Dokumen tersebut memberikan informasi tentang provinsi Jawa Timur. Terdapat informasi tentang suku, bahasa, agama, ibu kota, pulau, rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan lagu daerah di Jawa Timur.
1. By :
1. Ahmad Fauzan Baihaqi (1)
2. Khairunissa Maudina (19)
3. Narisa Aulia Esmananda (28)
4. Fadhillah Rayhan Widodo (10)
ꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗꦗ ꦗ
(Bahasa Indonesia: "Keberhasilan
membutuhkan suatu pengorbanan")
BUDAYA
PROVINSI
JAWA
TIMUR
2.
3. Suku dan marga yang terdapat di
daerah Jawa Timur adalah: Jawa,
Madura, Tengger, dan Osing.
Jawa, Madura
Tanduk Majeng, Kerapan Sapi,
Cublak Cublak Suweng
SUKU
LAGU DAERAH
BAHASA
AGAMA
IBU KOTA
Surabaya
Islam 94.35%
Kristen Protestan 3.02%
Katolik 1.17%
Hindu 0.93%
Budha 0.49%
Konghucu 0.02%[3]
PULAU
Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau
Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil
di Laut Jawa (Kepulauan Masalembu), dan
Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa
Barung).
5. Rumah adat Jawa Timur
dinamakan Rumah Situbondo.
Rumah Situbondo merupakan
model rumah adat Jawa Timur
yang mendapat pengaruh dari
rumah Madura. Rumah itu
tidak mempunyai pintu
belakang dan tanpa kamar-
kamar pula. Serambi depan
tempat menerima tamu laki-
laki dan tamu perempuan
diterima di serambi belakang.
Mereka masuk dari samping
rumah.
Rumah Adat Situbondo
6. Rumah Adat Joglo Rumah adat Jawa Timur Joglo
dasar filosofi dan
arsitekturnya sama dengan
rumah adat di Jawa Tengah
Joglo. Rumah adat Joglo di
Jawa Timur masih dapat kita
temui banyak di daerah
Ponorogo. Pengaruh Agama
Islam yang berbaur dengan
kepercayaan animisme, agama
Hindu dan Budha masih
mengakar kuat dan itu sangat
berpengaruh dalam
arsitekturnya yang kentara
dengan filsafat sikretismenya.
Rumah Joglo umumnya
terbuat dari kayu Jati. Sebutan
Joglo mengacu pada bentuk
atapnya, mengambil stilasi
bentuk sebuah gunung. Stilasi
bentuk gunung bertujuan
untuk pengambilan filosofi
yang terkandung di dalamnya
dan diberi nama atap Tajug,
tapi untuk rumah hunian atau
sebagai tempat tinggal,
atapnya terdiri dari 2 tajug
8. Pakaian adat yang dipakai prianya berupa
tutup kepala (destar), baju lengan panjang
tanpa leher dengan baju dalam warna
belang-belang. Sepotong kain tersampir di
bahunya dan ia memakai celana panjang
sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya
pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan
yang dipakainya adalah kalung bersusun dan
gelang kaki.
10. Tari Remo, sebuah tarian dari
Surabaya yang melambangkan
jiwa kepahlawanan. Ditarikan
pada waktu menyambut tamu
agung.
Reog Ponorogo,
merupakan tari daerah
Jawa Timur yang
menunjukkan
keperkasaan, kejantanan,
dan kegagahan.
Tari Tandakan,
adalah jenis tari
pergaulan yang
digali dan digarap
berdasarkan tari
tradisional yang
berkembang
didaerah Jombang,
dan sekitarnya.
Sebagai tari
pergaulan maka
tari ini bersuasana
gembira dan
berkesan akrab.
12. Senjata yang sangat terkenal di Jawa
Timur adalah clurit. Clurit adalah
sejenis arit dan bentuknya cukup
mengerikan. Orang-orang Madura
sering menyelipkan clurit di
pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa
Timur adalah sondre, kodi, tombak,
pisau belati, dan arit bulu ayam.
14. Lontong kupang terbuat dari
bahan kupang putih atau yang
memiliki nama ilmiah Corbula
faba H. Sejenis hewan laut
bentuknya menyerupai kerang
berukuran kecil sebesar beras
atau biji kedelai.
Untuk memasak kupang ini,
pertama harus dikupas terlebih
dahulu, kemudian dimasak
bersama dengan bumbu-bumbu.
Penyajiannya biasanya
menggunakan lontong dan
lentho, lalu ditambahkan kuah
Ledre, salah satu makanan yang berasal dari
Kota Bojonegoro, Jawa Timur. Makanan ini
biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh ketika
ada yang mengunjungi Bojonegoro.
Jajanan ini terbuat dari tepung beras yang
dicampur dengan pisang raja, santan, telur,
minyak kacang, dan gula pasir. Dimasak
berbentuk lembarang tipis, baru kemudian
digulung sampai berbentuk silinder panjang.
Ledre memiliki tekstur yang renyah, enak
banget disantap sambil menikmati secangkir
16. Wali Songo berdakwah dan menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa dengan cara yang unik, mereka memadukan ajaran Islam
dengan kesenian dan budaya masyarakat lokal yang sudah ada.
Selain Sunan Kalijaga, Sunan Giri juga memiliki jiwa
berkesenian yang tinggi. Sunan Giri mensyiarkan ajaran Islam
melalui lagu dan dolanan anak-anak, "Cublak-Cublak Suweng"
salah satunya.
"Cublak-Cublak Suweng" adalah salah satu lagu karya Sunan
Giri, lagu ini banyak digunakan sebagai salah satu permainan
tradisonal Jawa.
Meski dijadikan lagu dolanan, "Cublak-Cublak Suweng"
ternyata syarat akan makna yang mendalam, Sunan Giri
17. • Cublak Suweng = tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan
wanita Jawa. Jadi, Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta
berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.
• Suwenge Teng Gelenter = suweng berserakan. Harta Sejati itu berupa
kebahagiaan sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar
manusia.
• Mambu (baunya) Ketundhung (dituju) Gudel (anak Kerbau).
• Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan
orang-orang bodoh (diibaratkan Gudel) mencari harta itu dengan penuh
nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan
kebahagiaan sejati.
MAKNA
LAGU
18. • Pak empo (bapak ompong) Lera-lere (menengok kanan kiri). Orang-orang bodoh
itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah,
ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka
kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.
• Sopo ngguyu (siapa tertawa) Ndhelikake (dia yg menyembunyikan).
menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan Tempat
Harta Sejati atau kebahagian sejati. Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh
dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah
kehidupan orang-orang yang serakah.
• Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati
nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada Tempat Harta Sejati
(Cublak Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari
kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati, tidak
merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya
MAKNA
LAGU