SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
BUDIDAYA MAGOT DAN APLIKASI
SEBAGAI PAKAN IKAN
(prinsip dan aksi)
Melta RiniFahmi1
Pelatihan Budidaya Magot
Keluarahan Beji Timur
Sabtu 22 Juli 2023
Dr. Melta Rini Fahmi, S.Pi, MSi
meltarini.fahmi@kkp.go.id
Dr. Biosains Hewan IPB
Peneliti Bidang Genetika dan Biokonversi (KKP)
Sekretaris Jenderal Asosiasi BSF Indonesia
Sekretaris Jenderal ISTES (Indonesia Sociaty for Tropical Eels)
Koordinator Magot Innovation Cente (MIC-KKP)
Tim Pakar Innovation Center of Tropical Science (ICTS)
Wa.Ketua Dep. Revolusi Hijau dan Energi Terbarukan ICMI-pusat
Pembina Lembaga Riset dan Survey “SDI”
Pembina Nusantar Innovation Center “NICe”
Paten:
International Patent (2009) PCT/FR2009/050592
PRODUCTIONOF LIVE INSECTMINI-LARVAEAND USE THEREOF FOR FEEDING
AQUARIUM FISH, ALEVINSOF FARM FISH AND PETS
National Patent (2017) IDP000062776
METODE KULTUR LARVA BLACK SOLDIERFLY (MAGOT) UNTUK AGEN
BIOKONVERSISAMPAH ORGANIK DAN PAKAN IKAN
MENGAPA PRODUKSI MAGOT
APA ITU LARVA BSF (MAGOT)?
BAGAIMANA PRODUKSI MAGOT?
APLIKASI SEBAGAI PAKAN IKAN
09
01
APA ITU MAGOT
(LARVA BSF)?
Research Center For Ornamental Fish Culture
04
Black Soldier Fly
(Hermetia illucense)
• Hermetia illucens (Linnaeus, 1758) atau Black
Soldier Fly (BSF) anggota Dipterans, family of
Stratiomyidae,
• Native of tropical, subtropical and temperate
regions of the American continent, (latitude
40° south and 45° north), and has been
found in many countries across Europe,
Africa, Oceania
• This insect, considered as non-pest, does
not appear in the list of disease
carrying organisms or vectors for
pathogens
Research Center For Ornamental Fish Culture
Life Cycle of BSF
Life
Cycle
Adults Larvae
Pupa
Eeg
Research Center For Ornamental Fish Culture
• Merupakan larva serangga Hermetia illucens atau Black Soldier Fly (BSF)
• BSF dewasa tidak makan, hanya bergantung pada nutrisi saat larva
• BSF serangga kosmopolitan memiliki penyebaran luas dan tidak dilaporkan
sebagai vektor penyakit
Digestive enzyme and Life Table
- Miracle of life cycle : magot hanya aktif
makan fase larva, menyimpan energi untuk
metamorfosa, reproduksi dan telur (high
nutrient content)
- Evolution of nutrient content : pola protein
dan lemak
Umur
Kadar (%)
Bahan
Kering
Protein
Kasar
Lemak
Kasar
Abu
Kasar
5 26,61 61,42 13,37 11.03
10 37,66 44,44 14,60 8,62
15 37,94 44,01 19,61 7,65
20 39,20 42,07 23,94 11,36
25 39,97 45,87 27,50 9,91
Rata-rata 36,28 47,56 19,80 9,71
SD 5,48 7,86 6,02 1,58
• Dewasa berukuran 13 -20
mm memiliki 2 pasang antena
dan sepasang sayap, serta
sepasang sayap tambahan yang
sangat tipis (seperti umumnya
diptera)
• memiliki 3 pasang kaki
dengan bagian bawah berwarna
putih/ kekuningan
• jantan lebih kecil dari betina,
perbedaan ada pada bagian
anatomi abdominal sehingga
memungkinkan terjadinya
proses kopulasi, perbedaan ini
menjadi penciri jantan dan
betina.
Insect Eeg and Fecundity
• Betina akan mengahsilkan telur 400 hingga
1000 butir, yang ditempatkan di substrat kering
dan lingkungan basah
• telur biasanya diletakkan diantara substrat
sehingga tidak mudah bagi predator
mengganggunya
• telur berbentuk oval,berwarna kren dan
menguning saat mendekati proses penetasan,
• telur akan menetas 2-3 hari pada suhu 30-32oC
and 4 hari pada suhu 27–29°C
• larva yang menetas berukuran (0.66 mm long),
mereka akan bergerak menuju permukaan
media kultur
Eggs biomass and effective fecundity
y = 192.99x - 1990.5
R² = 0.694
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
12 13 14 15 16 17
Number
of
eggs
spawned
Female body length (mm)
1g of eggs biomass= 36000 eggs
one female may spawn 400 to 1200
Larvae stage
•Proses perkembangan larva Hermetia illucens dari telur hingga 20 hari (from 1 to
20 days). Perbedaan chromatin warna pada hari ke-17 disebabkan pencahaayan
saat pengambilan warna, secara umum warna larva BSF akan berubah secara
perlahan dari krem menjadi coklat.
•Larva memiliki 11 segmen yang ditutupi oleh rambut disetiap segmen. Its colour is
beige or light brown until pupation, thereafter it turns to dark brown. Larvae can
reach up to 20 mm in length and about 6 mm in width
02
02
MENGAPA KITA
PRODUKSI
MAGOT
Research Center For Ornamental Fish Culture
TROPIKA = MISKIN ?
BAGAIMANA MENANGANI SAMPAH ORGANIK?
NEGARA YANG DIJULIKI MEGA-BIDOVERSITAS
SEMAKIN MENDEKAT KE
EQUATOR SEMAKIN MISKIN
Sumber Agus Pakpahan (Seminar Eawag)
Environmental Performance Index (EPI)
Indonesia (2020) mencapai skor 37.8
dan menempati urutan ke-116 dari 180
negara
Sifat Intrinsik Tropis
- Panas
- Lembab
- Basah
- Sinar matahari sepanjang tahun
PERSENTASE PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA (KLHK 2016)
175.000 /hari
INDONESIA DARURAT SAMPAH
Waste Composition
Characters of Organic
Waste:
• degradable,
• high water content
• the source of the disease,
• has a nutrients,
• release the smell,
• a mirror of society
Pengolahan sampah organik
KOMPOSTING
• Waktu : 3-4 bulan
• Produk : pupuk organik
• Harga pupuk : 500-600
rupiah/kg
BIOKONVERSI
• Waktu : 3-4 pekan
• Produk : Magot dan pupuk
organik
• Harga Magot : 10-25 ribu/kg
• Harga pupuk : 800-1000
(potensial sebagai pupuk cair)
International Marine
Fisheries
• 53% of the world’s fisheries are fully exploited, and 32% are
overexploited
• Beberapa jenis ikan konsumsi, mulai terancam punah
• Stocks of all species currently fished for food are predicted to collapse
by 2048
• 1/3 food : food waste
• 1,6 billion ton/years
• $165 billion : food losses
BIOCONVERTION
To feed our animals
Nutrient Cycle : new paradigm in
organic waste management
Research Center For Ornamental Fish Culture
Proses mendegradasi,ekstrasi dan konversinutrisi (Protein dan
lemak) yang tersimpan dalam sampah organic dengan menggunakan
larvae Hermetia illucense/Black Soldier Fly (Magot)
Proses biokonversi akan menghasilkanlarvae BSF /magot yang kaya
proteins yang potensial untuk pakan ikan dan ternak dan residu proses
biokonversi menghasilkan pupuk organic yang berguna bagi petani
This project is starting in 2005 under collaboration of BRKP and IRD-France
(SEAFDEC, 2008) “Valorization of Palm Kernel Meal via Bioconversion: Indonesia’s initiative to
address aquafeeds shortage”
Bioconversion ????
Research Center For Ornamental Fish Culture
PerjalananProject Biokonversi diKKP
• Penelitian Biokonversi pertama di
Indonesia oleh KKP depok
menggunakan (PKM)
Magot dikembangkan sebagai pakan
alternatif dan sumber protein terbarukan
2005
• Meraih Paten Internasional
“Mini-Larvae” and UseThereof for Feeding
Aquarium Fish, Alevins of Farm Fish and
Pets (PCT/FR2009/050592)
2009
• Berdirinya “ Magot Innovation Center”
sebagai puat Inovasi Magot di
Indonesia
• Deklarasi Asosiasi BSF Indonesia
• Meraih Paten Nasional untuk
Biokonversi menggunakan sampah
organik
“Metode Kultur Larva Black Soldier Fly (BSF) untuk
Agen Biokonversi Sampah Organik dan Pakan
Ikan”
• Standarisasi proses, industrialisasi
dan difusi produk inovasi
Pendanaan Kemenristek dikti
2018
2017
2020
2011
• Ekplorasi bahan baku produksi selain PKM
PerjalananProject Biokonversi diKKP
• Penelitian Biokonversi pertama di
Indonesia oleh KKP depok
menggunakan (PKM)
Magot dikembangkan sebagai pakan
alternatif dan sumber protein terbarukan
2005
• Meraih Paten Internasional
“Mini-Larvae” and UseThereof for Feeding
Aquarium Fish, Alevins of Farm Fish and
Pets (PCT/FR2009/050592)
2009
• Berdirinya “ Magot Innovation Center”
sebagai puat Inovasi Magot di
Indonesia
• Meraih Paten Nasional untuk
Biokonversi menggunakan sampah
organik
“Metode Kultur Larva Black Soldier Fly (BSF) untuk
Agen Biokonversi Sampah Organik dan Pakan Ikan”
• Standarisasi proses, industrialisasi dan
difusi produk inovasi
Pendanaan Kemenristek dikti
2018
2017
2020
2013
• Ekplorasi bahan baku produksi selain PKM
2022
• Berdirinya “ Magot Innovation Center”
sebagai puat Inovasi Magot di
Sumber Paparan PT MIL pada Seminar Eawag
09
03
BAGAIMANA
PRODUKSI MAGOT
Research Center For Ornamental Fish Culture
BSF Larvae Production
• Memenuhi kebutuhan
pakan ikan secara mandiri
Skala Kecil
• Sumberproteinalternative
• Biodegradasi sampah
organik
Skala Industri
Research Center For Ornamental Fish Culture
Communityto Community
(C to C)
City(Government)to Industry
(G to I)
Industryto Industry(Ito I)
07
Sarolangun
BBAT –Sungai Gelam
OPEN SYSTEM
 Not using insectarium for mini larvae production
 Mini-larvae collected from nature so the production are depends of
natural stock
 Orientation production are artisanal and rural aquaculture
 utilizing agro-industrial waste as a magot substrate
 Product orientation are live BSF and Biofertilizer
e
Figure : small basin for mini larvae collection
OPEN SYSTEM
Research Center For Ornamental Fish Culture
Sarolangun Distrik Jambi Prov.
50 tons/day for this factory alone (Sarolangun Jambi)
2.5 millions tons /year (High opportunity for Indonesia)
Here a sign of a strong fish farming activities in the
pass. Aquaculture activities have been significantly
reduced
Aquafeed pellets price , too high economically
unaffordable
Group A (5 families)
in charge of production
BSFL Biomass
Group B (one family)
in charge of production
aquafeed base on BSFL
GroupC (12 families)
in charge of using aqufeed
based on BSFL as fish feed
Pilot Project of BSFL for rural aquaculture 2009
Warehouse
1. Fermentasi media untuk koleksi telur BSF dari alam : PKM dan air (1:1)
2. Tempatkan wadah yang telah berisi media di perkebunan
3. Fermentasi media untuk koleksi telur BSF dari alam : PKM dan air (1:1)
4. Wadah yang berisi magot kecil ditempatkan dalam bak besar dan tertutup untuk pembesaran
12
GROUP OF 5 FAMILIES THAT IN CHARGE OF PRODUCING BSF LARVAE
700-800 kg/family/month
Magot culture back
Box for stocking pupa
Option 02
Box for stocking pupa
Option 03
Pupa for stocking
Option 04
BSF Larvae
www.yourwebsite.com
5. Setelah dua pekan dalam bak pembesaran, magot bisa dipanen
25% – 30% Pupuk
30% biomass BSFL
Test on Vigna Vigna unguiculata
Yield : 6,5 times more than the
group without fertilizer
Bioconversion and Environmental Benefit
07
 Since 2007 BSF production was carried out in a closed system where Imago reared in large
number on cage or Insectarium
 Main activity in close system is collection of eggs BSF under controlled rearing of BSF imago
 The purpose of the production–larvae dedicated to animal feed and/or reduction of organic
wastes–it is recommended to use homogeneous larvae (age, size, weight) from the first days
following hatching.
 Industrial scale : Mass production of Mini Larvae for Ornamental Fish Feed”
e
Figure: insectarium for BSF rare
CLOSE SYSTEM
Research Center For Ornamental Fish Culture
Tahap pertama: penyiapan pupa dan pemeliharaan
serangga di ruang terkontrol (incestarium)
Koleksi Telur
• Nest boxes are blue plastic containers,
containing PKM fermentation
• Placing the substrate to laying eeg of BSF
insect above the blue plastic container
• PKM fermentation will direct insects to lay
eggs near the source
• BSF insect egg collection by using a
spatula
• The harvested eggs will hatch to get mini
larvae
Penetasan telur serangga BSF
• Media : bungkil sawit (PKM)
• Dedak
• Ampas kelapa
• Ampas tahu
• Limbah pabrik roti
Telur meneta 2-3 hari dan
pelihara hingga 6-7 hari
Aplikasi dalam sampah
organik
• Konversi:
1 ton sampah + 70 g telur = 100-120 kg magot dan 60-80 kg pupuk
organik
• Waktu konversi = 15 - 20 hari
• Wadah konversi 1 ton sampah = 9-10 m2
• Nilai jual produk konversi
• Magot = Rp 8.000 – 25.000/ kg
• Pupuk = Rp 500 - 1000 /kg
Contoh limbah organic yang bisa
digunaan untuk Produksi magot
Kandungan Nutrisi Magot pada Media Berbeda
Nutrient
Substrate Refference
Protein Fat
42 % 35 % Chiken manure Sheppard (1994)
40 % 30 % Pig manure Newton (2005)
44 % 33 % Pig manure St-Hilaire et al. (2007)
35-42 % - Chiken manure Diener et al. (2009)
48 % 20 % PKM Rachmawati
45 % 30 % PKM+fish silase Ardianti (2011)
59 % (mini larve) 13 % PKM Fahmi (2015)
61 % (mini larve) 14 % PKM+ market waste Fahmi (2015)
41,9%
44%
37,7 %
35,4%
44,1%
38,21%
32,8%
23,7%
35,7%
14,09%
9,7%
36,41%
Market waste
Food waste
Horse manure
Cow manure
Fish market
Slade PKM
Fahmi (2018)
Fahmi (2018)
Fahmi (2018)
Fahmi (2018)
Fahmi (2018)
Mujahid (2017)
magot proteins in various organic media contain between 40-45%.
Proses koleksi sampah organic di restoran-restoran sepanjang
jalan Margonda-Depok, selanjutnya diolah menggunakan magot
Bak penampungan permanen dan mesin pencacah (kiri), bak penampungan fiber (kanan)
Garpu sekop Sarung tangan Mesin pencacah
Tong dan ember cat bekas untuk
penampung bubur sampah
Tumpukan kayu yang dibatas dengan paku payung Spatula plastik Timbangan digital untuk telur BSF
Kontainer untuk penetasan telur BSF yang ditutup dengan kawat baja Media penetasan magot
15%
10%
70%
5%
KONVERSI SAMPAH ORGANIK
MENGGUNAKAN MAGOT
LARVA PUPUK PENGUAPAN RESIDU
BIOKONVERSI LIMBAH INDUSTRI MAKANAN
• Jumlah kulit wortel dan lobak yang
dihasilkan oleh salah satu perusahaan
makanan siap saji adalah 1.500 kg dan
800 kg masing utk wortel dan lobak
perhari
• Produksi Indutri makanan di Kab
Tangernag 120 juta ton/hari 20% adalah
limbah maka terdapat 24,4 ton limbah
makan diperoleh setiap hari termasuk
diantaranya makanan yang telah kadar
luarsa
HASIL DAN BAHASAN
Biokonversi Limbah Industri Makanan
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
Magot
wortel
Magot
lobak
Beta carotene
HASIL DAN BAHASAN
Asam Lemak Limbah wortel dan Lobak
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
22.0
As.Lemak Magot media kultur Lobak
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
Asam Lemak Media Wortel
HASIL DAN BAHASAN
Asam Amino Limbah wortel dan Lobak
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
L-Sistin
L-Methionine
L-Serine
L-Glutamic
acid
L-Phenylalanine
L-Isoleucine
L-Valine
L-Alanine
L-Arginine
Glysine
L-Lysine
L-Aspartic
acid
L-Leusine
L-Tyrosine
L-Proline
L-Threonine
L-Histidine
L-Tryptophan
As.Amino Magot media kultur wrote;
(mg/kg)
0
5000
10000
15000
20000
25000
L-Sistin
L-Methionine
L-Serine
L-Glutamic
acid
L-Phenylalanine
L-Isoleucine
L-Valine
L-Alanine
L-Arginine
Glysine
L-Lysine
L-Aspartic
acid
L-Leusine
L-Tyrosine
L-Proline
L-Threonine
L-Histidine
L-Tryptophan
As.Amino media kultur Lobak
Limbah Perikanan
HASIL DAN BAHASAN
09
04
APLIKASI MAGOT
PADA IKAN
Research Center For Ornamental Fish Culture
Balashark
(B. melanopterus)
• Hewan Uji : Benih Balashark ukuran 1-2 gr
• Perlakuan : A (100 % pellet komersil) B ( 70 % pellet
komersil + 30 % maggot)
• Parameter pengamatan : SR, Pertumbuhan, Gambaran
Darah Ikan
R2
= 0.9543
R
2
= 0.8698
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
0 4 8 12 16
A
B
0
1000000
2000000
3000000
4000000
A B
Jumlah
sel
darah
merah
(sel/mm
3
)
Amount
of
erythrocyte
(sel/mm
3
)
0
1000
2000
3000
4000
5000
A B
jumlah
sel
darah
putih
(sel/mm
3
)
Amount
of
leucocyte
(sel/mm
3
)
75
80
85
90
A B
jumlah
limfosit
Amount
of
lymphocyte
0
4
8
12
16
20
A B
Jumlah
sel
yang
melakukan
aktifitas
Fagositik
Amount
of
cell
had
fagositic
activity
Grafik jumlah trombosit (a) Leucocyte (b), lymphocytes (c) indek pagositik (d).
(A) 100% commercial feed (B) supplement magot 30%
Rainbow (M. parva)
• Hewan uji : calon induk M. parva
• Perlakuan :
– TCT 100%
– TCT 75%, TM 25%
– TCT 50%, TM 50%
– TCT 25%, TM 75%
– TCT 100%
• Ikan rainbow memijah secara parsial : penghitungan rata-rata
jumlah larva/induk
Rainbow fish
Parameter
Treatment
CommercialFeed (P) Maggot (M)
AverageBody Weight (g) 306.9±5.68a 309.2±6.77a
AverageHeight (cm) 8.4±0.48a 8.1±0.19a
AverageTotal Length (cm) 26.1±0.74a 25.9±0.2a
Absolute weight growth (g) 133,4 130
Daily bodyweight growth rate (%/day) 1,43 1,36
Daily bodylengthgrowth rate (%/day) 0,43 0,32
Feed Conversion Ratio (FCR) 1,96 2,2
Proximate
Water content 79,2±0,01a 79,4±0,29a
Ash 1,2±0,02a 1,2±0,01a
Protein 16,5±0,38a 17,5±0,13a
Lipid 1,8±0,03a 1,4±0,05a
Carbohydrate 0,54±0,06a 1,2±0,03b
Pertumbuhan, kandungan protein, dan lemak ikan yang
makan magot dan pelet, tidak berbeda nyata
Significant difference is in the carbohydrate content
Nile Tilapia : Pakan Komersial Vs Magot
Sample Cholesterol content (mg 100 g-1)
Tilapia D-0 74.88±13.53
Tilapia D-20 Maggot 122.93±6.59
Tilapia D-20 Commercial feed 83.92±21.48
Tilapia D-40 Maggot 78.35±19.86
Tilapia D-40 Commercial feed 54.16±3.89
0
2
4
6
8
10
12
14
The essential amino acids
D0
D20 M
D20 CF
D40 M
D40 CF
0
5
10
15
20
The non essential amino acid
D0
D20 M
D20.CF
D40 M
D40 CF
Komposisi
bahan pakan
MM0% MM15% MM30%
Fishmeal 320 272 224
Soybean meal 200 250 290
White meal 150 130 100
Pollard meal 240 210 200
Maggot meal 0 48 96
Vegetable oil 20 20 20
Fish oil 20 20 20
Vitamin 20 20 20
Mineral 20 20 20
Nile Tilapia : Pemanfaatan Tepung
mafot sebagai protein alternatif
MM = Magot Meal
Material Control (P0) SFM 15% (P1) SFM 30% (P2)
Fishmeal 320 272 224
Soybean Meal 200 250 290
Wheat flour 150 130 100
Pollard flour 240 210 200
BSF Meal 0 48 96
Vagatable Oil 20 20 20
Fish Oil 20 20 20
Vitamin 20 20 20
Mineral 20 20 20
IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) :
PEMANFAATANTEPUNG MAGOT DALAM
FORMULASI PAKAN
HASIL
Parameter Unit Value
Temperature o
C 31.07±1.64
pH - 5.89±0.25
Length BSFL mm 15.06 ± 3.92
Width BSFL mm 3.96 ± 1.03
Weight BSFL g 10,0 ± 0.06
Biomass BSFL kg 10,5
Fine Residue kg 14.10
Coarse Residue kg 25.25
Protein BSFL % 27,01
Fat BSFL % 13,59
Fiber BSFL % 50,21
Ash BSFL % 32,41
The protein content of BSF larvae in this study is lower than that of BSF larvae obtained from other BSFL
culture media such as; restaurant waste (33.88%) (Monita, 2017); oil palm cake (58.62%) (Fahmi 2018), but
higher than the protein content from the fermentation process by using Aspergillus niger mushroom spores
which have a protein content of 6-8%
Result
FishBodyWeight
The application of BSFL meal in goldfish feed formulations showed a positive response for both levels
of substitution used 15% and 30%. This indication showed from the increase in body weight and
survival of the test fish.
The substitution of BSF meal on 15% and 30% showed a significant response for absolute and specific
growth and Survival Rate
Measurement Unit P1 P2 P3
SR2
% 95.56a
94.44a
95.56a
Starting weight g 1.42 1.41 1.42
Final weight g 2.35 2.52 2.71
Absolute weight Growth g 0.93a
1.11b
1.29c
Starting lenght g 2.61 2.6 2.61
Final lenght g 3.11 3.21 3.37
Absolute Lenght growth g 0.50a
0.61b
0.76c
Specific Growth g/hari 1,26a
1,45b
1,61c
Result
Colorquality
Treatment L a b c h
P0 0% 59,08 8,79 16,32 20,26 65,37
P1 15% 59,08 8,79 16,32 20,26 65,37
P2 30% 52,63 7,75 18,18 18,97 64,36
The positive response was also seen from the color quality of the
goldfish, where the value of b which indicates the brightness of the
color showed that the 30% substitution showed a higher color
brightness than the other two treatments.
The Innovation of Bioconversion of organic
waste has been disseminated around all
provinces in Indonesia, and also in the south-
south countries
fish feed Magot-based we call "Magfeed" also
has been distributed to fish farmers in
Indonesia
Giant Gouramy
Udang vaname: subtitusi tepung ikan
Udang vaname: subtitusi tepung ikan
Biokonversi di Beberapa Negara
• Bioconversion in Canada (2014, 2016 release web)Link
• Bioconversion in China (2012, 2015 release web)Link
• http://agriprotein.com/
• http://www.ynsect.com/
• http://www.enterrafeed.com/
Tahun 2009 di Indonesia tersebut telah berkembang
https://meticulousblog.org/top-10-
companies-in-black-soldier-fly-market/
Beberapa perusahan produsen
magot yang sudah terdaftar di
FAO
Konsep Pengembangan Magot
“from small to industry scale”
 Community to community: pengembangan magot pada level masyarakat atau
komunitas dengan mengunakan system inti-plasma.
 Industri to Industri yakni industri produksi magot berbasis limbah organik
industry pengolahan makanan, agroindustri dan industri bahan baku pakan
 City to Industri, yakni industry magot yang memanfaatkan limbah makanan
perkotaan diantaranya restoran, hotel, rumah sakit dan pasar. Industi ini
kolaborasi pihak pemenrintah dan swasta dalam menanggulangi masalah
pangan dan kesehatan
Pengembangan ketiga konsep ini akan menghantarkan Industri magot menjadi
ekonomi baru di Bangsa ini.
Magot dan Sirkular Ekonomi
• Sumber Bahan Baku
• Skala usaha /segmentasi
• Pola Kemitraan
Mengapa Magot?
• Rich Nutrition: Protein 40-48 %, Lemak 25-32%
• Low investment: Produksi magot tidak membutuhkan air, listrik dan
bahan kimia, dan infrastruktur sederhana
• Enviromental friendly: mampu mendegradasi limbah organik menjadi
material nutrisi lainnya
• Low Technology: teknologi produksi magot dapat diadopsi dengan
mudah oleh masyarakat
• Industri scale: Magot dapat diproses menjadi tepung magot (Mag meal)
THANK YOU
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil

More Related Content

Similar to Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil

Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Operator Warnet Vast Raha
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Rohman Efendi
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
suwoyo
 
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapiaPresentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Ibnu Sahidhir
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
UNESA
 
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
YogaWijaya17
 
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.pptPERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
IrmaKusumastuti
 

Similar to Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil (20)

Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
 
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfAplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdf
 
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
 
01-Fish Domestication.pptx merupakan materi pembelajaran terkait upaya domest...
01-Fish Domestication.pptx merupakan materi pembelajaran terkait upaya domest...01-Fish Domestication.pptx merupakan materi pembelajaran terkait upaya domest...
01-Fish Domestication.pptx merupakan materi pembelajaran terkait upaya domest...
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
 
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08Peper penggunaan parika yogyakarta 08
Peper penggunaan parika yogyakarta 08
 
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganPerkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
 
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA  RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...
 
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapiaPresentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
Presentasi teknik-teknik pembenihan tilapia
 
PRESENTASI Budidaya Ikan mas 2.ppt
PRESENTASI Budidaya Ikan mas 2.pptPRESENTASI Budidaya Ikan mas 2.ppt
PRESENTASI Budidaya Ikan mas 2.ppt
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padatProses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
Dinar wijaya 20180210089 proposal kegiatan magang profesi_revisi (2)(1)
 
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
 
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
24932925 budidaya-menjadi-primadona-perikanan
 
kemkes-01.pdf
kemkes-01.pdfkemkes-01.pdf
kemkes-01.pdf
 
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanBiokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan Pakan
 
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.pptPERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
PERTEMUAN KE-15 BIOMASSA SEL MIKROBA.ppt
 

Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang bisa diaplikasikan oleh pembudaya dalam skala kecil

  • 1. BUDIDAYA MAGOT DAN APLIKASI SEBAGAI PAKAN IKAN (prinsip dan aksi) Melta RiniFahmi1 Pelatihan Budidaya Magot Keluarahan Beji Timur Sabtu 22 Juli 2023
  • 2. Dr. Melta Rini Fahmi, S.Pi, MSi meltarini.fahmi@kkp.go.id Dr. Biosains Hewan IPB Peneliti Bidang Genetika dan Biokonversi (KKP) Sekretaris Jenderal Asosiasi BSF Indonesia Sekretaris Jenderal ISTES (Indonesia Sociaty for Tropical Eels) Koordinator Magot Innovation Cente (MIC-KKP) Tim Pakar Innovation Center of Tropical Science (ICTS) Wa.Ketua Dep. Revolusi Hijau dan Energi Terbarukan ICMI-pusat Pembina Lembaga Riset dan Survey “SDI” Pembina Nusantar Innovation Center “NICe” Paten: International Patent (2009) PCT/FR2009/050592 PRODUCTIONOF LIVE INSECTMINI-LARVAEAND USE THEREOF FOR FEEDING AQUARIUM FISH, ALEVINSOF FARM FISH AND PETS National Patent (2017) IDP000062776 METODE KULTUR LARVA BLACK SOLDIERFLY (MAGOT) UNTUK AGEN BIOKONVERSISAMPAH ORGANIK DAN PAKAN IKAN
  • 3. MENGAPA PRODUKSI MAGOT APA ITU LARVA BSF (MAGOT)? BAGAIMANA PRODUKSI MAGOT? APLIKASI SEBAGAI PAKAN IKAN
  • 4. 09 01 APA ITU MAGOT (LARVA BSF)? Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 5. 04 Black Soldier Fly (Hermetia illucense) • Hermetia illucens (Linnaeus, 1758) atau Black Soldier Fly (BSF) anggota Dipterans, family of Stratiomyidae, • Native of tropical, subtropical and temperate regions of the American continent, (latitude 40° south and 45° north), and has been found in many countries across Europe, Africa, Oceania • This insect, considered as non-pest, does not appear in the list of disease carrying organisms or vectors for pathogens Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 6. Life Cycle of BSF Life Cycle Adults Larvae Pupa Eeg Research Center For Ornamental Fish Culture • Merupakan larva serangga Hermetia illucens atau Black Soldier Fly (BSF) • BSF dewasa tidak makan, hanya bergantung pada nutrisi saat larva • BSF serangga kosmopolitan memiliki penyebaran luas dan tidak dilaporkan sebagai vektor penyakit
  • 7. Digestive enzyme and Life Table
  • 8. - Miracle of life cycle : magot hanya aktif makan fase larva, menyimpan energi untuk metamorfosa, reproduksi dan telur (high nutrient content) - Evolution of nutrient content : pola protein dan lemak Umur Kadar (%) Bahan Kering Protein Kasar Lemak Kasar Abu Kasar 5 26,61 61,42 13,37 11.03 10 37,66 44,44 14,60 8,62 15 37,94 44,01 19,61 7,65 20 39,20 42,07 23,94 11,36 25 39,97 45,87 27,50 9,91 Rata-rata 36,28 47,56 19,80 9,71 SD 5,48 7,86 6,02 1,58
  • 9. • Dewasa berukuran 13 -20 mm memiliki 2 pasang antena dan sepasang sayap, serta sepasang sayap tambahan yang sangat tipis (seperti umumnya diptera) • memiliki 3 pasang kaki dengan bagian bawah berwarna putih/ kekuningan • jantan lebih kecil dari betina, perbedaan ada pada bagian anatomi abdominal sehingga memungkinkan terjadinya proses kopulasi, perbedaan ini menjadi penciri jantan dan betina.
  • 10. Insect Eeg and Fecundity • Betina akan mengahsilkan telur 400 hingga 1000 butir, yang ditempatkan di substrat kering dan lingkungan basah • telur biasanya diletakkan diantara substrat sehingga tidak mudah bagi predator mengganggunya • telur berbentuk oval,berwarna kren dan menguning saat mendekati proses penetasan, • telur akan menetas 2-3 hari pada suhu 30-32oC and 4 hari pada suhu 27–29°C • larva yang menetas berukuran (0.66 mm long), mereka akan bergerak menuju permukaan media kultur
  • 11. Eggs biomass and effective fecundity y = 192.99x - 1990.5 R² = 0.694 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 12 13 14 15 16 17 Number of eggs spawned Female body length (mm) 1g of eggs biomass= 36000 eggs one female may spawn 400 to 1200
  • 12. Larvae stage •Proses perkembangan larva Hermetia illucens dari telur hingga 20 hari (from 1 to 20 days). Perbedaan chromatin warna pada hari ke-17 disebabkan pencahaayan saat pengambilan warna, secara umum warna larva BSF akan berubah secara perlahan dari krem menjadi coklat. •Larva memiliki 11 segmen yang ditutupi oleh rambut disetiap segmen. Its colour is beige or light brown until pupation, thereafter it turns to dark brown. Larvae can reach up to 20 mm in length and about 6 mm in width
  • 14. TROPIKA = MISKIN ? BAGAIMANA MENANGANI SAMPAH ORGANIK? NEGARA YANG DIJULIKI MEGA-BIDOVERSITAS SEMAKIN MENDEKAT KE EQUATOR SEMAKIN MISKIN Sumber Agus Pakpahan (Seminar Eawag) Environmental Performance Index (EPI) Indonesia (2020) mencapai skor 37.8 dan menempati urutan ke-116 dari 180 negara Sifat Intrinsik Tropis - Panas - Lembab - Basah - Sinar matahari sepanjang tahun
  • 15. PERSENTASE PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA (KLHK 2016) 175.000 /hari INDONESIA DARURAT SAMPAH
  • 16. Waste Composition Characters of Organic Waste: • degradable, • high water content • the source of the disease, • has a nutrients, • release the smell, • a mirror of society
  • 17.
  • 18. Pengolahan sampah organik KOMPOSTING • Waktu : 3-4 bulan • Produk : pupuk organik • Harga pupuk : 500-600 rupiah/kg BIOKONVERSI • Waktu : 3-4 pekan • Produk : Magot dan pupuk organik • Harga Magot : 10-25 ribu/kg • Harga pupuk : 800-1000 (potensial sebagai pupuk cair)
  • 19. International Marine Fisheries • 53% of the world’s fisheries are fully exploited, and 32% are overexploited • Beberapa jenis ikan konsumsi, mulai terancam punah • Stocks of all species currently fished for food are predicted to collapse by 2048
  • 20.
  • 21. • 1/3 food : food waste • 1,6 billion ton/years • $165 billion : food losses BIOCONVERTION To feed our animals Nutrient Cycle : new paradigm in organic waste management Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 22. Proses mendegradasi,ekstrasi dan konversinutrisi (Protein dan lemak) yang tersimpan dalam sampah organic dengan menggunakan larvae Hermetia illucense/Black Soldier Fly (Magot) Proses biokonversi akan menghasilkanlarvae BSF /magot yang kaya proteins yang potensial untuk pakan ikan dan ternak dan residu proses biokonversi menghasilkan pupuk organic yang berguna bagi petani This project is starting in 2005 under collaboration of BRKP and IRD-France (SEAFDEC, 2008) “Valorization of Palm Kernel Meal via Bioconversion: Indonesia’s initiative to address aquafeeds shortage” Bioconversion ???? Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 23. PerjalananProject Biokonversi diKKP • Penelitian Biokonversi pertama di Indonesia oleh KKP depok menggunakan (PKM) Magot dikembangkan sebagai pakan alternatif dan sumber protein terbarukan 2005 • Meraih Paten Internasional “Mini-Larvae” and UseThereof for Feeding Aquarium Fish, Alevins of Farm Fish and Pets (PCT/FR2009/050592) 2009 • Berdirinya “ Magot Innovation Center” sebagai puat Inovasi Magot di Indonesia • Deklarasi Asosiasi BSF Indonesia • Meraih Paten Nasional untuk Biokonversi menggunakan sampah organik “Metode Kultur Larva Black Soldier Fly (BSF) untuk Agen Biokonversi Sampah Organik dan Pakan Ikan” • Standarisasi proses, industrialisasi dan difusi produk inovasi Pendanaan Kemenristek dikti 2018 2017 2020 2011 • Ekplorasi bahan baku produksi selain PKM
  • 24. PerjalananProject Biokonversi diKKP • Penelitian Biokonversi pertama di Indonesia oleh KKP depok menggunakan (PKM) Magot dikembangkan sebagai pakan alternatif dan sumber protein terbarukan 2005 • Meraih Paten Internasional “Mini-Larvae” and UseThereof for Feeding Aquarium Fish, Alevins of Farm Fish and Pets (PCT/FR2009/050592) 2009 • Berdirinya “ Magot Innovation Center” sebagai puat Inovasi Magot di Indonesia • Meraih Paten Nasional untuk Biokonversi menggunakan sampah organik “Metode Kultur Larva Black Soldier Fly (BSF) untuk Agen Biokonversi Sampah Organik dan Pakan Ikan” • Standarisasi proses, industrialisasi dan difusi produk inovasi Pendanaan Kemenristek dikti 2018 2017 2020 2013 • Ekplorasi bahan baku produksi selain PKM 2022 • Berdirinya “ Magot Innovation Center” sebagai puat Inovasi Magot di
  • 25. Sumber Paparan PT MIL pada Seminar Eawag
  • 26. 09 03 BAGAIMANA PRODUKSI MAGOT Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 27. BSF Larvae Production • Memenuhi kebutuhan pakan ikan secara mandiri Skala Kecil • Sumberproteinalternative • Biodegradasi sampah organik Skala Industri Research Center For Ornamental Fish Culture Communityto Community (C to C) City(Government)to Industry (G to I) Industryto Industry(Ito I)
  • 28. 07 Sarolangun BBAT –Sungai Gelam OPEN SYSTEM  Not using insectarium for mini larvae production  Mini-larvae collected from nature so the production are depends of natural stock  Orientation production are artisanal and rural aquaculture  utilizing agro-industrial waste as a magot substrate  Product orientation are live BSF and Biofertilizer e Figure : small basin for mini larvae collection OPEN SYSTEM Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 30. 50 tons/day for this factory alone (Sarolangun Jambi) 2.5 millions tons /year (High opportunity for Indonesia) Here a sign of a strong fish farming activities in the pass. Aquaculture activities have been significantly reduced Aquafeed pellets price , too high economically unaffordable
  • 31. Group A (5 families) in charge of production BSFL Biomass Group B (one family) in charge of production aquafeed base on BSFL GroupC (12 families) in charge of using aqufeed based on BSFL as fish feed Pilot Project of BSFL for rural aquaculture 2009 Warehouse
  • 32. 1. Fermentasi media untuk koleksi telur BSF dari alam : PKM dan air (1:1) 2. Tempatkan wadah yang telah berisi media di perkebunan
  • 33. 3. Fermentasi media untuk koleksi telur BSF dari alam : PKM dan air (1:1) 4. Wadah yang berisi magot kecil ditempatkan dalam bak besar dan tertutup untuk pembesaran
  • 34. 12 GROUP OF 5 FAMILIES THAT IN CHARGE OF PRODUCING BSF LARVAE 700-800 kg/family/month Magot culture back Box for stocking pupa Option 02 Box for stocking pupa Option 03 Pupa for stocking Option 04 BSF Larvae www.yourwebsite.com 5. Setelah dua pekan dalam bak pembesaran, magot bisa dipanen
  • 35. 25% – 30% Pupuk 30% biomass BSFL Test on Vigna Vigna unguiculata Yield : 6,5 times more than the group without fertilizer Bioconversion and Environmental Benefit
  • 36. 07  Since 2007 BSF production was carried out in a closed system where Imago reared in large number on cage or Insectarium  Main activity in close system is collection of eggs BSF under controlled rearing of BSF imago  The purpose of the production–larvae dedicated to animal feed and/or reduction of organic wastes–it is recommended to use homogeneous larvae (age, size, weight) from the first days following hatching.  Industrial scale : Mass production of Mini Larvae for Ornamental Fish Feed” e Figure: insectarium for BSF rare CLOSE SYSTEM Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 37. Tahap pertama: penyiapan pupa dan pemeliharaan serangga di ruang terkontrol (incestarium)
  • 38. Koleksi Telur • Nest boxes are blue plastic containers, containing PKM fermentation • Placing the substrate to laying eeg of BSF insect above the blue plastic container • PKM fermentation will direct insects to lay eggs near the source • BSF insect egg collection by using a spatula • The harvested eggs will hatch to get mini larvae
  • 39. Penetasan telur serangga BSF • Media : bungkil sawit (PKM) • Dedak • Ampas kelapa • Ampas tahu • Limbah pabrik roti Telur meneta 2-3 hari dan pelihara hingga 6-7 hari Aplikasi dalam sampah organik
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45. • Konversi: 1 ton sampah + 70 g telur = 100-120 kg magot dan 60-80 kg pupuk organik • Waktu konversi = 15 - 20 hari • Wadah konversi 1 ton sampah = 9-10 m2 • Nilai jual produk konversi • Magot = Rp 8.000 – 25.000/ kg • Pupuk = Rp 500 - 1000 /kg
  • 46. Contoh limbah organic yang bisa digunaan untuk Produksi magot
  • 47. Kandungan Nutrisi Magot pada Media Berbeda Nutrient Substrate Refference Protein Fat 42 % 35 % Chiken manure Sheppard (1994) 40 % 30 % Pig manure Newton (2005) 44 % 33 % Pig manure St-Hilaire et al. (2007) 35-42 % - Chiken manure Diener et al. (2009) 48 % 20 % PKM Rachmawati 45 % 30 % PKM+fish silase Ardianti (2011) 59 % (mini larve) 13 % PKM Fahmi (2015) 61 % (mini larve) 14 % PKM+ market waste Fahmi (2015) 41,9% 44% 37,7 % 35,4% 44,1% 38,21% 32,8% 23,7% 35,7% 14,09% 9,7% 36,41% Market waste Food waste Horse manure Cow manure Fish market Slade PKM Fahmi (2018) Fahmi (2018) Fahmi (2018) Fahmi (2018) Fahmi (2018) Mujahid (2017) magot proteins in various organic media contain between 40-45%.
  • 48. Proses koleksi sampah organic di restoran-restoran sepanjang jalan Margonda-Depok, selanjutnya diolah menggunakan magot
  • 49. Bak penampungan permanen dan mesin pencacah (kiri), bak penampungan fiber (kanan) Garpu sekop Sarung tangan Mesin pencacah Tong dan ember cat bekas untuk penampung bubur sampah
  • 50. Tumpukan kayu yang dibatas dengan paku payung Spatula plastik Timbangan digital untuk telur BSF Kontainer untuk penetasan telur BSF yang ditutup dengan kawat baja Media penetasan magot
  • 51.
  • 52. 15% 10% 70% 5% KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN MAGOT LARVA PUPUK PENGUAPAN RESIDU
  • 53. BIOKONVERSI LIMBAH INDUSTRI MAKANAN • Jumlah kulit wortel dan lobak yang dihasilkan oleh salah satu perusahaan makanan siap saji adalah 1.500 kg dan 800 kg masing utk wortel dan lobak perhari • Produksi Indutri makanan di Kab Tangernag 120 juta ton/hari 20% adalah limbah maka terdapat 24,4 ton limbah makan diperoleh setiap hari termasuk diantaranya makanan yang telah kadar luarsa
  • 54. HASIL DAN BAHASAN Biokonversi Limbah Industri Makanan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Magot wortel Magot lobak Beta carotene
  • 55. HASIL DAN BAHASAN Asam Lemak Limbah wortel dan Lobak 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0 22.0 As.Lemak Magot media kultur Lobak 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 Asam Lemak Media Wortel
  • 56. HASIL DAN BAHASAN Asam Amino Limbah wortel dan Lobak 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 L-Sistin L-Methionine L-Serine L-Glutamic acid L-Phenylalanine L-Isoleucine L-Valine L-Alanine L-Arginine Glysine L-Lysine L-Aspartic acid L-Leusine L-Tyrosine L-Proline L-Threonine L-Histidine L-Tryptophan As.Amino Magot media kultur wrote; (mg/kg) 0 5000 10000 15000 20000 25000 L-Sistin L-Methionine L-Serine L-Glutamic acid L-Phenylalanine L-Isoleucine L-Valine L-Alanine L-Arginine Glysine L-Lysine L-Aspartic acid L-Leusine L-Tyrosine L-Proline L-Threonine L-Histidine L-Tryptophan As.Amino media kultur Lobak
  • 58. 09 04 APLIKASI MAGOT PADA IKAN Research Center For Ornamental Fish Culture
  • 59. Balashark (B. melanopterus) • Hewan Uji : Benih Balashark ukuran 1-2 gr • Perlakuan : A (100 % pellet komersil) B ( 70 % pellet komersil + 30 % maggot) • Parameter pengamatan : SR, Pertumbuhan, Gambaran Darah Ikan R2 = 0.9543 R 2 = 0.8698 0.00 4.00 8.00 12.00 16.00 0 4 8 12 16 A B
  • 60. 0 1000000 2000000 3000000 4000000 A B Jumlah sel darah merah (sel/mm 3 ) Amount of erythrocyte (sel/mm 3 ) 0 1000 2000 3000 4000 5000 A B jumlah sel darah putih (sel/mm 3 ) Amount of leucocyte (sel/mm 3 ) 75 80 85 90 A B jumlah limfosit Amount of lymphocyte 0 4 8 12 16 20 A B Jumlah sel yang melakukan aktifitas Fagositik Amount of cell had fagositic activity Grafik jumlah trombosit (a) Leucocyte (b), lymphocytes (c) indek pagositik (d). (A) 100% commercial feed (B) supplement magot 30%
  • 61. Rainbow (M. parva) • Hewan uji : calon induk M. parva • Perlakuan : – TCT 100% – TCT 75%, TM 25% – TCT 50%, TM 50% – TCT 25%, TM 75% – TCT 100% • Ikan rainbow memijah secara parsial : penghitungan rata-rata jumlah larva/induk
  • 63. Parameter Treatment CommercialFeed (P) Maggot (M) AverageBody Weight (g) 306.9±5.68a 309.2±6.77a AverageHeight (cm) 8.4±0.48a 8.1±0.19a AverageTotal Length (cm) 26.1±0.74a 25.9±0.2a Absolute weight growth (g) 133,4 130 Daily bodyweight growth rate (%/day) 1,43 1,36 Daily bodylengthgrowth rate (%/day) 0,43 0,32 Feed Conversion Ratio (FCR) 1,96 2,2 Proximate Water content 79,2±0,01a 79,4±0,29a Ash 1,2±0,02a 1,2±0,01a Protein 16,5±0,38a 17,5±0,13a Lipid 1,8±0,03a 1,4±0,05a Carbohydrate 0,54±0,06a 1,2±0,03b Pertumbuhan, kandungan protein, dan lemak ikan yang makan magot dan pelet, tidak berbeda nyata Significant difference is in the carbohydrate content Nile Tilapia : Pakan Komersial Vs Magot
  • 64. Sample Cholesterol content (mg 100 g-1) Tilapia D-0 74.88±13.53 Tilapia D-20 Maggot 122.93±6.59 Tilapia D-20 Commercial feed 83.92±21.48 Tilapia D-40 Maggot 78.35±19.86 Tilapia D-40 Commercial feed 54.16±3.89
  • 65. 0 2 4 6 8 10 12 14 The essential amino acids D0 D20 M D20 CF D40 M D40 CF 0 5 10 15 20 The non essential amino acid D0 D20 M D20.CF D40 M D40 CF
  • 66. Komposisi bahan pakan MM0% MM15% MM30% Fishmeal 320 272 224 Soybean meal 200 250 290 White meal 150 130 100 Pollard meal 240 210 200 Maggot meal 0 48 96 Vegetable oil 20 20 20 Fish oil 20 20 20 Vitamin 20 20 20 Mineral 20 20 20 Nile Tilapia : Pemanfaatan Tepung mafot sebagai protein alternatif MM = Magot Meal
  • 67. Material Control (P0) SFM 15% (P1) SFM 30% (P2) Fishmeal 320 272 224 Soybean Meal 200 250 290 Wheat flour 150 130 100 Pollard flour 240 210 200 BSF Meal 0 48 96 Vagatable Oil 20 20 20 Fish Oil 20 20 20 Vitamin 20 20 20 Mineral 20 20 20 IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) : PEMANFAATANTEPUNG MAGOT DALAM FORMULASI PAKAN
  • 68. HASIL Parameter Unit Value Temperature o C 31.07±1.64 pH - 5.89±0.25 Length BSFL mm 15.06 ± 3.92 Width BSFL mm 3.96 ± 1.03 Weight BSFL g 10,0 ± 0.06 Biomass BSFL kg 10,5 Fine Residue kg 14.10 Coarse Residue kg 25.25 Protein BSFL % 27,01 Fat BSFL % 13,59 Fiber BSFL % 50,21 Ash BSFL % 32,41 The protein content of BSF larvae in this study is lower than that of BSF larvae obtained from other BSFL culture media such as; restaurant waste (33.88%) (Monita, 2017); oil palm cake (58.62%) (Fahmi 2018), but higher than the protein content from the fermentation process by using Aspergillus niger mushroom spores which have a protein content of 6-8%
  • 69. Result FishBodyWeight The application of BSFL meal in goldfish feed formulations showed a positive response for both levels of substitution used 15% and 30%. This indication showed from the increase in body weight and survival of the test fish. The substitution of BSF meal on 15% and 30% showed a significant response for absolute and specific growth and Survival Rate Measurement Unit P1 P2 P3 SR2 % 95.56a 94.44a 95.56a Starting weight g 1.42 1.41 1.42 Final weight g 2.35 2.52 2.71 Absolute weight Growth g 0.93a 1.11b 1.29c Starting lenght g 2.61 2.6 2.61 Final lenght g 3.11 3.21 3.37 Absolute Lenght growth g 0.50a 0.61b 0.76c Specific Growth g/hari 1,26a 1,45b 1,61c
  • 70. Result Colorquality Treatment L a b c h P0 0% 59,08 8,79 16,32 20,26 65,37 P1 15% 59,08 8,79 16,32 20,26 65,37 P2 30% 52,63 7,75 18,18 18,97 64,36 The positive response was also seen from the color quality of the goldfish, where the value of b which indicates the brightness of the color showed that the 30% substitution showed a higher color brightness than the other two treatments.
  • 71. The Innovation of Bioconversion of organic waste has been disseminated around all provinces in Indonesia, and also in the south- south countries fish feed Magot-based we call "Magfeed" also has been distributed to fish farmers in Indonesia
  • 73. Udang vaname: subtitusi tepung ikan
  • 74. Udang vaname: subtitusi tepung ikan
  • 75. Biokonversi di Beberapa Negara • Bioconversion in Canada (2014, 2016 release web)Link • Bioconversion in China (2012, 2015 release web)Link • http://agriprotein.com/ • http://www.ynsect.com/ • http://www.enterrafeed.com/ Tahun 2009 di Indonesia tersebut telah berkembang
  • 77. Konsep Pengembangan Magot “from small to industry scale”  Community to community: pengembangan magot pada level masyarakat atau komunitas dengan mengunakan system inti-plasma.  Industri to Industri yakni industri produksi magot berbasis limbah organik industry pengolahan makanan, agroindustri dan industri bahan baku pakan  City to Industri, yakni industry magot yang memanfaatkan limbah makanan perkotaan diantaranya restoran, hotel, rumah sakit dan pasar. Industi ini kolaborasi pihak pemenrintah dan swasta dalam menanggulangi masalah pangan dan kesehatan Pengembangan ketiga konsep ini akan menghantarkan Industri magot menjadi ekonomi baru di Bangsa ini.
  • 79. • Sumber Bahan Baku • Skala usaha /segmentasi • Pola Kemitraan
  • 80. Mengapa Magot? • Rich Nutrition: Protein 40-48 %, Lemak 25-32% • Low investment: Produksi magot tidak membutuhkan air, listrik dan bahan kimia, dan infrastruktur sederhana • Enviromental friendly: mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya • Low Technology: teknologi produksi magot dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat • Industri scale: Magot dapat diproses menjadi tepung magot (Mag meal)