SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Kedungwuni
Mata pelajaran : Fisika
Kelas/semester : VII/2
Materi Pokok : Suhu, Pemuaian, dan Kalor
Sub Materi : Pemuaian pada zat padat
Alokasi waktu : 2×40 menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi
3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam
kehidupan sehari-hari.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian dengan kritis dan cermat
2. Menjelaskan koefisien muai panjang dengan dengan kritis dan teliti
3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan dengan kritis dan cermat
4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari dengan kritis
dan teliti
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian melalui proses mengamati, diskusi dan
mencoba
2. Menjelaskan pengertian koefisien muai panjang melalui diskusi
3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi
4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari melalui proses
mengamati dan diskusi
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pemuaian pada zat padat
F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajran : Problem Basic Learning
3. Metode Pembelajaran : diskusi, ceramah
G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
Power point, papan tulis
2. Alat dan Bahan
Laptop, LCD
3. Sumber Belajar
a. Purwoko, dkk. 2014. Fisika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
b. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMP/Mts Kelas VII. Cimahi:
Erlangga.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa
 Guru Mengondisikan kelas dan pembiasaan
 Mengecek kehadiran/ presensi peserta didik
 Guru memotivasi dengan menampilkan gambar rel
kereta api
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan indikator yang ingin dicapai
8 menit
Kegiatan Inti  Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang
 Guru mulai menampilkan gambar rel kereta api
 Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan
pertanyaan “Mengapa sambungan rel kereta api diberi
celah?”
 Guru membimbing peserta didik (kelompok) untuk
melakukan pengamatan apakah pengaruh jenis logam
terhadap pemuaian panjangnya
 Guru membagikan lembar diskusi siswa
 Guru membimbing peserta didik dalam diskusi
 Guru mempersilahkan perwakilan dari kelompok
masing-masing untuk mempresentasikan hasil
diskusinya
 Guru mengkondisikan kelas agar peserta didik kembali
ke tempat duduk masing-masing
60 menit
 Guru membagikan soal yang akan dikerjakan secara
individu
Penutup  Guru bersama siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran pemuaian
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan
do’a.
12 menit
I. PENILAIAN
1. Jenis / Teknik Penilaian
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Ketrampilan
2. Bentuk Instrumen dan Instrument
- lembar diskusi siswa
- lembar penilaian sikap
- lembar penilaian presentasi kelompok
- test uraian
3. Pedoman Penskoran (terlampir)
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Materi
Pemuaian Panjang Luas dan Volume Zat Padat
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat disebut Muschen Broek.
Dalam eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua benda padat apabila
dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas dan volume. Berikut akan dijelaskan
pemuaian zat padat yang meliputi pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
Pemuaian Panjang Zat Padat
Zat padat adalah zat yang memiliki partikel-partikel yang sangat berdekatan dan
teratur. Apabila dipanaskan, partikelnya bergetar dan saling menjauh. Akibatnya, ukuran zat
padat membesar yang disebut memuai. Sebaliknya apabila didinginkan partikel-partikelnya
saling mendekat, akibatnya ukuran zat padat mengecil yang disebut menyusut. Pada
umumnya zat padat apabila dipanaskan akan memuai.
Faktor yang mempengaruhi pemuaian adalah:
1) Panjang benda. Semakin panjang ukuran suatu benda padat yang dipanaskan, maka
semakin besar pemuaiannya. Contohnya, sebuah batang besi yang panjangnya 1 m sebelum
dipanaskan akan memuai menjadi dua kali lipat dari pemuaian batang besi lainnya yang
panjangnya 0,5 m sebelum dipanaskan.
2) Besarnya perubahan suhu. Semakin besar perubahan suhu yang dialami suatu benda
antara sebelum dan sesudah dipanaskan, semakin besar pula pemuaiannya. Contohnya ada
dua batang besi, yaitu batang besi A panjangnya 1 m suhu awalnya 30°C dipanaskan sampai
suhu 100°C, sedangkan besi B panjangnya 1 m dengan suhu awalnya 30°C dipanaskan
sampai suhu 80°C. Maka setelah dipanaskan pemuaian panjang besi A lebih besar dari besi B,
karena besi A mengalami perubahan suhu sebesar 70°C, sedangkan besi B mengalami
perubahan suhunya sebesar 50°C.
3) Jenis zat padatnya. Misalnya aluminium, pemuian aluminium lebih besar dibanding baja
dan tembaga. Hal ini berarti pertambahan panjang alumunium lebih besar dari tembaga dan
baja. Contohnya apabila panjang aluminium sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah
dipanaskan 1°C bertambah 0,000026 meter, apabila panjang tembaga sebelum dipanaskan 1
meter, dan setelah dipanaskan 1°C bertambah 0,000017 meter, dan apabila panjang besi
sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah dipanaskan bertambah 0,000011 meter. Angka
pertambahan panjang untuk setiap 1 m bahan dengan kenaikan suhu 1°C disebut koefisien
muai panjang. Lambang koefisien muai panjang α (dibacanya alpha) dan satuannya meter
per derajat Celsius (m/°C).
Besarnya koefisien muai panjang pada beberapa zat dapat diamati pada tabel berikut
ini.
Besarnya muai panjang pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan
berikut.
Keterangan:
L = panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m) atau (cm)
L o = panjang awal (m) atau (cm)
α = koefisien muai panjang ( /0C )
t1 = suhu mula-mula ( 0C )
t2 = suhu akhir ( 0C )
Proses Pemuaian Luas pada Zat Padat
Sama halnya pada pemuaian panjang pada zat padat, semua zap padat jika dipanaskan
akan mengalami pemuaian luas. Akan tetapi koefisien muai luas zat padat sama dengan dua
(2) kali koefisien muai panjang zat padat tersebut.
Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan
A = luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2) atau (cm2)
Ao = luas awal (m2) atau (cm2)
β= koefisien muai luas ( /0C )
t1 = suhu mula-mula ( 0C )
t2 = suhu akhir ( 0C )
Catatan
β = 2 α
Proses Pemuaian Volume pada Zat Padat
Pasti kamu pernah mengalami peristiwa pemuaian lainnya seperti pada saat
menutupkan pintu, daun pintu tidak dapat menutup rapat pada kusen pintunya. Begitu juga
pada saat menutupkan jendela, kaca jendela tidak pas pada saat ditutupkan ke bingkainya.
Peristiwa itu disebabkan karena daun pintu dan jendela kaca memuai, sehingga sulit
dimasukkan pada tempatnya. Pemuaian seperti ini disebabkan oleh adanya penambahan pada
seluruh bagiannya pada dimensi panjang, lebar, dan tebal yang disebut pemuaian volume atau
pemuaian ruang.
Bola besi sebelum dipanaskan dapat memasuki gelang logam. Setelah bolanya
dipanaskan bola tidak masuk ke dalam gelang. Kejadian ini menunjukkan adanya pemuaian
pada bola yang berupa volumenya memuai. Pemuaian volume atau muai ruang ini
dipengaruhi oleh koefisien muai ruang, yaitu angka yang menyatakan pertambahan setiap
satuan volume apabila suhunya dinaikan.
Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut.
Keterangan
V = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m3) atau (cm3)
Vo = volume awal (m3) atau (cm3)
γ = koefisien muai volume ( /0C)
t1 = suhu mula-mula (0C)
t2 = suhu akhir (0C)
Catatan
γ = 3 α
Contoh Penerapan Pemuaian Dalam Kehidupan
Prinsip pemuaian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dan pemanfaatan
prinsip pemuaian dipergunakan pada teknologi konstruksi, rel dan roda roli kereta api,
bimetal, pengelingan, dan pemasangan kaca. Lebih lengkapnya dapat kamu pelajari sebagai
berikut ini.
Kawat telepon atau kawat listrik
Pemasangan kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan kendor saat pemasangannya pada
siang hari. Hal ini dilakukan dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik
mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.
Penerapan Teknologi Bidang Konstruksi
Para ahli konstruksi dan arsitek bangunan, jembatan, dan jalan raya harus mengetahui sifat
pemuaian dan penyusutan benda padat yang disebabkan oleh perubahan suhu. Jalan raya pada
musim kemarau banyak yang rusak dan retak-retak, karena pemuaian baja dan aspalnya.
Jembatan dan jalan raya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan yang
lainnya. Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar memperhitungkan
sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena adanya perubahan suhu, baik di siang hari
yang panas maupun di malam hari yang dingin. Agar sambungan besi baja tidak melengkung
akibat pemuaian atau pun penyusutan maka sambungan-sambungan besi baja tidak dipasang
rapat, satu dengan yang lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-
sambungan tersebut agar tidak timbul kerusakan pada jembatan dan jalan yang disebabkan
pemuaian dan penyusutan besi baja tersebut.
Cara Pemasangan Kaca Jendela
Tentunya kamu pernah menyaksikan tukang kayu pada saat membuat daun jendela atau
bingkai jendela. Pada bingkai ada celah yang dibuat untuk menempatkan kaca. Kaca dipasang
pada bagian itu dengan ukuran kaca lebih kecil sedikit daripada ruang atau tempat kaca. Hal
ini bertujuan untuk menjaga keamanan kaca agar tidak pecah, saat mengalami pemuaian pada
siang hari atau pada musim kemarau.
Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan paku keling. Pengelingan pelat pada
umumnya dilakukan dengan paku keling yang dipanaskan. Setelah dingin dua pelat itu akan
bersatu oleh paku yang mengerut.
Penerapan Teknologi Transportasi
Apabila kamu melewati lintasan kereta api kami akan melihat rel melengkung. Sebagaimana
halnya dengan jembatan dan jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun
harus dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api yang
disebabkan oleh relnya melengkung akibat pemuaian dari pemanasan di siang hari.
Sumber Gambar: Google Images
Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api pun menggunakan prinsip
pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran diameter ban sedikit lebih kecil daripada diameter
rodanya. Apabila ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya memuai.
Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah masuk, biarkan suhunya turun.
Setelah dingin, ban menyusut dan akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus menggunakan
baut.
Penerapan pada Teknologi Bimetal
Alat-alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain termostat, sakelar otomatis
pada setrika, alat pemberitahu kebakaran, dan termometer.
Lampiran 2
 Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap Individu
No Nama Kritis Teliti Cermat Tanggung
jawab
Skor
1.
2.
3.
a. Penilaian Pengetahuan
Jumlah soal
Uraian :5 soal
Bentuk Tes : Tes Tertulis
Alokasi waktu : 25 menit
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Kompetensi dasar Materi pokok Indikator Soal
3.2 Memahami konsep suhu,
pemuaian, kalor,
perpindahan kalor,dan
penerapannya dalam
mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta
dalam kehidupan sehari-hari.
Suhu,
Pemuian , dan
Kalor
1. Menjelaskan pengertian pemuaian
2. Menjelaskan pengertian koefisien muai
3. Menghitung pertambahan panjang baja
yang dipanaskan
4. Menghitung pertambahan luas
lempeng tembaga yang dipanaskan
5. Menghitung pertambahan volume
lempeng tembaga yang dipanaskan
Soal Uraian
1. Apa yang dimaksud dengan pemuaian?
2. Apa yang dimaksud dengan koefisien muai?
3. Sebuah baja memiliki panjang 20 mpada saat suhu 10o C. Jika baja tersebut
dipanaskan hingga 30o C , berapakah panjang baja sekarang?
4. Luas penampang lempengtembaga pada suhu 5 K adalah 4,0144 m2. Jika suhu
dinaikkan sampai 65 K, berapakah luas lempeng tembaga itu sekarang?
5. Sebuah silinder aluminium pejal pada suhu 25o C volumenya 2,5 L. Berapakah
volume silinder itu setelah suhunya dinaikkan menjadi 175o ?
b. Penilaian Unjuk Kerja
Format Penilaian Presentasi Kelompok
No Nama Aspek Penilaian Total
nilai
Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan
berpendapat
 Pedoman Penskoran
a. Penilaian Sikap
b.
N
o
Aspek yang di Nilai 3 2 1 Rubrik
1 Kritis 3. Menunjukan sikap kritis yang besar, antusisias
aktif dalam kegiatan kelompok
2. Menunjukan sikap kritis namun tidak terlalu
antusias dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1. Tidak menunjukan antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat
2 Teliti dalam
melakukan
percobaan.
3. Teliti mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
2. kurang teliti ketika mengukur dan mengolah
data pengamatan
1. Tidak teliti mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
3 Cermat dalam
melakukan
percobaan.
3. Cermat mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
2. Kurang cermat mengukur dan mengolah data
ketika pengamatan
1. Tidak mengukur dan mengolah data ketika
pengamatan
4 Tanggungjawab
dalam belajar dan
bekerja baik secara
individu atau
berkelompok.
3.Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya
tepat waktu
2.Kurang tanggung jawab, berupaya tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas namun belum
menunjukan upaya perbaikan
1.Tidak bertanggung jawab,.tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan
tugasnya tidak selesai
Skor = 3 x 4 = 12 Nilai Akhir = 12 / 3 = 4
Pedoman penilaian sikap
Predikat Keterangan Rentang nilai
SB Sangat Baik 3,66-4
B Baik 2,66-3,66
C Cukup 1,66-2,66
K Kuang 0-1,66
b. Penilaian Pengetahuan
Skor : 5 = jika menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat serta lengkap
(diketahui , ditanyakan, dan penyelesaian)
Skor 3 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui ,
ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya.
Skor 2 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui ,
ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya.
Skor 1 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan di ketahui dan
ditanyakan saja
Skor 0 = jika tidak di jawab
Total Penilaian = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑥 4
c. Penilaian Unjuk Kerja
Pedoman penilaian presentasi kelompok
Penskoran: Jumlah skor:
A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik
B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik
C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup
D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang
E. Sangat Baik Skor 5
LEMBAR DISKUSI SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : Genap
Materi : Suhu, Pemuaian, dan Kalor
Sub Materi : Pemuaian
Waktu : 20 menit
Kompetensi Dasar : Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan
penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada
manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi
SOAL DISKUSI
1. Menurut Anda, apa sebabnya dalam pemasangan bingkai besi pada roda, besi harus
dipanaskan terlebih dahulu? Jelaskan !
2. Kita tahu bahwa ada tabel daftar koefisien muai panjang beberapa benda yang menjadi
patokan umum. Darimana nilai-nilai koefisien muai panjang tersebut diperoleh? Apakah
kamu yakin bahwa nilai itu benar?
3. Carilah bukti bahwa pemanasan dapat menyebabkan pemuaian ! berikan contoh
kejadian yang menunjukkan hal itu

More Related Content

What's hot

7.rpp suhu dan perubahanya ok
7.rpp suhu dan perubahanya ok7.rpp suhu dan perubahanya ok
7.rpp suhu dan perubahanya ok
kana rozi
 
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNGRPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
Dewi Fitri
 
03 rpp suhu kelompok 3 ratu
03 rpp  suhu kelompok 3 ratu03 rpp  suhu kelompok 3 ratu
03 rpp suhu kelompok 3 ratu
Iranova Pelawi
 

What's hot (19)

Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rppSuhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
 
Rpp (suhu dan kalor)
Rpp (suhu dan kalor)Rpp (suhu dan kalor)
Rpp (suhu dan kalor)
 
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
RPP SUHU & KALOR (SMA_2)
 
Suhu dan perubahannya
Suhu dan perubahannyaSuhu dan perubahannya
Suhu dan perubahannya
 
7.rpp suhu dan perubahanya ok
7.rpp suhu dan perubahanya ok7.rpp suhu dan perubahanya ok
7.rpp suhu dan perubahanya ok
 
05 rpp kls vii 8
05 rpp kls vii 805 rpp kls vii 8
05 rpp kls vii 8
 
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNGRPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
RPP SUHU SMP PEMBELAJARAN LANGSUNG
 
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
9. sma kelas x rpp kd 3.6 dan 4.6 elastisitas dan hukum hooke (karlina 130823...
 
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
8. sma kelas xi rpp kd 3.7;4.7 fluida dinamis (karlina 1308233)
 
03 rpp suhu kelompok 3 ratu
03 rpp  suhu kelompok 3 ratu03 rpp  suhu kelompok 3 ratu
03 rpp suhu kelompok 3 ratu
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedesContoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS -  Hukum archimedes
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran+THB+LKS - Hukum archimedes
 
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
 
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
Perangkat fisika x smt 2 sma & ma 2015
 
Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)Rpp (termodinamika)
Rpp (termodinamika)
 
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
 
Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XII
Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XIISistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XII
Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XII
 
RPP SMK Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XI
RPP SMK Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XIRPP SMK Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XI
RPP SMK Sistem dan Instalasi Refrigerasi Kelas XI
 
06 rpp kls vii 8
06 rpp kls vii 806 rpp kls vii 8
06 rpp kls vii 8
 
7. rpp fluida
7. rpp fluida7. rpp fluida
7. rpp fluida
 

Similar to Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor

11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
eli priyatna laidan
 
Panjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkaPanjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamka
novitia
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjangITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
Fransiska Puteri
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newton
kemenag
 

Similar to Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor (20)

11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
 
Panjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamkaPanjang logamimaslemlituhamka
Panjang logamimaslemlituhamka
 
Ppt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjangPpt pemuaian-panjang
Ppt pemuaian-panjang
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjangITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Pemuaian panjang
 
Rpp konveksi
Rpp konveksiRpp konveksi
Rpp konveksi
 
Rpp konveksi
Rpp konveksiRpp konveksi
Rpp konveksi
 
1 RPP KD 3.4. Suhu dan Kalor.docx
1 RPP KD 3.4. Suhu dan Kalor.docx1 RPP KD 3.4. Suhu dan Kalor.docx
1 RPP KD 3.4. Suhu dan Kalor.docx
 
PEMUAIAN.pptx
PEMUAIAN.pptxPEMUAIAN.pptx
PEMUAIAN.pptx
 
Modul Pemuaian
Modul PemuaianModul Pemuaian
Modul Pemuaian
 
Rpp massa jenis
Rpp massa jenisRpp massa jenis
Rpp massa jenis
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
1. rpp pengukuran rev 1 je
1. rpp pengukuran rev 1 je1. rpp pengukuran rev 1 je
1. rpp pengukuran rev 1 je
 
Ipa7 bab4-b
Ipa7 bab4-bIpa7 bab4-b
Ipa7 bab4-b
 
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
3.1 KONSEP PENGUKURAN.ppt
 
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptxPPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
PPT SUHU & PEMUAIAN LENA (3).pptx
 
1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran1. rpp pengukuran
1. rpp pengukuran
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdf
 
panduan Hukum newton
panduan Hukum newtonpanduan Hukum newton
panduan Hukum newton
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Rpp smt 2 kls 1
Rpp smt 2 kls 1Rpp smt 2 kls 1
Rpp smt 2 kls 1
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati

Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Ajeng Rizki Rahmawati
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Rpp smp pertemuan 2 materi suhu kalor

  • 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP N 1 Kedungwuni Mata pelajaran : Fisika Kelas/semester : VII/2 Materi Pokok : Suhu, Pemuaian, dan Kalor Sub Materi : Pemuaian pada zat padat Alokasi waktu : 2×40 menit A. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
  • 2. melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi 3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. C. INDIKATOR 1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian dengan kritis dan cermat 2. Menjelaskan koefisien muai panjang dengan dengan kritis dan teliti 3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan dengan kritis dan cermat 4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari dengan kritis dan teliti D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan penyebab terjadinya pemuaian melalui proses mengamati, diskusi dan mencoba 2. Menjelaskan pengertian koefisien muai panjang melalui diskusi 3. Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi 4. Menyebutkan contoh peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari melalui proses mengamati dan diskusi E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Pemuaian pada zat padat F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan pembelajaran : Scientific 2. Model Pembelajran : Problem Basic Learning 3. Metode Pembelajaran : diskusi, ceramah G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media Power point, papan tulis 2. Alat dan Bahan
  • 3. Laptop, LCD 3. Sumber Belajar a. Purwoko, dkk. 2014. Fisika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Yudhistira. b. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMP/Mts Kelas VII. Cimahi: Erlangga. H. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa  Guru Mengondisikan kelas dan pembiasaan  Mengecek kehadiran/ presensi peserta didik  Guru memotivasi dengan menampilkan gambar rel kereta api  Menyampaikan tujuan pembelajaran  Menyampaikan indikator yang ingin dicapai 8 menit Kegiatan Inti  Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang  Guru mulai menampilkan gambar rel kereta api  Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan pertanyaan “Mengapa sambungan rel kereta api diberi celah?”  Guru membimbing peserta didik (kelompok) untuk melakukan pengamatan apakah pengaruh jenis logam terhadap pemuaian panjangnya  Guru membagikan lembar diskusi siswa  Guru membimbing peserta didik dalam diskusi  Guru mempersilahkan perwakilan dari kelompok masing-masing untuk mempresentasikan hasil diskusinya  Guru mengkondisikan kelas agar peserta didik kembali ke tempat duduk masing-masing 60 menit
  • 4.  Guru membagikan soal yang akan dikerjakan secara individu Penutup  Guru bersama siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran pemuaian  Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan do’a. 12 menit I. PENILAIAN 1. Jenis / Teknik Penilaian a. Sikap b. Pengetahuan c. Ketrampilan 2. Bentuk Instrumen dan Instrument - lembar diskusi siswa - lembar penilaian sikap - lembar penilaian presentasi kelompok - test uraian 3. Pedoman Penskoran (terlampir) Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran NIP. NIP.
  • 5. LAMPIRAN Lampiran 1 Materi Pemuaian Panjang Luas dan Volume Zat Padat Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat disebut Muschen Broek. Dalam eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua benda padat apabila dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas dan volume. Berikut akan dijelaskan pemuaian zat padat yang meliputi pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian Panjang Zat Padat Zat padat adalah zat yang memiliki partikel-partikel yang sangat berdekatan dan teratur. Apabila dipanaskan, partikelnya bergetar dan saling menjauh. Akibatnya, ukuran zat padat membesar yang disebut memuai. Sebaliknya apabila didinginkan partikel-partikelnya saling mendekat, akibatnya ukuran zat padat mengecil yang disebut menyusut. Pada umumnya zat padat apabila dipanaskan akan memuai. Faktor yang mempengaruhi pemuaian adalah: 1) Panjang benda. Semakin panjang ukuran suatu benda padat yang dipanaskan, maka semakin besar pemuaiannya. Contohnya, sebuah batang besi yang panjangnya 1 m sebelum dipanaskan akan memuai menjadi dua kali lipat dari pemuaian batang besi lainnya yang panjangnya 0,5 m sebelum dipanaskan. 2) Besarnya perubahan suhu. Semakin besar perubahan suhu yang dialami suatu benda antara sebelum dan sesudah dipanaskan, semakin besar pula pemuaiannya. Contohnya ada dua batang besi, yaitu batang besi A panjangnya 1 m suhu awalnya 30°C dipanaskan sampai suhu 100°C, sedangkan besi B panjangnya 1 m dengan suhu awalnya 30°C dipanaskan sampai suhu 80°C. Maka setelah dipanaskan pemuaian panjang besi A lebih besar dari besi B,
  • 6. karena besi A mengalami perubahan suhu sebesar 70°C, sedangkan besi B mengalami perubahan suhunya sebesar 50°C. 3) Jenis zat padatnya. Misalnya aluminium, pemuian aluminium lebih besar dibanding baja dan tembaga. Hal ini berarti pertambahan panjang alumunium lebih besar dari tembaga dan baja. Contohnya apabila panjang aluminium sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah dipanaskan 1°C bertambah 0,000026 meter, apabila panjang tembaga sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah dipanaskan 1°C bertambah 0,000017 meter, dan apabila panjang besi sebelum dipanaskan 1 meter, dan setelah dipanaskan bertambah 0,000011 meter. Angka pertambahan panjang untuk setiap 1 m bahan dengan kenaikan suhu 1°C disebut koefisien muai panjang. Lambang koefisien muai panjang α (dibacanya alpha) dan satuannya meter per derajat Celsius (m/°C). Besarnya koefisien muai panjang pada beberapa zat dapat diamati pada tabel berikut ini. Besarnya muai panjang pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut. Keterangan: L = panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m) atau (cm)
  • 7. L o = panjang awal (m) atau (cm) α = koefisien muai panjang ( /0C ) t1 = suhu mula-mula ( 0C ) t2 = suhu akhir ( 0C ) Proses Pemuaian Luas pada Zat Padat Sama halnya pada pemuaian panjang pada zat padat, semua zap padat jika dipanaskan akan mengalami pemuaian luas. Akan tetapi koefisien muai luas zat padat sama dengan dua (2) kali koefisien muai panjang zat padat tersebut. Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut. Keterangan A = luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2) atau (cm2) Ao = luas awal (m2) atau (cm2) β= koefisien muai luas ( /0C ) t1 = suhu mula-mula ( 0C ) t2 = suhu akhir ( 0C ) Catatan β = 2 α Proses Pemuaian Volume pada Zat Padat Pasti kamu pernah mengalami peristiwa pemuaian lainnya seperti pada saat menutupkan pintu, daun pintu tidak dapat menutup rapat pada kusen pintunya. Begitu juga
  • 8. pada saat menutupkan jendela, kaca jendela tidak pas pada saat ditutupkan ke bingkainya. Peristiwa itu disebabkan karena daun pintu dan jendela kaca memuai, sehingga sulit dimasukkan pada tempatnya. Pemuaian seperti ini disebabkan oleh adanya penambahan pada seluruh bagiannya pada dimensi panjang, lebar, dan tebal yang disebut pemuaian volume atau pemuaian ruang. Bola besi sebelum dipanaskan dapat memasuki gelang logam. Setelah bolanya dipanaskan bola tidak masuk ke dalam gelang. Kejadian ini menunjukkan adanya pemuaian pada bola yang berupa volumenya memuai. Pemuaian volume atau muai ruang ini dipengaruhi oleh koefisien muai ruang, yaitu angka yang menyatakan pertambahan setiap satuan volume apabila suhunya dinaikan. Besarnya muai luas pada suatu bahan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut. Keterangan V = volume setelah pemanasan atau pendinginan (m3) atau (cm3) Vo = volume awal (m3) atau (cm3) γ = koefisien muai volume ( /0C) t1 = suhu mula-mula (0C) t2 = suhu akhir (0C) Catatan γ = 3 α Contoh Penerapan Pemuaian Dalam Kehidupan Prinsip pemuaian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dan pemanfaatan prinsip pemuaian dipergunakan pada teknologi konstruksi, rel dan roda roli kereta api,
  • 9. bimetal, pengelingan, dan pemasangan kaca. Lebih lengkapnya dapat kamu pelajari sebagai berikut ini. Kawat telepon atau kawat listrik Pemasangan kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan kendor saat pemasangannya pada siang hari. Hal ini dilakukan dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus. Penerapan Teknologi Bidang Konstruksi Para ahli konstruksi dan arsitek bangunan, jembatan, dan jalan raya harus mengetahui sifat pemuaian dan penyusutan benda padat yang disebabkan oleh perubahan suhu. Jalan raya pada musim kemarau banyak yang rusak dan retak-retak, karena pemuaian baja dan aspalnya. Jembatan dan jalan raya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan yang lainnya. Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar memperhitungkan sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena adanya perubahan suhu, baik di siang hari yang panas maupun di malam hari yang dingin. Agar sambungan besi baja tidak melengkung akibat pemuaian atau pun penyusutan maka sambungan-sambungan besi baja tidak dipasang rapat, satu dengan yang lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan- sambungan tersebut agar tidak timbul kerusakan pada jembatan dan jalan yang disebabkan pemuaian dan penyusutan besi baja tersebut. Cara Pemasangan Kaca Jendela Tentunya kamu pernah menyaksikan tukang kayu pada saat membuat daun jendela atau bingkai jendela. Pada bingkai ada celah yang dibuat untuk menempatkan kaca. Kaca dipasang pada bagian itu dengan ukuran kaca lebih kecil sedikit daripada ruang atau tempat kaca. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan kaca agar tidak pecah, saat mengalami pemuaian pada siang hari atau pada musim kemarau. Pengelingan Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan paku keling. Pengelingan pelat pada umumnya dilakukan dengan paku keling yang dipanaskan. Setelah dingin dua pelat itu akan bersatu oleh paku yang mengerut.
  • 10. Penerapan Teknologi Transportasi Apabila kamu melewati lintasan kereta api kami akan melihat rel melengkung. Sebagaimana halnya dengan jembatan dan jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun harus dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh relnya melengkung akibat pemuaian dari pemanasan di siang hari. Sumber Gambar: Google Images Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api pun menggunakan prinsip pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran diameter ban sedikit lebih kecil daripada diameter rodanya. Apabila ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya memuai. Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah masuk, biarkan suhunya turun. Setelah dingin, ban menyusut dan akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus menggunakan baut. Penerapan pada Teknologi Bimetal Alat-alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain termostat, sakelar otomatis pada setrika, alat pemberitahu kebakaran, dan termometer.
  • 11. Lampiran 2  Bentuk Instrumen dan Instrumen a. Lembar Pengamatan Sikap Individu No Nama Kritis Teliti Cermat Tanggung jawab Skor 1. 2. 3. a. Penilaian Pengetahuan Jumlah soal Uraian :5 soal Bentuk Tes : Tes Tertulis Alokasi waktu : 25 menit KISI-KISI PENULISAN SOAL Kompetensi dasar Materi pokok Indikator Soal 3.2 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. Suhu, Pemuian , dan Kalor 1. Menjelaskan pengertian pemuaian 2. Menjelaskan pengertian koefisien muai 3. Menghitung pertambahan panjang baja yang dipanaskan 4. Menghitung pertambahan luas lempeng tembaga yang dipanaskan 5. Menghitung pertambahan volume lempeng tembaga yang dipanaskan Soal Uraian 1. Apa yang dimaksud dengan pemuaian? 2. Apa yang dimaksud dengan koefisien muai? 3. Sebuah baja memiliki panjang 20 mpada saat suhu 10o C. Jika baja tersebut dipanaskan hingga 30o C , berapakah panjang baja sekarang?
  • 12. 4. Luas penampang lempengtembaga pada suhu 5 K adalah 4,0144 m2. Jika suhu dinaikkan sampai 65 K, berapakah luas lempeng tembaga itu sekarang? 5. Sebuah silinder aluminium pejal pada suhu 25o C volumenya 2,5 L. Berapakah volume silinder itu setelah suhunya dinaikkan menjadi 175o ? b. Penilaian Unjuk Kerja Format Penilaian Presentasi Kelompok No Nama Aspek Penilaian Total nilai Sikap Keaktifan Wawasan Kemampuan berpendapat  Pedoman Penskoran a. Penilaian Sikap b. N o Aspek yang di Nilai 3 2 1 Rubrik 1 Kritis 3. Menunjukan sikap kritis yang besar, antusisias aktif dalam kegiatan kelompok 2. Menunjukan sikap kritis namun tidak terlalu antusias dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh 1. Tidak menunjukan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat 2 Teliti dalam melakukan percobaan. 3. Teliti mengukur dan mengolah data ketika pengamatan 2. kurang teliti ketika mengukur dan mengolah data pengamatan 1. Tidak teliti mengukur dan mengolah data ketika pengamatan 3 Cermat dalam melakukan percobaan. 3. Cermat mengukur dan mengolah data ketika pengamatan 2. Kurang cermat mengukur dan mengolah data ketika pengamatan 1. Tidak mengukur dan mengolah data ketika pengamatan
  • 13. 4 Tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu atau berkelompok. 3.Tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu 2.Kurang tanggung jawab, berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas namun belum menunjukan upaya perbaikan 1.Tidak bertanggung jawab,.tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai Skor = 3 x 4 = 12 Nilai Akhir = 12 / 3 = 4 Pedoman penilaian sikap Predikat Keterangan Rentang nilai SB Sangat Baik 3,66-4 B Baik 2,66-3,66 C Cukup 1,66-2,66 K Kuang 0-1,66 b. Penilaian Pengetahuan Skor : 5 = jika menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat serta lengkap (diketahui , ditanyakan, dan penyelesaian) Skor 3 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui , ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya. Skor 2 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan (diketahui , ditanyakan, dan penyelesain), namun tidak lengkap seluruhnya. Skor 1 = jika menjawab pertanyaan dengan hanya mencantumkan di ketahui dan ditanyakan saja Skor 0 = jika tidak di jawab Total Penilaian = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑥 4 c. Penilaian Unjuk Kerja Pedoman penilaian presentasi kelompok Penskoran: Jumlah skor: A. Tidak Baik Skor 1 24—30 = Sangat Baik B. Kurang Baik Skor 2 18—23 = Baik C. Cukup Baik Skor 3 12—17 = Cukup D. Baik Skor 4 6—11 = Kurang E. Sangat Baik Skor 5
  • 14. LEMBAR DISKUSI SISWA Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas / Semester : Genap Materi : Suhu, Pemuaian, dan Kalor Sub Materi : Pemuaian Waktu : 20 menit Kompetensi Dasar : Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. Indikator : Menjelaskan akibat pemuaian dalam kehidupan melalui proses diskusi SOAL DISKUSI 1. Menurut Anda, apa sebabnya dalam pemasangan bingkai besi pada roda, besi harus dipanaskan terlebih dahulu? Jelaskan ! 2. Kita tahu bahwa ada tabel daftar koefisien muai panjang beberapa benda yang menjadi patokan umum. Darimana nilai-nilai koefisien muai panjang tersebut diperoleh? Apakah kamu yakin bahwa nilai itu benar? 3. Carilah bukti bahwa pemanasan dapat menyebabkan pemuaian ! berikan contoh kejadian yang menunjukkan hal itu