SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PROPOSAL PENELITIAN
BIROKRAT DALAM PUSARAN POLITIK
(Studi Tentang Pencalonan Birokrat dalam pemilihan walikota kendari 2017)
LASANTI
C1A1 14 187
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak pemilukada langsung bergulir pada pertengahan tahun 2005, para pejabat pemerintahan
atau birokrat banyak turut ambil bagian. Para birokrat meninggalkan jabatannya demi mengejar
yang lebih tinggi. Keberhasilan birokrat menduduki jabatan publik memberikan ransangan
birokrat lainnya untuk mengikuti jejaknya
Hal yang menarik dari semua ini maraknya calon kepala daerah dan wakil
kepala yang berasal dari birokrat walaupun tidak terlibat menjadi anggota dan
atau pengurus partai politik tetapi kenyataannya birokrat diusung dari partai
politik untuk menjadi kandidat
Mengkaji pemilukada Kota Kendari 2017 menarik untuk dikaji disebabkan
beberapa hal diantaranya Pertama terjadinya pergeseran konfigurasi elit dulunya
kalangan politisi partai kini bergeser melibatkan para calon kepala daerah didominasi
dari kalangan birokrat.
Kedua tiga calon kepala daerah yang salah satunya dari kalangan birokrasi dan
satu pasangan calon lagi anak dari walikota kendari yang notabene punya kekuasaan
terhadap birokrasi dalam memperebutkan jabatan kekuasaan sebagai kepala daerah.
Ketiga membicarakan politik dan kekuasaan terutama masalah pergantian
kekuasaan menarik untuk dikaji karena didalamnya merangkai berbagai peristiwa
aktual yang tidak pertama surut dari sorotan publik.
1.2 Rumusan Masalah
Berkaitan dengan fenomena maraknya kandidat yang berasal dari birokrat, maka dirumuskan
dalam satu pertanyaan penelitian sebagai berikut: “ Mengapa birokrat mencalonkan diri sebagai
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pemilukada di Kota Kendari pada tahun 2017
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujaun peneltian ialah untuk mengetahui “Mengapa birokrat
mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
pada pemilukada
1.4 Manfaat Penelitian
1. Birokrasi
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi terutama bagi
birokrasi dalam hal menyikapi politik dalam mencapai tujuannya.
2. Ilmu pengetahuan
Diharapakan dapat memberikan sumbangsih dan manfaat bagi ilmu pengetahuan serta
berbagai aktivitas penelitian yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motif Politik dalam Kandidasi Publik
Keterlibatan birokrasi dalam pemilukada disebabkan adanya motivasi dari dalam untuk melanggengkan
kekuasaan serta adanya vested interest berupa kepentingan memelihara dan meningkatkan posisi karir/
jabatan (Agustino, 2009: 182).
Motivasi yang lainnya, adalah upaya partai politik memenuhi target kemenangan
partai politik berburu kandidat yang dipandang potensial dalam memenangkan
Pilkada (Sahdan & Haboddin, 2009: 181- 188).
2.2 Birokrasi dan Politik
Dari sudut pandang penguasa, birokrasi sangat dibutuhkan karena merupakan
sarana penguasa untuk mengimplementasikan kehendak (interest) dalam
kehidupan rakyat. Melalui birokrasi penguasa (dari partai manapun yang
berkuasa) memerintah rakyat secara efektif (effectively governing the peope),
serta melakukan day to day pelaksanaan kekuasaan mereka itu (Setiyono, 2002:
62).
a. Birokrasi sebagai abdi masyarakat.
Peran dan fungsi Birokrasi dalam pemerintahan sangatlah strategis, di samping
sebagai pelaksana peraturan perundang-undangan, sebagai pelayan publik juga
sekaligus berperan sebagai penyangga persatuan dan kesatuan bangsa serta
pengelolaan pemerintah
b. Birokrasi sebagai elit
Birokrasi merupakan kekuatan politik yang selalu diincar untuk ditaklukkan oleh
politisi ataupun partai politik dalam setiap arena pertarungan kekuasaan. Kuatnya tarikan
politik dari politisi terhadap birokrasi terekam dengan jelas melalui peristiwa politik yang
bernama pemilihan umum kepala daerah (pemilukada). Kenyataan ini sudah lama
dipertontonkan oleh birokrat yang ikut bertarung dalam setiap perebutan jabatan kepala
daerah, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dikatakan demikian, karena
ketika birokrasi sudah dikuasai oleh pasangan calon, maka pengerahan massa dan
pemanfaatan fasilitas negara secara otonomatis bisa dinikmati secara gratis (Sahdan &
Haboddin, 2009: 176).
c. Birokrasi Sebagai Instrumen Kekuasaan
d. Simbiosis Politisi dan Birokrasi
Pertama, birokrasi dijadikan sebagai sumber keuntungan partikular untuk para konsituennya. Ada
semacam konsensus tidak tertulis bahwa ketika politisi menang dalam pemilu maka birokrasi dijadikan
sebagai agen penyebarankeuntungan-keuntungan kepada para konstituennya.
Kedua, birokrasi dijadikan sebagai sumber patronase dan keuntungan bagi para politisi lainnya yang
mendukung kebutuhan executive leader. Selain kebutuhan untuk tetap bertahan di pemerintahan executive
leader ( politisi yang sedang berkuasa) membutuhkan birokrasi agar dapat membuat peraturan-peraturan
baru atau program-program yang bisa digunakan membeli dukungan dari para politisi yang berada di
lembaga legislatif.
Ketiga, birokrasi dijadikan sumber untuk menjaring anggota-anggota dari berbagai
organisasi politik yang loyal kepada executive leader. Apa yang menjadi dasar
kepentingan dan tindakan ini tidak lain untuk menjadikan birokrasi sebagai mesin
politik yang loyal (creation of loyal political machine) bagi kebutuhan politisi yang
berkuasa. Diantaranya dengan menempatkan birokrasi pada posisi-posisi strategis
pemerintahan.
Keempat alasan inilah yang menurut Geddes, telah mendorong
politisi yang berkuasa untuk menggunakan birokrasi guna
memenuhi tiga kepentingan utamanya yakni pertama,
melanggengkan kekuasaan (current survival) setidaknya sebelum
jabatan berakhir
2.3 Pemilukada dan Struktur Peluang Birokrat
Seorang birokrat jika ingin mencalonkan menjadi kandidat kepala daerah dan wakil kepala
maka selain keinginan pribadi juga karena faktor pendukung yang dari luar dirinya seperti dibawah
ini :
a. Ruang yang diberikan partai
pertama, partai mengalami kekosongan kader yang memiliki popularitas dan kualitas yang
seimbang dengan kandidat
Kedua, partai gagal melakukan kaderisasi, sehingga Kebanyakan kadernya tidak layak
dijual dalam Pilkada
Ketiga, kader gagal menginternalisasi nilai-nilai partai ke dalam dirinya, sehingga partai
tidak bisa membedakan antara keunikan kadernya dengan kandidat yang bukan berasal dari
partai politik lain (Sahdan & Haboddin, 2009 : 76
b. Ruang yang diberikan Regulasi
Merujuk pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2005 aturan
tersebut dibuat untuk memberi kesempatan kepada birokrat ikut menggunakan hak politiknya
terlibat dalam wilayah politik praktis. Aturan tersebut memberi ruang kepada birokrat
melanggengkan jabatannya melalui pelibatan dirinya pada arena politik pratis ikutserta dalam bursa
pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
c. Relasi antara pengusaha dan Birokrat
Pada pemilukada hadirnya para pengusaha menjadi fundraising bagi
para birokrat yang menjadi kandidat. Istilah fundaraising berasal
dari Amerika Serikat artinya menghasilkan atau mengadakan dana
(Schroder, 2004 : 270). Pengusaha dalam hal ini menyediakan
dana atau memberikan sumbangan guna memperlancar proses
birokrat dalam pemenangan
2.4 Defenisi Konsep
Untuk dapat lebih memberikan arahan pada fokus penelitian, perlu dilakukan generalisasi
dari sekelompok fenomena yang abstrak secara empirik. Dan untuk lebih mudah dipahami
membuat pembatasan dan penegasan defenisi konsep sebagai berikut :
1. Birokrat adalah pegawai negeri yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, dan
digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai negeri secara umum
terbagi menjadi 3 yaitu (1) Pegawai Negeri Sipil (PNS), (2) anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI), dan (3) anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
2. Birokrasi sendiri dapat digambarkan sebagai instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi
berdasarkan pembagian kerja dan adanya hierarki kewenangan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan
3. Birokrasi sendiri dapat digambarkan sebagai instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi
berdasarkan pembagian kerja dan adanya hierarki kewenangan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan
4. Dukungan dan peluang birokrasi dalam pemilukada adalah kesempatan dan ruang yang
dimiliki oleh birokrat untuk mengikuti kandidasi pada pemilukada
5. Defenisi Operasional
1. Birokrat adalah pegawai negeri sipil yang masih aktif status kepegawaiannya bekerja di
intansi pemerintahan daerah.
2. Birokrasi adalah lembaga pemerintahan resmi yang diselenggarakan oleh dan demi
kepentingan negara yang berada di daerah kabupaten.
3. Motif politik kandidasi birokrat diindikasikan:
• Ingin memperluas kekuasaan karena masa jabatan birokrat di pemerintahan tidak
lama lagi akan berakhir
• Reproduksi sumber daya ekonomi yakni mencari penghasilan tambahan baik dari
pendapatan secara sah maupun tidak sah
• Prestise sosial ingin memperoleh kedudukan yang lebih tinggi
• Pragmatise politik mengikuti kandidasi untuk mencari petualangan
• politik sebagai investasi politik periode akan datang serta menjadi kandidat pemecah suara
untuk
• mencari jabatan yang lebih tinggi
4. Dukungan dan peluang birokrasi dalam pemilukada diindikasikan:
o Partai politik memberikan ruang kepada para birokrat untuk mencalonkan diri pada
pemilukada.
o Dukungan pengusaha kepada birokrat dalam hal
o pendanaan biaya cost politik selama proses pemilukada berlangsung. Pengusaha yang
berpasangan dengan
o birokrat mendanai cost politik dalam pemilukada berharap mendapat rente baik
sebelum pemilukada berlangsung maupun pasca pemilukada
o Dukungan jajaran birokrasi daerah dengan memberikan dukungan kepada kandidat yang
berasal dari kalangan birokrat.
o Adanya regulasi yang memberikan ruang yang luas bagi birokrat untuk mencalonkan diri
baik melalui pintu partai politik maupun jalur perseorangan.
2.6 KERANGKA PIKIR
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian verifikatif menelusuri motif birokrasi dalam pencalonan
diri sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. Menggunakan beberapa teori untuk
mengkerangkai penulisan dan melakukan verifikasi data apakah sesuai dengan teori yang dipergunakan
(Bungin, 2010:70). Dengan metode ini dapat diperoleh gambaran lengkap atau nuansa yang
mendalam tentang suatu situasi kondisi lapangan secara langsung. Kasus yang diangkat dalam
penelitian ini mengenai pencalonan birokrat pada pemilukada kota kendari tahun 2017
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kota Kendari. Lokasi ini dipilih karena relevan dengan permasalahan yang
ingin diteliti. Pemilukada dilaksanakan di Kota Kendari diikuti 3 pasangan calon kandidat yang dan salah
satunya terdapat pasangan calon dari kalangan birokrasi
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
dari wawancara langsung dari subyek atau informan dalam hal ini wawancara terhadap informan yang dipilih. Pemilihan
informan disesuaikan dengan kebutuhan data yang diperlukan untuk lebih mengeksplorasi pencalonan birokrat
pada pemilukada. Informan terdiri dari kandidat, penyelenggara pemilukada pembina birokrat, masyarakat, pengurus
partai dan pengusaha. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari arsip-arsip atau dokumentasi
yang relevan dengan permasalahan penelitian pencalonan birokrat dalam pemilukada kota kendari. Data sekunder
ini diambil berasal dari penyelenggara pemilukada.
Teknik Pengumpulan data
a. Observasi adalah suatu pengamatan yang sistimatis yang bersifat fisik maupun non fisik dengan menggunakan indera atau
nalar, terutama dalam mengamati dan menafsirkan gejala - gejala yang akan berhubungan dengan objek penelitian.
b. Wawancara mendalam (indepth interview)
Wawancara mendalam terhadap informan dilakukan untuk menjelaskan pencalonan birokrat dalam pemilukada di Kota
kendari. Wawancara mendalam ini dilakukan terhadap:
1. Pasangan calon dari birokrasi
2. Pengusaha yang ikut mendukung pasangan calon
3. Masyarakat
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini terkait dengan data-data sekunder berupa dokumen, koran, literatur-literatur yang relevan
dan arsip-arsip lain yang terkait penelitian pencalonan birokrat dalam pemilukada kota kendari.
3. 5 Analisis Data
Analisis data dalam tesis ini adalah suatu proses penyederhanaan data, sehingga data
menjadi lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan demikian data primer dan data
sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis, yaitu proses mengubah data menjadi sesuatu yang
lebih bermakna atau berarti. Dalam usaha menganalisa, data yang didapatkan dianalisis secara
kualititatif dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dengan tidak lupa dilakukan check and
recheck melalui cross-cheking antar data.
SEKIAN & TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
Adimarsi
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Draft manual csos keamanan nasional new
Draft manual csos keamanan nasional newDraft manual csos keamanan nasional new
Draft manual csos keamanan nasional new
natubakha
 
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dprPenghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
Abdul Kasim
 

What's hot (13)

21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
 
Yuni nasrul latifi 14220019
Yuni nasrul latifi 14220019Yuni nasrul latifi 14220019
Yuni nasrul latifi 14220019
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD Overview atas Fungsi di ...
 
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
 
Draft manual csos keamanan nasional new
Draft manual csos keamanan nasional newDraft manual csos keamanan nasional new
Draft manual csos keamanan nasional new
 
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dprPenghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
Penghapusan dana aspirasi untuk pengembalian marwah dpr
 
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
 
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
ANALISIS KORUPSI ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH...
 
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara  Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara  Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
Optimalisasi Fungsi dan Tata Cara Pengawasan DPRD atas Penyelenggaraan Pemer...
 
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
Pernyataan sikap atas tindakan pemerintah melakukan pembubaran ormas tanpa me...
 
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan PengawasannyaPeran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
 
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
Prospek Restrukturisasi Pemerintah dalam rangka Pengembangan Kemitrausahaan d...
 

Similar to Presentation lasanti

Menakar Pemilukada (tidak) Langsung
Menakar Pemilukada (tidak) LangsungMenakar Pemilukada (tidak) Langsung
Menakar Pemilukada (tidak) Langsung
Muhammad Yunus
 
Agency theory dalam sektor publik di indonesia rhumy ghulam
Agency theory dalam sektor publik di indonesia   rhumy ghulamAgency theory dalam sektor publik di indonesia   rhumy ghulam
Agency theory dalam sektor publik di indonesia rhumy ghulam
Rhumy Dewa
 
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesiaTugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Selfia Magdalena
 
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana KampanyeTransparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Ahsanul Minan
 

Similar to Presentation lasanti (20)

melisafd,+309-329+Donal.pdfkjncADJCl;JND
melisafd,+309-329+Donal.pdfkjncADJCl;JNDmelisafd,+309-329+Donal.pdfkjncADJCl;JND
melisafd,+309-329+Donal.pdfkjncADJCl;JND
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Riset Dinasti Politik Nagara Institute
Riset Dinasti Politik Nagara InstituteRiset Dinasti Politik Nagara Institute
Riset Dinasti Politik Nagara Institute
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Intervensi Politik Thd SDM Aparatur Pemda
Intervensi Politik Thd SDM Aparatur PemdaIntervensi Politik Thd SDM Aparatur Pemda
Intervensi Politik Thd SDM Aparatur Pemda
 
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA  PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM (PEMILU) DI INDONESIA
 
Makalah pemilu
Makalah pemiluMakalah pemilu
Makalah pemilu
 
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di IndonesiaPeran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
Peran Partai Politik dalam Pemilihan Umum (PEMILU) di Indonesia
 
Subsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politikSubsidi negara kepada partai politik
Subsidi negara kepada partai politik
 
Menakar Pemilukada (tidak) Langsung
Menakar Pemilukada (tidak) LangsungMenakar Pemilukada (tidak) Langsung
Menakar Pemilukada (tidak) Langsung
 
Agency theory dalam sektor publik di indonesia rhumy ghulam
Agency theory dalam sektor publik di indonesia   rhumy ghulamAgency theory dalam sektor publik di indonesia   rhumy ghulam
Agency theory dalam sektor publik di indonesia rhumy ghulam
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesiaTugas 2 sistem pemerintahan indonesia
Tugas 2 sistem pemerintahan indonesia
 
Forum anti korupsi ke 4 2014
Forum anti korupsi ke 4 2014Forum anti korupsi ke 4 2014
Forum anti korupsi ke 4 2014
 
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana KampanyeTransparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
 
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptxPertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
 
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptxPPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
PPT PARPOL KELOMPOK 2.pptx
 
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif FilosofisPEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
PEMILUKADA dalam Perspektif Filosofis
 
Asp
AspAsp
Asp
 

Recently uploaded

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 

Presentation lasanti

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN BIROKRAT DALAM PUSARAN POLITIK (Studi Tentang Pencalonan Birokrat dalam pemilihan walikota kendari 2017) LASANTI C1A1 14 187
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pemilukada langsung bergulir pada pertengahan tahun 2005, para pejabat pemerintahan atau birokrat banyak turut ambil bagian. Para birokrat meninggalkan jabatannya demi mengejar yang lebih tinggi. Keberhasilan birokrat menduduki jabatan publik memberikan ransangan birokrat lainnya untuk mengikuti jejaknya Hal yang menarik dari semua ini maraknya calon kepala daerah dan wakil kepala yang berasal dari birokrat walaupun tidak terlibat menjadi anggota dan atau pengurus partai politik tetapi kenyataannya birokrat diusung dari partai politik untuk menjadi kandidat
  • 3. Mengkaji pemilukada Kota Kendari 2017 menarik untuk dikaji disebabkan beberapa hal diantaranya Pertama terjadinya pergeseran konfigurasi elit dulunya kalangan politisi partai kini bergeser melibatkan para calon kepala daerah didominasi dari kalangan birokrat. Kedua tiga calon kepala daerah yang salah satunya dari kalangan birokrasi dan satu pasangan calon lagi anak dari walikota kendari yang notabene punya kekuasaan terhadap birokrasi dalam memperebutkan jabatan kekuasaan sebagai kepala daerah. Ketiga membicarakan politik dan kekuasaan terutama masalah pergantian kekuasaan menarik untuk dikaji karena didalamnya merangkai berbagai peristiwa aktual yang tidak pertama surut dari sorotan publik.
  • 4. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan fenomena maraknya kandidat yang berasal dari birokrat, maka dirumuskan dalam satu pertanyaan penelitian sebagai berikut: “ Mengapa birokrat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pemilukada di Kota Kendari pada tahun 2017 1.3 Tujuan penelitian Adapun tujaun peneltian ialah untuk mengetahui “Mengapa birokrat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada pemilukada
  • 5. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Birokrasi Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi terutama bagi birokrasi dalam hal menyikapi politik dalam mencapai tujuannya. 2. Ilmu pengetahuan Diharapakan dapat memberikan sumbangsih dan manfaat bagi ilmu pengetahuan serta berbagai aktivitas penelitian yang akan datang.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motif Politik dalam Kandidasi Publik Keterlibatan birokrasi dalam pemilukada disebabkan adanya motivasi dari dalam untuk melanggengkan kekuasaan serta adanya vested interest berupa kepentingan memelihara dan meningkatkan posisi karir/ jabatan (Agustino, 2009: 182). Motivasi yang lainnya, adalah upaya partai politik memenuhi target kemenangan partai politik berburu kandidat yang dipandang potensial dalam memenangkan Pilkada (Sahdan & Haboddin, 2009: 181- 188).
  • 7. 2.2 Birokrasi dan Politik Dari sudut pandang penguasa, birokrasi sangat dibutuhkan karena merupakan sarana penguasa untuk mengimplementasikan kehendak (interest) dalam kehidupan rakyat. Melalui birokrasi penguasa (dari partai manapun yang berkuasa) memerintah rakyat secara efektif (effectively governing the peope), serta melakukan day to day pelaksanaan kekuasaan mereka itu (Setiyono, 2002: 62). a. Birokrasi sebagai abdi masyarakat. Peran dan fungsi Birokrasi dalam pemerintahan sangatlah strategis, di samping sebagai pelaksana peraturan perundang-undangan, sebagai pelayan publik juga sekaligus berperan sebagai penyangga persatuan dan kesatuan bangsa serta pengelolaan pemerintah b. Birokrasi sebagai elit
  • 8. Birokrasi merupakan kekuatan politik yang selalu diincar untuk ditaklukkan oleh politisi ataupun partai politik dalam setiap arena pertarungan kekuasaan. Kuatnya tarikan politik dari politisi terhadap birokrasi terekam dengan jelas melalui peristiwa politik yang bernama pemilihan umum kepala daerah (pemilukada). Kenyataan ini sudah lama dipertontonkan oleh birokrat yang ikut bertarung dalam setiap perebutan jabatan kepala daerah, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dikatakan demikian, karena ketika birokrasi sudah dikuasai oleh pasangan calon, maka pengerahan massa dan pemanfaatan fasilitas negara secara otonomatis bisa dinikmati secara gratis (Sahdan & Haboddin, 2009: 176). c. Birokrasi Sebagai Instrumen Kekuasaan
  • 9. d. Simbiosis Politisi dan Birokrasi Pertama, birokrasi dijadikan sebagai sumber keuntungan partikular untuk para konsituennya. Ada semacam konsensus tidak tertulis bahwa ketika politisi menang dalam pemilu maka birokrasi dijadikan sebagai agen penyebarankeuntungan-keuntungan kepada para konstituennya. Kedua, birokrasi dijadikan sebagai sumber patronase dan keuntungan bagi para politisi lainnya yang mendukung kebutuhan executive leader. Selain kebutuhan untuk tetap bertahan di pemerintahan executive leader ( politisi yang sedang berkuasa) membutuhkan birokrasi agar dapat membuat peraturan-peraturan baru atau program-program yang bisa digunakan membeli dukungan dari para politisi yang berada di lembaga legislatif.
  • 10. Ketiga, birokrasi dijadikan sumber untuk menjaring anggota-anggota dari berbagai organisasi politik yang loyal kepada executive leader. Apa yang menjadi dasar kepentingan dan tindakan ini tidak lain untuk menjadikan birokrasi sebagai mesin politik yang loyal (creation of loyal political machine) bagi kebutuhan politisi yang berkuasa. Diantaranya dengan menempatkan birokrasi pada posisi-posisi strategis pemerintahan. Keempat alasan inilah yang menurut Geddes, telah mendorong politisi yang berkuasa untuk menggunakan birokrasi guna memenuhi tiga kepentingan utamanya yakni pertama, melanggengkan kekuasaan (current survival) setidaknya sebelum jabatan berakhir
  • 11. 2.3 Pemilukada dan Struktur Peluang Birokrat Seorang birokrat jika ingin mencalonkan menjadi kandidat kepala daerah dan wakil kepala maka selain keinginan pribadi juga karena faktor pendukung yang dari luar dirinya seperti dibawah ini : a. Ruang yang diberikan partai pertama, partai mengalami kekosongan kader yang memiliki popularitas dan kualitas yang seimbang dengan kandidat Kedua, partai gagal melakukan kaderisasi, sehingga Kebanyakan kadernya tidak layak dijual dalam Pilkada Ketiga, kader gagal menginternalisasi nilai-nilai partai ke dalam dirinya, sehingga partai tidak bisa membedakan antara keunikan kadernya dengan kandidat yang bukan berasal dari partai politik lain (Sahdan & Haboddin, 2009 : 76
  • 12. b. Ruang yang diberikan Regulasi Merujuk pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 10 Tahun 2005 aturan tersebut dibuat untuk memberi kesempatan kepada birokrat ikut menggunakan hak politiknya terlibat dalam wilayah politik praktis. Aturan tersebut memberi ruang kepada birokrat melanggengkan jabatannya melalui pelibatan dirinya pada arena politik pratis ikutserta dalam bursa pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah. c. Relasi antara pengusaha dan Birokrat Pada pemilukada hadirnya para pengusaha menjadi fundraising bagi para birokrat yang menjadi kandidat. Istilah fundaraising berasal dari Amerika Serikat artinya menghasilkan atau mengadakan dana (Schroder, 2004 : 270). Pengusaha dalam hal ini menyediakan dana atau memberikan sumbangan guna memperlancar proses birokrat dalam pemenangan
  • 13. 2.4 Defenisi Konsep Untuk dapat lebih memberikan arahan pada fokus penelitian, perlu dilakukan generalisasi dari sekelompok fenomena yang abstrak secara empirik. Dan untuk lebih mudah dipahami membuat pembatasan dan penegasan defenisi konsep sebagai berikut : 1. Birokrat adalah pegawai negeri yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, dan digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai negeri secara umum terbagi menjadi 3 yaitu (1) Pegawai Negeri Sipil (PNS), (2) anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan (3) anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
  • 14. 2. Birokrasi sendiri dapat digambarkan sebagai instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi berdasarkan pembagian kerja dan adanya hierarki kewenangan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan 3. Birokrasi sendiri dapat digambarkan sebagai instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi berdasarkan pembagian kerja dan adanya hierarki kewenangan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan 4. Dukungan dan peluang birokrasi dalam pemilukada adalah kesempatan dan ruang yang dimiliki oleh birokrat untuk mengikuti kandidasi pada pemilukada
  • 15. 5. Defenisi Operasional 1. Birokrat adalah pegawai negeri sipil yang masih aktif status kepegawaiannya bekerja di intansi pemerintahan daerah. 2. Birokrasi adalah lembaga pemerintahan resmi yang diselenggarakan oleh dan demi kepentingan negara yang berada di daerah kabupaten. 3. Motif politik kandidasi birokrat diindikasikan: • Ingin memperluas kekuasaan karena masa jabatan birokrat di pemerintahan tidak lama lagi akan berakhir • Reproduksi sumber daya ekonomi yakni mencari penghasilan tambahan baik dari pendapatan secara sah maupun tidak sah • Prestise sosial ingin memperoleh kedudukan yang lebih tinggi • Pragmatise politik mengikuti kandidasi untuk mencari petualangan • politik sebagai investasi politik periode akan datang serta menjadi kandidat pemecah suara untuk • mencari jabatan yang lebih tinggi
  • 16. 4. Dukungan dan peluang birokrasi dalam pemilukada diindikasikan: o Partai politik memberikan ruang kepada para birokrat untuk mencalonkan diri pada pemilukada. o Dukungan pengusaha kepada birokrat dalam hal o pendanaan biaya cost politik selama proses pemilukada berlangsung. Pengusaha yang berpasangan dengan o birokrat mendanai cost politik dalam pemilukada berharap mendapat rente baik sebelum pemilukada berlangsung maupun pasca pemilukada o Dukungan jajaran birokrasi daerah dengan memberikan dukungan kepada kandidat yang berasal dari kalangan birokrat. o Adanya regulasi yang memberikan ruang yang luas bagi birokrat untuk mencalonkan diri baik melalui pintu partai politik maupun jalur perseorangan.
  • 18. BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Pendekatan dan Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah penelitian verifikatif menelusuri motif birokrasi dalam pencalonan diri sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah. Menggunakan beberapa teori untuk mengkerangkai penulisan dan melakukan verifikasi data apakah sesuai dengan teori yang dipergunakan (Bungin, 2010:70). Dengan metode ini dapat diperoleh gambaran lengkap atau nuansa yang mendalam tentang suatu situasi kondisi lapangan secara langsung. Kasus yang diangkat dalam penelitian ini mengenai pencalonan birokrat pada pemilukada kota kendari tahun 2017
  • 19. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kota Kendari. Lokasi ini dipilih karena relevan dengan permasalahan yang ingin diteliti. Pemilukada dilaksanakan di Kota Kendari diikuti 3 pasangan calon kandidat yang dan salah satunya terdapat pasangan calon dari kalangan birokrasi 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dari subyek atau informan dalam hal ini wawancara terhadap informan yang dipilih. Pemilihan informan disesuaikan dengan kebutuhan data yang diperlukan untuk lebih mengeksplorasi pencalonan birokrat pada pemilukada. Informan terdiri dari kandidat, penyelenggara pemilukada pembina birokrat, masyarakat, pengurus partai dan pengusaha. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari arsip-arsip atau dokumentasi yang relevan dengan permasalahan penelitian pencalonan birokrat dalam pemilukada kota kendari. Data sekunder ini diambil berasal dari penyelenggara pemilukada.
  • 20. Teknik Pengumpulan data a. Observasi adalah suatu pengamatan yang sistimatis yang bersifat fisik maupun non fisik dengan menggunakan indera atau nalar, terutama dalam mengamati dan menafsirkan gejala - gejala yang akan berhubungan dengan objek penelitian. b. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara mendalam terhadap informan dilakukan untuk menjelaskan pencalonan birokrat dalam pemilukada di Kota kendari. Wawancara mendalam ini dilakukan terhadap: 1. Pasangan calon dari birokrasi 2. Pengusaha yang ikut mendukung pasangan calon 3. Masyarakat c. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini terkait dengan data-data sekunder berupa dokumen, koran, literatur-literatur yang relevan dan arsip-arsip lain yang terkait penelitian pencalonan birokrat dalam pemilukada kota kendari.
  • 21. 3. 5 Analisis Data Analisis data dalam tesis ini adalah suatu proses penyederhanaan data, sehingga data menjadi lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan demikian data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis, yaitu proses mengubah data menjadi sesuatu yang lebih bermakna atau berarti. Dalam usaha menganalisa, data yang didapatkan dianalisis secara kualititatif dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dengan tidak lupa dilakukan check and recheck melalui cross-cheking antar data.