Penampakan kepribadian Islam tercermin dalam berbagai aspek kehidupan seperti keyakinan, syariat, akhlak, makanan, ekonomi, dan keluarga. Kepribadian Islam dicirikan oleh pemikiran, sikap, dan perilaku yang selaras dengan ajaran Islam dalam berbagai hal seperti menolak sekularisme, meyakini Islam sebagai kebenaran, menunaikan ibadah, dan bermuamalah sesuai syariat.
2. IISSLLAAMM
Cara Berpikir
(‘Aqliyah)
Sikap Jiwa
(Nafsiyah)
Kepribadian Islam
Penampakan
kepribadian
Islam dalam
perilaku
3. Cara Berpikir Islam
Akal digunakan secara langsung
untuk perkara yang dapat
dijangkaunya
Dalam perkara di luar jangkauan
akal, akal berfungsi menggali nash
syar’iy
Seluruh pemikiran/pemahaman
digali dari ajaran Islam. Dan
pemikiran dari luar Islam
distandardisasi oleh Islam
4. “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai akal tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah), mereka mempunya mata tetapi tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al A’raf [7] : 179)
Lebih dari 43 ayat Al Quran berbicara
tentang akal
5. SIKAP JIWA ISLAMI
Dorongan-dorongan ( baik ataupun buruk)
diikat oleh pemahaman Islam hasil
berpikir islami tadi
Dorongan-dorongan yang tadinya mungkin
baik atau buruk, benar atau salah, diikat
oleh pemahaman islam menjadi
kecenderungan ( mmuuyyuull ) islami
Muyul seperti ini, dari proses seperti ini,
disebut nafsiyah islamiyah (sikap jiwa
islam)
6. “Tidaklah seseorang diantara kamu
beriman hingga hawa nafsunya
tunduk pada apa yang aku bawa
(Islam)” (Hadits, lihat Hadits
Arba’in, Imam An Nawawi)
KEPRIBADI
AN ISLAM
7. ‘Aqliyah dan nafsiyah islamiyyah itu
dicerminkan dalam setiap perilaku
‘Aqidah
Syari’ah
IISSLLAAMM
Ibadah Mahdhah
Makanan
Minuman
Pakaian
Akhlak
Mu’amalah ( jual beli, profesi/
bekerja, perusahaan, nikah,
politik, budaya, pemerintahan,
dll.)
8. Muslim yang memiliki ‘aqliyah
islamiyah dan nafsiyah islamiyah
berarti dalam dirinya terdapat
kepribadian Islam (syakhsiyyah
islamiyyah). Hal ini secara kasat mata
tercermin di dalam perilakunya
(ucapan, tulisan, dan perbuatan).
10. 1. Menentang sekularisme
• Sekularisme : pemisahan agama dari
kehidupan masyarakat dan negara
• Sekularisme bertentangan dengan Islam
(An Nisa : 65, Al hasyr : 7)
“Barang siapa yang melakukan suatu
perbuatan yang bukan dari urusan (agama)
kami maka semuanya ditolak” (lihat An
Nawawi, Hadits Arba’in)
11. • Tidak ridla diterapkan sekularisme.
Gelisah menyaksikan adanya sekularisme.
Merasa berdosa bila tidak berbuat
menentang sekularisme. Tidak sudi diatur
oleh sistem sekularisme. Dsb.
• Seruanagar agama Islam diposisikan
secara ritual semata, larangan berjilbab,
anti penerapan hukum pidana dan perdata
Islam dsb ia tolak karena itu merupakan
sekularisme
12. • Dalam ucapan tidak menyerukan
sekularisme, tidak membela sekularisme.
Bahkan, berbuat sebaliknya.
• Berupaya terikat dengan hukum Allah SWT
agar tidak terjerumus kedalam
sekularisme
• Mendukung upaya ke arah penegakkan
Islam dalam seluruh aspek kehidupan
• Membentengi diri, keluarga, dan
masyarakat dari sekularisme
13. 2. Meyakini Islam sebagai satu-satunya
kebenaran
Ali Imran : 19, 85
Al Fath : 28
Al A’raf : 157, 158
Pemahaman bahwa Islam sebagai satu-satunya
kebenaran dijadikan tolok ukur
terhadapsikap jiwa, ucapan, tulisan,
perbuatan
14. Saat menghadapi ide-ide atau ideologi
di luar Islam seperti Sosialisme-
Komunisme dan Kapitalisme yakin
bahwa semua itu bathil
Tidak mendukung, membela, ataupun
menyebarkan ide-ide yang
bertentangan dengan ajaran Islam
Senantiasa merujuk kepada sumber
hukum Islam : Al Quran, Hadits, Ijma’
Shahabat, dan Qiyas
15. Ikhlas, ridla, dan senang bila Islam
diterapkan. Gembira saat umat Islam
menjadikan Islam sebagai patokan
kehidupan
Berdakwah menyampaikan
kebenaran Islam
Berpartisipasi membentuk
individu shalih sekaligus mushlih,
keluarga islami, dan masyarakat
yang diatur oleh hukum-hukum
Islam
16. 3. Merasa Selalu Diawasi Allah
SWT
Allah SWT Maha
Mengetahui
Al Hadid : 4
Al Mujadalah : 7
Qaf : 18
Malaikat Mengawasi
Qaf : 17 - 18
Al Infithar : 10
Amal akan dihisab
Al Isra : 14, 15
Al Mukmin : 17
Al Ghasyiyah : 26
17. • Menolak paham machiavelis (serba boleh)
ataupun materialistik
• Cenderung kepada berbuat baik, gelisah
bila bermaksiat, hati penuh diliputi taubat
dan tawadlu
• Dalam berbuat tidak melanggar aturan
Allah SWT, melakukan kewajiban,
meninggalkan keharaman, membersihkan
hati, menghisab diri sendiri
18. • Menjauhkan diri dari perbuatan syirik,
termasuk tidak memakai jimat, sihir,
ramalan/astrologi, dan riya
“Allah telah menciptakan bintang ini untuk 3
keperluan, yakni hiasan langit, pelempar syetan,
dan tanda-tanda untuk penunjuk arah.
Barangsiapa mentakwilkan bintang-bintang tadi di
luar ketiga hal itu, maka ia telah melakukan
kesalahan, berbuat sia-sia, dan telah menyia-nyiakan
nasibnya serta telah memaksakan dirinya
pada sesuatu tanpa dasar ilmu pengetahuan”
(HR. Bukhari)
19. “Barang siapa menggantungkan diri pada
azimat maka dia telah berbuat syirik” (HR.
Ahmad)
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti
terjadi pada kalian adalah al syirkul ashghar
(syirik kecil). Sahabat bertanya, apa syirik
kecil itu ya, rasulullah ? Rasulullah
menjawab : Riya” (HR. Ahmad)
20. Demikian dalam segala aspek
menyangkut ‘aqidah, yaitu :
Pemahaman didasarkan kepada
sumber-sumber hukum Islam.
Setiap pemikiran ataukeyakinan
lain harus ditakar oleh
pemahaman ini
Rasa ridla, benci, senang, sedih,
marah, tentram, ataupun gelisah
diatur oleh pemahaman tadi
Dalam bersikap dan berbuat
disesuaikan dan didasarkan pada
dua hal di atas
22. 1. Ibadah Mahdhah (shalat, shaum, zakat,
haji, do’a, dsb)
Pemikiran Sikap Jiwa Perilaku
· Ibadah mahdhah
· Penuh keinginan
adalah suatu cara
untuk menunaikan
pengabdian
berbagai ibadah
seorang hamba
mahdhah
kepada Allah
· Senang saat
· Ibadah harus apa
nunaikannya
adanya (tauqiyah)
· Sedih dan merasa
· Ibadah harus
berdosa saat
didasari iman, niat
melalaikan
ihlas, dan sesuai
pelaksanaan ibadah
aturan Islam
· Senantiasa
menunaikan
shalat wajib,
shaum
Ramadlan,
haji, zakat,
do’a dsb
sesuai ajaran
Islam
· Berupaya
melakukan
ibadah sunnah
23. Al Isra : 78 - 79
Al Ankabut : 45
At Taubah : 103
Al Baqarah : 183
Al Mukmin : 60
Al Isra : 110
24. 2. Akhlak
Pemikiran Sikap Jiwa Perilaku
· Akhlak merupakan
hukum syara yang
harus dilakukan
· Akhlak yang baik
adalah yang baik
menurut Islam,
akhlak buruk
adalah yang buruk
menurut Islam
· Penuh keinginan
untuk selalu
menunaikan akhlak
yang diatur Islam
· Tidak tergiur
mengikuti budaya
yang bertentangan
dengan akhlak
· Sedih dan merasa
berdosa
menyaksikan
kerusakan akhlak
· Senantiasa
bersifat adil,
lembut
terhadap
mukmin,
keras terhadap
kafir, tidak
sombong,
menolong
orang, sabar,
bersyukur, dsb
· Mencegah
rusaknya
akhlak
25. An Nahl : 90
Al Furqan : 63 - 77
Luqman : 18 - 19
26. 3. Menjaga makanan, minuman, dan
pakaian
Pemikiran Sikap Jiwa Perilaku
· Makanan,
minuman harus
yang halalan —
thoyyiban
· Makanan dan
minuman
hukumnya mubah
selama tidak ada
dalil yang
mengharamkan
· Pakaian harus
menutup aurat;
untuk perempuan
jilbab
· Tidak terbersit
untuk mencoba
makanan/minuman
yang haram
· Tidak ridla
makanan/minuman
haram beredar di
tengah masyarakat
· Bahagia menutup
aurat
· Senang
menyaksikan
semakin banyak
orang menutup
aurat
· Makan dan
minum yang
halalan —
thoyyiban saja
· Selalu
menutup aurat
(perempuan
mengenakan
jilbab)
· Menentang
propaganda
pamer
keelokan
tubuh
27. “Makanlah dengan menyebut nama Allah, serta
makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari makanan yang dekat dengan
kamu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al Maidah : 3, 88
Al A’raf : 26
Menjaga makanan,
minuman, dan
pakaian sesuai
Islam
28. 4. Bermuamalah sesuai Islam
Pemikiran Sikap Jiwa Perilaku
· Jual beli, sewa
· Tidak terbersit
menyewa dsb
untuk melakukan
harus memenuhi
riba, penipuan,
akad sesuai ajaran
perjudian,
Islam
penimbunan, atau
· Islam
spekulasi
mengharamkan
· Tidak ridla
riba, penipuan dan
ekonomi diatur
spekulasi
oleh sistem
· Islam menetapkan
kapitalisme
jalan dan jenis
· Senantiasa ada
harta yang boleh
dorongan untuk
dimiliki, tanpa
bermuamalah
membatasi
sesuai Islam
jumlahnya
· Bekerja di
tempat halal
· Bertindak
kafaah (cakap
dan ahli),
himmah (etos
kerja baik),
dan amanah
· Menentang
propaganda
sistem
kapitalisme
· Merintis
ekonomi
Islam
29. Al Baqarah : 275, 276
Al Hasyr : 7
An Nisa : 29
Al Maidah : 90 - 91
“Bukanlah termasuk umatku orang yang
melakukan penipuan” (HR. Ibnu Majah dan
Abu Daud)
30. 5. Keluarga Sakinah
Pemikiran Sikap Jiwa Perilaku
· Menikah adalah
perintah Allah
SWT
· Nikah satu-satunya
jalan
melampiaskan
gharizah nau’
· Menikah untuk
menuju keluarga
sakinah, selamat
sampai di sorga
· Tidak terbersit
untuk melakukan
perzinahan atau
perselingkuhan
· Tidak ridla
terhadap aturan dan
pergaulan bebas
· Rindu berkumpul
bersama keluarga
kelak di surga
· Rela terhadap
seluruh aturan
Islam dalam hal
rumah tangga
· Menikah
sesuai Islam
· Mendidik
anak-istri
dengan ajaran
Islam
· Menerapkan
hak dan
kewajiban
suami-istri
sesuai Islam
· Menentang
“nikah” yang
tidak Islam
31. An Nisa : 11 At Tahrim : 6
Ar Rum : 213
“Manakala seseorang telah beristri, berarti
ia telah menyempurkan separuh agama.
Maka takutlah kepada Allah untuk
menyempurnakan separuh lainnya” (HR.
Baihaqi)
“Barang siapa yang
mempunyakesanggupan untuk menikah,
tetapi ia tidak mau menikah, maka
bukanlah ia termasuk golonganku” (HR.
Thabrani)
32. Demikian pula di dalam setiap
aspek kehidupan lainnya, baik
bidang sosial, politik, ekonomi,
ataupun budaya. Juga, baik
cakupannya pribadi, keluarga,
masyarakat, negara, ataupun
internasional
33. Penampakan kepribadian Islam
adalah :
politikus sekaligus pemikir, tawadlu
sekaligus pemberani, lemah lembut
sekaligus tegas, meraih akhirat tanpa
lupa dunia, dan ahli ibadah
(muta’abbid) sekaligus pejuang
(mujahid).