R5 menghasilkan 10 k . Selanjutnya 10 k ini seri dengan R6 = 10 k maka menghasilkan 20 k. 20 k ini paralel dengan R2 menghasilkan 10 k , dan seterusnya sampai R7, R3 dan R8. Rangkaian R – 2R Leader ini dibentuk karena untuk mengatasi hambatan besar pada resistor yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah. Sehingga rangkaian tersebut pada dasarnya hanya menggunakan atau membutuhkan dua nilai resistor (dua hambatan), seperti gambar berikut :
  • 20. Copyrigh@Eka Budi  Rumus Persamaan menghitung Vout Analog untuk rangkaian DAC 2 – 2R Contoh : Berdasarkan gambar rangkaian R – 2R Leader diatas, jika switch/ saklar sebagai input D0D1D2D3. Hitung Vout Analog untuk input : a) 0110 b) 1010  Pembahasan : a) b) Latihan 3 : Berdasarkan gambar rangkaian R – 2R Leader diatas, hitung Vout Analog untuk switch/ saklar sebagai berikut : No S3 S2 S1 S0 Vout 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 3 1 1 0 0 4 1 1 0 1
  • 21. Copyrigh@Eka Budi Contoh : Aplikasi Pengontrolan ADC & DAC  Script Program :
  • 23. Copyrigh@Eka Budi Daftar Referensi : Albert Paul Malvino. Edisi Kedua.1994. ”Elektronika Komputer Digital Pengantar Mikrokontroler.” Penerbit Erlangga Syahrul. Cetakan Pertama. 2014. “ Pemograman Mikrokontroler AVR Bahasa Assembly dan C “ Penerbit Informatika Bandung Singgih Adhi Nugroho. 2013. “ Detektor Suhu Ruangan Dengan Tombol Pengatur Manual Berbasis Mikrokontroler AT89S51.” Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA LAB PTE - 05 (PTEL626). “ Modul ADC – ANALOG TO DIGITAL CONVERTER.” Universitas Negeri Malang Jonny dan Ayipto. Tugas Akhir. 2009. “ROBOT PENJELAJAH MEMAKAI SISTEM REMOTE CONTROL BERBASIS IC DAC 0808 DAN ADC 0804.” PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK BATAM Mada Sanjaya WS, Ph.D. 2013. “Membuat Robot bersama Profesor Bolabot.” Penerbit Gava Media. Yogyakarta Mada Sanjaya WS, Ph.D. 2016. “Panduan Praktis Pemograman Robot Vision Menggunakan Matlab dan IDE Arduino.” Penerbit Andi. Yogyakarta