SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Model pembelajaran
Trefinger
Hari Rival Herdiana 41154030210008
Apa itu Model Pembelajaran
Treffinger?
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Menurut Joice setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran
yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan dalam suatu
pembelajaran. Model pembelajaran erat kaitannya dengan gaya belajar peserta
didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style). Sementara itu,
kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu cara berpikir yang dapat
mengemukakan berbagai macam alternatif gagasan untuk memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
dan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan melalui
penerapan model pembelajaran yang dirancang sedemikian hingga dapat
meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Salah satu model yang dapat
diterapkan adalah model pembelajaran treffinger.
Model treffinger merupakan salah satu
model yang menangani masalah
kreativitas secara langsung dan
memberikan saran-saran praktis
bagaimana mencapai keterpaduan. Model
ini dikenalkan oleh Donald J. Treffinger
pada tahun 1980 yang merupakan seorang
presiden di Center of Creative Learning.
Donald J. Treffinger
Pramoto (2005)
model pembelajaran
treffinger adalah model
pembelajaran yang
melibatkan dua ranah
yaitu kognitif dan afektif
Shoimin (2014)
model treffinger untuk
mendorong belajar
kreatif menggambarkan
susunan tiga tahap yang
mulai dengan unsur-
unsur dasar dan
menanjak ke fungsi-
fungsi berpikir yang lebih
majemuk.
Huda (2013)
treffinger adalah model yang
berupaya untuk mengajak siswa
berpikir kreatif dalam
memecahkan masalah dengan
memperhatikan fakta-fakta
penting yang ada di lingkungan
sekitar lalu memunculkan
berbagai gagasan dan memilih
solusi yang tepat untuk
diimplementasikan secara
nyata.
Treffinger
Menurut para ahli
Kesimpulan dari Para Ahli
Treffinger adalah model pembelajaran yang
mengajak peserta didik berpikir kreatif dalam
penyelesaian masalah dengan melihat fakta-fakta
yang ada di lingkungan sekitar, membantu peserta
didik menguasai konsep, kemudian memunculkan
gagasan baru dan memilih solusi yang tepat untuk
diterapkan. Model ini lebih menekankan pada
aspek kognitif dan afektif peserta didik dalam
pembelajaran.
Sintaks Pembelajaran Treffinger
Menurut Treffinger (2002) model
pembelajaran ini terdiri dari tiga
komponen yaitu understanding challenge
(memahami tantangan), generating ideas
(membangkitkan gagasan-gagasan atau
ide-ide) dan preparing for action
(mempersiapkan tindakan) yang dirinci ke
dalam enam tahapan yaitu tahap
menentukan tujuan, menggali data,
merumuskan masalah, membangkitkan
gagasan, mengembangkan solusi, dan
tahap membangun penerimaan.
Understanding Challenge (memahami
tantangan)
• Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan
kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
• Merumuskan masalah, guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan.
Generating ideas (membangkitkan
gagasan)
guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk
mengungkapkan gagasan dan juga membimbing peserta didik untuk
menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.
Preparing for action (mempersiapkan
tindakan)
Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta
didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
01.
03.
02.
● Tahap I (Basic Tools)
● Tahap II (Practice with process)
● Tahap III (Working with real problems)
Langkah-Langkah Model
Trefinger menurut
Munandar
Basic tool atau teknik kreativitas meliputi
keterampilan berpikir divergen dan
teknik-teknik kreatif. Adapun kegiatan
pembelajaran pada tahap I ini yaitu :
• Siswa membentuk kelompok dengan
anggota 3-5 siswa dengan tingkat
kemampuan akademik yang
heterogen.
• Guru memberikan suatu masalah
terbuka tentang materi yang
diajarkan.
• Guru membimbing siswa melakukan
diskusi untuk menyampaikan gagasan
tentang materi yang diajarkan.
• Guru memberikan penilaian pada
masing-masing kelompok.
Kemampuan kognitif yang dapat
dikembangkan meliputi kelancaran
(dapat dilihat dari gaya bicaranya yang
tidak terputus-putus), kelenturan (dilihat
dari banyaknya idea atau gagasan yang
berbeda yang disampaikan peserta
didik), orisinalitas (dapat dilihat dari
keaslian ide atau gagasan yang
disampaikan, bahwa pendapat yang
disampaikan berasal dari individu itu
sendiri), pemerincian pengenalan dan
ingatan (dapat dilihat dari ketelitian,
mengenal dan daya ingat peserta didik).
Sedangkan kemampuan afektif yang
dikembangkan meliputi rasa ingin tahu
(dapat dilihat dari keaktifan peserta didik
dalam bertanya), dan keberanian
mengambil resiko.
Tahap 1 Basic tools
Pratice with process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan yang telah dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Pada tahap II
ini hanya merupakan satu tahap dalam proses gerak kearah belajar kreatif dan
bukan merupakan tujuan akhir tersendiri. Kegiatan pembelajaran pada tahap II
dalam penelitian ini, yaitu :
● Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan
memberikan analog atau perumpamaan.
● Guru meminta siswa membuat contoh tentang materi yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada tahap kedua ini, lebih memusatkan perhatian pada pengembangan
kemampuan penyelesaian masalah dan keterbukaan terhadap perbedaan.
Kemampuan kognitif yaitu meliputi penerapan (penggunaan apa yang tersedia
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan), analisis (mendeskripsikan segala
masalah yang ada), sintesis (keterampilan memandukan hal yang didapat dengan
pengetahuan sebelumnya), evaluasi (penilaian terhadap jawaban teman dan diri
sendiri sehingga menghasilkan jawaban yang paling tepat) dan lain-lain.
Tahap II (Practice with process)
• Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersama
kelompok yang berkaitan dengan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
• Guru melibatkan pemikiran siswa dalam tantangan
nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
• Guru memberi tugas sebagai pemecahan masalah
secara kreatif terhadap suatu materi.
Working with real problems, yaitu menerapkan
keterampilan yang dipelajari pada dua tahap pertama
terhadap tantangan pada dunia nyata. Di sini siswa
menggunakan kemampuannya dengan cara-cara yang
bermakna bagi kehidapnnya. Siswa tidak hanya belajar
keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga bagaimana
menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.
Tahap III (Working with real problems)
Working with real problems
Pada tahap ketiga ini, memusatkan pada bagaimana anak dapat
mengelola dirinya sendiri dan kemempuannya sehubungan dengan
keterlibatannya dalam tantangan-tantangan yang ada dihadapannya.
Kemampuan afektif pada tingkat ini meliputi pembribadian nilai
(berkaitan dengan pengevaluasian diri dan ide-ide sebelumnya),
pengikatan diri terhadap hidup produktif (berusaha untuk tetap
menghasilkan ide baru dalam setiap kegiatan penyelesaian masalah),
dan lain-lain. Sedangkan kemampuan kognitif yang dapat
dikembangkan meliputi pengajuan pertanyaan secara mandiri
(pertanyaan yang timbul dari pemikiran sendiri), pengarahan diri
(mampu menentukan sendiri langkah-langkah menyelesaikan masalah
tanpa terpengaruh penyelesaian dari teman), pengelolaan sumber
menggunakan segala yang ada disekitar untuk memperoleh jawaban
yang diinginkan), dan pengembangan produk (mengembangkan ide
yang ada sebelumnya sehingga diperoleh ide baru), dan lain sebagainya.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang
digunakan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik, serta
dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman yang baik terhadap materi
pelajaran. Pembelajaran yang berlangsung
dalam proses kegiatan belajar mengajar
tergantung bagaimana pendidik
mengemas pembelajaran tersebut.
Menghadapi perkembangan zaman yang
semakin pesat pada abad 21, maka
pembelajaran harus dirancang agar dapat
mencapai kompetensi abad 21. Salah satu
dari unsur pembelajaran abad 21 adalah
kemampuan berpikir kreatif atau yang
dikenal dengan istilah creative thinking.
karakteristik dari model pembelajaran
treffinger ini secara rinci adalah :
• Model pembelajaran Treffinger dapat
membantu siswa untuk berfikir kreatif
dalam memecahkan masalah.
• Membantu siswa dalam menguasai konsep
konsep materi yang diajarkan.
• Memberikan kepada siswa untuk
menunjukkan potensi-potensi kemampuan
yang dimilikinya termasuk kemampuan
kreatif dan pemecahan masalah.
• Model pembelajaran Treffinger ini
merupakan model pembelajaran yang
bersifat developmental dan lebih
mengutamakan segi proses,
Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger
Model pembelajaran yang diterapkan tidak dapat menjamin
sepenuhnya keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran.
Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Adapun model
pembelajaran treffinger memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut
Kelebihan dan
Kekurangan Model
pembelajaran
Treffinger
1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami konsep-
konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.
3. Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik karena
diberikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi
keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari arah
penyelesaiannya sendiri.
4. Melibatkan secara bertahap kemampuan berfikir konvergen dan
divergen dalam pemecahan masalah.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mendefinisikan
masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun
hipotesis, dan percobaan untuk memcahkan suatu permasalahan.
6. Membuat peserta didik menerapkan pengetahuan yang sudah
dimilikinya ke dalam situasi baru.
Kelebihan
Kekurangan
1. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan peserta didik
dalam menghadapi masalah.
2. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru
yang dijumpai di lapangan.
3. Model ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk anak
taman kanak-kanak atau kelas awal-awal sekolah dasar.
4. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan
peserta didik melakukan tahap-tahap tersebut.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any questions?

More Related Content

Similar to Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx

Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfLK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfnurwahyuningsih20
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxReniRafika1
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxdinariawansutopo1
 
Model interaktif ips
Model interaktif ipsModel interaktif ips
Model interaktif ipsEvi Sofia
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranRusli Lahiya
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Taryadi Taryadi
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfSiswatiSiswati5
 
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan MasalahModel Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan MasalahMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickyuli yuliyanti
 
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptxdwiastuti158748
 

Similar to Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx (20)

Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdfLK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
LK 3.1 Best Practices Nur Wahyu.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
 
Model interaktif ips
Model interaktif ipsModel interaktif ips
Model interaktif ips
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan MasalahModel Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stick
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
14. bab i
14. bab i14. bab i
14. bab i
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Model kurikulum 2013
Model kurikulum 2013Model kurikulum 2013
Model kurikulum 2013
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
model pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalahmodel pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah
 
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx
2.1. Mengenal pembelajaran berbasis projek.pptx
 
2) BAB II.pdf
2) BAB  II.pdf2) BAB  II.pdf
2) BAB II.pdf
 
Pendekatan2 (1).pptx
Pendekatan2 (1).pptxPendekatan2 (1).pptx
Pendekatan2 (1).pptx
 

Recently uploaded

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 

Recently uploaded (6)

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 

Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx

  • 1. Model pembelajaran Trefinger Hari Rival Herdiana 41154030210008
  • 2. Apa itu Model Pembelajaran Treffinger? Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Joice setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style). Sementara itu, kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu cara berpikir yang dapat mengemukakan berbagai macam alternatif gagasan untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran yang dirancang sedemikian hingga dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran treffinger.
  • 3. Model treffinger merupakan salah satu model yang menangani masalah kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Model ini dikenalkan oleh Donald J. Treffinger pada tahun 1980 yang merupakan seorang presiden di Center of Creative Learning. Donald J. Treffinger
  • 4. Pramoto (2005) model pembelajaran treffinger adalah model pembelajaran yang melibatkan dua ranah yaitu kognitif dan afektif Shoimin (2014) model treffinger untuk mendorong belajar kreatif menggambarkan susunan tiga tahap yang mulai dengan unsur- unsur dasar dan menanjak ke fungsi- fungsi berpikir yang lebih majemuk. Huda (2013) treffinger adalah model yang berupaya untuk mengajak siswa berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata. Treffinger Menurut para ahli
  • 5. Kesimpulan dari Para Ahli Treffinger adalah model pembelajaran yang mengajak peserta didik berpikir kreatif dalam penyelesaian masalah dengan melihat fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar, membantu peserta didik menguasai konsep, kemudian memunculkan gagasan baru dan memilih solusi yang tepat untuk diterapkan. Model ini lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif peserta didik dalam pembelajaran.
  • 6. Sintaks Pembelajaran Treffinger Menurut Treffinger (2002) model pembelajaran ini terdiri dari tiga komponen yaitu understanding challenge (memahami tantangan), generating ideas (membangkitkan gagasan-gagasan atau ide-ide) dan preparing for action (mempersiapkan tindakan) yang dirinci ke dalam enam tahapan yaitu tahap menentukan tujuan, menggali data, merumuskan masalah, membangkitkan gagasan, mengembangkan solusi, dan tahap membangun penerimaan.
  • 7. Understanding Challenge (memahami tantangan) • Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. • Merumuskan masalah, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan. Generating ideas (membangkitkan gagasan) guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji. Preparing for action (mempersiapkan tindakan) Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 01. 03. 02.
  • 8. ● Tahap I (Basic Tools) ● Tahap II (Practice with process) ● Tahap III (Working with real problems) Langkah-Langkah Model Trefinger menurut Munandar
  • 9. Basic tool atau teknik kreativitas meliputi keterampilan berpikir divergen dan teknik-teknik kreatif. Adapun kegiatan pembelajaran pada tahap I ini yaitu : • Siswa membentuk kelompok dengan anggota 3-5 siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang heterogen. • Guru memberikan suatu masalah terbuka tentang materi yang diajarkan. • Guru membimbing siswa melakukan diskusi untuk menyampaikan gagasan tentang materi yang diajarkan. • Guru memberikan penilaian pada masing-masing kelompok. Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan meliputi kelancaran (dapat dilihat dari gaya bicaranya yang tidak terputus-putus), kelenturan (dilihat dari banyaknya idea atau gagasan yang berbeda yang disampaikan peserta didik), orisinalitas (dapat dilihat dari keaslian ide atau gagasan yang disampaikan, bahwa pendapat yang disampaikan berasal dari individu itu sendiri), pemerincian pengenalan dan ingatan (dapat dilihat dari ketelitian, mengenal dan daya ingat peserta didik). Sedangkan kemampuan afektif yang dikembangkan meliputi rasa ingin tahu (dapat dilihat dari keaktifan peserta didik dalam bertanya), dan keberanian mengambil resiko. Tahap 1 Basic tools
  • 10. Pratice with process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Pada tahap II ini hanya merupakan satu tahap dalam proses gerak kearah belajar kreatif dan bukan merupakan tujuan akhir tersendiri. Kegiatan pembelajaran pada tahap II dalam penelitian ini, yaitu : ● Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan memberikan analog atau perumpamaan. ● Guru meminta siswa membuat contoh tentang materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap kedua ini, lebih memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan penyelesaian masalah dan keterbukaan terhadap perbedaan. Kemampuan kognitif yaitu meliputi penerapan (penggunaan apa yang tersedia dalam menyelesaikan masalah yang diberikan), analisis (mendeskripsikan segala masalah yang ada), sintesis (keterampilan memandukan hal yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya), evaluasi (penilaian terhadap jawaban teman dan diri sendiri sehingga menghasilkan jawaban yang paling tepat) dan lain-lain. Tahap II (Practice with process)
  • 11. • Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompok yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. • Guru melibatkan pemikiran siswa dalam tantangan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. • Guru memberi tugas sebagai pemecahan masalah secara kreatif terhadap suatu materi. Working with real problems, yaitu menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tahap pertama terhadap tantangan pada dunia nyata. Di sini siswa menggunakan kemampuannya dengan cara-cara yang bermakna bagi kehidapnnya. Siswa tidak hanya belajar keterampilan berpikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka. Tahap III (Working with real problems)
  • 12. Working with real problems Pada tahap ketiga ini, memusatkan pada bagaimana anak dapat mengelola dirinya sendiri dan kemempuannya sehubungan dengan keterlibatannya dalam tantangan-tantangan yang ada dihadapannya. Kemampuan afektif pada tingkat ini meliputi pembribadian nilai (berkaitan dengan pengevaluasian diri dan ide-ide sebelumnya), pengikatan diri terhadap hidup produktif (berusaha untuk tetap menghasilkan ide baru dalam setiap kegiatan penyelesaian masalah), dan lain-lain. Sedangkan kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan meliputi pengajuan pertanyaan secara mandiri (pertanyaan yang timbul dari pemikiran sendiri), pengarahan diri (mampu menentukan sendiri langkah-langkah menyelesaikan masalah tanpa terpengaruh penyelesaian dari teman), pengelolaan sumber menggunakan segala yang ada disekitar untuk memperoleh jawaban yang diinginkan), dan pengembangan produk (mengembangkan ide yang ada sebelumnya sehingga diperoleh ide baru), dan lain sebagainya.
  • 13. Pembelajaran sebagai proses belajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran yang berlangsung dalam proses kegiatan belajar mengajar tergantung bagaimana pendidik mengemas pembelajaran tersebut. Menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat pada abad 21, maka pembelajaran harus dirancang agar dapat mencapai kompetensi abad 21. Salah satu dari unsur pembelajaran abad 21 adalah kemampuan berpikir kreatif atau yang dikenal dengan istilah creative thinking. karakteristik dari model pembelajaran treffinger ini secara rinci adalah : • Model pembelajaran Treffinger dapat membantu siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah. • Membantu siswa dalam menguasai konsep konsep materi yang diajarkan. • Memberikan kepada siswa untuk menunjukkan potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk kemampuan kreatif dan pemecahan masalah. • Model pembelajaran Treffinger ini merupakan model pembelajaran yang bersifat developmental dan lebih mengutamakan segi proses, Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger
  • 14. Model pembelajaran yang diterapkan tidak dapat menjamin sepenuhnya keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun model pembelajaran treffinger memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran Treffinger
  • 15. 1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami konsep- konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. 2. Membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran. 3. Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik karena diberikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari arah penyelesaiannya sendiri. 4. Melibatkan secara bertahap kemampuan berfikir konvergen dan divergen dalam pemecahan masalah. 5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memcahkan suatu permasalahan. 6. Membuat peserta didik menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi baru. Kelebihan
  • 16. Kekurangan 1. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan peserta didik dalam menghadapi masalah. 2. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan. 3. Model ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk anak taman kanak-kanak atau kelas awal-awal sekolah dasar. 4. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan peserta didik melakukan tahap-tahap tersebut.
  • 17. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including infographics & images by Freepik Thanks! Do you have any questions?