Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran analog digital converter (ADC) menggunakan multimeter analog dan digital dengan variasi arus masukan 0-5 Volt. Hasilnya menunjukkan bahwa multimeter analog lebih akurat dibandingkan multimeter digital.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
Disusun Oleh:
Nama
: Ainur Afif Udin
NIM
: 11 / 14250 / TP-STIK
Fakultas
: Teknologi Pertanian
Jurusan
: Teknik Pertanian
Acra II
: ADC microcontroller ATMEGA 16 data
sheet
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2013
2. DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Bab I : Pendahuluan .........................................................................................
Bab Ii: Dasar Teori ...........................................................................................
Bab Ii : Cara Kerja ...........................................................................................
Bab Iv : Hasil Pengamatan ...............................................................................
Bab V : Kesimpulan .........................................................................................
Saran .................................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
3. BAB I
PENDAHULUAN
Sistem telepon di dunia diperkenalkan oleh Graham Bell pada tahun 1876.
Sejak saat itu, manusia berusaha mengembangkan teknik telekomunikasi, antara
lain dengan metodemultipleksing, yakni teknik untuk mentransmisikan sinyal
komunikasi media transmisi yang efisien.
Sinyal telepon/suara adalah sinyal yang berbentuk analog dan metode
multipleksing pertama kali adalah dengan melakukan pemisahan frekuensi
(FDM),yakni dengan melakukan modulasi pada sinyal-sinyal informasi dengan
frekuensi
yang
berbeda.
Selanjutnya
dilakukan
penggabungan
dan
ditransmisikan.Perkembangan teknik telekomunikasi, mengarah pada sistem
komunikasi digital,yang lebih efisien dan relatif tidak rentan terhadap noise.
Sehingga untuk mentransmisikan sinyal- sinyal analog, pertama kali sinyal
tersebut harus dirubah kedalam bentuk digital yang bersesuaian. Pada Tulisan ini,
akan dibahas teknik perubah analog to digital dengan metode Successive
Approximation Register atau disingkat SAR yang linear.
Analog to digital converter (ADC) adalah suatu cara untuk melakukan
konversisinyal analog ke bentuk digital yang bersesuaian. Ada bermacam cara
untuk melakukan konversi tersebut, antara lain dengan menggunakan counter,
ramp (kapasitor) dan SAR.Metode SAR memiliki kelebihan dari teknik lain, yakni
waktu konversi yang etap, yakni sesuai dengan jumlah bit yang diinginkan.
Biasanya untuk sistem komunikasi telepon digunakan 8 bit, sehingga waktu
konversi adalah 8 kali sinyal clock.Waktu konversi ini, akan sangat memudahkan
proses sinyal selanjutnya,karena dapat dibayangkan dengan perbedaan waktu
konversi pada tiap sinyal sampling tentu akan sangat mengganggu proses
multipleksing.
4. BAB II
DASAR TEORI
ADC (Analog to Digital Converter) adalah sebuah piranti yang dirancang
untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal – sinyal digital. IC ADC
0804 dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC
jenis ini bekerja secara cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai
dengan spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat
suatu masukan tegangan. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan
ADC ini adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari
rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran,
ketepatan dan waktu konversinya.
Beberapa karakteristik penting ADC :
1. Waktu Konversi
2. Resolusi
3. Keidak Linieran
4. akurasi
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog
menjadi sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa
digunakan dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion
atau pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan
tidak tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah.
Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset
kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.
Dengan rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock,
dan keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register
SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan
data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran
digital akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
5. ADC (Analog Digital Converter) adalah suatu perangkat yang mengubah
suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit terhadap
waktu (digital). Adapun proses yang terjadi dalam ADC adalah:
1. Pen-cuplik-an
2. Peng-kuantisasi-an
3. Peng-kode-an
Pen-cuplik-an merupakan proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam
suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut:
Semakin besar frekuensi pen-cuplik-an, berarti semakin banyak data diskrit
yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses suatu data analog
menjadi data digital.
Peng-kuantisasi-an merupakan proses pengelompokan data diskrit yang
didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data. Kuantisasi,
dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah proses pemetaan nilai
input seperti nilai pembulatan.
6. Semakin banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti
semakin kecil selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka
semakin teliti ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.
Peng-kode-an merupakan meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam
bentuk digital (0/1) atau dalam suatu nilai biner.
Dengan: X1 = 11, X2 = 11, X3 = 10, X4 = 01, X5 = 01, X6 = 10.
Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:Data
ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital. Dengan Vref adalah jenjang tiap
kelompok dalam proses kuantisasi,kemudian maksimal data digital berkaitan
proses ke-3 (peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1 adalah seberapa cepat data
ADC dihasilkan dalam satu kali proses.
7. BAB III
CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam praktikum ini ialah:
1. Hidupkan ADC (Analog Digital Converter)
2. Hubungkan ADC dengaan arus AC
3. Hidupkan power dengan menekan PB (Push Button) “on”
4. Hubungkan sensor yang sudah disambungkan kabel pada ketiga kakinya arus
5v untuk kabel berwarna merah, kabel In berwarna kuning dan kabel ground
berwarna hitam
5. Lalu cek suhu pada ADC
6. Untuk mengetahui Vouthubungkan (+) multimeter ke In ADC, dan (-)
multimeter ke Ground ADC
7. Lalu cek skala multimeter
8. Untuk pengaturan Vin maka potensial meter diubah menjadi dari 1v - 5v
8. BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Menggunakan multimeter digital
No
ADC
Binear
Multimeter Digital
1.
0 Volt
00 0000 0000
0 mV
2.
1 Volt
00 1100 1010
202 mV
3.
2 Volt
01 1000 1111
399 mV
4.
3 Volt
10 0101 0100
596 mV
5.
4 Volt
11 0001 1101
797 mV
6.
5 Volt
11 1110 0100
996 mV
2. Menggunakan multimeter analog
No
ADC
Binear
Multimeter Digital
1.
0 Volt
00 0000 0000
0 mV
2.
1 Volt
00 1010 1100
172 mV
3.
2 Volt
01 0101 1111
351 mV
4.
3 Volt
10 0010 0011
547 mV
5.
4 Volt
10 1101 0000
720 mV
6.
5 Volt
11 1000 0111
903 mV
3. Grafik multimeter digital
1200
1000
800
600
Desimal
400
200
0
0 volt
1 Volt
2 Volt
3 Volt
4 Volt
5 Volt
9. 4. Grafik multimeter analog
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Desimal
0 Volt 1 Volt 2 Volt 3 Volt 4 Volt 5 Volt
B. Pembahasan
Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengubah atau pengkonversi
sinyal dari sinyal Analog ke Digital, agar sinyal analog tersebut bisa dibaca
sebagai data dan kalau sudah dalam bentuk data maka kita dapat dengan mudah
mengolah data tersebut didalam perangkat digital. Pada praktikum kali ini
bertujuan untuk mencari perbandingan teori dan aktual atau analog dan digital.
Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan data-data yang diperoleh yakni
data analog dan data digital.
Adapun hasil dari praktikum yang telah dilakukan ialah pada saat
menggunakan multimeter digital dengan arus 0 Volt didapatkan hasil 0 mV dan
tentunya bilangan binernya ialah 00 0000 0000. Pengukuran ini dilakukan
sebanyak lima kali percobaan dengan menggunakan arus yang berbeda yakni 0
Volt – 5 Volt. Sedangkan pada saat menggunakan arus 1 Volt didapatkan hasil
digital 202 mV, biner 00 1100 1010 dan analog 172 mV, biner 00 1010 1100.
Hasil dari pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan arus 2 Volt
ialah 399 mV dan biner 01 1000 1111 untuk digital sedangkan analog ialah
sebesar 351 mV dan biner 01 0101 1111. Begitu juga pada saat menggunakan arus
3 Volt didapatkan hasil dari digital sebesar 596 mV dan biner 10 010 0100
sedangkan hasil dari analog ialah 547 mV dan biner 10 0010 0011. Mengunakan
10. arus 4 Volt hasilnya ialah sebesar 797 mv dan biner 11 0001 1101 untuk digital
sedangkan analog ialah sebesar 720 mV dan biner 10 1101 0000. Dan pada saat
menggunakan arus sebesar 5 Volt didapatkan hasil pengukuran digital sebesar 996
mV dan biner 11 1110 0100 sedangkan hasil dari pengukuran menggunakan
analog ialah sebesar 903 mV dan biner 11 1000 0000.
11. BAB V
KEIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan yakni :
1.
ADC (Analog Digital Converter) merupakan suatu perangkat yang mengubah
suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi suatu data diskrit
terhadap waktu (digital).
2.
Pengukuran ini dilakukan sebanyak lima kali dengan menggunakan arus yang
berbeda yakni 0 Volt – 5 Volt.
3.
Menggunakan multimeter analog dan digital.
4.
Multimeter analog lebih akurat dibandingkan multimeter digital.
12. SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan guna perbaikan untuk kedepannya :
1.
Mohon praktikum dapat di optimalakan ke semua mahasiswa, bukan ke
sebagian mahasiswa. Alat merupakan faktor pendukung utama dalam
mengoptimalakan praktikum.
2.
Sebaiknya diadakannya Co-ass untuk dapat membantu kinerja dari dosen.