SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan novel
ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari novel ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Popi, S.Pd. pada pelajaran Informatika. Selain itu, novel ini juga bertujuan untuk
menghibur para pembaca dengan mengisi waktu luang membaca novel ini. Saya menyadari
bahwa novel ini jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat di harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga novel ini
bermanfaat bagi pembaca.
MOTTO
"Orang yang mau bertanya akan terlihat bodoh selama
lima menit, tetapi orang yang tidak mau bertanya akan tetap
bodoh selamanya”
Jakarta, 27 September 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………...………..................................……………………….2
DAFTAR ISI .....................................................................…...…………………………………3
BAB I ~ Korban ........................................……………………………………………………......…4
BAB II ~ Laba-Laba ..………………………………………………………...................................9
BAB III ~ Ibu dari Hati …………………………………………………………….........................16
BIODATA PENULIS ...……………….……...………………………………….............................25
BAB 1
Korban
Apa kabar dunia ? " seorang cowok berseragam putih abu- abu memasuki kelas . "
Tetep asyiik ! " jawab sepuluh anak yang sudah nongol duluan . Mereka tertawa - tawa
mendengar password untuk " Passwordnya ganti assalamu'alaikum aja , ah ! " teriak Nida . "
Salam sih kudu , Nid ! Tapi yang ini khusus buat ciri kelas masuk kelas . kita ! " jawab Rio
kocak . " Iya , Nid ! " " Betul , Nid ! " " Hooh , Nid ! " teriak ribut teman - teman Nida yang C -
R - W . T alias cerewet bin bawel . " lya ... iya ... iya , deh ! Seterah kalian ! " " Eh , ngomong -
ngomong udah pada denger kabarnya Yanyan belum ? " tanya Wawan ke teman - temannya
. Sudah seminggu ini mereka mereka tidak masuk sekolah . Ada libur mendadak akibat
kerusuhan . Maklum negerinya si Nida hobi rusuh . Alasannya sih , biar banyak yang ber
pengalaman jadi presiden , ditambah lagi teman - teman se kampung Indonesia banyak yang
nggak becus milih pemimpin . Kirain emas tahunya " embak " . Giliran ketahuan belangnya
rakyat emoh dipimpin " begituan " , trus demo lagi la yaw . Ah , sutralah ... toh anak - anak
Indonesia emang happy berdemo ria . Anak - anak yang tadi sedang sibuk bercerita
pengalaman mereka selama rusuh di kota mereka , lantas terdiam . Ingat Bunyan Harahap ,
peranakan Palembang Batak yang mirip banget Cina .
“Ya ampun , Yanyan kan suntung banget , kayak engkoh engkoh Jangan jangan ... ! "
Mara tertegun ngeri . " Iya , gue denger sekarang dia dirawat di rumah sakit , " jelas Wawan
lagi . " Emang dia kenapa , Wan ? " " Gue juga nggak tahu , nyokap gue yang terima telepon
dari adiknya Yanyan . Ini kamar tempat dia dirawat ! " kata Wawan sambil mengambil
secarik kertas dari sakunya . Anak - anak merubung melihat tulisan di kertas itu . " Pulang
sekolah , kita tengok yuk ! " usul Arifa . " Setujuu ! " teriak mereka semangat . " Kumpulin
uang ke Nida , buat beli oleh - oleh ! " usul Arifa . " Ah , pake uang kas aja , " teriak anak -
anak cowok. " Masih ada kan Nid ? Heh ... denger nggak ?! " " Eh , apaan ? " Nida gelagapan
. Dia sedang mengingat - ingat sepertinya ada yang kurang di kelas ini . Tapi apa ? " Kas kelas
masih ada nggak ? " tanya mereka lagi . Nida yang memang bendahara kelas menggerutu , "
Jangan pake uang kas melulu , kemarin waktu pertan . dingan sepak bola , udah dipakai .
Buat fotokopi makalah Bu Rini juga dipakai . Nih , tinggal segini ... " kata Nida sembari
membetulkan letak kaca matanya . " Ah , tapi kan masih ada , udah pake setengahnya dulu !
" sahut mereka . Nida terpaksa menurut . Pulang sekolah gerombolan berseragam abu - abu
berkerumun di kamar Yanıyan . Tentu aja mereka diusir suster jaga . Paling banyak cuma
lima orang yang boleh masuk . Nida dan Arifa mewakili teman - teman putri . "
Astaghfirullah , Yarıyan kamnu kok bonyok begini ? " hampir terpekik Arifa menyaksikan
Yanyan terbaring di tempat tidur . Kaki di pinggir dan beberapa bagian tubuh diperban .
Yanyan cuma tersenyum kecut . " Kenapa bisa begini , Yan ? " tanya Nida bersimpati . " lya
nih , saya lagi sial . Waktu sedang terjadi kerusuhan , saya mo ' ke sekolah , eh di jalan
d i h a d a n g m a s a
Yanyan ingat , waktu itu dia sedang terburu - buru ke seko lah karena ada pengayaan
pelajaran kimia , sebelum masuk kelas siang nanti . la melewati pertokoan . Motor yang
semula ia lajukan kencang harus direm , ketika dari kejauhan terdengar teriakan - teriakan
histeris . " Bakar ! Bakar ... !! " " Pecahin !! " Byaar . Kaca etalase sebuah toko pecah akibat
lemparan batu . Si pelempar tersenyum puas disambut teriakan teman temannya .
Berbondong - bondong mereka menyerbu ke dalam toko mengambil apa saja yang ada .
Barang yang dibutuhkan maupun tidak . Di tengah hiruk pikuk itu Yanyan terjebak . Tiba -
tiba ada yang berteriak . " Cina ... bunuh - bunuh ! " Tubuh Yanyan ditinju dari segala arah ,
motornya diguncang - guncang . Ia ditarik hingga mental ke aspal . Massa semakin brutal
menganiaya . " Chokin sialan , bonyokin !! " " Saya bukan Cina Pak , saya orang Palembang ,
Om . Sumpah ... aduh ! " Plak ! " pipinya terkena bogem . " Bakar motornya ! " " Aduh ...
ampun ... Om ... jangan ! " Orang - orang ganas itu seperti kemasukan setan , tak da belas
kasih sama sekali . " Ya , Allah ... Astaghfirullah , Allahu Akbar , " dengan pilu Yanyan
meratap kepada Allah . Sejenak orang - orang yang memukulinya berhenti beraksi . Tiba -
tiba seseorang menariknya dari kerumunan dan membopongnya ke sebuah mobil ! " Abis
itu saya tidak ingat apa - apa lagi . Tahu - tahu udah di sini ... " tutur Yanyan dengan cengir
khasnya . Teman - temannya mengambil napas lega . " Elo , emang kayak chokin banget
ubah rambut ngelegrik , putih , sipit lagi ... " kata Wawan asal , ujar Nida .
"Tapi kan , biar Cina juga nggak boleh digebukin begitu , " " Ya ... namanya juga ada
yang manas - manasin , " celetuk seorang anak dari jendela . " Lagi sial aja loe ! " kata anak
yang kepalanya nongol di jendela . Rupanya diusir suster dari kamar , mereka ngintip dari
jendela . " Operasi plastik aja Yan , biar mata loe belok ! " celetuk seorang anak . Semua
tertawa cekikikan . Dasar bocah , teman sakit malah jadi bahan lawakan . Seorang suster
mengisyaratkan waktu berkunjung sudah habis . " Eh , udah pulang sana , Yanyan mo '
istirahat ! " teriak Río , " Cepat sembuh ya , Yan ! " " Ini oleh - oleh jeruk buat loe , " kata
Wawan dengan suara nya yang kewanita - wanitaan . " Gue bagi satu , ya ! " " Gue juga ya ,
Yan ! " kata Rio . Yang di luar teriak - teriak minta juga . " Udah bawa semua , percuma pake
bawa oleh - oleh segala , " kata Yanıyan geli campur sebel . " Daaag , lam lekom ! " " Salam !
Kemana aja sih Nid , sore begini baru pulang ? " tanya Ibu melihat Nida yang masih
ngos - ngosan langsung duduk di bangku . " Aduh maaf banget Bu . Tadi nengok teman di
rumah sakit . Tau nggak Bu ... masak temanku disangka bla ... bla ... " Nida sibuk bercerita
kepada ibunya sambil menuju kulkas . Ambil ini , cicip itu , sambil sibuk berceloteh . Sambil
menemani Nida makan , ibu membuat daftar belanja bulanan.
Setelah ia mengangkat telepon menghubungi toko sembako langganannya .
sembako ... apa ... eh ? Kenapa ? " belanja bulanan . Setelah itu ia mengangkat telepon
meng " Hallo , Koh Salim , ini ibunya Nida Biasaa , mau pesan Nida menghentikan suapannya
, memperhatikan wajah " Aduh , maaf Koh iya . ya ... wa'alaikum salam , " jawab ibu sambil
meletakkan gagang telepon . Ibu kelihatan ibunya . tercenung sebentar . " Kenapa , Bu ? "
tanya Nida ingin tahu . " Ibu telepon toko Salim , mau pesan belanjaan , eh ... Engkoh malah
nangis , katanya tokonya habis dibakar ... cuma tinggal abu . Ibu telepon , ia nangis tersedu -
sedu ! " " Ya , ampun Bu , pantas tadi Hasbiya nggak masuk sekolah , " cetus Nida . Hasbiya
adalah anak Koh Salim , pemilik toko langganan ibu . " Besok Nida ijin pulang telat lagi ya ,
Bu ? Mo ' nengok Hasbiya . " Keesokan harinya pulang sekolah Nida menjenguk Biya . Biya
yang tengah membersihkan debu - debu dan kayu yang berserakan menyambutnya dengan
mata berkaca - kaca . " Semuanya habis , Nid ! Kayaknya saya nggak bisa nerusin sekolah lagi
. Modal Apak ludes . Toko ini saja dibangun dengan hutang , " tutur Biya lirih . " Tapi kamu
jangan putus sekolah , Biya ! " cetus Nida . " Baju seragam saya saja kebakar , Nid , lagi pula
saya harus bantu Apak dan ngurus adik - adik . Sebentar lagi ujian , cari kemana uang untuk
bayar uang ujian ? " Tenang aja Biy , Saya usahain deh agar teman - teman mo ' ngebantu . "
" Aduh jangan , saya malu . Lagian bikin repot teman aja . " " Kamu kan tahu kelas kita tuh ,
paling kompak sedunia . Semua teman disayang , tanpa pandang bulu , nggak pandang Biya
tersenyum mengingat teman - temannya yang lucu dan kompak itu .
Pokoknya kamu tentang aja deh , Bry " tegas Nida lag”. Matanya Nida sibok krang
kring telepon melobe terman mannya cuma teman sekelas , ketas lain pun ikut membantu
Tahoy sendin , Nida anak gaul , dimana - mana ada Anya keskan pagi di kelas , doi sibuk
menghitung ang dan teman - temannya . Dus ratus dus puluh ribu kurang cepek , " kata Arifa
Nin , saya tambahin cepek , " kata Rosi . Bertiga mereka menemul Biya di rumahnya , Mata
Biya berkaca - kaca , dada nya terasa sesak dan haru " Ini lebih dari cukup untuk biaya ujian ,
sisanya saya masukin ke kas kelas aja ya ? " tanyanya . Jangan , lebih baik kamu buat modal
apa gitu ! " sela Arifa . " Iya . Biya , kamu kan mahir bikin kue , titip aja ke kantin sekolah ,
osul Nida . Biya mengangguk gembira .
Akhir Juni Wah , senang sekali bisa membantu teman . Bulan ini teman feman
sekelas sedang sibuk - sibuknya ngadepin ulangan . Alhamdulillah semua bisa ikutan Di acara
perpisahan kelas tiga kemarin , Biya ngisi stand bazau Kue - kue buatannya sedap banget .
Jadi pingin belajar masak deh . Ngiri sama Biya . Untungnya bisa tiga kali lipat , kata Biya .
Dia bilang asyik juga kalo kelas kita punya kantin sendiri . Bisa buat kumpul - kumpul ,
belajar atau diskusi di situ . lya ya , semacam kate yang nyaman buat anak - anak Tunas
Gendika , Asyik juga kali yet Udatian dulu ya , book . Lembar - lembar berikut aku cerita
tentang teman - teman lain yang oke deh . Tau - tau aku hampir nok ke kelas dua . Tau
nggak , Tuncen memang oke !! Nida menutup bukunya sambil tersenyum
BAB 2
Laba-laba
Tas ransel gendut berisi perlengkapan selama seminggu sudah disiapkan .
Tapi Nida kurang puas . Masih ada saja yang dijejalkan . Lap kaca mata , Al - Qur'an
kecil , kaos kaki ! " Nggak rela Nid , musim krisis begini kamu jalan - jalan ! " protes
Cita , sepupu Nida . Wajahnya ekspresif iri . " Ini gratis Cit . Kalau bayar , aku nggak
bakalan bisa liburan ke Bali ! " " Gratis , mana mungkin ?! " ujar Cita lagi . " He ,
kamu kan tahu di sekolahku itu ada kerja sambilan yang dibayar tiap tahun . "
Memang sekolah Nida lain dari sekolah biasa . Lahannya saja lima ribu meter .
Sebagian lahan sekolah dijadikan per kebunan . Ada paprika , pepaya , pandan ,
popeye ( nggak ding ! ) pokoknya ditanami sayur dan buah deh ! Konon , dulunya
bekas kebun karet milik keturunan Belanda . Doi tertarik jadi santri dan berminat
pada pen didikan . Jadi deh " Yayasan Tunas Cendikia " tempat Nida sekolah . Di
sekolah itu eskul wajibnya adalah dua kali seminggu merawat tanaman tersebut .
Tiap kali datang dibayar seribu rupiah yang dijadikan uang tahunan siswa . Sudah
tradisi uang itu dipakai untuk studi wisata . " Kalo aku sih Cit , mending uang
tahunan dibeliin sembako untuk membantu orang - orang yang kurang mampu . Tapi
guru guru dan sebagian siswa yang borju - borju nggak setuju . " " Udah ya , aku
pergi dulu . Makanya pindah aja ke seko lahku , Cit . Syaik berat ! " ujar Nida sambil
menghampiri ortunya.
Di sekolah sudah ada empat bis besar , dikeling enak anak Tuncen , nama
kesayangan sekolah mereka Karena nggak pakai seragam , gaya mereka padi asyik
asyik . Cuma Wawan saja yang agak aneh , Ha dicip berjambul , kemeja motif bunga
malahan yang ngay celana cutbrai ! Ih , sixties banget ! " Loe kayak Elvis , Wan ! "
ledek teman temannya . Waves tersenyum - senyum sambil merapikan jambulnya
Setelah diabsen dan berdoa dipimpin guru pembimbing bis pun melaju . Derai canda
tawa terdengar di sane sin Ada saja lelucon yang menggelitik perut . " Fa , apa beda
" Aku " dengan " Saya ? " tanya Rio denges mimik usil . Arifa cuma mencibir . "
Serius kok , ayo yang tau gue kasih goban ! " tentang R dari barisan kursi anak laki -
laki . Mereka mulai menebak - nebak , tapi disalahkan terus . " Nyerah deh , "
katanya . " Gitu aja nggak tahu , nih bedanya : kalau " Aku " kesanny akrab dan
dekat ... " Rio menggantung kalimatnya samb pura - pura sibuk dengan sesuatu . "
Kalau " Saya " ? " tanya Mara penasaran. "Kebo bulukan!" Teriak rio
"Gotcha , kena tipu hua .. ha .. ha teman - teman cowok " Kebo bulukan ! "
teriak Rio . cekakakan . Mara manyun berat . " Ada tebakan lagi ... ! " kata Rio disela
tawanya . " Auk ! " jawab Mara sewot . Teman - teman makin terbahak . Nida
tersenyum geli memperhatikan teman - teman yang kadang kasar becandanya . Di
bagian depan cowok - cowok sibuk ngomongin lagu - lagu terbaru . Giliran Wawan
ngomongin lagu kesayangannya nggak ada yang ngerti , abis lagu angkatan bokap -
nyokap masih pada muda . Wawan cuek saja Makin jauh perjalanan , celoteh makin
seru dan akrab . Setelah menyeberang dengan feri dan berjalan selama tiga puluh
menit sampai juga mereka di Denpasar . Di penginapan yang sederhana , mereka
tertidur kecapekan . Hari - hari awal bersenandung . liburan mereka sambut dengan
semangat .
"Denpasar moon di pasar banyak timun ... ! " Wawan ber senandung sambil
melompat ke bis . Rencananya rombongan akan ke Sangeh dan Ubud . Di tempat
tujuan , siswa sibuk mencatat sana - sini untuk membuat laporan perjalanan , yang
menjadi nilai pelajaran . sosiologi . " Huh , paling nanti nggak diperiksa ! " sungut
seorang anak yang merasa terganggu keasyikannya melihat ukiran dan lukisan
indah di Musium Puri Lukisan . Mereka juga mengunjungi Pura Gunung Labah salah
satu pura tertua di Bali yang dibangun abad ke - 8 . Mereka menyusuri Goa Raksasa
yang ditutupi daun - daun . " Bagusnya elo tinggal di sini Rio , kan mirip - mirip
raksasa , " canda Daya . " Tadi di Sangeh , gue nggak beli oleh - oleh , abis yang
gelantungan di pohon tuh mirip elu ! " balas Rio , ia ingat monyet - monyet yang
berseliweran . Nida geleng - geleng kepala mendengar bercandaan teman-
temannya.
Heran becandanya suka asal . " Hus , di sini nggak boleh ngomong
sembarangan ! " usik Yanyan . " Iya , suka ada penghuninya lho ! " kata Rosi . " Bisa
- bisa ada yang sakit ! " timpal Biya , " Tadi malam aja , di kamar tuh kayaknya
banyak banget yang berseliweran . Pas saya lihat kiri kanan , teman - teman sudah
pada tidur semua . Lalu waktu setengah terjaga , samar samar kayaknya ada lagi
bayang - bayang nggak jelas ! " kata Arifa serius . " Iya , waktu aku masuk kamar ,
rasanya merinding lho ! " timpal Rosi . " Kamu sih Nid , sajen - sajen kecilnya pakai
dikeluarin segala , ngkali setannya jadi marah ! " kata Mara . " Bukan gitu , kalo kita
takut harusnya minta tolong pada Allah , bukan malah setannya dikasih sesajen ,
makin suka dong dia dekat dekat ke kita , " kata Nida membela diri . " Iya , di sini kok
banyak banget sajen kecil di pojok ruangan , buat apa ya ? Kalo buat setan , emang
setan takut ? Kalo buat Tuhan , apa iya doyan makanan secuil ? " tanya Rio . " He ,
nanti ada yang tersinggung lho ! " tegur Daya , " Bukan maksudnya menyinggung .
Cuma gue jadi mikir , hampir semua orang percaya sama Tuhan , cuma caranya
beda - beda ! " kata Rio lagi . " Tul , yang dianggap Tuhan itu banyak , tapi semua
ter gantung kepercayaan masing - masing ! " ujar Rosi . " Walaupun begitu , cuma
ada satu yang dianggap benar , " timpal Nida . " Kalo dalam slam , orang yang
menyembah selain Allah , diibaratkan seperti tinggal di sarang laba - laba , " lanjut
Nida . " Kok gitu ? " " Kalian tau kan , rumah laba - laba itu rapuh , disapu kemoceng
aja lumat . Nah , orang yang berlindung pada selain Allah kayak berlindung di
tempat rapuh . Si pelindung sadar tolong ke dia ! " nggak bisa menolong dirinya ,
apalagi kalo ada yang minta tolong ke dia!”
"Tapi kalo menurut pemandu wisata tadi , mereka menyem bah patung -
patung cuma buat perantara , biar lebih didengar penguasa jagad ! " " Patung sendiri
kan nggak bisa menyampaikan pesan manusia ke Tuhan , kayak binatang ternak
yang dipanggil penggembala , binatang itu mendengar seruan , tapi nggak ngerti
maksudnya . Jadi gimana doa mo ' sampai kalo patung nggak ngerti perkataan kita ,
" jelas Nida panjang lebar . " Betul juga , ya ! " teman - temannya manggut -
manggut . " Kepada seluruh siswa diharap ... ! " Pengeras suara memanggil siswa
untuk meneruskan perjalanan . Masih banyak tempat yang harus disinggahi ,
mereka harus cepat . Ketika singgah di Mas , anak - anak tertegun melihat ukiran -
ukiran dan topeng fantastik . Apalagi banyak toko yang menjual kerajinan sepanjang
jalan . Cuma lihat - lihat sih , habis krismon ! Tapi tetap asyik , sampai Nida dan tiga
temannya tidak mendengar panggilan untuk berkumpul . Setelah bebe rapa saat
mereka baru sadar kalo tertinggal . " Gimana nih , masak kita ditinggal , emang
nggak diabsen apa ? " kata Mara hampir menangis . " lya , masak murid hilang
nggak perhatian ! " " Mana udah gelap lagi , " ujar Arifa memelas . Nida berinisiatif
mencari penginapan yang terjangkau kantong mereka . Arifa disuruhnya mencari
nomor telpon penginapan mereka di Denpasar dan berpesan agar dijem . put . Biya
dan Arifa langsung cuci muka dan bersih - bersih untuk tidur , capek banget bo !
Jalan seharian . Sambil merebahkan badan dan menarik selimut , Biya berkata , "
Kayaknya bulu kuduk saya merinding . " redup , jangan - jangan ... ! " He eh ...
rasanya dingin membuat seram ya ? Mana lampu menutup kepalanya dengan
selimut . " Uah , jangan nakut - nakutin , ayo tidur ! " kata Biya sambil Tiba - tiba .
Whemem he ... hehem , " Mara duduk tegak sambi melotot ke depan . Teman -
temannya segera bangkit . " Jangan becanda dong , serem kamu melotot begitu , "
ujar " Nyem nyem wigwogheh ! " Mara melotot komat - kamit . Ketiga temannya
terpekik ngeri . ditepis Mara hingga terjengkang . " Mara , istighfar Mar ! " Nida
mencoba mendekat , tapi Arifa segera berlari keluar kamar . Biya kaku ketakutan . "
Whi ... her ... her ! " Mara terkekeh . Biya memeluk Nida Nida " Panggil pelayan Rif
... minta tolong siapa saja ! " teriak Nida . Arifa kembali dengan beberapa orang
pelayan . " Oh , tadi salah jalan nih , tidak hati - hati mungkin , jadi ada yang marah ,
" Salah satu dari orang itu dikenal sebagai orang pintar yang bisa mengusir roh - roh
jahat . " Pakai ini , sebentar juga sembuh , " katanya sambil memberi Rifa seutas
kalung dari benang berisi jimat . Orang itu memerciki kepala Amara , yang kemudian
sedikit tenang . Setelah memercik air di sudut - sudut ruangan orang itu pergi
meninggalkan ke - empat gadis itu . " Jangan ! ! " pekik Nida , melihat Rifa mencoba
meng . alungkan jimat ke leher Mara . " Itu musyrik ! " kata Nida membuat temannya
tertegun . " Kita berdoa aja mohon kepada Allah . " Nida menyuruh teman -
temannya melafalkan apa saja yang mereka hafal dari Al - Qur'an . Sambil
mendekati Mara menyuruhnya istighfar . " Nyem nyem wigh wagh !! " Anak - anak
terpental ngeri melihat Mara kambuh lagi . Mereka menyingkir jauh - jauh . " Udah
dipakaikan aja , Nid , " Arifa memohon . " Jangan ! Kita dilarang memakai jimat , "
tegas Nida . " Tapi daripada begini , kasihan Mara , " bujuk Arifa.
"Udah kalungin aja , kalungin Arifa ! " pinta Biya . Mara " Nida apa bedanya
coba dengan mengusir ular , waktu kemping masa perkenalan dulu sekeliling tenda
dikasih ijuk biar ular takut masuk . Nah , ini kan analoginya sama kayak setan takut
sama obat ini , Nid , " Biya berargumentasi . " Beda , Non ! " jawab Nida kukuh . "
Ular mungkin takut sama ijuk , tapi setan tidak takut sama jimat itu . Cuma agar kita
tidak minta bantuan ke Allah saja , tapi ke jimat ini . Akhirnya kita jadi musyrik ,
masuk neraka seperti mereka . " Biya dan Arifa hampir menangis mendengar keras
kepalanya Nida . " Ayo , sekarang kita berdoa lebih khusyuk lagi , kita salat malam
dulu bareng - bareng . Insya Allah , Allah menolong kita ! " bujuk Nida menyemangati
teman - temannya yang hampir putus asa . Hampir jam tiga dini hari , ketika ketiga
gadis itu berdiri untuk salat . Mara menatap dengan kosong . Dengan me nangis
antara takut , putus asa dan berharap mereka terus berdoa . Tiba - tiba mata Mara
meredup , tubuhnya oleng ke kiri dan jatuh tersungkur . Tentu saja gadis - gadis itu
tambah keta . kutan , cemas kalau Mara ternyata Arifa segera berlari ke front office .
Baru saja dia mencapai pintu keluar , terlihat guru mereka Pak Purba , tergopoh -
gopoh menghampiri . " Pak Pak Mara ! " Rifa tak mampu berkata - kata , dia
menangis tersedu - sedu melepaskan rasa tegang . Bergegas Pak Purba melihat
keadaan Mara , ia memu . tuskan mencari dokter . Sampai pagi tiba ketiga gadis itu
masih terjaga . Alhamdulillah , Mara selamat . Di kamar , teman - teman merubungi
sambil bertanya tentang peristiwa semalam . Mereka jadi sibuk cerita kisah - kisah
horor . " Makasih Nid , kamu ingatkan kami terus ! " ujar Biya .
"Sama - sama , kalian juga tegar kok , jadi kita nggak jatuh syirik"
Memangnya di situ angker ya , Nid ? " " Kata pelayannya sih , dulu pernah ada yang
meninggal di situ , " Bocah - bocah yang hobi berat cerita serem segera memasang
telinga lebar - lebar . syirik ! " " Waktu mau dibungkus kafan untuk dikirim ke
keluarga nya , tiap diselubungi kepala , kakinya tak bisa tertutup . Giliran kaki ditutup
kepalanya terbuka . Berlembar - lembar kain dipakai , tetap nggak bener juga , "
tutur Nida serius . " Akhirnya ada kain hitam lebar banget dicoba untuk membungkus
. He , mayatnya bangun !! " " Hilily , " anak - anak perempuan terpekik ngeri . " Trus
Nid trus ? " tanya yang lain ingin tahu . " Trus , mayat itu membuka mulut : Kain
hitam ? Siapa takut ?! " lanjut Nida . Sedetik teman - temannya bengong . Tak lama
bantal . bantal singgah ke kepala Nida . " Wadaw , becanda sodara - sodara !
Jangan diambil hati dong ! " teriak Nida berkelit dari teman - temannya .
BAB 3
Ibu dari hati
Jam satu siang , murid - murid kelas dua Tunas Cendika berjalan di
sepanjang permatang Di sekolah Nida ada ekstrakurikuler bertani SMU Turas
Cendikia yang letaknya agak di pinggir kota memang mempunyai kebun yang luas ,
yang wajib ditanami oleh para muridnya . Mereka mendapat uang saku dan boleh
menikmat hasil kebun dari tugas " Rodi " -begitu teman - teman Mida menyebut
ekstrakurikuler itu . " Selada yang hijau. hemmm menyejukkan mata , " ujar Rosi , "
Kalau aku sih seneng melihat cabe yang kita tanam mulai berbuah ! " cetus Rifa , "
Kalau giliran panen , aku suka ! " Amara yang biasanya pendiam ikut urun suara , "
Betul , aku juga inginnya kita nggak usah nanam , tahu tahu langsung panen ... kalo
giliran macul dan mupuk , biar yang cowok saja ! " seru Nida . " Betul Nid , setuju ....
setuju !! " kata teman - teman perempuannya . Tapi koor " Huud !! " terdengar dari
kelompok cowok . Semua sibuk mencabuti rumput dan memeriksa kese hatan
tanaman sambil berceloteh . Ada juga yang bernyanyi . nyanyi sesuka hati . Cuma
ada satu orang dari kelompok " Rodi " itu yang tampak muram : Hasbiya . Padahal
biasanya dia sibuk mengeluh . " Aduh panas banget sih , ngapain juga sekolah pake
ber tani segala , " sungut Biya . Ia memang paling benci dengan
Jam satu siang , murid - murid kelas dua Tunas Cendika berjalan di
sepanjang permatang Di sekolah Nida ada ekstrakurikuler bertani SMU Turas
Cendikia yang letaknya agak di pinggir kota memang mempunyai kebun yang luas ,
yang wajib ditanami oleh para muridnya . Mereka mendapat uang saku dan boleh
menikmat hasil kebun dari tugas " Rodi " -begitu teman - teman Mida menyebut
ekstrakurikuler itu . " Selada yang hijau ... hemmm menyejukkan mata , " ujar Rosi , "
Kalau aku sih seneng melihat cabe yang kita tanam mulai berbuah ! " cetus Rifa , "
Kalau giliran panen , aku suka ! " Amara yang biasanya pendiam ikut urun suara , "
Betul , aku juga inginnya kita nggak usah nanam , tahu tahu langsung panen ... kalo
giliran macul dan mupuk , biar yang cowok saja ! " seru Nida . " Betul Nid , setuju !! "
kata teman - teman perempuannya . Tapi koor " Huud !! " terdengar dari kelompok
cowok . Semua sibuk mencabuti rumput dan memeriksa kese hatan tanaman sambil
berceloteh . Ada juga yang bernyanyi . nyanyi sesuka hati . Cuma ada satu orang
dari kelompok " Rodi " itu yang tampak muram : Hasbiya . Padahal biasanya dia
sibuk mengeluh . " Aduh panas banget sih , ngapain juga sekolah pake ber tani
segala , " sungut Biya . Ia memang paling benci dengan tugas wajib yang membuat
kulitnya jadi hitam . Teman - teman nya biasanya menjauh , abis nggak enak
mendengar orang selalu menggerutu , takut kulitnya hitam , takut rambutnya kusut .
Biasanya dia juga sibuk mengoles - oles sunblock ke wajahnya . Biya memang
perfeksionis banget , segala - gala nya harus rapi dan bersih , " Kenapa sih , kok
murung aja ? " tanya Nida sambil me . nyangi daun - daun cabai yang keputih -
putihan terkena jamur . Siya cuma menggeleng lemah , " Nggak apa - apa , "
lanjutnya dengan mimik bertambah murung . Sewaktu pulang , mereka makan di "
Bang Zai Cape " - kantin sekolah mereka . Biya pun diam saja , teman - temannya
yang duduk semeja jadi ikutan diam . Tiba - tiba ia berkata , Kalau kalian punya ibu
tiri gimana ? " Serentak teman - temannya melotot ke arahnya . " Kok , malah pada
melotot ? " cetusnya ketus . " Oh gue ? Ih nggak janji deh , " ujar Rosi yang duduk di
hadapan Biya dengan mimik ngeri . " Makasih deh , bisa - bisa nanti aku jadi kayak
Upik Abu , " ujar Anfa " Tapi Upik Abu kan nantinya didatangi pangeran ?! " goda
Nida . " Pokoknya enggak , enggak , enggak !! " " Kasihan ibu kita , ya ? " kata Nida .
Amara mengangguk setuju . Tapi ibuku sudah meninggal hik hik ! " Biya tersendat
. " Padahal baru enam bulan , Apak sudah nggak setia . ia mau menikah dengan
seorang langganan tokonya ... nanti anaknya dijadikan gulai " kalau ibu tiri itu jahat
gimana , baiknya sama Apak saja , anak yang baik ? " sela Nida . " Hus , itu sih
dongeng memangnya nggak ada ibu tiri Tapi rata - rata emang jahat Nid , hih ...
tetanggaku saja kan punya ibtir , saingan melulu kalau pake baju . Soalnya tahu
cerocos Arifa berapi - api.
"Malah , teman sebangkuku waktu SMP oleh ibu tirinya nggak boleh ke mana
- mana , kalau makan cuma dikasih kerak nasi , dijadiin mirip Upik Abu . Mana tuh
ibtir juteknya minta ampun akhirnya dia kabur dari rumah , tinggal di rumah tantenya
, " lanjut Rosi . Tentu saja Biya makin mengkeret mendengar cerita sohib sohibnya .
Tapi ngabur dari rumah ? Wah , ide bagus tuh , lagian nanti malam si dulgundal -
gandil itu mau dibawa Apak buat dikenalin kepada keluarga . Ih , gondok . Sebagai
anak pertama dia sudah mempengaruhi ketiga adiknya untuk menolak ke datangan
si pengacau itu . Ngapain juga sih Apak keganjenan banget . Padahal dulu tuh ,
Apak sayang banget sama Ma mah . Kayaknya nggak ada pasangan seromantis itu
. Huh , dasar Apak jelek . " Pokoknya kalau Apak mau nikah lagi , aku nggak
bakalan mau nengok dia , adik - adik juga nggak boleh dijenguk Apak , nanti kalau
Apak tua dan sakit nggak ada yang ngurusin sukurin !! " " Hush , jangan jahat - jahat
sama bokap , durhaka tahu , " sela Nida . " Biar aja Nid ... yang boneng aja baru
enam bulan udah nyari ganti , " sengit Arifa membela Biya . " Iya , lagaknya kayak
selebritis aja ! " Biya tambah manyun . " Kali aja bokap kamu butuh teman diskusi , "
usik Nida . " Emang aku nggak bisa jabanin diskusian bokap , lagian paling Apak
ngomongin tentang harga barang doang ! " cetus Biya sewot . " Ya , kali namanya
bokap - bokap kan lain maunya , kali aja dia pingin dimasakin yang enak . " " Ih Nid ,
lu nggak tahu sih ... dulu tuh mamah gue seha rian di toko bareng Apak . Trus yang
ngurusin masak , belan jaan sama ngurus adik - adik udah biasa gue kerjain sendiri
... sela Biya , Ortu Biya memang punya toko yang lumayan besar Ketika kerusuhan
kemarin sempat terbakar , tapi berkat keuletan si Apak , sekarang sudah maju lagi.
“Pantes , elu trampil kayak ibu - ibu , " kata Rosi entah muji atau mojokin . "
Ya bagusnya , dibicarain baik - baik dulu aja deh sama .. " usul Nida menegahi .
bokap ." " Iya ! " Amara yang tadi diam aja ikut nimbrung . " Nggak semua ibu tiri
jahat kok , aku juga punya tiga ibu tiri ... " " What ? Kamu ?? ! " serentak teman -
temannya terbelalak ke arah Amara . Gadis pendiam itu memang nggak pernah
bilang bilang kalau dia punya ibtir , tapi tiga ? Wes , emang seganteng apa sih bokap
Amara . " Tapi semuanya baik , " Amara melanjutkan dengan kalem . " Bahkan kalau
aku lagi pingin uang saku yang agak banyak aku bisa minta uang dari tiga ibuku itu .
Ibu kandungku sendiri isteri ke empat . " " Apaaa ?! " " Zaman krismon begini masih
ada ya , Mar ? " " Iya , saya kira jaman dulu aja kayak gitu , paling nggak zaman
sultan atau raja - raja Jawa gitu deh ... " Rifa terkejut . " Bapak kamu kaya kali , ya
Mar ? " tanya Nida . " Enggak juga sih , dia kan cuma pengusaha furniture . " " Trus ,
ibu - ibu kamu itu nggak pernah berantem ? " tanya Biya . 11 Amara menggeleng . "
Kalau gue pinginnya ngejambak si gundal - gandil itu , " katanya emosi . " He , tapi
kok nyokap - nyokap lu bisa akur ? " tanya Rosi . " Ya , nggak tahu ... tapi mereka
nggak ada yang jahat kok sama saya , malah ibu kandungku lebih cerewet deh ,
dibanding ibtir yang lain , " tutur Amara kalem " Ih , ajaib ya !! " seru Rosi . " He - eh ,
kayak di cerita - cerita aja , " sela Nida . " Tapi ibtirku gimana dong , butek nih
kepala...
"Keempat anak itu ikut kebingungan . Akhirnya khawatir Bang Zainal - pemilik
kantin itu suntuk melihat mereka kelamaan ngobrol , mereka pulang juga . Lagi pula
sudah sore nanti dicariin nyokap . Tinggal Biya sendiri yang bingung mau ke mana .
Akhirnya dia ngintilin Nida , karena memang rumah mereka searah , Nida nggak
begitu ngeh kalau Biya mengikutinya . " He , kok kamu ikut ke rumahku sih , nanti
dicarin Apakmu ! " " Malam ini aku nginep di rumahmu ya , Nid .... please ya , boleh
dong ... aku lagi suntuk nih , " jawab Biya memelas . " Tapi nanti bisa bisa saya yang
kena marah Koh Salim , lagian ibuku kan langganannya Apakmu , pasti ntar dia
langsung nelepon kalau kamu di sini ! " " Ah , kamu sih pelit Nid , jangan bilang aku
kabur dong , ya udah kalau kamu nggak mau nampung aku .... " sungut Biya sambil
berbalik arah . " He , jangan angot dulu ... Biya ! ... Biya !! " panggil Nida . Tapi Biya
sudah bergegas pergi . " Kamu jangan ngabur ya ... kalau mo'ngambek di rumah
ajall " teriak Nida . Tapi Biya sudah langsung naik ke angkot . Nida menghembuskan
nafas . Ah , mudah - mudahan saja dia nggak kemana - mana , pikirnya . Tapi
sampai malam ia terus memikirkan sohibnya itu . Perasaannya agak cemas , dan ter
nyata benar Koh Salim meneleponnya menanyakan di mana Biya . Tentu saja Nida
tidak tahu . Koh Salim sepertinya bingung sekali , sudah pukul setengah sebelas
malam , mau cari di mana ? Nida yang dimintai bantuan juga bingung . Mau nelepon
teman - temannya jam segini pasti mengganggu , dong . Tapi akhirnya dia krang -
kring juga ke sohib - sohibnya . Hasilnya : nihill Pagi - pagi ketika akan berangkat
sekolah , Koh Salim datang tergopoh gopoh . Mukanya kucel dan pakaiannya awut -
awutan , tampaknya cemas sekali . " Aduh maaf Bu , saya cali anak saya , aduh ...
apa ada kabal dali Nida , Bu ? " tanyanya pada ibu Nida yang jadi ikut ikutan panik .
" Saya juga nggak tahu Koh , Niid ... Niddaaa ! " panggil ibu Nida datang tergopoh
gopoh . " Gimana Nak ? Ada di mana ?! " buru Koh Salim . " Nggak tahu Pak , teman
- teman yang Nida telpon juga pada nggak tahu , " jawab Nida melas . " Ya udah ,
saya ikut ke sekolah , mudah - mudahan dia ada . Uh , dasal anak bandel ! Keljanya
bikin cemas olang tua . Coba bayangkan , kalo diajak bicala diam saja , ditanya ini -
itu tak menjawab , eh tahu - tahu dia kabul . Gimana saya bisa tahu apa maunya ?? !
" hibur " Ya sabar deh Koh , namanya juga anak remaja , " ibunya Nida . Koh Salim
terus menggeleng - geleng dengan gusar.
Dia segera mengikuti Nida naik angkot ke sekolah . Cuma mereka berdua
yang naik angkot itu . Jam sibuk begini sudah pasti jalanan macet . Koh Salim tak
henti - hentinya ber - ah - ih uh . Apalagi kemacetan masih panjang sekali . Angkot
berhenti di perempatan lampu merah . " Hah , Hasbiyaa !! Hasbiyaa !! " tiba - tiba
Koh Salim menunjuk - nunjuk ke arah angkot dari arah depan yang bergerak ke
kanan . Sementara angkot Nida sedang menunggu lampu hijau . " Cepat susul ke
kanan Pir , nih buat kamu semua ! " kata Koh Salim sambil memberikan uang
bergambar bunga dari plastik . Tanpa disuruh dua kali sopir itu bergerak . Untunglah
sopirnya pintar menyalib - nyalib . Dia melewati jalur untuk mobil dari arah
sebaliknya yang kebetulan tak macet . Ketika sebuah truk dari depan menghadang ,
si sopir buru - buru menyalib barisan mobil dari jalur yang benar . Lalu banting stir ke
trotoar dan berbelok ke kanan . Uh ! Benar benar sopir angkot dambaan umat ! Nida
takjub juga melihat barisan mobil yang berhasil dilewati si sopir , senang rasanya
bebas dari macet , asalkan cepat tapi selamat ! Sampai di depan sekolah , Nida
melihat Hasbiya turun dari bis sekolah . Oh , rupanya dia masuk sekolah juga . Tau
begitu nggak pakai ngejar segala , deh . Di belakangnya Amara
"Bukan maksud Bapak membentak kamu dap Bapak khilaf seharusnya saya
berterima kasi andr menampung Biya " sesal Koh Sale Bang Zal datang
menawarkan minuma X Sa mentraktir mereka minum Biy kamu kan tahu semalam
mayade tamu kabay mau nginap ya bilang bilang dong Kasib kebingungan
kamurkan anak men kenape jad begin , Skate Apak sabar Biye tambah cemberut
mukang memandi lain dengan sengit " Kamu nggak setuju dengan calon By belong
Bye diam saja . Kedua temannya jadi mereka masalah keluarge banget sih ! pak
minta tolong kamu menget By kampkun cukup dewase lagi puls Apak ingin kamu
lepotulusin adik-adik bhal sade fou balu sayang lumayan Tapi Byi udah biasa
ngunus adik adik mengishianati maman , Apak usah nggak sayang sang mamah
Apak udah lupa same mamantot Biya tersedu - sedu . tangs " By..Apak tetap sayang
sama maman sana U anak Apak . Apak juga tabu kamu bisa diandalkar merquis
lumah..tapi Apar butuh teman hidup , bulut isti By ass kamu ingin Apakmu teljerumus
zig kagen.com agara kita ?! " tutur Apak meren Biya , Nida , dan Mara terbengong
bengong , Bata nggak terpikir di otak mereka . Tapi Apakkan susu udah lima
puluhan ? Pikir Bys Kloneng Woneng Koreng Bel masuk berbunyi . Ketiganyo saling
berpandangan mau bergegas masuk nggak enak sama koh Salim. Tapi untunglah
Koh Salim tahu diri .
"Sudah sana kalian masuk , " katanya . " Nanti langsung pulang ya , Nak ...
jangan kemana - mana , Kasihan adik - adikmu kebingungan , " pintanya pada Biya .
Ketika mereka beranjak hendak ke kelas , Koh Salim berbisik pada Nida , " Tolong
antal Biya pulang ya . Nanti sole calon ibunya mau kenalan tolong ditemani . " Nida
cuma mengangguk - angguk . " Kamu jangan kabul - kabulan lagi ya , Biy ? "
katanya sebelum berpisah .
Di kelas Biya kelihatan gelisah sekali , matanya sebentar sebentar disekanya,
ketika guru mengajar ia malah meman dang ke luar jendela . Nida berkali - kali
mengingatkannya agar tak dimarahi guru . Akhirnya bel istirahat berdentang juga .
Biya segera berlari ke musala , tempat tersepi di saat istirahat . Nida mengikuti
dengan prihatin . Cuma ada bebe rapa anak yang terlihat hendak shaat Dhuha . Biya
mengambil posisi yang paling tersembunyi . Lalu dia menangis terisak isak .
"Mernangnya kalau usia limapuluhan masih pingin itu , Nid ? " tanya Biya
kacau sambil melap hidungnya . " Itu apa ? " tanya Nida tak paham . " Itu ... yang
tadi pagi diomongin Apakku ... " " Wah , aku nggak tahu Biy , abis itu kan masalah
anak gede ... kita kan masih imut - imut ... " Biya mengeluh sambil mulai menangis
lagi . Ia teringat pada mamah yang sangat disayanginya , Teganya Apak . Ternyata
di pojokan ada Bu Rini dan kawannya yang se dang salat Dhuha , Sepertinya kawan
Bu Rini itu bukan guru Tuncen
"Hai , Mbak ! " tegur Nida ketika melihat perempuan di Sebelah gurunya
ternyata Mbak Santi , kakak Bule alias Ahsanul Amal - temannya yang badung itu .
Ahsan sempat ditahan polisi gara - gara kasus tawuran semester lalu . Mereka
Koh Salim tahu diri .
"Sudah sana kalian masuk , " katanya . " Nanti langsung pulang ya , Nak ...
jangan kemana - mana , Kasihan adik - adikmu kebingungan , " pintanya pada Biya .
Ketika mereka beranjak hendak ke kelas , Koh Salim berbisik pada Nida , " Tolong
antal Biya pulang ya . Nanti sole calon ibunya mau kenalan tolong ditemani . " Nida
cuma mengangguk - angguk. " Kamu jangan kabul - kabulan lagi ya , Biy ? " katanya
sebelum berpisah. Setelahnya terlibatlah percakapan hangat.
Ternyata Mbak Santi teman lama Bu Rini - guru Biologi mereka. Makanya
ketika Ahsan tahu guru biologinya sahabat kakaknya, ia malu sekali dan bera benar
bertaubat jadi anak baik Sementara Nida ngobrol dengan Mbak Santi, Biya pun
asyik curhat ke Bu Rini . Bu Rini memang dekat dengan anak anak rohis, dia seperti
kakak sendiri bagi murid - muridnya " Jadi masih butuh ya Bu , orang seusia Apak
saya tanya Biya . " lya tapi kan bukan pertimbangan itu saja yang menjadi alasan
Apakmu untuk cari ibu lagi . Nah yang penting minta ke Bapakmu untuk mencari
isteri yang sholihat. Jadi kamu nggak akan dijadikan rendang canda Bu Rini . Biya
tersenyum kecut.
Sorenya sepulang sekolah Nida mengantar Biya pulang ke rukonya , la ingat
pesan Koh Salim yang mewanti - wantinya agar Biya tak kabur lagi . Biya agak was -
was melihat toko Apaknya tutup . Ternyata ada tamu , mereka ada di belakang toko .
Koh Salim menyambut keduanya dengan senyum lebar adik - adik juga
menyambutnya dengan gembira . Tiba - tiba Nida melihat sosok yang dikenalinya :
Mbak Santi . Wajah Biya terlihat menegang . Calon ibuku muda banget ... dasar
Apak jelek , gerutu Biya dalam hati . Jadi tadi dia ke sekolah untuk memata -
mataiku ya ... huh awas nanti ! pikirnya . Nida jengah sendiri melihat Mbak Santi . Ih
, kok mau ya ... Selintas ada sosok bayangan keluar dari ruang tamu ... dengan
hangat . seorang ibu setengah baya . Berkerudung dan berkain kebaya . Wajahnya
teduh dan keibuan . Ia menyapa Biya " Kita akan jadi saudara , Biya , " kata Mbak
Santi . Oh , jadi bukan Mbak Santi yang akan jadi ibuku ? Gegap Biya . Mbak Santi
menggeleng seraya melirik ibunya . Biya berkecamuk , berarti aku akan jadi
saudaranya
Profil Penulis
Penulis bernama ahnaf muzakki lahir di Jakarta tanggal
2-7-2005,anak ke2 dari 3 bersaudara,alamat tinggal
condet,asal sekolah SMP 209 jakarta timur,ig; nafff_____

More Related Content

Similar to My Imaginary Story

Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
Fajar Cahyono
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
sela apriyani
 

Similar to My Imaginary Story (20)

cerpen Thank you
cerpen Thank you cerpen Thank you
cerpen Thank you
 
Lost One Love
Lost One LoveLost One Love
Lost One Love
 
Niken & Pandu
Niken & PanduNiken & Pandu
Niken & Pandu
 
Parabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaanParabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaan
 
Cinta bersemi juga
Cinta bersemi jugaCinta bersemi juga
Cinta bersemi juga
 
Menebus Dosa Di Jalanku
Menebus Dosa Di JalankuMenebus Dosa Di Jalanku
Menebus Dosa Di Jalanku
 
Anekdot BUATAN SENDIRI , By. Rais usman
Anekdot BUATAN SENDIRI , By. Rais usmanAnekdot BUATAN SENDIRI , By. Rais usman
Anekdot BUATAN SENDIRI , By. Rais usman
 
Kenangan manis
Kenangan manisKenangan manis
Kenangan manis
 
Cerkak
CerkakCerkak
Cerkak
 
My last love
My last love My last love
My last love
 
Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
Soal uh 3 kela s7 akselerasi 2014
 
gvgvvbyhbyb
gvgvvbyhbybgvgvvbyhbyb
gvgvvbyhbyb
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
Ibu tahu rahasiaku (puthut ea)
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
 
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat IstrikuCerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
Cerita Dewasa Sensasi Mesum Bersama Sahabat Istriku
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Science of love
Science of loveScience of love
Science of love
 
Andai Ku Bercinta Lagi
Andai Ku Bercinta LagiAndai Ku Bercinta Lagi
Andai Ku Bercinta Lagi
 
Deja Vu
Deja VuDeja Vu
Deja Vu
 

Recently uploaded

Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953
 
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
ssupi412
 

Recently uploaded (13)

Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
 
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptxPENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
 
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdfAksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdfSUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
 
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARUSITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
 
Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953 dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953  dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953  dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953 dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
 
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdfMODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
 
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
Jual Cytotec Di Tana Toraja Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsul...
 

My Imaginary Story

  • 1.
  • 2. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan novel ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan dari novel ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Popi, S.Pd. pada pelajaran Informatika. Selain itu, novel ini juga bertujuan untuk menghibur para pembaca dengan mengisi waktu luang membaca novel ini. Saya menyadari bahwa novel ini jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat di harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga novel ini bermanfaat bagi pembaca. MOTTO "Orang yang mau bertanya akan terlihat bodoh selama lima menit, tetapi orang yang tidak mau bertanya akan tetap bodoh selamanya” Jakarta, 27 September 2022
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………...………..................................……………………….2 DAFTAR ISI .....................................................................…...…………………………………3 BAB I ~ Korban ........................................……………………………………………………......…4 BAB II ~ Laba-Laba ..………………………………………………………...................................9 BAB III ~ Ibu dari Hati …………………………………………………………….........................16 BIODATA PENULIS ...……………….……...………………………………….............................25
  • 4. BAB 1 Korban Apa kabar dunia ? " seorang cowok berseragam putih abu- abu memasuki kelas . " Tetep asyiik ! " jawab sepuluh anak yang sudah nongol duluan . Mereka tertawa - tawa mendengar password untuk " Passwordnya ganti assalamu'alaikum aja , ah ! " teriak Nida . " Salam sih kudu , Nid ! Tapi yang ini khusus buat ciri kelas masuk kelas . kita ! " jawab Rio kocak . " Iya , Nid ! " " Betul , Nid ! " " Hooh , Nid ! " teriak ribut teman - teman Nida yang C - R - W . T alias cerewet bin bawel . " lya ... iya ... iya , deh ! Seterah kalian ! " " Eh , ngomong - ngomong udah pada denger kabarnya Yanyan belum ? " tanya Wawan ke teman - temannya . Sudah seminggu ini mereka mereka tidak masuk sekolah . Ada libur mendadak akibat kerusuhan . Maklum negerinya si Nida hobi rusuh . Alasannya sih , biar banyak yang ber pengalaman jadi presiden , ditambah lagi teman - teman se kampung Indonesia banyak yang nggak becus milih pemimpin . Kirain emas tahunya " embak " . Giliran ketahuan belangnya rakyat emoh dipimpin " begituan " , trus demo lagi la yaw . Ah , sutralah ... toh anak - anak Indonesia emang happy berdemo ria . Anak - anak yang tadi sedang sibuk bercerita pengalaman mereka selama rusuh di kota mereka , lantas terdiam . Ingat Bunyan Harahap , peranakan Palembang Batak yang mirip banget Cina . “Ya ampun , Yanyan kan suntung banget , kayak engkoh engkoh Jangan jangan ... ! " Mara tertegun ngeri . " Iya , gue denger sekarang dia dirawat di rumah sakit , " jelas Wawan lagi . " Emang dia kenapa , Wan ? " " Gue juga nggak tahu , nyokap gue yang terima telepon dari adiknya Yanyan . Ini kamar tempat dia dirawat ! " kata Wawan sambil mengambil
  • 5. secarik kertas dari sakunya . Anak - anak merubung melihat tulisan di kertas itu . " Pulang sekolah , kita tengok yuk ! " usul Arifa . " Setujuu ! " teriak mereka semangat . " Kumpulin uang ke Nida , buat beli oleh - oleh ! " usul Arifa . " Ah , pake uang kas aja , " teriak anak - anak cowok. " Masih ada kan Nid ? Heh ... denger nggak ?! " " Eh , apaan ? " Nida gelagapan . Dia sedang mengingat - ingat sepertinya ada yang kurang di kelas ini . Tapi apa ? " Kas kelas masih ada nggak ? " tanya mereka lagi . Nida yang memang bendahara kelas menggerutu , " Jangan pake uang kas melulu , kemarin waktu pertan . dingan sepak bola , udah dipakai . Buat fotokopi makalah Bu Rini juga dipakai . Nih , tinggal segini ... " kata Nida sembari membetulkan letak kaca matanya . " Ah , tapi kan masih ada , udah pake setengahnya dulu ! " sahut mereka . Nida terpaksa menurut . Pulang sekolah gerombolan berseragam abu - abu berkerumun di kamar Yanıyan . Tentu aja mereka diusir suster jaga . Paling banyak cuma lima orang yang boleh masuk . Nida dan Arifa mewakili teman - teman putri . " Astaghfirullah , Yarıyan kamnu kok bonyok begini ? " hampir terpekik Arifa menyaksikan Yanyan terbaring di tempat tidur . Kaki di pinggir dan beberapa bagian tubuh diperban . Yanyan cuma tersenyum kecut . " Kenapa bisa begini , Yan ? " tanya Nida bersimpati . " lya nih , saya lagi sial . Waktu sedang terjadi kerusuhan , saya mo ' ke sekolah , eh di jalan d i h a d a n g m a s a Yanyan ingat , waktu itu dia sedang terburu - buru ke seko lah karena ada pengayaan pelajaran kimia , sebelum masuk kelas siang nanti . la melewati pertokoan . Motor yang semula ia lajukan kencang harus direm , ketika dari kejauhan terdengar teriakan - teriakan histeris . " Bakar ! Bakar ... !! " " Pecahin !! " Byaar . Kaca etalase sebuah toko pecah akibat lemparan batu . Si pelempar tersenyum puas disambut teriakan teman temannya . Berbondong - bondong mereka menyerbu ke dalam toko mengambil apa saja yang ada . Barang yang dibutuhkan maupun tidak . Di tengah hiruk pikuk itu Yanyan terjebak . Tiba - tiba ada yang berteriak . " Cina ... bunuh - bunuh ! " Tubuh Yanyan ditinju dari segala arah , motornya diguncang - guncang . Ia ditarik hingga mental ke aspal . Massa semakin brutal menganiaya . " Chokin sialan , bonyokin !! " " Saya bukan Cina Pak , saya orang Palembang , Om . Sumpah ... aduh ! " Plak ! " pipinya terkena bogem . " Bakar motornya ! " " Aduh ... ampun ... Om ... jangan ! " Orang - orang ganas itu seperti kemasukan setan , tak da belas kasih sama sekali . " Ya , Allah ... Astaghfirullah , Allahu Akbar , " dengan pilu Yanyan meratap kepada Allah . Sejenak orang - orang yang memukulinya berhenti beraksi . Tiba -
  • 6. tiba seseorang menariknya dari kerumunan dan membopongnya ke sebuah mobil ! " Abis itu saya tidak ingat apa - apa lagi . Tahu - tahu udah di sini ... " tutur Yanyan dengan cengir khasnya . Teman - temannya mengambil napas lega . " Elo , emang kayak chokin banget ubah rambut ngelegrik , putih , sipit lagi ... " kata Wawan asal , ujar Nida . "Tapi kan , biar Cina juga nggak boleh digebukin begitu , " " Ya ... namanya juga ada yang manas - manasin , " celetuk seorang anak dari jendela . " Lagi sial aja loe ! " kata anak yang kepalanya nongol di jendela . Rupanya diusir suster dari kamar , mereka ngintip dari jendela . " Operasi plastik aja Yan , biar mata loe belok ! " celetuk seorang anak . Semua tertawa cekikikan . Dasar bocah , teman sakit malah jadi bahan lawakan . Seorang suster mengisyaratkan waktu berkunjung sudah habis . " Eh , udah pulang sana , Yanyan mo ' istirahat ! " teriak Río , " Cepat sembuh ya , Yan ! " " Ini oleh - oleh jeruk buat loe , " kata Wawan dengan suara nya yang kewanita - wanitaan . " Gue bagi satu , ya ! " " Gue juga ya , Yan ! " kata Rio . Yang di luar teriak - teriak minta juga . " Udah bawa semua , percuma pake bawa oleh - oleh segala , " kata Yanıyan geli campur sebel . " Daaag , lam lekom ! " " Salam ! Kemana aja sih Nid , sore begini baru pulang ? " tanya Ibu melihat Nida yang masih ngos - ngosan langsung duduk di bangku . " Aduh maaf banget Bu . Tadi nengok teman di rumah sakit . Tau nggak Bu ... masak temanku disangka bla ... bla ... " Nida sibuk bercerita kepada ibunya sambil menuju kulkas . Ambil ini , cicip itu , sambil sibuk berceloteh . Sambil menemani Nida makan , ibu membuat daftar belanja bulanan. Setelah ia mengangkat telepon menghubungi toko sembako langganannya . sembako ... apa ... eh ? Kenapa ? " belanja bulanan . Setelah itu ia mengangkat telepon meng " Hallo , Koh Salim , ini ibunya Nida Biasaa , mau pesan Nida menghentikan suapannya , memperhatikan wajah " Aduh , maaf Koh iya . ya ... wa'alaikum salam , " jawab ibu sambil meletakkan gagang telepon . Ibu kelihatan ibunya . tercenung sebentar . " Kenapa , Bu ? " tanya Nida ingin tahu . " Ibu telepon toko Salim , mau pesan belanjaan , eh ... Engkoh malah nangis , katanya tokonya habis dibakar ... cuma tinggal abu . Ibu telepon , ia nangis tersedu - sedu ! " " Ya , ampun Bu , pantas tadi Hasbiya nggak masuk sekolah , " cetus Nida . Hasbiya adalah anak Koh Salim , pemilik toko langganan ibu . " Besok Nida ijin pulang telat lagi ya , Bu ? Mo ' nengok Hasbiya . " Keesokan harinya pulang sekolah Nida menjenguk Biya . Biya yang tengah membersihkan debu - debu dan kayu yang berserakan menyambutnya dengan mata berkaca - kaca . " Semuanya habis , Nid ! Kayaknya saya nggak bisa nerusin sekolah lagi
  • 7. . Modal Apak ludes . Toko ini saja dibangun dengan hutang , " tutur Biya lirih . " Tapi kamu jangan putus sekolah , Biya ! " cetus Nida . " Baju seragam saya saja kebakar , Nid , lagi pula saya harus bantu Apak dan ngurus adik - adik . Sebentar lagi ujian , cari kemana uang untuk bayar uang ujian ? " Tenang aja Biy , Saya usahain deh agar teman - teman mo ' ngebantu . " " Aduh jangan , saya malu . Lagian bikin repot teman aja . " " Kamu kan tahu kelas kita tuh , paling kompak sedunia . Semua teman disayang , tanpa pandang bulu , nggak pandang Biya tersenyum mengingat teman - temannya yang lucu dan kompak itu . Pokoknya kamu tentang aja deh , Bry " tegas Nida lag”. Matanya Nida sibok krang kring telepon melobe terman mannya cuma teman sekelas , ketas lain pun ikut membantu Tahoy sendin , Nida anak gaul , dimana - mana ada Anya keskan pagi di kelas , doi sibuk menghitung ang dan teman - temannya . Dus ratus dus puluh ribu kurang cepek , " kata Arifa Nin , saya tambahin cepek , " kata Rosi . Bertiga mereka menemul Biya di rumahnya , Mata Biya berkaca - kaca , dada nya terasa sesak dan haru " Ini lebih dari cukup untuk biaya ujian , sisanya saya masukin ke kas kelas aja ya ? " tanyanya . Jangan , lebih baik kamu buat modal apa gitu ! " sela Arifa . " Iya . Biya , kamu kan mahir bikin kue , titip aja ke kantin sekolah , osul Nida . Biya mengangguk gembira . Akhir Juni Wah , senang sekali bisa membantu teman . Bulan ini teman feman sekelas sedang sibuk - sibuknya ngadepin ulangan . Alhamdulillah semua bisa ikutan Di acara perpisahan kelas tiga kemarin , Biya ngisi stand bazau Kue - kue buatannya sedap banget . Jadi pingin belajar masak deh . Ngiri sama Biya . Untungnya bisa tiga kali lipat , kata Biya . Dia bilang asyik juga kalo kelas kita punya kantin sendiri . Bisa buat kumpul - kumpul , belajar atau diskusi di situ . lya ya , semacam kate yang nyaman buat anak - anak Tunas Gendika , Asyik juga kali yet Udatian dulu ya , book . Lembar - lembar berikut aku cerita tentang teman - teman lain yang oke deh . Tau - tau aku hampir nok ke kelas dua . Tau nggak , Tuncen memang oke !! Nida menutup bukunya sambil tersenyum
  • 8. BAB 2 Laba-laba Tas ransel gendut berisi perlengkapan selama seminggu sudah disiapkan . Tapi Nida kurang puas . Masih ada saja yang dijejalkan . Lap kaca mata , Al - Qur'an kecil , kaos kaki ! " Nggak rela Nid , musim krisis begini kamu jalan - jalan ! " protes Cita , sepupu Nida . Wajahnya ekspresif iri . " Ini gratis Cit . Kalau bayar , aku nggak bakalan bisa liburan ke Bali ! " " Gratis , mana mungkin ?! " ujar Cita lagi . " He , kamu kan tahu di sekolahku itu ada kerja sambilan yang dibayar tiap tahun . " Memang sekolah Nida lain dari sekolah biasa . Lahannya saja lima ribu meter . Sebagian lahan sekolah dijadikan per kebunan . Ada paprika , pepaya , pandan , popeye ( nggak ding ! ) pokoknya ditanami sayur dan buah deh ! Konon , dulunya bekas kebun karet milik keturunan Belanda . Doi tertarik jadi santri dan berminat pada pen didikan . Jadi deh " Yayasan Tunas Cendikia " tempat Nida sekolah . Di sekolah itu eskul wajibnya adalah dua kali seminggu merawat tanaman tersebut . Tiap kali datang dibayar seribu rupiah yang dijadikan uang tahunan siswa . Sudah tradisi uang itu dipakai untuk studi wisata . " Kalo aku sih Cit , mending uang tahunan dibeliin sembako untuk membantu orang - orang yang kurang mampu . Tapi guru guru dan sebagian siswa yang borju - borju nggak setuju . " " Udah ya , aku pergi dulu . Makanya pindah aja ke seko lahku , Cit . Syaik berat ! " ujar Nida sambil menghampiri ortunya. Di sekolah sudah ada empat bis besar , dikeling enak anak Tuncen , nama kesayangan sekolah mereka Karena nggak pakai seragam , gaya mereka padi asyik asyik . Cuma Wawan saja yang agak aneh , Ha dicip berjambul , kemeja motif bunga malahan yang ngay celana cutbrai ! Ih , sixties banget ! " Loe kayak Elvis , Wan ! " ledek teman temannya . Waves tersenyum - senyum sambil merapikan jambulnya Setelah diabsen dan berdoa dipimpin guru pembimbing bis pun melaju . Derai canda
  • 9. tawa terdengar di sane sin Ada saja lelucon yang menggelitik perut . " Fa , apa beda " Aku " dengan " Saya ? " tanya Rio denges mimik usil . Arifa cuma mencibir . " Serius kok , ayo yang tau gue kasih goban ! " tentang R dari barisan kursi anak laki - laki . Mereka mulai menebak - nebak , tapi disalahkan terus . " Nyerah deh , " katanya . " Gitu aja nggak tahu , nih bedanya : kalau " Aku " kesanny akrab dan dekat ... " Rio menggantung kalimatnya samb pura - pura sibuk dengan sesuatu . " Kalau " Saya " ? " tanya Mara penasaran. "Kebo bulukan!" Teriak rio "Gotcha , kena tipu hua .. ha .. ha teman - teman cowok " Kebo bulukan ! " teriak Rio . cekakakan . Mara manyun berat . " Ada tebakan lagi ... ! " kata Rio disela tawanya . " Auk ! " jawab Mara sewot . Teman - teman makin terbahak . Nida tersenyum geli memperhatikan teman - teman yang kadang kasar becandanya . Di bagian depan cowok - cowok sibuk ngomongin lagu - lagu terbaru . Giliran Wawan ngomongin lagu kesayangannya nggak ada yang ngerti , abis lagu angkatan bokap - nyokap masih pada muda . Wawan cuek saja Makin jauh perjalanan , celoteh makin seru dan akrab . Setelah menyeberang dengan feri dan berjalan selama tiga puluh menit sampai juga mereka di Denpasar . Di penginapan yang sederhana , mereka tertidur kecapekan . Hari - hari awal bersenandung . liburan mereka sambut dengan semangat . "Denpasar moon di pasar banyak timun ... ! " Wawan ber senandung sambil melompat ke bis . Rencananya rombongan akan ke Sangeh dan Ubud . Di tempat tujuan , siswa sibuk mencatat sana - sini untuk membuat laporan perjalanan , yang menjadi nilai pelajaran . sosiologi . " Huh , paling nanti nggak diperiksa ! " sungut seorang anak yang merasa terganggu keasyikannya melihat ukiran dan lukisan indah di Musium Puri Lukisan . Mereka juga mengunjungi Pura Gunung Labah salah satu pura tertua di Bali yang dibangun abad ke - 8 . Mereka menyusuri Goa Raksasa yang ditutupi daun - daun . " Bagusnya elo tinggal di sini Rio , kan mirip - mirip raksasa , " canda Daya . " Tadi di Sangeh , gue nggak beli oleh - oleh , abis yang gelantungan di pohon tuh mirip elu ! " balas Rio , ia ingat monyet - monyet yang berseliweran . Nida geleng - geleng kepala mendengar bercandaan teman- temannya. Heran becandanya suka asal . " Hus , di sini nggak boleh ngomong sembarangan ! " usik Yanyan . " Iya , suka ada penghuninya lho ! " kata Rosi . " Bisa
  • 10. - bisa ada yang sakit ! " timpal Biya , " Tadi malam aja , di kamar tuh kayaknya banyak banget yang berseliweran . Pas saya lihat kiri kanan , teman - teman sudah pada tidur semua . Lalu waktu setengah terjaga , samar samar kayaknya ada lagi bayang - bayang nggak jelas ! " kata Arifa serius . " Iya , waktu aku masuk kamar , rasanya merinding lho ! " timpal Rosi . " Kamu sih Nid , sajen - sajen kecilnya pakai dikeluarin segala , ngkali setannya jadi marah ! " kata Mara . " Bukan gitu , kalo kita takut harusnya minta tolong pada Allah , bukan malah setannya dikasih sesajen , makin suka dong dia dekat dekat ke kita , " kata Nida membela diri . " Iya , di sini kok banyak banget sajen kecil di pojok ruangan , buat apa ya ? Kalo buat setan , emang setan takut ? Kalo buat Tuhan , apa iya doyan makanan secuil ? " tanya Rio . " He , nanti ada yang tersinggung lho ! " tegur Daya , " Bukan maksudnya menyinggung . Cuma gue jadi mikir , hampir semua orang percaya sama Tuhan , cuma caranya beda - beda ! " kata Rio lagi . " Tul , yang dianggap Tuhan itu banyak , tapi semua ter gantung kepercayaan masing - masing ! " ujar Rosi . " Walaupun begitu , cuma ada satu yang dianggap benar , " timpal Nida . " Kalo dalam slam , orang yang menyembah selain Allah , diibaratkan seperti tinggal di sarang laba - laba , " lanjut Nida . " Kok gitu ? " " Kalian tau kan , rumah laba - laba itu rapuh , disapu kemoceng aja lumat . Nah , orang yang berlindung pada selain Allah kayak berlindung di tempat rapuh . Si pelindung sadar tolong ke dia ! " nggak bisa menolong dirinya , apalagi kalo ada yang minta tolong ke dia!” "Tapi kalo menurut pemandu wisata tadi , mereka menyem bah patung - patung cuma buat perantara , biar lebih didengar penguasa jagad ! " " Patung sendiri kan nggak bisa menyampaikan pesan manusia ke Tuhan , kayak binatang ternak yang dipanggil penggembala , binatang itu mendengar seruan , tapi nggak ngerti maksudnya . Jadi gimana doa mo ' sampai kalo patung nggak ngerti perkataan kita , " jelas Nida panjang lebar . " Betul juga , ya ! " teman - temannya manggut - manggut . " Kepada seluruh siswa diharap ... ! " Pengeras suara memanggil siswa untuk meneruskan perjalanan . Masih banyak tempat yang harus disinggahi , mereka harus cepat . Ketika singgah di Mas , anak - anak tertegun melihat ukiran - ukiran dan topeng fantastik . Apalagi banyak toko yang menjual kerajinan sepanjang jalan . Cuma lihat - lihat sih , habis krismon ! Tapi tetap asyik , sampai Nida dan tiga temannya tidak mendengar panggilan untuk berkumpul . Setelah bebe rapa saat mereka baru sadar kalo tertinggal . " Gimana nih , masak kita ditinggal , emang
  • 11. nggak diabsen apa ? " kata Mara hampir menangis . " lya , masak murid hilang nggak perhatian ! " " Mana udah gelap lagi , " ujar Arifa memelas . Nida berinisiatif mencari penginapan yang terjangkau kantong mereka . Arifa disuruhnya mencari nomor telpon penginapan mereka di Denpasar dan berpesan agar dijem . put . Biya dan Arifa langsung cuci muka dan bersih - bersih untuk tidur , capek banget bo ! Jalan seharian . Sambil merebahkan badan dan menarik selimut , Biya berkata , " Kayaknya bulu kuduk saya merinding . " redup , jangan - jangan ... ! " He eh ... rasanya dingin membuat seram ya ? Mana lampu menutup kepalanya dengan selimut . " Uah , jangan nakut - nakutin , ayo tidur ! " kata Biya sambil Tiba - tiba . Whemem he ... hehem , " Mara duduk tegak sambi melotot ke depan . Teman - temannya segera bangkit . " Jangan becanda dong , serem kamu melotot begitu , " ujar " Nyem nyem wigwogheh ! " Mara melotot komat - kamit . Ketiga temannya terpekik ngeri . ditepis Mara hingga terjengkang . " Mara , istighfar Mar ! " Nida mencoba mendekat , tapi Arifa segera berlari keluar kamar . Biya kaku ketakutan . " Whi ... her ... her ! " Mara terkekeh . Biya memeluk Nida Nida " Panggil pelayan Rif ... minta tolong siapa saja ! " teriak Nida . Arifa kembali dengan beberapa orang pelayan . " Oh , tadi salah jalan nih , tidak hati - hati mungkin , jadi ada yang marah , " Salah satu dari orang itu dikenal sebagai orang pintar yang bisa mengusir roh - roh jahat . " Pakai ini , sebentar juga sembuh , " katanya sambil memberi Rifa seutas kalung dari benang berisi jimat . Orang itu memerciki kepala Amara , yang kemudian sedikit tenang . Setelah memercik air di sudut - sudut ruangan orang itu pergi meninggalkan ke - empat gadis itu . " Jangan ! ! " pekik Nida , melihat Rifa mencoba meng . alungkan jimat ke leher Mara . " Itu musyrik ! " kata Nida membuat temannya tertegun . " Kita berdoa aja mohon kepada Allah . " Nida menyuruh teman - temannya melafalkan apa saja yang mereka hafal dari Al - Qur'an . Sambil mendekati Mara menyuruhnya istighfar . " Nyem nyem wigh wagh !! " Anak - anak terpental ngeri melihat Mara kambuh lagi . Mereka menyingkir jauh - jauh . " Udah dipakaikan aja , Nid , " Arifa memohon . " Jangan ! Kita dilarang memakai jimat , " tegas Nida . " Tapi daripada begini , kasihan Mara , " bujuk Arifa. "Udah kalungin aja , kalungin Arifa ! " pinta Biya . Mara " Nida apa bedanya coba dengan mengusir ular , waktu kemping masa perkenalan dulu sekeliling tenda dikasih ijuk biar ular takut masuk . Nah , ini kan analoginya sama kayak setan takut sama obat ini , Nid , " Biya berargumentasi . " Beda , Non ! " jawab Nida kukuh . "
  • 12. Ular mungkin takut sama ijuk , tapi setan tidak takut sama jimat itu . Cuma agar kita tidak minta bantuan ke Allah saja , tapi ke jimat ini . Akhirnya kita jadi musyrik , masuk neraka seperti mereka . " Biya dan Arifa hampir menangis mendengar keras kepalanya Nida . " Ayo , sekarang kita berdoa lebih khusyuk lagi , kita salat malam dulu bareng - bareng . Insya Allah , Allah menolong kita ! " bujuk Nida menyemangati teman - temannya yang hampir putus asa . Hampir jam tiga dini hari , ketika ketiga gadis itu berdiri untuk salat . Mara menatap dengan kosong . Dengan me nangis antara takut , putus asa dan berharap mereka terus berdoa . Tiba - tiba mata Mara meredup , tubuhnya oleng ke kiri dan jatuh tersungkur . Tentu saja gadis - gadis itu tambah keta . kutan , cemas kalau Mara ternyata Arifa segera berlari ke front office . Baru saja dia mencapai pintu keluar , terlihat guru mereka Pak Purba , tergopoh - gopoh menghampiri . " Pak Pak Mara ! " Rifa tak mampu berkata - kata , dia menangis tersedu - sedu melepaskan rasa tegang . Bergegas Pak Purba melihat keadaan Mara , ia memu . tuskan mencari dokter . Sampai pagi tiba ketiga gadis itu masih terjaga . Alhamdulillah , Mara selamat . Di kamar , teman - teman merubungi sambil bertanya tentang peristiwa semalam . Mereka jadi sibuk cerita kisah - kisah horor . " Makasih Nid , kamu ingatkan kami terus ! " ujar Biya . "Sama - sama , kalian juga tegar kok , jadi kita nggak jatuh syirik" Memangnya di situ angker ya , Nid ? " " Kata pelayannya sih , dulu pernah ada yang meninggal di situ , " Bocah - bocah yang hobi berat cerita serem segera memasang telinga lebar - lebar . syirik ! " " Waktu mau dibungkus kafan untuk dikirim ke keluarga nya , tiap diselubungi kepala , kakinya tak bisa tertutup . Giliran kaki ditutup kepalanya terbuka . Berlembar - lembar kain dipakai , tetap nggak bener juga , " tutur Nida serius . " Akhirnya ada kain hitam lebar banget dicoba untuk membungkus . He , mayatnya bangun !! " " Hilily , " anak - anak perempuan terpekik ngeri . " Trus Nid trus ? " tanya yang lain ingin tahu . " Trus , mayat itu membuka mulut : Kain hitam ? Siapa takut ?! " lanjut Nida . Sedetik teman - temannya bengong . Tak lama bantal . bantal singgah ke kepala Nida . " Wadaw , becanda sodara - sodara ! Jangan diambil hati dong ! " teriak Nida berkelit dari teman - temannya . BAB 3 Ibu dari hati
  • 13. Jam satu siang , murid - murid kelas dua Tunas Cendika berjalan di sepanjang permatang Di sekolah Nida ada ekstrakurikuler bertani SMU Turas Cendikia yang letaknya agak di pinggir kota memang mempunyai kebun yang luas , yang wajib ditanami oleh para muridnya . Mereka mendapat uang saku dan boleh menikmat hasil kebun dari tugas " Rodi " -begitu teman - teman Mida menyebut ekstrakurikuler itu . " Selada yang hijau. hemmm menyejukkan mata , " ujar Rosi , " Kalau aku sih seneng melihat cabe yang kita tanam mulai berbuah ! " cetus Rifa , " Kalau giliran panen , aku suka ! " Amara yang biasanya pendiam ikut urun suara , " Betul , aku juga inginnya kita nggak usah nanam , tahu tahu langsung panen ... kalo giliran macul dan mupuk , biar yang cowok saja ! " seru Nida . " Betul Nid , setuju .... setuju !! " kata teman - teman perempuannya . Tapi koor " Huud !! " terdengar dari kelompok cowok . Semua sibuk mencabuti rumput dan memeriksa kese hatan tanaman sambil berceloteh . Ada juga yang bernyanyi . nyanyi sesuka hati . Cuma ada satu orang dari kelompok " Rodi " itu yang tampak muram : Hasbiya . Padahal biasanya dia sibuk mengeluh . " Aduh panas banget sih , ngapain juga sekolah pake ber tani segala , " sungut Biya . Ia memang paling benci dengan Jam satu siang , murid - murid kelas dua Tunas Cendika berjalan di sepanjang permatang Di sekolah Nida ada ekstrakurikuler bertani SMU Turas Cendikia yang letaknya agak di pinggir kota memang mempunyai kebun yang luas , yang wajib ditanami oleh para muridnya . Mereka mendapat uang saku dan boleh menikmat hasil kebun dari tugas " Rodi " -begitu teman - teman Mida menyebut ekstrakurikuler itu . " Selada yang hijau ... hemmm menyejukkan mata , " ujar Rosi , " Kalau aku sih seneng melihat cabe yang kita tanam mulai berbuah ! " cetus Rifa , " Kalau giliran panen , aku suka ! " Amara yang biasanya pendiam ikut urun suara , " Betul , aku juga inginnya kita nggak usah nanam , tahu tahu langsung panen ... kalo giliran macul dan mupuk , biar yang cowok saja ! " seru Nida . " Betul Nid , setuju !! " kata teman - teman perempuannya . Tapi koor " Huud !! " terdengar dari kelompok cowok . Semua sibuk mencabuti rumput dan memeriksa kese hatan tanaman sambil berceloteh . Ada juga yang bernyanyi . nyanyi sesuka hati . Cuma ada satu orang dari kelompok " Rodi " itu yang tampak muram : Hasbiya . Padahal biasanya dia sibuk mengeluh . " Aduh panas banget sih , ngapain juga sekolah pake ber tani segala , " sungut Biya . Ia memang paling benci dengan tugas wajib yang membuat kulitnya jadi hitam . Teman - teman nya biasanya menjauh , abis nggak enak
  • 14. mendengar orang selalu menggerutu , takut kulitnya hitam , takut rambutnya kusut . Biasanya dia juga sibuk mengoles - oles sunblock ke wajahnya . Biya memang perfeksionis banget , segala - gala nya harus rapi dan bersih , " Kenapa sih , kok murung aja ? " tanya Nida sambil me . nyangi daun - daun cabai yang keputih - putihan terkena jamur . Siya cuma menggeleng lemah , " Nggak apa - apa , " lanjutnya dengan mimik bertambah murung . Sewaktu pulang , mereka makan di " Bang Zai Cape " - kantin sekolah mereka . Biya pun diam saja , teman - temannya yang duduk semeja jadi ikutan diam . Tiba - tiba ia berkata , Kalau kalian punya ibu tiri gimana ? " Serentak teman - temannya melotot ke arahnya . " Kok , malah pada melotot ? " cetusnya ketus . " Oh gue ? Ih nggak janji deh , " ujar Rosi yang duduk di hadapan Biya dengan mimik ngeri . " Makasih deh , bisa - bisa nanti aku jadi kayak Upik Abu , " ujar Anfa " Tapi Upik Abu kan nantinya didatangi pangeran ?! " goda Nida . " Pokoknya enggak , enggak , enggak !! " " Kasihan ibu kita , ya ? " kata Nida . Amara mengangguk setuju . Tapi ibuku sudah meninggal hik hik ! " Biya tersendat . " Padahal baru enam bulan , Apak sudah nggak setia . ia mau menikah dengan seorang langganan tokonya ... nanti anaknya dijadikan gulai " kalau ibu tiri itu jahat gimana , baiknya sama Apak saja , anak yang baik ? " sela Nida . " Hus , itu sih dongeng memangnya nggak ada ibu tiri Tapi rata - rata emang jahat Nid , hih ... tetanggaku saja kan punya ibtir , saingan melulu kalau pake baju . Soalnya tahu cerocos Arifa berapi - api. "Malah , teman sebangkuku waktu SMP oleh ibu tirinya nggak boleh ke mana - mana , kalau makan cuma dikasih kerak nasi , dijadiin mirip Upik Abu . Mana tuh ibtir juteknya minta ampun akhirnya dia kabur dari rumah , tinggal di rumah tantenya , " lanjut Rosi . Tentu saja Biya makin mengkeret mendengar cerita sohib sohibnya . Tapi ngabur dari rumah ? Wah , ide bagus tuh , lagian nanti malam si dulgundal - gandil itu mau dibawa Apak buat dikenalin kepada keluarga . Ih , gondok . Sebagai anak pertama dia sudah mempengaruhi ketiga adiknya untuk menolak ke datangan si pengacau itu . Ngapain juga sih Apak keganjenan banget . Padahal dulu tuh , Apak sayang banget sama Ma mah . Kayaknya nggak ada pasangan seromantis itu . Huh , dasar Apak jelek . " Pokoknya kalau Apak mau nikah lagi , aku nggak bakalan mau nengok dia , adik - adik juga nggak boleh dijenguk Apak , nanti kalau Apak tua dan sakit nggak ada yang ngurusin sukurin !! " " Hush , jangan jahat - jahat sama bokap , durhaka tahu , " sela Nida . " Biar aja Nid ... yang boneng aja baru
  • 15. enam bulan udah nyari ganti , " sengit Arifa membela Biya . " Iya , lagaknya kayak selebritis aja ! " Biya tambah manyun . " Kali aja bokap kamu butuh teman diskusi , " usik Nida . " Emang aku nggak bisa jabanin diskusian bokap , lagian paling Apak ngomongin tentang harga barang doang ! " cetus Biya sewot . " Ya , kali namanya bokap - bokap kan lain maunya , kali aja dia pingin dimasakin yang enak . " " Ih Nid , lu nggak tahu sih ... dulu tuh mamah gue seha rian di toko bareng Apak . Trus yang ngurusin masak , belan jaan sama ngurus adik - adik udah biasa gue kerjain sendiri ... sela Biya , Ortu Biya memang punya toko yang lumayan besar Ketika kerusuhan kemarin sempat terbakar , tapi berkat keuletan si Apak , sekarang sudah maju lagi. “Pantes , elu trampil kayak ibu - ibu , " kata Rosi entah muji atau mojokin . " Ya bagusnya , dibicarain baik - baik dulu aja deh sama .. " usul Nida menegahi . bokap ." " Iya ! " Amara yang tadi diam aja ikut nimbrung . " Nggak semua ibu tiri jahat kok , aku juga punya tiga ibu tiri ... " " What ? Kamu ?? ! " serentak teman - temannya terbelalak ke arah Amara . Gadis pendiam itu memang nggak pernah bilang bilang kalau dia punya ibtir , tapi tiga ? Wes , emang seganteng apa sih bokap Amara . " Tapi semuanya baik , " Amara melanjutkan dengan kalem . " Bahkan kalau aku lagi pingin uang saku yang agak banyak aku bisa minta uang dari tiga ibuku itu . Ibu kandungku sendiri isteri ke empat . " " Apaaa ?! " " Zaman krismon begini masih ada ya , Mar ? " " Iya , saya kira jaman dulu aja kayak gitu , paling nggak zaman sultan atau raja - raja Jawa gitu deh ... " Rifa terkejut . " Bapak kamu kaya kali , ya Mar ? " tanya Nida . " Enggak juga sih , dia kan cuma pengusaha furniture . " " Trus , ibu - ibu kamu itu nggak pernah berantem ? " tanya Biya . 11 Amara menggeleng . " Kalau gue pinginnya ngejambak si gundal - gandil itu , " katanya emosi . " He , tapi kok nyokap - nyokap lu bisa akur ? " tanya Rosi . " Ya , nggak tahu ... tapi mereka nggak ada yang jahat kok sama saya , malah ibu kandungku lebih cerewet deh , dibanding ibtir yang lain , " tutur Amara kalem " Ih , ajaib ya !! " seru Rosi . " He - eh , kayak di cerita - cerita aja , " sela Nida . " Tapi ibtirku gimana dong , butek nih kepala... "Keempat anak itu ikut kebingungan . Akhirnya khawatir Bang Zainal - pemilik kantin itu suntuk melihat mereka kelamaan ngobrol , mereka pulang juga . Lagi pula sudah sore nanti dicariin nyokap . Tinggal Biya sendiri yang bingung mau ke mana . Akhirnya dia ngintilin Nida , karena memang rumah mereka searah , Nida nggak begitu ngeh kalau Biya mengikutinya . " He , kok kamu ikut ke rumahku sih , nanti
  • 16. dicarin Apakmu ! " " Malam ini aku nginep di rumahmu ya , Nid .... please ya , boleh dong ... aku lagi suntuk nih , " jawab Biya memelas . " Tapi nanti bisa bisa saya yang kena marah Koh Salim , lagian ibuku kan langganannya Apakmu , pasti ntar dia langsung nelepon kalau kamu di sini ! " " Ah , kamu sih pelit Nid , jangan bilang aku kabur dong , ya udah kalau kamu nggak mau nampung aku .... " sungut Biya sambil berbalik arah . " He , jangan angot dulu ... Biya ! ... Biya !! " panggil Nida . Tapi Biya sudah bergegas pergi . " Kamu jangan ngabur ya ... kalau mo'ngambek di rumah ajall " teriak Nida . Tapi Biya sudah langsung naik ke angkot . Nida menghembuskan nafas . Ah , mudah - mudahan saja dia nggak kemana - mana , pikirnya . Tapi sampai malam ia terus memikirkan sohibnya itu . Perasaannya agak cemas , dan ter nyata benar Koh Salim meneleponnya menanyakan di mana Biya . Tentu saja Nida tidak tahu . Koh Salim sepertinya bingung sekali , sudah pukul setengah sebelas malam , mau cari di mana ? Nida yang dimintai bantuan juga bingung . Mau nelepon teman - temannya jam segini pasti mengganggu , dong . Tapi akhirnya dia krang - kring juga ke sohib - sohibnya . Hasilnya : nihill Pagi - pagi ketika akan berangkat sekolah , Koh Salim datang tergopoh gopoh . Mukanya kucel dan pakaiannya awut - awutan , tampaknya cemas sekali . " Aduh maaf Bu , saya cali anak saya , aduh ... apa ada kabal dali Nida , Bu ? " tanyanya pada ibu Nida yang jadi ikut ikutan panik . " Saya juga nggak tahu Koh , Niid ... Niddaaa ! " panggil ibu Nida datang tergopoh gopoh . " Gimana Nak ? Ada di mana ?! " buru Koh Salim . " Nggak tahu Pak , teman - teman yang Nida telpon juga pada nggak tahu , " jawab Nida melas . " Ya udah , saya ikut ke sekolah , mudah - mudahan dia ada . Uh , dasal anak bandel ! Keljanya bikin cemas olang tua . Coba bayangkan , kalo diajak bicala diam saja , ditanya ini - itu tak menjawab , eh tahu - tahu dia kabul . Gimana saya bisa tahu apa maunya ?? ! " hibur " Ya sabar deh Koh , namanya juga anak remaja , " ibunya Nida . Koh Salim terus menggeleng - geleng dengan gusar. Dia segera mengikuti Nida naik angkot ke sekolah . Cuma mereka berdua yang naik angkot itu . Jam sibuk begini sudah pasti jalanan macet . Koh Salim tak henti - hentinya ber - ah - ih uh . Apalagi kemacetan masih panjang sekali . Angkot berhenti di perempatan lampu merah . " Hah , Hasbiyaa !! Hasbiyaa !! " tiba - tiba Koh Salim menunjuk - nunjuk ke arah angkot dari arah depan yang bergerak ke kanan . Sementara angkot Nida sedang menunggu lampu hijau . " Cepat susul ke kanan Pir , nih buat kamu semua ! " kata Koh Salim sambil memberikan uang
  • 17. bergambar bunga dari plastik . Tanpa disuruh dua kali sopir itu bergerak . Untunglah sopirnya pintar menyalib - nyalib . Dia melewati jalur untuk mobil dari arah sebaliknya yang kebetulan tak macet . Ketika sebuah truk dari depan menghadang , si sopir buru - buru menyalib barisan mobil dari jalur yang benar . Lalu banting stir ke trotoar dan berbelok ke kanan . Uh ! Benar benar sopir angkot dambaan umat ! Nida takjub juga melihat barisan mobil yang berhasil dilewati si sopir , senang rasanya bebas dari macet , asalkan cepat tapi selamat ! Sampai di depan sekolah , Nida melihat Hasbiya turun dari bis sekolah . Oh , rupanya dia masuk sekolah juga . Tau begitu nggak pakai ngejar segala , deh . Di belakangnya Amara "Bukan maksud Bapak membentak kamu dap Bapak khilaf seharusnya saya berterima kasi andr menampung Biya " sesal Koh Sale Bang Zal datang menawarkan minuma X Sa mentraktir mereka minum Biy kamu kan tahu semalam mayade tamu kabay mau nginap ya bilang bilang dong Kasib kebingungan kamurkan anak men kenape jad begin , Skate Apak sabar Biye tambah cemberut mukang memandi lain dengan sengit " Kamu nggak setuju dengan calon By belong Bye diam saja . Kedua temannya jadi mereka masalah keluarge banget sih ! pak minta tolong kamu menget By kampkun cukup dewase lagi puls Apak ingin kamu lepotulusin adik-adik bhal sade fou balu sayang lumayan Tapi Byi udah biasa ngunus adik adik mengishianati maman , Apak usah nggak sayang sang mamah Apak udah lupa same mamantot Biya tersedu - sedu . tangs " By..Apak tetap sayang sama maman sana U anak Apak . Apak juga tabu kamu bisa diandalkar merquis lumah..tapi Apar butuh teman hidup , bulut isti By ass kamu ingin Apakmu teljerumus zig kagen.com agara kita ?! " tutur Apak meren Biya , Nida , dan Mara terbengong bengong , Bata nggak terpikir di otak mereka . Tapi Apakkan susu udah lima puluhan ? Pikir Bys Kloneng Woneng Koreng Bel masuk berbunyi . Ketiganyo saling berpandangan mau bergegas masuk nggak enak sama koh Salim. Tapi untunglah Koh Salim tahu diri . "Sudah sana kalian masuk , " katanya . " Nanti langsung pulang ya , Nak ... jangan kemana - mana , Kasihan adik - adikmu kebingungan , " pintanya pada Biya . Ketika mereka beranjak hendak ke kelas , Koh Salim berbisik pada Nida , " Tolong antal Biya pulang ya . Nanti sole calon ibunya mau kenalan tolong ditemani . " Nida
  • 18. cuma mengangguk - angguk . " Kamu jangan kabul - kabulan lagi ya , Biy ? " katanya sebelum berpisah . Di kelas Biya kelihatan gelisah sekali , matanya sebentar sebentar disekanya, ketika guru mengajar ia malah meman dang ke luar jendela . Nida berkali - kali mengingatkannya agar tak dimarahi guru . Akhirnya bel istirahat berdentang juga . Biya segera berlari ke musala , tempat tersepi di saat istirahat . Nida mengikuti dengan prihatin . Cuma ada bebe rapa anak yang terlihat hendak shaat Dhuha . Biya mengambil posisi yang paling tersembunyi . Lalu dia menangis terisak isak . "Mernangnya kalau usia limapuluhan masih pingin itu , Nid ? " tanya Biya kacau sambil melap hidungnya . " Itu apa ? " tanya Nida tak paham . " Itu ... yang tadi pagi diomongin Apakku ... " " Wah , aku nggak tahu Biy , abis itu kan masalah anak gede ... kita kan masih imut - imut ... " Biya mengeluh sambil mulai menangis lagi . Ia teringat pada mamah yang sangat disayanginya , Teganya Apak . Ternyata di pojokan ada Bu Rini dan kawannya yang se dang salat Dhuha , Sepertinya kawan Bu Rini itu bukan guru Tuncen "Hai , Mbak ! " tegur Nida ketika melihat perempuan di Sebelah gurunya ternyata Mbak Santi , kakak Bule alias Ahsanul Amal - temannya yang badung itu . Ahsan sempat ditahan polisi gara - gara kasus tawuran semester lalu . Mereka Koh Salim tahu diri . "Sudah sana kalian masuk , " katanya . " Nanti langsung pulang ya , Nak ... jangan kemana - mana , Kasihan adik - adikmu kebingungan , " pintanya pada Biya . Ketika mereka beranjak hendak ke kelas , Koh Salim berbisik pada Nida , " Tolong antal Biya pulang ya . Nanti sole calon ibunya mau kenalan tolong ditemani . " Nida cuma mengangguk - angguk. " Kamu jangan kabul - kabulan lagi ya , Biy ? " katanya sebelum berpisah. Setelahnya terlibatlah percakapan hangat. Ternyata Mbak Santi teman lama Bu Rini - guru Biologi mereka. Makanya ketika Ahsan tahu guru biologinya sahabat kakaknya, ia malu sekali dan bera benar bertaubat jadi anak baik Sementara Nida ngobrol dengan Mbak Santi, Biya pun asyik curhat ke Bu Rini . Bu Rini memang dekat dengan anak anak rohis, dia seperti kakak sendiri bagi murid - muridnya " Jadi masih butuh ya Bu , orang seusia Apak saya tanya Biya . " lya tapi kan bukan pertimbangan itu saja yang menjadi alasan
  • 19. Apakmu untuk cari ibu lagi . Nah yang penting minta ke Bapakmu untuk mencari isteri yang sholihat. Jadi kamu nggak akan dijadikan rendang canda Bu Rini . Biya tersenyum kecut. Sorenya sepulang sekolah Nida mengantar Biya pulang ke rukonya , la ingat pesan Koh Salim yang mewanti - wantinya agar Biya tak kabur lagi . Biya agak was - was melihat toko Apaknya tutup . Ternyata ada tamu , mereka ada di belakang toko . Koh Salim menyambut keduanya dengan senyum lebar adik - adik juga menyambutnya dengan gembira . Tiba - tiba Nida melihat sosok yang dikenalinya : Mbak Santi . Wajah Biya terlihat menegang . Calon ibuku muda banget ... dasar Apak jelek , gerutu Biya dalam hati . Jadi tadi dia ke sekolah untuk memata - mataiku ya ... huh awas nanti ! pikirnya . Nida jengah sendiri melihat Mbak Santi . Ih , kok mau ya ... Selintas ada sosok bayangan keluar dari ruang tamu ... dengan hangat . seorang ibu setengah baya . Berkerudung dan berkain kebaya . Wajahnya teduh dan keibuan . Ia menyapa Biya " Kita akan jadi saudara , Biya , " kata Mbak Santi . Oh , jadi bukan Mbak Santi yang akan jadi ibuku ? Gegap Biya . Mbak Santi menggeleng seraya melirik ibunya . Biya berkecamuk , berarti aku akan jadi saudaranya Profil Penulis
  • 20. Penulis bernama ahnaf muzakki lahir di Jakarta tanggal 2-7-2005,anak ke2 dari 3 bersaudara,alamat tinggal condet,asal sekolah SMP 209 jakarta timur,ig; nafff_____