SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
11-11-2019 1/3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id
LELE BIOFLOK, SOLUSI PENUHI KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT
LELE BIOFLOK, SOLUSI PENUHI KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT
DIPUBLIKASIKAN PADA : SABTU, 22 JULI 2017 00:00:00, DIBACA : 14.075 KALI
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan peran dalam menopang ketahanan pangan nasional. Produk pangan berbasis ikan
saat ini menjadi andalan utama, seiring mulai terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dari protein berbasis daging merah menuju protein daging putih (ikan).
Saat ini konsumsi ikan masyarakat Indonesia baru mencapai 40 kg per kapita per tahun. Nilai ini masih jauh di bawah tingkat konsumsi negara lain seperti Jepang
yang mencapai 110 kg per kapita per tahun, dan Malaysia yang mencapai 70 kg per kapita per tahun. Oleh karena itu, KKP memproyeksikan sampai dengan
tahun 2019, tingkat konsumsi ikan naik menjadi > 50 kg per kapita per tahun. Dengan target tersebut setidaknya dibutuhkan suplai ikan sebanyak 14,6 juta ton per
tahun, di mana sekitar 60 persen dari angka tersebut akan bergantung pada hasil produksi perikanan budidaya.
Sebelumnya, dalam ajang Festival Kuliner Ikan Nusantara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau masyarakat untuk mulai melirik ikan
sebagai sumber pangan dengan membiasakan mengkonsumsi ikan setiap hari. Menteri Susi menilai, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih jauh
lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, bahkan di level ASEAN sekalipun. Padahal menurutnya, ikan merupakan sumber protein yang berperan penting
dalam meningkatkan kualitas kecerdasan generasi bangsa ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyampaikan bahwa untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional yang semakin tinggi, langkah
utama yang perlu dilakukan adalah inovasi teknologi yang efektif dan efisien. Menurut Slamet, saat ini upaya mewujudkan ketahanan pangan mau tidak mau
harus dihadapkan langsung dengan fenomena perubahan iklim dan penurunan kualitas lingkungan global. Di sisi lain perkembangan sektor industri dan ledakan
jumlah penduduk juga turut memberikan kontribusi dalam mereduksi lahan sektor yang berbasis pangan. Ini perlu diantisipasi karena secara langsung akan
berdampak pada penurunan suplai bahan pangan bagi masyarakat.
KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melakukan upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) budidaya dan terbukti
berhasil. Salah satunya yaitu inovasi teknologi budidaya ikan Lele sistem bioflok. Teknologi budidaya ikan lele sistem bioflok adalah suatu teknik budidaya melalui
rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme, yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Teknologi bioflok menjadi sangat popular saat ini karena mampu mengenjot produktivitas lele yang tinggi, penggunaan lahan yang tidak terlalu luas dan hemat air.
''Bioflok ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, apalagi saat ini produk Lele sangat memasyarakat sebagai sumber gizi yang digemari,''
terang Slamet.
Genjot Produktivitas Hingga Tiga Kali Lipat
Inovasi teknologi sistem bioflok pada kegiatan budidaya dilakukan melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan
mikroorganisme. Inovasi yang dikembangkan ini dapat menggenjot produktivitas budidaya hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan budidaya sistem
konvensional.
1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/3 11-11-2019
Sebagai perbandingan, budidaya dengan sistem konvensional dengan padat tebar 100 ekor/m3 memerlukan 90-110 hari untuk panen, sedangkan untuk sistem
bioflok dengan padat tebar 500-1000 ekor/m3 hanya membutuhkan 75-90 hari saja. Di samping itu, penggunaan pakan lebih efisien. Jika pada teknologi
konvensional nilai Feed Convertion Ratio (FCR) rata-rata 1,5, dengan teknologi bioflok FCR dapat mencapai 0,8 1,0. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan
pada teknologi konvensional membutuhkan rata rata 1,5 kg pakan, sedangkan dengan teknologi bioflok hanya membutuhkan 0,8 1,0 kg pakan.
Di banyak daerah teknologi bioflok terbukti sangat efisien. Sebagai ilustrasi dengan rata-rata padat tebar 1.000 ekor/m3, maka dalam satu kolam bulat ukuran
diameter 3 m, dapat ditebar benih lele sebanyak minimal 3.000 ekor, dan mampu menghasilkan lele konsumsi mencapai 300 500 kg per siklus (75-90 hari).
Artinya jika dibanding dengan teknologi konvensional, budidaya sistem bioflok ini mampu menaikan produktivitas > 3 kali lipat.
Begitupun secara perhitungan bisnis, usaha ini juga sangat profitable. Sebagai gambaran dalam 1 (satu) unit usaha, yaitu 12 lubang kolam diameter 3 m dengan
kepadatan 3.000 ekor benih/kolam, akan menghasilkan produksi sebanyak 4,3 ton per siklus. Dengan kata lain, pembudidaya dapat meraup keuntungan sekitar
21,6 juta per siklus atau sekitar Rp7,2 juta per bulan. Salah satu kelebihan lain, pengembangan lele bioflok juga dapat diintegrasikan dengan sistem hidroponik, di
mana secara teknis air buangan limbah budidaya yang mengandung mikroba dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang baik bagi sayuran.
Kenalkan Lele Bioflok ke Lingkungan Pondok Pesantren
KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menggandeng lingkungan pondok pesantren sebagai sasaran pengembangan teknologi bioflok,
melalui program Bioflok Masuk Pesantren. Pesantren dipilih sebagai lokasi pengembangan teknologi bioflok karena dinilai sebagai lingkungan yang efektif untuk
pengembangan usaha budidaya.
Pesantren memiliki lahan yang cukup luas, kelembagaan koperasi, sistem manajemen yang rapi dan teratur, serta Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini
jumlah santri yang memadai. Bahkan satu pesantren dapat memiliki hingga 10.000 santri yang handal dan disiplin sebagai kunci keberhasilan usaha budidaya lele
yang membutuhkan ketelatenan dan ketelitian. Pesantren juga dapat menjadi contoh yang efektif karena menjadi panutan masyarakat. Namun demikian, tingkat
konsumsi ikan santri masih rendah. Pengenalan usaha lele bioflok di lingkungan pesantren ini, diharapkan akan mampu mewujudkan pemberdayaan umat,
sebagaimana pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Tahun ini KKP akan mengalokasikan dukungan sebanyak 103 paket, dengan rincian 71 paket dari pusat dan 32 paket dari Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang
akan diberikan terhadap 73 pondok pesantren, 12 kelompok pembudidaya ikan, dan 3 lembaga pendidikan, yang tersebar di 15 Provinsi, termasuk diantaranya
wilayah perbatasan yaitu Provinsi NTT (Kabupaten Belu), Provinsi Papua (Kabupaten Sarmi dan Wamena), Provinsi Kalimantan Utara (Kabupaten Nunukan).
Total dukungan tersebut masing-masing terdiri dari 12 kolam dengan diameter 3 m, benih lele, pakan dan obat ikan, probiotik (larutan bakteri), dan sarana
operasional.
Dukungan pada pondok pesantren ini diharapkan dapat memberdayakan setidaknya sekitar 78.500 orang santri. Ada 2 (dua) hasil (outcome) yang diharapkan
dapat dicapai dengan mendorong program ini, yaitu: Pertama, terwujudnya pergerakan ekonomi di pondok pesantren dan yayasan, dengan memberdayakan
koperasi pesantren. Dukungan ini diharapkan akan mampu menghasilkan produksi ikan Lele konsumsi sebanyak 440,325 ton per siklus atau 1.321 ton per tahun,
dengan nilai ekonomi produksi sebesar Rp21,14 miliar per tahun, dengan angka tenaga kerja yang dapat terlibat mencapai 1.030 orang.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 11-11-2019 10:11
11-11-2019 3/3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kedua, meningkatnya konsumsi ikan per kapita di kalangan masyarakat pondok pesantren. Sebagaimana diketahui, tingkat konsumsi ikan dikalangan para santri
masih rendah yaitu hanya sekitar 9,6 kg per kapita/tahun. Dengan adanya program ini diharapkan akan mampu mendorong tingkat konsumsi ikan di kalangan
santri sampai 15 kg per kapita/tahun, sehingga secara langsung akan meningkatkan perbaikan gizi. Paling tidak dukungan awal ini akan memicu frekuensi
konsumsi ikan di pondok pesantren yang semula kurang dari 1 kali dalam seminggu, menjadi paling tidak 2 kali dalam seminggu.
KKP menggandeng stakeholder terkait seperti Perguruan Tinggi dan LSM untuk turut serta melakukan pembinaan dan pendampingan teknologi, sehingga usaha
akan berkesinambungan. KKP juga menggandeng organisasi keagamaan dalam hal ini PP Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk bekerjasama dalam
program pengembangan lele bioflok ini.
Sementara itu, secara nasional target ikan lele untuk tahun 2017 diproyeksikan sebesar 1,39 juta ton, dimana realisasi hingga triwulan 1 mencapai 225 ribu ton.
Melalui kegiatan pengembangan teknologi bioflok ini, maka diharapkan mampu menyumbang pencapaian sasaran produksi lele nasional.
*) Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo
3

More Related Content

Similar to kemkes-01.pdf

PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...Luhur Moekti Prayogo
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANrendraeka
 
Tabloid akua indo edisi mei juni
Tabloid akua indo edisi mei juniTabloid akua indo edisi mei juni
Tabloid akua indo edisi mei juniArie Priyono
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganEnchink Qw
 
Sukses budi daya
Sukses budi dayaSukses budi daya
Sukses budi dayaArief Arief
 
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...MeltaRiniFahmi
 
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptx
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptxTAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptx
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptxNieSinMan
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananPT. SASA
 
Bone Fish Burger
Bone Fish BurgerBone Fish Burger
Bone Fish BurgerTri Cahyono
 
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptx
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptxPPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptx
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptxkartinarina
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhanVOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfplekucipikuci
 

Similar to kemkes-01.pdf (20)

PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
 
Tabloid akua indo edisi mei juni
Tabloid akua indo edisi mei juniTabloid akua indo edisi mei juni
Tabloid akua indo edisi mei juni
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
Sukses budi daya
Sukses budi dayaSukses budi daya
Sukses budi daya
 
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
 
Implementasi blue economy untuk kepri
Implementasi blue economy untuk kepriImplementasi blue economy untuk kepri
Implementasi blue economy untuk kepri
 
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptx
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptxTAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptx
TAWARAN KESEDIAAN TEKNOLOGI BIO DAN INISIATIF DALAM BIDANG PENTERNAKAN.pptx
 
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikananMembangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
Membangun ekonomi bangsa berbasis kelautan dan perikanan
 
Bone Fish Burger
Bone Fish BurgerBone Fish Burger
Bone Fish Burger
 
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptx
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptxPPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptx
PPT PAKAN SIMBIOTIK UNTUK PERIKANAN.pptx
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
 
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)  USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)  DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
USAHA BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Ayam akn (1)
Ayam akn (1)Ayam akn (1)
Ayam akn (1)
 
Akua
AkuaAkua
Akua
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
 

Recently uploaded

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 

Recently uploaded (20)

05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 

kemkes-01.pdf

  • 1. 11-11-2019 1/3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id LELE BIOFLOK, SOLUSI PENUHI KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT LELE BIOFLOK, SOLUSI PENUHI KEBUTUHAN GIZI MASYARAKAT DIPUBLIKASIKAN PADA : SABTU, 22 JULI 2017 00:00:00, DIBACA : 14.075 KALI Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan peran dalam menopang ketahanan pangan nasional. Produk pangan berbasis ikan saat ini menjadi andalan utama, seiring mulai terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat dari protein berbasis daging merah menuju protein daging putih (ikan). Saat ini konsumsi ikan masyarakat Indonesia baru mencapai 40 kg per kapita per tahun. Nilai ini masih jauh di bawah tingkat konsumsi negara lain seperti Jepang yang mencapai 110 kg per kapita per tahun, dan Malaysia yang mencapai 70 kg per kapita per tahun. Oleh karena itu, KKP memproyeksikan sampai dengan tahun 2019, tingkat konsumsi ikan naik menjadi > 50 kg per kapita per tahun. Dengan target tersebut setidaknya dibutuhkan suplai ikan sebanyak 14,6 juta ton per tahun, di mana sekitar 60 persen dari angka tersebut akan bergantung pada hasil produksi perikanan budidaya. Sebelumnya, dalam ajang Festival Kuliner Ikan Nusantara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau masyarakat untuk mulai melirik ikan sebagai sumber pangan dengan membiasakan mengkonsumsi ikan setiap hari. Menteri Susi menilai, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, bahkan di level ASEAN sekalipun. Padahal menurutnya, ikan merupakan sumber protein yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas kecerdasan generasi bangsa ini. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyampaikan bahwa untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional yang semakin tinggi, langkah utama yang perlu dilakukan adalah inovasi teknologi yang efektif dan efisien. Menurut Slamet, saat ini upaya mewujudkan ketahanan pangan mau tidak mau harus dihadapkan langsung dengan fenomena perubahan iklim dan penurunan kualitas lingkungan global. Di sisi lain perkembangan sektor industri dan ledakan jumlah penduduk juga turut memberikan kontribusi dalam mereduksi lahan sektor yang berbasis pangan. Ini perlu diantisipasi karena secara langsung akan berdampak pada penurunan suplai bahan pangan bagi masyarakat. KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melakukan upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) budidaya dan terbukti berhasil. Salah satunya yaitu inovasi teknologi budidaya ikan Lele sistem bioflok. Teknologi budidaya ikan lele sistem bioflok adalah suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme, yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan. Teknologi bioflok menjadi sangat popular saat ini karena mampu mengenjot produktivitas lele yang tinggi, penggunaan lahan yang tidak terlalu luas dan hemat air. ''Bioflok ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, apalagi saat ini produk Lele sangat memasyarakat sebagai sumber gizi yang digemari,'' terang Slamet. Genjot Produktivitas Hingga Tiga Kali Lipat Inovasi teknologi sistem bioflok pada kegiatan budidaya dilakukan melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme. Inovasi yang dikembangkan ini dapat menggenjot produktivitas budidaya hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan budidaya sistem konvensional. 1
  • 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/3 11-11-2019 Sebagai perbandingan, budidaya dengan sistem konvensional dengan padat tebar 100 ekor/m3 memerlukan 90-110 hari untuk panen, sedangkan untuk sistem bioflok dengan padat tebar 500-1000 ekor/m3 hanya membutuhkan 75-90 hari saja. Di samping itu, penggunaan pakan lebih efisien. Jika pada teknologi konvensional nilai Feed Convertion Ratio (FCR) rata-rata 1,5, dengan teknologi bioflok FCR dapat mencapai 0,8 1,0. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan pada teknologi konvensional membutuhkan rata rata 1,5 kg pakan, sedangkan dengan teknologi bioflok hanya membutuhkan 0,8 1,0 kg pakan. Di banyak daerah teknologi bioflok terbukti sangat efisien. Sebagai ilustrasi dengan rata-rata padat tebar 1.000 ekor/m3, maka dalam satu kolam bulat ukuran diameter 3 m, dapat ditebar benih lele sebanyak minimal 3.000 ekor, dan mampu menghasilkan lele konsumsi mencapai 300 500 kg per siklus (75-90 hari). Artinya jika dibanding dengan teknologi konvensional, budidaya sistem bioflok ini mampu menaikan produktivitas > 3 kali lipat. Begitupun secara perhitungan bisnis, usaha ini juga sangat profitable. Sebagai gambaran dalam 1 (satu) unit usaha, yaitu 12 lubang kolam diameter 3 m dengan kepadatan 3.000 ekor benih/kolam, akan menghasilkan produksi sebanyak 4,3 ton per siklus. Dengan kata lain, pembudidaya dapat meraup keuntungan sekitar 21,6 juta per siklus atau sekitar Rp7,2 juta per bulan. Salah satu kelebihan lain, pengembangan lele bioflok juga dapat diintegrasikan dengan sistem hidroponik, di mana secara teknis air buangan limbah budidaya yang mengandung mikroba dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang baik bagi sayuran. Kenalkan Lele Bioflok ke Lingkungan Pondok Pesantren KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menggandeng lingkungan pondok pesantren sebagai sasaran pengembangan teknologi bioflok, melalui program Bioflok Masuk Pesantren. Pesantren dipilih sebagai lokasi pengembangan teknologi bioflok karena dinilai sebagai lingkungan yang efektif untuk pengembangan usaha budidaya. Pesantren memiliki lahan yang cukup luas, kelembagaan koperasi, sistem manajemen yang rapi dan teratur, serta Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini jumlah santri yang memadai. Bahkan satu pesantren dapat memiliki hingga 10.000 santri yang handal dan disiplin sebagai kunci keberhasilan usaha budidaya lele yang membutuhkan ketelatenan dan ketelitian. Pesantren juga dapat menjadi contoh yang efektif karena menjadi panutan masyarakat. Namun demikian, tingkat konsumsi ikan santri masih rendah. Pengenalan usaha lele bioflok di lingkungan pesantren ini, diharapkan akan mampu mewujudkan pemberdayaan umat, sebagaimana pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Tahun ini KKP akan mengalokasikan dukungan sebanyak 103 paket, dengan rincian 71 paket dari pusat dan 32 paket dari Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang akan diberikan terhadap 73 pondok pesantren, 12 kelompok pembudidaya ikan, dan 3 lembaga pendidikan, yang tersebar di 15 Provinsi, termasuk diantaranya wilayah perbatasan yaitu Provinsi NTT (Kabupaten Belu), Provinsi Papua (Kabupaten Sarmi dan Wamena), Provinsi Kalimantan Utara (Kabupaten Nunukan). Total dukungan tersebut masing-masing terdiri dari 12 kolam dengan diameter 3 m, benih lele, pakan dan obat ikan, probiotik (larutan bakteri), dan sarana operasional. Dukungan pada pondok pesantren ini diharapkan dapat memberdayakan setidaknya sekitar 78.500 orang santri. Ada 2 (dua) hasil (outcome) yang diharapkan dapat dicapai dengan mendorong program ini, yaitu: Pertama, terwujudnya pergerakan ekonomi di pondok pesantren dan yayasan, dengan memberdayakan koperasi pesantren. Dukungan ini diharapkan akan mampu menghasilkan produksi ikan Lele konsumsi sebanyak 440,325 ton per siklus atau 1.321 ton per tahun, dengan nilai ekonomi produksi sebesar Rp21,14 miliar per tahun, dengan angka tenaga kerja yang dapat terlibat mencapai 1.030 orang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 11-11-2019 10:11
  • 3. 11-11-2019 3/3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kedua, meningkatnya konsumsi ikan per kapita di kalangan masyarakat pondok pesantren. Sebagaimana diketahui, tingkat konsumsi ikan dikalangan para santri masih rendah yaitu hanya sekitar 9,6 kg per kapita/tahun. Dengan adanya program ini diharapkan akan mampu mendorong tingkat konsumsi ikan di kalangan santri sampai 15 kg per kapita/tahun, sehingga secara langsung akan meningkatkan perbaikan gizi. Paling tidak dukungan awal ini akan memicu frekuensi konsumsi ikan di pondok pesantren yang semula kurang dari 1 kali dalam seminggu, menjadi paling tidak 2 kali dalam seminggu. KKP menggandeng stakeholder terkait seperti Perguruan Tinggi dan LSM untuk turut serta melakukan pembinaan dan pendampingan teknologi, sehingga usaha akan berkesinambungan. KKP juga menggandeng organisasi keagamaan dalam hal ini PP Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk bekerjasama dalam program pengembangan lele bioflok ini. Sementara itu, secara nasional target ikan lele untuk tahun 2017 diproyeksikan sebesar 1,39 juta ton, dimana realisasi hingga triwulan 1 mencapai 225 ribu ton. Melalui kegiatan pengembangan teknologi bioflok ini, maka diharapkan mampu menyumbang pencapaian sasaran produksi lele nasional. *) Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo 3