2. Definisi
Pengembangan model IDI (Instruksional Development Institute) merupakan
suatu hasil konsorsium antar perguruan tinggi di Amerika Serikat yang dikenal
dengan Uniiversity Consorsium Instructional Development and Technology
(UCIDT).
Model IDI ini model makro yang telah dikembangkan dan diuji cobakan pada
beberapa negara di Asia dan Eropa dan telah berhasil di 334 institusi
pendidikan di Amerika.
3. Kelebihan Model IDI
Model IDI ini memiliki keberhasilan yang sangat optimal dalam memecahkan
pembelajaran peserta didik, dan para ahli mengakui bahwa model pembelajaran
ini sebagai hasil rekayasa pembelajaran. Selain itu dalam perencanaan
pembelajaran ini pelajar dituntut untuk dapat berinovasi untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga dapat
terpecahkannya suatu masalah yang timbul dimasyarakat.
4. Kekurangan Model IDI
Model perencanaan pembelajaran ini banyak diterapkan pada institute. Maka jika
model ini diterapkan di sekolah-sekolah dasar atau menengah atas kurang cocok
karena pada perencanaan model belajar ini banyak mendidik pelajarnya untuk
menemukan sendiri masalah dan menutut peserta didiknya untuk berinovasi
sendiri dalam pembleajaran.
7. Identifikasi masalah dimulai dengan analisis kebutuhan atau disebut need Assesment. Need
Assesment ini berusaha mencari perbedaan antara apa yang ada dan apa yang idealnya. Karena
banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu ditentukan prioritas mana yang lebih dahulu dan
mana yang selanjutnya. ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : Karakteristik siswa, Kondisi
dan Sumber yang relevan
8. Fungsi 1
Analisis kebutuhan :
Keadaan ideal : mahasiswa fakultas pertanian semester VIII harus mengetahui
berbagai cara memberantas hama wereng dan mampu mempraktekkan
berbagai cara tersebut.
Keadaan sekarang: mereka belum tahu cara-cara memberantas hama wereng,
dan belum mampu mempraktekkan berbagai cara memberantas hama
wereng.
Menentukan prioritas:
Kebutuhan: mereka perlu mempelajari cara-cara memberantas hama wereng
Merumuskan masalah:
Bagaimana caranya agar mereka dapat mengetahui dan mampu memberantas
hama wereng.
9. Fungsi 2
Karakteristik siswa: kegiatan instruksional hendaknya berorientasi pada siswa.
Siswa tidak lagi dipandang sebagai objek yang bersifat pasif dan dapat
diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh pegajar, tetapi sebagai subjek
yang masin-masing mempunyai ciri dan karakteristik sendiri-sendiri.
Kondisi: berbagai hambatan yang mungkin kita jumpai hendaknya
diidentifikasikan juga untuk mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya.
Sumber-sumber yang relevan: kecuali hambatan, sumber-sumber yang
tersedia, baik yang bersifat human maupun nonhuman, baik yang sengaja
dirancang maupun yang dapat kita manfaatkan, hendaknya diidentifikasikan
pula. Termasuk dalam sumber-sumber ini juga ketersediaan biaya.
10. Fungsi 3
Pengelolaan organisani: (tugas, tanggung jawab, jadwal) Pengelolaan
organisasi pada hakikat pengembang instruksional adalah pekerjaan suatu
tim. Maka pertanyaan penting yang perlu dijawab agar memenuhi ketiga
fungsi dalam pengelolaan organisasi
a. Tugas: apa yang harus dikerjakan?
b. Tanggung jawab:
- Siapa atau apa yang akan mengrjakan itu?
- Siapa atau apa yang mempunyai kemampuan untuk mengerjakan itu?
c. Jadwal: kapan dan dimana harus dikerjakan?
13. Fungsi 5
Materi : bagaimanakah urutan isi atau bahan yang akan kita
sajikan? Apakah akan kita pakai pendekatan yang bersifat induktif
(dari hal-hal yang khusus atau contoh-contoh ke hal yang umum
atau generalisasi) ataukan bersifat deduktif (dari hal yang umum
kekhusus)
Belajar, mengajar : bentuk instruksional yang bagaimana yang
akan kita pakai? Kegiatan laboratorium, kegiatan di kelas, atau
belajar sendiri?
Media: teknologi instruksional apa yang kita pilih sesuai dengan
karakteristik siswa dan situasi kondisi disini? Apakah kita pakaii
ceramah, field trip, diskusi, tugas individual, praktikum, dan
sebagainya?
14. Fungsi 6
Prototype bahan instruksional dikembangkan sesuai dengan TIK
yang sudah dirumuskan. Dengan demikian antara TIK dan bahan
instruksional harus ada hubungan yang erat (relevan).
Instrument evaluasi perlu disusun. Antara TIK dengan bahan
evaluasi harus terdapat kaitan yang erat karenaevaluasi
bertujuan untuk mengetahui apakah TIK telah tercapai atau
belum.
16. Setelah program instruksional disusun diadakan tes uji coba untuk menentukan
kelemahan dan keunggulan, serta efisiensi dan keefektifan dari program yang
dikembangkan.
17. Fungsi 7
Setelah prototype program instruksional tersebut selesai harus kita
diujicobakan. Uji coba ini bisa dilakukan pada sample audience,
mungkin pada teman-teman kita sendiri. Tujuan uji coba ini adalah
untuk mengumpulkan data tentang kelebihan atau kelemahan dan
efisinsi atau keefektifan program.
18. Fungsi 8
Tujuan : apakah tujuan yang dapat tercapai? bila tidak,
dimanakah kesalahannya? Sudah tepatkah perumusannya?
Metode: apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut mengingat karakteristik
siswa seperti yang telah diidentifikasi?
Teknik evaluasi: apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan
instrument evaluasi? Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang
seharusnya perlu dievaluasi?