Sinematografi adalah gabungan antara teknik fotografi dan teknik montase yang menghasilkan gambar bergerak yang disertai suara. Produk sinematografi awalnya hanya berupa film cerita, namun sejak ditemukannya video, karya sinematografi menjadi lebih beragam dan tidak hanya terbatas pada film cerita.
2. SINEMATOGRAFI ADALAH KATA SERAPAN DARI
BAHASA INGGRIS CINEMATOGRAPHY YANG
BERASAL DARI BAHASA LATIN KINEMA 'GAMBAR'.
SINEMATOGRAFI SEBAGAI ILMU TERAPAN
MERUPAKAN BIDANG ILMU YANG MEMBAHAS
TENTANG TEKNIK MENANGKAP GAMBAR DAN
MENGGABUNG -GABUNGKAN GAMBAR TERSEBUT
SEHINGGA MENJADI RANGKAIAN GAMBAR YANG
DAPAT MENYAMPAIKAN IDE (DAPAT MENGEMBAN
CERITA).
1.1 Pengertian Sinematografi
3. Sinematografi memiliki objek yang sama dengan
fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang
mengenai benda. Karena objeknya sama maka
peralatannyapun mirip.
Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar
tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi
memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada
sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi
dengan teknik perangkaian gambar atau dalam
sinematografi disebut montase (montage).
4. Sinematografi sangat dekat dengan film dalam
pengertian sebagai media penyimpan maupun
sebagai genre seni.
Film sebagai media penyimpan adalah pias
(lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik
tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang
selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal
pertumbuhan sinematografi.
Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
5. I S T I L A H F I L M P A D A M U L A N Y A M E N G A C U P A D A S U A T U M E D I A S E J E N I S
P L A S T I K Y A N G D I L A P I S I D E N G A N Z A T P E K A C A H A Y A . M E D I A P E K A
C A H A Y A I N I S E R I N G D I S E B U T S E L L U L O I D .
D A L A M B I D A N G F O T O G R A F I F I L M I N I M E N J A D I M E D I A Y A N G D O M I N A N
D I G U N A K A N U N T U K M E N Y I M P A N P A N T U L A N C A H A Y A Y A N G T E R T A N G K A P
L E N S A .
P A D A G E N E R A S I B E R I K U T N Y A F O T O G R A F I B E R G E S E R P A D A
P E N G G U N A A N M E D I A D I G I T A L E L E K T R O N I K S E B A G A I P E N Y I M P A N
G A M B A R .
D A L A M B I D A N G S I N E M A T O G R A F I P E R I H A L M E D I A P E N Y I M P A N I N I
T E L A H M E N G A L A M I P E R K E M B A N G A N Y A N G P E S A T . B E R T U R U T - T U R U T
D I K E N A L M E D I A P E N Y I M P A N S E L L U L O I D ( F I L M ) , P I T A A N A L O G , D A N
Y A N G T E R A K H I R M E D I A D I G I T A L ( P I T A , C A K R A M , M E M O R I C H I P ) .
B E R T O L A K D A R I P E N G E R T I A N I N I M A K A F I L M P A D A A W A L N Y A A D A L A H
K A R Y A S I N E M A T O G R A F I Y A N G M E M E N F A A T K A N M E D I A S E L L U L O I D
S E B A G A I P E N Y I M P A N N Y A .
1.2 Film sebagai Genre Seni
6. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan
dalam bidang sinematografi, maka pengertian film
telah bergeser.
Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini
sudah semakin sedikit film yang menggunakan
media selluloid pada tahap pengambilan gambar.
Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit
dari media analog maupun digital dapat disimpan
pada media yang fleksibel.
Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada
media selluloid, analog maupun digital.
7. Perkembangan teknologi media penyimpan ini
telah mengubah pengertian film dari istilah
yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng
mengacu pada bentuk karya seni audio-visual.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu
genre (cabang) seni yang menggunakan audio
(suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
8. 1.3.1 FILM DOKUMENTER (DOCUMENTARY
FILMS)
1.3.2 FILM CERITA PENDEK (SHORT
FILMS)
1.3.3 FILM CERITA PANJANG (FEATURE-
LENGTH FILMS)
1.3 Jenis-jenis Film
9. 1.3.1 Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film
pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang
perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an.
Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’
kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal
Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya
Robert Flaherty.
Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif
merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in
Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat
tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan
sampai saat ini.
10. Film dokumenter menyajikan realita
melalui berbagai cara dan dibuat untuk
berbagai macam tujuan. Namun harus
diakui, film dokumenter tak pernah lepas
dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan, dan propaganda bagi orang
atau kelompok tertentu. Intinya, film
dokumenter tetap berpijak pada hal-hal
senyata mungkin.
11. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul
berbagai aliran dari film dokumenter
misalnya dokudrama (docudrama). Dalam
dokudrama, terjadi reduksi realita demi
tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan
cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun
demikian, jarak antara kenyataan dan hasil
yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita
tetap menjadi pegangan.
12. Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman
dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang
banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak
hanya itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam
jumlah yang cukup memuaskan.
Ini bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita
saksikan melalui saluran televisi seperti program National Geographic
dan Animal Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun
mantap menasbih diri sebagai saluran televisi yang hanya
menayangkan program dokumenter tentang keragaman alam dan
budaya.
Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim
diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri.
Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film
Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film
dokumenter.
13. Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh stasiun
televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film
dokumenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak
dihasilkan TVRI.
Memasuki era televisi swasta tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk
televisi tidak lagi dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan
program film dokumenter, baik produksi sendiri maupun membelinya dari
sejumlah rumah produksi.
Salah satu gaya film dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya
karena ditayangkan secara serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah
Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995).
Dokudrama ini ternyata disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam
tahun kemudian program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak
Nusantara (Yayasan SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi.
Dokudrama juga mengilhami para pembuat film di Hollywood. Beberapa film
terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti JFK (tentang presiden
Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.
14. 1.3.2 Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.
Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada,
Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek
dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan
bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang.
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa
jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia
film dan ingin berlatih membuat film dengan baik.
Sekalipun demikian, ada juga yang memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek,
umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah
produksi atau saluran televisi.
15. 1.3.3 Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya
berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di
bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini.
Beberapa film, misalnya Dances With Wolves,
bahkan berdurasi lebih 120 menit.
Film-film produksi India rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
16. 1.4.1 PROFIL PERUSAHAAN (CORPORATE
PROFILE)
1.4.2 IKLAN TELEVISI (TV COMMERCIAL )
1.4.3 PROGRAM TELEVISI (TV PROGRAMME)
1.4.4 VIDEO KLIP (MUSIC VIDEO)
1.4 Film-film Jenis Lain
17. 1.4.1 Profil Perusahaan (Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan
institusi tertentu berkaitan dengan
kegiatan yang mereka lakukan, misal
tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini
sendiri berfungsi sebagai alat bantu
presentasi atau promosi.
18. 1.4.2 Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran
informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun
layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau
public service announcement/PSA). Iklan produk
biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara
eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas
tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan
masyarakat menginformasikan kepedulian produsen
suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat
sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan
layanan masyarakat umumnya menampilkan produk
secara implisit.
19. 1.4.3 Program Televisi (TV Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi.
Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis
yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi
dua kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi
memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV
(populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita
pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari
daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri
menggarap variety show, TV quis, talkshow, dan liputan
berita (news).
20. 1.4.4 Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk
memasarkan produknya lewat medium televisi.
Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV
tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri
kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan
seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya
video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri.
Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip
menjadi bisnis utama (core busines) mereka. Di
Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap
tahun.
21. RANGKUMAN
Sinematografi adalah gabungan antara teknik
fotografi dan teknik montase. Produk
sinematografi berupa gambar gerak/movie yang
disertai suara. Dalam perkembangannya gambar
gerak disertai suara ini disebut sebagai media
audio-visual. Semula karya sinematografi hanya
berupa film cerita. Sejak ditemukannya video
(kamera elektronik), pemrosesan data movie/
data video menjadi lebih mudah sehingga karya
sinematografi menjadi lebih beragam.
22. EVALUASI
1) Apa yang saudara ketahui tentang sinematografi?
2) Sebutkan persamaan dan perbedaan sinematografi
dengan fotografi.
3) Sekarang pengertian film tidak lagi mengacu pada
bahan selluloid.
Jelaskan pemahaman anda terhadap pernyataan
tersebut.
4) Sebutkan ciri pokok film dokumenter.
5) Termasuk film dokumenter atau film ceritakah profil
perusahaan?
23. TUGAS
Dalam satu minggu ini tontonlah sebuah
film cerita, sebuah film dokumenter, dan
sebuah iklan televisi. Buatlah ringkasan
yang menjelaskan pemahaman anda
terhadap ide yang disampaikan dengan
film cerita, film dokumenter, dan iklan
televisi tersebut.