1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Supervisi merupakan tindakan yang harus dilakukan disetiap lembaga
sekolah. Karena supervisi merupakan tindakan evaluasi, yang berfungsi untuk
mengukur sejauh mana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh para
pendidik. ”Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di
Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan ini dapat
dilihat pada kemampuan baca tulis masyarakat yang mencapai 67, 24 %”.1
Namun secara kualitatif Indonesia belum berhasil membangun karakter bangsa
yang cerdas dan kreatif, apalagi yang unggul. Unggul didalam dunia pendidikan,
untuk itu lembaga sudah dijadikan agenda wajib untuk mengadakan evaluasi.
“Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkordinir, dan membimbing
secara berlanjut pertumbuhan guru-guru baik secara pribadi maupun kelompok
agar lebih memahami dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran”. 2 Memberikan stimulus kepada guru-guru hal ini juga merupakan
tugas kepala sekolah, membimbing serta mengkordinir, tentu komponen tersebut
tidak lepas dari tugas para supervisor. Agar guru-guru yang disupervisor akan
mengalami peningkatan kemampuanya didalam mengelola suasana pembelajaran
yang efektif.
1 Hamzah B.Uno. Profesi Kependidikan, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2012 ).cet.ke-9.hlm.6
2 Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta, PT Ikrar Mandiri Abadi), 1994.cet.-ke.I.hlm.4-5.
2. 2
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan sebuah urgensi,
hal ini dilakukan supaya lembaga yang dikelolanya dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Supervisi merupakan proses evaluasi yang sangat
penting untuk dilakasanakan disetiap lembaga. Kepala sekolah juga bisa
memegang peran sebagai supervisor disekolah yang dilakukan, agar bisa melihat
kemampuan guru.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif tentu
membutuhkan SDM yang berkualitas. Guru yang tidak hanya sekedar transfer
knowledge saja namun guru dituntut untuk benar-benar mengajar dan mendidik.
Agar membina dan mendidik siswa untuk menjadi anak bangsa yang berkarakter,
cerdas dan kreatif. Tentu dibutuhkan proses, kalau kita berbicara proses tentu
bagaimana pendidik itu secara profesional menangani profesinya.
“Makna profesional menunjukkan kepada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi. Kedua, kinerja atau performance seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.”3
Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 20015, “Profesional itu adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi”.4
“Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang.
3 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru,
(Jakarta:GaungPress, 2011).cet..ke-3.hlm.96.
4 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Ibid, hlm.3.
3. 3
Maka pengertian profesionalisme merujuk kepada komitmen sebagai anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya terus menerus”. 5
“Teacher is professional person who conducts classes”. (Guru adalah
seorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas).6 Jadi
guru adalah orang dewasa yang secara sadar mempunyai kemampuan untuk
menata dan mengelola kelas dan sekaligus merancang program pembelajaran
kepada peserta didik agar mencapai tujuan yang telah ditentukan.
“Jabatan guru adalah jabatan profesional. Untuk itu guru harus bekerja
secara profesional”7. Jabatan guru merupakan jabatan yang menghendaki guru
harus bekerja secara profesional, dan tentu predikat profesional harus menempuh
pendidikan khusus. Serta ahli dibidang yang sedang digelutinya.
Klasifikasi elemen yang penting dari profesionalisme guru, yaitu : sikap
(attitude), tingkah laku (behavior) dan komunikasi (communication).8
“Paling sedikit ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam
mengembangkan profesinya, yakni : (1) guru bertugas sebagai pengajar, (2) guru
bertugas sebagai pembimbing, (3) guru bertugas sebagai administrator kelas, (4)
guru bertugas sebagai pengembang kurikulum, (5) guru bertugas untuk
mengembangkan profesi, (6) guru bertugas untuk membina hubungan dengan
masyarakat”.9
5 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Ibid.hlm.5-6
6 Hamzah B.Uno, Op.Cit.hlm.15.
7 Hamzah B.Uno, Ibid.hlm. 42.
8 Barnawi dan M.Arifin, Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Bagi Guru,
(Yogyakarta : 2014).cet.ke-I.hlm.9.
9 Barnawi dan M.Arifin, Ibid, hlm.10.
4. 4
“Profesionalisme guru mempunyai makna penting yaitu ;(1) profesionalisme
memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum;(2)
profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan yang selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat rendah;(3)
profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri
yang memungkinkan dan memaksimalkan kompetensinya.”10
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sopha Julia jurusan FISIP UI
dengan judul penelitiannya” Analisis Efektifitas Program” di Kec. Pesanggrahan
Jakarta Selatan pada tahun 2010 menunjukkan data bahwa tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) masih tergolong rendah yakni sebesar 8,07 %. Adapun
data pendidikan yang di tempuh oleh penduduk adalah untuk jenjang sekolah
dasar (SD) sebesar 39.499 orang, 22.029 orang SMP, SMA 30.984 orang, untuk
Akademi 2.680 orang dan Strata Satu 1.336 orang. Hal ini memposisikan
kecamatan Pesanggrahan sebagai kecamatan dengan tingkat pendidikan yang
rendah. Rendahnya pendidikan tersebut akan memberikan sedikit banyaknya
memberikan kontribusi pada pelaksanaan pendidikan di kecamatan
Pesanggrahan.11 Terutama dalam hal profesionalisme seorang guru, tentu harus
menempuh jenjang pendidikan yang sesuai agar jiwa profesionalisme dalam guru
tersebut menjadi karakteristiknya.
Jadi permasalahannya adalah disuatu lembaga dijadikan sebagai standar
nasional pendidikan tentu harus berimbang juga dengan tenaga pendidik yang
profesional. Hal ini tentu dibutuhkan keahlian khsusus agar tercapai, sesuai
10 Barnawi dan M.Arifin, Ibid, hlm.16.
11 http//www.hukumonline.com.(Rabu,21/mei/2015.08:34 AM)
5. 5
standar kualifikasi yang telah dirumuskan. Apalagi profesionalisme seorang guru
sangat penting sekali agar perbaikan mutu sekolah tersebut mencapai standar
nasional. Kebijakan pemerintah yang telah di tetapkan secara Nasional bahwa
tenaga pendidik haruslah profesional, dan melalui proses sertifikasi tentu akan
adanya perbaikan pada sistem pada lembaga tersebut agar memenuhi standar
kualifikasi. Dan yang menjadi imbasnya dari ketidak profesionalnya seorang guru
adalah bahwa hasil belajar siswa tidak memuaskan artinya jauh dari yang
diharapkan karena waktu masa belajarnya pendidiknya kurang terlatih didalam
menangani masalah belajar siswanya.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan inventarisasi masalah-masalah yang muncul
berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Seperti telah diketahui bahwa
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah yang
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah belum maksimal.
2. Kurangnya pengembangan karir sebagai guru yang dilaksanakan disekolah
tersebut.
3. Kurangnya guru yang profesional didalam bidangnya, karena proses
pendidikan yang ditempuh bukan bidang yang seharusnya ia ajarkan.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas dan dapat terarah, maka
penelitian dibatasi sebagai berikut:
6. 6
1. Madrasah Tsanawiyah yang diteliti yakni Madrasah Tsanawiyah di
kecamatan Pesanggrahan.
D. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besarkah pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru madrasah tsanawiyah di kecamatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
madrasah tsanawiyah di kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun kegunaan manfaat dari penelitian ini berdasarkan tujuan yang
telah di kemukakan, maka penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Memberikan informasi kepada para akademisi dalam mencari informasi
tentang pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap profesionalisme guru
madrasah tsanwiyah.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam
meningkatkan supervisi kepala sekolah pengaruhnya terhadap
profesionalisme guru.
7. 7
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi satuan
pendidikan yang berkenaan dengan pengaruh supervisi kepala sekolah
terhadap profesionalisme guru.
c. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam
pengaruh supervisi kepala sekolah serta meningkatkan
profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Kecamatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan.
G. Sistematika Penulisan
Dalam rencana penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Supervisi
Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru Madrasah Tsanwiyah
Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan,” di susun dengan sistematika penulisan
yang terdiri atas lima bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan
bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Teori
Bab ini berisi tentang, deskripsi supervisi kepala sekolah, deskripsi
konseptual profesionalisme guru, hasil penelitian yang relevan, kerangka teori,
hipotesis penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian
8. 8
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif, tempat
dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan hipotesis statistika.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini merupakan hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum
tentang MTs. Kecamatan Pesanggrahan, deskripsi data, pengujian persyaratan
analisis data, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari berbagai hasil penelitian yang
merupakan jawaban dari perumusan masalah. Selanjutnya disajikan saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Hamka, Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul
Menjawab Tantantangan Masa Depan, Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2012.
Cet.ke-I.
B.Uno, Hamzah, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012. Cet.ke- 9.
Barnawi, dan Arifin, M., Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Bagi
guru, Yogyakarta : Gava Media, 2014. Cet.I.
Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru Dari Pra-Jabatan, Induksi, ke
Profesional Madani, Jakarta : Kharisma Putra Utama, 2012. Cet.ke-2.
Fathurrohman, pupuh, dan Sutikno,M.Sobri, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam, Bandung : PT Refika Aditama,
2010.
Mudlofir, Ali. Pendidik Professionalitas.Jakarta : PT Grafindo Persada,
2013.cet.ke- 2.
N.K., Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, jakarta ;PT Adi Mahasatya, 2008,
Cet.Ke – 7.
Ramayulis,Profesi & Etika Keguruan, Jakarta : Kalam Mulia, 2013. Cet.ke-II.
Rohman, Muhammad, dan Amri, Sofan, Staretgi & Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran, Jakarta : Prestasi Pustakakaraya, 2013.
Saudagar, Fachruddin, dan Idrus, Ali. Pengembangan Professionalitas Guru,
Jakarta : Gaung Persada Press, Cet. Ke-3.
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, Jakarta
: PT Ikrar Mandiri Abadi, 1994.cet.ke-I.