SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional

a. Pengertian Sistem

      Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
        mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang
         masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi
      berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.

Unsur-unsur dalam sistem
 mencakup :
•   Seperangkat komponen, elemen, bagian.
•   Saling berkaitan dan tergantung.
•   Kesatuan yang terintergrasi.
•   Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
•   Interaksi antar sistem membentuk sistem lain
    yang lebih besar.
b.   Pengertian Hukum


1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan
   yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan
   kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan
   menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam
   melaksanakan tugasnya.
2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota
   masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat
   tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai
   jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran
   terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama
   terhadap pelakunya.
3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan
   peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata
   tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh
   masyarakat itu.
Lanjutan ……………….

Unsur-unsur Dalam Pengertian
 Hukum :
• Peraturan mengenai tingkah laku manusia
  dalam pergaulan masyarakat ;
• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan
  resmi yang berwenang;
• Peraturan itu bersifat memaksa;dan
• Adanya sanksi yang tegas terhadap
  pelanggaran peraturan tersebut.
     Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
 dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum
 adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara
   tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.
c. Tujuan Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan
dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :

 N         Tokoh/ Pakar           Pendapat Yang Dikemukakan
      o
 1.       Subekti, S.H.   Hukum itu mengabdi pada tujuan negara,
                          yang mendatangkan atau ingin mencapai
                          kemakmu-ran   dan   kebahagiaan  pada
                          rakyatnya.
2.        Van             Mengatur pergaulan oleh hukum dengan
            Apeeldoorn    melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum
                          manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan
                          jiwa,  harta   benda)   dari   pihak  yang
                          merugikan.
3.        Y. Van Kant     Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar
                          kepentingan  tiap-tiap  manusia   tidak
                          diganggu.
4.        Geny            Hukum    bertujuan    semata-mata   untuk
d. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan
yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan
yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata.
Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material”
dan sumber hukum “formal” .

                   Macam-macam Sumber
                    Hukum :
                   1. Undang-undang,
                   2. Traktat,
                   3. Kebiasaan (hk tidak tertulis),
                   4. Doktrin, dan
                   5. Yurisprudensi,
Lanjutan ……………….


     Tata Urutan Peraturan Perundang-
                      undangan
         (TAP MPR No. III/MPR/2003)
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan
  pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata
  urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah
  sebagai berikut :
   1. Undang-undang Dasar 1945 ;
   2. Ketetapan MPR-RI ;
   3. Undang-undang ;
   4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
      (Perpu) ;
   5. Peraturan Pemerintah ;
   6. Keputusan Presiden ; dan
   7. Peraturan Daerah.
e. Penggolongan Hukum
                      Tertilis
        Wujud
                  Tidak Tertulis
                                         Lokal

        Ruang                           Nasional
                   Ius Contitutum     Internasional
        Waktu     Ius Contituendum
                                                      Satu Golongan
                    Hukum Antar
        Pribadi       Waktu                              Semua
Hukum                                Hk. Tata           Golongan
                                                        Antar Gol.
                                     Negara
                                     Hk. Adm.
                     Publik          Negara
                                     Hk. Pidana
                                     Hk. Acara        Hk. Perorangn
         Isi
                                                      Hk. Keluarga
                  Privat/Perdat
                        a                             Hk. Kekayaan
                                                      Hk. Waris
        Tugas       Material
         dan                         Pidana Formal
        Fungsi      Formal
                                     Perdata Formal
f. Sanksi Hukum
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10
 KUHP) :
1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
       a. Hukuman Mati
       b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :
              1) Hukuman seumur hidup
              2) Hukuman sementara waktu (setinggi-
          tingginya 20 tahun dan
                 sekurang-kurangnya 1 tahun)
       c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun
      dan sekurang-
          kurangnya 1 hari).
2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :
   a. Pencabutan hak-hak tertentu.
   b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
   c. Pengumuman keputusan hakim.
g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata


            Hukum Pidana , pelanggar hukum pada
            umumnya segera disikapi oleh pengadilan
            setelah menerima berkas polisi yg
            mengadakan penyelidikan dan penyidikan.
            Tindakan Pidana ( delik ) disengaja disebut
            delik doloes , & yg tidak sengaja disebut delik
            coelpa .
BERDA-
SARKAN
  ISI
         Hukum Perdata , pelanggar hukum perdata baru
         dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada
         pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di
         sini, ada pihak yg mengadu ( penggugat ) dan
         pihak yang diadukan ( tergugat ).
h. Peradilan Nasional
   Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam
lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
   Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah
                     Mahkamah Konstitusi.
                           Mahkamah
                            Agung




 Pengadilan    Pengadilan            Pengadilan      Pengadilan Tinggi
   Tinggi        Tinggi             Tinggi Militer   Tata Usaha Negara
 Umum/Sipil



 Pengadilan    Pengadilan            Pengadilan       Pengadilan
   Negeri        Negeri                Militer       Tata Usaha Negara
 Umum/Sipil
Fungsi
            Pengadilan Negeri             Tugas
                                     Wewenang
                                                         Fungsi
            Pengadilan Tinggi                            Tugas
                                                       Wewenang



                                                   Fungsi/Tugas
Peranan Lembaga-         Mahkamah Agung
Lembaga
                                                    Wewenang
Peradilan


                                      Wewenang
             Mahkamah Konstitusi
                                      Kewajiban
2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan

a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
   Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah
      atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg
diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua
       Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya.
   Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah
   memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
   pidana dan perdata di tingkat pertama .

 Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu
                              :
  Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian
    uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang
       terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan
                          Negara.
Lanjutan ……………….

Tugas dan kewenangannya, mencakup :
• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
  penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang
  perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
• Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang
  hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku
  Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga
  agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak
  mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.
• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah
  hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua
  Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang
  tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris.
b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
 Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan
  daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan
                                      Tingkat Banding).

Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di
  dalam daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di
  dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan
  itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim
  pengadilan negeri di daerah hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan
  Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg
  dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah
  hukumnya.
Lanjutan ……………….




Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
• Mengadili perkara yang diputus oleh
  pengadilan negeri dalam daerah hukumnya
  yang dimintakan banding.
• Berwenang untuk memerintahkan pengiriman
  berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk
  diteliti dan memberi penilaian tentang
  kecakapan dan kerajinan para hakim.
3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)
     Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban
 utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-
      tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
  menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung :
• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di
  semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.
• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-
  ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim
  di semua lingkungan peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi
  peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan
  surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
Lanjutan ……………….

Wewenang Mahkamah Agung :
•   Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap
    putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir
    dari semua Lingkungan Peradilan),
•   Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan
    mengadili,
•   Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
    putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
    hukum tetap,
•   Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
    perundang-undangan di bawah undang-undang,
•   Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan
    dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
•   Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu
    kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan
    tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan
    memutus perkara.
•   Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
Lanjutan ……………….

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang
 MA,dikarenakan :
• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang
  berlaku,
• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
  peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian
Permohonan kasasi, dapatyang bersangkutan.
  itu dengan batalnya putusan
dilakukan dalam perkara :
• Perdata    Asas-asas   penuntutan bagi
• Pidana     seseorang   yang dianggap
             bersalah,
             • Asas Opportunitas
             • Asas Legalitas
d. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003,
 memiliki
wewenang dan kewajiban :
• Wewenang , mengadili pada tingkat pertama dan
  terakhir yang putusannya bersifat final untuk
  menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa
  kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
  diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran
  partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan
  Umum.
• Kewajiban , yaitu memberi putusan atas pendapat
  DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
  dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum
   Sikap Terbuka
     Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan
    berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan
    hukum.
   Sikap Obyektif/Rasional
     Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak
    dalam ketentuan hukum dengan segala
    konsekuensinya.
   Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
     Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil
    pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau
    jembatan.
Pengertian Korupsi


            Gambaran Umum Korupsi


                        Persepsi Masyarakat
 Korupsi
    DI                   Fenomena Korupsi
Indonesia
                                      Upaya Pencegahan

                                      Upaya Penindakan
             Peran Serta Upaya
              Pemberantasan           Upaya Edukasi Masyarakat

                                     Upaya Edukasi LSM
3. Upaya Pemberantasan Korupsi

 a. Pengertian Korupsi
 Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara
  atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
 Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
                          “ketidak jujuran”.

Kolusi , adalah                            Nepotisme , adalah
permufakatan atau kerja                       setiap perbuatan
sama secara melawan                     penyelenggara negara
hukum antar                            secara melawan hukum
penyelenggaraan negara                   yang menguntungkan
atau antara penyelenggara            kepentingan keluarga dan
negara dan lain yang                     atau kroninya di atas
merugikan orang lain,                 kepentingan masyarakat
masyarakat dan atau                        bangsa dan negara .
negara .
Lanjutan ……………….

     Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan
         Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001
   Pemberian dalam arti luas , yakni meliputi
    pemberian uang, barang, rabat (discount),
    komisi,     pinjaman      tanpa   bunga,      tiket
    perjalanan,fasilitas   penginapan,      perjalanan
    wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
    lainnya.
   Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
    negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
    dengan menggunakan sarana elektronik atau
    tanpa sarana elektronik .
   Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
      Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
       Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
       penerima melaporkan gratifikasi yang
b. Gambaran Umum Korupsi
Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum
dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR
No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).


            Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia
Beberap      yang menerima suap dari perusahaan
a contoh     Jepang sehingga mampu memenangkan
 kasus :     proyek milyaran yen (Media Indonesia,
             15/10/1999),
            Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper
             (PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina
             sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998
             sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas,
Lanjutan ……………….

             Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004
                 Transparency International
   Rank     Negara           IPK   Rank     Negara           IPK
    1           Finlandia    9,7   47       Korea Selatan    4,5
    2       New Zealand      9,6   50           Suriname     4,3
    3           Denmark      9,5   66            Thailand    3,6
    4            Islandia    9,5   70            Srilanka    3,5
    5          Singapura     9,3   71                China   3,4
    6             Swedia     9,2   72        Saudi Arabia    3,4
    7                Swiss   9,1   92                India   2,8
    8           Norwegia     8,9   103    Papua N. Guinea    2,6
    9           Australia    8,8   104           Philipina   2,6
    16         Hongkong      8,0   106           Vietnam     2,6
    24            Jepang     6,9   132           Pakistan    2,1
    30    Uni Emirat Arab    6,1   137          Indonesia    2,0
    35            Taiwan     5,6   143          Myanmar      1,7
    39           Malaysia    5,0   145        Bangladesh     1,5
Lanjutan ……………….

        Praktek-praktek Korupsi Dalam
                Urusan Bisnis
   Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin
    ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat
    barang, dll.).
   Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak,
    dispensasi pajak).
   Pengadaan barang dan jasa pemerintah
    (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up
    dll.).
   Proses pengeluaran dan pemasukan barang di
    pelabuhan (bea cukai).
   Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi,
    tenaga kerja.
   Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.
Lanjutan ……………….


          AKTOR PELAKU KORUPSI
          Korupsi pada Januari - Agustus
                      2004


   Tidak kurang
  dari 2,7 triliun
   rupiah uang
   negara yang
  dikorupsi pada
   tahun 2004
  (Lap. Cawu II
      ICW).
c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi

1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi
   masalah korupsi dengan protes-protes terbuka.
   Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan
   korup dan yang merugikan negara dan
   masyarakat luas.
2. Pada umumnya, mereka masih memiliki
   idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan.
3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena
   faktor ketidak puasan dan kegelisahan
   psikologis (psychological insecurity). Tema-
   tema demonstrasi sering mengangkat
   permasalahan “penguasa yang korup” dan
   “derita rakyat”.
d. Fenomena Korupsi di Indonesia

Pada kehidupan masyarakat yang mengalami
proses perubahan, selalu muncul kelompok­
kelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi
dalam bidang politik, namun sesungguhnya
banyak diantara mereka yang tidak mampu.
                      Di lembaga-lembaga politik,
                  mereka ( politikus instan ) sering
                   hanya ingin memuaskan ambisi
                          pribadinya dengan dalih
                  “kepentingan rakyat”. Tapi tidak
                    jarang diantara mereka sering
                 terjebak pada ambisi pribadi dan
                 kepentingan kelompok tertentu.
Lanjutan ……………….


Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :
• Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan
  kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
  sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga-
  lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum
  pemimpinnya.
• Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan
  kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”
  dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi
  “kehampaan motivasi perjuangan”.
• Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena
  lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan
  kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang
  korup.
Lanjutan ……………….


Penyebab Utama Korupsi di Indonesia
   Lemahnya komitmen dan
    konsistensi penegakan
    hukum;
   Rendahnya integritas dan       Segitiga Korupsi
    profesio-nalisme ;
   Adanya peluang di                  Dorongan

    lingkungan kerja, karena
    jabatan dan lingkungan
    masyarakat;
   Merasa selalu kurang       Kesempatan     Rasionalisasi
    dalam memperoleh
    penghasilan (gaji PNS);
   Sikap yang tamak, lemah
    iman, kejujuran dan rasa
e. Upaya Pemberantasan Korupsi
1) Upaya Pencegahan, antara lain
  :
  Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk
   memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola
   hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab
   sosial yang tinggi.
  Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional
   yang positif dengan mengutamakan kepentingan
   nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan
   negara melalui sistem pendidikan formal, non formal
   dan pendidikan agama.
  Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan
   prinsip achievement atau keterampilan teknis dan
   tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat
   membuka peluang berkembangnya nepotisme.
Lanjutan ……………….

    Rencana Aksi Nasional (RAN)
      Pemberantasan Korupsi
   Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang
    efektif, terpadu, dan menyeluruh ( national
    integrity system ) dalam mencegah dan
    memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh
    komponen bangsa (masyarakat madani, swasta,
    eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka
    agama)
   RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap
    antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan
    situasi dalam negeri saat ini.
   Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9
    Desember 2004, Presiden mengeluarkan Inpres
    Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
    Pemberantasan Korupsi.
2) Upaya Penindakan, antara
  lain :
  UU No. 30/2002 merupakan amanat dari
   UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan
     Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang
      mengatakan perlu dibentuk Komisi
    Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
  melalui Undang-Undang sehingga lahirlah
                    …….
Lanjutan ……………….

     Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri
           Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan
a.   Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi
       Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan
        Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag.
        Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,
        masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
        Tahap Penuntutan
        KPU (MWK)
a.   Tahap Penyidikan
       Kasus PLCC Pertamina

       Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)

       Penjualan aset negara (indosat)

a.   Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan
b.   Dihentikan Penyelidikannya
c.   Pending
d.   Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti
Lanjutan ……………….



Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan
yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2
  Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD,
  SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004),
• Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian
  Keua-ngan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian
  tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar
  lebih. (2004),
• Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas
  preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT
  Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).
Lanjutan ……………….


    Kasus Pembelian Helikopter
     MI-2 merk PLC (Rusia) dgn
     terdakwa A.P. (Gub. NAD).
    Putusan                        Contoh
PN = divonis 10 tahun, denda        Kasus
  Rp 500 jt & membayar uang        Korupsi
  pengganti Rp 3,683 M            Yang telah
PT = divonis 10 tahun, denda      diputuskan
  Rp 500 jt & membayar uang       Pengadilan
  pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda
  Rp 500 jt & membayar uang
  pengganti Rp 6,4 M
3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara
  lain :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan
    partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan
    kepentingan-kepentingan publik,
  2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak   acuh, karena hal ini
     justru akan merugikan masyarakat     itu sendiri,
  3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan,
     terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa,
     kecamatan dan seterusnya sampai tingkat
     pusat/nasional,
  4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang
     penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-
     aspek hukumnya,
  5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek
     pembangunan dan berperan aktif dalam setiap
     pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat
4) Upaya Edukasi Masyarakat, antara
  lain :
  Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah
     sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang
     mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan
     kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di
     Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk
     memberantas korupsi melalui usaha-usaha
     pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif
     melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.
   Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi
    internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.
       Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah
            Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK
             Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan,
       Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil
      survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.
Lanjutan ……………….


                      Makin meningkatnya beban
                       masyarakat akibat badan
                       usaha milik Negara kurang
                       efisien dalam mengelola
                       kebutuhan publik seperti
    Dampak             telekomunikasi, bahan
   Korupsi di          bakar minyak, listrik dan
                       lain sebagainya.
   Indonesia          Rendahnya kualitas
                       pelayanan publik;
                      Rendahnya kualitas sarana
                       dan prasarana yang
                       dibangun pemerintah,
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di
   tinjau dari Proses Hukumnya !
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa
   keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi
   Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban
   Anda !
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan
   Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan
   seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !
4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan
   gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh
   pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak
   korupsi di Indonesia !
SISTEM HUKUM

More Related Content

What's hot

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanradar radius
 
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaSistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaadindarizqy
 
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi SiswaPkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi SiswaHernaWati14
 
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanMenganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanLia Rofiatun
 
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIAShauqina Saraya
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaAisyahFatimah1
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4X IIS 4 SMAN 1 CILEGON
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSLS
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di IndonesiaAlifia Putri Yudanti
 
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalKelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalNovii Kanadia
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMuhamad Yogi
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIAAldy Arfan Nugraha
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Erwin Pasaribu
 

What's hot (20)

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
makalah peradilan
makalah peradilanmakalah peradilan
makalah peradilan
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilanKd 3 sistem hukum dan peradilan
Kd 3 sistem hukum dan peradilan
 
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesiaSistem hukum dan peradilan di indonesia
Sistem hukum dan peradilan di indonesia
 
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi SiswaPkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
 
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilanMenganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
Menganalisis peranan lembaga lembaga peradilan
 
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIALEMBAGA PERADILAN INDONESIA
LEMBAGA PERADILAN INDONESIA
 
Sistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesiaSistem hukum dan peradilan indonesia
Sistem hukum dan peradilan indonesia
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Lembaga peradilan
Lembaga peradilanLembaga peradilan
Lembaga peradilan
 
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
Sistem Peradilan Indonesia Kelompok 2 X IIS 4
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
 
Ptun
PtunPtun
Ptun
 
Peradilan
Peradilan Peradilan
Peradilan
 
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
[KELAS XI] PKN: Lembaga Peradilan di Indonesia
 
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasionalKelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
 
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di IndonesiaMencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
Mencermati Sistem Lembaga Peradilan di Indonesia
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 

Similar to SISTEM HUKUM

Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasAwis Mirad
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptProfesorSaran
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaFRANKLYN_SS
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Pyo Jihoon
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxBrannessIrnando1
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2ade_sobara
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxTSan4
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxRoyyanFirdausAlpha
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
HUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptxHUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptxrizkydiah2
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasHendrastuti Retno
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanPoetra Poernama
 
Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2Dhika Dhika
 

Similar to SISTEM HUKUM (20)

Babii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nasBabii.sis.hukumperad.nas
Babii.sis.hukumperad.nas
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang MemengaruhinyaHakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
Hakikat Penegakan Hukum, Aparat Penegakan Hukum, dan Faktor yang Memengaruhinya
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Indonesia_kls.pptx
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Tomy.pptx
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
HUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptxHUKUM KELAS 12.pptx
HUKUM KELAS 12.pptx
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nasBab 2  kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
Bab 2 kelas x sikap positif thd sistem & peradilan nas
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

SISTEM HUKUM

  • 1.
  • 2. 1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional a. Pengertian Sistem Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan. Unsur-unsur dalam sistem mencakup : • Seperangkat komponen, elemen, bagian. • Saling berkaitan dan tergantung. • Kesatuan yang terintergrasi. • Memiliki peranan dan tujuan tertentu. • Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar.
  • 3. b. Pengertian Hukum 1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya. 2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya. 3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.
  • 4. Lanjutan ………………. Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum : • Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat ; • Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwenang; • Peraturan itu bersifat memaksa;dan • Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.
  • 5. c. Tujuan Hukum Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb : N Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan o 1. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya. 2. Van Mengatur pergaulan oleh hukum dengan Apeeldoorn melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan. 3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu. 4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk
  • 6. d. Sumber Hukum Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber hukum “formal” . Macam-macam Sumber Hukum : 1. Undang-undang, 2. Traktat, 3. Kebiasaan (hk tidak tertulis), 4. Doktrin, dan 5. Yurisprudensi,
  • 7. Lanjutan ………………. Tata Urutan Peraturan Perundang- undangan (TAP MPR No. III/MPR/2003) Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Dasar 1945 ; 2. Ketetapan MPR-RI ; 3. Undang-undang ; 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) ; 5. Peraturan Pemerintah ; 6. Keputusan Presiden ; dan 7. Peraturan Daerah.
  • 8. e. Penggolongan Hukum Tertilis Wujud Tidak Tertulis Lokal Ruang Nasional Ius Contitutum Internasional Waktu Ius Contituendum Satu Golongan Hukum Antar Pribadi Waktu Semua Hukum Hk. Tata Golongan Antar Gol. Negara Hk. Adm. Publik Negara Hk. Pidana Hk. Acara Hk. Perorangn Isi Hk. Keluarga Privat/Perdat a Hk. Kekayaan Hk. Waris Tugas Material dan Pidana Formal Fungsi Formal Perdata Formal
  • 9. f. Sanksi Hukum Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) : 1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Mati b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari : 1) Hukuman seumur hidup 2) Hukuman sementara waktu (setinggi- tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun) c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang- kurangnya 1 hari). 2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu. b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu. c. Pengumuman keputusan hakim.
  • 10. g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata Hukum Pidana , pelanggar hukum pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan penyidikan. Tindakan Pidana ( delik ) disengaja disebut delik doloes , & yg tidak sengaja disebut delik coelpa . BERDA- SARKAN ISI Hukum Perdata , pelanggar hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu ( penggugat ) dan pihak yang diadukan ( tergugat ).
  • 11. h. Peradilan Nasional Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung Pengadilan Pengadilan Pengadilan Pengadilan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Militer Tata Usaha Negara Umum/Sipil Pengadilan Pengadilan Pengadilan Pengadilan Negeri Negeri Militer Tata Usaha Negara Umum/Sipil
  • 12. Fungsi Pengadilan Negeri Tugas Wewenang Fungsi Pengadilan Tinggi Tugas Wewenang Fungsi/Tugas Peranan Lembaga- Mahkamah Agung Lembaga Wewenang Peradilan Wewenang Mahkamah Konstitusi Kewajiban
  • 13. 2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama) Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya. Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama . Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu : Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.
  • 14. Lanjutan ………………. Tugas dan kewenangannya, mencakup : • Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan. • Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. • Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. • Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. • Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara. • Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris.
  • 15. b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua) Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding). Fungsi Pengadilan Tinggi adalah. • Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya. • Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya. • Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya. • Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.
  • 16. Lanjutan ………………. Wewenang Pengadilan Tinggi adalah : • Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. • Berwenang untuk memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.
  • 17. 3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi) Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan- tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya. Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung : • Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku- ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan. • Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
  • 18. Lanjutan ………………. Wewenang Mahkamah Agung : • Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan), • Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili, • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, • Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, • Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan, • Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. • Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
  • 19. Lanjutan ………………. Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan : • Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang, • Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, • Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian Permohonan kasasi, dapatyang bersangkutan. itu dengan batalnya putusan dilakukan dalam perkara : • Perdata Asas-asas penuntutan bagi • Pidana seseorang yang dianggap bersalah, • Asas Opportunitas • Asas Legalitas
  • 20. d. Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban : • Wewenang , mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan Umum. • Kewajiban , yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
  • 21. e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum  Sikap Terbuka Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum.  Sikap Obyektif/Rasional Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.  Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau jembatan.
  • 22. Pengertian Korupsi Gambaran Umum Korupsi Persepsi Masyarakat Korupsi DI Fenomena Korupsi Indonesia Upaya Pencegahan Upaya Penindakan Peran Serta Upaya Pemberantasan Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM
  • 23. 3. Upaya Pemberantasan Korupsi a. Pengertian Korupsi Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak jujuran”. Kolusi , adalah Nepotisme , adalah permufakatan atau kerja setiap perbuatan sama secara melawan penyelenggara negara hukum antar secara melawan hukum penyelenggaraan negara yang menguntungkan atau antara penyelenggara kepentingan keluarga dan negara dan lain yang atau kroninya di atas merugikan orang lain, kepentingan masyarakat masyarakat dan atau bangsa dan negara . negara .
  • 24. Lanjutan ………………. Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001  Pemberian dalam arti luas , yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.  Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik .  Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang
  • 25. b. Gambaran Umum Korupsi Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).  Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia Beberap yang menerima suap dari perusahaan a contoh Jepang sehingga mampu memenangkan kasus : proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),  Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper (PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas,
  • 26. Lanjutan ………………. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004 Transparency International Rank Negara IPK Rank Negara IPK 1 Finlandia 9,7 47 Korea Selatan 4,5 2 New Zealand 9,6 50 Suriname 4,3 3 Denmark 9,5 66 Thailand 3,6 4 Islandia 9,5 70 Srilanka 3,5 5 Singapura 9,3 71 China 3,4 6 Swedia 9,2 72 Saudi Arabia 3,4 7 Swiss 9,1 92 India 2,8 8 Norwegia 8,9 103 Papua N. Guinea 2,6 9 Australia 8,8 104 Philipina 2,6 16 Hongkong 8,0 106 Vietnam 2,6 24 Jepang 6,9 132 Pakistan 2,1 30 Uni Emirat Arab 6,1 137 Indonesia 2,0 35 Taiwan 5,6 143 Myanmar 1,7 39 Malaysia 5,0 145 Bangladesh 1,5
  • 27. Lanjutan ………………. Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan Bisnis  Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).  Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak).  Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll.).  Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan (bea cukai).  Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja.  Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.
  • 28. Lanjutan ………………. AKTOR PELAKU KORUPSI Korupsi pada Januari - Agustus 2004 Tidak kurang dari 2,7 triliun rupiah uang negara yang dikorupsi pada tahun 2004 (Lap. Cawu II ICW).
  • 29. c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi 1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan negara dan masyarakat luas. 2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan. 3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor ketidak puasan dan kegelisahan psikologis (psychological insecurity). Tema- tema demonstrasi sering mengangkat permasalahan “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”.
  • 30. d. Fenomena Korupsi di Indonesia Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompok­ kelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu. Di lembaga-lembaga politik, mereka ( politikus instan ) sering hanya ingin memuaskan ambisi pribadinya dengan dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak jarang diantara mereka sering terjebak pada ambisi pribadi dan kepentingan kelompok tertentu.
  • 31. Lanjutan ………………. Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut : • Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga- lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum pemimpinnya. • Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik” dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi “kehampaan motivasi perjuangan”. • Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang korup.
  • 32. Lanjutan ………………. Penyebab Utama Korupsi di Indonesia  Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum;  Rendahnya integritas dan Segitiga Korupsi profesio-nalisme ;  Adanya peluang di Dorongan lingkungan kerja, karena jabatan dan lingkungan masyarakat;  Merasa selalu kurang Kesempatan Rasionalisasi dalam memperoleh penghasilan (gaji PNS);  Sikap yang tamak, lemah iman, kejujuran dan rasa
  • 33. e. Upaya Pemberantasan Korupsi 1) Upaya Pencegahan, antara lain :  Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.  Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan agama.  Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.
  • 34. Lanjutan ………………. Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Korupsi  Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif, terpadu, dan menyeluruh ( national integrity system ) dalam mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama)  RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini.  Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember 2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
  • 35. 2) Upaya Penindakan, antara lain : UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang sehingga lahirlah …….
  • 36. Lanjutan ………………. Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi  Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla, masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;  Tahap Penuntutan  KPU (MWK) a. Tahap Penyidikan  Kasus PLCC Pertamina  Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)  Penjualan aset negara (indosat) a. Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan b. Dihentikan Penyelidikannya c. Pending d. Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti
  • 37. Lanjutan ………………. Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK : • Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). • Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), • Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keua-ngan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004), • Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).
  • 38. Lanjutan ……………….  Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD).  Putusan Contoh PN = divonis 10 tahun, denda Kasus Rp 500 jt & membayar uang Korupsi pengganti Rp 3,683 M Yang telah PT = divonis 10 tahun, denda diputuskan Rp 500 jt & membayar uang Pengadilan pengganti Rp 3,683M MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 M
  • 39. 3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : 1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik, 2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri, 3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional, 4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek- aspek hukumnya, 5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat
  • 40. 4) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.
  • 41. Lanjutan ……………….  Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola kebutuhan publik seperti Dampak telekomunikasi, bahan Korupsi di bakar minyak, listrik dan lain sebagainya. Indonesia  Rendahnya kualitas pelayanan publik;  Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah,
  • 42. SOAL ESSAY/URAIAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya ! 2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda ! 3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung ! 4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara ! 5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia !

Editor's Notes

  1. Selain sikap skeptisme dan permisif terhadap korupsi ini, berdasarkan kajian dan penelitian terhadap korusi ini banyak yang menyimpulkan bahwa rendahnya gaji pegawai negeri sipil merupakan penyebab utama terjadinya korupsi, sehingga seringkali timbul sikap toleransi yang negatif antar pegawai dan masyarakat dalam menyuburkan iklim korupsi dan kolusi. Namun kita menyadari bahwa kondisi buruknya sistem penggajian ini bukanlah satu-satunya penyebab korupsi. Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundangan; rendahnya integritas dan profesionalisme; kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan dan lingkungan masyarakat yang merangsang timbulnya korupsi; lemahnya keimanan, kejujuran dan rasa malu, adalah beberapa hal yang berpengaruh terhadap suburnya iklim korusi dan kolusi. Dengan demikian bilamana masalah korupsi dan kolusi ini tidak mendapatkan porsi yang memadai dalam upaya pencegahan dan penindakannya, maka sudah dapat dipastikan bahwa upaya–upaya untuk mewujudkan good governance akan menjadi sulit.
  2. Bagi Indonesia, dalam masa reformasi ini maka masalah korupsi (baca KKN) merupakan masalah yang sangat menonjol, yang tercermin antara lain dari rendahnya kualitas pelayanan publik; rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah, makin meningkatnya beban masyarakat akibat adanya ketidak efisienan dan ketidak effektifan pengelolaan badan usaha yang mengelola kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya. Sementara itu di lain pihak makin terjadi kesenjangan, dimana pihak konglomerat dan beberapa pejabat secara demonstratif memamerkan kekayaannya.