SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Ibrahimy
Jurusan Mu’amalah & Ahwal Al Syakhsyiyyah
TAHUN AKADEMIK 2014 - 2015
DRS.H.FATHUR ROHMAN MS.MH.
1. UUD NRI 1945 Pasal 24 Ayat 2: Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
2. UU 14/1985 Mahkamah Agung RI (LN 73/1985, TLN 3316)
- UU 5/2004/Perubahan I & Penambahan
- UU 3/2009/Perubahan II (LN 3/2009, TLN 4958)
3. UU 7/1989/Peradilan Agama (LN 49/1989, TLN 3400)
- UU 3/2006/Perubahan I (LN 22/2006, TLN 4611)
- UU 50/2009/Perubahan II (LN 159/2009, TLN 5078)
4. UU 48/2009/Kehakiman (LN 157/2009, TLN 5076)
TUJUAN
Agar mahasiswa memahami
hukum acara yang berlaku di
Pengadilan dalam lingkungan
peradilan agama dan mampu
mengaplikasikannya dalam
simulasi beracara.
Silabus Mata Kuliah: Hukum Acara Peradilan Agama
Komponen : MKB - Program : S1 - Bobot : 2 SKS - Kode : 910C05
POKOK BAHASAN
1. Pengertian, sumber dan hubungannya dengan hukum acara perdata
2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan
3. Penetapan Majelis Hakim, Penetapan Hari Sidang & Pemanggilan Pihak2
4. Adab Hakim dalam persidangan
5. Cara pemeriksaan perkara di pengadilan tingkat pertama
6. Tugas Ketua Majelis, anggota dan Panitera Pengganti
7. Usaha Perdamaian dan Mediasi
8. Hal-hal yang mempengaruhi sidang pertama
9. Eksepsi dan Rekonvensi
10. Pencabutan gugatan/permohonan dan pihak berperkara meninggal
11. Alat bukti dan tahapan pembuktian
12. Musyawarah Majelis Hakim, pengambilan kongklusi & keputusan
13. Produk Pengadilan (Putusan dan Penetapan)
14. Upaya Hukum: Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali
15. Cara pemeriksaan di tingkat banding dan kasasi
16. Verzet & PK putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
17. Ekskusi putusan pengadilan
REFERENSI
Buku Wajib
1. M.Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara
Peradilan Agama: Undang-Undang No. 7 Tahun 1989.
2. Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama.
3. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara
Perdata Peradilan Agama dan Hukum Kewarisan Islam.
4. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di
Indonesia.
BUKU ANJURAN
Umar Mansyur Syah, Hukum Acara Perdata
Peradilan Agama Menurut Teori dan Praktek.
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di
Pengadilan Negeri.
Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri.
Soebekti, Hukum Pembuktian.
Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Indonesia:
Putusan-putusan Pengadilan Agama.
Abdul Ghani Abdullah, Himpunan Perundang-
undangan dan Peraturan Peradilan Agama.
1.1.PENGERTIAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yang
mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum
perdata materiil dengan perantaraan hakim. (Sudikno
Mertokusumo)
Hukum Perdata (materiil) yang ingin ditegakkan atau
dipertahankan dengan hukum acara tersebut meliputi
peraturan hukum yang tertulis dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (UU Perkawinan, UU Peradilan
Agama, Kompilasi Hukum Islam, Kompilasi Hukum Ekonomi
Syari’ah, dll) dan peraturan hukum yang tidak tertulis berupa
hukum adat yang hidup dalam masyarakat (termasuk Kitab
Fiqih Munakahat yang kita jadikan rujukan dan diambil alih
sebagai pendapat majelis hakim dan telah tertuang dalam
putusan).
Hukum Materiil Tertulis Peradilan Agama
1. Al Quran dan Al Hadits
2. UU No.42/1946 jo.UU 32/1954 ttg Nikah Talak Cerai Rujuk (NTCR)
3. UU No.1/1974 ttg Perkawinan
4. PP No.9/1975 ttg Pelaksanaan UU No.1/1974 ttg Perkawinan
5. UU No.7/1992 ttg Perbankan jo. UU No.10/1998
6. UU No.23/1999 ttg Bank Indonesia
7. UU No.38/1999 ttg Pengelolaan Zakat
8. UU No.41/2004 ttg Wakaf
9. UU No.19/2008 ttg Surat Berharga Syari'ah Negara
10. UU No.21/2008 ttg Perbankan Syari'ah
11. UU No.23/2002 ttg Perlindungan Anak
12. UU No.23/2004 ttg Penghapusan Kekerasan Dalam Rumahtangga
13. PP No.28/1977 ttg Perwakafan Tanah Milik
14. Kompilasi Hukum Islam (KHI)
15. Per MA No.02/2008 ttg Kompilasi Hukum Ekonomi Syari'ah (KHES)
16. Peraturan bank yang berkaitan dengan ekonomi Syari'ah
17. Yurisprudensi
18. Qonun Aceh
19. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
20. Akad Ekonomi Syari'ah
Hukum Materiil Tidak Tertulis Peradilan Agama
Menimbang, bahwa Majelis perlu mengemukakan pendapat Ahli Hukum Islam
yang tersebut dalam Kitab Mada Hurriyatuz Zaujaini Fith Tholaq Juz I
halaman 83, dan selanjutnya dijadikan pendapat Majelis dalam perkara ini:
‫مدى‬‫حرية‬‫الزوجين‬‫فى‬‫الطالق‬:‫محمد‬‫عبد‬‫الرحمن‬‫الصابونى‬‫ج‬١‫ص‬٨٣
‫وقد‬‫اختار‬‫اإلسالم‬‫نظام‬‫الطالق‬‫حين‬‫تضطرب‬‫الحياة‬‫الزوجية‬‫ولم‬‫يعد‬‫ينفع‬‫ف‬‫يها‬‫نصح‬
‫وال‬‫صلح‬‫وحيث‬‫تصبح‬‫الرابطة‬‫الزواج‬‫صورة‬‫من‬‫غيرروح‬,‫ألن‬‫اإلستمرارمعنا‬‫ه‬‫أن‬
‫يحكم‬‫على‬‫أحد‬‫الزوجين‬‫بالسجن‬‫المؤبد‬‫وهذا‬‫ظلم‬‫تأباه‬‫روح‬‫العدالة‬.
“Islam memilih lembaga thalaq ketika rumah tangga sudah dianggap goncang, serta
sudah dianggap tidak bermanfaat lagi nasihat dan perdamaian, dan hubungan suami
istri telah hampa. Sebab, meneruskan perkawinan yang demikian berarti menghukum
salah satu dari suami isteri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya
yang bertentangan dengan rasa keadilan.”
Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka cukup alasan bagi
Pengadilan Agama untuk mengabulkan gugatan Penggugat, seperti maksud Pasal
70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama,
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 1287/K/AG/1999 tanggal 8
Juni 1999 yang mengandung abstraksi hukum bahwa apabila suami istri dalam
kehidupan rumahtangganya telah terjadi percekcokan terus menerus, semua
usaha perdamaian yang dilakukan tidak berhasil merukunkan lagi, maka fakta
yang demikian ini seharusnya ditafsirkan bahwa hati kedua belah pihak tersebut
telah pecah, sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam dan sesuai pula dengan
pendapat Dr.Mushthofa As Siba'i, yang tersebut dalam kitab: "Al Mar-atu bainal
Fiqhi wal Qonun" halaman 110 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis
Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi sendiri yang berbunyi sebagai berikut:
‫فإن‬‫الحياة‬‫الزوجية‬‫ال‬‫تستقيم‬‫مع‬‫الشقاق‬‫و‬‫النزاع‬‫عداما‬‫فى‬‫ذلك‬‫من‬‫ضرر‬‫ب‬‫تربية‬
‫األوالد‬‫وسلوكهم‬‫وال‬‫خير‬‫فى‬‫اجتماع‬‫بين‬‫متباغضين‬‫ومهما‬‫يكن‬‫أسباب‬‫هذا‬‫ال‬‫نزاع‬
‫خـطيرا‬‫كان‬‫أوتافها‬‫فإنه‬‫من‬‫الخـير‬‫أن‬‫تـنتهي‬‫العالقة‬‫الزوجـية‬‫بين‬‫هذين‬‫الز‬‫وجـين‬
‫لعل‬‫هللا‬‫يهيء‬‫لكل‬‫واحد‬‫منهما‬‫شريكا‬‫أخر‬‫لحياته‬‫يجد‬‫معه‬‫الطمأنينة‬‫واإلستق‬‫رار‬
Artinya:
"Sungguh kehidupan suami istri tidak akan tegak/rukun jika
disertai dengan pertengkaran dan perselisihan, di samping
menimbulkan kemudlorotan yang serius dalam pendidikan anak
dan pembentukan akhlak anak-anak, lagi pula tidak baik
menghimpun dua orang yang saling membenci, apapun yang
menjadi sebab perselisihan tersebut, pilihannya adalah hubungan
suami istri harus diakhiri dengan harapan sesudah berpisah Allah
swt menganugerahi pasangan baru yang mewujudkan
ketenangan dan ketenteraman".
Menimbang, bahwa dalam Kitab Majmu' Syarah Muhadzdzab Juz 18 halaman 235
dan 239 dijelaskan sebagai berikut:
‫قال‬‫المصنف‬‫رحمه‬‫هللا‬‫تعالى‬:‫كتاب‬‫النفقات‬(‫باب‬‫نفقة‬‫الزوجات‬)‫إذا‬‫سلمت‬‫المرأة‬‫نفسها‬‫إلى‬‫زوجها‬‫وتمك‬‫ن‬‫من‬
‫االستمتاع‬‫بها‬‫ونقلها‬‫إلى‬‫حيث‬،‫يريد‬‫وهما‬‫من‬‫أهل‬‫االستمتاع‬‫في‬‫نكاح‬،‫صحيح‬‫وجبت‬،‫نفقتها‬‫لما‬‫روى‬‫جاب‬‫ر‬‫رضى‬‫هللا‬
‫عنه‬‫أن‬‫رسول‬‫هللا‬‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬‫خطب‬‫الناس‬‫فقال‬"‫اتقوا‬‫هللا‬‫في‬،‫النساء‬‫فإنكم‬‫أخذتموهن‬‫بأمانة‬‫هللا‬،‫واستحللتم‬
‫فروجهن‬‫بكلمة‬،‫هللا‬‫ولهن‬‫عليكم‬‫رزقهن‬‫وكسوتهن‬‫بالمعروف‬‫وإن‬‫امتنعت‬‫من‬‫تسليم‬‫نفسها‬‫أو‬‫مكنت‬‫من‬‫اس‬‫تمتاع‬‫دون‬
‫استمتاع‬‫أو‬‫في‬‫منزل‬‫دون‬‫منزل‬‫أو‬‫في‬‫بلد‬‫لم‬‫تجب‬‫النفقة‬‫النه‬‫لم‬‫يوجد‬‫التمكين‬‫التام‬‫فلم‬‫تجب‬‫النفقة‬‫ك‬‫ما‬‫ال‬‫يجب‬‫ثمن‬
‫المبيع‬‫إذا‬‫امتنع‬‫البائع‬‫من‬‫تسليم‬،‫المبيع‬‫أو‬‫سلم‬‫في‬‫موضع‬‫دون‬،‫موضع‬‫فإن‬‫عرضت‬‫عليه‬‫وبذلت‬‫له‬‫الت‬‫مكين‬‫التام‬‫والنقل‬
‫إلى‬‫حيث‬‫يريد‬‫وهو‬،‫حاضر‬‫وجبت‬‫عليه‬‫النفقة‬‫النه‬‫وجد‬‫التمكين‬‫التام‬.‫وإن‬‫عرضت‬‫عليه‬‫وهو‬‫غائب‬‫لم‬‫يجب‬‫حتى‬‫يقدم‬
‫هو‬‫أو‬،‫وكيله‬‫أو‬‫يمضى‬‫زمان‬‫لو‬‫أراد‬‫المسير‬‫لكان‬‫يقدر‬‫على‬،‫أخذها‬‫النه‬‫ال‬‫يوجد‬‫التمكين‬‫التام‬‫إال‬‫بذلك‬‫وإن‬‫ل‬‫م‬‫تسلم‬‫إليه‬
‫ولم‬‫تعرض‬‫عليه‬‫حتى‬‫مضى‬‫على‬‫ذلك‬‫زمان‬‫لم‬‫تجب‬،‫النفقة‬‫الن‬‫النبي‬‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬‫تزوج‬‫عائش‬‫ة‬‫رضى‬‫هللا‬‫عنها‬
‫ودخلت‬‫عليه‬‫بعد‬‫سنتين‬.‫المجموع‬‫شرح‬‫المهذب‬‫للنواوى‬‫ج‬‫ص‬
‫الن‬‫تعذر‬‫وطئها‬‫عليه‬‫ليس‬‫بفعلها‬‫فلم‬‫تسقط‬‫بذلك‬‫نفقتها‬.‫المجموع‬‫للنواوى‬‫ج‬‫ص‬
Maknanya: Apabila seorang istri telah menyerahkan dirinya kepada suaminya dan suami
memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual dengannya serta memungkinkan
mengajak istri bertempat tinggal sesuai kehendak suami, dan kedua-duanya (suami istri)
tersebut termasuk orang yang mampu melakukan hubungan seksual dalam pernikahan
yang sah, (maka) wajiblah nafkah istri atas suami, berdasarkan hadits riwayat Jabir r.a.
bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda dihadapan para sahabat sebagai berikut:" Bertaqwalah
kepada Allah dalam urusan kaum wanita, karena sesungguhnya kalian semua telah
mengambil mereka dengan amanat Allah, dan kalian semua telah menghalalkan
kehormatan mereka dengan Kalimah Allah, dan mereka mempunyai hak nafkah dan
sandang yang layak atas kalian semua", dan apabila seorang istri menolak untuk
menyerahkan dirinya secara total atau hanya menyerahkan sebagian kenikmatan saja atau
hanya mau mengikuti suaminya ke tempat tinggal atau negeri tertentu saja, maka suami
tidak wajib memberi nafkah kepadanya karena belum terdapat penyerahan yang sempurna
(Tamkin Tam), karena ketidakwajiban memberi nafkah tersebut sebagaimana tidak wajib
membayar harga barang yang dibeli apabila penjual tidak mau menyerahkan barang yang
dibeli tersebut atau hanya mau menyerahkan di tempat tertentu saja, maka apabila istri
telah menyerahkan dan menyodorkan diri kepada suaminya secara totalitas serta mau
dibawa kemana saja sesuai keinginan suami dan suaminya hadir (tidak ghoib) maka wajib
nafkah atas suami karena sudah ada tamkin tam (penyerahan yang sempurna). Al Majmu'
Juz 18 Hal.235.
Karena udzur menyetubuhinya kepada suami bukan atas perbuatan dari istrinya maka
nafkah bagi istri tidak gugur karenanya. Al Majmu' Juz 18 Hal.239.
Menimbang, bahwa ‫بعد‬‫التـمـكـيـن‬‫الكامـل‬‫مـن‬‫زوجـتـه‬- -
setelah tamkin sempurna dari istrinya seperti dalam
KHI tersebut di atas, dalam hal ini Penggugat
sudah tergolong Tamkin Tam atau Tamkin Kamil
dan ternyata tidak terbukti Penggugat sebagai istri
yang nusyuz, sehingga karena itu Penggugat
berhak atas nafkah selama dalam perkawinannya
dengan Tergugat;
1.2.. sumber HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan AGama
Pasal 54
Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Agama adalah
Hukum Acara Perdata yang berlaku pada
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum,
kecuali yang telah diatur secara khusus dalam
Undang-Undang ini.
sumber HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
Tertulis (kodifikatif):
1. Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB) untuk Jawa
Madura, kini diganti KUHAPer. (Stb.44_1927).
2. Reglemen Daerah Seberang (Reglement Buiten
Gowesten) untuk luar Jawa Madura (Stb.44 _1941).
3. UUPA No.7_1989 > No.3_2006 > No.50_2009, dlsb seperti
sebagian tersebut dalam hukum materiil di atas.
Tidak Tertulis (Nonkodifikasi):
1. Ahkamul Murofa’at dalam Kitab-Kitab Fiqih.
2. Hukum adat yang tidak bertentangan dengan hukum
Islam atau hukum adat yang sudah diserap oleh Hukum
Islam. (Suyuti Tholib: Teori Receptio a contrario).
1.3. HUBUNGAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
DENGAN HUKUM ACARA PERDATA
1*. Sama-sama bersifat perdata yang serba formal dan hanya memperjuangkan
hukum perdata materiil di muka sidang pengadilan melalui hakim oleh pihak yang
berkepentingan.
2*. Sebagian hukum acara peradilan agama (Hukum Munakahat) sebagai lex
spesialis dari hukum acara perdata yang merupakan lex generalis.
3*. Hukum acara peradilan agama dengan hukum acara perdata sama-sama di
atur penggunaannya oleh Undang-Undang Republik Indonesia dan Mahkamah
Agung dengan sistem satu atap.
4*. Hukum acara peradilan agama dan hukum acara perdata memiliki asas-asas
yang sama dalam aplikasinya di muka sidang dan tidak dikenal ada
prapemeriksaan seperti penyelidikan dan penyidikan dalam acara pidana.
5*
6*
7*
2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan
Format gugatan / permohonan dibuat seperti surat pada umumnya, hanya saja
karena sifatnya gugatan tentang suatu hak atau permohonan suatu hak, maka
diperlukan beberapa ketentuan yang harus dimuat dalam gugatan / permohonan
tersebut, yaitu:
Tujuan (alamat gugatan/permohonan) dan Identitas pihak-pihak.
1. Alamat surat gugatan / permohonan ditujukan kepada ketua pengadilan;
2. Tanggal surat gugatan / permohonan dibuat;
3. Perihal yang dimaksud dalam surat gugatan / permohonan;
4. Identitas pihak-pihak yakni Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon yang
berisi: Nama lengkap dengan bin/binti, agama, umur, pekerjaan, pendidikan
(untuk data statistik), alamat yang ditunjuk bagi Pemohon, alamat Tergugat/
Termohon senyatanya saat gugatan/permohonan diajukan ke pengadilan;
5. Kalau pakai kuasa hukum advokat harus lengkap identitas dan legal
standingnya sesuai UU Advokat No.18/2003., bila kuasa hukumnya insidentil
harus ada keterangan dari desa ttg hubungan keluarga sampai dengan baris
ketiga.
POSITA
1. Alasan hukum/dalil-dalil surat gugatan / permohonan berisi:
• Rechtgronden: alasan hukum berupa pasal-pasal dari
peraturan (Akta Nikah / Cerai dlsb).
• Rechtfeiten: alasan kejadian nyata seperti KDRT dlsb.
2. Deskripsi dari suatu kejadian (uraian naratif) surat gugatan
/ permohonan;
3. Kesanggupan membayar biaya perkara atau mohon
berperkara prodeo;
4. Petitum atau permintaan dari gugatan/permohonan
diajukan tersebut yang terdiri dari primair dan sekundair;
5. Tandatangan dan nama terang Penggugat/Pemohon atau
kuasa hukumnya tanpa meterai;
6. Bagi yang tidak dapat baca tulis, maksudnya diutarakan
kepada petugas, kemudian petugas mencatatnya lalu dicap
jempol oleh ybs. diketahui oleh petugas yg membantunya.
Petitum Subsider memberikan fleksibelitas
(keluwesan) bagi Majelis Hakim dalam
memutus suatu perkara berdasarkan petitum
yang disampaikan oleh Penggugat/Pemohon,
namun hal ini hanyalah akan mengarah kpd
hal-hal yg seharusnya disampaikan oleh
Penggugat/Pemohon akan tetapi terlupakan
atau tidak sepenuhnya persis & pas dg
keadilan & kebenaran yang seharusnya
diterapkan dalam suatu perkara seperti terkait
dengan redaksi yang berbeda namun maksud
& maknanya sama serta tujuannya sesuai
dengan rasa keadilan hukum;
Pendapat ahli hukum M.Yahya
Harahap,S.H. (Hukum Acara Perdata,
Sinar Grafika, 2007, hal.64) yaitu: “Demi
keadilan hakim bebas dan berwenang
menetapkan lain berdasarkan petitum ex-
aequo et bono dengan syarat harus
berdasarkan kelayakan atau kepatutan
(appropriateness) dan masih berada dalam
kerangka jiwa petitum primer dan dalil
permohonan”;
3. PERSIAPAN SIDANG
• Berkas perkara yang telah terdaftar dengan mendapatkan Nomor Perkara:
- Nomor 0000/Pdt.G/2015/PA.Bwi. untuk perkara gugatan kode G.
- Nomor 0000/Pdt.P/2015/PA.Bwi. untuk perkara permohonan kode P.
• Penetapan Majelis Hakim (PMH) ditandatangani oleh Ketua Pengadilan.
• Penetapan Hari Sidang (PHS) ditandatangani oleh Ketua Majelis Hakim.
• Juru Sita / Juru Sita Pengganti (JSP) memanggil kedua pihak berperkara ke
alamat ybs., apabila tidak berjumpa dengan ybs. maka JSP harus menjumpai
kepala desa / lurah (staf atas namanya) agar menyampaikan relass panggilan
beserta salinan gugatan / permohonan kepada ybs.
• Setelah Majelis Hakim memasuki ruang sidang, membuka sidang dan
menyatakan sidang terbuka untuk umum, pihak-pihak dipanggil masuk ke
ruang sidang untuk perdamaian oleh Majelis Hakim, bila berdamai perkaranya
dicabut, bila tidak damai, kedua belah pihak diperintahkan untuk menghadap
ke mediator, sidang ditunda untuk mendengarkan Laporan Hasil Mediasi.
• Sidang berikutnya (khusus perkara cerai harus dinyatakan tertutup untuk
umum) pembacaan gugatan/permohonan, jawaban, replik, duplik, (rereplik,
reduplik), pembuktian (surat, saksi), kesimpulan, Musyawarah Majelis Hakim
(rahasia), pembacaan Putusan / Penetapan.
• Sidang pembacaan putusan harus dinyatakan terbuka untuk umum, kalau
tidak, berakibat putusan batal demi hukum.
4. ADAB HAKIM DALAM PERSIDANGAN
• Majelis Hakim memakai baju toga hitam variasi
hijau berdasi putih.
• Membuka persidangan dengan membaca
basmalah kemudian berdo’a.
• Memanggil para pihak sesuai dengan nomor
urut pendaftaran sidang.
• Menghadapi para pihak dengan perhatian yang
sama, tidak membedakan status, ras, kaya
miskin.
• Tidak memihak kepada salah satu pihak dan
mendengarkan keterangan pihak lawannya
(audi et alteram partem).
5. CARA PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TINGKAT PERTAMA
1. Pertamakali Majelis Hakim harus memeriksa relas panggilan yang dilakukan
oleh Juru Sita / Juru Sita Pengganti (JSP) serta menilai sah & patut atau tidak
pelaksanaan pemanggilan tersebut kepada kedua pihak khususnya kepada
Tergugat/Termohon;
2. Berikutnya harus memeriksa apa ada eksepsi baik absolut atau relatif dalam
perkara yang sedang diperiksa tersebut;
3. Selanjutnya Majelis Hakim menyatakan sidang terbuka atau tertutup untuk
umum (sesuai aturan yang ada), melakukan perdamaian, bila berdamai
perkaranya dicabut, bila tidak damai, kedua belah pihak diperintahkan
untuk menghadap ke mediator, sidang ditunda untuk mendengarkan
Laporan Hasil Mediasi.
4. Sidang berikutnya pembacaan gugatan/permohonan (khusus perkara cerai
harus dinyatakan tertutup untuk umum),
5. jawaban, replik, duplik, (rereplik, reduplik), pembuktian (surat, saksi),
kesimpulan, Musyawarah Majelis Hakim (rahasia), pembacaan Putusan /
Penetapan.
6. Sidang pembacaan putusan harus dinyatakan terbuka untuk umum, kalau
tidak, berakibat putusan batal demi hukum.
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainRatri nia
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumAji Wasesa
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Warnet Raha
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2Teori dalam hukum internasional 2
Teori dalam hukum internasional 2
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt
 

Viewers also liked

Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Natasha Rastie Aulia
 
Hukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaHukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaSiddiki Syadzily
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015asholahuddin
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanMJM Networks
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 
Soal praktek ms.power point
Soal praktek ms.power pointSoal praktek ms.power point
Soal praktek ms.power pointaldimasmaulana
 
M-Trends 2015 : Les nouvelles du front
M-Trends 2015 : Les nouvelles du frontM-Trends 2015 : Les nouvelles du front
M-Trends 2015 : Les nouvelles du frontFireEye, Inc.
 
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply Options
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply OptionsWater Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply Options
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply OptionsRobert Singleton
 
Muchalucha
MuchaluchaMuchalucha
Muchaluchaadvera1
 
Photo essay by kimberly demusz
Photo essay by kimberly demuszPhoto essay by kimberly demusz
Photo essay by kimberly demuszKimberly Demusz
 

Viewers also liked (17)

Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
Hukum Acara Peradilan Agama (Dr. H. Roihan A. Rasyid, S.H., M.A.)
 
Hukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan AgamaHukum Acara Pengadilan Agama
Hukum Acara Pengadilan Agama
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
Praktek hukum acara perdata 26 mei 12
 
Memori banding
Memori bandingMemori banding
Memori banding
 
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusan
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Soal praktek ms.power point
Soal praktek ms.power pointSoal praktek ms.power point
Soal praktek ms.power point
 
Social media voor politici. Kansen & valkuilen.
Social media voor politici. Kansen & valkuilen. Social media voor politici. Kansen & valkuilen.
Social media voor politici. Kansen & valkuilen.
 
M-Trends 2015 : Les nouvelles du front
M-Trends 2015 : Les nouvelles du frontM-Trends 2015 : Les nouvelles du front
M-Trends 2015 : Les nouvelles du front
 
Student c
Student cStudent c
Student c
 
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply Options
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply OptionsWater Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply Options
Water Supply Advisory Committee Draft Agreement on New Supply Options
 
Muchalucha
MuchaluchaMuchalucha
Muchalucha
 
Photo essay by kimberly demusz
Photo essay by kimberly demuszPhoto essay by kimberly demusz
Photo essay by kimberly demusz
 

Similar to Hukum acara peradilan agama

Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaAndrie Irawan
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanYanels Garsione
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumaziz paloh
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uups
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uupsPenyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uups
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uupsAgung Budiono
 
pentadbiran undang-undang islam di malaysia
pentadbiran undang-undang islam di malaysiapentadbiran undang-undang islam di malaysia
pentadbiran undang-undang islam di malaysiaustzm0den
 
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docx
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docxHukum_Acara_Peradilan_Agama.docx
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docxWahyuRamdani19
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxKurniasaleh
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxKurniasaleh
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxSorayalia
 
Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Dhudy_Hario
 
Sejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSafran Nasoha
 
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasional
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasionalQanun jinayat dlm sistem hukum nasional
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasionalAgus Muqtafiy
 

Similar to Hukum acara peradilan agama (20)

Praktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan AgamaPraktik Beracara Peradilan Agama
Praktik Beracara Peradilan Agama
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
 
Hukum Peradilan Agama.pptx
Hukum Peradilan Agama.pptxHukum Peradilan Agama.pptx
Hukum Peradilan Agama.pptx
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uups
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uupsPenyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uups
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah antara uupa an uups
 
Hukum ac perdata
Hukum ac perdataHukum ac perdata
Hukum ac perdata
 
pentadbiran undang-undang islam di malaysia
pentadbiran undang-undang islam di malaysiapentadbiran undang-undang islam di malaysia
pentadbiran undang-undang islam di malaysia
 
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docx
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docxHukum_Acara_Peradilan_Agama.docx
Hukum_Acara_Peradilan_Agama.docx
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptx
 
PPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptxPPT Hukum Acara Perag.pptx
PPT Hukum Acara Perag.pptx
 
Saabung
SaabungSaabung
Saabung
 
Pengertian fiqh
Pengertian fiqhPengertian fiqh
Pengertian fiqh
 
Pengertian fiqh
Pengertian fiqhPengertian fiqh
Pengertian fiqh
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
 
Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X Tugas Agama kelas X
Tugas Agama kelas X
 
Sejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesiaSejarah pa indonesia
Sejarah pa indonesia
 
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasional
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasionalQanun jinayat dlm sistem hukum nasional
Qanun jinayat dlm sistem hukum nasional
 

More from Alalan Tanala

Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Alalan Tanala
 
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedSistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedAlalan Tanala
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15Alalan Tanala
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15Alalan Tanala
 
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaRomo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaAlalan Tanala
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahAlalan Tanala
 
Sejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaSejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaAlalan Tanala
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosenAlalan Tanala
 
05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketaAlalan Tanala
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahAlalan Tanala
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsAlalan Tanala
 
Kritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyKritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyAlalan Tanala
 

More from Alalan Tanala (18)

Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
 
Pengesahan tesis
Pengesahan tesisPengesahan tesis
Pengesahan tesis
 
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedSistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
 
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaRomo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikah
 
Sejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaSejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesia
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
 
05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa
 
P3 hukum pancung
P3 hukum pancungP3 hukum pancung
P3 hukum pancung
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 
Kritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyKritik atas time value of money
Kritik atas time value of money
 

Hukum acara peradilan agama

  • 1. Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Ibrahimy Jurusan Mu’amalah & Ahwal Al Syakhsyiyyah TAHUN AKADEMIK 2014 - 2015 DRS.H.FATHUR ROHMAN MS.MH.
  • 2. 1. UUD NRI 1945 Pasal 24 Ayat 2: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. 2. UU 14/1985 Mahkamah Agung RI (LN 73/1985, TLN 3316) - UU 5/2004/Perubahan I & Penambahan - UU 3/2009/Perubahan II (LN 3/2009, TLN 4958) 3. UU 7/1989/Peradilan Agama (LN 49/1989, TLN 3400) - UU 3/2006/Perubahan I (LN 22/2006, TLN 4611) - UU 50/2009/Perubahan II (LN 159/2009, TLN 5078) 4. UU 48/2009/Kehakiman (LN 157/2009, TLN 5076)
  • 3. TUJUAN Agar mahasiswa memahami hukum acara yang berlaku di Pengadilan dalam lingkungan peradilan agama dan mampu mengaplikasikannya dalam simulasi beracara. Silabus Mata Kuliah: Hukum Acara Peradilan Agama Komponen : MKB - Program : S1 - Bobot : 2 SKS - Kode : 910C05
  • 4. POKOK BAHASAN 1. Pengertian, sumber dan hubungannya dengan hukum acara perdata 2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan 3. Penetapan Majelis Hakim, Penetapan Hari Sidang & Pemanggilan Pihak2 4. Adab Hakim dalam persidangan 5. Cara pemeriksaan perkara di pengadilan tingkat pertama 6. Tugas Ketua Majelis, anggota dan Panitera Pengganti 7. Usaha Perdamaian dan Mediasi 8. Hal-hal yang mempengaruhi sidang pertama 9. Eksepsi dan Rekonvensi 10. Pencabutan gugatan/permohonan dan pihak berperkara meninggal 11. Alat bukti dan tahapan pembuktian 12. Musyawarah Majelis Hakim, pengambilan kongklusi & keputusan 13. Produk Pengadilan (Putusan dan Penetapan) 14. Upaya Hukum: Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali 15. Cara pemeriksaan di tingkat banding dan kasasi 16. Verzet & PK putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap 17. Ekskusi putusan pengadilan
  • 5. REFERENSI Buku Wajib 1. M.Yahya Harahap, Kedudukan, Kewenangan dan Acara Peradilan Agama: Undang-Undang No. 7 Tahun 1989. 2. Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama. 3. Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Hukum Kewarisan Islam. 4. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di Indonesia.
  • 6. BUKU ANJURAN Umar Mansyur Syah, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Menurut Teori dan Praktek. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Perdata di Pengadilan Negeri. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri. Soebekti, Hukum Pembuktian. Mahkamah Agung RI, Yurisprudensi Indonesia: Putusan-putusan Pengadilan Agama. Abdul Ghani Abdullah, Himpunan Perundang- undangan dan Peraturan Peradilan Agama.
  • 7. 1.1.PENGERTIAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim. (Sudikno Mertokusumo) Hukum Perdata (materiil) yang ingin ditegakkan atau dipertahankan dengan hukum acara tersebut meliputi peraturan hukum yang tertulis dalam bentuk peraturan perundang-undangan (UU Perkawinan, UU Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, dll) dan peraturan hukum yang tidak tertulis berupa hukum adat yang hidup dalam masyarakat (termasuk Kitab Fiqih Munakahat yang kita jadikan rujukan dan diambil alih sebagai pendapat majelis hakim dan telah tertuang dalam putusan).
  • 8. Hukum Materiil Tertulis Peradilan Agama 1. Al Quran dan Al Hadits 2. UU No.42/1946 jo.UU 32/1954 ttg Nikah Talak Cerai Rujuk (NTCR) 3. UU No.1/1974 ttg Perkawinan 4. PP No.9/1975 ttg Pelaksanaan UU No.1/1974 ttg Perkawinan 5. UU No.7/1992 ttg Perbankan jo. UU No.10/1998 6. UU No.23/1999 ttg Bank Indonesia 7. UU No.38/1999 ttg Pengelolaan Zakat 8. UU No.41/2004 ttg Wakaf 9. UU No.19/2008 ttg Surat Berharga Syari'ah Negara 10. UU No.21/2008 ttg Perbankan Syari'ah 11. UU No.23/2002 ttg Perlindungan Anak 12. UU No.23/2004 ttg Penghapusan Kekerasan Dalam Rumahtangga 13. PP No.28/1977 ttg Perwakafan Tanah Milik 14. Kompilasi Hukum Islam (KHI) 15. Per MA No.02/2008 ttg Kompilasi Hukum Ekonomi Syari'ah (KHES) 16. Peraturan bank yang berkaitan dengan ekonomi Syari'ah 17. Yurisprudensi 18. Qonun Aceh 19. Fatwa Dewan Syari'ah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) 20. Akad Ekonomi Syari'ah
  • 9. Hukum Materiil Tidak Tertulis Peradilan Agama Menimbang, bahwa Majelis perlu mengemukakan pendapat Ahli Hukum Islam yang tersebut dalam Kitab Mada Hurriyatuz Zaujaini Fith Tholaq Juz I halaman 83, dan selanjutnya dijadikan pendapat Majelis dalam perkara ini: ‫مدى‬‫حرية‬‫الزوجين‬‫فى‬‫الطالق‬:‫محمد‬‫عبد‬‫الرحمن‬‫الصابونى‬‫ج‬١‫ص‬٨٣ ‫وقد‬‫اختار‬‫اإلسالم‬‫نظام‬‫الطالق‬‫حين‬‫تضطرب‬‫الحياة‬‫الزوجية‬‫ولم‬‫يعد‬‫ينفع‬‫ف‬‫يها‬‫نصح‬ ‫وال‬‫صلح‬‫وحيث‬‫تصبح‬‫الرابطة‬‫الزواج‬‫صورة‬‫من‬‫غيرروح‬,‫ألن‬‫اإلستمرارمعنا‬‫ه‬‫أن‬ ‫يحكم‬‫على‬‫أحد‬‫الزوجين‬‫بالسجن‬‫المؤبد‬‫وهذا‬‫ظلم‬‫تأباه‬‫روح‬‫العدالة‬. “Islam memilih lembaga thalaq ketika rumah tangga sudah dianggap goncang, serta sudah dianggap tidak bermanfaat lagi nasihat dan perdamaian, dan hubungan suami istri telah hampa. Sebab, meneruskan perkawinan yang demikian berarti menghukum salah satu dari suami isteri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan dengan rasa keadilan.”
  • 10. Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka cukup alasan bagi Pengadilan Agama untuk mengabulkan gugatan Penggugat, seperti maksud Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 1287/K/AG/1999 tanggal 8 Juni 1999 yang mengandung abstraksi hukum bahwa apabila suami istri dalam kehidupan rumahtangganya telah terjadi percekcokan terus menerus, semua usaha perdamaian yang dilakukan tidak berhasil merukunkan lagi, maka fakta yang demikian ini seharusnya ditafsirkan bahwa hati kedua belah pihak tersebut telah pecah, sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam dan sesuai pula dengan pendapat Dr.Mushthofa As Siba'i, yang tersebut dalam kitab: "Al Mar-atu bainal Fiqhi wal Qonun" halaman 110 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi sendiri yang berbunyi sebagai berikut:
  • 11. ‫فإن‬‫الحياة‬‫الزوجية‬‫ال‬‫تستقيم‬‫مع‬‫الشقاق‬‫و‬‫النزاع‬‫عداما‬‫فى‬‫ذلك‬‫من‬‫ضرر‬‫ب‬‫تربية‬ ‫األوالد‬‫وسلوكهم‬‫وال‬‫خير‬‫فى‬‫اجتماع‬‫بين‬‫متباغضين‬‫ومهما‬‫يكن‬‫أسباب‬‫هذا‬‫ال‬‫نزاع‬ ‫خـطيرا‬‫كان‬‫أوتافها‬‫فإنه‬‫من‬‫الخـير‬‫أن‬‫تـنتهي‬‫العالقة‬‫الزوجـية‬‫بين‬‫هذين‬‫الز‬‫وجـين‬ ‫لعل‬‫هللا‬‫يهيء‬‫لكل‬‫واحد‬‫منهما‬‫شريكا‬‫أخر‬‫لحياته‬‫يجد‬‫معه‬‫الطمأنينة‬‫واإلستق‬‫رار‬ Artinya: "Sungguh kehidupan suami istri tidak akan tegak/rukun jika disertai dengan pertengkaran dan perselisihan, di samping menimbulkan kemudlorotan yang serius dalam pendidikan anak dan pembentukan akhlak anak-anak, lagi pula tidak baik menghimpun dua orang yang saling membenci, apapun yang menjadi sebab perselisihan tersebut, pilihannya adalah hubungan suami istri harus diakhiri dengan harapan sesudah berpisah Allah swt menganugerahi pasangan baru yang mewujudkan ketenangan dan ketenteraman".
  • 12. Menimbang, bahwa dalam Kitab Majmu' Syarah Muhadzdzab Juz 18 halaman 235 dan 239 dijelaskan sebagai berikut: ‫قال‬‫المصنف‬‫رحمه‬‫هللا‬‫تعالى‬:‫كتاب‬‫النفقات‬(‫باب‬‫نفقة‬‫الزوجات‬)‫إذا‬‫سلمت‬‫المرأة‬‫نفسها‬‫إلى‬‫زوجها‬‫وتمك‬‫ن‬‫من‬ ‫االستمتاع‬‫بها‬‫ونقلها‬‫إلى‬‫حيث‬،‫يريد‬‫وهما‬‫من‬‫أهل‬‫االستمتاع‬‫في‬‫نكاح‬،‫صحيح‬‫وجبت‬،‫نفقتها‬‫لما‬‫روى‬‫جاب‬‫ر‬‫رضى‬‫هللا‬ ‫عنه‬‫أن‬‫رسول‬‫هللا‬‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬‫خطب‬‫الناس‬‫فقال‬"‫اتقوا‬‫هللا‬‫في‬،‫النساء‬‫فإنكم‬‫أخذتموهن‬‫بأمانة‬‫هللا‬،‫واستحللتم‬ ‫فروجهن‬‫بكلمة‬،‫هللا‬‫ولهن‬‫عليكم‬‫رزقهن‬‫وكسوتهن‬‫بالمعروف‬‫وإن‬‫امتنعت‬‫من‬‫تسليم‬‫نفسها‬‫أو‬‫مكنت‬‫من‬‫اس‬‫تمتاع‬‫دون‬ ‫استمتاع‬‫أو‬‫في‬‫منزل‬‫دون‬‫منزل‬‫أو‬‫في‬‫بلد‬‫لم‬‫تجب‬‫النفقة‬‫النه‬‫لم‬‫يوجد‬‫التمكين‬‫التام‬‫فلم‬‫تجب‬‫النفقة‬‫ك‬‫ما‬‫ال‬‫يجب‬‫ثمن‬ ‫المبيع‬‫إذا‬‫امتنع‬‫البائع‬‫من‬‫تسليم‬،‫المبيع‬‫أو‬‫سلم‬‫في‬‫موضع‬‫دون‬،‫موضع‬‫فإن‬‫عرضت‬‫عليه‬‫وبذلت‬‫له‬‫الت‬‫مكين‬‫التام‬‫والنقل‬ ‫إلى‬‫حيث‬‫يريد‬‫وهو‬،‫حاضر‬‫وجبت‬‫عليه‬‫النفقة‬‫النه‬‫وجد‬‫التمكين‬‫التام‬.‫وإن‬‫عرضت‬‫عليه‬‫وهو‬‫غائب‬‫لم‬‫يجب‬‫حتى‬‫يقدم‬ ‫هو‬‫أو‬،‫وكيله‬‫أو‬‫يمضى‬‫زمان‬‫لو‬‫أراد‬‫المسير‬‫لكان‬‫يقدر‬‫على‬،‫أخذها‬‫النه‬‫ال‬‫يوجد‬‫التمكين‬‫التام‬‫إال‬‫بذلك‬‫وإن‬‫ل‬‫م‬‫تسلم‬‫إليه‬ ‫ولم‬‫تعرض‬‫عليه‬‫حتى‬‫مضى‬‫على‬‫ذلك‬‫زمان‬‫لم‬‫تجب‬،‫النفقة‬‫الن‬‫النبي‬‫صلى‬‫هللا‬‫عليه‬‫وسلم‬‫تزوج‬‫عائش‬‫ة‬‫رضى‬‫هللا‬‫عنها‬ ‫ودخلت‬‫عليه‬‫بعد‬‫سنتين‬.‫المجموع‬‫شرح‬‫المهذب‬‫للنواوى‬‫ج‬‫ص‬ ‫الن‬‫تعذر‬‫وطئها‬‫عليه‬‫ليس‬‫بفعلها‬‫فلم‬‫تسقط‬‫بذلك‬‫نفقتها‬.‫المجموع‬‫للنواوى‬‫ج‬‫ص‬
  • 13. Maknanya: Apabila seorang istri telah menyerahkan dirinya kepada suaminya dan suami memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual dengannya serta memungkinkan mengajak istri bertempat tinggal sesuai kehendak suami, dan kedua-duanya (suami istri) tersebut termasuk orang yang mampu melakukan hubungan seksual dalam pernikahan yang sah, (maka) wajiblah nafkah istri atas suami, berdasarkan hadits riwayat Jabir r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda dihadapan para sahabat sebagai berikut:" Bertaqwalah kepada Allah dalam urusan kaum wanita, karena sesungguhnya kalian semua telah mengambil mereka dengan amanat Allah, dan kalian semua telah menghalalkan kehormatan mereka dengan Kalimah Allah, dan mereka mempunyai hak nafkah dan sandang yang layak atas kalian semua", dan apabila seorang istri menolak untuk menyerahkan dirinya secara total atau hanya menyerahkan sebagian kenikmatan saja atau hanya mau mengikuti suaminya ke tempat tinggal atau negeri tertentu saja, maka suami tidak wajib memberi nafkah kepadanya karena belum terdapat penyerahan yang sempurna (Tamkin Tam), karena ketidakwajiban memberi nafkah tersebut sebagaimana tidak wajib membayar harga barang yang dibeli apabila penjual tidak mau menyerahkan barang yang dibeli tersebut atau hanya mau menyerahkan di tempat tertentu saja, maka apabila istri telah menyerahkan dan menyodorkan diri kepada suaminya secara totalitas serta mau dibawa kemana saja sesuai keinginan suami dan suaminya hadir (tidak ghoib) maka wajib nafkah atas suami karena sudah ada tamkin tam (penyerahan yang sempurna). Al Majmu' Juz 18 Hal.235. Karena udzur menyetubuhinya kepada suami bukan atas perbuatan dari istrinya maka nafkah bagi istri tidak gugur karenanya. Al Majmu' Juz 18 Hal.239.
  • 14. Menimbang, bahwa ‫بعد‬‫التـمـكـيـن‬‫الكامـل‬‫مـن‬‫زوجـتـه‬- - setelah tamkin sempurna dari istrinya seperti dalam KHI tersebut di atas, dalam hal ini Penggugat sudah tergolong Tamkin Tam atau Tamkin Kamil dan ternyata tidak terbukti Penggugat sebagai istri yang nusyuz, sehingga karena itu Penggugat berhak atas nafkah selama dalam perkawinannya dengan Tergugat;
  • 15. 1.2.. sumber HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan AGama Pasal 54 Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang ini.
  • 16. sumber HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Tertulis (kodifikatif): 1. Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB) untuk Jawa Madura, kini diganti KUHAPer. (Stb.44_1927). 2. Reglemen Daerah Seberang (Reglement Buiten Gowesten) untuk luar Jawa Madura (Stb.44 _1941). 3. UUPA No.7_1989 > No.3_2006 > No.50_2009, dlsb seperti sebagian tersebut dalam hukum materiil di atas. Tidak Tertulis (Nonkodifikasi): 1. Ahkamul Murofa’at dalam Kitab-Kitab Fiqih. 2. Hukum adat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam atau hukum adat yang sudah diserap oleh Hukum Islam. (Suyuti Tholib: Teori Receptio a contrario).
  • 17. 1.3. HUBUNGAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA DENGAN HUKUM ACARA PERDATA 1*. Sama-sama bersifat perdata yang serba formal dan hanya memperjuangkan hukum perdata materiil di muka sidang pengadilan melalui hakim oleh pihak yang berkepentingan. 2*. Sebagian hukum acara peradilan agama (Hukum Munakahat) sebagai lex spesialis dari hukum acara perdata yang merupakan lex generalis. 3*. Hukum acara peradilan agama dengan hukum acara perdata sama-sama di atur penggunaannya oleh Undang-Undang Republik Indonesia dan Mahkamah Agung dengan sistem satu atap. 4*. Hukum acara peradilan agama dan hukum acara perdata memiliki asas-asas yang sama dalam aplikasinya di muka sidang dan tidak dikenal ada prapemeriksaan seperti penyelidikan dan penyidikan dalam acara pidana. 5* 6* 7*
  • 18. 2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan Format gugatan / permohonan dibuat seperti surat pada umumnya, hanya saja karena sifatnya gugatan tentang suatu hak atau permohonan suatu hak, maka diperlukan beberapa ketentuan yang harus dimuat dalam gugatan / permohonan tersebut, yaitu: Tujuan (alamat gugatan/permohonan) dan Identitas pihak-pihak. 1. Alamat surat gugatan / permohonan ditujukan kepada ketua pengadilan; 2. Tanggal surat gugatan / permohonan dibuat; 3. Perihal yang dimaksud dalam surat gugatan / permohonan; 4. Identitas pihak-pihak yakni Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon yang berisi: Nama lengkap dengan bin/binti, agama, umur, pekerjaan, pendidikan (untuk data statistik), alamat yang ditunjuk bagi Pemohon, alamat Tergugat/ Termohon senyatanya saat gugatan/permohonan diajukan ke pengadilan; 5. Kalau pakai kuasa hukum advokat harus lengkap identitas dan legal standingnya sesuai UU Advokat No.18/2003., bila kuasa hukumnya insidentil harus ada keterangan dari desa ttg hubungan keluarga sampai dengan baris ketiga.
  • 19. POSITA 1. Alasan hukum/dalil-dalil surat gugatan / permohonan berisi: • Rechtgronden: alasan hukum berupa pasal-pasal dari peraturan (Akta Nikah / Cerai dlsb). • Rechtfeiten: alasan kejadian nyata seperti KDRT dlsb. 2. Deskripsi dari suatu kejadian (uraian naratif) surat gugatan / permohonan; 3. Kesanggupan membayar biaya perkara atau mohon berperkara prodeo; 4. Petitum atau permintaan dari gugatan/permohonan diajukan tersebut yang terdiri dari primair dan sekundair; 5. Tandatangan dan nama terang Penggugat/Pemohon atau kuasa hukumnya tanpa meterai; 6. Bagi yang tidak dapat baca tulis, maksudnya diutarakan kepada petugas, kemudian petugas mencatatnya lalu dicap jempol oleh ybs. diketahui oleh petugas yg membantunya.
  • 20. Petitum Subsider memberikan fleksibelitas (keluwesan) bagi Majelis Hakim dalam memutus suatu perkara berdasarkan petitum yang disampaikan oleh Penggugat/Pemohon, namun hal ini hanyalah akan mengarah kpd hal-hal yg seharusnya disampaikan oleh Penggugat/Pemohon akan tetapi terlupakan atau tidak sepenuhnya persis & pas dg keadilan & kebenaran yang seharusnya diterapkan dalam suatu perkara seperti terkait dengan redaksi yang berbeda namun maksud & maknanya sama serta tujuannya sesuai dengan rasa keadilan hukum;
  • 21. Pendapat ahli hukum M.Yahya Harahap,S.H. (Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, 2007, hal.64) yaitu: “Demi keadilan hakim bebas dan berwenang menetapkan lain berdasarkan petitum ex- aequo et bono dengan syarat harus berdasarkan kelayakan atau kepatutan (appropriateness) dan masih berada dalam kerangka jiwa petitum primer dan dalil permohonan”;
  • 22. 3. PERSIAPAN SIDANG • Berkas perkara yang telah terdaftar dengan mendapatkan Nomor Perkara: - Nomor 0000/Pdt.G/2015/PA.Bwi. untuk perkara gugatan kode G. - Nomor 0000/Pdt.P/2015/PA.Bwi. untuk perkara permohonan kode P. • Penetapan Majelis Hakim (PMH) ditandatangani oleh Ketua Pengadilan. • Penetapan Hari Sidang (PHS) ditandatangani oleh Ketua Majelis Hakim. • Juru Sita / Juru Sita Pengganti (JSP) memanggil kedua pihak berperkara ke alamat ybs., apabila tidak berjumpa dengan ybs. maka JSP harus menjumpai kepala desa / lurah (staf atas namanya) agar menyampaikan relass panggilan beserta salinan gugatan / permohonan kepada ybs. • Setelah Majelis Hakim memasuki ruang sidang, membuka sidang dan menyatakan sidang terbuka untuk umum, pihak-pihak dipanggil masuk ke ruang sidang untuk perdamaian oleh Majelis Hakim, bila berdamai perkaranya dicabut, bila tidak damai, kedua belah pihak diperintahkan untuk menghadap ke mediator, sidang ditunda untuk mendengarkan Laporan Hasil Mediasi. • Sidang berikutnya (khusus perkara cerai harus dinyatakan tertutup untuk umum) pembacaan gugatan/permohonan, jawaban, replik, duplik, (rereplik, reduplik), pembuktian (surat, saksi), kesimpulan, Musyawarah Majelis Hakim (rahasia), pembacaan Putusan / Penetapan. • Sidang pembacaan putusan harus dinyatakan terbuka untuk umum, kalau tidak, berakibat putusan batal demi hukum.
  • 23. 4. ADAB HAKIM DALAM PERSIDANGAN • Majelis Hakim memakai baju toga hitam variasi hijau berdasi putih. • Membuka persidangan dengan membaca basmalah kemudian berdo’a. • Memanggil para pihak sesuai dengan nomor urut pendaftaran sidang. • Menghadapi para pihak dengan perhatian yang sama, tidak membedakan status, ras, kaya miskin. • Tidak memihak kepada salah satu pihak dan mendengarkan keterangan pihak lawannya (audi et alteram partem).
  • 24. 5. CARA PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TINGKAT PERTAMA 1. Pertamakali Majelis Hakim harus memeriksa relas panggilan yang dilakukan oleh Juru Sita / Juru Sita Pengganti (JSP) serta menilai sah & patut atau tidak pelaksanaan pemanggilan tersebut kepada kedua pihak khususnya kepada Tergugat/Termohon; 2. Berikutnya harus memeriksa apa ada eksepsi baik absolut atau relatif dalam perkara yang sedang diperiksa tersebut; 3. Selanjutnya Majelis Hakim menyatakan sidang terbuka atau tertutup untuk umum (sesuai aturan yang ada), melakukan perdamaian, bila berdamai perkaranya dicabut, bila tidak damai, kedua belah pihak diperintahkan untuk menghadap ke mediator, sidang ditunda untuk mendengarkan Laporan Hasil Mediasi. 4. Sidang berikutnya pembacaan gugatan/permohonan (khusus perkara cerai harus dinyatakan tertutup untuk umum), 5. jawaban, replik, duplik, (rereplik, reduplik), pembuktian (surat, saksi), kesimpulan, Musyawarah Majelis Hakim (rahasia), pembacaan Putusan / Penetapan. 6. Sidang pembacaan putusan harus dinyatakan terbuka untuk umum, kalau tidak, berakibat putusan batal demi hukum.

Editor's Notes

  1. Materi Kuliah Semester VI di Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo Jurusan Mu’amalah dan Ahwal Al Syakhsyiyyah
  2. Bahan Kuliah di Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo Jurusan Mu’amalah dan Ahwal Al Syakhsyiyyah