AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Supervisi Pendidik Profesional
1. SUPERVISI PENDIDIK PROFESIONAL
Oleh
NAMA : SUPIAN HADI
NIM : 1920129310004
TELAAH KRITIS
Terhadap buku Supervisi Pendidikan Jasmani
Ditulis oleh Dr. Sunarno Basuki, Drs., M.Kes. yang diterbitkan oleh PT. LKiS
Pelangi Aksara cetakan pertama tahun 2020 Ditulis untuk memenuhi tugas mandiri
mata kuliah Supervisi Pendidikan Jasmani
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PRODI MAGISTER KEGURUAN OLAHRAGA
BANJARBARU
2020
2. TELAAH KRITIS
SUPERVISI PENDIDIK PROFESIONAL
A. Identitas
Telaah kritis pada pembahasan ini terhadap Artikel yang berjudul
“Supervisi Pendidik Profesional” dan merupakan bagian dari buku yang
berjudul “Supervisi Pendidikan Jasmani” yang ditulis oleh Dr. Sunarno
Basuki, Drs., M.Kes dan diterbitkan oleh PT. LKiS Pelangi Aksara, ISBN :
978-623-7177-48-7. dengan alamat Web Google Scholar :
https://repodosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/18064/Supervisi%20
Pendidikan%20Jasmani.pdf?sequence=1.
B. Fokus
Fokus yang akan dibahas pada BAB IV di dalam buku Supervisi Pendidikan
Jasmani in berjudul Supervisi Pendidikan dalam Organisasi Sekolah dan
terdiri dari 3 (Tiga) sub bab sebagai berikut:
1. Pendidik sebagai Profesional, Fokus pikiran pada bab ini menjelaskan tentang
rofesi pendidik merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Pekerjaan pendidik
mendidik dan mengajar. Mendidik dan mengajar ini merupakan tugas pokok yang
telah ditekuni oleh beberapa orang sejak lama. Profesi sebagai pendidik (guru) sudah
ada sejak lama yakni sejak manusia pertama dilahirkan. Perkembangan profesi
pendidik sejalan dengan perkembangan masyarakat (Daryanto, 2013). Dalam proses
pendidikan pendidik memiliki fungsi: mengajar, mengarahkan, mendidik, membina,
memotivasi, mendorong, membentuk akhlak dan kepribadian sehingga manusia
tumbuh menjadi makhluk sosial yang memiliki pengetahuan, keterampilan, cerdas,
berakhlak mulia, dan bermartabat
2. Pendidik Profesional Fokus pikiran pada sub bab ini mengkaji Dalam UU No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) dikemukakan guru (pendidik)
adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama sebagai pendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peseta didik pada
3. pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah kompetensi profesional pendidik merupakan kompetensi yang harus
dimiliki pendidik yang melebihi standar sehingga mampu melampaui standar yang
ditetapkan oleh Undang Undang. Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, ada
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu pengetahuan
tentang belajar dan tingkah laku manusia, dan materi-materi bidang studi yang
dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan pembelajaran dan kemampuan serta
keterampilan dalam mengaplikasikan teknik mengajar.
3. Supervisi untuk Pendidik Profesional Fokus pikiran pada bab ini membahas
Pendidik sebagai profesi, maka perlu supervisi pendidikan yang tepat. Supervisi yang
tepat adalah supervisi profesional. Supervisi profesional pendidik berarti
profesionalisasi pendidik (Fathurrahman dan Suryana, 2011). Profesionalisasi ialah
proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam
mencapai kriteria standar minimal dalam kinerjanya sebagai anggota suatu profesi
(Fathurrahman dan Suryana, 2011). Dengan kata lain supervisi profesional pendidik
berarti proses peningkatan kualifikasi pendidik untuk mencapai standar dalam
kinerjanya. Bidang kajian supervisi profesional ini meliputi bidang; yaitu peningkatan
kemampuan profesional pendidik, penataan pengajaran dan pengembangan
kelembagaan sekolah.
C. Pertimbangan
Kekuatan dari telaah supervise pendidik profesiaonal adalah sebagai berikut :
1) Sebagai calon kepala sekolah atau jenjang calon pengawas buku supervise
pendidik professional ini menjadi acuan dalam melaksanakan tugas
dilapangan sesuai dengan profesia pengawas dari mata pelajaran PJOK.
2) Dikarenakan ditiap kabupaten kota untuk SMA dan SMK pengawas dari
bidang olahraga / Mata Pelajaran PJOK tidak ada
4. 3) Diskusi lapangan dengan pengawas SMA di provinsi dan SMP dikabupaten
barito kuala keberadaan buku supevisi ini sangat menunjang terhadap
pelaksananaan supervise khususnya pada maple PJOK.
Untuk segi kelemahan buku ini tidak ada kelemahan dan sangat
mendukung untuk dilaksanakan atau disosialisasikan pada MGMP PJOK di
kabupaten tempat bertugas.
D. Tujuan
Setelah anda mempelajari bab IV supervise pendidik professional
pembaca menyimpulkan tujuan dari penulisan BAB IV supervise pendidik
propesional yaitu
1) Syarat dan kriteria calon supervisor pendidikan jasmani pada SD di Kota
Banjarbaru diatur dalam Perda Kota Banjarbaru Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Pendidikan Pasal 58, proses rekrutimen calon supervisor pendidikan jasmani
terdiri dari dua tahapan, yaitu proyeksi dan seleksi, di dalamnya ada seleksi
administrasi dan akademik, respon guru pendidikan jasmani di Kota
Banjarbaru terhadap kriteria dan persyaratan calon supervisor positif, dalam
pengertian mengetahaui, memahami dan berusaha memenuhinya dalam proses
rekrutimen calon supervisor. (Basuki, 2019)
2) Academic supervision emphasizes more on matters related to the
learning process, which is aimed at knowing the state of students,
curriculum and teaching materials, instructional media and appropriate
5. training needs for Physical Education teachers. Through this academic
supervision process, it is expected that all necessary information is
obtained with sufficient data accuracy so that the preparation process
for Physical Education teachers is directed and programmed (Basuki,
2018) dalam bahasa Indonesia “Supervisi akademik lebih menekankan
pada hal-hal yang terkait untuk proses pembelajaran, yang bertujuan
untuk mengetahui keadaan siswa, kurikulum dan bahan ajar,
instruksional media dan kebutuhan pelatihan yang sesuai untuk
Pendidikan Jasmani guru. Melalui proses supervisi akademik ini
diharapkan semua informasi yang diperlukan diperoleh dengan
keakuratan data yang cukup sehingga untuk proses persiapan Guru
Pendidikan Jasmani diarahkan dan diprogram.”
3) Supervision must also undergo changes. Supervision behavior is
influenced by political (policy) system, social, religious and industrial
forces. Monitoring practices need to be improved in the era of industrial
revolution based on information and communication technology. This
requires innovation skills regarding new ways of monitoring,
controlling, advising and guiding the entire school (BASUKI, 2019a)
terjemah dalam Bahasa Indonesia “Pengawasan juga harus mengalami
perubahan. Perilaku pengawasan dipengaruhi oleh sistem politik
(kebijakan), sosial, agama dan kekuatan industri. Praktik pemantauan
perlu ditingkatkan di era revolusi industri berbasis informasi dan
6. komunikasi teknologi. Ini membutuhkan keterampilan inovasi tentang
cara-cara baru memantau, mengendalikan, menasihati dan membimbing
seluruh warga sekolah.”
Hal ini sesuai Artikel-artikel yang dibahas pada jurnal-jurnal
internasional / Maupun Nasional dengan judul :
1) Transparasni Rekrutmen Supervisor Pendidikan Jasmani pada Sekolah Dasar
di Kota Banjarbaru yang ditulis oleh Sunarno Basuki tahun 2019
2) Implementation Of Digital Media Inphysical Education Supervision: The
Challenge Of Physical Education Supervision In Industrial Revolution 4.0
oleh Sunarno Basuki tahun 2019.
3) The Role of the Supervision in Preparing a Professional Physical Education
Teacher in the Industrial Revolution Era 4.0
E. Asumsi awal
Pembaca berasumsi sebelum membaca BAB IV supervise pendidik
professional sebagai berikut gambaran sebagai pengawas bidang olahrga yang
profesiaonal harus bisa menjalankan teknik supervisi professional, mengetahui
tahapan atau prosedur dalam pelaksanaan di lapangan prosedur supervise
profesional yaitu : Mengevaluasi kondisi pelaksanaan proses belajar mengajar
oleh pendidik secara sepihak sebagai bahan untuk menyusun program
supervisi pendidik, melaksanakan program supervisi untuk peningkatan
7. kemampuan profesional pendidik, Mengimplementasikan program supervise,
tindak lanjut.
F. Teori utama yang digunakan
Teori - teori yang anda temukan di dalam bab tersebut antara lain :
1. Menurut Jesse Feiring Williams dalam Freeman (2001) pendidikan jasmani adalah
aktivitas-aktivitas fisik manusia yang dipilih dan dilaksanakan dalam rangka mencapai
hasil dan bermanfaat bagi tubuh. Definisi menurut William ini menekankan bahwa
pendidikan jasmani diartikan pendidikan yang dilakukan melalui kegiatan atau aktivitas
fisik (jasmani), dengan mengunakan metode-metode tertentu dan tidak melewati
kemampuan fisik peserta didik sehingga tujuan pendidikan bisa dicapai.
2. Husdarta (2009) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Jadi menurut pengertian ini, pendidikan jasmani bukan
hanya dekorasi atau ornamen yang ditempatkan pada program sekolah melainkan juga
merupakan program penting sebagai cara untuk memotivasi dan membuat anak gemar
beraktivitas fisik.
3. Mulyasa (2008) kompetensi profesiaonal yang harus dimiliki guru Pendidikan
jasmani Menguasai materi pelajaran yang diajarkan, baik penguasaan konsep,
struktur, dan pola pikir dan sikap keilmiahan. Mampu menjabarkan kompetensi
inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Mampu
mengembangkan bahan ajar, inovatif, dan kreatif. Mampu mengembangkan
keprofesionalitasnya secara terus menerus, konsisten, dan dapat melakukan
reflektif atas segala kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokoknya.
8. Dapat memanfaatkan tehnologi sesuai dengan informasi yang dibutuhkan dan
sesuai dengan kemajuan jaman dalam rangka mengembangkan potensinya.
G. Metode
Untuk Penyelesaian bab IV ini penulis perlu mengkaji dan mempelajari
beberapa peraturan pemerintah dan teori para ahli sebagai berikut:
1. Undang – undang sebanyak satu (1) yaitu UU No 1 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen
2. Peraturan pemerintah sebanyak dua (2) yaitu peraturan PP No 74 Tahun
2008 Tentang Guru,
3. Peraturan Depertemen Pendidikan Nasional sebanyak satu (1) peraturan
tahun 2008.
4. Teori yang dikemukakan para ahli sebanyak delapan belas (17) teori yaitu
oleh Mukhtar Dan Iskandar (2009), Suparlan (2008), Nasanius (2008),
Mudhofir (2013), Thoifuri (2013), Denim (2010, Imran (2010), Satori,
(2007), Usman (2000), Sudjana (2000), Ali (2000), Hamalik (2008),
Sutcifto Dan Kosasi (1999) Sahertian, (2011), Fathurrahman Dan
Suryanga (2011), Sanusi (1991), Makmun (1990).
H. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah Supervisi diambil dari perkataan bahasa
inggris supervision artinya pengawasan di bidang pendidikan. Ditinjau sisi
morfologisnya, supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk kata. Supervisi
terdiri dari dua kata, yakni super berarti atas, lebih, visi berarti lihat, titik,
awasi. Supervisor atau pengawas dianggap jabatan yang secara ideal diduduki
oleh seseorang yang mempunyai keahlian di bidangnya. Guru (pendidik)
9. adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama sebagai pendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peseta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tahapan dalam supervise
pendidik profesional sebagai berikut. Mengevaluasi kondisi pelaksanaan
proses belajar mengajar oleh pendidik secara sepihak sebagai bahan untuk
menyusun program supervisi pendidik. Menyusun program supervisi untuk
peningkatan kemampuan profesional pendidik. Rencana tindak lanjut
10. DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S. (2018). The Role of the Supervision in Preparing a Professional
Physical Education Teacher in the Industrial Revolution Era 4.0. 274, 282–
289. https://doi.org/10.2991/iccite-18.2018.61
Basuki, S. (2019). Transparasni Rekrutmen Supervisor Pendidikan Jasmani
Pada Sekolah Dasar Di Kota Banjarbaru. Multilateral Jurnal Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga, 18(2), 130–142.
https://doi.org/10.20527/multilateral.v18i2.7625
BASUKI, S. (2019a). Practitioner Research Vol. 1, July, 2019,247-261. 1,
247–261.
BASUKI, S. (2019b). Supervisi Pendidikan.
https://doi.org/10.31227/osf.io/ak54b