SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA
DI SDIT SALSABILA 2 KLASEMAN SINDUHARJO
NGAGLIK SLEMAN
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail: af_nay@ymail.com
ABSTRACT
The scout movement exists as a tool for the formation ofcharacter in the form of
non-formal education activities in schools. Education scouting in SDIT Salsabila 2
Klaseman is an organization that is packaged in an attractive andfun activity but
it also contains the values ofeducation. Scouting Education held outdoors so as to
provide an element ofrecreation for the students after afull day through a learning
process. Scoutmaster provide games that contain elements ofeducation combined
with scouting material.
Keywords: character education, scouting, initially idle.
***
Gerakan pramuka hadir sebagai alat untuk pembentukan karekter yang berbentuk
kegiatan pendidikan non formal di sekolah. Pendidikan kepramukaan di SDIT
Salsabila 2 Klaseman merupakan sebuah organisasi yang dikemas dalam kegiatan
yang menarik dan menyenangkan tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan.
Pendidikan kepramukaan dilaksanakan di luar ruangan sehingga memberikan unsur
rekreatifuntuk peserta didik setelah seharian penuh melalui proses pembelajaran.
Pembina pramuka memberikan permainan-permainan yang mengandung unsur
pendidikan yang dipadukan dengan materi kepramukaan.
Kata kunci: pendidikan karakter, kepramukaan, siaga mula.
PENDAHULUAN
Melihat realitas saat ini pendidikan
hanya mengedepankan aspek keilmuan dan
kecerdasan peserta didik. Adapun aspek moral
dan etis sebagai basiS pembentukan karakter
dan budaya bangsa semakin terpinggirkan.
Kondisi mental, karakter, budi pekerti, dan
akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti
prilaku menyimpang, perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur dan
AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015; ISSN : 2085-0034
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
perilaku yang seolah-olah tidak ada tatanan
hukum positif sesuai dengan tatanan norma
budaya bangsa Indonesia. Rupannya karakter
dan budaya dalam kehidupan bangsa dapat
membawa kemunduran dalam peradaban
bangsa, sebaliknya kehidupan masyarakat
yang memiliki karakter dan budaya yang
kuat akan semakin memperkuat eksistensi
suatu bangsa dan negara.1
Keadaan tersebut
mendorong lembaga pendidikan dalam hal
ini sekolah memiliki tanggung jawab untuk
memberi pengetahuan, ketrampilan, dan
mengembangkan nilai-nilai karakter baik
melalui pendidikan formal maupun non formal.
Undang-Undang nomor 12 tahun 2010
tentang gerakan pramuka pada bah II pasal 3
tentang fungsi gerakan pramuka menyatakan
bahwa pendidikan dan pelatihan pramuka,
pengembangan pramuka, pengabdian
masyarakat, orang tua, dan permainan yang
berorientasi pada pendidikan.2
Gerakan
pramukahadir sebagai alat untuk pembentukan
karekter yang berbentuk kegiatan pendidikan
non formal di sekolah.
Gerakan pramuka sebagai organisasi
kepanduan yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan yang bersifat non formal berusaha
membantu pemerintah dan masyarakat dalam
membangun masyarakat dan bangsa. Hal ini
dilihat dari prinsip dasar metodik pendidikan
pramuka, yaitu yang tertera dalam Dasadarma
Pramuka: (1) Takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. (2) Cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia. (3) Patriot yang sopan dan
MuhammadAbdul Muhit, Skripsi, Nilai pendidikan
Islam Berbasis Budaya Jawa, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
hal.2.
2 Undang-Undang Tahun 2010 Nomor 12 Tentang
Gerakan Pramuka. Di akses 1 Juli 2013 jam
13.40. http://pramukawipa.blogspot.com/20111011
undang-undang-nomor-12-tahun-20 1O.html
64 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015
kesatria. (4) Patuh dan suka bermusyawarah.
(5) Rela menolong dan tabah. (6) Rajin,
terampil, dan gembira. (7) Hemat cermat, dan
bersahaja. (8) Disiplin, berani, dan setia. (9)
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. (10)
Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.3
Namun, selama ini masyarakat memandang
ekstra kurikuler pramuka sebagai kegiatan
yang kuno. Kegiatan yang ini mengajarkan
penggunaan semaphore, morse, dan sandi
rumput sebagai alat komunikasi alternatif
ditengah canggihnya alat teknologi seperti
handphone dan i-Pad. Kegiatan pramuka
mewajibkan peserta didik untuk berkemah di
hutan, disaat banyaknya agen pariwisata dan
villa-villa yang menawarkan harga murah.
Selain kuno, kegiatan pramuka di sekolah
juga dilihat sebagai gerakan yang monoton
dan membosankan. Yang diajarkan hanyalah
baris-berbaris, tepuk-tepuk dan bernyanyi
saja sehingga peserta mudah bosan dan
meninggalkan kegiatan pramuka di sekolah.
Itulah problem nyata yang menimpa kegiatan
pramuka di sekolah dan di masyarakat.4
Pendidikan kepramukaan di SDIT
Salsabila 2 Klaseman merupakan sebuah
organisasi yang dikemas dalam kegiatan yang
menarik dan menyenangkan tetapijuga meng-
andung nilai-nilai pendidikan. Pendidikan
kepramukaan dilaksanakan di luar ruangan
sehingga memberikan unsur rekreatif untuk
peserta didik setelah seharian penuh melalui
proses pembelajaran. Pembina pramuka
memberikan permainan-permainan yang
3 Agus Widodo HS, RamuanLengkap BagiPramuka
Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pembina
Pramuka, (Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY,
2003), hal.73.
4 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan
Kepramukaan, (Yogyakarta: Citra Aji Parama,
2012), hal. 57.
Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka
mengandung unsur pendidikan dan kemudian
dilanjutkan dengan materi kepramukaan.
Pembina pramuka siaga atau pembina
pramuka tingkat sekolah dasar hendaknya
sekurang-kurangnya berusia 20 tahun, dan
telah mengikuti kursus pembina pramuka
mahir tingkat dasar (KMD), karena peranannya
selain sebagai pembina juga sebagai orang
tua, kakak, mitra, konsultan, motivator, dan
fasilitator.5
Hal itu sesuai dengan pembina
SDIT Salsabila 2 Klaseman yang pembinanya
telah berusia 20 tahun dan telah mengikuti
KMD, serta memiliki pengalaman teknik
kepramukaan yang mumpuni.
Pembina pramuka adalah anggota
dewasa yang memiliki komitmen tinggi
terhadap prinsip-prinsip dalam pendidikan
kepramukaan, secara suka rela bergiat
bersama peserta didik, sebagai mitra yang
peduli terhadap kebutuhan peserta didik,
dengan penuh kesabaran dan memotivasi,
membimbing, membantu, serta memfasilitasi
kegiatan pembinaan peserta didik. Pembina
pramuka sekurang-kurangnya telah mengikuti
KMD dan sekurang-kurangnya berusia 20
tahun, sedangkan pembina bantu pembina
pramuka sekurang-kurangnya berusia 16
tahun.6
Dalam kegiatan pramuka di sekolah
dasar identik dengan dunia pramuka siaga,
yaitu pramuka yang berusia 7 tahun- 10 tahun.
Pengajar pramuka disebut pembina pramuka,
dan biasanya disebut dengan panggilan Yanda
untuk pembina pramuka putra dan Bunda
untuk pembina pramuka putri. Sehubungan
dengan hasil penelitian yang telah ditemukan
di lapangan, peserta didik di SDIT Salsabila
2 Klaseman yang mengikuti kegiatan
5 Tim Pusdiklatnas, Kursus Mahir Dasar Untuk
Pembina Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, 2011), hal.36.
6 Ibid, hal.43.
kepramukaan yaitu peserta didik kelas 3
hingga kelas 5.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Mengetahui apa saja materi dalam kegiatan
kepramukaan yang mengandung nilai-nilai
karakter. (2) Mengetahui bagaimana upaya
pembina pramuka menanamkan nilai-nilai
karakter pada siswa SDIT Saslsabila 2
Klaseman.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian lapangan
atau kancah (field research) dengan model
kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan di lapangan,
seperti di lingkungan masyarakat, lembaga-
lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan
lembaga pendidikan baik formal maupun non
formaP
Lokasi untuk penelitian ini adalah
pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman.
Subjek penelitiannya adalah para anggota
pramuka, pembina pramuka, kepala sekolah,
dan waka kesiswaan SDIT Salsabila 2
Klaseman. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yaitu:
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi.
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Materi Kepramukaan yang Mengandung
Nilai-Nilai Karakter
Berikut ini merupakan rrtateri dalam
kegiatan kepramukaan yang mengandung nilai
7 Sarjono dkk, Panduan Penulisan Skripsi,
(Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2008),
hal.21.
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I65
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
karakter sebagai a1at untuk mengembangkan
nilai-nilai pendidikan:
Pertama, baris-berbaris. Baris-berbaris
ada1ah sa1ah satu bentuk 1atihan fisik yang
diper1ukan guna menanamkan kebiasaan da1am
tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Maksud dan tujuan digunakannya baris-ber-
baris sebagai a1at pendididkan karakter ada1ah
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap
tangkas, rasa persatuan, disiplin dan tanggung
jawab.8
Pembina pramuka di SDIT Sa1sabila 2
Klaseman mengatakan bahwa ekstra kuriku1er
pramuka meningkatkan kwalitas seko1ah
yaitu membantu peserta didik be1ajar disiplin.
Disamping itu diharapkan baris-berbaris dan
upacara dapat menjadikan materi yang dapat
ditekankan. Baris berbaris nampaknya juga
merupakan kegiatanyang menyenangkan untuk
siswa. Sesuai dengan penje1asan Tafaro Abror,
siswa SDIT Sa1sabila 2 K1aseman mengatakan
bahwa baris-berbaris merupakan kegiatan
yang mengandung manfaat dan dapat me1atih
kepekaan dan kesigapan da1am mersepon aha-
aha yang diberikan o1eh pemimpin barisan.
Nilai yang dikembangkan da1am kegiatan
baris berbaris ada1ah disiplin, kepemimpinan,
percaya diri, bertanggung jawab.
Kedua, upacara. Upacara ada1ah serang-
kaian tindakan atau perbuatan yang ditata
da1am suatu ketentuan peraturan yang dilak-
sanakan atau diadakan sehubungan dengan
peristiwa penting, seperti upacara adat, upacara
pe1antikan, upacara pemberian tanda peng-
hargaan, upacara peringatan, dan upacara
1ainnya.9
Upacara da1am gerakan pramuka
8 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan
Kepramukaan, hal. 173.
9 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk
Pembina Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasiona1
Gerakan Pramuka, 2011)hal.43.
66 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015
dise1engarakan sebagai bentuk pendidikan. Di
da1am upacara terdapat beberapa peraturan
yang harus ditaati dan dija1ankan o1eh se1uruh
peserta upacara. Saat upacara juga terdapat
bimbingan 1angsung dari pembina pramuka.
Bimbingan di sini diartikan sebagai pengarahan
tata urutan upacara dan pemberian sambutan
dari pembina upacara. Pengarahan tata urutan
upacara membiasakan pramuka untuk se1a1u
besikap disiplin, teratur, dan tertib. Sedangkan
sambutan dari pembina upacara akan 1ebih
bermakna untuk pramuka karena mendapatkan
sentuhan kata-kata pengarahan dari pembina
upacara yang menggugah semangat dan jiwa
peserta upacara. Dasar hukum upacara da1am
gerakan pramuka diatur menurut Keputusan
Kwartir Nasiona1 nomor 178 Tahun 1979 yaitu
tentang petunjuk penye1enggaraan upacara
da1am gerakan pramuka yang mengandung
unsur-unsur pokok sebagai: (1) Bentuk barisan
yang digunakan o1eh peserta didik disesuaikan
dengan perkembangan jiwa peserta didik.
(2) Bentuk barisan upacara pada Satuan
siaga ada1ah lingkaran karena perharian dan
perkembangan jiwanya masih terpusat pada
orang tua atau pembina.10
Pramuka ada1ah
sosok penting dari tercapainya pendidikan
karakter. Nilai Karakter yang dikembangkan
da1am kegiatan upacara gerakan pramuka
ada1ah Semangat kebangsaan dan cinta tanah
air, disipin, meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dapat memimpin dan
dipimpin, membangun ketertiban da1am hidup,
be1ajar dipimpin dan memimpin, dilakukan
da1am suasana khidmat.
Ketiga, permainan. Membina Pramuka
Siaga berarti menda1ami dunia siaga, dunia
anak yang per1u diterjuni baik secara psikis
maupun pendekatan 1ainnya. Untuk itu,
10 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan
Kepramukaan, hal. 178.
Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka
perlu dikenal dasar kodrati dan didaktis,
pertumbuhan dan perkembangannya dalam
rangka memantu anak memperoleh per-
kembangan sumber daya manusia yang
optimal. Dengan demikian selayaknya
hubungan yang terjadi antara peserta didik
dan pembinanya adalah hubungan kemitraan
yang bersifat edukatif.11
Oleh karena itu dalam
kegiatan kepramukaan juga terdapat per-
mainan-permainan yang menyenangkan serta
mengandung nilai pendidikandan agar kegiatan
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Seorang pembina pramuka harus kreatifdalam
memberikan permainan, didalamnya tidak
hanya kegiatan yang membuat peserta didik
tertarik dan antusias, tetapi mengandung
nilai karakter untuk ditanamkan kepada
peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam permainan kepramukaan adalah; (1)
Permainan harus mengandung unsur kesehatan
baikjasmani maupun rohani. (2) Mengandung
unsur kebahagiaan. (3) Mengandung unsur
tolong-menolong, kerj a sama, menghargai
orang lain, berani berkorban untuk orang lain.
(4) Mengandung unsur yang bermanfaat. (5)
Harus tetap dapat mengembangkan kecerdasan
spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisik. (6) Senantiasa menarik, aman, dan
nyaman. (7) Permainan yang bersifat kom-
petitif akan lebih baik.12
Nilai yang dikembangakan dalam per-
mainan pada kegiatan kepramukaan dapat
disesuaikan oleh pembina pramuka sesuai
dengan kebutuhan siswa. Misalnya dilakukan
oleh pembina pramuka SDIT Salsabila 2
Klaseman yang memberikan permainan
"Tanggap Bencana". Pada permainan tersebut
11 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan
Kepramukaan, hal. 190.
12 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk
Pembina Pramuka, ha1.43.
pembina memberikan suatu permasalahan
beneana alam. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa tokoh. Pembina memberikan sebuah
permasalahan dalam permainan tersebut,
dan kemudian peserta didik diberikan tugas
melakukan apa saja saat terjadinya bencana
alam tersebut. Setelah permainan tersebut
berakhir maka peserta didik dan pembina
mengulas bersama serta berdiskusi mengambil
ibrah dari kejadian-kejadian yang baru saja
dialaminya. Nilai-nilai yang dikembangkan
dapat diulas bersama dan diselingi dengan
memberikan nasehat-nasehat kepada peserta
didik.
Keempat, pertemuan. Pertemuan peserta
didik atau forum peserta didik adalah suatu
wadah yang digunakan untuk kegiatan ber-
sama oleh pramuka demi tercapainya tujuan
pendidikan gerakan pramuka. Maksud dari
pertemuan adalah memberi kegiatan yang
bernilai pendidikan dengan cara yang ber-
variasi, menarik, menggembirakan, tidak
membosankan sehingga para pramuka
mampu berswadaya, mampu memenuhi
hidupnya dan mampu membentuk keluarga,
mayarakat sekitar untuk mencapai kesejah-
teraan. 13
Beberapa pertemuan-pertemuan
pramuka siaga adalah pesta siaga, hazar
siaga, persari, dan wisata siaga. Nilai karakter
yang dikembangkan adalah: (1) Mening-
katkan perkembangan pribadi anak, baik
sebagai pribadi maupun makhluk sosial.
(2) Mempererat rasa persaudaraan dan
kekeluargaan. (3) Memelihara persatuan dan
kesatuan. (4) Meningkatkan prestasi anak
dibidang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-
hari.
Kelima, berkemah. Kegiatan yang dila-
kukan di luar (alam terbuka) merupakan cara
13 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan
Kepramukaan, hal. 190.
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I67
Sedya Santosa a: Afroh Nailil Hikmah
efektif pembentukan watak peserta didik.
Dengan berkemah peserta didik bisa belajar
untuk menghargai kesederhanaan, menghindari
pola hidup konsumtif dan mempelajari
keharmonisan. Nilai-nilai karakter yang
dikembangkan adalah: (1) Membina dan
mengembangkan kemampuan fisik, mental,
intelektual, emosional, dan sosial peserta didik
sebagai individu. (2) Meningkatkan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. (3) Toleransi,
disiplin, kreatif, mandiri. (4) Cinta tanah air,
bersahabat, peduli lingkungan. (5) Peduli
sosial, bertanggungjawab, bekerja sama, dan
bergotong royong. (6) Menjadi salah satu
wadah untuk melakukan pengabdian pada
masyarakat.
Keenam, perjalanan lintas alam. Perjalanan
lintas alam dikonsentrasikan pada survival
training yang penuh dengan tantangan, diramu
dengan variasi seperti membaca peta pita,
menggunakan kompas, membuat peta pita
perjalanan, memecahkan sandi dan bahasa
isyarat, membaca tandajejak, menaksir tinggi
pohon dan lebar sungai, praktek P3K, dan
halang rintang.14
Pembina Pramuka SDIT Salsabila 2
Klaseman telah menyampaikan beberapa
materi yang disebutkan di atas, dikemas
semenarikmungkin dan di dalamnya dimasuk-
kan nilai-nalai pendidikan, misalnya pada
materi praktekP3K, membuat peta perjalanan
dengan dipadukan lintas alam sekitar. Nilai-
nilai pendidikan karakter yang dicapai dalam
penjelajahan lintas alam adalah pengembangan
nilai kepemimpinan, demokrasi, kekompakan
dalam tim, kemandirian, percaya diri,
ketrampilan dan ketangkasan, administrasi
dan pembagian tugas, pengetahuan dan
pengalaman.
14 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk
Pembina Pramuka.
681 AL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015
Ketujuh, SKU dan TKU. Tanda kecakapan
adalah tanda bukti yang diberikan kepada
pramuka yang telah menghayati dan meng-
amalkan nilai-nilai Kepramukaan serta
telah memiliki ketrampilan tertentu.15
Tanda
kecakapan berfungsi memberikan semangat
kepada anggota pramuka agar senantiasa
mengamalkan nilai-nilai kepramukaan dan
memiliki berbagai keterampilan. Ketrampilan
tersebut dimaksudkan agar berguna dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat diamalkan
dalam masyarakat.
Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah
syarat yang wajib dimiliki oleh peserta
didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) di-
peroleh setelah lultis melewati ujian-ujian
dan disematkan melalui upacara pelantikan.
Dikatakan sebagai alat pendidikan karakter
karena dalam penempuhan SKU dapat me-
rangsang dan mendorong bagi para pramuka
untuk memperoleh kecakapan-kecakapan
yang berguna untuk berusaha mencapai
kemajuan dan untuk memenuhi persyaratan
sebagai anggota gerakan pramuka. Dengan
penempuhan SKU sesuai dengan indikator,
maka peserta didik diharapkan mampu meng-
amalkan keterampilan-keterampilan tersebut
dalam kehidupan sehari-harinya, dan kemudian
menjadi suatu kebiasaan.
Upaya Pembina Pramuka Menanamkan
Nilai-Nilai Karakter
Dibawah ini adalah upaya yang dilakukan
pembina dan sekolah dalam menanamkan
nilai-nilai karakter di SDIT Salsabila 2
Klaseman sesuai dengan sistem among,
mengelola satuan, menciptakan kegiatan yang
menarik, menyenagkan, dan mengandung nilai
pendidikan, serta memahami peserta didik
dengan kebutuhannya:
15 Supono, Panduan Praktis Buku Pramuka Siaga-
Penggalang-Penegak-Pandega, hal.137.
Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka
Pertama, pengamalan kode kehormatan
gerakan pramuka. Sesuai dengan surat
keputusan kwartir nasional gerakan pramuka
tentang anggaran rumah tangga gerakan
pramuka pasal 20 tentang kode kehormatan
gerakan pramuka, dikatakan bahwa kode
kehormatan pramuka terdiri atas janji yang
disebut Satya dan ketentuan moral yang
disebut Dharma. Kode kehormata pramuka
ditetapkan dan disesuaikan dengan usia dan
perkembangan rohani dan jasmani anggota
gerakan pramuka. Kode kehormatan pramuka
untuk golongan siaga terdiri atas janji yang
disebut Dwisatya dan ketentuan moral yang
disebut Dwidarma. Selengkapnya berbunyi:
Dwisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan
bersunggu-sungguh :
~ Menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menurut aturan keluarga.
~ Setiap hari berbuat kebaikan.
Dwidarma
1. Siaga itu patuh pada ayah ibundanya.
2. Siaga itu berani dan tidak putus asa
Pembina pramuka mengatakan bahwa
kegiatan pelaksanaan pembentukan karakter
dilakukan dengan penekanan pada nasehat
dan pencerminan sosok dan pemberian contoh
nyata dari pembina. Kegiatan kepramukaan
bukan hanya ketrampilan yang di ajarkan tetapi
juga nilai, yaitu mengarah pada dwidarma dan
dwisatya.
Kedua, belajarsambil melakukan (learning
by doing). Kegiatan pramuka di SDIT Salsabila
2 Klaseman mengutamakan pada kegiatan
praktek secara praktis pada setiap latihan
pramuka. Bentuk pendidikan ketrampilan
tercermin dalam berbagai pengalaman menarik
dan menyenangkan, merangsang anggota
pramuka selalu ingin tahu dan memacunya
agar berpartisipasi aktifdalam segala kegiatan.
Dalam prosesnya, SDIT Salsabila 2 Klaseman
materi pramuka diberikan melalui penjelasan
dari pembina, pemberian contoh, kemudian
seluruh peserta didik melakukannya secara
bergantian. Dengan demikian seluruh peserta
terlibat aktif dalam kegiatan.
Ketiga, sistem beregu (patrol system).
Sistem beregu dilaksanakan agar anggota
pramuka memperoleh kesempatan belajar
memimpin dan dipimpin, mengatur dan
diatur, berorganisasi, memikul tanggung
jawab serta bekerja sama dalam kerukunan.
Pelaksanaan pramuka di SDIT Salsabila 2
Klaseman, peserta didik dibentuk menjadi
beberapa regu. Regu dalam pramuka siaga
disebut dengan barung. Untuk membedakan
antar barung diberikan nama masing-masing,
nama barung berdasarkan warna. Misalnya,
regu 1 barung merah, regu 2 barung biru, dan
seterusnya. Dalam setiap regu terdapat satu
orang pemimpin.
Keempat, kegiatan di alam terbuka.
Kegiatan yang menarik dan menantang di
alam terbuka mengandung pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani anggota muda. Pelaksanaannya
berupa kegiatan yang kreatif, inovatif, dan
rekreatif yang mengandung pendidikan
dan mampu mengubah sikap dan perilaku,
menambah pengetahuan dan pengalaman serta
meningkatkan ketrampilan. Dalam hal ini juga
disesuaikan dengan usia dan perkembangan
anggota pramuka sehingga mudah diterima.
Kegiatan di SDIT Salsabila 2 Klaseman lebih
kepada kegiatan yang menyenangkan, karena
setelah seharian berada di dalam kelas, maka
pramuka dibuat semenarik mungkin dan
menjadikan kegiatan yang rekreatif tetapi
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I69
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
juga tatap mengandung nilai-nilai pendidikan.
Ekstra kurikuler pramuka di SDIT Salsabila
2 Klaseman merupakan kegiatan yang lebih
sering dilakukan di luar ruangan dengan
kegiatan yang menantang dan menyenangkan,
misalnya seperti outbond,jelajah alam sekitar,
tali-temali, dan kegiatan luar ruangan lainya.
Kelima, kegiatandi alam terbuka. Kegiatan
di alam terbuka bertujuan menanamkan kepada
anggota pramuka bahwa menjaga lingkungan
adalah hal yang utama saat dilakukannaya
kegiatan alam dan yang selaras lainnya. Selain
itujuga memberikan rasa saling membutuhkan
antar makhluk ciptaan Tuhan agar selalu
menjaga kelestarian alam untuk masa depan
generasi berikutnya. Pada hasil wawancara
dengan pembina pramuka SDIT Salsabila 2
Klasemanjuga mengatakan salah satu kegiatan
yang diminati peserta didik adalah outbond,
yang biasanya dilakukan di lingkungan sekitar.
Keenam, kemitraan dengan anggota
dewasa dalam setiap kegiatan. Anggota dewasa
bertanggung jawab atas pelaksanaan yang
dilakukan oleh anggota muda, selanjutnya
anggota muda mendapatkan binaan dan
bimbingan dari anggota dewasa. dalam hal ini
anggota dewasa adalah pembina pramuka dan
anggota muda adalah peserta didik anggota
pramuka siaga. Pembinapramuka di pangkalan
SDIT Salsabila 2 Klaseman tidak hanya
menjadi pelatih dalam latihan ketrampilan
kepramukaan, tetapi juga menjadi seorang
kakak yang melindungi dan mendampingi,
serta menjadi motivator untuk meningkatkan
kualitas diri untuk maju.
Ketujuh, sistem satuanterpisah untukputra
dan putri. Sistem satuan terpisah untuk putra
dan putri diartikan sebagai Satuan Pramuka
putri dibina oleh pembina putri dan Satuan
Pramuka putra dibina oleh pembina putra.
Selain itujugajikakegiatandilaksanakandalam
70 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015
bentuk perkemahan, harus memiliki lokasi
yang terpisah antara peserta pramuka putri
dan peserta pramuka putra. Perkemahan putri
dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan
putra dipimpin oleh pembina putra. Pembina
SDIT Salsabila 2 Klaseman terdiri dari dua
pembina, yaitu M. Danu Wiyoto sebagai
pembina putra dan Zulfa Sayyidah Baroah
sebagai pembina putri.
Kedelapan, sistem among. Salah satu
metode yang digunakan dalam sistem among
adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam
gerakan pramuka. Sistem among adalah hasil
pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat
atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara,
bapak pendidkan dan pendiri pendidikan
Taman Siswa. Kata among berarti mengasuh
atau menjaga, dan orang yang melakukannya
disebut pamong. Sistem among sesuai dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarso
Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso,
Tut Wuri Handayani", yang mempunyai
arti di depan memberi teladan, di tengah
ikut membangun atau melakukan, dan
dibelakang memberi doronganlbantuan ke arah
kemandirian.16
Dalam kegiatan kepramukaan
sistim among merupakan pondasi yang harus
dipegang oleh seorang pembina pramuka.
Dalam berinteraksi dengan peserta didik,
pembina tidak pernah terlepas dari prinsip
dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan
sistim among. Pembina pramuka harus mampu
menempatkan diri dimana dia berada, dimana
saat dibutuhkan sebagai ternan, sebagai patner,
atau sebagai pengajar.
Pramuka SDIT Salsabila adalah pramuka
siaga, dan pembina Pramuka Berusaha
masuk kedalam dunia siaga, seperti yang
16 Andri Bob Sunardi, Bayman Latihan Ragam
Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda,
201 0), hal. 62.
Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka
telah disampaikan oleh waka kesiswaan
bahwasannya para siswa telah memiliki
kedekatan yang cukup baik dengan pembina
pramuka. Pembina mampu mengendalikan
peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
Mampu menjadi contoh untuk peserta didik.
Misalnya seperti, memberikan sanksi kepada
siswa yang telambat, atau memberikan sanksi
kepada peserta didik yang tidak menggunakan
seragam lengkap. Akan tetapi sanksi yang
diberikan merupakan sangsi yang mengandung
nilai pendidikan. Selain itu juga memberikan
reward kepada peserta didik yang berprestasi,
memberikan semangat dan dorongan kepada
peserta yang kurang bersemangat dalam
mengikuti latihan rutin setiap hari jum'at.
Kesembilan, rekreasi dan mengisi waktu
dengan kegiatan yang positif. Rekreasi tidak
hanya sekedar berkunjung pada suatu tempat
yang indah atau unik, tapi dalam kegiatan ini
perlu dikembangkan cara-cara menulis laporan
singkat, tentang apa yang disaksikan kemudian
dij adikan bahan diskusi. Demikian pula
dengan mengisi waktu dengan kegiatan yang
positif, yaitu salah satunya dengan kegiatan
kepramukaan. Kegiatan kepramukaan di SDIT
Salsabila 2 Klaseman dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
pihak sekolah disesuaikan dengan kegiatan
ekstra kurikuler yang lainnya. Dilaksanakan
setiap hari Jum'at selama 90 menit, sesuai
dengan penjelasan Danu Wiyoto selaku
pembina putra, beliau mengatakan bahwa
kegiatan latihan dilaksanakan setiap minggu
pada harijum'at, selama satujam, mulai dari
pukull3.30 sampai 15.00. Kegiatan dimulai
dengan berdoa, lalu cek kesiapan peserta dari
kerapian dan secaramentallalu dimulai dengan
permainan, sebagai opening. Materi yang
sudah diajarkan tali temali dan peduli sosial
bencana. Manfaat dari permainan tanggap
bencana yaitu peduli lingkungan dan peduli
sesama. Dalam permainan ini semua peserta
didik menjadi tokoh utama.
Beberapa kegiatanyangpemah diikuti oleh
SDIT Salsabila 2 Klaseman yaitu pesta siaga,
dan AKPIN UIN Sunan Kalijaga. Selain itu,
kegiatan perlombaan dan kegiatan pertemuan
dengan anggota pramuka dari sekolah lainjuga
memberikan kegiatan yang bermanfaat kepada
siswa SDIT Salsabila 2 Klaseman, memberikan
pengalaman untuk tampil di depan umum dan
memberikan kesempatan untuk berprestasi
dibidang ketrampilan kepramukaan maupun
non kepramukaan.
KESIMPULAN
Materi yang disampaikan pada pendidikan
kepramukaan di SDIT Salsabila 2 Klaseman
disesuaikan dengan Syarat Kecakapan
Umum (SKU) yang di dalamnya merupakan
penjabaran dari kode kehormatan gerakan
pramuka. Kode kehormatan Gerakan
Pramuka telah disesuaikan dengan tingkatan
masing-masing, untuk pramuka siaga adalah
Dwisatya dan Dwidarma. Adapun beberapa
materi yang telah disampaikan oleh pembina
pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman selama
masa penelitian, yaitu baris-berbaris, upacara,
permainan, pertemuan, berkemah, perjalanan
Lintas Alam, SKU (Syarat Kecakapan Umum)
dan TKU (Tanda Kecakapan Umum).
Upaya yang dilakukan pembina dan
sekolah dalam menanamkan nilai-nilai
karakter di SDIT Salsabila 2 Klaseman, yaitu:
(1) Pengamalan kode kehormatan gerakan
pramuka. Kode kehormatan pramuka untuk
golongan siaga terdiri atas janji yang disebut
Dwisatya dan ketentuan moral yang disebut
Dwidarma. (2) Belajar sambil melakukan
(learning by doing). (3) Sistem beregu (patrol
system). (4) Kegiatan di alam terbuka. (5)
Kegiatan di alam terbuka. (6) Kemitraan
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I71
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan.
(7) Sistem satuan terpisah untuk putra dan
putri. (8) Sistem among. (9) Rekreasi dan
mengisi waktu dengan kegiatan yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma'aruf. 2011. Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Anggadiredja, Jana T.. 2013. Kursus Mahir
Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Azwar, Azrul. 2009. Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka. SK Kwarnas No. 203
Th. 2009.
Azwar, Azrul. 2009. Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka. SKKwarnas No. 203 Th. 2009.
Dibba, Eva Farrah. 2005. Aspek-Aspek
PendidikanAgama Islam Dalam Kegiatan
Pramuka di Madrasah Aliyah Mu'Allimaat
muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: mahasiswa Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga.
Anggoro, Risma Tri. 2011. Upaya Penanaman
Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam
Bagi Anggota Pramuka Siswa Madrasah
Tsanawiyah Negeri Ngemplak Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter
Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Yogyakarta: Arruz Media.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter
Konsep dan Implementasi. Bandung:
A1fabeta.
Maryati, Siska. 2011. Peranan Kegiatan Ekstra
Kuliku1er untuk Meningkatkan Prestasi
Siswa dalam Bidang Pengembangan Diri
di MAN Wonokromo Bantul. Skripsi.
72 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015
Yogyakarta: mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan
karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhit, Muhammad Abdul. 2011. Nilai
pendidikan Islam Berbasis Budaya Jawa.
Skripsi. FakultasYogyakarta: Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Sahlan, Asmaun & Prasetyo, Angga Teguh.
2012. Desain Pembinabelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Arruz
Media.
Sarjono dkk. 2008. Panduan Penulisan Skripsi.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga
Sari, Nur Endah Puspita. 2007. Nilai-Nilai
PendidikanAgama Islam Dalam Kegiatan
Ekstra kurikuler Pramuka di MAN
Sabdodadi Bantul. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
SDIT Salsabila, Profit Sekolah. Diakses
11 Juni 2013 jam 18.22, http://
sditsalsabilaKlaseman.sch.id/profil/
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif
Kuantitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sumkadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sunardi, Andri Bob. 2010. Bayman Ragam
Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa
Muda.
Sunyoto. 2011. Pendidikan karakter dalam
PrespektifTeori dan Praktik. Yogyakarta:
UNYPress.
Supono. 2012. Panduan Praktis Buku Pramuka
Siaga-Penggalang-Penegak-Pandega.
Yogyakarta: Pustaka Mahardika
Tim Penelitian program DPP Bakat Minat
dan Ketrampilan Fakultas Tarbiyah
Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka
dan Keguruan UIN Sunan Kalij aga
Yogyakarta. 2012. Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Aura Pustaka.
Tim Pusdiklatnas. 2011. Kursus Mahir Dasar
Untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian
Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Kencana.
Widodo HS, Agus. 2003. Ramuan Lengkap
Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak, dan Pembina Pramuka.
Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan
Karakter dan Kepramukaan. Yogyakarta:
Citra Aji Parama.
Undang-Undang Tahun 2010 Nomor 12
Tentang Gerakan Pramuka.
Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I73
Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah
74 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015

More Related Content

What's hot

Kokurikuler
KokurikulerKokurikuler
KokurikulerMuhtrii7
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakterCoky Fauzi Alfi
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruIWAN SUKMA NURICHT
 
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSAPresentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSANASuprawoto Sunardjo
 
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017Eko Supriyadi
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangVivi Vey
 
kebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkecuktp
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karaktermutia123
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisGerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisIWAN SUKMA NURICHT
 

What's hot (18)

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Kokurikuler
KokurikulerKokurikuler
Kokurikuler
 
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
4 panduan pelaks_pendidikan_karakter
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSAPresentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Presentasi PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
 
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017
Kebijakan dan konsep dasar ppk 2017
 
Modul ppk bagi_komite
Modul ppk bagi_komiteModul ppk bagi_komite
Modul ppk bagi_komite
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
kebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkterkebijakan penguatan pendidikan karkter
kebijakan penguatan pendidikan karkter
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAHIMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH
 
Modul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guruModul ppk bagi_guru
Modul ppk bagi_guru
 
Panduan penilaian ppk
Panduan penilaian ppkPanduan penilaian ppk
Panduan penilaian ppk
 
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINISTANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
Modul ppk bagi_kepsek
Modul ppk bagi_kepsekModul ppk bagi_kepsek
Modul ppk bagi_kepsek
 
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisGerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian Infografis
 

Similar to UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SDIT SALSABILA 2 KLASEMAN SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...
20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...
20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...khyashluthfia2001514
 
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptx
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptxNILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptx
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptxekosanyoto1212
 
Mpls pramuka 2021 arista
Mpls pramuka 2021   aristaMpls pramuka 2021   arista
Mpls pramuka 2021 aristaarista novihana
 
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdf
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdfLAMP 8. Buku Saku Taruna.pdf
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdfOom Surahman
 
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswartikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswherlandherland
 
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfJURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfQanitaPutriHamidah
 
rudini.docx
rudini.docxrudini.docx
rudini.docxNadiladp
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...OktaDela354
 
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.doc
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.docEVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.doc
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.docKhoiriyatul Ma'rufah
 
MODEL'S 3rd Issue
MODEL'S 3rd IssueMODEL'S 3rd Issue
MODEL'S 3rd Issuefandyyy
 
Lampiran i permen nomor 63 th 2014
Lampiran i permen nomor 63 th 2014 Lampiran i permen nomor 63 th 2014
Lampiran i permen nomor 63 th 2014 boyhokage
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfzuhriyahaminatus004
 
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )Nas Rulloh
 
Materi MPLS Kepramukaan.ppt
Materi MPLS Kepramukaan.pptMateri MPLS Kepramukaan.ppt
Materi MPLS Kepramukaan.pptDelaSaimona
 
METODE KEPRAMUKAAN.ppt
METODE KEPRAMUKAAN.pptMETODE KEPRAMUKAAN.ppt
METODE KEPRAMUKAAN.pptEWPK2018
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruYogyakarta State University
 
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakter
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakterKegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakter
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakterRofiuddin Fahmi
 

Similar to UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SDIT SALSABILA 2 KLASEMAN SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN (20)

20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...
20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...
20. Khyash Luthfia Achsanty_Laporan Pengamatan Kegiatan Kepramukaan Sekolah D...
 
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptx
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptxNILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptx
NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN DALAM KEGIATAN ORGANISASI OSIS.pptx
 
Mpls pramuka 2021 arista
Mpls pramuka 2021   aristaMpls pramuka 2021   arista
Mpls pramuka 2021 arista
 
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdf
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdfLAMP 8. Buku Saku Taruna.pdf
LAMP 8. Buku Saku Taruna.pdf
 
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan ererterteswartikel pribadi anu aing pisan erertertesw
artikel pribadi anu aing pisan erertertesw
 
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdfJURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
JURNAL KPI QANITA PUTRI HAMIDAH.pdf
 
rudini.docx
rudini.docxrudini.docx
rudini.docx
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN DALAM MEMVANGUN KEDISIPLINA...
 
PDK-dan-MK.ppt
PDK-dan-MK.pptPDK-dan-MK.ppt
PDK-dan-MK.ppt
 
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.doc
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.docEVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.doc
EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER ASWAJA.doc
 
ARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdfARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdf
 
MODEL'S 3rd Issue
MODEL'S 3rd IssueMODEL'S 3rd Issue
MODEL'S 3rd Issue
 
Lampiran i permen nomor 63 th 2014
Lampiran i permen nomor 63 th 2014 Lampiran i permen nomor 63 th 2014
Lampiran i permen nomor 63 th 2014
 
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdfArtikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
Artikel_vfgPenguatan Profil Pancasila.pdf
 
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )
Pdk dan metode kepramukaan ( kak din )
 
Materi MPLS Kepramukaan.ppt
Materi MPLS Kepramukaan.pptMateri MPLS Kepramukaan.ppt
Materi MPLS Kepramukaan.ppt
 
METODE KEPRAMUKAAN.ppt
METODE KEPRAMUKAAN.pptMETODE KEPRAMUKAAN.ppt
METODE KEPRAMUKAAN.ppt
 
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guruPeran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
Peran Budaya Sekolah Melalui peran proses sosialisasi guru
 
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakter
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakterKegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakter
Kegiatan pembiasaan di madrasah sebagai pendukung pendidikan karakter
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SDIT SALSABILA 2 KLASEMAN SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

  • 1. UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA DI SDIT SALSABILA 2 KLASEMAN SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta e-mail: af_nay@ymail.com ABSTRACT The scout movement exists as a tool for the formation ofcharacter in the form of non-formal education activities in schools. Education scouting in SDIT Salsabila 2 Klaseman is an organization that is packaged in an attractive andfun activity but it also contains the values ofeducation. Scouting Education held outdoors so as to provide an element ofrecreation for the students after afull day through a learning process. Scoutmaster provide games that contain elements ofeducation combined with scouting material. Keywords: character education, scouting, initially idle. *** Gerakan pramuka hadir sebagai alat untuk pembentukan karekter yang berbentuk kegiatan pendidikan non formal di sekolah. Pendidikan kepramukaan di SDIT Salsabila 2 Klaseman merupakan sebuah organisasi yang dikemas dalam kegiatan yang menarik dan menyenangkan tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan di luar ruangan sehingga memberikan unsur rekreatifuntuk peserta didik setelah seharian penuh melalui proses pembelajaran. Pembina pramuka memberikan permainan-permainan yang mengandung unsur pendidikan yang dipadukan dengan materi kepramukaan. Kata kunci: pendidikan karakter, kepramukaan, siaga mula. PENDAHULUAN Melihat realitas saat ini pendidikan hanya mengedepankan aspek keilmuan dan kecerdasan peserta didik. Adapun aspek moral dan etis sebagai basiS pembentukan karakter dan budaya bangsa semakin terpinggirkan. Kondisi mental, karakter, budi pekerti, dan akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti prilaku menyimpang, perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur dan AL-BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 7 Nomor 1, Juni 2015; ISSN : 2085-0034
  • 2. Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah perilaku yang seolah-olah tidak ada tatanan hukum positif sesuai dengan tatanan norma budaya bangsa Indonesia. Rupannya karakter dan budaya dalam kehidupan bangsa dapat membawa kemunduran dalam peradaban bangsa, sebaliknya kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu bangsa dan negara.1 Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, ketrampilan, dan mengembangkan nilai-nilai karakter baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Undang-Undang nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka pada bah II pasal 3 tentang fungsi gerakan pramuka menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian masyarakat, orang tua, dan permainan yang berorientasi pada pendidikan.2 Gerakan pramukahadir sebagai alat untuk pembentukan karekter yang berbentuk kegiatan pendidikan non formal di sekolah. Gerakan pramuka sebagai organisasi kepanduan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsa. Hal ini dilihat dari prinsip dasar metodik pendidikan pramuka, yaitu yang tertera dalam Dasadarma Pramuka: (1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. (3) Patriot yang sopan dan MuhammadAbdul Muhit, Skripsi, Nilai pendidikan Islam Berbasis Budaya Jawa, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal.2. 2 Undang-Undang Tahun 2010 Nomor 12 Tentang Gerakan Pramuka. Di akses 1 Juli 2013 jam 13.40. http://pramukawipa.blogspot.com/20111011 undang-undang-nomor-12-tahun-20 1O.html 64 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015 kesatria. (4) Patuh dan suka bermusyawarah. (5) Rela menolong dan tabah. (6) Rajin, terampil, dan gembira. (7) Hemat cermat, dan bersahaja. (8) Disiplin, berani, dan setia. (9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. (10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.3 Namun, selama ini masyarakat memandang ekstra kurikuler pramuka sebagai kegiatan yang kuno. Kegiatan yang ini mengajarkan penggunaan semaphore, morse, dan sandi rumput sebagai alat komunikasi alternatif ditengah canggihnya alat teknologi seperti handphone dan i-Pad. Kegiatan pramuka mewajibkan peserta didik untuk berkemah di hutan, disaat banyaknya agen pariwisata dan villa-villa yang menawarkan harga murah. Selain kuno, kegiatan pramuka di sekolah juga dilihat sebagai gerakan yang monoton dan membosankan. Yang diajarkan hanyalah baris-berbaris, tepuk-tepuk dan bernyanyi saja sehingga peserta mudah bosan dan meninggalkan kegiatan pramuka di sekolah. Itulah problem nyata yang menimpa kegiatan pramuka di sekolah dan di masyarakat.4 Pendidikan kepramukaan di SDIT Salsabila 2 Klaseman merupakan sebuah organisasi yang dikemas dalam kegiatan yang menarik dan menyenangkan tetapijuga meng- andung nilai-nilai pendidikan. Pendidikan kepramukaan dilaksanakan di luar ruangan sehingga memberikan unsur rekreatif untuk peserta didik setelah seharian penuh melalui proses pembelajaran. Pembina pramuka memberikan permainan-permainan yang 3 Agus Widodo HS, RamuanLengkap BagiPramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pembina Pramuka, (Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY, 2003), hal.73. 4 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, (Yogyakarta: Citra Aji Parama, 2012), hal. 57.
  • 3. Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka mengandung unsur pendidikan dan kemudian dilanjutkan dengan materi kepramukaan. Pembina pramuka siaga atau pembina pramuka tingkat sekolah dasar hendaknya sekurang-kurangnya berusia 20 tahun, dan telah mengikuti kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (KMD), karena peranannya selain sebagai pembina juga sebagai orang tua, kakak, mitra, konsultan, motivator, dan fasilitator.5 Hal itu sesuai dengan pembina SDIT Salsabila 2 Klaseman yang pembinanya telah berusia 20 tahun dan telah mengikuti KMD, serta memiliki pengalaman teknik kepramukaan yang mumpuni. Pembina pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam pendidikan kepramukaan, secara suka rela bergiat bersama peserta didik, sebagai mitra yang peduli terhadap kebutuhan peserta didik, dengan penuh kesabaran dan memotivasi, membimbing, membantu, serta memfasilitasi kegiatan pembinaan peserta didik. Pembina pramuka sekurang-kurangnya telah mengikuti KMD dan sekurang-kurangnya berusia 20 tahun, sedangkan pembina bantu pembina pramuka sekurang-kurangnya berusia 16 tahun.6 Dalam kegiatan pramuka di sekolah dasar identik dengan dunia pramuka siaga, yaitu pramuka yang berusia 7 tahun- 10 tahun. Pengajar pramuka disebut pembina pramuka, dan biasanya disebut dengan panggilan Yanda untuk pembina pramuka putra dan Bunda untuk pembina pramuka putri. Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah ditemukan di lapangan, peserta didik di SDIT Salsabila 2 Klaseman yang mengikuti kegiatan 5 Tim Pusdiklatnas, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011), hal.36. 6 Ibid, hal.43. kepramukaan yaitu peserta didik kelas 3 hingga kelas 5. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apa saja materi dalam kegiatan kepramukaan yang mengandung nilai-nilai karakter. (2) Mengetahui bagaimana upaya pembina pramuka menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa SDIT Saslsabila 2 Klaseman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan atau kancah (field research) dengan model kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan masyarakat, lembaga- lembaga dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga pendidikan baik formal maupun non formaP Lokasi untuk penelitian ini adalah pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman. Subjek penelitiannya adalah para anggota pramuka, pembina pramuka, kepala sekolah, dan waka kesiswaan SDIT Salsabila 2 Klaseman. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN Materi Kepramukaan yang Mengandung Nilai-Nilai Karakter Berikut ini merupakan rrtateri dalam kegiatan kepramukaan yang mengandung nilai 7 Sarjono dkk, Panduan Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2008), hal.21. Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I65
  • 4. Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah karakter sebagai a1at untuk mengembangkan nilai-nilai pendidikan: Pertama, baris-berbaris. Baris-berbaris ada1ah sa1ah satu bentuk 1atihan fisik yang diper1ukan guna menanamkan kebiasaan da1am tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Maksud dan tujuan digunakannya baris-ber- baris sebagai a1at pendididkan karakter ada1ah menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa persatuan, disiplin dan tanggung jawab.8 Pembina pramuka di SDIT Sa1sabila 2 Klaseman mengatakan bahwa ekstra kuriku1er pramuka meningkatkan kwalitas seko1ah yaitu membantu peserta didik be1ajar disiplin. Disamping itu diharapkan baris-berbaris dan upacara dapat menjadikan materi yang dapat ditekankan. Baris berbaris nampaknya juga merupakan kegiatanyang menyenangkan untuk siswa. Sesuai dengan penje1asan Tafaro Abror, siswa SDIT Sa1sabila 2 K1aseman mengatakan bahwa baris-berbaris merupakan kegiatan yang mengandung manfaat dan dapat me1atih kepekaan dan kesigapan da1am mersepon aha- aha yang diberikan o1eh pemimpin barisan. Nilai yang dikembangkan da1am kegiatan baris berbaris ada1ah disiplin, kepemimpinan, percaya diri, bertanggung jawab. Kedua, upacara. Upacara ada1ah serang- kaian tindakan atau perbuatan yang ditata da1am suatu ketentuan peraturan yang dilak- sanakan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting, seperti upacara adat, upacara pe1antikan, upacara pemberian tanda peng- hargaan, upacara peringatan, dan upacara 1ainnya.9 Upacara da1am gerakan pramuka 8 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, hal. 173. 9 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, (Jakarta: Kwartir Nasiona1 Gerakan Pramuka, 2011)hal.43. 66 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015 dise1engarakan sebagai bentuk pendidikan. Di da1am upacara terdapat beberapa peraturan yang harus ditaati dan dija1ankan o1eh se1uruh peserta upacara. Saat upacara juga terdapat bimbingan 1angsung dari pembina pramuka. Bimbingan di sini diartikan sebagai pengarahan tata urutan upacara dan pemberian sambutan dari pembina upacara. Pengarahan tata urutan upacara membiasakan pramuka untuk se1a1u besikap disiplin, teratur, dan tertib. Sedangkan sambutan dari pembina upacara akan 1ebih bermakna untuk pramuka karena mendapatkan sentuhan kata-kata pengarahan dari pembina upacara yang menggugah semangat dan jiwa peserta upacara. Dasar hukum upacara da1am gerakan pramuka diatur menurut Keputusan Kwartir Nasiona1 nomor 178 Tahun 1979 yaitu tentang petunjuk penye1enggaraan upacara da1am gerakan pramuka yang mengandung unsur-unsur pokok sebagai: (1) Bentuk barisan yang digunakan o1eh peserta didik disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik. (2) Bentuk barisan upacara pada Satuan siaga ada1ah lingkaran karena perharian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua atau pembina.10 Pramuka ada1ah sosok penting dari tercapainya pendidikan karakter. Nilai Karakter yang dikembangkan da1am kegiatan upacara gerakan pramuka ada1ah Semangat kebangsaan dan cinta tanah air, disipin, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dapat memimpin dan dipimpin, membangun ketertiban da1am hidup, be1ajar dipimpin dan memimpin, dilakukan da1am suasana khidmat. Ketiga, permainan. Membina Pramuka Siaga berarti menda1ami dunia siaga, dunia anak yang per1u diterjuni baik secara psikis maupun pendekatan 1ainnya. Untuk itu, 10 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, hal. 178.
  • 5. Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka perlu dikenal dasar kodrati dan didaktis, pertumbuhan dan perkembangannya dalam rangka memantu anak memperoleh per- kembangan sumber daya manusia yang optimal. Dengan demikian selayaknya hubungan yang terjadi antara peserta didik dan pembinanya adalah hubungan kemitraan yang bersifat edukatif.11 Oleh karena itu dalam kegiatan kepramukaan juga terdapat per- mainan-permainan yang menyenangkan serta mengandung nilai pendidikandan agar kegiatan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Seorang pembina pramuka harus kreatifdalam memberikan permainan, didalamnya tidak hanya kegiatan yang membuat peserta didik tertarik dan antusias, tetapi mengandung nilai karakter untuk ditanamkan kepada peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam permainan kepramukaan adalah; (1) Permainan harus mengandung unsur kesehatan baikjasmani maupun rohani. (2) Mengandung unsur kebahagiaan. (3) Mengandung unsur tolong-menolong, kerj a sama, menghargai orang lain, berani berkorban untuk orang lain. (4) Mengandung unsur yang bermanfaat. (5) Harus tetap dapat mengembangkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik. (6) Senantiasa menarik, aman, dan nyaman. (7) Permainan yang bersifat kom- petitif akan lebih baik.12 Nilai yang dikembangakan dalam per- mainan pada kegiatan kepramukaan dapat disesuaikan oleh pembina pramuka sesuai dengan kebutuhan siswa. Misalnya dilakukan oleh pembina pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman yang memberikan permainan "Tanggap Bencana". Pada permainan tersebut 11 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, hal. 190. 12 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka, ha1.43. pembina memberikan suatu permasalahan beneana alam. Peserta didik dibagi menjadi beberapa tokoh. Pembina memberikan sebuah permasalahan dalam permainan tersebut, dan kemudian peserta didik diberikan tugas melakukan apa saja saat terjadinya bencana alam tersebut. Setelah permainan tersebut berakhir maka peserta didik dan pembina mengulas bersama serta berdiskusi mengambil ibrah dari kejadian-kejadian yang baru saja dialaminya. Nilai-nilai yang dikembangkan dapat diulas bersama dan diselingi dengan memberikan nasehat-nasehat kepada peserta didik. Keempat, pertemuan. Pertemuan peserta didik atau forum peserta didik adalah suatu wadah yang digunakan untuk kegiatan ber- sama oleh pramuka demi tercapainya tujuan pendidikan gerakan pramuka. Maksud dari pertemuan adalah memberi kegiatan yang bernilai pendidikan dengan cara yang ber- variasi, menarik, menggembirakan, tidak membosankan sehingga para pramuka mampu berswadaya, mampu memenuhi hidupnya dan mampu membentuk keluarga, mayarakat sekitar untuk mencapai kesejah- teraan. 13 Beberapa pertemuan-pertemuan pramuka siaga adalah pesta siaga, hazar siaga, persari, dan wisata siaga. Nilai karakter yang dikembangkan adalah: (1) Mening- katkan perkembangan pribadi anak, baik sebagai pribadi maupun makhluk sosial. (2) Mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan. (3) Memelihara persatuan dan kesatuan. (4) Meningkatkan prestasi anak dibidang pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. Kelima, berkemah. Kegiatan yang dila- kukan di luar (alam terbuka) merupakan cara 13 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter dan Kepramukaan, hal. 190. Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I67
  • 6. Sedya Santosa a: Afroh Nailil Hikmah efektif pembentukan watak peserta didik. Dengan berkemah peserta didik bisa belajar untuk menghargai kesederhanaan, menghindari pola hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan adalah: (1) Membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik sebagai individu. (2) Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. (3) Toleransi, disiplin, kreatif, mandiri. (4) Cinta tanah air, bersahabat, peduli lingkungan. (5) Peduli sosial, bertanggungjawab, bekerja sama, dan bergotong royong. (6) Menjadi salah satu wadah untuk melakukan pengabdian pada masyarakat. Keenam, perjalanan lintas alam. Perjalanan lintas alam dikonsentrasikan pada survival training yang penuh dengan tantangan, diramu dengan variasi seperti membaca peta pita, menggunakan kompas, membuat peta pita perjalanan, memecahkan sandi dan bahasa isyarat, membaca tandajejak, menaksir tinggi pohon dan lebar sungai, praktek P3K, dan halang rintang.14 Pembina Pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman telah menyampaikan beberapa materi yang disebutkan di atas, dikemas semenarikmungkin dan di dalamnya dimasuk- kan nilai-nalai pendidikan, misalnya pada materi praktekP3K, membuat peta perjalanan dengan dipadukan lintas alam sekitar. Nilai- nilai pendidikan karakter yang dicapai dalam penjelajahan lintas alam adalah pengembangan nilai kepemimpinan, demokrasi, kekompakan dalam tim, kemandirian, percaya diri, ketrampilan dan ketangkasan, administrasi dan pembagian tugas, pengetahuan dan pengalaman. 14 Jana T. Anggadiredja, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. 681 AL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015 Ketujuh, SKU dan TKU. Tanda kecakapan adalah tanda bukti yang diberikan kepada pramuka yang telah menghayati dan meng- amalkan nilai-nilai Kepramukaan serta telah memiliki ketrampilan tertentu.15 Tanda kecakapan berfungsi memberikan semangat kepada anggota pramuka agar senantiasa mengamalkan nilai-nilai kepramukaan dan memiliki berbagai keterampilan. Ketrampilan tersebut dimaksudkan agar berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diamalkan dalam masyarakat. Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat yang wajib dimiliki oleh peserta didik. Tanda Kecakapan Umum (TKU) di- peroleh setelah lultis melewati ujian-ujian dan disematkan melalui upacara pelantikan. Dikatakan sebagai alat pendidikan karakter karena dalam penempuhan SKU dapat me- rangsang dan mendorong bagi para pramuka untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna untuk berusaha mencapai kemajuan dan untuk memenuhi persyaratan sebagai anggota gerakan pramuka. Dengan penempuhan SKU sesuai dengan indikator, maka peserta didik diharapkan mampu meng- amalkan keterampilan-keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, dan kemudian menjadi suatu kebiasaan. Upaya Pembina Pramuka Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Dibawah ini adalah upaya yang dilakukan pembina dan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter di SDIT Salsabila 2 Klaseman sesuai dengan sistem among, mengelola satuan, menciptakan kegiatan yang menarik, menyenagkan, dan mengandung nilai pendidikan, serta memahami peserta didik dengan kebutuhannya: 15 Supono, Panduan Praktis Buku Pramuka Siaga- Penggalang-Penegak-Pandega, hal.137.
  • 7. Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka Pertama, pengamalan kode kehormatan gerakan pramuka. Sesuai dengan surat keputusan kwartir nasional gerakan pramuka tentang anggaran rumah tangga gerakan pramuka pasal 20 tentang kode kehormatan gerakan pramuka, dikatakan bahwa kode kehormatan pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya dan ketentuan moral yang disebut Dharma. Kode kehormata pramuka ditetapkan dan disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota gerakan pramuka. Kode kehormatan pramuka untuk golongan siaga terdiri atas janji yang disebut Dwisatya dan ketentuan moral yang disebut Dwidarma. Selengkapnya berbunyi: Dwisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh : ~ Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga. ~ Setiap hari berbuat kebaikan. Dwidarma 1. Siaga itu patuh pada ayah ibundanya. 2. Siaga itu berani dan tidak putus asa Pembina pramuka mengatakan bahwa kegiatan pelaksanaan pembentukan karakter dilakukan dengan penekanan pada nasehat dan pencerminan sosok dan pemberian contoh nyata dari pembina. Kegiatan kepramukaan bukan hanya ketrampilan yang di ajarkan tetapi juga nilai, yaitu mengarah pada dwidarma dan dwisatya. Kedua, belajarsambil melakukan (learning by doing). Kegiatan pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman mengutamakan pada kegiatan praktek secara praktis pada setiap latihan pramuka. Bentuk pendidikan ketrampilan tercermin dalam berbagai pengalaman menarik dan menyenangkan, merangsang anggota pramuka selalu ingin tahu dan memacunya agar berpartisipasi aktifdalam segala kegiatan. Dalam prosesnya, SDIT Salsabila 2 Klaseman materi pramuka diberikan melalui penjelasan dari pembina, pemberian contoh, kemudian seluruh peserta didik melakukannya secara bergantian. Dengan demikian seluruh peserta terlibat aktif dalam kegiatan. Ketiga, sistem beregu (patrol system). Sistem beregu dilaksanakan agar anggota pramuka memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggung jawab serta bekerja sama dalam kerukunan. Pelaksanaan pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman, peserta didik dibentuk menjadi beberapa regu. Regu dalam pramuka siaga disebut dengan barung. Untuk membedakan antar barung diberikan nama masing-masing, nama barung berdasarkan warna. Misalnya, regu 1 barung merah, regu 2 barung biru, dan seterusnya. Dalam setiap regu terdapat satu orang pemimpin. Keempat, kegiatan di alam terbuka. Kegiatan yang menarik dan menantang di alam terbuka mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda. Pelaksanaannya berupa kegiatan yang kreatif, inovatif, dan rekreatif yang mengandung pendidikan dan mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman serta meningkatkan ketrampilan. Dalam hal ini juga disesuaikan dengan usia dan perkembangan anggota pramuka sehingga mudah diterima. Kegiatan di SDIT Salsabila 2 Klaseman lebih kepada kegiatan yang menyenangkan, karena setelah seharian berada di dalam kelas, maka pramuka dibuat semenarik mungkin dan menjadikan kegiatan yang rekreatif tetapi Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I69
  • 8. Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah juga tatap mengandung nilai-nilai pendidikan. Ekstra kurikuler pramuka di SDIT Salsabila 2 Klaseman merupakan kegiatan yang lebih sering dilakukan di luar ruangan dengan kegiatan yang menantang dan menyenangkan, misalnya seperti outbond,jelajah alam sekitar, tali-temali, dan kegiatan luar ruangan lainya. Kelima, kegiatandi alam terbuka. Kegiatan di alam terbuka bertujuan menanamkan kepada anggota pramuka bahwa menjaga lingkungan adalah hal yang utama saat dilakukannaya kegiatan alam dan yang selaras lainnya. Selain itujuga memberikan rasa saling membutuhkan antar makhluk ciptaan Tuhan agar selalu menjaga kelestarian alam untuk masa depan generasi berikutnya. Pada hasil wawancara dengan pembina pramuka SDIT Salsabila 2 Klasemanjuga mengatakan salah satu kegiatan yang diminati peserta didik adalah outbond, yang biasanya dilakukan di lingkungan sekitar. Keenam, kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan. Anggota dewasa bertanggung jawab atas pelaksanaan yang dilakukan oleh anggota muda, selanjutnya anggota muda mendapatkan binaan dan bimbingan dari anggota dewasa. dalam hal ini anggota dewasa adalah pembina pramuka dan anggota muda adalah peserta didik anggota pramuka siaga. Pembinapramuka di pangkalan SDIT Salsabila 2 Klaseman tidak hanya menjadi pelatih dalam latihan ketrampilan kepramukaan, tetapi juga menjadi seorang kakak yang melindungi dan mendampingi, serta menjadi motivator untuk meningkatkan kualitas diri untuk maju. Ketujuh, sistem satuanterpisah untukputra dan putri. Sistem satuan terpisah untuk putra dan putri diartikan sebagai Satuan Pramuka putri dibina oleh pembina putri dan Satuan Pramuka putra dibina oleh pembina putra. Selain itujugajikakegiatandilaksanakandalam 70 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015 bentuk perkemahan, harus memiliki lokasi yang terpisah antara peserta pramuka putri dan peserta pramuka putra. Perkemahan putri dipimpin oleh pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh pembina putra. Pembina SDIT Salsabila 2 Klaseman terdiri dari dua pembina, yaitu M. Danu Wiyoto sebagai pembina putra dan Zulfa Sayyidah Baroah sebagai pembina putri. Kedelapan, sistem among. Salah satu metode yang digunakan dalam sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan pramuka. Sistem among adalah hasil pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, bapak pendidkan dan pendiri pendidikan Taman Siswa. Kata among berarti mengasuh atau menjaga, dan orang yang melakukannya disebut pamong. Sistem among sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani", yang mempunyai arti di depan memberi teladan, di tengah ikut membangun atau melakukan, dan dibelakang memberi doronganlbantuan ke arah kemandirian.16 Dalam kegiatan kepramukaan sistim among merupakan pondasi yang harus dipegang oleh seorang pembina pramuka. Dalam berinteraksi dengan peserta didik, pembina tidak pernah terlepas dari prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistim among. Pembina pramuka harus mampu menempatkan diri dimana dia berada, dimana saat dibutuhkan sebagai ternan, sebagai patner, atau sebagai pengajar. Pramuka SDIT Salsabila adalah pramuka siaga, dan pembina Pramuka Berusaha masuk kedalam dunia siaga, seperti yang 16 Andri Bob Sunardi, Bayman Latihan Ragam Latihan Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda, 201 0), hal. 62.
  • 9. Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka telah disampaikan oleh waka kesiswaan bahwasannya para siswa telah memiliki kedekatan yang cukup baik dengan pembina pramuka. Pembina mampu mengendalikan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Mampu menjadi contoh untuk peserta didik. Misalnya seperti, memberikan sanksi kepada siswa yang telambat, atau memberikan sanksi kepada peserta didik yang tidak menggunakan seragam lengkap. Akan tetapi sanksi yang diberikan merupakan sangsi yang mengandung nilai pendidikan. Selain itu juga memberikan reward kepada peserta didik yang berprestasi, memberikan semangat dan dorongan kepada peserta yang kurang bersemangat dalam mengikuti latihan rutin setiap hari jum'at. Kesembilan, rekreasi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. Rekreasi tidak hanya sekedar berkunjung pada suatu tempat yang indah atau unik, tapi dalam kegiatan ini perlu dikembangkan cara-cara menulis laporan singkat, tentang apa yang disaksikan kemudian dij adikan bahan diskusi. Demikian pula dengan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, yaitu salah satunya dengan kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan di SDIT Salsabila 2 Klaseman dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah disesuaikan dengan kegiatan ekstra kurikuler yang lainnya. Dilaksanakan setiap hari Jum'at selama 90 menit, sesuai dengan penjelasan Danu Wiyoto selaku pembina putra, beliau mengatakan bahwa kegiatan latihan dilaksanakan setiap minggu pada harijum'at, selama satujam, mulai dari pukull3.30 sampai 15.00. Kegiatan dimulai dengan berdoa, lalu cek kesiapan peserta dari kerapian dan secaramentallalu dimulai dengan permainan, sebagai opening. Materi yang sudah diajarkan tali temali dan peduli sosial bencana. Manfaat dari permainan tanggap bencana yaitu peduli lingkungan dan peduli sesama. Dalam permainan ini semua peserta didik menjadi tokoh utama. Beberapa kegiatanyangpemah diikuti oleh SDIT Salsabila 2 Klaseman yaitu pesta siaga, dan AKPIN UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, kegiatan perlombaan dan kegiatan pertemuan dengan anggota pramuka dari sekolah lainjuga memberikan kegiatan yang bermanfaat kepada siswa SDIT Salsabila 2 Klaseman, memberikan pengalaman untuk tampil di depan umum dan memberikan kesempatan untuk berprestasi dibidang ketrampilan kepramukaan maupun non kepramukaan. KESIMPULAN Materi yang disampaikan pada pendidikan kepramukaan di SDIT Salsabila 2 Klaseman disesuaikan dengan Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang di dalamnya merupakan penjabaran dari kode kehormatan gerakan pramuka. Kode kehormatan Gerakan Pramuka telah disesuaikan dengan tingkatan masing-masing, untuk pramuka siaga adalah Dwisatya dan Dwidarma. Adapun beberapa materi yang telah disampaikan oleh pembina pramuka SDIT Salsabila 2 Klaseman selama masa penelitian, yaitu baris-berbaris, upacara, permainan, pertemuan, berkemah, perjalanan Lintas Alam, SKU (Syarat Kecakapan Umum) dan TKU (Tanda Kecakapan Umum). Upaya yang dilakukan pembina dan sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter di SDIT Salsabila 2 Klaseman, yaitu: (1) Pengamalan kode kehormatan gerakan pramuka. Kode kehormatan pramuka untuk golongan siaga terdiri atas janji yang disebut Dwisatya dan ketentuan moral yang disebut Dwidarma. (2) Belajar sambil melakukan (learning by doing). (3) Sistem beregu (patrol system). (4) Kegiatan di alam terbuka. (5) Kegiatan di alam terbuka. (6) Kemitraan Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I71
  • 10. Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan. (7) Sistem satuan terpisah untuk putra dan putri. (8) Sistem among. (9) Rekreasi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang positif. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma'aruf. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Anggadiredja, Jana T.. 2013. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Azwar, Azrul. 2009. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. SK Kwarnas No. 203 Th. 2009. Azwar, Azrul. 2009. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. SKKwarnas No. 203 Th. 2009. Dibba, Eva Farrah. 2005. Aspek-Aspek PendidikanAgama Islam Dalam Kegiatan Pramuka di Madrasah Aliyah Mu'Allimaat muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Anggoro, Risma Tri. 2011. Upaya Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Bagi Anggota Pramuka Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngemplak Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Arruz Media. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: A1fabeta. Maryati, Siska. 2011. Peranan Kegiatan Ekstra Kuliku1er untuk Meningkatkan Prestasi Siswa dalam Bidang Pengembangan Diri di MAN Wonokromo Bantul. Skripsi. 72 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015 Yogyakarta: mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga. Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muhit, Muhammad Abdul. 2011. Nilai pendidikan Islam Berbasis Budaya Jawa. Skripsi. FakultasYogyakarta: Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga. Sahlan, Asmaun & Prasetyo, Angga Teguh. 2012. Desain Pembinabelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Arruz Media. Sarjono dkk. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Sari, Nur Endah Puspita. 2007. Nilai-Nilai PendidikanAgama Islam Dalam Kegiatan Ekstra kurikuler Pramuka di MAN Sabdodadi Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. SDIT Salsabila, Profit Sekolah. Diakses 11 Juni 2013 jam 18.22, http:// sditsalsabilaKlaseman.sch.id/profil/ Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatifdan R & D. Bandung: Alfabeta. Sumkadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunardi, Andri Bob. 2010. Bayman Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa Muda. Sunyoto. 2011. Pendidikan karakter dalam PrespektifTeori dan Praktik. Yogyakarta: UNYPress. Supono. 2012. Panduan Praktis Buku Pramuka Siaga-Penggalang-Penegak-Pandega. Yogyakarta: Pustaka Mahardika Tim Penelitian program DPP Bakat Minat dan Ketrampilan Fakultas Tarbiyah
  • 11. Upaya Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Pramuka dan Keguruan UIN Sunan Kalij aga Yogyakarta. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Aura Pustaka. Tim Pusdiklatnas. 2011. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana. Widodo HS, Agus. 2003. Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pembina Pramuka. Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter dan Kepramukaan. Yogyakarta: Citra Aji Parama. Undang-Undang Tahun 2010 Nomor 12 Tentang Gerakan Pramuka. Volume 7 Nomor 1, Juni 2015, AL-BIDAYAH I73
  • 12. Sedya Santosa & Afroh Nailil Hikmah 74 IAL-BIDAYAH, Volume 7 Nomor 1, Juni 2015