Gejolak ekonomi global berdampak pada perekonomian Indonesia melalui beberapa jalur transmisi seperti pasar keuangan, perdagangan, dan harga komoditas. Di sisi lain, nilai tukar rupiah mengalami tekanan dari faktor eksternal seperti penguatan dolar AS dan devaluasi yuan serta faktor domestik seperti permintaan valas untuk pembayaran utang. Bank Indonesia terus meningkatkan intervensi di pasar valas untuk menstabilkan nilai tukar r
4. Perekonomian global tampaknya belum menunjukkan perbaikan yang
signifikan
…proyeksi terakhir tidak seoptimis sebelumnya dengan beberapa risiko yang harus diwaspadai
WEO IMF 2014
2015 2016
Jan’15 April’15 Jul’15 Jan’15 April ‘15 Jul‘15
GDP
World 3.4 3.5 3.5 3.3 3.7 3.8 3.8
US 2.4 3.6 3.1 2.5 3.3 3.1 3.0
Europe 0.8 1.2 1.5 1.5 1.4 1.6 1.7
China 7.4 6.8 6.8 6.8 6.3 6.3 6.3
India 7.3 6.3 7.5 7.5 6.5 7.5 7.5
ASEAN-5 4.6 5.2 5.2 4.7 5.3 5.3 5.1
Trade Vol. World 3.2 3.8 3.7 4.1 5.3 4.7 4.4
Source: WEO, IMF
4
RISIKO EKONOMI GLOBAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Kinerja Perekonomian Negara
Maju
AS menunjukan perbaikan, namun Jepang
dan EU masih dalam upaya pemulihan
Kinerja Perekonomian Emerging
Market
khususnya Tiongkok masih dalam fase
perlambatan
Kebijakan Moneter Negara Maju
Normalisasi The Fed dan paket kebijakan BOJ
dan ECB
Harga Komoditas Global
volatile dan cenderung melemah
Kebijakan Nilai Tukar Tiongkok
Kebijakan Devaluasi Yuan dapat mendorong
depresiasi mata uang regional
5. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi fenomena
umum
…terjadi pada negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia
-2,6
-4,6
7,0
4,7 5,0
2,2 1,8
4,9
7,0
0,8
10
8
6
4
2
0
-2
-4
-6
Brazil Russia Cina Indonesia Malaysia Mexico Singapore Thailand India Taiwan
Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15
2,7
1,0
2,6
2,0 2,2
1,6
4
4
3
3
2
2
1
1
0
U.S Canada U.K. Australia South Korea EU
Q1 '14 Q2 '14 Q3 '14 Q4 '14 Q1 '15 Q2 '15
Pertumbuhan Ekonomi Emerging Market (% YoY)
Source:
CEIC
Perlambatan
pertumbuhanterjadi di
beberapa emerging
economies
Rilis PDB Q2 2015 beberapa
negara menunjukkan tren
menurun dibanding Q1 2015
• U.S.
• South Korea
• Canada
• Australia
• U.K
• Singapore
• Malaysia
• Thailand
• Mexico
• India
• Taiwan
• Brazil
• Russia
(2,9 2,7)
(2,5 2,2)
(2,0 1,0)
(2,4 2,0)
(2,9 2,6)
(2,8 1,7)
(5,7 4,9)
(3,1 2,8)
(2,5 2,2)
(7,5 7,0)
(3,3 0,8)
(-1,6-2,6)
(-1,9-4,6)
Pertumbuhanekonomi yang moderat terjadi di emerging market lainnya
PertumbuhanEkonomi Negara Maju (% YoY)
Slowdown continues in Q2-2015
Source:
CEIC
Amerika Serikat
--
diharapkan
menjadi motor
penggerak
perekonomian
global,
mengalami
perlambatan di
Q2-2015. Per 17
September
2015, The FED
mempertahanka
n suku bunga
acuan tetap di
level
sebelumnya
5
6. 80
100
120
140
160
180
200
2010 2011 2014
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7
2015
2012 2013
IMF Commodities Index
Index dalamUSD: 2005 = 100
Sumber: Bloomberg
• Harga minyak mentah Brent turun ke level terendah dalam 6 tahun sejak 2009.
• Pengaruh negatif terjadi pada negara berbasis energi maupun logam terus terjadi, seiring dengan WTI yang jatuh
ke level terendah sejak Februari 2009 dan Brent yang juga jatuh ke level terendah sejak Maret 2009, masing-
masing di bawah USD50/barel.
Sumber: Bloomberg
Harga Komoditas Dunia masih melemah
...pelemahan ekonomi Tiongkok semakin menekan harga komoditas dunia
Indeks Harga Komoditas Global Pergerakan Harga Komoditas Utama Dunia
Per 25 September 2015 (%YTD)
6
70
100
130
160
190
220
250
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015P2016P2017P2018P2019P2020P
Commodity Price Projection
Food
Agricultural
Energy
Metal
-24,1%
-16,3%
-15,9%
-15,7%
-34,7%
-19,8%
-14,8%
-6,7%
-4,6%
-3,6%
-27,8%
-25,5%
-18,5%
-10,7%
-8,9%
-6,2%
-40% -35% -30% -25% -20% -15% -10% -5% 0%
Kapas
Jagung
Kedelai
Gandum
Gula
Minyak Sawit
Emas
Perak
Biji Besi
Alumunium
Tembaga
Nickel
Gas
Minyak Mentah WTI
Minyak Mentah Brent
Batubara
7. Transmisi Pasar Keuangan
• Sentimen negatif pada perkembangan pasar keuangan global berdampak negative
kepada pada pelemahan harga saham dan persepsi investor
• Risiko capital outflow juga melanda EMEs, dan memberikan tekanan pada likuiditas
dan tingkat suku bunga
• Faktor-faktor tersebut memberikan tekanan pada nilai tukar
Transmisi pada Sektor Riil
• Lemahnya demand global menyebabkan penurunan kinerja ekspor
• Devaluasi Yuan membawa kompetisi perdagangan antar negara yang memiliki produk
sejenis menjadi lebih ketat, dan juga lemahnya permintaan produk Indonesia dari
Tiongkok
• Depresiasi mata uang menyebabkan tingginya biaya impor bahan baku dan barang modal
sehingga turut memberikan tekanan pada biaya produksi
• Tekanan likuiditas dan tingkat suku bunga domestik menghambat kinerja investasi
1
2
Gejolak ekonomi global berperan penting pada perkembangan ekonomi
…transmisi pengaruh ekonomi global dapat melalui beberapa jalur
7
8. 8
Pasar Keuangan Global
Risiko di pasar keuangan global masih meningkat, yang disebabkan ketidakpastian
kenaikan suku bunga FFR dan kebijakan PBoC….
Berdasarkan implied probability FFR terkini, kemungkinan terbesar kenaikan FFR akan
terjadi pada Maret 2016.
Meningkatnya ketidakpastian di pasar global juga didorong oleh kebijakan devaluasi yuan
dan penerapan sistem nilai tukar yang lebih fleksibel oleh Bank Sentral Tiongkok.
Current Implied Probabilities: FFR
9. 9
Risiko Devaluasi Yuan
Yuan diperkirakan masih akan mengalami depresiasi ….
Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengadopsi sistem nilai tukar yang lebih fleksibel.
REER Tiongkok masih overvalued dibandingkan REER mata uang negara lain.
Kepemilikan asing di Tiongkok cukup besar.
Proyeksi Yuan (Survei Bloomberg) REER Tiongkok dan Negara Lain
4%
10%
12%
6%
As of July 2015
15. Bank Indonesia Steps Up Intervention to
Narrow Rupiah Price Gap
by Novrida ManurungYudith Ho
January 29, 2013 — 12:00 AM ICT
http://www.bloomberg.com/news/articles/2013-01-28/bank-
indonesia-steps-up-intervention-to-narrow-rupiah-price-gap
Jan. 29 (Bloomberg) -- Indonesia’s central bank stepped
up intervention in the past two weeks …. and narrow the
gap between local and overseas prices, said Hendar,
executive director for monetary policy…...“We are
increasing the supply of dollars in the currency market
to restore market confidence,” Hendar, who goes by only
one name, said in a telephone interview from Jakarta
yesterday. “This is in line with our effort to not have a
dual foreign-exchange market. We are leaning toward
seeing a narrower gap between the rupiah’s onshore and
offshore levels.”
The difference between rupiah quotes within Indonesia
and those outside reached 2.6 percent on Jan. 11, the
widest since Sept. 22, 2011. Analysts at HSBC Holdings
Plc led by Paul Mackel in Hong Kong wrote in a research
note on Jan. 11 that the “two-tiered market” for the
rupiah may prompt companies to hoard dollars and
Indonesians to prefer holding foreign currencies.
The spread declined to the least in a month after Hendar
said it has increased intervention.
Gambaran Umum Pasar Valas Domestik 15
18. Source: LHBU Source: LHBU
• The instruments in fx market is dominated by spot transactions rather than other fx
derivatives instrument such as forward and fx-swap
• USD/IDR is still the most active traded currency, but the proportion of other
currencies pair transaction (other FX currencies against IDR and FX/FX major
currencies) tend to grow up.
Gambaran Umum Pasar Valas Domestik 18
19. • Foreign players, particularly portfolio
investors, are significant market movers
• Foreign portfolio flow of funds mainly
related to government bonds and equity
assets portfolio Non-FDI, and FDI
Source: LHBU Source: LHBU
Source: LHBU
Gambaran Umum Pasar Valas Domestik 19
20. 1 .0 0 0
...
2 .0 0 0
7 .0 0 0
6 .0 0 0
5 .0 0 0
4 .0 0 0
8 .0 0 0
Sp ot Fw d Sw ap
Indonesia
P hilippin e s
Thailand
3.000
Malaysia
Turke y
$jt Turnover - Daily Average ($ Mill)
Gambaran Umum Pasar Valas Domestik 20
21. 21
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sejalan dengan kuatnya tekanan eksternal...
Pada bulan Agustus 2015, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 2,9% (mtm) ke level
Rp13.789 per dolar AS dari bulan sebelumnya sebesar Rp13.382 per dolar AS.
Sumber tekanan terutama berasal dari dampak devaluasi Yuan oleh Bank Sentral Tiongkok
serta kembali meningkatnya ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed.
Sementara dari sisi domestik, tekanan terhadap rupiah didorong oleh permintaan terhadap
dolar AS, untuk pembayaran utang luar negeri.
Depresiasi rupiah sejalan dengan depresiasi mata uang lain di dunia, bahkan lebih rendah dari
beberapa negara peers.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Perbandingan Nilai Tukar Kawasan
22. 22
Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Sejalan dengan perkembangan volatilitas mata uang negara peers, volatilitas rupiah
mengalami peningkatan....
Volatilitas rupiah pada Agustus 2015 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Namun, volatilitas rupiah lebih rendah dari Ringgit Malaysia, Real Brasil, Lira Turki, dan Rand
Afrika Selatan.
Bank Indonesia terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah
sesuai dengan nilai fundamentalnya. BI juga terus melakukan penguatan operasi moneter
guna mengendalikan permintaan memperkuat pasokan valas.
Volatilitas Nilai Tukar – Peer Group
23. Supply-Demand di Pasar Valas Membaik Signifikan pd Okt’15... 23
• Net supply NR kembali positif sejalan dengan net inflows; sementara net demand residen
menurun yg mengindikasikan pemilik valas spt eksportir mulai melepas ke pasar
Net demand di pasar spot pada Okt-15 menurun didorong net supply non-residen, setelah sebelumnya
pada Sep-15 terjadi net demand USD3,42 miliar.
Penurunan net demand juga terjadi di transaksi forward juga dipengaruhi net supply non-residen dan
penurunan net demand residen.
Net SDV Bulanan Transaksi SPOT Net SDV Bulanan Transaksi FORWARD
24. 24
Rupiah, IHSG, dan Yield SBN menguat sejak awal Okt 2015...
• Sejalan membaiknya sentimen investor,
Rupiah apresiasi, setelah melemah di 5
bulan terakhir, serta diikuti kenaikan IHSG
dan penurunan yield SBN...
Di awal Okt’15, scr rata-rata Rp menguat 5,55%
(mtd). Penguatan Rp merupakan tertinggi
dibandingkan mata uang negara kawasan. Rupiah
ditutup pada level Rp. 13.420/USD pada akhir
minggu pertama Oktober (9 Oktober 2015) menguat
… % (ptp) dibandingkan akhir September.
IHSG pada 9 Okt meningkat menjadi 4589 dan pada 8
Okt Yield SBN menurun menjadi 8,62%
Secara YTD-15 Rupiah melemah 10,8%.
Apre/Depre YTD-15 NT Peers
Apre/Depre Bulanan NT Peers
Grafik IHSG dan Yield
27. Proyek
Infsrastruktur
Pemerintah
PDB
PDB
Ekspor
PDB
CAD
Downside risks PDB masih besar.
Downs risk CAD meningkat krn permintaan
domestik yg rendah yg menurunkan impor.
Inflasi
Risiko penurunan capital inflow terkait RAR
negatif dan risiko kenaikan FFR
Capital
Inflow
Baseline: Surplus FA 2015 berpotensi
lebih rendah dari proyeksi
Baseline: CAD 2015 sesuai dengan
proyeksi 2,2%
Kredit
Inestasi
Bangunan
Swasta
Downside risks Upside Risks
ElNino
Nilai
Tukar
Downside risks
Upside Risks
Ekspor
Harga
Komoditas
PBD
Tiongkok
Upside risks Downside Risks
Fed’s
Norm.
NR
ownership
RAR(-)
Downside Risks Upside risks
4.85%
ElNino
4.28%
2,2% US$16,0bn
Devaluasi
Yuan
Baseline: PDB 2015 masih sesuai
proyeksi 4.85%
Baseline: Inflasi 2015 berpotensi sedikit
lebih rendah dari proyeksi 4.29%
Risiko inflasi masih tinggi terkait dampak
depresiasi Rp & dampak El Nino.
≈
Balance of Risks 2015: Risiko instabilitas meningkat… 27
28. Pola Pertumbuhan PDB Kuartalan dan Tahunan
6,1 6,2 5,9 5,9 5,6 5,6 5,5 5,6 5,1 5,0 4,9 5,0 4,7 4,7
4,9
5,1
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2012: 6,0
2013: 5,6
2014: 5,0
2015*: 4,9
Pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bersifat
sementara
…diperkirakan akan kembali meningkat pada paruh ke-2 tahun 2015
2012 2013 2014 2015
Faktor Pendukung Pertumbuhan PDB Indonesia Sem II-2015
• Tingginya belanja Pemerintah, terutama belanja modal & belanja barang.
• Proses lelang telah selesai di kuartal II, sehingga pembangunan proyek infrastruktur sudah dapat
berjalan & Pembayaran gaji ke 13
• Investasi semakin meningkat dengan berjalannya proyek infrastruktur
• Impor juga diperkirakan membaik seiring tingginya kebutuhan akan barang modal
• Konsumsi RT diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi antara lain didukung oleh kebijakan kenaikan
PTKP
• Ekspor masih belum tumbuh optimal karena perkiraan masih belum pulihnya ekonomi global
28
29. -3000
-2000
1000
0
-1000
2000
3000
2012-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2013-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2014-J
F
M
A
M
J
J
A
S
O
N
D
2015-J
F
M
A
M
J
J
A
Juta
USD
MIGAS NONMIGAS TOTAL
Perkembangan indikator utama ekonomi indonesia
…menunjukan ekonomi Indonesia masih positif didukung dengan pertumbuhan investasi yang positif dan konsisten
-15000
-10000
-5000
0
5000
10000
15000
-15000
-10000
-5000
0
5000
10000
USD mn
15000
USD mn
PMA PMDN Total
Neraca Pembayaran Indonesia
Cadangan Devisa per Agustus 2015: US$105,3 bn
Goods Income Services
Curr. Trsfs Current Account(RHS)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber:Bank Indonesia
Neraca Perdagangan
Indonesia Perkembangan Realisasi Investasi Langsung
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber:BKPM
2013:
Trade Deficit
US$4.08bn
2014:
Trade Deficit
US$1.89bn
Jan-Aug 2015:
Trade Surplus
US$6,2bn
Q2-2015
Total Investasi Langsung Naik 16,3%
(YoY)
PMA Naik 18,2% (YoY)
PMDNNaik 16,1% (YoY)
Pergerakan Inflasi 2014 vs 2015
Sumber:BPS,
Aug Trade
Surplus:
US$0,44Bn
Aug Inflation
0,39%
(mtm);
7,18%(yoy);
2,29% (ytd).
Core
4,92% (yoy),
Admin P. :
12,32%(yoy),
Volatile F. :
9,65% (yoy).
1,07
0,26
0,43
0,93
0,47
1,50
2,46
-0,24
-0,36
0,08
0,17
-0,02
0,36
0,16
0,50
0,54
0,93
0,39
0,27
0,40
0,47
0,40
0,50
0,56
-1,00
-0,50
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Sumber:BPS, data diolah
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
(mtm,
%)
2014
2015
Rerata 5 tahun
Perkiraan
Realisasi diperkirakan
4,21% (yoy, ytd).
2012:
Trade Deficit
US$1.66bn
29
30. 135
130
125
120
115
110
105
100
95
90
85
1/1/14 5/1/14 1/1/15
Dolar AS
Thailand
9/1/14
Malaysia
Indonesia
5/1/15 9/1/15
Korea Selatan
Singapura
• Depresiasi nilai tukar Rupiah seiring dengan tren
depresiasi mata uang yang dialami oleh negara-negara
lain,
• Tekanan kepada pasar saham diakibatkan oleh capital
outflow yang terjadi di sebagian besar negara berkembang
di Asia. Total capital outflow sampai dengan 25 Sept 2015
Rp12,6 T (YTD)
• Sentimen investor asing terhadap kondisi keuangan global
serta perkembangan perekonomian baik global maupun
domestik mendorong peningkatan imbal hasil SBN
Pergerakan IHSG vs Net Capital Flow
*DXY Curncy (Dollar Index): Adalah
angka indeks kekuatan mata uang US
dollar terhadap 6 mata uang utama
dunia (EUR, Yen, Pound, $ Kanada,
Krona Swedia dan Franc Swiss)
Sumber: Bloomberg
Sumber:Bloomberg
Indeks Nilai Mata Uang terhadap USD
2014 = 100
Pergerakan Nilai Tukar, Yield SUN, dan IHSG
...gejolak kondisi pasar keuangan internasional membawa sentimen negatif terhadap sebagian besar
negara berkembang di Asia
212
10.608
-5.426
5.896
-3.460 -4.089
132
-9.820
-6.682
5.220
5.519
5.288
4.983
4.164
4.209
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
5.500
6.000
-15.000
-10.000
-5.000
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
5 1423 3 1224 5 1625 6 1524 6 1827 8 1726 7 22311121 1 1021
Miliar
Rp
JanuarFiebruariMaret April Mei Juni Juli Agt Sept
NFB Kumulatif YTD NFB Kumulatif/bulan IHSG - RHS
Sumber:Bloomberg
10,5
10
9,5
9
8,5
8
7,5
7
6,5
6
1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y10Y 15Y 20Y 30Y
Perkembangan Yield SUN
31-Des-14
31-Mar-15
26-Agt-15
25-Sep-15
30
31. Kondisi Credit Rating Indonesia masih baik
…memberikan peluang masuknya aliran dana investor ke Indonesia
2001 2003 2005 2007 2010 2014
• 21 Mei 2015, Lembaga Pemeringkat Standard & Poor meningkatkan Outlook Peringkat Rating Indonesia dari
Stable menjadi Positive dan menegaskan kembali rating Indonesia pada level BB+
• 9 sep 2015, S&P menurunkan rating Brazil dari BBB- (investment grade) menjadi BB+ (junk) dengan outlook
negatif. Penurunan peringkat Brazil disebabkan oleh turunnya harga komoditas yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Brazil serta tantangan di sisi fiskal khususnya terkait defisit anggaran.
• Brazil merupakan negara kedua yang diturunkan credit ratingnya oleh S&P di 2015 setelah Rusia. Penurunan
rating ini diprediksi berpengaruh terhadap EMEs lainnya dan memberikan peluang terjadinya perpindahan arus
modal investor global kepada EM yang dianggap lebih stabil (termasuk Indonesia)
• Setelah sebelumnya sempat memperoleh Investment Grade dari S&P, Brazil dan Russia saat ini berada pada
peringkat yang sama dengan Indonesia (BB+). Namun Indonesia mempunyai Outlook Positif dibanding Brazil dan
Russia yang Negatif.
A+
A-
BBB
BB+
BB-
B
CCC+
CCC-
C
SD
Sovereign Credit Rating by S&P
AAA
AA
Brazil Indonesia Rusia
Investment Grade
Brazil, Russia dan Indonesiaberada pada rating yang
sama dari S&P yaityBB+
31
32. 32
Inflasi
Sebagaimana pola koreksi harga pascalebaran, inflasi Agustus 2015 mengalami
perlambatan....
• Inflasi IHK pada Agustus 2015 tercatat sebesar 0,39% (mtm) atau 7,18% (yoy).
• Hal tersebut didorong oleh deflasi kelompok administered prices dan inflasi inti yang relatif
terkendali.
• Dengan demikian, inflasi IHK selama Januari-Agustus 2015 mencapai 2,29% (ytd).
Inflasi
34. 34
Aliran Modal dan Finansial
Meskipun mengalami tekanan akibat meningkatnya ketidakpastian di pasar
keuangan global, secara akumulatif aliran modal masuk hingga Agustus 2015
mencapai 3,4 miliar dolar AS....
Aliran Dana Masuk Asing
35. 0
%
1
0
%
2
0
%
3
0
%
4
0
%
5
0
%
6
0
%
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Jul-15 Aug-15 15-Sept-15
In
co
m
ingBids A
w
ard
edBid
s Fo
reignIn
co
m
ingBids Fo
reignA
w
ard
edBids %Fo
reignIn
co
m
ingBids(RH
S)
Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15
• Average foreign incoming bids 2015 is Rp5.18T
• Average incoming bids 2015 = Rp16.09T, increased from average incoming bids 2014 = Rp14.02T
• 3A5verageawarded bid 2015 = Rp7.40T, while average awarded bid 2014 = Rp6.52T.
Average Awarded
Bids 2014 = Rp6.52T
Average Incoming Bids
2014= Rp14.02T
Average Foreign
Incoming Bids 2014=
Rp4.42T
[as of September 15, 2015]
GS Primary Market Performance 2015 35
37. 37
Note: as of September 14, 2015
Foreign Net Buy/Sell up to August (YTD) & yearly total (IDR trillion)
Investors Net Buy/Sell (IDR trillion)
Source: Bank Indonesia
• Foreign investors (Asing) recorded a
net buy of IDR67.67 trillion (year to
date). While during the year of 2014
foreign net buy reached IDR137.52
trillion.
• In August 2015 foreign investor
recorded net buy of IDR64.33 trillion,
thus during September (as of
net buy is recorded
September 14
IDR3.35 trillion.
Foreign Investor Activity 37
38. 1
0
% 1
2
% 8
% 7
% 5
% 3
% 3
% 4
%
5
%
8
%
3
% 5
% 5
%
5
% 6
%
3
% 4
% 4
%
5
%
4
% 3
% 3
%
5
% 5
% 5
% 4
%
2
% 3
% 3
% 1
%
1
8
%
1
7
%
1
6
% 1
3
% 1
1
% 1
5
% 1
5
% 1
5
% 1
4
% 1
3
% 1
3
% 1
2
% 1
2
% 1
1
% 1
1
%
2
1
%
2
5
%
2
8
% 3
2
% 3
8
% 3
3
% 3
4
% 3
4
% 3
4
% 3
5
% 3
6
% 3
6
% 3
6
% 3
8
% 3
8
%
4
6
% 3
8
% 4
5
% 4
4
% 4
1
% 4
1
% 4
2
% 4
3
% 4
3
% 4
4
% 4
3
% 4
5
% 4
6
% 4
6
% 4
6
%
3
0
.
5
3
% 3
0
.8
0
%
3
2
.9
8
%
3
2
.
5
4
%
3
3
.6
4
%
3
5
.6
6
%
3
7
.
3
0
%
3
8
.1
3
%
4
0
.2
5
%
3
8
.6
1
%
3
8
.
3
9
%
3
9
.
6
3
%
3
8
.
9
6
%
3
7
.
7
5
%
3
7
.
7
2
%
0
.0
0
%
1
0
.0
0
%
2
0
.
0
0
% 1
0
.
0
0
3
0
.0
0
%
4
0
.0
0
%
5
0
.0
0
%
0
%
2
0
%
4
0
%
6
0
%
8
0
%
1
0
0
%
D
e
c
-
1
0D
e
c
-
1
1D
e
c
-
1
2D
e
c
-
1
3M
a
r
-
1
4J
u
n
e1
4S
e
p
-
1
4D
e
c
-
1
4 J
a
n
-
1
5M
a
r
-
1
5M
a
y
-
1
5J
u
n
-
1
5 J
u
l-15A
u
g
-
1
51
5
-
S
e
p
-
1
5
>
1
0 >
5
-1
0 >
2
-5 >
1
-2 0
-1 %
F
o
reig
n
O
w
n
e
rsh
ip
to
T
o
ta
l(R
H
S
)
Net Buyer (Seller) - Non Resident
Foreign Ownership - Proportion by Tenor
Foreign investors mostly dominated by high quality long term investors
38
1
9
.5
2
0
.6
8
2
.6
8
8
.4
4
(0.88)
1
7
.9
7
4
.2
2
(1
9
.9
8
)
2
.8
1
(1.76)
1
0
.1
3
2
3
.9
8
6
.0
8
(0
.3
7
)
4
.8
2
1
6
.
4
9
1
5
.
7
7
1
6
.1
0
2
0
.1
5
6
.4
3
1
4
.
1
6
5
7
.
9
5
1
3
.1
7
1
2
.4
9
2
1
.3
4
(1
9
.8
4
)
3
9
.4
8
6
.8
4
(3
.5
9
)
4
.1
0
6
.3
1
2
3
.0
4
(3.90)
(7.96)
2
.
9
5
0
-
0.
08
-
0.
06
-
0.
04
-
0.
02
0
.0
2
0
.0
4
0
.0
6
0
.0
8
0
.1
As of September 15, 2015
ca
p
ita
lin
flo
w
so
v
erfo
re
ig
n[R
H
S
]
(30.00)
(20.00)
(10.00)
0
.0
0
2
0
.0
0
3
0
.0
0
4
0
.0
0
5
0
.0
0
Nov-12
Jan-13
Mar-13
M
a
y
-
1
3
Jul-13
Sep-13
Nov-13
Jan-14
Mar-14
M
a
y
-
1
4
Jul-14
Sep-14
N
o
v
-
1
4
Jan-15
Mar-15
May-15
J
u
l
-
1
5
Sep-15
[In IDR Trillion]
C
a
p
ita
lInflo
w
s[L
H
S
]
Foreign Investor Activity 38
40. 40
Prospek Perekonomian Domestik
Pertumbuhan ekonomi pada Semester II 2015 akan membaik, didukung oleh
konsistensi pemerintah dalam mendorong reformasi struktural melalui berbagai
paket kebijakan ekonomi dan realisasi proyek-proyek infrastruktur, serta
meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Selain itu, perekonomian 2015 akan
diwarnai oleh inflasi yang berada di kisaran sasaran inflasi 2015.
Pertumbuhan
Ekonomi
Inflasi
CAD(%PDB)
2015
2,5 - 3%
4,0±1%
4,7 - 5,1%
41. 41
Reformasi Struktural
Ke depan, percepatan realisasi belanja Pemerintah baik di kementrian/lembaga dan
untuk implementasi proyek-proyek infrastruktur menjadi kunci dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi 2015.
• Waduk
• Irigasi
Infrastruktur
Pertanian
• Listrik
Infrastruktur Energi
• Jalan
• Kereta Api
• Airport
Infrastuktur Logistik
• Perumahan
Infrastruktur
Pemukiman
42. Pertumbuhan Ekonomi Daerah – 2Q15 (%,yoy)
Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah terjadi pada provinsi berbasis komoditas...
PDRB
SUMATERA
JAWA
KALIMANTAN
KTI
gPDRB negatif
PDB: 4,67%
Region Weight(%)
Sumatera 22%
Jawa 58%
Kalimanta
n 9%
KTI 11%
45. Enggano
Singkawang
Muara
Teweh
Miangas
Maratua
Tojo Una-
Una
Pohuwato
Moa
Namniwel
Taria
Kenyam
Aboy
Sultan
Hassanuddin
Banda Aceh
Belawan
Kuala Tanjung
Dumai
Batam
Pangkal
Pinang
Pontianak
Panjang
Padang
Tj. Priok
Kertajati
Cilacap
Tj. Perak
Lombok
Kupang
Palangkaraya Banjarmasin
Makassar
Maloy
Bitung
Halmahera
Sorong
Jayapura
Merauke
Ambon
Koroway
Batu
Sea toll concept as a means to
support Indonesia in becoming the
world maritime axis.
• develop 24 new seaports
• increase number of substantial
vessels (pioneer cargo,
transport vessels, pioneer
crossing vessels)
• develop 60 crossing ports
Strengthen connectivity through
air transport infrastructure
development
• develop 15 new airports
• develop air cargo facilities in
6 locations
• increase number of pioneer
airplanes
Improve transport efficiency by road
development and maintenance
• develop 2,650 km of new roads
• develop 1,000 km of new toll
roads
• rehabilitate 46,770 km of existing
road
Reduce logistic cost by improving
railway infrastructure
develop new tracks in Java, Sumatra,
Sulawesi, and Kalimantan:
2,159 km inter-urban railways
1,099 km urban railways
Develop urban transport
• develop Bus Rapid Transit
(BRT) in 29 cities
• develop Mass Rapid Transit
(MRT) in 6 metropolis and
17 large cities.
Achieve electrification ratio of 96.6% by
2019 through generating capacity
improvement
• develop power plants with total
capacity of 35,000 MW
Ensure efficiency of fuel
production by optimizing
domestic refineries
• build new oil refineries of
2x300,000 barrels
• Expand existing refineries in
Cilacap and Balongan
Energy Related
Logistic Related
Location of 24 new seaports
& 15 new airports
Source: Bappenas
Achieving food sovereignty through
irrigation system improvement
• develop 33 new dams and 30
hydropower plants
• expand 1 million ha irrigation
system
• rehabilitate existing irrigation
system
PLANNING TARGET: The New Government aims to achieve
economic growth of 6-7% p.a. in 2015-2019, to do so, rigorous
infrastructure development is needed
45
46. Project potentially ready for tender in Q3 2015
Express Line Soekarno-Hatta International Airport Access Railway
Airport Access Railway – Express Line
PROJECT SCHEDULE
Improving the accessibility from and
to Soekarno Hatta International
Airport, by fulfilling level of service of
3
m0
ax min.
trip from the airport to city
*
ci
l
l
eu
s
nt
r
a
tt
ei
o
rn
Project Technical Profile
Type: Elevated Track (dedicated)
Length of Alignment : 33.86 km
Width: Standard Gauge 1,435 mm
Type of Train : Electronic Multiple Unit (EMU)
Operating Speed : Max. 120 km per hour
Route
Halim Perdanakusuma Airport – Manggarai – Dukuh
Atas – Tanah Abang - Pluit – Soekarno Hatta
International Airport
Investment Value
~US$ 2.57 Billion
Funding scheme >> Potentially through PPP with
Government Support (VGF)*
Government Contracting Agency
Ministry of Transportation
Jul 2015
Pre-Qualification
Sep 2015
Tender
Document
Jun 2016
Contract Award
Dec 2016
Financial Close
Achieved
Oct 2015
Bidding and
Evaluation
The timetable is subject to Government approval process
*) subject to Government agreement 46
48. July 7, 1992 BBB- March 14, 1994 Baa3 June 1, 1997 BBB-
April 18, 1995 BBB December 21,1997 Ba1 December 23,1997 BB+
October 10, 1997 BBB- January 9, 1998 B2 January 8, 1998 BB-
December 31, 1997 BB+ March 20, 1998 B3 January 21, 1998 B+
January 9, 1998 BB September 30, 2003 B2 March 16, 1998 B-
January 27, 1998 B May 19, 2006 B1 August 1, 2002 B
March 11, 1998 B- October 22,2007 Ba3 November 20, 2003 B+
May 15, 1998 CCC+ December 23, 2008 Ba3* January 27, 2005 BB-
March 29, 1999 SD June 11, 2009 Ba3*** February 14, 2008 BB
March 30, 1999 CCC+ September 16, 2009 Ba2 January 21, 2009 BB*
September 12, 1999 CCC+ June 21, 2010 Ba2*** January 25, 2010 BB+
October 2, 2000 B- January 17, 2011 Ba1 February 24, 2011 BB+***
May 21, 2001 CCC+ January 18, 2012 Baa3 December 15, 2011 BBB-
November 2, 2001 CCC November 22,2012 BBB-*
April 23, 2002 SD November 15,2013 BBB-*
September 5, 2002 CCC+ November 13,2014 BBB-*
May 12, 2003 B-
October 8, 2003 B
December 22, 2004 B+
July 26, 2006 BB-
November 7, 2008 BB-*
October 23, 2009 BB-***
March 12, 2010 BB
April 8, 2011 BB+
April 23, 2012 BB+*
May 2, 2013 BB+**
April 28, 2014 BB+*
May 21, 2015 BB+***
Standard & Poor's M oody's Fitch
AAA Aaa AAA Extremely strong
AA+ Aa1 AA+
AA Aa2 AA Very strong
Investment
AA- Aa3 AA-
A+ A1 A+
Grade
Ratings
(IG)
Strong
A A2 A
A- A3 A-
BBB+ Baa1 BBB+
BBB Baa2 BBB Adequate
BBB- Baa3 BBB-
BB+ Ba1 BB+
BB Ba2 BB Less vulnerable
BB- Ba3 BB-
B+ B1 B+
Non- B B2 B More vulnerable
investment
B- B3 B-
Grade
CCC+ Caa1 CCC+
Ratings
CCC Caa2 CCC
Currently
vulnerable
CCC- Caa3 CCC-
CC Ca CC Currently highly
C C C vulnerable
Default
SD D RD
Default
D D
* Afirmasi Rating
** Revisi outlook dari positif menjadi stable
*** Revisi outlook dari stable menjadi positif
Perkembangan Rating Indonesia 48
49. Key Credit
Challenges
Institutional • Tata kelola pemerintah yang lemah dan hambatan birokrasi
• Ketertinggalan infrastruktur,ketidakpastian pengaturan danpenegakan hukum
• Kemudahandalamberbisnisyang masihberadadi bawahmedianpeers
Economic • Pendapatan perkapitayang relatif rendah
• Ketergantungan terhadap eksporkomoditas ditengahpenurunan hargakomoditas
External • CAD yang berkelanjutan.
• Terdapatrisikocapitalreversal,terkaitsensitivitaspembiayaaneksternalyangtinggi
terhadap persepsi investor asing
• Kepemilikan non-residen terhadap SUN yang cukup besar
• External vulnerabilitytinggi:terutamapeningkatan ULNswasta, pelemahanNilai
tukar, dan hedging ULN yang masih terbatas.
Fiscal • Realisasiproyek infrastrukturyang rendah.
• KomitmenPemerintahbelummaksimaldlm reformasi fiskalseperti penetapanharga
BBMdomestikyangbelumsepenuhnya mengikutihargapasar.
Monetary • Pasarkeuangandomestikyangdangkaldanvolatilemenimbulkanketergantungan
pada external financing.
Tantangan Indonesia menurut Lembaga Pemeringkat 49
50. Upward
Triggers
• Penguatan
kelembagaan
(institutional)
• Efektifitas
implementasi
rencana investasi
infrastruktur
• Peningkatan ketahanan
terhadap volatilitas global
• Peningkatan kualitas
belanja oleh
Pemerintah, termasuk
penetapan harga BBM
sesuai harga pasar dan
alokasi anggaran
investasi publik secara
efisien.
Pelaksanaan kebijakan
yang:
• Mendorong
resiliensi
perekonomian
terhadap tekanan
eksternal.
• Meningkatkan iklim
bisnis, serta
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
Downward
Triggers
• Memburuknya kinerja
neraca transaksi
berjalan atau
memburuknya dana
cadangan pembiayaan
ULN (a.l. cadangan
devisa).
• Adanya pembalikan
• Meredupnya
ambisi
reformasi
sruktural
Pemerintah.
• Meningkatnya
ketidakseimban
gan
• Bias kebijakan
stabilitas di atas
pertumbuhan yang
mengarah ke
perlambatan ekonomi.
• Memburuknya
keyakinan investor
asing dan/atau
Tantangan Indonesia menurut Lembaga Pemeringkat 50
52. 52
IMF
BRAZIL INDONESIA
Budget balance (per July 2015) (7,2%) (1,2%)
Tax Ratio 14% 11%
Source:
32,34%
27,65%
16,76% 8,27%
24,31%
3,23%
0,59%
19,45%
4,72%
Brazil Indonesia
other expense
subsidies
19,85% interest expense
7,27% use of goods and services
social benefits
35,59% compensation of employee
Perbandingan kondisi fiskal Indonesia dan Brazil
…potensi Indonesia untuk terus tumbuh masih lebih besar dengan risiko yang terjaga
Perbandingan Proporsi Belanja Negara
(Rata-rata tahun 2010-2013 terhadap total belanja negara)
1
2
3
Poin-poin penting perbandingan kondisi fiskal Indonesia dengan Brazil:
1. Beban pembayaranbunga Brazil jauh lebih besar dari Indonesia, hal tersebut juga menujukkan cukup tingginya risiko utang Brazil,
khususnya dalam kondisi pasar keuangan yang bergejolak (risiko peningkatan yield).
2. Trend anggaran kesejahteraan Brazil (social transfer) jauh melebihi anggaran belanja modal (use of goods and services). Sehingga
pertumbuhan infrastruktur dan sektor riil di Brazil menjadi cenderung lambat. Hal ini berkebalikan dengan Indonesia, dimana
pembangunan infrastrukturmenjadi prioritas utama.
3. Anggaran subsidi Indonesia sejak APBNP 2015 telah direalokasikan kepada anggaranyang lebih produktif.Sehingga Indonesia
memiliki ruang fiskal yang lebih besar pada tahun ini dan yang akan datang.
4. Defisit fiskal Indonesia masih dalam batas aman dan jauh di bawah Brazil, dan tax ratio yang masih relatif rendah.
4