SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pendidikan memegang peran penting untuk membentuk pola pikir,
akhlak, dan perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang ada seperti
norma agama, adat, budaya, dan lain-lain. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ki
Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) kutipan
http://randi06.blogspot.com/2010/02/definisi-pendidikan.html yang mengartikan
pendidikan sebagai “Daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta
jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya”. Kemudian
pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek yang ada didalam
kehidupan kita baik orang terdekat, masyarakat, ataupun lembaga-lembaga yang
ada, baik yang terjadi secara formal maupun non formal, dengan tujuan untuk
2
mengubah kebiasaan-kebiasaan tidak baik menjadi kebiasaan baik yang terjadi
selama kita hidup untuk memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik dan mampu
menjawab tantangan dimasa depan.
Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai
Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai
berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang
bersifat paling umum dan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap
usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus
dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal.
Selanjutnya dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pendidikan
institusional merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasioanl. Tujuan
pendidikan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi
yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan
institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti
3
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan
tinggi.
Tujuan pendidikan selanjutnya adalah tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler
merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus
dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu
dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan
tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian,
setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai
tujuan institusional. Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah
terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, yaitu:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar Nasional
Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran dan salah satunya
adalah kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan yang bertujuan
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportifitas.
4
Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan yang lainnya dan sebagai
mata pelajaran yang wajib untuk diikuti oleh seluruh siswa. Selain itu, pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang olahraga dan kesehatan. Pendidikan jasmani telah
menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk
mengubah perilaku peserta didik. Selain mengubah perilaku peserta didik,
aktivitas jasmani senantiasa mengupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan
yaitu meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas
fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal tersebut selaras
dengan pendapat Tarigan (2002: 2) dalam Muchsin Suryadi (2011: 1) yakni:
“Pendidikan jasmani tak lain adalah suatu proses belajar untuk bergerak dan
belajar melalui gerak”. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh
siswa akan sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum yaitu bentuk
gerak-gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani disekolah akan memuat
cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk mengembangkan pendidikan siswa.
Salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah
pembelajaran senam irama. “Senam irama merupakan bentuk-bentuk gerakan
senam yang diikuti dengan irama. Irama yang mengiringi berupa musik, tepukan
tangan, hitungan, atau ketukan yang diberikan oleh pemberi aba-aba” (Chandra,
2010: 128). Pada prinsipnya senam irama tidak ada bedanya dengan senam yang
5
lain, hanya saja pada senam irama kita menambahkan irama (ritme). Tekanan
yang diberikan dalam senam irama adalah irama, kelentukan, dan kontinuitas
gerak. Demi terciptanya suatu keserasian dalam gerak irama setiap jenis latihan
dalam senam irama harus dikuasai secara matang.
Senam irama sebenarnya telah lama dikenal dan dilakukan oleh siswa-siswi
sekolah, namun masih banyak guru pendidikan jasmani yang tidak mengajarkan
materi tersebut. Hal itu disebabkan kurangnya pemahaman serta pengetahuan guru
pendidikan jasmani tentang didaktik dan metodik dalam pembelajaran pendidikan
jasmani terutama senam irama, yang mengakibatkan siswa kurang dapat
menguasai keterampilan gerakan dikarenakan kurang tepatnya atau kurang
pahamnya guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang diajarkan, sehingga kegiatan senam irama kurang efektif dan masih jarang
disampaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, padahal gerakan
senam irama sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena gerakan-gerakan
senam irama sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani,
gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti:
kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kelentukan. Disamping itu, senam irama
juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan
penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga yaitu garak
lokomotor dan manipulatif.
Hasil dari suatu proses pembelajaran dapat ditentukan oleh kemampuan
seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, menilai, dan membimbing
peserta didiknya. Dari beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
6
salah satunya adalah kompetensi profesional yang merupakan kompetensi atau
kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan.
Kompetensi ini sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang
ditampilkan. Salah satu kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru
dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran.
Materi pembelajaran yang terkandung didalam mata pelajaran pendidikan
jasmani sangat beragam dengan alokasi waktu yang sangat terbatas, sehingga
menuntut kemampuan guru pendidikan jasmani untuk dapat memilih dan
menentukan model pembelajaran yang sesuai. Dalam upaya pencapaian
pembelajaran yang maksimal diperlukan beberapa faktor pendukung, seperti
model pembelajaran yang dipakai dalam suatu pembelajaran tersebut tidak cukup
hanya dengan fasilitas dan perlengkapan pembelajaran saja, tetapi dengan model
pembelajaran yang kita buat bisa memberikan suasana dan motivasi kepada siswa
disaat mereka belajar, agar siswa dapat belajar lebih baik dan cepat menguasai
materi yang diajarkan sekaligus mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini akan
berdampak terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang perbedaan hasil
pembelajaran senam irama melalui model mengajar langsung dengan model
mengajar kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. “Model
mengajar langsung merupakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah” (Kardi dan Nur, 2000a : 2). Pendekatan
7
dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru dimana guru menyampaikan
akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan
mempertahankan fokus pencapaian akademik. Sedangkan model mengajar
kooperatif “... merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama” (Eggen &
Kauchak, 1996: 279; yang dikutip oleh Juliantine et al. 2011: 52). Pada model
pembelajaran ini, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetapi berperan sebagai mediator,
stabilisator, dan manajer pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah yaitu Apakah ada perbedaan hasil pembelajaran senam
irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di
SMPIT As-Syifa Boarding School Subang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang jelas
apakah ada perbedaan hasil pembelajaran antara pembelajaran senam irama yang
8
menggunakan model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di
SMPIT As-Syifa Boarding School Subang?
D. Manfaat Penelitian
Bertolak dari tujuan diatas, penulis berharap penelitian ini mempunyai
manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau sumbangan ilmu
yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
mengenai model mengajar pendidikan jasmani yang sesuai untuk diterapkan
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
E. Pembatasan Penelitian
Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berpedoman dari latar
belakang diatas dan untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas,
serta untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan hasil pembelajaran teknik dasar gerakan langkah kaki senam
9
irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar
kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa puteri kelas VII SMPIT As-Syifa
Boarding School Subang sebanyak 32 orang.
3. Kriteria penilaian pada model mengajar langsung dan model mengajar
kooperatif dilihat dari keterampilan senam irama rangkaian teknik dasar
gerakan langkah kaki, sedangkan hasil pembelajaran dilihat dari hasil
akhir tes keterampilan senam irama rangkaian teknik dasar gerakan
langkah kaki setiap siswa.
4. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMPIT As-Syifa
Boarding School Subang.
F. Definisi Operasional
Sehubungan dengan judul yang diajukan, yaitu “Perbedaan Hasil
Pembelajaran Senam Irama Melalui Model Mengajar Langsung dengan Model
Mengajar Kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang”. Maka perlu
dijelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak
menyimpang dari tujuan semula dan tidak terjadi salah penafsiran istilah yang
digunakan, meliputi:
1. Perbedaan
Perbedaan adalah selisih (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam
Kamus Bahasa Indonesia, 1998: 90). Yang dimaksud dengan “Selisih” dalam
10
penelitian ini adalah hasil pembelajaran senam irama melalui model mengajar
langsung dengan model mengajar kooperatif.
2. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22; yang dikutip dari
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html).
3. Senam
Senam menurut Imam Hidayat (1995) dalam Mahendra (2007: 8) adalah
suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara
sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan
kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai
mental spiritual.
4. Senam Irama
Senam irama adalah rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan
rangkaian langkah-langkah kaki disertai ayunan lengan dan sikap badan dengan di
iringi suatu irama atau musik (Sutrisno dan Khafadi, 2010: 152).
5. Model Mengajar Langsung
Model mengajar langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur,
2000a:2)
11
6. Model Mengajar Kooperatif
Model mengajar kooperatif adalah seperangkat strategi pengajaran yang
memberikan atribut kunci, yang terpenting untuk pengelompokan siswa kedalam
kelompok belajar dalam jumlah waktu dan tugas-tugas tertentu, dengan harapan
bahwa semua siswa akan berkontribusi terhadap proses dan hasil belajar (Metzler,
2000: 221)

More Related Content

What's hot

Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINATeguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINADr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruUsaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruFahma Fahmita
 
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pk
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pkDsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pk
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pkAzliza Mohamed
 
Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiKurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiNur Kareena
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanBang Mohtar
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajarLinda Yius
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
 

What's hot (20)

Minggu 6
Minggu 6Minggu 6
Minggu 6
 
Pengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikanPengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan
 
Full assignment
Full assignmentFull assignment
Full assignment
 
Falsafah Ilmu : Ulasan Jurnal
Falsafah Ilmu : Ulasan JurnalFalsafah Ilmu : Ulasan Jurnal
Falsafah Ilmu : Ulasan Jurnal
 
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINATeguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
 
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial GuruUsaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
Usaha Memperbaiki Budaya Mengajar Guru Melalui Perbaikan Lembaga Sosial Guru
 
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pk
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pkDsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pk
Dsk pend jasmani & kesihatan thn 4 pk
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 
Potret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasarPotret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasar
 
Kurikulum Tersembunyi
Kurikulum TersembunyiKurikulum Tersembunyi
Kurikulum Tersembunyi
 
Nota pj
Nota pjNota pj
Nota pj
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
Interview SPP
Interview SPPInterview SPP
Interview SPP
 
15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar
 
Gru proposal (2)
Gru  proposal (2)Gru  proposal (2)
Gru proposal (2)
 
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMPENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PENGKAEDAHAN PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Chad Minichillo Normandale
Chad Minichillo NormandaleChad Minichillo Normandale
Chad Minichillo Normandale
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bosques encantados de gran bretaña
Bosques encantados de gran bretañaBosques encantados de gran bretaña
Bosques encantados de gran bretaña
 
A reafricanizacao filosofica de altair togun 4
A reafricanizacao filosofica de altair togun 4A reafricanizacao filosofica de altair togun 4
A reafricanizacao filosofica de altair togun 4
 
Affif bab2
Affif bab2Affif bab2
Affif bab2
 
Cbt raquel
Cbt raquelCbt raquel
Cbt raquel
 
Ser saudável outubro 2012
Ser saudável outubro 2012Ser saudável outubro 2012
Ser saudável outubro 2012
 
Montaigne, símbolo e referencial para uma geração nova
Montaigne, símbolo e referencial para uma geração novaMontaigne, símbolo e referencial para uma geração nova
Montaigne, símbolo e referencial para uma geração nova
 
CPA Certificate
CPA CertificateCPA Certificate
CPA Certificate
 
Proyecto aula con tic carmen edilia alarcon 123
Proyecto aula con tic carmen edilia alarcon 123Proyecto aula con tic carmen edilia alarcon 123
Proyecto aula con tic carmen edilia alarcon 123
 
Placas de Ofertas em Mercado
Placas de Ofertas em MercadoPlacas de Ofertas em Mercado
Placas de Ofertas em Mercado
 
новая школа в контексте развития
новая школа в контексте развитияновая школа в контексте развития
новая школа в контексте развития
 
Why the Tourism Sector Needs Online Marketing?
Why the Tourism Sector Needs Online Marketing?Why the Tourism Sector Needs Online Marketing?
Why the Tourism Sector Needs Online Marketing?
 
LISTA promozione 2012
LISTA promozione 2012LISTA promozione 2012
LISTA promozione 2012
 
Lab 7 fluidos
Lab 7   fluidosLab 7   fluidos
Lab 7 fluidos
 
Principal Estate Agent
Principal Estate AgentPrincipal Estate Agent
Principal Estate Agent
 
Margarita
 Margarita Margarita
Margarita
 
Autospreguerra
AutospreguerraAutospreguerra
Autospreguerra
 
Prof okasha
Prof okashaProf okasha
Prof okasha
 
Aquilino ribeiro
Aquilino ribeiroAquilino ribeiro
Aquilino ribeiro
 

Similar to S jkr 0704960_chapter1

Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpelpurwa83
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranDESYFITRIANI
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifiqbalvarmelen
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxNurAkmal50
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxNdya2
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxssuser7e718f
 
Book Report Kurikulum
Book Report KurikulumBook Report Kurikulum
Book Report Kurikulumyanti riyanti
 
Book Report Kurikulum
Book Report KurikulumBook Report Kurikulum
Book Report Kurikulumyanti riyanti
 
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...Ridho Taqwa
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalneviyarni
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islampita pulungan
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulangamriani
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulumshahrul93
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptxilysugli2
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfHasanBasri321358
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Mayawi Karim
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAnggraeni Novita Sari
 

Similar to S jkr 0704960_chapter1 (20)

Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Makna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatifMakna dan ciri interaksi edukatif
Makna dan ciri interaksi edukatif
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
Book Report Kurikulum
Book Report KurikulumBook Report Kurikulum
Book Report Kurikulum
 
Book Report Kurikulum
Book Report KurikulumBook Report Kurikulum
Book Report Kurikulum
 
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...
Pola Kekuasaan Pendisiplinan dalam Membina Perilaku Peserta Didik di SMA Nege...
 
Review jurnal 2
Review jurnal 2Review jurnal 2
Review jurnal 2
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Save ulang
Save ulangSave ulang
Save ulang
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulum
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptxMANAJEMEN PENDIDIKAN  3.pptx
MANAJEMEN PENDIDIKAN 3.pptx
 
Bab i a4
Bab i a4Bab i a4
Bab i a4
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulumAdministrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
Administrasi pendidikan bidang garapan kurikulum
 
Pj mis
Pj misPj mis
Pj mis
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

S jkr 0704960_chapter1

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang peran penting untuk membentuk pola pikir, akhlak, dan perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang ada seperti norma agama, adat, budaya, dan lain-lain. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) kutipan http://randi06.blogspot.com/2010/02/definisi-pendidikan.html yang mengartikan pendidikan sebagai “Daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya”. Kemudian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek yang ada didalam kehidupan kita baik orang terdekat, masyarakat, ataupun lembaga-lembaga yang ada, baik yang terjadi secara formal maupun non formal, dengan tujuan untuk
  • 2. 2 mengubah kebiasaan-kebiasaan tidak baik menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama kita hidup untuk memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik dan mampu menjawab tantangan dimasa depan. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang bersifat paling umum dan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Selanjutnya dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pendidikan institusional merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasioanl. Tujuan pendidikan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti
  • 3. 3 standar kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan selanjutnya adalah tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan , dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri dari lima kelompok mata pelajaran, yaitu: 1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Kelompok mata pelajaran estetika 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Badan Standar Nasional Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran dan salah satunya adalah kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan yang bertujuan membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportifitas.
  • 4. 4 Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan yang lainnya dan sebagai mata pelajaran yang wajib untuk diikuti oleh seluruh siswa. Selain itu, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dalam bidang olahraga dan kesehatan. Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Selain mengubah perilaku peserta didik, aktivitas jasmani senantiasa mengupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Tarigan (2002: 2) dalam Muchsin Suryadi (2011: 1) yakni: “Pendidikan jasmani tak lain adalah suatu proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak”. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh siswa akan sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum yaitu bentuk gerak-gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani disekolah akan memuat cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk mengembangkan pendidikan siswa. Salah satu materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah pembelajaran senam irama. “Senam irama merupakan bentuk-bentuk gerakan senam yang diikuti dengan irama. Irama yang mengiringi berupa musik, tepukan tangan, hitungan, atau ketukan yang diberikan oleh pemberi aba-aba” (Chandra, 2010: 128). Pada prinsipnya senam irama tidak ada bedanya dengan senam yang
  • 5. 5 lain, hanya saja pada senam irama kita menambahkan irama (ritme). Tekanan yang diberikan dalam senam irama adalah irama, kelentukan, dan kontinuitas gerak. Demi terciptanya suatu keserasian dalam gerak irama setiap jenis latihan dalam senam irama harus dikuasai secara matang. Senam irama sebenarnya telah lama dikenal dan dilakukan oleh siswa-siswi sekolah, namun masih banyak guru pendidikan jasmani yang tidak mengajarkan materi tersebut. Hal itu disebabkan kurangnya pemahaman serta pengetahuan guru pendidikan jasmani tentang didaktik dan metodik dalam pembelajaran pendidikan jasmani terutama senam irama, yang mengakibatkan siswa kurang dapat menguasai keterampilan gerakan dikarenakan kurang tepatnya atau kurang pahamnya guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga kegiatan senam irama kurang efektif dan masih jarang disampaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, padahal gerakan senam irama sangat penting untuk diajarkan kepada siswa karena gerakan-gerakan senam irama sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani, gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti: kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kelentukan. Disamping itu, senam irama juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga yaitu garak lokomotor dan manipulatif. Hasil dari suatu proses pembelajaran dapat ditentukan oleh kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, menilai, dan membimbing peserta didiknya. Dari beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
  • 6. 6 salah satunya adalah kompetensi profesional yang merupakan kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Salah satu kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran. Materi pembelajaran yang terkandung didalam mata pelajaran pendidikan jasmani sangat beragam dengan alokasi waktu yang sangat terbatas, sehingga menuntut kemampuan guru pendidikan jasmani untuk dapat memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai. Dalam upaya pencapaian pembelajaran yang maksimal diperlukan beberapa faktor pendukung, seperti model pembelajaran yang dipakai dalam suatu pembelajaran tersebut tidak cukup hanya dengan fasilitas dan perlengkapan pembelajaran saja, tetapi dengan model pembelajaran yang kita buat bisa memberikan suasana dan motivasi kepada siswa disaat mereka belajar, agar siswa dapat belajar lebih baik dan cepat menguasai materi yang diajarkan sekaligus mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini akan berdampak terhadap pencapaian hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang perbedaan hasil pembelajaran senam irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. “Model mengajar langsung merupakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah” (Kardi dan Nur, 2000a : 2). Pendekatan
  • 7. 7 dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru dimana guru menyampaikan akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik. Sedangkan model mengajar kooperatif “... merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama” (Eggen & Kauchak, 1996: 279; yang dikutip oleh Juliantine et al. 2011: 52). Pada model pembelajaran ini, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu Apakah ada perbedaan hasil pembelajaran senam irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang jelas apakah ada perbedaan hasil pembelajaran antara pembelajaran senam irama yang
  • 8. 8 menggunakan model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang? D. Manfaat Penelitian Bertolak dari tujuan diatas, penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau sumbangan ilmu yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai model mengajar pendidikan jasmani yang sesuai untuk diterapkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, serta dapat digunakan sebagaimana mestinya. E. Pembatasan Penelitian Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berpedoman dari latar belakang diatas dan untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas, serta untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran teknik dasar gerakan langkah kaki senam
  • 9. 9 irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa puteri kelas VII SMPIT As-Syifa Boarding School Subang sebanyak 32 orang. 3. Kriteria penilaian pada model mengajar langsung dan model mengajar kooperatif dilihat dari keterampilan senam irama rangkaian teknik dasar gerakan langkah kaki, sedangkan hasil pembelajaran dilihat dari hasil akhir tes keterampilan senam irama rangkaian teknik dasar gerakan langkah kaki setiap siswa. 4. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang. F. Definisi Operasional Sehubungan dengan judul yang diajukan, yaitu “Perbedaan Hasil Pembelajaran Senam Irama Melalui Model Mengajar Langsung dengan Model Mengajar Kooperatif di SMPIT As-Syifa Boarding School Subang”. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula dan tidak terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan, meliputi: 1. Perbedaan Perbedaan adalah selisih (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1998: 90). Yang dimaksud dengan “Selisih” dalam
  • 10. 10 penelitian ini adalah hasil pembelajaran senam irama melalui model mengajar langsung dengan model mengajar kooperatif. 2. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22; yang dikutip dari http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html). 3. Senam Senam menurut Imam Hidayat (1995) dalam Mahendra (2007: 8) adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. 4. Senam Irama Senam irama adalah rangkaian gerakan senam yang dilakukan dengan rangkaian langkah-langkah kaki disertai ayunan lengan dan sikap badan dengan di iringi suatu irama atau musik (Sutrisno dan Khafadi, 2010: 152). 5. Model Mengajar Langsung Model mengajar langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000a:2)
  • 11. 11 6. Model Mengajar Kooperatif Model mengajar kooperatif adalah seperangkat strategi pengajaran yang memberikan atribut kunci, yang terpenting untuk pengelompokan siswa kedalam kelompok belajar dalam jumlah waktu dan tugas-tugas tertentu, dengan harapan bahwa semua siswa akan berkontribusi terhadap proses dan hasil belajar (Metzler, 2000: 221)