SlideShare a Scribd company logo
1 of 171
Download to read offline
Antologi Opini, Puisi, dan Cerpen
Penulis: Mahasiswa Penerima Bidikmisi Universitas Negeri Malang
Copyright 2020 © by Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang
Penyunting: Divisi Jurnalistik Formadiksi UM Tahun 2020 dan Tim Kreatif
Lomba Cipta OPC Tahun 2020
Desain Sampul: Azyan Qatrunnada Islam dan Syifak Ayu Hariyono
Diterbitkan oleh:
Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang
www.formadiksi.um.ac.id
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, keberkahan, dan karunia-Nya, sehingga kami Forum
Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) bisa menerbitkan E-
book ini sebagai bukti fisik dari hasil karya mahasiswa penerima Bidikmisi Universitas
Negeri Malang (UM) yang telah mengikuti Lomba Cipta Opini, Puisi, dan Cerpen
Mahasiswa Penerima Bidikmisi UM Tahun 2020, khususnya 15 karya terbaik setiap
bidangnya.
Sebuah nasihat bijak menyatakan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling
banyak manfaatnya bagi sesama”. Dari untaian kalimat bijak tersebutlah awal
diterbitkannya E-book ini. Tujuan kami tidak lain hanyalah berusaha untuk membantu,
memudahkan, dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua orang
yang mempunyai tekad kuat untuk berkarya.
Mereka yang telah berkarya di dalam buku ini adalah orang-orang terpilih
yang mempunyai impian dan tekad kuat, bermental juara, dan tidak patah semangat.
Berdasarkan pengalaman penerbitan E-book ini, bahwa semua orang berhak berhasil
dan mempersiapkan sedini mungkin. Artinya siapa pun dengan latar belakang apa
pun sangat layak untuk mengikuti sebuah kompetisi apa pun. Mulai sekarang buanglah
jauh-jauh rasa pesimis dan tumbuhkan keyakinan serta jiwa optimis. Karena kamu
adalah apa yang kamu pikirkan. Jika kamu berpikir kamu bisa, maka kamu pasti bisa.
Sebagai penutup, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih
banyak kekurangan dalam E-book ini. Kami mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan E-book ini. Kami
dengan tangan terbuka siap menerima kritik dan saran untuk dijadikan bahan evaluasi
dan inovasi demi kesempurnaan dalam pembuatan E-book berikutnya. Semoga E-
book ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Malang, 15 Juni 2020
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Opini 1
Pendidikan Literasi Keuangan Pada Anak 2
Penerapan Konsep Civil Literacy Dalam Aktualisasi Literacy Community
Sebagai Peran Nyata Mahasiswa Indonesia 7
Benarkah Robot Berteknologi Artificial Intelligence Akan Menggantikan
Manusia? 11
Pentingnya Meningkatkan Minat Literasi Generasi Milenial di Era
Digital 15
Indonesia Darurat Pendidikan Literasi Sosial Media 19
Bersinergi Bersama Melawan Kejahatan Teknologi Informasi (TI) 23
Inilah Saatnya Untuk Kembali 26
Bangkitlah Mahasiswa dari Tidur Tanpa Membaca 29
Tajamkan Literasi Bentuk Jati Diri 32
Saat Corona Menghampiri, Mahasiswa Bidikmisipun Masih Bisa
Berkarya Dengan Beropini 35
Rekonstruksi Budaya Literasi Indonesia yang Mengalami Dekadensi 38
Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Melawan Bencana Krisis
Literasi 41
Membaca Pancasila di Tengah Corona 45
Revolusi Habit: One Day One Page Sebagai Upaya Membiasakan
Diri Menjadi Generasi Literasi 49
Gagap Literasi Finansial Lahirkan Budaya Konsumerisme Tak
Terkendali Pada Generasi Milenial: Bagaimana Solusinya? 54
Puisi 59
Sudahkan Kaudengar? 60
Sejak Impian Dicipta 62
Usai Lepas 63
Sketsa Mimpi di Balik Senyum Mentari 66
Bangkit 69
v
Sajak Saksi Permata 70
Kacamata Ilmuwan 72
Peraduan di Gerbang Asmaraloka 74
Lentera Berjalan Menembus Kabut Kegelapan 76
Pengiring Mimpi 78
Sepucuk Surat di Atas Sajadah 80
Malam dan Mimpi 83
Doa dari Surga 85
Melodi Indah yang Kunanti 87
Mimpiku di Kampus Impianku 90
Meraih Mimpi 93
Tentang Mimpi 94
Setitik Mimpi 96
Lentera Mimpi 98
Tidur atau Bangun untuk Mimpimu 100
Cerpen 103
Mari Menanam Ibu di Halaman 104
Harmoni Kehidupan 107
Selalu Ada Jalan, Fa 111
Pelangi Setelah Hujan Badai 116
Biarkan 121
Rumah Rajut Wanita Tua 126
Sirkuit Cincin Permata 131
Nostalgia Singkat Sebelum Berangkat 134
Two Roads 138
Terima Kasih, Pak Polisi! 142
Tentang Mimpi 147
Menulis Suara 149
Melangit 154
Kita Berjuang Bersama 159
Aku, Kamu, dan Buku 163
1
KARYA OPINI
Mahasiswa Penerima Bidikmisi
Universitas Negeri Malang
2
PENDIDIKAN LITERASI KEUANGAN PADA ANAK
Karya M. Mahfudz Anwar
Kesejahteraan manusia dan sebuah keluarga sangat berkaitan erat dengan
kemampuan finansial yang dimiliki. Kemampuan finansial bukan hanya pada
kemampuan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup melainkan juga kemapuan
untuk mengelola keuangan secara bijak dan tepat. Pengelolaan keuangan
mempunyai peran yang sangat signifikan dalam menentukan tingkat kesejahteraan
seseorang dan keluarga. Kesulitan keuangan keluarga bisa datang dari pengetahuan
keuangan yang tidak memadai dan berhubungan dengan kesehatan individu dan
keluarga mereka secara fisik (Norvilitis et al.,2003), ekonomi (Alhabeeb, 1999), dan
psikologis (John, 1999). Kondisi lain yang dapat meningkatkan beban keuangan
keluarga yaitu keputusan ekonomi untuk meningkatkan utang konsumen dan risiko
kebangkrutan (Lyons & Hunt, 2003), kehilangan tabungan dan investasi untuk
pensiun (Grable & Joo, 1998), dan pengelolaan keuangan yang tidak bijak (Allen et
al., 2007).
Tantangan kehidupan yang semakin mengglobal menuntut sebuah sistem
perekonomian suatu negera untuk terkoneksi dengan dunia. Selain itu, perubahan
gaya hidup serta tuntutan zaman yang semakin tinggi dan modern membuat
seseorang wajib untuk mampu bersaing dalam sebuah dunia yang nyaris tanpa batas.
Perubahan gaya hidup yang diakibatkan oleh peningkatan kelas menengah di
beberapa negara menjadikan bekal pengelolaan keuangan menjadi hal yang wajib
untuk diberikan. Dengan asumsi bahwa dunia akan terus mengalami perkembangan
dan kemajuan, maka pemberian bekal sejak dini terhadap anak agar mereka
mempunyai bekal yang cukup untuk menjalankan pengelolaan dan keputusan
keuangan menjadi suatu keniscayaan. Selain itu, pola kehidupan anak di era yang
modern seperti ini cenderung lebih mendekatkan mereka pada hal-hal yang bersifat
konsumtif. Rekreasi ke pusat perbelanjaan merupakan suatu hal yang umum
dilakukan hal tersebut membuat seorang anak akan lebih sering berinteraksi dengan
aktivitas jual beli sehingga pengertian pengelolaan keuangan sangat penting bagi
mereka untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Di Indonesia pendidikan literasi keuangan masih menjadi sesuatu yang sangat
jarang dilakukan. Baik di lingkup keluarga ataupun sekolah, pemberian pendidikan
tentang literasi keuangan masih belum dilakukan secara serius dan terencana.
Dalam budaya masyarakat kita, adalah tabu membicarakan segala sesuatu tentang
uang di hadapan anak. Hal itu menjadi alasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
3
tentang kesehatan finansial keluarga tidak mendapat porsi pada kurikulum
pendidikan dasar dan menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Oleh
karena itu, muncul pandangan bahwa literasi finansial bukan merupakan kecakapan
hidup (life skills) yang harus dibekalkan kepada anak.
Pendidikan literasi keuangan pada anak bukan sekedar pada pengenalan
uang, namun lebih jauh pendidikan literasi keuangan pada anak adalah sebuah
konsep untuk mengajarkan pendidikan literasi keuangan pada anak, perlu
kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak agar pendidikan keuangan dapat
menginternalisasi pada pola pikir serta dapat termanifestasi pada perilaku anak
sehari-hari. Keluarga merupakan sumber pertama yang harus mengenalkan pada
anak tentang bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Selanjutnya
adalah pihak sekolah, sekolah sebagai tempat anak belajar dan mengenal berbagai
macam hal baru serta mendapatkan pengalaman baru juga harus memberikan
edukasi yang baik tentang pengelolaan keuangan. Opini ini akan mengkaji tentang
pentingnya pendidikan literasi keuangan pada anak, bagaimana menanamkan nilai-
nilai literasi keuangan yang efektif pada anak, serta peran dari keluarga serta
sekolah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak.
Literasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang dibangun. Proses literasi
berfokus pada pembelajaran interaksi antara orang dewasa (apakah orang tua di
rumah atau guru di kelas) dan siswa. Pendidikan literasi keuangan dapat diartikan
sebagai sebuah pemahaman yang komprehensif serta mendalam tentang
pengelolaan keuangan pribadi ataupun keluarga yang membuat seseorang
mempunyai kuasa, pemahaman, dan keyakinan penuh terhadap keputusan
keuangan yang diambil. Pendidikan literasi keuangan sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, dalam berbagai kasus menunjukkan bahwa ketepatan dalam
pengambilan keputusan keuangan sangat menentukan pada kesejahteraan manusia
di masa yang akan datang maka manusia perlu dibekali dengan pendidikan literasi
keuangan yang baik dan terencana.
Ketidakpahaman tentang literasi keuangan akan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan keuangan seseorang. Hal tersebut terlihat dari penelitian yang
dilakukan oleh Chen dan Volpe (1998) yang menemukan bahwa pemuda dengan
tingkat pengetahuan akan literasi keuangan yang kurang baik cenderung mempunyai
opini yang salah mengenai keuangan dan cenderung untuk melakukan kesalahan
dalam pengambilan keputusan keuangan. Kebutuhan anak tentang pendidikan
literasi keuangan sangat diperlukan bukan hanya untuk masa depan mereka, namun
juga untuk kehidupan anak saat ini yang sudah semakin kompleks. National Council
4
On Economic Education (NCEE) dan National Council On Social Studies (NCSS)
menekankan bahwa semua anak harus melek ekonomi (economically literarte) untuk
kepentingan tata ekonomi global baik hari ini ataupun masa depan. NCEE dalam
Sefeldt et al (2010) menyarankan bahwa semua anak harus mampu:
1) Mengelola keuangan pribadi.
2) Memahami dan menghargai peran dari para pekerja yang memproduksi barang dan
jasa.
3) Menarik diri dalam sistem ekonomi dan memahami bagaimana sistem itu berkerja.
4) Berfikir kritis terhadap masalah ekonomi, merasa mempunyai tanggung jawab,
memahami konsep ekonomi dasar (produksi, distribusi, konsumsi), melakukan
pengambilan keputusan ekonomi, dan alasan logis tentang isu-isu terkini yang
berdampak pada kehidupan mereka.
5) Siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan produksi ekonomi yang bertujuan untuk
mempersiapkan karir mereka di masa depan.
Kebutuhan anak akan pendidikan literasi keuangan yang semakin mendesak
menuntut komitmen dan peran serta aktif dari berbagai pihak. Keluarga yang
menjadi komunitas pertama kali untuk anak dan sekolah yang merupakan komunitas
pertama kali anak berinteraksi dengan teman-teman yang mungkin sangat berbeda
dengan dirinya merupakan sarana yang sangat efektif untuk menginternalisasi nilai-
nilai pendidikan literasi keuangan kepada anak. Proses penanaman nilai-nilai
pendidikan literasi keuangan memerlukan proses yang panjang dan
berkesinambungan. Proses yang saling berkaitan dan sesuai antara apa yang di
dapatkan di keluarga dan di sekolah harus saling mengisi dan mendukung.
Keluarga merupakan faktor yang sangat vital dalam mengajarkan pendidikan
literasi keuangan pada anak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak orang
tua yang tidak memiliki keterampilan untuk mengajarkan pendidikan literasi
keuangan pada anak (Moschis, 1985). Keluarga sebagai komunitas pertama seorang
anak dalam berinteraksi dengan orang lain merupakan sumber belajar pertama
anak berbagai hal termasuk pendidikan literasi keuangan.
Untuk menanamkan nilai-nilai literasi keuangan kepada anak dalam lingkup
keluarga, peran orang tua menjadi sangat vital. Langkah-langkah yang bisa
dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai keuangan kepada anak antara lain:
1) Mulai melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keuangan
Memberikan anak ruang dialog untuk mendiskusikan tentang penentuan alokasi
keuangan mereka. Adanya ruang dialog antara orang tua dengan anak dalam
5
pengambilan keputusan keuangan akan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan
kemapuan berpikir kritis mereka sekaligus akan sangat menunjang dalam
penanaman nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak.
2) Memberikan pengertian antara kebutuhan dan keinginan
Sifat anak-anak yang masih sangat konkret menjadikan anak terkadang kurang bisa
membedakan mana yang hanya keinginan dan mana yang benar-benar sebagai
kebutuhan mereka. Orang tua perlu membiasakan diri untuk tidak menuruti segala
permintaan anak yang dianggap kurang begitu penting.
3) Membiasakan menabung
Membiasakan anak untuk menyisihkan sebagian kecil uangnya yang digunakan
untuk kepentingan di kemudian hari, akan bermanfaat bagi dirinya dalam tiga hal
yakni terbiasa tidak mengahabiskan seluruh uang mereka sehingga akan melatih
pengendalian diri mereka, memiliki sikap untuk bersabar dan berusaha dengan
kemampuan mereka sendiri untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya,
menjadi konsumen yang cerdas yang mana salah satu bentuknya adalah berhemat
atau tidak boros.
Selanjutnya, pendidikan literasi keuangan di sekolah akan berjalan dengan
baik ketika dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Berikut beberapa
pedoman yang dapat diterapkan sebuah negara agar penerapan pendidikan literasi
keuangan di bangku sekolah dapat berjalan dengan baik. Langkah–langkah tersebut
antara lain:
1. Pendidikan literasi keuangan di sekolah harus menjadi bagian dari strategi nasional
terkoordinasi. Strategi ini harus memiliki payung hukum yang kuat atau koordinator
untuk memastikan relevansi dan keberlanjutan jangka panjang.
2. Membentuk kerangka kerja pembelajaran yang memuat secara jelas tujuan, hasil
belajar, konten, pendekatan pedagogis, sumber daya, dan rencana evaluasi tentang
pendidikan literasi keuangan. Konten harus mencakup pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai.
3. Sumber berkelanjutan pendanaan harus diidentifikasi sejak awal.
4. Pendidikan keuangan harus dimulai sedini mungkin, idealnya sejak awal sekolah
formal, dan melanjutkan sampai akhir waktu siswa di sekolah.
Oleh karena itu, penerapan pendidikan literasi keuangan pada anak harus
dilakukan sedini mungkin. keluarga menjadi garda terdepan dalam menerapkan
pendidikan literasi keuangan pada anak. Keluarga yang merupakan komunitas
pertama dan yang menjadi orang-orang terdekat anak sangat signifikan untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak. Komitmen serta
6
tanggung jawab orang tua menjadi hal yang sangat dibutuhkan agar penanaman
nilai-nilai pendidikan literasi keuangan menjadi maksimal. Keterbukaan dan
pemberian ruang diskusi yang cukup pada anak dalam membahas mengenai urusan
finansial mutlak diperlukan agar anak tidak hanya menjadi objek yang pasif tentang
urusan finansial mereka. Peran sekolah juga sangat penting untuk menanamkan
nilai-nilai pendidika literasi keuangan pada anak. Sekolah yang merupakan
komunitas besar pertama anak serta lingkungan pertama anak dalam mengenal
dunia luar sangat efektif untuk mengajarkan nilai–nilai pendidikan literasi keuangan
pada anak. Untuk penerapan di sekolah perlu langkah yang sangat komprehensif
agar proses pengajaran pendidikan literasi keuangan berjalan dengan baik.
Nama : M. Mahfudz Anwar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 19 Juni 2000
NIM : 180151602192
Fakultas : Fakultas Ilmu Pndidikan
Jurusan : Kependidikan Sekolah dan Pra sekolah
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
Alamat : Dsn. Mulyorejo, Desa Krecek, Kec. Badas, Kab. Kediri
Email : mahfudzanwar2000@gmail.com
Nomor HP : 085707130790
Tentang Penulis
7
PENERAPAN KONSEP CIVIL LITERACY DALAM AKTUALISASI LITERACY
COMMUNITY SEBAGAI PERAN NYATA MAHASISWA INDONESIA
Karya Indri Febrianti
Dunia diguncang oleh perubahan drastis mengenai perubahan dalam skala
global secara revolutif dan masif. Hal ini ditandai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang spektakuler, perkembangan ekonomi yang
berevolusi dari paradigma kuno serta perubahan arah politik secara regional
maupun global. Perubahan tersebut sudah menjadi bahan perbincangan oleh
Futurulog John Naisbit (1990), disebutkan bahwa dunia akan diguncang hebat
dengan perubahan dari segala sektor, antara lain:
1. Perubahan dari demokrasi representatif menjadi demokrasi partisipatif.
Demokrasi representatif sendiri merupakan demokrasi yang menempatkan posisi
warga negara sebagai pemegang kekuasaan, demokrasi ini bisa disebut demokrasi
perwakilan.
2. Teknologi paksa menjadi high tech. Dalam bahasa sehari-hari, kata high tech
dikenal dengan mutakhir. Perkembangan teknologi terbaru dapat membantu setiap
kegiatan manusia, khususnya generasi milenial. Pada dasarnya manusia mengalami
ketergantungan terhadap teknologi, sehingga keterkaitan dengan teknologi cukup
erat.
3. Transformasi dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.
4. Munculnya krisis keuangan global pada tahun 2008 yang berakibat pada keruntuhan
harga bahan baku runtuh. Pada tahun 2020 ini, terjadinya pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan 10.118 orang di Indonesia terinfeksi sejak 2 Maret 2020 (Data
kompas 30 April 2020). Akibat dari COVID-19 cukup meresahkan masyarakat
Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan bidang lainnya.
Terguncangnya dunia dengan perubahan dari segala sisi sektor tersebut
didominasi oleh perkembangan informasi dan didukung oleh kemajuan teknologi
hingga abad 21 ini. Akibat itulah timbulnya desakan pada arus wacana. Desakan
pada arus wacana dibuktikan dengan perubahan konsep masyarakat madani (civil
society) ke konsep literasi madani (civil literacy) pada bidang pendidikan. Literasi
madani memiliki arti bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk membaca agar
mampu memberi keputusan yang bertanggung jawab dan mampu menulis secara
kritis untuk menganalisis dan mengaktualisasi peran sosialnya di dalam lingkup
masyarakat.
8
Konsep civil literacy menempatkan sikap menghargai atas partisipasi publik
yang didasari oleh kemampuan membaca dan menulis yang baik. Membaca dan
menulis sendiri menjadi sarana untuk mengekspresikan dan mengaktualisasi ide dan
gagasan masyarakat, terutama generasi milenial. Seperti yang kita tahu, generasi
milenial menjadi penentu masa depan Indonesia Emas 2045, termasuk mahasiswa
penerima Bidikmisi. Mahasiswa penerima Bidikmisi merupakan peluang emas untuk
menggapai cita-cita dengan bantuan dana dari pemerintah Republik Indonesia
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi dan memiliki
potensi akademik untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Dalam lingkup
masyarakat Indonesia, mahasiswa memiliki peluang untuk menduduki posisi strategis
di negeri ini. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan literasi dan mengaktualisasi
pemikiran brilliant menjadi urgensi tersendiri untuk mengembangkan potensi
dirinya (self digesting) serta membentuk masyarakat literasi dalam menghadapi
kompetisi global.
Akankah konsep civil literacy mampu untuk meningkatkan kemampuan literasi kritis
dan aktualisasi literacy community?
Peran mahasiswa sebagai agent of change yang ‘konon’ memiliki intelek yang
cukup bagus dan pola pikirnya cukup matang untuk menjadi penggagas dan
penggerak perubahan atas permasalahan dan kondisi Indonesia dari segala sektor,
termasuk sektor pendidikan.
Agent of change harusnya menjadi cambuk bagi mahasiswa sendiri. Hal ini
dikarenakan mahasiswa dituntut untuk mengontrol keadaan negara, bukan hanya
luwes mengkritik, berkomentar, tanpa memberikan kontribusi nyata sebagai bukti
perubahan atas problematika di Indonesia. Peran mahasiswa teramat besar,
mahasiswa sebagai transportasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi,
meneriakkan keadilan dan peka atas masalah yang ada di lingkaran masyarakat
serta merumuskan solusinya. Atas dasar hal tersebut, kemampuan literasi yang baik
menjadi salah satu kunci agar mahasiswa tidak kehilangan jati dirinya dalam
menggerakkan perubahan di negeri ini.
Untuk berhadapan di depan publik, konsep civil literacy adalah konsep yang
paling tepat digunakan. Konsep yang berdasar atas kemampuan literasi yang kritis,
pandai mengekspresikan gagasan dan pemikiran inovatif dalam menyalurkan
aspirasi masyarakat ke pihak yang berwenang serta membentuk literacy community.
Aktualisasi literacy community sangat besar pengaruhnya, hal ini diutarakan oleh
9
Harras dan Sulistianingsih (1997) bahwa masyarakat yang memiliki budaya baca
(reading society) merupakan conditio sine quanon atau syarat mutlak bagi manusia
yang ingin mencapai suatu kemajuan. Hal tersebut juga menandakan tingginya
minat masyarakat terhadap bidang IPTEK, inovasi serta penalaran yang kritis.
Sayangnya, kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan. Kecenderungan
terhadap teknologi tidak diimbangi oleh kultur baca yang baik. Ismail (2015)
mengungkap akibat dari ketidakseimbangan tersebut yakni bangsa Indonesia
mengalami ketertinggalan budaya atau disebut dengan cultural lag. Oleh
karenanya, kultur baca yang baik membuat masyarakat memiliki konsep dan
pengetahuan yang dapat menyelaraskan kondisi masyarakat di tengah teknologi
yang semakin gencar penggunaannya.
Langkah mahasiswa dalam membentuk masyarakat literasi (literacy
community) yaitu meningkatkan kemampuan literasi yang mencakup membaca dan
menulis. Mahasiswa Indonesia perlu menggalakkan budaya literasi kepada
masyarakat awam berdasarkan program pemerintah yang terkait, seperti adanya
Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Penggunaan teknologi sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan literasi masyarakat juga bisa menjadi alternatif solusi.
Hal ini berdasarkan data dari Pew Research Center yang mengungkap hasil bahwa
posisi Indonesia berada di urutan ke–24 dari 27 negara dalam hal kepemilikan
smartphone dan telepon biasa. Kepemilikan smartphone menjadikan masyarakat
dapat mengakses media apapun dengan simpel dan praktis. Dalam hal ini, peran
literasi didasarkan atas konsep civil literacy penting, mengingat masyarakat Indonesia
yang mudah termakan oleh hoaks. Mengapa bisa dikatakan demikian? Tidak hanya
sebatas membaca dan menulis saja, konsep civil literacy pada bidang pendidikan
juga meliputi kemampuan membaca agar masyarakat mampu memberi keputusan
yang bertanggung jawab dan mampu menulis secara kritis untuk menganalisis suatu
hal, termasuk berita yang sedang beredar. Sikap yang bijak pada masyarakat dalam
menyikap setiap permasalahan dapat membentuk masyarakat literasi (literacy
community), sehingga demokrasi di Indonesia akan berkembang dengan baik.
Segenap pihak di Indonesia, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, siswa,
mahasiswa atau masyarakat umum ikut andil dalam gerakan literasi ini guna
mencapai kondisi negara Indonesia tertib, cerdas dan damai seperti yang tertuang
dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alinea keempat.
“Demokrasi hanya akan berkembang di suatu masyarakat yang para warganya
adalah pembaca, adalah individu-individu yang merasa perlu untuk membaca, bukan
sekadar pendengar dan gemar berbicara.” (Daoed Joesoef, dalam Bukuku Kakiku,
2004).
10
Lahir di Tulungagung, 16 Februari 2001 adalah mahasiswa angkatan 2019 di
Universitas Negeri Malang, Jawa Timur dengan program studi Biologi. Anak pertama
dari 2 bersaudara ini merupakan lulusan MINU Berbek, Sidoarjo kemudian
melanjutkan ke SMP Negeri 1 Waru, Sidoarjo kemudian melanjutkan ke jenjang SMA
di SMA Negeri 1 Waru, Sidoarjo serta mengenyam Pendidikan S1 Biologi di
Universitas Negeri Malang. Ia memiliki kegemaran dalam menulis dan melukis. Ia
aktif dalam menulis ilmiah meliputi Karya Tulis Ilmiah (KTI), esai, artikel, dan
sejenisnya. Selain itu ia juga aktif menulis fiksi meliputi puisi, cerpen, maupun novel.
Minatnya dalam bidang menulis membuatnya mengikuti ekstrakulikuler Karya Ilmiah
Remaja (KIR) di SMAN 1 Waru dan Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis (UKMP) di
Universitas Negeri Malang. Ia juga aktif mengikuti seminar dan perlombaan menulis.
Ia memperoleh beberapa prestasi dan penghargaan bidang menulis, misalnya dalam
tahun terakhir ia menjadi finalis 10 besar Lomba Esai Nasional Inovasi
Kewarganegaraan Universitas Nusantara PGRI Kediri. Ia memiliki cita-cita menjadi
peneliti, penulis, dan pelukis yang berintegritas dan berjiwa nasionalis.
Tentang Penulis
11
BENARKAN ROBOT BERTEKNOLOGI ARTIFICIAL
INTELLIGENCE AKAN MENGGANTIKAN PERAN
MANUSIA?
Karya Kartika Wahyuningsih
Saat ini dunia tengah memasuki era industri 4.0, yakni dapat disebutkan
industri yang memiliki perkembangan akses internet dengan kecanggihan teknologi
tanpa batas. Teori menurut Laudon, tentang perkembangan teknologi informasi
meliputi perkembangan infrastruktur TI (Teknologi Informasi) seperti hardware,
software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi (Triyogo,
2019). Industri 4.0 mengandalkan teknologi informasi dalam segala bidang.
Kecanggihan teknologi yang sekarang sedang berkembang adalah artificial
intelligence atau yang biasa kita sebut kecerdasan buatan. Teori dari John M. Carthy
mengenai kecerdasan buatan ialah bentuk memodelkan manusia dan mendesain
mesin agar menirukan perilaku manusia (Pendidikanmu, 2019). Dalam perindustrian,
14 perusahaan atau organisasi di Indonesia sudah mengadopsi teknologi kecerdasan
buatan (CNN Indonesia, 2019).
Sebenarnya, teknologi artificial intelligence bukanlah teknologi baru. Tetapi
juga menjadi tantangan baru bagi pekerja khususnya di Indonesia. Berkaitan dengan
artificial intelligence tentunya tidak asing lagi dengan robot berteknologi artificial
intelligence yang akan menggantikan peran manusia.
Gambar 1. Robot vs Manusia
(Sumber: vectorstock.com, 2019)
12
Dapat kita kaitkan hubungan antara robot dengan manusia. Kini manusia
mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman untuk mengejar
ketertinggalan akibat teknologi yang berkembangan sangat pesat. Contoh
perkembangan teknologi, kini voice recognition diprediksi sebagai cara baru
manusia berinteraksi dengan robot seperti Google Assistant dan Siri. Pengendalian
terhadap teknologi semacam ini tidak dapat terlepas oleh perintah manusia.
Kita dapat melihat contoh dari permasalahan yang muncul akibat teknologi
artificial intelligence pada pekerja perindustrian. Data yang diperoleh dari BPS
dapat kita lihat pada gambar 2, tingkat pengangguran dari Agustus 2016 mencapai
5,61%, Februari 5,33% artinya rentang waktu 1 tahun mengalami penurunan
penganguran. Pada Agustus 2017 data pengangguran meningkat mencapai 5,50%,
kemudian pada Februari 2018 data pengangguran menurun hingga 5,13%.
Gambar 2. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia
(Sumber: turc.or.id, 2018)
Hal ini seimbang dengan peningkatan kesempatan kerja, dari data yang
diperoleh kementerian PPN/Bappenas. Pada tahun 2015 angka kesempatan kerja
mencapai 0,04, tahun 2016 mencapai 0,71, tahun 2017 mencapai 0,52 dan untuk
tahun 2018 mencapai 0,58. Dapat disimpulkan kesempatan kerja mengalami
peningkatan dari tahun 2015 hingga 2018, walaupun peningkatan tersebut sangat
lambat.
13
Gambar 3. Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Kesempatan Kerja
(Sumber: jpp.go.id, 2018)
Dari data di atas terdapat kemungkinan bahwa berkembangnya robot
berteknologi artificial intelligence dapat menciptakan jenis lapangan kerja baru.
Terdapat pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot
artificial intelligence seperti profesi arsitek, manajer konstruksi. Berkembangnya robot
berteknologi artificial intelligence dapat menciptakan jenis lapangan kerja baru. Di
Indonesia, artificial intelligence sudah dalam genggaman tangan akan tetapi peran
manusia dalam dunia kerja di Indonesia masih sangat tinggi.
Bahkan dari segi operasional bisnis. Contoh saja marketing, memiliki software
pintar dalam komputer. Namun, tetap saja manusia yang mengendalikan. Kemudian,
terdapat pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bergantung pada robot. Nyatanya
robot-robot yang telah ada tidak sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan manusia.
Contoh saja robot diterapkan di industri manufaktur, robot tersebut tidak dapat
menggantikan peran manusia dari proses manufaktur. Maka dari itu, robot hanya
ibarat membantu manusia. Dapat kita rasakan perkembangan ponsel dari tahun
2004 hingga 2019 menunjukan data yang cepat berubah (Softwareseni, 2019).
Agar manusia tidak tertinggal dengan teknologi yang berkembang pesat maka
perlu adanya perubahan dari setiap pribadi. Pertama, jangan takut untuk mencoba
hal baru, jika kita tidak mengeksplor diri kita untuk selalu mencoba maka dapat
dikatakan kita akan tertinggal. Zaman pada tahun 2024 akan jauh berbeda dengan
tahun 2019, yakni sekarang. Kedua, dengan mencoba hal baru tentunya dapat
menemukan ilmu baru, pengalaman baru. Kemudian, mencari tahu perkembangan
teknologi terkini. Mengetahui perkembangan teknologi baik terkini ataupun masa lalu
menjadi hal yang sangat penting. Di mana kita dapat mengetahui setiap jengkal apa
saja yang berubah dari masa ke masa. Dengan kemudahan teknologi yang bisa
diakses, internet tanpa batas bukanlah menjadi alasan lagi untuk kita tidak
mengetahui perkembangan apa yang terjadi di dunia ini. Ketiga, yaitu adaptasi
14
sistem yang dapat meningkatkan nilai perusahaan sedini mungkin. Banyak
perusahaan sekarang yang menutup mata akan pentingnya transformasi ataupun
adaptasi dengan sistem era sekarang. Padahal, adaptasi teknologi terkini sudah
menjadi nilai daya saing di setiap perusahaan yang telah menggunakannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa robot dapat menggantikan peran manusia.
Akan tetapi, semua itu tidak terlepas dari peran manusia yang memberikan perintah.
Dari ketiga solusi tersebut, masih banyak solusi untuk tidak tertinggal akan teknologi
yang pesat. Dari solusi di atas, mencoba hal baru banyak memberikan pengaruh
terhadap manusia dalam mengejar ketertinggalan teknologi. Apalagi, saat ini tidak
hanya untuk tantangan ke depan saja, tetapi untuk menghadapi lingkungan yang
sangat cepat berubah.
Nama Lengkap : Kartika Wahyuningsih
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Kebumen, 24 April 1999
Agama : Islam
Anak ke : 2 (kedua) dari dua bersaudara
Alamat : Sidayu RT 03 RW 04, Gombong, Kebumen
Telepon : 083863339742
Email : kartikawahyu24@gmail.com
Twitter : @kartikawahyu8
Instagram : @kartikawahyu34
Facebook : Kartika Wahyu
Hobi : Menyanyi
Tentang Penulis
15
PENTINGNYA MENINGKATKAN MINAT LITERASI GENERASI MILENIAL DI ERA
DIGITAL
Karya Silvia Enggawati Purnomo Putri
Istilah generasi milenial sudah tak asing lagi bagi mayoritas orang. Generasi
milenial dapat disebut sebagai generasi yang memiliki pemikiran terbuka,
ekspresionis, dan fleksibel. Generasi milenial juga diidentikkan dengan generasi yang
gemar berselancar di dunia maya. Dengan kecanggihan teknologi mereka dapat
memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan seperti akses informasi, belanja online,
bermain game, akun media sosial pribadi seperti Instagram, WhatsApp, Facebook,
Line, dan lain-lain. Selain itu, kecanggihan teknologi juga memberi kemudahan bagi
para milenial yang ingin mengembangkan bakat atau kreatifitas karena
jangakauannya luas sehingga pengaruhnya sangat cepat bahkan bisa viral apabila
benar-benar mampu menarik perhatian banyak orang di jagat maya.
Keberadaan milenial penting untuk diperhatikan oleh pemerintah terutama
dalam bidang pendidikan, mengingat berdasarkan hasil proyeksi Badan Pusat
Statistik (BPS) jumlah milenial di tahun 2019 mencapai 23, 77% dari total populasi
Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut artinya milenial
merupakan aset berharga yang akan menentukan wajah Indonesia di masa depan.
Apabila potensi tersebut dimaksimalkan dengan baik, maka Indonesia mampu
menembus predikat sebagai negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM)
unggul dan berkompeten.
Ketika teknologi mengalami perkembangan pesat, seharusnya digunakan
sebagai era berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang baru. Namun, realitanya
milenial justru hanya memfokuskan diri pada predikat generasi milenial yang gaul,
keren, dan kekinian yang tak bisa lepas dari gadget. Sebenarnya tidak salah dengan
anggapan tersebut. Namun, yang menjadi permasalahan adalah ketika teknologi
menguasai aspek kehidupan seseorang secara menyeluruh seolah-olah lupa dengan
segalanya dan lebih asyik dengan gadgetnya, karena mayoritas ketika milenial
sudah menggunakan gadget bisa berjam-jam bahkan seharian. Fakta ini didukung
hasil riset Indonesia Millenial Report 2019 yang menunjukkan sebanyak 94.4 persen
milenial Indonesia telah terkoneksi dengan internet.
Internet menjadi kebutuhan utama bagi milenial sehingga menjadikan mereka
kecanduan terhadap internet. Ibaratnya, lebih baik tidak pegang dompet ketimbang
tidak pegang HP. Sehingga aktivitas penggunaan gadget yang berlebihan tersebut
dapat mengganggu aktivitas lain terutama para pelajar. Kondisi demikian dapat
16
berdampak negatif terhadap perkembangan milenial di masa yang akan datang.
Kiranya pribahasa “Jauh api dari panggang” adalah perumpamaan tepat bagi
milenial yang enggan untuk berproduktif di era digital yang masih santai ketika
banyak orang di luar sana sedang sibuk bersaing untuk berprestasi. Kemungkinan
hal ini terjadi karena eksistensi di media sosial seakan menjadi prioritas utama
bahkan wajib hukumnya bagi mereka, pemikiran “Kalau nggak mengikuti tren bakal
dianggap ketinggalan zaman dan nggak kekinian” sepertinya sudah mendarah
daging. Inilah yang disebut pembodohan pola pikir terhadap diri sendiri! ikut-ikutan
tren hanya karena mementingkan gengsi.
Padahal penilaian tentang kemajuan suatu peradaban masyarakat tak sekadar
dari banyaknya generasi yang aktif menggunakan media sosial dan menghabiskan
waktu untuk upload foto sana sini, update status setiap hari, live Instagram, dan main
Tik-Tok yang belakangan tengah booming. Namun, yang menjadi tolak ukur utama
adalah kualitas SDM yang dihasilkan suatu negara. Mengutip dari pernyataan
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan “Masalah fundamental struktural di
Indonesia yang selama ini pemerintah dan presiden menyampaikan yaitu SDM, di
mana mayoritas hanya lulusan SD dan SMP. (Dan) juga dari kualitas pendidikan yaitu
hasil skor tes atau talent managemen memang perlu ditingkatkan.” Pernyataan
tersebut tidak sekadar isapan jempol semata. Pasalnya, didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) yang menunjukkan kualitas SDM
Indonesia berada pada peringkat 87 dari 157 negara pada tahun 2019.
Kemerosotan kualitas SDM di Indonesia harus segara diatasi karena zaman
semakin berkembang dan permasalahan disegala aspek juga semakin kompleks.
Pemerintah harus memiliki strategi khusus sekaligus membaca situasi dan kondisi
ketika mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan budaya literasi terutama bagi para
milenial. Literasi menurut The United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO) adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama
keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana
keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Atau secara singkat
dapat disimpulkan sebagai keterampilan dalam bidang membaca dan menulis.
Mengingat saat ini kita berada di era revolusi yang erat kaitannya dengan
perkembangan zaman, maka pemerintah membutuhkan strategi konkret untuk
menghidupkan kembali budaya literasi yang dikemas kekinian dan identik dengan
selera milenial. Beberapa upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi, misalnya kegiatan literasi yang dilakukan secara online
17
melalui aplikasi belajar online seperti Ruang Guru, Quippper Video, Zenius, Rumah
Belajar, Kelas Pintar, Buku Digital (e-book). Selain itu, kecanggihan teknologi telah
memberikan terobosan baru dengan hadirnya aplikasi literasi digital seperti SIP
(Sistem Informasi Pendidikan) yang menyajikan akses absensi, nilai, perpustakaan,
bimbingan online, serta e-book, dan aplikasi T-PERPUS yaitu sebuah aplikasi yang
bekerjasama dengan Gramedia Digital di dalamnya memuat lebih dari 6000 judul
buku, koran, dan majalah sehingga bagi milenial yang gemar untuk berselancar di
dunia maya saat ini dapat berliterasi melalui gadgetnya di manapun dan kapanpun
dengan demikian juga tidak ada alasan “ogah-ogahan” untuk berliterasi.
Makna literasi di era modernisasi juga dapat berwujud kreativitas dan
keterampilan, contohnya adalah membuat konten kreator, bloger, selebgram,
youtuber, web developer, desain grafis, dan lain-lain. Di samping itu, literasi di
bidang kepenulisan dapat dilakukan dengan mengunggah karya melalui Wattpad,
Jotterpad, storial.co, Medium, atau Steller. Potensi-potensi tersebut apabila terus
diasah dan diarahkan pada hal positif lambat laun akan membuahkan hasil dan
tidak menutup kemungkinan mampu terciptanya kemandirian sekaligus
mendatangkan manfaat bagi peningkatan mutu SDM di Indonesia.
Meskipun saat ini zaman sudah mengalami perkembangan, namun metode
offline atau tanpa menggunakan teknologi, penting diterapkan pula dalam upaya
meningkatkan budaya literasi tentunya dengan tampilan baru yang mudah diterima
oleh para milenial. Misalnya salah satu kegiatan literasi membaca buku dengan
penerapan budaya membaca 1 hari minimal 1 lembar artinya setiap hari minimal
harus ada satu lembar buku yang dibaca untuk meningkatkan pengetahuan, strategi
agar penerapan metode ini dapat diterima adalah dengan memperhatikan pula
faktor-faktor yang menjadi penghambat metode tersebut sekaligus memberikan jalan
keluarnya, misal terkait konsep penataan ruang perpustakaan sekolah, perpustakaan
pusat kota, pojok baca, dan lain-lain. Bisa didesain dengan ornamen kekinian dan
lebih menarik, fasilitas tambahan seperti WiFi, jasa fotocopy, atk, print, penjilidan,
dan pengetikan juga harus disediakan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi sehingga tidak menghambat kegiatan literasi. Pemerataan aksesibilitas
bagi semua kalangan, seharusnya juga dilakukan oleh pemerintah contohnya
dengan menyediakan buku-buku braile khusus untuk penyandang tuna netra. Acara
bedah buku, seminar nasional, ataupun sarah sehan yang dilakukan secara
konsisten juga dapat dilakukan sebagai bentuk berliterasi karena kegiatan-kegiatan
tersebut berorientasi pada diskusi aktif yang mengarah pada berpikir kritis.
18
Memanfaatkan kafe angkringan atau taman kota juga dapat digunakan untuk
sarana pengembangan program literasi. Jadi tak sekedar untuk “ngobrol unfaedah”
ketika ngopi bersama teman tapi juga bisa saling berbagi ilmu pengetahuan.
Setidaknya beberapa upaya tersebut efektif untuk mematahkan ribuan alasan yang
diuntai rapi nun kreatif yang menjadi senjata ampuh milenial untuk menolak budaya
literasi. Khususnya mahasiswa golongan kaum magerian dan rebahan yang kiranya
beranggapan membaca seolah-olah menjadi hal tabu.
Mengingat pentingnya penerapan budaya literasi sebagai salah satu upaya
meningkatkan kualitas SDM. Oleh karena itu, wajib adanya keseimbangan peran
dan kerjasama. Pemerintah seharusnya juga tidak sekedar memberi kebijakan saja
tetapi turut serta andil mengawasi jalannya program budaya literasi. Hal ini kaitannya
erat dengan pandangan masyarakat bahwa kebijakan atau keputusan dibuat sebagai
formalitas saja, karena pemerintah tidak pernah mengawasi pelaksanaannya,
mungkin pernyataan ini cukup mewakili suara masyarakat di luar sana yang
pendapatnya belum tersampaikan. (Dan) bagi milenial seharusnya menyadari era
digital adalah tantangan global yang tak main-main, jika sedari dini malas untuk
menerapkan budaya literasi dalam waktu singkat, seleksi alam akan berlaku
sehingga tidak ada tempat bagi kaum-kaum pemalas yang minim pengetahuan.
Nama saya Silvia Enggawati Purnomo Putri, akrab dipanggil Silvi, lahir di
kota Malang pada 18 November 2000. Hobi saya adalah membaca dan menulis,
terkadang saya juga membuat kerajinan tangan untuk menghilangkan kejenuhan,
saat membaca buku. Minat membaca dan menulis mulai mucul saat saya duduk di
bangku kelas 2 SMP. (Dan) berlanjut dengan mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik di
SMA. Beberapa kegiatan lomba yang pernah saya ikuti seperti LIP-KMN 2019 yang
diselenggarakan oleh Universitas Terbuka, NEC Management Expo yang
diselenggarakan oleh HMJ-Manajemen Universitas Palangkaraya, dan Lomba Esai
Nasional Chapter 2 yang diselenggarakan oleh BEM STIE Surakarta. Saat ini saya
adalah mahasiswa aktif yang menempuh pendidikan di Jurusan HKn, Fakultas Ilmu
Sosial. Memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan belajar hal baru dari buku,
orang sekitar serta lingkungan untuk kemudian dijadikan inspirasi dalam menulis
adalah motivasi saya menekuni bidang kepenulisan.
Tentang Penulis
19
INDONESIA DARURAT PENDIDIKAN LITERASI SOSIAL MEDIA
Karya Kris Monika Eva Erianti
Budaya literasi yang rendah di kalangan masyarakat Indonesia menimbulkan
pengaruh yang besar terhadap pola pikir dan perilaku. Indonesia berada darurat
pendidikan literasi sosial media karena jarang sekali masyarakat, pemerintah,
terutama instansi pendidikan yang menggalakkan pendidikan ini. Budaya literasi di
Indonesia masih terlihat sebatas upaya peningkatan minat dan aktivitas membaca, itu
pun juga kurang berjalan maksimal dalam praktiknya. Rendahnya budaya literasi
sosial media juga ditandai dengan berbagai kasus ringan maupun berat yang
disebabkan oleh konten sosial media. Seringkali juga ditemui masalah-masalah,
seperti bentrok antarpengguna sosial yang berakibat pada kehidupan nyata.
Masalah-masalah lain pun yang bersifat lebih personal juga muncul seperti
ketidakmampuan seseorang dalam menyaring berita atau informasi yang didapat di
media sosial, sehingga persepsi seseorang dapat dipengaruhi dengan mudah.
Kondisi tersebut juga tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti, tidak
adanya kontrol dalam publikasi narasi, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
pendidikan literasi sosial, malasnya pengguna media sosial dalam melakukan
crosscheck informasi dengan konten linier yang dapat dipertanggungjawabkan, serta
faktor-faktor yang berdampak negatif lainnya.
Budaya literasi sosial media merupakan sesuatu yang penting. Dalam
menyelami berbagai tulisan dan informasi di media sosial, idealnya seseorang harus
mampu memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi informasi yang berasal dari
media sosial. Hal ini harus diperhitungkan mengingat hampir seluruh masyarakat
Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Media sosial seperti menjadi
kebutuhan dan candu yang diperlukan layaknya makanan pokok. Mau tidak mau
budaya literasi juga harus mampu mengimbangi intensitas pengguna internet yang
semakin lama semakin menjamur. Rata-rata mayoritas pengguna media sosial
20
menggunakan media sosial mereka untuk bersosialisasi dan mem-posting konten
pribadi atau publik baik berupa informasi, foto, status pribadi, dan lain sebagainya.
Sebagian pengguna media sosial yang tidak terlalu memperhatikan dan
memperhitungkan apa yang akan dibagikan ke sosial media. Tentu saja dalam
suatu platform media sosial memiliki pengguna dengan rentang umur yang variatif
yang dapat membaca posting-an kita, sehingga seyogianya pengguna media sosial
mempertimbangkan lagi apa yang akan dibagikan. Posting-an media sosial baik
yang bersifat pribadi maupun informasi publik akan sangat mudah diakses oleh
pengguna yang terkait dengan akun yang mem-posting konten tersebut.
Media sosial yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia seperti
Twitter, Facebook, WhatsApp, dan Instagram bak waduk dengan segala isinya yang
berisi berbagai hewan, air, dan segala sampahnya. Tidak ada saringan sama sekali
kecuali dari pembaca itu sendiri. Usaha penyaringan tersebut juga datang sebagian
kecil dari layanan pemerintah yang menanggapi berbagai keluhan serta report-an
informasi yang tidak sesuai. Mudahnya akses internet ini sejalan dengan mudahnya
akses berbagai informasi baik ilmu pengetahuan, agama, informasi politik, dan lain
sebagainya. Mudahnya akses ini pun juga sejalan dengan mudahnya bagi seseorang
untuk mempublikasikan bahan literasi entah itu yang bernilai positif, negatif,
informasi benar, maupun hoaks. Sumber-sumber informasi dan ilmu pengetahuan
terutama seperti agama tidak selayaknya apabila digali melalui media sosial yang
notabene semua orang bebas berpendapat dalam posting-annya. Sumber-sumber
informasi politik seringkali tidak dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya dan
seringkali dibungkus dengan narasi emosional yang menyebabkan terjadi bentrok
antarmassa di media sosial. Tidak sampai di situ, hal-hal ini sangat berpengaruh
dengan kehidupan nyata dimana banyak ditemui demonstrasi-demonstrasi yang
kurang etis dan beradab. Demonstrasi tersebut seringkali berlandaskan
permasalahan konflik politik atau agama. Kondisi ini menyebabkan antara satu sama
lain saling serang, saling mencurigai, dan saling membenci. Tentu saja hal ini
merupakan salah satu pengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
21
Budaya literasi ini perlu dicanangkan terutama bagi kaum muda dan kaum
dengan pendidikan menengah ke bawah karena mayoritas kalangan ini masih labil
dan gagap terhadap segala yang berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi
yang begitu progresif. Segala informasi yang datang dari internet seringkali dianggap
sebagai kebenaran mutlak. Hal ini tentunya sangat membahayakan apabila jika tidak
dibarengi dengan tindakan check and re-check. Tidak jarang pula informasi yang
datang dibungkus dengan hal-hal yang melankolis hingga mempengaruhi pola pikir
dan persepsi seseorang yang berdampak pada tingkah laku di kehidupan nyata.
Telah banyak sekali narasi-narasi dan informasi baik itu dari bidang politik, agama,
kesehatan, sosial, kemanusiaan, dan lain-lain dihias sedemikian rupa hingga
mempengaruhi psikologi pembaca. Rendahnya pendidikan literasi media sosial
masyarakat Indonesia terlihat begitu kentara setelah membaca sebagian besar
komentar narasi atau konten di media sosial di mana kebanyakan kurang
mencerminkan pribadi yang berpendidikan.
Pendidikan literasi media sosial perlu dibangun dan dikuatkan di ranah
instansi-instansi pendidikan baik formal maupun informal. Tentunya peran guru
sebagai fasilitator sangat diperlukan dalam hal ini. Sebelum memulai pendidikan
literasi kepada siswa-siswanya, guru juga perlu mendapatkan pendidikan literasi
sosial media dan telah menerapkannya secara konkrit dalam kehidupannya. Guru
yang telah mumpuni sebaiknya secara intensif memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada siswa-siswanya untuk menggunakan media sosial dengan baik
dan bijak. Salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah memberikan wawasan
pentingnya mengetahui sumber dan penulis bacaan atau informasi di media sosial.
Alangkah baiknya, guru mengarahkan siswanya agar lebih memilah dan memilih
mana informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maupun segala
informasi yang meragukan. Ada baiknya juga apabila pendidikan literasi sosial
media ini juga menjadi salah satu program pemerintah yang digalakkan sebagai
pendidikan bagi masyarakat Indonesia yang notabene adalah masyarakat dengan
tingkat budaya literasi yang kurang. Upaya ini dapat memanfaatkan media sosial
22
sebagai perantara publikasi kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui platform
media sosial yang mudah dijangkau.
Nama penulis : Kris Monika Eva Erianti
NIM : 170251609528
Fakultas : Sastra
Jurusan : Seni Desain
Prodi : Pendidikan Seni Rupa
Alamat : Jalan Kartini RT 14 RW 7 Desa Pagotan Kecamatan Geger
Kabupaten Madiun
No. Telp : 085730747232
Email : evamonica9897@gmail.com
Web : www.kompasiana.com/kriswang
Instagram : @evamonica9
Tentang Penulis
23
BERSINERGI BERSAMA MELAWAN KEJAHATAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI)
Karya: Nabilla Julyanayu Mayastika
Teknologi merupakan suatu penemuan yang membawa perubahan besar bagi
kelangsungan hidup manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, penemuan berbagai
teknologi terus mengalir dan mengalami perkembangan, baik dimulai dari
penemuan teknologi paling sederhana hingga yang sudah canggih seperti saat ini.
Semua orang di seluruh dunia telah berlomba-lomba untuk menemukan sebuah
teknologi yang canggih dan lebih efisien. Salah satu teknologi yang paling cepat
berkembang adalah Teknologi Informasi (TI). Di era globalisasi seperti ini, teknologi
informasi mempunyai peranan penting dalam segala aspek kehidupan masyarakat,
mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya bahkan pendidikan. Zaman sekarang
orang tidak lagi kesulitan dalam mencari informasi karena semua sudah tersedia dan
dapat diakses dengan cepat.
Perlu diketahui bahwa teknologi informasi membawa dampak besar bagi
kehidupan. Di berbagai negara, teknologi informasi mengalami kemajuan semakin
pesat. Namun, dalam perkembangannya, teknologi informasi ini mempunyai
dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya antara lain memudahkan
manusia dalam mengakses informasi dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
manusia, sedangkan dampak negatifnya adalah adanya peluang penyalahgunaan
teknologi informasi untuk melakukan kejahatan baik yang biasa maupun yang secara
khusus menargetkan infrastruktur teknologi informasi. Dampak negatif ini secara
tidak langsung dapat mengakibatkan runtuhnya sistem tatanan sosial, lumpuhnya
perekonomian negara hingga lemahnya sistem pertahanan. Contoh dari kejahatan TI
antara lain, penyebaran isu hoaks serta situs-situs tidak bermoral, kejahatan internet
(cyber crime), pembajakan, penyadapan, dan sebagainya. Hal ini akan membawa
dampak buruk bagi masyarakat luas. Jika terus dibiarkan maka kejahatan TI akan
terus merajalela, bahkan dapat mengganggu stabilitas nasional.
Baru-baru ini banyak terjadi kejahatan melalui teknologi informasi, salah
satunya adalah ancaman serangan siber. Menurut prediksi Lembaga Riset Siber
Indonesia atau Communication & Information System Security Research Center
(CISSReC), serangan siber di tahun 2020 ini akan lebih mengerikan karena
menggunakan kecerdasan buatan (AI). Memang tidak bisa dipungkiri bahwa
perkembangan AI sangat berpengaruh terhadap kemajuan teknologi informasi saat
ini, tetapi kecerdasan buatan ini akan menimbulkan dampak negatif jika tidak
dimanfaatkan dengan baik. Di dalam teknologi informasi, kecerdasan buatan dapat
24
dimanfaatkan oleh para penjahat siber sebagai mesin peretas yang canggih, bahkan
levelnya di atas kemampuan manusia. Selain itu, kejahatan TI lainnya yang terjadi di
seputar tahun 2020 ini adalah kejahatan berupa bully yang banyak terjadi di media
sosial atau dikenal dengan istilah cyber bullying. Cyber bullying ini dapat membawa
dampak buruk, terutama bagi si korban. Selain dapat mengganggu aktivitas si
korban, cyber bullying juga dapat menimbulkan rasa trauma dan tekanan mental
yang mana akhirnya dapat mengakibatkan si korban menjadi depresi, bahkan bunuh
diri. Kejahatan cyber bullying ini biasanya dipicu dari adanya hoax yang disebarkan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hoax ini mengakibatkan
kesalahpahaman antarmasyarakat yang mana akhirnya timbul aksi saling menghujat
kemudian berujung pada bully. Dalam hal ini, edukasi kepada masyarakat terkait
penggunaan teknologi informasi sangatlah diperlukan.
Kejahatan TI sejatinya juga dapat menghancurkan negara, salah satunya
adalah aksi terorisme yang dilakukan lewat media sosial. Secara tidak langsung hal
ini akan memicu timbulnya konflik dan kontroversi dalam masyarakat. Kejahatan TI
lain yang sering terjadi adalah kejahatan internet (cybercrime). Bahkan, kejahatan
cybercrime di Indonesia telah masuk 2 besar asal serangan kejahatan internet dunia
dan dianggap sebagai negara paling berisiko terhadap serangan keamanan
teknologi informasi. Secara keseluruhan, kejahatan teknologi informasi telah
merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut khususnya dari
pemerintah untuk menanggulangi kejahatan teknologi informasi ini.
Peran pemerintah dalam memberantas kejahatan TI sangat diperlukan. Di
Indonesia sendiri, perlu adanya kebijakan untuk mencegah adanya kejahatan TI.
Salah satu kebijakan pemerintah untuk memberantas kejahatan TI saat ini adalah
kebijakan Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No.
11 Tahun 2008 yang direvisi menjadi UU No. 19 Tahun 2016. Kebijakan ini
mengatur tentang Penggunaan Teknologi Informasi di Indonesia. Dengan adanya
kebijakan ini, diharapkan dapat meminimalisir bahkan menghilangkan kejahatan
teknologi informasi di Indonesia.
Selain membuat kebijakan mengenai kejahatan TI, pemerintah juga harus
memperketat dan meningkatkan proteksi terhadap keamanan siber dalam berbagai
bidang. Dalam hal ini, sebenarnya pemerintah sudah membentuk Badan Siber dan
Sandi Negara (BSSN). Namun, dalam menjalankan tugasnya, BSSN ini butuh
dukungan dan kerja sama dari seluruh elemen, baik dari pemerintah sendiri maupun
dari masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakat selaku Warga Negara Indonesia
25
juga sangat diperlukan. Masyarakat hendaknya lebih selektif dalam menerima
informasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Masyarakat harus bisa membedakan
mana informasi yang benar, dan mana yang salah. Diharapkan masyarakat lebih
berpikir kritis, logis, dan rasional dalam menyikapi berbagai informasi, serta tidak
gampang percaya dengan berita-berita yang sumbernya tidak jelas. Selain itu,
masyarakat juga sebaiknya bisa memanfaatkan teknologi informasi ini secara
bijaksana dan tidak disalahgunakan. Dengan bersatunya semua komponen negara,
termasuk pemerintah dan masyarakat dalam memberantas kejahatan Teknologi
Informasi (TI), maka akan menjadikan Indonesia lebih tangguh dalam menjaga
keamanan negaranya sehingga di masa mendatang Indonesia dapat menjadi negara
dengan tingkat kejahatan informasi terkecil di dunia, serta bisa menjadi panutan dan
pesan damai ke seluruh dunia.
Nama saya Nabilla Julyanayu Mayastika. Saya lahir di Ponorogo pada 19 Juli 2000.
Saya adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan
Sejarah, Prodi S1 Pendidikan Sejarah, angkatan 2019. Sekarang saya sedang
menempuh semester 2 di Universitas Negeri Malang. Alamat saya sekarang adalah
di Jalan Jombang Gang 1 No. 5, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota
Malang. Hobi saya adalah membaca dan bermain gitar. Cita-cita saya adalah
menjadi seorang guru atau dosen. Pengalaman organisasi saya sewaktu SMA antara
lain pernah menjadi ketua KIR 1 di SMAN 1 Bungkal, Pengurus Dewan Ambalan
SMAN 1 Bungkal, Anggota Rohis SMAN 1 Bungkal, serta Anggota Kepramukaan
SMAN 1 Bungkal. Sedangkan untuk kuliah ini saya mengikuti Badan Kegiatan
Terpadu (BKT) Subversif di Fakultas Ilmu Sosial. Subversif adalah BKT di Fakultas Ilmu
Sosial yang menaungi kesenian, dan kebetulan saya masuk di kesenian musik
(Laisos). Selain itu, saya juga mengikuti Ormawa HMJ Sejarah periode 2020. Akun
media sosial saya antara lain, Facebook: Nabilla Bella, WhatsApp: 081559607191,
Email: nbllbella@gmail.com, Instagram: nabillabella197.
Tentang Penulis
26
INILAH SAATNYA UNTUK KEMBALI
Karya: Aulia Nuril Isnia
Perjalanan hidup setiap manusia tentu saja mengalami pasang surut yang
tiada henti. Begitu pula dengan saya, pun mahasiswa tingkat akhir lainnya. Perlahan
menanjak naik tentu menjadi hal melelahkan sekaligus menyenangkan. Namun,
adakalanya terjun bebas turun juga sepatutnya disyukuri dan dinikmati.
Pandemi Covid-19 yang sedang naik daun ini kian meresahkan setiap elemen
masyarakat. Dampak yang begitu besar juga berlaku bagi kalangan manusia yang
sedianya ingin lulus kuliah tepat waktu. Jelas bahwa pada awalnya tidak ada yang
senang saat mengetahui penelitian, bimbingan, maupun segala jenis administrasi
akan terganggu. Sayangnya, tidak ada pilihan selain menerima dan berusaha
mencari solusi dalam setiap permasalahan yang ada. Mau tidak mau, Work from
Home (WFH) harus dijalani juga.
Bukannya tak terima, namun barang sudah pasti diri yang terbiasa dipaksa
produktif akan merasa tidak nyaman. Di balik setiap hikmah yang bisa diambil dari
pandemi ini, masih tersisa gejolak antara menyerah atau bangkit di setiap diri
manusia. Sebagian mengambil sedikit jeda dengan menikmati waktu berlebih
bersama keluarga. Sebagian lainnya memutar otak lebih keras untuk mencari
kesibukan baru. Inilah saatnya untuk kembali, kembali pulang atau kembali bangkit.
Secara personal, sedikit banyak pandemi ini berhasil mengubah saya. Mulai
dari pola pikir, kebiasaan, hingga visi dan misi ke depan dibenahi dan disusun ulang.
Ketika tidak ada lagi yang mampu diharapkan, disitulah letak keimanan diuji.
Aktivitas religius mulai kembali dikuatkan untuk bergantung hanya kepada Tuhan.
Dari situ pula diri ini ditempa untuk belajar berpikir positif di setiap keadaan.
Selain memperbaiki hubungan dengan Tuhan, hubungan antar manusia perlu
kembali diasah pula. Untuk itu salah satu modal yang perlu dilakukan adalah
dengan upgrade kemampuan diri. Mempelajari skill baru atau mendalami hal-hal
yang selama ini tersingkirkan akibat rutinitas menjadi sangat menarik. Dari yang
sederhana seperti mencoba dan berlatih memasak, bertanggung jawab atas tempat
tinggal, menggiatkan kembali olahraga, hingga mempersiapkan diri bertemu jodoh
kelak, hehe.
Berbagai bantuan bergulir dari segala penjuru, termasuk kampus dan
pemerintah pun turut serta ambil bagian. Berbekal bantuan paket data dan kelas
kursus online gratis, dimulailah babak baru WFH. Setidaknya berharap setelah
pandemi berakhir bisa berkembang pemikiran baru, skill baru, hingga bisnis baru.
27
Mengurus revisi tugas akhir dan administrasi yang terkendala dan serba online
cukup menguras hati serta pikiran. Ketika lelah, sementara waktu beralih mengikuti
kursus TOEFL yang kini juga dilakukan secara online bisa menjadi pilihan. Tak lupa
dengan memanfaatkan fasilitas gratisan, berbagai kelas kursus online bisa diikuti.
Setelah sekitar satu bulan menyelesaikan kelas TOEFL, IELTS, latihan soal TPA
CPNS, bedah CV, interview kerja, personal branding, career planning for fresh
graduate, bisnis online, rehat sejenak tentu tak apa. Bukan lelah, karena sejatinya
masih banyak sekali kelas yang ingin diambil. Mungkin sedikit bosan adalah hal
yang wajar hehe.
(Yang) dilakukan selanjutnya adalah kembali gencar menghubungi dosen
untuk menyelesaikan tanggungan. Jika menangis menyelesaikan masalah, tentu saya
akan melakukannya, sayangnya tidak. Saat seperti inilah biasanya tersadar bahwa
begitu mudahnya manusia menasehati atau menyemangati manusia lain, namun
begitu sulit untuk dirinya sendiri. Ya, butuh tekad yang kuat dan usaha yang tidak
mudah untuk terus bertahan dan melangkah.
Ketika aktivitas kembali senggang, mulailah diri ini bingung mencari pelarian.
Akhirnya, sekadar bercengkrama dengan keluarga, bersih-bersih, memasak, belajar
menjahit, berkebun, bahkan merias diri terasa kembali menggairahkan. Sesekali
membaca komik dan menonton film MCU (Marvel Cinematic Universe) atau drama
Korea menjadi selingan. Terakhir, berselancar di dunia maya tentu saja
mengasyikkan bagi kaum milenial.
Setelah dirasa aktivitas berulang itu-itu saja, kembalilah pikiran untuk mencari
hal baru lagi. Alhasil, dibukalah folder lama di laptop. Situs blog yang usang
kemudian kembali diisi dengan tulisan lama yang berhasil ditemukan di sana. Kala
itu, saya terdiam, bernafas, lalu tersenyum. Itu pertanda kesadaran muncul bahwa
ada hobi yang bertahun-tahun tidak diseriusi, yaitu menulis.
Ternyata beberapa kali diri ini pernah terlibat kegiatan seperti itu. Semuanya
dimulai dari kegemaran membaca Majalah Bobo saat usia Taman Kanak-Kanak. Di
sana terdapat komik, cerpen, ragam pengetahuan, hingga bisa mengirim tulisan
dalam bentuk surat sebagai sahabat pena. Kemudian berlanjut membaca apapun
yang menarik hingga sekarang. Namun, akhir-akhir ini jadi jarang menulis, kecuali
memang tugas kampus atau sekadar deretan kata di dalam diary.
Menelusuri masa lalu, keberanian tampil di depan umum dimulai saat lomba
baca puisi dan dongeng ketika Sekolah Dasar. Selanjutnya, mengikuti ekstrakurikuler
KIR (Karya Ilmiah Remaja) di masa putih biru juga menjadi bekal. Selain di bidang
fakta menghasilkan Karya Ilmiah, ternyata minat di bidang fiksi juga ada. Mencipta
28
dan membaca puisi, cerpen, naskah pidato, hingga lagu serta skenario dialog,
drama, maupun film. Dari tugas mata pelajaran, tampil di acara sekolah, hingga
ajang lomba selalu muncul perasaan menggebu untuk memberikan yang terbaik.
Ujung bibir tertarik karena tak kuasa menahan tawa jika mengingat bahwa
perkembangan kemampuan penguasaan bahasa tidak begitu pesat sejak dulu.
bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, hanya ketiganya yang pernah
menghiasi “dunia sastra” saya, entah bagaimana sebutan sebenarnya. Alih-alih
mengeluhkan beban mahasiswa tua saat ini, saya bersyukur diingatkan kembali akan
hal tersebut. Tak pernah hilang dalam ingatan saat gemetaran dan tangan dingin
karena demam panggung di setiap kesempatan. Ya, lemah sekali. Namun perasaan
sangat lega setelahnya pun selalu membahagiakan untuk dikenang.
Mungkin inilah saatnya untuk kembali menulis. Setiap rangkaian kata yang
dihasilkan ternyata begitu mengharukan. Jika tidak untuk orang lain, maka minimal
saya melakukan ini untuk diri sendiri. Membahagiakan diri sendiri agar cukup energi
untuk membahagiakan orang lain adalah hal yang baik, bukan?
Semoga semangat ini bisa sampai kepada siapapun yang membaca untuk
membawanya kembali. Ya, inilah saatnya untuk kembali. Kembali kepada apapun
yang positif. Kembali menemukan diri sendiri. Banyak sekali yang ingin saya lakukan
untuk menebus beberapa tahun terakhir ini. Apakah musikalisasi puisi salah satunya
yang layak dicoba? hehe. Mari tidak lelah untuk terus mencoba hal-hal baru, yang
positif tentunya. Salam semangat!
Nama : Aulia Nuril Isnia
Alamat : Dsn. Krajan 04/02, Tapanrejo, Muncar, Banyuwangi
No. Hp : 082232450074
E-mail : aulianurilisnia@gmail.com
Tentang Penulis
29
BANGKITLAH MAHASISWA DARI TIDUR TANPA MEMBACA
Karya Kona’ah Ajeng Widowati
Ketika memasuki 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, diprediksi jumlah
penduduk Indonesia mencapai 340 juta dengan 180 juta diantaranya termasuk usia
produktif yaitu usia 15–24 tahun. Kondisi tersebut lazim disebut sebagai jendela
demografi (window of demography) yang dapat berdampak kepada salah satu dari
dua kemungkinan yakni bonus demografi (demography dividend) atau justru sebagai
kutukan demografi (demography disease) (Triyono, 2016). Dua kemungkinan tersebut
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai profil penduduk Indonesia
yang mampu bersaing di era global. Kualitas sumber daya manusia salah satunya
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang baik. Pelajar dan mahasiswa yang
menuntut ilmu juga harus rajin dan disipilin dalam mengembangkan kemampuannya,
salah satunya melalui kegiatan membaca. Membaca merupakan kegiatan yang
penting dilakukan bagi seluruh kalangan terutama pelajar dalam konteks ini adalah
mahasiswa. Mahasiswa yang sering disebut agent of change haruslah memiliki
pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas tentu berawal dari kegiatan
membaca yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
maupun sebagai pengetahuan awal dalam melakukan suatu penelitian. Oleh karena
itu, salah satu kompetensi akademik utama yang harus dimiliki mahasiswa adalah
literasi membaca (Degaldova, 2015).
Apa itu literasi? Literasi dipandang sebagai perkembangan dari serangkaian
pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang dikembangkan oleh individu
sepanjang hidup dalam berbagai konteks melalui interaksi dengan teman sebaya
bahkan komunitas yang lebih luas (OECD, 2018). Sedangkan membaca merupakan
kegiatan yang membutuhkan motivasi dalam diri pribadi (motivasi instrinsik)
pembaca itu sendiri. Dalam lingkup pendidikan, pelajar yang memiliki motivasi
instrinsik yang besar dalam membaca akan menganggap membaca sebagai
kebutuhan dan kegiatan yang penting untuk dilakukan setiap hari dan cenderung
termotivasi untuk memahami materi yang dibaca dengan baik bukan hanya untuk
mendapatkan nilai yang memuaskan namun juga untuk mengetahui materi lebih
detail (Ahmadi, 2017). Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca,
salah satunya untuk perkembangan otak. Membaca merupakan keterampilan yang
kompleks karena melibatkan semua bagian dari otak. Membaca melibatkan semua
fungsi kognitif manusia baik verbal, dan nonverbal seperti melatih otak untuk fokus,
menentukan perencanaan, penalaran abstrak, prediksi, hambatan, perencanaan
strategi, penyelesaian masalah, ingatan jangka panjang, dan fungsi yang berkaitan
dengan bahasa seperti penggunaan kosa kata dan tata bahasa (Kweldju, 2015).
30
Dari kegiatan membaca, seseorang tidak hanya memiliki keterampilan dan
pengetahuan untuk membaca dengan baik tetapi untuk meraih berbagai tujuan.
Oleh karena itu, tujuan dari pendidikan yaitu untuk menumbuhkan tidak hanya
kemahiran tetapi juga keterlibatan dalam membaca. Keterlibatan dalam konteks ini
menyiratkan motivasi untuk membaca yang terdiri dari beberapa aspek afektif yang
mencakup minat dan kesenangan membaca, rasa kontrol atas apa yang dibaca,
keterlibatan dalam dimensi sosial dan beragam aspek afektif lainnya dari membaca
(OECD, 2018). Menurut PISA, 2012 dalam OECD, 2018, literasi membaca
merupakan kegiatan memahami, menggunakan, merefleksikan, serta melibatkan
proses membaca untuk meraih tujuan, menambah pengetahuan, dan potensi. Serta
langkah agar dapat ikut berpartisipasi bersama masyarakat. Literasi membaca
mencakup berbagai kompetensi kognitif, salah satunya untuk menambah
pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi di dunia. Literasi membaca sangat
berguna untuk langkah partisipasi aktif seorang pelajar di kehidupan sosial hingga
kehidupan pribadi. Keterampilan literasi membaca tidak hanya penting bagi suatu
individu tetapi berdampak pula pada sektor ekonomi suatu negara. Ekonom telah
bertahun-tahun mengembangkan model yang menunjukkan bahwa secara umum
tingkat pendidikan suatu negara merupakan prediktor potensi pertumbuhan ekonomi
negara tersebut (Coulombe, Tremblay dan Marchand, 2004).
Literasi membaca merupakan kompetensi akademik inti untuk memproses
informasi yang diperoleh, berinovasi dan menciptakan pengetahuan baru. Definisi
literasi membaca terus berubah seiring berkembangnya zaman yang mencerminkan
perubahan pada masyarakat, ekonomi, budaya dan pendidikan. Oleh karena itu,
literasi membaca tidak dapat dianggap sebagai keterampilan yang sederhana.
Persepsi literasi membaca saat ini melibatkan pemahaman tidak hanya secara
tersurat tetapi juga makna tersirat dari suatu teks bacaan (Degaldova, 2015).
Terdapat lima prinsip utama dari literasi membaca yaitu (1) Literasi adalah proses
yang konstruktif, integratif, dan kritis yang terdapat dalam lingkungan sosial, yang
artinya membaca merupakan suatu proses integrasi serta konstruksi dan terletak
dalam praktik sosial, budaya, historis serta berbagai disiplin ilmu, (2) Membaca
dengan lancar dibentuk oleh proses dan konteks bahasa. Kelancaran membaca
digunakan sebagai identifikasi kata yang akurat dan cepat. Ketika pembaca telah
lancar dalam mengidentifikasi kata, pembaca dapat memusatkan perhatian pada
pemahaman teks, (3) Prinsip ketiga menyatakan bahwa membaca itu strategis.
Prinsip tersebut melibatkan penggunaan strategi pemahaman kontekstual yang
diterapkan dalam praktik disiplin ilmu. Prinsip ini sangat penting untuk penerapan
literasi membaca di sekolah, (4) Literasi memerlukan motivasi dan keterlibatan.
Bentuk motivasi dan keterlibatan dari literasi yaitu self-efficacy, minat, dan kemauan
dari dalam diri sendiri untuk membaca. Dibutuhkan usaha dalam memahami
31
hubungan antara pembaca dan teks yang dapat berubah dari waktu ke waktu
melalui konteks sosial-budaya tertentu, (5) Literasi adalah praktik yang terus
berkembang. Literasi berkembang sepanjang hidup pembaca dalam konteks yang
terjadi di kegiatan pendidikan formal maupun di kegiatan pendidikan non-formal
(Frankel et al, 2016). Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa kita patut mengikuti
perkembangan zaman dengan menjadikan membaca sebagai budaya, keharusan
dan kebiasaan. Terlebih lagi dengan teknologi yang berkembang pesat, sumber
bacaan juga bervariasi dan mudah diakses secara online seperti dengan adanya e-
book, artikel jurnal, website yang dapat menambah wawasan kita, sehingga tak ada
alasan lagi untuk tidak membaca. Jadikanlah membaca sebagai kegiatan rutin,
setidaknya bertekad tidak tidur dahulu apabila belum membaca pada hari itu. Keep
spirit.
Saya bernama Kona’ah Ajeng Widowati kelahiran Bondowoso, 21 Oktober 1997.
Agama Islam. Kewarganegaraan Indonesia. Riwayat Pendidikan yaitu jenjang SD di
SDN Nangkaan tahun masuk 2005 dan tahun lulus 2010, jenjang SMP di SMPN 03
Bondowoso tahun masuk 2011 dan tahun lulus 2013, jenjang SMA di SMAN 02
Bondowoso tahun masuk 2014 dan tahun lulus 2016, jenjang perguruan tinggi di
Universitas Negeri Malang (UM) tahun masuk 2016 dan tahun lulus 2020. Kuliah
jurusan Biologi program studi S1 Pendidikan Biologi. Pengalaman seminar yaitu pada
tanggal 29 Agustus 2017 mengikuti International Conference on Mathematics and
Science Education (ICoMSE) 2017 sebagai pemakalah, pada tanggal 27 Agustus
2019 mengikuti International Conference on Mathematics and Science Education
(ICoMSE) 2019 sebagai pemakalah serta pada tanggal 5 Oktober 2019 mengikuti
Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 (SnoWBel 4)
tema BioGlocal sebagai pemakalah. Juara Lomba Essai Mahasiswa Tingkat Nasional
pada tahun 2018 sebagai juara kedua. Pada tahun 2019 memiliki riwayat publikasi
artikel jurnal terindeks Scopus pada IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering dengan judul artikel “Correlation between Age and Community Hygiene
at Jodipan Tourism Village and Blue Arema Village, Malang, East Java, Indonesia”
dan “Correlation between Age and Environmental Concern at Tourism Village in
Malang, East Java, Indonesia.
Tentang Penulis
32
TAJAMKAN LITERASI BENTUK JATI DIRI
Karya Sony Candra Wijaya
Literasi menjadi kata yang kurang berarti bagi orang yang belum mengerti.
(Yang) mengerti pun belum tentu memahami kata yang berjuluk literasi. Literasi
menjadi kata yang sulit terdefinisi, akan tetapi dapat kita implementasi.
Sejarah bangsa tidak dapat lepas dengan literasi. Hal itu tercermin juga di negara
yang boleh dikatakan surganya Asia, Indonesia. Sebelum menjadi sebuah negara
yang berbentuk republik seperti sekarang ini, Indonesia dahulu pernah menjadi
beberapa kerajaan besar diantaranya Sriwijaya yang terkenal dengan
kemaritimannya dan Majapahit yang mempunyai mahapatih Gajahmada dengan
Sumpah Palapanya untuk menyatukan Nusantara. Saat itupun kita meyakini bahwa
budaya literasi telah muncul ke permukaan, bahkan sebelum berdirinya kerajaan
atau lebih tepatnya saat mulainya zaman aksara. Peninggalan bersejarah berupa
Yupa, cap-cap tangan atau lukisan darah (hewan) pada dinding gua, serta ukiran
cerita bergambar pada relief candi sebagai bukti peradaban literasi. Peradaban
literasi semestinya dilanjutkan oleh para generasi melalui implementasi di zaman besi
ini.
Literasi dapat dimulai dalam diri sendiri. Kemauan berliterasi muncul salah
satunya ketika saya melengkapi tugas-tugas yang belum rapi. Sejenak saya menghela
napas, memandang ke sudut pojok kiri atas, hanya ada suara jarum jam,
“cak...cak...cak...”, tetapi tidak ada cicak. Saya memang belum merasakan
sepenuhnya berliterasi karena hanya didorong untuk melengkapi tugas agar terisi.
Sekarang pun, saya terdorong untuk memulai berliterasi tanpa berpikir reaksi ke
depannya. Saya berusaha menanamkan aksi berliterasi dalam diri dengan
mengurangi juga pikiran akan hasil yang didapat nantinya. Saya yakin dan ingat
dengan kalimat yang disampaikan seseorang saat duduk di bangku perkuliahan,
beliau mengatakan, “Ia yang mengeluarkan keringat lebih, niscaya akan
mendapatkan sesuatu yang lebih juga”. Hukum Newton III pun selaras dengan
pernyataan tersebut bahwa gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Hal itu bukan berarti
mengharapkan hasil, melainkan percaya dengan hasil yang nantinya tertuang dalam
takdir.
Saya percaya generasi pemuda di Indonesia adalah orang-orang yang hebat.
Beberapa dari mereka telah mengharumkan nama bangsa hingga ke negeri
seberang atau bahkan dunia. Beberapa diantaranya yaitu Belva Devara pendiri
Ruangguru dan Putri Tanjung yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi.
33
Inovasi para pemuda hebat juga telah dinikmati dan menginspirasi kalangan
masyarakat. Indonesia memang tidak kekurangan orang-orang yang pintar, hanya
saja tidak mudah menemukan orang-orang yang jujur. Literasi dalam hal ini menjadi
salah satu solusi untuk mencetak generasi negeri yang mau menghargai proses.
Dalam berproses, generasi akan memahami dan lebih mendewasakan diri di zaman
besi yang juga diiringi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Mereka yang
memiliki dasar kepribadian kuat tidak akan mudah terombang-ambing dan
menyikapi segala yang terjadi dengan kepala dingin.
Literasi alangkah lebih baik untuk dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari dan
dimulai pada diri sendiri. Ketika membaca buku atau media lainnya, kita dapat
mengambil sari dengan memahami isi yang tersurat maupun tersirat. Hal-hal dalam
isi buku yang membuat kita lebih baik, bisa dicerna dan diasah untuk membentuk jati
diri. Sekarang pun, kurikulum di Indonesia lebih condong untuk membentuk karakter
bangsa. Literasi kembali turut andil dalam keberhasilan kurikulum yang berbasis
penanaman karakter.
Literasi tiada habis-habisnya untuk didefinisikan. Tujuan utama kita bukanlah
untuk mengerti definisi, akan tetapi memahami sebuah proses yang berjalan seiring
dengan implementasi literasi. Budaya literasi telah ada sebelum Nusantara ini berdiri.
Generasi pemuda atau penerus bangsa bisa menghargai budaya literasi dengan ikut
menjadi bagian di dalamnya agar literasi tetap lestari.
Saya adalah orang biasa dari ribuan orang luar biasa. Saya percaya dan
senantiasa ingat kepada-Nya bahwa proses yang dilalui nantinya akan membuahkan
hasil sesuai karma yang kita lakukan. Keadaan yang kita alami sekarang ini pastinya
tidak lepas dari suka maupun duka. Alangkah tepatnya, kita senantiasa mengurangi
untuk mengeluh akan keadaan, karena di koordinat tempat lain masih ada yang
lebih kesulitan. Kita bisa menghargai proses dari literasi untuk menemukan dan
membentuk jati diri, serta senantiasa bersyukur kepada Tuhan.
Sony Candra Wijaya dilahirkan di bumi Arema atau lebih tepatnya Pakisaji,
Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 20 Juni 2000. Ia dilahirkan dari
pasangan Sa’i dan Rini Wulandari. Awalnya ia mengenyam pendidikan di TK Bhakti
Persada 03, kemudian melanjutkan untuk menimba ilmu ke SDN Karangpandan 01
Pakisaji, SMPN 1 Kepanjen, SMA Tri Murti 01 Pakisaji, dan sekarang menyelesaikan
pendidikan S1 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah di
Universitas Negeri Malang.
Tentang Penulis
34
Ia juga merintis usaha kecil-kecilan di rumah, yaitu berjualan dupa dan gelang
rajut Tri Datu. Gelang tersebut ia buat sendiri dengan jari-jari tangannya. Setiap
ada waktu luang dan diwaktu yang tepat, ia mempergunakannya untuk menambah
stok gelang satu demi satu. Tujuan awal sebenarnya tidaklah berkeinginan menjual,
hanya untuk dipakai sendiri. Akan tetapi, suatu ketika ada teman yang ingin juga,
tercetuslah rencana dan sampai sekarang masih berjalan untuk membuat gelang Tri
Datu.
Ia pernah menjadi pengurus OSIS di sekolah menengah pertamanya dan
dilanjutkan dengan hal yang sama di jenjang berikutnya. Ketika menempuh jenjang
menengah atas, ia pernah menjadi bagian dari pembuatan video Detik-Detik
Proklamasi dan Roro Jonggrang untuk melengkapi tugas. Dalam penyelesaian dua
video tersebut, ia juga ikut untuk bersama-sama menyusun teks dan masuk dalam
salah satu peran.
Sekarang ia sedang fokus untuk menyelesaikan pendidikan dan merintis usaha
kecil-kecilan untuk memperoleh sedikit pundi-pundi rupiah yang digunakan sebagai
tambahan untuk uang transport atau keperluan yang dibutuhkannya selama belajar.
Di kemudian hari ia berkeinginan juga agar usahanya bisa tetap berjalan dan
merangkak naik. Ia terinspirasi dengan seorang pelatih tim sepakbola yang berasal
dari benua Eropa yaitu Sir Alex Ferguson yang menyatakan bahwa jangan berhenti
ketika Anda terpuruk, berhentilah ketika Anda berada di puncak karir.
35
SAAT CORONA MENGHAMPIRI, MAHASIWA BIDIKMISIPUN MASIH
BISA BERKARYA DENGAN BEROPINI
Karya Rizki Rindiyanti
Dunia saat ini dilanda Pandemi Covid-19. Pandemi ini mengharuskan sebagian
penduduk di dunia harus beristirahat di rumah. Pandemi ini sudah melanda di
berbagai negara di belahan dunia, negara-negara maju pun seperti Amerika Serikat,
Italia, Spanyol, Perancis, dan masih banyak lagi tak luput dari serangan Covid-19.
Covid-19 ini berasal dari Kota Wuhan, China. Di Kota Wuhan lah virus ini menyebar
begitu cepat, sampai virus ini juga dapat menyebar di seluruh dunia dan tanpa
pandang bulu.
Covid-19 ini juga menyerang Indonesia. Sampai saat ini (5/5/2020) di Indonesia
pasien yang positif virus ini sudah tembus kurang lebih 12.000 orang. Setiap harinya
jumlah pasien yang positif Covid-19 semakin bertambah. Hal ini menimbulkan
berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah, salah satunya seperti yang
disampaikan Bapak Presiden Jokowi di Istana Bogor pada senin (16/3/2020) ,
“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu
digencarkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19”. Kebijakan ini mengharuskan
seluruh masyarakat Indonesia beraktivitas di rumah.
Namun pandemi di Indonesia ini masih berat sebelah. Karena banyak buruh yang
terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Hal ini membuat masyarakat yang
menengah kebawah ini semakin dalam keadaan terpuruk. Sedangkan orang-orang
yang berpenghasilan tinggi, contohnya saja artis, itu masih bisa wara-wiri ke stasiun
TV satu ke stasiun TV lainnya. Bukankah segolongan mereka sudah cukup punya
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama mereka di rumah saja.
Sudah hampir 2 bulan, Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan belajar dari
rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah. Kebijakan ini mengharuskan
sebagian besar penduduk di Indonesia ini beraktivitas di rumah. Kebijakan yang
diambil pemerintah ini sangat tepat, karena untuk menanggulangi penyebarannya
Covid-19.
Beraktivitas di rumah adalah kegiatan yang sangat membosankan. Banyak
masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia sudah jenuh dalam melakukan
aktivitas di rumah saja. Apalagi seperti mahasiswa seperti saya ini, saya juga sudah
bosan di rumah saja. Libur tapi rasanya beban tugas seperti naik dua kali lipat.
Belum juga adanya perbedaan dalam penerimaan materi yang di sampaikan oleh
dosen. Hal ini semakin membuat mahasiswa semakin jenuh.
Sebenarnya di tengah pandemi ini kita masih bisa melakukan banyak hal dan
harus tetap hidup produktif seperti memasak, bersih–bersih rumah, bermain dengan
keluarga, berolahraga dan terutama belajar. Selama pandemi ini, kita harus pintar-
36
pintar membagi waktu untuk mengerjakan tugas online dan melakukan kegiatan
produktif lainnya sebagai pelipur bosan ketika mengerjakan tugas.
Tak semua orang bisa memanfaatkan keadaan pandemi ini dengan sebaik
mungkin. Karena banyak orang beranggapan bahwa libur yang diberikan gara- gara
Covid–19 ini adalah liburan beneran. Padahal sebenarnya liburan yang sekarang ini
adalah bukan liburan. Kita tetap masuk sekolah, kuliah dan kerja. Namun, hanya
tempatnya saja yang diganti di rumah. Dengan banyaknya orang yang berpikiran
seperti itu, mereka hanya membuang waktu mereka hanya untuk rebahan sambil
mantengin gawai mereka masing-masing.
Dengan adanya pandemi yang mengharuskan sebagian besar penduduk
Indonesia tinggal dirumah, terutama mahasiswa. Hal ini merupakan saat yang tepat
untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan pemuda Indonesia. Budaya literasi di
Indonesia ini sudah mulai menurun, karena banyaknya pemuda Indonesia memilih
untuk bersenang-senang dengan kehidupannya. Lunturnya budaya literasi
dikalangan pemuda Indonesia ini juga disebabkan oleh maraknya media sosial.
Media sosial saat ini sangat lengket dengan kehidupan anak muda saat ini.
Kebanyakan anak muda saat ini tidak bisa jauh dari gawai mereka. Mereka tidak
bisa lepas dari gawai mereka juga untuk memenuhi kebutuhan InstaStory. Anak
muda zaman sekarang ini akan merasa dirinya lebih diakui keberadaannya jika
mereka rajin update InstaStory. Hal-hal seperti inilah yang membuat budaya literasi
di negara tercinta kita ini semakin hari semakin luntur.
Namun, di tengah pandemi ini, Mahasiswa Bidikmisi pun tidak boleh terlelap oleh
kondisi seperti ini. Mahasiswa Bidikmisi adalah aset yang dimiliki negara, jadi
Mahasiswa Bidikmisi seperti saya ini harus tetap berkarya. Salah satunya yaitu
meningkatkan budaya literasi dalam diri kita. Dengan meningkatkan budaya literasi
dalam diri sendiri itu juga dapat mengusir kejenuhan di tengah pandemi ini.
Di tengah pandemi ini, banyak yang bisa dilakukan oleh Mahasiswa Bidikmisi
selain mengerjakan tugas dari bapak ibu dosen. Sekarang ini banyak lomba- lomba
karya ilmiah yang diselenggarakan berbagai kampus, lembaga dan lainnya. Nah,
upaya ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi anak muda
sekarang, termasuk Mahasiswa Bidikmisi. Hadiah yang diberikan dari pemenang
lomba karya ilmiah ini juga sangat banyak, bahkan hingga jutaan rupiah. Hal ini
juga dapat mendorong para anak muda sekarang untuk mengikuti lomba ini.
Mahasiswa Bidikmisi sebagai mahasiswa aset negara, harus aktif mengikuti
kegiatan–kegiatan yang dapat meningkatkan budaya literasi, salah satunya mengikuti
berbagai lomba karya ilmiah. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut akan
memperoleh banyak manfaat. Selain dapat meningkatkan budaya literasi dalam diri,
Mahasiswa Bidikmisi juga dapat mengajak teman-temannya yang lain untuk
mengikuti kegiatan lomba tersebut. Sehingga dengan cara tersebut Mahasiswa
Bidikmisi bisa menjadi penggerak budaya literasi di kalangan anak muda.
37
Peningkatan budaya literasi anak bangsa ini harus tetap digalakkan, walaupun di
tengah pandemi seperti ini. (Karena) di tengah pandemi kita harus tetap berkarya
dan bermanfaat bagi orang lain, terutama Mahasiswa Bidikmisi, harus siap menjadi
agent of change untuk berkontribusi bagi bangsa Indonesia tercinta ini. Dan semoga
lekas sembuh negaraku dan bumiku, agar kita semua dapat beraktifitas normal
kembali.
Nama saya Rizki Rindiyanti. Saya lahir di Tulungagung, pada tanggal 21 Agustus
tahun 2000. Saya bertempat tinggal di Ds. Pakel, Kec. Ngantru, Kab. Tulungagung.
Saya merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah semester 2. Saya
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai petani dan
ibu saya sebagai ibu rumah tangga yang terkadang membantu ayah saya di sawah.
Saya dari SD, sering mengikuti lomba pidato dan terkadang mengikuti olimpiade
Matematika. Ketika SMP, saya aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah, dan saya
menjabat sebagai sekretaris. Ketika saya SMK, saya mulai aktif lagi mengikuti
berbagai perlombaan, yaitu lomba pidato, lomba puisi, dan lomba debat bahasa
Indonesia.
Sejak kuliah saya mulai mengerti betapa pentingnya literasi. Karena dengan
memperbanyak literasi kita bisa menambah pengetahuan kita. Karena saya tertarik
dengan karya-karya ilmiah, saya mendaftarkan diri saya di HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan ) Pendidikan Luar Sekolah, Divisi Penalaran.
Saya memang belum mahir membuat karya ilmiah, namun saya tertarik untuk
meningkatkan budaya literasi pada diri saya. Sehingga saya tertarik mengikuti
perlombaan yang berkaitan dengan karya ilmiah. Saya yakin, jika saya sering
mengikuti berbagai perlombaaan, secara tidak langsung saya juga berusaha
meningkatkan budaya literasi pada diri saya.
Tentang Penulis
38
REKONSTRUKSI BUDAYA LITERASI INDONESIA YANG MENGALAMI DEKADENSI
Karya: Elvina Rizky Susanti
Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA)
yang dirilis pada awal Desember tahun 2019 lalu, menyatakan bahwa skor literasi
Indonesia menempati posisi bawah yaitu peringkat 74 dari 79 negara dan menurun
dalam empat tahun terakhir. Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh UNESCO,
minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yaitu hanya 0,001% yang
artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca. Sungguh
miris jika Indonesia dikatakan sebagai negara yang minim literasi. Dari hasil
penelitian tersebut, apakah budaya literasi Indonesia akan punah?
Kita tahu bahwa perkembangan teknologi semakin mengalihkan minat baca
masyarakat Indonesia. Objek literasi berubah dari lembaran menjadi digital. Saat ini
hampir semua bidang dalam kehidupan dikuasai oleh teknologi yang menggerus
budaya lama secara perlahan. Apabila budaya literasi diabaikan, maka tidak akan
ada generasi muda yang mengerti apa itu literasi dan sangat disayangkan jika hal itu
terjadi sehingga perlu dilestarikan agar tidak hilang terhapus oleh masa. Dunia
literasi Indonesia hampir lenyap ditelan bumi karena pengaruh perkembangan
teknologi. Sebagian masyarakat Indonesia mulai dari kalangan anak-anak, remaja,
dewasa, bahkan orang tua masih banyak yang belum mengetahui apa arti dari
literasi. Budaya literasi Indonesia mengalami dekadensi yang signifikan dan sebagai
bukti nyatanya dapat dilihat di lingkungan sekitar tempat tinggal kita yang mayoritas
masyarakatnya cenderung tidak mengetahui dan tidak peduli akan keberadaan
budaya literasi khususnya di daerah pedesaan, maka penyebab dari krisis literasi di
masyarakat kebanyakan terjadi, karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
baca-tulis dan paradigma berpikir yang rendah untuk menafsirkan budaya literasi
sehingga menjadi tertinggal. Intinya semua kebutuhan sehari-hari yang terpenting
bisa tercukupi. Mungkin sempat terlintas di pikiran mereka tetapi hanya sebuah
angan-angan yang enggan untuk diaktualisasikan dengan alasan buang-buang
waktu dan menurut mereka tidak ada gunanya. Mereka menganggap bahwa buku
hanya untuk kaum berpendidikan yang terjun di bidangnya masing-masing. Artinya
apabila sudah tidak menempuh pendidikan, buku akan beralih fungsi menjadi
pajangan yang usang. Persepsi seperti itu dapat menimbulkan krisis literasi yang
semakin menjadi sehingga budaya baca-tulis akan hilang di benak masyarakat.
Padahal buku sangat beragam jenis dan memiliki fungsi masing-masing untuk dapat
39
digunakan oleh siapa saja sesuai kebutuhannya. Kebiasaan malas untuk
mengerjakan suatu kegiatan merupakan alasan yang umum di kehidupan
masyarakat. Hal inilah yang sulit dirombak karena ketika sudah malas, maka enggan
untuk menyentuh dan membacanya apalagi menuangkan kembali untuk menjadi
karya-karya tulis yang indah dan bermakna.
Keasingan dunia literasi tidak hanya timbul di kalangan masyarakat biasa,
tetapi di kalangan orang berpendidikan juga serta merta mempengaruhi minimnya
literasi. Hanya sedikit orang berpendidikan yang menciptakan karya tulis. Oleh
karena itu, tidak dapat dipungkiri jika para pelajar tidak akrab dengan budaya
literasi yang telah tumbuh dan berkembang sejak dahulu kala. Akibat kurangnya
asupan penanaman pengetahuan seperti manfaat, fungsi dari literasi, para pelajar di
Indonesia menjadi acuh tak acuh untuk mengenal lebih dalam apa itu budaya literasi.
Sesuai pengamatan saya selama menempuh pendidikan sampai sekarang ini, ajakan
literasi hanyalah instruksi yang diabaikan begitu saja dan pada saat dilaksanakan
sungguh tidak efektif. Pasalnya pada saat kegiatan literasi berlangsung, masih ada
pelajar yang menyepelekannya. Mereka menggunakan handphone sebagai objek
literasi. Tidak aneh jika hal itu terjadi karena tenaga pendidik tidak mencontohkan
secara langsung bagaimana mengaplikasikan kegiatan literasi yang benar. Mereka
hanya duduk santai sambil mengoperasikan handphone miliknya tanpa
memperhatikan apa yang terjadi di sekitar. Tenaga pendidik harusnya berperan
penuh dalam kegiatan literasi agar para pelajar juga turut aktif sehingga tumbuh
minat dan timbul niat untuk menciptakan sebuah karya tulis. Tingkat kreativitas para
generasi muda harusnya dapat dikembangkan untuk hal-hal positif yang berguna.
Usia remaja merupakan waktu yang tepat untuk mengasah kemampuan dengan
terus menggali potensi diri. Berdasarkan faktanya, mereka mengisi masa mudanya
dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat. Menurut apa yang saya lihat, alat
elektronik terutama handphone sudah menjadi kebutuhan pokok yang jika tidak
terpenuhi, hidup seseorang akan hampa dan sunyi. Untuk mencari informasi mereka
lebih memilih dengan cara instan daripada harus berproses terlebih dahulu.
Alasannya yaitu menggunakan buku itu terlalu repot karena membutuhkan waktu
yang lama dan harus membaca untuk mencari informasi yang diperlukan. Di
samping itu, harga buku yang relatif mahal menyebabkan beralihnya pilihan
masyarakat untuk menggunakan internet karena lebih efektif dan efisien. Adanya alat
pencari informasi instan menjadi pilihan yang dominan. Sangat memilukan apabila
Indonesia dalam kondisi seperti tersebut, maka perlu adanya tindakan peduli literasi
untuk menumbuhkan kembali budaya literasi. Masih ada kesempatan untuk
mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi.
40
Peran pemerintah untuk mempertegas himbauan dan ajakan literasi harus
ditingkatkan melalui program baru yang mendidik. Masalahnya, saat ini pemerintah
belum bekerja secara maksimal untuk menangani krisis literasi. Semakin lama
Indonesia akan tertinggal dan memperoleh peringkat buntut di kategori literasi.
Tindakan kecil untuk merekonstruksi dunia literasi Indonesia dapat kita
lakukan dengan cara menanamkan slogan “Tiada hari tanpa baca-tulis”. Apabila
kita konsisten untuk menerapkannya, hasil untuk jangka panjang akan terbentuk
kebiasaan dan pada akhirnya menjadi budaya yang tumbuh pada diri kita sendiri.
Dengan disiplin waktu yang baik kita bisa menggunakan waktu luang untuk diisi
dengan hal-hal positif sehingga posisi literasi lembaran akan seimbang dengan
literasi digital bahkan lebih tinggi tingkat minatnya. Kebijakan pemerintah masih
ditunggu untuk memperbaiki Indonesia yang lebih baik serta berharap agar budaya
literasi dapat tumbuh di usia wajar paham literasi, mulai dari kalangan anak-anak,
remaja, dewasa, bahkan orang tua. Para muda-mudi harus mengasah kemampuan
baca-tulis dan menuangkan ide-ide kreatif mereka melalui tulisan sehingga
menciptakan karya tulis yang bermakna. Selain itu, dapat kita ketahui bahwa
kekayaan bahasa yang kita miliki harus menjadi acuan untuk tetap melestarikan
budaya literasi yang nyaris punah. Semoga dapat menumbuhkan minat baca-tulis
masyarakat agar bisa menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Dengan demikian budaya
literasi muncul kembali ke permukaan dan mengalir ke berbagai sudut kehidupan
meskipun derasnya pengaruh kemajuan teknologi terus menghantam.
Elvina Rizky Susanti Lahir di Tulungagung, 19 Oktober 2000. Anak kedua dari 3
bersaudara. Tinggal di Kabupaten Tulungagung, tepatnya di Dusun Krajan, RT
005/RW 002, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Saat ini tengah menempuh kuliah
di Universitas Negeri Malang, Jurusan Manajemen, Prodi S1 Manajemen angkatan
tahun 2019 sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi di Universitas Negeri Malang.
Untuk riwayat pendidikan, saya pernah bersekolah di SDN 3 Bolorejo (lulusan tahun
2013), SMPN 1 Kauman (lulusan tahun 2016), SMKN 1 Boyolangu (lulusan tahun
2019), dan akhirnya dapat menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang. Untuk
informasi lebih lanjut dapat menghubungi saya melalui email di
elvinarizkysusanti3@gmail.com.
Tentang Penulis
41
MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE MELAWAN BENCANA KRISIS LITERASI
Karya: Saiful Zaenal Abidin
Tragedi nol buku, istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Taufik Ismail dalam
sebuah audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada
tahun 2010. Bagi saya, itulah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan
bencana yang sedang dihadapi negara Indonesia saat ini. Dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
dijelaskan bahwa bencana dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu bencana alam,
bencana nonalam, dan bencana sosial. Namun, dari ketiga jenis bencana tersebut,
mereka melupakan satu bencana lagi, yaitu bencana krisis literasi.
Krisis literasi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Pasalnya gagasan-
gagasan dari para pendiri bangsa, semua muncul berkat kegemaran mereka
membaca dan terus belajar sehingga mampu membuat landasan bernegara dan
berbangsa yang kukuh berdiri hingga sekarang. Jika penerus bangsa ini telah hilang
literasi, maka gagasan dibuat menjadi tanpa dasar dan terombang-ambing tanpa
tujuan. Menurut data dari Program for International Student Assessment (PISA) pada
tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 67 dari 76 negara berdasarkan skor
membaca siswa. Statistik UNESCO pada 2012 juga menunjukkan bahwa indeks
minat baca di Indonesia hanya sekitar 0,001%. (Yang) artinya dari 1000 orang
Indonesia, hanya satu saja yang memiliki minat baca. Bagaimana mungkin kondisi
ini tidak disebut sebagai bencana.
Karena ini pula, tidak berlebihan jika Taufik Ismail menyebut kondisi ini
dengan kata tragedi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, tragedi
memiliki arti sebagai peristiwa yang menyedihkan. Sangat pantas jika Taufik Ismail
merasa sedih melihat kondisi ini. (Dan) mungkin para arwah pendiri negara kita,
juga sangat kecewa melihat penerus bangsanya yang semakin jauh dari budaya
membaca. Sepertinya kondisi ini sedikit menjawab pertanyaan yang sering
menggema di kepala saya, kenapa negara ini tidak bisa sehebat dahulu. (Yang)
memiliki tokoh-tokoh penuh gagasan, yang mampu mengorganisir manusia dari
beragam suku, yang mampu membentuk dasar-dasar bernegara yang kukuh, dan
yang mampu merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. (Dan) sekarang
kebesaran itu berganti menjadi negara yang diperbudak oleh bangsa lain karena
penerusnya mengalami krisis literasi.
Selama 75 tahun, kita telah menelantarkan kewajiban membaca kepada para
42
calon penerus bangsa. Budaya membaca telah turun jabatan menjadi hanya sekadar
himbauan, anjuran, dan ajakan. Ini adalah bencana besar, sama dengan apa yang
sedang kita hadapi saat ini. Krisis literasi ini sama dahsyatnya dengan pandemi
Covid-19 saat ini. Jika pandemi Covid-19 menyebabkan hilangnya ratusan nyawa,
maka bencana krisis literasi ini menyebabkan hancurnya ribuan karakter dan
mentalitas bangsa Indonesia. Melihat semua kondisi ini, krisis literasi ini tidak boleh
dibiarkan tumbuh di negara ini. Gerakan-gerakan membaca harus segera
digalangkan dan dijadikan tren. Membaca bukan sekadar untuk memuaskan dahaga
intelektual kita. Namun, membaca juga membentuk cara kita berpikir, bertutur, dan
bertindak. Benda yang mampu menguatkan pikiran rapuh, itulah yang kita sebut
buku. Benda ini juga yang memiliki peran penting dalam lahir dan bertahannya
peradaban-peradaban di muka bumi ini.
Jika pemerintah belum mampu melihat pentingnya peran buku ini. Di sinilah
mahasiswa harus turun tangan. Presiden pertama kita pernah berucap, “Beri aku
seribu orang tua, akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan beri aku sepuluh pemuda,
akan kuguncangkan dunia.” Pidato ini sangat jelas mengisyaratkan, betapa
pentingnya peran pemuda (mahasiswa) dalam bangsa ini. Jika menurut KBBI
pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Namun, saya
tegaskan di sini bahwa pada hakikatnya mahasiswa jauh dari sekadar itu. Terdaftar
di perguruan tinggi hanyalah masalah administratif yang harus ditempuh. Namun,
menyandang gelar mahasiswa adalah sebuah kebanggaan dan tanggung jawab
yang sangat besar yang harus dijalani karena mahasiswalah yang pernah
menyematkan negara ini dari rezim zalim, karena mahasiswa inilah yang pernah dan
tetap akan menyelamatkan jiwa-jiwa rakyat dari penderitaan.
Melihat besarnya peran dan sejarah mahasiswa, sudah sewajibnya mahasiswa
turun memperjuangkan bencana krisis literasi ini. Fungsi agent of change yang telah
melekat dalam golongan mahasiswa, hendaknya hanya bukan sebagai slogan-
slogan demonstrasi semata. Namun, mahasiswa harus benar-benar merekonstruksi
pikiran-pikiran masyarakat. Dan dapat memberikan solusi yang nyata untuk bencana
krisis literasi ini. Berdasarkan semua beban ini, ada beberapa aksi nyata mahasiswa
yang harus segera direalisasi untuk menyelesaikan bencana ini.
1. Sadar dan Menanamkan Budaya Membaca
Sudah sewajibnya jika kita ingin mengubah karakter orang lain, maka kita
harus mengubah dan memperkuat karakter diri sendiri terlebih dahulu. Apalagi
mengubah karakter suatu bangsa yang sudah melekat sejak lama. Jelas perjuangan
43
ini membutuhkan jiwa yang tangguh dan pikiran yang kukuh. Sadar dan
menanamkan budaya membaca buku adalah langkah pertama yang dapat diambil
sebagai individu. Kita awali dengan satu bulan satu buku, berlanjut dua minggu satu
buku, dan berlanjut hingga buku benar-benar menjadi bagian dari hidupmu.
2. Membentuk tren di kalangan pemuda
Satu orang tidak akan bisa membuat perubahan besar, tetapi satu orang
dapat menginspirasi menggerakkan ribuan orang. Inilah yang harus kita lakukan
setelah budaya membaca melekat terhadap diri kita. Mulai mempengaruhi dan
membentuk tren budaya membaca di lingkungan kita. Jika tren ini sudah terbentuk,
akan semakin banyak orang yang bergerak, maka akan semakin besar perubahan
yang dapat dilakukan.
3. Sebagai fasilitator
Selanjutnya adalah lakukan aksi nyata mahasiswa dalam memberi pelayanan
terhadap peningkatan budaya membaca ini. Seperti membantu membangun fasilitas
baca di daerah, penggalangan dana, ataupun terjun langsung mengajarkan
pentingnya membaca di masyarakat luas, terutama anak-anak. Aksi-aksi seperti ini
akan jauh lebih efektif daripada menunggu pemerintah karena mahasiswa dengan
idealis dan solidaritasnya akan mampu bergerak lebih cepat dan efektif, daripada
pemerintah yang akan lebih rumit dan ruwet dengan birokrasi.
4. Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah
Dengan aksi yang sudah dilakukan kesadaran dan massa yang sudah
terbentuk, selanjutnya kita harus melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah
yang tidak pro terhadap budaya membaca ini. Memberikan saran dan kritik kepada
pemerintah perlu dilakukan agar mata mereka lebih terbuka dengan bahaya
bencana ini.
Dengan peran mahasiswa ini akan menjadi sebuah langkah awal bebasnya
bangsa ini dari bencana krisis literasi. Dan dengan bebasnya bangsa ini dari
bencana krisis literasi akan membawa bangsa ini kepada kejayaan dan
kesejahteraan. Oleh karenanya sebagai mahasiswa, kita harus mengawali satu
langkah yang dimulai dari kesadaran diri sendiri.
44
Penulis adalah Saiful Zaenal Abidin, seorang mahasiswa yang sedang berjuang
meraih mimpi. Untuk saat ini penulis kuliah Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Malang, dengan program studi yang diambil adalah Pendidikan Teknik Bangunan.
Untuk saat ini penulis tinggal di sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, yaitu
Kecamatan Donomulyo. Penulis yang juga memiliki hobi membaca, merasa resah
dengan kondisi negara saat ini. Tulisan ini mewakili apa yang penulis rasakan
tentang kondisi rendahnya minat baca di Indonesia.
Tentang Penulis
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan
Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan

More Related Content

What's hot

Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan Andriyanto
 
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaAktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaMusdalifah yusuf
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...YouTuber,G-Vecom
 
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang AdaMempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang AdaThufailah Mujahidah
 
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiaBom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiamusniumar
 
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisiBUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisiApri Hartono7
 

What's hot (8)

Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
 
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsaAktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
Aktualisasi peran mahasiswa sebagai solusi terhadap kondisi bangsa
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang AdaMempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
Mempertahankan Indonesia dengan Menghargai Perbedaan yang Ada
 
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan RemajaMenyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
Menyemai Semangat Patriotik Dalam Kalangan Remaja
 
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remajaKepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
Kepentingan ilmu dalam kehidupan remaja
 
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiaBom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
 
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisiBUKU SISWA BAHASA INDONESIA  KELAS IX-  revisi
BUKU SISWA BAHASA INDONESIA KELAS IX- revisi
 

Similar to Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan

Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_dan
Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_danPendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_dan
Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_danviandaagustin
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAdetinurkhayati
 
Makalah Mahalnya pendidikan
Makalah Mahalnya pendidikanMakalah Mahalnya pendidikan
Makalah Mahalnya pendidikanAli Rohman
 
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016Asik News
 
Pidato mendikbud hardiknas 2016
Pidato mendikbud   hardiknas 2016Pidato mendikbud   hardiknas 2016
Pidato mendikbud hardiknas 2016Wahyudi Oetomo
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMush'ab Abdurrahman
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikanWarnet Raha
 
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...Mohamad Khaidir
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfleni narulita
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimSunandar Triwibowo
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...Sansanikhs
 
Persiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imtPersiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imtMediaToli
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasionalAlieska Waye
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiSTISIPWIDURI
 

Similar to Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan (20)

Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_dan
Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_danPendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_dan
Pendidikan literasi keuangan_pada_anak_mengapa_dan
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
 
Makalah Mahalnya pendidikan
Makalah Mahalnya pendidikanMakalah Mahalnya pendidikan
Makalah Mahalnya pendidikan
 
AKU dan Bangsaku
AKU dan BangsakuAKU dan Bangsaku
AKU dan Bangsaku
 
Peran pendidikan dalam kesetaraan
Peran pendidikan dalam kesetaraanPeran pendidikan dalam kesetaraan
Peran pendidikan dalam kesetaraan
 
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016
Pidato Mendikbud Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016
 
Pidato mendikbud hardiknas 2016
Pidato mendikbud   hardiknas 2016Pidato mendikbud   hardiknas 2016
Pidato mendikbud hardiknas 2016
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahiMahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
Mahasiswa sukses mulia pengemban risalah ilahi
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PROFESI INTEGRAL MELALUI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN KELUA...
 
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdfeBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
eBook 1001 cara bicara dengan remaja.pdf
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
 
Persiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imtPersiapan pembekalan materi imt
Persiapan pembekalan materi imt
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
117520939 peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Literasi Keuangan]Pendidikan literasi keuangan sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Literasi keuangan membantu anak memahami pengelolaan keuangan secara bijak yang akan bermanfaat untuk kesejahteraan mereka di masa depan. Keluarga dan sekolah perlu bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai literasi keuangan secara terencana dan berkelanjutan

  • 1.
  • 2. Antologi Opini, Puisi, dan Cerpen Penulis: Mahasiswa Penerima Bidikmisi Universitas Negeri Malang Copyright 2020 © by Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang Penyunting: Divisi Jurnalistik Formadiksi UM Tahun 2020 dan Tim Kreatif Lomba Cipta OPC Tahun 2020 Desain Sampul: Azyan Qatrunnada Islam dan Syifak Ayu Hariyono Diterbitkan oleh: Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang www.formadiksi.um.ac.id
  • 3. iii KATA PENGANTAR Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, keberkahan, dan karunia-Nya, sehingga kami Forum Mahasiswa Bidikmisi Universitas Negeri Malang (Formadiksi UM) bisa menerbitkan E- book ini sebagai bukti fisik dari hasil karya mahasiswa penerima Bidikmisi Universitas Negeri Malang (UM) yang telah mengikuti Lomba Cipta Opini, Puisi, dan Cerpen Mahasiswa Penerima Bidikmisi UM Tahun 2020, khususnya 15 karya terbaik setiap bidangnya. Sebuah nasihat bijak menyatakan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesama”. Dari untaian kalimat bijak tersebutlah awal diterbitkannya E-book ini. Tujuan kami tidak lain hanyalah berusaha untuk membantu, memudahkan, dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada semua orang yang mempunyai tekad kuat untuk berkarya. Mereka yang telah berkarya di dalam buku ini adalah orang-orang terpilih yang mempunyai impian dan tekad kuat, bermental juara, dan tidak patah semangat. Berdasarkan pengalaman penerbitan E-book ini, bahwa semua orang berhak berhasil dan mempersiapkan sedini mungkin. Artinya siapa pun dengan latar belakang apa pun sangat layak untuk mengikuti sebuah kompetisi apa pun. Mulai sekarang buanglah jauh-jauh rasa pesimis dan tumbuhkan keyakinan serta jiwa optimis. Karena kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Jika kamu berpikir kamu bisa, maka kamu pasti bisa. Sebagai penutup, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih banyak kekurangan dalam E-book ini. Kami mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan E-book ini. Kami dengan tangan terbuka siap menerima kritik dan saran untuk dijadikan bahan evaluasi dan inovasi demi kesempurnaan dalam pembuatan E-book berikutnya. Semoga E- book ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Malang, 15 Juni 2020
  • 4. iv DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Opini 1 Pendidikan Literasi Keuangan Pada Anak 2 Penerapan Konsep Civil Literacy Dalam Aktualisasi Literacy Community Sebagai Peran Nyata Mahasiswa Indonesia 7 Benarkah Robot Berteknologi Artificial Intelligence Akan Menggantikan Manusia? 11 Pentingnya Meningkatkan Minat Literasi Generasi Milenial di Era Digital 15 Indonesia Darurat Pendidikan Literasi Sosial Media 19 Bersinergi Bersama Melawan Kejahatan Teknologi Informasi (TI) 23 Inilah Saatnya Untuk Kembali 26 Bangkitlah Mahasiswa dari Tidur Tanpa Membaca 29 Tajamkan Literasi Bentuk Jati Diri 32 Saat Corona Menghampiri, Mahasiswa Bidikmisipun Masih Bisa Berkarya Dengan Beropini 35 Rekonstruksi Budaya Literasi Indonesia yang Mengalami Dekadensi 38 Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Melawan Bencana Krisis Literasi 41 Membaca Pancasila di Tengah Corona 45 Revolusi Habit: One Day One Page Sebagai Upaya Membiasakan Diri Menjadi Generasi Literasi 49 Gagap Literasi Finansial Lahirkan Budaya Konsumerisme Tak Terkendali Pada Generasi Milenial: Bagaimana Solusinya? 54 Puisi 59 Sudahkan Kaudengar? 60 Sejak Impian Dicipta 62 Usai Lepas 63 Sketsa Mimpi di Balik Senyum Mentari 66 Bangkit 69
  • 5. v Sajak Saksi Permata 70 Kacamata Ilmuwan 72 Peraduan di Gerbang Asmaraloka 74 Lentera Berjalan Menembus Kabut Kegelapan 76 Pengiring Mimpi 78 Sepucuk Surat di Atas Sajadah 80 Malam dan Mimpi 83 Doa dari Surga 85 Melodi Indah yang Kunanti 87 Mimpiku di Kampus Impianku 90 Meraih Mimpi 93 Tentang Mimpi 94 Setitik Mimpi 96 Lentera Mimpi 98 Tidur atau Bangun untuk Mimpimu 100 Cerpen 103 Mari Menanam Ibu di Halaman 104 Harmoni Kehidupan 107 Selalu Ada Jalan, Fa 111 Pelangi Setelah Hujan Badai 116 Biarkan 121 Rumah Rajut Wanita Tua 126 Sirkuit Cincin Permata 131 Nostalgia Singkat Sebelum Berangkat 134 Two Roads 138 Terima Kasih, Pak Polisi! 142 Tentang Mimpi 147 Menulis Suara 149 Melangit 154 Kita Berjuang Bersama 159 Aku, Kamu, dan Buku 163
  • 6. 1 KARYA OPINI Mahasiswa Penerima Bidikmisi Universitas Negeri Malang
  • 7. 2 PENDIDIKAN LITERASI KEUANGAN PADA ANAK Karya M. Mahfudz Anwar Kesejahteraan manusia dan sebuah keluarga sangat berkaitan erat dengan kemampuan finansial yang dimiliki. Kemampuan finansial bukan hanya pada kemampuan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup melainkan juga kemapuan untuk mengelola keuangan secara bijak dan tepat. Pengelolaan keuangan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam menentukan tingkat kesejahteraan seseorang dan keluarga. Kesulitan keuangan keluarga bisa datang dari pengetahuan keuangan yang tidak memadai dan berhubungan dengan kesehatan individu dan keluarga mereka secara fisik (Norvilitis et al.,2003), ekonomi (Alhabeeb, 1999), dan psikologis (John, 1999). Kondisi lain yang dapat meningkatkan beban keuangan keluarga yaitu keputusan ekonomi untuk meningkatkan utang konsumen dan risiko kebangkrutan (Lyons & Hunt, 2003), kehilangan tabungan dan investasi untuk pensiun (Grable & Joo, 1998), dan pengelolaan keuangan yang tidak bijak (Allen et al., 2007). Tantangan kehidupan yang semakin mengglobal menuntut sebuah sistem perekonomian suatu negera untuk terkoneksi dengan dunia. Selain itu, perubahan gaya hidup serta tuntutan zaman yang semakin tinggi dan modern membuat seseorang wajib untuk mampu bersaing dalam sebuah dunia yang nyaris tanpa batas. Perubahan gaya hidup yang diakibatkan oleh peningkatan kelas menengah di beberapa negara menjadikan bekal pengelolaan keuangan menjadi hal yang wajib untuk diberikan. Dengan asumsi bahwa dunia akan terus mengalami perkembangan dan kemajuan, maka pemberian bekal sejak dini terhadap anak agar mereka mempunyai bekal yang cukup untuk menjalankan pengelolaan dan keputusan keuangan menjadi suatu keniscayaan. Selain itu, pola kehidupan anak di era yang modern seperti ini cenderung lebih mendekatkan mereka pada hal-hal yang bersifat konsumtif. Rekreasi ke pusat perbelanjaan merupakan suatu hal yang umum dilakukan hal tersebut membuat seorang anak akan lebih sering berinteraksi dengan aktivitas jual beli sehingga pengertian pengelolaan keuangan sangat penting bagi mereka untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Di Indonesia pendidikan literasi keuangan masih menjadi sesuatu yang sangat jarang dilakukan. Baik di lingkup keluarga ataupun sekolah, pemberian pendidikan tentang literasi keuangan masih belum dilakukan secara serius dan terencana. Dalam budaya masyarakat kita, adalah tabu membicarakan segala sesuatu tentang uang di hadapan anak. Hal itu menjadi alasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
  • 8. 3 tentang kesehatan finansial keluarga tidak mendapat porsi pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah, bahkan pada tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu, muncul pandangan bahwa literasi finansial bukan merupakan kecakapan hidup (life skills) yang harus dibekalkan kepada anak. Pendidikan literasi keuangan pada anak bukan sekedar pada pengenalan uang, namun lebih jauh pendidikan literasi keuangan pada anak adalah sebuah konsep untuk mengajarkan pendidikan literasi keuangan pada anak, perlu kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak agar pendidikan keuangan dapat menginternalisasi pada pola pikir serta dapat termanifestasi pada perilaku anak sehari-hari. Keluarga merupakan sumber pertama yang harus mengenalkan pada anak tentang bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Selanjutnya adalah pihak sekolah, sekolah sebagai tempat anak belajar dan mengenal berbagai macam hal baru serta mendapatkan pengalaman baru juga harus memberikan edukasi yang baik tentang pengelolaan keuangan. Opini ini akan mengkaji tentang pentingnya pendidikan literasi keuangan pada anak, bagaimana menanamkan nilai- nilai literasi keuangan yang efektif pada anak, serta peran dari keluarga serta sekolah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak. Literasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang dibangun. Proses literasi berfokus pada pembelajaran interaksi antara orang dewasa (apakah orang tua di rumah atau guru di kelas) dan siswa. Pendidikan literasi keuangan dapat diartikan sebagai sebuah pemahaman yang komprehensif serta mendalam tentang pengelolaan keuangan pribadi ataupun keluarga yang membuat seseorang mempunyai kuasa, pemahaman, dan keyakinan penuh terhadap keputusan keuangan yang diambil. Pendidikan literasi keuangan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, dalam berbagai kasus menunjukkan bahwa ketepatan dalam pengambilan keputusan keuangan sangat menentukan pada kesejahteraan manusia di masa yang akan datang maka manusia perlu dibekali dengan pendidikan literasi keuangan yang baik dan terencana. Ketidakpahaman tentang literasi keuangan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan keuangan seseorang. Hal tersebut terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Volpe (1998) yang menemukan bahwa pemuda dengan tingkat pengetahuan akan literasi keuangan yang kurang baik cenderung mempunyai opini yang salah mengenai keuangan dan cenderung untuk melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan. Kebutuhan anak tentang pendidikan literasi keuangan sangat diperlukan bukan hanya untuk masa depan mereka, namun juga untuk kehidupan anak saat ini yang sudah semakin kompleks. National Council
  • 9. 4 On Economic Education (NCEE) dan National Council On Social Studies (NCSS) menekankan bahwa semua anak harus melek ekonomi (economically literarte) untuk kepentingan tata ekonomi global baik hari ini ataupun masa depan. NCEE dalam Sefeldt et al (2010) menyarankan bahwa semua anak harus mampu: 1) Mengelola keuangan pribadi. 2) Memahami dan menghargai peran dari para pekerja yang memproduksi barang dan jasa. 3) Menarik diri dalam sistem ekonomi dan memahami bagaimana sistem itu berkerja. 4) Berfikir kritis terhadap masalah ekonomi, merasa mempunyai tanggung jawab, memahami konsep ekonomi dasar (produksi, distribusi, konsumsi), melakukan pengambilan keputusan ekonomi, dan alasan logis tentang isu-isu terkini yang berdampak pada kehidupan mereka. 5) Siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan produksi ekonomi yang bertujuan untuk mempersiapkan karir mereka di masa depan. Kebutuhan anak akan pendidikan literasi keuangan yang semakin mendesak menuntut komitmen dan peran serta aktif dari berbagai pihak. Keluarga yang menjadi komunitas pertama kali untuk anak dan sekolah yang merupakan komunitas pertama kali anak berinteraksi dengan teman-teman yang mungkin sangat berbeda dengan dirinya merupakan sarana yang sangat efektif untuk menginternalisasi nilai- nilai pendidikan literasi keuangan kepada anak. Proses penanaman nilai-nilai pendidikan literasi keuangan memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan. Proses yang saling berkaitan dan sesuai antara apa yang di dapatkan di keluarga dan di sekolah harus saling mengisi dan mendukung. Keluarga merupakan faktor yang sangat vital dalam mengajarkan pendidikan literasi keuangan pada anak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak orang tua yang tidak memiliki keterampilan untuk mengajarkan pendidikan literasi keuangan pada anak (Moschis, 1985). Keluarga sebagai komunitas pertama seorang anak dalam berinteraksi dengan orang lain merupakan sumber belajar pertama anak berbagai hal termasuk pendidikan literasi keuangan. Untuk menanamkan nilai-nilai literasi keuangan kepada anak dalam lingkup keluarga, peran orang tua menjadi sangat vital. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai keuangan kepada anak antara lain: 1) Mulai melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keuangan Memberikan anak ruang dialog untuk mendiskusikan tentang penentuan alokasi keuangan mereka. Adanya ruang dialog antara orang tua dengan anak dalam
  • 10. 5 pengambilan keputusan keuangan akan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kemapuan berpikir kritis mereka sekaligus akan sangat menunjang dalam penanaman nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak. 2) Memberikan pengertian antara kebutuhan dan keinginan Sifat anak-anak yang masih sangat konkret menjadikan anak terkadang kurang bisa membedakan mana yang hanya keinginan dan mana yang benar-benar sebagai kebutuhan mereka. Orang tua perlu membiasakan diri untuk tidak menuruti segala permintaan anak yang dianggap kurang begitu penting. 3) Membiasakan menabung Membiasakan anak untuk menyisihkan sebagian kecil uangnya yang digunakan untuk kepentingan di kemudian hari, akan bermanfaat bagi dirinya dalam tiga hal yakni terbiasa tidak mengahabiskan seluruh uang mereka sehingga akan melatih pengendalian diri mereka, memiliki sikap untuk bersabar dan berusaha dengan kemampuan mereka sendiri untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, menjadi konsumen yang cerdas yang mana salah satu bentuknya adalah berhemat atau tidak boros. Selanjutnya, pendidikan literasi keuangan di sekolah akan berjalan dengan baik ketika dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Berikut beberapa pedoman yang dapat diterapkan sebuah negara agar penerapan pendidikan literasi keuangan di bangku sekolah dapat berjalan dengan baik. Langkah–langkah tersebut antara lain: 1. Pendidikan literasi keuangan di sekolah harus menjadi bagian dari strategi nasional terkoordinasi. Strategi ini harus memiliki payung hukum yang kuat atau koordinator untuk memastikan relevansi dan keberlanjutan jangka panjang. 2. Membentuk kerangka kerja pembelajaran yang memuat secara jelas tujuan, hasil belajar, konten, pendekatan pedagogis, sumber daya, dan rencana evaluasi tentang pendidikan literasi keuangan. Konten harus mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. 3. Sumber berkelanjutan pendanaan harus diidentifikasi sejak awal. 4. Pendidikan keuangan harus dimulai sedini mungkin, idealnya sejak awal sekolah formal, dan melanjutkan sampai akhir waktu siswa di sekolah. Oleh karena itu, penerapan pendidikan literasi keuangan pada anak harus dilakukan sedini mungkin. keluarga menjadi garda terdepan dalam menerapkan pendidikan literasi keuangan pada anak. Keluarga yang merupakan komunitas pertama dan yang menjadi orang-orang terdekat anak sangat signifikan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan literasi keuangan pada anak. Komitmen serta
  • 11. 6 tanggung jawab orang tua menjadi hal yang sangat dibutuhkan agar penanaman nilai-nilai pendidikan literasi keuangan menjadi maksimal. Keterbukaan dan pemberian ruang diskusi yang cukup pada anak dalam membahas mengenai urusan finansial mutlak diperlukan agar anak tidak hanya menjadi objek yang pasif tentang urusan finansial mereka. Peran sekolah juga sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai pendidika literasi keuangan pada anak. Sekolah yang merupakan komunitas besar pertama anak serta lingkungan pertama anak dalam mengenal dunia luar sangat efektif untuk mengajarkan nilai–nilai pendidikan literasi keuangan pada anak. Untuk penerapan di sekolah perlu langkah yang sangat komprehensif agar proses pengajaran pendidikan literasi keuangan berjalan dengan baik. Nama : M. Mahfudz Anwar Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 19 Juni 2000 NIM : 180151602192 Fakultas : Fakultas Ilmu Pndidikan Jurusan : Kependidikan Sekolah dan Pra sekolah Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang Alamat : Dsn. Mulyorejo, Desa Krecek, Kec. Badas, Kab. Kediri Email : mahfudzanwar2000@gmail.com Nomor HP : 085707130790 Tentang Penulis
  • 12. 7 PENERAPAN KONSEP CIVIL LITERACY DALAM AKTUALISASI LITERACY COMMUNITY SEBAGAI PERAN NYATA MAHASISWA INDONESIA Karya Indri Febrianti Dunia diguncang oleh perubahan drastis mengenai perubahan dalam skala global secara revolutif dan masif. Hal ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang spektakuler, perkembangan ekonomi yang berevolusi dari paradigma kuno serta perubahan arah politik secara regional maupun global. Perubahan tersebut sudah menjadi bahan perbincangan oleh Futurulog John Naisbit (1990), disebutkan bahwa dunia akan diguncang hebat dengan perubahan dari segala sektor, antara lain: 1. Perubahan dari demokrasi representatif menjadi demokrasi partisipatif. Demokrasi representatif sendiri merupakan demokrasi yang menempatkan posisi warga negara sebagai pemegang kekuasaan, demokrasi ini bisa disebut demokrasi perwakilan. 2. Teknologi paksa menjadi high tech. Dalam bahasa sehari-hari, kata high tech dikenal dengan mutakhir. Perkembangan teknologi terbaru dapat membantu setiap kegiatan manusia, khususnya generasi milenial. Pada dasarnya manusia mengalami ketergantungan terhadap teknologi, sehingga keterkaitan dengan teknologi cukup erat. 3. Transformasi dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. 4. Munculnya krisis keuangan global pada tahun 2008 yang berakibat pada keruntuhan harga bahan baku runtuh. Pada tahun 2020 ini, terjadinya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan 10.118 orang di Indonesia terinfeksi sejak 2 Maret 2020 (Data kompas 30 April 2020). Akibat dari COVID-19 cukup meresahkan masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan bidang lainnya. Terguncangnya dunia dengan perubahan dari segala sisi sektor tersebut didominasi oleh perkembangan informasi dan didukung oleh kemajuan teknologi hingga abad 21 ini. Akibat itulah timbulnya desakan pada arus wacana. Desakan pada arus wacana dibuktikan dengan perubahan konsep masyarakat madani (civil society) ke konsep literasi madani (civil literacy) pada bidang pendidikan. Literasi madani memiliki arti bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk membaca agar mampu memberi keputusan yang bertanggung jawab dan mampu menulis secara kritis untuk menganalisis dan mengaktualisasi peran sosialnya di dalam lingkup masyarakat.
  • 13. 8 Konsep civil literacy menempatkan sikap menghargai atas partisipasi publik yang didasari oleh kemampuan membaca dan menulis yang baik. Membaca dan menulis sendiri menjadi sarana untuk mengekspresikan dan mengaktualisasi ide dan gagasan masyarakat, terutama generasi milenial. Seperti yang kita tahu, generasi milenial menjadi penentu masa depan Indonesia Emas 2045, termasuk mahasiswa penerima Bidikmisi. Mahasiswa penerima Bidikmisi merupakan peluang emas untuk menggapai cita-cita dengan bantuan dana dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Dalam lingkup masyarakat Indonesia, mahasiswa memiliki peluang untuk menduduki posisi strategis di negeri ini. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan literasi dan mengaktualisasi pemikiran brilliant menjadi urgensi tersendiri untuk mengembangkan potensi dirinya (self digesting) serta membentuk masyarakat literasi dalam menghadapi kompetisi global. Akankah konsep civil literacy mampu untuk meningkatkan kemampuan literasi kritis dan aktualisasi literacy community? Peran mahasiswa sebagai agent of change yang ‘konon’ memiliki intelek yang cukup bagus dan pola pikirnya cukup matang untuk menjadi penggagas dan penggerak perubahan atas permasalahan dan kondisi Indonesia dari segala sektor, termasuk sektor pendidikan. Agent of change harusnya menjadi cambuk bagi mahasiswa sendiri. Hal ini dikarenakan mahasiswa dituntut untuk mengontrol keadaan negara, bukan hanya luwes mengkritik, berkomentar, tanpa memberikan kontribusi nyata sebagai bukti perubahan atas problematika di Indonesia. Peran mahasiswa teramat besar, mahasiswa sebagai transportasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, meneriakkan keadilan dan peka atas masalah yang ada di lingkaran masyarakat serta merumuskan solusinya. Atas dasar hal tersebut, kemampuan literasi yang baik menjadi salah satu kunci agar mahasiswa tidak kehilangan jati dirinya dalam menggerakkan perubahan di negeri ini. Untuk berhadapan di depan publik, konsep civil literacy adalah konsep yang paling tepat digunakan. Konsep yang berdasar atas kemampuan literasi yang kritis, pandai mengekspresikan gagasan dan pemikiran inovatif dalam menyalurkan aspirasi masyarakat ke pihak yang berwenang serta membentuk literacy community. Aktualisasi literacy community sangat besar pengaruhnya, hal ini diutarakan oleh
  • 14. 9 Harras dan Sulistianingsih (1997) bahwa masyarakat yang memiliki budaya baca (reading society) merupakan conditio sine quanon atau syarat mutlak bagi manusia yang ingin mencapai suatu kemajuan. Hal tersebut juga menandakan tingginya minat masyarakat terhadap bidang IPTEK, inovasi serta penalaran yang kritis. Sayangnya, kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan. Kecenderungan terhadap teknologi tidak diimbangi oleh kultur baca yang baik. Ismail (2015) mengungkap akibat dari ketidakseimbangan tersebut yakni bangsa Indonesia mengalami ketertinggalan budaya atau disebut dengan cultural lag. Oleh karenanya, kultur baca yang baik membuat masyarakat memiliki konsep dan pengetahuan yang dapat menyelaraskan kondisi masyarakat di tengah teknologi yang semakin gencar penggunaannya. Langkah mahasiswa dalam membentuk masyarakat literasi (literacy community) yaitu meningkatkan kemampuan literasi yang mencakup membaca dan menulis. Mahasiswa Indonesia perlu menggalakkan budaya literasi kepada masyarakat awam berdasarkan program pemerintah yang terkait, seperti adanya Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Penggunaan teknologi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan literasi masyarakat juga bisa menjadi alternatif solusi. Hal ini berdasarkan data dari Pew Research Center yang mengungkap hasil bahwa posisi Indonesia berada di urutan ke–24 dari 27 negara dalam hal kepemilikan smartphone dan telepon biasa. Kepemilikan smartphone menjadikan masyarakat dapat mengakses media apapun dengan simpel dan praktis. Dalam hal ini, peran literasi didasarkan atas konsep civil literacy penting, mengingat masyarakat Indonesia yang mudah termakan oleh hoaks. Mengapa bisa dikatakan demikian? Tidak hanya sebatas membaca dan menulis saja, konsep civil literacy pada bidang pendidikan juga meliputi kemampuan membaca agar masyarakat mampu memberi keputusan yang bertanggung jawab dan mampu menulis secara kritis untuk menganalisis suatu hal, termasuk berita yang sedang beredar. Sikap yang bijak pada masyarakat dalam menyikap setiap permasalahan dapat membentuk masyarakat literasi (literacy community), sehingga demokrasi di Indonesia akan berkembang dengan baik. Segenap pihak di Indonesia, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, siswa, mahasiswa atau masyarakat umum ikut andil dalam gerakan literasi ini guna mencapai kondisi negara Indonesia tertib, cerdas dan damai seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat. “Demokrasi hanya akan berkembang di suatu masyarakat yang para warganya adalah pembaca, adalah individu-individu yang merasa perlu untuk membaca, bukan sekadar pendengar dan gemar berbicara.” (Daoed Joesoef, dalam Bukuku Kakiku, 2004).
  • 15. 10 Lahir di Tulungagung, 16 Februari 2001 adalah mahasiswa angkatan 2019 di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur dengan program studi Biologi. Anak pertama dari 2 bersaudara ini merupakan lulusan MINU Berbek, Sidoarjo kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Waru, Sidoarjo kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMA Negeri 1 Waru, Sidoarjo serta mengenyam Pendidikan S1 Biologi di Universitas Negeri Malang. Ia memiliki kegemaran dalam menulis dan melukis. Ia aktif dalam menulis ilmiah meliputi Karya Tulis Ilmiah (KTI), esai, artikel, dan sejenisnya. Selain itu ia juga aktif menulis fiksi meliputi puisi, cerpen, maupun novel. Minatnya dalam bidang menulis membuatnya mengikuti ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMAN 1 Waru dan Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis (UKMP) di Universitas Negeri Malang. Ia juga aktif mengikuti seminar dan perlombaan menulis. Ia memperoleh beberapa prestasi dan penghargaan bidang menulis, misalnya dalam tahun terakhir ia menjadi finalis 10 besar Lomba Esai Nasional Inovasi Kewarganegaraan Universitas Nusantara PGRI Kediri. Ia memiliki cita-cita menjadi peneliti, penulis, dan pelukis yang berintegritas dan berjiwa nasionalis. Tentang Penulis
  • 16. 11 BENARKAN ROBOT BERTEKNOLOGI ARTIFICIAL INTELLIGENCE AKAN MENGGANTIKAN PERAN MANUSIA? Karya Kartika Wahyuningsih Saat ini dunia tengah memasuki era industri 4.0, yakni dapat disebutkan industri yang memiliki perkembangan akses internet dengan kecanggihan teknologi tanpa batas. Teori menurut Laudon, tentang perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur TI (Teknologi Informasi) seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi (Triyogo, 2019). Industri 4.0 mengandalkan teknologi informasi dalam segala bidang. Kecanggihan teknologi yang sekarang sedang berkembang adalah artificial intelligence atau yang biasa kita sebut kecerdasan buatan. Teori dari John M. Carthy mengenai kecerdasan buatan ialah bentuk memodelkan manusia dan mendesain mesin agar menirukan perilaku manusia (Pendidikanmu, 2019). Dalam perindustrian, 14 perusahaan atau organisasi di Indonesia sudah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (CNN Indonesia, 2019). Sebenarnya, teknologi artificial intelligence bukanlah teknologi baru. Tetapi juga menjadi tantangan baru bagi pekerja khususnya di Indonesia. Berkaitan dengan artificial intelligence tentunya tidak asing lagi dengan robot berteknologi artificial intelligence yang akan menggantikan peran manusia. Gambar 1. Robot vs Manusia (Sumber: vectorstock.com, 2019)
  • 17. 12 Dapat kita kaitkan hubungan antara robot dengan manusia. Kini manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman untuk mengejar ketertinggalan akibat teknologi yang berkembangan sangat pesat. Contoh perkembangan teknologi, kini voice recognition diprediksi sebagai cara baru manusia berinteraksi dengan robot seperti Google Assistant dan Siri. Pengendalian terhadap teknologi semacam ini tidak dapat terlepas oleh perintah manusia. Kita dapat melihat contoh dari permasalahan yang muncul akibat teknologi artificial intelligence pada pekerja perindustrian. Data yang diperoleh dari BPS dapat kita lihat pada gambar 2, tingkat pengangguran dari Agustus 2016 mencapai 5,61%, Februari 5,33% artinya rentang waktu 1 tahun mengalami penurunan penganguran. Pada Agustus 2017 data pengangguran meningkat mencapai 5,50%, kemudian pada Februari 2018 data pengangguran menurun hingga 5,13%. Gambar 2. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia (Sumber: turc.or.id, 2018) Hal ini seimbang dengan peningkatan kesempatan kerja, dari data yang diperoleh kementerian PPN/Bappenas. Pada tahun 2015 angka kesempatan kerja mencapai 0,04, tahun 2016 mencapai 0,71, tahun 2017 mencapai 0,52 dan untuk tahun 2018 mencapai 0,58. Dapat disimpulkan kesempatan kerja mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga 2018, walaupun peningkatan tersebut sangat lambat.
  • 18. 13 Gambar 3. Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Kesempatan Kerja (Sumber: jpp.go.id, 2018) Dari data di atas terdapat kemungkinan bahwa berkembangnya robot berteknologi artificial intelligence dapat menciptakan jenis lapangan kerja baru. Terdapat pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bisa bergantung pada robot artificial intelligence seperti profesi arsitek, manajer konstruksi. Berkembangnya robot berteknologi artificial intelligence dapat menciptakan jenis lapangan kerja baru. Di Indonesia, artificial intelligence sudah dalam genggaman tangan akan tetapi peran manusia dalam dunia kerja di Indonesia masih sangat tinggi. Bahkan dari segi operasional bisnis. Contoh saja marketing, memiliki software pintar dalam komputer. Namun, tetap saja manusia yang mengendalikan. Kemudian, terdapat pekerjaan yang masih belum sepenuhnya bergantung pada robot. Nyatanya robot-robot yang telah ada tidak sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan manusia. Contoh saja robot diterapkan di industri manufaktur, robot tersebut tidak dapat menggantikan peran manusia dari proses manufaktur. Maka dari itu, robot hanya ibarat membantu manusia. Dapat kita rasakan perkembangan ponsel dari tahun 2004 hingga 2019 menunjukan data yang cepat berubah (Softwareseni, 2019). Agar manusia tidak tertinggal dengan teknologi yang berkembang pesat maka perlu adanya perubahan dari setiap pribadi. Pertama, jangan takut untuk mencoba hal baru, jika kita tidak mengeksplor diri kita untuk selalu mencoba maka dapat dikatakan kita akan tertinggal. Zaman pada tahun 2024 akan jauh berbeda dengan tahun 2019, yakni sekarang. Kedua, dengan mencoba hal baru tentunya dapat menemukan ilmu baru, pengalaman baru. Kemudian, mencari tahu perkembangan teknologi terkini. Mengetahui perkembangan teknologi baik terkini ataupun masa lalu menjadi hal yang sangat penting. Di mana kita dapat mengetahui setiap jengkal apa saja yang berubah dari masa ke masa. Dengan kemudahan teknologi yang bisa diakses, internet tanpa batas bukanlah menjadi alasan lagi untuk kita tidak mengetahui perkembangan apa yang terjadi di dunia ini. Ketiga, yaitu adaptasi
  • 19. 14 sistem yang dapat meningkatkan nilai perusahaan sedini mungkin. Banyak perusahaan sekarang yang menutup mata akan pentingnya transformasi ataupun adaptasi dengan sistem era sekarang. Padahal, adaptasi teknologi terkini sudah menjadi nilai daya saing di setiap perusahaan yang telah menggunakannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa robot dapat menggantikan peran manusia. Akan tetapi, semua itu tidak terlepas dari peran manusia yang memberikan perintah. Dari ketiga solusi tersebut, masih banyak solusi untuk tidak tertinggal akan teknologi yang pesat. Dari solusi di atas, mencoba hal baru banyak memberikan pengaruh terhadap manusia dalam mengejar ketertinggalan teknologi. Apalagi, saat ini tidak hanya untuk tantangan ke depan saja, tetapi untuk menghadapi lingkungan yang sangat cepat berubah. Nama Lengkap : Kartika Wahyuningsih Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Kebumen, 24 April 1999 Agama : Islam Anak ke : 2 (kedua) dari dua bersaudara Alamat : Sidayu RT 03 RW 04, Gombong, Kebumen Telepon : 083863339742 Email : kartikawahyu24@gmail.com Twitter : @kartikawahyu8 Instagram : @kartikawahyu34 Facebook : Kartika Wahyu Hobi : Menyanyi Tentang Penulis
  • 20. 15 PENTINGNYA MENINGKATKAN MINAT LITERASI GENERASI MILENIAL DI ERA DIGITAL Karya Silvia Enggawati Purnomo Putri Istilah generasi milenial sudah tak asing lagi bagi mayoritas orang. Generasi milenial dapat disebut sebagai generasi yang memiliki pemikiran terbuka, ekspresionis, dan fleksibel. Generasi milenial juga diidentikkan dengan generasi yang gemar berselancar di dunia maya. Dengan kecanggihan teknologi mereka dapat memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan seperti akses informasi, belanja online, bermain game, akun media sosial pribadi seperti Instagram, WhatsApp, Facebook, Line, dan lain-lain. Selain itu, kecanggihan teknologi juga memberi kemudahan bagi para milenial yang ingin mengembangkan bakat atau kreatifitas karena jangakauannya luas sehingga pengaruhnya sangat cepat bahkan bisa viral apabila benar-benar mampu menarik perhatian banyak orang di jagat maya. Keberadaan milenial penting untuk diperhatikan oleh pemerintah terutama dalam bidang pendidikan, mengingat berdasarkan hasil proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah milenial di tahun 2019 mencapai 23, 77% dari total populasi Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut artinya milenial merupakan aset berharga yang akan menentukan wajah Indonesia di masa depan. Apabila potensi tersebut dimaksimalkan dengan baik, maka Indonesia mampu menembus predikat sebagai negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkompeten. Ketika teknologi mengalami perkembangan pesat, seharusnya digunakan sebagai era berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang baru. Namun, realitanya milenial justru hanya memfokuskan diri pada predikat generasi milenial yang gaul, keren, dan kekinian yang tak bisa lepas dari gadget. Sebenarnya tidak salah dengan anggapan tersebut. Namun, yang menjadi permasalahan adalah ketika teknologi menguasai aspek kehidupan seseorang secara menyeluruh seolah-olah lupa dengan segalanya dan lebih asyik dengan gadgetnya, karena mayoritas ketika milenial sudah menggunakan gadget bisa berjam-jam bahkan seharian. Fakta ini didukung hasil riset Indonesia Millenial Report 2019 yang menunjukkan sebanyak 94.4 persen milenial Indonesia telah terkoneksi dengan internet. Internet menjadi kebutuhan utama bagi milenial sehingga menjadikan mereka kecanduan terhadap internet. Ibaratnya, lebih baik tidak pegang dompet ketimbang tidak pegang HP. Sehingga aktivitas penggunaan gadget yang berlebihan tersebut dapat mengganggu aktivitas lain terutama para pelajar. Kondisi demikian dapat
  • 21. 16 berdampak negatif terhadap perkembangan milenial di masa yang akan datang. Kiranya pribahasa “Jauh api dari panggang” adalah perumpamaan tepat bagi milenial yang enggan untuk berproduktif di era digital yang masih santai ketika banyak orang di luar sana sedang sibuk bersaing untuk berprestasi. Kemungkinan hal ini terjadi karena eksistensi di media sosial seakan menjadi prioritas utama bahkan wajib hukumnya bagi mereka, pemikiran “Kalau nggak mengikuti tren bakal dianggap ketinggalan zaman dan nggak kekinian” sepertinya sudah mendarah daging. Inilah yang disebut pembodohan pola pikir terhadap diri sendiri! ikut-ikutan tren hanya karena mementingkan gengsi. Padahal penilaian tentang kemajuan suatu peradaban masyarakat tak sekadar dari banyaknya generasi yang aktif menggunakan media sosial dan menghabiskan waktu untuk upload foto sana sini, update status setiap hari, live Instagram, dan main Tik-Tok yang belakangan tengah booming. Namun, yang menjadi tolak ukur utama adalah kualitas SDM yang dihasilkan suatu negara. Mengutip dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan “Masalah fundamental struktural di Indonesia yang selama ini pemerintah dan presiden menyampaikan yaitu SDM, di mana mayoritas hanya lulusan SD dan SMP. (Dan) juga dari kualitas pendidikan yaitu hasil skor tes atau talent managemen memang perlu ditingkatkan.” Pernyataan tersebut tidak sekadar isapan jempol semata. Pasalnya, didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) yang menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada peringkat 87 dari 157 negara pada tahun 2019. Kemerosotan kualitas SDM di Indonesia harus segara diatasi karena zaman semakin berkembang dan permasalahan disegala aspek juga semakin kompleks. Pemerintah harus memiliki strategi khusus sekaligus membaca situasi dan kondisi ketika mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan budaya literasi terutama bagi para milenial. Literasi menurut The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Atau secara singkat dapat disimpulkan sebagai keterampilan dalam bidang membaca dan menulis. Mengingat saat ini kita berada di era revolusi yang erat kaitannya dengan perkembangan zaman, maka pemerintah membutuhkan strategi konkret untuk menghidupkan kembali budaya literasi yang dikemas kekinian dan identik dengan selera milenial. Beberapa upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, misalnya kegiatan literasi yang dilakukan secara online
  • 22. 17 melalui aplikasi belajar online seperti Ruang Guru, Quippper Video, Zenius, Rumah Belajar, Kelas Pintar, Buku Digital (e-book). Selain itu, kecanggihan teknologi telah memberikan terobosan baru dengan hadirnya aplikasi literasi digital seperti SIP (Sistem Informasi Pendidikan) yang menyajikan akses absensi, nilai, perpustakaan, bimbingan online, serta e-book, dan aplikasi T-PERPUS yaitu sebuah aplikasi yang bekerjasama dengan Gramedia Digital di dalamnya memuat lebih dari 6000 judul buku, koran, dan majalah sehingga bagi milenial yang gemar untuk berselancar di dunia maya saat ini dapat berliterasi melalui gadgetnya di manapun dan kapanpun dengan demikian juga tidak ada alasan “ogah-ogahan” untuk berliterasi. Makna literasi di era modernisasi juga dapat berwujud kreativitas dan keterampilan, contohnya adalah membuat konten kreator, bloger, selebgram, youtuber, web developer, desain grafis, dan lain-lain. Di samping itu, literasi di bidang kepenulisan dapat dilakukan dengan mengunggah karya melalui Wattpad, Jotterpad, storial.co, Medium, atau Steller. Potensi-potensi tersebut apabila terus diasah dan diarahkan pada hal positif lambat laun akan membuahkan hasil dan tidak menutup kemungkinan mampu terciptanya kemandirian sekaligus mendatangkan manfaat bagi peningkatan mutu SDM di Indonesia. Meskipun saat ini zaman sudah mengalami perkembangan, namun metode offline atau tanpa menggunakan teknologi, penting diterapkan pula dalam upaya meningkatkan budaya literasi tentunya dengan tampilan baru yang mudah diterima oleh para milenial. Misalnya salah satu kegiatan literasi membaca buku dengan penerapan budaya membaca 1 hari minimal 1 lembar artinya setiap hari minimal harus ada satu lembar buku yang dibaca untuk meningkatkan pengetahuan, strategi agar penerapan metode ini dapat diterima adalah dengan memperhatikan pula faktor-faktor yang menjadi penghambat metode tersebut sekaligus memberikan jalan keluarnya, misal terkait konsep penataan ruang perpustakaan sekolah, perpustakaan pusat kota, pojok baca, dan lain-lain. Bisa didesain dengan ornamen kekinian dan lebih menarik, fasilitas tambahan seperti WiFi, jasa fotocopy, atk, print, penjilidan, dan pengetikan juga harus disediakan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sehingga tidak menghambat kegiatan literasi. Pemerataan aksesibilitas bagi semua kalangan, seharusnya juga dilakukan oleh pemerintah contohnya dengan menyediakan buku-buku braile khusus untuk penyandang tuna netra. Acara bedah buku, seminar nasional, ataupun sarah sehan yang dilakukan secara konsisten juga dapat dilakukan sebagai bentuk berliterasi karena kegiatan-kegiatan tersebut berorientasi pada diskusi aktif yang mengarah pada berpikir kritis.
  • 23. 18 Memanfaatkan kafe angkringan atau taman kota juga dapat digunakan untuk sarana pengembangan program literasi. Jadi tak sekedar untuk “ngobrol unfaedah” ketika ngopi bersama teman tapi juga bisa saling berbagi ilmu pengetahuan. Setidaknya beberapa upaya tersebut efektif untuk mematahkan ribuan alasan yang diuntai rapi nun kreatif yang menjadi senjata ampuh milenial untuk menolak budaya literasi. Khususnya mahasiswa golongan kaum magerian dan rebahan yang kiranya beranggapan membaca seolah-olah menjadi hal tabu. Mengingat pentingnya penerapan budaya literasi sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas SDM. Oleh karena itu, wajib adanya keseimbangan peran dan kerjasama. Pemerintah seharusnya juga tidak sekedar memberi kebijakan saja tetapi turut serta andil mengawasi jalannya program budaya literasi. Hal ini kaitannya erat dengan pandangan masyarakat bahwa kebijakan atau keputusan dibuat sebagai formalitas saja, karena pemerintah tidak pernah mengawasi pelaksanaannya, mungkin pernyataan ini cukup mewakili suara masyarakat di luar sana yang pendapatnya belum tersampaikan. (Dan) bagi milenial seharusnya menyadari era digital adalah tantangan global yang tak main-main, jika sedari dini malas untuk menerapkan budaya literasi dalam waktu singkat, seleksi alam akan berlaku sehingga tidak ada tempat bagi kaum-kaum pemalas yang minim pengetahuan. Nama saya Silvia Enggawati Purnomo Putri, akrab dipanggil Silvi, lahir di kota Malang pada 18 November 2000. Hobi saya adalah membaca dan menulis, terkadang saya juga membuat kerajinan tangan untuk menghilangkan kejenuhan, saat membaca buku. Minat membaca dan menulis mulai mucul saat saya duduk di bangku kelas 2 SMP. (Dan) berlanjut dengan mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik di SMA. Beberapa kegiatan lomba yang pernah saya ikuti seperti LIP-KMN 2019 yang diselenggarakan oleh Universitas Terbuka, NEC Management Expo yang diselenggarakan oleh HMJ-Manajemen Universitas Palangkaraya, dan Lomba Esai Nasional Chapter 2 yang diselenggarakan oleh BEM STIE Surakarta. Saat ini saya adalah mahasiswa aktif yang menempuh pendidikan di Jurusan HKn, Fakultas Ilmu Sosial. Memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan belajar hal baru dari buku, orang sekitar serta lingkungan untuk kemudian dijadikan inspirasi dalam menulis adalah motivasi saya menekuni bidang kepenulisan. Tentang Penulis
  • 24. 19 INDONESIA DARURAT PENDIDIKAN LITERASI SOSIAL MEDIA Karya Kris Monika Eva Erianti Budaya literasi yang rendah di kalangan masyarakat Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar terhadap pola pikir dan perilaku. Indonesia berada darurat pendidikan literasi sosial media karena jarang sekali masyarakat, pemerintah, terutama instansi pendidikan yang menggalakkan pendidikan ini. Budaya literasi di Indonesia masih terlihat sebatas upaya peningkatan minat dan aktivitas membaca, itu pun juga kurang berjalan maksimal dalam praktiknya. Rendahnya budaya literasi sosial media juga ditandai dengan berbagai kasus ringan maupun berat yang disebabkan oleh konten sosial media. Seringkali juga ditemui masalah-masalah, seperti bentrok antarpengguna sosial yang berakibat pada kehidupan nyata. Masalah-masalah lain pun yang bersifat lebih personal juga muncul seperti ketidakmampuan seseorang dalam menyaring berita atau informasi yang didapat di media sosial, sehingga persepsi seseorang dapat dipengaruhi dengan mudah. Kondisi tersebut juga tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti, tidak adanya kontrol dalam publikasi narasi, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan literasi sosial, malasnya pengguna media sosial dalam melakukan crosscheck informasi dengan konten linier yang dapat dipertanggungjawabkan, serta faktor-faktor yang berdampak negatif lainnya. Budaya literasi sosial media merupakan sesuatu yang penting. Dalam menyelami berbagai tulisan dan informasi di media sosial, idealnya seseorang harus mampu memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi informasi yang berasal dari media sosial. Hal ini harus diperhitungkan mengingat hampir seluruh masyarakat Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Media sosial seperti menjadi kebutuhan dan candu yang diperlukan layaknya makanan pokok. Mau tidak mau budaya literasi juga harus mampu mengimbangi intensitas pengguna internet yang semakin lama semakin menjamur. Rata-rata mayoritas pengguna media sosial
  • 25. 20 menggunakan media sosial mereka untuk bersosialisasi dan mem-posting konten pribadi atau publik baik berupa informasi, foto, status pribadi, dan lain sebagainya. Sebagian pengguna media sosial yang tidak terlalu memperhatikan dan memperhitungkan apa yang akan dibagikan ke sosial media. Tentu saja dalam suatu platform media sosial memiliki pengguna dengan rentang umur yang variatif yang dapat membaca posting-an kita, sehingga seyogianya pengguna media sosial mempertimbangkan lagi apa yang akan dibagikan. Posting-an media sosial baik yang bersifat pribadi maupun informasi publik akan sangat mudah diakses oleh pengguna yang terkait dengan akun yang mem-posting konten tersebut. Media sosial yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia seperti Twitter, Facebook, WhatsApp, dan Instagram bak waduk dengan segala isinya yang berisi berbagai hewan, air, dan segala sampahnya. Tidak ada saringan sama sekali kecuali dari pembaca itu sendiri. Usaha penyaringan tersebut juga datang sebagian kecil dari layanan pemerintah yang menanggapi berbagai keluhan serta report-an informasi yang tidak sesuai. Mudahnya akses internet ini sejalan dengan mudahnya akses berbagai informasi baik ilmu pengetahuan, agama, informasi politik, dan lain sebagainya. Mudahnya akses ini pun juga sejalan dengan mudahnya bagi seseorang untuk mempublikasikan bahan literasi entah itu yang bernilai positif, negatif, informasi benar, maupun hoaks. Sumber-sumber informasi dan ilmu pengetahuan terutama seperti agama tidak selayaknya apabila digali melalui media sosial yang notabene semua orang bebas berpendapat dalam posting-annya. Sumber-sumber informasi politik seringkali tidak dapat dipertanggunjawabkan kebenarannya dan seringkali dibungkus dengan narasi emosional yang menyebabkan terjadi bentrok antarmassa di media sosial. Tidak sampai di situ, hal-hal ini sangat berpengaruh dengan kehidupan nyata dimana banyak ditemui demonstrasi-demonstrasi yang kurang etis dan beradab. Demonstrasi tersebut seringkali berlandaskan permasalahan konflik politik atau agama. Kondisi ini menyebabkan antara satu sama lain saling serang, saling mencurigai, dan saling membenci. Tentu saja hal ini merupakan salah satu pengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 26. 21 Budaya literasi ini perlu dicanangkan terutama bagi kaum muda dan kaum dengan pendidikan menengah ke bawah karena mayoritas kalangan ini masih labil dan gagap terhadap segala yang berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu progresif. Segala informasi yang datang dari internet seringkali dianggap sebagai kebenaran mutlak. Hal ini tentunya sangat membahayakan apabila jika tidak dibarengi dengan tindakan check and re-check. Tidak jarang pula informasi yang datang dibungkus dengan hal-hal yang melankolis hingga mempengaruhi pola pikir dan persepsi seseorang yang berdampak pada tingkah laku di kehidupan nyata. Telah banyak sekali narasi-narasi dan informasi baik itu dari bidang politik, agama, kesehatan, sosial, kemanusiaan, dan lain-lain dihias sedemikian rupa hingga mempengaruhi psikologi pembaca. Rendahnya pendidikan literasi media sosial masyarakat Indonesia terlihat begitu kentara setelah membaca sebagian besar komentar narasi atau konten di media sosial di mana kebanyakan kurang mencerminkan pribadi yang berpendidikan. Pendidikan literasi media sosial perlu dibangun dan dikuatkan di ranah instansi-instansi pendidikan baik formal maupun informal. Tentunya peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan dalam hal ini. Sebelum memulai pendidikan literasi kepada siswa-siswanya, guru juga perlu mendapatkan pendidikan literasi sosial media dan telah menerapkannya secara konkrit dalam kehidupannya. Guru yang telah mumpuni sebaiknya secara intensif memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa-siswanya untuk menggunakan media sosial dengan baik dan bijak. Salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah memberikan wawasan pentingnya mengetahui sumber dan penulis bacaan atau informasi di media sosial. Alangkah baiknya, guru mengarahkan siswanya agar lebih memilah dan memilih mana informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maupun segala informasi yang meragukan. Ada baiknya juga apabila pendidikan literasi sosial media ini juga menjadi salah satu program pemerintah yang digalakkan sebagai pendidikan bagi masyarakat Indonesia yang notabene adalah masyarakat dengan tingkat budaya literasi yang kurang. Upaya ini dapat memanfaatkan media sosial
  • 27. 22 sebagai perantara publikasi kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui platform media sosial yang mudah dijangkau. Nama penulis : Kris Monika Eva Erianti NIM : 170251609528 Fakultas : Sastra Jurusan : Seni Desain Prodi : Pendidikan Seni Rupa Alamat : Jalan Kartini RT 14 RW 7 Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun No. Telp : 085730747232 Email : evamonica9897@gmail.com Web : www.kompasiana.com/kriswang Instagram : @evamonica9 Tentang Penulis
  • 28. 23 BERSINERGI BERSAMA MELAWAN KEJAHATAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) Karya: Nabilla Julyanayu Mayastika Teknologi merupakan suatu penemuan yang membawa perubahan besar bagi kelangsungan hidup manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, penemuan berbagai teknologi terus mengalir dan mengalami perkembangan, baik dimulai dari penemuan teknologi paling sederhana hingga yang sudah canggih seperti saat ini. Semua orang di seluruh dunia telah berlomba-lomba untuk menemukan sebuah teknologi yang canggih dan lebih efisien. Salah satu teknologi yang paling cepat berkembang adalah Teknologi Informasi (TI). Di era globalisasi seperti ini, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam segala aspek kehidupan masyarakat, mulai dari aspek ekonomi, sosial, budaya bahkan pendidikan. Zaman sekarang orang tidak lagi kesulitan dalam mencari informasi karena semua sudah tersedia dan dapat diakses dengan cepat. Perlu diketahui bahwa teknologi informasi membawa dampak besar bagi kehidupan. Di berbagai negara, teknologi informasi mengalami kemajuan semakin pesat. Namun, dalam perkembangannya, teknologi informasi ini mempunyai dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya antara lain memudahkan manusia dalam mengakses informasi dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan manusia, sedangkan dampak negatifnya adalah adanya peluang penyalahgunaan teknologi informasi untuk melakukan kejahatan baik yang biasa maupun yang secara khusus menargetkan infrastruktur teknologi informasi. Dampak negatif ini secara tidak langsung dapat mengakibatkan runtuhnya sistem tatanan sosial, lumpuhnya perekonomian negara hingga lemahnya sistem pertahanan. Contoh dari kejahatan TI antara lain, penyebaran isu hoaks serta situs-situs tidak bermoral, kejahatan internet (cyber crime), pembajakan, penyadapan, dan sebagainya. Hal ini akan membawa dampak buruk bagi masyarakat luas. Jika terus dibiarkan maka kejahatan TI akan terus merajalela, bahkan dapat mengganggu stabilitas nasional. Baru-baru ini banyak terjadi kejahatan melalui teknologi informasi, salah satunya adalah ancaman serangan siber. Menurut prediksi Lembaga Riset Siber Indonesia atau Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), serangan siber di tahun 2020 ini akan lebih mengerikan karena menggunakan kecerdasan buatan (AI). Memang tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan AI sangat berpengaruh terhadap kemajuan teknologi informasi saat ini, tetapi kecerdasan buatan ini akan menimbulkan dampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Di dalam teknologi informasi, kecerdasan buatan dapat
  • 29. 24 dimanfaatkan oleh para penjahat siber sebagai mesin peretas yang canggih, bahkan levelnya di atas kemampuan manusia. Selain itu, kejahatan TI lainnya yang terjadi di seputar tahun 2020 ini adalah kejahatan berupa bully yang banyak terjadi di media sosial atau dikenal dengan istilah cyber bullying. Cyber bullying ini dapat membawa dampak buruk, terutama bagi si korban. Selain dapat mengganggu aktivitas si korban, cyber bullying juga dapat menimbulkan rasa trauma dan tekanan mental yang mana akhirnya dapat mengakibatkan si korban menjadi depresi, bahkan bunuh diri. Kejahatan cyber bullying ini biasanya dipicu dari adanya hoax yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hoax ini mengakibatkan kesalahpahaman antarmasyarakat yang mana akhirnya timbul aksi saling menghujat kemudian berujung pada bully. Dalam hal ini, edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan teknologi informasi sangatlah diperlukan. Kejahatan TI sejatinya juga dapat menghancurkan negara, salah satunya adalah aksi terorisme yang dilakukan lewat media sosial. Secara tidak langsung hal ini akan memicu timbulnya konflik dan kontroversi dalam masyarakat. Kejahatan TI lain yang sering terjadi adalah kejahatan internet (cybercrime). Bahkan, kejahatan cybercrime di Indonesia telah masuk 2 besar asal serangan kejahatan internet dunia dan dianggap sebagai negara paling berisiko terhadap serangan keamanan teknologi informasi. Secara keseluruhan, kejahatan teknologi informasi telah merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut khususnya dari pemerintah untuk menanggulangi kejahatan teknologi informasi ini. Peran pemerintah dalam memberantas kejahatan TI sangat diperlukan. Di Indonesia sendiri, perlu adanya kebijakan untuk mencegah adanya kejahatan TI. Salah satu kebijakan pemerintah untuk memberantas kejahatan TI saat ini adalah kebijakan Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008 yang direvisi menjadi UU No. 19 Tahun 2016. Kebijakan ini mengatur tentang Penggunaan Teknologi Informasi di Indonesia. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan dapat meminimalisir bahkan menghilangkan kejahatan teknologi informasi di Indonesia. Selain membuat kebijakan mengenai kejahatan TI, pemerintah juga harus memperketat dan meningkatkan proteksi terhadap keamanan siber dalam berbagai bidang. Dalam hal ini, sebenarnya pemerintah sudah membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Namun, dalam menjalankan tugasnya, BSSN ini butuh dukungan dan kerja sama dari seluruh elemen, baik dari pemerintah sendiri maupun dari masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakat selaku Warga Negara Indonesia
  • 30. 25 juga sangat diperlukan. Masyarakat hendaknya lebih selektif dalam menerima informasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Masyarakat harus bisa membedakan mana informasi yang benar, dan mana yang salah. Diharapkan masyarakat lebih berpikir kritis, logis, dan rasional dalam menyikapi berbagai informasi, serta tidak gampang percaya dengan berita-berita yang sumbernya tidak jelas. Selain itu, masyarakat juga sebaiknya bisa memanfaatkan teknologi informasi ini secara bijaksana dan tidak disalahgunakan. Dengan bersatunya semua komponen negara, termasuk pemerintah dan masyarakat dalam memberantas kejahatan Teknologi Informasi (TI), maka akan menjadikan Indonesia lebih tangguh dalam menjaga keamanan negaranya sehingga di masa mendatang Indonesia dapat menjadi negara dengan tingkat kejahatan informasi terkecil di dunia, serta bisa menjadi panutan dan pesan damai ke seluruh dunia. Nama saya Nabilla Julyanayu Mayastika. Saya lahir di Ponorogo pada 19 Juli 2000. Saya adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Sejarah, Prodi S1 Pendidikan Sejarah, angkatan 2019. Sekarang saya sedang menempuh semester 2 di Universitas Negeri Malang. Alamat saya sekarang adalah di Jalan Jombang Gang 1 No. 5, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Hobi saya adalah membaca dan bermain gitar. Cita-cita saya adalah menjadi seorang guru atau dosen. Pengalaman organisasi saya sewaktu SMA antara lain pernah menjadi ketua KIR 1 di SMAN 1 Bungkal, Pengurus Dewan Ambalan SMAN 1 Bungkal, Anggota Rohis SMAN 1 Bungkal, serta Anggota Kepramukaan SMAN 1 Bungkal. Sedangkan untuk kuliah ini saya mengikuti Badan Kegiatan Terpadu (BKT) Subversif di Fakultas Ilmu Sosial. Subversif adalah BKT di Fakultas Ilmu Sosial yang menaungi kesenian, dan kebetulan saya masuk di kesenian musik (Laisos). Selain itu, saya juga mengikuti Ormawa HMJ Sejarah periode 2020. Akun media sosial saya antara lain, Facebook: Nabilla Bella, WhatsApp: 081559607191, Email: nbllbella@gmail.com, Instagram: nabillabella197. Tentang Penulis
  • 31. 26 INILAH SAATNYA UNTUK KEMBALI Karya: Aulia Nuril Isnia Perjalanan hidup setiap manusia tentu saja mengalami pasang surut yang tiada henti. Begitu pula dengan saya, pun mahasiswa tingkat akhir lainnya. Perlahan menanjak naik tentu menjadi hal melelahkan sekaligus menyenangkan. Namun, adakalanya terjun bebas turun juga sepatutnya disyukuri dan dinikmati. Pandemi Covid-19 yang sedang naik daun ini kian meresahkan setiap elemen masyarakat. Dampak yang begitu besar juga berlaku bagi kalangan manusia yang sedianya ingin lulus kuliah tepat waktu. Jelas bahwa pada awalnya tidak ada yang senang saat mengetahui penelitian, bimbingan, maupun segala jenis administrasi akan terganggu. Sayangnya, tidak ada pilihan selain menerima dan berusaha mencari solusi dalam setiap permasalahan yang ada. Mau tidak mau, Work from Home (WFH) harus dijalani juga. Bukannya tak terima, namun barang sudah pasti diri yang terbiasa dipaksa produktif akan merasa tidak nyaman. Di balik setiap hikmah yang bisa diambil dari pandemi ini, masih tersisa gejolak antara menyerah atau bangkit di setiap diri manusia. Sebagian mengambil sedikit jeda dengan menikmati waktu berlebih bersama keluarga. Sebagian lainnya memutar otak lebih keras untuk mencari kesibukan baru. Inilah saatnya untuk kembali, kembali pulang atau kembali bangkit. Secara personal, sedikit banyak pandemi ini berhasil mengubah saya. Mulai dari pola pikir, kebiasaan, hingga visi dan misi ke depan dibenahi dan disusun ulang. Ketika tidak ada lagi yang mampu diharapkan, disitulah letak keimanan diuji. Aktivitas religius mulai kembali dikuatkan untuk bergantung hanya kepada Tuhan. Dari situ pula diri ini ditempa untuk belajar berpikir positif di setiap keadaan. Selain memperbaiki hubungan dengan Tuhan, hubungan antar manusia perlu kembali diasah pula. Untuk itu salah satu modal yang perlu dilakukan adalah dengan upgrade kemampuan diri. Mempelajari skill baru atau mendalami hal-hal yang selama ini tersingkirkan akibat rutinitas menjadi sangat menarik. Dari yang sederhana seperti mencoba dan berlatih memasak, bertanggung jawab atas tempat tinggal, menggiatkan kembali olahraga, hingga mempersiapkan diri bertemu jodoh kelak, hehe. Berbagai bantuan bergulir dari segala penjuru, termasuk kampus dan pemerintah pun turut serta ambil bagian. Berbekal bantuan paket data dan kelas kursus online gratis, dimulailah babak baru WFH. Setidaknya berharap setelah pandemi berakhir bisa berkembang pemikiran baru, skill baru, hingga bisnis baru.
  • 32. 27 Mengurus revisi tugas akhir dan administrasi yang terkendala dan serba online cukup menguras hati serta pikiran. Ketika lelah, sementara waktu beralih mengikuti kursus TOEFL yang kini juga dilakukan secara online bisa menjadi pilihan. Tak lupa dengan memanfaatkan fasilitas gratisan, berbagai kelas kursus online bisa diikuti. Setelah sekitar satu bulan menyelesaikan kelas TOEFL, IELTS, latihan soal TPA CPNS, bedah CV, interview kerja, personal branding, career planning for fresh graduate, bisnis online, rehat sejenak tentu tak apa. Bukan lelah, karena sejatinya masih banyak sekali kelas yang ingin diambil. Mungkin sedikit bosan adalah hal yang wajar hehe. (Yang) dilakukan selanjutnya adalah kembali gencar menghubungi dosen untuk menyelesaikan tanggungan. Jika menangis menyelesaikan masalah, tentu saya akan melakukannya, sayangnya tidak. Saat seperti inilah biasanya tersadar bahwa begitu mudahnya manusia menasehati atau menyemangati manusia lain, namun begitu sulit untuk dirinya sendiri. Ya, butuh tekad yang kuat dan usaha yang tidak mudah untuk terus bertahan dan melangkah. Ketika aktivitas kembali senggang, mulailah diri ini bingung mencari pelarian. Akhirnya, sekadar bercengkrama dengan keluarga, bersih-bersih, memasak, belajar menjahit, berkebun, bahkan merias diri terasa kembali menggairahkan. Sesekali membaca komik dan menonton film MCU (Marvel Cinematic Universe) atau drama Korea menjadi selingan. Terakhir, berselancar di dunia maya tentu saja mengasyikkan bagi kaum milenial. Setelah dirasa aktivitas berulang itu-itu saja, kembalilah pikiran untuk mencari hal baru lagi. Alhasil, dibukalah folder lama di laptop. Situs blog yang usang kemudian kembali diisi dengan tulisan lama yang berhasil ditemukan di sana. Kala itu, saya terdiam, bernafas, lalu tersenyum. Itu pertanda kesadaran muncul bahwa ada hobi yang bertahun-tahun tidak diseriusi, yaitu menulis. Ternyata beberapa kali diri ini pernah terlibat kegiatan seperti itu. Semuanya dimulai dari kegemaran membaca Majalah Bobo saat usia Taman Kanak-Kanak. Di sana terdapat komik, cerpen, ragam pengetahuan, hingga bisa mengirim tulisan dalam bentuk surat sebagai sahabat pena. Kemudian berlanjut membaca apapun yang menarik hingga sekarang. Namun, akhir-akhir ini jadi jarang menulis, kecuali memang tugas kampus atau sekadar deretan kata di dalam diary. Menelusuri masa lalu, keberanian tampil di depan umum dimulai saat lomba baca puisi dan dongeng ketika Sekolah Dasar. Selanjutnya, mengikuti ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) di masa putih biru juga menjadi bekal. Selain di bidang fakta menghasilkan Karya Ilmiah, ternyata minat di bidang fiksi juga ada. Mencipta
  • 33. 28 dan membaca puisi, cerpen, naskah pidato, hingga lagu serta skenario dialog, drama, maupun film. Dari tugas mata pelajaran, tampil di acara sekolah, hingga ajang lomba selalu muncul perasaan menggebu untuk memberikan yang terbaik. Ujung bibir tertarik karena tak kuasa menahan tawa jika mengingat bahwa perkembangan kemampuan penguasaan bahasa tidak begitu pesat sejak dulu. bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, hanya ketiganya yang pernah menghiasi “dunia sastra” saya, entah bagaimana sebutan sebenarnya. Alih-alih mengeluhkan beban mahasiswa tua saat ini, saya bersyukur diingatkan kembali akan hal tersebut. Tak pernah hilang dalam ingatan saat gemetaran dan tangan dingin karena demam panggung di setiap kesempatan. Ya, lemah sekali. Namun perasaan sangat lega setelahnya pun selalu membahagiakan untuk dikenang. Mungkin inilah saatnya untuk kembali menulis. Setiap rangkaian kata yang dihasilkan ternyata begitu mengharukan. Jika tidak untuk orang lain, maka minimal saya melakukan ini untuk diri sendiri. Membahagiakan diri sendiri agar cukup energi untuk membahagiakan orang lain adalah hal yang baik, bukan? Semoga semangat ini bisa sampai kepada siapapun yang membaca untuk membawanya kembali. Ya, inilah saatnya untuk kembali. Kembali kepada apapun yang positif. Kembali menemukan diri sendiri. Banyak sekali yang ingin saya lakukan untuk menebus beberapa tahun terakhir ini. Apakah musikalisasi puisi salah satunya yang layak dicoba? hehe. Mari tidak lelah untuk terus mencoba hal-hal baru, yang positif tentunya. Salam semangat! Nama : Aulia Nuril Isnia Alamat : Dsn. Krajan 04/02, Tapanrejo, Muncar, Banyuwangi No. Hp : 082232450074 E-mail : aulianurilisnia@gmail.com Tentang Penulis
  • 34. 29 BANGKITLAH MAHASISWA DARI TIDUR TANPA MEMBACA Karya Kona’ah Ajeng Widowati Ketika memasuki 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, diprediksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 340 juta dengan 180 juta diantaranya termasuk usia produktif yaitu usia 15–24 tahun. Kondisi tersebut lazim disebut sebagai jendela demografi (window of demography) yang dapat berdampak kepada salah satu dari dua kemungkinan yakni bonus demografi (demography dividend) atau justru sebagai kutukan demografi (demography disease) (Triyono, 2016). Dua kemungkinan tersebut ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai profil penduduk Indonesia yang mampu bersaing di era global. Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas pendidikan yang baik. Pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu juga harus rajin dan disipilin dalam mengembangkan kemampuannya, salah satunya melalui kegiatan membaca. Membaca merupakan kegiatan yang penting dilakukan bagi seluruh kalangan terutama pelajar dalam konteks ini adalah mahasiswa. Mahasiswa yang sering disebut agent of change haruslah memiliki pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas tentu berawal dari kegiatan membaca yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maupun sebagai pengetahuan awal dalam melakukan suatu penelitian. Oleh karena itu, salah satu kompetensi akademik utama yang harus dimiliki mahasiswa adalah literasi membaca (Degaldova, 2015). Apa itu literasi? Literasi dipandang sebagai perkembangan dari serangkaian pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang dikembangkan oleh individu sepanjang hidup dalam berbagai konteks melalui interaksi dengan teman sebaya bahkan komunitas yang lebih luas (OECD, 2018). Sedangkan membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan motivasi dalam diri pribadi (motivasi instrinsik) pembaca itu sendiri. Dalam lingkup pendidikan, pelajar yang memiliki motivasi instrinsik yang besar dalam membaca akan menganggap membaca sebagai kebutuhan dan kegiatan yang penting untuk dilakukan setiap hari dan cenderung termotivasi untuk memahami materi yang dibaca dengan baik bukan hanya untuk mendapatkan nilai yang memuaskan namun juga untuk mengetahui materi lebih detail (Ahmadi, 2017). Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca, salah satunya untuk perkembangan otak. Membaca merupakan keterampilan yang kompleks karena melibatkan semua bagian dari otak. Membaca melibatkan semua fungsi kognitif manusia baik verbal, dan nonverbal seperti melatih otak untuk fokus, menentukan perencanaan, penalaran abstrak, prediksi, hambatan, perencanaan strategi, penyelesaian masalah, ingatan jangka panjang, dan fungsi yang berkaitan dengan bahasa seperti penggunaan kosa kata dan tata bahasa (Kweldju, 2015).
  • 35. 30 Dari kegiatan membaca, seseorang tidak hanya memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk membaca dengan baik tetapi untuk meraih berbagai tujuan. Oleh karena itu, tujuan dari pendidikan yaitu untuk menumbuhkan tidak hanya kemahiran tetapi juga keterlibatan dalam membaca. Keterlibatan dalam konteks ini menyiratkan motivasi untuk membaca yang terdiri dari beberapa aspek afektif yang mencakup minat dan kesenangan membaca, rasa kontrol atas apa yang dibaca, keterlibatan dalam dimensi sosial dan beragam aspek afektif lainnya dari membaca (OECD, 2018). Menurut PISA, 2012 dalam OECD, 2018, literasi membaca merupakan kegiatan memahami, menggunakan, merefleksikan, serta melibatkan proses membaca untuk meraih tujuan, menambah pengetahuan, dan potensi. Serta langkah agar dapat ikut berpartisipasi bersama masyarakat. Literasi membaca mencakup berbagai kompetensi kognitif, salah satunya untuk menambah pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi di dunia. Literasi membaca sangat berguna untuk langkah partisipasi aktif seorang pelajar di kehidupan sosial hingga kehidupan pribadi. Keterampilan literasi membaca tidak hanya penting bagi suatu individu tetapi berdampak pula pada sektor ekonomi suatu negara. Ekonom telah bertahun-tahun mengembangkan model yang menunjukkan bahwa secara umum tingkat pendidikan suatu negara merupakan prediktor potensi pertumbuhan ekonomi negara tersebut (Coulombe, Tremblay dan Marchand, 2004). Literasi membaca merupakan kompetensi akademik inti untuk memproses informasi yang diperoleh, berinovasi dan menciptakan pengetahuan baru. Definisi literasi membaca terus berubah seiring berkembangnya zaman yang mencerminkan perubahan pada masyarakat, ekonomi, budaya dan pendidikan. Oleh karena itu, literasi membaca tidak dapat dianggap sebagai keterampilan yang sederhana. Persepsi literasi membaca saat ini melibatkan pemahaman tidak hanya secara tersurat tetapi juga makna tersirat dari suatu teks bacaan (Degaldova, 2015). Terdapat lima prinsip utama dari literasi membaca yaitu (1) Literasi adalah proses yang konstruktif, integratif, dan kritis yang terdapat dalam lingkungan sosial, yang artinya membaca merupakan suatu proses integrasi serta konstruksi dan terletak dalam praktik sosial, budaya, historis serta berbagai disiplin ilmu, (2) Membaca dengan lancar dibentuk oleh proses dan konteks bahasa. Kelancaran membaca digunakan sebagai identifikasi kata yang akurat dan cepat. Ketika pembaca telah lancar dalam mengidentifikasi kata, pembaca dapat memusatkan perhatian pada pemahaman teks, (3) Prinsip ketiga menyatakan bahwa membaca itu strategis. Prinsip tersebut melibatkan penggunaan strategi pemahaman kontekstual yang diterapkan dalam praktik disiplin ilmu. Prinsip ini sangat penting untuk penerapan literasi membaca di sekolah, (4) Literasi memerlukan motivasi dan keterlibatan. Bentuk motivasi dan keterlibatan dari literasi yaitu self-efficacy, minat, dan kemauan dari dalam diri sendiri untuk membaca. Dibutuhkan usaha dalam memahami
  • 36. 31 hubungan antara pembaca dan teks yang dapat berubah dari waktu ke waktu melalui konteks sosial-budaya tertentu, (5) Literasi adalah praktik yang terus berkembang. Literasi berkembang sepanjang hidup pembaca dalam konteks yang terjadi di kegiatan pendidikan formal maupun di kegiatan pendidikan non-formal (Frankel et al, 2016). Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa kita patut mengikuti perkembangan zaman dengan menjadikan membaca sebagai budaya, keharusan dan kebiasaan. Terlebih lagi dengan teknologi yang berkembang pesat, sumber bacaan juga bervariasi dan mudah diakses secara online seperti dengan adanya e- book, artikel jurnal, website yang dapat menambah wawasan kita, sehingga tak ada alasan lagi untuk tidak membaca. Jadikanlah membaca sebagai kegiatan rutin, setidaknya bertekad tidak tidur dahulu apabila belum membaca pada hari itu. Keep spirit. Saya bernama Kona’ah Ajeng Widowati kelahiran Bondowoso, 21 Oktober 1997. Agama Islam. Kewarganegaraan Indonesia. Riwayat Pendidikan yaitu jenjang SD di SDN Nangkaan tahun masuk 2005 dan tahun lulus 2010, jenjang SMP di SMPN 03 Bondowoso tahun masuk 2011 dan tahun lulus 2013, jenjang SMA di SMAN 02 Bondowoso tahun masuk 2014 dan tahun lulus 2016, jenjang perguruan tinggi di Universitas Negeri Malang (UM) tahun masuk 2016 dan tahun lulus 2020. Kuliah jurusan Biologi program studi S1 Pendidikan Biologi. Pengalaman seminar yaitu pada tanggal 29 Agustus 2017 mengikuti International Conference on Mathematics and Science Education (ICoMSE) 2017 sebagai pemakalah, pada tanggal 27 Agustus 2019 mengikuti International Conference on Mathematics and Science Education (ICoMSE) 2019 sebagai pemakalah serta pada tanggal 5 Oktober 2019 mengikuti Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 (SnoWBel 4) tema BioGlocal sebagai pemakalah. Juara Lomba Essai Mahasiswa Tingkat Nasional pada tahun 2018 sebagai juara kedua. Pada tahun 2019 memiliki riwayat publikasi artikel jurnal terindeks Scopus pada IOP Conference Series: Materials Science and Engineering dengan judul artikel “Correlation between Age and Community Hygiene at Jodipan Tourism Village and Blue Arema Village, Malang, East Java, Indonesia” dan “Correlation between Age and Environmental Concern at Tourism Village in Malang, East Java, Indonesia. Tentang Penulis
  • 37. 32 TAJAMKAN LITERASI BENTUK JATI DIRI Karya Sony Candra Wijaya Literasi menjadi kata yang kurang berarti bagi orang yang belum mengerti. (Yang) mengerti pun belum tentu memahami kata yang berjuluk literasi. Literasi menjadi kata yang sulit terdefinisi, akan tetapi dapat kita implementasi. Sejarah bangsa tidak dapat lepas dengan literasi. Hal itu tercermin juga di negara yang boleh dikatakan surganya Asia, Indonesia. Sebelum menjadi sebuah negara yang berbentuk republik seperti sekarang ini, Indonesia dahulu pernah menjadi beberapa kerajaan besar diantaranya Sriwijaya yang terkenal dengan kemaritimannya dan Majapahit yang mempunyai mahapatih Gajahmada dengan Sumpah Palapanya untuk menyatukan Nusantara. Saat itupun kita meyakini bahwa budaya literasi telah muncul ke permukaan, bahkan sebelum berdirinya kerajaan atau lebih tepatnya saat mulainya zaman aksara. Peninggalan bersejarah berupa Yupa, cap-cap tangan atau lukisan darah (hewan) pada dinding gua, serta ukiran cerita bergambar pada relief candi sebagai bukti peradaban literasi. Peradaban literasi semestinya dilanjutkan oleh para generasi melalui implementasi di zaman besi ini. Literasi dapat dimulai dalam diri sendiri. Kemauan berliterasi muncul salah satunya ketika saya melengkapi tugas-tugas yang belum rapi. Sejenak saya menghela napas, memandang ke sudut pojok kiri atas, hanya ada suara jarum jam, “cak...cak...cak...”, tetapi tidak ada cicak. Saya memang belum merasakan sepenuhnya berliterasi karena hanya didorong untuk melengkapi tugas agar terisi. Sekarang pun, saya terdorong untuk memulai berliterasi tanpa berpikir reaksi ke depannya. Saya berusaha menanamkan aksi berliterasi dalam diri dengan mengurangi juga pikiran akan hasil yang didapat nantinya. Saya yakin dan ingat dengan kalimat yang disampaikan seseorang saat duduk di bangku perkuliahan, beliau mengatakan, “Ia yang mengeluarkan keringat lebih, niscaya akan mendapatkan sesuatu yang lebih juga”. Hukum Newton III pun selaras dengan pernyataan tersebut bahwa gaya aksi sama dengan gaya reaksi. Hal itu bukan berarti mengharapkan hasil, melainkan percaya dengan hasil yang nantinya tertuang dalam takdir. Saya percaya generasi pemuda di Indonesia adalah orang-orang yang hebat. Beberapa dari mereka telah mengharumkan nama bangsa hingga ke negeri seberang atau bahkan dunia. Beberapa diantaranya yaitu Belva Devara pendiri Ruangguru dan Putri Tanjung yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi.
  • 38. 33 Inovasi para pemuda hebat juga telah dinikmati dan menginspirasi kalangan masyarakat. Indonesia memang tidak kekurangan orang-orang yang pintar, hanya saja tidak mudah menemukan orang-orang yang jujur. Literasi dalam hal ini menjadi salah satu solusi untuk mencetak generasi negeri yang mau menghargai proses. Dalam berproses, generasi akan memahami dan lebih mendewasakan diri di zaman besi yang juga diiringi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Mereka yang memiliki dasar kepribadian kuat tidak akan mudah terombang-ambing dan menyikapi segala yang terjadi dengan kepala dingin. Literasi alangkah lebih baik untuk dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari dan dimulai pada diri sendiri. Ketika membaca buku atau media lainnya, kita dapat mengambil sari dengan memahami isi yang tersurat maupun tersirat. Hal-hal dalam isi buku yang membuat kita lebih baik, bisa dicerna dan diasah untuk membentuk jati diri. Sekarang pun, kurikulum di Indonesia lebih condong untuk membentuk karakter bangsa. Literasi kembali turut andil dalam keberhasilan kurikulum yang berbasis penanaman karakter. Literasi tiada habis-habisnya untuk didefinisikan. Tujuan utama kita bukanlah untuk mengerti definisi, akan tetapi memahami sebuah proses yang berjalan seiring dengan implementasi literasi. Budaya literasi telah ada sebelum Nusantara ini berdiri. Generasi pemuda atau penerus bangsa bisa menghargai budaya literasi dengan ikut menjadi bagian di dalamnya agar literasi tetap lestari. Saya adalah orang biasa dari ribuan orang luar biasa. Saya percaya dan senantiasa ingat kepada-Nya bahwa proses yang dilalui nantinya akan membuahkan hasil sesuai karma yang kita lakukan. Keadaan yang kita alami sekarang ini pastinya tidak lepas dari suka maupun duka. Alangkah tepatnya, kita senantiasa mengurangi untuk mengeluh akan keadaan, karena di koordinat tempat lain masih ada yang lebih kesulitan. Kita bisa menghargai proses dari literasi untuk menemukan dan membentuk jati diri, serta senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Sony Candra Wijaya dilahirkan di bumi Arema atau lebih tepatnya Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 20 Juni 2000. Ia dilahirkan dari pasangan Sa’i dan Rini Wulandari. Awalnya ia mengenyam pendidikan di TK Bhakti Persada 03, kemudian melanjutkan untuk menimba ilmu ke SDN Karangpandan 01 Pakisaji, SMPN 1 Kepanjen, SMA Tri Murti 01 Pakisaji, dan sekarang menyelesaikan pendidikan S1 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Negeri Malang. Tentang Penulis
  • 39. 34 Ia juga merintis usaha kecil-kecilan di rumah, yaitu berjualan dupa dan gelang rajut Tri Datu. Gelang tersebut ia buat sendiri dengan jari-jari tangannya. Setiap ada waktu luang dan diwaktu yang tepat, ia mempergunakannya untuk menambah stok gelang satu demi satu. Tujuan awal sebenarnya tidaklah berkeinginan menjual, hanya untuk dipakai sendiri. Akan tetapi, suatu ketika ada teman yang ingin juga, tercetuslah rencana dan sampai sekarang masih berjalan untuk membuat gelang Tri Datu. Ia pernah menjadi pengurus OSIS di sekolah menengah pertamanya dan dilanjutkan dengan hal yang sama di jenjang berikutnya. Ketika menempuh jenjang menengah atas, ia pernah menjadi bagian dari pembuatan video Detik-Detik Proklamasi dan Roro Jonggrang untuk melengkapi tugas. Dalam penyelesaian dua video tersebut, ia juga ikut untuk bersama-sama menyusun teks dan masuk dalam salah satu peran. Sekarang ia sedang fokus untuk menyelesaikan pendidikan dan merintis usaha kecil-kecilan untuk memperoleh sedikit pundi-pundi rupiah yang digunakan sebagai tambahan untuk uang transport atau keperluan yang dibutuhkannya selama belajar. Di kemudian hari ia berkeinginan juga agar usahanya bisa tetap berjalan dan merangkak naik. Ia terinspirasi dengan seorang pelatih tim sepakbola yang berasal dari benua Eropa yaitu Sir Alex Ferguson yang menyatakan bahwa jangan berhenti ketika Anda terpuruk, berhentilah ketika Anda berada di puncak karir.
  • 40. 35 SAAT CORONA MENGHAMPIRI, MAHASIWA BIDIKMISIPUN MASIH BISA BERKARYA DENGAN BEROPINI Karya Rizki Rindiyanti Dunia saat ini dilanda Pandemi Covid-19. Pandemi ini mengharuskan sebagian penduduk di dunia harus beristirahat di rumah. Pandemi ini sudah melanda di berbagai negara di belahan dunia, negara-negara maju pun seperti Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Perancis, dan masih banyak lagi tak luput dari serangan Covid-19. Covid-19 ini berasal dari Kota Wuhan, China. Di Kota Wuhan lah virus ini menyebar begitu cepat, sampai virus ini juga dapat menyebar di seluruh dunia dan tanpa pandang bulu. Covid-19 ini juga menyerang Indonesia. Sampai saat ini (5/5/2020) di Indonesia pasien yang positif virus ini sudah tembus kurang lebih 12.000 orang. Setiap harinya jumlah pasien yang positif Covid-19 semakin bertambah. Hal ini menimbulkan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah, salah satunya seperti yang disampaikan Bapak Presiden Jokowi di Istana Bogor pada senin (16/3/2020) , “Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu digencarkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19”. Kebijakan ini mengharuskan seluruh masyarakat Indonesia beraktivitas di rumah. Namun pandemi di Indonesia ini masih berat sebelah. Karena banyak buruh yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Hal ini membuat masyarakat yang menengah kebawah ini semakin dalam keadaan terpuruk. Sedangkan orang-orang yang berpenghasilan tinggi, contohnya saja artis, itu masih bisa wara-wiri ke stasiun TV satu ke stasiun TV lainnya. Bukankah segolongan mereka sudah cukup punya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama mereka di rumah saja. Sudah hampir 2 bulan, Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah. Kebijakan ini mengharuskan sebagian besar penduduk di Indonesia ini beraktivitas di rumah. Kebijakan yang diambil pemerintah ini sangat tepat, karena untuk menanggulangi penyebarannya Covid-19. Beraktivitas di rumah adalah kegiatan yang sangat membosankan. Banyak masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia sudah jenuh dalam melakukan aktivitas di rumah saja. Apalagi seperti mahasiswa seperti saya ini, saya juga sudah bosan di rumah saja. Libur tapi rasanya beban tugas seperti naik dua kali lipat. Belum juga adanya perbedaan dalam penerimaan materi yang di sampaikan oleh dosen. Hal ini semakin membuat mahasiswa semakin jenuh. Sebenarnya di tengah pandemi ini kita masih bisa melakukan banyak hal dan harus tetap hidup produktif seperti memasak, bersih–bersih rumah, bermain dengan keluarga, berolahraga dan terutama belajar. Selama pandemi ini, kita harus pintar-
  • 41. 36 pintar membagi waktu untuk mengerjakan tugas online dan melakukan kegiatan produktif lainnya sebagai pelipur bosan ketika mengerjakan tugas. Tak semua orang bisa memanfaatkan keadaan pandemi ini dengan sebaik mungkin. Karena banyak orang beranggapan bahwa libur yang diberikan gara- gara Covid–19 ini adalah liburan beneran. Padahal sebenarnya liburan yang sekarang ini adalah bukan liburan. Kita tetap masuk sekolah, kuliah dan kerja. Namun, hanya tempatnya saja yang diganti di rumah. Dengan banyaknya orang yang berpikiran seperti itu, mereka hanya membuang waktu mereka hanya untuk rebahan sambil mantengin gawai mereka masing-masing. Dengan adanya pandemi yang mengharuskan sebagian besar penduduk Indonesia tinggal dirumah, terutama mahasiswa. Hal ini merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan pemuda Indonesia. Budaya literasi di Indonesia ini sudah mulai menurun, karena banyaknya pemuda Indonesia memilih untuk bersenang-senang dengan kehidupannya. Lunturnya budaya literasi dikalangan pemuda Indonesia ini juga disebabkan oleh maraknya media sosial. Media sosial saat ini sangat lengket dengan kehidupan anak muda saat ini. Kebanyakan anak muda saat ini tidak bisa jauh dari gawai mereka. Mereka tidak bisa lepas dari gawai mereka juga untuk memenuhi kebutuhan InstaStory. Anak muda zaman sekarang ini akan merasa dirinya lebih diakui keberadaannya jika mereka rajin update InstaStory. Hal-hal seperti inilah yang membuat budaya literasi di negara tercinta kita ini semakin hari semakin luntur. Namun, di tengah pandemi ini, Mahasiswa Bidikmisi pun tidak boleh terlelap oleh kondisi seperti ini. Mahasiswa Bidikmisi adalah aset yang dimiliki negara, jadi Mahasiswa Bidikmisi seperti saya ini harus tetap berkarya. Salah satunya yaitu meningkatkan budaya literasi dalam diri kita. Dengan meningkatkan budaya literasi dalam diri sendiri itu juga dapat mengusir kejenuhan di tengah pandemi ini. Di tengah pandemi ini, banyak yang bisa dilakukan oleh Mahasiswa Bidikmisi selain mengerjakan tugas dari bapak ibu dosen. Sekarang ini banyak lomba- lomba karya ilmiah yang diselenggarakan berbagai kampus, lembaga dan lainnya. Nah, upaya ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi anak muda sekarang, termasuk Mahasiswa Bidikmisi. Hadiah yang diberikan dari pemenang lomba karya ilmiah ini juga sangat banyak, bahkan hingga jutaan rupiah. Hal ini juga dapat mendorong para anak muda sekarang untuk mengikuti lomba ini. Mahasiswa Bidikmisi sebagai mahasiswa aset negara, harus aktif mengikuti kegiatan–kegiatan yang dapat meningkatkan budaya literasi, salah satunya mengikuti berbagai lomba karya ilmiah. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut akan memperoleh banyak manfaat. Selain dapat meningkatkan budaya literasi dalam diri, Mahasiswa Bidikmisi juga dapat mengajak teman-temannya yang lain untuk mengikuti kegiatan lomba tersebut. Sehingga dengan cara tersebut Mahasiswa Bidikmisi bisa menjadi penggerak budaya literasi di kalangan anak muda.
  • 42. 37 Peningkatan budaya literasi anak bangsa ini harus tetap digalakkan, walaupun di tengah pandemi seperti ini. (Karena) di tengah pandemi kita harus tetap berkarya dan bermanfaat bagi orang lain, terutama Mahasiswa Bidikmisi, harus siap menjadi agent of change untuk berkontribusi bagi bangsa Indonesia tercinta ini. Dan semoga lekas sembuh negaraku dan bumiku, agar kita semua dapat beraktifitas normal kembali. Nama saya Rizki Rindiyanti. Saya lahir di Tulungagung, pada tanggal 21 Agustus tahun 2000. Saya bertempat tinggal di Ds. Pakel, Kec. Ngantru, Kab. Tulungagung. Saya merupakan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah semester 2. Saya merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai petani dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga yang terkadang membantu ayah saya di sawah. Saya dari SD, sering mengikuti lomba pidato dan terkadang mengikuti olimpiade Matematika. Ketika SMP, saya aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah, dan saya menjabat sebagai sekretaris. Ketika saya SMK, saya mulai aktif lagi mengikuti berbagai perlombaan, yaitu lomba pidato, lomba puisi, dan lomba debat bahasa Indonesia. Sejak kuliah saya mulai mengerti betapa pentingnya literasi. Karena dengan memperbanyak literasi kita bisa menambah pengetahuan kita. Karena saya tertarik dengan karya-karya ilmiah, saya mendaftarkan diri saya di HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan ) Pendidikan Luar Sekolah, Divisi Penalaran. Saya memang belum mahir membuat karya ilmiah, namun saya tertarik untuk meningkatkan budaya literasi pada diri saya. Sehingga saya tertarik mengikuti perlombaan yang berkaitan dengan karya ilmiah. Saya yakin, jika saya sering mengikuti berbagai perlombaaan, secara tidak langsung saya juga berusaha meningkatkan budaya literasi pada diri saya. Tentang Penulis
  • 43. 38 REKONSTRUKSI BUDAYA LITERASI INDONESIA YANG MENGALAMI DEKADENSI Karya: Elvina Rizky Susanti Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis pada awal Desember tahun 2019 lalu, menyatakan bahwa skor literasi Indonesia menempati posisi bawah yaitu peringkat 74 dari 79 negara dan menurun dalam empat tahun terakhir. Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yaitu hanya 0,001% yang artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca. Sungguh miris jika Indonesia dikatakan sebagai negara yang minim literasi. Dari hasil penelitian tersebut, apakah budaya literasi Indonesia akan punah? Kita tahu bahwa perkembangan teknologi semakin mengalihkan minat baca masyarakat Indonesia. Objek literasi berubah dari lembaran menjadi digital. Saat ini hampir semua bidang dalam kehidupan dikuasai oleh teknologi yang menggerus budaya lama secara perlahan. Apabila budaya literasi diabaikan, maka tidak akan ada generasi muda yang mengerti apa itu literasi dan sangat disayangkan jika hal itu terjadi sehingga perlu dilestarikan agar tidak hilang terhapus oleh masa. Dunia literasi Indonesia hampir lenyap ditelan bumi karena pengaruh perkembangan teknologi. Sebagian masyarakat Indonesia mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua masih banyak yang belum mengetahui apa arti dari literasi. Budaya literasi Indonesia mengalami dekadensi yang signifikan dan sebagai bukti nyatanya dapat dilihat di lingkungan sekitar tempat tinggal kita yang mayoritas masyarakatnya cenderung tidak mengetahui dan tidak peduli akan keberadaan budaya literasi khususnya di daerah pedesaan, maka penyebab dari krisis literasi di masyarakat kebanyakan terjadi, karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya baca-tulis dan paradigma berpikir yang rendah untuk menafsirkan budaya literasi sehingga menjadi tertinggal. Intinya semua kebutuhan sehari-hari yang terpenting bisa tercukupi. Mungkin sempat terlintas di pikiran mereka tetapi hanya sebuah angan-angan yang enggan untuk diaktualisasikan dengan alasan buang-buang waktu dan menurut mereka tidak ada gunanya. Mereka menganggap bahwa buku hanya untuk kaum berpendidikan yang terjun di bidangnya masing-masing. Artinya apabila sudah tidak menempuh pendidikan, buku akan beralih fungsi menjadi pajangan yang usang. Persepsi seperti itu dapat menimbulkan krisis literasi yang semakin menjadi sehingga budaya baca-tulis akan hilang di benak masyarakat. Padahal buku sangat beragam jenis dan memiliki fungsi masing-masing untuk dapat
  • 44. 39 digunakan oleh siapa saja sesuai kebutuhannya. Kebiasaan malas untuk mengerjakan suatu kegiatan merupakan alasan yang umum di kehidupan masyarakat. Hal inilah yang sulit dirombak karena ketika sudah malas, maka enggan untuk menyentuh dan membacanya apalagi menuangkan kembali untuk menjadi karya-karya tulis yang indah dan bermakna. Keasingan dunia literasi tidak hanya timbul di kalangan masyarakat biasa, tetapi di kalangan orang berpendidikan juga serta merta mempengaruhi minimnya literasi. Hanya sedikit orang berpendidikan yang menciptakan karya tulis. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri jika para pelajar tidak akrab dengan budaya literasi yang telah tumbuh dan berkembang sejak dahulu kala. Akibat kurangnya asupan penanaman pengetahuan seperti manfaat, fungsi dari literasi, para pelajar di Indonesia menjadi acuh tak acuh untuk mengenal lebih dalam apa itu budaya literasi. Sesuai pengamatan saya selama menempuh pendidikan sampai sekarang ini, ajakan literasi hanyalah instruksi yang diabaikan begitu saja dan pada saat dilaksanakan sungguh tidak efektif. Pasalnya pada saat kegiatan literasi berlangsung, masih ada pelajar yang menyepelekannya. Mereka menggunakan handphone sebagai objek literasi. Tidak aneh jika hal itu terjadi karena tenaga pendidik tidak mencontohkan secara langsung bagaimana mengaplikasikan kegiatan literasi yang benar. Mereka hanya duduk santai sambil mengoperasikan handphone miliknya tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekitar. Tenaga pendidik harusnya berperan penuh dalam kegiatan literasi agar para pelajar juga turut aktif sehingga tumbuh minat dan timbul niat untuk menciptakan sebuah karya tulis. Tingkat kreativitas para generasi muda harusnya dapat dikembangkan untuk hal-hal positif yang berguna. Usia remaja merupakan waktu yang tepat untuk mengasah kemampuan dengan terus menggali potensi diri. Berdasarkan faktanya, mereka mengisi masa mudanya dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat. Menurut apa yang saya lihat, alat elektronik terutama handphone sudah menjadi kebutuhan pokok yang jika tidak terpenuhi, hidup seseorang akan hampa dan sunyi. Untuk mencari informasi mereka lebih memilih dengan cara instan daripada harus berproses terlebih dahulu. Alasannya yaitu menggunakan buku itu terlalu repot karena membutuhkan waktu yang lama dan harus membaca untuk mencari informasi yang diperlukan. Di samping itu, harga buku yang relatif mahal menyebabkan beralihnya pilihan masyarakat untuk menggunakan internet karena lebih efektif dan efisien. Adanya alat pencari informasi instan menjadi pilihan yang dominan. Sangat memilukan apabila Indonesia dalam kondisi seperti tersebut, maka perlu adanya tindakan peduli literasi untuk menumbuhkan kembali budaya literasi. Masih ada kesempatan untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi.
  • 45. 40 Peran pemerintah untuk mempertegas himbauan dan ajakan literasi harus ditingkatkan melalui program baru yang mendidik. Masalahnya, saat ini pemerintah belum bekerja secara maksimal untuk menangani krisis literasi. Semakin lama Indonesia akan tertinggal dan memperoleh peringkat buntut di kategori literasi. Tindakan kecil untuk merekonstruksi dunia literasi Indonesia dapat kita lakukan dengan cara menanamkan slogan “Tiada hari tanpa baca-tulis”. Apabila kita konsisten untuk menerapkannya, hasil untuk jangka panjang akan terbentuk kebiasaan dan pada akhirnya menjadi budaya yang tumbuh pada diri kita sendiri. Dengan disiplin waktu yang baik kita bisa menggunakan waktu luang untuk diisi dengan hal-hal positif sehingga posisi literasi lembaran akan seimbang dengan literasi digital bahkan lebih tinggi tingkat minatnya. Kebijakan pemerintah masih ditunggu untuk memperbaiki Indonesia yang lebih baik serta berharap agar budaya literasi dapat tumbuh di usia wajar paham literasi, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Para muda-mudi harus mengasah kemampuan baca-tulis dan menuangkan ide-ide kreatif mereka melalui tulisan sehingga menciptakan karya tulis yang bermakna. Selain itu, dapat kita ketahui bahwa kekayaan bahasa yang kita miliki harus menjadi acuan untuk tetap melestarikan budaya literasi yang nyaris punah. Semoga dapat menumbuhkan minat baca-tulis masyarakat agar bisa menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Dengan demikian budaya literasi muncul kembali ke permukaan dan mengalir ke berbagai sudut kehidupan meskipun derasnya pengaruh kemajuan teknologi terus menghantam. Elvina Rizky Susanti Lahir di Tulungagung, 19 Oktober 2000. Anak kedua dari 3 bersaudara. Tinggal di Kabupaten Tulungagung, tepatnya di Dusun Krajan, RT 005/RW 002, Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Saat ini tengah menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang, Jurusan Manajemen, Prodi S1 Manajemen angkatan tahun 2019 sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi di Universitas Negeri Malang. Untuk riwayat pendidikan, saya pernah bersekolah di SDN 3 Bolorejo (lulusan tahun 2013), SMPN 1 Kauman (lulusan tahun 2016), SMKN 1 Boyolangu (lulusan tahun 2019), dan akhirnya dapat menempuh kuliah di Universitas Negeri Malang. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi saya melalui email di elvinarizkysusanti3@gmail.com. Tentang Penulis
  • 46. 41 MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE MELAWAN BENCANA KRISIS LITERASI Karya: Saiful Zaenal Abidin Tragedi nol buku, istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Taufik Ismail dalam sebuah audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tahun 2010. Bagi saya, itulah kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan bencana yang sedang dihadapi negara Indonesia saat ini. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dijelaskan bahwa bencana dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Namun, dari ketiga jenis bencana tersebut, mereka melupakan satu bencana lagi, yaitu bencana krisis literasi. Krisis literasi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Pasalnya gagasan- gagasan dari para pendiri bangsa, semua muncul berkat kegemaran mereka membaca dan terus belajar sehingga mampu membuat landasan bernegara dan berbangsa yang kukuh berdiri hingga sekarang. Jika penerus bangsa ini telah hilang literasi, maka gagasan dibuat menjadi tanpa dasar dan terombang-ambing tanpa tujuan. Menurut data dari Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 67 dari 76 negara berdasarkan skor membaca siswa. Statistik UNESCO pada 2012 juga menunjukkan bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya sekitar 0,001%. (Yang) artinya dari 1000 orang Indonesia, hanya satu saja yang memiliki minat baca. Bagaimana mungkin kondisi ini tidak disebut sebagai bencana. Karena ini pula, tidak berlebihan jika Taufik Ismail menyebut kondisi ini dengan kata tragedi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, tragedi memiliki arti sebagai peristiwa yang menyedihkan. Sangat pantas jika Taufik Ismail merasa sedih melihat kondisi ini. (Dan) mungkin para arwah pendiri negara kita, juga sangat kecewa melihat penerus bangsanya yang semakin jauh dari budaya membaca. Sepertinya kondisi ini sedikit menjawab pertanyaan yang sering menggema di kepala saya, kenapa negara ini tidak bisa sehebat dahulu. (Yang) memiliki tokoh-tokoh penuh gagasan, yang mampu mengorganisir manusia dari beragam suku, yang mampu membentuk dasar-dasar bernegara yang kukuh, dan yang mampu merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. (Dan) sekarang kebesaran itu berganti menjadi negara yang diperbudak oleh bangsa lain karena penerusnya mengalami krisis literasi. Selama 75 tahun, kita telah menelantarkan kewajiban membaca kepada para
  • 47. 42 calon penerus bangsa. Budaya membaca telah turun jabatan menjadi hanya sekadar himbauan, anjuran, dan ajakan. Ini adalah bencana besar, sama dengan apa yang sedang kita hadapi saat ini. Krisis literasi ini sama dahsyatnya dengan pandemi Covid-19 saat ini. Jika pandemi Covid-19 menyebabkan hilangnya ratusan nyawa, maka bencana krisis literasi ini menyebabkan hancurnya ribuan karakter dan mentalitas bangsa Indonesia. Melihat semua kondisi ini, krisis literasi ini tidak boleh dibiarkan tumbuh di negara ini. Gerakan-gerakan membaca harus segera digalangkan dan dijadikan tren. Membaca bukan sekadar untuk memuaskan dahaga intelektual kita. Namun, membaca juga membentuk cara kita berpikir, bertutur, dan bertindak. Benda yang mampu menguatkan pikiran rapuh, itulah yang kita sebut buku. Benda ini juga yang memiliki peran penting dalam lahir dan bertahannya peradaban-peradaban di muka bumi ini. Jika pemerintah belum mampu melihat pentingnya peran buku ini. Di sinilah mahasiswa harus turun tangan. Presiden pertama kita pernah berucap, “Beri aku seribu orang tua, akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan beri aku sepuluh pemuda, akan kuguncangkan dunia.” Pidato ini sangat jelas mengisyaratkan, betapa pentingnya peran pemuda (mahasiswa) dalam bangsa ini. Jika menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Namun, saya tegaskan di sini bahwa pada hakikatnya mahasiswa jauh dari sekadar itu. Terdaftar di perguruan tinggi hanyalah masalah administratif yang harus ditempuh. Namun, menyandang gelar mahasiswa adalah sebuah kebanggaan dan tanggung jawab yang sangat besar yang harus dijalani karena mahasiswalah yang pernah menyematkan negara ini dari rezim zalim, karena mahasiswa inilah yang pernah dan tetap akan menyelamatkan jiwa-jiwa rakyat dari penderitaan. Melihat besarnya peran dan sejarah mahasiswa, sudah sewajibnya mahasiswa turun memperjuangkan bencana krisis literasi ini. Fungsi agent of change yang telah melekat dalam golongan mahasiswa, hendaknya hanya bukan sebagai slogan- slogan demonstrasi semata. Namun, mahasiswa harus benar-benar merekonstruksi pikiran-pikiran masyarakat. Dan dapat memberikan solusi yang nyata untuk bencana krisis literasi ini. Berdasarkan semua beban ini, ada beberapa aksi nyata mahasiswa yang harus segera direalisasi untuk menyelesaikan bencana ini. 1. Sadar dan Menanamkan Budaya Membaca Sudah sewajibnya jika kita ingin mengubah karakter orang lain, maka kita harus mengubah dan memperkuat karakter diri sendiri terlebih dahulu. Apalagi mengubah karakter suatu bangsa yang sudah melekat sejak lama. Jelas perjuangan
  • 48. 43 ini membutuhkan jiwa yang tangguh dan pikiran yang kukuh. Sadar dan menanamkan budaya membaca buku adalah langkah pertama yang dapat diambil sebagai individu. Kita awali dengan satu bulan satu buku, berlanjut dua minggu satu buku, dan berlanjut hingga buku benar-benar menjadi bagian dari hidupmu. 2. Membentuk tren di kalangan pemuda Satu orang tidak akan bisa membuat perubahan besar, tetapi satu orang dapat menginspirasi menggerakkan ribuan orang. Inilah yang harus kita lakukan setelah budaya membaca melekat terhadap diri kita. Mulai mempengaruhi dan membentuk tren budaya membaca di lingkungan kita. Jika tren ini sudah terbentuk, akan semakin banyak orang yang bergerak, maka akan semakin besar perubahan yang dapat dilakukan. 3. Sebagai fasilitator Selanjutnya adalah lakukan aksi nyata mahasiswa dalam memberi pelayanan terhadap peningkatan budaya membaca ini. Seperti membantu membangun fasilitas baca di daerah, penggalangan dana, ataupun terjun langsung mengajarkan pentingnya membaca di masyarakat luas, terutama anak-anak. Aksi-aksi seperti ini akan jauh lebih efektif daripada menunggu pemerintah karena mahasiswa dengan idealis dan solidaritasnya akan mampu bergerak lebih cepat dan efektif, daripada pemerintah yang akan lebih rumit dan ruwet dengan birokrasi. 4. Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah Dengan aksi yang sudah dilakukan kesadaran dan massa yang sudah terbentuk, selanjutnya kita harus melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap budaya membaca ini. Memberikan saran dan kritik kepada pemerintah perlu dilakukan agar mata mereka lebih terbuka dengan bahaya bencana ini. Dengan peran mahasiswa ini akan menjadi sebuah langkah awal bebasnya bangsa ini dari bencana krisis literasi. Dan dengan bebasnya bangsa ini dari bencana krisis literasi akan membawa bangsa ini kepada kejayaan dan kesejahteraan. Oleh karenanya sebagai mahasiswa, kita harus mengawali satu langkah yang dimulai dari kesadaran diri sendiri.
  • 49. 44 Penulis adalah Saiful Zaenal Abidin, seorang mahasiswa yang sedang berjuang meraih mimpi. Untuk saat ini penulis kuliah Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, dengan program studi yang diambil adalah Pendidikan Teknik Bangunan. Untuk saat ini penulis tinggal di sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, yaitu Kecamatan Donomulyo. Penulis yang juga memiliki hobi membaca, merasa resah dengan kondisi negara saat ini. Tulisan ini mewakili apa yang penulis rasakan tentang kondisi rendahnya minat baca di Indonesia. Tentang Penulis