Dokumen ini membahas beberapa proses yang dapat menyebabkan perubahan makna dalam bahasa Indonesia, yaitu:
1) Penyingkatan kata atau ungkapan yang mengakibatkan perubahan bentuk kata tetapi tidak merubah maknanya.
2) Proses gramatikal seperti afiksasi dan komposisi yang menghasilkan makna-makna baru secara gramatikal.
3) Pengembangan istilah dengan memberi makna baru pada kata yang ada at
2. Adanya Penyingkatan
Dsalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau
ungkapan yang sering digunakan, maka kemudian
tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan
orang sudah mengerti maksudnya. Oleh karena itu
orang lebih banyak menggunakan singkatan saja
daripada menggunakan bentuk utuhnya.
Contohnya seperti: perpus maksudnya perpustakaan,
dok maksudnya dokter, let maksudnya letnan.
Dalam kasus penyingkatan ini bukanlah peristiwa
perubahan makna yang terjadi sebab makna atau
konsep itu tetap. Yang terjadi adalah perubahan
bentuk kata. Kata yang semula bentuk utuh ( panjang
) disingkat menjadi bentuk tidak utuh yang pendek.
3. Peroses Gramatikal
Proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi,
dan komposisi ( pengembangan kata ) akan
menyebabkan pula terjadinya perubahan makna.
Tetapi dalam hal ini yang terjadi sebenarnya
bukan perubahan makna. Tidaklah dapat
dikatakan dalam hal ini telah terjadi perubahan
makna, sebab yang terjadi adalah proses
gramatikal, dan proses gramatikal itu telah
melahirkan makna-makna gramatikal.
Contoh dalam afiksasi: afik ber- , -an, -er, dan
ber- an.bertiga, ancaman, gerigi, berdatangan.
4. Pengembangan Istilah
Salah satu upaya dalam pengembangan atau
pembentukan istilah baru adalah dengan
memanfaatkan kosa kata bahasa Indonesia yana
ada dengan jalan member makna baru, dengan
menyampaikan makna kata tersebut, meluaskan,
maupu nmenberi arti baru sama sekali,
Contoh: kata papan yang semula lempengan
kayu tipis kini diangkat menjadi istilah untuk
makna perumahan .
5. Penerjemah Harfiah
Penggunaan konsep baru yang diungkapkan
didalam bahasa latin terjadi juga lewat
penerjemahan kata demi kata, sehingga bentuk
terjemahan itu memperoleh arti ( makna ) baru
yang tidak dimiliki sebelumnya. Salah satu akibat
proses perubahan makna yang terjadi adalah
adanya satuan leksikal kuno dan leksikal usang.
Leksikal kuno adalah satuan leksikal ( kata, frase,
bentuk majemuk ), contohnya yaitu dukun kalau
bahasa sekarangnya yaitu para normal,
Leksikal using adalah satuan leksikon yang sarat
dengan konotasi. Contohnya yaitu babu kalau
bahasa sekarangnya yaitu pembantu perempuan.