4. TEORI HIERARKI KEBUTUHAN
Pendekatan Abraham Maslow terkait dengan motivasi yang
diterima secara luas, Maslow membuat hipotesis bahwa dalam
diri setiap manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan yaitu:
1. Kebutuhan fisik: meliputi lapar, haus, tempat bernaung,
seks, dan kebutuhan-kebutuhan tubuh lainnya.
2. Kebutuhan rasa aman: meliputi keamanan dan
perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.
3. Kebutuhan sosial: Meliputi kasih sayang, rasa memiliki,
penerimaan dan persahabatan.
4. Kebutuhan penghargaan: meliputi faktor-2 internal seperti
harga diri, otonomi, dan prestasi,serta faktor-2 eksternal
seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5. Kebutuhan aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi apa
yang mampu ia lakukan; meliputi pertumbuhan, pencapaian
potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
5. TEORI X DAN TEORI Y
• Douglas McGregor mengajukan dua pandangan
mengenai manusia: seseorang pada dasarnya
bersifat negatif, diberi nama Teori X, dan yang lainnya
bersifat positif, diberi mana teori Y.
• Melihat cara manajer menghadapi karyawan,
McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer
tentang
sifat
manusia
didasarkan
pada
pengelompokan asumsi tertentu dan manajer
tersebut cenderung
membentuk perilakunya
terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut.
6. DALAM TEORI X
• Terdapat empat asumsi yang diyakini:
1. Karyawan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan
berusaha menghindarinya.
2. Karena tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa,
dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Karyawan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat
mungkin hanya mengikuti perintah formal.
4. Kebanyakan pekerja mengutamakan rasa aman (agar tidak
ada alasan untuk dipecat) di atas semua faktor dan hanya
menunjukkan sedikit ambisi.
7. DALAM TEORI Y
• Terdapat empat asumsi berlawanan yang diyakini oleh
manajer:
1. Karyawan menandang pekerjaan sama alami-yahnya dengan
istirahat dan bermain.
2. Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan
melakukan pengarahan dan pengendalian diri.
3. Seorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk
menerima,bahkan mencari tanggung jawab.
4. Kreativitas, - yaitu kemampuan untuk membuat keputusan
yang baik – didelegasikan kepada para karyawan secara luas
dan tidak harus berasal dari orang yang berada dalam
manajemen1..
8. Teori Dua Faktor
• Motivating Factors
– kesempatan untuk berprestasi(achievement)
– pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition)
– kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)
– kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri
(advancement and growth)
• Hygiene Factors
– kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas
dan adil (company policy and administration)
– supervisi yang memadai (supervision)
– keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with
supervision)
– kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition)
– gaji atau upah yang layak(salary)
– hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers)
– adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life)
9. Teori Kebutuhan McCleland
• Teori tersebut berfokus pada tiga kebutuhan:
Pencapaian, Kekuatan dan Hubungan.
• Kebutuhan Pencapaian (Need of achievement):
Dorongan untuk melebihi, mencapai standarstandar, berusaha keras untuk berhasil;
• Kebutuhan Kekuatan (Need for Power):
Kebutuhan untuk membuat individu lain
berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka
tidak akan berprilaku sebaliknya.
• Kebutuhan Hubungan (Need for Affiliation):
Keinginan untuk menjalin suatu hubungan
antarpersonal yang ramah dan akrab
10. Teori Evaluasi Kognitif
• Teori Evaluasi Kognitif: Teori yang menyatakan
bahwa pemberian penghargaan ekstrinsik
untuk prilaku yang sebelumnya memuaskan
secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat
motivasi secara keseluruhan
• Indeks Diri: Tingkat sampai mana alasan
alasan seseorang untuk mengejar suatu tujuan
konsisten dengan minat dan nilai-nilai mereka;
11. Teori Penentuan Tujuan
• Teori bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan
sulit dengan umpan balik, menghasilkan
kinerja yang lebih tinggi.
12. Teori Efektivitas Diri
• Efektivitas Diri (self efficacy yang juga dikenal sebagai
teori kognitif sosial” atau “teori pembelajaran sosial”
merujuk pada keyakinan individu bahwa ia mampu
mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektivitas
diri anda, semakin tinggi rasa percaya diri yang anda
miliki dalam kemampuan anda untuk berhasil dalam
suatu tugas. Jadi, dalam situasi-situasi sulit, kita merasa
bahwa individu yang memiliki efektivitas diri rendah
cenderung mengurangi usaha mereka atau menyerah,
sementara individu dengan efektivitas diri tinggi akan
berusaha lebih keras untuk mengalahkan tantangan.
13. Teori Penguatan
• Teori Penguatan, teori dimana perilaku merupakan sebuah
fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya. Teoritikus2
penguatan menganggap perilaku disebabkan oleh lingkungan.
Anda tidak perlu khawatir, kata mereka, dengan peristiwa
kognitif internal; yang mengendalikan perilaku adalah
penguat penguat-konsekuensi apapun yang, ketika langsung
diikuti oleh respons, meningkatkan kemungkinan bahwa
perilaku itu akan diulang
• Teori penguatan mengabaikan perasaan, sikap, harapan, dan
variabel kognitif lain yang diketahui mempengaruhi perilaku.
Pada kenyataannya, beberapa peneliti melihat percobaanpercobaan yang sama yang digunakan oleh teoritikus2 untuk
mendukung posisi mereka dan menginterpretasikan
pertemuan2 tersebut dalam kerangka kognitif
14. Teori Keadilan
• Teori Keadilan adalah teori bahwa individu
membandingkan masukan-masukan dan hasil
pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan
hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons
untuk menghilangkan ketidakadilan.
• Keadilan Distributif: Keadilan jumlah dan pemberian
penghargaan yang dirasakan di antara individu2;
• Keadilan Organisasional: Seluruh persepsi tentang
apa yang adil ditempat kerja, yang terdiri atas
keadilan distributif, prosedural, dan interaksional
• Keadilan Prosedural: Keadilan yang dirasakan
mengenai proses yang digunakan untuk mentukan
distribusi penghargaan-penghargaan
16. Teori Harapan
• Teori Harapan: Kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dalam cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti
dengan hasil yang ada dan pada daya tarik
dari hasil itu terhadap individu tersebut
17. Lanjutan
•
1.
2.
3.
Oleh karena nya, teori tersebut berfokus pada tiga
hubungan:
Hubungan usaha – kinerja. Kemungkinan dirasakan oleh
individu yang mengeluarkan sejumlah usaha akan
menghasilkan kinerja;
Hubungan Kinerja – Penghargaan.
Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa bekerja
pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang
diinginkan;
Hubungan Penghargaan- tujuan-tujuan pribadi. Tingkat
mana penghargaan2 organisasional memuaskan tujuantujuan pribadi atau kebutuhan2 seseorang individu dan
daya tarik dari penghargaan2 potensial bagi individu
tersebut.