SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
DASAR-DASAR
PEMBUATAN FILM
A B D U L L A H A K H Y A R H A F I D Z U D D I N
SINEMATOGRAFI ADALAH KATA SERAPAN DARI
BAHASA INGGRIS CINEMATOGRAPHY YANG
BERASAL DARI BAHASA LATIN KINEMA 'GAMBAR'.
SINEMATOGRAFI SEBAGAI ILMU TERAPAN
MERUPAKAN BIDANG ILMU YANG MEMBAHAS
TENTANG TEKNIK MENANGKAP GAMBAR DAN
MENGGABUNG -GABUNGKAN GAMBAR TERSEBUT
SEHINGGA MENJADI RANGKAIAN GAMBAR YANG
DAPAT MENYAMPAIKAN IDE (DAPAT MENGEMBAN
CERITA).
1.1 Pengertian Sinematografi
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan
fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang
mengenai benda. Karena objeknya sama maka
peralatannyapun mirip.
Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar
tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi
memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada
sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi
dengan teknik perangkaian gambar atau dalam
sinematografi disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam
pengertian sebagai media penyimpan maupun
sebagai genre seni.
Film sebagai media penyimpan adalah pias
(lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik
tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang
selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal
pertumbuhan sinematografi.
Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
I S T I L A H F I L M P A D A M U L A N Y A M E N G A C U P A D A S U A T U M E D I A S E J E N I S
P L A S T I K Y A N G D I L A P I S I D E N G A N Z A T P E K A C A H A Y A . M E D I A P E K A
C A H A Y A I N I S E R I N G D I S E B U T S E L L U L O I D .
D A L A M B I D A N G F O T O G R A F I F I L M I N I M E N J A D I M E D I A Y A N G D O M I N A N
D I G U N A K A N U N T U K M E N Y I M P A N P A N T U L A N C A H A Y A Y A N G T E R T A N G K A P
L E N S A .
P A D A G E N E R A S I B E R I K U T N Y A F O T O G R A F I B E R G E S E R P A D A
P E N G G U N A A N M E D I A D I G I T A L E L E K T R O N I K S E B A G A I P E N Y I M P A N
G A M B A R .
D A L A M B I D A N G S I N E M A T O G R A F I P E R I H A L M E D I A P E N Y I M P A N I N I
T E L A H M E N G A L A M I P E R K E M B A N G A N Y A N G P E S A T . B E R T U R U T - T U R U T
D I K E N A L M E D I A P E N Y I M P A N S E L L U L O I D ( F I L M ) , P I T A A N A L O G , D A N
Y A N G T E R A K H I R M E D I A D I G I T A L ( P I T A , C A K R A M , M E M O R I C H I P ) .
B E R T O L A K D A R I P E N G E R T I A N I N I M A K A F I L M P A D A A W A L N Y A A D A L A H
K A R Y A S I N E M A T O G R A F I Y A N G M E M E N F A A T K A N M E D I A S E L L U L O I D
S E B A G A I P E N Y I M P A N N Y A .
1.2 Film sebagai Genre Seni
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan
dalam bidang sinematografi, maka pengertian film
telah bergeser.
Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini
sudah semakin sedikit film yang menggunakan
media selluloid pada tahap pengambilan gambar.
Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit
dari media analog maupun digital dapat disimpan
pada media yang fleksibel.
Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada
media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini
telah mengubah pengertian film dari istilah
yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng
mengacu pada bentuk karya seni audio-visual.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu
genre (cabang) seni yang menggunakan audio
(suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
1.3.1 FILM DOKUMENTER (DOCUMENTARY
FILMS)
1.3.2 FILM CERITA PENDEK (SHORT
FILMS)
1.3.3 FILM CERITA PANJANG (FEATURE-
LENGTH FILMS)
1.3 Jenis-jenis Film
1.3.1 Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film
pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang
perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.
Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’
kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal
Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya
Robert Flaherty.
Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif
merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in
Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat
tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan
sampai saat ini.
Film dokumenter menyajikan realita
melalui berbagai cara dan dibuat untuk
berbagai macam tujuan. Namun harus
diakui, film dokumenter tak pernah lepas
dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan, dan propaganda bagi orang
atau kelompok tertentu. Intinya, film
dokumenter tetap berpijak pada hal-hal
senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul
berbagai aliran dari film dokumenter
misalnya dokudrama (docudrama). Dalam
dokudrama, terjadi reduksi realita demi
tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan
cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun
demikian, jarak antara kenyataan dan hasil
yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita
tetap menjadi pegangan.
Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman
dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang
banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak
hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam
jumlah yang cukup memuaskan.
Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita
saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic
dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun
mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya
menayangkan program dokumenter tentang keragaman alam dan
budaya.
Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim
diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri.
Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film
Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film
dokumenter.
Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun
televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film
dokumenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak
dihasilkan TVRI.
Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk
televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan
program film dokumenter, baik produksi sendiri maupun membelinya dari
sejumlah rumah produksi.
Salah satu gaya film dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya
karena ditayangkan secara serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah
Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995).
Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam
tahun kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak
Nusantara (Yayasan SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi.
Dokudrama juga mengilhami para pembuat film di Hollywood. Beberapa film
terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK (tentang presiden
Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
1.3.2 Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.
Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada,
Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek
dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan
bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang.
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa
jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia
film dan ingin berlatih membuat film dengan baik.
Sekalipun demikian, ada juga yang memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek,
umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah
produksi atau saluran televisi.
1.3.3 Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya
berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di
bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini.
Beberapa film, misalnya Dances With Wolves,
bahkan berdurasi lebih 120 menit.
Film-film produksi India rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
1.4.1 PROFIL PERUSAHAAN (CORPORATE
PROFILE)
1.4.2 IKLAN TELEVISI (TV COMMERCIAL )
1.4.3 PROGRAM TELEVISI (TV PROGRAMME)
1.4.4 VIDEO KLIP (MUSIC VIDEO)
1.4 Film-film Jenis Lain
1.4.1 Profil Perusahaan (Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan
institusi tertentu berkaitan dengan
kegiatan yang mereka lakukan, misal
tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini
sendiri berfungsi sebagai alat bantu
presentasi atau promosi.
1.4.2 Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran
informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun
layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau
public service announcement/PSA). Iklan produk
biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara
eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas
tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan
masyarakat menginformasikan kepedulian produsen
suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat
sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan
layanan masyarakat umumnya menampilkan produk
secara implisit.
1.4.3 Program Televisi (TV Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi.
Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis
yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi
dua kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi
memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV
(populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita
pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari
daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri
menggarap variety show, TV quis, talkshow, dan liputan
berita (news).
1.4.4 Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk
memasarkan produknya lewat medium televisi.
Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV
tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri
kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan
seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya
video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri.
Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip
menjadi bisnis utama (core busines) mereka. Di
Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap
tahun.
RANGKUMAN
Sinematografi adalah gabungan antara teknik
fotografi dan teknik montase. Produk
sinematografi berupa gambar gerak/movie yang
disertai suara. Dalam perkembangannya gambar
gerak disertai suara ini disebut sebagai media
audio-visual. Semula karya sinematografi hanya
berupa film cerita. Sejak ditemukannya video
(kamera elektronik), pemrosesan data movie/
data video menjadi lebih mudah sehingga karya
sinematografi menjadi lebih beragam.
EVALUASI
1) Apa yang saudara ketahui tentang sinematografi?
2) Sebutkan persamaan dan perbedaan sinematografi
dengan fotografi.
3) Sekarang pengertian film tidak lagi mengacu pada
bahan selluloid.
Jelaskan pemahaman anda terhadap pernyataan
tersebut.
4) Sebutkan ciri pokok film dokumenter.
5) Termasuk film dokumenter atau film ceritakah profil
perusahaan?
TUGAS
Dalam satu minggu ini tontonlah sebuah
film cerita, sebuah film dokumenter, dan
sebuah iklan televisi. Buatlah ringkasan
yang menjelaskan pemahaman anda
terhadap ide yang disampaikan dengan
film cerita, film dokumenter, dan iklan
televisi tersebut.

More Related Content

Viewers also liked

Batch ‘87 faces
Batch ‘87 facesBatch ‘87 faces
Batch ‘87 facesRonald Amit
 
Asurion and BlackLine Systems
Asurion and BlackLine SystemsAsurion and BlackLine Systems
Asurion and BlackLine SystemsMichael A Baas
 
Zero-compromise IDaaS: Achieve Both Security and Workforce Productivity
Zero-compromise IDaaS:  Achieve Both Security and Workforce ProductivityZero-compromise IDaaS:  Achieve Both Security and Workforce Productivity
Zero-compromise IDaaS: Achieve Both Security and Workforce ProductivityOneLogin
 
The Mixing Console Channel Strip
The Mixing Console Channel StripThe Mixing Console Channel Strip
The Mixing Console Channel StripMagic Finger Lounge
 
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUp
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUpLe implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUp
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUpMarco Giacomello
 
Method and apparatus for electrical conversion and distribution
Method and apparatus for electrical conversion and distributionMethod and apparatus for electrical conversion and distribution
Method and apparatus for electrical conversion and distributionPublicLeaker
 
Visit oslo case feb2012
Visit oslo case feb2012Visit oslo case feb2012
Visit oslo case feb2012Vidar Osa
 
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streaming
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streamingDigitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streaming
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streamingCory sky
 
Social media e news: come i social influenzano l'informazione
Social media e news: come i social influenzano l'informazioneSocial media e news: come i social influenzano l'informazione
Social media e news: come i social influenzano l'informazioneOdgToscana
 
Computer Graphics
Computer GraphicsComputer Graphics
Computer GraphicsAdri Jovin
 
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercise
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercisePearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercise
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercisePTE & IELTS training Online
 

Viewers also liked (14)

Order to cash cycle
Order to cash cycleOrder to cash cycle
Order to cash cycle
 
anxiety.DOC
anxiety.DOCanxiety.DOC
anxiety.DOC
 
Batch ‘87 faces
Batch ‘87 facesBatch ‘87 faces
Batch ‘87 faces
 
Asurion and BlackLine Systems
Asurion and BlackLine SystemsAsurion and BlackLine Systems
Asurion and BlackLine Systems
 
Zero-compromise IDaaS: Achieve Both Security and Workforce Productivity
Zero-compromise IDaaS:  Achieve Both Security and Workforce ProductivityZero-compromise IDaaS:  Achieve Both Security and Workforce Productivity
Zero-compromise IDaaS: Achieve Both Security and Workforce Productivity
 
The Mixing Console Channel Strip
The Mixing Console Channel StripThe Mixing Console Channel Strip
The Mixing Console Channel Strip
 
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUp
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUpLe implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUp
Le implicazioni legali del mondo digitale: la digital compliance per le StartUp
 
Le bambine oggetto
Le bambine oggettoLe bambine oggetto
Le bambine oggetto
 
Method and apparatus for electrical conversion and distribution
Method and apparatus for electrical conversion and distributionMethod and apparatus for electrical conversion and distribution
Method and apparatus for electrical conversion and distribution
 
Visit oslo case feb2012
Visit oslo case feb2012Visit oslo case feb2012
Visit oslo case feb2012
 
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streaming
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streamingDigitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streaming
Digitalizzazione audio-dal segnale analogico allo streaming
 
Social media e news: come i social influenzano l'informazione
Social media e news: come i social influenzano l'informazioneSocial media e news: come i social influenzano l'informazione
Social media e news: come i social influenzano l'informazione
 
Computer Graphics
Computer GraphicsComputer Graphics
Computer Graphics
 
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercise
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercisePearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercise
Pearson PTE Academic :Reorder paragraphs exercise
 

Similar to Dasar dasar film1 (12)

Buku kelas #1
Buku kelas #1Buku kelas #1
Buku kelas #1
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
workshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptxworkshop sinematografi.pptx
workshop sinematografi.pptx
 
Desain produksi siaran
Desain produksi siaranDesain produksi siaran
Desain produksi siaran
 
Disain program TV (24 jam jakarta)
Disain program TV (24 jam jakarta)Disain program TV (24 jam jakarta)
Disain program TV (24 jam jakarta)
 
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
cover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdfcover Buku ACI DIGIARS.pdf
cover Buku ACI DIGIARS.pdf
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
 
Mengidentifikasi program acara televisi
Mengidentifikasi program acara televisiMengidentifikasi program acara televisi
Mengidentifikasi program acara televisi
 
Pertemuan 2 jenis film
Pertemuan 2 jenis filmPertemuan 2 jenis film
Pertemuan 2 jenis film
 
Modul video-editing4
Modul video-editing4Modul video-editing4
Modul video-editing4
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Dasar dasar film1

  • 1. DASAR-DASAR PEMBUATAN FILM A B D U L L A H A K H Y A R H A F I D Z U D D I N
  • 2. SINEMATOGRAFI ADALAH KATA SERAPAN DARI BAHASA INGGRIS CINEMATOGRAPHY YANG BERASAL DARI BAHASA LATIN KINEMA 'GAMBAR'. SINEMATOGRAFI SEBAGAI ILMU TERAPAN MERUPAKAN BIDANG ILMU YANG MEMBAHAS TENTANG TEKNIK MENANGKAP GAMBAR DAN MENGGABUNG -GABUNGKAN GAMBAR TERSEBUT SEHINGGA MENJADI RANGKAIAN GAMBAR YANG DAPAT MENYAMPAIKAN IDE (DAPAT MENGEMBAN CERITA). 1.1 Pengertian Sinematografi
  • 3. Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).
  • 4. Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
  • 5. I S T I L A H F I L M P A D A M U L A N Y A M E N G A C U P A D A S U A T U M E D I A S E J E N I S P L A S T I K Y A N G D I L A P I S I D E N G A N Z A T P E K A C A H A Y A . M E D I A P E K A C A H A Y A I N I S E R I N G D I S E B U T S E L L U L O I D . D A L A M B I D A N G F O T O G R A F I F I L M I N I M E N J A D I M E D I A Y A N G D O M I N A N D I G U N A K A N U N T U K M E N Y I M P A N P A N T U L A N C A H A Y A Y A N G T E R T A N G K A P L E N S A . P A D A G E N E R A S I B E R I K U T N Y A F O T O G R A F I B E R G E S E R P A D A P E N G G U N A A N M E D I A D I G I T A L E L E K T R O N I K S E B A G A I P E N Y I M P A N G A M B A R . D A L A M B I D A N G S I N E M A T O G R A F I P E R I H A L M E D I A P E N Y I M P A N I N I T E L A H M E N G A L A M I P E R K E M B A N G A N Y A N G P E S A T . B E R T U R U T - T U R U T D I K E N A L M E D I A P E N Y I M P A N S E L L U L O I D ( F I L M ) , P I T A A N A L O G , D A N Y A N G T E R A K H I R M E D I A D I G I T A L ( P I T A , C A K R A M , M E M O R I C H I P ) . B E R T O L A K D A R I P E N G E R T I A N I N I M A K A F I L M P A D A A W A L N Y A A D A L A H K A R Y A S I N E M A T O G R A F I Y A N G M E M E N F A A T K A N M E D I A S E L L U L O I D S E B A G A I P E N Y I M P A N N Y A . 1.2 Film sebagai Genre Seni
  • 6. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
  • 7. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
  • 8. 1.3.1 FILM DOKUMENTER (DOCUMENTARY FILMS) 1.3.2 FILM CERITA PENDEK (SHORT FILMS) 1.3.3 FILM CERITA PANJANG (FEATURE- LENGTH FILMS) 1.3 Jenis-jenis Film
  • 9. 1.3.1 Film Dokumenter (Documentary Films) Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini.
  • 10. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
  • 11. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pegangan.
  • 12. Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program dokumenter tentang keragaman alam dan budaya. Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri. Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film dokumenter.
  • 13. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film dokumenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik produksi sendiri maupun membelinya dari sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya karena ditayangkan secara serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995). Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara (Yayasan SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami para pembuat film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK (tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
  • 14. 1.3.2 Film Cerita Pendek (Short Films) Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
  • 15. 1.3.3 Film Cerita Panjang (Feature-Length Films) Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
  • 16. 1.4.1 PROFIL PERUSAHAAN (CORPORATE PROFILE) 1.4.2 IKLAN TELEVISI (TV COMMERCIAL ) 1.4.3 PROGRAM TELEVISI (TV PROGRAMME) 1.4.4 VIDEO KLIP (MUSIC VIDEO) 1.4 Film-film Jenis Lain
  • 17. 1.4.1 Profil Perusahaan (Corporate Profile) Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau promosi.
  • 18. 1.4.2 Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.
  • 19. 1.4.3 Program Televisi (TV Programme) Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quis, talkshow, dan liputan berita (news).
  • 20. 1.4.4 Video Klip (Music Video) Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun.
  • 21. RANGKUMAN Sinematografi adalah gabungan antara teknik fotografi dan teknik montase. Produk sinematografi berupa gambar gerak/movie yang disertai suara. Dalam perkembangannya gambar gerak disertai suara ini disebut sebagai media audio-visual. Semula karya sinematografi hanya berupa film cerita. Sejak ditemukannya video (kamera elektronik), pemrosesan data movie/ data video menjadi lebih mudah sehingga karya sinematografi menjadi lebih beragam.
  • 22. EVALUASI 1) Apa yang saudara ketahui tentang sinematografi? 2) Sebutkan persamaan dan perbedaan sinematografi dengan fotografi. 3) Sekarang pengertian film tidak lagi mengacu pada bahan selluloid. Jelaskan pemahaman anda terhadap pernyataan tersebut. 4) Sebutkan ciri pokok film dokumenter. 5) Termasuk film dokumenter atau film ceritakah profil perusahaan?
  • 23. TUGAS Dalam satu minggu ini tontonlah sebuah film cerita, sebuah film dokumenter, dan sebuah iklan televisi. Buatlah ringkasan yang menjelaskan pemahaman anda terhadap ide yang disampaikan dengan film cerita, film dokumenter, dan iklan televisi tersebut.