2. Jendela
Keluarga
Mengapa Perlu Ayah?
foto : muh. abdus syakur/SUARA HIDAYATULLAH
S
eorang ibu menaiki seu
b
ah taksi bersama seorang
putrinya. Dalam perjalanan,
sopir taksi mengajak ber
bicara si ibu. Ketika melihat
anak si ibu sudah tertidur sang
sopir berkata, ”Bu, dijaga ya anak
perempuannya!”
Mendengar kata-kata sopir
terseut, tentu saja si ibu kaget.
b
Belum sempat bertanya, sopir ber
kata lagi. “Saya bertahun-tahun
bekerja sebagai sopir taksi sering
mengantar anak-anak perempuan
muda, mungkin ma SMP namun
sih
berdandan seper orang dewasa.
ti
Ketika sampai di tempat tujuan,
ternyata ia sudah ditunggu sebuah
mobil. Terkadang saya lihat orang
di dalam mobil ter
sebut om-om
berusia tidak muda lagi.“
Sopir menduganya bahwa anak-
anak perempuan muda yang berdandan me or tersebut
n
bukan semata-mata mencari uang, namun mencari figur
ayah. Karena tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya,
sehingga ia mencarinya di luar rumah.
Si ibu tidak menyangka ada fenomena yang terjadi
seperti itu, bahwa kekurangan interaksi anak perempuan
dengan ayahnya bisa berakibat fatal.
Lalu ia teringat dengan dirinya yang tidak dekat dengan
ayahnya. Sang ayah bekerja di luar kota dan hanya beberapa
hari berada di rumah. Kalau pulang ke rumah pun sang ayah
hanya ingin beristirahat, dan tidak mau diganggu anakanaknya. Kalau mendengar kegaduhan anak-anaknya, sang
ayah langsung berteriak. Bahkan kadang sampai melempar
barang ke arah anak-anaknya.
Hal itu membuat dirinya cukup lama untuk meng
ambil keputusan menikah. Yang terbayang dari so
sok seorang suami adalah figur ayahnya yang tidak
menyenangkan. Meski ia juga melihat gambaran suami
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
yang lembut dan perhatian, namun
yang paling membekas adalah kesan
yang ditorehkan ayahnya.
Dua kisah di atas menyadarkan
kita bahwa betapa pentingnya figur
positif seorang ayah. Namun sulit
dipungkiri bahwa banyak ayah yang
tidak menyadari akan hal itu. Sebagian
ayah menganggap bahwa perannya
hanya mencari uang, sedangkan
pengauhan diserahkan sepenuhnya
s
kepada istrinya.
Fenomena tersebut bukan hanya
muncul di masyarakat perkotaan yang
berorientasi pada materi. Namun juga
muncul di masyarakat umum, bahkan
juga di sebuah komunitas aktivis dak
wah. Pengasuhan dan pendidikan
anakya diserahkan kepada istrinya
n
saja. Mereka lupa bahwa sebagai pe
mimpin keluarga seharusnya bertu as
g
juga untuk mengedukasi kelu rganya
a
agar terhindar dari api neraka.
Rasulullah
adalah tauladan kita. Perhatian,
kasih sayang, juga pendidikan bukan saja pada anak
kandungnya, namun juga pada anak angkatnya. Zaid
bin Tsabit adalah seorang budak milik Khadijah yang
diberikan pada Rasulullah
. Ia anak asing yang
diculik suku pedalaman, kemudian dijual. Ketika
ayahnya mendengar bahwa Zaid masih hidup, ia
datang menghadap Rasulullah
untuk menebusnya.
Rasulullah
memberinya pilihan. Apa yang dikatakan
Zaid sungguh di luar dugaannya. “Ya, Rasulullah, aku
tidak bisa memilih orang lain selain engkau!” Karena
sikap Nabi yang memuliakannya, maka ia memilih
Rasulullah
dibanding ayah kandungnya sendiri.
Demikianlah Zaid. Ia kemudian menjadi anak angkat
dan dididik oleh Rasulullah
hingga menjadi orang
hebat, panglima pasukan perang Mu’tah dan gugur sebagai
syuhada.* Penulis Buku Mendidik Karakter dengan Karakter
celah
Oleh Ida S. Widayanti
67
3. usrah
Mengolah Cemburu d
Oleh SRI LESTARI*
Cemburu terkadang
membuat perasaan tiada
menentu, makan tidak
enak, tidurpun tak nyenyak,
terkadang mau marah.
S
anti agak gusar menyikapi
perilaku Yanto, suaminya.
Ia rasakan akhir-akhir ini
suaminya banyak berubah.
Sejak acara arisan keluarga
sikapnya menjadi terlalu protektif
terhadap dirinya. Terlalu banyak
larangan yang membatasi geraknya.
Sebagai istri, ia sudah berusaha menjadi
istri yang baik. Ijin sebelum keluar
rumah selalu ia lakukan. Tapi toh
suaminya masih menaruh rasa curiga.
Ketika ditanya tentang perubahan
sikap itu, suaminya hanya diam.
Santi tidak mau berlarut-larut
dalam ketidaknyamanan akibat
perubahan sikap suami. Maka ia
berusaha mencari informasi dari
berbagai pihak. Setelah melalui
pencarian, ternyata perubahan sikap
sang suami disebabkan rasa cemburu.
Sewaktu acara arisan keluarga ternyata
saudara jauh yang dulu pernah
dijodohkan dengan dirinya datang
menghadiri acara tersebut. Hati Santi
rasanya plong setelah mengetahui
akar permasalahnya. Tinggal sekarang
bagaimana mengkomunikasikan rasa
cemburu suaminya agar tidak menjadi
api yang membakar kebahagiaan
rumah tangganya.
Tapi berbeda dengan pasangan
Roni dan Tina. Roni tidak
68
menampakkan rasa cemburunya
ketika ada kabar dari temannya bahwa
istrinya sering dibonceng oleh teman
sekerjanya. Roni menganggap itu
hal yang biasa, bukankah rumahnya
dan teman sekerja istrinya searah.
Justru ia merasa terbantu tidak perlu
menjemput sang istri karena pada
jam-jam tersebut, ia belum keluar dari
kantor tempatnya bekerja.
Cemburu adalah Cinta
Cemburu adalah hal fitrah dan
lumrah dalam kehidupan berumah
tangga. Kalau kita berbicara tentang
cemburu maka kita bicara masalah
kedekatan. Karena pada dasarnya
cemburu adalah rasa khawatir
seseorang atau berkurangnya
kedekatan atau kualitas hubungan itu.
Maka bisa saja terjadi seorang
suami cemburu pada bayinya karena
waktu sang istri sekarang lebih
tercurah pada bayi yang baru lahir.
Atau seorang istri cemburu pada ibu
mertuanya lantaran suami memberikan
perhatian lebih kepada sang ibu. Sering
memberi pujian lebih pada ibu untuk
segala hal. Seperti masakannya, cara
menata ruangan, serta kemampuannya
membuat panganan ringan yang selalu
menjadi favorit keluarga.
Cemburu bagi para pecinta adalah
lumrah selama cemburu itu dalam
batas-batas wajar. Selama rasa cemburu
itu masih bisa dibuktikan dengan akal
sehat dan sesuai syariat, maka cemburu
kita tidak membabi buta. Apabila
cemburu kita tidak punya landasan dan
hanya berdasarkan perasaan saja, maka
kita terjebak dalam cemburu buta.
Bagi para pecinta, sebenarnya rasa
cemburu adalah pertanda adanya cinta
yang kuat dalam hubungan mereka.
Justru pasangan yang tidak ada rasa
cemburu tentu perlu dipertanyaakan
komitmen cintanya. Apapun alasannya,
baik itu berdalih konsultasi rumah
tangga atau agama, bila SMS ataupun
telepon dilakukan tanpa adanya sikap
terbuka pada pasangan, maka wajar
bila pasangan cemburu. Jangan sampai
menganggap pasangan kurang percaya
pada kita atau terlalu protektif. Justru
sikap itu adalah reaksi positif untuk
mempertahankan cintanya.
Coba bayangkan, seandainya
seorang suami tidak cemburu
istrinya selalu dibonceng teman
lelaki sekerjanya sebagaimana
ilustrasi di atas. Atau, istri cuek saja
mendengar suaminya telepon terus
sambil bergurau dengan rekan kerja
wanitanya. Jika sikap pasangan seperti
itu, perlu dipertanyakan komitmen
cintanya.
Cemburu karena Allah SWT
Setiap orang pasti akan tersiksa bila
berada dalam belenggu rasa cemburu.
Perasaan tiada menentu, makan
tidak enak, tidur pun tak nyenyak,
terkadang mau marah tapi kepada
siapa karena cemburu yang belum
terbukti kebenarannya. Namun bila
didiamkan, rasa cemburu itu bagaikan
seonggok duri yang menusuk-nusuk
hati. Sejuta rasa tidak menyenangkan
menghinggapi kita.
Itulah cemburu manusia. Bahkan
Rasulullah
sebagai manusia
yang maksum pun pernah cemburu
terhadap istrinya, Aisyah. Sampaisampai beliau tidak mau bicara dan
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
4. Jendela keluarga
FOTO MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
alam Rumah Tangga
gusar berhari-hari hingga jelas apa yang
menjadi akar rasa cemburu dari berita
yang tersebar terbukti: bahwa Aisyah
tidak seperti yang dituduhkan oleh
orang orang yang membenci keluarga
Nabi.
Akhirnya Allah membersihkan
citra Aisyah dengan mengungkap
berita bohong tersebut sehingga akar
rasa cemburu Rasulullah
terdeteksi
sejak dini dan tidak berlarut larut
terlalu lama.
Ibnu Mas’ud meriwayatkan,
Sa’ad bin Ubadah suatu kali berkata,
“Kalau ketahuan seorang lelaki tengah
bersama istri saya, akan saya potong
lehernya dengan pedang sebagai
sangsinya.” Kemudian Rasulullah
berkata kepada para sahabat,
‘Herankah kalian dengan cemburunya
Sa’ad itu? Ketahuilah bahwa saya lebih
cemburu dari pada dia. Dan demi
Allah, saya cemburu berdasarkan
kecemburuan Allah terhadap
perbuatan keji, baik yang dilakukan
terang-terangan maupun sembunyisembunyi’.” (Riwayat Bukhari)
Itulah cemburu manusia biasa.
Yang akar rasa cemburunya masih
didominasi hawa nafsu. Berbeda
dengan cemburu Nabi Muhammad
sebagai manusia yang maksum. Tentu
beliau selalu berada dalam lindungan
Allah Ta’ala.
Dalam Hadits di atas Allah pun
cemburu, tetapi tentunya berbeda akar
cemburu antara Tuhan dan hambaNya. Ketika hamba-Nya yang taat dan
selalu ingat kepada-Nya tiba-tiba lalai
beribadah karena ada pihak ketiga, di
situlah Allah cemburu. Cemburu
Allah karena cinta, berbeda dengan
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
marahnya Allah .
Jika Allah cemburu, Ia akan
memberikan sebuah cobaan kepada
hamba-Nya yang lalai agar hambaNya dapat mengingat-Nya kembali.
Sedangkan marah Allah adalah sebuah
azab kepada hamba-Nya, karena
enggan mengikuti atau kembali di jalan
Allah .
Itulah perbedaan cemburu dan
amarah Allah , namun Allah
selalu mendahulukan kasih sayang-Nya
daripada amarah-Nya. Karena itu, kita
... berbicara
dengan lembut,
menguatkan
kepercayaan,
dan tidak lupa
utamakan
kejujuran dan
kesabaran
jangan pernah menduakanNya, jangan
pernah cinta kita kepada yang lain lebih
besar daripada cinta kita kepada Allah
. Maka, cintailah yang lain karena
Allah , sebab dengan mencintai
yang lain karena Allah itu sama
halnya dengan mencintai Allah . Jika
mencintai Allah , pasti perintahperintah Allah selalu tak terabaikan
oleh hamba-Nya.
Itulah sedikit perbedaan cemburu
manusia dan cemburu Allah . Boleh
cemburu, asal tak boleh marah. Harus
melakukan pendekatan komunikasi,
dan tentunya berbicara dengan
lembut, menguatkan kepercayaan,
dan tidak lupa utamakan kejujuran
dan kesabaran. Kita patut cemburu
dan marah bila pasangan atau anggota
keluarga kita melanggar aturan Allah
. Insya Allah, hubungan kita akan
langgeng, damai, bahagia, hingga
berjumpa dengan Sang Maha Cinta.
Aamiin. *Ibu rumah tangga tinggal di
Yogyakarta
69
5. mar’ah
Berarti Meski Sendiri
Oleh UMMU ARINA*
Belajar mendukung diri
sendiri dan membangun
kemampuan diri karena
ada saatnya kita harus
melangkah sendiri
S
osoknya masih seperti dulu.
Secara finansial terlihat lebih
baik karena beberapa simbol
kemapanan sudah dimilikinya.
Namun, ia menulis SMS pada
seorang teman, “Aku tidak mengerti
apa yang harus kulakukan untuk
mengubah semua ini.” Ia merasa sangat
kesepian di tengah segala fasilitas. Ia
merasa sendirian, tanpa seorangpun
mendukung cita-cita dan keinginannya.
Walaupun ia tak pernah
mengatakan tidak bahagia dengan
pernikahannya, berbagai penelitian
(Brehm:2002) menyatakan bahwa pada
faktanya banyak perempuan yang
merasa kesepian setelah menikah. Lalu,
apakah hal seperti ini memalukan bagi
seorang Muslimah?
Sadar Kemampuan Diri
Sejatinya tidak dan katakanlah
tidak. Kaum Muslimah tidak harus
merasa malu atau tak pantas memiliki
keinginan dan kebutuhan untuk
didukung orang lain, ketika ingin
melakukan yang berguna bagi dirinya
dan orang lain.
Namun, terkadang banyak
perempuan yang lupa bahwa
sebenarnya dirinya pun memiliki
kemampuan untuk dapat berdiri
sendiri. Mampu untuk bisa melakukan
sesuatu yang berarti dengan
70
kekuatannya sendiri. Terutama,
perempuan yang telah memiliki suami.
Bila dulu saat menjadi aktivis bisa
menempuh jarak puluhan kilometer
menuju lokasi acara dengan angkot,
maka setelah menikah, pergi ke
tempat yang berjarak dekatpun harus
diantar kendaraan pribadi suami. Bila
saat masih lajang dapat dengan lihai
mengelola waktu dan rela bangun
dini hari untuk meluangkan persiapan
seminar atau pelatihan, maka setelah
menikah dan punya anak jadi “susah
berangkat pagi-pagi” karena merasa
repot dengan urusan anak dan suami.
Padahal “fiqh prioritas” adalah
bahasan yang berungkali dikupas
dan slogan Muslimah mandiri terasa
demikian gagah menguatkan hati
saat masih sendiri. Tentu setelah
menikah, dua hal ini seyogyanya
masih dipertahankan dan justru
makin diperlukan. Jadi, meskipun
kita didampingi oleh dia yang
sangat mencintai, kita tetap harus
bersemangat untuk mendukung diri
sendiri. Tetap konsisten pada cita-cita
yang pernah kita lukis dalam hati,
berusaha merealisasikannya, dan
menyamankan diri dengan setiap
kondisi.
Tiga hal ini sangat penting.
Meskipun dukungan orang-orang
yang kita cintai akan menguatkan
rasa percaya diri, tapi sadarilah bahwa
tak selamanya dukungan seperti itu
akan kita peroleh. Seringkali kondisi
bisa berubah dengan cepat. Cobaan
pasti akan datang menguji komitmen
kita. Apalagi, jika orang yang selama
ini mendukung kita harus pergi untuk
selamanya.
Karena itu, mulailah mendukung
diri kita sendiri untuk mengerjakan halhal positif yang mendekatkan kita pada
apa yang kita harapkan. Contohnya,
bila kita ingin memiliki sebuah
kantor jasa penanganan anak-anak
berkebutuhan khusus secara holistik,
maka mulailah membangun jaringan
dengan apapun yang terdekat yang kita
miliki. Walaupun kita hanya memiliki
sebuah handphone yang “cuma bisa
SMS dan telepon”, bukan berarti itu
adalah halangan untuk membangun
jaringan. Kita bisa memulai dengan
mengirimkan SMS pada teman yang
memiliki latar belakang pendidikan
luar biasa dan mulai mencari orangtua
dengan anak berkebutuhan khusus.
Anak seperti ini semakin mudah
ditemui di masyarakat. Mengingat
jumlah anak-anak yang lahir dengan
kebutuhan khusus semakin meningkat.
Lalu mulailah menggali informasi
tentang bagaimana mengatur pola
keseharian anak-anak berkebutuhan
khusus. Mulai dari cara membangun
komunikasi, pola makan, pola aktivitas
apa yang sesuai dengan kondisi mereka,
hingga pengobatan thibbun nabawi
yang dapat diterapkan pada mereka.
Keyakinan Positif
Untuk “mulai mengetik sms”,
maka hal yang pertama kali harus
ditingkatkan adalah self efficacy yang
kita miliki. Self efficacy adalah
keyakinan diri terhadap kemampuan
yang kita miliki untuk mengatasi
masalah atau menyelesaikan tugas.
Semakin tinggi self efficacy yang kita
miliki, maka semakin mudah pula kita
mengatasi masalah yang kita hadapi.
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
6. Jendela keluarga
FOTO : IBNU SYAFAAT/SUARA HIDAYATULLAH
kelilingilah diri kita dengan orang-orang yang punya
optimisme dan sikap positif dalam kehidupan.
Berteman dengan mereka akan mendatangkan sikap
serupa sehingga semangat dan rasa syukur kita selalu
meningkat
Maka, untuk menambah self efficacy,
informasi mengenai kemampuan
diri yang kita miliki harus semakin
digali. Kumpulkan sebanyak mungkin
penilaian-penilaian yang pernah
dilontarkan oleh orang lain tentang
keberhasilan yang kita capai. Hal-hal
terbaik yang pernah kita lakukan.
Dan yang terpenting, yakinkan diri
bahwa Allah akan membantu kita
melampui segala hal yang kita anggap
tidak mungkin, menjadi mungkin.
Keyakinan ini akan sangat penting
untuk mendukung diri sendiri. Bahwa
sesulit apapun memulai sesuatu yang
baru, kita memiliki kemampuan sebagai
modal untuk bergerak mencapai apa
yang kita harapkan. Kita juga memiliki
Allah sebagai pelindung dan
penolong. Sebagaimana Ibnu Katsir
dalam tafsirnya menyebutkan sebuah
Hadits qudsi, “Demi kemuliaan dan
keagunganKu, tidaklah seorang hamba
meminta perlindungan kepadaKu,
kemudian langit dan bumi ingin
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
memperdayainya, pasti Aku akan
membuatkan baginya jalan keluar dan
kemudahan. Dan, demi kemuliaan
dan keagung anKu, tidaklah seseorang
meminta perlindungan kepada selain
Aku, kecuali akan Aku balikkan bumi
dari kedua kakinya.”
Bergantunglah hanya pada Allah
saat memulai. Dan peganglah erat-erat
senantiasa
keyakinan bahwa Allah
menemani kita ketika melangkah
mengupayakan yang terbaik.
Mengharapkan orang lain untuk
mendukung dan membantu, seringkali
melemparkan kita pada kenyataan
bahwa kita sebenarnya hanya sendirian.
Sedih dan putus asa seperti bumi
seakan telah terbalik di depan mata
kita sendiri. Seringkali, orang lain pun
hanya bisa diam tanpa tergerak untuk
menolong kita.
Sebagaimana yang dialami oleh
Ibnu Taimiyyah yang ditangkap,
kemudian diarak dan dipermalukan
dalam perjalanannya menuju Mesir,
tetapi ia berkata, “Dengan laa hawla
wa laa quwwata illa billaahi, semua
beban bisa ditanggung, semua
guncangan bisa diatasi, dan semua
kemuliaan bisa digapai.”
Setelah yakin akan kemampuan diri
kita, maka selajutnya adalah bagaimana
bisa mengubah cara pandang pada
diri kita sendiri. Cara pandang pada
diri sendiri (self esteem) ini akan
mendorong kita bisa mengambil
langkah-langkah konstruktif dan
mempertahankannya.
Pandanglah diri kita sebagai orang
yang bisa melakukan apapun dengan
izin Allah . Dengan merendahkan
diri di hadapan Allah kita akan
yakin bahwa tidak ada kehendak yang
lebih tinggi dari pada kuasa-Nya.
Karena itu, kita tidak akan pesimis pada
sikap orang lain dan memiliki percaya
diri yang proporsional sebagai hasil dari
merendahnya diri pada kehendak dan
aturan-Nya.
Tak kalah penting, kelilingilah diri
kita dengan orang-orang yang punya
optimisme dan sikap positif dalam
kehidupan. Berteman dengan mereka
akan mendatangkan sikap serupa
sehingga semangat dan rasa syukur kita
selalu meningkat. “Dan bersabarlah
kamu bersama-sama de ngan orangorang yang menyeru Robbnya…”
(Al-Kahfi {18}: 28). *Ibu rumah tangga
tinggal di Bekasi, Jawa Barat
71
7. tarbiyah
Belajar Peradaban pada
Gadis Penjual Susu
Oleh IMAM NAWAWI
M
embahas tentang
kejujuran, ungkapan
filsuf Muslim
pertama, Al-Kindi
(801-873) patut
direnungi. Ia berkata, “Tidak ada yang
lebih dicintai oleh para pencinta
kebenaran daripada kebenaran itu
sendiri, dari mana pun datangnya,
dari siapa pun berasal, dan dalam
bentuk apa pun adanya; bahkan, dia
bersedia mengabdi kepada kebenaran
itu dengan mengerahkan segenap jiwa
raganya.”
Itulah manifestasi kejujuran
paling hakiki dari seorang Muslim.
Mengetahui kebenaran, kemudian
meyakini, mengamalkan, dan
mengajarkannya. Bahkan lebih jauh
siap hidup atau mati dengan kejujuran
sebagai wujud dari pemahaman
yang mendalam dan kecintaan yang
menghujam terhadap nilai-nilai
kebenaran (iman). Dengan kata lain,
kejujuran adalah perwujudan dari
keimanan seorang Muslim.
Dalam sejarah peradaban Islam,
kejujuran tidak saja melekat pada
karakter para pemimpin umat seperti
Khulafaur Rasydin, tetapi juga pada
sistem kepenulisan karya ilmiah.
Tanpa kejujuran, seorang Muslim
pasti akan terseret pada kemalasan,
kebodohan dan kekalahan. Energi
dan waktunya akan habis terkuras
hanya untuk kebohongan, kezaliman
dan kemunkaran. Lambat laun,
ketidakjujuran akan menyeret sebuah
peradaban pada kenistaan. Al-Qur’an
72
secara tegas menyatakan bahwa Allah
membenci pengkhianatan (Al Anfal
{8}: 58).
Pepatah mengatakan, kecerdasan
seseorang dapat dilihat dari
perbuatannya. Keilmuan seseorang
bisa dilihat dari pembicaraannya. Dan,
keimanan seseorang bisa dilihat dari
kejujurannya. Itulah mengapa Allah
SWT memerintahkan umat Islam
untuk selalu menepati janji (Al Maidah
{5}: 1).
Mahalnya Kejujuran
Namun demikian, praktik
kejujuran di zaman ini sungguh
sangat mahal. Ironisnya, dinamika
pendidikan di Tanah Aair diakui atau
tidak, telah menyeret cara berpikir
sebagian besar anak-anak Indonesia
pada praktik ketidakjujuran. Bahkan
diduga, kebijakan pendidikan telah
menjadikan ketidakjujuran menjadi
lumrah. Demi kelulusan, ketidakjujuran
menjadi kebenaran. Demi popularitas,
ketidakjujuran menjadi pedoman.
Apalagi, praktik korupsi hingga
detik ini belum benar-benar dapat
di berantas. Jika kondisi seperti itu
dibiarkan, maka ke depan negeri
ini akan dihuni oleh generasi yang
bermental buruk, sehingga akan
mengundang berbagai macam huruhara politik, ekonomi, sosial bahkan
pendidikan. Pada akhirnya, peradaban
bangsa ini akan runtuh dan tenggelam
hanya karena sebab nihilnya kejujuran.
Ibarat musibah kebakaran
besar yang meluluhlantakkan
perbendaharaan dunia, ketidakjujuran
adalah percikan api yang lambat
diantisipasi, sehingga tidak saja
melumat kekayaan, tetapi juga
keimanan dan ketakwaan seorang
Muslim. Sebagaimana ditegaskan
diawal pembahasan, ketiadaan
kejujuran adalah alamat ‘kematian’
iman.
Mendidik KeimanaN
Jika dikatakan kejujuran adalah
bukti nyata keimanan, maka tidak
ada jalan terbaik untuk melahirkan
sikap kejujuran pada anak kecuali
dengan mendidik keimanan pada
mereka sedini mungkin. Tanpa melalui
keimanan, maka segala macam sistem,
kurikulum, aturan, bahkan sampai
pada metode apa pun, pasti tidak akan
berdampak signifikan.
Contoh sederhana, di negeri ini
sudah ada yang namanya Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Logikanya, praktik korupsi berkurang
atau bisa dihilangkan. Tetapi, secara
empiris, praktik korupsi kian menjadiSUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
8. Jendela keluarga
foto muh. abdus syakur
Peradaban
ini laksana
pohon.
Iman adalah
akarnya,
ilmu adalah
batangnya,
amal adalah
daunnya
dan
kejujuran
adalah
buahnya
jadi. Padahal negara telah memiliki
UU bahkan Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (Tipikor). Artinya, sejauh
iman bermasalah, sampai kapan pun
masalahah tidak akan pernah bisa
diwujudkan.
Berbeda jika iman ditanamkan
sejak dini kepada seluruh anak-anak
di negeri ini, baik melalui pendidikan
keluarga, lebih-lebih pendidikan formal
di sekolah, bukan tidak mungkin dalam
dua generasi ke depan akan lahir para
pembaharu yang benar-benar sanggup
membawa perubahan penting bagi
sejarah masa depan bangsa dan negara.
Mari kita lihat dari riwayat
perjalanan lahirnya seorang Umar
bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz
adalah putra pasangan Abdul bin
Aziz bin Marwan dan Ummi Ashim.
Ummi Ashim adalah nama julukan
untuk Laila, putri dari Ashim bin Umar
bin Khaththab dengan seorang gadis
penjual susu yang terkenal dengan
kejujurannya.
Al-kisah, ketika menjalankan
tugas rutinnya di malam hari, tatkala
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
penduduk sudah tertidur, Umar bin
Khaththab berjalan menyusuri jalanjalan di kota. Menjelang dini hari, Umar
merasa lelah dan memutuskan untuk
beristirahat. Tanpa sengaja, Umar
mendengar percakapan antara seorang
ibu dan anak perempuannya dalam
sebuah rumah yang tidak jauh dari
tempat Umar beristirahat.
Singkat cerita, sang ibu itu
memerintahkan anak gadisnya untuk
mencampur susu jualannya dengan
air, dengan demikian keuntungan bisa
lebih besar. Namun anak gadisnya
selalu menolak dengan beberapa
argumen.
Terakhir, karena desakan yang
tidak berubah dari sang ibu, sang
anak gadis itu berkata kepada ibunya,
“Ibu, mungkin orang biasa melakukan
kecurangan dan mereka aman-aman
saja bahkan mungkin sepintas terlihat
mendapat keuntungan. Mungkin
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
tidak melihat kecurangan kita. Tapi
bagaimana dengan Allah SWT, apakah
kita bisa bersembunyi dari pengamatan
dan pembalasan-Nya?”
Mendengar jawaban sang anak
gadis itu, Umar yang sejatinya masih
memerlukan waktu untuk istirahat
bergegas pulang dan menemui Ashim
putranya untuk bersegera melamar
gadis penjual susu itu dan bersegera
menikahinya. Dari pernikahan karena
kejujuran itulah kelak lahir Umar bin
Abdul Aziz yang kemudian dikenal
sebagai pemimpin yang mampu
mensejahterakan seluruh umat Islam.
Imanlah yang mendorong gadis
penjual susu itu tetap pada kebenaran
dan lurus di atas kejujuran. Hingga dari
rahimnya lahir generasi yang tidak saja
saleh, tetapi juga mampu mengubah
keadaan menjadi lebih baik bahkan
sangat spektakuler. Dan, terbukti dalam
masa dua tahun pemerintahan Umar
bin Abdul Aziz, tidak satu pun rakyat
yang dipimpinnya merasa berhak
untuk menerima zakat.
Jika dikembalikan pada permisalan
bahwa peradaban ini laksana pohon,
maka iman adalah akarnya, ilmu adalah
batangnya, amal adalah daunnya dan
kejujuran adalah buahnya. Artinya,
untuk membangun peradaban kita
perlu menguatkan iman, mengokohkan
ilmu, banyak beramal, sehingga lahirlah
kejujuran yang merupakan buah dari
kualitas iman.
Itulah makna terdalam dari
ungkapan Al-Kindi bahwa orang
beriman rela menyerahkan jiwa raganya
untuk mengabdi pada kebenaran
dengan penuh kejujuran. Karena secara
hakikat, hanya kejujuranlah yang
memungkinkan sebuah peradaban
akan terbangun, keadilan akan tercipta,
dan kemaslahatan akan merealita.
Dengan demikian, nilai kejujuran
inilah yang semestinya ditekankan
secara serius oleh para orangtua,
pendidik, bahkan pemerintah kepada
seluruh anak-anak Indonesia. Karena
nyawa bangsa dan negara kita sangat
bergantung pada ada tidaknya
kejujuran pada para generasinya.
*penulis buku & pendidik di
Hidayatullah Depok Jawa Barat
73
9. profil keluarga
S
ony Sugema dikenal sebagai
pengusaha dan aktivis
pendidikan asal Bandung, Jawa
Barat. Ia sukses mengelola
bisnis jaringan bimbingan
belajar, Sony Sugema Collage (SSC).
Tak hanya piawai mengelola bisnis,
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga
menganugerahi Sony kemampuan
mengelola keluarga besar dengan dua
istri, alias poligami.
Kedua istrinya selalu terlihat rukun
dan kompak menghadiri berbagai
acara keluarga dan kajian keilmuan.
Bagaimana kiat dia berpoligami?
Seperti apa hubungan kedua istrinya
serta anak-anak mereka?
Juli lalu Suara Hidayatullah
mewawancarai istri pertama Sony, Siti
Romelah, di rumahnya yang teduh
dan cukup luas di daerah Buah Batu,
Bandung.
Siti Romelah menikah dengan Sony
pada 1982, saat berusia 20 tahun dan
sedang kuliah di Institut Teknologi
Bandung (ITB), Jurusan Biologi. Usia
Sony tiga tahun lebih muda dan kuliah
tingkat satu di kampus yang sama
yakni Jurusan Teknik Sipil.
Kata Siti, sesudah anak ketiga
mereka, Zaenab Azahra lahir pada
1988, Sony mengutarakan niatnya
untuk menikah lagi. Siti mengaku
memaklumi niat suaminya karena hal
itu memang dibolehkan dalam ajaran
Islam. “Poligami kan sudah ada ayatnya
dalam al-Qur`an. Laki-laki boleh nikah
dengan dua, tiga, atau empat wanita.
Tapi kalau tidak bisa adil cukup satu
saja,” kata Siti.
Menurutnya, sejak itu sang suami
semakin intens bicara tentang poligami.
Hal itu dibicarakan hampir setiap
hari. Sony juga menjelaskan alasannya
berpoligami kepada anak-anak dan
orangtua Siti. “Katanya, kalau menikah
lagi, dirinya akan ada teman untuk
berbagi. Anak-anak kan banyak, bisa
saling bantu mengurus mereka,” tutur
Siti menirukan kata-kata suaminya.
Siti mengaku, kata-kata sang suami
memang banyak benarnya. Namun,
ketika pernikahan itu terjadi dia merasa
kedua mereka, “Alhamdulillah, Bu
Ira bisa menjadi teman berbagi
dengan saya.”
Siti tak menampik adanya
perasaan tidak enak di awal.
Tapi proses yang berjalan
membuat semuanya membaik.
Anak-anaknya sering menginap
bersama ibu kedua mereka
untuk mempererat hubungan.
Anak-anak Siti memanggil
ibu kedua mereka “mama”
sedangkan Siti dipanggil
“ummi”.
Anak ketiga Siti, Zaenab
mengaku sering menginap
di rumah “mama”. Walau
begitu, Zaenab mengaku
pada awalnya sulit menerima
ayahnya menikah lagi.
“Waktu itu saya masih SMP,
tidak bisa menerima dan
Kompak Berbagi
dengan Sang Madu
74
Siti Romelah
kaget juga. “Rasa cemburu sebenarnya
juga ada. Itu tidak bisa dihilangkan,”
katanya.
Pernikahan kedua suaminya
berlangsung pada 2001, sembilan
belas tahun setelah mereka
menikah. Sebelum menikah, Sony
memperkenalkan Siti dengan calon
madunya di Masjid Salman, kampus
ITB. Sang calon madu bernama Ira
Kartika, yang saat itu bekerja sebagai
guru di SSC.
“Bapak (Sony) sendiri yang cari
calon istri keduanya,” kata ibu dari 10
anak ini.
Teman Berbagi
Siti bersyukur, keluarganya tetap
utuh hingga kini. Hubungannya dengan
istri kedua suaminya juga terjalin baik.
Anak-anaknya juga dekat dengan ibu
sulit memahami. Tapi Bapak terus
menjelaskan, dan berkata ibu sudah
ikhlas. Begitu juga dengan orangtua Ibu
(nenek),” kata Zaenab.
Agar Zaenab bisa menerima
kehadiran ibu keduanya, ia sering
diinapkan di rumah Ika Kartika.. “Saya
sering menginap di rumah Mama
supaya bisa sering berkomunikasi. Anakanak Mama juga kerap menginap di
rumah Ummi,” kata Zaenab yang baru
saja menyelesaikan studi kedokteran di
Univertistas Padjajaran, Bandung.
Kata Siti, dengan poligami yang
dilakukan suaminya, dia jadi punya
waktu luang untuk diri sendiri. Siti
dan Ira saling membantu dalam
mengurus anak-anak dan suaminya. Siti
dianugerahi 10 orang anak, sedangkan
Ira dianugerahi 2 anak bernama Sarah
dan Cinta.
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
10. Jendela keluarga
Siti sering bermusyawarah dengan
Ira dalam merawat Sony yang kini
sedang menderita gangguan jantung.
Mereka berdua bergantian saling
menitipkan suami dan anak-anak.
“Antara saya dari Bu Ira juga tidak ada
rahasia,” katanya.
Meski begitu Siti mengaku, kalau
sedang cemburu, rasa pengertian
dirinya kepada suami bisa hilang.
Namun, katanya, sang suami bisa
bersikap adil lahir dan batin seperti
dalam hal pembagian hari giliran, harta,
rumah, kendaraan, dan lainnya.
“Tidak ada yang dilebihkan. Kalau
adil dalam masalah hati urusannya
pada Allah yang Maha Adil,” ujar Siti.
Siti dan Ira juga sering berbagi
makanan. Untuk urusan
makanan, Siti bahkan mengakui
kemahiran madunya dalam
memasak. “Kalau ada acara
keluarga, Bu Ira yang masak.
Karena dia memang ahli
memasak,” kata Siti tersenyum.
Siti pun tidak keberatan jika
suaminya ingin menikah lagi
untuk ketiga kalinya. “Ibu Ira
yang enggak mau. Belum siap.
Katanya mau berdua saja.”
kerabatnya. “Alhadulillah, Ibu Ira dan
teteh-tetehnya (kakak-kakaknya) sudah
rutin saya bekam,” kata Siti.
“Mohon doanya untuk tetap
istiqamah dalam belajar dan
mengamalkan thibbun nabawi sebagai
solusi untuk menyehatkan umat seperti
yang dicontohnya Rasulullah,” ujar Siti
berharap.
Siti mengatakan, suaminya tidak
ingin kedua istrinya bekerja. Katanya, di
rumah juga banyak pekerjaan penting
yang harus dilakukan. Tapi, kata Siti,
suaminya sering meminta pendapat
dari istri dan anak-anaknya soal
perusahaan atau soal sekolah khusus
untuk siswa tak mampu yang didirikan
suaminya.
Poligami, kata Siti adalah amal
saleh, dan bukan hanya untuk
memenuhi nafsu belaka. Hikmah yang
dia dapatkan yakni bisa saling berbagi
dengan madunya. Bagi laki-laki yang
ingin berpoligami, Siti berpesan agar
bisa mengukur diri, dan niatkan untuk
ibadah. “Kalau tidak bisa berlaku adil,
cukup satu saja,” pesan Siti.* Surya
Fachrizal/Suara Hidayatullah
Dokter Rumah Tangga
Siti Romelah adalah anak
kedua dari sembilan bersaudara.
Ia dilahirkan di Cirebon, 23 Maret
1962 dari pasangan Cahyamin
dan Siti Asiyah. Meski sudah
mempunyai anak seorang dokter,
Siti ingin menjadi dokter bagi
keluarganya. Karena itu, di sela-sela
waktunya, ia menekuni thibbun
nabawi, atau ilmu pengobatan ala
Nabi untuk dipraktekkan kepada
seluruh anggota keluarganya. Ia
belajar hijamah atau bekam tiga
tahun yang lalu dan kini sedang
mendalami akupuntur. Anaknya
yang dokter juga mendukung
langkah ibunya.
Sekarang bukan hanya suami
dan anak-anak yang dia bekam. Siti
mengaku juga rutin membekam
istri kedua suaminya dan
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
75
11. konsultasi keluarga
Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari
Kurban untuk Orangtua
yang Sudah Meninggal
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ustadz, sebentar lagi Idul Qurban akan me
nyapa kita. Selain disunnahkan melaksanakan sha
lat Id, kaum Muslimin juga dianjurkan menyembel
ih hewan kurban. Selama hampir dua tahun terakhir
ini kami sekeluarga telah menyisihkan uang belanja
sebesar Rp 50 ribu hingga cukup untuk membeli see
kor kambing, walaupun tidak terlalu besar. Tadi ya
n
kami ingin berkurban atas nama istri saya, namun
kemudian terpikir bahwa ayah saya yang sudah me
ninggal dua tahun lalu belum pernah berkurban ka
rena kurang mampu.
Pertanyaan saya, apakah berkurban untuk dan
atas nama orangtua yang telah meninggal itu diper
bolehkan oleh syariat Islam? Apakah pahalanya juga
akan sampai kepada mereka?
BU
Surabaya
Jawab
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Islam mengajarkan bahwa berbuat baik kepada
orangtua itu hendaknya dilakukan oleh semua anak
yang saleh, baik pada waktu mereka masih hidup
atau mereka sudah wafat. Birrul walidain pada saat
orangtua masih hidup sudah dimengerti oleh keba
nyakan kita, lalu apa kewajiban anak kepada orang
tuanya ketika mereka sudah wafat?
Selain melaksanakan wasiatnya, seorang anak
juga dianjurkan untuk menyambung silaturahim ke
pada setiap orang yang pernah dekat dan memiliki
hubungan persaudaraan, kekerabatan, dan bermua
malah dengan almarhum. Sebaiknya, seorang anak
tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang
tersebut, dan jangan sampai putus. Memutuskan
hubungan dengan mereka sama halnya dengan me
mutuskan silaturahim.
76
Yang paling utama adalah mendoakan mereka. Doa
anak saleh kepada orangtuanya sangat dinantikan
di saat mereka sudah tidak lagi bisa berbuat apa
pun. Tambahan berat timbangan amalnya sangat
ditentukan oleh doa anak-anaknya yang saleh. Ra
sulullah
mengajarkan kepada kita untuk senan
tiasa mendoakan mereka dengan doa yang sangat
populer:
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil. (Al-Isra’ [17]: 24)
”
Terhadap hal tersebut Rasulullah
menegas
kan:
“Apabila anak Adam meninggal dunia maka
terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: dari
sekedah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat,
atau dari anak saleh yang mendoakannya. (Riwa
”
yat Muslim)
Lalu, bagaimana kedudukan sedekah dalam
kaitannya dengan Hadits di atas? Imam Nawawi
meriwayatkan dalam syarahnya bahwa doa yang di
panjatkan anak yang saleh, pahalanya akan sampai
kepada orangtua yang sudah meninggal, demiki
an juga dengan sedekah. Imam Nawawi menjelas
kan bahwa hal ini telah menjadi kesepakatan (ijma’)
ulama yang masyhur. Khusus terhadap masalah
doa yang dipanjatkan orang lain, pahalanya juga
akan sampai kepada orang yang meninggal. Berba
hagialah orang yang sudah meninggal tetapi masih
mendapat kiriman doa dari orang lain.
Kurban dalam syariat Islam merupakan sede
kah. Seorang anak boleh berkurban untuk dan atas
nama orangtuanya, baik yang masih hidup mau
pun yang sudah meninggal dunia. Pahalanya, insya
Allah akan sampai kepada mereka.
Kesimpulannya, seseorang yang ingin berkur
ban untuk dan atas nama orangtuanya yang sudah
meninggal itu diperbolehkan, dan pahalanya akan
sampai kepada mereka.*
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
12. oase
Kisah Seorang Teman
D
iani, seorang teman SMP
yang sudah lama tidak
bertemu. Saat itu tanpa
sengaja bertemu dalam
sebuah kesempatan.
Ia termasuk wanita yang masih
terpesona de ngan duniawi. Aku
melihat penampilannya jauh dari
nilai-nilai islami, tanpa jilbab.
Walaupun begitu aku tak lantas
mengritiknya. Biarlah nanti ia
sadar sendiri. Katanya, ia belum
bisa membalut tubuhnya karena
masih belum bisa meninggalkan
kebiasaannya. Ia bilang kalau urusan
shalat tak meninggalkannya.
“Kalau Muslimah yang baik itu
ya harus pakai jilbab, Di. Masak
terus-terusan begini,” terangku pada
saat itu.
“Iya sih. Aku pun ingin menutup
aurat tapi belum bisa. Sepertinya
aku belum mendapatkan hidayah,”
jawabnya.
“Hidayah itu tidak datang sendiri
tapi harus dicari,” jelasku.
Pertemuan itu akhirnya berakhir
dan aku tak pernah bertemunya lagi.
Sekian lama kami tidak bertemu.
Tiba-tiba sebuah SMS masuk
ke HP-ku. Diani bilang ia punya
masalah. Ia sudah tidak membayar
asuransi selama lima tahun dan
asuransi pendidikan anaknya akan
ditutup.
“Punya solusi nggak nih. Aku
harus ada uang tiga juta rupiah
untuk bisa melanjutkan asuransi
itu. Bisa nggak aku pinjam uang dari
kamu?” tanya dia via SMS.
“Boro-boro meminjamkan uang,
aku juga lagi butuh uang buat anak
dan istri,” jawabku.
“Kamu punya saran untuk
masalah aku dalam soal ini,”
tanyanya lagi.
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
“Yang paling mudah shalat
malam dan sedekah saja. Kayaknya
kamu mudah untuk melakukannya,”
jawabku.
Ah, kukira ia belum tentu
melakukannya. Gayanya saja seperti
itu. Kupikir mana mungkin ia akan
melakukannya. Syukur kalau ia
melakukannya, mudah-mudahan
dari hal itu ia bisa terbuka untuk
dekat dengan Allah kepada yang
lebih mendalam, tidak hanya di
luarnya saja.
Suatu hari HP-ku berbunyi.
Rupanya Diani meneleponku.
“Aku berterima kasih atas saran
kamu. Aku lakukan shalat malam
dan memberi sedekah lima puluh
ribu rupiah kepada anak yatim
piatu. Eh, asuransi anakku setelah
mengisi aplikasi bisa dilanjut tanpa
harus membayar uang yang jutaan
itu,” terangnya.
“Alhamdulillah, ya tapi shalat
malam dan sedekah itu jangan
karena kamu lagi butuh saja.
Kalau bisa laksanakan secara
terus menerus. Bukan saja kamu
nanti dapat asuransi, tetapi siapa
tahu kamu pun diberi jodoh dan
menikah,” jawabku berkelakar.
“Emang kasih sedekah berapa
kalau bisa dapat jodoh,” tanyanya.
“Ya nggak ada batasan, bukan
sedekah sih tetapi semua itu kan
ketentuan Allah. Coba saja lima
ratus ribu, siapa tahu dengan
sedekah kamu bisa dipertemukan
jodoh oleh Allah. Tapi ingat,
shalat wajib jangan ditinggalkan
dan berdoalah setelahnya, niscaya
doa kamu akan dikabulkan Allah,”
terangku.
Lama tak terdengar setelah
percakapan itu. Diani tiba-tiba
mengontakku.
“Insya Allah, minggu depan aku
menikah, Def. Allah mengabulkan
keinginanku selama ini,” ucapnya
penuh kegembiraan.
“Insya Allah, aku akan hadir
kalau tak ada halangan,” jawabku.
“Ada satu lagi yang belum kamu
penuhi,“ kataku kemudian.
“Apaan tuh?”
“Semoga setelah menikah kamu
segera berjilbab,” kataku.
“Doakan ya biar aku dapat
melakukannya,” kata Diani di ujung
telepon menutup perbincangan.
Aku berharap semoga Allah segera
memberi kesempatan dia untuk
menutup auratnya karena doa
seorang teman yang tak diketahui
olehnya akan dikabulkan oleh
Allah. Semoga temanku itu saat
kembali bertemu ia telah menutup
auratnya.* Deffy Ruspiyandy,
Bandung
77
13. SYIFA
Deteksi Kolesterol
Secara mandiri
Mengenal dan
mengendalikan kolesterol.
Banyak olahraga dan atur
pola makan.
K
olesterol? Setiap orang
pasti merasa takut dengan
kata tersebut. Terutama
jika membayangkan
dampak yang ditimbulkan
jika kadar kolesterol meningkat.
Apalagi bagi mereka yang memiliki
kelebihan berat badan, kata itu
pasti akan selalu terbayang di benak
mereka.
Tapi, orang yang kurus
pun tidak berarti terbebas dari
kolesterol. Karena itu, setiap kita
perlu mengetahui gejala dan tandatanda meningkatnya kadar kolesterol
darah.
Ada beberapa tanda-tanda yang
dapat dilihat dari bagian tubuh
kita, sehingga hal ini bisa menjadi
alarm bagi kita.
selalu memberikan
Allah
rahmat dan kasih sayang-Nya kepada
setiap makhluk. Tidak ada di dunia
ini yang luput dari pengawasanNya. Begitupun dengan penyakit.
Setiap penyakit yang ada di dunia
ini, Allah pasti sediakan obatnya.
Sekaligus Allah tunjukkan juga gejala
dan tanda-tanda yang menyertainya,
sehingga manusia bisa melakukan
pencegahan. Namun, sebelum
melihat tanda-tanda pada anggota
tubuh kita, alangkah baiknya kita
tahu terlebih dahulu “makhluk” yang
namanya kolesterol.
Kolesterol adalah molekul sejenis
lipid atau lemak yang ada dalam
aliran darah dan sel tubuh.
Kolesterol diproduksi oleh hati
80
yang digunakan untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu membantu
pembentukan sel baru dan hormon.
Namun, jangan sampai berlebih.
Kelebihan kolesterol dapat
mengakibatkan penumpukan
lemak dalam darah yang dapat
menyumbat pembuluh darah. Pada
akhirnya, jantung dan otak akan
kekurangan pasokan darah yang
dapat menimbulkan risiko serangan
jantung dan stroke.
Kadar kolesterol yang
terlalu tinggi dalam darah
disebut hiperkolesterolemia. Ada
beberapa jenis kolesterol: low density
lipoprotein (LDL) yang disebut juga
kolesterol jahat. LDL mengandung
75 persen kolesterol dan hanya
sedikit protein. LDL berperan untuk
mengalirkan kolesterol ke seluruh
tubuh. Kadar LDL yang berlebihan
dapat menyebabkan penumpukan
lemak di dinding arteri.
Jenis kolesterol berikutnya
adalah high-density
lipoprotein (HDL), dikenal sebagai
kolesterol baik. HDL mengandung
banyak protein dan mengalirkan
20-30 persen kolesterol ke seluruh
tubuh. HDL berperan untuk
membuang kelebihan kolesterol dari
sel dan dinding arteri serta membawa
kolesterol kembali ke hati untuk
dibuang.
Ada pula yang disebut trigliserida,
yang berperan dalam penyimpanan
lemak dan berpengaruh dalam
pembentukan lipoprotein kaya
kolesterol. Lipoprotein kaya
kolesterol inilah yang menyebabkan
kolesterol tinggi serta meningkatkan
pembentukan gumpalan darah.
Karena itu, jangan sepelekan
makhluk yang bernama kolesterol
ini. Namun juga jangan terlalu
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
14. risau, kita bisa mendeteksi sejak
dini kondisi kolesterol darah kita
melalui beberapa bagian tubuh kita,
di antaranya melalui telapak tangan
dan iris mata. Walaupun diagnosa
ini tidak menunjukan angka, namun
bisa menjadi bahan landasan untuk
mengubah pola hidup.
Adapun tanda-tanda di telapak
tangan seseorang yang mengalami
permasalahan kolesterol adalah
sebagai berikut:
Ruas ujung jari berwarna lebih
merah/lebih gelap dibanding ruas
jari di sekitarnya. Semakin gelap
warnanya menandakan kadar
kolesterol di tubuh semakin tinggi.
Telapak tangan berwarna merah,
terlihat bengkak dan terdapat urat
berwarna biru.
Sedangkan pada iris mata, dapat
dilihat adanya lingkaran putih
pekat yang mengelilingi zona ke
7 atau dekat dengan skelera yang
terdapat pada iris mata.
Selain dari tanda-tanda pada
tangan dan iris mata yang dapat
dilihat, gejala lain yang biasanya
dirasakan adalah seperti sering
pusing di belakang kepala.
Juga, tengkuk dan pundak
terasa pegal, tangan dan kaki sering
kesemutan dan dada sebelah kiri
seperti tertusuk tusuk.
Namun untuk lebih meyakinkan
dan memastikan kebenarannya,
Anda bisa mengecek kadar
kolesterol darah di laboratorium
atau di apotek yang memiliki alat
cek kolesterol. Kadar kolesterol
darah normal adalah 160 mg/dl
- 200 mg/dl. Bila melebihi batas
tersebut, Anda harus mulai menjaga
makanan, mengendalikan serta
menurunkan kadar kolesterol
darah tersebut agar tidak
menimbulkan penyakit yang fatal
seperti jantung koroner ataupun
stroke.
Untuk mengatasi meningkatnya
kadar kolesterol darah, sangat
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
sederhana: mulailah dari
sekarang untuk berolahraga dan
menjaga pola makan yang sehat.
Contohnya, hindari makanan yang
mengandung lemak tinggi seperti
goreng-gorengan, santan, daging
terutama yang berasal dari hewan
yang di suntik hormon seperti
ayam potong. Juga hindari keju,
kerang, produk susu dan
olahannya. Kurangi juga makananmakanan siap saji yang mengandung
pengawet, pewarna, pemanis buatan,
dan penyedap makanan, serta
minuman bersoda dan beralkohol.
Mulailah perbanyak makan sayursayuran, kacang-kacangan, dan
gandum. Makanan tersebut dapat
membantu menurunkan
kadar kolesterol dengan cara
menghambat penyerapan kolesterol
di usus,sehingga membantu
menurunkan jumlah kolesterol yang
masuk pada aliran darah.
Selain itu, ada beberapa jenis
buah atau sayuran dan tanaman
obat yang diduga mampu mengatasi
kolesterol darah seperti bawang
putih, belimbing manis ataupun
belimbing wuluh, rosela, alpukat,
jamur lingzhi, sambiloto, temulawak,
daun dewa, daun sendok, dan masih
banyak lagi.
Contoh beberapa tanaman obat
untuk kolesterol: jamur lingzhi,
temulawak, daun dewa, daun sendok,
sambiloto, bawang putih, belimbing
wuluh, rosela, alpukat, belimbing
manis
Semoga dengan mengetahui
gejala, tanda-tanda dan
penanganannya baik preventif
(pecegahan), maupun kuratif
(pengobatan) menjadikan kita
makhluk yang senantiasa bersyukur
atas nikmat yang begitu luas
dan tak terhitung yang Allah
berikan kepada kita semua.* Ika
Oktariyani,apoteker dan pengajar di
Institut Thibbun Nabawi Indonesia
(INTI), Jakarta
Perbanyak makan
sayur-sayuran,
kacang-kacangan, dan
gandum. Makanan
tersebut dapat
membantu
menurunkan kadar
kolesterol dengan
cara menghambat
penyerapan kolesterol
di usus,sehingga
membantu
menurunkan jumlah
kolesterol yang masuk
pada aliran darah.
81
15. Susah Tidur
dan Cepat Lelah
Diasuh oleh :
dr Zaidul Akbar
Praktisi dan Konsultan Thibbun Nabawi dan Herba
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh.
Saya laki-laki, berusia 38 tahun, tinggi 166 cm,
berat badan 48 kg. Saya sering mengalami pusing
terutama kepala bagian belakang, susah tidur, cepat
lelah, susah buang air besar, dan kadang terasa
nyeri pada perut bagian bawah. Pinggang juga
kadang terasa sakit. Berat badan terus turun. Saya
sudah melakukan USG dan tes laboratorium.
Kata dokter saya hanya maag biasa. Apa benar
seperti itu, atau ada penyakit lain? Mohon
informasi mengenai penyakit saya, dan apa obat
herbalnya? Atas informasinya saya ucapkan terima
kasih.
Zainudin
Bima, NTB
Jawab:
Wa’alaikumsalam wa Rahmatullahi wa
Barakatuh.
Terimaksih atas info yang Bapak sampaikan.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan
kesabaran atas rasa sakit yang Bapak rasakan,
hingga kemudian datang nikmat sembuh yang
Allah Ta’ala berikan.
Adakalanya ketika seseorang mengalami
keluhan seperti ini, umumnya disebabkan karena
permasalahan enzim dalam tubuh manusia.
Biasanya, keluhan-keluhan seperti ini juga tidak
bisa dideteksi melalui pemeriksaan rontgen atau
laboratorium lainnya. Namun ada beberapa tips
ringan yang bisa dilakukan sebagai langkah awal
perbaikan.
1. Adakah Bapak mengonsumsi lebih banyak
makanan cepat saji, seperti ayam, nuget, atau
makanan-makanan yang banyak mengandung
pengawet atau penyedap rasa? Jika iya, segera
hentikan.
2. Adakah Bapak mengonsumsi gula pasir dan
produk pemanis buatan secara berlebihan? Jika
iya, segera dikurangi.
3. Adakah Bapak jarang memakan buah-buahan
dan sayuran dalam keseharian? Jika iya, segera
masukan menjadi menu wajib sehari-hari.
4. Mulailah mengonsumsi produk-produk herbal,
seperti: madu, zaitun, kurma, dan habatusauda.
5. Tambahkan dengan ramuan herbal lokal, seperti
kunyit, jahe, dan beras kencur.
6. Berolahragalah secara rutin.
7. Perbanyaklah berzikir dan beramal ibadah
lainnya, karena hal ini bisa menjadi sumber
keberkahan juga untuk Bapak.
8. Mulailah banyak bersyukur dengan tubuh yang
ada saat ini untuk tidak dimasukan bahan-bahan
yang tidak halal dan tidak baik.
Dan, yang juga jangan tinggalkan, berbekamlah
secara rutin. Insya Allah, dengan bekam bisa
membantu mengurangi rasa sakit yang Bapak
rasakan. Demikian yang bisa kami sampaikan.
Semoga segera membaik dan sehat kembali.
Wallahu ‘alam bishshawab.*
Rubrik ini berisi tanya-jawab seputar pengobatan ala Nabi (thibun
nabawi) yang diasuh oleh dr Zaidul Akbar, konsultan dan praktisi
thibun nabawi dan herba Institut Thibbun Nabawi Indonesia (INTI).
Kirimkan pertanyaan Anda melalui surat ke alamat redaksi atau
email: konsultasi.syifa@hidayatullah.com
82
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
16. SEJARAH
Abu al-Wafa al-Buzjani,
Matematikus Muslim Idola Barat
T
ernyata selain alKhawarizmi, Islam
juga memiliki ahli
matemetika yang
handal dan fenomenal.
Namanya Abu al-Wafa al-Buzjani.
“Ia salah satu matematikus terhebat
yang dimiliki perabadan Islam,”
papar George Sarton dalam bukunya
bertajuk Introduction to the History
of Science.
Abu al-Wafa hidup pada abad ke10 M. Abu al-Wafa adalah seorang
saintis serba bisa. Selain jago di
bidang matematika, ia pun terkenal
sebagai insinyur dan astronom
kenamaan pada zamannya. Kiprah
dan pemikirannya dibidang sains
diakui Barat. Sebagai bentuk
pengakuan dunia atas jasanya
dalam mengembangkan astronomi,
organisasi astronomi dunia
mengabadikan namanya menjadi
salah satu nama kawah di bulan.
Tak heran, jika sang ilmuwan
Muslim itu sampai saat ini begitu
dihormati dan disegani oleh
ilmuwan Barat.
Dalam bidang matematika,
Abu al-Wafa pun banyak memberi
sumbangan yang sangat penting
bagi pengembangan ilmu berhitung.
Betapa tidak, sepanjang hidupnya
ia telah melahirkan sederet inovasi
penting bagi ilmu matematika. Ia
tercatat menulis kritik atas pemikiran
Eucklid, Diophantos dan AlKhawarizmi. Sayang risalah itu hilang.
Sang ilmuwan pun mewariskan
Kitab Al-Kamil yang membahas
tentang ilmu hitung (aritmatika)
praktis. Kontribusi lainnya yang
tak kalah penting dalam ilmu
matematika adalah Kitab AlHandasa yang mengkaji penerapan
geometri. Ia juga berjasa besar dalam
78
mengembangkan trigonometri.
Ia orang pertama yang
mencetuskan rumus umum sinus
dan metode baru membentuk tabel
sinus. Juga membenarkan nilai
sinus 30 derajat ke tempat desimal
kedelapan. Yang lebih mengagumkan
lagi, ia membuat studi khusus
tentang tangen serta menghitung
sebuah tabel tangen.
Istilah secan dan co secan juga
pertama kali dikenalkan oleh Abu
al-Wafa. Baron Carra de Vaux yang
hidup pada abad 19 M mengambil
konsep secan yang dicetuskannya.
Salah satu jasa terbesar yang
diberikan Abu al-Wafa bagi studi
matematika adalah trigonometri.
Ini sebuah cabang matematika
yang berhadapan dengan sudut
segi tiga dan fungsi trigonometrik
seperti sinus, cosinus, dan
tangen. Trigonometri memiliki
hubungan dengan geometri,
meskipun ada ketidaktepatan
tentang hubungannya. Namun
bagi beberapa orang, trigonometri
adalah bagian dari geometri. Ia juga
memecahkan sejumlah masalah yang
berkaitan dengan spherical triangles.
Secara khusus, Abu alWafa berhasil menyusun rumus
yang menjadi identitas trigonometri.
Rumus tersebut yaitu:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)
sin(b)
cos(2a) = 1 - 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
Selain itu, Abu al-Wafa berhasil
membentuk rumus geometri untuk
parabola, yakni: x4 = a and x4 + ax3
= b.
Rumus-rumus penting itu
hanyalah secuil hasil pemikirannya
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
17. Salah satu jasa terbesar yang diberikan Abu al-Wafa bagi studi
matematika adalah trigonometri.
yang hingga kini masih bertahan.
Kemampuannya menciptakan
rumus-rumus baru matematika
membuktikan bahwa Abu al-Wafa
adalah matematikus jenius.
Tumbuh dari Lingkungan
Ilmu
Abu al-Wafa tumbuh di era
bangkitnya dinasti Islam baru,
Buwaih, tahun 945 hingga 1055 M.
Kesultanan Buwaih menancapkan
benderanya di antara periode
peralihan kekuasaan dari Arab ke
Turki. Dinasti ini memindahkan ibu
kota pemerintahannya ke Baghdad
saat Adud ad-Dawlah berkuasa
dari tahun 949 hingga 983 M.
Pemerintahan ad-Dawlah sangat
mendukung dan memfasilitasi para
ilmuwan dan seniman.
Dukungan itulah yang membuat
Abu al-Wafa memutuskan hijrah dari
kampung halamannya ke Baghdad.
Sang ilmuwan dari Khurasan ini
lalu memutuskan mendedikasikan
dirinya bagi ilmu pengetahuan di
istana Adud ad-Dawlah pada 959 M.
Abu al-Wafa bukanlah satusatunya matematikus yang
mengabdikan dirinya bagi
ilmu pengetahuan di istana itu.
Matematikus lainnya yang juga
bekerja di istana Adud ad-Dawlah
antara lain al-Quhi dan al-Sijzi.
Pada 983 M, suksesi
kepemimpinan terjadi di Dinasti
Buwaih. Adud ad-Dawlah
digantikan puteranya bernama
Sharaf ad-Dawlah. Sama seperti
sang ayah, sultan baru itu juga
sangat mendukung perkembangan
matematika dan astronomi. Abu
al-Wafa pun makin betah kerja di
istana.
Kecintaan sang sultan pada
AGUSTUS 2013/SYAWAL 1434
astronomi makin memuncak ketika
dirinya ingin membangun sebuah
observatorium. Abu al-Wafa dan
temannya, al-Quhi, pun mewujudkan
ambisi sang sultan. Observatorium
astronomi itu dibangun di taman
istana sultan di kota Baghdad. Kerja
keras Abu al-Wafa pun berhasil.
Observatorium itu secara resmi
dibuka pada Juni 988 M.
Untuk memantau bintang dari
observatorium itu, secara khusus
Abu al Wafa membangun kuadran
dinding. Sayang, observatorium tak
bertahan lama. Begitu Sultan Sharaf
ad-Dawlah wafat, observatorium itu
pun lalu ditutup.
Sederet karya besar telah
dihasilkan Abu al-Wafa selama
mendedikasikan dirinya di istana
Sultan Buwaih. Beberapa kitab
bernilai yang ditulisnya antara lain
Kitab fima Yahtaju Ilaihi al-Kuttab
wa al-Ummal min ‘Ilm al-Hisab
sebuah buku tentang aritmatika.
Dua salinan kitab itu sayangnya tak
lengkap, kini berada di perpustakaan
Leiden, Belanda serta Kairo, Mesir.
Dalam geometri, ia menulis Kitab
fima Yahtaj Ilaih as-Suna’ fi ‘Amal
al-Handasa. Buku itu ditulisnya atas
permintaan khusus dari Khalifah
Baha’ ad-Dawla. Salinannya berada
di perpustakaan Masjid Aya Sofia,
Istanbul. Kitab Al-Majesti adalah
buku karya Abu al-Wafa yang paling
terkenal dari semua buku yang
ditulisnya. Salinannya yang juga
sudah tak lengkap, kini tersimpan di
perpustakaan nasional Paris, Prancis.
Sang matematikus terhebat di
abad ke-10 itu tutup usia pada 15 Juli
998 di kota Baghdad, Iraq. Namun,
hasil karya dan pemikirannya hingga
kini masih tetap hidup.* Bahrul
Ulum/Suara Hidayatullah
79