Makalah ini membahas tentang reduplikasi dalam bahasa Indonesia. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan mengulangi bentuk dasar kata, baik secara utuh maupun sebagian. Terdapat beberapa jenis reduplikasi seperti reduplikasi sebagian, utuh, berubah bunyi, dan berimbuhan. Reduplikasi dapat memberikan makna jamak, memperkuat makna, melemahkan makna, menyatakan kegiatan berulang,
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Makalah kajian berbahasa
1. MAKALAH KAJIAN KEBAHASAAN
Morfologi : Reduplikasi
Disusun Oleh Kelompok 7 :
Talitha Lutfiyah Kurtubi (037119006)
Syifa Astriani Hanifa (037119021)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, karena kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan Makalah mengenai “Morfologi : Reduplikasi”. Makalah ini ditulis sebagai
tugas kelompok untuk mata kuliahKajian Kebahasaan. Dengan membaca Makalah ini,
diharapkan para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang Morfologi :
Reduplikasi
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam mengerjakan Makalah ini, sehingga Makalah ini dapat selesai pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Makalah ini memiliki banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik, saran, petunjuk, pengarahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak.
Semoga Makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi pembaca.
Bogor, 18 Februari 2020
Penulis
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa IndonesiaMerupakanbahasayangberasal dari bahasaMelayu.Namun,bahasa
Indonesiasudahmengalami perkembangansedemikianrupasehinggasudahmeninggalkan
bahasa Melayuyangmerupakanbahasa Induk.PerkembanganbahasaIndonesiatersebut
dipengaruhi banyakfaktordiantaranyaadalahpenyerapanbentukasingdi luarbahasaIndonesia
baikdalamkata maupundalambentukstrukturpembentukdanperkembanganstrukturbentuk
ituberkenaandenganpemakaianbahasa.
Salahsatu bentukstrukturyangmengalami perkembangandalamhal perkembangan
strukturbentukadalahbentukkataulangatau Reduplikasi.Reduplikasiataubentukpengulangan
dalambahasa Indonesiaterjadibaikpadatataranfonologis,morfologis, maupundalamtataran
sintaksis.
Reduplikasimerupakanbentukyangunik.Hal ini disebabkanolehperbedaansudut
pandangdan klasifikasi padateori bahasa.MeskipunReduplikasi berbentuk kelompokkata,tetap
masihdikelompokanmenjadi sebuahkatabukanfrasa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri bentukReduplikasi dalambahasaIndonesia?
2. Bagaimana prosesmorfologispembentukanReduplikasi?
3. Bgaimana ciri maknaReduplikasi?
5. 1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang Reduplikasi ini untuk memahami tentang
Reduplikasi dalam Morfologi Bahasa Indonesia. Dan untuk memperluas pengetahuan
mahasiswa tentang Reduplikasi juga untuk mempersentasikan materi Kajian Kebahasaan
tentang Reduplikasi Bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat dan Kegunaan
Kami selaku penulis makalah ini mengharapkan pembaca dapat memahami
makalah ini, dan pembaca juga dapat memahami dengan jelas tentang Morfologi
Reduplikasi, bagaimana cara menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan.
Dan juga dapat memahami bagaimana morfem-morfem Reduplikasi itu berproses menjadi
kata.
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Secara etimologis, istilah Morfologi dalam bahsa Indonesia berasal dari kata
morphology dalam bahasa Inggris, istilah itu terbentuk dari dua buah morfem yaitu morph
‘bentuk’ dan logy ‘ilmu’. Istilah morfologi dijelaskan oleh Chaer (2008:3) merujuk kepada
‘ilmu yang mengenai bentuk’. Di dalam Linguistik morfologi adalah mengkaji bentuk-
bentuk kata dan proses pembentukan kata. Di dalam morfologi di bagi menjadi beberapa
proses pembentukan kata seperti morfem bebas maupun terikat, imbuhan, morfofonemik,
reduplikasi, komposisi, infleksi, dan derivasi.
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar
bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau
dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semantik. Secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada
tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya morfologi mempelajari
seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap makna (arti) dan kelas kata.
Salah satu proses pembentukan kata ialah Reduplikasi. Reduplikasi adalah proses
morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian
(parsial), maupun dengan perubahan bunyi. Oleh karena itu, lazim dibedakan adanya
reduplikasi penuh seperti, meja-meja (dari dasar meja). Reduplikasi sebagian seperti
lelaki (dari dasar laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi seperti, bolak balik (dari
dasar balik). Di samping itu, dalam bahsa Indonesia Sultan Takdir Alisjahbana masih
mencatat adanya reduplikasi semu seperti, mondar-mandir, yaitu sejenis bentuk kata
yang tampaknya sebagai hasil reduplikasi, tetapi tidak jelas bentuk dasarnya yang
diulang.
Dalam linguistik Indnesia sudah lazim digunakan sejumlah istilah sehubungan
dengan reduplikasi dalam bahasa jawa dan bahasa Sunda.
7. Dalam mengkaji Reduplikasi (kata ulang), ada dua prinsip dasar yang harus menjadi
pegangan, yaitu :
a. Proses reduplikasi tidak pernah mengubah kelas kata atau kategori kata unsur
pembentuknya.
Contohnya : Kuda (N) - - - - - - - - Kuda-kuda (N)
b. Bentuk dasar kata ulang adalah bentuk yang lazim dalam tuturan biasa
Contohnya ; Berjalan-jalan (V) - - - - - - - - Berjalan (v)
2.2 Proses Reduplikasi
Proses reduplikasi banyak terdapat dalam berbagai bahasa di seluruh
dunia. Proses reduplikasi dapat berfiat paradigmatis (infleksional) dan dapat pula
bersifat derivasional. Reduplikasi yang paragdimatis tidak menguhab identitas teksikal.
Melainkan, hanya memberi makna gramatikal. Misalnya, meja-meja berarti ‘banyak
meja’ dan kecil-kecil berarti ‘banyak yang kecil’. Yang bersifat derivasional membentuk
kata baru atau kata yang identitas leksikalnya berbeda dengan bentuk dasarnya.
Misalnya, kata takinkin dan kagirgir yang kita bicarakan di atas. Dalam bahsa
Indonesia bentuk laba-laba dari dasar laba dan pura-pura dari dasar pura barangkali
dapat dianggap sebagai contoh reduplikasi derivasional.
2.3 Macam-macam Reduplikasi (kata ulang)
Berdasarkan proses pembentukannya, kata ulang di bedakan atas
beberapa macam, yaitu :
a. Kata Ulang Sebagian
Kata Ulang Sebagian disebut juga dwipurwa, yaitu pengulangan pada
suku awal sebuah kata.
Contohnya :
Bisik-bisik tetangga, kini mulai terdengar sedang membicarakan kami.
Hutan dan kekayaan alam ini adalah warisan para leluhur
Dengan melepas sepatu, kita bisa masuk ke lumpur dengan leluasa
8. b. Kata Ulang Utuh atau Penuh
Kata Ulang Utuh atau Penuh disebut juga dwilingga, yaitu pengulangan
seluruh bentuk dasar suatu kata, termasuk kata berimbuhan.
Contohnya :
Mobil-mobil mewah itu berjajar didepan rumah Pak Burhan
Tsunami itu telah memporakporandakan rumah-rumah penduduk
Aku sudah muak dengan janji-janji busukmu itu
Kejadian-kejadian itu menyadarkanku bahwa kekuasaan Allah tidak ada
batasnya
c. Kata Ulang Berubah Bunyi
Kata Ulang Berubah Bunyi disebut juga dwilingga salin suara, yaitu
pengulangan seluruh bentuk dasar yang salah satunya mengalami perubahan
suara pada suatu fonem atau lebih.
Contohnya :
Gerak-geriknya mencurigakan
Paman berkebun sayur-mayur, sehingga setiap datang ke rumahku pasti
membawa sayuran
d. Kata Ulang Berimbuhan
Kata Ulang Berimbuhan adalah jenis reduplikasi yang mendapat
imbuhan, baik pada kata pertama maupun pada kata kedua.
Contohnya :
Adik bermain-main di halamn
Besi berani itu saling tarik-menarik
e. Kata Ulang Semu
Kata Ulang Semu sebenarnya bukanlah kata ulang, tetapi bentuk
dasar kata ini menyerupai kata ulang
Contohnya :
Ada laba-laba sedang membuat sarang
Menyentuh ubur-ubur bisa membuat kulit gatal
Di musim semi, banyak kupu-kupu menghinggapi bunga
Empek-empek Palembang memang enak
9. Kata ualang berdasarkan istilah bahasa Jawa dan Sunda kata ulang terbagi atas
beberapa macam, yaitu :
1. Dwilingga
2. Dwilingga Salin Suara
3. Dwipurwa
4. Dwiwasana
5. Trilingga
Dwilingga adalah proses pengulangan morfem dasar, misalnya : baju-baju, rumah-
rumah, dan sebagainya
Dwilingga Salin Suara adalah proses pengulangan morfem dasar dengan
perubahan vokal dan fonem lainnya, misalnya : bolak-balik, lenggak-lenggok, mondar-
mandir, dan sebagainya.
Dwipurwa adalah proses pengulangan silabel pertama, misalnya : lelaki,
pepatah,beberapa
Dwiwasana adalah proses pengulangan pada akhir kata, misalnya : cengengesan
Trilingga adalah proses pengulangan morfem dasar sampai dua kali : dag-dig-dug,
cas-cis-cus, dar-der-dor
2.4 Macam-macam Fungsi Reduplikasi (kata ulang)
Membuat bentuk jamak
Misalnya :
Anak : anak-anak
Buku : buku-buku
Lauk : lauk-pauk
Minum : minum-minuman
Murid : murid-murid
10. Mengeraskan atau menegaskan maksud
Misalnya :
Rajin : rajin-rajin
Cepat : cepat-cepat
Sungguh : sungguh-sungguh
Erat : erat-erat
Melemahkan maksud
Misalnya :
Tidur : tidur-tidur
Pening : pening-pening
Duduk : duduk-duduk
2.5 Makna Reduplikasi (kata ulang)
Makna dari kata ulang, sebagai berikut :
Menyatakan banyak
Buku-buku : banyak buku
Sekolah-sekolah : banyak sekolah
Piring-piring : banyak piring
Makan-makanan : banyak atau bermacam-macam makanan
Menyatakan seperti atau menyerupai
Langit-langit : seperti/ menyerupai langit
Anak-anakan : seperti/ menyerupai anak
Kuda-kudaan : seperti/menyerupai kuda
Orang-orangan : seperti/menyerupai orang
Menyatakan berulang-ulang
Menggaruk-garuk : berulang-ulang menggaruk
Memukul-mukul : berulang-ulang memukul
Menjelek-jelekan : berulang-ulang menjelekan
11. Menyatakan saling
Tikam-menikam : saling tikam
Tukar-menukar : saling menukar
Berpeluk-pelukan : saling memeluk
Bertuduh-tuduhan :salin tuduh
Menyatakan sangat
Erat-erat : sangat erat
Kuat-kuat : sangat kuat
Sekeras-kerasnya : sangat keras
Menyatakan agak
Pening-pening : agak pening
Kemerah-merahan : agak merah
Menyatakan meskipun
Mentah-mentah buah itu dimakannya : meskipun mentah buah itu di
makannya
Panas-panas air tu dimunumnya : meskipun panas air itu
diminumnya
12. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paparan mengenai proses pembentukan kata bahasa Indonesia memerlukan
perhatian yang cermat dan seksama, sebab bahasa ini terus mengalamiperkembangan
yang pesat. Permasalahan reduplikasi dalam bahasa Indonesia telah banyak dibicarakan
oleh para ahli bahasa Indonesia, namun pemerian yang dilakukan atau dihasilkan
memiliki kecenderungan menggunakan kriteria yang implisit (tidak formal eksplisit)
bahkan ada yang menggunakan beberapa kriteria dalam satu pemerian. Proses
reduplikasi dapat berfiat paradigmatis (infleksional) dan dapat pula bersifat derivasional.
Reduplikasi juga memiliki berbagai macam jenisnya dan juga tentunya memiliki makna
3.2 Saran
Didalam rdeuplikasi (pengulangan kata) banyak pengulangan baik
pengulangan secara utuh maupun sebagian,maka disarankan kepada pembaca
untuk lebih memahami tentang materi reduplikasi ini karena dalam pengulangan
dapat menimbulkan makna baru.